Pertemuan 1 dan 2 dan latihan kelas 11 (minggu ke 2).pdfDela: enggak, gue baik-baik aja, sudahlah...

20
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Materi : Drama Tujuan : 1. Memahami struktur drama 2. Unsur-unsur drama 3. Menelaah-bagian-bagian drama 4. Menganalisis isi naskah drama 5. Menganalisis kebahasaan dalam naskah drama 6. Memahami teknik dan langkah pementasan drama 7. Mengkonversi cerita rakyat ke dalam bentuk naskah drama 8. Mendemonstrasikan drama Uaraian Materi Pertemuan 1 dan 2 I. Pengertian Drama Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan atau mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui dialog. Didalam sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur yang membangun sebuah karya sastra terdapat di dalamnya. II. Struktur Drama Berikut merupakan 3 struktur drama 1. Prolog (adegan pembukaan). 2. Dialog (percakapan). 3. Epilog (adegan akhir atau penutup). III. Jenis Drama Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi delapan (8) jenis, diantaranya sebagai berikut

Transcript of Pertemuan 1 dan 2 dan latihan kelas 11 (minggu ke 2).pdfDela: enggak, gue baik-baik aja, sudahlah...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Materi : Drama

Tujuan :

1. Memahami struktur drama

2. Unsur-unsur drama

3. Menelaah-bagian-bagian drama

4. Menganalisis isi naskah drama

5. Menganalisis kebahasaan dalam naskah drama

6. Memahami teknik dan langkah pementasan drama

7. Mengkonversi cerita rakyat ke dalam bentuk naskah drama

8. Mendemonstrasikan drama

Uaraian Materi

Pertemuan 1 dan 2

I. Pengertian Drama

Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan atau

mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui dialog. Didalam

sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur yang membangun sebuah karya sastra

terdapat di dalamnya.

II. Struktur Drama

Berikut merupakan 3 struktur drama

1. Prolog (adegan pembukaan).

2. Dialog (percakapan).

3. Epilog (adegan akhir atau penutup).

III. Jenis Drama

Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi delapan (8)

jenis, diantaranya sebagai berikut

1. Tragedi merupakan sebuah drama yang penuh dengan kesedihan

2. Komedi merupakan sebuah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.

3. Tragekomedi merupakan sebuah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.

4. Opera merupakan sebuah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.

5. Melodrama merupakan sebuah drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.

6. Farce merupakan sebuah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.

7. Tablo merupakan sebuah jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak

mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.

8. Sendratari merupakan sebuah gabungan antara seni drama dan seni tari.

Dengan berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama tersebut dibagi diantaranya:

1. Drama Panggung merupakan sebuah drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.

2. Drama Radio merupakan sebuah drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa

didengarkan oleh penikmat.

3. Drama Televisi merupakan sebuah hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi

tak dapat diraba.

4. Drama Film merupakan sebuah drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di

bioskop.

5. Drama Wayang merupakan sebuah drama yang diiringi pegelaran wayang.

6. Drama Boneka merupakan sebuah para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh

beberapa orang.

Jenis drama selanjutnya adalah dengan berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian

jenis drama berdasarkan naskah drama ini, antara lain:

1. Drama Tradisional merupakan sebuah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.

2. Drama Modern merupakan sebuah tontonan drama menggunakan naskah.

IV. Struktur Drama

Berikut merupakan 3 struktur drama:

1. Prolog (adegan pembukaan) 2. Dialog (percakapan)

3. Epilog (adegan akhir atau penutup)

Ciri-Ciri Drama

Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:

1. Harus ada konfliks

2. Harus ada aksi

3. Harus dilakonkan

4. Tiada ulangan dalam satu masa

Soal

Perhatikan naskah drama berikut!

Air Mata Haru

Saat pagi buta ada seorang suami istri yang berjalan menuju Masjid, mereka

berjalan penuh kebahagiaan untuk menjalankan sholat Subuh.

Suami: Bu, kita ketemu lagi sehabis sholat di sini ya.

Istri: iya Yah (istri tersenyum dengan hangat pada suaminya begitu juga

sebaliknya).

Masuklah mereka ke dalam Masjid dan keluar lagi saat selesai sholat. Saat itu

sang istri yang terlebih dahulu selesai, ia kebingungan mencari sendalnya yang

menghilang.

Suami: kenapa bu?

Istri: sendal ibu enggak kelihatan lagi ama saya.

Suami: ya sudah Bu, mungkin saatnya mata ibu harus operasi katarak biar bisa

tetap dapat melihat walapun kondisi kurang terang.

