PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang...
Transcript of PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA · DIT. PBL 1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang...
DIT
. P
BL
• BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
• KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Surabaya, 28 Oktober 2019
Ir. Antonius Budiono, MCM
Widyaiswara Ahli Utama
PERSYARATAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
DIT
. P
BL
Pelatihan :
Surabaya, 12-17 Oktober 2019
DIT
. P
BL
Mata Pelatihan:
PELATIHAN
TEKNIK AUDIT BANGUNAN GEDUNG NEGARA Surabaya, 13-14 Nopember 2019
ANTONIUS BUDIONO, IR, MCM
Sarjana Teknik Arsitektur, ITS
Master of Construction Management, Washington University
Widyaiswara Ahli Utama (purna)
Pembina Utama / IVe
Tim PE-PSN Kem. PUPR, Tim Satgas Perencanaan IKN Kem. PUPR
2005-2014 Direktur PBL, Sesditjen Cipta Karya, Direktur Bina Program DJCK
2001-2005 Pejabat Fungsional Ahli Madya Teknik TBP
2014-2019 Widyaiswara Ahli Utama Kementerian PUPR
DIT
. P
BL
Nama : Antonius Budiono, Ir., MCM.
Pangkat/Gol. : Pembina Utama Madya/IVd
NIP : 195408041981121001
Jabatan : Widyaiswara Utama, BPSDM Kementerian PUPR
Pendidikan : S-1, Teknik Arsitektur, ITS - 1980
S-2, Construction Management, WashU, USA - 1991
Pengalaman Kerja : 2014 – skrng WI Ahli Utama, BPSDM Kem PUPR
2010 – 2015 Direktur Bina Program, DJCK – Kem PU
2008 – 2010 Sesditjen CK, Kem PU
2005 – 2008 Direktur PBL, DJCK – Kem PU
2001 – 2005 Pejabat Fungsional Ahli Madya Teknik
TBP
2000 – 2001 Asisten Deputi Tata Bangunan dan
Lingkungan, Kem. Negara PU
Hasil karya terkait : UU 28/2002; PP 36/2005; PedTek Pemb BGN;
PermenPU sbg tindak lanjut UUBG.
DIT
. P
BL
Mata Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta
tentang persyaratan bangunan gedung negara yang meliputi persyaratan
administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung negara, melalui ceramah
interaktif, diskusi, dan latihan
DESKRIPSI SINGKAT
DIT
. P
BL
Setelah selesai mengikuti
pembelajaran mata diklat ini, peserta
diharapkan mampu memahami
persyaratan Bangunan Gedung Negara
TUJUAN PEMBELAJARAN
DIT
. P
BL
Pada akhir sesi ini, peserta mampu menjelaskan dan menerapkan:
1. Dasar hukum dan pengertian persyaratan BGN
2. Persyaratan administratif BGN
3. Persyaratan teknis BGN
4. Klasifikasi BGN
5. Standar Luas BGN
6. Standar Jumlah Lantai BGN; dan
7. Spesifikasi Teknis BGN
pada setiap pembangunan BGN
TUJUAN PEMBELAJARAN
DIT
. P
BL
1. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN
2. PERSYARATAN ADMINISTRASI
3. PERSYARATAN TEKNIS
Klasifikasi BGN
Standar Luas BGN
Standar Jumlah Lantai BGN
Spesifikasi Teknis BGN
OUTLINE PEMBELAJARAN
DIT
. P
BL
DIT
. P
BL
ROA-ROA HOTEL
DIT
. P
BL
DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN
DIT
. P
BL
Penataan Ruang UU No. 26/2007
Su
mb
er
Da
ya
Air
UU
No
. 7
/20
04
Jala
n &
Je
mb
ata
n
UU
No
. 3
8/2
00
4
Pe
rum
& K
aw
Pe
rkim
& R
usu
n
UU
No
.1/2
01
1
UU
No
.20
/20
11
Ba
ng
un
an
Ge
du
ng
UU
No
. 2
8/2
00
2
Ru
ma
h N
eg
eri
No
. 72
/19
57
Jasa Konstruksi UU No. 18/1999
Pe
ng
elo
laa
n S
am
pa
h
No
.18
/20
08
Pe
na
ng
gu
lan
ga
n B
en
can
a
No
.24
/20
08
7
Pe
rlin
du
ng
an
&P
en
ge
lola
an
LH
No
.32
/20
09
Ke
seh
ata
n
No
.32
/20
09
Be
nd
a C
ag
ar
Bu
da
ya
N
o.3
2/2
00
9
UU
La
inn
ya
Dasar Hukum
Bangunan
Gedung Negara
DIT
. P
BL
1. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
2. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002.
3. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
DASAR HUKUM
DIT
. P
BL
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Cagar Budaya
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 06/PRT/M/2017 tentang Izin Mendirikan Bangunan
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan
Gedung
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2019 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
DASAR HUKUM
DIT
. P
BL
Bangunan Gedung Negara adalah
bangunan gedung untuk keperluan dinas
yang menjadi barang milik negara atau
daerah dan diadakan dengan sumber
pembiayaan yang berasal dari dana
APBN, APBD, dan/atau perolehan
lainnya yang sah
PENGERTIAN
DIT
. P
BL
adalah persyaratan administrasi dan
teknis bangunan gedung negara yang
harus dipenuhi oleh kementerian/
lembaga/OPD dalam melaksanakan
pembangunan bangunan gedung
PENGERTIAN
DIT
. P
BL
adalah kegiatan mendirikan Bangunan Gedung
Negara yang diselenggarakan melalui tahap
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi,
dan pengawasannya, baik merupakan
pembangunan baru, perawatan bangunan
gedung, maupun perluasan bangunan gedung
yang sudah ada, dan/atau lanjutan
pembangunan bangunan gedung.
