PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar...

37
1 © 2005 Arif Sumantri Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) Posted 18 October 2005 Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana/S3 Institut Pertanian Bogor Dosen: Prof.Dr.Ir.Rudy C.Tarumingkeng PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Oleh: Arif Sumantri [email protected] BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bumi yang dihuni oleh manusia terdiri atas tiga komponen yaitu litosfer bagian yang padat dari bumi, hidrosfer yang berupa perairan baik laut danau maupun sungai, dan atmosfer bagian yang menyelubungi bumi yang berisi udara dan gas-gas dengan benda-benda yang mengisinya. Kondisi ketiga komponen ini menentukan dan mempengaruhi kehidupan semua makhluk hidup. Ketiga komponen itu dipengaruhi oleh materi dan perubahan-perubahannya baik yang biotik maupun abiotik. Keadaan dan masalah kesehatan lingkungan secara makro sampai kepada hal-hal yang sangat mikro ditentukan dan dipengaruhi oleh materi dan perubahan dari ketiga komponen tersebut baik oleh karena peristiwa alam maupun oleh karena perilaku manusia. Perubahan secara makro oleh karena peristiwa alam seperti perubahan iklim, cuaca, pemanasan global serta bencana-bencana alam. Perubahan yang disebabkan secara mikro seperti

Transcript of PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar...

Page 1: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

1

© 2005 Arif Sumantri Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) Posted 18 October 2005 Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana/S3 Institut Pertanian Bogor Dosen: Prof.Dr.Ir.Rudy C.Tarumingkeng

PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Oleh:

Arif Sumantri

[email protected]

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Bumi yang dihuni oleh manusia terdiri atas tiga komponen yaitu litosfer bagian

yang padat dari bumi, hidrosfer yang berupa perairan baik laut danau maupun

sungai, dan atmosfer bagian yang menyelubungi bumi yang berisi udara dan

gas-gas dengan benda-benda yang mengisinya. Kondisi ketiga komponen ini

menentukan dan mempengaruhi kehidupan semua makhluk hidup. Ketiga

komponen itu dipengaruhi oleh materi dan perubahan-perubahannya baik yang

biotik maupun abiotik. Keadaan dan masalah kesehatan lingkungan secara

makro sampai kepada hal-hal yang sangat mikro ditentukan dan dipengaruhi

oleh materi dan perubahan dari ketiga komponen tersebut baik oleh karena

peristiwa alam maupun oleh karena perilaku manusia. Perubahan secara makro

oleh karena peristiwa alam seperti perubahan iklim, cuaca, pemanasan global

serta bencana-bencana alam. Perubahan yang disebabkan secara mikro seperti

Page 2: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

2

perubahan yang disebabkan oleh perilaku manusia dan gaya hidupnya serta

perkembangan akal budi dan ilmu pengetahuan dan teknologinya.

Masalah lingkungan pada negara berkembang akan semakin besar dan berat

dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Bagi negara-negara maju permasalahan lingkungan

semakin dapat dipecahkan dengan kemampuan teknologinya yang didukung

oleh perangkat dan pelaksanaan hukumnya, di samping produksi barang yang

ramah lingkungan dan rendah limbah. Untuk kepentingan dan pengembangan

kemajuannya, memiliki dampak negatif yang tidak kecil bahkan sangat dahsyat

dengan mentalitas frontiers-nya secara global. Sedang di negara berkembang

sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah

lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari hasil-hasil industri dari

negara maju. Kesadaran dan kepedulian sebagian besar masyarakat dalam

hidup bersih masih sangat rendah.

2. Permasalahan Permasalahan sumberdaya manusia di bidang kesehatan lingkungan yang

kurang memadai, sebagai akibat dari terbatasnya institusi pendidikan tinggi di

bidang kesehatan lingkungan. Perkembangan perindustrian yang tidak diikuti

oleh teknologi bersih, produksi bersih (yang ramah lingkungan), menimbulkan

pencemaran dan kerusakan sumberdaya alam. Sementara manajemen

pembangunan itu sendiri masih lemah, peraturan perundang-undang kurang

mendukung, kalaupun ada implentasinya masih rendah. Masalah-masalah

kesehatan lingkungan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

A. Sanitasi Dasar Yang dimaksud dengan sanitasi dasar adalah upaya penyediaan dan

penyehatan air bersih, pengelolan pembuangan limbah padat, cair dan gas,

penyehatan perumahan dan pemukiman, penyehatan / sanitasi makanan dan

minuman, dan pengendalian tempat-tempat perkembang biakan / perindukan

vektor penyakit, penyehatan tempat-tempat umum termasuk alat pengangkutan

Page 3: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

3

umum, dan sarana sanitasi. Penduduk yang pertumbuhannya sangat tinggi, over

crowding, serta penduduk yang miskin sehingga pemenuhan kebutuhan sanitasi

dasarnya kurang dapat dipenuhi dan keadaannya sangat buruk. Pada dekade

terakhir ini baik di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang

terdapat gejala gangguan kesehatan yang bersumber dari kondisi lingkungan

dalam gedung seperti tempat kerja dan tempat tinggal modern (indoor climate).

Gejala-gejala ini populer disebut sebagai sick buliding syndrome. Gejala

gangguan kesehatan ini sering dikaitkan dengan reaksi-reaksi neurologik dan

hypersensitivitas yang non spesifik, muncul gangguan antara lain seperti iritasi

selaput mata, hidung dan tenggorokan. Faktor atmosferik sering dianggap

berperan aktif berkaitan dengan gejala-gejala tersebut, dan efek kombinasinya

Indonesia, pada tahun 2000 baru 53,71% rumah tangga yang memiliki

fasilitas sumber air minum sendiri (daerah perkotaan 65,29 % dan di pedesaan

45,29%). Jumlah rumah tangga yang menggunakan air sumur yang tak

terlindung sebesar 14, 12%, menggunakan mata air tak terlindung sebesar 4,61

%, menggunakan air sungai 3,35% dan 2,70% menggunakan air hujan. Hasil

pemeriksaan air bersih dari system perpipaan 32,24% tidak memenuhi persya-

ratan bakteriologis. Untuk air non perpipaan 54,16 % tidak memenuhi syarat

bakteriologis. Dengan demikian kurang-lebih sumber air minum yang tersedia

separuh-nya tidak memenuhi syarat bakteriologis. Dalam penyediaan air bersih,

tidak terlepas pula mengatasi masalah pencemaran air. Pencemaran air

termasuk juga dalam hal pencemaran laut.

Pembuangan kotoran manusia di negara berkembang masih merupakan

masalah kesehatan masyarakat, sebagai sumber penularan penyakit.

Pembuangan kotoran manusia baik di kota maupun di pedesaan mengandalkan

kepada pembuangan kotoran yang dikelola secara individual, masih banyak

membuang kotoran yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Sistem

pembuangan kotoran manusia yang diandalkan dan dipopulerkan kepada

masyarakat adalah sistem septictank, dalam kenyataannya kurang

memperhatikan syarat-syarat kesehatan. Septictank dibangun asal-asalan,

sumur peresapan tak memenuhi syarat secara fisik dan kurang dipelihara. Sering

Page 4: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

4

terjadi kebocoran dan limpahan faeses yang dibuang kedalamnya dan

menyebabkan pencemaran terhadap sumber-sumber air yang digunakan oleh

penduduk. Bahkan pembuangan faeses yang disedot dibuang sembarangan, di

sungai, danau atau di lahan terbuka..

Masalah limbah padat atau sampah semakin hari semakin meningkat, terlebih-

lebih di daerah perkotaan. Bertambah besar jumlah sampah yang dihasilkan

adalah merupakan konsekwensi dari jumlah penduduk yang besar. Pada

umumnya pembuangan sampah akhir dilakukan secara terbuka (open dumping).

Pembuangan sampah di tingkat rumah tangga belum memilki sistem yang baik.

Di mana-mana menimbulkan dampak negatif seperti mencemari air permukaan,

menyumbat aliran sungai dan menimbulkan banjir, sarang penyebab penyakit,

vektor penyakit, menimbulkan bau busuk, mencemari udara dan mengganggu

estetika

Akibat sanitasi yang buruk, penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih

merupakan masalah, belum dapat dicegah termasuk vektor penyakit belum

dapat ditekan populasinya. Penyakit-penyakit menular seperti malaria, DHF

masih terus meningkat prevalensinya. Khusus terjadinya penyakit-penyakit

berbasis lingkungan artinya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui media

lingkungan, reservoirnya berada pada media lingkungan dan penyakit-penyakit

yang timbul akibat kontaminasi lingkungan baik terus menerus maupun akibat

lingkungan yang jelek. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan tersebut

diantaranya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air (Waterborne

Deseases) dan Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan dan

minuman (Foodborne Deseases), penyakit-penyakit yang ditularkan melalui

udara (Airborne De-seases), penyakit-penyakut yang ditularkan melalui serangga

(Arthropotborne Deseases).

