pertanyaan Wawancara

22
pertanyaan Wawancara: 1. Terkait dengan status dari advokat itu sendiri, apakah profesi advokat dapat diartikan sebagai pejabat negara, pejabat negara tertentu, dan pejabat umum? 2. Apabila berbicara profesi, sudah tentu kita berbicara tentang tanggung jawab yang di emban di dalam profesi tersebut, bagaimana anda menanggapi tanggung jawab dari seorang advokat terhadap profesinya sendiri? Lalu bagaimanakah tanggung jawab seorang advokat terhadap profesi hukum lainya (hakim,jaksa,notaris,…. dll)? 3. Lebih lanjut, sebagai seorang yang memang mengerti dan bekerja di ranah hukum positif, bagaimana pendapat anda terhadap tanggung jawab profesi advokat terhadap masyarakat umum? Apakah terdapat kewajiban ataupun inisiatif dari diri sendiri untuk memberikan sosialisasi atau pendidikan hukum kepada masyarakat umum? 4. Terkait dengan kegiatan pengawasan terhadap profesi advokat itu sendiri, hingga sekarang diketahui ada beberapa organisasi advokat itu sendiri, bagaimana pendapat anda terhadap pengawasan yang bersifat internal terhadap profesi advokat jika dikaitkan dengan adanya beberapa organisasi advokat? Apakah setiap organisasi memiliki peraturanya sendiri terhadap pengawasan yang bersifat internal? Dan apakah terhadap mekanisme quasi yudisial? (pengadilan profesi yang dijalankan oleh suatu majelis atau institusi yang berkaitan dengan advokat)

description

pertanyaan wawancara

Transcript of pertanyaan Wawancara

pertanyaan Wawancara:1. Terkait dengan status dari advokat itu sendiri, apakah profesi advokat dapat diartikan sebagai pejabat negara, pejabat negara tertentu, dan pejabat umum?

2. Apabila berbicara profesi, sudah tentu kita berbicara tentang tanggung jawab yang di emban di dalam profesi tersebut, bagaimana anda menanggapi tanggung jawab dari seorang advokat terhadap profesinya sendiri? Lalu bagaimanakah tanggung jawab seorang advokat terhadap profesi hukum lainya (hakim,jaksa,notaris,. dll)?

3. Lebih lanjut, sebagai seorang yang memang mengerti dan bekerja di ranah hukum positif, bagaimana pendapat anda terhadap tanggung jawab profesi advokat terhadap masyarakat umum? Apakah terdapat kewajiban ataupun inisiatif dari diri sendiri untuk memberikan sosialisasi atau pendidikan hukum kepada masyarakat umum?

4. Terkait dengan kegiatan pengawasan terhadap profesi advokat itu sendiri, hingga sekarang diketahui ada beberapa organisasi advokat itu sendiri, bagaimana pendapat anda terhadap pengawasan yang bersifat internal terhadap profesi advokat jika dikaitkan dengan adanya beberapa organisasi advokat? Apakah setiap organisasi memiliki peraturanya sendiri terhadap pengawasan yang bersifat internal? Dan apakah terhadap mekanisme quasi yudisial? (pengadilan profesi yang dijalankan oleh suatu majelis atau institusi yang berkaitan dengan advokat)

5. Adanya pengawasan internal menunjukan adanya sistem pengawasan yang bersifat eksternal juga, terkait dengan pengawasan tersebut, bagaimanakah bentuk kongkrit yang dilakukan oleh KEMENKUMHAM selaku pihak yang memang dapat memberikan pengawasan kepada profesi advokat itu sendiri?

6. Sebagai bentuk kongkrit dari menjalankan profesi advokat itu sendiri, sudah sewajarnya seorang advokat mendirikan sebuah firma hukum yang mempunyai keahlian khusus untuk menjalankan pekerjaan sebagai advokat. Terkait hal tersebut, dalam hal firma hukum tersebut ingin menentukan keahlian khususnya, apakah bidang keahlian tersebut harus dicantumkan dalam AD/ART? Dan bagaimana tanggapan apabila dilihat dari sudut pandang kode etik dan peraturan yang terkait oleh profesi advokat apabila firma hukum menerima kasus yang bukan keahlianya dari apa yang sudah di dicantumkan dalam AD/ART?

