Pertemuan 12 pjk

19
5/5/2015 Meiriska Meiriska Bea meterai Perpajakan I Perpajakan I

Transcript of Pertemuan 12 pjk

5/5/2015Meiriska Meiriska

Bea meterai

Perpajakan I

Perpajakan I

Dasar hukum dan sejarah

5/5/2015Meiriska

2

Dasar Hukum UU Nomor 13 Tahun 1985Sejarah Aturan Bea Meterai tahun 1921 menjadi dasar hukum pemungutan bea meteraiIndonesia sampai dengan akhir tahun 1985 sebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan UU No 2 prp tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 121)yang telah ditetapkan menjadi UU No 7 tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969Nomor 38) Pemeteraian menurut aturan bea meterai terdiri dari : Bea Meterai Umum Bea meterai berdasarkan ukuran luas kertas Bea meterai tetap Bea meterai sebanding Tarif ada tiga macam : Tarif tetap, Tarif menurut luas, Tarif sebanding denganperincian yang sangat luas, banyak dan pelaksanaan yang rumit. Untuk memudahkan dan menyederhanakan peraturan bea meterai yang dirasakansangat rumit, maka pemerintah mengolah dan menyusun peraturan baru yang dituangkandalam bentuk Undang-Undang.

Aturan uu bea meterai

5/5/2015Meiriska

3

Pelunasan bea meterai cukup dilakukan dengan menggunakan meterai tempel

dan kertas meterai, sehingga masyarakat tidak perlu lagi datang ke Kantor

Dirjen Pajak untuk memperoleh SKUM (Surat Kuasa Untuk Menyetor)

Tidak ada lagi bea meterai menurut luas kertas dan bea meterai sebanding,

hanya ada satu jenis bea meterai, yaitu bea meterai tetap, dengan tarif Rp 500

dan Rp 1.000 saja sebelum diubah menjadi Rp 3.000 dan Rp 6.000

Pengenaan bea meterai hanya dibatasi pada dokumen-dokumen yang disebut

dalam UU Bea Meterai

Untuk melunasi bea meterai yang tidak atau kurang dibayar berserta dendanya

(jika ada) dapat dilakukan dengan cara pemeteraian kemudian.

Pengertian (pasal 1)

5/5/2015Meiriska

4

Pasal 1Dengan nama bea meterai dikenakan pajak atas dokumen yang disebut dalamUndang – Undang ini.

Pengertian (pasal 2)a. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan

maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan ataupihak-pihak yang berkepentingan.

b. Benda Meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkanoleh Pemerintah Republik Indonesia

c. Tanda Tangan adalah sebagaimana lazimnya yang dipergunakan termasukpula paraf, teraan atau cap tandatangan atau cap paraf teraan, cap nama atautanda lainnya sebagai pengganti tandatangan.

d. Pemeteraian kemudian adalah suatu cara pelunasan bea meterai yangdilakukan oleh Pejabat Pos atau permintaan pemegang dokumen yang BeaMeterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya.

e. Pejabat Pos adalah pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang diserahitugas melayani permintaan pemeteraian kemudian.

Objek

5/5/2015Meiriska

5

Objek Bea Meterai adalah dokumen

Yang menjadi objek bea meterai bukan perbuatan hukumnya

(seperti perjanjian jual beli, perjanjian sewa menyewa, penerimaan

uang, pemborongan pekerjaan) melainkan dokumen yang dibuat

untuk perbuatan hukum tersebut , seperti akta jual beli, perjanjian

sewa menyewa, kontrak pekerjaan, kuitansi, dll.

Dokumen yang dikenakan bea meterai (pasal 2)

5/5/2015Meiriska

6

1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagaialat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata.2. Akta-akta notaris termasuk salinannya3. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkap-rangkapnya.4. Surat yang memuat jumlah uang, yaitu; Yang menyebutkan penerimaan uang; Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank; Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank Yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi ataudiperhitungkan. Cek atau bilyet giro tanpa batas pengenaan besarnya nilai nominal4. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep , atau efek dengan nama dan dalam bentukapapun5. Sekumpulan Efek dalam nama dan bentuk apapun yang tercantum dalam surat kolektif6. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya jikadigunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, selain dari maksud semula.

