pertamina EP

download pertamina EP

of 23

Transcript of pertamina EP

Visi Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia Misi Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat Tata Nilai

Bersih Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik. Kompetitif Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja Percaya Diri Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa Fokus Pada Pelanggan Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Komersial Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. Berkemampuan Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

VISI CSR "Menuju Kehidupan Lebih Baik..."

MISI CSR

Melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Melaksanakan tanggung jawab korporat dan kepedulian sosial untuk sebuah pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

TUJUAN CSR

Secara Eksternal adalah membantu pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, melalui pelaksanaan program-program yang membantu pencapaian target pembangunan millenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Secara Internal adalah membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian tujuan korporasi terutama dalam membangun reputasi korporasi.

KRITERIA CSR PERTAMINA: Dalam pengembangan CSR Pertamina telah disusun 5 Kriteria untuk mencapai efektifitas pelaksanaan CSR di seluruh wilayah operasi perusahaan. Kriteria tersebut mencakup kepentingan bersama antara pemerintah, komunitas dan perusahaan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Bermanfaat Berkelanjutan Dekat wilayah operasi Publikasi Mendukung PROPER

AKTIVITAS CSR PERTAMINA

Pertamina melaksanakan Corporate Social Responsibility Pertamina di seluruh wilayah operasi melalui 4 Strategic Initiatives; yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan serta infrastuktur dan peduli bencana. Prioritas penerima manfaat adalah komunitas terdekat sekitar wilayah operasi, baik aktifitas hulu maupun hilir Pertamina di seluruh Indonesia.

Kegiatan Hulu

Kegiatan Direktorat Hulu Pertamina mencakup bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Aktivitas lainnya terdiri atas pengusahaan energi Coal Bed Methane (CBM) dan panasbumi. Di samping itu, untuk mendukung gerak laju seluruh kegiatan tersebut, Pertamina mengembangkan pusat riset dan teknologi sektor hulu serta menekuni bisnis jasa pengeboran.

Pada umumnya wilayah kerja migas Pertamina berada di Indonesia dan sebagian di luar negeri. Bisnis Pertamina di sektor hulu dilaksanakan melalui operasi sendiri (own operation) dan lewat pola kemitraan. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang migas, aktivitas eksplorasi dan produksi panasbumi serta CBM sepenuhnya dilakukan di Indonesia. Hal ini karena potensi sumber daya panasbumi dan CBM di dalam negeri cukup kaya untuk dikembangkan. Untuk menjaga kesinambungan produksi gas, Pertamina memantapkan langkahnya dalam investasi bidang pengusahaan CBM. Pertamina menandatangani empat Kontrak Kerja Sama (KKS) baru di bidang CBM. Ketiga KKS tersebut adalah: (1) PHE Metana Kalimantan A mengelola Blok Sangatta I, Kalimantan Timur (2) PHE Metana Kalimantan B mengelola Blok Sangatta II, Kalimantan Timur; (3) PHE Metana Sumatera Tanjung Enim mengelola wilayah kerja Blok Tanjung Enim, Sumatera Selatan; (4) PHE Metana Sumatera 2 mengelola Blok Muara Enim.

Produk Kami Informasi seputar produk produk PERTAMINA di sektor hilir yang terdiri dari Bahan Bakar Minyak (BBM), Non BBM, Gas, Petrokimia, dan Pelumas. Bahan Bakar Minyak (BBM) Produk BBM yang terdiri dari :

Minyak Bensin Minyak Tanah Minyak Solar Minyak Diesel Minyak Bakar

Bahan Bakar Khusus (BBK) Produk BBK yang terdiri dari :

Aviation Gasoline (BBM pesawat udara) Aviation Turbine Fuel (BBM pesawat udara ber-turbin) Bio Solar Pertamax Pertamax Plus Pertamina Dex Bio Pertamax

Non BBM Bahan bakar bukan minyak yang terdiri dari :

Aspal Pelumas (Lube Base Oil) Pelarut (Solvent) Green Coke Calcined Coke Slack Wax Heavy Aromate

Gas Terdiri dari LPG (Liqueified Petroleum Gas), BBG (Bahan Bakar Gas), Musicool (Pengganti CFC yang ramah lingkungan).