JAWABAN WAWANCARA

Nama: Hendro Widodo, SH.NIA: 14.01386Organisasi: PERADI & HAPI1. Advokat bukanlah pejabat negara, advokat adalah sebuah profesi yang independen dan oficium nobile, advokat adalah penegak hukum. Jika kita melihat definisi pejabat adalah orang yang memiliki kedudukan dalam organisasi/institusi baik formal maupun non formal dan memiliki hak dan kewajiban terkait kedudukannya tersebut. Advokat merupakan sebuah profesi bukanlah kedudukan (jabatan), Profesi Advokat melekat secara inheren seumur hidup sedangkan jabatan hanya dalam suatu waktu tertentu. Dan sudah jelas juga diatur bahwa advokat yang mendapatkan kepercayaan mendapatkan suatu jabatan, ia dilarang berprofesi sebagai advokat sementara selama menjalani masa jabatnya sebagaimana diatur dalam kode etik advokat pasal 3 huruf i. Jadi advokat adalah profesi dan penegak hukum yang menurut saya tidak dapat dikatagorikan sebagai pejabat negara maupun pejabat lainnya,2. Tanggung jawab advokat terhadap profesinya itu dapat dilihat ketika advokat bekerja berdasarkan landasan hukum yang ada dan landasan moral dengan itikad baik dan tidak melanggar kode etik. Dengan bekerja berdasarkan hal di atas seorang advokat dapat bertanggungjawab terhadap profesinya serta menjaga nama baik profesinya yang mana profsi advokad adalah profesi yang terhormat (officium nobile).Tanggung jawab seorang advokat terhadap penegak hukum yang lainnya maupun profesi hukum lainnya. Sepengetahuan saya tida ada yang mengatur secara implisit tanggung jawab tersebut, namun yang jelas seorang advokat memiliki tanggungjawab harus saling menghargai terhadap sesama penegak hukum maupun terhadap profesi hukum lainnya. Menurut saya jika kita tarik lebih jauh advokat juga mempunyai peranan penting yang menjadi tanggungjawabnya sebagai fungsi kontrol (pengawas) terhadap penegak hukum yang lain maupun profesi hukum lainnya apabila dalam melakukan/menjalankan pekerjaan dan kewajiban mereka, mereka menyalahi peraturan yang ada dan tidak berdasar dengan itikad baik hal ini dapak kita lakukan ketika kita membela klien yang bersinggungan dengan penegak hukum lainnya dan profesi hukum lainnya yang tidak menjalankan pekerjaan/kewajibannya berdasarkan peraturan dan tidak berdasar dengan itikad baik.3. Tanggungjawab profesi advokat terhadap masyarakat umum. Menurut saya definisi masyarakat umum terlalu luas disini. Masyarakat umum yang mana, klienpun menurut saya masyarakat umum. Jadi tanggung jawab terhadap masyarakat umum secara lebih khusus menurut saya tanggungjawab terhadap klien, hal ini dapat kita lakukan dengan cara kita menjalankan profesi guna membela hak-hak hukum klien dengan itikad baik sesuai dengan peraturan yang ada dan kode etik. Sedangkan tanggung jawab terhadap masyarakat umum secara lebih luas, adalah tanggung jawab terhadap masyarakat umum yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung (tidak dalam suatu perikatan profesional advokat dengan klien), disini advokat memiliki tanggung jawab untuk memberikan contoh yang baik kepada masyarakat umum bagamana seharusnya proses hukum itu dijalankan dengan berlandaskan peraturan yang ada dan berdasarkan moral dengan itikad baik dan tidak melanggar kode etik hal ini menurut saya justru secara tidak langsung kita memberikan pelajaran dan pendidikan hukum yang baik kepada masyarakat.Kewajiban sosialisasi hukum ada pada pemerintah, advokat tidak memiliki kewajiban itu menurut saya, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 ayat 1 UU 18 th 2003 ttg advokat yang menjelaskan advokad adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhipersyaratan berdasarkan undang-undang ini dan dijelaskan lebih lanjut pengertian jasa hukum dalam pasal 2 ayat 2 UU 18 th 2003 jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien. Jadi kewajiban advokad adalah memberikan jasa hukum bukanlah memberikan sosialisasi huku, karena kewajiban memberikan sosialisasi hukum ada pada pemerintah, namun alangkah lebih baiknya jika advokat dapat terlibat terhadap sosialisasi hukum kepada masyarakat umum.4. Membahas tentang tanggung jawab pengasawan internal yang dilakukan organisasi advokat, sebelum membahas terkait tanggungjawab pengawasan internal oleh organisasi advokat saya akan lebih dulu membahas tentang organisasi advokat itu sendiri terlebih dahulu, secara garis besar organisasi advokat terpecah menjadi 2, ada PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) dan ada KAI (Kongres Advokat