Dokumen yang tidak dikenakan bea meterai (pasal 4)

5/5/2015Meiriska

7

1. Dokumen yang berupa : surat penyimpanan barang; konosemen; surat angkutan penumpang dan barang; keterangan pemindahan yang dituliskan di atas surat penyimpanan barang, konosemen, dan

surat angkutan penumpang dan barang bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang; surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim; surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat tersebut di atas2. Segala bentuk Ijazah;3. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada

kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkanpembayaran itu;

4. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan bank;5. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;6. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh

bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut;7. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian;8. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun

Subjek bea meterai (pasal 6)

5/5/2015Meiriska

8

Yang wajib melunasi bea meterai adalah pihak yang menerima atau pihak yang

mendapatkan manfaat dari dokumen, kecuali jika pihak-pihak yang bersangkutan

menentukan lain, seperti :

1. Dalam hal dokumen dibuat secara sepihak, misalnya kuitansi, maka bea

meterai terhutang oleh penerima kuitansi

2. Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 pihak atau lebih, misalnya surat perjanjian

dibawah tangan, maka masing-masing pihak terutang bea meterai atas

dokumen yang diterimanya.

3. Jika surat perjanjian dibuat dengan akta notaris, maka bea meterai yang

terutang baik atas dokumen asli, yang disimpan oleh notaris maupun

salinannya yang diperuntukkan bagi pihak-pihak yang bersangkutan terutang

oleh pihak-pihak yang mendapat manfaat dari dokumen tersebut

4. Jika pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain, maka bea meterai

terutang oleh pihak-pihak yang ditentukan tersebut.

Saat terutangnya bea meterai (pasal 5)

5/5/2015Meiriska

9

Saat terutangnya bea meterai mengacu kepada pembuatan dokumen, penyelesaian

dokumen, penyerahan dokumen, penandatanganan dokumen dan penggunakan dokumen,

sebagai berikut :

Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat dokumen itu diserahkan

Yang dimaksud saat dokumen itu diserahkan termasuk juga bahwa pada saat itu dokumen

tersebut diterima oleh pihak untuk siapa dokumen itu dibuat, bukan pada saat

ditandatangani, misalnya kuintansi, cek, dsb.

Dokumen yang dibuat oleh lebih dari salah satu pihak, adalah pada saat selesainya

dokumen dibuat, yang ditutup dengan pembubuhan tanda tangan dari yang bersangkutan.

Sebagai contoh surat perjanjian jual beli. Bea Meterai terhutang pada saat

ditandatanganinya perjanjian tersebut.

Dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat digunakan di Indonesia.

Dokumen yang dibuat diluar negeri, pada saat digunakan di Indonesia harus telah

dilunasi bea meterai yang terutang dengan cara pemeteraian kemudian.

Dokumen yang dibuat diluat negeri tidak dikenakan bea meterai sepanjang tidak

digunakan di Indonesia.

Tarif bea meterai

5/5/2015Meiriska

10

1. Berdasarkan UU no 13 tahun 1985 Pasal 2Tarif Rp 500 dan Rp 1000

2. Berdasarkan PP No. 7 tahun 1995Tarif Rp1.000 dan Rp 2.000

3. Berdasarkan PP No. 24 tahun 2000Tarif Rp 3.000 dan Rp 6.000

Tarif bea meterai pada dasarnya dibagai dua, yaitu1. Tarif berdasarkan jenis dokumen

Dokumen yang merupakan surat yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai barangbukti di pengadilan, seperti akta notaris dan akta PPAT dikenakan tarif yang sama tanpa melihatisi dari dokumen tersebut.