PENGERTIAN
DIT
. P
BL
Persyaratan BG UUBG
administratif teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan
Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen,
darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan
oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.
Persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, juga harus
memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang.
Keandalan BG
Status Kepemilikan BG
Perizinan (IMB)
Peruntukan dan
Intensitas BG
Arsitektur BG
Pengendalian Dampak
Lingkungan
Keselamatan
Kesehatan
Kenyamanan
Kemudahan
Pembangunan BG di atas Tanah Milik
Orang/Pihak Lain dengan Perjanjian Tertulis
DIT
. P
BL
FUNGSI - PERSYARATAN BG
FUNGSI
HUNIAN
USAHA
SOSIAL&BUDAYA
KEAGAMAAN
KHUSUS
PERSYARATAN
ASMINISTRASI
TEKNIS
DIT
. P
BL
FUNGSI-KLASIFIKASI BG
FUNGSI
HUNIAN
USAHA
SOSIAL&BUDAYA
KEAGAMAAN
KHUSUS
KLASIFIKASI
KOMPLEKSITAS
PERMANENSI
RISIKO KEBAKARAN
ZONASI GEMPA
LOKASI
KETINGGIAN
KEPEMILIKAN
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan
KETENTUAN : KLASIFIKASI,
STANDAR LUAS,
STANDAR JUMLAH LANTAI,
SPESIFIKASI TEKNIS
DOKUMEN: PENDANAAN,
PERENCANAAN,
PEMBANGUNAN,
PENDAFTARANAN
Keandalan BG
Status Kepemilikan BG
Perizinan (IMB)
Peruntukan dan
Intensitas BG
Arsitektur BG
Pengendalian Dampak
Lingkungan
Keselamatan
Kesehatan
Kemudahan
Kenyamanan
DIT
. P
BL
23
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi
Status Hak atas Tanah • Setiap BGN harus
memiliki kejelasan
tentang status hak
atas tanah
• Dalam hal tanah yang status haknya
berupa hak guna usaha dan/atau
kepemilikannya dikuasai sementara
oleh pihak lain,
harus disertai
perjanjian tertulis
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi
Status Kepemilikan BG
• Status kepemilikan BGN merupakan surat bukti kepemilikan bangunan gedung (SKBG) sesuai per-UU-an.
• Dalam hal terdapat pengalihan
kepemilikan/ pemanfaatan BGN,
pemilik/pemanfaat yang baru wajib memenuhi ketentuan per-UU-an.
atau surat penetapan izin
pemanfaatan dari
pemegang hak/pengelola
barang negara atas
bangunan gedung.
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi
Perizinan (IMB)
• Setiap BGN harus
dilengkapi dengan
dokumen perizinan yang
berupa: IMB, termasuk
SLF
• Dalam hal kegiatan pada BGN dan/atau
lingkungan yang mengganggu dan
menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan,
harus dilengkapi
dengan AMDAL sesuai
ketentuan yang berlaku
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PENDANAAN
Untuk komponen biaya:
perencanaan teknis;
pelaksanaan konstruksi fisik;
manajemen konstruksi/ pengawasan konstruksi; dan
pengelolaan kegiatan.
pendanaan BGN
berupa Daftar Isian
Pelaksanaan
Anggaran
(DIPA/DPA).
rencana kebutuhan, rencana
pendanaaan, dan rencana
penyediaan dana
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PERENCANAAN
TEKNIS
Gambar;
Spesifikasi teknis;
Perhitungan konstruksi;
Perhitungan biaya (Engineering
Estimate); dan
dokumen terkait
Setiap BGN harus memiliki dok. perencanaan
teknis oleh Penyedia Jasa Perencana
Konstruksi/Tim Swakelola Perencanaan, atau
yang berupa Disain Prototipe, yang terdiri atas:
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PEMBANGUNAN Dokumen Perencanaan,
Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
Dokumen Pelelangan,
Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi,
As Built Drawings,
hasil uji coba/test run operational,
Berita Acara Serah Terima I dan II
Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan (dari penyedia jasa konstruksi), dan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Sertifikat Bangunan Gedung Hijau
Setiap BGN harus dilengkapi dengan dokumen
pembangunan yang terdiri atas:
DIT
. P
BL
Persyaratan BGN
administrasi
DOKUMEN
PENDAFTARAN Dokumen Pembiayaan/DIPA
Sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas tanah;
Status kepemilikan bangunan gedung;
Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;
Berita Acara Serah Terima I dan II;
As built drawings disertai arsip gambar/legger;
IMB dan SLF, SBGH, dan
Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan.