Indonesia). Disini saya akan membahas PERADI karena peradilah yang diakui oleh undang-undang, pemerintah dan penegak hukum lainnya, lahirnya PERADI didasari adanya UU 18 th 2003 tentang advokat, sebelum lahirnya PERADI organisasi advokat bersifat multibar yaitu terdiri dari beberapa organisasi advokat, PERADI terbentuk dari penggabungan 8 oranisasi advokat yaitu IKADIN, AAI, IPHI, HAPI, SPI, AKHI, HKPM dan APSI. Dan sampai saat ini PERADI lah yang diakui oleh undang-undang dan pemerintah, hal ini dapat dilihat dari tata cara pengangkatan advokat aggota PERADI, seluruh advokat PERADI selalu disumpah oleh Ketua Pengadilan Tinggi wilayah tempat domisiliadvokat tersebut sebagai kepanjangan tangan Meteri Hukum dan Ham, Advokat PERADI tidak pernah memdapatkan masalah ketika menjalani persidangan di pengadilan (tidak pernah diminta keluat oleh hakim karena hakim tidak berkenan apabila ada advokat selain anggota PERADI). Jadi jika mengacu kepada UU 18 th 2003 organiasasi advokat adalah PERADI dan tidak ada yang lain selain PERADI. PERADI melakukan pengawasan terhadap kode etik yang efektifnya dilakukan sesama anggota PERADI dan Komisi Pengawas PERADI, dimana anggota yang diduga melakukan pelanggaran terhadap kode etik akan dilaporkan oleh anggota lainnya maupun pihak lain kepada Dewan Kehormatan PERADI.Pengadilan Profesi PERADI yang diberikan wewenangnya kepada Dewan Kehormatan PERADI selama ini berjalan dan berlaku hanya untuk anggota PERADI, contohnya beberapa kasus yang saya tangani terkait pelanggaran Kode Etik yang kami laporkan yang dilakukan oleh Rekan O.C. KALIGIS, Rekan DHANISWARA selama ini berjalan dengan baik dan telah bisa memberikan efek dengan memberikan putusan pemberhentian sementara dan pemberhentian tetap.5. Tidak ada aturan yang secara tegas mengatur tentang pengawasan advokat di bawah kemenkumham, justru menurut saya kemenkumham tidak punya hak untuk mengawasi advokat, advokat memang termasuk dalam 4 pilar penegak huku yaitu Polisi, Jaksa, Hakim, Advokat, namun posisi advokat disini berdiri atas nama sipil berbeda dengan 3 penegak hukum yang lain yang mana berdiri di atas nama negara, advokat bersifat independen dan tidak dapan diintervensi dari pihak manapun termasuk pemerintah oleh karena itu tidak ada kewenangan apapun untuk mengawasi advokat yang dimiliki oleh kemenkumham. Justru menurut saya masyarakatlah yang bisa melakukan pengawasan eksternal terhadap advokat advokat, misalnya dengan cara melaporkan advokat ke Dewan Kehormatan PERADI apabila ada advokat yang dirasa merugikan masyarakat ataupun ada advokat yang menyalahi peraturan yang berlaku dan tidak menjaga norma.6. Tidak ada aturan yang secara tegas mengatur bidang keahlian advokat harus dicantumkan pada AD/ART firma, dan tidak ada aturan yang mengatur secara tegas juga bahwa advokat harus mendirikan firma hukum dalam menjalankan profesinya, secara individu selaku advokat, ia jg bisa menjalankan profesinya sebagai advokat. Yang biasa terjadi di lapangan dalam AD/ART firma hukum bidang keahlian advokat ditulis secara umum, advokat juga ditunutut untuk menguasai hukum dari sisi segi dan aspek manapun. Dan advokat juga bisa menolak perkara apabila itu tidak sesuai dengan keahliannya hal ini sesuai dengan Pasal 3 huruf a Kode Etik Advokat.Tidak ada aturan yang melarang firma hukum harus menolak perkara yang bukan keahliannya, karena firma hukum bukanlah subjek yang diatur dalam Undang-Undang tengtang Advokat dan Kode Etik Advokat, yang dimaksud subjek dalam UU dan Kode Etik Advokat yaitu advokatnya itu sendiri bukan firmanya. Jika kita berkaca pada hukum positif segala sesuatu yang tidak di atur maupun di larang maka hak tersebut boleh dilakukan. Dan dalam kode etik advokat Pasal 3 huruf a dijelaskan bahwa advokat dapat menolak untuk memberikan nasihat dan bantuan hukum kepada setiap orang yang memerlukan jasa atau bantuan hukumoleh karena tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya dan seterusnya, jika kita melihat bunyi pasal di atas terdapat kata dapat bukan harus maka kata dapat dapat diartikan boleh dilakukan (menolak), maupun tidak melakukan (menerima) suatu perkara tersebut. Maka tidak ada peraturan yang mengharuskan advokat harus menerima perkara sesuai keahliannya saja. Oleh karena itu seorang advokat dituntut lebih cerdas dan lebih progresif untuk mengikuti perkembangan hukum agar sesuai dengan perkembangan jaman dan dituntun memahami hukum dari sisi segi dan aspek manapun.

