Pertanian_dengan_Iklim

12
KELOMPOK 6 Addin Fahmi Y (131510601064) Febti Aulia F (131510601073) Rizky Yanuarti(131510601076) Bagas Yanuar K(131510601089) Khilda Nur Arifin (131510601100) Zaky Mubarok (131510601101) Rian Ardiansyah (131510601115) Hubungan Iklim dengan Pertanian Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh faktor iklim. Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan kondisi alam dalam wilayah yang luas sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupun cuaca yang akan terjadi. Namun manusia dapat mensiasati hal itu dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang efektif adalah dengan menyesuaikan sistem usahatani dengan kondisi iklim setempat, dengan menanam jenis tanaman yang sesuai misalnya bawang merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau, padi di tanam pada musim penghujan dan lain sebagainya. Analisis data iklim dan cuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan sistem yang selalu dapat berubah. 1.2 Tabel dan Grafik

description

frg

Transcript of Pertanian_dengan_Iklim

Page 1: Pertanian_dengan_Iklim

KELOMPOK 6Addin Fahmi Y (131510601064)

Febti Aulia F (131510601073)Rizky Yanuarti(131510601076)

Bagas Yanuar K(131510601089)Khilda Nur Arifin (131510601100)

Zaky Mubarok (131510601101)Rian Ardiansyah (131510601115)

Hubungan Iklim dengan Pertanian

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh

faktor iklim. Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan kondisi alam dalam

wilayah yang luas sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupun

cuaca yang akan terjadi. Namun manusia dapat mensiasati hal itu dengan berbagai

pendekatan. Pendekatan yang efektif adalah dengan menyesuaikan sistem

usahatani dengan kondisi iklim setempat, dengan menanam jenis tanaman yang

sesuai misalnya bawang merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau,

padi di tanam pada musim penghujan dan lain sebagainya. Analisis data iklim dan

cuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca

merupakan sistem yang selalu dapat berubah.

1.2 Tabel dan Grafik

Daya hasil (ton/ha) berbagai tanaman di beberapa negara (1978)

Jenis

tanaman

Indonesia Filipina Thailand Malaysia Jepang USA

Padi sawah 2,29 1,84 2,05 2,52 6,25 5,05

Jagung 1,10 0,96 2,16 3,23 2,75 6,35

Ubi kayu 9,21 9,59 18,34 10,01 - -

Page 2: Pertanian_dengan_Iklim

Kacang

tanah

1,35 0,73 1,36 4,30 1,79 2,96

Kedelai 0,97 0,82 0,71 1,56 1,50 1,79

Ubi jalar 7,81 4,00 10,17 9,70 20,00 14,13

Tebu 83,33 41,43 33,53 38,05 56,06 80,51

Kopi 0,49 1,06 - - - -

Teh 0,38 0,54 - 0,47 - -

Tembakau 0,47 0,66 0,47 0,78 2,71 3,38

Sumber: FAO, 1978

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa daya hasil beberapa tanaman

pangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju

seperti Jepang dan Amerika Serikat. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaian

teknologi tinggi dan pengelolan yang baik. Namun. di Indonesia, perhatian dan

kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli pertanian semakin meningkat

terutama dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan. Penigkatan

produksi tanaman pangan selain dengan panca usaha tani juga dilakukan dengan

pemanfaatan iklim.

Fakta adanya perubahan iklim di Indonesia, dapat dilihat pada grafik

berikut sebagai salah satu contoh : Perubahan Curah Hujan

Sumber :

Climate

Research Unit,

Inggris

Gambar 1 : Grafik perubahan curah hujan tahun 1900-1999

Page 3: Pertanian_dengan_Iklim

Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan peluang kejadian hujan

ekstrim di beberapa wilayah di Indonesia. Di Jawa Barat, Banten, dan DKI

Jakarta, peluang kejadian hujan ekstrim dengan intensitas mencapai 500

mm/bulan selama periode tahun 1970 - 1999 meningkat hingga 13%. Padahal,

selama periode tahun 1900 - 1929, peluang kejadian hujan ektrim di ketiga

wilayah tersebut hanya 3% , hal tersebut ditunjukkan dalam grafik di atas.