2. Tarif berdasarkan jumlah nominal yang disebutkan dalam dokumen tersebut.Dokumen yang memuat jumlah uang akan dikenakan tarif bea meterai berdasarkan jumlah uangyang termuat dalam dokumen itu.

Pasal 3 UU BeaMeteraiDengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai dan besarnya bataspengenaan harga nominal yang dikenakan Bea Meterai, dapat ditiadakan, diturunkan, dinaikkansetinggi-tingginya enam kali atas dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Penerapan Tarif bea meterai

5/5/2015Meiriska

11

1. Surat yang memuat jumlah uang : Nilai nominal sampai dengan Rp 250.000 tidak dikenakan Bea Meterai Nilai Nominal lebih dari Rp 250.000 sampai dengan Rp 1.000.000, dikenakan Bea

Meterai dengan tarif Rp 3.000 Nilai nominal lebih dari Rp 1.000.000 dikenakan Bea Meterai dengan tarif Rp 6.0002. Surat perjanjian, akta notaris, akta PPAT dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan

tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian (termasuk rangkap-rangkapnya)dikenakan Bea Meterai dengan tarif Rp 6.000

3. Cek dan Bilyet Giro dari Bank dikenakan Bea Meterai dengan tarif Rp 3.000 tanpabatas pe ngenaan nilai nominal

4. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, atau efek / sekumpulan efek dengan namadan dalam bentuk apapun :

Yang mempunyai nilai nominal sampai dengan Rp 1.000.000 dikenakan Bea Meteraidengan tarif Rp 3.000

Yang mempunyai nilai nominal lebih dari Rp 1.000.000 dikenakan Bea Meteraidengan tarif RP 6.000

5. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan,dikenakan Bea Meterai dengan tarif Rp 6.000

Cara pelunasan bea meterai

5/5/2015Meiriska

12

Bea meterai atas dokumen yang terutang dilunasi denga dua cara, yaitu

dengan menggunakan benda meterai atau menggunakan cara lain yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Pada umumnya bea meterai atas dokumen dilunasi dengan benda meterai

menurut tarif yang ditentukan dalam undang-undang dan pelaturan

pemerintah.

Benda meterai yang dapat digunakan untuk melunasi bea meterai yang

terutang adalah meterai tempel dan kertas meterai.

Dengan Keputusan Menteri Keuangan dapat ditetapkan cara lain bagi

pelunasan bea meterai, misalnya membubuhkan tanda tera sebagai

pengganti benda meterai diatas dokumen dengan mesin-teraan, sesuai

dengan pelaturan perundang-undangan yang ditentukan untuk itu.

Pelunasan dengan benda meterai

Meiriska

13

Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia

(pasal 1 ayat 2 huruf b)

1. Penggunaan Meterai Tempel (pasal 7 ayat 3-6)

Meterai tempel direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas dokumen yang dikenakan Bea

Meterai.

Meterai tempel direkatkan di tempat dimana tanda tangan akan dibubuhkan.

Pembubuhan tanda tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dengan tinta atau

yang sejenis dengan itu, sehingga sebagian tanda tangan ada di atas kertas dan sebagian lagi di atas meterai

tempel.

Jika digunakan lebih dari satu meterai tempel, tanda tangan harus dibubuhkan sebagian di atas semua meterai

tempel dan sebagian di atas kertas.

2. Penggunaan Kertas Meterai (pasal 7 ayat 7 & 8)

Dengan cara menuliskan dokumen yang menjadi objek bea meterai pada kertas meterai yang ditentukan.

Tanda tangan pihak yang membuat dokumen tersebut dilakukan di atas kertas meterai, pada bagian yang sesuai

dengan dokumen yang dibuat (tidak ditentukan harus pada sisi tertentu dari kertas meterai).

Jika isi dokumen yang dikenakan bea meterai terlalu panjang untuk dimuat seluruhnya di atas kertas meterai

yang digunakan, maka untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat digunakan kertas tidak ber meterai.

