PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN...

140
PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013-2015 SKRIPSI Oleh : Lailatul Maghfiroh 1111101000014 PEMINATAN EPIDEMIOLOGI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Transcript of PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN...

Page 1: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN BERAT

BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013-2015

SKRIPSI

Oleh :

Lailatul Maghfiroh

1111101000014

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2015

Lailatul Maghfiroh

Page 3: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

Skripsi, Juli 2015

Nama : Lailatul Maghfiroh, NIM : 1111101000014

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat Bayi Lahir

Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

ABSTRAK

Latar Belakang: Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu

indikator kesehatan ibu dan anak serta dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

Angka Kematian Bayi (AKB). Kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan

kasus AKB akibat BBLR dari 22,86% tahun 2011 menjadi 37,5% tahun 2013.

Pelayanan kesehatan primer yang mengalami peningkatan kasus BBLR di wilayah

kerja Tangerang Selatan adalah wilayah kerja Puskesmas Pamulang, yakni dari

0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013. Faktor penyebab kejadian

BBLR salah satunya adalah pertambahan berat badan ibu selama masa kehamilan.

Tujuan: Diketahuinya hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control. Populasi

penelitian adalah ibu yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dan telah

melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas

Pamulang pada tahun 2013-2015. Sampel penelitian pada kelompok kontrol

diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling, jumlah

sampel diperoleh sebanyak 37 ibu sebagai kelompok kasus dan 79 ibu sebagai

kelompok kontrol. Medical record dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan

kuesioner merupakan instrumen penelitian. Chi Square dan analisis regresi

logistik merupakan metode yang digunakan untuk analisis hubungan pertambahan

berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR.

Hasil: Variabel karakteristik ibu yang memiliki nilai hubungan signifikan dengan

kejadian BBLR adalah variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan

(p<0,05). Hasil analisis regresi logistik dengan mengendalikan variabel penyakit

penyerta selama masa kehamilan menunjukan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pertambahan berat badan ibu hamil (Adjusted OR:4,07; 95% CI=

1,60 – 10,34) dengan kejadian BBLR.

Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu

hamil dengan kejadian BBLR. Variabel karakteristik ibu yang dapat

mempengaruhi kejadian BBLR adalah variabel penyakit penyerta selama masa

kehamilan. Diharapkan bagi petugas kesehatan agar tetap memberikan konseling

secara intensif kepada ibu hamil khususnya terkait konsumsi zat gizi dan energi

sesuai dengan kebutuhan gizi selama masa kehamilan

Kata Kunci : Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil, BBLR

Daftar Bacaan : 95 (1997-2015)

Page 4: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

EPIDEMIOLOGY

Undergraduate Thesis, July 2015

Name : Lailatul Maghfiroh, NIM : 1111101000014

Pregnancy Weight Gain and Low Birth Weight (LBW) in The Work Region

of Pamulang Health Center, South Tangerang 2013-2015

ABSTRACT

Background: Low Birth Weight (LBW) is an indicator of mothers and children

health, and can lead to the increasing infant mortality rate (IMR). The IMR in

Tangerang City has increased as a result of LBW, from 22.86% in 2011 to 37.5%

in 2013. The primary health services that have the increasing LBW cases is

Pamulang Health Center, from 0.6% (19 infants) in in 2012 to 0.7% (27 infants)

in 2013. One of the cause of LBW is pregnancy weight gain.

Objective: to find out the association of pregnancy weight gain with LBW

Methods: This research used case-control study design. The population is mother

who live at the work region of Pamulang health center and have done childbirth in

health care facilities Pamulang health center in 2013-2015. The research sample in

the control group is drawn by using simple random sampling technique, with the

number of sample is 37 mothers as case group and 79 mothers as a control. The

research instruments are medical records and questionnaires of KIA (Mothers and

Children Health) book. Chi-square and logistic regression analysis are the

methods used to analyze the relationship of pregnancy weight gain with LBW.

Results: The variable characteristics of mothers who are significantly related to

LBW is morbidities during pregnancy variable (p <0.05). The result of logistic

regression analysis by controling the morbidities during pregnancy variable

showed that there is a significant association between pregnancy weight gain

(adjusted OR: 4.07; 95% CI = 1.60 to 10.34) with LBW.

Conclusion: There is a significant association between pregnancy weight gain

with LBW. Variabel characteristic of mother that may lead to the incidence of low

birth weight is the morbidities during pregnancy variable. Health workers are

expected to keep providing intensive counseling for pregnant women, especially

about energy consumption according to the pregnancy balance nutrition.

Keywords: Pregnancy Weight Gain, Low Birth Weight

Reference: 95 (1997-2015)

Page 5: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah
Page 6: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah
Page 7: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,

kekuatan lahir batin, kemudahan dan karunia, sehingga akhirnya skripsi

yang sederhana ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan saya.

Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Baginda rasul-Mu,

Muhammad SAW. Saya persembahkan tulisan sederhana ini untuk :

Ibu dan Ayah Tercinta

Atas setiap tetes keringat, kerja keras, kasih sayang, dukungan lahir

maupun batin serta do’a yang tiada henti di setiap sholat, sujudnya

setiap malam kepada saya. Tulisan sederhana ini merupakan salah satu

tanda bakti dan rasa terima kasih saya yang tak terhingga kepada Ibu

dan Ayah Tercinta. Semoga tulisan sederhana ini bisa membuat Ibu dan

Ayah bangga dan sebagai langkah awal kesuksesan saya untuk

membanggakan Ibu dan Ayah

“Have More Than You Show, Speak Less Than You Know (William

Shakespeare)”

Page 8: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr.wb

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

berkah dan rahmat-Nya, laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul

“Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat bayi Lahir

Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang

Selatan Tahun 2013-2015”. Laporan skripsi ini penulis susun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Abdul Khohar dan Siti Fatimah yang telah memberikan

dukungan penuh dan motivasi serta do‟a yang tiada henti.

2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakulats dan

Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti M.Kes, Ph.D selaku Kepala Prodi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing

II yang telah sabar memberikan arahan serta bimbingannya.

4. Ibu Hoirun Nisa M.Kes., Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah

sabar dalam memberikan arahan serta bimbingannya.

5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian di salah satu Puskesmas wilayah kerja

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

6. Kepala Puskesmas Pamulang yang telah memberikan izin penelitian dan

pengambilan data di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

7. Teman-teman bidan STIKES Widya Darma Husada (WDH) yang telah

membantu dalam pengumpulan data di lapangan.

Page 9: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

viii

8. Kemal dan Anjar, Feela yang telah membantu dalam proses analisis hasil

penelitian ini.

9. Teman-teman Epidemiologi tercinta, Alfica, Rini, Laila, Sukma, Faizatul,

Siti, Dina, Denok, Safira, Desi, Falah Naila, Lia, Lina, Nur Fitri yang

selalu memberikan semangat, motivasi dan meluangkan waktunya untuk

berdiskusi.

10. Teman-teman Alumni Pondok Pesantren Darul „Ulum Jombang di Jakarta

yang selalu memberikan semangat dan do‟a.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih sangat jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar penulis dapat menyusun laporan skripsi yang lebih baik lagi.

Semoga dengan disusunnya laporan skripsi ini akan memberikan manfaat bagi

banyak pihak, khususnya penulis serta pembaca.

Wassalamu‟alaikum wr.wb

Jakarta, Juli 2015

Penulis

Page 10: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

ix

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan.......................................................................................i

Abstrak.......................................................................................................ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9

A. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) ................................................................ 9

B. Kategori Berat Bayi Lahir (BBL) ................................................................. 9

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR ................................. 10

1. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil ..................................................... 11

2. Jarak Kehamilan...................................................................................... 15

3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe (Zat Besi) ............................................. 16

4. Status Anemia Ibu ................................................................................... 17

5. Penyakit Penyerta Selama Kehamilan .................................................... 18

Page 11: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

x

6. Kunjungan Antenatal Care (ANC) .......................................................... 19

7. Jumlah Paritas ......................................................................................... 19

8. Sosio-Demografi ..................................................................................... 20

9. KerangkaTeori ........................................................................................ 22

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN UJI

HIPOTESIS.............................................................................................. 25

A. Kerangka Konsep ........................................................................................ 25

B. Definisi Operasional.................................................................................... 27

C. Uji Hipotesis ............................................................................................... 32

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 33

A. Desain Penelitian ......................................................................................... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 34

D. Metode Pengumpulan data .......................................................................... 38

E. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 39

F. Manajemen Data ......................................................................................... 39

G. Analisis Data ............................................................................................... 40

BAB V ......................................................................................................43

A. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan Kontrol

di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015 ....................... 43

B. Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015 .................................................... 44

C. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR

di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015 ....................... 47

BAB VI...... ............................................................................................................ 50

A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 50

B. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan Kontrol 52

Page 12: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

xi

C. Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang ................................................................................. 65

D. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR. 86

BAB VII ................................................................................................................. 95

A. Simpulan ..................................................................................................... 95

B. Saran ............................................................................................................ 98

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 100

LAMPIRAN ......................................................................................................... 110

1. Kuesioner .................................................................................................. 110

2. Hasil SPSS ................................................................................................ 113

Page 13: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standar Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan ............................. 11

Tabel 2 Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Tiap Trimester ............................ 12

Tabel 3 Kategori Kadar Hemoglobin dan Status Anemia pada Ibu Hamil ...................... 17

Tabel 4. Definisi Operasional ........................................................................................... 27

Tabel 5 Daftar Kode Penelitian Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan kejadian

BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun

2013-2015 .......................................................................................................... 40

Tabel 6 Distribusi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil selama Masa Kehamilan dan Per

Trimester pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas

Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 ...................................... 43

Tabel 7. Distribusi Karakteritik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 .................... 45

Tabel 8. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Masa Kehamilan dan Per

Trimester dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota

Tangerang Selatan Tahun 2013-2015 ................................................................ 47

Page 14: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ............................................................ 14

Bagan 2 Kerangka Teori ................................................................................................... 24

Bagan 3. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................................. 26

Bagan 4 Alur Pemilihan Sampel pada Kelompok Kasus dan Kontrol ............................. 34

Page 15: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu indikator

kesehatan ibu dan anak. Secara global, World Health Organization (WHO)

tahun 2011 menunjukan bahwa prevalensi BBLR sebesar 15,5% dan 95,6%

dari prevalensi BBLR secara global terjadi pada negara berkembang. Salah

satu negara yang masih dinyatakan sebagai negara berkembang adalah negara

Indonesia. WHO tahun 2012 menunjukan bahwa prevalensi BBLR di

Indonesia mengalami peningkatan dari 9% pada tahun 2002 menjadi 11,1%

pada tahun 2011. (WHO, 2011; WHO, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan

bahwa proporsi kasus BBLR di Indonesia sebesar 10,2%. Provinsi Banten

memiliki proporsi kasus BBLR yang hampir sama dengan proporsi BBLR

secara nasional yakni sebesar 10% (Kemenkes, 2013). Laporan profil

Kesehatan Provinsi Banten tahun 2013 menunjukan bahwa penyebab

kematian neonatal tertinggi diakibatkan karena kasus BBLR yakni sebesar

34,16%. Kota di wilayah Provinsi Banten yang mengalami peningkatan angka

kematian bayi akibat BBLR adalah Kota Tangerang Selatan. Profil kesehatan

Kota Tangerang Selatan menunjukan bahwa angka kematian bayi akibat

Page 16: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

2

BBLR mengalami peningakatan yakni 22,86% tahun 2011 menjadi 37,5%

tahun 2013 (Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2013; Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan, 2013).

Profil Kesehatan Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu

akumulasi data yang dilaporkan dari fasilitas pelayanan kesehatan primer

pada setiap bulannya yakni Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang

masih mempunyai kasus BBLR dan mengalami peningkatan kasus BBLR

selama dua tahun berturut-turut di wilayah kerjanya adalah Puskesmas

Pamulang. Proporsi kasus BBLR di Puskesmas Pamulang mengalami

peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013.

Tingginya proporsi kasus BBLR tersebut, maka dapat berdampak

terhadap kondisi kesehatan bayi pada masa yang akan datang. Dampak

kesehatan tersebut diantaranya adalah terjadi keterlambatan pertumbuhan

pada bayi, gangguan perkembangan kognitif, mudah terserang komplikasi

penyakit (gangguan pada sistem pernafasan, kardiovaskular, gastro intestinal,

ginjal) bahkan terjadinya peningkatan angka kesakitan dan kematian pada

bayi (WHO, 2004).

Masih tingginya kasus BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

tidak lepas dari masalah kesehatan yang dialami oleh ibu pada masa

kehamilan. Masalah kesehatan ibu hamil yang dapat mempengaruhi kejadian

BBLR salah satunya adalah pertambahan berat badan ibu selama masa

kehamilan (Han., dkk, 2011). Penelitian Singh (2010) di Nepal, menunjukan

bahwa proporsi pertambahan berat badan yang rendah dan melahirkan BBLR

Page 17: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

3

sebesar 16% dan riwayat pertambahan berat badan pada ibu hamil

berhubungan dengan kejadian BBLR baik pada kelompok kasus dan kontrol.

Penelitian lain terkait pertambahan berat badan ibu hamil dengan

BBLR telah dilakukan oleh Hinai, dkk (2013) di Omani, bahwa ibu yang

memiliki pertambahan berat badan rendah selama hamil berisiko melahirkan

bayi dengan status BBLR sebesar 2,27 kali dibandingkan dengan

pertambahan berat badan normal selama hamil. Sato (2012) di São Paulo

menunjukan bahwa hampir sebagian besar (43,4%) ibu hamil memiliki

pertambahan berat badan rendah selama masa kehamilan, dimana telah

ditemukan hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan

BBLR. Selain pertambahan berat badan selama masa kehamilan,

pertambahan berat badan per trimester juga berpengaruh terhadap berat bayi

saat lahir. Hasil penelitian Darmayanti, dkk (2010) di Banjarmasin

menunjukan bahwa proporsi pertambahan berat badan ibu hamil <250 gram

/minggu selama trimester II dan III pada kelompok kasus sebesar 54,1% dan

kelompok kontrol sebesar 14,3%. Jika dilihat dari nilai Odds Rasio (OR),

menunjukan bahwa kenaikan berat badan pada ibu hamil <250 gram/minggu

selama trimester II dan III mempunyai risiko melahirkan bayi dengan status

BBLR sebesar 7,1. Hasil yang berbeda dilaporkan di Karachi dengan desain

studi kohort, dimana pertambahan berat badan ibu hamil tidak berhubungan

dengan BBLR (Merchant., dkk, 2000).

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan kejadian BBLR adalah

karakteristik ibu. Karakteristik ibu diantaranya adalah usia ibu saat

persalinan, pendidikan, jarak kehamilan, jumlah paritas, kepatuhan konsumsi

Page 18: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

4

tablet Fe, penyakit penyerta selama kehamilan, status anemia dan jumlah

kunjungan Antenatal Care (ANC) (Aea., dkk, 2014; Ahmed., dkk, 2012;

Aminian., dkk, 2014; Darmayanti., dkk, 2010; Hidayah., dkk, 2012;

Negi.,dkk, 2006; Singh., dkk, 2010).

Berdasarakan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa pertambahan

berat badan ibu per trimester dan selama kehamilan dapat berpengaruh

terhadap kejadian BBLR. Namun sampai saat ini, belum adanya penelitian

terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di wilayah

kerja Puskesmas Pamulang. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan

agar dapat diketahui hubungan pertambahan berat badan pada ibu hamil

dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota

Tangerang Selatan tahun 2013-2015.

B. Rumusan Masalah

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah

kesehatan bayi dan dapat mempengaruhi jumlah Angka Kematian Bayi

(AKB). Proporsi BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang mengalami

peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7% pada tahun 2013.

Pertambahan berat badan ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi BBLR. Namun, sampai saat ini belum adanya penelitian

terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di wilayah

kerja Puskesmas Pamulang. Sehingga, perlu dilakukan penelitian secara

Page 19: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

5

khusus terkait pertambahan berat badan ibu hamil dan kejadian BBLR di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang kota Tangerang Selatan tahun 2013-2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimanakah distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada

kelompok kasus dan kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun

2013-2015 ?

2 Bagaimanakah distribusi karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan

konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa

kehamilan, jumlah kunjungan Antenatal Care, jumlah paritas, usia ibu saat

persalinan dan pendidikan ibu) pada kelompok kasus dan kontrol di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 ?

3 Bagaimanakah hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang

Selatan tahun 2013-2015.

Page 20: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

6

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

a. Diketahuinya distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada

kelompok kasus dan kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

tahun 2013-2015

b. Diketahuinya distribusi karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan

konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa

kehamilan, jumlah kunjungan Antenatal Care, jumlah paritas, usia

ibu saat persalinan dan pendidikan ibu) pada kelompok kasus dan

kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015

c. Diketahuinya hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-

2015.

E. Manfaat Penelitian

1. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi

pemegang kebijakan program kesehatan ibu dan anak terkait pengaruh

pertambahan berat badan pada ibu hamil dengan kejadian BBLR, sehingga

adanya upaya atau intervensi secara berkesinambungan untuk memberikan

program edukasi berupa materi kesehatan secara detail. Adanya program

edukasi kesehatan tersebut, diharapkan dapat menurunkan terjadinya kasus

Page 21: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

7

pertambahan berat badan yang rendah pada ibu hamil serta dapat

meningkatkan derajat kesehatan masayarakat.

2. Petugas Kesehatan Puskesmas Pamulang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada petugas

pelayanan kesehatan, dalam hal ini adalah bidan atau dokter kandungan.

Sehingga mereka dapat memberikan edukasi dan konseling secara

personal terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR,

khususnya pertambahan berat badan selama masa kehamilan.

3. Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan

pengetahuan terkait kesehatan kehamilan, sehingga ibu hamil dapat lebih

waspada dan lebih teratur dalam menjaga status gizi selama masa

kehamilan.

4. Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi dalam penelitian terkait BBLR, sehingga

diharapkan dapat mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat khususnya

terkait BBLR.

Page 22: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

8

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pertambahan berat

badan ibu hamil dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015. Desain penelitian yang

digunakan adalah desain studi case-control. Semua kasus telah dijadikan

sebagai sampel penelitian, sedangkan sampel pada kelompok kontrol

diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis

yang akan digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini telah

dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2015.

Page 23: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan berat pertama janin

atau bayi baru lahir yang diperoleh setelah proses persalinan dengan berat

kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). Terdapat dua kriteria

BBLR, diantaranya adalah terjadi karena pertumbuhan janin yang

terhambat dan bayi lahir dengan prematur. BBLR memiliki risiko terhadap

kesehatan yang buruk, kecacatan bahkan kematian (OECD, 2010;

UNICEF, 2004).

B. Kategori Berat Bayi Lahir (BBL)

Terdapat beberapa tipe BBL sesuai dengan berat lahir pertama kali,

diantaranya adalah (CDC, 2009; Joyce., dkk, 2012; Kemenkes, 2014) :

1. Bayi lahir dengan berat lahir tinggi atau High Birth Weight (HBW)

(≥4000 gram), biasanya terjadi pada usia kehamilan normal atau post-

term dan kelahiran bayi prematur. HBW dapat meningkatkan risiko

cedera kelahiran seperti distosia bahu (ketidakmampuan melahirkan

bahu dengan mekanisme kelahiran secara biasa), selain itu, angka

kematian bayi lebih tinggi terjadi pada bayi yang lahir dengan berat

≥4000 gram dibandingkan dengan bayi lahir dengan berat 3000 gram.

Page 24: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

10

2. Bayi lahir dengan berat lahir sedang yakni sebesar 2500-3999 gram.

3. Bayi lahir dengan berat lahir cukup rendah yakni sebesar ≥1500-2400

gram, maka bayi tersebut membutuhkan pelayanan kesehatan khusus

seperti pelayanan pengobatan atau pemeriksaan secara rutin.

4. Bayi lahir dengan berat lahir sangat rendah atau Very Low Birth

Weight (VLBW) yakni <1500 gram, dapat meningkatkan risiko

kejadian kronis seperti masalah saluran pernafasan, pertumbuhan

postnatal yang buruk, gangguan otak dan penyakit infeksi. Kondisi ini

membutuhkan pendidikan dan pelayanan khusus bagi petugas

pelayanan kesehatan kepada pengasuh korban maupun korban dari

bayi lahir dengan berat lahir sangat rendah.

5. Bayi lahir dengan berat lahir dibawah sangat rendah atau Extremely

Low Birth Weight (ELBW) (<1000 gram), maka berakibat terjadinya

Intelligence Quotient (IQ) bayi dibawah rata-rata.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR

Menurut Institute of Medicine (IOM) menyebutkan bahwa, faktor

risiko yang mempengaruhi terjadinya BBLR terdapat tiga faktor. Tiga faktor

tersebut diantaranya adalah faktor kesehatan ibu, faktor sosio-demografi dan

faktor perilaku. Faktor kesehatan ibu terdiri dari IMT sebelum hamil, jumlah

paritas, kehamilan ganda, penyakit penyerta selama masa kehamilan

(penyakit infeksi, hipotensi, hipertensi dalam kehamilan, diabetes melitus

gestasional), jarak kehamilan yang terlalu pendek, anemia, kurang energi

kronis dan pertambahan berat badan yang rendah selama kehamilan. Faktor

Page 25: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

11

sosiodemografi terdiri dari usia kehamilan, status pendidikan dan status

ekonomi (IOM, 2009). Berikut penjelasan terkait faktor yang mempengaruhi

kejadian BBLR :

1. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

Pertambahan berat badan pada ibu hamil merupakan salah satu

fenomena biologis yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan janin.

Di Indonesia, standar pertambahan berat badan ibu hamil yang normal

adalah sekitar 9-12 kg (Kemenkes, 2010). Namun, terdapat kelemahan

terkait standar pertambahan berat badan ibu hamil di Indonesia yakni

belum adanya standar pertambahan berat badan ibu hamil sesuai dengan

kategori IMT sebelum hamil dan pertambahan berat badan per trimester.

