Persyaratan Kualitas Air Minum

download Persyaratan Kualitas Air Minum

of 4

Transcript of Persyaratan Kualitas Air Minum

Persyaratan Kualitas Air MinumKualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, air untuk MCK, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi, maupun transportasi. Menurut Suripin (2001), kualitas air mencakup tiga karakteristik yang dapat diuraikan seperti berikut :1.Kualitas FisikKekeruhanAir yang mengandung material kasat mata dalam larutan dapat menyebabkan air tersebut keruh. Kekeruhan dalam air dapat berasal dari liat, dan bahan organik. Baku Mutu (ambang batas) maksimal kekeruhan air yang memenuhi persyaratan layak minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah 5 NTU.WarnaWarna pada air disebabkan adanya bahan kimia atau mikroorganisme (plankton maupun koloni bakteri) yang terlarut dalam air. Warna yang disebabkan oleh bahan kimia disebut sebagaiapparent colordan berbahaya bagi tubuh manusia, sedangkan warna yang disebabkan oleh mikroorganisme disebuttrue coloryang juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna sesuai dengan parameter amatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, menyatakan bahwa kadar maksimum yang diperbolehkan untuk parameter warna dalam air minum adalah 15 pada satuan skala TCU(True Color Unit)Bau dan RasaAir murni tidak berbau jika dicium dan tidak memiliki rasa. Bau dan rasa yang timbul dalam air, dapat disebabkab oleh adanya kehadiran organisme, bahan mineral, gas terlarut dan bahan-bahan organik lainnya.TemperaturMenurut Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesiaNomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air yang baik mempunyai deviasi suhu 3oC dari suhu udara. Suhu yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar (misalnya fenol atau belerang) atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.2.Kualitas KimiaDerajat Keasaman (pH)pH (potensial hydro) merupakan derajat keasaman suatu larutan.Air yang baik adalah air yang bersifat netral yaitu memiliki pH = 7. Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar maksimum pH air yang layak minum adalah dengan kisaran 6,5-8,5.AlkalinitasKebanyakan air yang bersifat alkalis disebabkan oleh karena kandungan garam-garam alkalis yang ada di dalam tanah. Keasaman air dapat disebabkan oleh adanya karbon dioksida (CO2) maupun gas-gas lain hasil dekomposisi bahan organik dalam air.TingkatKesadahanAdanya ion kalsium Ca++dan magnesium Mg++di dalam air, akan menyebabkan tingginya sifat kesadahan. Air yang mempunyai tingkat kesadahan terlalu tinggi dapat merugikan kehidupan manusia, misalnya menyebabkan sabun kurang membusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun, dapat menimbulkan endapan atau kerak-kerak di dalam wadah-wadah memasak, dan juga dapat menimbulkan karatan pada alat-alat yang terbuat dari besi (Hardjojo dan Moersidik, 1999).3.Kualitas BiologisSyarat kualitas air minum dari aspek biologis dapat dilihat dari segi keberadaan bakteri indikator pencemaran air. Bakteri indikator ini adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotoran manusia atau hewan. Mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator polusi kotoran adalah bakteri yang tergolong dalamEscherichia coli, Streptococcus fekal,danClostridium perfringens.Beberapa alasan pemilihan bakteri-bakteri tersebut sebagai indikator pencemaran air adalah sebagai berikut :Bakteri-bakteri tersebut dapat digunakan sebagai indikator kontaminan kotoran karena terdapat dalam jumlah besar di dalam kotoran manusia dan hewan.Bakteri-bakteri tersebut pada umumnya tidak tumbuh di dalam saluran pencernaan organisme lainnya kecuali manusia dan hewan berdarah panas.Prosedur untuk uji bakteri indikator harus sangat spesifik, dalam artian tidak memberikan hasil positif yang salah. Uji bakteri ini juga harus sangat sensitif, yang berarti dapat mendeteksi adanya bakteri indikator walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.Prosedur untuk melakukan uji bakteri indikator harus aman, yang berarti tidak boleh membahayakan bagi kesehatan orang yang melakukannya.Jumlah bakteri indikator harus dapat menunjukkan tingkat polusi, yang berarti kira-kira jumlahnya sebanding dengan jumlah mikroorganisme patogen yang terdapat di dalam air (Widiyanti dan Ristiati, 2004).Sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar maksimalEscherichia coliatau fecal coli yang diperbolehkan adalah 0/100 ml sampel.Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum telah dicantumkan, bahwa frekuensi pengujian sampel air minum yang siap dimasukan ke dalam galon atau wadah air dengan ketentuan, parameter untuk mikrologi dan fisika, frekuensi pengujiannya masing-masing dilakukan selama 1 (satu) bulan sekali. Untuk kimia wajib dan kimia tambahan, pengujian dilakukan sekali dalam kurun waktu enam bulan, (Sangata, 2010).

Escherichia coliSebagai Indikator Kualitas AirDalam bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia Coliformsebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Adanya baktericoliformdi dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Widiyanti dan Ristiati, 2004) . Baktericoliformdapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :1.ColiformfekalmisalnyaEscherichia coliyang berasal dari kotoran hewan atau manusia.2.ColiformnonfekalmisalnyaEnterobacter aerogenes, biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati.