Istri: iya Yah, tapi ibu berarti harus pulang dengan jalan tanpa alas kaki.

Ayah: sini Bu biar ayah gendong.

Istri: jangan Yah, ibu berat.

Ayah: ayo cepat, kalau kita kelamaan keburu anak-anak bangun.

Akhirnya sang istri mau digendong suaminya. Air mata sang istri jatuh menetes

ke punggung suaminya karena terharu dengan ke baikan dan romantis dari

suaminya.

Ayah: jangan jadikan perbuatan Ayah menjadi alasan air mata Ibu jatuh, Ayah

hanya ingin melihat Ibu bahagia.

Ibu: saat ini Ibu sangat bahagia, memiliki suami seperti Ayah.

Ayah: terus rawat aku dan anak-anak ya Bu sampai kita tua.

Ibu: iya Yah, Ayah juga jangan lelah menjaga dan menasihati Ibu dan anak-

anak.

Diakses dari https://www.romadecade.org/contoh-teks-drama/#! Dengan perubahan, 15 Maret 2020

Amplop untuk Dela

Dela, Riza, Rifwan dan Lia sedang serius menyaksikan Satia yang sedang

bertanding. Mereka memang tidak satu SMA namun akrab karena dulu satu

SMP. Sehingga terlihat jelas kompak dan mereka saling mendukung sahabatnya

seperti contohnya hari ini.

Namun tidak tahu kenapa seperti ada yang aneh dengan Dela hari ini, dia hanya

diam dan tentu saja Lia menyadari itu.

Lia: elo kenapa Del? Dari tadi diam aja enggak ada semangatnya.

Riza: iya juga ya, biasanya kalau Satia tanding Dela yang paling heboh teriak.

Rifwan: elo sakit Del?

Dela: enggak, gue baik-baik aja, sudahlah gue ke kamar mandi dulu.

Dela melangkah pergi.

Rifwan: iya aneh, kalau enggak aneh enggak mungkin Dela ke kamar mandi

sendirian, dia kan penakut pasti minta antar Lia.

Riza sedang asik mengorek isi tas Dela yang memang tidak dibawa Dela,

setelah menemukan smartphone nya Riza mendekat ke pada dua sahabatnya

yang sedang kebingungan.

Rifwan: jiwa maling dia hebat banget.

Riza: ini namanya jiwa persahabatan.

Dela: di mana hobinya membobol hp orang mulu.

Riza: salah kalian sendiri, buat Pasword gampang diingat.

Mereka membaca isi chat Dela dan benar saja ternyata Dela sedang ada masalah

karena keluarganya sedang kesusahan jadi Dela sudah menunggak uang komite

sekolah.

Rifwan memberi tahu Satia yang baru selesai tanding dan kebingungan melihat

sahabatnya bertingkah aneh. Setelah selesai bercerita akhirnya mereka

menemukan solusinya.

Pertandingan selesai dengan Satia sebagai pemenang, dia menerima hadiah

sebesar 5 juta. Untuk membuat masalah Dela terselesaikan tanpa Dela curiga

akhirnya Satia memberikan ke empat temannya amplop.

Satia: gue kan menang, entah kenapa jiwa kaya raya gue menjerit mau obral

amplop ke kalian.

Rizal: jiwa miskin gue berteriak histeris.

Satia: tapi Cuma satu amplop yang isi uang, sisanya kosong.

Mereka memang sudah bekerjasama dan menandai amplop yang kosong

sehingga hanya sisa amplop berisi uang ke pada Dela.

Dela: serius ini uang untuk gue? Kalian enggak ada yang iri.

Lia: jelas elo yang hoki.

Seketika Dela menangis dan langsung dipeluk oleh Lia. Sedangkan yang

lainnya menyemangati Dela.

Soal

Analisislah teks drama “ Air Mata Haru” dan “ Amplop untuk Dela” berdasarkan struktur

dan jenis drama!

Pertemuan 3 dan 4

V. Unsur-Unsur Drama

Unsur- unsur drama sebagai berikut:

1. Tokoh

Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut dapat dibedakan

menjadi berikut.

a. Berdasarkan sifatnya

tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut.

Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita. Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.

Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk

tokoh antagonis.

b. Berdasarkan perannya

Diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:

Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama. Tokoh

sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh

protagonis serta juga tokoh antagonis.

Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa juga sebagai

perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.

Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau

tambahan dalam rangkaian cerita

2. Perwatakan/Penokohan

Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan

didalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama itu digambarkan dengan melalui

dialog, ekspresi, atau tingkah Iaku sang tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga

dimensi (watak dimensional) sebagai berikut.

1. Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umurjenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, suku bangsa,

kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.

2. Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran,standar moral, temperamental, ambisi,

psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.

3. Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas sosial, ras, agama, dan

ideologi.

3. Setting atau Latar

Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita Setting melingkupi

tiga dimensi, antara lain sebagai berikut

1. Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita didalam sebuah drama, Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut berhubungan dengan setting ruang

serta waktu.

2. Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita didalam sebuah

drama.

3. Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting cerita

tersebut dapat didukung dengan tata suara atau juga tata lampu saat pementasan drama,

4. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari sebuah drama. Tema

yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi: masalah percintaan, kritik sosial,

kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga yang retak, patriotisme,

perikemanusiaan,ketuhanan, dan renungan hidup

5. Amanat atau Pesan Pengarang

Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para pembaca atau

penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat tersebut memiliki sifat kias

subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat lugas, objektif, serta juga khusus. Amanat

drama itu selalu berhubungan dengan tema drama.

6. Dialog (Percakapan)

Ciri khas naskah drama berbentuk cakapan atau dialog, di bawah ini merupakan beberapa hal

yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.

1. Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena didalama drama itu

merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.

2. Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang komunikatif

serta juga bukan ragam bahasa tulis.

3. Diksi (pilihan kata) yang digunakan didalam sebuah drama juga harus berhubungan

dengan konflik serta plot.

4. Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah memiliki

bahasa yang indah.

5. Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik ituwatak secara

psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.

7. Konflik

Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik tersebut dibedakan

menjadi dua, konflik eksternal dan internal.

Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu

yang berada di luar dirinya.

Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

Tahapan Drama

Dalam perkembangannya drama tersebut berarti suatu karangan prosa atau juga puisi yang

disusun dalam bentuk percakapan serta dapat dipentaskan. Dalam mementaskan drama tersebut

perlu waktu dan proses yang panjang. Proses tersebut ialah sebagai berikut.

Penelitian atau Penyeleksian Naskah

1. Naskah drama tersebut diseleksi apakah layak serta juga dapat dipentaskan atau tidak. 2. Penafsiran atau Penghayatan Naskah

3. Naskah drama itu ditafsirkan mengenai isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan

ceritanya.

VI. Unsur Kebahasaan Teks Drama

Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Kalimat-kalimat yang

tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Ada

kalimat-kalimat tidak langsung, ada pula bagian prolog dan epilognya.

Fitur-fitur kebahasaan dalam drama memiliki banyak kesamaan dengan drama. Drama pun

menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog dan epilognya. Karena melibatkan

banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.

Lain halnya dengan dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan

kedua, seperti saya, kami, kita, Anda. Mungkin juga digunakan kata

sapaan penembahan.

Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali

menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di

dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari

kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan (seperti: Ah,ya!, Ampun seribu ampun!,

Bagus! Bagus!, Atas dasar kekuatan!, Jangan khawatir, Jangan sampai mereka

menjadi korban dari pancaroba perubahan, Sri…. Ratu Dara?, Bagaimanakah keadaan

mereka?).

Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.

1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi

kronologis). Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.

2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang

terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.

3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau

dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan,

mendambakan, mengalami.

4. Menggunakan kata-kata sifat (descritive language) untuk menggambarkan tokoh,

tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud misalnya, rapi, bersih, baik,

gagah, kuat.

Pemilihan Peran atau Tokoh

Pemilihan peran tersebut disebut juga dengan casting. Dalam proses tersebut para pemain drama

itu ditunjuk menjadi salah satu tokoh didalam naskah drama. Pemain yang sudah ditunjuk

tersebut harus memahami watak, sifat, tingkah laku, serta juga gerakan tokoh yang akan

diperankannya.

Memerankan Drama

Dibawah ini merupakan beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam memerankan naskah

drama,

1. Tiap-tiap kata itu harus diucapkan dengan jelas.

2. Bagus pada Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik).

3. Tekanan tinggi rendahnya suatu pengucapan suatu kata didalam kalimat (tekanan nada).

4. Tekanan cepat lambatnya suatu pengucapan suatu kata didalamkalimat (tekanan tempo).

5. Pengucapan pengembangan, tersebut dapat dicapai denganmelalui cara sebagai berikut,

yaitu: menaikkan volume suara, menaikkan tinggi pada nada, menaikkan kecepatan pada

tempo suara, serta juga mengurangi volume tinggi nada dan juga kecepatan tempo suara?

6. Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) serta juga ekspresi wajah (mimik) yang sesuai

dengan karakter atau juga watak tokoh yang dimainkan atau diperankan. Melalui mimik

serta juga gerak tubuh pemain yang harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang

dialami oleh tokoh yang sedang diperankan.

7. Watak tokoh didalam sebuah drama terlihat di dalam percakapan antartokoh. Dalam

percakapan tersebut tergambar sifat serta juga tingkah laku tiap-tiap tokoh.

Latihan

Cermatilah naskah drama berikut!

Air Mata Haru

Saat pagi buta ada seorang suami istri yang berjalan menuju Masjid, mereka

berjalan penuh kebahagiaan untuk menjalankan sholat Subuh.

Suami: Bu, kita ketemu lagi sehabis sholat di sini ya.

Istri: iya Yah (istri tersenyum dengan hangat pada suaminya begitu juga

sebaliknya).

Masuklah mereka ke dalam Masjid dan keluar lagi saat selesai sholat. Saat itu

sang istri yang terlebih dahulu selesai, ia kebingungan mencari sendalnya yang

menghilang.

Suami: kenapa bu?

Istri: sendal ibu enggak kelihatan lagi ama saya.

Suami: ya sudah Bu, mungkin saatnya mata ibu harus operasi katarak biar bisa

tetap dapat melihat walapun kondisi kurang terang.

Istri: iya Yah, tapi ibu berarti harus pulang dengan jalan tanpa alas kaki.

Ayah: sini Bu biar ayah gendong.

Istri: jangan Yah, ibu berat.

Ayah: ayo cepat, kalau kita kelamaan keburu anak-anak bangun.

Akhirnya sang istri mau digendong suaminya. Air mata sang istri jatuh menetes

ke punggung suaminya karena terharu dengan ke baikan dan romantis dari

suaminya.

Ayah: jangan jadikan perbuatan Ayah menjadi alasan air mata Ibu jatuh, Ayah

hanya ingin melihat Ibu bahagia.

Ibu: saat ini Ibu sangat bahagia, memiliki suami seperti Ayah.

Ayah: terus rawat aku dan anak-anak ya Bu sampai kita tua.

Ibu: iya Yah, Ayah juga jangan lelah menjaga dan menasihati Ibu dan anak-

anak.

Diakses dari https://www.romadecade.org/contoh-teks-drama/#! Dengan perubahan, 15 Maret 2020

Amplop untuk Dela

Dela, Riza, Rifwan dan Lia sedang serius menyaksikan Satia yang sedang

bertanding. Mereka memang tidak satu SMA namun akrab karena dulu satu

SMP. Sehingga terlihat jelas kompak dan mereka saling mendukung sahabatnya

seperti contohnya hari ini.

Namun tidak tahu kenapa seperti ada yang aneh dengan Dela hari ini, dia hanya

diam dan tentu saja Lia menyadari itu.

Lia: elo kenapa Del? Dari tadi diam aja enggak ada semangatnya.

Riza: iya juga ya, biasanya kalau Satia tanding Dela yang paling heboh teriak.

Rifwan: elo sakit Del?

Dela: enggak, gue baik-baik aja, sudahlah gue ke kamar mandi dulu.

Dela melangkah pergi.

Rifwan: iya aneh, kalau enggak aneh enggak mungkin Dela ke kamar mandi

sendirian, dia kan penakut pasti minta antar Lia.

Riza sedang asik mengorek isi tas Dela yang memang tidak dibawa Dela,

setelah menemukan smartphone nya Riza mendekat ke pada dua sahabatnya

yang sedang kebingungan.

Rifwan: jiwa maling dia hebat banget.

Riza: ini namanya jiwa persahabatan.

Dela: di mana hobinya membobol hp orang mulu.

Riza: salah kalian sendiri, buat Pasword gampang diingat.

Mereka membaca isi chat Dela dan benar saja ternyata Dela sedang ada masalah

karena keluarganya sedang kesusahan jadi Dela sudah menunggak uang komite

sekolah.

Rifwan memberi tahu Satia yang baru selesai tanding dan kebingungan melihat

sahabatnya bertingkah aneh. Setelah selesai bercerita akhirnya mereka

menemukan solusinya.

Pertandingan selesai dengan Satia sebagai pemenang, dia menerima hadiah

sebesar 5 juta. Untuk membuat masalah Dela terselesaikan tanpa Dela curiga

akhirnya Satia memberikan ke empat temannya amplop.