Bab II

Pembahasan

2.1 Peranan Cuaca dan Iklim Terhadap Produksi Tanaman

Pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan hasil akhir dari proses

fotosintesis dan berbagai fisiologi lainnya.  Proses fotosintesis sebagai proses

awal kehidupan tanaman pada dasarnya adalah proses fisiologi dan fisika yang

mengkonversi energi surya (matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik

menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat.  Sebagian energi kimia tersebut

direduksi atau dirombak menjadi energi kinetik dan energi termal melalui proses

respirasi, untuk memenuhi kebutuhan internal tanaman.

Selain radiasi surya, proses

fotosintesis sangat ditentukan oleh

ketersediaan air, konsentrasi CO2 dan

suhu udara.  Sedangkan proses respirasi

dan beberapa proses metabolisme tanaman

dipengaruhi oleh suhu udara dan beberapa

unsur iklim lain. Selain proses

metabolisme, proses pembungaan,

pengisian biji dan pematangan biji atau

buah tanaman padi juga sangat

dipengaruhi oleh radiasi surya (intensitas

dan lama penyinaran), suhu udara dan kelembaban nisbi serta angin.  Oleh sebab

Gambar 2 : Proses terbentuknya rumah kaca

Page 4: Pertanian_dengan_Iklim

Gambar 3 : Skema hubungan antara iklim dan hasil tanaman

itu, produkstivitas dan mutu hasil tanaman yang banyak ditentukan pada fase

pengisian dan pematangan biji atau buah sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur

iklim dan cuaca, terutama radiasi surya dan suhu udara.

Berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat

dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selama

umur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah

hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim. Demikian

juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan akumulatif dari proses

fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu  oleh sebab itu dalam

pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi

tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaan

cuaca) selama pertumbuhan tanaman.

2.2 Hubungan Antara Unsur Iklim dan Hasil Tanaman

Secara teknis dalam budidaya tanaman,

hampir semua unsur iklim berpengaruh.

Namun masing-masing mempunyai pengaruh

dan peran yang berbeda teradap berbagai

aspek dalam budidaya tanaman. Unsur iklim

terhadap hasil tanaman mempunyai pengaruh

terhadap besarnya jumlah produksi tanaman.

Efektivitas dan efisiensi pestisida untuk

pengendalian hama dan penyakit pada

tanaman juga sangat ditentukan oleh curah hujan,

suhu udara dan kelembaban.  Pengendalian hama

terpadu (PHT) dengan menggunakan musuh alami yang dimungkinkan atas dasar

pengetahuan tentang iklim dan cuaca.  Faktor cuaca, suhu, curah hujan,

kelembaban dan faktor cuaca lainnya dapat mempengaruhi cara dan keberhasilan

pengendalian hama penyakit, baik yang dilakukan dengan cara kimiawi, hayati

maupun kultur teknis.

Page 5: Pertanian_dengan_Iklim

Gambar 4 : Peta distribusi hujan periode tahun 1961-1990

2.3 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pertanian

Dampak perubahan iklim

sangat mempengaruhi kehidupan

manusia. Salah satu sektor yang paling

terpengaruh dengan perubahan iklim

adalah sektor pertanian. Perubahan

iklim akan berdampak pada pergeseran

musim, yakni semakin singkatnya

musim hujan namun dengan curah

hujan yang lebih besar. Sehingga, pola

tanam juga akan mengalami pergeseran.

Perubahan iklim akan mempengaruhi hasil panen yang kemungkinan besar akan

berkurang disebabkan oleh semakin keringnya lahan akibat musim kemarau yang

lebih panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil panen dapat

mengancam ketahanan pangan. Selain itu, kebutuhan irigasi pertanian juga akan

semakin meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan air bersih karena

mencairnya es di kutub yang menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih

dunia. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen berkepanjangan yang juga

menyebabkan pasokan pangan menjadi sangat tidak pasti. Fluktuasi suhu dan

kelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman..

HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH

2.3 Pengaruh Faktor-faktor Iklim terhadap Hama dan Penyakit

Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya dipengaruhi oleh

faktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur,

kelembaban udara relatif dan foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadap

siklus hidup, keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga.

Umumnya serangga-serangga hama yang kecil seperti kutu-kutuan menjadi

Page 6: Pertanian_dengan_Iklim

masalah pada musim kemarau atau rumah kaca karena tidak ada terpaan air hujan.