Setiap BGN harus memiliki dok. pendaftaran
untuk pencatatan dan penetapan Huruf Daftar
Nomor ( HDNo ) meliputi Fotokopi:
DIT
. P
BL
31
DIT
. P
BL
Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
PERUNTUKAN LOKASI BG
INTENSITAS BG
TATA RUANG DALAM
PENAMPILAN BG
KESEIMBANGAN, KESERASIAN, KESELARASAN
DAMPAK PENTING
UKL DAN UPL
PENGENDALIAN
DAMPAK
LINGKUNGAN
PERUNTUKAN &
INTENSITAS BG
ARSITEKTUR BG
DIT
. P
BL
MUATAN MATERI RTBL
BG DI BWH TANAH MELINTASI P/S
TINDAK LANJUT RTRW & RDTRKP
PENYUSUNAN RTBL
Pembangunan di atas/bawah Tanah/Air/
Prasarana/sarana Umum
RTBL
BG DI ATAS P/S
BG DI BAWAH/ATAS AIR
DI BAWAH SUTET/ MENARA TELKOM/MENARA AIR
Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT
. P
BL
INSTALASI GAS PEMBAKARAN
SISTEM KELISTRIKAN
PROTEKSI KEBAKARAN (PASIF, AKTIF, &
MPK)
STRUKTUR dan BAHAN
SISTEM KEAMANAN THD BAHAN LEDAK
SISTEM PROTEKSI PETIR
KOMUNIKASI DARURAT DALAM BG
KESELAMATAN BG
PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA ARAH,
SISTEM PERINGATAN BAHAYA
Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT
. P
BL
PENCAHAYAAN
VENTILASI KESEHATAN BG
SANITASI
INSTALASI GAS MEDIK
PENYALURAN AIR HUJAN
SAMPAH
BAHAN BANGUNAN
Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT
. P
BL
1 36
KONDISI UDARA
KENYAMANAN GETARAN
KENYAMANAN PANDANGAN
KENYAMANAN RUANG GERAK
KENYAMANAN & KEBISINGAN
KENYAMANAN BG
Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT
. P
BL
1 37
HUBUNGAN VERTIKAL
HUBUNGAN HORIZONTAL
SARANA EVAKUASI
AKSESIBILITAS
PRASARANA/SARANA DLM BG
KEMUDAHAN BG
Persyaratan Keandalan BG sesuai Permen PU No. 29/PRT/M/2006
DIT
. P
BL Persyaratan Teknis Tata Bangunan & Lingkungan
sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018
PERUNTUKAN LOKASI BG
KOEFISIAN DASAR BG (KDB)
KETINGGIAN BG
KOEFISIEN LANTAI BG (KLB)
KETINGGIAN LANGIT-LANGIT
JARAK ANTAR BLOK/MASSA BG
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)
PERSYARATAN TATA
BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
GARIS SEMPADAN BG (GSB)
WUJUD ARSITEKTUR BG
KELENGKAPAN SAR & PRAS BG
KESELMTN & KESSHTN KERJA (K3)
DIT
. P
BL
BAHAN PENUTUP LANTAI
BAHAN DINDING
BAHAN PENUTUP ATAP
BAHAN LANGIT-LANGIT
BAHAN KOSEN PINTU & JENDELA
BAHAN STRUKTUR
PERSYARATAN BAHAN
BANGUNAN
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018
DIT
. P
BL
STRUKTUR PONDASI
STRUKTUR LANTAI
STRUKTUR BETON PRACETAK
STRUKTUR KOLOM
BASEMEN
PERSYARATAN STRUKTUR
BANGUNAN
STRUKTUR ATAP
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018
DIT
. P
BL
PENYEDIAAN AIR MINUM
PEMBUANGAN AIR KOTOR
SARANA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA
KEBAKARAN
PEMBUANGAN LIMBAH
INSTALASI LISTRIK
PERSYARATAN UTILITAS
BANGUNAN
PEMBUANGAN SAMPAH
PENERANGAN & PENCAHAYAAN
PENGHAWAAN & PENGKONDISIAN
SARANA TRANSPORTASI DLM BG
SARANA KOMUNIKASI
SISTEM PENANGKAL PETIR
INSTALASI GAS
KEBISINGAN DAN GETARAN
AKSESIBILITAS & FASILITAS BAGI
DEFABEL/KHUSUS
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018
DIT
. P
BL
TANGGA DARURAT
PINTU DARURAT
KORIDOR / SELASAR
PENCAHAYAAN DARURAT DAN
TANDA PENUNJUK ARAH EXIT
SISTEM PERINGATAN BAHAYA
PERSYARATAN SARANA
PENYELAMATAN
FASILITAS PENYELAMATAN
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018
DIT
. P
BL
MANDATORY
REKOMMENDEN
VOLUNTARY
PERSYARATAN BANGUNAN
GEDUNG HIJAU
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016
Bangunan gedung dengan kompleksitas
tidak sederhana atau khusus dan memiliki
ketinggian bangunan gedung tinggi atau
sedang;
Bangunan gedung dengan ketinggian
bangunan gedung sampai dengan 2 lantai
dan luas total lantai lebih dari 5.000 m²;
Bangunan gedung yang mengonsumsi
energi, air dan sumber daya lainnya dengan
jumlah yang sangat besar dan memiliki
potensi penghematan cukup signifikan;
dan/atau
Bangunan gedung yang ditetapkan
pemerintah Kabupaten/Kota atau
pemerintah Provinsi untuk DKI Jakarta
berdasarkan urgensi dan kondisi serta
penerapan kebijakan penghematan energi,
air, dan sumber daya lainnya di daerah.
