PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang...

88
DIT. PBL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Surabaya, 28 Oktober 2019 Ir. Antonius Budiono, MCM Widyaiswara Ahli Utama PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Transcript of PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang...

Page 1: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

• BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

• KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Surabaya, 28 Oktober 2019

Ir. Antonius Budiono, MCM

Widyaiswara Ahli Utama

PERSYARATAN

BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 2: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Pelatihan :

Surabaya, 12-17 Oktober 2019

Page 3: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Mata Pelatihan:

PELATIHAN

TEKNIK AUDIT BANGUNAN GEDUNG NEGARA Surabaya, 13-14 Nopember 2019

Page 4: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

ANTONIUS BUDIONO, IR, MCM

Sarjana Teknik Arsitektur, ITS

Master of Construction Management, Washington University

Widyaiswara Ahli Utama (purna)

Pembina Utama / IVe

Tim PE-PSN Kem. PUPR, Tim Satgas Perencanaan IKN Kem. PUPR

2005-2014 Direktur PBL, Sesditjen Cipta Karya, Direktur Bina Program DJCK

2001-2005 Pejabat Fungsional Ahli Madya Teknik TBP

2014-2019 Widyaiswara Ahli Utama Kementerian PUPR

Page 5: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Nama : Antonius Budiono, Ir., MCM.

Pangkat/Gol. : Pembina Utama Madya/IVd

NIP : 195408041981121001

Jabatan : Widyaiswara Utama, BPSDM Kementerian PUPR

Pendidikan : S-1, Teknik Arsitektur, ITS - 1980

S-2, Construction Management, WashU, USA - 1991

Pengalaman Kerja : 2014 – skrng WI Ahli Utama, BPSDM Kem PUPR

2010 – 2015 Direktur Bina Program, DJCK – Kem PU

2008 – 2010 Sesditjen CK, Kem PU

2005 – 2008 Direktur PBL, DJCK – Kem PU

2001 – 2005 Pejabat Fungsional Ahli Madya Teknik

TBP

2000 – 2001 Asisten Deputi Tata Bangunan dan

Lingkungan, Kem. Negara PU

Hasil karya terkait : UU 28/2002; PP 36/2005; PedTek Pemb BGN;

PermenPU sbg tindak lanjut UUBG.

Page 6: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Mata Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta

tentang persyaratan bangunan gedung negara yang meliputi persyaratan

administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung negara, melalui ceramah

interaktif, diskusi, dan latihan

DESKRIPSI SINGKAT

Page 7: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Setelah selesai mengikuti

pembelajaran mata diklat ini, peserta

diharapkan mampu memahami

persyaratan Bangunan Gedung Negara

TUJUAN PEMBELAJARAN

Page 8: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Pada akhir sesi ini, peserta mampu menjelaskan dan menerapkan:

1. Dasar hukum dan pengertian persyaratan BGN

2. Persyaratan administratif BGN

3. Persyaratan teknis BGN

4. Klasifikasi BGN

5. Standar Luas BGN

6. Standar Jumlah Lantai BGN; dan

7. Spesifikasi Teknis BGN

pada setiap pembangunan BGN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Page 9: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

1. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN

2. PERSYARATAN ADMINISTRASI

3. PERSYARATAN TEKNIS

Klasifikasi BGN

Standar Luas BGN

Standar Jumlah Lantai BGN

Spesifikasi Teknis BGN

OUTLINE PEMBELAJARAN

Page 10: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Page 11: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

ROA-ROA HOTEL

Page 12: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN

Page 13: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Penataan Ruang UU No. 26/2007

Su

mb

er

Da

ya

Air

UU

No

. 7

/20

04

Jala

n &

Je

mb

ata

n

UU

No

. 3

8/2

00

4

Pe

rum

& K

aw

Pe

rkim

& R

usu

n

UU

No

.1/2

01

1

UU

No

.20

/20

11

Ba

ng

un

an

Ge

du

ng

UU

No

. 2

8/2

00

2

Ru

ma

h N

eg

eri

No

. 72

/19

57

Jasa Konstruksi UU No. 18/1999

Pe

ng

elo

laa

n S

am

pa

h

No

.18

/20

08

Pe

na

ng

gu

lan

ga

n B

en

can

a

No

.24

/20

08

7

Pe

rlin

du

ng

an

&P

en

ge

lola

an

LH

No

.32

/20

09

Ke

seh

ata

n

No

.32

/20

09

Be

nd

a C

ag

ar

Bu

da

ya

N

o.3

2/2

00

9

UU

La

inn

ya

Dasar Hukum

Bangunan

Gedung Negara

Page 14: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002.

3. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang

Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan

Gedung dan Lingkungan.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan

Gedung Negara.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

DASAR HUKUM

Page 15: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Cagar Budaya

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 06/PRT/M/2017 tentang Izin Mendirikan Bangunan

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan

Gedung

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

27/PRT/M/2019 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung

DASAR HUKUM

Page 16: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Bangunan Gedung Negara adalah

bangunan gedung untuk keperluan dinas

yang menjadi barang milik negara atau

daerah dan diadakan dengan sumber

pembiayaan yang berasal dari dana

APBN, APBD, dan/atau perolehan

lainnya yang sah

PENGERTIAN

Page 17: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

adalah persyaratan administrasi dan

teknis bangunan gedung negara yang

harus dipenuhi oleh kementerian/

lembaga/OPD dalam melaksanakan

pembangunan bangunan gedung

PENGERTIAN

Page 18: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

adalah kegiatan mendirikan Bangunan Gedung

Negara yang diselenggarakan melalui tahap

perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi,

dan pengawasannya, baik merupakan

pembangunan baru, perawatan bangunan

gedung, maupun perluasan bangunan gedung

yang sudah ada, dan/atau lanjutan

pembangunan bangunan gedung.