Nama: Firda FirdausNim: 10.01 307Organisasi: Peradi

1. Jelas bukan, karena bahwa berdasarkan uu advokat profesi advokat adalah profesi yang berdiri sendiri, jadi profesi advokat tidapat diartikan sebagai pejabat yang seperti anda maksud. Perlu diketahui bahwa profesi advokat adalah profesi khusus yang memang bersumber dari Undang- Undang advokat.2. Dalam menjalani profesi advokat berarti tanggung jawab yang diemban adalah tanggung jawab yang diemban kepada klien, yang berarti setiap advokat harus bertanggung jawab terhahadap nasehat atau pendapat hukum yang diberikan kepada klienya. Advokat sendiri adalah pekerjaan sendiri yang bergerak dibidang jasa, yang bergerak dibidang memberikan konsultasi ataupun produk di bidang hukum, oleh karenanya advokat disini harus dapat mempertanggung jawabkan segala pernyataan ataupun produk hukum yang diberikan kepada klien advokat itu sendiri. Lalu bentuk pertanggung jawaban langsungnya tidak ada, karena 4 profesi ini adalah profesi yang berada dibawah naungan peraturan masing masing. Yang ada adalah rasa saling menghormati sebagai sesama profesi yang bergerak dibidang hukum.3. Seorang adavokat adalah seorang yang bisa dikatakan ahli dalam bidang hukum, bentuk sosialisasi terhadap masyarakat apabila ditempat tinggal konsultan tersebut memang ada yang mau bertanya. Mungkin sebagai advokat kita dapat memberikan jawaban kepada masyarakat tanpa membebankan biaya (probono). Sebisa mungkin saya sebagai advokat menjawab apa yang bisa di jawab kepada masyarakat. Tidak ada kewajiban membantu masyarakat tetapi yang perlu di garis bawahi advokat yang beretika baik itu biasanya berinisiatif untuk membantu apabila terdapat kesulitan terhadap permasalahan hokum. karena kenyataan pahit yang kita hadapi di Negara ini, masih banyak sekali masyarakat yang tidak mengerti atau bahkan buta akan hukum. Maka dari itu diperlukan inisiatif dari advokat itu sendiri untuk membantu.4. Setiap organisasi advokat yang ada di Indonesia pastinya memiki peraturan sendiri terhadap pengawasan bersifat internal akan tetapi hingga saat peradi yang ditunjuk lanhgsung oleh undang- undang. Oleh karena itu semua tidak boleh bertentangan dengan pengaturan yang bersifat di peradi.5. Pada dasarnya kemenkumham tidak punya hak untuk mengawasi advokat. advokat bersifat independen dan tidak dapan diintervensi dari pihak manapun termasuk pemerintah. 6. Apabila seorang advokat ingin mendirikan firma hokum sendiri, kegiatan usaha dari pada firma itu pasti dicmtumkan dalam anggaran dasar itu sendiri seperti firma yang bergerak dibidang hokum. Mengenai ada pandangan sebuah firma hukum harus ada keahlian khusus saat anda memilih profesi advokat maka anda dituntut untuk tau semua jenis lingkup hukum yang ada di Indonesia dan wajib mempelajari segala jenis hukum yang ada di Indonesia. Menurut saya Seorang advokat tidak bsia bilang hanya punya 1 keahlian hukum tertentu. Yang menarik bagaimana kalau kita tidak mengetahui apabila terdapat pertanyaan dimana hal tersebut kurang dikuasai secara maksimal? Maka kewajibanya jawab dengan kemampuan terbaik dan tetap menyarankan apabila kurang mendapat jawaban yang di inginkan maka tentunya sebagai advokat harus memberitahukan referensi terbaik kepada advokat yang memang lebih menguasasi di bidang tertentu tersebut.

