PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF...

109
KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN KEWARISAN ISLAM (Studi Analisis Terhadap Pasal 193 Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik) Skripsi Diajukan kepada fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : AHMAD SAUKANI NIM : 106044101385 Di bawah bimbingan Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA. Nip. 1955 0505 1982031012 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H/2010 M

Transcript of PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF...

Page 1: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN KEWARISAN ISLAM

(Studi Analisis Terhadap Pasal 193 Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik)

Skripsi

Diajukan kepada fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

AHMAD SAUKANI NIM : 106044101385

Di bawah bimbingan

Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA. Nip. 1955 0505 1982031012

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A

1431 H/2010 M

Page 2: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

OUTLINE

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Teori dan Konseptual

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

Page 3: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS

A. Pengertian dan Dasar Hukum Waris

B. Sebab-Sebab Mewariskan

C. Ahli Waris Dzawil Purud

D. Ahli Waris Ashabah

E. Seputar Hijab Dalam Waris

F. Cara Menentukan dan Menyelesaikan Warisan

BAB III PEMBAHASAN TENTANG RADD

A. Pengertian Radd

B. Rukun-Rukun Radd

C. Pendapat Para Ulama Tentang Radd

D. Ahli Waris Yang Mendapat Radd

E. Penyelesaian Masalah Radd

BAB IV ANALISA PERSPEKTIF KONSEP RADD

A. Sejarah Singkat Kompilasi Hukum Islam

B. Konsep Radd dan Alasan Pembuatan Klausal Pasal 193 Dalam Kompilasi Hukum Islam

C. Konsep Radd Menurut Pendapat Para Ulama

D. Analisis Perbedaan Konsep Dalam Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 4: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN KEWARISAN ISLAM (Studi Analisis Terhadap Pasal 193 Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik) telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.sy) pada program studi Ahwal al-Syahsiyyah. Jakarta, 31 Agustus 2010 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM NIP: 195505051982031012 PANITIA UJIAN 1. Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA (……………….)

NIP: 1950 0306 197603 1001

2. Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH (…………….....) NIP: 1972 0224 199803 1003

3. Pembimbing : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA (……………….) NIP: 1950 0306 197603 1001 4. Penguji I : Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA (……………….)

NIP: 150050917

5. Penguji II : Dr. KH. A. Juaini Syukri, Lc, MA (……………….) NIP: 1955 0706 1992031001

Page 6: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Agustus 2010

Ahmad Saukani

Page 7: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat-Nya, sebagai Dzat yang maha indah dan terpuji,

dimana seluruh pujian dijagad ini dipersembahkan untuk-Nya, takkan pernah terasa

cukup untuk mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih atas segala rahmat dan

cinta yang diberikan kepada hamba-Nya.

Salam sejahtera semoga senantiasa tercurah kepada manusia agung,

Muhammad SAW yang menjadi panutan ummat islam, yang selalu dinantikan

syafaatnya dihari pembalasan.

Tidak ada kata yang tepat yang dapat penulis untaikan, selain syukur untuk

menunjukkan betapa ALLAH memberikan kekuatan fisik dan psikis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF

PEMBAGIAN KEWARISAN ISLAM (Studi Analisis Terhadap Pasal 193

Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik)”

Penulis sadari, bahwa selesainya tugas ini adalah tanpa menafikan semua

pihak, baik yang terlibat secara langsung atau tidak, tanpa uluran tangan mereka

tidak mungkin selesai skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarya kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., selaku dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

i

Page 8: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

2. Drs. H. A. Basiq Djalil S.H., M.A sebagai Ketua Program studi Ahwal Al-

Syahsiyyah, sekaligus sebagai dosen pembimbing Skripsi ini, yang dengan

sabar memberikan arahan dan masukan yang amat berarti kepada penulis.

3. Prof. Dr. H. Hasanudin AF, MA. dan Dr. H. A. Juaini Syukri. LC., MA yang

telah menguji penulis dalam ujian skripsi ini, dan telah memberikan saran,

arahan dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Kamarusdiana S.Ag., M.H., selaku sekretaris Program Studi Ahwal Al-

Syahshiyyah, terimakasih atas pelayanan yang sangat memuaskan dan

bantuan yang tidak terlupakan.

5. Bapak dan Ibu dosen yang penulis hormati, yang telah memberikan tenaga

dan pikirannya, untuk mendidik penulis agar kelak menjadi manusia yang

berguna di dunia dan diakhirat, semoga do’a dan didikannya menjadi berkah

dan dapat menuntun penulis untuk memasuki kehidupan yang lebih baik.

6. Pegawai Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang juga

meberikan bantuan berupa bahan-bahan yang menjadi referensi dalam

penulisan skripsi ini.

7. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa mendorong, membimbing, mendidik

penulis dan teramat berjasa, arif mendidik, tiada hentinya berdoa untuk

penulis agar menjadi manusia yang berguna. Abanganda Erwin Lubis dan

Ilham Lubis yang selama ini memberikan bantuan financial dan motivasi

kepada penulis agar menjadi orang yang sukses. Kakakku Sakdiah Lubis,

ii

Page 9: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

iii

Saidah lubis dan adik-adikku Armidah Hannum, Nur Sa’adah, Misbah

Hannum, Atikah, Mahadi Husein Lubis yang senantiasa mendoakan serta

memberikan support kepada penulis.

8. Teman-teman jurusan Peradilan Agama angkatan 2006, yang selalu menjadi

guru, teman berdiskusi dilokal, semoga apa yang kita cita-citakan dapat

terlaksana. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal

Hasonangan, Ikhwan Efendi, Khoirul Anwar, Muhammad Syarif, Wahyu,

Pangala, Parjuangan, Moraganti, Siti Aisyah, Hamna Sari, dan sahabat

lainnya yang tidak disebutkan namanya satu persatu, yang akan selalu

menjadi guru, teman satu ide dan satu perjuangan.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini,

penulis berdo’a semoga Allah SWT., senantiasa mencurahkan rahmat dan

hidayahnya. Kemudian harapan penulis, skripsi ini bermanfa’at bagi para pembaca.

Jakarta, 27 Agustus 2010

Penulis

Page 10: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………............ i

DAFTAR ISI................................................................................................. .. iv

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………….

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ........................................................... 9

E. Metode Penelitian ......................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ................................................... 12

BAB II : KEWARISAN DALAM ISLAM .....................................

A. Pengertian dan Dasar Hukum Waris ............................ 14

B. Rukun, Syarat, Sebab dan Penghalang Dalam Waris ... 22

C. Ahli Waris dan Bagiannya ........................................... 28

D. Asal Masalah dan Tashihul Masalah............................. 39

E. Hijab Dalam Waris........................................................ 45

F. Cara Menentukan dan Menyelesaikan Warisan............ 48

BAB III : RADD DALAM KEWARISAN .......................................

A. Pengertian Radd ......................................................... 52

B. Rukun dan Syarat Radd.............................................. 54

C. Pendapat Ulama Tentang Radd................................. 55

iv

Page 11: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

v

D. Radd Dalam KHI dan Fiqh Klasik ............................. 65

E. Penyelesaian Masalah Radd....................................... 68

BAB IV : ANALISA PERSPEKTIF KONSEF RADD...................

A. Sejarah Singkat Kompilasi Hukum Islam.................. 72

B. Konsep Radd dan Alasan Pembuatan Klausul Pasal

193 Dalam Kompilasi Hukum Islam ........................ 80

C. Konsep Radd Dalam Pandangan Ulama Beserta

Aplikasinya ................................................................ 82

D. Analisis Penulis.......................................................... 84

BAB V : PENUTUP ..........................................................................

A. Kesimpulan ............................................................ 90

B. Saran........................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

Page 12: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses perjalanan kehidupan manusia adalah lahir, hidup dan mati, semua

tahap itu membawa pengaruh dan akibat hukum pada lingkungan, terutama dengan

orang yang dekat dengannya, baik dekat dalam arti nasab maupun dalam arti

lingkungan. Kelahiran membawa akibat timbulnya hak dan kewajiban bagi dirinya

dan bagi orang lain, serta timbulnya hubungan hukum antara dia dengan orang tua,

kerabat dan masyarakat lingkungannya. Demikian juga kematian seseorang

membawa pelajaran dan akibat hukum pada diri, keluarga, masyarakat dan

lingkungan sekitarnya.1

Hukum diciptakan untuk memelihara hak dan tanggung jawab, baik

berkaitan dengan masalah individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun suatu

lembaga.2 Dari seluruh hukum yang berlaku dalam masyarakat, maka hukum

perkawinan dan kewarisanlah yang menentukan dan mencerminkan system

kekeluargaan, sekaligus merupakan salah satu bagian perdata.3

1 Usman Suparman dan Somawinata Yusuf, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam

(Jakarta: Bayu Media Pratama, 2002), h.1. 2 Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta: Pustaka Setia, 1999 ), h.1. 3 Parman Ali, Kewarisan Dalam Al-Qur'an Suatu Kajian Hukum Dengan Pendekatan Tafsir

Tematik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 2.

1

Page 13: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

2

Dikalangan ummat Islam apabila terjadi kematian, yang mati itu

meninggalkan harta, maka peralihan hartanya harus merujuk kepada ajaran agama,

karena Al-Qur'an sudah menjelaskan secara eksplisit tentang pembagian warisan

melalui pendekatan matematis, yang menggunakan angka pecahan. Meskipun Al-

Qur'an sudah menjelaskan secara terperinci tentang bagian masing-masing ahli waris,

namun tidak semua ummat Islam mengetahuinya secara baik.4

Bila kematian yang menimbulkan kewarisan itu terjadi didalam suatu

keluarga, dan diantara keluarga ada yang mengetahui cara pembagiannya maka

keluarga itu mengurus sendiri harta peninggalannya, sesuai dengan ajaran agama.

Tetapi kalau tidak ada, boleh meminta petunjuk kepada orang yang paham tentang

pembagian, sesuai dalam ajaran Al-Qur'an. Maka kalau sudah menerima bagian

masing-masing, persoalan selesai sudah.5

Namun, karena objek ini adalah harta benda, sering timbul ketidak puasan

disebagian anggota keluarga, disamping disebabkan oleh ketidak tahuannya dengan

ajaran agama, juga disebabkan keserakahannnya dan rasa egois. Kalau urusannya

sudah timbul persengketaan yang tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan, maka

hal ini memerlukan penyelesaian pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan

untuk memaksakan keputusannya, inilah yang dinamakan lembaga "qadha" atau

4 A Sukris Surmadi, Transidensi Keadilan Hukum Waris Islam Trans Formatif (Jakarta:

Raja Grafind Persada,1997), h. 1. 5 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam (Jakarta: Kencana, 2004), h.322.

Page 14: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

3

peradilan. Dengan demikian lembaga peradilan itu merupakan langkah terakhir dalam

penyelesaian urusan kewarisan.6

Peradilan yang menjalankan ajaran agama dalam bentuk yang resmi di

Indonesia, telah ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1882 melalui

stbl. No. 152 Tahun 1882 tentang pendirian Raad Agama (yang menjadi cikal bakal

Pengadilan Agama) untuk pulau jawa dan Madura. Dalam Stbl ini ditetapkan salah

satu wewenang absolutnya adalah kewarisan. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah

Indonesia mengeluarkan peraturan pemerintah No. 45 Tahun 1957 tentang

pembentukan Mahkamah Syariah Provinsi untuk seluruh Indonesia diluar Jawa,

Madura dan Kalimantan Selatan dan Timur. Dalam Peraturan Pemerintah ini

ditetapkan salah satu wewenang Peradilan Agama adalah kewarisan.

Eksistensi Peradilan Agama semakin kuat dengan lahirnya Undang-Undang

No 50 Tahun 2009 perubahan kedua atas Undang-Undang No 7 Tahun 1989. Bila

dilihat kewenagan absolut Peradilan Agama semakin luas hal ini terlihat dalam pasal

49 disebutkan “Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus,

dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang- orang yang beragama

Islam dibidang perkawinan, waris, hibah, wakaf, zakat, infak, sedekah dan ekonomi

syariah”. Setelah diperluas kewenangan Pengadilan Agama dan eksistensinya

6 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, h. 323.

Page 15: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

4

semakin kuat semakin jelaslah posisi Peradilan Agama sebagai kekuasaan kehakiman

dibidang perdata Islam.7

Didalam pasal ini disebutkan bahwa kewarisan bagi ummat Islam, diseluruh

Indonesia penyelesaiannya menjadi wewenang Pengadilan Agama. Tentang hukum

yang digunakan dalam menyelesaikan kewarisan itu adalah hukum islam tentang

kewarisan. Hakim dalam memutus perkara merujuk pada kitab-kitab fikih, khususnya

fikih yang berkembang di Indonesia pada umumnya adalah mengikuti mazhab Imam

Syafi'i, tanpa menutup adanya aliran fiqih atau mazhab lain, meskipun kecil. Karena

dalam menentukan hukum, hakim dalam memutuskan yang merujuk kepada fikih

menghasilkan penetapan yang berbeda-beda dalam suatu kasus kewarisan, baru

menimbulkan masalah.

Hal ini mendorong pemuka Negara untuk merumuskannnya dalam satu

bentuk kesatuan, setelah melalui proses panjang. Mahkamah Agung sebagai

pemegang kekuasaan peradilan di Indonesia bersama Menteri Agama, dengan

melibatkan Ulama, para pakar fiqih, ahli hukum dan pemuka masyarakat lainnya,

berhasil mengeluarkan Kompilasi Hukum Islam Indonesia. Kompilasi Hukum Islam

yang mengatur urusan perkawinan, kewarisan dan perwakafan ini disebar luaskan

melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 yang dikeluarkan pada tanggal 10

7 Abdul Manan, Etika Hakim Dalam Penyelenggaraan Peradilan Suatu kajian Dalam Sistem

Peradilan Islam (Jakarta: Kencana, 2007), h. 247.

Page 16: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

5

Juni 1991 yang meminta sedapat mungkin menerapkan Kompilasi Hukum Islam di

Peradilan Agama yang ada diseluruh Indonesia.8

Kompilasi Hukum Islam yang mengatur kewarisan terdiri dari 23 pasal, dari

pasal 171 sampai dengan pasal 193. Didalam Kompilasi Hukum Islam pasal

mengenai kewarisan sebahagian ada yang tidak sesuai dengan pikih yang

berkembang di Indonesia, khususnya mazhab Syafi'i buktinya kalau kita amati dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat Islam Indonesia banyak memperaktekkan

pendapatnya.

Salah satu pasal Kompilasi hukum Islam yang tidak sesuai dengan pendapat

yang berkembang di Indonesia adalah pasal 193 mengenai Radd disebutkan "Apabila

dalam pembagian harta warisan diantara para ahli waris Dzawil furud menunjukkan

angka pembilang lebih kecil daripada angka penyebut, sedangkan tidak ada ahli waris

ashabah, maka pembagian harta warisan tersebut dilakukan secara rad, yaitu sesuai

dengan hak masing-masing ahli waris, sisanya dibagi secara berimbang diantara

mereka".

Masalah radd terjadi apabila pembilang lebih kecil dari pada penyebut dan

pada dasarnya adalah kebalikan masalah aul. Namun demikian penyelesaian

masalahnya tentu berbeda dengan masalah aul, karena aul pada dasarnya kurangnya

bagian yang akan dibagi, sedangkan pada radd ada kelebihan setelah diadakan

pembagian. Didalam Kompilasi Hukum Islam masalah radd boleh diberikan kepada

8 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2007),

h.108.

Page 17: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

6

siapa saja sesuai dengan kata-kata "sisanya dibagi secara berimbang diantara

mereka", maksudnya sisa harta sesudah diberikan hak masing-masing ahli waris

masih ada sisa, sisanya ini diberikan kepada ahli waris dzawil furud yang mendapat

warisan. Padahal bila kita lihat pendapat Imam Syafi'i sisa harta tidak boleh diberikan

kepada ashabul furudh bahkan wajib diberikan kepada Baitul Maal.9

Tetapi di Kompilasi Hukum Islam membolehkan kepada siapa saja. Jadi ada

perbedaan antara Kompilasi Hukum Islam dengan fikih yang berkembang di

Indonesia khususnya Mazhab Syafi'i dan Jumhur Ulama. Menjadi masalah ialah,

hukum materil Pengadilan Agama yaitu Kompilasi Hukum Islam berbeda dengan

pemahaman masyarakat Islam Indonesia yang banyak diperaktekkan dalam

kehidupan sehari-hari, baik ia pembagian waris yang dibagi diantara keluarga yang

mengetahui cara pembagiannya, yang tidak masuk ke Pengadilan Agama. Maka sisa

harta ini perlu ada kejelasan untuk siapa diberikan biar tidak terjadi perselisihan

diantar para ahli waris karena menyangkut harta benda yang masih bisa menjadi

objek persengketaan.

Dari permasalahan ini, penulis ingin meneliti tentang hal ini, karena

merupakan hal yang menarik untuk dibahas dengan judul:

"Konsep Radd Dalam Persfektip Pembagian Kewarisan Islam (Studi Analisis

Terhadap Pasal 193 Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik)"

9 Hasan Ahmad Khotib, Al-Fiqh al-Muqaran (Mesir: Darul Ta'rif,1957), h.338.

Page 18: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar lingkup pembahasan Skripsi ini tidak terlalu luas, maka penulis

membatasi penelitian ini hanya pada seputar masalah “Konsep Radd Dalam

Persfektip Pembagian Kewarisan Islam (Studi Analisis Terhadap Pasal 193

Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik). Yang dimaksud persfektip adalah sudut

pandangan, pandangan.10 Pandangan para Ulama terhadap konsep radd dalam

pembagian warisan dan pandangan kompilasi hukum Islam terhadap konsep radd

yang ada. Pandangan ini meliputi pendapat, alasan-alasan yang dikemukakan dalam

mempertahankan argumen konsep radd yang ada.

Sedangkan konsep Radd adalah sisa harta yang harus diberikan kepada waris

sesudah mendapatkan bagian masing–masing. Persoalan Radd secara garis besar

terjadi pada dua kemungkinan, Pertama radd dalam hal ada suami atau istri, kedua

radd dalam hal suami atau istri tidak ada.11 Didalam pembahasan ini titik berat yang

dicari adalah konsep yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam dengan pendapat para

ulama.