PENGERTIAN

Page 19: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BG UUBG

administratif teknis

Status Hak atas Tanah Tata Bangunan

Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen,

darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan

oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.

Persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, juga harus

memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh

instansi yang berwenang.

Keandalan BG

Status Kepemilikan BG

Perizinan (IMB)

Peruntukan dan

Intensitas BG

Arsitektur BG

Pengendalian Dampak

Lingkungan

Keselamatan

Kesehatan

Kenyamanan

Kemudahan

Pembangunan BG di atas Tanah Milik

Orang/Pihak Lain dengan Perjanjian Tertulis

Page 20: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

FUNGSI - PERSYARATAN BG

FUNGSI

HUNIAN

USAHA

SOSIAL&BUDAYA

KEAGAMAAN

KHUSUS

PERSYARATAN

ASMINISTRASI

TEKNIS

Page 21: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

FUNGSI-KLASIFIKASI BG

FUNGSI

HUNIAN

USAHA

SOSIAL&BUDAYA

KEAGAMAAN

KHUSUS

KLASIFIKASI

KOMPLEKSITAS

PERMANENSI

RISIKO KEBAKARAN

ZONASI GEMPA

LOKASI

KETINGGIAN

KEPEMILIKAN

Page 22: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi teknis

Status Hak atas Tanah Tata Bangunan

KETENTUAN : KLASIFIKASI,

STANDAR LUAS,

STANDAR JUMLAH LANTAI,

SPESIFIKASI TEKNIS

DOKUMEN: PENDANAAN,

PERENCANAAN,

PEMBANGUNAN,

PENDAFTARANAN

Keandalan BG

Status Kepemilikan BG

Perizinan (IMB)

Peruntukan dan

Intensitas BG

Arsitektur BG

Pengendalian Dampak

Lingkungan

Keselamatan

Kesehatan

Kemudahan

Kenyamanan

Page 23: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

23

Page 24: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi

Status Hak atas Tanah • Setiap BGN harus

memiliki kejelasan

tentang status hak

atas tanah

• Dalam hal tanah yang status haknya

berupa hak guna usaha dan/atau

kepemilikannya dikuasai sementara

oleh pihak lain,

harus disertai

perjanjian tertulis

Page 25: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi

Status Kepemilikan BG

• Status kepemilikan BGN merupakan surat bukti kepemilikan bangunan gedung (SKBG) sesuai per-UU-an.

• Dalam hal terdapat pengalihan

kepemilikan/ pemanfaatan BGN,

pemilik/pemanfaat yang baru wajib memenuhi ketentuan per-UU-an.

atau surat penetapan izin

pemanfaatan dari

pemegang hak/pengelola

barang negara atas

bangunan gedung.

Page 26: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi

Perizinan (IMB)

• Setiap BGN harus

dilengkapi dengan

dokumen perizinan yang

berupa: IMB, termasuk

SLF

• Dalam hal kegiatan pada BGN dan/atau

lingkungan yang mengganggu dan

menimbulkan dampak besar dan

penting terhadap lingkungan,

harus dilengkapi

dengan AMDAL sesuai

ketentuan yang berlaku

Page 27: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi

DOKUMEN

PENDANAAN

Untuk komponen biaya:

perencanaan teknis;

pelaksanaan konstruksi fisik;

manajemen konstruksi/ pengawasan konstruksi; dan

pengelolaan kegiatan.

pendanaan BGN

berupa Daftar Isian

Pelaksanaan

Anggaran

(DIPA/DPA).

rencana kebutuhan, rencana

pendanaaan, dan rencana

penyediaan dana

Page 28: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi

DOKUMEN

PERENCANAAN

TEKNIS

Gambar;

Spesifikasi teknis;

Perhitungan konstruksi;

Perhitungan biaya (Engineering

Estimate); dan

dokumen terkait

Setiap BGN harus memiliki dok. perencanaan

teknis oleh Penyedia Jasa Perencana

Konstruksi/Tim Swakelola Perencanaan, atau

yang berupa Disain Prototipe, yang terdiri atas:

Page 29: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi

DOKUMEN

PEMBANGUNAN Dokumen Perencanaan,

Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

Dokumen Pelelangan,

Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi,

As Built Drawings,

hasil uji coba/test run operational,

Berita Acara Serah Terima I dan II

Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan (dari penyedia jasa konstruksi), dan

Sertifikat Laik Fungsi (SLF)

Sertifikat Bangunan Gedung Hijau

Setiap BGN harus dilengkapi dengan dokumen

pembangunan yang terdiri atas:

Page 30: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan BGN

administrasi

DOKUMEN

PENDAFTARAN Dokumen Pembiayaan/DIPA

Sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah;

Status kepemilikan bangunan gedung;

Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;

Berita Acara Serah Terima I dan II;

As built drawings disertai arsip gambar/legger;

IMB dan SLF, SBGH, dan

Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan.