DIT
. P
BL
WAJIB (MANDATORY)
DISARANKAN (REKOMMENDED)
SUKARELA (VOLUNTARY)
PERSYARATAN BANGUNAN
GEDUNG HIJAU
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016
bangunan gedung baru
dan
bangunan gedung yang
telah dimanfaatkan (retrofitting)
Untuk BGN, disediakan sebagai biaya non-standar sebesar 9.5% dr biaya standar
DIT
. P
BL
WAJIB (MANDATORY) PERSYARATAN BANGUNAN
GEDUNG HIJAU
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016
BG dengan kompleksitas tidak sederhana
atau khusus dan memiliki ketinggian
bangunan gedung tinggi atau sedang;
BG dengan ketinggian bangunan gedung
sampai dengan 2 lantai dan luas total
lantai lebih dari 5.000 m²;
BG yang mengonsumsi energi, air dan
sumber daya lainnya dengan jumlah yang
sangat besar dan memiliki potensi
penghematan cukup signifikan; dan/atau
BG yang ditetapkan pemKab/Kota atau
pemProv untuk DKI Jakarta berdasarkan
urgensi dan kondisi serta penerapan
kebijakan penghematan energi, air, dan
sumber daya lainnya di daerah.
DIT
. P
BL
PERSYARATAN BANGUNAN
GEDUNG HIJAU
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016
BG hunian dengan kompleksitas tidak
sederhana dan ketinggian bangunan
gedung hunian tinggi atau sedang,
termasuk bangunan gedung hunian yang
memiliki besmen;
BG dengan kompleksitas sederhana dan
dengan ketinggian sampai dengan 2 lantai
tetapi memiliki luas total lantai 500 m²
sampai 5.000 m²;
BG hijau untuk hunian dengan
kompleksitas tidak sederhana yang
persyaratan teknisnya diatur tersendiri;
DISARANKAN (REKOMMENDED)
DIT
. P
BL
PERSYARATAN BANGUNAN
GEDUNG HIJAU
Persyaratan Teknis Keandalan BGN sesuai Permen PUPR No. 2/PRT/M/2015 & SE DJCK 86/2016
Bangunan gedung dengan kompleksitas
sederhana;
H2M dengan kompleksitas sederhana
diatur tersendiri sesuai dengan RKH2M;
dan/atau
Bangunan gedung yang ditetapkan oleh
Bupati/ Walikota atau Gubernur DKI
Jakarta berdasarkan urgensi dan kondisi
serta penerapan kebijakan penghematan
energi, air, dan sumber daya lainnya di
daerah.
SUKARELA (VOLUNTARY)
DIT
. P
BL
DIT
. P
BL
berdasarkan TINGKAT KOMPLEKSITAS
Klasifikasi
Sederhana: BGN
dengan teknologi-spesifikasi sederhana
Tidak Sederhana: BGN dengan teknologi-spesifikasi tidak sederhana
Khusus: BGN dengan
fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus
KLASIFIKASI BGN
Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan
gedung negara berpedoman kepada Peraturan
Menteri PUPR No. 22/PRT/M/2018.
DIT
. P
BL
Spesifikasi teknis BGN sederhana sesuai
Tabel spesifikasi bangunan sederhana
bertingkat/tidak bertingkat dan/atau RN
tipe C/D/E luas 70/50/36 m2
HSBGN/m2 klasifikasi sederhana atau RN
tipe C/D/E luas 70/50/36 m2
50
BGN Sederhana:
teknologi-spesifikasi sederhana
Nilai biaya non standar maksimal 150%
dari total biaya standar BGN
Menggunakan penyedia jasa pengawas
Waktu pelaksanaan satu tahun anggaran
Prosentase komponen biaya pemb. BGN klasifikasi sederhana Tabel Daftar Biaya Komponen Kegiatan Pembangunan BGN Klasifikasi Sederhana
BGN dengan jumlah
lantai sd 2 lantai
BGN dengan luas lantai
sd 500M2
RN tipe C, D, E
DIT
. P
BL
BGN dengan jumlah lantai
> 2 lantai
BGN dengan luas lantai
> 500M2
RN tipe A dan B
Spesifikasi teknis BGN tdk sederhana
sesuai Tabel spesifikasi BGN tidak
sederhana bertingkat/tdk bertingkat dan/
atau RN tipe A/B luas 250/120 m2
HSBGN/m2 klasifikasi BGN tdk sederhana,
atau RN tipe A/B luas 250/120 m2
51
BGN Tidak Sederhana:
teknologi-spesifikasi tidak sederhana
Nilai biaya non standar maksimal 150%
dari total biaya standar BGN
Menggunakan penyedia jasa MK
Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran
Prosentase komponen biaya pemb. BGN klasifikasi tidak sederhana Tabel Daftar Biaya Komponen Kegiatan Pembangunan BGN Klasifikasi Tidak Sederhana
DIT
. P
BL
Spesifikasi teknis BGN khusus sesuai hasil
perencanaan
Biaya pembangunan BGN klasifikasi
khusus dihitung berdasarkan rincian
volume kebutuhan nyata dan harga
pasar yang wajar
52
Menggunakan penyedia jasa MK
Waktu pelaksanaan dapat > 1th anggaran
HSBGN/m2 ditetapkan maksimal dua kali dari HSBGN/m2 untuk BGN dan RN klasifikasi tidak sederhana
BGN persyaratan khusus
BGN kerahasiaan tinggi
BGN membahayakan
BGN tingkat bahaya tinggi
BGN Khusus:
fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus
Istana negara
Rumah jabatan mantan
presiden/wakil presiden
Rumah jabatan menteri
Wisma negara
Gedung perwakilan negara
Gedung instalasi nuklir
Gedung instalasi pertahanan
Gedung terminal
Stadion olah raga
Rumah tahanan
Gudang benda berbahaya, dll
DIT
. P
BL
53
TIPE UNTUK KEPERLUAN PEJABAT / GOLONGAN
KHUSUS 1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN, KEPALA
LEMBAGA TINGGI/ TERTTINGGI NEGARA
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
A 1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
B 1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe
C 1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IVc
D 1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d
E 1) KEPALA SUB SEKSI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH
Untuk Jabatan tertentu, program dan luas ruang RN-nya dapat disesuaikan
mengacu pada tuntutan operasional jabatan
TIPE RUMAH NEGARA
DIT
. P
BL
DIT
. P
BL
BG Pendidikan
BG Diklat
BG Pelayanan Kesehatan
BG Parkir
Pasar
STANDAR LUAS BGN
Rincian standar luas ruang
gedung kantor sesuai Lampiran I
Peraturan Presiden RI Nomor 73
Tahun 2011 tentang
Pembangunan BGN
Standar luas BGN lainnya,
dikeluarkan oleh instansi yang
bersangkutan setelah konsultasi
dengan Menteri Pekerjaan
Umum
Rincian standar luas ruang RN
sesuai Lampiran I Peraturan
Presiden RI Nomor 73 Tahun
2011 tentang Pembangunan
BGN/Permen PUPR 22/2018
Standar Luas
BGN
Gedung Kantor 10M2/pesonil
Ruang layanan dihitung berdasarkan analisis
Rumah Negara
Tipe RN berdasarkan
jabatan/golongan
BGN lainnya
Ketentuan menteri yang
bersangkutan
Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan di luar ruang penunjang, fungsi
dan luasnya dihitung tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan ruang pelayanan tersebut.