Satia: gue kan menang, entah kenapa jiwa kaya raya gue menjerit mau obral

amplop ke kalian.

Rizal: jiwa miskin gue berteriak histeris.

Satia: tapi Cuma satu amplop yang isi uang, sisanya kosong.

Mereka memang sudah bekerjasama dan menandai amplop yang kosong

sehingga hanya sisa amplop berisi uang ke pada Dela.

Dela: serius ini uang untuk gue? Kalian enggak ada yang iri.

Lia: jelas elo yang hoki.

Seketika Dela menangis dan langsung dipeluk oleh Lia. Sedangkan yang

lainnya menyemangati Dela.

Soal

Analisislah teks drama “ Air Mata Haru” dan “ Amplop untuk Dela” berdasarkan struktur

dan jenis drama!

Pertemuan 5 dan 6

Perhatikan Cerita Rakyat Berikut!

Puti Kusumba

Pada suatu malam, pasangan suami istri itu mengalami mimpi yang sama. Mereka

bermimpi didatangi seorang kakek yang tak mereka kenal.

“ Bila kalian ingin memiliki anak, carilah rebung yang dililit ular sawah” , kata si kakek.

“ Masaklah rebung itu dan makanlah. Niscaya apa yang kalian dambakan akan segera

terwujud” , tambahnya lagi. Setelah berkata demikian si kakek itupun pergi.

Keesokan harinya pasangan suami istri itu saling menceritakan mimpinya masing masing.

Mereka merasa aneh, mengapa bisa mengalami mimpi yang sama. Mereka pikir pastilah ini

pertanda baik. Mereka memutuskan untuk mengikuti petunjuk si kakek.

Ketika hari mulai terang, berangkatlah mereka menuju ke pinggir hutan yang banyak

ditumbuhi pohon bambu. Rebung merupakan tunas bambu yang masih muda dan biasa

dijadikan sayur sebagai pelengkap makan nasi.

Begitu sampai, mereka segera mengamati satu persatu rebung yang ada sambil berjalan

menunduk. Mereka terus mencari rebung yang dililit ular sawah.

Tak berapa lama kemudian, pasangan suami istri itu menemukan seekor ular sawah yang

sedang melilitikan tubuhnya pada serumpun rebung. Hati mereka melonjak kegirangan

karena menemukan apa yang cari.

“ Sebaiknya kita bicara saja pada ular sawah ini apa tujuan kita kesini” , kata sang suami

pada istrinya. Sang istri mengangguk setuju.

Sang suami segera menceritakan mimpinya kepada ular sawah. Tak disangka, ular sawah

itu ternyata bisa bicara layaknya seorang manusia.

“ Bila kau membutuhkan rebung itu, ambilah” , kata ular sawah. “ Tapi aku ingin membuat

perjanjian terlebih dulu denganmu” , tambah si ular sawah sambil mulai merenggangkan

lilitannya pada rebung.

“ Perjanjian apa yang kau maksud ?” , tanya sang suami penasaran. Ular sawah itu mulai

merayap mendekatinya.

“ Aku ingin kau berjanji untuk menyerahkan anakmu padaku jika ia perempuan. Jika

anakmu laki laki maka kau berhak memilikinya” , kata ular sawah itu sambil mengangkat

kepalanya menatap sang suami.

Sepasang suami istri itu terkejut mendengar apa yang dikatakan ular sawah. Mereka tak

menyangka ular sawah itu mengajukan syarat yang sungguh berat. Setelah terdiam

beberapa saat, akhirnya sang suami menyetujui kesepakatan yang diajukan ular sawah.

“ Baiklah, kami akan menyerahkan anak kami padamu jika ia perempuan..” , kata sang

suami pelan. “ Kami akan menyerahkannya ketika ia berumur tujuh tahun” , tambahnya

sambil menatap ular sawah.

Meski terasa sangat berat, keinginan memiliki anak yang begitu kuat membuatnya

memutuskan untuk setuju. Sang istripun tak punya pilihan. Ia sependapat dengan

suaminya.

Pulanglah sepasang suami istri itu membawa rebung seperti yang dimaksud si kakek.

Begitu tiba di rumah sang istri langsung memasaknya dan menyantapnya bersama sang

suami. Waktu terus berjalan, hari berlalu. Pada suatu pagi sang istri merasakan ada

perubahan pada dirinya. Ia mulai mengandung.