Petrokimia Berbagai produk petrokimia PERTAMINA

Pelumas Memberikan informasi tentang produk-produk pelumas PERTAMINA berdasarkan kegunaannya:

Air Cooled Motorcycle or Small Engine Oil Automatic Transmission & Manual Transmission Oils Circulating Oils Grease Heat Transfer Oils Heavy Duty Diesel Engine Oils

Industrial and Marine Engine Oils Industrial Compressor Oils Industri Minyak Hidrolik Industri Minyak Turbin Industri Minyak Gear Pelumas Mesin Gas Alam Minyak Mesin Mobil Penumpang Minyak Diesel Mobil Penumpang Minyak Powershift & Hydraulic Untuk Alat Berat Minyak Pendingin Produk Khusus Minyak Mesin Kecil Berpendingin Air

PT PERTAMINA EP PEP dibentuk pada 13 September 2005, dengan maksud untuk mengelola pengusahaan minyak dan gas (operasi sendiri) berdasarkan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Migas yang ditandatangani pada 17 September 2005. Sebagai anak perusahaan bidang hulu, PEP bergerak dalam operasi eksplorasi dan produksi minyak dan gas di wilayah-wilayah kerja dalam negeri seluas 140.000 km2 yang selama ini dikelola oleh Pertamina.Wilayah operasi PEP dibagi dalam tiga region, yaitu:

Region Sumatera Region Jawa dan Region Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Region Sumatera meliputi:

Lapangan Rantau Pangkalan Susu Jambi Pendopo Prabumulih Unit Bisnis Pertamina EP (UBEP) Jambi Limau Lirik Adera (ex. JOB-EOR Pertamina Lekomaras, 22 April 2009).

Region Jawa terdiri atas:

Lapangan Cepu Jatibarang Subang Tambun.

Sementara Region Kawasan Timur Indonesia (KTI) meliputi:

Lapangan Bunyu Sangatta Sorong UBEP Tanjung dan Sangasanga-Tarakan.

PERTAMINA EPKomitmenDengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemeritah dan masyarakat yang menginginkan peningkatan produksi migas nasional. PT Pertamina EP senantiasa berusaha menciptakan suasana kegiatan operasi yang ramah lingkungan sehingga dapat menjadi perusahaan yang dicintai masyarakat. Kondisi ini diyakini sebagai perspektif ideal di dalam dunia usaha. Karena itu penerapan aspek HSE secara sempurna menjadi perhatian utama kami. Dengan suasana kerja demikian maka hubungan dengan lingkungan masyarakat di sekitar kegiatan operasinya terasa aman, nyaman, dan dinamis.

Sejarah Kami

Sejarah Pertamina EP tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang perburuan minyak di Bumi Nusantara ini yang dimulai sejak awal Abad 19. Antara 1871 hingga 1885 merupakan masamasa awal pencarian hingga penemuan minyak di Indonesia, yang waktu itu masih dalam pendudukan Belanda. Menyusul pengeboran pertama pada 1883 di Telaga Tiga, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara maka pada 1885 berdirilah Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan. Sejak itulah ekspolitasi minyak dari perut Bumi Nusantara dimulai. Ketika pecah Perang Asia Timur Raya, produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa pendudukan Jepang, usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman. Pada masa perang kemerdekaan, produksi minyak terhenti. Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, ternyata penguasaan atas usaha minyak di Indonesia menjadi tidak jelas. Banyak perusahaan-perusahaan kecil bermunculan untuk memanfaatkan rezeki minyak ini sehingga memicu terjadinya sengketa di sana-sini. Akhirnya, untuk meredam semua itu, penguasaan atas tambang-tambang minyak tersebut diserahkan kepada Angkatan Darat. Untuk menanganinya, pemerintah mendirikan sebuah maskapai minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan UU no. 8 pada 1971, yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA. Karena itu, PERTAMINA bertindak sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di