B. Perilaku dan Gaya Hidup

Perilaku dan gaya hidup, berdampak positif dan negatif terhadap lingkungan.

Perilaku dan gaya hidup yang didasari oleh mentalitas frontiers berakibat

kerusakan dan kehancuran lingkungan. Kerusakan dan kehancuran lingkungan

Page 5: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

5

menimbulkan risiko baik langsung maupun tidak langsung kesehatan dan

keseimbangan ekologis. Sikap dan perilaku yang tidak sehat akibat ketidak

tahuan dan ketidak mampuan juga akan menimbulkan risiko terhadap kesehatan

dan keseimbangan ekologis. Sikap dan perilaku tersebut akibat dari adaptasi

sosio kultural yang bersifat negatif, sikap dan perilaku kelompok-kelompok

tertentu seperti anak jalanan, remaja kota, pekerja sektor informal dan lainnya

menimbulkan risiko dan estetika. Perilaku dan gaya hidup sangat berpengaruh

dan berakibat tercemar dan rusaknya lingkungan. Rendahnya kesadaran dan

kepedulian, membuang dan membakar sampah sembarangan, penggunaan

bahan plastik yang tak terkendali. Perilaku dan gaya hidup ini bukan

memecahkan masalah tetapi menambah masalah.

C. Dampak Negatif Pembangunan dan Dampak Kemajuan IPTEK

Akibat negatif dari proses pembangunan, tidak terkendalinya pengendalian

bahan buangan padat, cair dan gas termasuk bahan buangan berbahaya,

kebisingan, pencemaran udara, keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan

menjadi tercemar, rusak dan mengganggu kesehatan dan kesimbangan ekologi.

Dampak negatif dapat muncul dalam waktu yang relatif singkat dapat juga

muncul dalam waktu yang cukup lama.

Bertambah majunya hasil industri dan penggunaan B3 akan menimbulkan

efek lain seperti limbah radio aktif. Radio aktif dapat menimbulkan bahaya

terhadap kesehatan. Penggunaan dan jumlah bahan-bahan kimia di dunia

termasuk Indonesia untuk tujuan-tujuan komersial dan pemuasan selera

konsumsi masyarakat terus meningkat. Penggunaan bahan-bahan kimia yang

tersebar luas terdapat disemua sektor kehidupan disertai dengan akumulasi

dampak negatif baik secara langsung maupun tidak langsung secara gradual

merusak kesehatan nausia maupun lingkungan.Untuk hal ini banyak kalangan

dan pemerintah sudah terdapat perhatian dan sikap tanggap serta alert yang

meluas terhadap berbagai risiko bahan baku kimia ini, dan sudah dipergunakan

kriteria dan prasyarat untuk mencapai chemical safety (keamanan kimia).

Menurut International Programme on Chemical Safety (IPCS) yang dimaksud

Page 6: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

6

dengan chemical safety adalah upaya pencegahan dan pengelolaan efek-efek

yang merugikan (adversed effect) baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang terhadap manusia dan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan

produksi, penyimpanan, pengangkutan, penggunaan dan pembuangan bahan-

bahan kimia.. Implikasi global atau internasional dalam hal ini timbul atas dasar

kesadaran ekologis bahwa berbagai risiko bahan kimia serta penyebarannya

tidak mengenal batas-batas administratif suatu negara (no boundaries).

Dampak negatif pembangunan, adalah hal-hal yang diakibatkan oleh

pembangunan yang menyebabkan terjadinya penyakit, sumber penyakit ataupun

gangguan-gangguan lainnya. Dampak yang berupa gangguan-gangguan lain

tersebut diantaranya adalah perubahan kualitas lingkungan, pertumbuhan vektor

penyakit dan berkembangnya parasit, berpotensi untuk

menimbulkan/penyebaran penyakit, berdampak terhadap kualitas dan

pemenuhan gizi masyarakat, serta dapat menurunkan kualitas SDM..

Permasalah lingkungan hidup mendapat perhatian secara luas dan

mendasar sudah sejak lama. Menjadi sorotan dunia dan gempar ketika Club of

Rome melakukan studi dan memberi laporan berjudul “The Limits to

Growth”(1972). Di dalam laporan tersebut disampaikan beberapa

kecenderungan yang perlu segera ditangani secara global: (1) industrialisasi

yang semakin cepat, (2) pertumbuhan penduduk yang semakin cepat dan padat,

(3) kekurangan gizi yang semakin meningkat, (4) sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui semakin berkurang, dan (5) lingkungan hidup yang semakin

rusak. Bilamana kecenderungan ini berjalan terus tanpa pengendalian akan

terjadi doom day. Dalam laporannya yang kedua berjudul “Mankind at the

Turning Point “ perlu adanya perhatian semua pihak, menanamkan sikap

terhadap lingkungan dengan mempertimbangkan faktor-faktor: (1) kesadaran

tentang bumi milik bersama, (2) dikembangkan etika pembangunan sumberdaya

alam, (3) keharmonisan dengan alam dan (5) mengembangkan sikap tanggung

jawab terhadap generasi yang akan datang. Himbauan dan agenda kegiatan

yang sifatnya global dirumuskan dan diterjemahkan ke dalam agenda-agenda

regional maupun nasional. Disepakati dan dirumuskannya agenda kegiatan-

Page 7: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

7

kegiatan ini tidak serta merta merupakan kepedulian dan penanganan

lingkungan sesuai yang diharapkan. Perusakan lingkungan terus berlanjut,

penggundulan dan kebakaran hutan, serta pencemaran lingkungan akibat ulah

manusia terus terjadi.

Tragedi Lingkungan (Common Tragedi) pada sepanjang sejarah terjadi dan

sangat memperihatinkan. Kebocoran reaktor nuklir di Chernobil (Maret 1986),

berakibat tidak hanya bagi negara Uni Sovyet pada waktu itu, tetapi juga bagi

negara-negara lain yang sedang mengembangkan tenaga nuklir sebagai sumber

energi, menangguhkan dan mengevaluasi ulang tentang kebijakannya.

Kebocoran gas beracun yaitu gas Methyl Iso Cyanate (MIC) pada pabrik

pestisida Union Carbide (3 Desember 1984) di Bhopal di negeri Bagian Madya

Pradesh India yang dikenal atau disebut dengan Tragedi Bhopal. Dalam waktu

sekejab kurang lebih dalam 10 menit mengeluarkan 40 ton MIC dan

menewaskan 2.500 orang, 4.000 orang dalam keadaan kritis dan 6.500

kebutaan. Dampak dari peristiwa ini diperkirakan pencemaran terhadap air dan

tanah berlangsung kurang lebih sampai 50 tahun. Tragedi pencemaran udara

dari asap pabrik-pabrik / industri dan pemanasan rumah yang menggunakan

batubara di London yang dikenal dengan tragedi SMOG (1952) mengakibatkan

kurang lebih 4.000 kematian prematur karena penyakit jantung dan paru-paru.

Pencemaran lingkungan oleh logam berat dapat menimbulkan keracunan pada

manusia dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Minamata, penyakit yang

melumpuhkan pusat jaringan saraf karena keracunan air raksa (merkuri).

Penyakit ini terjadi pada awal tahun 1950 di Teluk Minamata Kumamoto Jepang.

Itai-itai Byo, penyakit karena keracunan Kadmium (Cd) di Jepang. Peristiwa ini

terkenal dengan kasus Fuchimachi di pinggiran kota Toyoma. Terjadi lubang

ozon, sebagaimana yang dinyatakan oleh Firman dengan kawan-kawan yaitu

peneliti dari Inggris di Antartika pada tahun 1985 melaporkan bahwa antara

tahun 1977-1984 terjadi penurunan kadar ozon secara drastis. Penurunan kadar

ozon tersebut terdapat di lapisan stratosfer di atas benua Antartika. Karena

fungsi ozon tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan di

bumi, maka perihal lubang ozon ini menjadi isu lingkungan dan perlu mendapat

Page 8: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

8

perhatian. Perang Afganistan dan perang Irak, dengan menggunakan berbagai

jenis senjata, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang dahsyat. Peristiwa ini

sebagai salah satu bukti kemajuan teknologi yang berdampak negatif yang juga

dilatar belakangi oleh mentalitas frontiers.