2. Perumusan Masalah

Di Dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa radd diberikan kepada

ahli waris dzawil furud termasuk kepada suami atau istri, sedangkan menurut Imam

10 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.675.

11 Suhwardi K Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam Lengkap Dan Praktis

(Jakarta : Sinar Grafika, 1995) hal.165.

Page 19: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

8

Syafi’i dan Imam Malik, radd itu harus diberikan kepada Baitul Mal. Dan menurut

Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Abu Hanifah suami atau istri tidak boleh

mendapatkan radd.12 Hal ini yang ingin penulis telusuri dalam penulisan skripsi ini.

Rumusan tersebut diatas penulis rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah perbedaan dan persamaan konsep Radd yang ada dalam

Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik ?

2. Apa yang menjadi dasar bagi ulama Indonesia membuat konsep Radd

dalam Kompilasi Hukum Islam berbeda dengan pendapat jumhur ulama ?

3. Bagaimanakah aplikasi pembagian Radd ?

4. Bagaimana relevansi konsep radd dalam perkembangan sosio-kultur

masyarakat Indonesia sekarang ini?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menemukan perbedaan dan persamaan antara Kompilasi Hukum

Islam dan Jumhur Ulama tentang status hukum radd.

2. Untuk mengetahui alasan yang jelas dari para ulama Indonesia tentang

perbedaan radd dalam Kompilasi Hukum Islam dengan jumhur ulama.

3. Mengetahui dasar hukum yang dipakai dalam penentuan radd dalam

Kompilasi Hukum Islam.

12 Hasan Ahmad Khotib, Al-Fiqh al-Muqaran, h.338-339.

Page 20: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

9

4. Untuk mengetahui konsep radd dan penyelesaiannya dalam kewarisan

Islam.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan gambaran hukum yang jelas tentang konsep radd

yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik.

2. Menambah khasanah keilmuan khususnya bagi penulis dan pada

umumnya pada pembaca.

3. Pengembangan kuwalitas pengetahuan hukum waris, khususnya tentang

cara pembagiannya kalau ada masalah radd.

4. Bagi Peradilan Agama untuk mengetahui secara jelas tentang konsep

dalam Kompilasi Hukum Islam masalah radd.

D. Tinjaun (review) kajian terdahulu

1. Penetapan Ahli Waris dan Masalah Rad dalam Hukum Waris, pada tahun

1998 yang ditulis oleh Ramelan, jurusan perbandingan mazhab dan hukum. Dalam

Skripsinya Ramelan mempokuskan pada penetapan siapa yang berhak menerima

warisan dan cara menyelesaikan pembagian masalah rad dalam warisan. Saudara

Ramelan menyimpulkan bahwa ahli waris yang ditetapkan mendapatkan warisan

apabila masih ada sisa harta (radd) semuanya mendapatkan radd sesuai bagian

masing-masing. Bedanya dengan skripsi yang saya bahas adalah perbedaan konsep

Radd dalam KHI dengan Jumhur Ulama, titik berat yang saya cari konsep, dasar,

alasan yang dipakai.

Page 21: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

10

2. Respon Perempuan Terhadap Sistem Pembagian 2:1 Dalam Hukum

Kewarisan Islam (Studi di RT 04/05 Kel Bojong kulur Kec. Gunung putri Kab.

Bogor) pada tahun 2008 yang ditulis oleh Eli Nurmalia, Jurusan Peradilan Agama.

Dalam skrifsinya Eli Nurmalia membahas tentang respon perempuan terhadap sistem

yang ada dalam waris 2:1 dengan penelitian lapangan. Eli menyimpulkan bahwa

mereka menerima sistem pembagian tersebut karena dirasa sudah merupakan wujud

keadilan ALLAH dengan melihat tentang kewajiban laki-laki lebih besar dalam

nafkah. Perbedaan dengan skripsi saya yaitu saya membahas tentang konsep Radd

sedangkan Eli membahas tentang pembagian 2:1.

3. Penyelesaian Gugatan Kewarisan Anak Perempuan Dengan Saudara Kandung

(Studi analisis putusan Pengadilan Agama) pada tahun 2008 yang ditulis oleh Elfit

Nufitra Mubarok jurusan Peradilan Agama. Dalam skrifsi ini membahas tentang

penyelesaian gugatan di pengadilan Agama terhadap kewarisan anak perempuan

dengan saudara kandung, dengan menganalisis dua putusan Pengadilan Agama

Cibadak dan Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Elfit Muftra Mubarak

menyimpulkan bahwasanya status hukum kewarisan anak perempuan dengan saudara

kandung harus mengikuti pendapat KHI, bedanya dengan skripsi yang saya bahas

adalah Elfit membahas tentang kewarisan anak perempuam dengan saudara kandung

sedangkan saya membahas tentang konsep radd antara KHI dengan jumhur Ulama.

F. Metode Penelitian

Adapun metode yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah :

Page 22: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

11

1. Jenis Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library

research) yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah dan

menelusuri berbagai literatur, karena suatu yang di kaji adalah Kompilasi Hukum

Islam, dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersipat

deskriftif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata–kata, gambar, bukan angka.13

2. Pendekatan Penelitian

Secara Normatif yaitu hukum doktriner yang dilakukan dalam penelitian

untuk mendapatkan dasar pemikiran, perumusan dan operasi awal konsep. Sedangkan

secara histories menelusuri sejarah Kompilasi Hukum Islam Khususnya klausal pasal,

selanjutnya menganalisa antara konsep dan klausal Kompilasi Hukum Islam.

3. Jenis Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data berupa data primer dan

data skunder, dan dari kedua sumber data tersebut penulis menginterpretasikan sesuai

permasalahan yang diangkat penulis. Adapun data primer adalah Kompilasi Hukum

Islam, kitab waris dan kitab waris dari beberapa mazhab seperti Sarhu al-Matnu al-

Ruhbiyyah, al-Fiqh al-Muqaran, Ahkam al-Mawaris Fi as-Syariati al-Islamiyyah al-

Mazahibu al-Arba’ah dan lain-lainnya.

Sedangkan sumber data skunder adalah, penulis ambil dari karya–karya

lainnya yang tentunya berhubungan dengan pokok masalah yang penulis bahas dalam

skrifsi ini, seperti artikel–artikel, internet dan sebagainya.

13 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung : Pustaka Setia,2002), h.51.

Page 23: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

12

4. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Sedangkan pengumpulan data, tekhnik yang digunakan adalah penelitian

kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data dari berbagai literatur yang

relevan dengan pokok masalah yang dijadikan sumber penulisan karya ini.

Dalam menganalisa data yang terkumpul, penulis memakai metode deskriftip

analisis, yaitu kegiatan menganalisa dengan cara tertentu sehingga dapat lebih mudah

dipahami dan disimpulkan, proses analisis data atau pengolahan data, dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber, kemudian reduksi data

dengan membuat abtraksi penyederhanaan sebagai usaha membuat rangkuman inti

dan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

5.Tekhnik Penulisan

Sedangkan teknis penulisan dalam skripsi ini mengacu kepada buku pedoman

penulisan skripsi yang diterbitkan oleh, Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas

Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Adapun mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini peneliti membaginya

dalam lima bab yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

Pada Bab Pertama membahas pendahuluan meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manpaat penelitian, tinjauan pustaka,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

Page 24: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

13

Bab Kedua membahas kewarisan dalam Islam meliputi: pengertian dan dasar

hukum waris. rukun, syarat, sebab dan penghalang waris, ahli waris dan bagiannya,

asal masalah dan tashihul masalah, hijab dalam waris, dan cara menentukan dan

menyelesaikan warisan.

Bab Ketiga mengkaji tentang radd dalam kewarisan meliputi: pengertian

radd, rukun dan syarat radd, pendapat para ulama tentang radd, radd dalam kompilasi

hukum Islam dan fiqh klasik, penyelesaian masalah radd.

Bab Keempat membahas tentang analisa perspektif konsep radd meliputi:

sejarah singkat Kompilasi Hukum Islam, konsep radd dan alasan pembuatan klausal

pasal 193 dalam Kompilasi Hukum Islam, konsep radd menurut pendapat para ulama,

analisis penulis.

Bab Kelima merupakan bab penutup: kesimpulan dan saran-saran.

Page 25: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

BAB II

KEWARISAN DALAM ISLAM

A. Pengertian Waris

Kata waris berasal dari bahas Arab yang diambil dari kata “waritsa”(ورث)

“yaritsu” (ير ث ), “wirtsan” ( ور ثا), isim failnya “waaritsun” ( رثوا ) yang artinya

ahli waris.1 Sedangkan Faraidh bentuk jamak dari faridhah, berarti faraidh berasal

dari kata “faradha” ( ) ”yapridhu“ ( ضرف ضريف ), “Fardhan” ( اض رف ), yang artinya

menentukan.2

Dalam literatur hukum Islam ditemui beberapa istilah untuk menamakan

hukum kewarisan islam, seperti faraidh, fikih mawaris, dan hukm al-Waris. Kata

yang lazim faraidh, kata ini digunakan oleh an-Nawawi dalam kitab fiqih Minhaj al-

Thalibin, oleh al-Mahally dalam komentarnya atas matan minhaj, disebutkan alasan

penggunannya dikarenakan lebih banyak terdapat bagian yang ditentukan, oleh

karena itu, hukum ini dinamakan faraidh.3

1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,(Jakarta:Hidakarya Agung, 1990) Cet Ke-8. hal.

496. 2 Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus arab-Indonesia (Surabaya: Pusat

Progressif, 1997) Cet ke-14, hal,104. Lihat juga Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, hal. 313. 3 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam (Jakarta: Prenada Media, 2005) hal. 5.

14

Page 26: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

15

Ilmu waris disebut juga fiqh al-Mawaris, fikih tentang warisan, dan tata cara

menghitung harta waris yang ditinggalkan.4

Dengan demikian perbedaan dalam penamaan ini terjadi karena perbedaan

dalam arah yang dijadikan titik utama dalam pembahasan. Dikatakan ilmu waris

karena dalam ilmu waris ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan harta peninggalan,

dikatakan ilmu faraidh karena membahas tentang bagian-bagian tertentu, yang sudah

ditetapkan ukurannya bagi setiap ahli waris.5

Memang pada awalnya pembahasan ilmu ini didalam literatur hukum islam

hanya didapatkan sebagai bagian dari kitab fiqh, yang ada pada judul bab al-Faraidh

atau faslul Faraidh. Kemudian masa berikutnya barulah secara khusus dibahas dalam

kitab yang berdiri sendiri misalnya kitab, Syarhu as-Saydis Syarif ala as-Sirajiya oleh

Muhammad al-Jurjaniy Tahun 814 Hijiriyyah. Kitab Matnu al-Rahbiyyah oleh

Muhammad Ali bin Muhammad Ali bin Hukum al-Ruhby Tahun 577 Hijiriyyah. al-

Furratu al-Faid oleh Sayyid Ali bin Qosim al-Abbasy Tahun 1300 H. Terakhir dalam

abad sekarang terdapat kitab khusus yang menggunakan namanya dengan memakai

kata mawaris atau miras semisal al-Mawaris Fi al-Syariati al-Islamiyyah karya

Hasanain Muhammad Makhluf Tahun 1954 Masehi. Muhazzarah fi al-Mirazi al-

Muqaran Karya Abdurrahim al-Kisyka Tahun 1959 Masehi. Attirkah Wa al-Miras fi

al-Islami karya Yusuf Musa Tahun 1960 Masehi. Ahkamu at-Tirkati wa al-Mawaris

4 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh Al-Islami (Mesir: Arrisalah Al-Dauliyyah, 2000) Terjemah H. Addys Aldizar dan Fathurrahman. Penulis (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004) h. 13.

5 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, hal. 5-6.

Page 27: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

16

Karya Abu Zahrah Tahun 1963 Masehi.6 Kitab yang terbaru sekarang adalah Ahkam

al-Mawaris Fi al-Syariati al-Islami al-Mazahibu al-Arba’ah karya Muhammad

Muhyidin Abdul Hamid Tahun 1996 Masehi.

Di Indonesia penyebutan fiqh mawaris disebut juga hukum kewarisan islam,

hukum warisan, hukum kewarisan dan hukum waris, yang sebenarnya terjemahan

bebas dari kata mawaris. Bedanya, fiqh mawaris menunjukkan identitas hukum waris

islam, sementara hukum warisan mempunyai konotasi umum, bisa mencakup hukum

waris adat atau hukum waris yang diatur dalam kitab undang-undang hukum

perdata.7

Para ahli faraidh banyak memberikan defenisi tentang ilmu faraidh atau fiqh

mawaris. Walaupun defenisi-defenisi yang mereka kemukakan secara redaksional

berbeda, namun defenisi–defenisi tersebut mempunyai pengertian sama. faraidh

secara etimologis memiliki beberapa arti sebagai berikut ( عطالق ) artinya ketetapan

atau kepastian ( ديرقالت ) suatu ketentuan (الانزا ل) menentukan (التيين) penjelasan

( للاحالا ) menghalalkan ( ا ءطالع ) pemberian.

Sedangkan secara terminologi ialah penetapan kadar warisan bagi ahli waris

berdasarkan ketentuan syara’ yang tidak bertambah, kecuali dengan radd

6 Ahmad Kuzari, Sistem Ashabah Dasar Pemindahan Hak Milik Atas Harta Tinggalan,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996) hal. 3. 7 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001) hal. 4.

Page 28: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

17

(mengembalikan sisa harta kepada penerima warisan) dan tidak berkurang kecuali

dengan aul.8

Dan menurut Ahmad Kamil al-Hudhuri., ilmu faraidh menurut etimologi

ialah: “memindahkan sesuatu dari tempat ketempat yang lain” dan menurut

terminologi ialah: “hak yang diterima ahli waris dari bagian-bagian yang ditetapkan

sesudah meninggal pewaris.” 9

Menurut Syekh Muhammad Umar al-Bakari., ilmu faraidh ialah: “suatu ilmu

hitung untuk mengetahui bagian-bagian tertentu penerima waris dari harta yang

ditinggalkan pewaris.”10

Menurut al-Syarbini., mendefenisikan ilmu faraidh yaitu: “ilmu fiqh yang

berkaitan dengan pewarisan, pengetahuan tentang cara perhitungan yang dapat

menyelesaikan pewarisan tersebut, dan pengetahuan tentang bagian-bagian yang

wajib dari harta peninggalan bagi setiap pemilik hak waris (ahli waris).”11

Menurut Amir Syarifuddin., ilmu faraidh ialah: “hak-hak kewarisan yang

jumlahnya telah ditentukan secara pasti dalam al-Qur’an dan Sunnah.”12

8 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh Al-

Islami, h.13. 9 Ahmad Kamil al-Hudhuri, al-Mawarisu al-Islamiyyah, (Mesir: Lajnatu at-Taqrib, 1366

H/1966 M) hal. 4. 10 Syekh Muhammad Umar al-Bakri. Hasiyyah Matnu al-Ruhbiyyah (Semarang: Usaha

Keluarga, Tth ) h. 3. 11 Muhammad al-Syarbini al- Khatib, Mughni al-Muhtaj, juz 3 (Kairo: Musthafa al-Baby al-

Halaby,1958) hal. 3. 12 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, hal. 39.

Page 29: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

18

Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy., mendefenisikan faraidh secara etimologis

adalah: “bagian yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk waris seperti ½ ¼.”

sedangkan secara terminologis adalah : “suatu ilmu dengan dialah dapat kita ketahui

orang yang menerima pusaka, kadar yang diterima oleh tiap-tiap waris dan cara

membaginya.”13

Dengan demikian ilmu faraidh mencakup 3 unsur didalamnya:

1. Pengetahuan tentang kerabat-kerabat yang menjadi ahli waris

2. Pengetahuan bagian setiap ahli waris

3. Pengetahuan cara menghitung yang dapat berhubungan dengan pembagian

harta warisan.

Dasar Hukum Waris

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an menjelaskan ketentuan-ketentuan pembagian warisan secara jelas,

antara lain: ayat pertama, berbicara tentang bagian anak laki-laki dan

perempuan.

☺ ⌧

☺ ⌧

⌧ (..............)

13 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, hal. 4.

Page 30: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

19

Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.”(Q.S. al-Nisa, 4:7)

Ayat kedua, berbicara tentang warisan anak laki-laki dan perempuan serta ayah

dan ibu (al-furu’ dan al-ushul), seperti termaktub dalam firman Allah SWT.

⌧ ⌧

☺ ☺ ⌧

⌧ ☺ ☺

(.........................)

Artinya: “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan, dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat

Page 31: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

20

seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. al-Nisa, 4:11)

Ayat ketiga, berbicara jika si mayyit tidak mempunyai keturunan yang mewarisi

adalah ushul.

(....................)

Artinya: “dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah

Page 32: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

21

dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.” (Q.S. al-Nisa, 4:12)

2. Al-Sunnah

Hadis yang menjadi ketentuan pembagian warisan antara lain:

س ابع ابن نع هيبا نع سو طا ابن انث دح بيه و ثنا حد ئيل اسما بن س مو ثنا حد

ىقفماب باهلها ئض الفرا الحقوا: ل قا ملس و هيعل االله ىلص يبالن نع هعن االله يض ر

14 )ىر البخا ه روا (آر ذ جل ر لى لاو فهو

Artinya “Bercerita kepada kami Musa bin Ismail bercerita kepada kami Wahib bin Thawus dari ayahnya dari Abdullah ibnu abbas semoga ALLAH meridhoinya dari Nabi SAW bersabda: “Berikanlah harta warisan kepada orang-orang yang berhak. Sesudah itu, sisanya, untuk orang laki-laki yang lebih utama.” (H.R. Bukhari) Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Daud.

ناثدح :ل قا ,حبش الا وه و ,دلحم ثيدح اذه و ,دل اخ نب دلخم و حل اص نب دمحا

ل اق :ل قا س ابع نبا نع ,هيبا نع س و اط نبا نع رمعم اثندح ,قز الر دبع

14 Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Berut: Daar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2003) Juz 4, Cet Ke-2. Hal.318.

Page 33: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

22

Artinya”Ahmad bin Solih dan Mukhlid bin Holid, ini hadis muhklid, dia itu ashbah berkata ia, bercerita kepada kami Abdul Razak, bercerita kepada kami Mu’mar dari anak Thawus dari ayahnya dari Abdullah bin Abbas berkata ia, Bersabda Rasulullah SAW: Bagikanlah harta waris diantara para ahli waris menurut kitab Allah, maka jika ada sisa laki-laki lebih utama” (H.R Muslim dan Abu Dawud)

3. Ijma’ dan Ijtihad. Para shahabat, tabi’in, generasi pasca shahabat dan tabi’it

tabi’in, generasi pasca tabi’in telah berijma’ tentang legalitas ilmu faraidh dan

tiada seorangpun yang menyalahi ijma’ tersebut.