wilayah kerja (WK) PERTAMINA. Di sisi lain PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya. Sejalan dengan dinamika industri migas dunia, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (milik negara) No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero), dan hanya bertindak sebagai operator yang menjalin Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan pemerintah yang diwakili oleh BPMIGAS. Sekaligus UU itu juga mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha eksplorasi, eksploitasi dan produksi minyak dan gas, sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir. Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS -- yang berlaku surut sejak 17 September 2003 -- atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP. Pada saat bersamaan, Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan KKS dengan BPMIGAS yang berlaku sejak 17 September 2005. Dengan demikian WK Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri, dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery)

Profil KamiPT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama. Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 120 ribu barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.003 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas. Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery (JOB-EOR) sebanyak tiga kontrak dan Technical Assistant Contract (TAC) sebanyak 33 kontrak. Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. WK Pertamina EP terbagi ke dalam tiga Region, yakni Sumatera, Jawa dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Seluruh operasi JOB EOR dan TAC dikelola dari Pusat sedangkan own

operation dikelola di Region masing-masing. Operasi ketiga Region terbagi ke dalam 12 Field Area, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Prabumulih dan Pendopo di Sumatera, Subang, Jatibarang dan Cepu di Jawa serta Sangatta, Bunyu dan Papua di KTI. Di samping itu Pertamina EP memiliki enam Unit Bisnis Pertamina EP (UBPEP) yang terdiri dari UBPEP Lirik, UBPEP Jambi, UBPEP Limau, UBPEP Tanjung, UBPEP Sangasanga dan UBPEP Tarakan. Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain proyek pengembangan gas yaitu: Proyek Pagar Dewa di Sumatera Selatan, Gundih di Jawa Tengah, dan Matindok di Sulawesi

Struktur Kami

Manajemen Kami

Dewan KomisarisM. Afdal BahaudinKomisaris Lahir di Jakarta, 14 November 1955. Pada tanggal 12 Juli 2010 Mohammad Afdal Bahaudin menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP dan pada tanggal 24 November 2010 merangkap sebagai Komisaris Utama PT Pertamina EP. Mohammad Afdal Bahaudin meraih gelar sarjana Akuntansi di Universitas Pajajaran dan gelar Master in Business Administration di University of Illinois, Urbana-Champaign USA. Mohammad Afdal Bahaudin mengawali karir sejak tahun 1985- 2001 selaku staff, staff utama, dan Kepala Sub. Dinas Analisa Kontrak pada Dinas Perhitungan Bagian Negara-Financial & Economics PertaminaBPPKA (Badan Pembinaan dan Pengusahaan Kontraktor Asing). Tahun 2001 2007 berkarir di PT Pertamina (Persero) selaku Project Support Leader proyek Implementasi SAP R/3, Vice President Manajemen Resiko dan Asuransi Dit. Keuangan, Senior Vice President Operasi Keuangan Dit. Keuangan. Pada tahun 2007 2010 menjadi Presiden Direktur PT Tugu Pratama Indonesia, dan 2010- sekarang selaku Corporate Senior VP & CFO PT Pertamina (Persero).

Muhamad HusenKomisaris Lahir di Bandung, 2 Maret 1957. Muhammad Husen menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP pada 1 Juli 2009. Muhammad Husen meraih gelar Sarjana Geologi di ITB (1984) dan Magister Sains di University of London (1989). Muhammad Husen mengawali karir di dunia perminyakan pada 1984 sebagai Geologist di Divisi Eksplorasi LEMIGAS. Selanjutnya sebagai Kepala Remote Sensing & GIS Studies Group dan Kepala Unit Layanan Teknis Eksplorasi LEMIGAS. Pada 2001-2005 Muhammad Husen menjabat sebagai Kepala Divisi Eksplorasi LEMIGAS dan hingga saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Bidang Perminyakan pada Deputi bidang Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Dewan KomisarisEffendi SitumorangKomisaris Lahir di Pulau Samosir, 13 Juli 1951. Menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP sejak 5 Oktober 2006. Effendi Situmorang memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan dari Institut Teknologi Bandung pada 1974 dan MBA dari University of South Carolina pada 1989. Effendi Situmorang mengawali karir di dunia perminyakan sebagai Junior Production Engineer di ARCO Indonesia pada 1975. Selanjutnya perjalanan karir Effendi Situmorang antara lain sebagai Drilling Engineer dan Production Superintendent ARCO USA, VP and Manager Exploitation Engneering ARCO Indonesia, Director Marketing & Commercial AIOGC, Plano, Texas USA, Coordinator International Project Management Excel Technology Plano Texas ARCO/BP International USA, dan Senior VP Business Services UNOCAL Company Indonesia. Effendi Situmorang selanjutnya diangkat sebagai Direktur Pengembangan Pertamina dan selanjutnya menjadi Direktur Management Production Sharing Pertamina pada 2001-2002.