DIT
. P
BL
56
Tabel Standar Luas Ruang Kantor
KETERANGAN:
UNTUK RUANG KANTOR GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR MENTERI
UNTUK RUANG KANTOR BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN KANTOR ESELON IA
UNTUK RUANG KANTOR ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG KANTOR ESELON IIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 73 TAHUN 2011
TANGGAL : 11 OKTOBER 211
STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR A. RUANG KANTOR
DIT
. P
BL
57
Tabel Standar Luas Ruang Penunjang
KETERANGAN:
UNTUK RUANG PENUNJANG GUBERNUR DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG MENTERI
UNTUK RUANG PENUNJANG BUPATI/WALIKOTA DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IA
UNTUK RUANG PENUNJANG ANGGOTA DPRD DISETARAKAN DENGAN RUANG PENUNJANG ESELON IIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 73 TAHUN 2011
TANGGAL : 11 OKTOBER 211
STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR B. RUANG PENUNJANG
C. SIRKULASI = 25% X ( A + B )
KETERANGAN:
STANDAR LUAS RUANG TERSSEBUT DIATAS MERUPAKAN ACUAN DASAR; DAPAT DISESUAIAKAN BERDASARKAN FUNGSI/SIFAT JABATAN
UNTUK RUANG KERJA SATUAN KERJA DAN PEJABAT FUNGSIONAL DIHITUNG TERSENDIRI BERDASAR KEBUTUHAN DILUAR LUAS TSB DIATAS
UNTUK GEDUNG KANTOR YANG YANG MEMERLUKAN RUANG KHUSUS RUANG PELAYANAN MASYARAKAT, DIHITUNG TERSENDIRI DILUAR
LUAS TSB DIATAS
DIT
. P
BL
58
Tabel Standar Luas Rumah Negara
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73 TAHUN 2011 TANGGAL : 11 OKTOBER 211
STANDAR LUAS RUMAH NEGARA
TIPE PENGGUNA LUAS (M2)
BANGUNAN TANAH
KHUSUS 1) MENTERI / KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN,
KEPALA LEMBAGA TINGGI/ TERTINGGI NEGARA
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 400 1.000
A 1) SEKJEN, IRJEN, DIRJEN, KEPALA BADAN, DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1) 250 600
B 1) DIREKTUR, KEPALA BIRO, INSPEKTUR, KAKANWIL, ASISTEN DEPUTI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/d DAN IVe 120 350
C 1) KEPALA SUB DIREKTORAT, KEPALA BAGIAN, KEPALA BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN IV/a SD IV/c 70 200
D 1) KEPALA SEKSI, KEPALA SUB BAGIAN, KEPALA SUB BIDANG
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN III/a SD III/d 50 120
E 1) KEPALA SUB SEKSI
2) PEJABAT YANG JABATANNYA SETINGKAT DENGAN 1)
3) PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN GOLONGAN II/d KEBAWAH 36 100
DIT
. P
BL
Tambahan Keterangan ttg Tabel Rumah Negara
1. Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota:
Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecuali luas tanah 2.000m2.
Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A, kecuali luas tanah 1.000m2.
dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran.
2. Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam RTRW, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk:
DKI Jakarta : 20 %
Ibukota Provinsi : 30 %
Ibukota Kabupaten/Kota : 40 %
Pedesaan : 50 %
3. Untuk rumah negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basement dan/atau halaman.
59
DIT
. P
BL
60
Standar Luas BGN lainnya
Standar luas BGN lainnya : sekolah/universitas, rumah sakit, dan lainnya mengikuti ketentuan luas ruang yang dikeluarkan oleh menteri/Instansi yang bersangkutan setelah konsultasi dengan Menteri Pekerjaan Umum.
Penyusunan program kebutuhan BGN yang diklasifikasikan khusus yang berdampak besar dan penting terhadap lingkungan harus menggunakan jasa konsultan, sebagai pekerjaan Non Standar.