Setiap BGN harus memiliki dok. pendaftaran

untuk pencatatan dan penetapan Huruf Daftar

Nomor ( HDNo ) meliputi Fotokopi:

Page 31: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

31

Page 32: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006

PERUNTUKAN LOKASI BG

INTENSITAS BG

TATA RUANG DALAM

PENAMPILAN BG

KESEIMBANGAN, KESERASIAN, KESELARASAN

DAMPAK PENTING

UKL DAN UPL

PENGENDALIAN

DAMPAK

LINGKUNGAN

PERUNTUKAN &

INTENSITAS BG

ARSITEKTUR BG

Page 33: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

MUATAN MATERI RTBL

BG DI BWH TANAH MELINTASI P/S

TINDAK LANJUT RTRW & RDTRKP

PENYUSUNAN RTBL

Pembangunan di atas/bawah Tanah/Air/

Prasarana/sarana Umum

RTBL

BG DI ATAS P/S

BG DI BAWAH/ATAS AIR

DI BAWAH SUTET/ MENARA TELKOM/MENARA AIR

Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006

Page 34: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

INSTALASI GAS PEMBAKARAN

SISTEM KELISTRIKAN

PROTEKSI KEBAKARAN (PASIF, AKTIF, &

MPK)

STRUKTUR dan BAHAN

SISTEM KEAMANAN THD BAHAN LEDAK

SISTEM PROTEKSI PETIR

KOMUNIKASI DARURAT DALAM BG

KESELAMATAN BG

PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA ARAH,

SISTEM PERINGATAN BAHAYA

Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006

Page 35: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

PENCAHAYAAN

VENTILASI KESEHATAN BG

SANITASI

INSTALASI GAS MEDIK

PENYALURAN AIR HUJAN

SAMPAH

BAHAN BANGUNAN

Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006

Page 36: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

1 36

KONDISI UDARA

KENYAMANAN GETARAN

KENYAMANAN PANDANGAN

KENYAMANAN RUANG GERAK

KENYAMANAN & KEBISINGAN

KENYAMANAN BG

Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006

Page 37: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

1 37

HUBUNGAN VERTIKAL

HUBUNGAN HORIZONTAL

SARANA EVAKUASI

AKSESIBILITAS

PRASARANA/SARANA DLM BG

KEMUDAHAN BG

Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006

Page 38: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL Persyaratan Teknis Tata Bangunan & Lingkungan

sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018

PERUNTUKAN LOKASI BG

KOEFISIAN DASAR BG (KDB)

KETINGGIAN BG

KOEFISIEN LANTAI BG (KLB)

KETINGGIAN LANGIT-LANGIT

JARAK ANTAR BLOK/MASSA BG

KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)

PERSYARATAN TATA

BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

GARIS SEMPADAN BG (GSB)

WUJUD ARSITEKTUR BG

KELENGKAPAN SAR & PRAS BG

KESELMTN & KESSHTN KERJA (K3)

Page 39: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

BAHAN PENUTUP LANTAI

BAHAN DINDING

BAHAN PENUTUP ATAP

BAHAN LANGIT-LANGIT

BAHAN KOSEN PINTU & JENDELA

BAHAN STRUKTUR

PERSYARATAN BAHAN

BANGUNAN

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018

Page 40: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

STRUKTUR PONDASI

STRUKTUR LANTAI

STRUKTUR BETON PRACETAK

STRUKTUR KOLOM

BASEMEN

PERSYARATAN STRUKTUR

BANGUNAN

STRUKTUR ATAP

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018

Page 41: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

PENYEDIAAN AIR MINUM

PEMBUANGAN AIR KOTOR

SARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA

KEBAKARAN

PEMBUANGAN LIMBAH

INSTALASI LISTRIK

PERSYARATAN UTILITAS

BANGUNAN

PEMBUANGAN SAMPAH

PENERANGAN & PENCAHAYAAN

PENGHAWAAN & PENGKONDISIAN

SARANA TRANSPORTASI DLM BG

SARANA KOMUNIKASI

SISTEM PENANGKAL PETIR

INSTALASI GAS

KEBISINGAN DAN GETARAN

AKSESIBILITAS & FASILITAS BAGI

DEFABEL/KHUSUS

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018

Page 42: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

TANGGA DARURAT

PINTU DARURAT

KORIDOR / SELASAR

PENCAHAYAAN DARURAT DAN

TANDA PENUNJUK ARAH EXIT

SISTEM PERINGATAN BAHAYA

PERSYARATAN SARANA

PENYELAMATAN

FASILITAS PENYELAMATAN

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018

Page 43: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

MANDATORY

REKOMMENDEN

VOLUNTARY

PERSYARATAN BANGUNAN

GEDUNG HIJAU

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016

Bangunan gedung dengan kompleksitas

tidak sederhana atau khusus dan memiliki

ketinggian bangunan gedung tinggi atau

sedang;

Bangunan gedung dengan ketinggian

bangunan gedung sampai dengan 2 lantai

dan luas total lantai lebih dari 5.000 m²;

Bangunan gedung yang mengonsumsi

energi, air dan sumber daya lainnya dengan

jumlah yang sangat besar dan memiliki

potensi penghematan cukup signifikan;

dan/atau

Bangunan gedung yang ditetapkan

pemerintah Kabupaten/Kota atau

pemerintah Provinsi untuk DKI Jakarta

berdasarkan urgensi dan kondisi serta

penerapan kebijakan penghematan energi,

air, dan sumber daya lainnya di daerah.