A. Edy HermantoroKomisaris Lahir di Yogyakarta, 7 Oktober 1956. Menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina EP sejak 1 Juli 2009. A Edy Hermantoro meraih gelar Sarjana di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (1983) dan Magister Kebijakan Bisnis di Universitas Indonesia (2003). A Edy Hermantoro mengawali karir di industri perminyakan di bidang Geologi antara lain dengan melakukan penyelidikan terkait Geologi Teknik dan bekerja di PT Geoservices Jakarta. Selanjutnya A. Edy Hermantoro meniti karir di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi sebagai Staf Direktorat Eksplorasi dan Produksi, Kasubdit Wilayah Kerja, Kepala Bagian Penyusunan Program dan Laporan, Kasubdit Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi. Selanjutnya A. Edy Hermantoro menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama di Sekretariat Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Saat ini, A. Edy Hermantoro menjabat sebagai Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Perwakilan Indonesia di OPEC, Komisaris PT Patra Nusa Data, dan Komisaris PT

Dewan KomisarisPertamina EP.

Dewan DireksiSyamsu AlamPJ Presiden Direktur Lahir di Purworejo 2 April 1963. Menjabat sebagai Pemangku Jabatan (PJ) Presiden Direktur pada tanggal 26 April 2011. Mengawali karir di Pertamina sebagai Asisten Eksplorasi. Selanjutnya Syamsu Alam menjabat sebagai Ahli Evaluasi Geofisika dan kemudian menjadi Ahli Madya Geofisika. Di Direktorat Hulu Syamsu Alam berkarir sebagai Spesialis Interpretasi. Syamsu Alam dilantik sebagai Manajer Eksplorasi DOH Sumatera Bagian Selatan pada 2005 dan sebagai Manajer Regional & Optimalisasi Lahan pada 2007. Selanjutnya, pada November 2007 sampai dengan Agustus 2008 Syamsu Alam menjabat sebagai General Manager JOB Pertamina Medco-Tomori dan dilantik sebagai Direktur Pengembangan Usaha, selanjutnya disebut Direktur Eksplorasi dan Pengembangan, pada Juli 2008. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi ITB Bandung (1988), Magister Teknik Geofisika ITB Bandung (1994), dan meraih gelar Doktor di Texas A&M University Amerika Serikat (2001). Kursus dan seminar yang pernah diikuti antara lain BPST Angkatan I/1989, Amdal A, Bassic Applied Geophysics, Seismic Stratigraphy, Seismic Physical Modelling and Its Application Of Reservoir Characterization, International Symposium on Geodynamic of Indonesia Within The Context Of Natural Resources Development and The Mitigation of Geological Hazard, Leadership Development Program, Senior Leader TLE Program, dan Advanced Leadership Program.