Lingkungan hidup sangat terkait erat dan mempengaruhi keberlanjutan

pembangun-an disemua sektor. Sebaliknya pola pembangunan akan sangat

mempengaruhi lingkungan hidup, bahkan masa depan generasi yang akan

datang. Demikian juga masa depan kondisi bumi kita ini. Dari KTT Bumi di Rio

De Janeiro, Juni 1992 yang menunjukkan kekawatiran para pakar dan pemimpin

dunia atas pengaruh negatif dari pembangunan yang dilaksanakan di muka bumi

ini. Oleh karena itu konferensi tersebut sepakat untuk melaksanakan

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) dengan bertumpu

pada tiga pilar pembangunan yaitu lingkungan, ekonomi dan sosial.

D. Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan Lingkungan

Khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang berkaitan

dengan kesehatan lingkungan, bila dibandingkan dengan permasalahan yang

dihadapi sangat tidak memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini

disebabkab oleh kurang berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

kesehatan lingkungan. Sehingga pengembangan atau substansi kesehatan

lingkungan tidak dikembangkan melalui kurikulum pendidikan. Terbatasnya

institusi pendidikan yang mengembangkan kesehatan lingkungan. Keterbatasan

ini menyebabkan kurang terpenuhinya sumberdaya manusia di bidang

kesehatan lingkungan.

E. Lemahnya Penegakan Hukum

Di dalam rangka perlindungan terhadap kualitas manusia dan kualitas

lingkungan dan atau sumberdaya alam serta keseimbangan ekologis dibutuhkan

adanyanya perangkat-perangkat peraturan perundangan. Peraturan dan

perundangan-undang yang dimaksud adalah yang berkaitan langsung maupun

tidak langsung dengan masalah lingkungan sesuai dengan permasalahan dan

Page 9: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

9

sosio-kultural masyarakat. Peraturan perundangan dapat dikatakan sudah cukup

ketersediaannya tetapi masih lemah pelaksanaannya. Hal ini kemungkinan

diantaranya perangkat teknis di dalam mengoperasionalkan masih kurang.

F. Lemahnya Manajemen

Manajemen lingkungan kurang efektif dan efisien termasuk perencanaan tata

ruang dan teknologi ramah lingkungan, membangun pernafasan kota,

pembenahan transportasi kota, membangun dan menghidupkan ekotourisme,

serta manajemen yang mengarah kepada ekoefisien sampai kepada perilaku

sehat sehari-hari, menambah semakin besarnya masalah yang dihadapi.

Kelemahan manajemen ini, dapat disebabkan oleh lemahnya akses dan kualitas

informasi. Sistem informasi, termasuk sistem informasi kesehatan lingkungan

dan survailan epidemilogi kesehatan lingkungan masih perlu ditingkatkan dan

dikembangkan. Lemahnya manajemen ini diperparah lagi oleh aspek moral dan

perilaku serta kepedulian terhadap lingkungan. Manajemen lingkungan

(lingkungan dapat bersifat public goods dan juga private goods) dapat

diselenggarakan dengan melihat aspek pemerintah, swasta/LSM dan

masyarakat. Saat ini tidak jelas kapan penanganan lingkungan sebagai public

goods dan kapan sebagai private goods. Keadaan ini memperparah penanganan

masalah-masalah kesehatan lingkungan. Dengan perkembangan sistem

pemerintahan yang desentralistis dan otonomi daerah yang luas, perlu

pengembangan sistem informasi kesehatan lingkungan yang berkualitas. Dalam

skala lokal, pluralisme dan situasi-kondisi yang berbeda, maka manajemen

kesehatan lingkungan memerlukan penanganan spesifik antara daerah yang

satu dengan yang lain.

Page 10: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

10

BAGIAN II PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Kesehatan Lingkungan Sebagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 1. Kesehatan Lingkungan Sebagai Ilmu Pengetahuan

Apabila sebagai ilmu pengetahuan, dari cabang ilmu apa kesehatan

lingkungan itu ? Apa obyek kajiannya ? Ada yang mengatakan kesehatan ling-

kungan adalah bagian dari ilmu kesehatan, ada yang menyatakan bagian dari

ilmu kesehatan masyarakat, dan ada pula yang menyatakan sebagai bagian dari

ekologi.

Ada beberapa pakar, organisasi kesehatan dan profesi menyatakan dan

memberikan batasan bahwa Kesehatan Lingkungan adalah sebagai ilmu, di

antaranya adalah Prof. Dr. Azrul Azwal seperti yang telah disebutkan

sebelumnya yaitu :

“ilmu kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat

yang perkaitannya menitik beratkan pada perencanaan, pengorganisa-sian,

pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian dari semua faktor

yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan ada hubung-annya

dengan perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia

sedemikian rupa sehinga derajat kesehatan masyarakat lebih dapat

ditingkatkan”.

Menurut dr. AL Slamet Riyadi dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Kesehatan Lingkungan dinyatakan:

“Kesehatan Lingkungan adalah bagian dari dasar kesehatan masyarakat

modern, yang meliputi semua aspek manusia dalam hubungannya dengan

lingkungan, terikat dengan berbagai ekosistem.nya, dengan tujuan untuk

Page 11: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

11

meningkat-kan dan mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia dan semua

organisme hidup pada tingkat setinggi-tinggi-nya, dengan jalan memodifikasi

tidak hanya faktor sosial dan lingkungan fisik semata-mata tetapi juga terhadap

semua sifat-sifat dan kelakuan-kelakuan lingkungan kesehatan dan keselamatan

orgaisme ummat manusia”.

Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi di dalam orasi ilmiah pada pengukuhan

Guru Besar pada Universitas Indonesia tahun 1991, dengan tegas menyatakan

bahwa kesehatan lingkungan merupakan suatu ilmu, dan dinyatakan sebagai

berikut :

“Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif

antara komponen lingkungan akibat adanya perubahan-perubahan yag terjadi

dengan kelompok individu atau masyarakat luas, serta memperhatikkan akibat

yang ditimbulkan dari hubungan interaktif tersebut dan mencari alternatif upaya

pencegahannya”.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO):

“Kesehatan Lingkungan (environmental health) adalah suatu keseimbangan

ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin

keadaan sehat dari manusia”.

Dari batasan-batasan tersebut diatas, yang telah nyata dan tegas bahwa

kesehatan lingkungan adalah sebagai ilmu adalah Prof. Dr. Azrul Azwar dan

Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi. Batasan-batasan tersebut diatas, menunjukkan

bahwa kesehatan lingkungan memiliki dimensi yang sangat luas, lintas batas

geografis, disiplin ataupun sektor. Faktor kependudukan, baik secara kuantitas

maupun kualitasnya berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan dasar

hidupnya, sistem budaya, sosial ekonomi dan iptek, berkaitan erat dalam

menentukan pola dan cara memenuhi kebutuhan dasar tersebut, demikian

dengan pula kesepakatan nasional, regional dan internasional merupakan

lingkungan strategis dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut akan air bersih,

sarana sanitasi, interaksi antar manusia dan menimbulkan dampak terhadap

Page 12: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

12

kualitas lingkungan dan pada akhirnya berdampak terhadap kesehatan. Manusia

dengan kegiat-annya dalam memenuhi kebutuhannya dan dengan teknologinya

menimbulkan selain dampak positif juga menimbulkan dampak negatif dalam arti

menimbulkan kerusakan lingkungan dan yang selanjutya mempunyai dampak

negatif terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti air, udara,

perumahan dan lain sebagainya.

Gambar 1 : Dasar-dasar Keilmuan

Apabila sebagai ilmu, maka ada tiga pertanyaan yang harus dijawab sebagai

dasar keilmuannya, seperti Gambar 1. Pertama, obyek apa yang menjadi kajian

atau telaahan dan bagaimana hubungan obyek tersebut dengan daya tangkap

manusia yaitu berpikir, merasa dan mengindera yang membuahkan

pengetahuan. Kedua, bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh, dengan cara

bagaimana untuk mendapatkannya dengan benar? Bagaimana hal tersebut

dianggap benar. Diperolehnya dengan cara dan teknik apa pengetahuan

tersebut didapatkan, yang berupa ilmu ilmu itu. Pertanyaan ketiga, mengapa

sesuatu itu dikaji dan ilmu itu dicari, untuk apa ilmu tersebut dipergunakan,

bagaimana kaitannya dengan kaidah-kaidah moral, norma-norma profesional

dan nilai kegunaannya.