Page 44: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

WAJIB (MANDATORY)

DISARANKAN (REKOMMENDED)

SUKARELA (VOLUNTARY)

PERSYARATAN BANGUNAN

GEDUNG HIJAU

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016

bangunan gedung baru

dan

bangunan gedung yang

telah dimanfaatkan (retrofitting)

Untuk BGN, disediakan sebagai biaya non-standar sebesar 9.5% dr biaya standar

Page 45: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

WAJIB (MANDATORY) PERSYARATAN BANGUNAN

GEDUNG HIJAU

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016

BG dengan kompleksitas tidak sederhana

atau khusus dan memiliki ketinggian

bangunan gedung tinggi atau sedang;

BG dengan ketinggian bangunan gedung

sampai dengan 2 lantai dan luas total

lantai lebih dari 5.000 m²;

BG yang mengonsumsi energi, air dan

sumber daya lainnya dengan jumlah yang

sangat besar dan memiliki potensi

penghematan cukup signifikan; dan/atau

BG yang ditetapkan pemKab/Kota atau

pemProv untuk DKI Jakarta berdasarkan

urgensi dan kondisi serta penerapan

kebijakan penghematan energi, air, dan

sumber daya lainnya di daerah.

Page 46: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

PERSYARATAN BANGUNAN

GEDUNG HIJAU

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016

BG hunian dengan kompleksitas tidak

sederhana dan ketinggian bangunan

gedung hunian tinggi atau sedang,

termasuk bangunan gedung hunian yang

memiliki besmen;

BG dengan kompleksitas sederhana dan

dengan ketinggian sampai dengan 2 lantai

tetapi memiliki luas total lantai 500 m²

sampai 5.000 m²;

BG hijau untuk hunian dengan

kompleksitas tidak sederhana yang

persyaratan teknisnya diatur tersendiri;

DISARANKAN (REKOMMENDED)

Page 47: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

PERSYARATAN BANGUNAN

GEDUNG HIJAU

Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016

Bangunan gedung dengan kompleksitas

sederhana;

H2M dengan kompleksitas sederhana

diatur tersendiri sesuai dengan RKH2M;

dan/atau

Bangunan gedung yang ditetapkan oleh

Bupati/ Walikota atau Gubernur DKI

Jakarta berdasarkan urgensi dan kondisi

serta penerapan kebijakan penghematan

energi, air, dan sumber daya lainnya di

daerah.

SUKARELA (VOLUNTARY)

Page 48: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Page 49: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

berdasarkan TINGKAT KOMPLEKSITAS

Klasifikasi

Sederhana: BGN

dengan teknologi-spesifikasi sederhana

Tidak Sederhana: BGN dengan teknologi-spesifikasi tidak sederhana

Khusus: BGN dengan

fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus

KLASIFIKASI BGN

Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan

gedung negara berpedoman kepada Peraturan

Menteri PUPR No. 22/PRT/M/2018.

Page 50: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi teknis BGN sederhana sesuai

Tabel spesifikasi bangunan sederhana

bertingkat/tidak bertingkat dan/atau RN

tipe C/D/E luas 70/50/36 m2

HSBGN/m2 klasifikasi sederhana atau RN

tipe C/D/E luas 70/50/36 m2

50

BGN Sederhana:

teknologi-spesifikasi sederhana

Nilai biaya non standar maksimal 150%

dari total biaya standar BGN

Menggunakan penyedia jasa pengawas

Waktu pelaksanaan satu tahun anggaran

Prosentase komponen biaya pemb. BGN klasifikasi sederhana Tabel Daftar Biaya Komponen Kegiatan Pembangunan BGN Klasifikasi Sederhana

BGN dengan jumlah

lantai sd 2 lantai

BGN dengan luas lantai

sd 500M2

RN tipe C, D, E

Page 51: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

BGN dengan jumlah lantai

> 2 lantai

BGN dengan luas lantai

> 500M2

RN tipe A dan B

Spesifikasi teknis BGN tdk sederhana

sesuai Tabel spesifikasi BGN tidak

sederhana bertingkat/tdk bertingkat dan/

atau RN tipe A/B luas 250/120 m2

HSBGN/m2 klasifikasi BGN tdk sederhana,

atau RN tipe A/B luas 250/120 m2

51

BGN Tidak Sederhana:

teknologi-spesifikasi tidak sederhana

Nilai biaya non standar maksimal 150%

dari total biaya standar BGN

Menggunakan penyedia jasa MK

Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran

Prosentase komponen biaya pemb. BGN klasifikasi tidak sederhana Tabel Daftar Biaya Komponen Kegiatan Pembangunan BGN Klasifikasi Tidak Sederhana

Page 52: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi teknis BGN khusus sesuai hasil

perencanaan

Biaya pembangunan BGN klasifikasi

khusus dihitung berdasarkan rincian

volume kebutuhan nyata dan harga

pasar yang wajar

52

Menggunakan penyedia jasa MK

Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran

HSBGN/m2 ditetapkan maksimal dua kali dari HSBGN/m2 untuk BGN dan RN klasifikasi tidak sederhana