Beberapa penelitian di Negara Asia lainnya (Jepang, Taiwan dan Sri

Lanka) telah menggunakan standar berat badan pada ibu hamil yang telah

ditetapkan oleh Institute of Medicine (IOM) (Watanabe., dkk, 2009; Tsai

Ms., dkk, 2011). Hasil penelitian Abeysena (2011) di Kota Gampaha Sri

Lanka menunjukan bahwa hampir sebagian besar (45,5%) ibu yang

memiliki IMT overweight sebelum hamil memiliki pertambahan berat

badan normal selama masa kehamilan. Berikut standar pertambahan berat

badan pada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan IMT Sebelum

hamil:

Tabel 1

Standar Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan

IMT sebelum hamil Total pertambahan berat badan (Kg)

Kurang (<18,5 kg/m2) 12.5-18

Normal (18,5-24,9 kg/m2) 11.5-16

Overweight (25-29,9 kg/m2) 7-11.5

Page 26: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

12

IMT sebelum hamil Total pertambahan berat badan (Kg)

Obesitas (≥30kg/m2) 5-9

Sumber :(WHO, 2004; Institute of Medicine and National Research

Council, 2009)

Sedangkan standar pertambahan berat badan tiap trimester (trimester

1 adalah usia kehamilan 0-12 minggu, trimester 2 adalah usia kehamilan

13-27 minggu dan trimester 3 adalah usia kehamilan 28-40 minggu) sesuai

dengan kategori IMT sebelum hamil adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Tiap Trimester

IMT sebelum

hamil

Total pertambahan

berat badan pada

trimester I

Pertambahan berat badan

pada trimester ke II dan

III per minggu

Kurang (<18,5

kg/m2)

1-3 kg 0,44 – 0,58 kg

Normal (18,5-24,9

kg/m2)

1-3 kg 0,35 – 0,5

kg

Overweight (25-

29,9 kg/m2)

1-3 kg 0,23 – 0,33 kg

Obesitas (≥30kg/m2) 0,2-2 kg 0,17 – 0,27 kg

Sumber :(WHO, 2004; Institute of Medicine and National Research Council,

2009)

Perlu diketahui bahwa pertambahan berat badan pada ibu hamil tidak

hanya dipengaruhi oleh perubahan fisiologis ibu tetapi dipengaruhi juga

oleh karakteristik ibu lain dan fakor biologis (metabolisme plasenta).

Fungsi plasenta adalah sebagai organ endokrin dan zat perantara antara ibu

dan janin. Perubahan homeostasis (kondisi keseimbangan internal yang

ideal, di mana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara

yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh ibu) dapat merubah

struktur dan fungsi plasenta yang dapat berdampak terhadap kondisi

pertumbuhan janin. Fungsi plasenta lainnya adalah dapat berpengaruh

Page 27: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

13

terhadap sistem metabolisme ibu karena adanya perubahan hormon insulin

dan sistem peradangan, sehingga berakibat pada pertambahan berat badan

pada ibu hamil (Kathlen., dkk, 2009).

Secara umum, beberapa penelitian menunjukan ada hubungan yang

signifikan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan BBLR.

Penelitian yang dirangkum dengan menggunakan desain studi case-

control, penelitian Aea (2013) di Algeria menunjukan bahwa pertambahan

berat badan yang rendah selama kehamilan berhubungan dengan kejadian

BBLR. Selain itu, telah disebutkan bahwa pertambahan berat badan

mencapai 10 kg selama kehamilan dapat memberikan efek proteksi

terhadap BBLR. Penelitian Mumbari (2009) menunjukan terdapat

hubungan antara pertambahan berat badan selama hamil dengan BBLR.

Berbeda dengan penelitian Merchant (2000) di Karachi bahwa tidak ada

hubungan antara pertambahan berat badan dengan BBLR..

Pernyataan tersebut didukung dengan alasan secara biologis, bahwa

berat badan yang kurang selama kehamilan terjadi karena kurangnya

nutrisi atau asupan makanan sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan

janin (Han, 2011). Pertambahan berat badan pada seorang wanita

dipengaruhi oleh status gizi atau IMT seorang wanita termasuk periode

sebelum hamil, untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus

berikut :

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Page 28: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

14

Status gizi pada seorang ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

seperti yang dilihat pada bagan di bawah ini :

Bagan 1

Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Sumber : Robbert, 1985

Kondisi ekonomi, ketersediaan makanan dapat mempengaruhi

asupan makanan yang dikonsumi sehari-hari. Asupan makanan tersebut

dapat berpengaruh terhadap status gizi ibu. Jika asupan makanan dalam

kehidupan sehari-hari terpenuhi dengan baik, maka status gizi ibu dapat

dikatakan baik atau ideal. Begitu juga sebaliknya, jika asupan makanan

dalam kehidupan sehari-hari kurang, maka status gizi ibu dapat dikatakan

undernutrion atau kurang gizi sehingga berakibat terhadap kondisi

kesehatan baik pada ibu maupun pada bayi yang akan dikandung

(Robbert., dkk, 1985).

Kekurangan nutrisi atau malnutrisi pada wanita dalam masa

reproduksi dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu baik sebelum

Ketersediaan makanan

Status ekonomi

Struktur keluarga Asupan Makanan Status gizi ibu

Kesehatan ibu :

Kondisi kehamilan

Kesehatan anak :

BBLR, kesakitan dan

kematian

Page 29: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

15

hamil, selama kehamilan dan setelah masa kehamilan. Pada masa sebelum

kehamilan berakibat rendahnya berat badan, berkurangnya cadangan

lemak. Pada masa kehamilan dapat mengakibatkan berkurangnya durasi

kehamilan, rendahnya pertambahan berat badan selama hamil sehingga

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin serta pada masa setelah

kehamilan dapat mengakibatkan berkurangnya cairan Air Susu Ibu (ASI)

dan buruknya status gizi pada seorang wanita Oleh karena itu, setiap

wanita harus memiliki status gizi yang memadai sehingga ketika sedang

hamil maka wanita tersebut dapat memiliki berat badan yang ideal. Jika

pertambahan berat badan pada ibu hamil rendah maka dapat berpengaruh

terhadap kondisi kesehatan janin (Sato., dkk, 2012).

2. Jarak Kehamilan

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana (BKKBN) menganjurkan

bahwa jarak kehamilan ideal adalah 2 tahun atau lebih (BKKBN, 2012),

jarak kehamilan yang terlalu dekat (<1tahun) mengakibatkan nutrisi pada

ibu yang kurang adekuat sehingga dapat mengganggu pertumbuhan janin.

Gangguan pertumbuhan janin dapat mengakibatkan berat bayi lahir rendah

(Bener.,dkk, 2012)

Hasil Penelitian Darmayanti (2010) menunjukan tidak ada hubungan

antar jarak kehamilan dengan BBLR. Berbeda dengan penelitian Negi

(2006) menunjukan jarak kehamilan kurang dari 12 bulan meningkatkan

risiko melahirkan BBLR sebesar 2,58 kali dibandingkan dengan ibu yang

memiliki jarak kehamilan ≥ 24 bulan.

Page 30: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

16

3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe (Zat Besi)

Departemen Kesehatan telah melaksanakan progam penanggulangan

anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet besi atau

tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari

berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Depkes RI, 2010).

Zat besi merupakan mikromineral yang berperan penting dalam

pembentukan hemoglobin (Hb). Kekurangan zat besi dapat dikenal sebagai

kekurangan gizi, baik pada negara maju maupun negara berkembang.

Diperkirakan <50% wanita tidak memiliki cadangan zat besi yang cukup

untuk kehamilan. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil rata-rata adalah 4,4

mg per hari (Muthayya.,dkk, 2009).

Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi bayi lahir rendah dan

prematur. Hasil penelitian Muthayya (2009) menunjukan bahwa

kekurangan zat besi selama masa kehamilan dapat menyebabkan

penurunan fungsi kekebalan tubuh pada ibu, sehingga meningkatkan

kerentanan infeksi saluran reproduksi yang dapat mempengaruhi gangguan

kondisi kesehatan plasenta Setiap gangguan yang terjadi pada plasenta

akan memberikan dampak yang serius terhadap pertumbuhan janin.

Hasil penelitian Khanal (2011) menujukan ibu yang tidak

mengkonsumsi tablet Fe selama masa kehamilan dapat meningkatkan

risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 1,83 dibandingkan dengan ibu yang

mengkonsumsi zat besi. Penelitian Hidayah (2012) menunjukan bahwa ibu

yang patuh mengkonsumsi tablet Fe berhubungan dengan kejadian anamia,

Page 31: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

17

yang mana anemia pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab

terjadinya BBLR (Singh., dkk, 2010).

4. Status Anemia Ibu

Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah

dalam tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh.

Kebutuhan fisiologis tubuh seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin,

usia kehamilan. Secara umum, status anemia dikaitkan dengan kurangnya

konsumsi zat besi. Akan tetapi, kekurangan asam folat, vitamin A, vitamin

B12 dan infeksi parasit juga dapat mempengaruhi jumlah sel darah merah

sehingga berpengaruh terhadap kadar hemoglobin dalam tubuh (WHO,

2011). Berikut klasifikasi kadar hemoglobin pada ibu hamil (Manuaba,

2000) :

Tabel 3

Kategori Kadar Hemoglobin dan Status Anemia pada Ibu Hamil

Kadar hemoglobin Kategori Anemia

>11 g/dl Tidak anemia

9-10,9 g/dl Anemia Ringan

7-8 g/dl Anemia Sedang

<7 g/dl Anemia Berat

Sumber : (Manuaba, 2000)

Anak usia 6-24 bulan, ibu hamil, ibu pasca melahirkan merupakan

kelompok yang sering terkena anemia. Anemia pada ibu hamil

didefinisikan jika kadar Hemoglobin (Hb) <11g/dl atau hematokrit <33%

(WHO, 2006). Tanda-tanda anemia akibat kekurangan zat besi pada ibu

hamil tidak spesifik, kecuali pada anemia tingkat parah. Fatigue

merupakan gejala yang paling umum, disertai dengan gejala pucat, sakit

Page 32: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

18

kepala, jantung berdebar, sesak serta adanya gangguan perubahan suhu

tubuh yang dapat menyebabkan ibu hamil merasa lebih dingin dari

biasanya. Gejala kekurangan zat besi dapat terjadi tanpa anemia, hal ini

dapat dilihat dari kurangnya konsentrasi, rambut rontok dan lain

sebagainya (Pavord., dkk, 2011).

Beberapa penelitian yang telah dirangkum dengan menggunakan

desain studi case-control, Singh (2010) di Nepal menunjukan bahwa kadar

hemoglobin pada ibu hamil berhubungan secara signifikan dengan BBLR.

Berbeda dengan hasil penelitian Sunare (2009), bahwa status anemia

selama hamil tidak memberikan risiko melahirkan BBLR.

5. Penyakit Penyerta Selama Kehamilan

Penyakit yang dialami ibu selama masa kehamilan dapat

berpengaruh terhadap gangguan pertumbuhan intraurine atau Intraurine

Growth Retardation (IUGR). IUGR merupakan salah satu penyebab

kurangnya asupan energi dan protein pada ibu selama masa kehamilan

sehingga mengakibatkan terjadinya kasus BBLR (Grible, 2003; Gross,

1997). Pada umumnya penyakit yang dialami oleh ibu selama masa

kehamilan dan berisiko terhadap kondisi kesehatan janin diantaranya

adalah hipotensi, hipertensi atau pre eklampsia, diabetes melitus

gestasional, perdarahan, riwayat penyakit infkesi (rubella, HIV/AIDS)

(IOM, 1985). Hasil penelitian Aea (2013) dengan menggunakan desain

case control menunjukan bahwa ada hubungan antara penyakit diabetes

yang dialami ibu selama masa hamil dengan kejadian BBLR.

Page 33: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

19

6. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Anjuran kunjungan antenatal pada ibu hamil adalah minimal empat

kali yang terbagi pada tiap trimester (Kemenkes, 2010) :

a. Satu kali pada trimester ke-I (kehamilan hingga 12 minggu)

b. Satu kali trimester ke-2 (usia kehamilan >12 - 24 minggu)

c. Dua kali pada trimester ke-3 (usia kehamilan >24 sampai

dengan minggu ke 36

Hasil penelitian Fonseca (2014) dan Negi (2006) menunjukan

bahwa jumlah kunjungan antenatal berhubungan dengan BBLR. Hal ini

dikarenakan ibu yang melakukan kunjungan antenatal secara rutin dapat

memperoleh informasi kesehatan baik kesehatan ibu maupun janin dari

petugas kesehatan secara detail. Kunjungan NAC salah satunya

dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Hasil penelitian Low., dkk

(2005) menunjukan bahwa pendidikan yang rendah berisiko terhadap

kepatuhan kunjungan ANC selama hamil sebesar 1,82.

7. Jumlah Paritas

Secara nasional, pemerintah Indonesia memberikan aturan kepada

pasangan suami istri bahwa 2 anak pada masing-masing pasangan suami

istri sudah cukup (BKKBN, 2012). Hal ini merupakan salah satu upaya

untuk pemerataan jumlah penduduk Indoensia. Jumlah paritas yang terlalu

banyak dapat memberikan dampak kesehatan baik pada ibu dan bayi.

Secara biologis, jumlah paritas berpengaruh terhadap BBLR dikarenakan

terdapat kemungkinan adanya insiden plasenta previa (plasenta terletak di

Page 34: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

20

bagian bawah rahim sehingga menutup sebagian atau seluruh jalan lahir)

dan komplikasi pendarahan pada ibu yang memiliki jumlah kelahiran yang

lebih banyak, sehingga berpengaruh terhadap berat bayi yang akan

dilahirkan (Mukhtar., djkk, 2005).

Beberapa penelitian yang dirangkum dengan desain studi kohort,

Aminian (2014) menunjukan ada hubungan antara jumlah paritas dengan

BBLR. Negi (2006) menunjukan bahwa paritas pertama meninggkatkan

risiko lahir BBLR sebesar 3,2 dibandingkan paritas kedua dan selanjutnya.

Pada desain studi yang sama penelitian Darmayanti (2010) menunjukan

jumlah paritas tidak meningkatkan risiko melahirkan BBLR.

8. Sosio-Demografi

Secara umum, faktor sosio demografi terdiri dari usia dan

pendidikan. Dalam hal ini usia ibu saat melahirkan mempunyai pengaruh

terhadap kondisi janin yang akan dilahirkan yakni BBLR. Ibu yang

mengalami persalinan pada rentang usia risiko tinggi (<20 tahun atau >35

tahun) dapat disebabkan karena faktor pendidikan dan status ekonomi

yang rendah, sehingga berpengaruh terhadap kondisi janin yang dilahirkan

(IOM, 1985).

Beberapa penelitian menunjukan hasil yang kontradiktif terkait usia

ibu saat melahirkan dengan kejadian BBLR. Penelitian Ahmed (2012) di

Pakistan menunjukan ada hubungan antara usia ibu saat melahirkan

dengan BBLR. Penelitian Esimai (2014) di Nigeria bahwa ada hubungan

antara usia ibu dengan pertambahan berat badan selama hamil namun tidak

Page 35: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

21

ada hubungan antara usia ibu dengan BBLR. Selain itu Reichman (2006)

di kota Amerika menunjukan bahwa ibu yang melahirkan di usia >35

tahun dan <20 tahun berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah

sebesar 2,1 kali. Berbeda dengan penelitian Harlod (2007) dengan desain

studi cross sectional dan penelitian Wado (2013) dengan desain studi

cohort bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu pada saat melahirkan

dengan kejadian BBLR.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui alasan usia ibu pada

saat persalinan dengan BBLR dari proses biologis. Usia ibu saat

melahirkan yang paling berisiko pada umunya terjadi pada usia remaja

(<20 tahun) dan usia lanjut usia (>35 tahun). Pada ibu yang tergolong usia

remaja, maka dapat diketahui proses biologis yang berpengaruh terhadap

berat bayi yang akan dilahirkan. Proses biologis tersebut adalah (Roth,

1998; Gross, 1997) :

a. Berkurangnya aliran darah pada mulut rahim dan uterus akibat

ketidakmatangan organ rahim sehingga mempengaruhi aliran nutrisi

dari rahim ibu ke janin

b. Adanya persaingan kebutuhan gizi antara ibu dengan janin, oleh

karena itu direkomendasikan agar tetap menjaga asupan makanan

dan kalori dalam kehidupan sehari-hari

Sedangkan pada ibu hamil dengan usia lansia (>35 tahun), proses

biologis yang berpengaruh terhadap berat lahir bayi adalah (Roth, 1998;

Ullah, 2003) :

Page 36: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

22

a. Tingginya prevalensi masalah kesehatan kronis yang berkaitan

dengan usia seperti hipertensi, diabetes melitus, komplikasi

kesehatan pada masa hamil yang berpengaruh terhadap berat lahir

bayi

b. Menurunnya potensi kesuburan

c. Berubahnya pola gaya hidup yang kurang sehat sehingga

menimbulkan beberapa penyakit pada ibu dan dapat mempengaruhi

kondisi janin

Faktor sosiodemografi lain adalah pendidikan. Penelitian Ahmed

(2012) di Pakistan menunjukan bahwa pendidikan ibu dapat

mempengaruhi kondisi berat bayi yang akan dilahirkan. Hal tersebut

dikarenakan pendidikan mempunyai peran yang penting terhadap

kesehatan dan meningkatkan kesadaran diri untuk periksa ke fasilitas

pelayanan kesehatan. Berbeda dengan penelitian Aminian (2014) di Iran

menyebutkan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian

BBLR.

9. KerangkaTeori

Faktor penyebab BBLR sangat beragam, berdasarkan beberapa

literatur disebutkan bahwa pertambahan berat badan badan ibu hamil,

karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, status

anemia, penyakit penyerta selama masa kehamilan, kunjungan Antenatal

Care, jumlah paritas, usia ibu saat persalinan dan pendidikan ibu)

Page 37: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

23

merupakan faktor penyebab terjadinya BBLR. Sehingga didapatkan

kerangka teori sebagai berikut :

Page 38: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

24

24

Sumber:

(Bener, 2012), (Grible, 2003),

(IOM, 1985), (Manuaba,

2000), (Muthayya, 2009),

(Merril, 2010), (Mukhtar,

2005), (Roth, 1998), (Sato,

2012)

Faktor Sosiodemografi

Pendidikan

ibu

IMT sebelum hamil

Asupan

makanan

(kurang)

Status gizi ibu

(malnutrisi)

Status

anemia

Kepatuhan

konsumsi

tablet Fe

Ketidakseimbang

an kebutuhan gizi

antara ibu dan

anak

Adanya

riwayat

penyakit

kronis

Penurunan fungsi

kekebalan tubuh

pada ibu

Usia ibu saat persalinan

Usia Tua

(>35

tahun)

Usia Muda

(<20

tahun)

Cadangan

simpanan

lemak dan

otot

berkurang

Rentan teinfeksi

pada saluran

reproduksi

Faktor Perilaku

Gangguan

pertumbuhan

plasenta

Jumlah

paritas

>3

Jarak

kehamilan

(<1 tahun)

Faktor Kesehatan Ibu

Plasenta

Previa nutrisi ibu

tidak adekuat

Gangguan

pertumbuhan

janin

Pertambahan berat

badan ibu hamil yang

rendah

Riwayat

penyakit selama

masa kehamilan

Berat Bayi

Lahir Rendah Faktor Kesehatan Ibu

Bagan 2 Kerangka Teori

Jumlah

kunjungan

ANC

Page 39: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

25

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN UJI HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan sebelumnya,

terdapat beberapa variabel yang dijadikan sebagai konsep penelitian,

diantaranya adalah:

1. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

Secara biologis, variabel ini berpengaruh langsung terhadap

status berat bayi saat lahir. Selain itu, variabel ini dapat ditelusuri

secara langsung melalui rekam medis yang telah dimiliki oleh

kelompok kasus dan kontrol, yakni buku Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) yang mana sebagian besar ibu hamil di Indonesia dianjurkan

untuk memiliki buku kesehatan mulai masa kehamilan sampai anak

berusia 5 tahun.

2. Variabel karakteristik ibu (jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi

tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa kehamilan,

jumlah kunjungan Antenatal Care, jumlah paritas, usia ibu saat

persalinan dan pendidikan ibu)

Variabel tersebut dapat ditelusuri langsung melalui buku KIA dan

ditanyakan langsung kepada kelompok kasus dan kontrol.

Page 40: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

26

Selain itu, terdapat variabel yang tidak dijadikan sebagai konsep

penelitian, yakni :

a. Variabel asupan makanan

Variabel tersebut mempunyai risiko bias informasi yang sangat

tinggi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan ingatan yang sangat kuat

pada partisipan kelompok kasus dan kontrol terhadap makanan

yang telah dikonsumsi sehari-hari selama masa kehamilan di masa

lampau. Selain itu, tidak adanya catatan terkait asupan makanan

yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan pada buku KIA.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka diperoleh kerangka konsep penelitian

sebagai berikut :

Bagan 3. Kerangka Konsep Penelitian

BBLR

Karakteristik Ibu :

Jarak Kehamilan

Kepatuhan konsumsi Tablet Fe

(Zat Besi)

Status Anemia Ibu

Penyakit penyerta selama masa

kehamilan

Kunjungan ANC

Jumlah Paritas

Usia ibu saat persalinan

Pendidikan Ibu

Pertambahan Berat Badan

Ibu Hamil

Page 41: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

27

B. Definisi Operasional

Tabel 4. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 BBLR Bayi yang lahir pada tahun

2013-2015 di wilayah kerja

Puskesmas Pamulang

dengan berat lahir <2500

gram

Telaah dokumen Rekam medis persalinan

(baik persalinan di

Puskesmas Pamulang

maupun laporan dari BPS

wilayah kerja Puskesmas

Pamulang) tahun 2013-2015

0. Normal (jika berat bayi

lahir (≥2500 gram)

1. BBLR (jika berat bayi

lahir <2500 gram)

Ordinal

2 Pertambahan berat

badan ibu hamil

selama masa

kehamilan

Naiknya berat badan

partisipan selama bulan

pertama hamil sampai

menjelang persalinan

berdasarkan IMT sebelum

hamil

Telaah dokumen Form catatan kesehatan ibu

hamil dalam Buku

Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) yang dimiliki oleh

partisipan

0. Normal

(IMT kurang=12,5-18

kg, IMT normal=11,5-16

kg, IMT overweight=7-

11,5 kg, IMT obesitas=

5-9 kg)

1. Kurang

(IMT kurang= <12,5 kg,

IMT normal= <11,5 kg,

IMT overweight= <7 kg,

Ordinal

Page 42: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

28

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

IMT obesitas= <5kg)

2. Lebih

(IMT kurang= >18 kg,

IMT normal= >16 kg,

IMT overweight= >11,5

kg, IMT obesitas= >9

kg)

(WHO, 2004; IOM dan

NRC, 2009)

3 Pertambahan berat

badan ibu hamil

per trimester

Naiknya berat badan

partisipan per trimester ( I,

II dan III) berdasarkan IMT

sebelum hamil

Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu

hamil dalam Buku

Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) yang dimiliki oleh

partisipan

0. Normal

1. Kurang

2. Lebih

(WHO, 2004; IOM dan

NRC, 2009)

Ordinal

4 Jarak kehamilan Rentang waktu antara

kehamilan sebelumnya

dengan kehamilan terakhir

Wawancara

terstruktur

Kuesioner 0. ≥2 tahun

1. <2 tahun

Ordinal

5 Kepatuhan

konsumsi tablet Fe

Ketaatan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi

Telaah dokumen

dan wawancara

Form cacatan kesehatan ibu

hamil dalam Buku Kesehatan

0. Patuh, jika

mengkonsumsi tablet

Ordinal

Page 43: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

29

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

sesuai (Minimal 90 tablet

Fe) dengan jumlah yang

seharusnya diminum

berdasarkan pengakuan

partisipan dan didukung

dengan catatan rekam medis

dalam buku KIA partisipan

terstruktur Ibu dan Anak (KIA) yang

dimiliki oleh partisipan dan

kuesioner

Fe 80% yang

seharusnya minimal

dikonsumsi

1. Tidak Patuh jika

mengkonsumsi tablet

Fe< 80% yang

seharusnya minimal

dikonsumsi

(Iswanto, 2012)

6 Status Anemia

pada Ibu hamil

Kadar Hemoglobin

partisipan selama masa

kehamilan berdasarkan hasil

pemeriksaan laboratorium

Hb (Hemoglobin)

Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu

hamil dalam Buku Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) yang

dimiliki oleh partisipan

0. Tidak anemia (Hb ≥11

gr/dl)

1. Anemia (Hb <11 gr/dl)

Ordinal

7 Penyakit penyerta

selama masa

kehamilan

Gangguan kesehatan yang

diderita partisipan selama

masa kehamilan dan dapat

berisiko terhadap kondisi

kesehatan partisipan

maupun janin. Penyakit

tersebut berdasarkan atas

diagnosa petugas kesehatan

Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu

hamil dalam Buku Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) yang

dimiliki oleh partisipan

0. Tidak ada

1. Ada

Ordinal

Page 44: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

30

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

8 Kunjungan ANC

Selama masa

kehamilan

Jumlah pemeriksaan

kesehatan yang dijalani

partisipan selama masa

kehamilan ke fasilitas

pelayanan kesehatan

berdasarkan catatan dalam

buku KIA

Telaah dokumen Form cacatan kesehatan ibu

hamil dalam Buku Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) yang

dimiliki oleh partisipan

0. ≥ nilai rata-rata hasil

penelitian

1. < nilai rata-rata hasil

penelitian

Ordinal

9 Jumlah Paritas Jumlah persalinan yang

pernah dialami oleh

partisipan

Wawancara

terstruktur

Kuesioner 0. Primipara: jumlah

persalinan=1

1. Multipara jumlah

persalinan=2-3

2. Grandemultipara :

jumlah persalinan > 3

(Negi, 2006)

Ordinal

10 Usia Ibu Saat

persalinan

Umur partisipan pada saat

persalinan di tahun 2013-

2015

Wawancara

terstruktur

Kuesioner 0. Usia tidak risiko tinggi

(20-35 tahun)

1. Usia risiko tinggi <20

tahun dan >35 tahun)

(IOM, 2009)

Ordinal

Page 45: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

31

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

11 Pendidikan Ibu Tingkat studi terakhir yang

ditempuh oleh partisipan

sampai tahun 2015

Wawancara

terstruktur

Kuesioner 0. Lebih dari 9 tahun

1. Sekolah wajib 9 tahun

2. Kurang dari 9 tahun

Ordinal

Page 46: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

32

32

C. Uji Hipotesis

Hasil penelitian yang akan diharapkan oleh peneliti adalah :

Ada hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian

BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

tahun 2013-2015

Page 47: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

33

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Epidemiologi analitik dengan

desain studi case-control. Desain studi case control dalam penelitian ini

bertujuan untuk melihat distribusi antara variabel pertambahan berat badan

ibu hamil dan karakteristik ibu pada kelompok kasus dan kontrol, serta

melihat hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil dengan

kejadian BBLR.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang pada bulan Maret – Mei 2015. Wilayah kerja Puskesmas

Pamulang terdiri dari empat kelurahan, yakni Kelurahan Pamulang Barat,

Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir (PCI) dan Pondok Cabe Udik (PCU).

Fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang

melayani proses persalinan dan rutin melaporkan data persalinan di

Puskesmas Pamulang adalah Bidan Praktik Swasta (BPS) dan Klinik

Kesehatan, dimana terdapat 27 BPS dan 1 klinik kesehatan. Lokasi

penelitian dipilih dikarenakan proporsi kasus BBLR di Puskesmas

Pamulang mengalami peningkatan dari 0,6% pada tahun 2012 menjadi 0,7%

pada tahun 2013.

Page 48: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

34

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian (population study) adalah ibu yang tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang dan telah melakukan persalinan di

fasilitas pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun

2013-2015. Populasi penelitian terdiri dari kelompok kasus dan kontrol.

Kelompok kasus merupakan ibu yang melahirkan bayi dengan status BBLR

(<2500 gram) pada tahun 2013-2015. Sedangkan kontrol merupakan ibu

yang melahirkan bayi normal (≥2500 gram) pada tahun 2013-2015.

Selain itu, penentuan populasi penelitian yang dapat diteliti (eligible

population) adalah ibu yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

pada masing-masing kelompok kasus maupun kontrol. Adapun kriteria

inklusi dan eksklusi pada kelompok kasus dapat dilihat pada Bagan 4.

Eksklusi

Catatan Rekam Medis Persalinan di Puskesmas Pamulang dan BPS

Wilayah Kerja Puskasmas Pamulang Tahun 2013-2015 (n=903)

Semua bayi yang lahir dengan

berat <2500 gram (Kasus)

(n=49)

Bayi yang lahir dengan berat

≥2500gram (kontrol) (n=854)

Tinggal di luar wilayah kerja

Puskesmas Pamulang (n=7)

Prematur (n=3)

Lahir kembar (n=2)

Lahir mati (n=0)

Tingga di luar wilayah

kerja Puskesmas

Pamulang (n=63)

Prematur (n=3)

Lahir kembar ( n=2)

Semua kasus (n=37)

Kontrol dipilih secara simple random sampling (n=74)

Lahir mati (n=0)

Bagan 4

Alur Pemilihan Sampel pada Kelompok Kasus dan Kontrol

Page 49: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

35

1. Kriteria Inklusi Kasus

a. Ibu yang tercatat di rekam medis persalinan Puskesmas Pamulang

(baik rekam medis persalinan di Puskesmas Pamulang maupun

laporan dari Bidan Praktik Swasta (BPS) yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Pamulang) dengan catatan melahirkan BBLR (<2500

gram) tahun 2013-2015 (n= 49).

b. Ibu yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

Wilayah kerja Puskesmas Pamulang terdiri dari empat kelurahan

yakni Kelurahan Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe

Udik dan Pondok Cabe Ilir (n= 42).

2. Kriteria Eksklusi Kasus

a. Ibu yang bertempat tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas

Pamulang (n=7)

b. Ibu yang melakukan persalinan di Puskesmas Pamulang atau BPS

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dengan catatan lahir mati

(n= 0).

c. Ibu yang melahirkan bayi prematur (<37 minggu) (n=3).

d. Ibu yang melahirkan bayi dengan catatan lahir kembar (n=2).

e. Ibu yang tidak memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

(n=0).

Page 50: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

36

Sedangan kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok kontrol adalah

sebagai berikut :

3. Kriteria Inklusi Kontrol

a. Ibu yang tercatat di rekam medis persalinan Puskesmas Pamulang

(baik rekam medis persalinan di ruang bersalin Puskesmas

Pamulang maupun laporan dari BPS (Bidan Praktik Swasta) yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang) dengan catatan

melahirkan normal (≥2500 gram) tahun 2013-2015 (n= 854).

b. Ibu yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

Wilayah kerja Puskesmas Pamulang terdiri dari empat kelurahan

yakni Kelurahan Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe

Udik dan Pondok Cabe Ilir (n=791).

4. Kriteria Eksklusi

a. Ibu yang bertempat tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas

Pamulang (n=63).

b. Ibu yang melakukan persalinan di Puskesmas Pamulang atau BPS

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dengan catatan lahir mati

(n= 0).

c. Ibu yang melahirkan bayi prematur (<37 minggu) (n= 3).

d. Ibu yang melahirkan bayi dengan catatan lahir kembar (n=2).

e. Ibu yang tidak memiliki buku KIA (n=0).

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, maka

sampel yang akan dibutuhkan pada penelitian ini adalah (Ariawan, 1998) :

Page 51: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

37

dimana :

dan P = (P1 + kP2)/(1+k)

peneliti akan menggunakan :

a. Perbandingan jumlah kasus dan kontrol sebesar 1:2

b. Tingkat kemaknaan ( 2/1 z ) = 5% (1,96)

c. Kekuatan uji ( 1z )= 80% (0,84)

diketahui:

P2 = 54,1% (Darmayanti, 2010) Z1-α/2 = 1.96

OR = 7,1 (Darmayanti, 2010) Z1-β/2 = 0.84

Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada kelompok kasus

adalah 37 kasus dan kelompok kontrol sebesar 37 x 2 =74 kontrol. Peneliti

memperkirakan adanya partisipan yang tidak mau berpartisipasi dalam

penelitian (non respon) sebesar 5% pada masing-masing kelompok kasus

dan kontrol, 37 x 5%= 1,8 ≈2 dan 74 x 5%= 3,7≈4. Sehingga jumlah

sampel yang dibutuhkan pada :

a. Kelompok kasus menjadi 37+2= 39 kasus

b. Kelompok kontrol menjadi 74+4= 78 kontrol.

2

21

2

221112/1

)(

))1(()1()1()/11(

pp

kppppzppkzn

376,36

)541,08,0(

2/))541,01(541,0()8,01(8,084,0)5,01(5,0)2/11(96,12

2

xxxxn

Page 52: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

38

Semua kasus telah dijadikan sebagai sampel penelitian. Sedangkan

sampel pada kelompok kontrol diperoleh dengan menggunakan teknik

simple random sampling, kemudian melakukan pengundian terhadap

kelompok kontrol melalui nama ibu yang di dapatkan dari frame sampling

persalinan tahun 2013-2015 (baik dari laporan persalinan Puskesmas

Pamulang maupun BPS).

D. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua yakni telaah dokumen dan wawancara terstruktur dengan

menggunakan kuesioner. Telaah dokumen berasal dari rekam medis

persalinan Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 dan buku KIA yang

dimiliki partisipan. Dokumen dari rekam medis persalinan Puskesmas

Pamulang diperoleh informasi terkait variabel kasus BBLR maupun non

BBLR. Pada dokumen tersebut, peneliti telah mengambil data yang terdiri

dari identitas ibu hamil (nama istri dan suami) serta alamat lengkap ibu.

Dokumen yang berasal dari form catatan kesehatan ibu hamil dalam

buku KIA diperoleh informasi terkait variabel pertambahan berat badan ibu

selama masa kehamilan dan per trimester, penyakit penyerta selama

kehamilan dan status anemia, kepatuhan konsumsi tablet Fe dan jumlah

kunjungan ANC.

Metode wawancara terstruktur diperoleh informasi terkait variabel

jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, jumlah paritas, usia ibu saat

melahirkan dan pendidikan ibu. Pada variabel kepatuhan konsumsi tablet

Page 53: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

39

Fe, peneliti juga melakukan probing dengan partisipan penelitian.

Pelaksanaan probing tersebut bertujuan untuk menggali informasi secara

detail terkait jumlah tablet Fe yang telah dikonsumsi oleh partisipan kasus

maupun kontrol selama masa kehamilan.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki

partisipan. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terkait pertambahan berat

badan selama hamil, usia ibu saat persalinan, pendidikan ibu, jumlah paritas,

jarak kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe, penyakit penyerta selama

masa kehamilan, status anemia dan jumlah kunjungan ANC.

F. Manajemen Data

Manajemen data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut

1. Peneliti melakukan pemeriksaan data (data editing), yakni

melakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap partisipan yang

telah memenuhi kriteria inklusi dan inklusi pada kelompok kasus

dan kontrol saat penelitian berlangsung. Pemeriksaan tersebut

bertujuan agar partisipan yang masuk dalam penelitian dapat

dipastikan telah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang

telah ditetapkan peneliti, sehingga kemungkinan bias seleksi dan

bias informasi sangat kecil.

2. Peneliti melakukan pengkodean (coding), yakni menetapkan kode

pada masing-masing variabel untuk memudahkan dalam proses

Page 54: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

40

entri data. Berikut beberapa kode dalam penelitian :

Tabel 5

Daftar Kode Penelitian Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

dengan kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota

Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

Kode Keterangan

IR1-IR13 Sosiodemografi

A1-A3 variabel terkait pertambahan

berat badan selama hamil

B1-B2 variabel status anemia

C1-C2 variabel kepatuhan konsumsi

tablet Fe

D1-D2 variabel penyakit penyerta

selama masa kehamilan

E variabel jumlah kunjungan ANC

3. Peneliti melakukan pemasukkan data (entry data), yakni

melakukan entri data pada kuesioner yang telah di coding ke dalam

komputer untuk dianalisis secara statistik. Proses pemasukkan data

dilakukan dengan bantuan software analisis data.

4. Peneliti melakukan pembersihan data (data cleaning), yakni

peneliti memeriksa kembali kelengkapan data yang sudah di entry

kedalam computer. Jika data pertambahan berat badan ibu hamil

dan karakteritik ibu belum terisi lengkap, maka data tersebut tidak

dilanjutkan untuk dianalisis.

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat

dan bivariat.

Page 55: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

41

a. Analisis Univariat

Analisis univariat telah dilakukan terhadap semua variabel

penelitian. Tujuan dari analisis univariat adalah untuk melihat distribusi

semua variabel penelitian pada kelompok kasus maupun kontrol. Pada

variabel kunjungan ANC, peneliti melakukan analisis rata-rata dan

standar deviasi terlebih dahulu. Kemudian dari hasil rata-rata tersebut,

dikategorikan menjadi dua kategori (<nilai rata-rata hasil penelitian dan

≥ nilai rata-rata hasil penelitian). Hasil analisis univariat telah disajikan

dalam bentuk tabel distribusi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk melihat hubungan pertambahan berat badan

ibu hamil dengan variabel berat bayi lahir dilakukan dengan

menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Pada analisis uji

regresi logistik, telah dikontrol dengan variabel penyakit penyerta

selama masa kehamilan (p<0,05). Sedangkan variabel lain tidak

dikontrol dengan variabel pertambahan berat badan ibu hamil,

dikarenakan menunjukan hasil p>0,05. Selain itu, pada kategori

pertambahan berat badan ibu hamil yang lebih tidak di analisis lebih

lanjut. Analisis bivariat yang dilakukan hanya pertambahan berat

badan ibu hamil yang normal dan kurang. Hasil analisis bivariat

berupa nilai Odds Ratio (OR). Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai

OR dengan rentang Confident interval (CI) yang tidak mencakup nilai

1,0 maka bisa dinyatakan signifikan pada α 5%. Namun jika rentang

Page 56: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

42

nilai CI mencakup 1,0 maka hasil penelitian dinyatakan tidak

signifikan secara statistik pada nilai α 5%.

Page 57: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

43

BAB V

HASIL

A. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan

Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

Distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada kelompok kasus

maupun kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015

disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6

Distribusi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil selama Masa Kehamilan dan

Per Trimester pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

Kategori Kasus (<2500 gr) Kontrol (≥2500 gr)

n (%) n (%)

Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Masa Kehamilan

1. Normal 9 (24,3) 39 (49,4)

2. Lebih 0 (0,0) 7 (8,9)

3. Kurang 28 (75,7) 33 (41,8)

Jumlah 37(100,0) 79 (100,0)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester I

1. Normal 15 (40,5) 39 (49,4)

2. Lebih 0 (0,0) 1 (1,3)

3. Kurang 22 (59,5) 39 (49,4)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester II

1. Normal 13 (35,1) 37 (46,8)

2. Lebih 0 (0,0) 13 (16,5)

3. Kurang 24 (64,9) 29 (36,7)

Jumlah 37(100,0) 79 (100,0)

Page 58: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

44

Kategori Kasus (<2500 gr) Kontrol (≥2500 gr)

n (%) n (%)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III

1. Normal 16 (43,2) 45 (57,0)

2. Lebih 0 (0,0) 13 (16,5)

3. Kurang 21 (56,8) 21 (26,5)

Jumlah 37(100,0) 79 (100,0)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa, mayoritas (75,7%) kelompok

kasus memiliki pertambahan berat badan kurang selama masa kehamilan.

Sedangkan sebagian besar kelompok kontrol memiliki pertambahan berat

badan normal (49,4) dan kurang (41,8%) selama masa kehamilan.

Pertambahan berat badan ibu hamil trimester I, sebagian besar (59,5%)

kelompok kasus memiliki pertambahan berat badan kurang, sedangkan

sebagian besar kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan yang

normal (49,4%) dan kurang (49,4%). Pertambahan berat badan ibu hamil

trimester II, sebagian besar (64,9%) kelompok kasus memiliki

pertambahan berat badan kurang, sedangkan sebagian besar (46,8%)

kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal.

Pertambahan berat badan ibu hamil trimester III, sebagian besar (56,8%)

kelompok kasus memiliki pertambahan berat badan kurang, sedangkan

sebagian besar (57%) kelompok kontrol memiliki pertambahan berat

badan normal.

B. Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

Karakteristik ibu dalam penelitian ini terdiri dari jarak kehamilan,

kepatuhan konsumsi tablet Fe, status anemia, penyakit penyerta selama masa

kehamilan, kunjungan ANC, jumlah paritas, usia ibu saat melahirkan serta

Page 59: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

45

pendidikan ibu. Distribusi karakteristik ibu pada kelompok kasus maupun

kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 disajikan

pada Tabel 7.

Tabel 7.

Distribusi Karakteritik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah

Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015

Kategori Kasus (<2500 gram) Kontrol (≥2500 gr) P value

n (%) n (%)

Jarak kehamilan

≥2 tahun 22 (91,7) 52 (92,9) 0,854

<2 tahun 2 (8,3) 4 (7,1)

Jumlah 24 (100,0) 56 (100,0)

Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Patuh 16 (43,2) 42 (53,2) 0,319

Tidak Patuh 21 (56,8) 37 (46,8)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Status Anemia

Tidak Anemia (≥11g/dl) 22 (59,5) 56 (70,9) 0,226

Anemia (<11g/dl) 15 (40,5) 23 (29,1)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Anemia Trimester I

3 (20,0)

3 (13,0)

Anemia Trimester II 2 (13,3) 18 (78,3)

Anemia Trimeste III 10 (66,7) 2 (8,7)

Penyakit Penyerta Selama Masa Kehamilan

Ada 10 (27,0) 7 (8,9) 0,013

Tidak Ada 27 (73,0) 72 (91,1)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Kunjungan ANC Selama Masa Kehamilan

≥ Nilai rata-rata hasil penelitian* 25 (67,6) 65 (82,3) 0,083

< Nilai rata-rata hasil penelitian 12 (32,4) 14 (17,7)

Jumlah 37(100,0) 79 (100,0)

Jumlah Paritas

Primipara (1 anak) 13 (35,1) 25 (31,6) 0,861

Multipara (2-3 anak) 22 (59,5) 51 (64,6)

Grandemultipara (>3 anak) 2 (5,4) 3 (3,8)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Usia Ibu Saat Melahirkan

Usia tidak risiko tinggi 30 (81,1) 67 (84,8) 0,617

Usia risiko tinggi (<20 tahun dan

>35 tahun)

7 (18,9) 12 (15,2)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Page 60: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

46

Kategori Kasus (<2500 gram) Kontrol (≥2500 gr) P value

n (%) n (%)

Pendidikan Ibu

> 9 tahun 27 (73,0) 57 (72,2) 0,901

Wajib 9 tahun 7 (18,9) 15 (19,0)

<9 tahun 3 (8,1) 7 (8,9)

Jumlah 37 (100,0) 79 (100,0)

Keterangan:

(*) : Rata-rata kunjungan ANC kelompok kasus =8,86 ±1,73 dan

kontrol =9,86 ±2,18

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa mayoritas kedua kelompok

memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun yakni 91,7% pada kelompok kasus dan

92,9% pada kelompok kontrol. Jumlah kelompok kasus dan kontrol pada

variebel ini berbeda dengan jumlah sampel keseluruhan, hal ini dikarenakan

adanya sampel kasus maupun kontrol yang baru memiliki anak pertama

sehingga jarak kehamilan pada kelompok tersebut tidak berlaku. Variabel

kepatuhan konsumsi tablet Fe selama masa kehamilan, sebagian besar

(56,8%) kelompok kasus tidak patuh konsumsi tablet Fe, sedangkan sebagian

besar (53,2%) kelompok kontrol patuh konsumsi tablet Fe. Variabel status

anemia, terdapat kelompok kasus yang mengalami anemia yakni sebesar

40,5% dan kelompok kontrol sebesar 29,1%. Kelompok kasus cenderung

mengalami anemia pada trimester III, sedangkan kelompok kontrol cederung

mengalami anemia pada trimester II.

Variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan, terdapat kelompok

kasus (27%) dan kontrol (8,9%) yang memiliki penyakit penyerta selama

masa kehamilan. Variabel kunjungan ANC kehamilan, mayoritas ibu hamil

melakukan kunjungan ANC ≥ rata-rata hasil penelitian, baik kelompok kasus

(67,6%) dan kontrol (82,3%). Rata-rata kunjungan ANC kelompok kasus

Page 61: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

47

adalah 8,86 dengan standar deviasi ±1,73, sedangkan rata-rata kunjungan

ANC kelompok kontrol adalah 9,86 dengan standar deviasi ±2,18. Variabel

jumlah paritas, terdapat 5,4% kelompok kasus dan 3,8% kelompok kontrol

yang memiliki jumlah paritas >3 anak (grandemultipara). Variabel usia ibu

saat melahirkan, terdapat 18,9% kelompok kasus dan 19,2% kelompok

kontrol yang memiliki status usia risiko tinggi pada saat melahirkan yakni

<20 tahun dan >35 tahun. Variabel pendidikan ibu, mayoritas kelompok

kasus (73%) dan kontrol (72,2%) telah menjalani pendidikan lebih dari 9

tahun.

C. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan Kejadian

BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

Hubungan pertambahan berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2013-2015 disajikan pada Tabel

8.

Tabel 8.

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Masa Kehamilan dan Per Trimester

dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang

Selatan Tahun 2013-2015

Kategori

Kasus (<2500 gr)

Kontrol (≥2500 gr)

Crude OR

(95% CI)

Adjusted OR

(95%CI)* n (%) n (%)

Pertambahan Berat Badan Ibu selama masa kehamilan

1. Normal 9 (24,3) 39 (49,4) 1,00 (Reference)

2. Kurang 28 (75,7) 33 (41,8) 3,68 (1,52-8,87) 4,07 (1,60 –10,34)

Jumlah a

37(100,0) 72 (91,2)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester I

1. Normal 15 (40,5) 39 (49,4) 1,00 (Reference)

2. Kurang 22 (59,5) 39 (49,4) 1,46 (0,66-3,23) 1,59 (0,69– 3,62)

Jumlah b

37 (100,0) 78 (98,8)

Page 62: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

48

Kategori

Kasus (<2500 gr)

Kontrol (≥2500 gr)

Crude OR

(95% CI)

Adjusted OR

(95%CI)* n (%) n (%)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester II

1. Normal 13 (35,1) 37 (46,8) 1,00 (Reference)

2. Kurang 24 (64,9) 29 (36,7) 2,35 (1,02-5,41) 2,30 (0,97-5,45)

Jumlah c

37 (100,0) 66 (83,5)

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III

1. Normal 16 (43,2) 45 (57,0) 1,00 (Reference)

2. Kurang 21 (56,8) 21 (26,5) 2,95 (1,27-6,82) 2,67 (1,13-6,32)

Jumlah d

37 (100,0) 66 (83,5)

(*)Adjusted OR= Penyakit penyerta selama masa kehamilan

a) 7 kontrol dengan pertambahan berat badan lebih selama masa kehamilan

dikeluarkan dari analisis.

b) 1 kontrol dengan pertambahan berat badan lebih selama trimester I

dikeluarkan dari analisis.

c) 13 kontrol dengan pertambahan berat badan lebih selama trimester II

dikeluarkan dari analisis.

d) 13 kontrol dengan pertambahan berat badan lebih selama trimester III

dikeluarkan dari analisis.

