PERTEMUAN 1

48
PENGANTAR ETIKA PENGANTAR ETIKA PROFESI PROFESI

description

PERTEMUAN 1. PENGANTAR ETIKA PROFESI. TUGAS. Kelompok  nanti akan ditentukan Individual  sebagai projek akhir yaitu membuat perjanjian dalam bidang teknologi informasi. APA YANG AKAN DIBAHAS?. Peranan nilai, norma, dan moral dalam etika profesi bidang Teknologi Informasi (TI). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PERTEMUAN 1

Page 1: PERTEMUAN 1

PENGANTAR ETIKA PENGANTAR ETIKA PROFESIPROFESI

Page 2: PERTEMUAN 1

Kelompok nanti akan ditentukan Individual sebagai projek akhir yaitu

membuat perjanjian dalam bidang teknologi informasi.

Page 3: PERTEMUAN 1

1. Peranan nilai, norma, dan moral dalam etika profesi bidang Teknologi Informasi (TI).

2. Peranan IPKIN (Ikatan Profesi Komputer Indonesia) dalam peningkatan dan perkembangan TI.

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi4. Cyber Law5. Hak Cipta6. Hak Paten7. Rahasia dagang8. Perjanjian Kerja

Page 4: PERTEMUAN 1

TULISLAH NPM DAN NAMA TULISLAH JAWABNYA SAJA PADA SELEMBAR

KERTAS PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT

DENGAN MENULIS PILIHAN A, B, C, DAN D PADA LEMBAR KERTAS YANG TELAH ANDA SIAPKAN

Page 5: PERTEMUAN 1

A. nilaiB. normaC. moralD. perilaku

Page 6: PERTEMUAN 1

A. nilai berhubungan dengan pilihan.B. nilai berhubungan dengan kebiasaan.C. nilai berhubungan dengan karakter

manusia.D. nilai berhubungan dengan kodrat.

Page 7: PERTEMUAN 1

A. nilai berhubungan dengan pilihan.B. nilai berhubungan dengan kebiasaan.C. nilai berhubungan dengan karakter

manusia.D. nilai berhubungan dengan kodrat.

Page 8: PERTEMUAN 1

A. Sungguh-sungguh benar.B. Tidak perlu bukti empiris.C. Dipandang bukan sebagai faktor.D. Gambaran yang disukai & tidak disukai.

Page 9: PERTEMUAN 1

A. MoralB. NilaiC. EtikaD. Norma

Page 10: PERTEMUAN 1

A. Keutamaan nilai, norma, dan moral B. Keutamaan kognitif, afektif, dan

psikomotor.C. Keutamaan intelektual, sikap dan

perilaku.D. Keutamaan intelektual, moral, dan

teologis.

Page 11: PERTEMUAN 1

A. Hukum teknologi informasi.B. Hukum mayantara.C. Virtual world lawD. Law of information

Page 12: PERTEMUAN 1

A. Pendekatan teknologi, diarahkan pada pembuktian secara teknologi

B. Pendekatan budaya dan etika, berkaitan dengan kebiasaan

C. Pendekatan hukum, sebagai upaya untuk menjerat pelaku dengan hukum positif.

D. Pedekatan keamanan sebagai upaya untuk mencegah kejahatan dalam dunia internet.

Page 13: PERTEMUAN 1

A. IPSIB. IPKINC. IPTIND. IPKN

Page 14: PERTEMUAN 1

A. NegeriB. NiagaC. TinggiD. Mahkamah Agung (MA)

Page 15: PERTEMUAN 1

A. Kejadian dimana pelanggaran terjadi.B. Diserahkan kepada negara untuk

menentukan.C. Bergantung kepada keputusan

kepolisian negaraD. Bergantung pada pilihan dari

penggugat mau di peradilan yang mana.