B. Rukun, Syarat, Sebab dan Penghalang Dalam Waris.

1. Rukun Waris

Rukun secara etimologi yaitu apabila posisinya kuat dijadikan sandaran.

Sedangkan menurut terminologi adalah keberadaan sesuatu yang menjadi bagian atas

keberadaan sesuatu yang lain.16

Maka Rukun Waris Ada Tiga Macam:

a. Al-Muwarrits, yaitu orang yang meninggal dunia baik mati hakiki (yaitu

kematian seseorang yang dapat diketahui tanpa harus melalui pembuktian,

15 Abi Dawud Sulaiman Bina Lias’at al-Muhtani al-Azdi, Sunan Abi Dawud, (Berut: Daar ibn

Hizam, 1998) hal. 45. 16 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami. Hal. 27.

Page 34: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

23

bahwa seseorang telah meninggal dunia) maupun mati hukmi (yaitu

kematian seseorang secara yuridis ditetapkan melalui keputusan hakim

dinyatakan telah meninggal dunia. Ini bisa terjadi dalam kasus seseorang

yang dinyatakan hilang tanpa diketahui dimana dan bagaimana keadaannya,

setelah dilakukan upaya-upaya tertentu. Melalui keputusan hakim, orang

tersebut dinyatakan meninggal dunia). Dan mati taqdiri (yaitu perkiraan

seseorang telah meninggal dunia. Misalnya seseorang yang diketahui ikut

berperang).17

b. Al-Warits, yaitu adalah orang yang dinyatakan mempunyai hubungan

kekerabatan baik karena hubungan darah, hubungan sebab perkawinan, atau

karena akibat memerdekakan hamba sahaya.

c. Al-Mauruts yaitu harta benda yang menjadi warisan

2. Syarat-Syarat Waris

Syarat menurut etimologi adalah tanda, sedangkan menurut terminologi sesuatu

karena ketiadaannya tidak akan ada hukum.18

Syarat Waris Ada Tiga Macam:

a. Meninggalnya pewaris dengan sebenarnya, maupun secara hukum, seperti

keputusan hakim atas kematian orang yang mafqud (hilang)

17 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, Hal. 4 18 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami. Hal. 28

Page 35: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

24

b. Hidupnya ahli waris setelah kematian pewaris, walaupun secara hukum

seperti anak dalam kandungan.

c. Tidak adanya salah satu penghalang dari penghalang-penghalang pewarisan.19

Mengenai syarat yang ketiga (tidak adanya penghalang pewarisan) diantara

para ahli faraidh, ada yang menyatakan bahwa hal tersebut tidak termasuk

kedalam syarat pewarisan, yang menjadi syarat pewarisan yang ketiga adalah:

Mengetahui sebab-sebab yang mengikat ahli waris dengan si mayyit, seperti

garis kekerabatan, perkawinan dan perwalian.20

3. Sebab-Sebab Waris

Sebab menurut etimologi adalah sesuatu yang menyampaikan kepada sesuatu

yang lain baik sesuatu tersebut bisa diraba seperti tali. Sedangkan menurut

terminologi adalah hal yang mengharuskan keberadaan hal yang lain, sehingga hal

yang lain itu menjadikan hal yang lain tidak ada secara substansial.21 Contoh api

merupakan sebab terjadinya kebakaran.

Sebab-sebab mewariskan yang disepakati ulama ada tiga macam

a. Kekerabatan

b. Pernikahan

c. Wala’ (membebaskan budak)

19 Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Semarang: Toha Putera, 1972) hal. 426-427. 20 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam,

(Jakarta: Gaya Media Pratama,2002) Cet ke-2, hal, 25. 21 Muhammad Sabatul al-Maridini, Sarhu al-Matnu al-Ruhbiyyah (Semarang, Usaha

Keluarga, Tth) hal, 10

Page 36: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

25

Sebab-sebab mewariskan yang diperselisihkan ulama yaitu Baitul Mal.22

4. Penghalang Mendapatkan Waris

Penghalang menurut etimologi adalah penghalang diantara dua hal. Sedangkan

menurut terminologi adalah sesuatu yang mengharuskan ketiadaan sesuatu yang lain.

Tentu saja ketiadaan sesuatu yang lain itu, tidak serta merta bermakna secara

substansial. Dengan demikian, penghalang adalah keberadaannya, syarat adalah

ketiadaannya, dan sebab adalah keberadaan dan ketiadannya.23

Penghalang mewarisi yang disepakati ada tiga macam

a. Berlainan Agama yaitu berlainnya agama orang yang menjadi pewaris

dengan orang yang yang menjadi ahli waris. Mengenai kedudukan

berlainan agama sebagai penghalang warisan telah menjadi ijma’ ulama.24

Namun demikian menurut Muadz, Muawiyyah, Ibnu al-Musayyab,

Masruq dan an-Nakha’i berpendapat bahwa penghalang warisan

perbedaan agama, tidak termasuk bagi orang muslim untuk mewarisi harta

peninggalan ahli warisnya yang non muslim.25

b. Perbudakan yaitu seorang budak tidak dapat mewarisi dan mewariskan

harta peninggalan dari dan kepada ahli warisnya. Ia tidak dapat mewarisi

karena dipandang tidak cakap mengurus harta milik, dan status

22 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fi al-Fiqh Al-Islami, h. 41.

23 Ibid, hal 46. 24 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal, 37. 25 Ibid, hal 38.

Page 37: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

26

keluargannya terputus dengan ahli warisnya. Para ulama telah sepakat

bahwa perbudakan sebagai penghalang warisan.

c. Pembunuhan. Jumhur ulama telah sepakat dalam menetapkan

pembunuhan sebagai penghalang kewarisan adalah pembunuhan yang

disengaja dan disertai permusuhan. Hanya fuqaha dari golongan khawarij

saja yang membolehkannya. Mereka juga beralasan bahwa ayat-ayat

mawarits itu memberikan faedah yang umum, tidak dikecualikan si

pembunuh. Oleh keumumannya ayat tersebut harus diamalkan.

Sedangkan selainnya masih diperselisihkan. Ulama Syafi’i

berpendapat pembunuhan itu mutlak menjadi penghalang pewarisan, baik

dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, baik dilakukan karena

menjalankan hak maupun bukan, baik pembunuhnya orang yang baligh

maupun orang yang belum baligh. Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa

pembunuhan yang menjadi halangan adalah (1) pembunuhan yang

bersanksi qishas, yaitu yang dilakukan berdasarkan kesengajaan dengan

mempergunakan alat-alat yang dapat dianggap menghancurkan anggota

badan orang lain. (2) pembunuhan yang bersanksi kaffarat, yaitu

pembunuhan yang dituntut sebagai penebus kelalainnya dengan

membebaskan seorang budak wanita Islam atau kalau tidak mungkin, ia

dituntut menjalankan puasa dua bulan berturut-turut, seperti pembunuhan

Page 38: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

27

mirip sengaja, atau pembunuhan yang dianggap silap.26 Ulama

Malikiyyah berpendapat sesungguhnya pembunuhan yang menjadi

penghalang pewarisan ialah pembunuhan yang disengaja dan disertai

permusuhan, baik dilakukan langsung maupun tidak langsung.27 Ulama

Hanabilah berpendapat pembunuhan yang menjadi penghalang pewarisan

adalah pembunuhan tanpa hak yang dibebani sanksi qishos, diyat dan

kafarat.

Penghalang mewarisi yang tidak disepakati

a. Riddah yaitu keluar dari Islam. Orang tersebut disebut murtad, baik

dalam keadaan dapat membedakan secara sadar, maupun dalam keadaan

bercanda. Yang diperselisihkan apakah kemurtadan menjadi penghalang

yang diiringi dengan kekafiran yang sesungguhnya? Dalam hal ini ada

dua pendapat, yaitu (1) Kebanyakan para Ulama berpendapat bahwa

kemurtadan menjadi penghalang untuk mewarisi bila diiringi dengan

kekufuran. Dengan demikian, tidak ada perbedaan antara kekafiran yang

datang secara tiba-tiba dengan kekafiran yang dilakukan sejak awal,

keduanya tetap menjadi penghalang. Namun satu hal yang penting, makna

kekufuran sebenarnya secara hukum sudah mencakup bentuk-bentuk

kekufuran yang lainnya. (2) Kalangan mazhab Syafi’iyyah berpendapat

26 Fathurrahman, Ilmu Waris (Bandung: Al-Maarif, 1975) Cet Ke-4, hal, 86. 27 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal, 35.

Page 39: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

28

bahwa kemurtadan merupakan penghalang mewarisi yang independen,

tidak bisa digabungkan dengan persoalan berlainan agama.28

b. Berlainan Negara yang dimaksud adalah berlainan atau perbedaan jenis

pemerintah antara dua Negara. Jumhur Ulama termasuk didalamnya

Imam Malik dan sebagian ulama-ulama Hanafiyyah, berpendapat bahwa

berlainan Negara antara orang-orang non muslim tidak menjadi

penghalang untuk saling mewarisi diantara mereka. Sebab nash tentang

penghalang itu bersipat umum dan dapat mencakup kepada mereka juga.

Nash yang melarang saling mewarisi antara dua orang ahli waris yang

sama agamanya itu dapat saling mewarisi, meskipun berlainan

Negaranya. Selama dalil yang bersifat umum ini tidak ada yang

mentakhsisnya, maka dalil tersebut wajib diamalkan. Sedangkan Imam

Abu Hanafiyah dan sebagian ulama Hanabilah menyatakan bahwa

berlainan Negara antara orang-orang non muslim menjadi penghalang

pewarisan mereka, karena terputusnya ismah (ikatan kekuasaan) dan tidak

adanya hubungan perwalian, justru terakhir ini menjadi dasar warisan.29

C. Ahli Waris dan Bagiannya

1. Golongan Ahli Waris

28 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami. Hal, 62. 29 Fathurrahman, Ilmu Waris, hal, 86

Page 40: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

29

Golongan ahli waris yang telah disepakati hak warisnya terdiri atas 15 orang

laki-laki dan 10 orang perempuan.30 mereka adalah:

Kelompok ahli waris laki-laki

a. Anak laki-laki

b. Cucu laki-laki pancar laki-laki dan seterusnya kebawah

c. Bapak

d. Kakek shohih dan seterusnya keatas

e. Saudara laki-laki kandung.

f. Saudara laki-laki sebapak

g. Saudara laki-laki seibu

h. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung

i. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak

j. Paman sekandung

k. Paman sebapak

l. Anak laki-laki paman sekandung

m. Anak laki-laki paman sebapak

n. Suami

o. Orang laki-laki yang memerdekakan budak.

Kelompok ahli waris perempuan

a. Anak perempuan

30 Muhammad Ibnu Hasan al-Ruhby, Matnu al-Ruhbiyyah (Surabaya: Maktabah Saqofah,

Tth) hal, 3.

Page 41: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

30

b. Cucu perempuan pancar laki- laki

c. Ibu

d. Nenek dari pihak bapak dan seterusnya keatas

e. Nenek dari pihak ibu dan seterusnya keatas

f. Saudara perempuan sekandung

g. Saudara perempuan sebapak

h. Saudara perempuan seibu

i. Isteri

j. Orang perempuan yang memerdekakan budak

Dari kedua puluh lima ahli waris tersebut sebagian mempunyai bagian (fardh)

tertentu, yakni bagian yang telah ditentukan kadarnya (Furudhul muqaddarah),

mereka disebut ahli waris ashabul furudh atau dzawil furudh; sebagian lainnya tidak

mempunyai bagian tertentu, tetapi mereka menerima sisa pembagian setelah diambil

oleh ahli waris ashabul furudh, mereka disebut ahli waris ashabah.31

Golongan ahli waris yang masih diperselisihkan hak warisnya adalah keluarga

terdekat (zul arham), yang tidak disebutkan didalam kitab Allah tentang bagiannya

(fardh) atau tentang usbhat, mereka dikenal dengan sebutan ahli waris dzawil arham.

2. Bagian Ahli Waris

31 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal, 65.

Page 42: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

31

Bagian-bagian yang telah ditentukan dalam al-Qur’an hanya ada enam, yakni

1/2, 1/4, 1/8, 1/3, 2/3 dan 1/6.32

Para ulama, dalam mengkaji pembahasan tentang bagian-bagian yang telah

ditentukan al-Qur’an (fardh dan ash-habul furudnya) menggunakan dua metode.

Pertama, membahas setiap fardh secara terperinci, misalnya menyebutkan bagian

separuh (1/2), kemudian menyebutkan ahli waris yang mendapatkan bagian separuh,

menyebutkan bagian seperempat (1/4) dengan menyertakan ahli waris yang

mendapatkan bagian itu, dan seterusnya. Kedua, menyebutkan ashabul furudh beserta

uraian seputar kondisi mereka satu persatu. Misalnya, menyebutkan suami

adakalanya mewarisi setengah (1/2) harta peninggalan dan adakalanya mewarisi

seperempat (1/4) bagian, atau menyebutkan ibu pada satu kondisi dia mewarisi (1/3),

adakalanya dia mewarisi bagian (1/6), dan adakalanya pada kondisi yang lain, si ibu

dapat mewarisi satu pertiga (1/3) dari sisa harta waris.33

Dalam mengurutkan Bagian ahli waris ini, akan dipakai pada metode yang

kedua, sekaligus klasifikasi fardh dan ashabah.

a. Ahli waris dzawil furudh

Ahli waris dzawil furudh adalah para ahli waris yang mempunyai bagian

tertentu yang telah ditetapkan oleh syara’ (dalam al-Qur’an) yang bagiannya itu tidak

32 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, hal. 66. 33 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 106.

Page 43: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

32

akan bertambah atau berkurang kecuali dalam masalah–masalah yang terjadi radd

atau aul.

Ahli Waris tetap menjadi dzawil furudh dan tidak bisa menjadi ashabah,

Berjumlah 7 orang yaitu:

1) Ibu: seperenam (1/6) bila bersama keturunan si mayyit, juga ketika ada

dua orang saudara atau lebih, atau sepertiga (1/3) utuh ketika tidak ada

keturunan simayyit dan tidak ada saudara, atau sepertiga (1/3) sisa jika

orang yang ada bersama ibu dan bapak adalah suami atau istri, dan hanya

pada dua kelompok ahli waris yang ditinggalkan, yang dikenal dengan

umariyyatain atau al-Gharrowain.

2) Nenek dari jalur ayah: seperenam (1/6), baik sendiri maupun bersama-

sama dengan ahli waris yang lainnya. Dengan syarat tidak ada ayah.

3) Nenek dari jalur ibu: seperenam (1/6), baik sendiri maupun bersama-sama

dengan ahli waris yang lainnya. Dengan syarat tidak ada ibu.

4) Saudara laki-laki seibu: seperenam (1/6), bila hanya seorang diri, dan

sepertiga (1/3), bila bersama –sama dengan ahli waris lainnya.

5) Saudara perempuan seibu: seperenam (1/6), bila hanya seorang diri, dan

sepertiga (1/3), bila bersama-sama dengan yang lain.

6) Suami: setengah (1/2) bila tidak bersama dengan keturunan si mayyit dan

seperempat (1/4) bila bersama dengan keturunan simayyit.

Page 44: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

33

7) Istri: seperempat (1/4) bila tidak bersama keturunan simayyit dan

seperdelapan (1/8) bila bersama keturunan si mayyit.34

Ahli Waris sewaktu-waktu bisa fardh dan ashobah yaitu:

8) Ayah

9) Kakek

Keduanya dapat mewarisi jalan fardh 1/6 ketika tidak ada keturunan si

mayyit. Namun, keduanya juga dapat mewarisi dengan cara ashabah, yakni ketika

mereka tidak bersama-sama keturunan simayyit secara mutlak.