DIT
. P
BL
DIT
. P
BL
Non Rusun
Maksimal 2 lantai
Rusun, sesuai
ketentuan Gedung
Kantor
Maksimal 8 lantai
Bangunan gedung
negara yang dibangun
> 8 lantai
persetujuan MenteriPU Standar Jumlah Lantai
Gedung Kantor
Rumah Negara
STANDAR JUMLAH LANTAI BGN
Besaran Koefisien Pengali untuk HSBGN bertingkat sd. 8 lantai mengikuti ketentuan Peraturan Menteri PU
DIT
. P
BL
63
Koefisien Pengali Untuk HSBGN bertingkat sd. 8 lantai
63
JUMLAH LANTAI BGN KOEFISIEN PENGALI HSBGN/M2 TERTINGGI
2 lantai 1,090 HSBGN bangunan bertingkat
3 lantai 1,120 HSBGN bangunan bertingkat
4 lantai 1,135 HSBGN bangunan bertingkat
5 lantai 1,162 HSBGN bangunan bertingkat
6 lantai 1,197 HSBGN bangunan bertingkat
7 lantai 1,236 HSBGN bangunan bertingkat
8 lantai 1,265 HSBGN bangunan bertingkat
Untuk bangunan > 8 lantai koefisien pengalinya dikonsultasikan kpd Instansi Teknis
DIT
. P
BL
DIT
. P
BL
SPESIFIKASI TEKNIS BGN
Spesifikasi Teknis
BGN
Persyaratan Tata Bangunan & Lingkungan
Persyaratan Bahan Bangunan
Persyaratan Struktur Bangunan
Persyaratan Utilitas & Sarana Dalam Bgn
Persyaratan Sarana Penyelamatan
DIT
. P
BL
Persyaratan Tata Bangunan & Lingkungan
Persyaratan Struktur Bangunan
Persyaratan Bahan Bangunan
Spesifikasi Teknis
Pagar BGN
SPESIFIKASI TEKNIS BGN
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan minimal 4 meter minimal 4 meter, untuk bangunan bertingkat
dihitung berdasarkan pertimbangan
keselamatan, kesehatan dan kenyamanan
Berdasarkan
pertimbangan
keselamatan,
kesehatan, dan
kenyamanan,
serta
ketentuan
dalam
Perauran
Daerah tentang
Bangunan
Gedung
setempat dan
RTRW
Kab/Kota atau
RTBL lokasi ybs.
2. Ketinggian Bangunan maksimal 2 lantai maksimum 8 lantai ( >8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri PU)
3. Ketinggian Langit-langit
minimal 2,60 meter minimal 2,80 meter Sesuai fungsi
4. KDB
sesuai peraturan daerah setempat
5. KLB
6. KDH
7. GSB
8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah arsitektur (bentuk, tekstur, warna, bahan,
teknologi, langgam/gaya, kearifan lokal)
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
9. Pagar Halaman
Menggunakan bahan dinding batu bata/batako (1/2 batu) ,
baja/besi dilapis anti karat, kayu diawetkan, papan fiber semen
(Glassfibre Reinforced Cement/GRC), dan bahan lainnya yang
disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur bangunan.
Tinggi pagar 1,5
m untuk pagar
depan dan 2 m
untuk pagar
samping dan
pagar belakang
10. Kelengkapan Parasana dan Sarana Lingkungan Dihitung
berdasarkan
kebutuhan
sesuai fungsi
bangunan dan
SNI/ketentuan
yang berlaku
Parkir Kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 100 m2 luas bangunan gedung
atau sesuai dengan ketentuan peraturan daerah setempat
Aksesibilitas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan standar
Drainase tersedia drainase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
dan standar
Pembuangan Sampah tersedia tempat pembuangan sampah sementara
Pembuangan Limbah tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah
berbahaya
Penerangan Halaman tersedia penerangan halaman
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan penutup lantai keramik,vinil,tegel
PC, homogeneous
tile (HT)
marmer lokal,
keramik, vinil, kayu,
homogeneous tile
marmer lokal,
keramik, vinil, kayu,
homogeneous tile
Diupayakan
menggunakan
bahan bangunan
setempat/ produksi
dalam negeri,
termasuk bahan
bangunan sebagai
bagian dari sistem
pabrikasi
komponen. Apabila
bahan tersebut
sukar diperoleh
atau harganya tidak
sesuai, dapat
diganti dengan
bahan lain yang
sederajat tanpa
mengurangi
persyaratan fungsi
dan mutu dengan
pengesahan
Instansi Teknis
Setempat.