BGN persyaratan khusus

BGN kerahasiaan tinggi

BGN membahayakan

BGN tingkat bahaya tinggi

BGN Khusus:

fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus

Istana negara

Rumah jabatan mantan

presiden/wakil presiden

Rumah jabatan menteri

Wisma negara

Gedung perwakilan negara

Gedung instalasi nuklir

Gedung instalasi pertahanan

Gedung terminal

Stadion olah raga

Rumah tahanan

Gudang benda berbahaya, dll

Page 53: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

53

TIPE UNTUK KEPERLUAN PEJABAT / GOLONGAN

KHUSUS 1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN, KEPALA

LEMBAGA TINGGI/ TERTTINGGI NEGARA

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

A 1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

B 1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe

C 1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IVc

D 1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d

E 1) KEPALA SUB SEKSI

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH

Untuk Jabatan tertentu, program dan luas ruang RN-nya dapat disesuaikan

mengacu pada tuntutan operasional jabatan

TIPE RUMAH NEGARA

Page 54: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Page 55: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

BG Pendidikan

BG Diklat

BG Pelayanan Kesehatan

BG Parkir

Pasar

STANDAR LUAS BGN

Rincian standar luas ruang

gedung kantor sesuai Lampiran I

Peraturan Presiden RI Nomor 73

Tahun 2011 tentang

Pembangunan BGN

Standar luas BGN lainnya,

dikeluarkan oleh instansi yang

bersangkutan setelah konsultasi

dengan Menteri Pekerjaan

Umum

Rincian standar luas ruang RN

sesuai Lampiran I Peraturan

Presiden RI Nomor 73 Tahun

2011 tentang Pembangunan

BGN/Permen PUPR 22/2018

Standar Luas

BGN

Gedung Kantor 10M2/pesonil

Ruang layanan dihitung berdasarkan analisis

Rumah Negara

Tipe RN berdasarkan

jabatan/golongan

BGN lainnya

Ketentuan menteri yang

bersangkutan

Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan di luar ruang penunjang, fungsi

dan luasnya dihitung tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan ruang pelayanan tersebut.

Page 56: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

56

Tabel Standar Luas Ruang Kantor

KETERANGAN:

UNTUK RUANG KANTOR GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR MENTERI

UNTUK RUANG KANTOR BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN KANTOR ESELON IA

UNTUK RUANG KANTOR ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR ESELON IIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 73 TAHUN 2011

TANGGAL : 11 OKTOBER 211

STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR A. RUANG KANTOR

Page 57: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

57

Tabel Standar Luas Ruang Penunjang

KETERANGAN:

UNTUK RUANG PENUNJANG GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG MENTERI

UNTUK RUANG PENUNJANG BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IA

UNTUK RUANG PENUNJANG ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 73 TAHUN 2011

TANGGAL : 11 OKTOBER 211

STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR B. RUANG PENUNJANG

C. SIRKULASI = 25% X ( A + B )

KETERANGAN:

STANDAR LUAS RUANG TERSSEBUT DIATAS MERUPAKAN ACUAN DASAR; DAPAT DISESUAIAKAN BERDASARKAN FUNGSI/SIFAT JABATAN

UNTUK RUANG KERJA SATUAN KERJA DAN PEJABAT FUNGSIONAL DIHITUNG TERSENDIRI BERDASAR KEBUTUHAN DILUAR LUAS TSB DIATAS

UNTUK GEDUNG KANTOR YANG YANG MEMERLUKAN RUANG KHUSUS RUANG PELAYANAN MASYARAKAT, DIHITUNG TERSENDIRI DILUAR

LUAS TSB DIATAS

Page 58: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

58

Tabel Standar Luas Rumah Negara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73 TAHUN 2011 TANGGAL : 11 OKTOBER 211

STANDAR LUAS RUMAH NEGARA

TIPE PENGGUNA LUAS (M2)

BANGUNAN TANAH

KHUSUS 1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN,

KEPALA LEMBAGA TINGGI/ TERTINGGI NEGARA

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 400 1.000

A 1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 250 600

B 1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe 120 350

C 1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IV/c 70 200

D 1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d 50 120

E 1) KEPALA SUB SEKSI

2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)

3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH 36 100

Page 59: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Tambahan Keterangan ttg Tabel Rumah Negara

1. Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota:

Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecuali luas tanah 2.000m2.

Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A, kecuali luas tanah 1.000m2.

dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran.

2. Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk:

DKI Jakarta : 20 %

Ibukota Provinsi : 30 %

Ibukota Kabupaten/Kota : 40 %

Pedesaan : 50 %

3. Untuk rumah negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basement dan/atau halaman.

59

Page 60: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

60

Standar Luas BGN lainnya

Standar luas BGN lainnya : sekolah/universitas, rumah sakit, dan lainnya mengikuti ketentuan luas ruang yang dikeluarkan oleh menteri/Instansi yang bersangkutan setelah konsultasi dengan Menteri Pekerjaan Umum.

Penyusunan program kebutuhan BGN yang diklasifikasikan khusus yang berdampak besar dan penting terhadap lingkungan harus menggunakan jasa konsultan, sebagai pekerjaan Non Standar.