Keduanya juga dapat mewarisi secara fardh dan tashib, secara bersama-sama

dengan keturunan si mayyit. Dengan syarat sisa harta waris yang telah dibagikan

kepada ashabul furudh lebih dari seperenam (1/6) bagian. Namun, jika sisa harta

waris hanya seperenam (1/6) bagian itu. Demikian pula, jika sisa harta waris tidak

mencapai seperenam (1/6) bagian. Jika kondinya demikian, asal masalahnya

dinaikkan untuk menyempurnakan bagian seperenam (1/6). Tidak menutup

kemungkinan, dalam satu kasus, harta waris telah habis di bagikan atau tidak tersisa

sama sekali. Dalam kondisi ini, asal masalahnya di aulkan menjadi seperenam.35

Contoh:

Mewarisi hanya jalan fardh

Ayah 1/6

34 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 106. 35 Ibid, hal.99

Page 45: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

34

Anak laki-laki sisa

Mewarisi jalan Ashobah

Istri 1/4

Ayah Sisa

Mewarisi dengan jalan fardh dan tashib secara bersamaan

Anak perempuan 1/2 3

Ibu 1/6 1

Ayah 1/6 + sisa 1 secara fardh + 1 secara tashib = 2

Ahli waris yang mewarisi jalan fardh pada suatu ketika dan disaat lain mewarisi

dengan jalan ashobah. Ahli waris semacam ini ada 4 orang yaitu:

10) Seorang anak perempuan atau lebih

11) Seorang cucu perempuan dari seorang keturunan laki- laki atau lebih

12) Seorang saudara perempuan sekandung atau lebih

13) Dan seorang saudara perempuan seayah atau lebih

Jika tidak, empat orang tadi disebut sebagai kelompok ahli waris yang

mendapatkan bagian separuh (1/2) dan dua pertiga (2/3). Mereka dapat mewarisi

harta peninggalan dengan jalan fardh, jika mereka tidak bersama ahli waris yang

mengashobahkan mereka. Sedangkan bagian tetap mereka adalah adalah separoh

(1/2) jika sendiri dan dua pertiga (2/3) jika bersama-sama. Mereka juga mendapatkan

bagian hak waris secara lunak, jika terdapat ahli waris yang menyisakan untuk

Page 46: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

35

mereka. Akan tetapi, mereka tidak menyatu dalam waris mewarisi secara fardh dan

waris mewarisi secara tashib.36

Contoh waris mewarisi secara fardh

1 anak perempuan 1/2

Paman kandung sisa

Contoh waris mewarisi secara tashib

Istri 1/8

1 anak perempuan sisa

1 orang anak laki-laki sisa

b. Ahli Waris Ashabah

Kata ashabah merupakan jama’ dari tashib yang berarti kerabat seorang dari

pihak bapaknya. Dalam memberikan defenisi ashabah atau tashib pada hakikatnya

ulama faraidh mempunyai kesamaan persepsi dan maksud, antar lain:

Sebagaimana dikemukakan Rifa’i Arief yang dikutip oleh Usman Suparman dan

Yusuf Soawinata yaitu: “bagian yang tidak ditentukan dengan kadar tertentu seperti

mengambil seluruh harta atau menerima seluruh harta atau menerima sisa setelah

pembagian ashabul furudh”.37 Menurut Fathurrahman ashabah ialah: “ahli waris

yang tidak mendapat bagian yang sudah dipastikan besar kecilnya yang telah

36 Ibid, hal.101. 37 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal. 72.

Page 47: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

36

disepakati oleh seluruh fuqaha. Seperti ashabul furudh dan yang belum disepakati

seperti dzawil arham”.38

Dalam kitab Matnur al-Ruhbiyyah ashabah adalah ahli waris yang tidak mendapat

bagian yang sudah dipastikan besar kecilnya, yang telah disepakati oleh seluruh

fuqoha (seperti ashabul furudh) dan yang belum disepakati oleh mereka (seperti

dzawil arham) serta mereka mendapatkan sisa harta peninggalan setelah dikurangi

bagian furudh.39

Sayid Sabiq membagi ashabah atas dua bagian, yakni ashabah nasabiyyah yaitu

berdasarkan kekerabatan dan ashabah sababiyyah yaitu berdasarkan adanya sebab

memerdekakan hamba sahaya. Mengenai ashabah nasabiyyah para ahli faraidh

membaginya menjadi tiga bagian yaitu: Pertama, ashabah bil nafsi. Kedua, ashabah

bil ghair. Ketiga, Ashabah ma’al ghair.40

Adapun rincian ashabah nasabiyyah sebagai berikut:

1) Ahabah bi an-Nafsi ialah tiap-tiap kerabat yang lelaki yang tidak diselangi

dalam hubungannya dengan yang meninggal oleh seorang wanita.41

Orang- orang yang menjadi ahli waris ashabah bi an-Nafsi berjumlah 12

orang. Yaitu: Anak laki- laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki, saudara laki-

laki sekandung, saudara laki-laki se ayah, anak laki-laki dari saudara laki-laki

38 Fathurrahman, Ilmu Waris, hal. 339. 39 Muhammad Sabatul al-Maridini, Sarhu al-Matnu al-Ruhbiyyah, hal. 23. 40 Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Hal. 432 41 Hasby ash-Shiddiqy, Fiqh Mawaris, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973) hal. 167.

Page 48: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

37

sekandung, anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah, paman sekandung,

Paman seayah, anak laki-laki dari paman sekandung, anak laki-laki dari

paman seayah, laki-laki yang memerdekakan budak, perempuan yang

memerdekakan budak.42

2) Ashabah bi al-Ghoir ialah tiap wanita yang mempunyai furudh tapi dalam

mawaris menerima ashabah, memerlukan orang lain dan dia bersekutu

dengannya untuk menerima ashabah.43

Orang-orang yang menjadi ashabah bi al-Ghoir adalah sekelompok anak

perempuan bersama seorang atau sekelompok anak laki-laki, dan seorang

atau sekelompok saudara perempuan dengan seorang atau sekelompok

saudara laki-laki, mana kala kelompok laki-laki tersebut menjadi waris

ashabah bi an-Nafsi.44

3) Ashabah ma’a al-ghoir ialah tiap wanita yang memerlukan orang lain dalam

menerima ashabah, sedangkan orang lain itu bersekutu menerima ashabah

tersebut.45

Adalah seorang atau sekelompok saudara perempuan, baik sekandung

maupun sebapak, yang mewaris bersama-sama dengan seorang atau

42 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal. 75. 43 Ahmad Kuzari, Sistem Ashabah Dasar Pemindahan Hak Milik Atas Harta Tinggalan, hal.

92. 44 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal. 77. 45 Hasby ash-Shiddiqy, Fiqh Mawaris, hal. 179.

Page 49: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

38

sekelompok anak perempuan atau cucu perempuan pancar laki-laki, manakala

tidak ada anak laki-laki, cucu laki-laki pancar laki-laki, atau bapak, serta tidak

ada saudaranya yang laki-laki, yang menjadikannya sebagai ahli waris bil

ghoir. Jadi saudara perempuan sekandung atau sebapak mempunyai tiga

keadaan, yaitu sebagai penerima warisan secara fardh manakala tidak

bersama-sama dengan saudara laki- lakinya sebagai ashabah bi ghoir

manakala bersama dengan saudara laki-lakinya; dan sebagi ashabah ma’al

ghair manakala bersama-sama dengan anak perempuan atau cucu perempuan

pancar laki-laki.46

c. Dzawil Arham

Semula istilah dzawil arham mempunyai arti yang luas, yakni mencakup

seluruh keluarga yang mempunyai hubungan kerabat dengan orang yang

meninggal.47 Para Ulama faraidh memberikan definisi dzawil arham yaitu setiap

kerabat yang bukan (tidak termasuk) ashabul furud dan bukan (tidak termasuk)

golongan ashabah. Penyebutan ini dimaksudkan untuk membedakan orang-orang

yang termasuk dzawi al-arham dengan orang orang–orang yang termasuk ash-habul

furudh dan ashabah.48 Orang-orang yang kelompok dzawil arham antara lain:49

46 Hasanain Muhammad Makhluf, Al-Mawaris FI al-Syari’ al-Islamiyyah, (Kairo: Lajnah Al-

Bayyan al-Araby, 1958) hal. 102-103. 47 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal. 79.. 48 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 339. 49 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal. 80.

Page 50: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

39

1) Cucu perempuan pancar perempuan dan seterusnya kebawah.

2) Cucu laki-laki pancar perempuan dan seterusnya kebawah

3) Anak perempuan saudara laki-laki sekandung dan seterusnya ke bawah

4) Anak perempuan saudara laki-laki sebapak dan seterusnya kebawah.

5) Anak laki-lakisaudara perempuan sekandung dan seterusnya kebawah.

6) Anak perempuan saudara perempuan sekandung da seterusnya kebawah

7) Anak laki-laki saudara perempuan sekandung dan seterusnya kebawah

8) Kakek dari pihak ibu dan seterusnya kebawah

Mengenai hak waris dzawil arham, para fuqaha masih berselisih pendapat.

Sebagian mereka menyatakan bahwa dzawil arham sama sekali tidak dapat menerima

warisan, dan sebagian lainnya menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu, yakni

mana kala tidak ada lagi golongan ashabul furudh dan ashabah, dzawil arham dapat

menerima warisan. Golongan yang menyatakan bahwa dzawil arham sama sekali

tidak menerima warisan adalah, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas, Sa’id bin Musayyab,

Sufyan al-Tsauri, Imam Malik, Imam Syafi’i dan ibn hazm. Imam Malik dan Imam

Syafi’i berpendapat bahwa tidak ada hak waris bagi dzawil arham dan harta warisan

tersebut diberikan ke Baitul Mal.50

50 Ibid, hal. 81.

Page 51: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

40

Golongan yang menyatakan bahwa dzawil arham berhak menerima warisan

adalah Ali, Ibn Mas’ud, Syuraih al-Qadhi, Ibnu Sirrin,’Atho’ Mujahid, Imam Abu

Hanifah dan Imam Ibnu Hanbali.51

D. Asal Masalah dan Tashihul Masalah

1. Asal Masalah

Asal masalah dalam hukum waris adalah bilangan yang paling sedikit atau kecil

yang bisa diambil darinya, bagian para ahli waris secara benar tanpa ada bilangan

pecahan, dan besarnya bagian itu berbeda sesuai dengan perebedaan para ahli waris

yang ada.52

Yang dimaksud dengan asal masalah ialah kelipatan persekutuan terkecil (KPT)

yang dapat dibagi oleh setiap penyebut furudhul muqaddarah para ahli waris ashabul

furudh. Untuk mengetahui besarnya asal masalah, terlebih dahulu diperhatikan

jumlah macam penyebut yang terdapat pada masalah yang akan diselesaikan, tanpa

memperhitungkan jumlah macam pembilang. Apabila jumlah macam penyebutnya

telah diketahui, maka penentuan masalahnya.53

51 Yusuf Musa, Al-Tirkah Wa al-Mirats Fi al-Islam, (Mesir: Daar al-Kitab al-Araby, 1959)

hal. 278. 52 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 297. 53 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal.100 *Tamatsul berasal dari kata “tamaatsala” (تماثل) “yatamaatsalu” ”tamaatsulan“ )ثلامتي(

)تماثلا( artinya serupa.

Page 52: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

41

Pertama, Tamatsul* yaitu apabila hanya ada satu macam penyebut baik hanya

satu pecahan maupun beberapa pecahan yang mempunyai penyebut yang sama, maka

asal masalahnya adalah bilangan penyebut itu sendiri.54

Contoh: 1/2 asal masalahnya 2

1/3 asal masalahnya 3

Kedua, Tadakhul* yaitu jika bilangan terbesar dari penyebutnya dapat dibagi

(menghasilkan bilangan bulat) oleh bilangan penyebut lainnya, maka asal masalahnya

adalah bilangan penyebut tersebut.55

Contoh: 1/2 dan 1/4 Asal masalahnya 4

1/2 dan 1/6 Asal masalhnya 6

Ketiga,Tawafuq* yaitu jika bilangan-bilangan penyebut tersebut bukan tadakhul,

tetapi diantaranya ada bilangan-bilangan yang dapat dibagi oleh bilangan yang sama

(tawafuq), maka asal masalahnya adalah hasil perkalian bilangan tawafuq tersebut

dibagi dua.56

*Tadakhul berasal dari kata “tadaakhala” )تداخل( yatadaakhilu” )يتداخل( “tadaakhulan”

)تداخلا( artinya terjalin, saling memasuki. 54 Ibid, hal. 100. 55 Ibid, hal. 100 *Tawafuq berasal dari kata “tawaafako” ( افقوت ) “yatawaafiku”(يتوافق )

“tawaafukon” ( قافتوا ) artinya bersepakat. *Tabayyyun berasal dari kata “tabayyana”( نيبت ) “yatabayyanu” (يتبين) “tabayyunan” (تبينا)

artinya tampak, jelas. 56 Ibid, hal 101

Page 53: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

42

Contoh: 1/4 dan 1/6 Asal masalahnya 12

1/6 dan 1/8 Asal masalahnya 24

Keempat, Tabayyun* yaitu jika bilangan-bilangan penyebut tidak bisa dibagi

oleh bilangan penyebut terkecilnya atau tidak bisa dibagi dengan bilangan yang

sama, selain angka satu, maka asal masalahnya adalah hasil perkalian dari bilangan-

bilangan tabayyun tersebut.57

Contoh: 1/3 dan 1/2 Asal masalahnya 6

1/3 dan 1/4 Asal masalahnya 12

Dalam masalah yang hanya terdapat ahli waris ashabah asal masalahnya

adalah jumlah kepala mereka, dengan ketentuan bahwa seorang laki-laki sama dengan

bagian dua orang perempuan, apabila ada ahli waris yang perempuannya. Dalam

masalah yang terdiri atas dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan asala

masalahnya adalah 5; setiap anak laki-laki mendapat 2/5 dan anak perempuan 1/5.58

2. Tashihu al-Masalah

Tashihul masalah yaitu mencari angka masalah terkecil yang bisa menetapkan

saham-saham para ahli waris tanpa angka pecahan. Yakni satu kelompok ahli waris

tidak mendapatkan bagian secara genap.59 Apabila hasil pembagian saham yang

57 Ibid, hal. 102. 58 Ibid, hal. 103. 59 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 303.

Page 54: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

43

berupa pecahan tersebut terdapat hanya pada satu kelompok, maka penentuan tashihul

masalahnya dapat ditempuh sebagai berikut:

Pertama, Melihat adadur- ruus (jumlah kepala) dan jumlah saham para ahli

waris pada kelompokyang memerlukan tashih, apakah kedudukannya tabayyun,

tawafuq, atau tadakhul.60

Kedua, Apabila kedudukannya sudah diketahui maka penyelesaian tashihul

masalahnya adalah: i. Jika tabayyun dikalikan dengan jumlah kepala:61

JUMLAH

KEPALA

JUMLAH

SAHAM

DIKALIKAN

DENGAN

2 2 3 3 5 7

3 5 4 7 3 2

2 2 3 3 5 7

ii. Jika tawafuq dikalikan dengan hasil pembagian jumlah kepala dengan pembagi tawafuq tersebut, seperti:

JUMLAH KEPALA JUMLAH SAHAM DIKALIKAN DENGAN

4 4 6 6 8 8

6 10 4 15 6 10

2, yakni 4:2 2, yakni 4:2 3, yakni 6:2 2, yakni 6:3 4, yakni 8:2 4, yakni 8:2

60 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal.105 61 Ibid, hal. 106

Page 55: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

44

iii. Jika tadkhul dikalikan dengan hasil pembagian jumlah kepala dengan

jumlah saham, seperti62

JUMLAH KEPALA JUMLAH SAHAM DIKALIKAN DENGAN

4 6 6 8 8 9 15 15

2 2 3 2 4 3 3 5

2, yakni 4:2 3, yakni 6:2 2, yakni 6:3 4, yakni 8:2 2, yakni 8:4 3, yakni 9:3 5, yakni 15:3 3, yakni 15:5

Apabila hasil pembagian saham yang berupa pecahan, pecahan tersebut

terdapat pada beberapa kelompok, maka pentashihannya adalah dengan cara

mengalikan asal masalah dan saham-sahamnya dengan KPK dari angka-angka

pengali kelompok tersebut, seperti:63

JUMLAH KEPALA JUMLAH SAHAM DIKALIKAN DENGAN

3 3 3 4 3 12 4 16

4 1 2 3 2 7 3 16

3

3 } = 3, yaitu KPKnya 3 4 3 } = 3, yitu KPKnya 12 4

62 Ibid, 106. 63 Ibid, 107

Page 56: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

45

6 15 3 7

1 4 5 10

9 } = 180, yaitu KPKnya 6 15 3 7 } = 21, yaitu KPKnya

Contoh:

Seorang meninggal dunia. Ia meninggalkan seorang istri, ibu, 3 anak perempuan, dan

cucu laki-laki pancar laki-laki, berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut

apabila sipewaris meninggalkan harta warisan sebesar Rp 720.000.000.00.’

Jawab:

Asal Masalah = 24

Istri 1/8 : 1/8 x 24 = 3

Ibu 1/6 : 1/6 x 24 = 4

3 Anak Perempuan 2/3 : 2/3 x 24 = 16

5 Anak laki-laki Ashabah : (24-23) = 1 Pancar Laki-laki 24 Jadi kalau dibagi masih bisa menjadi pecahan pentashihannya untuk masalah ini

dikalikan dengan KPK-nya dari 3 dan 5, yaitu 15. Jadi penyelesaiannya sebagai

berikut:

Istri = 3 x 15 = 45

Ibu = 4 x 15 = 60

3 Anak Perempuan = 16 x 15 = 240

5 Cucu Laki-Laki = 1 x 15 = 15

Page 57: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

46

Pancar Laki-Laki 360 Istri = 45/360 x 720.000.000.00.’ = Rp 90.000.000.00.’

Ibu = 60/360 x 720.000.000.00.’ = Rp 120.000.000.00.’

3 Anak Perempuan =240/360 x 720.000.000.00.’ = Rp 480.000.000.00.’

Masing-masing 80/360 x 720.000.000.00.’ = Rp 160.000.000.00.’

5 Cucu Laki-Laki = 15/360 x 720.000.000.00.’ = Rp 30.000.000.00.’

Pancar Laki-Laki

masing-masing adalah = 3/360 x 720.000.000.00.’ = Rp 6.000.000.00.’

E. Hijab Dalam Waris

Hijab secara harfiah artinya satir, penutup atau penghalang. Dalam fiqh

Mawaris istilah hijab digunakan untuk menjelaskan ahli waris hubungan

kekerabatannya jauh, yang kadang-kadang atau seterusnya terhalang hak-hak

kewarisanya oleh ahli waris yag lebih dekat. Ahli waris yang menghalangi disebut

hajib, dan ahli waris yang terhalang disebut dengan mahjub keadaan menghalangi

disebut hijab.64

Hijab dilihat dari akibatnya, ada dua macam, pertama, Hijab nuqsan, yaitu

menghalangi yang berakibat mengurangi bagian ahli waris yang mahjub seperti suami

yang seharusnya menerima bagian setengah karena bersama anak laki-laki maupun

perempuan, bagiannya terkurangi menjadi 1/4. Ibu yang sedianya menerima bagian

64 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, Hal. 89

Page 58: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

47

1/3, karena bersama dengan anak, atau saudara dua orang atau lebih, terkurangi

bagiannya menjadi 1/6.