Nama: RizaNim: 10.00306Organisasi: Peradi

1. Mengingat bahwa salah satu persyaratan untuk menjadi advokat adalah BUKAN PEJABAT NEGARA sudah tentu saya sebagai advokat tidak menempatkan diri saya sebagai seorang pejabat negara, baik pejabat negara tertentu maupun pejabat umum. Selain itu, saya secara pribadi berpendapat bahwa profesi advokat ini adalah suatu profesi penegak hukum yang independen, bebas dan mandiri. Oleh sebab itu, tidak tepat apabila profesi advokat ini tunduk pada suatu lembaga pemerintahan tertentu yang memungkinkan hilangnya independensi dari advokat pada saat menjalankan tugasnya.2. Menyangkut dengan tanggung jawab dalam menjalankan profesi sebagai advokat, menurut saya advokat harus menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, serta setia dan menjunjung tinggi Kode Etik dan Sumpah Profesi, untuk penegakan ataupun menjaga rambu-rambu pelaksanaan Kode Etik saya rasa itu menjadi tugas dan tanggung jawab dari Dewan Kehormatan (PERADI) sebagai suatu lembaga yang eksistensinya telah dan harus diakui setiap Advokat. Sebagai profesi yang merupakan salah satu unsur dari CATUR WANGSA, saya merasa memiliki kedudukan yang setara dan seimbang dengan dengan pihak profesi hukum lainnya, sehingga dibandingkan dengan rasa tanggung jawab terhadap profesi hukum lainnya, saya lebih cenderung beranggapan bahwa semua pihak-pihak dalam profesi hukum wajib bersinergi untuk dapat menciptakan suatu proses keadilan yang transparan.3. Menurut saya, kewajiban untuk memberikan sosialisasi ataupun pendidikan hukum kepada masyarakat umum sudah tentu menjadi bagian pekerjaan dari profesi advokat yang mana mencakup profesi konsultan hukum.4. Saya beranggapan organisasi-organisasi advokat yang ada hanya merupakan wadah pemersatu dan bukan bersifat sebagai organisasi yang mengatur terlebih lagi menjalankan fungsi pengawasan. Sepengetahuan saya, negara ini hanya mengakui 1 induk organisasi profesi advokat yakni PERADI sehingga mekanisme pengawasan maupun pengadilan profesi tinggal mengikuti kebijakan dan aturan main yang sudah ditetapkan oleh PERADI.5. Sejujurnya saya tidak melihat adanya fungsi pengawasan eksternal yang dimaksud, terlebih lagi penerapannya.6. Saya tidak setuju atas pengkotak-kotak-an profesi ini. Dikarenakan hal ini tidak mencerminkan sifat dasar UUD negara kita yang membuka seluas-luasnya bagi warga-nya kesempatan untuk berkarya. Sehingga tidaklah tepat apabila keahlian-keahlian khusus (semacam pengacara pidana, pengacara perdata, pengacara HAM, pengacara perceraian atau pengacara corporate-commercial) dicantumkan dalam Anggaran Dasar suatu Firma hukum. Saya lebih cenderung menyerahkan persaingan maupun kompetensi masing-masing advokat pada mekanisme pasar.Nama: Dian ArtatiNim:13.00708Organisasi: Peradi