Suatu dokumen yang menggunakan beberapa helai kertas (misalnya akta pendirian sebuah perseroan terbatas)

dan akta pendirian tersebut menggunakan kertas meterai, maka hanya bagian awal (helai pertama) saja yang

menggunakan meterai, kemudia helai-helai berikutnya dapat menggunakan kertas biasa tanpa meterai.

Kertas meterai yang sudah digunakan, tidak boleh digunakan lagi.

Pemeteraian dengan cara lain

5/5/2015Meiriska

14

Pemeteraian dengan cara lain dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Dengan membubuhkan tanda bea meterai lunas dengan mesin teraan meterai;

b. Dengan membubuhkan tanda bea meterai lunas dengan teknologi percetakan;

c. Dengan membubuhkan tanda bea meterai lunas dengan sistem komputerisasi

Pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan cara lain harus mendapat ijin tertulis dari Direktur Jenderal

Pajak.

Hasil pencetakan tanda Bea Meterai Lunas harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pajak;

Pembubuhan tanda Bea Meterai Lunas dengan menggunakan teknologi percetakan dilaksanakan oleh

Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dan/atau Perusahaan sekuriti

yang mendapat ijin dari Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) yang di tunjuk oleh

Bank Indonesia.

Bea Meterai yang telah dibayar atas tanda Bea Meterai Lunas yang tercetak pada dokumen yang tidak

terutang Bea Meterai ataupun yang belum digunakan untuk mencetak tanda Bea Meterai Lunas, dapat

dialihkan untuk penggunaan berikutnya.

Penerbit dokumen dengan tanda Bea Meterai Lunas yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi harus

melunasi Bea Meterai yang terutang berikut dendanya 200 % (dua ratus persen) dari Bea Meterai yang

tidak atau kurang dilunasi dengan cara menyetorkannya ke Kas Negara atau Bank Persepsi.

Bea Meterai kurang bayar atas cek, bilyet giro, dan efek yang tanda Bea Meterai Lunasnya dibubuhkan

sebelum 1 Mei 2000 harus dilunasi dengan menggunakan mesin teraan Meterai atau dengan menggunakan

meterai tempel.

denda administrasi (pasal 8)

5/5/2015Meiriska

15

Sanksi di dalam pelaksanaan bea meterai adalah berupa denda

administrasi.

Denda administrasi diberlakukan untuk dokumen yang bea

meterainya tidak dilunasi atau kurang dibayar/dilunasi

sebagaimana mestinya.

Denda administrasi dari bea meterai yang tidak atau kurang

dibayar adalah 200%.

Untuk membayar atau melunasi bea meterai yang terutang dan

dendanya dilakukan dengan cara pemeteraian kemudian yang

dilakukan di kantor pos (melalui pejabat pos yang ditunjuk)

sesuai tata cara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Pemeteraian kemudian

5/5/2015Meiriska

16

Pemeteraian kemudian adalah suatu cara pelunasan bea meterai yang dilakukanoleh pejabat pos atas permintaan pemegang dokumen yang bea meterainya belumdilunasi sebagaimana mestinya.

Pemeteraian kemudian dilakukan atas :- dokumen yang semula tidak terutang bea meterai, namun akan digunakan sebagaialat pembuktian di muka pengadilan.- dokumen yang bea meterainya yang tidak atau kurang dilunasi sebagimanamestinya.- dokumen yang dibuat diluar negeri yang akan digunakan di Indonesia.

Pemeteraian kemudian dilakukan dengan menggunakan meterai tempel atau SuratSetoran Pajak.

Besarnya bea meterai yang harus dilunasi dengan cara pemeteraian kemudianadalah sebesar bea meterai yang terhutang.

Apabila dokumen yang dibuat diluar negeri yang akan digunakan di Indonesia barudilakukan pemeteraian kemudian setelah dokumen digunakan di Indonesia, makapemegang dokumen wajib memayar jumlah meterai yang terutang ditambah dendasebesar 200%.