Page 61: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Page 62: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Non Rusun

Maksimal 2 lantai

Rusun, sesuai

ketentuan Gedung

Kantor

Maksimal 8 lantai

Bangunan gedung

negara yang dibangun

> 8 lantai

persetujuan MenteriPU Standar Jumlah Lantai

Gedung Kantor

Rumah Negara

STANDAR JUMLAH LANTAI BGN

Besaran Koefisien Pengali untuk HSBGN bertingkat sd. 8 lantai mengikuti ketentuan Peraturan Menteri PU

Page 63: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

63

Koefisien Pengali Untuk HSBGN bertingkat sd. 8 lantai

63

JUMLAH LANTAI BGN KOEFISIEN PENGALI HSBGN/M2 TERTINGGI

2 lantai 1,090 HSBGN bangunan bertingkat

3 lantai 1,120 HSBGN bangunan bertingkat

4 lantai 1,135 HSBGN bangunan bertingkat

5 lantai 1,162 HSBGN bangunan bertingkat

6 lantai 1,197 HSBGN bangunan bertingkat

7 lantai 1,236 HSBGN bangunan bertingkat

8 lantai 1,265 HSBGN bangunan bertingkat

Untuk bangunan > 8 lantai koefisien pengalinya dikonsultasikan kpd Instansi Teknis

Page 64: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Page 65: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

SPESIFIKASI TEKNIS BGN

Spesifikasi Teknis

BGN

Persyaratan Tata Bangunan & Lingkungan

Persyaratan Bahan Bangunan

Persyaratan Struktur Bangunan

Persyaratan Utilitas & Sarana Dalam Bgn

Persyaratan Sarana Penyelamatan

Page 66: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Persyaratan Tata Bangunan & Lingkungan

Persyaratan Struktur Bangunan

Persyaratan Bahan Bangunan

Spesifikasi Teknis

Pagar BGN

SPESIFIKASI TEKNIS BGN

Page 67: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

1. Jarak Antar Bangunan minimal 4 meter minimal 4 meter, untuk bangunan bertingkat

dihitung berdasarkan pertimbangan

keselamatan, kesehatan dan kenyamanan

Berdasarkan

pertimbangan

keselamatan,

kesehatan, dan

kenyamanan,

serta

ketentuan

dalam

Perauran

Daerah tentang

Bangunan

Gedung

setempat dan

RTRW

Kab/Kota atau

RTBL lokasi ybs.

2. Ketinggian Bangunan maksimal 2 lantai maksimum 8 lantai ( >8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri PU)

3. Ketinggian Langit-langit

minimal 2,60 meter minimal 2,80 meter Sesuai fungsi

4. KDB

sesuai peraturan daerah setempat

5. KLB

6. KDH

7. GSB

8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah arsitektur (bentuk, tekstur, warna, bahan,

teknologi, langgam/gaya, kearifan lokal)

Page 68: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

9. Pagar Halaman

Menggunakan bahan dinding batu bata/batako (1/2 batu) ,

baja/besi dilapis anti karat, kayu diawetkan, papan fiber semen

(Glassfibre Reinforced Cement/GRC), dan bahan lainnya yang

disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur bangunan.

Tinggi pagar 1,5

m untuk pagar

depan dan 2 m

untuk pagar

samping dan

pagar belakang

10. Kelengkapan Parasana dan Sarana Lingkungan Dihitung

berdasarkan

kebutuhan

sesuai fungsi

bangunan dan

SNI/ketentuan

yang berlaku

Parkir Kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 100 m2 luas bangunan gedung

atau sesuai dengan ketentuan peraturan daerah setempat

Aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar

Drainase tersedia drainase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

dan standar

Pembuangan Sampah tersedia tempat pembuangan sampah sementara

Pembuangan Limbah tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah

berbahaya

Penerangan Halaman tersedia penerangan halaman

Page 69: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

1. Bahan penutup lantai keramik,vinil,tegel

PC, homogeneous

tile (HT)

marmer lokal,

keramik, vinil, kayu,

homogeneous tile

marmer lokal,

keramik, vinil, kayu,

homogeneous tile

Diupayakan

menggunakan

bahan bangunan

setempat/ produksi

dalam negeri,

termasuk bahan

bangunan sebagai

bagian dari sistem

pabrikasi

komponen. Apabila

bahan tersebut

sukar diperoleh

atau harganya tidak

sesuai, dapat

diganti dengan

bahan lain yang

sederajat tanpa

mengurangi

persyaratan fungsi

dan mutu dengan

pengesahan

Instansi Teknis

Setempat.