2. Bahan dinding luar bata, batako
diplester dan dicat,
kaca
bata, batako
diplester dicat/
dilapis keramik,kaca,
panil beton ringan
bata, batako
diplester dicat/
dilapis keramik,kaca,
panil beton ringan,
beton bertulang
3. Bahan dinding dalam bata, batako
diplester dan dicat,
kaca, partisi kayu
lapis, papan gipsum,
papan GRC
bata, batako, bata
ringan diplester
dicat/ dilapis
keramik, kaca, papan
gipsum, papan GRC
bata, batako, bata
ringan diplester
dicat/dilapis
keramik, kaca,papan
gipsum, papan GRC
4. Bahan penutup plafond
kayu-lapis dicat,
gipsum
gipsum, kayu-lapis
dicat, papan GRC
gipsum, kayu-lapis
dicat, papan GRC
5. Bahan penutup atap genteng, seng, sirap,
metal, aluminium
genteng keramik,
genteng beton,
metal, aluminium,
bitumen
genteng keramik,
genteng beton,
metal, aluminium,
bitumen
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
6. Bahan Kosen kayu/bambu
laminating dicat/
aluminium
kayu/bamboo
laminating dicat/
dipelitur/dimelamik,
aluminium
anodized/ coating,
beton
kayu/bamboo
laminating dicat/
dipelitur/dimelamik,
aluminium
anodized/ coating,
beton
7. Bahan Daun Pintu/ Jendela
Kaca, panel kayu,
kayu lapis, bambu
laminating, PVC
Kaca, panel kayu,
kayu lapis,
engineering wood,
bambu laminating,
aluminium, PVC
Kaca, panel kayu,
kayu lapis,
engineering wood,
bambu laminating,
aluminium, PVC
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN
1. Struktur Pondasi batu belah, kayu,
beton-bertulang K-
200
batu belah, kayu,
beton-bertulang K-
250 atau lebih
batu belah, kayu,
beton-bertulang K-
300 atau lebih
Untuk daerah
gempa, harus
direncanakan
sebagai struktur
bangunan aman
gempa sesuai
dengan SNI
gempa
2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan bertingkat)
beton bertulang K-
200, baja anti karat,
kayu klas kuat/awet
II
beton bertulang K-
250 atau lebih, baja
anti karat, kayu
klas kuat/awet II
beton bertulang K-
300 atau lebih, baja
anti karat, kayu
klas kuat/awet II 3. Sruktur Kolom
4. Struktur Balok
5. Struktur Rangka Atap kayu klas kuat/awet
II, baja ringan, baja
anti karat
kayu klas kuat II,
baja dilapis anti
karat
kayu klas kuat II,
baja dilapis anti
karat
6. Kemiringan Atap genteng min. 30°, sirap min.22.5°, seng/aluminium/metal min 15°
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1. Air Bersih PAM, sumur pantek
2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan
3. Pembuangan Air kotor bak penampung
4. Pembuangan Kotoran bak penampung
5. Septic Tank / Resapan septictank, biopro
dan sejenisnya
septictank, biopro,
atau jenis lain
berdasarkan
kebutuhan
septictank, biopro,
atau jenis lain
berdasarkan
kebutuhan
6. Sarana Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran *)
sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik
yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang digunakan
baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif
maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi
bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran
Sesuai ketentuan
peraturan
perundang-
undangan dan
standar tentang
sistem proteksi
kebakaran pada
bangunan
gedung dan
lingkungan
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
7. Sumber daya listrik *) PLN, Generator (Penggunaan daya listrik harus memperhatikan
prinsip hemat energi), serta mengikuti ketentuan dalam SNI PUIL.
8. Penerangan 100-400 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi
bangunan/fungsi ruang serta ketentuan peraturan perundang-
undangan dan standar
penerangan alam
dan buatan
9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) sesuai SNI
10. Sarana Transportasi Vertikal dan Horizontal*)
tangga untuk bangunan di atas 4 lantai dapat
menggunakan Lift, eskalator, travelator/
rollovator sesuai SNI
sesuai fungsi dan
kebutuhan
11. Aksesibilitas bagi disabilitas/ penyandang cacat*)
Ram di dalam bangunan gedung memiliki kemiringan paling besar 6°
(1:10) ram di luar bangunan gedung memiliki kemiringan paling besar
5° (1:12) Lebar efektif ram tidak boleh kurang dari 95 cm tanpa tepi
pengaman/kanstin (low curb) dan 120 cm dengan tepi pengaman/
kanstin (low curb).
Sesuai ketentuan
dalam Peraturan
Menteri PUPR
ttg Persyaratan
Kemudahan BG
12. Telepon *) sesuai kebutuhan
13. Penangkal petir proteksi petir sesuai dengan ketentuan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan standar tetang Sistem Proteksi Petir
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis BGN
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN
1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan
bertingkat)
lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar. jarak antar
tangga
maksimum 30 m
(bila
menggunakan
sprinkler jarak
bisa 1,5 kali)
2. Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau
3. Pintu lebar minimal 0,90 m
4. Koridor/selasar lebar minimal 0,92 m (1 orang pengguna kursi roda) / lebar minimal
1,84 m (2 orang pengguna kursi roda)
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per meter persegi,
dan dianggarkan tersendiri sebagai biaya non standar.
**) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per meter persegi
bangunan gedung negara, dan dianggarkan tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi
per meter bangunan pagar gedung negara.
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 meter, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan
pertimbangan keselamatan, kesehatan dan kenyamanan
Sesuai
ketentuan
dalam Peraturan
Daerah
setempat
tentang
Bangunan
Gedung atau
Rencana Tata
Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota
untuk lokasi
yang
bersangkutan.
2. Ketinggian Bangunan non-rusun maksimum 2 lantai, untuk rusun maksimal 8 lantai ( >8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri PU)
3. Ketinggian Langit2 minimal 2,80 meter minimal 2,80 meter minimal 2,80 meter
4. KDB
sesuai ketentuan peraturan daerah setempat
5. KLB
6. KDH
7. GSB
8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi rumah & kaidah arsitektur (bentuk, tekstur, warna,
bahan, teknologi, langgam/gaya, kearifan lokal)
9. Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu), besi, baja ,
kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur bangunan rumah negara.