Page 16: PERTEMUAN 1

A. Hak paten.B. Hak karya.C. Hak ciptaD. Hak istimewa.

Page 17: PERTEMUAN 1

A. 50 tahun sejak diumumkanB. 15 tahun sejak diumumkanC. 10 tahun sejak diumumkanD. Tidak dibatasi waktunya

Page 18: PERTEMUAN 1

A. 10 tahun sejak diumumkanB. 15 tahun sejak diumumkanC. 20 tahun sejak diumumkanD. 50 tahun sejak diumumkan

Page 19: PERTEMUAN 1

A. Selama hidup pelukis, ditambah 10 tahun sejak pelukis meninggal.

B. Selama hidup pelukis, ditambah 15 tahun sejak pelukis meninggal.

C. Selama hidup pelukis, ditambah 20 tahun sejak pelukis meninggal.

D. Selama hidup pelukis, ditambah 50 tahun sejak pelukis meninggal.

Page 20: PERTEMUAN 1

A. Hibah.B. Wasiat.C. Perjanjian tertulis.D. Pembelian oleh seseorang/lembaga.

Page 21: PERTEMUAN 1

A. Inovasi.B. Invensi.C. Inventori.D. Inventaris.

Page 22: PERTEMUAN 1

A. 20 tahun.B. 15 tahun.C. 10 tahun.D. 5 tahun.

Page 23: PERTEMUAN 1

A. 30 tahun.B. 25 tahun.C. 20 tahun.D. 10 tahun.

Page 24: PERTEMUAN 1

A. Memiliki hak eksklusif utk melaksanakan paten yg dimilikinya.

B. Dalam hal paten produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan

C. Dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yg diberi paten utk membuat barang dan tindakan lain.

D. Harus mendaftarkan ciptaannya agar tidak ditiru oleh orang lain.

Page 25: PERTEMUAN 1

A. Bentuk kerjasama pihak-pihak.B. Bukti adanya kepercayaan.C. Ciri dalam masyarakat modern.D. A, B, dan C benar.E. A dan B benar

Page 26: PERTEMUAN 1

KONSEP DASAR NILAI, KONSEP DASAR NILAI, NORMA, MORALNORMA, MORAL

Page 27: PERTEMUAN 1

Menurut Papper segala sesuatu tentang baik dan buruk.

Menurut Perry segala sesuatu yang menarik bagi manusia.

Menurut Kohler manusia itu sama, semua tidak dapat berhenti hanya dengan sebuah pandangan nyata dari pengalaman.

Menurut Kluckhon Konsep yang diinginkan dan merupakan perilaku. Nilai tersusun secara hierarkhis dan mengatur kepuasan hati dalam mencapai tujuan

Page 28: PERTEMUAN 1

Sesuatu yang dipentingkan manusia Sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, yang menyangkut baik dan sebagai subjek, yang menyangkut baik dan buruk sebagai suatu pandangan yang buruk sebagai suatu pandangan yang terseleksi secara ketat.terseleksi secara ketat.

Page 29: PERTEMUAN 1

1. Nilai mempunyai konsepsi yang lebih dari pada sekedar sensasi dan emosi. Karena ditarik dari pengalaman seseorang.

2. Kalau pun emosi tetapi merupakan potensi.

3. Nilai bukan tujuan konkrit dari tindakan, tetapi merupakan tolok ukur dari tujuan-tujuan

4. Nilai berhubungan dengan pilihan. Pilihan menjadi prasarat untuk mengambil keputusan.

Page 30: PERTEMUAN 1

KEYAKINAN NILAI

Kepercayaan sungguh sungguh benar

Belum tentu

Tidak memerlukan bukti empiris Perlu bukti empiris

Dipandang sbg Faktor dan yg tahu tidak berani melanggar

Dipandang bukan sbg. Faktor

Gambaran apa yg disukai dgn yg tidak disukai

Tidak sekedar disukai/disukai

Page 31: PERTEMUAN 1

Gabungan nilai yang sama dari individu-individu yang ada di dalam masyarakat/ komunitas.

Dalam keadaan tertentu dlm masy. & sulit untuk diganti.

Contoh: ◦ Di suatu Perguruan Tinggi menyontek adalah

perbuatan yang sangat dibenci ketahuan langsung tidak lulus.

Page 32: PERTEMUAN 1

Kerangka Kluckhon mengenai 5 Dasar dalam hidup yang menentukan orientasi budaya manusia

Page 33: PERTEMUAN 1

Masalah dasar dlm Hidup

Orientasi Nilai Budaya

Hakekat Hidup

(MH)

Hidup itu Buruk

Hidup itu baik

Hidup itu buruk tetapi manusia wajib berusaha supaya hidup itu menjadi baik

Hakekat Karya (MK)

Karya untuk nafkah hidup

Karya untuk kedudukan, kehormatan, dll

Karya untuk menambah karya

Page 34: PERTEMUAN 1

Masalah dasar dlm Hidup

Orientasi Nilai Budaya

Persepsi manusia ttg waktu (MW)