Jawaban dari pertanyaan pertama disebut sebagai landasan ontologis yaitu

obyek yang dikaji, jawaban pertanyaan kedua adalah epistemologi yaitu cara

I L M U

Ontologi Axiologi Epidemiologi

Objek Kajian Metode Teknik Nilai Kegunaan

Bagaimana ? Mengapa ? Apa ?

Page 13: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

13

mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut dan jawaban pertanyaan ketiga adalah

aksiologis yaitu untuk apa kegunaan dari ilmu pengetahuan tersebut.

Pertanyaan berikutnya adalah masuk dalam rumpun ilmu humaniora, eksakta

atau apa? Selanjutnya harus dapat menjawab bagaimana filsafat ilmu dari

kesehatan lingkungan tersebut, apa dan bagaimana metodologinya serta

bagaimana fraksisnya? Seberapa besar ruang lingkup dan ilmu-ilmu murni yang

mendasarinya? Apakah memang kesehatan lingkungan merupakan suatu pohon

ilmu atau body of knowledge? Apabila dipandang sebagai ilmu pengetahuan,

maka paling tidak mempunyai 4 fungsi yaitu (1) berfungsi untuk kesejahteraan

umat manusia, (2) sebagai pengembangan dari suatu pohon ilmu dan

merupakan cabang dari suatu ilmu tertentu, (3) dapat dikembangkan melalui

penelitian-penelitian (by research) dan (4) fraksisnya memiliki suatu metode,

teknik dan cara yang telah teruji secara empiris. Selanjutnya perlu dikaji state of

the art – nya, bagaimana dan seberapa jauh perkembangnya.

Kesehatan lingkungan dilihat dari hahekat kesehatan yaitu keadaan sejahtera

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis dimana kesehatan lingkungan sebagai upaya untuk

memberikan kontribusi kepadanya, dapat dilihat dari hakekat lingkungan yaitu

kondisi yang berada disekitar manusia yang terdiri atas substansi-substansi

abiotis dan non abiotis termasuk lingkungan sosialnya, dan kesehatan

lingkungan sebagai ilmu dan seni. Kesehatan lingkungan dilihat dari hahekat

lingkungan yaitu bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar

manusia termasuk benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak seperti suasana

yang terbentuk akibat interaksi semua elemen tersebut.

Kesehatan lingkungan sebagai kebutuhan untuk memecahkan masalah yang

terdiri dari substansi-substansi yang mempunyai pengaruh dan nilai guna,

sebagai obyek kajian dan secara hakiki sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi

pendukungnya, maka sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

dirumuskan dengan batasan sebagai berikut :

“Kesehatan Lingkungan adalah ilmu dan seni meningkatkan, mengawasi dan

mengendalikan kondisi lingkungan dari substansi-substansi yang tidak hanya

Page 14: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

14

dapat menimbulkan penyakit, tetapi juga yang mengganggu kesehatan manusia

baik fisik, mental, sosial dan biologisnya dan juga bagaimana dalam mewujudkan

kesejahteraan manusia dan keseimbangan ekologisnya dari kondisi lingkungan

tersebut untuk terus-menerus menjadi lebih baik”.

Dari batasan tersebut maka secara bebas kesehatan lingkungan itu merupakan

studi tentang faktor-faktor lingkungan termasuk ekologisnya yang mengganggu

kesehatan manusia, dan bagaimana mengidentifikasi, mencegah dan

mengawasinya serta meningkatkan kualitasnya agar berdampak positif.

Apa Obyek Kajian dari Ilmu Kesehatan Lingkungan?

Setiap ilmu mempunyai obyek yang menjadi kajian atau penyelidikan yaitu

obyek material dan obyek formal. Obyek material ilmu kesehatan lingkungan

adalah lingkungan fisik dan perubahan-perubahannya. Obyek formal ilmu

kesehatan lingkungan adalah aktivitas dan akibat dari perubahan lingkungan fisik

tersebut terhadap kehidupan manusia.

Di dalam obyek formal dari kesehatan lingkungan akan didapatkan

permasalahan (problems) yang harus diselidiki / dikaji untuk memperoleh peme-

cahannya secara ilmiah. Masalah kesehatan lingkungan mulai dari kajian

material dan kajian formal didapatkan mulai dari apa yang menjadi atau

menimbulkan masalah, mengapa, dimana, kapan, siapa dan bagaimana

memecahkan masalah-masalah tersebut.

Sebagai ilmu, maka kesehatan lingkungan memiliki obyek kajian. Namun

tampaknya memiliki kajian yang luas dan memiliki dimensi yang luas pula. Obyek

kajiannya tersebut, perlu dibatasi dan dinyatakan sebagai ruang lingkup. Ruang

lingkup kajiannya dibatasi oleh dampak yang ditimbulkan yaitu berdampak

terhadap kesehatan manusia, terarah pada upaya pencegahan penyakit dan

atau gangguan terhadap kesehatan lainnya, peningkatan kesehatan masyarakat

luas, keseimbangan lingkungan yang diakibatkan oleh interaksi antara manusia

dan perubahan-perubahan kondisi media lingkungan akibat suatu substansi fisik,

kimia dan bilogis pada udara, air, tanah, makanan dan minuman dan benda-

benda yang lain, serta vektor penyakit dan binatang pengganggu yang terjadi

Page 15: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

15

pada daerah tangkapan (area cathment) kawasan tempat kerja dan industri,

pemukinan/ perumahan, tempat-tempat umum, tempat tinggal/ rumah, lalulintas

dan alat transportasi serta peningkatan kesejahteraan manusia melalui upaya

penciptaan lingkungan yang sehat dan kesimbangan lingkungan. Kondisi

tersebut diukur dengan menggunakan parameter-parameter yang baku yang

telah teruji secara laboratoris. Menurut Prof. Dr. Umar Fahmi, obyek kajian Ilmu

Kesehatan Lingkungan digambarkan ke dalam 4 (empat) titik simpul yaitu Simpul

1, Simpul 2, Simpul 3 dan Simpul 4. Pada simpul 1 obyek kajiannya adalah

sumber pencemar, jenis dan skala aktivitas yang mengeluarkan atau

menghasilkan zat atau bahan emisi. Simpul ini mempelajari sumber pencemar

atau pengganggu terhadap media lingkungan (ambient). Pada simpul 2, objek

kajiannya adalah ambient pada media lingkungan yaitu air, udara, tanah dan

biota dengan segala sifatnya yang dalam suatu kondisi tertentu media ini

terganggu fungsinya. Pada simpul 3, objek kajiannya adalah hasil kontak dari

pencemar dan manusia khususnya titik-titik pajanan, dan pada simpul 4, objek

kajiannya adalah dampak yang ditimbulkan oleh pencemar dan atau oleh

lingkungan.

Bagaimana Ilmu Kesehatan Lingkungan Diperoleh?

Terdapat bermacam-macam cara mendapatkan pengetahuan sebagai

jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi manusia. Dilihat dari

perkembangan kebudayaan, maka sikap manusia dalam menghadapi masalah

dibedakan menurut ciri-ciri tertentu yaitu pertama, tahap mistis, sikap manusia

yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan gaib disekitarnya. Selanjutnya

mulai meninggalkan tahap mistis dan bersikap dengan ragu-ragu dan mulai

melakukan penelaahan terhadap obyek-obyek tertentu yang diteruskan dengan

penggunaan pengetahuan secara tersistem, empirical

Demkikian juga terhadap kesehatan lingkungan. Penderita kusta pertama-

tama dianggap sebagai kutukan Tuhan. Selanjutnya, timbul dari rasa keragu-

raguan, seperti dinyatakan dalam penemuan penyebab penyakit malaria, yang

mana pertama-tama penyakit malaria dipercayai disebabkan oleh udara yang

Page 16: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

16

buruk (Mal = buruk, area = daerah). Dari keragu-raguan itu, maka manusia

berpikir menggunakan nalarnya. Secara empiris, dengan ditemukannya

mikroskop oleh Leuwenhook, penyakit malaria yang semula dianggap penyakit

yang disebabkan oleh udara buruk, dibuktikan melalui mikroskop ternyata di

dalam darah penderita terdapat suatu mikroorganisme yaitu plasmodium

malariae. Sejak itu malaria ditemukan penyebabnya yaitu disebabkan oleh

palsmodium malariae, dan ditularkan melalui nyamuk yang hidup di daerah rawa-

rawa.