Berdasarkan Tabel 8, hasil uji bivariat menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan selama masa

kehamilan dengan kejadian BBLR (Crude OR=3,68; 95%CI=1,52-8,87).

Setelah dikontrol dengan variabel penyakit penyerta selama masa kehamilan,

hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ibu hamil yang memiliki

pertambahan berat badan kurang selama masa kehamilan dan disertai dengan

adanya penyakit penyerta selama masa kehamilan berisiko lebih tinggi (yakni

sebesar 4,07 kali) melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki

pertambahan berat badan normal selama masa kehamilan dan tidak disertai

dengan penyakit penyerta selama masa kehamilan. Secara statistik,

Page 63: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

49

didapatkan hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu

hamil selama masa kehamilan dengan kejadian BBLR (95% CI= 1,60 –

10,34).

Hasil uji bivariat pada variabel pertambahan berat badan per trimester,

menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pertambahan

berat badan selama trimester I dengan kejadian BBLR. Serta terdapat

hubungan yang signifikan antara pertambambahan berat badan selama

trimester II dan III dengan kejadian BBLR. Setalah dikontrol dengan variabel

penyakit penyerta selama masa kehamilan, hasil uji bivariat menunjukan

bahwa tidak ada hubungan antara pertambahan berat badan selama trimester I

(Adjusted OR=1,59; 95% CI=0,69– 3,62) dan trimester II (Adjusted

OR=2,30; 95% CI=0,97-5,45) dengan kejadian BBLR. Sedangkan pada

variabel pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester III, diperoleh

hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pertambahan berat

badan ibu hamil selama trimester III dengan kejadian BBLR (Adjusted

OR=2,67; 95% CI=1,13-6,32).

Page 64: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

50

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini menampilkan distribusi pertambahan berat badan ibu

hamil dan karakteristik ibu pada kelompok kasus maupun kontrol tahun 2013-

2015, yang mana pada tahun 2015 data diambil sampai bulan Februari.

Namun, dalam proses pelaksanaan penelitian terdapat beberapa kelemahan

yang menjadi keterbatasan penelitian dan berpengaruh terhadap hasil

penelitian. Keterbatasan penelitian tersebut adalah:

1. Terdapat alat timbangan berat bayi (baby scale) yang berbeda di masing-

masing Bidan Praktik Swasta (BPS) wilayah kerja Puskesmas Pamulang,

diantaranya adalah timbangan manual dan digital. Sehingga terdapat

kemungkinan adanya kesalahan pada saat pelaksanaan timbang bayi,

karena kesalahaan saat kalibrasi.

2. Adanya beberapa data persalinan bulan Februari 2015 yang belum

dilaporkan oleh Bidan Praktik Swasta ke Puskesmas Pamulang, sehingga

kemungkinan masih adanya kasus yang tidak dijadikan sampel penelitian.

3. Lingkup wilayah penelitian yang kecil sehingga hanya dapat

digeneralisasikan terhadap empat kelurahan di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang.

Page 65: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

51

4. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi case

control, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya bias informasi

terutama pada varianbel kepatuhan konsumsi tablet Fe. Hal ini

dikarenakan tidak semua ibu hamil mengingat jumlah tablet Fe yang telah

dikonsumsi selama masa kehamilan, serta tidak semua ibu hamil telah

mengkonsumsi tablet Fe secara tuntas sesuai dengan anjuran bidan.

Namun peneliti tetap melakukan probing untuk meminimalisir terjadinya

bias informasi tersebut.

5. Distribusi pertambahan berat badan yang lebih tidak seimbang( baik

pertambahan berat badan selama masa kehamilan maupun per trimester),

dimana kelompok kasus sebesar (0,0%), sehingga pertambahan berat

badan ibu hamil yang lebih selama kehamilan tidak dilanjutkan pada

analisis bivariat.

6. Masih terbatasnya jurnal atau artikel ilmiah terkait standar pertambahan

berat badan ibu hamil (sesuai IMT sebelum hamil) di Indonesia, sehingga

peneliti berpedoman kepada standar pertambahan berat badan ibu hamil

yang telah ditetapkan oleh Institute of Medicine (IOM) tahun 2009, yang

mana standar tersebut telah digunakan oleh beberapa penelitian terdahulu

dan telah dilakukan di negara Asia lainnya (Taiwan, Thailand, Pakistan).

7. Pada variabel status anemia memiliki bias informasi yang tinggi, hal ini

dikarenakan terdapat beberapa kelompok kasus yang melakukan

pemeriksaan hemoglobin tidak sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.

Sehingga hasil diagnosa anemia per trimester kurang akurat.

Page 66: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

52

B. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil pada Kelompok Kasus dan

Kontrol

1. Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan pada Kelompok

Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, diperoleh

bahwa mayoritas (75,7%) kelompok kasus memiliki pertambahan berat

badan kurang selama masa kehamilan. Sedangkan sebagian besar

kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal (49,4%) dan

kurang (41,8%) selama masa kehamilan. Penilaian pertambahan berat

badan ibu hamil dapat dilihat berdasarkan status gizi ibu sebelum hamil

(IMT ibu sebelum hamil). IOM tahun 2009 merekomendasikan standar

pertambahan berat badan ibu hamil berdasakan status IMT sebelum hamil

diantaranya adalah IMT kurang=12,5-18 kg, IMT normal=11,5-16 kg,

IMT overweight=7-11,5 kg dan IMT obesitas= 5-9 kg. Hasil penelitian

yang sama dengan penelitian ini dilaporkan oleh Susilojati (2013), bahwa

sebagian besar (58,8%) ibu yang memiliki pertambahan berat badan

normal sesuai dengan IMT sebelum hamil memiliki bayi dengan kondisi

berat lahir normal dan ibu yang memiliki pertambahan berat badan kurang

sesuai dengan IMT sebelum hamil memiliki bayi dengan kondisi berat

lahir rendah (12,9%). Aea (2014) di Algeria juga menunjukan bahwa

mayoritas (71%) pertambahan berat badan ibu hamil yang kurang dari

standar Intstitute of Medicine (IOM) melahirkan bayi dengan berat lahir

rendah.

Page 67: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

53

Pertambahan berat badan selama masa kehamilan terjadi karena

adanya pertumbuhan janin, plasenta dan perubahan metabolik tubuh dari

ibu. Namun perlu diketahui bahwa pertambahan berat badan ibu hamil

sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu, baik status gizi ibu sebelum hamil

maupun selama masa kehamilan. Status gizi ibu yang baik sebelum hamil

dapat menggambarkan ketersediaan cadangan zat gizi dalam tubuh ibu

yang siap untuk mendukung pertumbuhan janin selama masa kehamilan.

Selain itu, status gizi ibu hamil juga dipengaruhi oleh konsumsi zat gizi

dan energi sesuai dengan kebutuhan ibu selama masa kehamilan.

(Puspitasari, dkk, 2011).

Berdasarkan temuan pada saat penelitian berlangsung di wilayah

kerja Puskesmas Pamulang, terdapat informasi tambahan bahwa

kelompok kasus maupun kontrol yang memiliki pertambahan berat badan

kurang dikarenakan faktor kurangnya konsumsi zat gizi dan energi yang

cukup dan tidak teratur selama masa kehamilan. Peraturan Menteri

Kesehatan No 41 tahun 2014 menyatakan bahwa selama hamil, ibu

dianjurkan untuk mendapatkan asupan zat gizi dan energi yang cukup

sesuai dengan kebutuhan selama masa kehamilan. Hal ini dikarenakan

kebutuhan energi dan zat gizi selama masa kehamilan merupakan hal

terpenting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.

Semua kebutuhan energi dan zat gizi selama masa kehamilan telah

mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi tidak hamil,

dimana pada umumnya kekurangan energi protein dan mineral seperti zat

besi dan kalsium sering dialami oleh ibu hamil. Sehingga, jumlah total

Page 68: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

54

energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah ±74.537 Kkal,

dibulatkan menjadi 80.000 kalori. Kebutuhan energi per hari selama masa

kehamilan dapat dirinci dengan membagi angka 270 (perkiraan lamanya

kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 297 kalori/hari (Louis,

2004; Marie, 2002).

Ajaran islam juga menjelaskan bahwa manusia seharusnya

menjaga makanan asupan gizi mulai dari masa kehamilan, kelahiran

sampai dewasa. Ayat al-Qur‟an surat QS-Abasa ayat 24-32, bahwa

“manusia hendaknya memperhatikan makanannya, Kami lah yang telah

meluncurkan air melimpah dari langit yang kemudian diluncurkan ke

bumi. Kemudian disana Kami tumbuhkan biji-bijian, sayur-sayuran dan

buah-buahan, semuanya itu untuk kesenangan makhluk hidup yang ada di

bumi”. Berdasarkan ayat tersebut, menunjukan bahwa menjaga asupan

gizi sangat dianjurkan bagi seluruh makhluk hidup, baik mulai dari

kondisi didalam rahim sampai hidup di bumi.

Hasil yang berbeda dengan penelitian ini ditemukan oleh Munim

(2012) di Pakistan bahwa hanya terdapat 8,7% kelompok kasus yang

memiliki pertambahan berat badan kurang selama masa kehamilan (sesuai

dengan standar IOM) dan telah memiliki bayi dengan kondisi BBLR.

Puspitasari (2011), bahwa sebagian besar (56%) ibu hamil memiliki

pertambahan berat badan selama kehamilan sebesar 7- 12 kg dan

kenaikan berat badan yang paling sedikit adalah kurang dari 7 kg (10%).

Pada hasil penelitian tersebut, tidak dijelaskan secara detail terkait cara

penilaian pertambahan berat badan ibu selama masa kehamilan. Penilaian

Page 69: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

55

pertambahan berat badan seharusnya disesuaikan dengan IMT ibu

sebelelum hamil. Sehingga bisa ditentukan seberapa besar pertambahan

berat badan yang harus dicapai oleh seorang ibu hamil. Sampai saat ini,

standar yang pertambahan berat badan yang digunakan oleh beberapa

hasil penelitian adalah standar Institute of Medicine (IOM) (IOM, 2009).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pertambahan berat badan selama masa kehamilan merupakan indikator

penting untuk menentukan kondisi kesehatan ibu maupun janin. Salah

satu faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan selama masa

kehamilan adalah asupan makanan gizi dan energi selama masa

kehamilan. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil agar selalu

memantau status gizi sebelum dan selama masa kehamilan. Hal ini

bertujuan untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya gangguan

kesehatan janin salah satunya BBLR. Kegiatan pemantauan status gizi ibu

hamil dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara

rutin. Selain itu, bagi petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan

edukasi yang lebih intensif kepada seluruh Wanita Usia Subur (WUS)

khususnya bagi ibu hamil dan tetap memberikan tambahan energi dan zat

gizi sesuai dengan kebutuhan kondisi ibu hamil.

2. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil per Trimester pada Kelompok

Kasus maupun Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

a. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester I

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang,

diperoleh bahwa sebagian besar (59,5%) kelompok kasus memiliki

Page 70: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

56

pertambahan berat badan kurang selama trimester I. Sedangkan pada

kelompok kontrol, sebagian besar ibu hamil memiliki pertambahan

berat badan yang normal (49,4%) dan kurang (49,4%). Hasil

penelitian yaang berbeda ditemukan oleh Brown (2002) dengan desain

studi kohort di Amerika, bahwa rata-rata pertambahan berat badan ibu

hamil selama trimester I sebesar 2,3±2,1.

Hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya

dapat dikarenakan adanya perbedaan pada cara pengukuran penelitian,

dimana penelitian Brown (2002) hasil ukur penelitian dalam bentuk

rata-rata dan standar deviasi serta tidak ada kategori hasil ukur

penelitian pertambahan berat badan ibu hamil sesuai dengan Indeks

Masa Tubuh (IMT) ibu sebelum hamil. Sedangkan dalam penelitian

ini, penilaian pertambahan berat badan ibu hamil disesuaikan dengan

standar pertambahan berat badan menurut IOM tahun 2009 dengan

melihat status IMT sebelum hamil. Standar Institute of Medicine

(IOM) tahun 2009, pertambahan berat badan ibu hamil selama

trimester I adalah 1-3 kg pada ibu yang memiliki status IMT kurang,

normal dan overweight. Sedangkan ibu hamil yang memiliki status

IMT obesitas, pertambahan berat badan yang dianjurkan adalah 0,2-2

kg.

Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar

kelompok kasus dan kontrol memiliki pertambahan berat badan yang

kurang selama trimester I. Berdasarkan temuan di wilayah kerja

Page 71: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

57

Puskesmas Pamulang, beberapa ibu hamil baik kasus maupun kontrol

menyatakan hal yang sama bahwa alasan kurangnya pertambahan

berat badan ibu hamil pada trimester I dikarenakan faktor alami yakni

terjadinya morning sickness (mual dan muntah) pada minggu awal

usia kehamilan. Akibat dari masa morning sickness tersebut adalah ibu

hamil mengalami gangguan nafsu makan dan pertambahan berat

badan. Cheung (2000) menyatakan bahwa kejadian mual dan muntah

disebabkan karena adanya perubahan hormon (produksi hormon

estereogen dan progesteron meningkat), pencernaan terlambat dan

pertumbuhan uterus, yang mana kejadian tersebut dapat berpengaruh

terhadap mood ibu hamil terutama selera dalam konsumsi makan.

Kejadian morning sickness tersebut bukan merupakan salah satu

alasan bagi ibu hamil untuk tidak mengalami pertambahan berat

selama trimester I. Pemantauan pertambahan berat badan per minggu

selama masa kehamilan seharusnya tetap dilakukan. Hal ini

dikarenakan, pertambahan berat badan selama trimester I merupakan

gambaran perkiraan status gizi ibu hamil untuk mendukung

kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh ibu maupun janin selama

sembilan bulan (Puspitasari.,dkk, 2011). Soetjiningsih (1995) dan

Preedy (2011) menyatakan bahwa pertambahan berat badan ibu hamil

selama kehamilan terbagi menjadi dua yang terdiri terdiri dari cairan

dan jaringan tubuh bayi (janin, plasenta, cairan amnion) serta ibu

(uterus, payudara, cairan darah, cairan ekstraselular dan lemak ibu).

Selama trimester 1, belum ada pertambahan berat badan pada bayi

Page 72: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

58

namun sudah terdapat pertambahan berat badan dalam jaringan tubuh

ibu. Estimasi pertambahan berat badan ibu selama trimester I adalah

adanya pertambahan berat uterus sebesar 0,3 kg, cairan payudara

sebesar 0,1 kg, cairan darah sebesar 0,3 kg dan lemak ibu sebesar 0,31

kg.

Cheung (2000) menyatakan bahwa ibu hamil yang tidak

mengalami pertambahan berat badan selama trimester 1 merupakan

hal yang normal. Hal ini dikarenakan janin dalam rahim ibu masih

sangat kecil. Meskipun kondisi janin masih kecil, proses

perkembangan janin tetap berlangsung. Tujuh hari setelah telur

dibuahi didalam rahim ibu, telur tersebut akan berubah menjadi

embrio. Perkembangan saraf janin terjadi sekitar usia kehamilan

minggu ke-4. Pada usia kehamilan sekitar minggu ke-9 sampai

minggu ke- 13 kondisi janin sudah mulai seperti manusia, yang mana

telinga mata dan wajah sudah mulai terbentuk.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa

hampir sebagian besar ibu hamil baik kasus maupun kontrol tidak

mengalami pertambahan berat badan selama trimester I, salah satu

faktornya adalah adanya masa morning sickness. Oleh karena itu,

diharapkan bagi ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Pamulang agar

tetap menjaga status gizi mulai awal usia kehamilan melalui konsumsi

zat gizi sesuai dengan kebutuhan selama masa kehamilan, kunjungan

ANC secara teratur. Bagi petugas kesehatan juga diharapkan dapat

Page 73: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

59

meningkatkan pemberian konseling kesehatan secara detail pada ibu

yang sedang menginjak usia kehamilan muda. Konseling juga dapat

dilakukan pada keluarga maupun suami, supaya keluarga maupun

suami tetap memberikan dukungan emosional pada ibu hamil yang

sedang mengalami morning sickness.

b. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester II

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang,

diperoleh bahwa sebagian besar (64,9%) kelompok kasus memiliki

pertambahan berat badan kurang selama trimester II. Sedangkan

kelompok kontrol sebagian besar (46,8%) memiliki pertambahan berat

badan normal selama trimester II. Hasil penelitian yang berbeda

dengan penelitian sebelumnya diperoleh Brown (2002) di Amerika

dengan desain studi kohort, bahwa rata-rata pertambahan berat badan

selama trimester II sebesar 7,0±2,0. Penelitian Nyaruhucha (2006) di

Tanzania diperoleh bahwa rata-rata pertambahan berat badan ibu

hamil pada trimester II adalah 2,45±0,68 kg pada ibu dengan kategori

IMT normal. Rata-rata pertambahan berat badan tersebut tidak sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan oleh IOM, bahwa standar

pertambahan berat badan ibu hamil pada trimester II dengan kategori

IMT normal sebelum hamil adalah 4,9-7 kg.

Pada usia kehamilan memasuki trimester II, secara normal ibu

hamil mulai mengalami perubahan bentuk tubuh salah satunya

dikarenakan pertambahan berat badan ibu mulai bertambah dengan

Page 74: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

60

cepat. Bahkan pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa terdapat

16,5% kelompok kontrol yang memiliki pertambahan berat badan

lebih selama trimester II. Terdapat sekitar 60% pertambahan berat

badan merupakan bagian dari ibu. Estimasi pertambahan berat badan

pada trimester II pada jaringan tubuh bayi adalah terdapat

pertambahan berat janin sebesar 1 kg, plasenta sebesar 0,3 kg, cairan

amnion sebesar 0,4 kg. Sedangan pada jaringan tubuh ibu terdapat

pertambahan berat badan uterus sebesar 0,8 kg, cairan payudara

sebesar 0,3 kg, cairan darah sebesar 1,3 kg dan lemak ibu sebesar 2,5

kg (Soetjiningsih, 1995; Preedy, 2011). Cheung (2000) menyatakan

bahwa salah satu penyebab pertambahan berat badan ibu hamil pada

trimester II yang cukup drastis adalah adanya pembengkakan pada

tubuh ibu (kaki dan pergelangan kaki). Salah satu penyebab terjadinya

pembekakan selama trimester II dikarenakan adanya peningkatan

volume darah, yang mana terjadinya peningkatan volume darah dapat

bermanfaat terhadap pemberian asupan nutrisi pada janin.

Pada hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa masih adanya

kelompok kontrol yang memiliki pertambahan berat badan kurang

selama trimester II. Berdasarkan temuan di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang, kelompok kontrol menyatakan hal yang sama bahwa masih

dialaminya mual dan muntah di trimester II, yang mana efek dari mual

dan muntah tersebut dapat berpengaruh terhadap pertambahan berat

badan ibu hamil. Mual dan muntah pada masa kehamilan umumnya

terjadi pada minggu ke-8 sampai minggu ke-10 dan berakhir pada

Page 75: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

61

minggu ke-12 sampai minggu ke-14. Hanya 1-10% ibu hamil yang

mengalami mual dan muntah melewati usia kehamilan minggu ke-20

(trimester II) (Cheung, 2000).

Berdasarkan temuan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

terhadap kelompok kontrol, bahwa ibu yang mengalami mual dan

muntah secara terus menerus sampai usia kehamilan trimester II telah

memiliki bayi dengan status berat bayi lahir normal. Akan tetapi,

secara teori mual dan muntah secara terus menerus dapat berpengaruh

terhadap kondisi pertambahan berat badan ibu selama trimester II serta

berakibat terhadap kesehatan janin. Mual dan muntah secara

berkelanjutan diakibatkan karena tingginya produksi hormon Human

Chorionic Gonadtropin (HCG) atau sering disebut dengan hipermesis

gravidarum. Peningkatan hormon HCG akan mendorong ovarium

untuk memproduksi esterogen dalam jumlah yang cukup banyak dan

mengakibatkan terjadinya mual dan muntah yang lebih berat.

Hipermesis gravidarum yang berat ditandai dengan muntah secara

terus menerus disertai dengan kurang minum yang berkepanjangan

sehingga menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi berkepanjangan pada ibu

hamil dapat menghambat tumbuh kembang janin (Gunawan., dkk,

2011).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa

kelompok kontrol telah memiliki pertambahan berat badan yang ideal

selama trimester II. Namun, masih terdapat kelompok kasus dan

Page 76: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

62

kontrol yang mengalami pertambahan berat badan kurang di trimester

II. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil wilayah kerja

Puskesmas Pamulang yang memiliki pertambahan berat badan kurang

agar meningkatkan status gizi dan lebih rutin memantau pertambahan

berat badan. Bagi petugas kesehatan, diharapkan dapat memberikan

penyuluhan khususnya bagi ibu hamil yang masih memiliki

pertambahan berat badan kurang selama trimester II. Penyuluhan

tersebut dapat berupa informasi terkait tanda-tanda masalah kesehatan

yang dialami selama masa kehamilan, sehingga ibu hamil dapat

mengetahui secara detail terkait gangguan masalah kesehatan selama

hamil dan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan

kesehatan jika ditemukan tanda-tanda masalah kesehatan.

c. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang diperoleh

bahwa sebagian besar (56,8%) kelompok kasus memiliki pertambahan

berat badan kurang selama trimester III. Sedangkan sebagian besar

(57%) kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal.

Hasil penelitian lain dilaporkan oleh Brown (2002) di Amerika

dengan desain studi kohort, bahwa rata-rata pertambahan berat badan

selama trimester III sebesar 6,3±2,4 kg. Sedangkan Nyaruhucha

(2006) di Tanzania menunjukan bahwa rata-rata pertambahan berat

badan ibu hamil pada trimester III sebesar 2,14±0,43 kg.

Page 77: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

63

Hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya

dikarenakan terdapat perbedaan dalam cara pengukuran penelitian,

dimana dalam penelitian Brown (2002) hasil ukur penelitian dalam

bentuk rata-rata dan standar deviasi serta tidak ada kategori hasil ukur

penelitian pertambahan berat badan ibu hamil sesuai dengan Indeks

Masa Tubuh (IMT) ibu sebelum hamil. Sedangkan dalam penelitian

ini, penilaian pertambahan berat badan ibu hamil disesuaikan dengan

standar pertambahan berat badan menurut IOM tahun 2009 dengan

melihat status IMT sebelum hamil.