Tak terasa tibalah saatnya sang istri melahirkan jabang bayi. Kegembiraan mereka akan

kehadiran anak yang ditunggu mendatangkan kebahagiaan dan kesedihan sekaligus.

Mereka gembira karena harapan untuk memiliki seorang anak telah terwujud. Namun

demikian pasangan suami istri itu juga merasakan kesedihan manakala mengetahui anak

mereka perempuan. Mereka teringat akan kesepakatan yang telah dibuat dengan ular

sawah tempo hari.

Bayi perempuan itu diberi nama Puti Kusumba. Ia tumbuh menjadi seorang anak

perempuan yang lucu dan menggemaskan. Ayah dan ibunya semakin resah karena kini

Puti Kusumba telah berumur tujuh tahun. Tibalah saatnya anak itu diserahkan kepada ular

sawah.

Karena tak sanggup memenuhi janjinya, sepasang suami istri itu bermaksud

mengingkarinya. Mereka mengurung Puti Kusumba di dalam rumah dan tak pernah

ditinggalkan seorang diri. Mereka takut sekali jika ular sawah datang dan membawa pergi

putri yang sangat mereka cintai.

Pada suatu ketika, sang suami hendak pergi berlayar meninggalkan pulau tempat tinggal

mereka. Sebelum berangkat sang suami berpesan pada istrinya agar tak membawa Puti

Kusumba keluar rumah walau sekejap.

“ Jagalah Puti baik baik. Jangan sampai ular sawah itu punya kesempatan untuk

mengambilnya” , kata sang suami dengan nada khawatir. Sang suami sebenarnya enggan

meninggalkan istri dan anaknya sendirian, namun apa daya, ia harus mencari nafkah.

Beberapa hari setelah kepergian suaminya, sang istri membawa Puti Kusumba mandi ke

sungai. Sang istri lupa akan pesan suaminya. Ketika keduanya tengah asyik bermain air

sungai, tiba tiba datang ular sawah dan mengangkat Puti Kusumba.

“ Tolong bu…. tolong…” , teriak Puti Kusumba panik. Sang ibu tak kalah paniknya. Ia segera

menjerit jerit minta pertolongan. Namun sayang, tak ada seorangpun di dekat mereka. Ular

sawah itu membawa Puti Kusumba pergi dengan cepatnya.

Ular sawah membawa Puti Kusumba ke sebuah tebing yang menjorok ke laut. Puti

Kusumba tak dapat berbuat apa apa. Gadis kecil itu hanya duduk menangis sambil

menatap perahu perahu nelayan yang lalu lalang dibawah tebing. Ingin sekali ia berteriak

minta tolong, namun bayangan dimakan ular sawah membuatnya mengurungkan niatnya.

Ia hanya bisa berharap ayahnya lewat disitu dan menolongnya.

Sehari hari Puti makan buah buahan yang dibawakan ular sawah untuknya. Suatu hari ular

sawah datang menghampiri Puti Kusumba dan bertanya,

“ sebesar apakah hatimu gadis kecil ?” , tanyanya suatu kali. “ Sebesar jeruk..” , jawab

Puti Kusumba sambil menahan tangis.

Beberapa hari kemudian ular sawah datang lagi dan bertanya padanya,

“ sebesar apa hatimu sekarang gadis kecil ?” tanyanya sambil membawakan Puti Kusumba

buah buahan.

“ Sebesar mangga..” , jawab Puti Kusumba. Ia berharap ular sawah itu segera pergi

meninggalkannya. Ia sungguh ketakutan berdekatan dengan ular itu.

Setiap hari Puti Kusumba senantiasa memandang kebawah tebing. Ia berharap ayahnya

lewat disitu. Suatu hari ketika tengah melamun, Puti Kusumba dikejutkan oleh suara ular

sawah yang tiba tiba sudah berada dikampingnya.

“ Hai gadis kecil, sudah sebesar apa hatimu sekarang ?” , tanya ular sawah dengan suara

keras. Puti Kusumba kembali menangis ketakutan.

“ Sebesar kelapa ” , jawabnya di tengah isak tangisnya.

Ular sawah gembira sekali mendengar jawaban Puti Kusumba.

“ Hhhmmmm…sudah saatnya berpesta nanti malam..” , pikirnya senang. Ular sawah

berniat mengundang kesepuluh ekor ular temannya untuk beramai ramai menyantap Puti

Kusumba. Melihat ular sawah yang menyeringai ke arahnya, Puti Kusumba menangis

semakin keras. Ia tahu kalau tak lama lagi dirinya akan disantap ular sawah.

Hari mulai senja ketika Puti Kusumba melihat sebuah perahu yang berada tak jauh dari

tebing. Ia mengamati sosok laki laki di atasnya dengan seksama. Ia merasa mengenali

sosok yang tengah mendayung di atas perahu itu. Dugaannya benar. Ayahnya yang tengah

melaju di atas perahu itu sebentar lagi lewat di dekatnya.

Puti Kusumba berteriak sekeras kerasnya.

“ Ayah….ayah…tolong Puti…” , teriaknya berkali kali. Sang ayah terkejut mendengar suara

anak perempuannya berteriak minta tolong. Setelah memperhatikan keadaan sekeliling,

sang ayah akhirnya menemukan tempat anaknya berada. Ia melihat Puti Kusumba tengah

melambai lambaikan tangannya dari atas tebing sambil berteriak teriak.

Sang ayah terkesiap. Ia memastikan bahwa anaknya itu tengah disandera ular sawah. Tak

mau membuang waktu, ia langsung mendayung ke bawah tebing hendak menjemput

anaknya.

“ Melompatlah kau kesini, nak…” , teriak sang ayah. “ Ayah akan menangkapmu..” ,

tambahnya dengan suara tergesa.

Meski takut, Puti Kusumba menuruti perintah ayahnya. Ia segera melompat dari atas tebing

yang rupanya tak terlalu tinggi itu. Sekejap kemudian ia merasakan tubuhnya telah sampai

dalam gendongan ayahnya.

Ular sawah yang baru datang bersama kesepuluh temannya sangat terkejut melihat Puti

Kusumba tak ada di tempatnya. Setelah mencari cari, matanya menangkap sebuah perahu

nelayan berisi seorang laki laki dan seorang anak kecil di kejauhan.

“ Aaaaargggg…..santapanku lepas…” , teriaknya marah. Ia tahu bahwa anak kecil dalam

perahu itu adalah Puti Kusumba yang telah dibawa pergi ayahnya.

Kesepuluh teman ular sawah marah besar. Mereka merasa ditipu. Bayangan lezatnya

menyantap daging manusia membuat mereka semakin murka. Entah siapa yang memulai,

kesepuluh ekor ular yang tengah kelaparan itu akhirnya menyerang si ular sawah. Mereka

mengoyak tubuhnya dan menyantap dagingnya bersama sama.

Kini Puti Kusumba telah kembali ke rumah dengan selamat. Sejak matinya si ular sawah,

Puti Kusumba hidup tenang bersama ayah ibunya. Ketakutan akan kejaran si ular sawah

telah sirna selamanya.

https://dongengceritarakyat.com/cerita-dongeng-menjelang-tidur-dari-jambi/diakses 15 Maret 2020

soal

Ubahlah cerita Rakyat tersebut ke dalam bentuk naskah drama!

Pertemuan 7 dan 8

Cerita Rakyat Kalimantan Timur

Legenda Danau Lipan

Pada masa lampau tersebutlah sebuah kerajaan di Muara Kaman, Kutai, yang dipimpin

oleh seorang putri yang cantik jelita bernama Aji Bedarah Putih.

Sang putri dinamai demikian karena jika ia menyirih dan menelan airnya, maka tampaklah

air sirih bercampur pinang yang berwarna merah itu mengalir melalui tenggorokannya.

Kecantikan Putri Aji Bedarah Putih terkenal luas bahkan sampai ke negeri Cina. Alkisah

ada seorang raja dari negeri itu yang tertarik akan kabar kecantikan sang putri. Iapun

segera berlayar dengan pasukannya ke Kutai guna melamar Putri Aji Bedarah Putih untuk

dijadikan istrinya.

Kedatangan raja dari Cina itu disambut baik oleh Putri Aji Bedarah Putih. Seperti biasa,

sang putri menjamu setiap tamu yang berkunjung ke kerajaannya. Begitu pula dengan raja

dari Cina yang menjadi tamunya kali ini. Mereka makan bersama sebagai tanda

penghormatan bagi sang raja.

Diam diam Putri Aji Bedarah Putih memperhatikan cara tamunya bersantap. Ia jijik akan

cara makan sang tamu yang menghabiskan makanannya dengan langsung menyesapnya.

Putri Aji Bedarah Putih merasa tersinggung. Ia merasa sang tamu tak menghormati dirinya

dengan cara bersantap seperti itu.

Ketika selesai makan, sang putri langsung berujar. “ Maaf beribu maaf Baginda, kami tak

dapat menerima lamaran Baginda…” , katanya sambil menatap sang tamu.