Kedua, Hijab hirman, yaitu menghalangi secara total. Akibatnya hak-hak

waris ahli waris yang termahjub tertutup sama sekali dengan adanya ahli waris yang

menghalangi. Misalnya saudara perempuan sekandung yang semula berhak menerima

bagian 1/2, tetapi karena bersama dengan anak laki-laki.65

Berikut adalah daftar Hajib-Mahjub Hirman

65 Ibid, hal. 90

1 Kakek Terhalang Oleh

Adanya

Ayah

2 Nenek Garis Ibu

Ibu

3 Cucu Laki-Laki

Anak Laki-Laki

4 Saudara Laki-Laki/

Perempuan

Kandung

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

5 Nenek garis Ayah

Ayah Ibu

6 Saudara laki-laki seayah

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki Sekandung

7 Saudara Perempu

an Seayah

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki Sekandung

Saudara Peremp

uan Seayah

8 Saudara Lk/Pr Seibu

Ayah Anak Laki-Laki/Pr

Cucu Laki-Laki/Pr

Sdr Laki-Laki Sekandung

Saudara Peremp

uan Seayah

Kakek

Page 59: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

48

9 Anak Laki2 Saudara Laki2 sekandung

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki Sekandung

Saudara Peremp

uan Seayah

Kakek

10 Anak Laki2 Sdr seayah

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki

Sekandung/ Seayah

Saudara Peremp

uan Sekand

ung/ Seayah

Kakek

11 Paman Sekandung

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki

Sekandung/ Seayah

Saudara Peremp

uan Sekand

ung/ Seayah

Kakek Dan

Anak Laki2

sdr Laki2 skdg

12 Paman Seayah

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki

Sekandung/ Seayah

Saudara Peremp

uan Sekand

ung/ Seayah

Kakek Dan

Paman Sekandung

13 Anak Laki2 Paman Sekandung

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki

Sekandung/ Seayah

Saudara Peremp

uan Sekand

ung/ Seayah

Kakek Dan

Paman Skdg/ Seaya

h 14 Anak

Laki2 Paman Seayah

Ayah Anak Laki-Laki

Cucu Laki-Laki

Sdr Laki-Laki

Sekandung/ Seayah

Saudara Peremp

uan Sekand

ung/ Seayah

Kakek Dan

Paman Skdg/ Seaya

h Dan

Anak Laki2 Paman Skdg

F. Cara Menentukan Dan Menyelesaikan Warisan

Jika kita ingin membagi harta waris kepada orang-orang yang berhak, kita

harus melihat mana yang disebut harta peninggalan (tirkah) dan membayar lunas

Page 60: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

49

semua utang dan melaksanakan semua wasiat simayyit, yang tidak lebih dari 1/3 harta

waris, kita harus mengetahui siapa saja yang berhak mendapatkan warisan. Dan harus

diketahui siapa yang terlarang menerima warisan. Kita harus mengikuti langkah-

langkah berikut ini.

1. Menentukan bagian-bagian ash-habul furudh jika mereka ada

2. Menjelaskan asal masalah

3. Menentukan bagian setiap ahli waris

4. Harta Waris dibagi berdasarkan asal masalah.

5. Apabila kita telah mengetahui bagian untuk setiap ahli waris dan kadar satu

bagian dari harta waris, tinggal kita kalikan kadar bagian itu dengan jumlah

bagian ahli waris, dan hasilnya adalah kadar satu bagian dari harta waris.

6. Semua ini diberikan, apabila para ahli warisnya dari dzawil furudh saja atau

sebagian lagi ashabah. Apabila ahli warisnya hanya ashabah dan semuanya

laki-laki, atau semuanya perempuan, asal masalahnya adalah jumlah ahli

warisnya. Namun apabila para ahli waris itu campuran, ada laki-laki dan

perempuan, asal masalahnya adalah jumlah laki-laki dikalikan dua, ditambah

jumlah perempuan.

Contoh Penyelesaiannya: Seseorang meninggal dunia dengan meninggalkan seorang

istri, bapak, ibu, kakek, seorang anak laki-laki dan seorang cucu laki-laki. Harta

peninggalannya sebesar Rp 48.000.000,00.

Page 61: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

50

Maka penyelesaiannya sebagai berikut: Kita harus menentukan siapa ahli waris yang

mendapat warisan

Isteri 1/8

Bapak 1/6

Ibu 1/6

Kakek Terhalang oleh adanya Ayah

Seorang anak laki-laki Ashabah (sisa)

Seorang cucu laki-laki Terhalang oleh adanya anak

Sesudah kita menentukan siapa ahli waris, selanjutnya pembagiannya yaitu

Isteri 1/8 : 1/8 X 24 = 3

Bapak 1/6 }a.m 24 : 1/6 X 24 = 4

Ibu 1/6 : 1/6 X 24 = 4

Seorang Anak laki-laki Asabah (sisa) : (24-11) = 13

48.000.000 : 24 = 2.000.000

Isteri 3 X 2.000.000 = Rp 6.000.000.

Bapak 4 X 2.000.000 = Rp 8.000.000.

Ibu 4 X 2.000.000 = Rp 8.000.000.

Seorang Anak Laki-Laki 13 X 2.000.000 = Rp 26.000.000. +

Rp 48.000.000.00.,

Dalam pembagian waris ada disebut ahli waris inti yaitu tidak pernah tertutup

tapi tentu akan tampil sebagi yang mendapat bagian harta tinggalan karena tidak

terhijab hirman adalah: Suami atau Istri, Ibu, Ayah, Anak Perempuan, dan Anak

Page 62: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

51

Laki-Laki. Mereka disebut ahli waris inti karena dalam kenyataan bahwa

kemungkinan yang mutlak mereka itu tentu menerima hak kewarisannya, sementara

ahli waris diluar mereka tertutup sama sekali selagi masih ada anak, ayah dan ada

ibu, sehingga mereka tidak bisa menikmati hak kewarisan mereka, menerima bagian

harta tinggalan.66

SKEMA AHLI WARIS INTI

Ibu (-)

Ayah (+)

66 Ahmad Kuzari, Sistem Ashabah Dasar Pemindahan Hak Milik Atas Harta Tinggalan, hal.

3.

Page 63: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

52

Yang Meninggal - / +

Suami (+)

Istri (-)

Anak Perempuan

(-)

Anak Laki-Laki

(+)

Keterangan: + = Laki-Laki - = Perempuan

= Sebab Pernikahan = Sebab Keturunan.

Page 64: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

53

Page 65: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

BAB III

RADD DALAM KEWARISAN

A. Pengertian Radd

Radd berasal dari kata “radda” ( در ) “yaruddu” (يرد)“raddan” (ردا), yang

artinya kembali.1 Secara etimologi radd artinya “al-‘awd” ( دوالع ) “ar-ruju” )عوجلرا(

artinya kembali, dan “ash-sharf” ( رفصال ) artinya menghindarkan.2 Dan radd berarti

juga dengan “arrapashu” ( صفرال ), dan “al-Iadah” ( ةادعالا ) artinya mengembalikan.3

Sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 25.

⌧ ⌧

⌧ ☺ ⌧ )..................(

Artinya : “Dan Allah menghalau (mengembalikan) orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Q.S. al-Ahzab, 33:25)

1Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus arab-Indonesia (Surabaya: Pusat

Progressif, 1997) Cet ke-14, hal, 486. Lihat juga . Abul Yazid Muhammad Abul Azmi, Maqosidu al-Miraz Fi Douni Nususi al-Syariati Waqonuni al-Mawaris, (Mesir, Hukmu Attabi’i Mahfuzatul Lilmuallif, 1999) hal.84.

2 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami (Mesir: Arrisalah Al-Dauliyyah, 2000) Terjemah H. Addys Aldizar dan Fathurrahman. Penulis (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004) hal. 321.

3 Ahmad Kamil al-Hudhuri, al-Mawaris al-Islamiyyah (Ttp, Lajnat Atta’rif al-

Islamiyyah,1966) hal. 54.

52

Page 66: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

53

Menurut Hasanain Muhammad Mahluf., radd secara terminologi adalah: “adanya

kelebihan pada kadar bagian ahli waris dan adanya kekurangan pada jumlah

sahamnya.”4

Dan menurut Ahmal Kamil al-khuduri., radd adalah: “memberikan harta yang

tersisa kepada ashabul furud, sesudah diberikan bagian masing-masing ashabul furud

dan tidak bersama dengan ahli waris ashabah, dibagi sesuai dengan nisbat bagian

mereka.”5

Menurut Sayid Sabiq., bahwa radd adalah: “pengembalian apa yang tersisa

dari bagian dzawil furudh nasabiyyah kepada mereka sesuai dengan besar kecilnya

bagian mereka bila tidak ada orang lain yang berhak untuk menerimanya.”6

Menurut Hasan Ahmad Khotib., Radd adalah: Adanya kekurangan jumlah

jumlah saham dari pada asal masalah, dan adanya kelebihan kadar bagian para ahli

waris.7 Menurut Fathurrahman., radd adalah: “penambahan pada bagian-bagian ahli

waris dan pengurangan saham-sahamnya.”8

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa radd adalah suatu masalah

kasus pewarisan yang jumlah sahamnya lebih kecil daripada asal masalahnya. Dan

4 Hasanain Muhammad Makhluf, al-Mawaris Fi al-Syariatil al-Islamiyyah, (Kairo: Lajnah

al-Bayyan al-Araby, 1958) hal. 138. 5 Ahmad Kamil al-Hudhuri, al-Mawaris al-Islamiyyah hal. 55. 6 Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Ttp: Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah, t.th.), jilid III, h. 306 7 Hasan Ahmad Khotib, al-Fiqhul al-Muqaron, (Kairo: Darut at-Taklif. 1957) hal. 336. 8 Fathurrahman, Ilmu Waris (Bandung: Al-Maarif, 1975) Cet Ke-4, hal. 423

Page 67: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

54

dengan sendirinya, terjadi penambahan kadar para ahli waris. Karena pada masalah

radd ini, ada penambahan kadar kepada para ahli waris. Masalah Radd ada karena

tidak ada ashabah dalam pembagian waris, maka sesudah dibagikan bagian masing-

masing ahli waris masih ada sisa, yaitu sisa kecil Hazairin menamakannya dengan

Dzawu-Iqarabat.9 Dan Hasanain Muhammad Makhluf menamakannya dengan al-

Naqishah.10

B. Rukun dan Syarat Radd.

1. Rukun-Rukun Radd

a. Terwujudnya ashabul furudh

b. Terwujudnya kelebihan saham

c. Tidak ada ahli waris waris ashabah

Ketiga ini harus ada, sebab kalau salah satu dari rukun tersebut tidak ada tentu

tidak akan terjadi masalah radd. Misalnya jika para ahli waris dari seseoarang yang

mati semuanya terdiri dari ashabah maka harta peninggalan asal masalahnya adalah

sesuai jumlah bilangan ashabah tersebut. Atau beberapa orang ashabul furudh dan

seorang ashabah, niscaya tidak akan ada sisa lebih atau kurang. Demikian juga

apabila jumlah saham-saham dari para ahli waris adalah sebesar jumlah asal masalah,

sehingga tidak ada kelebihan sedikitpun, tentu tidak akan terjadi masalah radd.11

9 Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Qur’an dan Hadis, (Jakarta: Tritamas,

1964) Cet ke-3. hal.45. 10 Suparman Usman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam,

(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002) Cet ke-2. Hal. 119. 11 Fathurrahman, Ilmu Waris, hal. 423.

Page 68: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

55

2. Syarat-Syarat Radd.12

1. Adanya Kelebihan harta dan kelebihan saham.

2. Tidak ada ahli waris ahabah.

Persoalan radd terjadi dalam hal ada suami atau istri , kedua, dalam hal suami atau

istri tidak ada13

C. Pendapat Para Ulama Tentang Radd

Tidak ada Nash yang khusus yang terdapat dalam kitab ALLAh SWT. Atau

dalam Sunnah Rasulullah saw tentang radd. Karena itulah, para sahabat, tabi’in, dan

para imam mazhab fiqih, berbeda pendapat tentangnya. Para Ulama berbeda

pendapat dalam masalah ini pada prinsipnya, ada dua pendapat yaitu radd itu tidak

ada dan radd itu ada.14

1. Pendapat Para Sahabat dan Tabiin

a. Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khottab

Mereka berpendapat Pengembalian sisa harta diserahkan kepada ashabul

furudh, tidak boleh diberikan kepada suami atau istri. Karena suami atau istri

bukanlah kerabat nasab.15 Tidak boleh diserahkan ke baitul mal, karena nasab lebih

utama dibandingkan hubungan agama. Dzul al-furudh mengumpulkan dua sebab,

12 Abul Yazid Muhammad Abul Azmi, Maqosidul al-Miraz Fi Dauni Nususi al-Syariati Wa

Qonuni al-Mawarisi, hal.84. 13 Suhwardi k Lubis dan Komis Simanjuntak, Hukum waris Lengkap dan Praktis (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998) hal 165. 14 Fathurrahman, Ilmu Waris, hal. 423. 15 Muhammad Muhyidin Abdul Hamid, Ahkamul Mawaris Fi al-Syariati al-Islamiyyah Ala

al-Mazahibul Arbaah, (Berut: Maktabah al-Azriyah, 1996) hal 172

Page 69: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

56

yaitu hubungan agama dan hubungan nasab, sementara kaum muslimin (baitul mal)

hanya mempunyai satu sebab saja yakni hubungan agama. Maka radd diserahkan

kepada ashabul furudh kecuali kepada suami atau istri.

Dalil yang dikemukakan adalah Surah al-Anfaal ayat 75

(............)

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu Kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Anfal,8:75)

Ayat ini menjelaskan bahwa suami atau istri tidak termasuk pengertian

umum ayat ini. Suami atau istri dapat mewarisi karena sebab perkawinan, dan ini

terputus bila salah seorang dari mereka wafat. Karena itu, bagian warisan untuk

suami atau istri hanya apa yang ada dalam nash, dan tidak ada pengembalian untuk

mereka karena hal itu tidak ada dasarnya. Hubungan kekerabatan karena nasab akan

tetap kekal, walaupun ahli warisnya telah wafat. Oleh sebab itu, tidak ada alasan

untuk mencegah ash-habul furudh, yang memiliki ikatan kekerabatan dengan

Page 70: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

57

simayyit, maka sisa harta sesudah pembagian waris, ash-habul furud lebih berhak

mendapatkan warisan daripada orang lain.16

b. Utsman bin Affan

Apabila ada sisa harta sesudah dibagikan kepada ashabul furudh dan tidak

ada ashabah karena nasab dan sebab, Pengembalian sisa harta diserahkan kepada

seluruh ash-habul furudh, dengan kadar bagian masing-masing tanpa terkecuali

(radd boleh diberikan kepada siapa saja tanpa ada pengecualian). bahwa radd dapat

diberikan kepada seluruh ahli waris dzul al furudh sekalipun kepada suami istri

menurut bagian mereka masing-masing.17

Dalil yang dikemukakan adalah bahwa suami atau istri menanggung

kekurangan pada bagian mereka ketika aul, maka mereka juga wajib menerima

tambahan ketika ada sisa lebih (radd). Alasan lainnya bahwa dalam al-Qur’an telah

ditetapkan bahwa suami atau istri adalah ahli waris dan tidak ada yang melarang

dalam menambahi sisa waris. Oleh sebab itu tiap-tiap yag ditetapkan oleh Nash

menyalahi qiyas maka wajib mendahulukan apa yang ditetapkan oleh nash.18

c. Pendapat Abdullah ibnu Mas’ud

16 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islam, hal. 322 17 Ibnu Qudamah, Al-Mughni, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th.), juz 7, h. 46. Lihat

juga Hasan Yusuf Ghazali, al-Miras ala al-Mazahibul Arba’ah dirasatan watatbikhan, (Ttp: Daar al-Fikr, 2003) hal. 113.

18 Muhammad Muhyidin Abdul Hamid, Ahkamul Mawaris Fi al-Syariati al-Islamiyyah Ala

al-Mazahibul Arbaah, hal. 172.

Page 71: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

58

Radd tidak boleh diberikan kepada enam ashabul furudh yaitu suami, istri,

nenek, cucu perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan sebapak, dan

saudara-saudara seibu. Dalil yang dikemukakan adalah mewarisi sisa setelah ash-

habul furudh, dengan jalan pengembalian, sama hukumnya dengan jalan ashabah.

Oleh karena itu dahulukanlah yang lebih dekat kemudian yang agak dekat. Tidak

tetap radd itu bagi suami adan istri karena salah satu keduanya tidak ada sipat

qorabat. Dan tidak tetap mendapatkan radd cucu perempuan dari anak laki-laki

bersama anak perempuan sulbi, saudara perempuan sebapak bersama saudara

perempuan sekandung, serta saudara seibu bersama ibu dan nenek, karena salah satu

dari yang tiga ini ada orang yang lebih dekat dengan si mayyit daripada mereka.19

d. Pendapat Zaid bin Tsabit, Urwah ibnu Zubeir dan Sulaiman ibnu

Yasar.

Tidak ada radd dalam waris mewarisi dan harta yang tersisa setelah bagian

ash-habul furud dibagikan, tidak bisa dikembalikan kepada mereka, tetapi harus

diserahkan ke baitul mal. Dalil yang dikemukakan adalah bahwa ALLAH SWT telah

menjelaskan bagian ash-habul furudh dalam masalah warisan. Oleh karena itu, tidak

boleh ditambahkan dengan sisa harta, karena perbuatan itu melampaui batas yang

ditentukan ALLAh SWT.20

Sebagaimana di dalam al-Qur’an Surah an-Nisa’ ayat 13-14

19 Ibid, hal.173. 20 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 322.

Page 72: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

59

⌧ (.............)

Artinya: “(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (Q.S. An-Nisa’ 4:13-14)

Ayat ini turun sesudah menerangkan bagian ashabul-furudh, artinya

membatasi bagian yang telah ditentukan oleh ALLAH SWT. Maka seluruh sisa harta

itu diserahkan kepada baitul mal.21

e. Abdullah ibnu Abbas

Sisa harta diberikan kepada ash-habul furudh selain suami, istri dan juga

selain nenek, jika ia bersama ashabul furudh yang memiliki hubungan kekerabatan

karena nasab. Jika tidak ada, ia boleh medapatkan pengembalian. Dalil yang

dikemukakan adalah Warisan nenek merupakan makanan untuknya. Oleh karena itu

21 Ibid, hal. 323

Page 73: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

60

nenek tidak boleh mendapatkan bagian lebih dari apa yang telah ditetapkan, kecuali

jika tidak ada ashabul furudh, yang memiliki hubungan karena nasab.22

2. Pendapat para Imam Mazhab

a. Imam Syafi’i dan Imam Maliki

Menurut Imam Syafi’i dan Imam Maliki Sisa harta yang tersisa setelah

bagian ashabul furudh dibagikan (radd), tidak bisa dikembalikan kepada ashabul

furud, tetapi harus diserahkan ke baitul mal.23 Demikian juga tidak boleh diserahkan

kepada dzawil arham, baik keadaan kas baitul mal teratur dalam melaksanakan

tugasnya maupun tidak. Sebab hak pusaka terhadap kelebihan tersebut adalah

ditangan orang-orang muslimin pada umumnya. Orang-orang muslimin pada

keadaan bagaimanapun tidak boleh dianggap sepi. Biarpun nashir tersebut tidak

melaksanakan amanat orang-orang muslimin, tetapi hal itu tidak dapat

menggugurkan hak mereka.24 Oleh karena itu Kelebihan harta setelah dibagi-bagikan

kepada ahli waris dzul al-furudh tidak dapat dimiliki oleh seorang ahli waris karena

tidak ada jalan untuk memilikinya dan harus diserahkan ke baitulmal.