Perbedaan rata-rata pertambahan berat badan pada penelitian

Nyaruhucha (2006) dan Brown (2002), dikarenakan faktor jumlah

sampel dan kriteria sampel penelitian. Pada penelitian Nyaruhucha

(2006), jumlah terlalu kecil yakni sebesar 270 sampel (kasus dan

kontrol) tanpa adanya pemilihan kritera usia ibu hamil. Sedangkan

penelitian Brown (2002), jumlah sampel sebesar 389 (kasus dan

kontrol), serta terdapat pemilihan kriteria sampel yakni sampel

penelitian hanya ibu hamil yang berusia 20-35 tahun. Usia sampel

penelitian tersebut bukan merupakan usia risiko tinggi ibu hamil,

dimana ibu yang memiliki usia risiko tinggi dapat berpengaruh

terhadap pertambahan berat badan ibu hamil (Ullah, 2003).

Pertambahan berat badan ibu hamil pada trimester III

merupakan indikator penting dalam menentukan kondisi kesehatan ibu

dan bayi yang akan dilahirkan (Kemenkes, 2010). Pada trimester III,

Page 78: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

64

pertambahan berat badan ibu hamil meningkat lebih drastis. Bahkan,

hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang ditemukan

bahwa terdapat kelompok kontrol yang memiliki pertambahan berat

badan lebih selama masa kehamilan. Pertambahan berat badan yang

meningkat drastis dikarenakan perkembangan janin semakin pesat,

dimana 60% dari pertambahan berat badan merupakan bagian dari

janin (Cheung, 2000). Estimasi pertambahan berat badan ibu hamil

selama trimester III pada jaringan tubuh bayi adalah adanya

pertambahan berat janin sebesar 3,4 kg, plasenta sebesar 0,6 kg dan

cairan amnion sebesar 1 kg). Sedangan pada jaringan tubuh ibu,

terdapat pertambahan berat uterus sebesar 1 kg, payudara sebesar 0,5

kg, cairan darah sebesar 1,5 kg, cairan ekstraselular sebesa5 1,5 kg

dan lemak ibu sebesar 3,48 kg (Soetjiningsih (1995) dan (Preedy,

2003).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa

kelompok kasus memiliki pertambahan berat badan kurang selama

trimester III. Sedangkan kelompok kontrol memiliki pertambahan

berat badan secara drastis selama trimester III, bahkan terdapat

kelompok kontrol yang memiliki pertambahan berat badan lebih

selama trimester II. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang agar tetap melakukan pemantauan

pertambahan berat badan sampai trimester terakhir melalui

pemeriksaan kehamilan secara teratur dan konsumsi zat gizi dan

energi yang cukup khususnya pada ibu yang memiliki pertambahan

Page 79: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

65

berat badan kurang. Selain itu, diharapkan bagi ibu hamil agar tetap

menjaga pertambahan berat badan yang ideal dan tidak berlebihan.

Hal ini dikarenakan pertambahan berat badan lebih dapat

meningkatkan risiko terjadinya distosia bahu pada ibu hamil

(ketidakmampuan melahirkan bahu dengan mekaisme kelahiran biasa)

serta dapat meyebabkan tingginya angka kematian ibu (CDC, 2009).

Bagi petugas kesehatan juga diharapkan agar selalu memberikan

konseling kesehatan sampai menjelang proses persalinan. Salah satu

materi konseling kesehatan adalah terkait menjaga konsumsi makanan

dengan pola gizi seimbang untuk produksi Air Susu Ibu (ASI).

Konseling tersebut bertujuan agar ibu dapat memberikan asupan gizi

pada bayi melalui ASI, sehingga status gizi bayi dapat terjaga dengan

baik sampai usia dewasa.

C. Karakteristik Ibu pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Wilayah Kerja

Puskesmas Pamulang

1. Jarak Kehamilan

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang diperoleh

bahwa mayoritas jarak kehamilan adalah ≥2 tahun, baik pada kelompok

kasus (91,7%) dan kontrol (92,9%). Berbeda dengan hasil penelitian Negi

(2006) dengan desain studi kohort, bahwa sebagian besar (58%) jarak

kehamilan pada kelompok kasus adalah <12 bulan. Hasil penelitian lain

dilaporkan oleh Bener (2012), bahwa kejadian BBLR terjadi pada ibu yang

Page 80: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

66

memiliki jarak kehamilan <12 bulan sebesar 40,3%, sedangkan bayi lahir

normal terjadi pada ibu yang memiliki jarak kehamilan minimal ≥24 bulan

yakni sebesar 44,7%. Kasim (2011) menunjukan bahwa sebagian besar

(59,5%) ibu yang memiliki jarak kehamilan <2tahun melahirkan bayi

dengan catatan BBLR, serta mayoritas (64,3%) ibu yang memiliki jarak

kehamilan 2-4 tahun melahirkan bayi dengan catatan berat lahir normal.

Jarak kehamilan yang normal adalah ≥2 tahun (BKKBN, 2013).

Hasil penelitian Lilungulu (2014) di Tanzania diperoleh bahwa kejadian

BBLR banyak terjadi pada ibu yang memiliki jarak kehamilan terlalu

dekat (<2 tahun) dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki jarak

kehamilan normal (≥2 tahun). Hal ini dikarenakan, ibu hamil yang

memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun memiliki kondisi biologis yang normal

serta dapat dinyatakan tidak adanya gangguan metabolisme akibat proses

persalinan sebelumnya. Namun, terdapat kemungkinan bahwa masih

ditemukannya ibu yang memiliki jarak kehamilan normal dan memiliki

bayi dengan berat lahir rendah. Hal ini dapat dikarenakan adanya faktor

lain seperti status gizi ibu, asupan makanan yang kurang, usia saat

melahirkan serta adanya riwayat penyakit penyerta selama kehamilan

(Eisjen., dkk, 2008).

Berbeda dengan ibu yang memiliki jarak kehamilan yang terlalu

dekat (<2tahun). Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat berpengaruh

terhadap kondisi bayi pada saat lahir salah satunya adalah BBLR. Hal ini

dikarenakan ibu hamil yang memiliki jarak kehamilan <2 tahun memiliki

Page 81: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

67

kondisi tubuh yang lemah, dimana nutrisi ibu kurang adekuat dan adanya

persaingan nutrisi untuk pertumbuhan janin yang ada didalam kandungan

dengan nutrisi ibu untuk memproduksi Air Susu Ibu (ASI) (Bener, dkk,

2012). Selain itu, pada ibu hamil yang memiliki jarak kehamilan <2 tahun,

dapat mengakibatkan terjadinya ganggun kesehatan ibu yakni kurangnya

sumber asam folat pada ibu, yang mana asam folat merupakan salah satu

zat penting yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk proses tumbuh kembang

janin. Apabila terdapat gangguan perkembangan janin, maka dapat

berpengaruh terhadap gangguan kesehatan bayi salah satunya BBLR

(Horton, 2012).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa jarak

kehamilan <2 tahun dapat berpengaruh kondisi kesehatan bayi yakni

BBLR. Oleh karena itu, setiap Pasangan Usia Subur (PUS) diharapkan

dapat mengatur jarak kehamilan, salah satunya melalui program Keluarga

Berencana (KB). Undang-Undang nomor 52 tahun 2009 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan

bahwa KB merupakan salah satu bentuk upaya untuk mengatur kelahiran

anak, jarak kehamilan dan usia ideal melahirkan melalui promosi

perlindungan dan bantuan kesehatan sesuai dengan hak reproduksi demi

terwujudnya keluarga yang berkualitas (Kemenkes, 2013). Selain itu,

diharapkan program KB di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dapat

berjalan secara maksimal melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

berupa kegiatan kaderisasi desa. Melalui kaderisasi desa, diharapkan ibu

Page 82: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

68

hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dapat memahami pentingnya

KB dan manfaat KB demi terciptanya keluarga yang berkualitas.

2. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang diperoleh

bahwa sebagian besar (56,8%) kelompok kasus tidak patuh konsumsi

tablet Fe, sedangkan sebagian besar (53,2%) kelompok kontrol patuh

konsumsi tablet Fe. Penilaian variabel kepatuhan konsumsi tablet Fe pada

penelitian ini dinilai dari jumlah minimal tablet Fe yang seharusnya

dikonsumsi oleh ibu hamil sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan

oleh Kementerian Kesehatan yakni minimal konsumsi 90 tablet Fe selama

masa kehamilan (Kemenkes, 2010). Konsumsi tablet Fe dikatakan patuh

jika ibu hamil telah mengkonsumsi 80% tablet Fe yang seharusnya

minimal dikonsumsi. Tidak patuh jika ibu hamil telah mengkonsumsi

<80% tablet Fe yang seharusnya minimal dikonsumsi (Iswanto, 2012).

Hasil penelitian Hidayah (2012) di Kabupaten Banyumas, dengan desain

cross sectional diperoleh bahwa sebagian besar (50,9%) ibu hamil patuh

mengkonsmi tablet Fe. Berbeda dengan hasil penelitian Ramakrishnan

(2004) bahwa mayoritas (85%) ibu hamil yang patuh konsumsi tablet Fe

selama masa kehamilan telah melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

Kepatuhan konsumsi tablet Fe adalah ketaatan ibu hamil dalam

melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet Fe.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di ukur dari ketepatan jumlah tablet

yang dikonsumsi selama masa kehamilan dan ketepatan cara

Page 83: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

69

mengkonsumsi tablet zat besi (Hidayah, 2012). Pada hasil penelitian ini,

variabel kepatuhan konsumsi tablet Fe mempunyai kemungkinan

terjadinya bias. Hal ini dikarenakan penilaian didasarkan pada catatan

rekam medis dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terkait jumlah

tablet Fe. Kelemahan dari catatan rekam medis tersebut adalah tidak

semua tablet Fe yang diberikan oleh petugas kesehatan telah dikonsumsi

sampai tuntas oleh ibu hamil, melainkan terdapat beberapa sisa tablet Fe

yang tidak dikonsumsi. Namun, peneliti tetap melakukan brainstorming

untuk mendapatkan informasi yang tepat terkait jumlah jumlah tablet Fe

yang telah dikonsumsi oleh kelompok kasus maupun kontrol selama masa

kehamilan.

Sebagian besar kelompok kasus dan sebagian kecil kelompok

kontrol di wilayah kerja Puskesmas Pamulang menyatakan hal yang sama

bahwa ketidakpatuhan dalam konsumsi tablet Fe dikarenakan terjadinya

mual dan muntah ketika mengkonsumsi tablet Fe. Selain itu, alasan lain

adalah adanya kelompok kasus dan kontrol yang mendapatkan zat besi

dari sumber makanan lain (seperti: susu, sayur-sayuran) sehingga

konsumsi tablet Fe tidak dilakukan lagi oleh kelompok kasus dan kontrol.

Secara teori, zat penambah darah pada ibu hamil dapat diperoleh melalui

konsumsi sayur-sayuran, kacang-kacangan (Kemenkes, 2010). Terdapat

banyak strategi agar tetap memenuhi kebutuhan zat besi selama masa

kehamilan. Salah satu contoh yang berhasil di terapkan di beberapa negara

seperti Karibia, Amerika Selatan dan Inggris adalah dilakukan

pencampuran zat besi dengan tepung terigu, dimana tepung terigu

Page 84: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

70

merupakan sumber bahan utama makanan pokok yakni roti atau cake.

Selain itu, beberapa makanan juga diperkaya dengan zat besi misalnya

kecap ikan, garam dan gula. Di Amerika Selatan, susu cair maupun susu

bubuk dan produk susu (yogurt) telah diperkaya atau di fortifikasi dengan

zat besi. Bahkan makanan pendamping bayi juga telah diperkaya dengan

zat besi, sehingga terbukti bahwa sumber makanan yang telah diperkaya

dengan zat besi dapat mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil dan

bayi di Inggris, Amerika Latin (Rebecca, 2003).

Kebutuhan sumber energi selama masa kehamilan mengalami

peningkatan, salah satunya adalah zat besi. Pedoman Kementerian

Kesehatan (2010) menyatakan bahwa kebutuhan zat besi pada ibu hamil

meningkat dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi

karena selama hamil, volume darah meningkat sampai 50%, sehingga

diperlukan banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu,

pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga memerlukan

banyak zat besi. Pada masa tidak hamil, kebutuhan zat besi dapat dipenuhi

dari menu makanan sehat dan seimbang. Berbeda dalam keadaan hamil,

suplementasi zat besi dari makanan masih belum mencukupi sehingga

dibutuhkan suplemen berupa tablet besi.

Suplementasi zat besi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan

janin. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa kekurangan zat besi

selama masa kehamilan dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi

kekebalan tubuh pada ibu, sehingga meningkatkan kerentanan infeksi

Page 85: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

71

saluran reproduksi yang dapat mempengaruhi kondisi keesehatan janin.

Selain itu, akibat kekurangan zat besi juga dapat mempengaruhi terjadinya

peningkatan hormon stres (dapat mengakibatkan perubahan metabolisme

tubuh, gula darah menjadi naik) sehingga mengakibatkan terjadinya

gangguan pertumbuhan plasenta. Setiap gangguan yang terjadi pada

plasenta dapat memberikan dampak yang serius terhadap pertumbuhan

janin salah satunya adalah BBLR (Cogswell, 2015; Muthayya., dkk, 2009)

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa konsumsi

tablet Fe secara teratur merupakan salah satu tindakan yang dapat

mencegah terjadinya BBLR. Oleh karena itu, diharapkan bagi setiap ibu

hamil untuk tetap menjaga kecukupan zat besi selama masa kehamilan

dengan cara mengkonsumsi zat besi (baik dari tablet Fe maupun makanan

yang mengandung zat besi) secara teratur. Selain itu, diharapkan bagi

setiap petugas kesehatan yang melayani pemeriksaan kehamilan agar tetap

mengingatkan pada ibu hamil untuk menjaga kecukupan zat besi selama

masa kehamilan.

3. Status Anemia

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang diperoleh

bahwa terdapat ibu hamil yang mengalami anemia selama masa

kehamilan, baik kelompok kasus (40,5%) dan kelompok kontrol (29,1%).

Penilaian status anemia pada penelitian ini menggunakan standar yang

telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yang mana ibu hamil

dinyatakan anemia jika kadar hemoglobin <11g/dl dan tidak anemia jika

Page 86: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

72

kadar hemoglobin ≥11g/dl. Selain itu, dapat diketahui bahwa kelompok

kasus cenderung mengalami anemia pada trimester III sedangkan

kelompok kontrol cenderung mengalami anemia pada trimester II. Namun,

penilaian status anemia tiap trimester memiliki kelemahan dan bias

informasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian

berlangsung, hampir keseluruhan kelompok kasus maupun kelompok

kontrol menyatakan hal yang sama bahwa waktu pemeriksaan hemoglobin

terkadang tidak dilakukan sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.

Alasan waktu pemeriksaan hemoglobin yang tidak sesuai tersebut karena

proses antrian di ruang laboratoorium Puskesmas Pamulang yang panjang,

sehingga membuat ibu hamil enggan memeriksa hemoglobin disaat yang

tepat dan dapat mempengaruhi diagnosa kejadian anemia baik pada

kelompok kasus mapun kontrol.

Pada umumnya, penyebab anemia pada ibu hamil adalah akibat

kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi selama masa kehamilan dapat

memberikan gangguan kesehatan pada janin salah satunya adalah

terjadinya BBLR. Hal ini dikarenakan kekurangan zat besi dapat

meningkatkan kerentanan ibu hamil terhadap penyakit infeksi genital dan

hipoksia (kadar oksigen yang rendah dan adanya peningkatan kadar

karbondioksida dalam janin), yang mana terjadinya penyakit tersebut dapat

mengganggu aliran nutrisi ibu ke janin serta dapat berakibat pada

terjadinya BBLR (Muthayya., dkk, 2009). Didukung dengan hasil

penelitian Darmayanti (2010) bahwa kejadian BBLR ditemukan pada ibu

yang mengalami penyakit sifilis (20-25%), herpes genital (30-35%). Hasil

Page 87: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

73

pecobaan di Nepal menunjukan bahwa pemberian zat besi (60 mg) dan

asam folat (0,4 mg) setiap hari mulai usia kehamilan minggu ke-11 dapat

meningkatkan berat lahir bayi.

Kejadian anemia yang berisiko terhadap kondisi kesehatan janin

adalah anemia yang terjadi selama trimester III. Hal ini dikarenakan

selama trimester III, terjadi peningkatan kebutuhan zat besi untuk proses

tumbuh kembang janin. Pada ibu hamil yang mengalami anemia akibat

kekurangan zat besi, dapat mengakibatkan terjadinya hipoksia dan

bekurangnya aliran darah ke uterus yang akan menyebabkan aliran oksigen

dan nutrisi ke janin terganggu sehingga dapat menimbulkan asfiksia

sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat dan janin lahir

dengan berat badan lahir rendah dan premature (Sunare, 2009).

Hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya diperoleh Tazkiah

(2013), bahwa sebagian besar (60%) kelompok kasus mengalami anemia

selama masa kehamilan sedangkan sebagian besar (64,6%) kelompok

kontrol tidak mengalami anemia selama masa kehamilan. Kejadian anemia

pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko BBLR. Penelitian di Afika

Timur menunjukan bahwa ibu yang mengalami anemia dengan kadar

Hemoglobin 7,4 g/dl meningkatakan insiden kejadian BBLR sebesar 42%

dan angka kematian sebesar 147,1 per 1000 kelahiran hidup. Pada ibu

hamil yang mengalami anemia dengan kadar Hemoglobin 8,8 g/dl

meningkatkan insiden kejadian BBLR sebesar 12,7% dan angka kematian

sebesar 51 per 1000 kelahiran hidup. Hal yang sama juga diperoleh dari

Page 88: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

74

hasil penelitian di Malaisya bahwa ibu hamil yang memiliki kadar

Hemoglobin 6,5 g/dl atau kurang meningkatkan insiden kejadian BBLR

sebesar 20% (Simkiss., dkk, 2015).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa

umumnya anemia pada bu hamil terjadi akibat kekurangan zat besi dan

kejadian anemia pada ibu hamil dapat berpengaruh terhadap terjadinya

BBLR. Oleh karena itu, salah satu strategi yang efektif untuk mengatasi

anemia pada ibu hamil adalah pemberian suplementasi zat besi yang

berupa tablet Fe. Diharapkan bagi petugas kesehatan agar tetap

memberikan suplementasi tablet Fe sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

ibu selama masa kehamilan.

4. Penyakit Penyerta Selama Masa Kehamilan

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang diperoleh

bahwa masih adanya penyakit penyerta selama kehamilan yang dialami

kelompok kasus (27%) dan kontrol (8,9%). Penyakit penyerta selama

kehamilan yang ditemukan di masyarakat diantaranya adalah diabetes

melitus gestasional, hipertensi dalam kehamilan atau pre-eklampsia dan

pendarahan. Hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya diperoleh

Wati (2013) dengan desain studi case control di Pontianak, bahwa

sebagian kecil ibu memiliki riwayat pre-eklampsia berat selama masa

kehamilan, baik pada kelompok kasus (29,5%) dan kontrol (8,6%).

Berbeda dengan hasil Asih (2006), bahwa sebagian besar (59,1%) ibu

yang mengalami pre-eklampsia selama kehamilan telah melahirkan bayi

Page 89: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

75

dengan kondisi berat lahir rendah dan mayoritas (97,1%) ibu yang tidak

mengalami pre-eklampsia selama masa kehamilan melahirkan bayi dengan

kondisi berat lahir normal.

Diabetes melitus gestasional didefinisikan sebagai adanya kelainan

sekresi dan kinerja insulin selama masa kehamilan, yang mana kinerja

insulin dapat bermanfaat terhadap pengaturan tingkat glukosa dalam

memberikan asupan energi yang dibutuhkan oleh tubuh (Kemenkes,

2010). Hasil penelitian dari 135.000 sampel di United States menyatakan

sebanyak 4% ibu hamil mengalami diabetes melitus dalam kehamilan,

akan tetapi penyakit tersebut akan hilang di akhir masa kehamilan

(Maurice, dkk, 2005). Pada usia kehamilan minggu ke ±20 (trimester II),

tubuh ibu hamil telah memproduksi beberapa hormon yang cukup tinggi

diantaranya adalah hormon esterogen, progesteron dan Human Placental

Lactogen (HPL) dimana hormon tersebut memiliki efek resistensi terhadap

insulin. Salah satu fungsi dari peningkatan hormon tersebut adalah

meningkatkan nutrisi dan gula untuk pertumbuhan janin. Akan tetapi, pada

ibu yang mengalami diabetes melitus selama masa kehamilan, maka ibu

hamil tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup.

Sehingga, pengaturan tingkat glukosa dalam tubuh tidak teratur

(Seghiari.,dkk, 2002).

Penyakit penyerta kehamilan lainnya adalah hipertensi. Hipertensi

dalam kehamilan atau pre-eklampsia didefinisikan jika kadar tekanan

darah >140 mmHg/>90 mmHg tanpa proteurenia pada usia kehamilan

Page 90: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

76

minggu ke-20. Hal ini dikarenakan pada usia kehamilan minggu ke-20,

sudah adanya perubahan perkembangan bayi dan kondisi fisik ibu.

Tekanan darah ibu hamil yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan pertumbuhan (Intraurine Growth Retardation) yang akan

berdampak terhadap berat badan lahir. Hal ini terjadi karena adanya

kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta yang akan mengakibatkan

keterbatasan persediaan oksigen dan nutrisi bagi janin. Keterbatasan

persediaan oksigen dan nutrisi bagi janin berakibat terhadap proses

tumbuh kembang janin. Pada ibu yang memiliki tekanan darah normal

selama masa kehamilan, maka tidak ditemukan kelainan atau gangguan

kesehatan sehingga aliran nutrisi dan oksigen untuk pertumbuhan janin

tetap adekuat (Andammori., dkk, 2013; Asih,dkk, 2006; Rachman, 2011).

Berdasarkan temuan di masyarakat, penyakit penyerta selama

kehamilan terjadi pada kelompok kasus maupun kontrol yang memiliki s

IMT overweight. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Inaqwe

(2007) bahwa ibu hamil yang memiliki status IMT overweight maupun

obesitas pada umumnya memiliki komplikasi selama masa kehamilan

diantaranya adalah pre-eklampsia, hipertensi dalam kehamilan, diabetes

melitus dalam kehamilan. Selain itu, janin pada ibu yang overweight

maupun obesitas berisiko meninggal. Watanabe (2009) di Jepang

menunjukan bahwa terdapat 58,7% ibu hamil dengan status IMT

overweight dan 67% ibu hamil dengan status IMT obesitas telah memiliki

pertambahan berat badan yang lebih (diatas standar IOM) selama masa

Page 91: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

77

kehamilan. Serta ibu yang memiliki pertambahan berat badan lebih selama

masa kehamilan berisiko mengalami hipertensi selama masa kehamilan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyakit

penyerta selama masa kehamilan dapat berpengaruh terhadap kondisi

kesehatan ibu dan terjadinya BBLR. Oleh karena itu, konseling secara

intensif terkait kesehatan selama masa kehamilan kepada petugas

kesehatan, pemeriksaan tekanan darah dan terapi insulin dan glukosa

sangat dianjurkan kepada semua ibu hamil, khususnya bagi ibu hamil yang

memiliki IMT oobesitas. Hal ini bertujuan agar kondisi kesehatan ibu

hamil dapat terpantau dan terdeteksi secara dini. Sehingga apabila

ditemukan penyakit penyerta selama masa kehamilan maka ibu hamil

dengan komplikasi tersebut segera mendapatkan penanganan dan tindak

lanjut dengan cepat dan tepat.

5. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

menunjukan bahwa mayoritas ibu hamil melakukan kunjungan ANC ≥

rata-rata hasil penelitian, baik kelompok kasus (67,6%) dan kontrol

(82,3%). Rata-rata kunjungan ANC kelompok kasus adalah 8,86 dengan

standar deviasi ±1,73, sedangkan rata-rata kunjungan ANC kelompok

kontrol adalah 9,86 dengan standar deviasi ±2,18. Hasil yang sama juga

diperoleh Tazkiah (2013) di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan

desain studi case control, bahwa sebagian besar (52,3%) kelompok kasus

dan mayoritas (86,2%) kelompok kontrol melakukan kunjungan ANC ≥4

Page 92: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

78

kali selama masa kehamilan. Ernawati, dkk (2011) dengan menggunakan

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 juga menunjukan

bahwa mayoritas (74%) ibu melakukan kunjungan ANC >4 kali selama

masa kehamilan. Berbeda dengan hasil penelitian Negi (2006) bahwa

terdapat 11,1% pada kelompok kasus yang melakukan kunjungan ANC

>5 kali selama masa kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan diketahui

bahwa ibu hamil baik kelompok kasus maupun kontrol di wilayah kerja

Puskesmas Pamulang telah melakukan kunjungan ANC sesuai dengan

anjuran kunjungan antenatal yang telah ditetapkan oleh Kementerian

Kesehatan yakni minimal 4 kali kunjungan selama masa kehamilan

(Kemenkes, 2010). Hal ini menunjukan bahwa adanya kesadaran ibu

terhadap kesehatan kehamilan serta akses pelayanan kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang sudah memadai.

Antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan secara rutin

yang terdiri dari penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah,

pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), pemberian imunisasi tetanus

toxoid lengkap, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama

kehamilan serta konseling kesehatan. Kunjungan ANC selama kehamilan

dapat memberikan manfat yang sangat besar terhadap kondisi kesehatan

ibu hamil dan janin. Dilakukannya kunjungan ANC selama masa

kehamilan secara teratur, maka ibu hamil telah memperoleh tindakan

medis secara langsung yakni skrining kesehatan ibu, saran pola makan

dan aktivitas fisik yang sesuai dan dukungan psikologis. Perkembangan

Page 93: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

79

janin dan komplikasi kehamilan dapat terdeteksi secara dini, sehingga

tatalaksana dan penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Selain itu, Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC secara teratur

dapat meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kondisi kesehatan

kehamilan dengan cara mengatur aktivitas fisik dan memperhatikan

kebutuhan energi dan zat gizi selama masa kehamilan, sehingga

kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan pada janin yakni BBLR

sangat kecil (Ernawati.,dkk, 2011; Kemenkes, 2010; Shah, 2002).

Manuaba (2000) menyatakan bahwa manfaat lain dilakukannya

kunjungan ANC secara rutin adalah selain dapat mengetahui risiko

kehamilan, ibu hamil dapat menyiapkan proses menuju persalinan

dengan baik (well born baby) sampai dengan masa laktasi dan nifas.

Hasil penelitian Low (2005) dengan desain kohort di New Zealand

menyatakan bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC dengan

tepat waktu khususnya pada saat kunjungan ANC pertama pada trimester

I, dapat bermanfaat yakni terpantaunya perkembangan janin dan

kesehatan ibu. Selain itu, pada hasil penelitian tersebut juga dinyatakan

bahwa Ibu yang melakukan kunjungan ANC terlambat pada trimester

pertama dapat memberikan dampak buruk terhadap janin, diantaranya

adalah BBLR dan bayi lahir prematur.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa

kunjungan ANC secara teratur merupakan salah satu tindakan untuk

mencegah terjadinya BBLR dan meminimalisir terjadinya komplikasi

selama masa kehamilan. Oleh karena itu, diharapkan bagi ibu hamil di

Page 94: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

80

wilayah kerja Puskesmas Pamulang agar tetap melakukan kunjungan

ANC secara rutin dan tepat waktu selama kehamilan di fasilitas

pelayanan terdekat. Selain itu, diharapkan bagi petugas kesehatan baik di

Puskesmas maupun rumah sakit juga selalu memberikan edukasi bagi ibu

hamil agar melakukan pemeriksaan selama kehamilan ke fasilitas

pelayanan kesehatan dan menekankan untuk kembali melakukan

pemeriksaan kehamilan dengan tepat waktu. Selain itu, petugas

kesehatan juga dapat melakukan tindakan home visit kepada ibu hamil

yang sulit melakukan kunjungan ANC ke fasilitas pelayanan kesehatan

secara langsung.

6. Jumlah Paritas

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

menunjukan bahwa terdapat 5,4% kelompok kasus dan 3,8% kelompok

kontrol yang memiliki jumlah paritas >3 anak (grandemultipara). Hasil

yang sama juga diperoleh Negi (2006) dengan desain kohort di Institut

Kesehatan Himalayan, bahwa sebagian kecil (10,6%) ibu yang memiliki

jumlah paritas >3 telah melahirkan bayi dengan status BBLR. Berbeda

dengan hasil penelitian Tazkiah, dkk (2013) di Kabupaten Banjar

Kalimantan Selatan, bahwa sebagian besar (57%) kelompok kasus

memiliki jumlah paritas >4 anak, sedangkan sebagian besar (61,5%)

kelompok kontrol memiliki jumlah paritas antara 2-3 anak. Hasil

penellitian Djali (2010) di RSUD Pasar Rebo dengan desain cross

sectional menunjukan bahwa sebagian besar ibu mengalami primipara

Page 95: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

81

(jumlah persalinan=1) dan grandemultipara (jumlah persalinan>3) yakni

sebesar 60%.

BKKBN (2013) menyatakan bahwa jumlah anak yang ideal dalam

satu keluarga adalah sebanyak 2-3 anak. Adanya aturan terkait jumlah

paritas dalam satu keluarga adalah untuk meminimalisir terjadinya

peledakan jumlah penduduk, masalah kesehatan ibu maupun bayi serta

angka kematian ibu dan bayi. Secara biologis, jumlah paritas yang terlalu

banyak (>3 anak) berpengaruh terhadap BBLR dikarenakan adanya

insiden plasenta previa (plasenta terletak di bagian bawah rahim sehingga

menutup sebagian atau seluruh jalan lahir). Kejadian tersebut dapat

berpengaruh terhadap tertutupnya aliran darah pada janin sehingga

mengakibatkan aliran nutrisi pada janin tidak adekuat dan terjadinya bayi

lahir dengan kondisi BBLR (Mukhtar,2005). Manuaba (2000) menyatakan

bahwa ibu yang mengalami paritas terlalu banyak (>3), telah mengalami

terjadinya penurunan fungsi organ reproduksi ibu. Sehingga cenderung

berdampak terhadap kondisi kesehatan ibu maupun janin yakni BBLR

bahkan terjadinya kematian ibu maupun bayi.

Selain itu, hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

juga diperoleh bahwa terdapat kelompok kasus (35,1%) dan kontrol

(31,6%) yang termasuk dalam kategori primipara. Berbeda dengan hasil

penelitian Ernawati (2013) bahwa hanya terdapat 5,1% kelompok kasus

dan mayoritas (94,9%) kelompok kontrol dengan kategori primipara.

Secara teori, ibu dengan primipara (melahirkan bayi pertama kali) berisiko

Page 96: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

82

mengalami komplikasi seperti distosia (kesulitan dalam mengalami

persalinan), terutama pada ibu hamil pada rentang usia risiko tinggi (<20

dan >35 tahun). Hal ini dikarenakan belum adanya pengalaman

melahirkan dari seorang ibu, sehingga berpengaruh terhadap proses

persalinan. Persalinan prematur lebih sering terjadi pada ibu yang

mengalami persalinan pertama kali, dimana prematur merupakan salah

satu ciri bayi yang lahir dengan status BBLR (Aminian, 2014).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah

paritas yang terlalu banyak (>3 anak) dan paritas pertama kali (primipara)

dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan bayi salah satunya adalah

BBLR. Oleh karena itu, diharapkan pada setiap pasangan usia subur agar

dapat mengatur jumlah paritas atau kelahiran dalam keluarga melalui

program KB. Selain itu, bagi petugas kesehatan juga diharapkan dapat

memberikan informasi terkait KB secara detail. Pemberian informasi

terkait KB juga dapat dilakukan pada Wanita Usia Subur (WUS) yang

belum menikah, sehingga ketika seorang wanita usia subur sudah

berkeluarga maka dapat mempersiapkan dan mengatur jumlah anak

dengan baik.

7. Usia Ibu Saat Melahirkan

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

menunjukan bahwa terdapat 18,9% kelompok kasus dan 19,2% kelompok

kontrol yang memiliki status usia risiko tinggi pada saat melahirkan yakni

<20 tahun dan >35 tahun. Hasil yang sama juga diperoleh Rahman (2011)

Page 97: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

83

di Kualah Muda, Keddah bahwa mayoritas usia ibu saat melahirkan adalah

pada usia 20-34 tahun baik pada kelompok kasus (79,5%) dan kontrol

(80,8%). Berbeda dengan hasil penelitian Tazkiah, dkk (2013) di

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, bahwa sebagian besar (54%) usia

ibu saat melahirkan pada kelompok kasus adalah usia risiko tinggi (<20

tahun dan >35 tahun) dan mayoritas (70,8%) usia ibu saaat melahirkan

pada kelompok kontrol adalah usia tidak risiko tinggi (20-35 tahun). Hal

yang sama juga diperoleh oleh Nyaruhuca (2006) dengan desain studi case

control bahwa mayoritas (94,2%) usia ibu melahirkan pada kelompok

kontrol adalah antara usia 20-35 tahun. Hasil penelitian Djali (2010) di

RSUD pasar Rebo dengan desain studi cross sectional menunjukan bahwa

mayoritas usia ibu saat melahirkan adalah antara usia 20-35 yakni sebesar

83,3%.

Usia ideal pada ibu saat proses persalinan adalah antara 20-35

tahun, jika usia ibu saat proses persalinan <20 tahun atau >35 tahun maka

dikatakan sebagai usia risiko tinggi pada saat proses persalinan. Secara

biologis, usia risiko tinggi pada saat proses persalinan dapat berdampak

terhadap kondisi kesehatan ibu mapun janin salah satunya BBLR. Hal ini

dikarenakan pada ibu yang masih tergolong remaja, aliran darah ke uterus

belum berkembang akibat ketidakmatangan organ rahim sehingga

berakibat terhadap kurangnya nutrisi pada janin. Selain itu, terdapat

persaingan nutrisi antara perkembangan fisik seorang remaja dengan

perkembangan janin. Hal ini dikarenakan, kebutuhan zat gizi seperti kalori

dan energi pada masa remaja sangat dibutuhkan untuk proses

Page 98: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

84

pertumbuhan, sehingga mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi pada

janin (Shah, 2002; Ullah, 2003).

Sedangkan risiko ibu yang melahirkan di usia >35 terhadap

terjadinya BBLR dikarenakan faktor adanya prevalensi masalah kesehatan

kronis yang berkaitan dengan usia seperti hipertensi, diabetes melitus,

komplikasi kesehatan pada masa hamil yang berpengaruh terhadap berat

lahir bayi, menurunnya potensi kesuburan pada tubuh ibu dan adanya

perubahan pola gaya hidup yang kurang sehat sehingga menimbulkan

beberapa penyakit pada ibu dan dapat mempengaruhi kondisi janin yakni

BBLR (Ullah, 2003).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa ibu yang

memiliki usia risiko tinggi pada saat persalinan dapat berpengaruh dengan

kejadian BBLR. Oleh karena itu, diperlukan adanya intervensi secara

intensif terhadap ibu hamil yang mengalami persalinan pada usia risiko

tinggi diantaranya adalah identifikasi masalah kesehatan selama kehamilan

sedini mungkin, penyuluhan baik secara personal maupun kelompok

terkait usia risiko tinggi serta dampak kesehatan yang akan dialami oleh

ibu maupun janin. Selain itu, intervensi juga dapat dilakukan dengan

memberikan penyuluhan di sekolah dengan tujuan memberikan edukasi

kepada remaja putri terkait masalah kesehatan pada ibu hamil. Harapan

dilakukan penyuluhan tersebut adalah agar remaja dapat menghindari

perilaku berisiko yang dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan pada

usia risiko tinggi.

Page 99: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

85

8. Pendidikan Ibu

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang

menunjukan bahwa mayoritas ibu memiliki status pendidikan terakhir

lebih dari 9 tahun baik pada kasus (73%) maupun kontrol (72,2%). Hasil

yang sama juga diperoleh dari Rahman (2011) di Kuala Muda, Keddah

bahwa mayoritas ibu hamil memiliki status pendidikan terakhir >9 tahun,

baik pada kelompok kasus (82,6%) dan kontrol (87,8%) Berbeda dengan

hasil penelitian Djali (2010) di RSUD Pasar Rebo dengan desain studi

cross sectional menunjukan bahwa frekuensi ibu dengan pendidikan >9

tahun dan <9 tahun sama yakni sebesar 50%. Tazkiyah,dkk (2013) di

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, bahwa sebagian besar tingkat

pendidikan ibu adalah tamat SD, baik pada kelompok kasus (55,3%) dan

kontrol (44,6%).

Penelitian Ahmed (2012) di Pakistan menunjukan bahwa

pendidikan ibu dapat mempengaruhi kondisi berat bayi yang akan

dilahirkan. Hal tersebut dikarenakan pendidikan mempunyai peran yang

penting terhadap sikap dan perilaku kesehatan salah satunya kesadaran diri

untuk periksa kehamilan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan

demikian, diharapkan bagi ibu yang memiliki tingkat pendidikan terakhir

>9 tahun agar tetap melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan

teratur. Selain itu, diharapkan bagi ibu hamil (baik yang memiliki status

pendidikan >9 tahun maupun <9tahun) agar tetap aktif dan kreatif terhadap

kegiatan pemberdayaan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang,

seperti kegiatan penyuluhan kesehatan yang diadakan setiap satu bulan

Page 100: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

86

sekali di masing-masing kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

Hal ini bertujuan agar semua Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia

Subur (WUS) dapat menambah wawasan baru terkait masalah kesehatan,

khususnya kesehatan dalam kehamilan. Sehingga PUS dan WUS dapat

lebih waspada dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan

kehamilan.

D. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dengan Kejadian

BBLR

1. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Masa Kehamilan dengan

Kejadian BBLR

Hasil uji regresi logistik dengan mengendalikan variabel penyakit

penyerta selama kehamilan, menunjukan bahwa ibu hamil yang memiliki

pertambahan berat badan kurang selama masa kehamilan dan disertai

dengan adanya penyakit penyerta selama masa kehamilan berisiko lebih

tinggi yakni 4,07 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang

memiliki pertambahan berat badan normal selama masa kehamilan dan

tidak punya penyakit penyerta selama masa kehamilan (95% CI= 1,60 –

10,34). Pada penelitian ini, standar yang digunakan untuk menilai

pertambahan berat badan ibu selama masa kehamilan adalah standar IOM.

Hasil yang sama juga diperoleh Wisnawathan (2008), bahwa hasil

meta analisis dari 12 penelitian diperoleh hubungan yang sangat kuat pada

ibu hamil yang memiliki pertambahan berat badan kurang (sesuai dengan

status IMT normal dan kurang sebelum hamil) berdasarkan standar IOM

Page 101: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

87

dengan kejadian BBLR. Word Health Organiation (WHO) dalam hasil

studi pengukuran antropometri ibu dengan sampel 111.000 wanita dari

berbagai kalangan dunia, menyatakan bahwa ibu yang memiliki IMT

kurang dan memiliki pertambahan berat badan kurang selama hamil

berisiko melahirkan bayi BBLR sebesar 2,25 kali dibandingkan dengan

ibu yang memiliki pertambahan berat badan normal sesuai dengan IMT

sebelum hamil (95% CI 2,3- 2,7) (Muthayya., dkk, 2009). Hasil Tsai, dkk

(2012) di Taiwan menunjukan bahwa ibu hamil dengan status IMT kurang

sebelum hamil dan memiliki pertambahan berat badan <10 kg selama

masa kehamilan berisiko melahirkan BBLR sebesar 6,33 kali

dibandingkan dengan ibu dengan status IMT kurang sebelum hamil dan

memiliki pertambahan berat badan normal selama masa kehamilan (95%

CI=1,29-31,1).

Berbeda dengan hasil penelitian Esimai (2014) di Nigeria dengan

desain studi kohort, bahwa hasil uji regresi logistik menunjukan tidak ada

hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan selama masa

kehamilan dengan BBLR (p=0,16). Watanabe (2009) di Jepang

menunjukan bahwa ibu hamil yang memiliki status IMT overweight

sebelum hamil dan memiliki pertambahan berat badan lebih selama masa

kehamilan berisiko mengalami hipertensi dalam kehamilan (OR:1,27; 95%

CI=1,08-1,49) dan berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir ≥4000 kg

(OR: 1,21; 95% CI=1,10-1,34).

Page 102: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

88

Pertambahan berat badan ibu hamil merupakan indikator penting

selama masa kehamilan serta dapat berpengaruh terhadap kondisi berat

lahir bayi. Pada ibu hamil yang memiliki pertambahan berat badan kurang

selama masa kehamilan dapat dikarenakan faktor lain yakni asupan gizi

yang kurang selama masa kehamilan (Munim, dkk, 2012; Nucci, dkk,

2001). Maurice (2005) menyatakan bahwa pada masa kehamilan, terjadi

peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi makro lainnya (karbohidrat,

lemak, protein). Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ

kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga,

apabila ibu hamil mengalami kekurangan asupan energi dan zat gizi maka

dapat mengakibatkan janin tumbuh tidak sempurna (Maurice., dkk, 2005).

Pertambahan berat badan yang kurang selama masa kehamilan

dapat mencerminkan kurangnya asupan zat gizi pada ibu, yang mana

asupan tersebut sangat dibutuhkan untuk proses perkembangan janin

(Shah, 2002). Muthayya (2009) menyatakan bahwa asupan gizi makro

(karbohidrat, protein dan lemak) dan energi selama masa kehamilan dapat

meningkatkan pertambahan berat badan selama hamil dan menurunkan

terjadinya BBLR (p<0,001). Hasil meta analisis tersebut juga menyatakan

bahwa suplementasi gizi makro dapat menurunkan prevalensi terjadinya

BBLR dari 17% menjadi 11,11%.

Selain faktor pertambahan berat badan selama kehamilan, variabel

penyakit penyerta selama kehamilan juga berpengaruh terhadap kejadian

Page 103: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

89

BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Penyakit penyerta selama

masa kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang terdiri dari

hipertensi, diabetes melitus dalam kehamilan dan pendarahan. Hasil yang

sama juga ditemukan oleh Tsai (2012), bahwa terdapat salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi pertambahan berat badan ibu hamil terhadap

kejadian BBLR adalah faktor komplikasi kesehatan selama masa

kehamilan. Secara biologis, ibu yang memiliki penyakit selama masa

kehamilan akan mengalami gangguan metabolisme tubuh sehingga dapat

berpengaruh terhadap gangguan pertambahan berat badan selama masa

kehamilan. Selain itu, adanya penyakit penyerta yang dialami ibu selama

masa kehamilan, dapat mempengaruhi aliran sirkulasi darah ibu ke janin.

Sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke plasenta dan

suplai nutrisi ke janin serta berakibat pada terganggunya pertumbuhan

janin didalam kandungan (Marintrama,dkk, 2013; Nucci, dkk, 2002).

Berbeda dengan hasil penelitian Minarti (2011) terkait penyakit

penyerta selama kehamilan, pertambahan berat badan selama masa

kehamilan dengan kondisi bayi saat lahir. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa pre-eklampsia terjadi pada ibu hamil yang memiliki

pertambahan berat badan normal (75%) dan lebih (32,8%) dan diperoleh

hasil hubungan yang signfikan antara pertambahan berat badan ibu hamil

dengan kejadian pre-eklampsia. Pada penelitian tersebut juga dijelaskan

bahwa pertambahan berat badan pada ibu yang lebih selama masa

kehamilan berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan kehamilan baik

bagi ibu maupun bayi. Risiko pada ibu antara lain adalah pre-

Page 104: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

90

eklampsia, diabetes gestasional. Sedangkan risiko pada janin antara lain

adalah bayi mengalami obesitas, bayi lahir prematur atau bayi lahir kurang

dari 37 minggu dan bayi lahir mati.

Ajaran agama Islam pada Surat An-Nisa ayat 9 menjelaskan bahwa

“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka

meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan lemah dan mereka

khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka”. Oleh sebab itu, hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”.

Berat Bayi Lahir Rendah, bayi prematur bahkan bayi lahir mati merupakan

salah satu kondisi bayi dengan status lemah. Oleh karena itu, diharapkan

bagi ibu hamil agar tetap menjaga kondisi kesehatan selama masa

kehamilan dan menjaga pertambahan berat badan secara ideal. Hal ini

bertujuan agar ibu terhindar dari komplikasi kehamilan, yang mana

komplikasi atau penyakit penyerta selama masa kehamilan dapat

memberikan dampak yang buruk bagi kondisi kesehatan janin yakni

BBLR bahkan kematian janin.

2. Hubungan Pertambahan Berat Badan Per Trimester dengan Kejadian

BBLR

Hasil uji regresi logistik dengan mengendalikan variabel penyakit

penyerta selama kehamilan, menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara pertambahan berat badan selama trimester I (Adjusted

OR=1,59; 95% CI=0,69-3,62) dan trimester II (Adjusted OR=2,30; 95%

CI=0,97-5,45) dengan kejadian BBLR. Namun, terdapat hubungan yang

Page 105: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

91

signifikan antara pertambahan berat badan selama trimester III dengan

kejadian BBLR (Adjusted OR=2,67; 95% CI=0,97-5,45). Hasil penelitian

tersebut menunjukan bahwa kelompok kontrol yang memiliki

pertambahan berat badan yang kurang selama trimester I dan II tidak

memberikan efek yang cukup signifikan terhadap kejadian BBLR.