1. Sudah tentu Advokat bukanlah pejabat yang anda maksud. Advokat adalah advokat karena jelas keberadaan kami tentunya berdasarkan ada Undang- Undang yaitu Undang- Undang Nomor 18 tahun 2003. tidak tepat apabila profesi advokat ini dikaitkan dengan beberapa pejabat yang anda maksud.2. Tentunya tanggung jawab sebagai advokat adalah tanggung jawab apabila kita menjalankan profesi kita menjalankan dengan suatu niatan yang baik dan justru tidak menggelapkan hukum dan malah mengarahkan klien untuk melakukan penggelapan hukum. Dengan kata lain tanggung jawab yang saya maksud dapat dilihat apabila kita mulai bekerja.3. Advokat itu adalah jasa pemberi nasihat hukum, seharusnya yang memegang fungsi dalam hal dilakukanya sosialisasi terhadap masyarakat tentunya sudah pasti pemerintah mulai dari mensosialisasikan undang- undang yang berlaku sampai segala jenis bentuk kepada seluruh warga negara indonesia.4. Pada mulanya terdapat 8 organisasi Advokat yang ada pada saat itu, yaitu IPHI, IKADIN, AAI, HAPI, SPI, AKHI, HKHPM sepakat membentuk Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) sebagai wadah tunggal organisasi advokat yang terbentuk berdasarkan amanah UU Advokat. Dalam Pasal 12 UU Advokat, Pengawasan terhadap Advokat dilakukan oleh Organisasi Advokat dalam hal ini adalah peradi. Jadi apabila ditanya metode pengawasan internal sudah pasti semua ketentuanya ada dalam ketetapan yang dibentuk peradi walaupun memang terdapat Kongres advokat indonesia. Tetapi dikarenakan peradi yang diperkanankan oleh undang- undang jadi sudah jelas mekanisme dari pengawasan terdaat dari peradi.5. Tidak ada pengawasan yang dilakukan oleh kemenhukam, menurut saya mekanisme pengawasan justru terdapat pada klien, masyarakat umum, media dan tentunya semua elemen masyarakat yang memang dapat melakukan pengawasan secara langsung terhadap profesi advokat. jadi sebagai advokat jagalah sikap tindak perilaku kita.6. Kalau menurut saya tergantung dari anggaran dasar dari firma itu sendiri, karena perlu dipahami, pada dasarnya anggaran dasar tersebut adalah perjanjian ang dibuat oleh para pendirinya. Dengan kata lain seharusnya dalam perjanjian tersebut disebutkan dengan jelas apa saja lingkup dari hal yang dikuasai oleh firma hukum tersebut. Akan tetapi apabila dalam anggaran dasar firma tersebut memang disebutkan secara umum saja, ya sudah pasti lingkup dari kegiatan firma mungkin bisa ditafisirkan dalam segala jenis bentuk keahlian yang dikuasai oleh firma tersebut. Dan pada prakteknya, biasanya klien dari kami sudah mengetahui keahian kami dibidang apa sebelumnya, jadi hampir 100 persen bisa dipastikan bahwanklien yang datang kekami, pasti sesuai dengan keahlian dari firma hukum itu sendiri.Nama : Lexyndo HakimNim:07.10528Organisasi: Peradi

1. Berdasarkan UU Advokat Nomor 18 Tahun 2003, pengertian Advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan tertentu.Yang dapat diangkat sebagai Advokat adalah minimal berlatar belakang Sarjana pendidikan tinggi Hukum dan telah mengikuti pendidikan khusus profesi Advokat, magang dan ujian Advokat yang dilaksanakan oleh Organisasi Advokat. Dalam Pasal 5 UU Advokat jelas ternyata bahwa seorang Advokat berstatus sebagai Penegak Hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan., sehingga profesi Advokat itu tidak dapat diartikan sebagai pejabat negara, pejabat negara tertentu ataupun pejabat umum.2. Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku Penegak Hukum di Pengadilan, sejajar dengan Jaksa dan hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan kode etik.Sebelum menjalankan profesinya, Advokat disumpah menurut agamanya yaitu: berjanji akan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia; berjanji untuk memperoleh profesi ini, langsung atau tidak langsung dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapapun juga; berjanji dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum akan bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan; berjanji dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar pengadilan tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim, pejabat pengadilan atau pejabat lainnya agar memenangkan atau menguntungkan bagi perkara Klien yang sedang atau akan saya tangani; berjanji akan menjaga tingkah laku saya dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Advokat; berjanji tidak akan menolak untuk melakukan pembelaan atau memberi jasa hukum di dalam suatu perkara yang menurut hemat saya merupakan bagian daripada tanggung jawab profesi saya sebagai seorang Advokat.Tanggung jawab Profesi Advokat tidak lepas dari apa yang telah disumpahnya seorang Advokat tersebut, dan di dalam UU Advokat juga telah diatur bahwa seorang Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien mengenai perkara yang sedang diurusnya; seorang Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan menang.; seorang Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara Advokat dan klien itu.; seorang Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan,; dengan demikian tanggung jawab seorang Advokat secara profesi adalah sebatas hal-hal tersebut diatas.