2. Bahan dinding luar bata, batako

diplester dan dicat,

kaca

bata, batako

diplester dicat/

dilapis keramik,kaca,

panil beton ringan

bata, batako

diplester dicat/

dilapis keramik,kaca,

panil beton ringan,

beton bertulang

3. Bahan dinding dalam bata, batako

diplester dan dicat,

kaca, partisi kayu

lapis, papan gipsum,

papan GRC

bata, batako, bata

ringan diplester

dicat/ dilapis

keramik, kaca, papan

gipsum, papan GRC

bata, batako, bata

ringan diplester

dicat/dilapis

keramik, kaca,papan

gipsum, papan GRC

4. Bahan penutup plafond

kayu-lapis dicat,

gipsum

gipsum, kayu-lapis

dicat, papan GRC

gipsum, kayu-lapis

dicat, papan GRC

5. Bahan penutup atap genteng, seng, sirap,

metal, aluminium

genteng keramik,

genteng beton,

metal, aluminium,

bitumen

genteng keramik,

genteng beton,

metal, aluminium,

bitumen

Page 70: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

6. Bahan Kosen kayu/bambu

laminating dicat/

aluminium

kayu/bamboo

laminating dicat/

dipelitur/dimelamik,

aluminium

anodized/ coating,

beton

kayu/bamboo

laminating dicat/

dipelitur/dimelamik,

aluminium

anodized/ coating,

beton

7. Bahan Daun Pintu/ Jendela

Kaca, panel kayu,

kayu lapis, bambu

laminating, PVC

Kaca, panel kayu,

kayu lapis,

engineering wood,

bambu laminating,

aluminium, PVC

Kaca, panel kayu,

kayu lapis,

engineering wood,

bambu laminating,

aluminium, PVC

Page 71: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN

1. Struktur Pondasi batu belah, kayu,

beton-bertulang K-

200

batu belah, kayu,

beton-bertulang K-

250 atau lebih

batu belah, kayu,

beton-bertulang K-

300 atau lebih

Untuk daerah

gempa, harus

direncanakan

sebagai struktur

bangunan aman

gempa sesuai

dengan SNI

gempa

2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan bertingkat)

beton bertulang K-

200, baja anti karat,

kayu klas kuat/awet

II

beton bertulang K-

250 atau lebih, baja

anti karat, kayu

klas kuat/awet II

beton bertulang K-

300 atau lebih, baja

anti karat, kayu

klas kuat/awet II 3. Sruktur Kolom

4. Struktur Balok

5. Struktur Rangka Atap kayu klas kuat/awet

II, baja ringan, baja

anti karat

kayu klas kuat II,

baja dilapis anti

karat

kayu klas kuat II,

baja dilapis anti

karat

6. Kemiringan Atap genteng min. 30°, sirap min.22.5°, seng/aluminium/metal min 15°

Page 72: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN

1. Air Bersih PAM, sumur pantek

2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan

3. Pembuangan Air kotor bak penampung

4. Pembuangan Kotoran bak penampung

5. Septic Tank / Resapan septictank, biopro

dan sejenisnya

septictank, biopro,

atau jenis lain

berdasarkan

kebutuhan

septictank, biopro,

atau jenis lain

berdasarkan

kebutuhan

6. Sarana Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran *)

sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik

yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan

baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif

maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi

bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran

Sesuai ketentuan

peraturan

perundang-

undangan dan

standar tentang

sistem proteksi

kebakaran pada

bangunan

gedung dan

lingkungan

Page 73: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN

7. Sumber daya listrik *) PLN, Generator (Penggunaan daya listrik harus memperhatikan

prinsip hemat energi), serta mengikuti ketentuan dalam SNI PUIL.

8. Penerangan 100-400 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi

bangunan/fungsi ruang serta ketentuan peraturan perundang-

undangan dan standar

penerangan alam

dan buatan

9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) sesuai SNI

10. Sarana Transportasi Vertikal dan Horizontal*)

tangga untuk bangunan di atas 4 lantai dapat

menggunakan Lift, eskalator, travelator/

rollovator sesuai SNI

sesuai fungsi dan

kebutuhan

11. Aksesibilitas bagi disabilitas/ penyandang cacat*)

Ram di dalam bangunan gedung memiliki kemiringan paling besar 6°

(1:10) ram di luar bangunan gedung memiliki kemiringan paling besar

5° (1:12) Lebar efektif ram tidak boleh kurang dari 95 cm tanpa tepi

pengaman/kanstin (low curb) dan 120 cm dengan tepi pengaman/

kanstin (low curb).

Sesuai ketentuan

dalam Peraturan

Menteri PUPR

ttg Persyaratan

Kemudahan BG

12. Telepon *) sesuai kebutuhan

13. Penangkal petir proteksi petir sesuai dengan ketentuan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan standar tetang Sistem Proteksi Petir

Page 74: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis BGN

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN

1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan

bertingkat)

lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar. jarak antar

tangga

maksimum 30 m

(bila

menggunakan

sprinkler jarak

bisa 1,5 kali)

2. Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau

3. Pintu lebar minimal 0,90 m

4. Koridor/selasar lebar minimal 0,92 m (1 orang pengguna kursi roda) / lebar minimal

1,84 m (2 orang pengguna kursi roda)

*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per meter persegi,

dan dianggarkan tersendiri sebagai biaya non standar.

**) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per meter persegi

bangunan gedung negara, dan dianggarkan tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi

per meter bangunan pagar gedung negara.

Page 75: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis Rumah Negara

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E

PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 meter, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan

pertimbangan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan

Sesuai

ketentuan

dalam Peraturan

Daerah

setempat

tentang

Bangunan

Gedung atau

Rencana Tata

Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota

untuk lokasi

yang

bersangkutan.

2. Ketinggian Bangunan non-rusun maksimum 2 lantai, untuk rusun maksimal 8 lantai ( >8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri PU)

3. Ketinggian Langit2 minimal 2,80 meter minimal 2,80 meter minimal 2,80 meter

4. KDB

sesuai ketentuan peraturan daerah setempat

5. KLB

6. KDH

7. GSB

8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi rumah & kaidah arsitektur (bentuk, tekstur, warna,

bahan, teknologi, langgam/gaya, kearifan lokal)

9. Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu), besi, baja ,

kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud

arsitektur bangunan rumah negara.