Metode Penelitian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan sebagi ilmu pengetahuan memiliki metode penelitian

yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, baik metode yang digunakan

untuk mengumpulkan keteranganan, peristiwa-peristiwa atau yang disebut

dengan data maupun metode untuk mengolahnya.Untuk mengumpulkan data

tersebut dikenal dengan bermacam-macam teknik antara lain observasi,

interview, tes / uji laboratorium dan lainnya. Untuk mengolah dan menganalisis

data dapat digunakan bermatam-macam metode dan program tergantung pada

sifat dan jenis data yang dikumpulkan dan arah pemecahan masalahan dan

tujuan yang akan dicapai.

Di dalam menganalisis, metode berpikir dapat dilakukan secara induktif

maupun dedukti. Dengan metode induktif, pengkajian dilakukan terhadap hal-hal

yang khusus dan selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan yang sifatnya

umum. Metode ini digunakan pada hal-hal yang sifatnya kesehatan lingkungan

dalam praktek di lapangan secara empirik. Sebaliknya dengan metode deduktif,

dimulai hal-hal yang umum menuju kepada hal-hal yang khusus. Metode ini

digunakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang membahas

filosofis, hakekat (teori) sampai kepada keadaan realita di lapangan.

Kesehatan Lingkungan sebagai Suatu Sistem

Sistem adalah suatu tatanan yang teratur, terdiri atas beberapa bagian dan

saling berinterelasi, tergantung satu dengan yang lainnya merupakan satu

Page 17: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

17

kesatuan dan mempunyai satu tujuan. Masing-masing bagian memiliki fungsi

dan dapat diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Ilmu kesehatan

lingkungan sebagai suatu sistem, terdiri dari bagian-bagian yang merupakan

suatu kesatuan yang mempunyai satu tujuan. Permasalahan yang satu dengan

permasalahan yang lain saling berhubungan.

Apa Nilai Guna dari Ilmu Kesehatan Lingkungan?

Sesuai dengan upaya yang dilakukan, manusia dalam mencapai dan

mewujudkan hak azasinya untuk hidup sehat, kesehatan lingkungan mempunyai

kontribusi yang sangat besar. Lingkungan sehat sebagai suatu filosofi,

lingkungan yang biasa disebut dengan papan mempunyai makna yang integratif

dengan sandang dan pangan sebagai unsur dari kesejahteraan manusia yang

paling dasar. Sejahtera apabila kecukupan atau memiliki kondisi yang baik dari

ketiga hal tersebut yaitu sandang pangan dan papan.

Apakah mungkin seseorang atau keluarga sehat hidup dalam rumah yang

tidak sehat? Mugkin bisa dalam waktu tertentu sehat dengan kondisi rumah atau

tempat yang tidak sehat. Namun cepat atau lambat keseimbangan antara

lingkungan yang sehat dengan kondisi badan sehat akan bergeser menunggu

waktu akan jatuh sakit atau mengalami gangguan. Bebas dari ketakutan

merupakan hak azasi, bebas dari kecemasan terhadap lingkungan-pun yang

meng-ganggu dan mengancam kesehatan pada hakekatnya merupakan hak

azasi.

Dari analisis singkat tersebut dapat dirumuskan kesehatan lingkungan sebagai

ilmu dan seni mempelajari dan mengendalikan kondisi dan keseimbangan

lingkungan serta interaksinya, secara terus menerus sehingga terwujud kualitas

lingkungan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia. Jadi dari perkembangan

kesehatan lingkungan yang semula mulai dari hygiene perorangan dan sanitasi

lingkungan kemudian menjadi kesehatan lingkungan, dari semula berorientasi

kepada kebersihan, pencegahan penyakit menjadi kearah kesejahteraan ummat

manusia dan pada akhirnya akan mewujudkan atau menampakkan tingkat

peradaban manusia.

Page 18: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

18

Kesehatan Lingkungan memiliki tiga misi yaitu :

1. meningkatkan kemampuan manusia untuk hidup serasi dengan lingkung-

annya dan mewujudkan hak azasinya untuk mencapai kualitas hidup yang

optimal,

2. mempengaruhi cara interaksi manusia dengan lingkungannya sehingga

dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan mereka dan

3. mengendalikan dan mengubah unsur-unsur lingkungan sedemikian rupa

sehingga baik untuk perlindungan dan peningkatan kesejah-teraan

manusia dan keseimbangan ekologis baik untuk saat ini maupun untuk

generasi yang akan datang (biocentris).

Berdasarkan misi tersebut, maka upaya kesehatan lingkungan ditujukan

kepada lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.

Bagaimana perspektif kesehatan lingkungan? Sebagai keilmuan, akan dapat

berperan dalam suatu kehidupan tidak hanya kehidupan manusia saja, tetapi

dalam dimensi makhluk hidup dan lingkungan secara totalitas (entity) dalam

keadaan yang optimal dan seimbang. Sebagai upaya sangatlah luas dari yang

berbentuk mikro sampai kepada yang makro serta multidimensional dan

interdisipliner. Dengan demikian, kesehatan lingkungan memiliki dimensi yang

sangat luas, lintas batas geografis, disiplin ataupun sektor. Kependudukan, baik

secara kuantitas maupun kualitasnya berkaitan erat dengan pemenuhan

kebutuhan dasar hidupnya, sistem budaya, sosial ekonomi dan ilmu

pengetahuan dan teknologi, berkaitan erat dalam menentukan pola dan cara

memenuhi kebutuhan dasar tersebut, demikian dengan pula kesepakatan

nasional, regional dan internasional adalah juga merupakan lingkungan, yaitu

lingkungan strategis dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut akan air bersih,

Page 19: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

19

sarana sanitasi, interaksi antar manusia dan menimbulkan dampak terhadap

kualitas lingkungan dan pada akhirnya berdampak terhadap kesehatan.

Sebaliknya manusia dengan kegiatannya dalam memenuhi kebutuhannya dan

dengan teknologinya menimbulkan selain dampak positif juga menimbulkan

dampak negatif dalam arti menimbulkan kerusakan lingkungan dan yang

selanjutnya mempunyai dampak negatif terhadap pemenuhan kebutuhan dasar

manusia seperti air, udara, perumahan dan lain sebagainya.

Kesehatan lingkungan memiliki bidang garapan yang sangat luas namun

dapat dilingkupi oleh suatu batasan yang menyangkut lingkungan fisik, biologik

dan sosial sebagai media yang menimbulkan pengaruh apabila terjadi sesuatu

kondisi yang tidak seimbang atau dalam arti kata lain kondisi tertentu yang

mampu mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu udara, air, tanah,

makanan-minuman, serangga dan binatang pengganggu dan perilaku manusia

termasuk sosial budayanya. Oleh karena itu lingkungan, perlu didudukkan

sebagai komponen dasar dalam semua upaya kesehatan dan sekaligus sebagai

sumberdaya kehidupan (kontekstual). Timbulnya suatu penyakit digambarkan

sebagai akibat tidak seimbangnya faktor agent, environment dan host

(paradigma John Gordon). Lingkungan yang baik merupakan sumber daya

kehidupan yang berdampak meningkatkan kondisi kesehatan dan dapat

mencegah penyakit. Dalam keadaan dan waktu tertentu pada saat faktor agent,

lingkungan dan induk semang seimbang, maka dalam keadaan sehat. Tetapi

juga keseimbangan lingkungan memiliki hukum keterbatasn (hukum pembatas).

Apabila dihubungankan dengan suatu tata ruang, maka lingkungan dapat

didekati dengan pelingkupan kawasan, seperi kawasan rumah tanggga beserta

tempat huniannya, kawasan yang lebih luas yaitu kawasan pemukiman, kawasan

industri, kawasan tempat-tempat umum dan tranporstasi / lalu lintas, kawasan-

kawasan lain seperti kawasan kelautan dan pantai, hutan pertanian dan lainnya.

Pengembangan kesehatan lingkungan baik sebagai ilmu pengetahuan

maupun sebagai upaya akan sangat tergantung dari para pengambil keputusan

dan para pemerhatinya (circum consernt) dan para ahli dan praktisi di bidang

kesehatan lingkungan (circum enfluent) itu sendiri. Apabila tidak ada suatu

Page 20: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

20

kemajuan pemikiran dan terobosan oleh para ahli dan praktisi di bidang

kesehatan lingkungan maka terhentilah perkembangan kesehatan lingkungan ini,

baik sebagai program atau upaya maupun sebagai ilmu pengetahuan. Terdesak

oleh program dan ilmu lain.