Pengaruh tidak langsungnya adalah kaitannya dengan musuh alami hama baik

predator, parasitoid dan patogen.

Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa terhadap siklus hidup

patogen, virulensi (daya infeksi), penularan, dan reproduksi patogen. Pengaruh

perubahan iklim akan sangat spesifik untuk masing masing penyakit. Garret et al.

(2006) menyatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh terhadap penyakit

melalui pengaruhnya pada tingkat genom, seluler, proses fisiologi tanaman dan

patogen. Faktor-faktor iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan tanaman inang.

Tanaman vanili yang stres karena terlalu banyak cahaya akan rentan terhadap

penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium. Ekspresi gejala beberapa

penyakit karena virus tergantung dari suhu. Dinamika lingkungan biotik juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim.

2.4 Upaya Pencegahan

Untuk menekan dampak yang negatif akibat kejadian ekstrim atau

penyimpangan iklim, maka peningkatan kemampuan antisipasi sangat diperlukan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi penyimpangan

iklim, langkah-langkah umum yang dapat dilakukan diantaranya: (1) melakukan

pemetaan daerah-daerah yang sensitif terhadap penyimpangan iklim, (2)

meningkatkan kemampuan peramalan sehingga langkah-langkah antisipasi dapat

dilakukan lebih awal, khususnya pada daerah-daerah yang rawan, dan (3)

menerapkan teknologi budidaya (dalam bidang pertanian) yang dapat menekan

risiko terkena dampak kejadian puso. Secara umum upaya antisipasi

dikelompokkan menjadi antisipasi secara teknis dan antisipasi sosial-

kelembagaan. Antisipasi secara teknis antara lain :

a. Pembuatan waduk untuk menampung air hujan, sehingga tidak terjadi

banjir dan memanfaatkannya untuk irigasi atau lainnya pada saat

kekurangan air (kekeringan);

b. Pembuatan embung mulai dari hulu hingga hilir;

Page 7: Pertanian_dengan_Iklim

c. Mempelajari sifat-sifat iklim dan memanfaatkan hasilnya untuk

menyesuaikan pola tanam agar terhindar dari puso;

d. Meningkatkan sistem pengamatan cuaca sehingga antisipasi

penyimpangan iklim dapat diketahui lebih awal;

e. Memetakan daerah rawan bencana alam banjir dan kekeringan untuk

penyusunan pola tanam dan memilih jenis tanaman yang sesuai;

f. Memilih tanaman yang sesuai dengan pola hujan;

g. Melakukan sistem pertanian konservasi seperti terasering, menanam

tanaman penutup tanah, melakukan pergiliran tanaman dan

penghijauan DAS (Daerah Aliran Sungai);

h. Pompanisasi dengan memanfaatkan air tanah, air permukaan, air

bendungan  atau checkdam, dan air daur ulang dari saluran

pembuangan;

i. Efisiensi penggunaan air seperti gilir iring dan irigasi hemat air.

Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Pengaruh iklim sangat nyata dan beresiko pada bidang pertanian melalui

dampak kekeringan, kebasahan atau banjir, suhu tinggi, suhu rendah atau “ frost”,

angin, kelembaban tinggi dan lain-lain yang dapat mengakibatkan rendahnya hasil

baik secara kuantitas maupun kualitas, juga tidak ketidakstabilan produksi secara

nasional.

Iklim merupakan salah satu komponen ekosistim dan factor produksi yang

sangat dinamik dan sulit untuk dikendalikan. Bahkan, iklim/cuaca sering menjadi

factor pembatas produksi pertanian, karena sifatnya yang dinamis, beragam dan

Page 8: Pertanian_dengan_Iklim

terbuka. Agar dapat berguna dalam bidang pertanian, diperlukan pemahamannya

yang lebih dalam terhadap karakteristik iklim.

3.2 Daftar Pustaka

Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir., 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap

Tanah dan Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara.

Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB.

Prawira. 2010. Pengaruh Cuaca, Iklim dan Tanaman.

http://yprawira.wordpress.com/. Diakses pada : 7 September 2013

BMKG Author. 2013. Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia.

http://www.bmkg.go.id/. Diakses pada : 7 September 2013

BBC Indonesia. 2012. Perubahan iklim dalam grafik. http://www.bbc.co.uk.

Diakses pada : 7 September 2013