Yang termasuk penegak hukum di Indonesia adalah Kejaksaan, Kepolisian, Kehakiman dan KPK.Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku Penegak Hukum di Pengadilan, sejajar dengan Jaksa dan hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan kode etik. Dalam hal hubungannya dengan penegak hukum lainnya (Jaksa, Hakim, dan Polisi) adalah bahwasanya seorang Advokat harus mendukung kewenangan pengadilan dan menjaga kewibawaan dan marwah persidangan, seorang Advokat harus patuh pada aturan-aturan, norma kesopanan di pengadilan, termasuk sopan satun yang berlaku dalam melaksanakan tugasnya serta menunjukkan sikap saling menghargai dan profesional kepada rekan-rekan penegak hukum lainnya. 3. Tanggung jawab profesi advokat terhadap masyarakat umum, perlu kita cermati bahwa Advokat adalah profesi yang terhormat (officium mobile). Kata mobile officium mengandung arti adanya kewajiban yang mulia atau yang terpandang dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Hal ini berarti bahwa seorang anggota profesi advokat, tidak saja harus berperilaku jujur dan bermoral tinggi, tetapi harus juga mendapat kepercayaan publik, bahwa advokat tersebut akan selalu berperilaku demikian. Dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan Pasal 2 dan 3 UU Advokat, maka seorang sarjana hukum dapat diangkat sebagai seorang advokat dan akan menjadi anggota organisasi advokat. Dengan diangkatnya seseorang menjadi advokat, maka ia telah diberi suatu kewajiban mulia melaksanakan pekerjaan terhormat (mobile officium), dengan hak eksklusif: (a) menyatakan dirinya pada publik bahwa ia seorang advokat, (b) dengan begitu berhak memberikan nasihat hukum dan mewakili kliennya, dan (c) menghadap di muka sidang pengadilan dalam proses perkara kliennya. Akan tetapi, jangan dilupakan, bahwa hak dan kewenangan istimewa ini juga menimbulkan kewajiban advokat kepada masyarakat, yaitu: (a) menjaga agar mereka yang menjadi anggota profesi advokat selalu mempunyai kompetensi pengetahuan profesi untuk itu, dan mempunyai integritas melaksanakan profesi terhormat ini, serta (b) oleh karena itu bersedia menyingkirkan mereka yang terbukti tidak layak menjalankan profesi terhormat ini.Seorang Advokat juga harus selalu berusaha menjunjung kehormatan dan menjaga wibawa profesi dan berusaha untuk tidak saja menyempurnakan hukum namun juga penyelenggaraan sistem peradilan. Saat ini sudah ada UU Bantuan Hukum Nomor 16 Tahun 2011, bahwa setiap orang (masyarakat) yang termasuk dalam kategori Penerima Bantuan Hukum meliputi setiap orang atau kelompok orang miskin yang tidak dapat memenuhi hak dasar secara layak dan mandiri berhak mendapatkan bantuan Hukum. Hal ini bergaris linear dengan UU Advokat yang menyatakan bahwa seorang Advokat tidak dapat menolak klien, atau dalam Pasal 18, berbunyi seorang Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan terhadap Klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budaya.4. Berdasarkan UU Advokat Nomor 18 Tahun 2003, organisasi Advokat harus terbentuk, dan pada tanggal 21 Desember 2014, ke-delapan (8) organisasi Advokat yang ada pada saat itu, yaitu IPHI, IKADIN, AAI, HAPI, SPI, AKHI, HKHPM sepakat membentuk Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) sebagai wadah tunggal organisasi advokat yang terbentuk berdasarkan amanah UU Advokat. Dalam Pasal 12 UU Advokat, Pengawasan terhadap Advokat dilakukan oleh Organisasi Advokat yang bertujuan agar Advokat dalam menjalankan profesinya selalu menjunjung tinggi kode etik profesi Advokat dan peraturan perundang-undangan. PERADI memiliki Dewan Kehormatan sebagai instrumen penjaga kehormatan profesi Advokat. Karena dalam UU Advokat itu sendiri telah menegaskan bahwa advokat berstatus sebagai penegak hukum. Itu sangat penting kita selalu ingat. Kita adalah satu yang dipercayakan, diamanatkan, ditugaskan sebagai penegak hukum, di samping tentu saja penegak-penegak hukum lainnya seperti hakim, polisi, jaksa, dan sebagainya. UU Advokat juga telah ada aturan mengenai pengawasan internal terhadap profesi advokat termasuk dalam Kode Etik Advokat Indonesia, yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi Advokat. 