Pengambil keputusan dan para pemerhatinya sangat menentukan perkem-

bangan kesehatan lingkungan. Walaupun di dalam kenyataannya issue

lingkungan sangat strategis dan sudah berada di lingkaran utama pembangunan

tetapi apabila tidak dilakukan atau dikerjakan oleh para ahli dan praktisinya di

lapangan maka akan ditinggalkan dan kembali ke issue yang menjauh dari issue

utama atau hanya sebatas wacana yang memacu program dan ilmu lain yang

berkembang. Oleh karena itu, pengembanan sumberdaya di bidang kesehatan

lingkungan menjadi penting, baik untuk pengembangan kesehatan lingkungan

sebagai ilmu pengetahuan maupun sumberdaya manusia di bidang kesehatan

lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang sehat susuai dengan

kemampuan teknis yang diwujudkan dalam kewenangan dan perwujudan

kompetensi teknis dalam melakukan intervensi kesehatan lingkungan dari mulai

identifikasi masalah kesehatan lingkungan, analisis risiko sampai kepada

penanggulangan/pemecahan masalah lingkungan.

Secara mikro, kesehatan lingkungan suatu kondisi dimana kondisi tersebut

dengan kriteria tertentu dan parameter yang digunakan dapat menimbulkan

mempengaruhi kesehatan manusia. Untuk mencapai suatu kondisi tertentu agar

tidak menganggu atau berpengaruh terhadap kesehatan manusia maka

dilakukan suatu upaya kesehatan lingkungan. Betambah maju manusia termasuk

ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai manusia kondisi lingkungan

bertambah komplek, termasuk penanganannya.

Kesehatan lingkungan, disatu sisi akan menjadi tuntutan yaitu tuntutan

sebagai hak untuk menikmati lingkungan sehat bagi yang punya (the have), dan

disatu sisi ketidak pedulian terhadap lingkungan bertambah besar bagi yang tak

punya (the poor). Tumbuh kota-kota satelit yang eksklusif, dan tumbuh

perkampungan yang bertambah kumuh proporsinyapun akan lebih besar.

Kondisi dilematis akan menghadang kita, desa mengkota (urbaniced) dan diikuti

Page 21: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

21

suatu gaya hidup yang tak sehat, kota menjadi sakit, desa mulai merasap

penyakit kota merayap menghinggapi desa yang mengkota tsb. Berkaitan

dengan kota sehat, lingkungan mengambil peranan besar apabila pola pikir

besar tentang kesehatan lingkungan diaplikasikan. Tak dapat dipungkiri seperti

Jakarta, mengalami perbahan besar, kasat mata image Kampung Besar. Seperti

dulu Kampung Melayu Besar, bernuansa desa besar dengan pohon pisang,

nangka, cempedak, gandaria, kecapi, melinjo, buah atap dan lain sebangsanya

masih akrab dengan warganya. Kini berubah menjadi bangunan pencakar langit

dan mall mewah, menjadi benar-benar kota metropolitan dengan segala ciri-

cirinya. Dengan berbagai indikator mudah dilihat dan ditemukan. Tetapi

bagaimana dibalik itu? Dengan kasat mata pula ketidak merataan dan ketidak

adilan mudah kita temukan. Ini merupakan tantangan kita yang begitu besar dan

luas, menyentuh maslah ipoleksosbud-hankam. Termasuk sebagai tantangan

kesehatan lingkungan, dan untuk itu harus ada keberpihakan yaitu untuk

kesejahteraan masyarakat. Gambaran akan diikuti oleh daerah-daerah lain.

Kesehatan lingkungan sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki body of

knowledge (pohon keilmuan), dengan didukung ilmu pengetahuan murni seperti

kimia, mekanika, fisika, ilmu pengetahuan alam dan imu pendidikan dan ilmu

terapan yang lain seperti statistika, elektronika dan sebagainya. Komponen

senyawa kimia, panas, gerakan, bunyi memiliki pengaruh terhadap kesehatan

manusia. Pendidikan dan perilaku akan menghasilkan budaya dan etika, juga

memiliki peranan besar dalam kesehatan manusia dan keberlanjutannya.

Kesehatan lingkungan sebagai ilmu, pada suatu saat di masa depan dapat

dikembangkan menjadi beberapa ilmu sebagai cabang ilmu kesehatan

lingkungan. Setiap orang yang telah mendapatkan pendidikan secara formal

tentang ilmu kesehatan lingkungan memiliki profesi kompetensi di bidang

kesehatan lingkungan baik kompetensi individu, intelektual/ profesional maupun

sosial. Pendidikan formal yang ada saat ini ini secara formal sampai dengan

jenjang DIII. Terdapat berbagai jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan

kesehatan lingkungan misalnya Teknik Penyehatan, Teknik Lingkungan /

Page 22: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

22

Landscape, Kesehatan Masyarakat majoring/prodi Kesehatan Lingkungan,

Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Program Biologi.

2. Teknologi Kesehatan Lingkungan

Di dalam perkembangannya baik kesehatan lingkungan sebagai kondisi,

upaya, ilmu dan seni seperti yang telah diuraikan sebelumnya pada hakekatnya

telah dibarengi dengan teknologi-teknologi sebagai implementasi atau fraksisnya

yang biasa disebut dengan teknologi kesehatan lingkungan. Konsep dan praktek

kesehatan lingkungan baik sebagai ilmu pengetahuan maupun teknologi terkait

dan dipengaruhi oleh banyak cabang ilmu baik ilmu murni maupun ilmu terapan.

Namun demikian teknologi kesehatan ini belum banyak yang menulisnya, baru

sebentar dimunculkan dalam kelengkapan dari suatu nama institusi pendidikan di

bidang kesehatan lingkungan dengan sebutan terknologi sanitasi.

Teknologi kesehatan lingkungan merupakan bentuk pendekatan yang berupa

perpaduan perangkat keras dan perangkat lunak di dalam memecahkan masalah

sebagai aplikasi dari ilmu kesehatan lingkungan dan aplikasi ilmu-ilmu

pendukung dalam memecahkan masalah dan mencapai nilai guna ilmu

kesehatan lingkungan. Untuk memecahkan masalah rendahnya BOD,

mengurangi kadar CO2, menghilangkan breading places vektor penyakit DBD,

mengurangi kadar kelembaban dan lain sebagainya diperlukan suatu teknologi

kesehatan lingkungan.

B. Upaya dan Program Kesehatan Lingkungan sebagai Fraksis Kesehatan Lingkungan seperti telah disebutkan, sering diucapkan dan

sebagai upaya, yang selanjutnya diprogramkan sebagai program pembangunan

yang penting di bidang kesehatan. Hal ini dikaitkan dengan beberapa pendapat

para ahli yang menyatakan lingkungan merupakan faktor penentu yang paling

besar terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pernyataan

ini secara logika benar, karena kesehatan lingkungan berasal dari gabungan dua

kata yaitu kesehatan dan lingkungan. Kesehatan lingkungan pada awalnya

sering atau disebut dengan istilah sanitasi lingkungan, atau sebaliknya sanitasi

Page 23: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

23

lingkungan dipersepsikan sama dengan kesehatan lingkungan, berorientasi pada

pencegahan penyakit.

Pada hakekatnya tidak ada masalah lingkungan yang disebabkan oleh

penyebab tunggal. Banyak factor yang merupakan determinan dari satu

penyakit. Dari mulai faktor-faktor yang berkaitan dengan pendapatan, tingkat

pendidikan, sarana-sarana kesehatan dan tingkat pelayanannya sampai kepada

factor-faktor perilaku Untuk mengenali secara dalam dan luas dilakukan analisis

jaringan penyebab atau analisis jaringan diagnostik masalah (web causision

analysis / diagnostic problems network analysis).

Analisis jaringan masalah atau analisis jaringan diagnostik masalah dan

penyebab terhadap suatu penyakit dan atau gangguan kesehatan dapat

diberikan contoh seperti terjadinya penyakit diare yang memiliki berbagai

pernyebab dan masalah serta determinan, sebagai berikut.

Gambar 2 : Analisis Jaringan Diagnostik

Di dalam suatu sistem wawasan lingkungan, maka dapat dilihat bahwa

interaksi dari semua organisme dan koreksi alam merupakan siklus. Salah satu

bentuk dari suatu model keselarasan, keserasian dan kesinambungan sistem

Ekonomi (persedian pangan ) kurang Pendapatan rendah Distribusi

Makan

Prevalensi Penyakit Diare

Tingkat ekonomi nasional rendah

Biaya Kesehatan Rendah

Perilaku tidak sehat Pelayanan kesehatan buruk

Meninggal

Sembuh

Keadaan rumah tempat tinggal kurang sehat

Tingkat prndidikan rendah

Page 24: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

24

yang saling terkait dalam proses terbinanya wawasan lingkungan dapat dilihat

pada Gambar 3.