Pertambahan berat badan yang kurang selama trimester I dan trimester II

dapat diperbaiki dengan cara memiliki pertambahan berat badan yang

normal selama trimester III. Dimana, pada hasil penelitian ini ditemukan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan

selama trimester III dengan kejadian BBLR. Pertambahan berat badan

yang normal selama trimester III dapat diperoleh melalui pemenuhan

kebutuhan zat gizi dan energi yang cukup (Nyaruhucha, 2006).

Hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya, diperoleh

Farizqina (2014) bahwa tidak ada hubungan antara pertambahan berat

badan trimester I dengan kejadian BBLR. Berbeda dengan hasil yang

ditemukan oleh Brown (2002) bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara pertambahan berat badan trimester I dengan kondisi berat bayi saat

lahir (p<0,05). Secara teori, terdapat faktor yang mempengaruhi tidak

bertambahnya berat badan ibu selama trimester I, yakni faktor mual dan

muntah (morning sickness) di usia awal kehamilan dimana kejadian

tersebut dapat berpengaruh terhadap nafsu makan ibu. Kejadian morning

sickness tersebut merupakan hal yang wajar dialami ibu di usia awal

kehamilan, hal ini dikarenakan terjadinya perubahan hormon ibu selama

masa kehamilan (Cheung, 2000). Oleh karena itu, walaupun tidak

Page 106: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

92

ditemukan hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan

selama trimester I dengan kejadian BBLR. Diharapkan bagi petugas

kesehatan agar tetap mengontrol pertambahan berat badan ibu mulai dari

usia awal kehamilan, melalui pemberian konseling kesehatan serta asupan

zat gizi dan energi ibu.

Berbeda dengan teori yang dinyatakan oleh Watanabe (2009),

bahwa adanya pertambahan berat badan ibu hamil mulai usia awal

kehamilan sangat bermanfaat untuk memperkirakan pertumubuhan janin.

Brown, dkk (2002) juga menyatakan bahwa pertambahan berat badan ibu

hamil trimester I memiliki dampak yang kuat terhadap kondisi berat lahir

bayi, dibandingkan dengan pertambahan berat badan ibu selama trimester

II maupun trimester III. Pertambahan berat janin juga dipengaruhi oleh

pertambahan berat badan ibu di awal kehamilan, hal ini dikarenakan masa

awal kehamilan merupakan perkiraan awal kondisi status gizi ibu untuk

mendukung perkembangan janin selama 9 bulan kedepan.

Hasil yang sama juga diperoleh Nyaruhuca (2006) dengan desain

studi kohort di Tanzania, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

pertambahan berat badan ibu pada trimester II dengan kejadian BBLR (p

value 0,122). Pada penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa rata-rata

pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester II rendah (4,5 kg)

pada semua kategori IMT sebelum hamil. Berbeda dengan hasil penelitian

Watanabe (2009), bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pertambahan berat badan selama trimester II dengan berat lahir bayi pada

Page 107: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

93

wanita usia subur di Jepang. Darmayanti (2010) menunjukan bahwa ibu

hamil yang memiliki pertambahan berat <250 gram/minggu atau <0,25 kg

per minggu pada trimester II berisiko melahirkan BBLR sebesar 7,1 kali

dibandingkan dengan ibu yang memiliki pertambahan berat badan >0,25

kg per minggu selama trimester II (95% CI= 4,0 – 12,5).

Hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya juga diperoleh Aea

(2014) di Algeria, bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pertambahan berat badan ibu hamil menurut standar IOM dengan berat

lahir bayi (p <0,05). Hasil yang sama juga diperoleh Nyaruhuca (2006)

dengan desain studi kohort di Tanzania menunjukan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu pada trimester III

dengan kejadian BBLR (p value 0,034). Berbeda dengan hasil penelitian

Brown (2002) dengan desain studi kohort di USA bahwa tidak ada

hubungan antara pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester III

dengan berat lahir bayi (p=0,40). Brown (2002) juga menyatakan bahwa

tidak ada hubungan antara pertambahan berat badan dengan berat lahir

bayi.

Secara teori, Marie (2002) menyatakan bahwa pertambahan berat

badan ibu hamil selama trimester III merupakan masa penentuan kondisi

kesehatan janin didalam rahim ibu. Ibu yang memiliki perkembangan

pertambahan berat badan secara normal sampai akhir trimester, dapat

dinyatakan perkembangan janin telah stabil. Berbeda bagi ibu hamil yang

memiliki pertambahan berat badan kurang sampai akhir trimester,

terdapat kemungkinan adanya gangguan kesehatan dan dapat berpengaruh

Page 108: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

94

terhadap berat janin. Namun, terdapat faktor lain yang mempengaruhi

pertambahan berat badan selama trimester III, Drehmer, dkk (2013) di

Brazil menyatakan bahwa jumlah paritas, pendidikan terakhir dan status

gizi ibu sebelum hamil mempunyai hubungan secara signifikan dengan

pertambahan berat badan ibu hamil selama trimester III dengan masing-

masing nilai p value<0,001. Dengan demikian, meskipun pertambahan

berat badan selama trimester I dan trimester II tidak berhubungan secara

langsung dengan kejadian BBLR, diharapkan bagi ibu hamil agar dapat

memperbaiki status gizi ibu selama masa kehamilan khususnya pada

trimester terakhir. Hal ini dikarenakan trimester terkahir merupakan masa

dimana bayi tumbuh dengan cepat (60% pertambahan berat badan ibu

merupakan bagian dari janin) dan sangat membutuhkan asupan nutrisi dan

zat besi dari ibu (Cheung, 2000). Sehingga pertambahan berat badan ibu

selama trimester terakhir merupakan salah satu faktor penting dan

berpengaruh secara langsung terhadap kondisi berat bayi.

Bagi pertugas kesehatan juga diharapkan agar dapat meningkatkan

frekuensi pemberian edukasi dan konseling mulai dari awal trimester

sampai akhir trimester secara rutin setiap kali ibu melakukan pemeriksaan

kehamilan. Hal ini bertujuan agar ibu hamil tetap sadar akan kebutuhan

zat gizi dan energi yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Sehingga

dengan terpantaunya pertambahan berat badan ibu per timester, maka

dapat diketahuinya kondisi kesehatan janin dan dapat mengurangi

terjadinya kasus BBLR.

Page 109: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

95

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pamulang diperoleh

hasil :

1. Distribusi pertambahan berat badan ibu hamil pada kelompok kasus dan

kontrol adalah :

a) Mayoritas (75,7%) kelompok kasus memiliki pertambahan berat

badan kurang selama masa kehamilan, sedangkan sebagian besar

kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal (49,4)

dan kurang (41,8%) selama masa kehamilan.

b) Sebagian besar (59,5%) kelompok kasus memiliki pertambahan berat

badan kurang selama trimester I, sedangkan sebagian besar kelompok

kontrol memiliki pertambahan berat badan yang normal (49,4%) dan

kurang (49,4%).

c) Sebagian besar (64,9%) kelompok kasus memiliki pertambahan berat

badan kurang selama trimester II, sedangkan sebagian besar (46,8%)

kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal.

Page 110: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

96

d) Sebagian besar (56,8%) kelompok kasus memiliki pertambahan berat

badan kurang selama trimester III, sedangkan sebagian besar (57%)

kelompok kontrol memiliki pertambahan berat badan normal.

2. Distribusi karakteristik ibu pada kelompok kasus dan kontrol adalah :

a) Mayoritas kedua kelompok memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun yakni

91,7% pada kelompok kasus dan 92,9% pada kelompok kontrol.

b) Sebagian besar (56,8%) kelompok kasus tidak patuh konsumsi tablet

Fe, sedangkan sebagian besar (53,2%) kelompok kontrol patuh

konsumsi tablet Fe.

c) Terdapat 40,5% kelompok kasus dan 29,1% kelompok kontrol yang

mengalami anemia.

d) Terdapat kelompok kasus (27%) dan kontrol (8,9%) yang memiliki

penyakit penyerta selama masa kehamilan.

e) Mayoritas ibu hamil melakukan kunjungan ANC ≥ rata-rata hasil

penelitian, baik kelompok kasus (67,6%) dan kontrol (82,3%). Rata-

rata kunjungan ANC kelompok kasus adalah 8,86 dengan standar

deviasi ±1,73, sedangkan rata-rata kunjungan ANC kelompok kontrol

adalah 9,86 dengan standar deviasi ±2,18.

f) Terdapat 5,4% kelompok kasus dan 3,8% kelompok kontrol yang

memiliki jumlah paritas >3 anak (grandemultipara).

Page 111: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

97

g) Terdapat 18,9% kelompok kasus dan 19,2% kelompok kontrol yang

memiliki status usia risiko tinggi pada saat melahirkan yakni <20

tahun dan >35 tahun.

h) Mayoritas kelompok kasus (73%) dan kontrol (72,2%) telah menjalani

pendidikan lebih dari 9 tahun.

3. Hasi; uji bivariat dengan mengendalikan variabel penyakit penyerta

selama masa kehamilan diperoleh :

a. Terdapat hubungan yang signifikan antara pertamabahan berat

badan ibu hamil dengan kejadian BBLR (Adjusted OR=4,07; 95%

CI= 1,60-10,34).

b. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat

badan selama trimester I dengan kejadian BBLR (Adjusted

OR=1,59; 95% CI=0,69– 3,62)

c. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat

badan selama trimester II dengan kejadian BBLR (Adjusted

OR=2,30; 95% CI=0,97-5,45)

d. Terdapat hubungan yang signifikan antara pertambahan berat

badan selama trimester III dengan kejadian BBLR (Adjusted

OR=2,67; 95% CI=1,13-6,32).

Page 112: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

98

B. Saran

a) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

1) Memberikan informasi terkait BBLR (definisi dan faktor yang

mempengaruhi BBLR), serta gambaran angka kecukupan gizi dan

energi yang dibutuhkan ibu selama masa kehamilan melalui

pemberian leaflet atau poster di setiap fasilitas pelayanan kesehatan

wilayah kerja Puskesmas Pamulang (Puskesmas maupun Bidan

Praktik Swasta).

b) Petugas Kesehatan Puskesmas Pamulang

1) Meningkatkan frekuensi pemberian penyuluhan baik secara personal

maupun kelompok terkait dampak BBLR, faktor risiko yang dapat

mempengaruhi terjadinya BBLR. Pemberian penyuluhan seharusnya

tidak hanya dilakukan pada ibu hamil, melainkan pada Wanita Usia

Subur, Pasangan Usia Subur dan keluarga ibu hamil. Kegiatan

penyuluhan pada semua sasaran tersebut, diharapkan dapat

meminimalisir frekuensi kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas

Pamulang.

2) Pembentukan kaderisasi desa sebagai tangan kanan petugas kesehatan

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang dalam memberikan informasi

terkait BBLR.

Page 113: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

99

c) Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Ibu hamil dapat menjaga status gizi mulai dari awal trimester

sampai akhir trimester melalui konsumsi zat gizi dan energi yang teratur

sesuai dengan kebutuhan kondisi ibu hamil. Bagi ibu hamil yang tidak

mengalami pertambahan berat badan secara normal pada trimester I,

trimester II maupun trimester III, diharapkan segera melakukan konseling

dengan petugas kesehatan supaya mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Selain itu, bagi ibu hamil yang tidak mengalami pertambahan berat badan

pada minggu awal kehamilan atau trimester I, diharapkan agar dapat

memperbaiki status gizi pada trimester selanjutnya. Hal ini bertujuan

supaya ibu tetap mengalami pertambahan berat badan secara normal

selama masa kehamilan dan dapat mengurangi terjadinya kasus BBLR.

d) Peneliti Selanjutnya

Adanya penelitian lanjut dengan desain studi kohort, sehingga

dapat dipantau kenaikan berat badan ibu hamil per trimester dan selama

masa kehamilan. Serta dapat diketahui secara jelas faktor lain yang dpaat

mempengaruhi terjadinya pertambahan atau tidak bertambahnya berat

badan ibu selama masa kehamilan.

Page 114: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

100

Daftar Pustaka

Abeysena dan Jayawardana. 2011. Body Mass Index and Gestational

Weight Gain in Two Selected Medical Officer of Health areas in The

Gampaha District. Journal of the College of Community Physicians

of Sri Lanka 2011, Vol. 16, No.1

Aea, Ghani., dkk. 2013. Epidemiology of Low Birth Weight in the Town

of Sidi Bel Abbes (West of Algeria): A Case-Control Study. Jurnal

Nutrition and Food Sciences 2013, Vol. 4, Issue 3

Ahmed, Zafar., dkk. 2012. Antenatal Care and The Occurance of Low

Birth Weight Delivery Among Woman in Remote Mountainous

Region of Chitral, Pakistan. Pak J Med Science 2012, Vol. 28, No. 5

Al-Qur‟an Karim

Aminian, Omid., dkk. 2014. Association Between Maternal Work Activity

on Birth Weight and Gestational Age. Asian Pacific Journal of

Reproduction 2014, Vol. 3: 200-203

Andammori, Feby., dkk. 2014. Hubungan Tekanan Darah Ibu Hamil

Aterm dengan Berat Badan Lahir di RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(2)

Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian

Kesehatan. Jurusan Biostatistik dan Kependudukan FKM UI: Depok

Asih, Yuni., dkk. 2006. Hubungan Antara Preeklampsia pada

Primigravida dengan BBLR di RSUD Cilacap Januari-Desember

2005. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of

Nursing), Vol. 1, No.2

Baadan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2013.

Pemantauan Pasangan Usia Subur Melalui Mini Survei Indonesia.

Puslitbang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Page 115: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

101

Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana (BKKBN). 2012. Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Direktorat Bina

Ketahanan Keluarga dan Lansia Rentan: Jakarta

Bener, Abdul Bari., dkk. 2012. The Impact of The Interpregnancy

Interval on Birth Weight and Other Pregnancy Outcomes. Rev. Bras.

Saúde Maternal Infant 2012, 12 (3): 233-241

Bernald, CL., dkk. 2012. Maternal Nutrition and Fetal Growth: The Role

of Iron Status and Intake During Pregnancy. Nutrition and Dietary

Supplements 2012:4

Blackburn, Susn Tucker. 2013. Maternal, Fetal and Neonatal : a Clinical

Perspective. Elsevier Saunders : US America : 406

Brown, Judith E., dkk. 2002. Variation in Newborn Size According to

Pregnancy Weight Change by Trimester. Amercian Clinical

Nutrition Journal, Vol. 9, No. 76:205

CDC. 2009. Pediatric and Pregnancy Nutrition Surveilans System:

PedNSS Health Indicators. Diakses pada tanggal 15 Januari 2014

dari

http://www.cdc.gov/pednss/what_is/pednss_health_indicators.htm

Cheung, Theresa-Francis. 2000. Pregnancy Weight Management. Adam-

Media: Canada

Darmayanti, dkk. 2010. The Effect Of Weight Gain Rate Per Week in The

Second and Third Trimester Of Pregnancy on The Risk of LBW.

Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat 2010, Vol. 26, No. 1, h: 40-46

Departemen Kesehatan. 2011. Status Gizi Pada Orang Dewasa. Diakses

pada tanggal 02 Februari 2015 dari http://gizi.depkes.go.id/wp-

content/uploads/2011/10/ped-praktis-stat-gizi-dewasa.html

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2013. Profil Kesehatan Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Page 116: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

102

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2013. Profil Kesehatan Dinas

Kesehatan Provinsi Banten

Djali, Nur Asniati dan Tris Eryando. 2010. Factors Related to Low Birth

Weight Babies in Pasar Rebo Public General Hospital. Jurnal

Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 2

Drehmer, Michelle., dkk. 2013. Association of Second and Third

Trimester Weight Gain in Pregnancy with Maternal and Fetal

Outcomes. PLOS One, Vol. 8 Issue 1

Eisjen, Manon Van., 2008. Association Between Short Interpregnancy

Intervals and Therm Birth Weight: The Role of Folate Depletion.

American Journal Clinical Nutrition. 88:147–53

Ernawati, Fitrah., dkk. 2013. Hubungan Antenatal Care dengan Berat

Badan Lahir di Indonesia. Jurnal Gizi Indonesia, Vol.1, No.34

Esimai, Olepeju Adenfuke dan Ebenezer Ojofeitimi. 2014. Pattern and

Determinants of Gestational Weight Gain an Important Predictor of

Infant Birth Weight in a Developing Country. Global Journal of

Health Science 2014, Vol. 6, No. 4

Grible, James N dan Samuel H. 2003. The Epidemiological Transition.

National Academy Press : Wassington DC

Gross, Ruth T., dkk. 1997. Helping Low Birth Weight, Premature Babies.

Stanford University Press: California

Gunawan., dkk. 2011. Diagnosis dan Tatalaksana Hipermesis

Gravidarum. J Indon Med Assoc, Vol. 61, No. 11

Han, Zhen., dkk. 2011. Maternal Underweight and The Risk of Preterm

Birth and Low Birth Weight: a Systematic Review and Meta-

Analyses. International Journal of Epidemiology 2011;40:65–101

Harlord dan Adamson. 2007. Low Birth Weight in Relation to Maternal

Age and Multiple Pregnancies at Muhimbili National Hospital.

DMSJ 2007, Vol. 14 No. 2

Page 117: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

103

Haryani, Febriana Dwi., dkk. 2013. Hubungan Karakteristik, Tingkat

Konsumsi Energi, Tingkat Konsumsi Protein dan Frekuensi Periksa

Kehamilan dengan Pertambahan Berat Badan ibu Ibu Hamil

Trimester II. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1 Nomor

2

Hidayah, Wiwit dan Tri Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil

Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di Desa Pageraji

Kecamatan CilongokKabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah

Kebidanan, Vol. 3 No. 2

Hinai, Mustafa Al., dkk. 2013. Effect of Pre-PregnancyBody Mass Index

andGestational Weight Gain on Low Birth Weight in Omani Infants

(Case Control Study). Sultan Qaboos University Med Journal, May

2013, Vol. 13, Iss. 3, pp. 386-391

Horton, Richard. 2012. The Lancet : Global Health Series. London : The

Lancet, Family Planning.

https://books.google.com.pe/books?id=1p9JRbFkxsUC&pg=RA1-

PT54&dq=interpregnancy+interval+with+low+birth+weight&hl=en

&sa=X&ei=BUJtVfeQJpDluQTA1IGwBQ&ved=0CCYQ6AEwAg#

v=onepage&q=interpregnancy%20interval%20with%20low%20birt

h%20weight&f=false

Inaqwe dan Nweze Nakwe. 2007. Community Nutrition: Planning Health

Promotion and Diseases Prevention. Lillnois State University

Nweze

IOM dan National Research Council (NRC). 2009. Implementing

Guidelines on Weight Gain Pregnancy

Iswanto., dkk. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia

Defisiensi Besi dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi di

Puskesmas Karangdowo, Klaten. Jurnal Kesehatan 2012, Vol. 5, No.

2: 110 - 118

Joyce, Cate. 2012. Preterm Birth and Low Birth Weight. The Urban

Child Institute in Memphis And Shelby Country

Page 118: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

104

Kasim, Felix., 2011. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil dengan

Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit

Immanuel Tahun 2008. JKM, Vol.10, No.2: 51-157

Kathlen, dkk. 2009. Committe to Reexamine IOM Pregnancy: Weight

Guidelines. The National Academy Press :Washington DC

Kementerian Kesehatan. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat

Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat Bina Kesehatan Ibu : Jakarta

__________________. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat

(PWS) Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan

Ibu

__________________. 2013. Determinan “4 Terlalu” Masalah

Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Penggunaan Alat

KB di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Vol

2, Semester 2, 2013

__________________. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013

___________________. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013

Khanal, Vishnu., dkk. 2011. Role of Antenatal Care and Iron

Supplementation During Pregnancy in Preventing Low Birth Weight

in Nepal: Comparison of National Surveys 2006 and 2011. Archives

of Public Health 2014, 72:4

Lilungulu, Athanase, dkk. 2014. Spectrum of Maternal and Perinatal

Outcomes Among Parturient Women with Preceding Short Inter-

Pregnancy Interval at Bugando Medical Centre, Tanzania. Maternal

Health, Neonatology and Perinatology Vol 1

Louis, MO. 2004. Maternity and Women’s Health Care. China: National

Council of State Boards of Nursing

Low, Pamela., dkk. 2005. Factors Affecting Antenatal Care Attendance

by Mothers of Pacific Infants Living in New Zealand. The New

Zealand Medical Journal 2005, Vol. 118, No.1216

Page 119: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

105

Mahmodi, Zohree., dkk. 2013. Working Conditions, Socioeconomic

Factors and Low Birth Weight: Path Analysis. Iranian Red Crescent

Medical Journal. 2013 September; 15(9): 836-42

Manuaba, Ida Bagus. 2000. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin

Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC

Maurice, dkk. 2005. Modern Nutrition in Health and Disease (Tenth

Edition). Lippincot Williams and Wilkins

Merchant, Shezant., dkk. 1997. Effect of Prepregnancy Body Mass Index

and Gestational Weight Gain on Birth Weight. JPMA 1999, 49:23

Merril, Ray M. 2010. Reproductive Epidemiology :Principle and

Methode. Jone and Bartlett Publisher, LLC

Minarti, dkk. 2011. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

dengan Kejadian Pre Eklampsia pada Ibu Hamil di RSUD Prof. dr.

Margono Purwokerto Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4

No. 1

Mukhtar., dkk. 2005. High Parity and Fetal Morbidity Outcomes.

American College of Obstetricians and Gynecologists 2015,

Vol.105, No. 5, Part 1

Munim, Shama dan Humaera Mahen. 2012. Association of Gestational

Weight Ghain Pre-Pregnancy Body Mass Index with Adverse

Pregnancy Outcomes. Journal of the College of Physicians and

Surgeons Pakistan 2012, Vol. 22 (11): 694-698

Mumbari, Sachin S., dkk. 2009. Maternal Risk Factors Associated with

Term Low Birth Weight Neonates: A Matched-Pair Case Control

Study. Indian Pediatric 2012, Volume 49, January 16

Muthayya, Sumitra. 2009. Maternal Nutrition and Low Birth Weight:

What is Really Important. Indian J Med Res 130, November 2009,

pp 600-608

Negi, K.S.kk. 2006. Epidemiological Factors Affecting Low Birth

Weight. JK Science January-March 2006, Vol. 8 No. 1

Page 120: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

106

Nucci, dkk. 2001. Assesment of Weight Ghain During Pregnancy in

General Prenatal Care Services in Brazil. Cad. Saude Publica, 17

(6)

Nyaruhucha., dkk. 2006. Maternal Weight Gain in Second and Third

Trimester and Their Relationship with Birth Weights in

MorogoroMunicipality, Tanzania. Tanzania Health Research

Bulletin, Vol. 8, No. 1

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

2010. Health a Glance: Europe 2010. OECD Publishing

Pavord., dkk. 2011. UK guidelines on The Management of Iron

Deficiency in Pregnancy. Date of BCSH approval: July 2011

Preedy, Victor R. 2011. Handbook of Growth and Growth Monitoring in

Health and Disease (Volume 1). King‟s College: London

Puspitasari, Cinde., dkk. 2011. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan

Selama Kehamilan dengan Berat Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja

Puskesmas Rawalo Kabupaten Bayumas Tahun 2009-2010. Jurnal

Ilmiah Kebidanan, Vol. 2 No.1 Edisi Juni 2011

Rahman. Latifah A, dkk, 2011. Association Between Pregnancy Induced

Hypertension and Low Birth Weight: A Population Based Case

Control Study. Asia-Pasific Journal of Public Health, Vol. 20, No. 2

Ramakrishnan, Usha. 2004. Nutrition and Low Birth Weight : from

Research to Practice. American Journal Clinic Nutrition. 79:17–21

Rebecca, Stoltzfus dan Michele L. Dreyfuss. 2003. Guidlines for the Use

of Iron Supplementes to Prevent and Treat Iron Deficiency Anemia.