Dewan DireksiTony HarismanPJ Direktur Operasi Lahir di Ngawi, pada tanggal 11 Mei 1956. Menjabat sebagai Pemangku Jabatan (PJ) Direktur Operasi pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan keputusan RUPS. Tony Harisman Soetoro meraih gelar sarjana di Universitas Medan Area pada jurusan Manajemen Industri. Tony Harisman Soetoro memulai karir di PT Pertamina sejak tahun 1980. Perjalanan karir Tony Harisman Soetoro 1980 2007 dimulai selaku trainee di Plaju; Ast. Produksi di Prabumulih; Ast.Korlap dan PWS OS Hoist Pes di Tanjung Tiga; Korlap Div-II, PWS Lap II Ops/Prod, PWS Lap I Ops/Prod, dan Ka.Ops Produksi di Rantau; Production Superintendent di Limau Barat; PPO dan Manajer Ops di Bunyu; Manajer Area Operasi Timur di DOH Sumbagsel; bertugas di JOBP Talisman Ogan Komering dan JOBP HED; VP Legal & Relations PT Pertamina EP, GM Region KTI PT Pertamina EP.

Andri T. HidayatDirektur Keuangan Lahir di Bandung, 12 Mei 1958. Menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina EP sejak 1 Maret 2009. Mengawali karir di Pertamina sebagai Staf Keuangan RSPP pada 1986 dan dilantik sebagai Kepala Akuntansi RSPP pada 1987. Andri T. Hidayat selanjutnya menempati posisi sebagai Staf Keuangan, Pengawas Konsolidasi Rugi Laba di Direktorat Keuangan Pertamina. Pada 1994 Andri T. Hidayat bertugas sebagai Kepala Akuntansi Pertamina UPPDN III dan selanjutnya kembali ke Direktorat Keuangan sebagai Kasubdin Akuntansi Kalkulasi Biaya dan Kasubdin Akuntansi Konsolidasi. Andri T. Hidayat dilantik menjadi Manajer Keuangan UP V Balikpapan pada 1999. Andri T. Hidayat dilantik sebagai Manajer Senior Kontroler Direktorat Keuangan pada 2001 dan menjadi Deputi Direktur Perbendaharaan dan Pendanaan pada 2004. Andri T. Hidyat selanjutnya ditugaskan sebagai Kepala Satuan Pengawas

Dewan DireksiInternal PT Pertamina EP pada 2006 dan menjadi Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy pada 2007, hingga dilantik sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina EP pada Februari 2009. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi di Universitas Padjajaran (1984) dan Magister Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia (1992).

Pekerja KamiPekerja Pertamina EP adalah profesional yang diseleksi secara ketat dan akurat. Selanjutnya, mereka secara terus menerus ditingkatkan kemampuannya sehingga menjadi manusia-manusia pekerja yang tangguh, memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan, berjiwa wira usaha, profesional dan bermoral tinggi. Kualitas dan moralitas yang tinggi ini sangat diperlukan karena pekerja Pertamina EP sangat diandalkan sebagai penghasil devisa bagi Negara. Karena kewajiban yang dibebankan di pundaknya inilah maka peningkatan kualias SDM Pertamina EP merupakan keniscayaan. Pengembangan sisi manusia di Pertamina EP menitikberatkan pada peningkatan personal quality dan empowerment, dengan standar World Class People. Perjalanan untuk mendapatkan pekerja yang berkelas dunia dimulai dengan beberapa proyek yang dilaksanakan sejak awal transformasi, yakni Talent Management dan Succession Planning.

Visi, Misi dan Nilai UnggulanPertamina EP memiliki visi sebagai berikut:

Visi Repetita I (2006-2008): "Respectable Cost Effective and Efficient Oil & Gas Producer". Visi Repetita II (2009-2011): "No.1 Oil & Gas Producer in Indonesia". Visi Repetita III (2012-2014): "PEP World Class".

Untuk meraih visi itu, disusunlah misi berikut: Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

Nilai-nilai unggulan Pertamina EP

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis para pekerja Pertamina EP senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar yang telah disepakati bersama sebagai tata nilai unggulan. Nilainilai unggulan itu diharapkan mampu membangun kekuatan sinergi sehingga mampu menjadi pendorong untuk mencapai visi Pertamina EP World Class melalui misi strategis perusahaan. Nilai-nilai unggulan yang terdiri dari focus, integrity, visionary, excellence dan mutual respect -disingkat dengan FIVE-M -- ini ditanamkan kepada seluruh pekerja, sebagai arah pedoman untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Namun sejalan dengan program transormasi yang dijalankan oleh PEP, FIVE-M dikembangkan menjadi FIVE-M GO PEP, dengan ditambah sejumlah nilai unggulan yang terdiri dari: good corporate governance, optimization, personal quality, empowerment, peerless shareholder value dan proper HSE.