Biayanya
mengikuti
standar harga
satuan/m' pagar
10. Tandon Air Bersih min. 1000 liter min. 750 liter min. 500 liter
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan penutup lantai marmer lokal,
homogeneous tile,
keramik, vinil, kayu
homogeneous tile,
keramik, vinil, kayu
keramik, vinil, tegel
PC
Disarankan
menggunakan
bahan
bangunan
setempat atau
produksi dalam
negeri,
termasuk bahan
bangunan atau
komponen
pabrikasi
3. Bahan dinding bata, batako, bata ringan diplester dan dicat
tembok, kaca
bata, batako
diplester dan dicat
tembok, kaca
4. Bahan penutup plafond
gipsum, papan GRC/ kayu lapis dicat papan GRC/ kayu
lapis dicat
5. Bahan penutup atap genteng keramik
berglazuur, genteng
metal, seng, sirap,
bitumen
genteng tanah liat, genteng beton, genteng
metal, seng, sirap
6. Bahan Kosen kayu dipelitur/ dicat
anodized aluminium
kayu dicat anodized
aluminium
kayu dicat
7. Bahan Daun Pintu/Jendela
Kaca, panel kayu, kayu
lapis, engineering
wood ,
bambu laminating,
metal, aluminium, PVC
Kaca, panel kayu, kayu
lapis, engineering
wood ,
bambu laminating,
metal, aluminium,PVC
Kaca, panel kayu,
kayu lapis, bambu
laminating, metal,
aluminium, PVC
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN
1. Struktur Pondasi rollag bata, batu belah, batu kali, kayu klas kuat/awet II, beton
bertulang K-200
Untuk daerah
gempa,
harus
direncanakan
sebagai struktur
bangunan aman
gempa
sesuai dengan
SNI gempa
2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan bertingkat)
beton bertulang K-200, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II,
keramik beton, beton ringan
3. Sruktur Kolom beton bertulang K-200, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II
4. Struktur Balok beton bertulang K-200, baja anti karat, kayu klas kuat/awet II
5. Struktur Rangka Atap kayu klas kuat/awet II, baja anti karat, baja ringan
6. Kemiringan Atap genteng minimal 30°, sirap minimal 22.5°, seng/aluminium/metal
minimal 15°
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN TIPE KHUSUS & A TIPE B TIPE C,D,E
PERSYARATAN UTILITAS
1. Air Bersih PAM, sumur pantek Untuk Rumah
Negara
yangdibangun
dalam 1
kompleks
menggunakan
septiktank
Komunal
2. Saluran Air Hujan talang, saluran lingkungan
3. Pembuangan Air kotor bak penampung
4. Pembuangan Kotoran bak penampung
5. Septic Tank / Resapan Kap. 6m3 Kap. 5m3 Kap.2-4m3
6. Sarana Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran *)
Mengkuti ketentuan ketentuan peraturan perundang-undanganan
dan standar tentang sistem proteksi kebakaran
7. Sumber daya listrik *) PLN, 2200-4400 VA PLN, 1300-2200 VA PLN, 900-1300 VA
8. Penerangan 100-200 lux/m2 penerangan alam
dan buatan
9. Tata Udara 6-10% bukaan atau
dengan tata udara
buatan (AC*)
6-10% bukaan sesuai SNI
DIT
. P
BL
Spesifikasi Teknis Rumah Negara
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK SEDERHANA
KHUSUS
PERSYARATAN UTILITAS DAN PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
10. Telepon *) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan
tidak disyaratkan
11. Penangkal petir penangkal petir lokal tidak disyaratkan
PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN
1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan bertingkat)
lebar minimal = 1, 20m , dan bukan tangga putar.
2. Tanda Penunjuk Arah (khusus untuk bangunan bertingkat)
tidak disyaratkan
3. Pintu lebar min.= 0,90 m
4. Koridor/selasar lebar min.= 1,80 m
URAIAN
KLASIFIKASI
KETERANGAN SEDERHANA
TIDAK
SEDERHANA KHUSUS
DIT
. P
BL
terima kasih
DIT
. P
BL
Bangunan Gedung yang Mempunyai IMB,
Masih banyak yang belum memenuhi
persyaratan teknis
DIT
. P
BL
Perencanaan Bangunan Gedung tidak
memperhitungkan daya dukung lingkungan (kemacetan, kumuh, banjir, kriminalitas, dsb)
DIT
. P
BL
Didirikan pada tanah yang ilegal;
Pada tanah yg legal Belum semua BG
mempunyai IMB
Bangunan Gedung yang
Mempunyai IMB, Masih banyak
yang belum memenuhi
persyaratan teknis Perencanaan Bangunan Gedung tidak
memperhitungkan daya dukung lingkungan
(kemacetan, kumuh, kriminalitas, dsb)
TIDAK MEMENUHI KELAIKAN FUNGSI BG
DIT
. P
BL
Building mistakes
without storm-water
management
SALAH KELOLA BG
DIT
. P
BL
Rendahnya mutu bahan dalam pelaksanaan di
lapangan
DIT
. P
BL
x
DIT
. P
BL
Penyebab potensial:
- Kualitas udara yang buruk
- Ventilasi dan pencahayaan yang tidak memadai
- Bahan kimia dalam
gedung
- Tata letak peralatan elektronik dan penghasil radiasi elektromagnetik
Bangunan yang tidak terawat dan terpelihara dengan baik dapat mengakibatkan Sick Building Syndrome yaitu
penyakit sakit kepala, sulit berkonsentrasi, mudah lelah dan batuk saat bekerja di dalam ruangan.
Kondisi semakin
memburuk bila gedung menggunakan
AC yang tidak terawat
DIT
. P
BL
Sudut
membahayakan bagi Tuna
Daksa/ kursi
roda
Tidak ada
“warning & guiding
block”
bagi Tuna
Netra
Lubang!
Membahayakan
penca
Tidak aksesibel
bagi penca