Pertemuan-1&2 Pengantar Magnetic Coupling
-
Upload
ridwan-pradana -
Category
Documents
-
view
225 -
download
5
description
Transcript of Pertemuan-1&2 Pengantar Magnetic Coupling
1
Pengantar Mesin Listrik Lanjut
2
Deskripsi Mesin Listrik Lanjut• Mata kuliah Mesin Listrik Lanjut ini mempelajari perkembangan
mesin listrik yang kinerjanya ditinjau dari sisi pemakai, membantu para teknisi praktis dalam memahami mesin listrik lebih lanjut.
• Pada awal diulangi dasar trafo dan konsep teori untai gandeng magnit. Besaran untai listrik dihubungkan dengan gaya dan torsi yang dapat diaplikasikan pada dasar mesin.
• Selanjutnya analisis dinamis mesin listrik dengan representasi state space, linearisasi dan solusi deterministic dan pendekatan numeris akan dipelajari. Reference frame theory diperkenalkan untuk membuat model dan simulasi pada mesin sinkron dan mesin induksi dipelajari untuk mengetahui karakteristik dinamika mesin listrik.
3
Silabus
• Pengantar (1)• Dasar magnetik untuk mesin listrik (2)• Pengoperasian Kondisi ajeg :
– Transformator (1)– Motor Induksi (1)– Generator Sinkron (1)– Motor DC (1)
• Dasar matematis analisis dinamis mesin listrik (1)• Reference Frame Theory (2)• Pemodelan dan simulasi Mesin Induksi (2)• Pemodelan simulasi Mesin Sinkron (2)
4
Pendahuluan Mesin Listrik
• Kondisi Operasi :– Starting / Pengasutan / Inrush Current– Steady state /Ajeg :• Penentuan Rating• Pembebanan• Efisiensi
– Dinamik• Pengaturan• Gangguan
– Transien
5
Permasalahan yang sering dihadapi
• Pengoperasian yang aman• Perawatan Mesin :– Preventif Maintenance– Diagnostic Maintenance– Kuratif– Penggantian
6
Introduction• Principles for electrical machine analysis :
Electromechanical energy conversion is fundamental
Electromechanical torque paremater : Current and displacement of mechanical system
Derivations of equivalent circuit Concept of MMF Sinusoidally distribution of windings Derivations of windings inductance
7
Gerak Putar, Hukum Newton dan Daya
• Mesin listrik berputar pada porosnya• Besaran yang berhubungan dengan gerak putar :– Posisi Angular (θ)– Kecepatan angular (ω)– Percepatan angular (α)– Torsi (τ)– Gaya Putar (F)– Kerja (W)– Daya (P)
8
θ
Θ dalam radian atau derajat
Kecepatan angular ω = d Θ/dt , satuan radian/detik
ω kecepatan angular (rad/det)f kecepatan putar ( siklus/detik)n putaran per menit (rpm) = 60 f f = ω /2π
Percepatan angular α = d ω/dt
Besaran Putaran Mekanik
Gaya dan Kecepatan
Pada gerak linear, bila gaya F diberikan pada suatu obyek akan menyebabkan kecepatan benda berubah.
Semakin besar gaya F, perubahan kecepatan v makin besar.
Massa
F
v
• Torsi Mekanik
9
F
Torsi = 0
F
Torsi berlawanan arahjarum jam
Akibatnya silinder akan berputarBerlawanan arah jarum jam.
Silinder tidak berputar
10
• Besar Torsi Mekanik
F
r
R sin (180o-θ) = r sin θ
θ
180o-θ
Torsi , τ = jarak tegak lurus x gaya = r sin θ F, berlawanan arah jarum jam
11
• Hukum Newton Pada Benda Putar τ = α J dengan α = percepatan angular ; J = momen inersia Usaha W (Joule) pada benda putar :
Daya P (watt), benda putar :
12
Medan Magnet
• Ada 4 prinsip yang menjadi dasar bagaimana medan magnet digunakan pada trafo, motor dan generator :
1. Arus yang mengalir pada kawat akan menghasilkan medan magnet di sekitar kawat
2. Medan magnet yang berubah terhadap waktu akan menghasilkan tegangan induksi pada lilitan yang dilaluinya trafo
3. Kawat yang dialiri arus yang diletakkan pada medan magnet akan menghasilkan gaya induksi pada penghantar tersebut motor
4. Penghantar yang berputar pada medan magnet akan menghasilkan tegangan induksi generator
13
Medan Magnet
• Ada 4 prinsip yang menjadi dasar bagaimana medan magnet digunakan pada trafo, motor dan generator :
1. Arus yang mengalir pada kawat akan menghasilkan medan magnet di sekitar kawat
2. Medan magnet yang berubah terhadap waktu akan menghasilkan tegangan induksi pada lilitan yang dilaluinya trafo
3. Kawat yang dialiri arus yang diletakkan pada medan magnet akan menghasilkan gaya induksi pada penghantar tersebut motor
4. Penghantar yang berputar pada medan magnet akan menghasilkan tegangan induksi generator
14
Produksi Medan MagnetHukum Ampere :
Intensitas medan magnet, H
Rapat medan magnet, B
= μ Ni/lc
μ = permeabilitas bahanPermeabilitas relatif bahan
Bahan ferromagnetik
Total fluks pada suatu area:
Jika densitas fluks konstan :
φ = BA
15
Analogi Rangkaian Listrik dan Magnet
Tentukan induktansi belitan dan rapat fluks di gap 1.
Induktansi :
B1 adalah :
EMF
MMF
16
Penentuan Polaritas MMF
• Penentuan polaritas MMF (+ atau -) menggunakan aturan tangan kanan
17
• Tentukan fluks yang dihasilkan dalam inti ferromagnetik dengan μr=250 oleh 200 lilitan kawat yang dialiri arus 1 Amp !
18
Total fluks yang dihasilkan :
Total MMF yang dihasilkan :
Total reluktans dalam inti :
Reluktans area 2:
Reluktans area 1:
19
Tentukan intensitas fluks yang dihasilkan pada celah udara, bila diketahui μr inti 2000, banyaknya lilitan 200 dan dialiri arus 1 A.Dimensi inti stator : panjang 50 cm dan luas 12 cm2
inti rotor : panjang 5 cm dan luas 12 cm2
celah udara : lebar gap 0.05 cm dan luas gap 14 cm2
20
Reluktans Stator :
Reluktans Rotor :
Reluktans Celah udara :
Reluktans Ekuivalen:
MMF yang dihasilkan :
Fluks dalam inti : Intensitas fluks pada celah udara :
21
Bahan Ferromagnetik
Karakteristik bahan ferromagnetik dieksitasi sumber DC.
Inti dari bahan baja (steel)
22
Loop Histerisis
Bila sumber arus AC diberikan ke belitan pada inti ferromagnetik maka akan terjadi loop histerisis. Ada fenomena fluks sisa (residual flux dan coercive)
The coercivity, also called the magnetic coercivity, coercive field or coercive force, is a measure of the ability of a ferromagnetic material to withstand an external magnetic field without becoming demagnetized.
23
Magnetically Couple
• Fundamental for transformer dan electrical machine operation.• Components :
– Core (µr generally 2000-80000 ; µ steel = 2000-4000 ; µo = 4π x 10-7 H/m)
– winding/coils
Flux linking for each coil
Flux linkage
Voltage equation :
24
Linear Magnetic System• If saturation is neglected
Where reluctance :Ni = MMF
i1 in
iHdl
Ampere law :
H (A/m)
m
mmk
kk iNlH
µ= µo µr
Flux intensity
25
Flux Flux Linkage
When system is linear, flux linkage is experessed by inductance and current.
Leakage Inductance Coil 2
Magnetizing Inductance Coil 2
Finally, Flux Linkage :
26
Equivalent Circuit with coil 1 as reference Voltage equation
where
where
Equivalent T circuitUsing the substitute variable i2’, when flowing throuh coil 1 produce the same MMF as actual i2 flowing to coil 2.
27
Example• Open circuit and short circuit test of transformer
– Open circuit coil 2 : power input to coil 1 = 12 W when applied voltage 100 V 60 Hz and current 1 A.
– Short circuit test : power during test 22 W, applied voltage 30 V 60 Hz, current 1 A
• Determine parameters in T equivalent circuit, reference coil 1 ?
r1 = 12 Ω and Xl1 + Xm1 = 109,3 Ω
From Open Circuit Test
From Short Circuit Test
Z =
r2’ = 10 Ω , assume xl1=xl2’
xm = 109,3 – 10,2 = 99.1 Ω
28
T equivalent circuit
29
Non Linear Magnetic System
• Magnetic system has non linearity when saturation is occured and cause heating due to hysterisis.
ΔBΔH
µ=B
H
Non linear for dynamic transient analysis
Numerical computation
B = µHFlux density
30
Electromechanical Energy Conversion
• Energy relationship
Energy distribution :
+
E transfered E loss E stored
31
Total energy transfer to the coupling field :
E coupilng E dissipated
Energy conservation in electromechanical system:
32
Energy Balanced
33
Electric system :
Mechanical system dynamic:
Electric energy:
EE tranfs. to the coupling
EE tranfs. to the coupling
Electromechanical System
M = massK = springD = friction
34
• Energy balance
Differential form :
35
Steady State and Dynamic Condition
• Electrical system
• Steady state behaviour
• Mechanical system
Constant voltage Constant mechanical force
36
PR
• What is the diferent between magnet permanent and non permanent magnet material ?
• Chapman --> 56 : 1.2, 1.4 , 1.5, 1.6, 1.7; 1.15, 1.17,1.19
37
Electrical Motor Development
• Basic Priciples of Electrical Machine Analysis• DC Machine• Reference Frame Theory• Induction Machine• Synchronous Machine• BLDC Machine