Pertanian_dengan_Iklim
-
Upload
lycopersicon -
Category
Documents
-
view
217 -
download
1
description
Transcript of Pertanian_dengan_Iklim
KELOMPOK 6Addin Fahmi Y (131510601064)
Febti Aulia F (131510601073)Rizky Yanuarti(131510601076)
Bagas Yanuar K(131510601089)Khilda Nur Arifin (131510601100)
Zaky Mubarok (131510601101)Rian Ardiansyah (131510601115)
Hubungan Iklim dengan Pertanian
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh
faktor iklim. Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan kondisi alam dalam
wilayah yang luas sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupun
cuaca yang akan terjadi. Namun manusia dapat mensiasati hal itu dengan berbagai
pendekatan. Pendekatan yang efektif adalah dengan menyesuaikan sistem
usahatani dengan kondisi iklim setempat, dengan menanam jenis tanaman yang
sesuai misalnya bawang merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau,
padi di tanam pada musim penghujan dan lain sebagainya. Analisis data iklim dan
cuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca
merupakan sistem yang selalu dapat berubah.
1.2 Tabel dan Grafik
Daya hasil (ton/ha) berbagai tanaman di beberapa negara (1978)
Jenis
tanaman
Indonesia Filipina Thailand Malaysia Jepang USA
Padi sawah 2,29 1,84 2,05 2,52 6,25 5,05
Jagung 1,10 0,96 2,16 3,23 2,75 6,35
Ubi kayu 9,21 9,59 18,34 10,01 - -
Kacang
tanah
1,35 0,73 1,36 4,30 1,79 2,96
Kedelai 0,97 0,82 0,71 1,56 1,50 1,79
Ubi jalar 7,81 4,00 10,17 9,70 20,00 14,13
Tebu 83,33 41,43 33,53 38,05 56,06 80,51
Kopi 0,49 1,06 - - - -
Teh 0,38 0,54 - 0,47 - -
Tembakau 0,47 0,66 0,47 0,78 2,71 3,38
Sumber: FAO, 1978
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa daya hasil beberapa tanaman
pangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju
seperti Jepang dan Amerika Serikat. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaian
teknologi tinggi dan pengelolan yang baik. Namun. di Indonesia, perhatian dan
kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli pertanian semakin meningkat
terutama dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan. Penigkatan
produksi tanaman pangan selain dengan panca usaha tani juga dilakukan dengan
pemanfaatan iklim.
Fakta adanya perubahan iklim di Indonesia, dapat dilihat pada grafik
berikut sebagai salah satu contoh : Perubahan Curah Hujan
Sumber :
Climate
Research Unit,
Inggris
Gambar 1 : Grafik perubahan curah hujan tahun 1900-1999
Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan peluang kejadian hujan
ekstrim di beberapa wilayah di Indonesia. Di Jawa Barat, Banten, dan DKI
Jakarta, peluang kejadian hujan ekstrim dengan intensitas mencapai 500
mm/bulan selama periode tahun 1970 - 1999 meningkat hingga 13%. Padahal,
selama periode tahun 1900 - 1929, peluang kejadian hujan ektrim di ketiga
wilayah tersebut hanya 3% , hal tersebut ditunjukkan dalam grafik di atas.
Bab II
Pembahasan
2.1 Peranan Cuaca dan Iklim Terhadap Produksi Tanaman
Pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan hasil akhir dari proses
fotosintesis dan berbagai fisiologi lainnya. Proses fotosintesis sebagai proses
awal kehidupan tanaman pada dasarnya adalah proses fisiologi dan fisika yang
mengkonversi energi surya (matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik
menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Sebagian energi kimia tersebut
direduksi atau dirombak menjadi energi kinetik dan energi termal melalui proses
respirasi, untuk memenuhi kebutuhan internal tanaman.
Selain radiasi surya, proses
fotosintesis sangat ditentukan oleh
ketersediaan air, konsentrasi CO2 dan
suhu udara. Sedangkan proses respirasi
dan beberapa proses metabolisme tanaman
dipengaruhi oleh suhu udara dan beberapa
unsur iklim lain. Selain proses
metabolisme, proses pembungaan,
pengisian biji dan pematangan biji atau
buah tanaman padi juga sangat
dipengaruhi oleh radiasi surya (intensitas
dan lama penyinaran), suhu udara dan kelembaban nisbi serta angin. Oleh sebab
Gambar 2 : Proses terbentuknya rumah kaca
Gambar 3 : Skema hubungan antara iklim dan hasil tanaman
itu, produkstivitas dan mutu hasil tanaman yang banyak ditentukan pada fase
pengisian dan pematangan biji atau buah sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur
iklim dan cuaca, terutama radiasi surya dan suhu udara.
Berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat
dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selama
umur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah
hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim. Demikian
juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan akumulatif dari proses
fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu oleh sebab itu dalam
pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi
tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaan
cuaca) selama pertumbuhan tanaman.
2.2 Hubungan Antara Unsur Iklim dan Hasil Tanaman
Secara teknis dalam budidaya tanaman,
hampir semua unsur iklim berpengaruh.
Namun masing-masing mempunyai pengaruh
dan peran yang berbeda teradap berbagai
aspek dalam budidaya tanaman. Unsur iklim
terhadap hasil tanaman mempunyai pengaruh
terhadap besarnya jumlah produksi tanaman.
Efektivitas dan efisiensi pestisida untuk
pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman juga sangat ditentukan oleh curah hujan,
suhu udara dan kelembaban. Pengendalian hama
terpadu (PHT) dengan menggunakan musuh alami yang dimungkinkan atas dasar
pengetahuan tentang iklim dan cuaca. Faktor cuaca, suhu, curah hujan,
kelembaban dan faktor cuaca lainnya dapat mempengaruhi cara dan keberhasilan
pengendalian hama penyakit, baik yang dilakukan dengan cara kimiawi, hayati
maupun kultur teknis.