Orientasi ke masa kini

Orientasi ke masa lalu

Orientasi ke masa depan

Pandangan manusia terhadap alam (MA)

Manusia tunduk terha dap alam yg dahsyat

Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam

Manusia berhasrat menguasai alam

Page 35: PERTEMUAN 1

Masalah dasar dlm Hidup

Orientasi Nilai Budaya

Hakekat hubungan antara manusia dengan sesamanya (MM)

Orientasi kolateral (horizontal), rasa keber-gantungan kepada sesamanya (Gotong royong)

Orientasi vertikal, rasa kebergantu ngan pada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat

Individualisme bernilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri

Page 36: PERTEMUAN 1

Seperangkat aturan baik yang tertulis maupun tidak yang disepakati oleh sekelompok masyarakat untuk mengatur kehidupannya dan akan dikenakan sanksi bagi yang akan melanggar.

Page 37: PERTEMUAN 1

NORMA SUMBER DARI SANKSI

Agama Tuhan YME Tegas tp tdk nyata

Kesopanan Masy. Setempat Nyata berupa gunjingan

Kesusilaan Masy. Setempat & bisa universal

Nyata berupa gunjingan, bisa pidana

Adat Masy. Setempat Nyata berupa gunjingan, bisa dikucilkan

Hukum Negara Tegas & nyata (fisik dan non fisik)

Page 38: PERTEMUAN 1

1. Hukum buruk dan aparat buruk maka pelaksanaan hukum akan buruk.

2. Hukum baik dan aparat buruk maka pelaksanaan hukum akan buruk.

3. Hukum buruk dan aparat baik maka pelaksanaan hukum akan baik.

4. Hukum baik dan aparat baik maka pelaksanaan hukum akan baik.

Page 39: PERTEMUAN 1

MASYARAKAT

KEPOLISIAN

KEJAKSAAN

PENGADILAN

Page 40: PERTEMUAN 1

1. Masyarakat adalah tempat diberlakukan hukum yang telah dibuat.

2. Kepolisian sebagai tempat penyidikan pertama jika terjadi pelanggaran

3. Kejaksaan sebagai tempat penuntutan perkara pelanggaran hukum

4. Pengadilan sebagai tempat pembuktian pelanggaran hukum

Page 41: PERTEMUAN 1

KEPOLISIANKEJAKSAAN

PENGADILAN

KORUPTIDAK BAIKTIDAK ADIL

ANARKISPUBLIK

Page 42: PERTEMUAN 1

1. Berasal dari kata latin MOS, MORIS, atau bahasa Yunani ETHOS/ETIKA = Kebiasaan

2. Moral dapat berarti ajaran baik dan buruk tentang tingkah laku manusia.

3. Kamus Umum Bhs. Indonesia ajaran baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain-lain.

4. Menurut Immanuel Kant Moralitas adalah hal keyakinan dan sikap batin dan bukan sekedar penyesuaian dengan aturan luar. Sifat batin adalah kewajiban mutlak.

Page 43: PERTEMUAN 1

Hegel menganggap bahwa RUANG BATIN sebagaimana yang disampaikan Kant terlalu ABSTRAK.

Oleh karena itu di dlm masyrakat perlu ada 3:◦ Hukum◦ Moralitas individu◦ Tatanan sosial moral

Page 44: PERTEMUAN 1

Kattsoff, moral dapat dipandang dari unsur subjektivitas dan kombinasi unsur subjektivitas dengan objektivitas.

Page 45: PERTEMUAN 1

Ada kalanya antara MORAL dan ETIKA/ Filsafat Moral dibedakan.

Moral lebih merujuk pada aturan dan norma yang lebih konkrit bagi penilaian baik/buruknya perilaku manusia.

Contoh:◦ Jangan mencuri◦ Jangan bersaksi dusta◦ Jangan Berbohong, de el el

Page 46: PERTEMUAN 1

Etika: Kajian ilmiah terhadap ajaran moral, dengan kata lain ETIKA memberi landasan kritis terhadap ajaran MORAL.

Contoh:◦ Mengapa tidak boleh mencuri?◦ Mengapa tidak boleh bersaksi dusta?◦ Mengapa tidak boleh menyontek? De el el

Page 47: PERTEMUAN 1

MORAL

UCAPAN

TINDAKAN/PERILAKU

Page 48: PERTEMUAN 1

Apakah peranan dari Norma, Nilai dan Moral dalam profesi Bidang Teknologi Informasi?