Sumber : Moh.Soerjani, Rofig Ahmad dan Rozy Munir, ed., Lingkungan :

Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. ed. (Jakarta : UI

Press.1987), p. 265.

Gambar 3 : Sistem Kehidupan dalam Proses Wawasan Lingkungan Modifikasi dari Miller 1979

Kesehatan lingkungan di dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, Prof. Winslow menyatakan “kesehatan masyarakat adalah ilmu dan

seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup meningkatkan kesehatan fisik

dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk

meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan

individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pela-yanan medis

dan perawatan untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan

aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat

mempunyai standar hidup yang adekuat untuk menjaga kesehatannya.

Berkaitan batasan ilmu kesehatan masyarakat ini, selanjutnya

direkomendasikan ruang lingkup kesehatan lingkungan mencakup 17 upaya-

upaya (WHO Expert Committee, 1970). Pada awalnya kegiatan-kegiatan yang

mencakup upaya dalam mencegah dan mengendalikan lingkungan agar tidak

Koreksi Sikap

Koreksi Teknologi

Manusia berwawasan lingkungan

Kelembagaan berwawasan lingkungan

Evaluasi Dampak terhadap lingkungan

Dampak terhadap Lingkungan hidup

Lingkungan Hidup

Page 25: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

25

mengganggu kesehatan disebut sebagai sanitasi atau sering disebut secara

lengkap yaitu sanitasi atau pekerjaan-pekerjaan kesehatan lingkungan. Dan

didefinisikan oleh WHO sebagai berikut : “Sanitation is the control of all those

factors in man’s physical environment which exercise or may exercisea

deleterious effect on his physicsl development, health and survival”.

Ketujuhbelas kegiatan tersebut adalah : penyehatan/pengadaan air bersih,

pengendalian pencemaran air (water pol-lution controle) dan pengelolaan air

limbah (waste treatment), pengelolaan sampah / limbah padat (solid waste

management), pengendalian vektor penyakit (vector controle), pencegahan dan

pengawasan pencemaran tanah oleh factor lingkungan biologis dan kimia,

higiene dan sanitasi makanan (food hygiene), pencegahan dan pengendalian

pencemaran udara (controle of air pollution), pencegahan dan pengendalian

pencemaran radiasi (radiation controle), kesehatan kerja (occupational health),

pengendalian kebisingan/suara (noise controle), perbaikan perumahan dan

sistem permukiman (housing and settlement), perencanaan perkotaan dan

pembangunan wilayah (urban and region planning), pengembangan aspek

kesehatan lingkungan pola ecosystem udara, laut dan lalu lintas darat,

pencegahan kecelakaan (accident prevention), pembinaan dan pengawasan

lingkungan tempat-tempat rekreasi dan pariwisata, sanitasi yang dikaitkan

dengan epidemi, kedaruratan, bencana alam, migrasi penduduk dan lainnya, dan

pengembangan system pengukuran dan standarisasi yang dibutuhkan untuk

memberikan jaminan informasi akan perlindungan lingkungan yang dapat

dinyatakan bebas dari segala risiko bagi kesehatan.

Secara legal formal dalam Undang-undang No.22 tahun 1992 tentang

Kesehatan, dinyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah merupakan upaya

untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat terhadap tempat umum,

lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan yang

lain dengan kegiatan-kegiatan penyehatan air dan udara, pengamanan limbah

padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor

penyakit dan penyehatan atau pengamanan lainnya.

Page 26: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

26

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kese-hatan

masyarakat dikenal dengan tiga tahap, pencegahan yaitu pencegahan primer

(health promotion and specific protection), pencegahan sekunder (early

diagnosis, promt treatment and dissability limitation), dan pencegahan tersier

(rehabilitation). Pada tahap pencegahan primer kegiatannya di antaranya adalah

perbaikan perumahan, perbaikan kondisi dan perlindungan lingkungan/tempat

kerja, hygiene perorangan, sanitasi lingkungan dan pengendalian pencemaran.

Peranan profesi kesehatan lingkungan pada konsentrasi pencegahan primer dan

sekunder. Tingkatan pencegahan dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber : Hugh Rodman Leavell & E.Gurney Clark, Preventive Medicine for

Doctor in His Community : An Epidemiologic Approach ( London : McGraw-Hill

Book Company, 1965), p.21.

Gambar 4 : Tingkat Pencegahan Sesuai dengan Riwayat Perjalanan Penyakit

Sebagai upaya kesehatan lingkungan dapat digambarkan sebagai suatu

sistem IPO (input, process dan output), dimana komponen input terdiri atas

lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, biologik dan sosial. Kemudian tiga

Promosi Kesesehatan Diagnosis dini

dan Pengobatan tepat

Perlindungan Spesifik Pembatasan

kecacatan

Rehabilitasi

Interelasi faktor Agen, penjamu, lingkungan - stimulus Fase sebelum sakit

Reaksi terhadap stimulus Fase selama proses sakit

P R I ME R SEKUNDER TERSIER

Page 27: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

27

elemen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit dan mengganggu dikaitkan

dengan melalui media lingkungan. Elemen fisik dan biologik kedalam media

lingkungan yaitu udara, tanah, air, serangga dan binatang pengganggu dan

makanan minuman. Sedangkan lingkungan sosial saya batasi dengan perilaku

dan segala bentuk manifestasinya termasuk etikanya. Komponen proses adalah

program atau kegiatan yang sering atau biasa disebut sebagai bidang garapan

kesehatan lingkungan, yaitu pembuangan sampah, penyehatan air, pembuangan

limbah cair, padat dan gas, penyehatan makanan (food safety), penyehatan

udara dan berbagai kegiatan lain seperti analisis dampak kesehatan lingkungan,

analisis risiko lingkungan, epidemiologi lingkungan, klinik sanitasi dan berbagai

kegiatan rekayasa terhadap lingkungan non fisik seperti tindakan-perilaku

higiene/ bersih. Sehingga menghasilkan lingkungan fisik, biologik dan sosial

yang kurang/tidak berisiko terhadap kesehatan. Sebagai output-nya adalah

lingkungan sehat, tidak mengandung risiko atau risikonya kurang terhadap

kesehatan.

Di dalam penyelenggaraan upaya ini dipergunakan pendekatan epidemiologis,

kawasan, dan individu, keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini dilakukan

dengan mempertimbangkan lingkungan strategis seperti komitmen global,

regional maupun nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku..

Profesi kesehatan lingkungan dengan kemampuan dan kewenangan yang

dimiliki baik untuk mencapai derajat kesehatan sebagai bagian dari

kesejahteraan rakyat maupun mencapai lingkungan yang sehat yang merupakan

hak setiap orang, menjadi kewajibannya untuk meningkatkan kemandiriannya,

keberdayaan masyarakat dan kemitraan, menumbuh kembangkan kemampuan

dan kepeloporan masyarakat, menumbuhkan sensitivitas masyarakat untuk

bersama-sama melakukan pengawasan menyampaikan saran dan informasi

tentang lingkungan.

C. Kondisi Lingkungan merupakan Nilai dan Manfaat

Page 28: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

28

Ada yang mengatakan kesehatan lingkungan sebagai kondisi. Kondisi dari

lingkungan yang memiliki pengaruh terhadap kesehatan. Kondisi ini dinyatakan

atau diukur dengan parameter-parameter seperti kandungan kimiawi, kandungan

benda-benda padat seperti benda-benda yang terlarut, benda-benda tersuspensi

dan mikro organisme yang ada pada media lingkungan seperti udara, air, tanah,

biota dan benda-benda yang lain. Apabila sebagai kondisi, bagaimana

kondisinya saat ini? Dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kesehatan?