22 Ibid, hal. 327. 23 Muhammad Muhyidin Abdul Hamid, Ahkamul Mawaris Fissyariatil Islamiyyah Ala

Mazahibul Arbaah, hal. 174. 24 Muhammad Syarbini al-Khotib, Mughnil Muhtaj (Mesir: Musthapa al-Baby al-Halaby,

1958) Juz III, hal. 6.

Page 74: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

61

Dalil yang dikemukakan bahwa Allah SWT menjelaskan bagian tiap-tiap ahli

waris, apabila kita memberikan radd itu kepada ashabul furudh berarati kita sudah

memberikan yang bukan haknya. Dalam alqur’an surah an-Nisa’ ayat 13-14.

⌧ (.............)

Artinya: “(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (Q.S. An-Nisa’ 4:13-14)

Ayat ini menjelaskan bahwa tidak boleh melampaui batas yang telah

disyariatkan oleh ALLAH SWT, yang melampaui batas akan mendapatkan sanksi

yang keras. Karena bahwasanya ALLAH SWT telah menentukan bagian para dzawil

furudh secar qoth’iy besar kecilnya secar pasti, tidak perlu ditambah atau dikurangi.

Menambahi fardh mereka berarti membuat ketentuan yang melampaui batas

ketentuan syariat. Orang-orang yang melampaui batas ketentuan syariat, oleh tuhan

diultimatum akan diabadikan dineraka.

Page 75: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

62

Imam Syafi’i berkata: apa makna radd? Apakah itu merupakan sesuatu yang

diperoleh melalui istihsan (anggapan baik) walaupun demikian, apakah kita

mensyariatkan sesuatu yang tidak disyariatkan Allah? Kalau boleh, kita bisa saja

memberikan warisan kepada tetangga atau nasab yang jauh. Kalau tidak boleh,

mengapa ada yang membolehkan radd? 25 Berdasarkan dalil ini Imam Syafi’ dan

Imam Maliki berpendapat bahwa radd itu harus diberikan kepada baitul mal, karena

baitul mal merupakan ahli waris yang tidak mempunyai ahli waris. Demikian Urwah

dan Imam syafii mengemukan hal yang sama dengan Zaid bin Tasbit.26

Kondisi dan situasi yang dialami oleh fuqaha syafi’iyyah dikemudian hari

berlainan dengan suasana dan situasi yang dialami Imam Syafi’i. Sehingga

mendorong pengikut-pengikutnya seperti Imam Ibnu Saraqah, al-Qadhi al-Husain,

al-Mutawally, al- Mazani dan Ibnu Suraij, mempatwakan bahwa sisa harta itu

tidak boleh diserahkan kecuali kepada ash-habul furudh secara nasab dan tidak boleh

diberikan kepada suami atau istri, sama ada baitul mal terorganisir dengan adil atau

tidak terurus. Pendapat Imam Nawawi, Imam al-Mawardi apabila baitul mal

terorganisir dengan adil maka tidak boleh diberikan kepada ashabul furud dan jika

25 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 323, 26 Muhamad Ibn Idris al-Syafii, Al-Umm, (Beirut : Dar al Kutub al Ilmiyah,1993), juz 4, h.

100. Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayah al Maqtashid, (Ttp.: Maktabah al Kulliyah al azhariyah, 1969), juz II, h. 380.

Page 76: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

63

baitul mal itu tidak terorganisir dengan baik diberikan kepada ashabul furud kecuali

suami atau istri.27

Pendapat mazhab Maliki generasi berikutnya bahwa apabila baitul mal

tidak terorganisir dengan adil ketika ada kelebihan sisa harta diberikanlah kepada

ashabul furudh sesuai dengan nisbah bagian mereka kecuali kepada suami atau

istri.28

b. Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Abu Hanifah

Mereka berpendapat bahwa sisa harta sesudah dibagikan kepada ashabul furudh

(radd) diberikan kepada ashabul furudh senasab, kecuali kepada suami atau istri, baik

baitul mal terorganisir secara adil atau tidak, wajib diberikan kepada ash-habul

furudh.29 Penyingkiran suami dan istri dari menerima radd itu ialah karena radd itu

adalah hak para ahli waris yang mempunyai hubungan darah dengan simati, sedang

sebagaimana diketahui bahwa hak pusaka suami dan istri tersebut bukan karena

adanya sebab perhubungan darah, tetapi karena adanya sebab perkawinan.30 Dalil

yang dikemukakan adalah surah al-Anfal ayat 75

27 Hasan Ahmad Khotib, al-Fiqh al-Muqaran (Mesir:Darul Ta’rif, 1957) hal 337. 28 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Islam Wa Adillatuhu, (Damaskus: Daar al-Fikr, 1989) hal.358. 29 Hasan Ahmad Khotib, al-Fiqh al-Muqaran, hal. 339. 30 Amir Syarifuddin, Pelaksanaan Hukum Kewarisan islam Dalam Lingkungan Adat

Minangkabau, (Jakarta : Gunung Agung, 1984), h. 103.

Page 77: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

64

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu Kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat).” (Q.S. Al-Anfal, 8:75) Ayat ini mempunyai makna umum, yaitu setiap orang yang terikat dengan

hubungan rahim lebih utama untuk menerima warisan daripada yang lain. Dengan

demikian, mereka berhak mengambil sisa dari harta waris. Ayat ini juga tidak

bertentangan dengan ayat waris-mewarisi, sebab bagian yang telah ditetapkan sudah

diberikan kepada ash-habul furudh. Karena itu mengambil sisa bukanlah menambah

bagian yang telah ditetapkan ALLAH, namun karena ada sebab yang lain, seperti

orang yang mewarisi karena sebab kekerabatan melalui dua jalur.31

Selain berpegang pada firman Allah tersebut, mereka juga mendasarkan

pendapatnya pada hadits yang disampaikan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash.

ياب نب دعس نب رم اع ين ربخ ا ل اق ىره الز ناث دح ن يافس ناث دح ى دمالح ناث دح

ىف تا اءف ت ولما لىع هنم تيفش ءفا اضرم ةكمب تض رم: ل قا هيبا نع ص قاو

سيلو اريثآ لا ما ىل ن ا االله ل وس ر يا تلقف يندوعي موسل عليه االله لىص ىبالن

31 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 324.

Page 78: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

65

Artinya“Bercerita kepada kami Hamidi bercerita kepada kami Supyan bercerita kepada kami Zuhri, berkata ia, bercerita kepada kami Amar bin Sa’ad bin Abi Waqos dari ayahnya berkata ia, Pada saat haji Wada’ Rasulullah saw, mengunjungiku yang sedang sakit keras. Aku bertanya kepadanya, ‘Wahai Rasulllah, aku adalah orang yang memiliki harta yang banyak dan tidak ada yang mewarisi hartaku, kecuali anak perempuanku satu-satunya. Jika demikian, bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga (2/3)dari hartaku? Nabi saw menjawab, tidak boleh. Aku bertanya lagi Bagaimana jika aku sedekahkan separuh hartaku, ya Rasulallah? Nabi saw. Menjawab, Juga tidak boleh, Aku kembali bertanya, kalau sepertiga (1/3) mendengar itu, nabi saw. Bersabda ‘kalau sepertiga (1/30 boleh, dan itupun sudah banyak. Sebab, seandainya kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan papa, meminta-minta kepada manusia, .…(H.R. Bukhari)

Bentuk argumentasi dari hadis diatas adalah Rasulallah SAW, tidak melarang

sa’ad yang membatasi warisannya hanya untuk anak perempuannya, namun beliau

melarangnya berlebihan dalam memberi sedekah, sehingga anaknya menjadi kaya

dengan warisan. Jelasnya, anak perempuan Sa’ad tidak mewarisi seluruh harta,

32 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Matnul al-Bukhari Bi-Hasiyyatis al-

Sindi, (Berut: Daar ibn al-Hizam, tth) Jilid ke-4, hal. 165.

Page 79: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

66

kecuali jika ia mengambil bagian tetap yang setengahnya dan sisa menjadi

pengembalian.33

c. Syi’ah Zaidiyah dan Imamiyyah

Mereka berpendapat kelebihan harta diserahkan kepada ahli waris yang ada

sesuai dengan kadar masing-masing.

Sedang di kalangan Syi’ah Imamiyah juga terdapat perbedaan tentang memberikan

sisa harta kepada suami isteri ketika ahli waris yang lain tidak ada. Pertama, sisa

harta diberikan kepada suami tidak kepada isteri. Pandangan ini yang lebih mashur di

kalangan mazhab Imamiyah dan yang paling banyak diamalkan. Kedua, sisa harta

diserahkan kepada suami atau isteri secara mutlak dan dalam semua keadaan. Ketiga,

sisa harta diberikan kepada suami atau isteri manakala tidak ada imam yang adil.

Kalau ada imam yang adil maka sisa harta diserahkan kepada suami.34

D. Radd Dalam KHI dan Fiqh Klasik

1. Radd Dalam KHI

Dalam masalah radd ini, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia menyatakan

bahwa apabila terjadi kelebihan harta, maka kelebihan tersebut dikembalikan kepada

33 Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh

Al-Islami, hal. 325, 34 Muhamad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, terj. Afif Muhamad,(Jakarta : Basri

Press, 1994), h. 357.

Page 80: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

67

seluruh ahli waris, tanpa terkecuali kepada suami atau istri.35 Hal ini sebagaimana

termaktub dalam pasal 193 KHI36 “Apabila dalam pembagian harta warisan diantara

para ahli waris dzawil furud menunjukkan pembilang lebih kecil daripada angka

penyebut, sedangkan tidak ada ahli waris ashabah, maka pembagian harta warisan

tersebut dilakukan secara radd, yaitu sesuai dengan hak masing-masing ahli waris,

sedang sisanya dibagi secara berimbang diantara mereka”

Sikap tegas yang diambil oleh Kompilasi Hukum Islam yang hanya

memberikan satu pilihan yaitu sisa harta yang sesudah dibagikan kepada ashabul

furudh (radd) boleh diberikan kepada semua ahli waris. Dalam Kompilasi Hukum

Islam Radd itu diserahkan kepada seluruh ashabul furudh, termasuk kepada suami

atau istri.

2.Radd Dalam Fiqh Klasik

Masalah radd timbul karena adanya sisa harta sesudah dibagikan kepada

dzawil furudh, sedangkan ahli waris yang berhak atas sisa harta (ashabah) tidak ada.

Mengenai radd para Ulama berbeda pendapat tentang pengembailannya apakah

diserahkan kepada ashabul furudh atau kepada baitul mal (radd itu ada atau tidak

ada). Terus para Ulama juga berbeda pendapat tentang pengembalian kepada ashabul

furud siapa saja yang mendapatkan radd.

35 Suparman Usman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal

198. 36 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007) hal 160.

Page 81: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

68

Mengenai perbedaan ini para Ulama yang mengatakan radd itu ada

(diserahkan kepada ashabul furudh) adalah Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab,

Usman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas, Imam Ahmad bin

Hanbal, Imam Abu Hanifah, Imam ibnu Saraqah, al-Qadhi al-Husain, al-Mutawally,

al-Mazani dan Ibnu Suraij.

Para Ulama yang mengatakan radd itu tidak ada (diserahkan kepada baitul

mal) adalah Zaid bin Tzabit, Urwah ibnu Zubeir, Sulaiman ibnu Yasar, Imam Syafi’i,

dan Imam Maliki.

Para ulama yang mengatakan radd itu ada atau diserahkan kepada ashabul

furudh masih berbeda pendapat tentang siapa saja ashabul furudh yang mendapatkan

radd, menurut kebanyakan para ulama yang berpendapat radd itu diserahkan kepada

ashabul furudh bahwa suami atau istri tidak boleh mendapatkan radd, Alasan

pembatasan ini adalah oleh karena yang menjadi alasan adanya radd tersebut adalah

hubungan rahim, sedangkan suami atau istri kewarisannya disebabkan hukum dan

bukan karena hubungan rahim.

hanya Usman bin Affan yang membolehkan suami atau istri mendapatkan

radd. Alasan yang dikemukakan adalah mereka menerima hak yang sama dalam

pengurangan waktu terjadi ‘aul tentu tidak ada alasan untuk membedakannya pada

waktu menerima kelebihan hak.37 Semua sisa harta yang ada dikembailkan kepada

ahli waris dzawil furudh yang ada berdasarkan kadar furudh masing-masing. Kalau

37 Ibid, hal. 108

Page 82: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

69

furudnya 1/3 dari harta maka radd yang diterimanya adalah 1/3 dari sisa harta itu dan

begitu seterusnya.38

E. Penyelesaian Masalah Radd

Sesuai dengan pendapat Imam Hanafi, Imam Hanbali, mazhab Syafi’i

generasi berikutnya dan mazhab Maliki generasi berikutnya bahwa Cara

penyelesaian radd sesuai dengan perbedaan jumlah ash-habul furudh, ada empat

situasi

1. Ashabul furudh hanya satu orang atau beberapa orang sejenis, tanpa suami

atau istri. Dalam situasi ini, harta waris dibagikan berdasarkan jumlah ahli

waris.

Contoh:

a. Ahli warisnya terdiri dari ibu, harta waris Rp 6.000.000.’

Ibu 1/3 x 6 = 2.’2 x 6.000.000.’ = Rp 2.000.000.’ 6

Sisa 6.000.000 – 2.000.000.’ = Rp 4.000.000.’ Ini diberikan kepada ibu

b. Ahli warisnya terdiri beberapa orang sejenis yaitu, dua orang saudara

kandung, harta waris Rp 6.000.000.’ Asal masalahnya jadi dua, setiap

ahli waris mendapat bagian yang sama, termasuk bagian tetap fardh

dan bagian pengembalian.

38 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004) hal. 107.

Page 83: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

70

2. Ashabul-furudh terdiri dari beberapa ahli waris dan tidak ada suami atau

istri.

Pada situasi ini, harta waris dibagi berdasarkan jumlah bagian yang

dibagikan, bukan brdasarkan jumlah orang.

Contoh: Seorang wafat meninggalkan ibu dan dua saudara seibu, harta waris

Rp 12.000.000.’

Ahli Waris Fardh AM: 6

Ibu 1/6 x 6 = 1.’ 1 x 12.000.000 = Rp 2.000.000.’ 6

2 Saudari seibu 1/3 x 6 = 2.’ 2 x 12.000.000 = Rp 4.000.000.’

6 3. Ahli waris ashabul-furud hanya satu orang tetapi bersama salah satu suami

atau istri, penyelesaiannya adalah menjadikan asal masalahnya dari bagian

tetap orang yang tidak mendapatkan pengembalian, dan sisanya dibagikan

sesuai jumlah ahli waris

Contoh:Seorang wafat meninggalkan suami dan dua anak perempuan, harta

waris Rp 24.000.000.’

Ahli Waris Fardh AM: 4

Suami 1/4 x 4 = 1.’ 1 x 24.000.000.’ = Rp 6.000.000.’ 4

2 Anak perempuan 3/4 x 4 = 3.’ 3 x 24.000.000.’ = Rp 18.000.000.’ 4

Page 84: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

71

4. Ahli waris ash-habul-furudh lebih dari satu orang, bersama salah satu dari

suami atau istri, penyelesaiannya adalah menjadikan asal masalahnya adalah

hasil dari dari suami atau istri. Kemudian sisanya dibagikan kepada ash-habu

furudh, yang menerima pengembalian sisa harta waris, sesuai nisbat mereka.

Jika masalhnya memerlukan tashih dilakukan tashih sesuai dengan

kaidahnya.

Contoh:Seorang wafat meninggalkan Istri, ibu dan saudara seibu Rp

24.000.000.’

Ahli Waris Fardh AM: 12

Istri 1/4 x 12 = 3.’3 x 24.000.000 = Rp 6.000.000.’ 12

Ibu 1/6 x 12 = 2.’ 2 x 24.000.000 = Rp 4.000.000.’ 12

2 Saudara seibu 1/3 x 12 = 4.’ 4 x 24.000.000 = Rp 8.000.000,’ 12 Rp 18.000.000.’ 24.000.000 – 18.000.000 = 6.000.000.’Sisa harta ini diberikan kepada Ibu dan

saudara seibu. Yaitu

Ibu 1/6 x 6 = 1.’1 x 6.000.000 = Rp 2.000.000.’ 3 2 Saudara se ibu 1/3 x 6 = 2.’ X 6.000.000 = Rp 4.000.000.’ 3 Rp 6.000.000.’

Page 85: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

BAB IV

ANALISA PERSPEKTIF KONSEP RADD

A. Sejarah Singkat Kompilasi Hukum Islam

1. Latar Belakang

Latar belakang pertama diadakannya penyusunan kompilasi adalah karena

adanya kesimpang siuran putusan Pengadilan Agama yang saling berbeda, pada hal

kasususnya sama dan tajamnya perbedaan pendapat tentang masalah-masalah islam.

Walaupun kitab kitab yang dipergunakan sudah ada ketentuan rujukan bagi

Pengadilan Agama pada tahun 1958 telah dikeluarkan Surat Edaran Biro Peradilan

Agama No. B/1/735/ tanggal 18 Pebruari 1958 yang merupakan tindak lanjut

peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1957 tentang pembentukan Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar’iyyah diluar jawa dan Madura.

Dalam huruf B Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa untuk mendapat

kesatuan hukum yang memeriksa perkara para Hakim Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar’iyyah dianjurkan agar mempergunakan sebagai pedoman kitab-kitab .1 al-

Bajuri, Fathu al-Muin dengan Syarahnya, Syarqawi ala at-Tahrir, Qulyubi/Mahalli,

Fathu al-Wahab dengan Syarahnya, Tuhfah, Targhibu al-Mustaq, Qowaninu al-

Syar’iyyah li Sayyid Usman bin Yahya, Qowaninu al-Syar’iyyah li Sayyid

1 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007) Cet Ke-5

hal. 22.

72

Page 86: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

73

Shodaqoh Dahlan, Syamsuri li al-Faraidh, Bughyatu al-Mustarsyidin, al-Fiqhu ala al-

Muadzahibi al-Arba’ah, Mughni al-Muhtaj.