Raja dari negeri Cina itu terkejut. Ia tak menyangka lamarannya akan ditolak. “ Apa

alasanmu menolak lamaranku ?” , sergahnya dengan nada marah.

“ Kami tak mungkin menerima lamaran orang yang cara bersantapnya seperti binatang.

Bagi kami cara makan Baginda sungguh tak sopan…” , jawab Putri Aji Bedarah Putih

sambil berlalu. Ia menyuruh pengawalnya untuk mengantar sang tamu ke gerbang istana.

Betapa murkanya raja dari negeri Cina itu. Bukan hanya karena lamarannya yang ditolak. Ia

juga merasa dirinya dihina. Kata kata Putri Aji Bedarah Putih sangat menyakiti hatinya.

Akhirnya sang raja pulang ke negerinya dengan membawa amarah dan dendam di hati.

Beberapa bulan kemudian, tak disangka sang raja dari negeri Cina itu kembali lagi ke Kutai.

Kali ini ia datang bukan untuk melamar, melainkan untuk menyerang kerajaan yang

dipimpin Putri Aji Bedarah Putih. Sang raja membawa pasukan banyak sekali. Mereka

langsung menyerang membabi buta, membunuh siapa saja yang mereka jumpai disana.

Pasukan kerajaan yang dikerahkan Putri Aji Bedarah Putih kewalahan menghadapi

musuhnya. Pasukan dari negeri Cina itu banyak sekali. Mereka juga merupakan pasukan

yang sangat tangguh. Akibatnya banyak pasukan kerajaan yang terbunuh. Pertempuran

yang baru saja berlangsung telah membuat jumlah pasukan kerajaan hanya tinggal

setengahnya.

Putri Aji Bedarah Putih yang melihat pertempuran dari menara istananya mulai khawatir. Ia

merasa tak lama lagi pasukannya akan habis terbunuh. Jika itu terjadi, kerajaannya akan

direbut raja dari negeri Cina itu. Sang Putri juga yakin dirinya akan ikut dibunuh.

Dengan tergesa Putri Aji Bedarah Putih mengambil sirih dan pinang yang selalu tersedia di

dekatnya.

Sang Putri mulai mengunyah. Tak lama kemudian ia berujar di dalam hati, “ Jika kesaktian

yang diwariskan padaku oleh nenek moyangku benar adanya, maka jadikanlah sepah

sepah sirihku ini menjadi lipan lipan ganas yang menyerang pasukan dari negeri Cina

itu…” .

Setelah berkata demikian, Putri Aji Bedarah Putih langsung berdiri dan menyemburkan

sepah sirihnya lewat jendela menara. Ia terus menyemburkan sepah sirih yang

dikunyahnya tanpa henti. Sungguh ajaib, sepah sirih yang disemburkan Putri Aji Bedarah

Putih langsung berubah menjadi lipan lipan ganas yang menyerang pasukan Cina. Jumlah

lipan lipan ganas itu banyak sekali. Jauh lebih banyak dari pada jumlah pasukan Cina.

Banyak pasukan Cina yang jatuh terbunuh karena digigit lipan lipan ganas itu. Akibatnya

pasukan itu mulai mundur dan akhirnya berlari menuju kapal mereka. Pasukan itu

bermaksud melarikan diri, tak terkecuali sang raja yang memimpin mereka. Namun

demikian lipan lipan ganas itu tak berhenti sebelum membinasakan mereka semua. Lipan

lipan ganas itu terus mengejar musuh sampai ke kapalnya.

Sang raja dari negeri Cina dan seluruh pasukannya akhirnya mati dibunuh lipan lipan ganas

jelmaan sepah sirih Putri Aji Bedarah Putih. Bahkan kapal yang mereka tumpangipun

ditenggelamkan ke dasar laut. Tempat tenggelamnya kapal raja dari negeri Cina itu

kemudian berubah menjadi tempat yang dangkal dan dikemudian hari menjadi daratan

luas yang ditumbuhi semak dan perdu. Tempat itulah yang sekarang dikenal sebagai

Danau Lipan di Kalimantan Timur.

Adapun setelah menyemburkan sepah sepah sirih yang berubah menjadi lipan lipan ganas

itu, Putri Aji Bedarah Putih menghilang. Tak seorangpun tahu kemana perginya sang putri.

https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-ringkas-dari-kalimantan-timur/diakses 15 Maret 2020

Soal

Ubahlah teks tersebut ke dalam naskah drama !