Biayanya

mengikuti

standar harga

satuan/m' pagar

10. Tandon Air Bersih min. 1000 liter min. 750 liter min. 500 liter

Page 76: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis Rumah Negara

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E

PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

1. Bahan penutup lantai marmer lokal,

homogeneous tile,

keramik, vinil, kayu

homogeneous tile,

keramik, vinil, kayu

keramik, vinil, tegel

PC

Disarankan

menggunakan

bahan

bangunan

setempat atau

produksi dalam

negeri,

termasuk bahan

bangunan atau

komponen

pabrikasi

3. Bahan dinding bata, batako, bata ringan diplester dan dicat

tembok, kaca

bata, batako

diplester dan dicat

tembok, kaca

4. Bahan penutup plafond

gipsum, papan GRC/ kayu lapis dicat papan GRC/ kayu

lapis dicat

5. Bahan penutup atap genteng keramik

berglazuur, genteng

metal, seng, sirap,

bitumen

genteng tanah liat, genteng beton, genteng

metal, seng, sirap

6. Bahan Kosen kayu dipelitur/ dicat

anodized aluminium

kayu dicat anodized

aluminium

kayu dicat

7. Bahan Daun Pintu/Jendela

Kaca, panel kayu, kayu

lapis, engineering

wood ,

bambu laminating,

metal, aluminium, PVC

Kaca, panel kayu, kayu

lapis, engineering

wood ,

bambu laminating,

metal, aluminium,PVC

Kaca, panel kayu,

kayu lapis, bambu

laminating, metal,

aluminium, PVC

Page 77: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis Rumah Negara

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E

PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN

1. Struktur Pondasi rollag bata, batu belah, batu kali, kayu klas kuat/awet II, beton

bertulang K-200

Untuk daerah

gempa,

harus

direncanakan

sebagai struktur

bangunan aman

gempa

sesuai dengan

SNI gempa

2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan bertingkat)

beton bertulang K-200, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II,

keramik beton, beton ringan

3. Sruktur Kolom beton bertulang K-200, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II

4. Struktur Balok beton bertulang K-200, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II

5. Struktur Rangka Atap kayu klas kuat/awet II, baja anti karat, baja ringan

6. Kemiringan Atap genteng minimal 30°, sirap minimal 22.5°, seng/aluminium/metal

minimal 15°

Page 78: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis Rumah Negara

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E

PERSYARATAN UTILITAS

1. Air Bersih PAM, sumur pantek Untuk Rumah

Negara

yangdibangun

dalam 1

kompleks

menggunakan

septiktank

Komunal

2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan

3. Pembuangan Air kotor bak penampung

4. Pembuangan Kotoran bak penampung

5. Septic Tank / Resapan Kap. 6m3 Kap. 5m3 Kap.2-4m3

6. Sarana Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran *)

Mengkuti ketentuan ketentuan peraturan perundang-undanganan

dan standar tentang sistem proteksi kebakaran

7. Sumber daya listrik *) PLN, 2200-4400 VA PLN, 1300-2200 VA PLN, 900-1300 VA

8. Penerangan 100-200 lux/m2 penerangan alam

dan buatan

9. Tata Udara 6-10% bukaan atau

dengan tata udara

buatan (AC*)

6-10% bukaan sesuai SNI

Page 79: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Spesifikasi Teknis Rumah Negara

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK SEDERHANA

KHUSUS

PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN

10. Telepon *) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan

tidak disyaratkan

11. Penangkal petir penangkal petir lokal tidak disyaratkan

PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN

1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan bertingkat)

lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar.

2. Tanda Penunjuk Arah (khusus untuk bangunan bertingkat)

tidak disyaratkan

3. Pintu lebar min.= 0,90 m

4. Koridor/selasar lebar min.= 1,80 m

URAIAN

KLASIFIKASI

KETERANGAN SEDERHANA

TIDAK

SEDERHANA KHUSUS

Page 80: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

terima kasih

Page 81: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Bangunan Gedung yang Mempunyai IMB,

Masih banyak yang belum memenuhi

persyaratan teknis

Page 82: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Perencanaan Bangunan Gedung tidak

memperhitungkan daya dukung lingkungan (kemacetan, kumuh, banjir, kriminalitas, dsb)

Page 83: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Didirikan pada tanah yang ilegal;

Pada tanah yg legal Belum semua BG

mempunyai IMB

Bangunan Gedung yang

Mempunyai IMB, Masih banyak

yang belum memenuhi

persyaratan teknis Perencanaan Bangunan Gedung tidak

memperhitungkan daya dukung lingkungan

(kemacetan, kumuh, kriminalitas, dsb)

TIDAK MEMENUHI KELAIKAN FUNGSI BG

Page 84: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Building mistakes

without storm-water

management

SALAH KELOLA BG

Page 85: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Rendahnya mutu bahan dalam pelaksanaan di

lapangan

Page 86: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

x

Page 87: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Penyebab potensial:

- Kualitas udara yang buruk

- Ventilasi dan pencahayaan yang tidak memadai

- Bahan kimia dalam

gedung

- Tata letak peralatan elektronik dan penghasil radiasi elektromagnetik

Bangunan yang tidak terawat dan terpelihara dengan baik dapat mengakibatkan Sick Building Syndrome yaitu

penyakit sakit kepala, sulit berkonsentrasi, mudah lelah dan batuk saat bekerja di dalam ruangan.

Kondisi semakin

memburuk bila gedung menggunakan

AC yang tidak terawat

Page 88: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

DIT

. P

BL

Sudut

membahayakan bagi Tuna

Daksa/ kursi

roda

Tidak ada

“warning & guiding

block”

bagi Tuna

Netra

Lubang!

Membahayakan

penca

Tidak aksesibel

bagi penca