AdanyaEscherichia colidalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkanEscherichia coliharus nol dalam 100 ml.Escherichia coliadalah bakteri Gram negatif, mempunyai sifat-sifat merugikan dan membentuk gas pada glukosa dan laktosa. Toksin yang diproduksiEscherichia colidapat menyebabkan diare baik pada binatang maupun manusia. Kemampuan melekat (adhesi) bakteri pada permukaan epitel mukosa usus halus dengan perantaraan plasmid yang merupakan ciri khasEscherichia coli, salah satu strainEscherichia coliini juga ada yang mampu melakukan invasi (menembus ke dalam mukosa usus pada anak dan orang dewasa). Escherichia colidapat mengeluarkan eksotoksin yang disebut enterotoksin di dalam lumen usus.Enterotoksin tersebut bersifat tahan panas (heat stable) yang disebut ST (Stable Toxin) dan yang tidak tahan panas atau LT (Labile Toxin). Jika enterotoksin kontak dengan mukosa usus halus, maka akan menyebabkan pengeluaran cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus sehingga dapat terjadi penyakit diare, dehidrasi dan kehilangan elektrolit dalam jumlah yang banyak (Sunoto, 1986). Escherichia coliberbentuk batang pendek (kokobasil), gram negatif, ukuran 0,4-0,7m X 1,4 m, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul.Escherichia colimembelah setiap 20 menit. Bila faktor-faktor luar tetap baik, maka dalam waktu 24 jam akan terbentuk sebanyak 272kuman. Sebab-sebab kematian bakteri bisa akibat kurangnya nutrient bakteri ataupun akibat ekskresi yang meningkat (Tamher, 2008).

SistematikaKerajaan : BacteriaFilum : Proteobacteria Kelas : GammaproteobacteriaOrdo : EnterobakterialesFamili : Enterobacteriaceae Genus : EscherichiaSpesies :Escherichia coli

Menurut Suripin (2004),Escherichia coliyang menyebabkan diare diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat-sifat virulensinya yaitu :a.EnteropatogenikEscherichia coli(EPEC)Bakteri jenis enteropatogenikEscherichia coli(EPEC) ini menyebabkan diare, terutama pada bayi dan anak-anak. Bakteri ini mengeluarkan cairan yang berbau spesifik seperti semen. Dalam usus halus, bakteri ini membentuk koloni tetapi tidak memproduksi toksin dan tidak menembus dinding usus. Infeksi EnteropatogenikEscherichia coli(EPEC) dapat menyebabkan diare cair yang biasanya sembuh sendiri tetapi terkadang menyebabkan infeksi kronisb.EnterotoksigenikEscherichia coli(ETEC)Bakteri jenis enterotoksigenikEscherichia coli(ETEC) ini menyebabkan kolera. Bakteri ini mengeluarkan toksin LT (termolabil) atau ST (termostabil). Toksin LT bersifat seperti toksin vibrio kolera yang dapat merangsang enzim adenyl cyclase sel mukosa usus halus dan mempunyai sifat imunologik (antigenik) yang sama dengan koleragen (antigen vibrio kolera).c.EnteroinvasifEscherichia coli(EIEC)Bakteri jenis enteroinvasifEscherichia coli(EIEC) ini menyebabkan diare yang disertai darah. EnteroinvasifEscherichia coli(EIEC) ini dapat menembus sel mukosa usus besar, sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan mukosa. Sehingga dapat ditemukan eritrosit dan leukosit dalam tinja pendeRITAD. EnterohemoragikEscherichia coli(EHEC)Bakteri jenis enterohemoragikEscherichia coli(EHEC) ini menyebabkan nyeri abdomen dan diare cair yang disertai darah. Bakteri jenis enterohemoragikEscherichia coli(EHEC) ini memproduksi verotoksin, yaituEscherichia coliyang diinfeksi oleh bakteriofag dan dapat memproduksi sitotoksine.EnteroagregatifEscherichia coli(EAEC)Bakteri jenis enteroagregatifEscherichia coli(EAEC) ini menyebabkan diare akut dan kronik. Masih sangat sedikit yang diketahui mengenai faktor-faktor virulensi galur enteroagregatifEscherichia coli(EAEC) ini.

Penyakityang DisebabkanEscherichia coliMenurut Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia(1994), penyakitpenyakit yang disebabkan olehEscherichia coliadalah :Penyakit diareInfeksi saluran kemih dari sistitis sampai pielonefritisPneumoniaMeningitis pada bayi baru lahirInfeksi luka terutama luka didalam abdomenCaraPenularanEscherichia coli Escherichia colidapat berpindah dari tangan ke mulut atau lewat makanan dan minuman.Escherichia colijuga dapat masuk ke dalam air yaitu dengan cara seperti pada saat hujan turun, air membawa limbah dari kotoran hewan dan manusia meresap ke dalam tanah atau mengalir dalam sumber air.Escherichiacolidapat masuk ke dalam anak sungai, danau, atau air tanah. Apabila sumber air tanah dan perairan ini digunakan sebagai sumber air minum dan tidak melalui proses pengolahan air yang baik makaEscherichia coliakan berkembang biak didalam air minum tersebut.Infeksi yang timbul pada pencernaan akibat dari serangan bakteriEscherichia coliini pada dinding usus menimbulkan gerakan larutan dalam jumlah besar dan merusak kesetimbangan elektrolit dalam membran mucus. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan air pada dinding usus berkurang dan menyebabkan penyakit diare (Anonim, 2009).