PenghargaanPenghargaan Keselamatan Kerja Tingkat Nasional:

Region Sumatra Penghargaan : Patra Nirbhaya Karya Utama untuk 14.892.087 jam kerja tanpa kecelakaan (kehilangan hari kerja) UBEP Jambi Penghargaan : Patra Nirbhaya Karya Madya untuk 6.929.463 jam kerja tanpa kecelakaan (kehilangan hari kerja)

Penghargaan dari PT PERTAMINA (PERSERO) yang telah diterima:

Pertamina UBEP Tanjung Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Utama Pertamina Region Jawa Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Madya Pertamina Region KTI Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Madya Pertamina Region Sumatera Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Pratama

Penghargaan Lingkungan

Pertamina EP Field Jambi Penghargaan : BIRU Pertamina EP Region Jawa Penghargaan : BIRU Pertamina EP Region KTI - Field Sangata Penghargaan : BIRU Pertamina EP UBEP Limau (Ex Sea Onion) Penghargaan : BIRU Pertamina EP Field Jambi (Ex JOB Pearl Oil) Penghargaan : BIRU

Tata Kelola PEPSelaras dengan misi PT Pertamina EP Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT Pertamina EP berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada seluruh proses bisnis PT Pertamina EP. PT Pertamina EP berkeyakinan bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktik terbaik GCG merupakan suatu keharusan dalam rangka mewujudkan visi menjadi World Class Company pada tahun 2014 yaitu dengan akan diperolehnya manfaat sebagai berikut :1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. 2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan. 3. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan. 5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. 6. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional. PRINSIP-PRINSIP GCG PT PERTAMINA EPTransparansi (Transparency)

Prinsip Dasar: PT Pertamina EP menyediakan informasi yang material dan relevan secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan. Ruang Lingkup: a. Informasi yang diungkapkan kepada pemangku kepentingan meliputi, tetapi tidak terbatas pada pengelolaan perusahaan, keadaan keuangan dan kepemilikan perusahaan serta informasi lain sesuai peraturan perundang-undangan. b. Kebijakan perusahaan dinyatakan secara tertulis serta dikomunikasikan secara proporsional kepada pemangku kepentingan.

Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip Dasar: PT Pertamina EP mempertanggungjawabkan kinerja secara transparan dan wajar untuk kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan Pemegang Saham dan pemangku kepentingan lain. Ruang Lingkup: a. Penetapan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua pekerja secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan dan strategi perusahaan. b. Seluruh organ perusahaan dan semua pekerja mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan perannya dalam pelaksanaan GCG. c. PT Pertamina EP menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan. d. PT Pertamina EP memiliki ukuran kinerja yang konsisten dengan sasaran usaha serta menerapkan sistem penghargaan dan sanksi (reward and consequence system). e. Seluruh organ perusahaan dan semua pekerja berpegang pada Etika Kerja & Bisnis (Ethics Code & Business Conduct) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Pertanggungjawaban (Responsibility)

Prinsip Dasar: PT Pertamina EP mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat dan lingkungan. Ruang Lingkup: a. Seluruh organ perusahaan dan pekerja menerapkan prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. PT Pertamina EP berperan serta dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya. c. PT Pertamina EP selalu berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan, sosial dan lingkungan dalam menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemandirian (Independency)

Prinsip Dasar: PT Pertamina EP dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Ruang Lingkup: a. Seluruh organ perusahaan dan semua pekerja menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan segala pengaruh atau tekanan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. b. Seluruh organ perusahaan dan semua pekerja melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan tidak saling mendominasi atau melempar tanggung jawab antara satu dengan lainnya.

Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Prinsip Dasar: PT Pertamina EP memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Ruang Lingkup: a. PT Pertamina EP memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan. b. PT Pertamina EP memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. c. PT Pertamina EP memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugas secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan kondisi fisik.

KOMITE ETIKA & GCG

Komitmen PT Pertamina EP untuk menerapkan prinsip-prinsip dan praktik terbaik GCG juga diwujudkan dengan pembentukan Komite Etika & GCG di level Direksi. Komite tersebut antara lain bertugas untuk :

Memberikan nasihat dan masukan kepada Direksi mengenai standar-standar etika. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan Etika Kerja & Bisnis berjalan dengan baik di seluruh wilayah kerja PT Pertamina EP. Membantu tugas Direksi dalam pembinaan dan pengawasan efektifitas penerapan praktik GCG di perusahaan sebagai upaya meningkatkan nilai Pemegang Saham, termasuk sosialisasi dan internalisasi. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas penerapan GCG oleh Organ Utama dan Organ Pendukung dan memberikan masukan penyempurnaan serta upaya-upaya pemantapannya.

SOSIALISASI EKB & GCG

Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, PT Pertamina EP menyadari bahwa pelaksanaan GCG perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam

menerapkan tata nilai perusahaandan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan. Pedoman perilaku tersebut dimuat dalam Etika Kerja dan Bisnis PT Pertamina EP (EKB). Sosialisasi dan internalisasi EKB dilakukan bersamaan dengan kebijakan terkait GCG lainnya yang meliputi tata nilai 3S Value, Board Manual,dan Code of Corporate Governance. Kegiatan tersebut dilakukan melalui forum sosialisasi dan internalisasi di Kantor Pusat, Region, Unit Bisnis, maupun field serta sosialisasi melalui media seperti bulletin Media Pertamina, poster & banner maupun portal yang dapat diakses seluruh pekerja PT Pertamina EP.ASSESSMENT ATAS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GCG

Dalam rangka memastikan penerapan prinsip-prinsip dan praktik terbaik GCG dalam seluruh proses bisnis perusahaan, sejak tahun 2006 PT Pertamina EP setiap tahun bekerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan assessment atas penerapan prinsip-prinsip GCG. Assessment GCG tersebut dilakukan melalui pembandingan antara kriteria dengan kondisi yang ada dalam perusahaan. Kriteria yang digunakan adalah indikator dan parameter sesuai kesepakatan bersama antara Kementerian BUMN & BPKP. Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, hasil assessment menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penerapan prinsip-prinsip dan praktik terbaik GCG baik dari sisi struktur maupun proses tata kelola Perusahaan. Dari assessment yang dilaksanakan untuk tahun 2009, BPKP menyimpulkan bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktik GCG di PT Pertamina EP termasuk dalam kategori baik sesuai indikator dan parameter kesepakatan bersama antara Kementerian BUMN & BPKP.STRUKTUR GCG PT PERTAMINA EP

a. Dewan KomisarisDewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara. Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS. Sedikitnya 20% (dua puluh persen) dari anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Sebelum ditetapkan pengangkatannya, calon anggota Dewan Komisaris:o o o

Telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan oleh Pemegang Saham. Wajib menandatangani Kontrak Manajemen yang berlaku selama masa jabatan. Membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun.

Jumlah anggota Dewan Komisaris PT Pertamina EP adalah sebanyak 5 (lima) orang dengan tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:d. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan tindakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan dan melaporkan hasil pengawasannya secara tertulis kepada Pemegang Saham. e. Memberi nasihat kepada Direksi termasuk Pelaksanaan RJPP, RKAP, WP&B serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. f. Mereview kebijakan dan strategi manajemen risiko serta memberikan masukan atau arahan kepada Direksi terkait dengan pengelolaan risiko. g. Bersama dengan Direksi memastikan bahwa Auditor Internal maupun Eksternal dan Komite Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai Perusahaan yang dianggap perlu dalam melaksanakan tugasnya. h. Memantau efektivitas penerapan praktek Good Corporate Governance. i. Memantau implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility).