International Anemia Consulative Group (INACG) : USA

Reichman, Nancy E., dkk. 2006. Paternal Age as a Risk Factor for Low

Birthweight. American Journal of Public Health, May 2006, Vol 96,

No. 5

Page 121: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

107

Richard Strauss dan William H. 2015. Low Maternal Weught Gain in

Second and Third Trimester Increases The Risk for Intraurine

Growth Retardation. Community and International Nutrition

Robberts., dkk. 1985. Nutrition in Pregnancy and Lactation. Mosby

Collage Publishing : US America

Roth, Jeffrey., dkk. 1998. The Risk of Teen Mothers having Low Birth

Weight Babies:Implication of Recent Medical Research for School

Health Personel. Journal of School Health: September 1998, Vol 68

No 7

Sari, Maulia dan Trini Sudiarti. 2013. Model Prediksi Berat Lahir

Berdasarkan Berat Badan Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasional Vol. 7, No. 8

Sato Ana Paula dan Elizabeth Fujimori. 2012. Nutrional Status and

Weight Gain in Pregnant Women. May.-June;2012 (3):462-8

Seghieri, Giuseppe., dkk. 2002. Relationship Between Gestasional

Diabetes Melitus and Low Maternal Birth Weight. Epidemiology

Health Research, Vol. 25, No. 10

Shah, Prakeshkumar. 2002. Literature Review of Low Birth Weight,

Including Small for Gestasional Age and Preterm Birth

Simkiss, dkk. 2015. Nutrion in Pregnancy and Growth of The Fetus. .

Journal of Tropical of Pediatric. Diakses pada tanggal 01 Juni 2015

dari

http://www.oxfordjournals.org/our_journals/tropej/online/mcn.html

Singh., dkk. 2010. Incidence and Risk Factors of Low Birth

WeightBabies Born in Dulikhel Hospitel. Journal of Institute of

Medicine, 2010; 32:3

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC

https://books.google.com.pe/books?id=JBtl87roMJIC&pg=PA95&d

q=pertumbuhan+janin+pada+ibu+hamil&hl=en&sa=X&ei=KB5tVY

i2GMPYmAXNiYC4BA&ved=0CCwQ6AEwAg#v=onepage&q=pe

rtumbuhan%20janin%20pada%20ibu%20hamil&f=false

Page 122: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

108

Sokoya., dkk. 2014. Women’s Perception of Husbands’ Support During

Pregnancy, Labour and Delivery. IOSR Journal of Nursing and

Health Science (IOSR-JNHS) 2014, Volume 3, Issue 3, PP 45-50

Sunare dan Teera Siwadune. 2009. Correlation of Maternal Anemia

During Pregnancy and Low Birth Weight Infant at Chonburi

Hospital. The Journal of Obstetrics and Gynaecology January 2009,

Vol. 17, pp. 17-2261

Susuilojati, Dewi R. dan Sri Handayani. 2013. Hubungan Pertambahan

Berat Badan Ibu Saat Hamil Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir. Jurnal Kebidanan, Vol. 2, No.

02

Tazkiyah, Misna., dkk. 2013. Determinan Epidemiologi Kejadian BBLR

pada Daerah Endemis Malaria di Kabupaten Banjar Provinsi

Kalimantan Selatan. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 1, No. 2

Tsai, I-Hsen, dkk. 2012. Association of The Pre-Pregnancy Body Mass

Index Gestasional Weight Gain with Pregnancy Outcomes in

Taiwanse Women. Asia Pac J Clin Nutr 2012;21 (1):82-87

Ullah., dkk. 2003. Biological Risk Factos of Low Birth Weight in Rural

Rajashi. TAJ December 2003; Vol. 16 No. 2

United Nations Children‟s Fund (UNICEF). 2004. Low Birth Weight:

Country, Regional and Global Estimates. UNICEF: New York

Wado, Yohanas Dibaba., dkk. 2013. Effects of Maternal Pregnancy

Intention, Depressive Symptoms and Social Support on Risk of Low

Birth Weight: A Prospective Study from Southwestern Ethiopia. Plos

One Journal Vol.9 No 5

Watanabe, Hiroko, Kiyoko Kabayema, Takashi Sugiyama. 2009. A

Review of in Adequate and Extencive Weight Gain in Pregnancy.

Current Women‟s Health Reviews, 2009, 5, 186-192

Page 123: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

109

Wati, Lisa Kusuma. 2013. Hubungan Antara Pre-eklampsia/Eklampsia

dengan Kejadian BBLR. Di RSUD Dokter Soedarso Pontianak

Tahun 2012

WHO. 2004. Low BirthWeight, Country Regional and Global Estimates.

UNICEF: New York

____. 2006. Iron and Folate Supplementation: Integrated Management

of Pregnancy And Childbirth (IMPAC)

Wisnawathan, dkk. 2008. Outcome of Maternal Weight Ghain. AHRQ

Publication No.08. E-009.

_____. 2011. Guidelines on Optimal feeding of Low Birthweight Infants

in Low-and Middle-Income Countries. Diakses pada tanggal 02

Februari 2015 dari

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/infant_fe

eding_low_bw/en/

_____. 2012. Health at a Glance: Asia/Pacific 2012. Diakses pada

tanggal 02 Februari 2015 dari http://www.oecd-ilibrary.org/social-

issues-migration-health/health-at-a-glance-asia-pacific-2012/low-

birthweight_9789264183902-17-en

Winter, Ingeborg Ims. 2013. Maternal Anthopometry as a Predictor of

Birth Weight. Faculty of Medicine: University of Oslo

Page 124: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

110

LAMPIRAN

1. Kuesioner

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR

RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG KOTA

TANGERANG SELATAN TAHUN 2013-2015

BACALAH PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saya, Lailatul Maghfiroh mahasiswa semester 8 Peminatan Epidemiologi Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam melakukan penelitian terkait “Pertambahan Berat Badan Ibu

Hamil dan Kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) di Wilayah Kerja Puskesmas

Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015” memohon kesediaan Ibu menjadi

partisipan dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan dalam kuesioner ini bersifat sangat

pribadi dan sensitif sehingga mungkin dapat mengganggu kenyamanan dan privasi Anda.

Semua informasi yang Ibu berikan terjamin kerahasiannya. Kejujuran Ibu dalam menjawab

setiap pertanyaan sangat diharapkan demi kevalidan dan kebenaran data.

Setelah Ibu membaca maksud dan tahapan penelitian di atas, maka saya mohon

untuk mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini sebagai persetujuan.

Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas perhatian dan kerjasama Ibu, saya

ucapkan terimakasih.

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah

disediakan dibawah ini dengan sadar tanpa paksaan.

__________, 2015

(.........................................)

Page 125: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

111

IR. IDENTITAS PARTISIPAN

Identitas partisipan diperlukan untuk menghindari pemberian kuesioner pada orang yang sama dan

untuk mengkonfirmasi ketika ada pertanyaan yang belum dijawab atau ada jawaban partisipan yang

kurang jelas.

IR1 Wilayah Puskesmas

IR2 Nama Ibu

IR3 Nama Anak

IR3 No Telp/HP (Mohon diisi)

IR4 Usia Ibu (saat persalinan di tahun 2013-

2015)

________tahun

IR5 Jumlah anggota dalam keluarga _____ jiwa

IR6 Alamat sekarang (sesuai tempat tinggal)

BERIKAN TANDA SILANG (X) PADA PILIHAN JAWABAN ANDA. Diisi

Petugas

IR7 Pendidikan terakhir ibu 0. Tidak Sekolah

1. Tidak Tamat SD

2. Tamat SD

3. Tamat SMP

4. Tamat SMA

5. Tamat Akademi (Diploma)

6. Tamat Perguruan Tinggi S1/S2/S3

[ ]

IR8 Pendidikan terakhir suami 0. Tidak Sekolah

1. Tidak Tamat SD

2. Tamat SD

3. Tamat SMP

4. Tamat SMA

5. Tamat Akademi (Diploma)

6. Tamat Perguruan Tinggi S1/S2/S3

[ ]

IR9 Pekerjaan ibu 0. Tidak bekerja

1. Buruh

2. Wiraswasta/ Pedagang/

pelayan Jasa

3. PNS

4. Pegawai BUMN/SWASTA

5. Lainnya

.........................(sebutkan)

[ ]

IR10 Perkerjaan Ayah (suami) 0. Tidak bekerja

1. Buruh

2. Wiraswasta/ Pedagang/

pelayan Jasa

3. PNS

4. Pegawai BUMN/SWASTA

5. Tidak berlaku (meninggal, dll.)

Lainnya

[ ]

Page 126: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

112

.......................................(sebutkan)

IR11 Jumlah paritas (jumlah kelahiran yang Anda

alami) _____ Anak [ ]

IR12 Berat bayi lahir anak (pada tahun 2013-2015) ____gram [ ]

IR13 Berapa jarak kehamilan Anda antara

kehamilan anak terakhir dengan kehamilan

pada tahun 2013-2015

_____tahun [ ]

A. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

A1 Berat badan sebelum hamil ____kg [ ]

A2 Tinggi badan _____ cm [ ]

Kategori IMT (Indeks Massa Tubuh)

A3 Pertambahan berat badan selama hamil

Trimester I (0-12 mg)______kg

Trimester II (13-27 mg) ______kg

Trimester III (28-40 mg)______kg

[ ]

B. Status Anemia

B1 Riwayat anemia selama masa kehamilan

tahun 2013-2015

0. Ada

1. Tidak [ ]

B2 Berapa Hb terakhir Ibu selama masa

kehamilan pada saat dilakukan pemeriksaan

oleh petugas pelayanan kesehatan

____Hb [ ]

C. Kepatuhan konsumsi Tablet Fe

C1 Selama kehamilan di tahun 2013-2015,

apakah Ibu mengkonsumsi pil zat besi / tablet

penambah darah

0. Iya

1. Tidak [ ]

C2 Selama kehamilan di tahun 2013-2015,

berapa jumlah tablet Fe yang ibu konsumsi

______ Tablet [ ]

D. Penyakit Penyerta Selama Masa Kehamilan

D1 Penyakit penyerta yang dialami Ibu selama

masa kehamilan di tahun 2013-2015

berdasarkan diagnosa petugas kesehatan

0. Ada

1. Tidak ada (Lanjut ke D) [ ]

D2 Jenis penyakit yang Ibu alami ................ [ ]

E. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

E1 Selama hamil, berapa kali Ibu melakukan

pemeriksaan kehamilan ke pelayanan

kesehatan

Trimester 1________Kali

Trimester 2________Kali

Trimester 3________Kali

Page 127: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

113

2. Hasil SPSS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tambah_BB_Semua *

Berat_BAYILAHIR 116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Tambah_BB_Trimester1 *

Berat_BAYILAHIR 116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Tambah_BB_Trimester2 *

Berat_BAYILAHIR 116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Tambah_BB_Trimester3 *

Berat_BAYILAHIR 116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Tambah_BB_Trimester3 * Berat_BAYILAHIR

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 14.506a 3 .002

Likelihood Ratio 18.234 3 .000

N of Valid Cases 116

a. 3 cells (37,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,32.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Tambah_BB_Trimester3 (normal / kurang)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Page 128: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

114

Tambah_BB_Trimester2 * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal BBLR

Tambah_BB_Trimester2 Normal Count 37 13 50

% within Berat_BAYILAHIR 46.8% 35.1% 43.1%

Kurang Count 29 24 53

% within Berat_BAYILAHIR 36.7% 64.9% 45.7%

Lebih Count 13 0 13

% within Berat_BAYILAHIR 16.5% .0% 11.2%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 11.261a 2 .004

Likelihood Ratio 14.945 2 .001

N of Valid Cases 116

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,15.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Tambah_BB_Trimester2 (normal / kurang)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Tambah_BB_Trimester1 * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal BBLR

Tambah_BB_Trimester1 Normal Count 39 15 54

% within Berat_BAYILAHIR 49.4% 40.5% 46.6%

Kurang Count 39 22 61

% within Berat_BAYILAHIR 49.4% 59.5% 52.6%

Lebih Count 1 0 1

% within Berat_BAYILAHIR 1.3% .0% .9%

Page 129: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

115

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1.378a 2 .502

Likelihood Ratio 1.678 2 .432

N of Valid Cases 116

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,32.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Tambah_BB_Trimester1 (normal / kurang)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Tambah_BB_Semua * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal BBLR

Tambah_BB_Semua Normal Count 39 9 48

% within Berat_BAYILAHIR 49.4% 24.3% 41.4%

Kurang Count 33 28 61

% within Berat_BAYILAHIR 41.8% 75.7% 52.6%

lebih Count 7 0 7

% within Berat_BAYILAHIR 8.9% .0% 6.0%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.605a 2 .002

Likelihood Ratio 14.771 2 .001

N of Valid Cases 116

Page 130: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

116

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.605a 2 .002

Likelihood Ratio 14.771 2 .001

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,23.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Tambah_BB_Semua (Normal / Kurang)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia_Ibu_Melahirkan * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Pend_Ibu * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Pend_Suami * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Pker_Ibu * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Pker_Suami * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Jmlh_Paritas * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Jarak_kehamilan * Berat_BAYILAHIR

80 69.0% 36 31.0% 116 100.0%

Stat_Anemia * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Patuh_Fe * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Riwayat_Penyakit * Berat_BAYILAHIR

116 100.0% 0 .0% 116 100.0%

Page 131: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

117

Riwayat_Penyakit * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Riwayat_Penyakit tdk ada Count 72 27 99

% within Berat_BAYILAHIR 91.1% 73.0% 85.3%

ada Count 7 10 17

% within Berat_BAYILAHIR 8.9% 27.0% 14.7%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.649a 1 .010

Continuity Correctionb 5.276 1 .022

Likelihood Ratio 6.199 1 .013

Fisher's Exact Test .021 .013

Linear-by-Linear Association 6.591 1 .010

N of Valid Casesb 116

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,42.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Riwayat_Penyakit (tdk ada / ada)

3.810 1.317 11.021

For cohort Berat_BAYILAHIR = normal

1.766 .988 3.157

For cohort Berat_BAYILAHIR = bblr

.464 .278 .773

N of Valid Cases 116

Patuh_Fe * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Patuh_Fe patuh Count 42 16 58

% within Berat_BAYILAHIR 53.2% 43.2% 50.0%

Page 132: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

118

tdk patuh Count 37 21 58

% within Berat_BAYILAHIR 46.8% 56.8% 50.0%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Patuh_Fe (patuh / tdk patuh)

1.490 .679 3.271

For cohort Berat_BAYILAHIR = normal

1.135 .883 1.458

For cohort Berat_BAYILAHIR = bblr

.762 .444 1.306

N of Valid Cases 116

Stat_Anemia * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Stat_Anemia tdk anemia Count 56 22 78

% within Berat_BAYILAHIR 70.9% 59.5% 67.2%

anemia Count 23 15 38

% within Berat_BAYILAHIR 29.1% 40.5% 32.8%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .992a 1 .319

Continuity Correctionb .635 1 .426

Likelihood Ratio .994 1 .319

Fisher's Exact Test .426 .213

Linear-by-Linear Association .984 1 .321

N of Valid Casesb 116

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 133: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

119

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.494a 1 .222

Continuity Correctionb 1.020 1 .313

Likelihood Ratio 1.469 1 .226

Fisher's Exact Test .289 .156

Linear-by-Linear Association 1.481 1 .224

N of Valid Casesb 116

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,12.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Stat_Anemia (tdk anemia / anemia)

1.660 .734 3.755

For cohort Berat_BAYILAHIR = normal

1.186 .886 1.588

For cohort Berat_BAYILAHIR = bblr

.715 .421 1.213

N of Valid Cases 116

Jarak_kehamilan * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Jarak_kehamilan >= 2 tahun Count 52 22 74

% within Berat_BAYILAHIR 92.9% 91.7% 92.5%

< 2 tahun Count 4 2 6

% within Berat_BAYILAHIR 7.1% 8.3% 7.5%

Total Count 56 24 80

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .034a 1 .853

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .034 1 .854

Fisher's Exact Test 1.000 .587

Linear-by-Linear Association .034 1 .854

Page 134: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

120

N of Valid Casesb 80

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,80.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jarak_kehamilan (>= 2 tahun / < 2 tahun)

1.182 .201 6.932

For cohort Berat_BAYILAHIR = normal

1.054 .587 1.892

For cohort Berat_BAYILAHIR = bblr

.892 .273 2.916

N of Valid Cases 80

Jmlh_Paritas * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Jmlh_Paritas primipara Count 25 13 38

% within Berat_BAYILAHIR 31.6% 35.1% 32.8%

multipara Count 51 22 73

% within Berat_BAYILAHIR 64.6% 59.5% 62.9%

>3 Count 3 2 5

% within Berat_BAYILAHIR 3.8% 5.4% 4.3%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .349a 2 .840

Likelihood Ratio .343 2 .842

Linear-by-Linear Association .031 1 .861

N of Valid Cases 116

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,59.

Page 135: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

121

Pend_Ibu * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Pend_Ibu >9 tahun Count 57 27 84

% within Berat_BAYILAHIR 72.2% 73.0% 72.4%

wajib 9 tahun Count 15 7 22

% within Berat_BAYILAHIR 19.0% 18.9% 19.0%

<9 tahun Count 7 3 10

% within Berat_BAYILAHIR 8.9% 8.1% 8.6%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .019a 2 .991

Likelihood Ratio .019 2 .990

Linear-by-Linear Association .015 1 .901

N of Valid Cases 116

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,19.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Pend_Ibu (>9 tahun / wajib 9 tahun)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Usia_Ibu_Melahirkan * Berat_BAYILAHIR

Crosstab

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Usia_Ibu_Melahirkan usia tdk risti Count 67 30 97

% within Berat_BAYILAHIR 84.8% 81.1% 83.6%

usia risti Count 12 7 19

% within Berat_BAYILAHIR 15.2% 18.9% 16.4%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Page 136: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

122

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Usia_Ibu_Melahirkan (usia tdk risti / usia risti)

1.303 .467 3.637

For cohort Berat_BAYILAHIR = normal

1.094 .757 1.581

For cohort Berat_BAYILAHIR = bblr

.839 .434 1.624

N of Valid Cases 116

ANC_Kategorik * Berat_BAYILAHIR Crosstabulation

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

ANC_Kategorik kurang = <10 kontrol, <9 kasus

Count 14 12 26

% within Berat_BAYILAHIR 17.7% 32.4% 22.4%

Baik >=10 kontrol, >=9 kasus Count 65 25 90

% within Berat_BAYILAHIR 82.3% 67.6% 77.6%

Total Count 79 37 116

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .256a 1 .613

Continuity Correctionb .056 1 .813

Likelihood Ratio .251 1 .617

Fisher's Exact Test .601 .399

Linear-by-Linear Association .254 1 .615

N of Valid Casesb 116

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,06.

b. Computed only for a 2x2 table

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 3.136a 1 .077

Continuity Correctionb 2.347 1 .126

Likelihood Ratio 3.011 1 .083

Page 137: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

123

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for ANC_Kategorik (kurang = <10 kontrol, <9 kasus / Baik >=10 kontrol, >=9 kasus)

.449 .183 1.102

For cohort Berat_BAYILAHIR = normal

.746 .511 1.088

For cohort Berat_BAYILAHIR = bblr

1.662 .976 2.829

N of Valid Cases 116

Crosstabs

Tambah_BB_Semua * Berat_BAYILAHIR Crosstabulation

Berat_BAYILAHIR

Total normal bblr

Tambah_BB_Semua normal Count 39 9 48

% within Berat_BAYILAHIR 54.2% 24.3% 44.0%

kurang Count 33 28 61

% within Berat_BAYILAHIR 45.8% 75.7% 56.0%

Total Count 72 37 109

% within Berat_BAYILAHIR 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.832a 1 .003

Continuity Correctionb 7.663 1 .006

Likelihood Ratio 9.185 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear Association 8.751 1 .003

N of Valid Casesb 109

Fisher's Exact Test .096 .065

Linear-by-Linear Association 3.109 1 .078

N of Valid Casesb 116

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,29.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 138: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

124

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,29.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Tambah_BB_Semua (normal / kurang)

3.677 1.521 8.887

For cohort Berat_BAYILAHIR = normal

1.502 1.149 1.964

For cohort Berat_BAYILAHIR = bblr

.408 .213 .782

N of Valid Cases 109

Logistic Regression

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 16.262 2 .000

Block 16.262 2 .000

Model 16.262 2 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 123.404a .139 .192

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea

Observed

Predicted

Berat_BAYILAHIR Percentage

Correct normal bblr

Step 1 Berat_BAYILAHIR Normal 69 3 95.8

Bblr 31 6 16.2

Overall Percentage 68.8

a. The cut value is ,500

Page 139: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

125

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1

a

Tambah_BB_Semua 1.405 .475 8.749 1 .003 4.076 1.606 10.341

Riwayat_Penyakit 1.563 .606 6.641 1 .010 4.772 1.454 15.665

Constant -1.786 .414 18.574 1 .000 .168

a. Variable(s) entered on step 1: Tambah_BB_Semua, Riwayat_Penyakit.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

S

t

e

p

1

a

Tambah_BB_Trimester1 .464 .420 1.223 1 .269 1.591 .699 3.621

Riwayat_Penyakit 1.373 .549 6.257 1 .012 3.947 1.346 11.576

Constant

-1.230 .337 13.314 1 .000 .292

a. Variable(s) entered on step 1: Tambah_BB_Trimester1, Riwayat_Penyakit.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

S

t

e

p

1

a

Tambah_BB_Trimester2 .835 .439 3.619 1 .057 2.305 .975 5.450

Riwayat_Penyakit 1.485 .606 6.001 1 .014 4.416 1.346 14.489

Constant

-1.267 .347 13.295 1 .000 .282

a. Variable(s) entered on step 1: Tambah_BB_Trimester2, Riwayat_Penyakit.

Page 140: PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL DAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36984/2/LAILATUL... · melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan wilayah

126

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

S

t

e

p

1

a

Tambah_BB_Trimester3 .985 .438 5.058 1 .025 2.678 1.135 6.320

Riwayat_Penyakit 1.446 .611 5.606 1 .018 4.245 1.283 14.046

Constant

-1.238 .314 15.520 1 .000 .290

a. Variable(s) entered on step 1: Tambah_BB_Trimester3, Riwayat_Penyakit.