5. Menurut saya, karena Advokat adalah sesama penegak hukum dengan lembaga peradilan lainnya, Kemenkumham tidak bisa memberikan pengawasan kepada profesi advokat itu sendiri, mengingat dalam UU Advokat juga sudah diatur mengenai pengawasan, yaitu Pengawasan terhadap advokat hanya dilakukan oleh Organisasi Advokat. Advokat dan Organisasi Advokat pun tidak menerima honorarium dari negara maupun anggaran apapun dalam menjalankan profesinya. Kemenkumham pun, dalam kaitannya dengan Advokat maupun Organisasi Advokat hanya sebatas dalam menerima pelaporan dari Organisasi Advokat melaporkan pertambahan dan/atau perubahan jumlah anggotanya kepada Mahkamah Agung dan Menteri.6. Sebuah law firm tidak harus dicantumkan dalam AD/ART, karena law firm adalah perusahaan jasa, sedangkan untuk keperluan AD/ART itu berlaku untuk sebuah asosiasi, perkumpulan maupun partai. Yang ada dalam setiap law firm adalah berupa SOP ( Standar Operating Procedure ), yang mengacu dalam UU Advokat , misalnya:Advokat hanya dapat menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan Advokat pihak lawan, dan apabila ia menyampaikan surat, termasuk surat yang bersifat "ad informandum" maka hendaknya seketika itu tembusan dari surat tersebut wajib diserahkan atau dikirimkan pula kepada Advokat pihak lawan.; Advokat hanya dapat menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan jaksa penuntut umum.; Advokat tidak dibenarkan mengajari dan atau mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh jaksa penuntut umum dalam perkara pidana.; Apabila Advokat mengetahui, bahwa seseorang telah menunjuk Advokat mengenai suatu perkara tertentu, maka hubungan dengan orang itu mengenai perkara tertentu tersebut hanya boleh dilakukan melalui Advokat tersebut.; Advokat wajib menyampaikan pemberitahuan tentang putusan pengadilan mengenai perkara yang ia tangani kepada kliennya pada waktunya.; dan Advokat (Law Firm) nya sebaiknya menjelaskan SOP awal pelayanan jasa Hukum apa saja yang bisa diberikan, apakah pidana dan perdata saja, litigasi saja, non-litigasi saja, maupun kasus Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Kurator maupun bidang Pasar Modal ?Seorang advokat sebelum dilantik dan disumpah sebagai advokat tentunya sudah memenuhi syarat-syarat tertentu, misalnya mengikuti program pendidikan khusus profesi advokat, program pendidikan magang di kantor advokat selama 2 (dua) tahun berturut-turut, menangani perkara perdata dan pidana dengan pendampingan dari Advokat senior serta mengikuti pelatihan-pelatihan profesi seperti pasar modal maupun konsultan HKI dan kurator. Sehingga setiap advokat yang sudah membuka Law firm baik bersama-sama maupun sendiri, tentunya sudah dibekali ilmu dan keahlian di bidang jasa hukum pidana dan perdata. Advokat dalam melaksanakan tugas profesi advokat sebagai pemberi jasa hukum akan bertindak jujur, adil dan bertanggung jawab berdasarkanhukum dan keadilan, dilarang membedakan perlakuan terhadap klien berdasrkan jenis kelamin, agama, politik, suku, ras dan agama. Dalam kondisi tertentu misalnya, seorang advokat diharuskan menerima klien atas perkara yang (mungkin) bukan keahliannya, misalnya dalam perkara Kurator, si advokat itu bisa mengajak rekan-rekan sejawat lainnya untuk bersama memberikan pelayanan jasa hukum di bidang Kurator tersebut ataupun hanya menjembatani si calon klien dengan rekan sejawat yang memang sudah kurator. (contoh saja) Tapi intinya, seorang advokat itu sudah seyogianya terbekali oleh ilmu teori dan praktek yang cukup sebelum membuka Law Firm dalam memberikan pelayanan jasa hukum terhadap masyarakat.

Nama : Rizk