Komite di bawah Dewan KomisarisDalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris membentuk Komite Audit yang bertugas membantu Dewan Komisaris dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Auditor Internal.

DireksiDireksi bertugas untuk memimpin, mengurus dan mengendalikan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS. Sebelum ditetapkan pengangkatannya, calon anggota Direksi:o o o

Telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan oleh Pemegang Saham; Wajib menandatangani Kontrak Manajemen yang berlaku selama masa jabatan; dan Membuat surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun.

Komposisi keanggotaan Direksi terdiri dari 4 (empat) orang yaitu:o o o o

Presiden Direktur; Direktur Operasi; Direktur Eksplorasi dan Pengembangan; dan Direktur Keuangan.

Tugas dan tanggung jawab Direksi antara lain:

g. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan kepentingan dan tujuan Perusahaan. h. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan. i. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. j. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan kekayaan perusahaan serta mengikat perusahaan dengan pihak lain dan atau pihak lain dengan perusahaan, sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar. k. Menetapkan kebijakan pengurusan perusahaan melalui Rapat Direksi. l. Bersama dengan Dewan Komisaris memastikan bahwa Auditor Internal maupun Eksternal dan Komite Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai Perusahaan yang dianggap perlu dalam melaksanakan tugasnya. m. Mengkaji dan mengelola risiko usaha. n. Menerapkan praktek Good Corporate Governance secara efektif. o. Memastikan perusahaan melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibilites) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Komite di bawah DireksiUntuk membantu Direksi dalam menerapkan prinsip-prinsip dan praktik terbaik GCG dibentuk Komite Etika & GCG dan Komite Manajemen Risiko.0. Komite Etika & GCG Bertugas membantu Direksi dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan secara berkesinambungan penerapan Etika Kerja & Bisnis dan praktik GCG di seluruh wilayah kerja PT Pertamina EP. 1. Komite Manajemen Risiko Bertugas untuk menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko, bertanggung jawab atas kegiatan pemantauan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Perusahaan serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas penerapan manajemen risiko secara berkala.

Hubungan Komisaris dan DireksiHubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi didasarkan pada prinsip keterbukaan dan saling menghormati dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing atas kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi menyepakati hal-hal sebagai berikut:. a. b. c. d. Visi, misi, dan tata nilai perusahaan. Rencana Jangka Panjang dan Strategi serta rencana kerja tahunan. Board Manual dan Code of Corporate Governance PT Pertamina EP. Struktur organisasi ditingkat Vice President/General Manager. Melaksanakan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi setiap bulan.

Sekretaris PerusahaanSekretaris Perusahaan di PT Pertamina EP diperankan oleh VP Legal & Relation yang bertindak sebagai pejabat penghubung (liaison officer), dengan cara memfasilitasi dan mengatur tata cara komunikasi yang transparan dan efektif diantara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi dan pemangku kepentingan lainnya serta bertindak sebagai sumber informasi utama atas semua informasi terkait dengan kegiatan usaha PT Pertamina EP, baik di dalam PT Pertamina EP, afiliasinya serta institusi eksternal.

Satuan Pengawasan InternalSatuan Pengawasan Internal (SPI) bertugas untuk membantu Perusahaan dalam mencapai tujuan melalui evaluasi dan peningkatan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance dengan pendekatan yang sistematis dan teratur.

Etika Kerja dan Bisnis (EKB)Etika Kerja dan Bisnis (EKB) Pertamina EP mencakup seperangkat aturan perilaku yang dimiliki oleh pekerja Pertamina EP baik dalam hubungan internal di antara sesama pekerja maupun dengan pihak eksternal. EKB juga merupakan acuan bagi pekerja yang mengalami keraguraguan dalam menjalankan kegiatan bisnis pada situasi-situasi tertentu. Aturan ini bukan sekadar menggambarkan bagaimana Pertamina EP melaksanakan kegiatan bisnis, namun lebih jauh adalah upaya perusahaan ini membangun budaya baru dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang beretika di seluruh lingkungan bisnis Pertamina EP.