Daluwarsa (pasal 12)

5/5/2015Meiriska

17

Kewajiban pemenuhan bea meterai dan denda administrasi yang terutang

daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun, terhitung sejak tanggal dokumen

dibuat.

Daluwarsa lima tahun dihitung sejak tanggal dokumen dibuat, berlaku untuk

seluruh dokumen termasuk kuitansi.

UU Bea Meterai menentukan bahwa yang daluwarsa adalah kewajiban

pemenuhan bea meterai dan denda administrasi yang terutang. Hal ini berarti

apabila dokumen yang dibuat, baik sepihak maupun oleh beberapa pihak,

merupakan dokumen yang harus dikenakan bea meterai, tetapi ternyata tidak

dipenuhi oleh pihak pembuat pemegang dokumen tersebut dalam jangka lima

tahun dan tidak terjadi sengketa, maka setelah lewat lima tahun kewajiban bea

meterai atas dokumen tersebut menjadi tidak berlaku lagi.

Ketentuan pidana (pasal 13 & 14)

5/5/2015Meiriska

18

1. Pidana atas perbuatan tertentu

Barang siapa meniru atau memalsukan meterai tempel dan kertas meterai atau meniru dan

memalsukan tanda tangan yang perlu untuk mensahkan meterai.

Barang siapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan atau memasukkan

ke Negara Indonesia meterai palsu, yang dipalsukan atau yang dibuat dengan melawan hak.

Barang siapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan,

menyediakan untuk dijual atau dimasukkan ke Negara Indonesia meterai yang mereknya,

capnya, tandatangannya, tanda sahnya atau tanda waktunya mempergunakan telah

dihilangkan seolah-olah meterai itu belum dipakai dan atau menyuruh orang lain

menggunakannya dengan melawan hak

Barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahuinya digunakan

untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru memalsukan benda meterai.

Dipidana sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

2. Melaksanakan pelunasan bea meterai dengan cara lain secara sengaja tanpa seizin Menteri

Keuangan akan menimbulkan keuntungan bagi pemilik atau yang menggunakannya, dan

sebaliknya akan menimbulkan kerugian bagi negara, dipidana dengan pidana penjara selama-

lamanya 7 tahun.

Soal soal

5/5/2015Meiriska

19

Hitunglah berapa tarif Bea Meterai yang dikenakan atas dokumen berikut :1. Bea meterai untuk tanda terima (kwitansi) dengan nilai :

a. Rp 250.000 b. Rp 750.000 c. Rp 1.000.000 d. Rp 100.000.0002. Bea Meterai untuk cek/ giro bilyet dengan nilai :

a. Rp 250.000 b. Rp 1.000.000 c. Rp 500.000.000 d. Rp 1 milyar3. Bea Meterai untuk saham dengan nilai

a. Rp 500.000 b. Rp 1.000.000 c. Rp 5.000.000 d. Rp 50.000.0004. Berapakan bea meterai yang harus dibayar masing-masing pihak untuk perjanjian sewa menyewa

rumah senilai Rp 150.000.000?Apakah perlu Bea Meterai juga untuk tanda terima pembayaran? Kalau perlu, siapa yang wajibmembayarnya?

5. Berapa jumlah yang harus dilunasi apabila surat perjanjian sewa menyewa tertanggal 15 Januari2008 baru dilunasi bea meterainya pada tanggal 30 Juni 2010!

6. Saldo rekening Koran dari bank sebanyak 5 lembar/halaman dengan jumlah saldo Rp137.520.500

7. 1 lembar Surat Kuasa pengambilan uang dibank senilai Rp 10.000.000

8. Dokumen bukti pengiriman barang sebanyak 10 lembar

9. 2 lembar Wesel dengan nilai nominal Rp 5.000.000 dan Rp 50.000.000

10. Bukti Surat Setoran Pajak sebanyak 5 lembar dengan nilai nominal diatas 1 juta.

11. Ijazah sekolah 3 lembar lulus SD, SMP sampai SMA