Dengan menunjuk ketiga belas buku ini maka langkah kearah kepastian

hukum semakin nyata dan keadaan ini dicatat sebagai pergeseran kearah kesatuan

hukum dalam bentuk tertulis dari beberapa bagian hukum islam.

Ide kompilasi hukum islam timbul setelah berjalan dua setengah tahun

Mahkamah Agung membina bidang teknis Yustisial Peradilan Agama. Tugas

pembinaan ini berdasar pada Undang-Undang No 14 Tahun 1970 yang menentukan

bahwa pengaturan personal, keuangan dan organisasi pengadilan yang ada, di

serahkan kepada depertemen masing-masing. Sedangkan pengaturan teknis yustisial

ditangani oleh Mahkamah Agung. Meskipun Undang-Undang tersebut telah

ditetapkan tahun 1970, akan tetapi pelaksanaannya dilingkungan Peradilan Agama

baru bisa dilakukan pada tahun 1983 setelah ditandatanganinya Surat Keputusan

Bersama (SKB) Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Agama No. 01, 02, 03 dan

04/SK/1-1983 dan No. 1,2,3 dan 4 Tahun 1983.2

Penyusunan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI) merupakan proyek

Pembangunan Hukum Islam di Indonesia. Rancangan tersebut disusun oleh Tim

yang terdiri Unsur-Unsur Depertemen Agama dan Mahkamah Agung. Bila dilihat

keputusan bersama Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Agama tanggal 21 Maret

2 Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia Gemuruhnya Politik Hukum (Hukum Islam,

Hukum Barat, Hukum Adat) Dalam Rentang Sejarah Bersama Pasang Surut lembaga Peradilan Agama Hingga Lahirnya Peradilan Syariat Islam Aceh (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006) Hal. 107. Lihat juga Abdurrahman, Kompilasi hukum Islam, hal.33.

Page 87: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

74

1985 No. 07/KMA/1985/ dan No. 25 Tahun 1985 tentang penunjukan Pelaksanaan

Proyek Kompilasi Hukum Islam, dikemukakan ada dua pertimbangan mengapa

proyek ini diadakan, yaitu:

a. Bahwa sesuai dengan fungsi pengaturan Mahkamah Agung Republik

Indonesia terhadap jalannya peradilan di Indonesia, khususnya di lingkungan

Peradilan Agama, perlu mengadakan Kompilasi Hukum Islam yang selama

ini menjadikan hukum fositif di Pengadilan Agama.

b. Bahwa guna mencapai maksud tersebut, demi meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas, sinkronisasi dan tertib administrasi dalam proyek

pembangunan Hukum Islam melalui yurisprudensi, dipandang perlu

membentuk suatu tim proyek yang susunannya terdiri dari para Pejabat

Mahkamah Agung dan Depertemen Agama Republik Indonesia.3

Menurut Lampiran Surat Keputusan Bersama tanggal 21 Maret 1985 tersebut

diatas, ditentukan bahwa tugas pokok proyek tersebut adalah untuk melaksanakan

usaha Pembangunan Hukum Islam melalui Yurisprudensi dengan jalan Kompilasi

Hukum. Sasarannya mengkaji kitab-kitab yang dipergunakan sebagai landasan

putusan-putusan hakim agar sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia

untuk menuju Hukum Nasional.4

3 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, hal 15. 4 Ibid, hal. 35.

Page 88: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

75

Metodologi yang dipergunakan dalam penyusunan Kompilasi Hukum Islam

itu sisesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu penyusunan kaidah-kaidah

atau garis-garis hukum sejenis kedalam sebuah kitab yang disusun secara sistematis

dengan memanfaatkan sarana, bahan, nara sumber yang tersedia. Untuk

mengoptimalkan itu semua, ditempuh berbagai jalan yang disebut jalur dan

pendekatan perumusan.5

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka proyek pembangunan

Hukum Islam melalui Yurisprudensi dilakukan dengan cara:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan penelaahan pengkajian

kitab-kitab yang ada kaitannya dengan materi kompilasi. Pengkajian

kitab-kitab diserahkan pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri

(IAIN) di Indonesia.6

Penelaahan kitab-kitab ini dilakukan oleh 7 Institut Agama Islam Negeri

(IAIN). Kitab yang ditunjuk sebanyak 38 macam kitab fiqh, yaitu:

1) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta kitab yang dibahas adalah (Ianatu

at-Thalibin, Tuhfah, Targhibu al-Mustytaq, Bulghat al-Salik,

Syamsuri Fi al-Faraidh, al-Mudawanah)

5 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002) hal. 115. 6 Ibid, hal. 115.

Page 89: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

76

2) IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (al-Muhalla, al-Wajiz, Fathu al-

Qodier, al-Fiqhu ala al-Madzahibu al-Arba’ah, Fiqhu al-Sunnah)

3) IAIN Sunan Ampel Surabaya ( Kasyf al-Qina, Majmu al-Fatawi Ibn

Taimiyyah, Qowaninu al-Syariah Li Sayid Usman bin Yahya, al-

Mughni, al-Hidayah, Syarah Bidayah Taimiyyah Mubtadi)

4) IAIN AR-Raniriy Banda Aceh (al-Bajuri, Fathu al-Muin, Syarqowi

ala al-Tahrir, Mughni al-Muhtaj, Nihayah al-Muhtaj, Al-Syarqowi)

5) IAIN Antasari Banjar Masin (Qolyubi/Mahalli, Fathu al-Wahab

dengan Syarahnya, Bidayatu al-Mujtahid, al-Uum, Bughyatu al-

Mustarsyidin, Aqedah Wa al-Syari’ah)

6) IAIN Alauddin Ujung Pandang (Qowaninu al-Syar’iyyah Lis Sayid

Sudaqoh Dakhlan, Nawab al-Jalil, Syarah Ibnu Abidin, al-Muwattha,

Hasiyyah Syamsuddin Muh Irfat Dasuki.

7) IAIN Imam Bonjol Padang (Badaiu al-Sannai, Tabyin al-Haqaiq, al-

Fatawi al-Hindiyyah, Fathu al-Qodier, Nihayah).7

b. Wawancara dilakukan dengan para ulama, yang pelaksanaannnya

dilakukan oleh 10 Pengadilan Tinggi Agama. Ada 166 Ulama yang

mewakili organisasi-organisasi Islam dan Individu, khususnya pimpinan

pesantren, yang diwawancarai oleh panitia. Wawancara dilakukan

individual dan Kolektif,

7 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, hal. 39.

Page 90: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

77

c. Jalur Yurisprudensi karena lewat yurisprudensilah diketahui bagaimana

praktek yang berlaku dimasyarakat Indonesia.

d. Studi Perbandingan, kenegara Maroko, Turki dan Mesir, sebagai tempat

mengadakan studi banding sebab Maroko adalah Negara pengikut

Mazhab Maliki, Turki sebagai Negara sekuler dan pengikut mazhab

Hanafi,sementara mesir disamping lokasinya yang berada diantara

Maroko dan Turki, juga sebagai Negara pengikut mazhab Syafi’i.8

Alasan memilih sumber penetapan hukum dalam kompilasi hukum islam

di Indonesia adalah, karena kitab-kitab fiqh merupakan bentuk

perkembangannya. Kedua, karena ulama-ulama Indonesia dianggap

paling mengetahui kondisi Indonesia dari sisi tradisi, kebudayaan dan

konteks masyarakatnya. Ketiga, sejalan dengan poin kedua, lewat

yurisprudensinyalah diketahui bagaimana praktek yang berlaku

dimasyarakat Indonesia. Keempat, untuk mengetahui Negara-negara

Muslim lain memberikan respon fenomena kontemporer yang

berhubungan dengan hukum perkawinan.

e. Loka karya, setelah terhimpun data dan diolah tim kemudian

menghasilkan konsep Kompilasi hokum Islam, kemudian dibahas oleh

para Ulama dan Cendikiawan Muslim dalam Loka Karya yang diadakan

pada tanggal 2 s.d. 5 Pebruari 1988 di Jakarta. Hasil Loka Karya tersebut

8 Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam,

(Jakarta: Gaya Media Pratama,2002) Cet ke-2, hal, 194

Page 91: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

78

kemudian disampaikan oleh Menteri Agama kepada Presiden untuk

memperoleh bentuk yuridis dalam pelaksanaannya. Kemudian pada

tanggal 10 Juni 1991 keluarlah Instruksi Presiden NO 1 Tahun 1991, yang

memuat Instruksi kepada Menteri Agama untuk Menyebarkan Kompilasi

Hukum Islam sebagaimana telah diterima baik oleh para alim ulama

Indonesia pada Loka Karya Tahun 1988. Untuk melaksanakan Instruksi

Presiden NO 1 Tahun 1991, kemudian pada tanggal 22 juli 1991 Menteri

Agama mengeluarkan Keputusan No 154 Tahun 1991 yang menyerukan

kepada seluruh instansi Depertemen Agama dan istansi pemerintah lainya

yang terkait agar menyebar luaskan Kompilasi Hukum Islam tersebut,

dan sedapat mungkin menerapkannya disamping peraturan perundang-

undangan lainnya.9

Sejak dikeluarkannya Instruksi Presiden dan Keputusan Menteri Agama diatas,

berarti Kompilasi Hukum Islam telah memperoleh kekuatan dan bentuk yuridis

untuk digunakan dalam praktik di Pengadilan Agama atau oleh instansi pemerintah

lainnya dan masyarakat yang memerlukannya dalam menyelesaikan masalah-

masalah dibidang yang telah diatur oleh Kompilasi Hukum Islam. Bidang hukum

yang diatur adalah Buku I tentang Hukum Perkawinan, pasal 1 s/d pasal 170. Buku II

9 Ibid, hal. 194-195.

Page 92: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

79

tentang hukum Kewarisan, pasal 171 s/d 214 dan Buku III tentang Hukum

Perwakafan, pasal 215 s/d 229.10

2. Fungsi Kompilasi Hukum Islam

Ada tiga fungsi penyusunan kompilasi Hukum Islam di Indonesia yaitu:

a) Sebagai suatu langkah awal /sasaran antara untuk mewujudkan

kodifikasi dan juga unifikasi hukum Nasional yang berlaku untuk

warga masyarakat. Hal ini penting mengingat mayoritas penduduk

Indonesia adalah beragama Islam, dimana ketentuan-ketentuan hokum

yang sudah dirumuskan dalam kompilasi ini akan diangkat sebagai

bahan materi hokum nasiaonal yang akan diberlakukan nanti.

b) Sebagai pegangan dari para hakim Pengadilan Agama dalam

memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang menjadi

kewenangannya.

c) Sebagai pegangan bagi warga masyarakat mengenai hukum Islam

yang berlaku baginya yang sudah merupakan hasil rumusan yang

diambil dari berbagai kitab kuning yang semula tidak dapat mereka

baca secara langsung.11

10 Ibid, hal. 195. 11 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, hal. 59.

Page 93: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

80

B. Konsep Radd dan Alasan Pembuatan Klausul Pasal 193 Dalam

Kompilasi Hukum Islam

Konsep Radd sebagaimana diatur oleh Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,

dijelaskan di dalam pasal 193 Kompilasi Hukum Islam.12 yaitu: “Apabila dalam

pembagian harta warisan diantara para ahli waris Dzawil furud menunjukkan bahwa

angka pembilang lebih kecil daripada angka penyebut, sedangkan tidak ada ahli

waris ashabah, maka pembagian harta warisan tersebut dilakukan secara rad, yaitu

sesuai dengan hak masing-masing ahli waris, sedangkan sisanya dibagi secara

berimbang diantara mereka”

Dalam pasal ini hanya diuraikan tentang pengertian radd, tetapi tidak

dijelaskan siapa-siapa yang berhak mendapatkan radd tersebut, suami atau istri

mendapatkan bagian apabila dikaitkan dengan harta bersama. Berdasarkan UU No

1Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam ditetapkan apabila terjadi perceraian baik

cerai mati, maupun cerai hidup maka setengah dari harta bersama itu adalah milik

istri. Dalam UU No 1 Tahun 1974 masalah harta bersama hanya diatur secara singkat

dan umum dalam Bab VII, terdiri dari 3 pasal yaitu pasal 35, 36 dan 37. Undang-

Undang ini menyerahkan pelaksanaan penerapan harta bersama ini berdasarkan

ketentuan nilai-nilai hukum adat. Ini terlihat dalam pasal 37: “bila perkawinan putus

karena perceraian, harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing”

12 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, hal. 160.

Page 94: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

81

sementara KHI dalam pasal 96 (1) dinyatakan: “Apabila terjadi cerai mati, maka

separoh harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup lama”

Dalam memahami konsep radd yang ada, kompilasi hukum islam memahami

bahwa radd itu harus diberikan kepada ahli waris tanpa pembatasan, artinya suami

atau istri menjadi dapat bagian dari sisa harta yang sudah dibagikan (radd) keseluruh

ashabul furudh.13

Adapun alasan yang dikemukakan dalam pembuatan klausul pasal adalah

bahwa sanya suami atau istri dalam kekurangan harta waris (masalah aul) ikut serta

menanggung bagian yang diambil oleh ahli waris biar bisa mencukupi pembagian

warisan. Alasan lainnya mengikuti pendapat Usman Bin Affan yang menyatakan

radd itu boleh diberikan kepada siapa saja ahli waris ashabul furudh. Alasan ketiga

adalah misi unifikasi hukum agar dalam menyelesaikan pembagian warisan tidak

menimbulkan keraguan bagi pihak-pihak yang mempedominya. 14 Alasan ke empat

bahwasanya maqosidu al-Syariah yaitu tujuan dibentuknya hukum untuk

mendapatkan keadilan dalam masyarakat yang sesuai dengan perkembangan kondisi

social-kultur masyarakat. Sebagaimana dari sisi tradisi, kebudayaan dan konteks

masyarakatnya bahwa suami atau istri sangat berperan, saling membantu dalam

mengumpulkan harta.

13 Suparman Usman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal

198. 14 Ibid, hal.198

Page 95: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

82

C. Konsep Radd Dalam Pandangan Ulama Beserta Aplikasinya

1. Imam Syafi’i dan Imam Malik

Radd diberikan kepada Baitul Mal, tidak boleh diberikan kepada ashabu al-

Furudh secara nasab maupun secara hukum.15

Contoh penyelesaiannya:

Jika ahli warisnya suami dan anak Harta peninggalan simati Rp 36.000.000.’ maka

penyelesaiannya adalah:

Ahli waris bagian AM: 12

Suami 1/4 x 12 = 3.’ 3x 36.000.000 = Rp 9.000.000.’ 12 5 Anak perempuan 2/3 x 12 = 8.’ 8 x 36.000.000 = Rp 24.000.000.’ 11 12 Rp 33.000.000.’

36.000.000 – 33.000.000 = Rp 3.000.000.’ Sisa dari pembagian ini tidak boleh

diberikan kepada ahli waris ashabul furud yaitu suami dan anak perempuan, akan

tetapi diberikan kepada Baitul Mal.

Pendapat pengikut mazhab Syafi’i belakangan berbeda dengan Imam Syafi’i

seperti:

a) Al-Mazani dan Ibnu Suraij. Berpendapat radd diberikan kepada ashabu al-

Furudh secara nasab, tidak boleh diberikan kepada suami atau istri,

walaupun baitul mal terorgansir dengan adil atau tidak.

15 Muhammad Muhyidin Abdul Hamid, Ahkamul Mawaris Fissyariatil Islamiyyah Ala

Mazahibul Arbaah, hal. 174.

Page 96: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

83

b) Imam an-Nawawi, Ibnu Suraqah dan Imam al-Mawardi. Mereka

berpendapat bahwa radd diberikan kepada ashabu al-Furudh secara nasab,

kecuali suami atau istri dengan syarat baitul Mal tidak terorganisir dengan

adil, jika terorganisir dengan adil, radd diberikan kepada Baitul Mal..16

2. Imam Ahmad bin Hanbali dan Imam Abu Hanifah

Mereka berpendapat bahwa sisa harta sesudah dibagikan kepada ashabul furudh

diberikan kepada ashabul furudh senasab kecuali kepada suami atau istri, baik baitul

mal terorganisir secara adil atau tidak, wajib diberikan kepada ash-habul furudh.17

Contoh:

Jika ahli warisnya terdiri dari istri, nenek dan dua orang saudari tunggal seibu, harta

peninggalan simati sejumlah Rp 24.000.000,00. penyelesaiannya sebagai berikut:

ahli waris Fardh/Porsi AM Harta waris 12 Rp 24.000.000. Istri 1/4 x 12 = 3; 3 x 24.000.000. = Rp 6.000.000. 12 Nenek shohih 1/6 x 12 = 2; 2 x 24.000.000 = Rp 4.000.000 12 2 sadri se ibu 1/3 x 12 = 4; 4 x 24.000.000 = Rp 8.000.000 + 12 Sisa Rp 6.000.000

Sisa lebih ini diberikan kepada nenek dan dua saudari seibu dengan jalan

perbandingan. Perbandingan fardh nenek dengan 2 saudari = 1/6 : 1/3 = 1 : 2.

Jumlah perbandingan = 1 + 2 = 3 = Rp 6.000.000.’

16 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Islam Wa adillatuhu, (Damaskus: Daar al-Fikr, 1989) hal.358. 17 Hasan Ahmad Khotib, al-Fiqh al-Muqaran, hal. 339.

Page 97: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

84

Tambahan untuk nenek 1/3 x 6.000.000 = 2.000.000.’

Tambahan untuk 2 saudari 2/3 x 6.000.000 = 4.000.000’

Jadi penerimaan nenek seluruhnya adalah Rp 4.000.000 + 2.000.000. =

Rp 6.000.000.’

Jadi penerimaan 2 sdri se ibu seluruhnya Rp 8. 000.000 + 4.000.000 =

Rp 12. 000.000.’

Istri tidak mendapatkan sisa harta, tetap mendapat Rp 6.000.000.’

D. Analisis Penulis.

Mengenai keberadaan radd para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ at-Tabiin, para Imam

Mujtahid, bebeda pendapat tentang radd itu ada atau tidak, dan radd itu diberikan

kepada ahli waris yang bagaimana.

Klasipikasi perbedaan ini adalah:

1. Zaid bin Tzabit, Urwah bin Zubeir, Sulaiman bin Yasar, Imam Syafi’i

dan Imam Malik. Mereka berpendapat bahwa radd itu tidak ada

walaupun ada wajib diberikan kepada Baitul Mal.

2. Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Abdullah

bin Abbas, Ahmad bin Hanbal, Abu Hanifah, Pengikut Mazhab

Syafi,i, dan Maliki, Syiah Zayidiyyah dan Imamiyyah. Mereka

berpendapat bahwa radd itu ada, diberikan kepada ahli waris ashabu

al-furudh.

Page 98: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

85

Mereka berbeda pendapat tentang ashabu al-Furudh yang bagimana boleh

mendapatkan radd. Apakah ia ashabu al-furudh disebabkan senasab atau disebabkan

hukum. Karena bila kita teliti kembali ashabu al-furudh itu adalah para ahli waris

yang mempunyai bagian tertentu yang telah ditetapkan oleh syara’, mereka adalah:

ibu, Nenek, Kakek dari jalur ibu, saudara laki-laki seibu, saudara perempuan seibu,

suami, istri, ayah, kakek, anak perempuan, cucu perempuan,saudara perempuan

kandung, saudara perempuan seayah.

Disini para ulama menyatakan bahwa ashabu al-Furudh yang boleh diberikan

radd adalah yang disebabkan senasab, suami atau istri tidak boleh mendapatkan radd,

karena ia ashabu al-furudh yang disebabkan hukum. Berbeda dengan pendapat

Utsman bin Affan yang menyatakan bahwa pemberian radd diberikan kepada semua

ashabu al-furudh tanpa memandang sebab, artinya suami atau istri tetap mendapat

radd.

Bila kita teliti alasan yang dikemukakan para Ulama, baik yang menyatakan

radd diberikan kepada Baitul Mal atau ashabu al-Furudh sama kuatnya, karena al-

Qur’an maupun Hadist yang menjelaskan secara mendetail tidak ada, kecuali hanya

interpretasi para Ulama Mujtahid untuk menentukan hukum. Seperti pendapat yang

menyatakan radd diberikan kepada Baitul Mal, dalil yang dikemukakan adalah surah

an-Nisa’ ayat 13-14 yang artinya bahwa hukum ALLAH tidak boleh melampaui

batas yang sudah ditentukan dari bagian-bagian ahli waris. Tidak boleh menambahi

atau mengurangi, ketika ditambahi, itu artinya melampaui ketentuan ALLAH, maka

ketika ada radd diberikan kepada Baitul Mal, karena sudah menjadi hak orang islam.

Page 99: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

86

Terus bila kita teliti dalil yang menyatakan radd diberikan kepada ashabu al-

Furudh, surah al-Anfal ayat 75 yang artinya orng-orang yang mempunyai hubungan

kerabat lebih berhak mengambil sisa harta waris, karena mengambil sisa bukan

menambahi bagian yang telah ditetapkan ALLAH, namun karena ada sebab yang

lain, seperti mewarisi disebabkan kekerabatan, pernikahan dan memerdekakan

budak. Begitu juga radd bagi ashabu al-Furudh dikarenakan sebab, bukan karena

menambahi ketentuan ALLAH.

Mengenai ketentuan suami atau istri mendapatkan radd atau tidak, disini para

Ulama menyatakan alasan bahwa radd itu adalah hak para ahli waris yang

mempunyai hubungan darah, bukan karena hubungan perkawinan. Tetapi Utsman

bin Affan menyatakan tidak adil ketika aul, suami atau istri ikut menanggung beban

atu mereka dikurangi, seharusnya ketika radd mereka dapat, artinya suami atau istri

wajib mendapatkan radd.

Setelah penulis meneliti pendapat yang dikemukakan para Ulama, mengenai

masalah radd. Kaitannya dengan konsep radd dalam hukum pasitif di Indonesia

adalah mengenai orang yang berhak menerima radd, menurut Imam Syafi’i, Imam

Malik, radd wajib diberikan kepada baitul Mal. Tetapi pengikut mazhab Syafi’i,

Maliki, Ahmad bin Hanbal dan Imam Abu Hanifah berpendapat radd diberikan

kepada ashabu al-Furudh kecuali kepada suami atau istri. Didalam Kompilasi Hukum

Islam mengikuti pendapat Utsman bin Affan yang menyatakan radd diberikan

kepada semua ashabu al-Furudh sesuai nisbat masing-masing. Maka perbedaan yang

Page 100: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

87

mendasar antara konsep Kompilasi Hukum Islam dengan konsep para Imam Mazhab

adalah pemberian radd kepada suami atau istri.

Adapun mengenai pertentangan dalam fiqh klasik dan KHI, adalah kaitannya

dengan teori kebolehan mengenai hukum Islam, dengan dua hal. pertama, berkaitan

dengan kebolehan. Kedua, pengkompromian nilai dengan KHI.18

1. Kebolehan dalam KHI ada tiga hal:

a) Fiqh ikhtilaf di dalam KHI ditetapkan boleh contoh pasal 53 yang

membolehkan perempuan hamil dengan laki-laki yang menghamilinya.

b) Fiqh membolehkan sedang KHI melarang contoh pasal 40 dilarangnya

laki-laki kawin dengan wanita yang ahl kitab.

c) Fiqh boleh, KHI membatasi contoh pasal 55 tentang poligami.19

2. Pengkompromian Nilai

Dalam Kompilasi Hukum Islam terdapat pula metedologi yang

menguatkan nilai-nilai terutama antara Nash, syarat dan dengan hukum

adat. Karena ada beberapa hal yang tidak ada dalam Nash, tetapi dalam

realita masyarakat Indonesia ada dalam bentuk adat. Sehingga diambil

jalan keluar dengan metode pengkompromian nilai seperti halnya anak

angkat yang tidak terdapat dalam nash, sedang dalam masyarakat ada,

maka diambil jalan keluarnya dengan wasiat wajibah. Demikian juga ahli

18 Basiq Djalil, Pernikahan LIntas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan KHI, (Jakarta: Qolbun

Salim, 2005) Cet Ke-1. Hal. 184. 19 Ibid, hal. 185

Page 101: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

88

waris pengganti semua itu bagian dari kandungan maslahah mursalah

dalam KHI yang dirumuskan oleh para ulama Indonesia baik metode

kebolehan ataupun pengkompromian nilai.20

Adapun mengenai radd ini, menurut penulis masuk dalam kategori fiqh

ikhtilaf dalam KHI ditetapkan boleh. Menurut penulis yang paling tepat penerapan

hukum radd di Indonesia, antara konsep Jumhur Mujtahid dengan Kompilasi hukum

Islam adalah konsep yang ada dalam KHI, karena sesuai dengan kondisi social-

Kultur Masyarakat dan realitas yang terjadi dimasyarakat, bahwa suami atau istri

sangat berperan untuk mengumpulkan harta mereka saat hidup, mereka saling bantu

untuk menunjang dalam mengumpulkan harta.

Walaupun mayoritas warga Negara Indonesia dalam masalah masalul

fiqhiyyah mereka lebih condong menganut mazhab Syafi’iyyah. Dalam masalah radd

mazhab syafi’iyyah tidak memberikan radd kepada suami atu istri sedangkan dalam

KHI memberikan kepada suami atau istri, karena melihat dari maqosidyus syariah

yaitu tujuan dibentuknya hukum untuk mendapatkan keadilan dalam masyarakat,

yang sesuai dengan perkembangan kondisi social-kultur masyarakat, karena

bahwasanya pertimbangan hukum bukan hanya pertimbangan Nash akan tetapi juga

pertimbangan realitas. Dan juga hukum bisa berubah sesuai perubahan masa,

keadaan, adat dan niyat selama hukum itu tidak qoth’i.

Kemudian menurut penulis ada cara lain untuk menyelesaikan radd, yaitu kita

harus melihatnya secara studi kasus perkasus, karena tujuannya untuk mendapatkan

20 Ibid, hal. 186.

Page 102: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

89

keadilan didalam masyarakat, salah satu contoh ketika istri tidak mau mengurusi

suami ketika sakitnya yang berkepanjangan adalah saudari perempuan kandung,

maka radd lebih dapat dirasakan keadilannya apabila diberikan kepada yang

mengurusi suaminya, yaitu saudari perempuan kandung. Demikian pula apabila istri

yang terus menerus mengurusi suami maka radd diberikan kepada istri. Justru harta

itu sebenarnya hasil dari babak belurnya istri, sedang suami banyak menganggurnya,

lalu apakah sisuami yang wafat itu dianggap harta suami oleh saudari perempuan

kandung, kemudian radd diberikan kepada saudari perempuan kandung atau istri

tidak dapat apa-apa dari radd. Oleh sebab itu penyelesaian masalah radd hakim harus

melihat studi dilapangan untuk menemukan hukum dalam menyelesaikan masalah

radd. Bisa saja masalah radd bisa diberikan kepada satu ashabu al-Furudh karena

pertimbangan maqosidu al-Syariah.

Menurut penulis, penyelesaian masalah radd sebaiknya diberikan seluruhnya

kepada suami atau istri, mengingat kondisi keduanya di Indonesia sangat rentan

ketika salah satu dari keduanya meninggalkan yang lain. Karena harta yang mereka

kumpulkan pada hakikatnya, hasil dari usaha berdua untuk mengumpulkan harta.

Maka ketika ada pembagian waris suami atau istri, kadang tidak diperdulikan oleh

ahli waris yang lain. Pemberian radd seluruhnya kepada suami atau istri dengan

pertimbangn maqosidu al- Syariah.

Page 103: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan yang dikemukakan di atas, penulis akan

mengemukakan beberapa kesimpulan.

1. Perbedaan antara Fiqh Klasik dengan Kompilasi Hukum Islam tentang konsep

radd adalah: Menurut Imam Syafi’i dan Imam Malik sisa harta sesudah

dibagikan kepada ahli waris (radd) wajib diberikan kepada baitul mal.

Sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Abu Hanifah, pengikut mazhab

syafi’i dan Maliki, seperti Imam Ibnu suraqah, al-Qadhi al-Husain, al-Mazani,

Ibnu Suraij, Imam al-Mawardi dan Imam an-Nawawi, berpendapat bahwa:

radd itu diberikan kepada ahli waris ash-habu al-Furud kecuali kepada suami

atau istri Alasan pengecualian ini dikarenakan keduanya bukanlah ahli waris

nasabiyyah, Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam radd itu diberikan

kepada semua ahli waris termasuk kepada suami atau istri. Adapun

persamannya adalah: persamaan pendapat antara KHI dengan Utsman bin

Affan tentang pemberian radd keseluruh ashabu al-Furudh termasuk kepada

suami atau istri.

2. Pemberian radd kepada suami atau istri dalam Kompilasi Hukum Islam

dengan pertimbangan ketentuan nilai-nilai hukum adat, maslah al-Mursalah,

pertimbangan maqosidu al-Syariah yang sesuai dengan pertimbangan sosio-

90

Page 104: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

91

kultur masyarakat, dan mengikuti pendapat Utsman bin Affan. Penetapan ini

sebagai misi unifikasi hukum, untuk membentuk kepastian hukum di

Indonesia.

3. Penerimaan radd bagi seluruh ashabu al-Furudh menurut Kompilasi Hukum

Islam sesuai dengan proporsi bagian yang diterimanya. Sedangkan menurut

Fiqh Klasik sesuai dengan pendapat para Ulama bahwa sesuai dengan

proporsi masing-masing.

4. Perkembangan sosio-kultur masyarakat Indonesia sekarang ini, suami atau

istri sangan rentan terhadap ahli waris yang lain, ketika salah satu dari

keduanya meninggal. Karena pada hakikatnya, harta waris hasil dari usaha

berdua, maka ketika ada pembagian waris, suami atau istri kadang tidak

diperdulikan oleh ahli waris yang lain. Sebaiknya pemberian radd diberikan

seluruhnya kepada suami atau istri, dengan pertimbangan maslahah al-

Mursalah dan maqosidu al-Syariah, karena radd bukanlah hukum qoth’i,

artinya radd bisa berubah sesuai dengan perubahan masa, keadaan, adat dan

niyat selama hukum itu tidak qoth’i.

B. Saran-Saran

Dari semua uraian diatas, penulis ingin mengemukakan beberapa saran yaitu:

1. Konsep radd yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam untuk dijelaskan

kepada masyarakat biar tidak terjadi kesalahan pahaman. Seperti melalui

seminar, work shop, sekolah dan pondok pesantren.

Page 105: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

92

2. Meskipun para ulama sepakat bahwa radd itu tidak boleh diberikan kepada

suami atau istri, seharusnya dalam prakteknya mengikuti pendapat kompilasi

Hukum Islam. Melalui penetapan yang dilakukan oleh pengadilan agama, atau

fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia biar tidak terjadi

persengketaan dan perdebetan hukum

3. Bagi hakim Peradilan Agama untuk mengetahui secara baik tentang konsep

radd. Karena Hakimlah yang menentukan mana yang dipakai dalam

kewarisan.

4. Sebaiknya pasal tentang radd yang ada dikompilasi Hukum Islam dirubah,

dengan mempertegas kedudukan suami atau istri dalam mendapatkan radd.

5. Konsep Radd dalam pelajaran hukum waris agar dimasukkan dalam

kurikulum Tsanawiyyah dan Aliyah.

Page 106: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an Al-Karim dan Terjemahnya, Depag RI.

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Radar Jaya Offset,

2007. Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Sahih Bukhari, Berut: Daar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 2003. Juz 4, Cet Ke-2. Sulaiman, Abi Daud, Sunan Abi Daud, Berut: Daar Ibnu Hizm, 1998.

Khotib, Hasan Ahmad, Al-Fiqh Al-Muqaran, Mesir: Darul Ta'rif, 1957.

Hasan, M Ali, Hukum Waris Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Usman, Suparman dan Yusuf, Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam,

Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002. Cet ke-2.

Rofiq, Ahmad, Fiqh Mawaris, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Cet ke-4.

Ash-Shiddiqy, Tengku Muhammad Hasbi, Hukum mawaris Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999.

Rahman, Fathurrahman, Ilmu Waris, Bandung: Al-Maarif, 1975. Cet ke-4.

Komite Fakultas Syariah Universitas Al- Azhar, Hukum Waris, Terj. H Addiyz Al-Dizar dan Fathurrahman, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004.

Syarifin, Pipin, Pengantar ilmu Hukum, Jakarta: Pustaka Setia, 1999.

Ali, Parman, Kewarisan Dalam Al-Qur’an Suatu Kajian Hukum Dengan Pendekatan

Tafsir Tematik, Jakarta: Pustaka Setia, 1999. Thalib, Sayuti, Hukum Kewarisan Islam Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 1993.

Surmadi, A Sukris, Transidensi Keadilan Hukum Waris Islam Trans Formatif,

Jakarta: Raja Grafindo, 1997.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Page 107: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka setia, 2002.

Kuzari, Akhmad, Sistem Ashobah Dasar Pemindahan Hak milik Atau Harta Peninggalan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

K Lubis, Suhrawardi dan Simanjuntak, Komis, Hukum Waris Islam Lengkap dan

Praktis, jakarta: Sinar Grapika, 1999.

Manan, Abdul, Etika Hakim Hakim Dalam Penyelenggaraan Peradilan (Suatu Kajian Dalam Sistem Peradilan Islam) Jakarta: Kencana, 2007.

Syarifuddin, Amir, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2005. ______________ Pelaksanaan Hukum Kewarisan islam Dalam Lingkungan Adat

Minangkabau, Jakarta: Gunung Agung, 1984. Al-Hudhuri, Ahmad Kamil, al-Mawaris al-Islamiyyah, Mesir: Lajnatu at-Taqrib,

1966.

Al-Khotib, Muhammad al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, Mesir: Musthafa al-Baby al-Halaby, 1958.

Al-Mardani, Muhammad Saba’atul, Syarhu Matnu al-Ruhbiyyah, Semarang: Usaha

Keluarga, Tth. Muhammad Ibnu Hasan al-Ruhby, Matnur Ruhbiyyah, Surabaya: Maktabah Saqofah,

Tth.

Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir Kamus arab-Indonesia, Surabaya: Pusat Progressif, 1997, Cet ke-14.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1990.

Abul Azmi, Abul Yazid Muhammad, Maqosidu al-Miraz Fi Douni Nususi al-Syariati

Waqonuni al-Mawaris, Mesir, Hukmu Attabi’i Mahfuzatul Lilmuallif, 1999.

Makhluf, Hasanain Muhammad, al-Mawaris Fi al-syariatil al-Islamiyyah, Kairo: Lajnah al-Bayyan al-Araby, 1958.

Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, Ttp: Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah, t.th.), jilid II. Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Qur’an dan Hadis, Jakarta: Tritamas,

1964, Cet ke-3.

Page 108: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

Abdul Hamid, Muhammad Muhyidin, Ahkamul Mawaris Fi as-Syariati al- Islamiyyah ala Mazahibu al-Arba’ah, Berut: Maktabah al- Azriyyah, 1996.

Djalil, Basiq, Peradilan Agama Di Indonesia Gemuruhnya Politik Hukum (Hukum Islam, Hukum Barat, Hukum Adat) Dalam Rentang Sejarah Bersama Pasang Surut Lembaga Peradilan Agama Hingga Lahirnya Peradilan Syariat Islam Aceh, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

______, Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum

Islam, Jakarata, Qolbun Salim, 2005. Qudamah, Ibnu, Al-Mughni, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, T.th Al-Syafi’i, Muhammad Ibn Idris, Al-Umm, Beirut: Dar al-Kutub al Ilmiyyah, 1993,

Juz IV. Rusyd, Ibn, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayah al Maqtashid, Ttp: Maktabah al-

Kulliyah al Azhariyyah, 1969. Juz II Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh al-Islam Wa adillatuhu, Damaskus: Daar al-Fikr, 1989. Jawad, Mughniyyah, Fiqh lima Mazhab, terj, Afif Muhammad, Jakarta: Basri Press,

1994. Ghazali, Hasan Yusuf, Al-Miras Ala al-Mazahibu al-Arba’ah Dirasatan watatbiqon,

Ttp, Daar al-Fikr, 2003. Ali, Daud, Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002.

Page 109: PERSPEKTIF KONSEP RADD · PENGESAHAN PANITIA UJIAN . Skripsi berjudul KONSEP RADD DALAM PERSPEKTIF PEMBAGIAN ... Teman-teman Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal Hasonangan, Ikhwan

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA