Pengantar Deskripsi singkat : Mata kuliah Hukum Pajak memberikan pembelajaran tentang teori, falsafah, asas, dasar hukum, fungsi ,penggolongan, sistem pemungutan pajak, dan pembagian hukum pajak serta peraturan perundang-undangan perpajakan yang sedang berlaku di Indonesia (Hukum Pajak Positif) berikut teknik penguasaan Hukum Pajak Positif.

Manfaat mempelajari mata kuliah bagi mahasiswa

Mata kuliah Hukum Pajak penting untuk dipelajri mahasiswa Fakultas Hukum karena materi mata kuliah ini akan memberikan kontribusi pemahaman yang komprehensif yang akan berguna dalam menjalankan pofesi atau pekerjaan setelah menjadi Sarjana Hukum.

Tujuan Umum Mata Kuliah :

memberikan pembelajaran kepada mahasiswa tentang peranan hukum pajak dalam pembangunan dan sistem hukum Indonesia.

Peta kompetensi mata kuliah :

mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis substansi Hukum Pajak Positif dengan teori dan prinsip-prinsip hukum.

 

Tujuan Instruksional KhususSetelah menyelesaikan kuliah dengan topik ini,

diharapkan mahasiswa dapat : menjelaskan secara rinci unsur dan ciri-ciri

pajakmenjelaskan perbedaan pajak dengan

pungutan lainnya dan perbedaan pajak dari pendekatan hukum dengan Hukum Pajak secara benar;

Belajar dari masa lampau : pajak sebagai wujud kesewenang-wenangan penguasa

Pajak Jenggot : Peter the Great dari RusiaPajak Bebas dari Perbudakan (manumission

tax) : Romawi KunoPajak Hidup : Inggris pada abad 14Pajak Tidak Setuju dengan Raja : Inggris,

Oliver Cromwell membuat pajak ini pada 1655.Pajak Penghasilan Tidak Sah : Internal

Revenue Service (IRS) Amerika Pajak Perapian : 1660, InggrisPajak Garam, Natrium Klorida

DEWIKSFILE

DEWIKSFILE

DEWIKSFILE

DEWIKSFILE

DEWIKSFILE

PENGERTIAN PAJAK

► 1.LEROY BEULIEU1.LEROY BEULIEU► ““PAJAK ADALAH PAJAK ADALAH

BANTUAN, BAIK SECARA BANTUAN, BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN LANGSUNG MAUPUN TIDAK YANG DIPAKSAKAN TIDAK YANG DIPAKSAKAN OLEH KEKUASAAN PUBLIK OLEH KEKUASAAN PUBLIK DARI PENDUDUK ATAU DARI PENDUDUK ATAU DARI BARANG, UNTUK DARI BARANG, UNTUK MENUTUP BELANJA MENUTUP BELANJA PEMERINTAH” PEMERINTAH”

2. DEUTSCHE REICHS 2. DEUTSCHE REICHS ABGABEN ORDNUNG (R.A.O. ABGABEN ORDNUNG (R.A.O. 1919)1919)

““PAJAK ADALAH BANTUAN PAJAK ADALAH BANTUAN UANG SECARA INSIDENTIL UANG SECARA INSIDENTIL ATAU SECARA PERIODIK ATAU SECARA PERIODIK (DENGAN TIDAK ADA (DENGAN TIDAK ADA KONTRA PRESTASINYA), KONTRA PRESTASINYA), YANG DIPUNGUT OLEH YANG DIPUNGUT OLEH BADAN YANG BERSIFAT BADAN YANG BERSIFAT UMUM (=NEGARA), UNTUK UMUM (=NEGARA), UNTUK MEMPEROLEH MEMPEROLEH PENDAPATAN, DIMANA PENDAPATAN, DIMANA TERJADI SUATU TERJADI SUATU ‘TATBESTAND’ (=SASARAN ‘TATBESTAND’ (=SASARAN PEMAJAKAN), YANG KARENA PEMAJAKAN), YANG KARENA UNDANG-UNDANG TELAH UNDANG-UNDANG TELAH MENIMBULKAN HUTANG MENIMBULKAN HUTANG PAJAK”PAJAK”

DEWIKSFILE

3. MR. DR.N.J. 3. MR. DR.N.J. FELDMANN (LEYDEN, FELDMANN (LEYDEN, 1949)1949)

““PAJAK ADALAH PAJAK ADALAH PRESTASI YANG PRESTASI YANG DIPAKSAKAN SEPIHAK DIPAKSAKAN SEPIHAK OLEH DAN TERHUTANG OLEH DAN TERHUTANG KEPADA PENGUASA KEPADA PENGUASA (MENURUT NORMA-(MENURUT NORMA-NORMA YANG NORMA YANG DITETAPKANNYA DITETAPKANNYA SECARA UMUM), TANPA SECARA UMUM), TANPA ADANYA KONTRA- ADANYA KONTRA- PRESTASI, DAN PRESTASI, DAN SEMATA-MATA SEMATA-MATA DIGUNAKAN UNTUK DIGUNAKAN UNTUK MENUTUP MENUTUP PENGELUARAN UMUM”PENGELUARAN UMUM”

4. PROF.DR.M.J.H 4. PROF.DR.M.J.H SMEETS (1951)SMEETS (1951)

““PAJAK ADALAH PAJAK ADALAH PRESTASI KEPADA PRESTASI KEPADA PEMERINTAH YANG PEMERINTAH YANG TERUTANG MELALUI TERUTANG MELALUI NORMA-NORMA UMUM, NORMA-NORMA UMUM, DAN YANG DAPAT DAN YANG DAPAT DIPAKSAKANNYA, DIPAKSAKANNYA, TANPA ADANYA TANPA ADANYA KONTRA-PRESTASI KONTRA-PRESTASI YANG DAPAT YANG DAPAT DITUNJUKKAN DALAM DITUNJUKKAN DALAM HAL YANG INDIVIDUAL ; HAL YANG INDIVIDUAL ; MAKSUDNYA ADALAH MAKSUDNYA ADALAH UNTUK MEMBIAYAI UNTUK MEMBIAYAI PENGELUARAN PENGELUARAN PEMERINTAHPEMERINTAH””

DEWIKSFILE

5. DR. SOEPARMAN 5. DR. SOEPARMAN SOEMAHAMIDJAJASOEMAHAMIDJAJA

(DISERTASI : PAJAK (DISERTASI : PAJAK BERDASARKAN AZAS GOTONG-BERDASARKAN AZAS GOTONG-ROYONG, UNPAD- 1964)ROYONG, UNPAD- 1964)

““PAJAK ADALAH IURAN WAJIB, PAJAK ADALAH IURAN WAJIB, BERUPA UANG ATAU BARANG, BERUPA UANG ATAU BARANG, YANG DIPUNGUT OLEH YANG DIPUNGUT OLEH PENGUASA BERDASARKAN PENGUASA BERDASARKAN NORMA-NORMA HUKUM, GUNA NORMA-NORMA HUKUM, GUNA MENUTUP BIAYA PRODUKSI MENUTUP BIAYA PRODUKSI BARANG-BARANG DAN JASA-JASA BARANG-BARANG DAN JASA-JASA KOLEKTIFDALAM MENCAPAI KOLEKTIFDALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN UMUM”KESEJAHTERAAN UMUM”

6. PROF. DR. ROCHMAT 6. PROF. DR. ROCHMAT SOEMITRO, SH.SOEMITRO, SH.

PAJAK DITINJAU DARI SEGI PAJAK DITINJAU DARI SEGI HUKUM :HUKUM :

““PAJAK ADALAH PERIKATAN YANG PAJAK ADALAH PERIKATAN YANG TIMBUL KARENAUNDANG-TIMBUL KARENAUNDANG-UNDANG YANG MEWAJIBKAN UNDANG YANG MEWAJIBKAN SESEORANG YANG MEMENUHI SESEORANG YANG MEMENUHI SYARAT-SYARAT YANG SYARAT-SYARAT YANG DITENTUKAN UNDANG-UNDANG DITENTUKAN UNDANG-UNDANG YANG MEWAJIBKAN SESEORANG YANG MEWAJIBKAN SESEORANG YANG MEMENUHI SYARAT-YANG MEMENUHI SYARAT-SYARAT YANG DITENTUKAN SYARAT YANG DITENTUKAN UNDANG-UNDANG (TATBESTAND) UNDANG-UNDANG (TATBESTAND) UNTUK MEMBAYAR SEJUMLAH UNTUK MEMBAYAR SEJUMLAH UANG KEPADA (KAS) NEGARA UANG KEPADA (KAS) NEGARA YANG DAPAT DIPAKSAKAN, TANPA YANG DAPAT DIPAKSAKAN, TANPA MENDAPATKAN SUATU IMBALAN MENDAPATKAN SUATU IMBALAN YANG SECARA LANGSUNG DAPAT YANG SECARA LANGSUNG DAPAT DITUNJUK, DITUNJUK, YANG DIGUNAKAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI UNTUK MEMBIAYAI PENGELUARAN-PENGELUARAN PENGELUARAN-PENGELUARAN NEGARA (RUTIN DAN NEGARA (RUTIN DAN PEMBANGUNAN) DAN YANG PEMBANGUNAN) DAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT (PENDORONG-PENGHAMBAT) (PENDORONG-PENGHAMBAT) UNTUK MENCAPAI TUJUAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN DILUAR BIDANG KEUANGAN.DILUAR BIDANG KEUANGAN.

(PENGANTAR SINGKAT HUKUM (PENGANTAR SINGKAT HUKUM PAJAK, 1987)PAJAK, 1987)

DEWIKSFILE

DEWIKSFILE

DEWIKSFILE

DEFINISIDEFINISI

HUKUM PAJAK ADALAH KESELURUHAN HUKUM PAJAK ADALAH KESELURUHAN PERATURAN YANG MELIPUTI WEWENANG PERATURAN YANG MELIPUTI WEWENANG PEMERINTAH UNTUK MENGAMBIL PEMERINTAH UNTUK MENGAMBIL KEKAYAAN SESEORANG DAN KEKAYAAN SESEORANG DAN MENYERAHKANNYA KEMBALI KEPADA MENYERAHKANNYA KEMBALI KEPADA MASYARAKAT DENGAN MELALUI KAS MASYARAKAT DENGAN MELALUI KAS NEGARA, SEHINGGA IA MERUPAKAN NEGARA, SEHINGGA IA MERUPAKAN BAGIAN DARI HUKUM PUBLIK, YANG BAGIAN DARI HUKUM PUBLIK, YANG MENGATUR HUBUNGAN HUKUM ANTARA MENGATUR HUBUNGAN HUKUM ANTARA NEGARA DENGAN ORANG ATAU BADAN NEGARA DENGAN ORANG ATAU BADAN HUKUM YANG BERKEWAJIBAN MEMBAYAR HUKUM YANG BERKEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK.PAJAK.

DEWIKSFILE

Daftar Pustaka Rochmat Soemitro , Asas dan Dasar Perpajakan, jilid II dan III,

ERESCO, Bandung,1987-------------------------, Pengantar Singkat Hukum

Pajak,ERESCO,Bandung,1987-------------------------, Pajak ditinjau dari segi Hukum, ERESCO,

Bandung,1989-------------------------, Asas hukum Perpajakan, Binacipta, bandung,1991Rochmat Soemitro, Dewi Kania Sugiharti, Asas dan Dasar Perpjakan,

Jilid I, edisi revisi , Refika Adithama, Bandung 2000..Santoso Brotodiharjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, ERESCO,

Bandung,1984.