Gambar 4 : Peta distribusi hujan periode tahun 1961-1990
2.3 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pertanian
Dampak perubahan iklim
sangat mempengaruhi kehidupan
manusia. Salah satu sektor yang paling
terpengaruh dengan perubahan iklim
adalah sektor pertanian. Perubahan
iklim akan berdampak pada pergeseran
musim, yakni semakin singkatnya
musim hujan namun dengan curah
hujan yang lebih besar. Sehingga, pola
tanam juga akan mengalami pergeseran.
Perubahan iklim akan mempengaruhi hasil panen yang kemungkinan besar akan
berkurang disebabkan oleh semakin keringnya lahan akibat musim kemarau yang
lebih panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil panen dapat
mengancam ketahanan pangan. Selain itu, kebutuhan irigasi pertanian juga akan
semakin meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan air bersih karena
mencairnya es di kutub yang menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih
dunia. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen berkepanjangan yang juga
menyebabkan pasokan pangan menjadi sangat tidak pasti. Fluktuasi suhu dan
kelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman..
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH
2.3 Pengaruh Faktor-faktor Iklim terhadap Hama dan Penyakit
Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya dipengaruhi oleh
faktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur,
kelembaban udara relatif dan foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadap
siklus hidup, keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga.
Umumnya serangga-serangga hama yang kecil seperti kutu-kutuan menjadi
masalah pada musim kemarau atau rumah kaca karena tidak ada terpaan air hujan.
Pengaruh tidak langsungnya adalah kaitannya dengan musuh alami hama baik
predator, parasitoid dan patogen.
Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa terhadap siklus hidup
patogen, virulensi (daya infeksi), penularan, dan reproduksi patogen. Pengaruh
perubahan iklim akan sangat spesifik untuk masing masing penyakit. Garret et al.
(2006) menyatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh terhadap penyakit
melalui pengaruhnya pada tingkat genom, seluler, proses fisiologi tanaman dan
patogen. Faktor-faktor iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan tanaman inang.
Tanaman vanili yang stres karena terlalu banyak cahaya akan rentan terhadap
penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium. Ekspresi gejala beberapa
penyakit karena virus tergantung dari suhu. Dinamika lingkungan biotik juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim.
2.4 Upaya Pencegahan
Untuk menekan dampak yang negatif akibat kejadian ekstrim atau
penyimpangan iklim, maka peningkatan kemampuan antisipasi sangat diperlukan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi penyimpangan
iklim, langkah-langkah umum yang dapat dilakukan diantaranya: (1) melakukan
pemetaan daerah-daerah yang sensitif terhadap penyimpangan iklim, (2)
meningkatkan kemampuan peramalan sehingga langkah-langkah antisipasi dapat
dilakukan lebih awal, khususnya pada daerah-daerah yang rawan, dan (3)
menerapkan teknologi budidaya (dalam bidang pertanian) yang dapat menekan
risiko terkena dampak kejadian puso. Secara umum upaya antisipasi
dikelompokkan menjadi antisipasi secara teknis dan antisipasi sosial-
kelembagaan. Antisipasi secara teknis antara lain :
a. Pembuatan waduk untuk menampung air hujan, sehingga tidak terjadi
banjir dan memanfaatkannya untuk irigasi atau lainnya pada saat
kekurangan air (kekeringan);
b. Pembuatan embung mulai dari hulu hingga hilir;
c. Mempelajari sifat-sifat iklim dan memanfaatkan hasilnya untuk
menyesuaikan pola tanam agar terhindar dari puso;
d. Meningkatkan sistem pengamatan cuaca sehingga antisipasi
penyimpangan iklim dapat diketahui lebih awal;
e. Memetakan daerah rawan bencana alam banjir dan kekeringan untuk
penyusunan pola tanam dan memilih jenis tanaman yang sesuai;
f. Memilih tanaman yang sesuai dengan pola hujan;
g. Melakukan sistem pertanian konservasi seperti terasering, menanam
tanaman penutup tanah, melakukan pergiliran tanaman dan
penghijauan DAS (Daerah Aliran Sungai);
h. Pompanisasi dengan memanfaatkan air tanah, air permukaan, air
bendungan atau checkdam, dan air daur ulang dari saluran
pembuangan;
i. Efisiensi penggunaan air seperti gilir iring dan irigasi hemat air.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pengaruh iklim sangat nyata dan beresiko pada bidang pertanian melalui
dampak kekeringan, kebasahan atau banjir, suhu tinggi, suhu rendah atau “ frost”,
angin, kelembaban tinggi dan lain-lain yang dapat mengakibatkan rendahnya hasil
baik secara kuantitas maupun kualitas, juga tidak ketidakstabilan produksi secara
nasional.
Iklim merupakan salah satu komponen ekosistim dan factor produksi yang
sangat dinamik dan sulit untuk dikendalikan. Bahkan, iklim/cuaca sering menjadi
factor pembatas produksi pertanian, karena sifatnya yang dinamis, beragam dan
terbuka. Agar dapat berguna dalam bidang pertanian, diperlukan pemahamannya
yang lebih dalam terhadap karakteristik iklim.
3.2 Daftar Pustaka
Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir., 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap
Tanah dan Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara.
Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB.
Prawira. 2010. Pengaruh Cuaca, Iklim dan Tanaman.
http://yprawira.wordpress.com/. Diakses pada : 7 September 2013
BMKG Author. 2013. Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia.
http://www.bmkg.go.id/. Diakses pada : 7 September 2013
BBC Indonesia. 2012. Perubahan iklim dalam grafik. http://www.bbc.co.uk.
Diakses pada : 7 September 2013