Kesehatan lingkungan dapat dipandang sebagai “suatu kondisi yang mampu

menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan

untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan

bahagia, dimana terjadi hubungan interaksi antara kelompok penduduk atau

masyarakat yang dinamis dan segala macam perubahan komponen lingkungan

hidup, seperti sebagai species kehidupan, bahan, zat atau kekuatan disekitar

manusia yag menimbulkan ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan

serta mencari upaya-upaya pencegahannya”. Menurut Organisasi Kesehatan

Dunia (World Health Organization / WHO), Kesehatan Lingkungan (envi-

ronmental health) adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara

manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Demikian juga Himpunan Akhli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) yang

merupakan organisasi profesi di bidang kesehatan lingkungan, menyatakan

bahwa kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk

mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan

bahagia. Dilihat dari aspek terjadinya penyakit, timbulnya suatu penyakit

digambarkan sebagai akibat tidak seimbangnya faktor agent, envirronment dan

host (paradigma John Gordon). Lingkungan yang baik merupakan sumber daya

kehidupan yang berdampak meningkatkan kondisi kesehatan dan dapat

mencegah penyakit. Dalam keadaan dan waktu tertentu pada saat faktor agent,

lingkungan dan induk semang seimbang, maka dalam keadaan sehat. Tetapi

juga keseimbangan lingkungan, memiliki hukum keterbatasan (hukum

pembatas). Hukum pembatas adalah suatu keadaan atau proses pada titik mana

Page 29: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

29

suatu system biologi untuk bertahan terhadap perubahan-perubahan tidak dapat

dipertahankan (homeo-stasis tidak dapat dipertahankan). Homeostasis sering

dikacaukan oleh manusia.

D. Pendekatan Kesehatan Lingkungan

1. Pendekatan Deduktif dan Induktif Ilmu Kesehatan Lingkungan berkembang mengikuti paradigma ilmiah dan

metode ilmiah. Pendekatan secara ilmiah yang digunakan dalam kesehatan

lingkungan sebagai ilmu pengetahuan adalah induktif dan deduktif.

Pendekatan induktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang spesifik,

khusus kemudian dapat ditarik kesimpulan yang bernilai makro dan atau umum.

Sebaliknya, pendekatan deduktif dari hal-hal yang umum, makro dan

berdasarkan teori yang ada ditarik ke hal-hal yang mikro, khusus atau spesifik.

2. Pendekatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan Untuk pencapaian tujuan dan nilai guna, digunakan beberapa pendekatan

operasional. Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan merupakan pendekatan

operasional/dalam kegiatan memprediksi dampak yang akan terjadi. Di dalam

memprediksi dampak terhadap kesehatan masyarakat, dapat berupa studi

retrospektif, deskriptif dan prospektif. Di dalam ADKL termasuk juga Analisis

Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Studi ini merupakan bagian dari Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang tidak saja melihat dampaknya

pada kesehatan tetapi juga dampak kepada lingkungan dan sistem ekologi

dimana pembangunan/kegiatan dilakukan. ARKL memfokuskan pada studi faktor

lingkungan yang mempengaruhi distribusi dan determinan penyakit dan

gangguan pada manusia. Upaya ini dilakukan melalui dua pendekatan yaitu (1)

upaya analisis yang diawali dengan adanya kasus gangguan kesehatan dan

diikuti dengan pengujian bahaya potensial / kajian semacam ini biasanya

merupakan suatu reaksi terhadap health outcome yang buruk. Pendekatan ini

ummnya dipersulit oleh pemajanan berganda dalam lingkungan. (2) Upaya

analisis yang diawali dengan identifikasi bahaya potensial dan kemudian menguji

Page 30: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

30

dampaknya pada kesehatan manusia. Kajian semacam ini biasanya merupakan

reaksi terhadap outcome lingkungan yang buruk atau proaksi untuk menganalisis

dampak dari suatu rencana pembangunan.

3. Pendekatan Epidemiologi Pendekatan di dalam rangka pendeteksian penyebab terjadinya suatu

penyakit akibat lingkungan atau kerusakan lingkungan, dan faktor-faktor

determinannya. Pendekatan ini sangat berguna dalam upaya pencegahan

tersebar/menyebarnya kejadian penyakit dan atau kerusakan/gangguan

terhadap lingkungan. Secara khusus, pendekatan epidemilogi ini ada yang

menyebutnya dengan pendekatan epidemiologi lingkungan. Namun pada

dasarnya kaidah-kaidah yang dipergunakan adalah kaidah-kaidah epidemiologi

menyangkut tiga hal pokok yaitu manusia (person), tempat (place) dan waktu

(time), selanjutnya dalam menganalisis terjadinya penyakit dan gangguan akibat

interaksinya tiga faktor yaitu penyebab (agent), lingkungan (environment) dan

inang (host).

4. Pendekatan terfokus kepada Individual, Keluarga, Masyarakat dan Tatanan/ Kawasan

Pendekatan ini terutama di dalam melakukan kajian maupun melaksanakan

fraksis dimana individu, keluarga, masyarakat dan kawasan merupakan klien dari

iptek kesehatan lingkungan. Dengan pendekatan klien ini akan lebih terfokus dan

terbatasi sasaran kajiannya. Dari pendekatan terfokus ini akan terlihat kapan

masalah lingkungan menjadi private goods dan kapan menjadi public goods.

Dengan pendekatan-pendekatan tersebut tenaga di bidang kesehatan secara

profesional memiliki kemampuan memahami permasalahan, analisis yang

komprehensif dan mampu memecahkan masalah berdasarkan sasaran.

Pemahaman permasalah, analisis dan kemampuan pemecahan masalah akan

menyakinkan pelaksanaan dan peningkatkan pelayanan dan kinerjanya serta

kepercayaan kepada klien. Disamping itu beberapa pendekatan dapat digunakan

oleh masyarakat sesuai dengan kapasitasnya, khususnya dalam bentuk

teknologi tepatguna yang sesuai dengan kearifan sosio-kultural setempat.

Page 31: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

31

Kesehatan lingkungan dapat digambarkan sebagai limas atau piramida

berdinding empat yang berputar pada sumbu vertikalnya. Pada suatu saat

menampakkan muka sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan ontologi,

epistemologi dan aksiologinya, pada suatu saat menampakkan muka sebagai

upaya dengan berbagai metode dan tehnisnya yaitu sebagai fraksisnya, pada

suatu saat menampakkan suatu kondisi dengan kualitas dan nilai-nilai

kergunaannya bagi kehidupan, dan pada suatu saat menampakkan suatu

kesejahteraan dengan peradabannya.

Page 32: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

32

BAGIAN III

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN

1. Perkembangan pemikiran dan konsep kesehatan lingkungan sebagai

pandangan yang maju terlihat sejak dua dekade terakhir ini. Suatu

perkembangan pemikiran besar yaitu perkembangan sanitasi lingkungan

yang berorientasi kepada penyakit dan gangguan berubah kepada

kesehatan lingkungan yang berorientasi kepada kesejahteraan

masyarakat. Artinya, pertama, kesehatan lingkungan adalah sebagai

media menikmati hak asasi yang nyaman. Kedua, untuk nyaman dalam

menikmati hak asasi ada kewajiban, yaitu memelihara kualitas lingkungan.

Ketiga dalam memelihara, upaya yang dilakukan adalah mencegah

terjadinya gangguan atau kerusakan lingkungan. Keempat, lingkungan

baik yang terjadi akibat adanya aktifitas manusia atau alam yang berupa

bahan buangan atau sampah diubah menjadi bahan yang bermanfaat.

Bahan buangan adalah energi. Kelima, untuk mengubah bahan buangan

menjadi bermanfaat perlu dikembangkan atau rekayasa teknologi. Suatu

tantangan perlu segera diubah menjadi peluang. Keenam, untuk

mengatasi masalah-masalah tersebut diatas, selain berdimensi luas dan

lintas sektor serta peran masyarakat sangat penting, maka perlu

perubahan pola pikir, perumusan strategi dan kebijakan baru, serta

langkah-langkah yang komprehensif dari berbagai bidang termasuk

bidang pendidikan di samping penyusunan program-program

pembangunan di bidang kesehatan lingkungan.

2. Permasalahan-permasalahan kesehatan lingkungan semakin kompleks,

bertambah besar baik kualitas maupun kuantitasnya. Permasalahan perlu

segera dipecahkan untuk kesehatan dan keseimbangan ekologi. Ilmu

Page 33: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

33

pengetahuan dan teknologi berfungsi untuk memecahkan masalah yang

dihadapi secara profesional. Sementara sampai saat ini kesehatan

lingkungan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum banyak

dipahami dan dikembangkan, walaupun dalam tingkat global telah

disepakati adanya tiga pilar penting dalam upaya mewujudkan

pembangunan berkelanjutan. Banyak hal atau faktor-faktor yang

mempengaruhi. Hal ini keberadaan kesehatan lingkungan sebagai ilmu

pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan.

Keadaan dan masalah tersebut diatas merupakan refleksi dari fraksis,

nilai dan manfaat dari keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi

kesehatan lingkungan..

3. Kesehatan lingkungan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi belum

banyak yang konsern sehingga belum tertata dengan baik, dan belum

mendapat dukungan untuk meningkatkan dan mengembangkan serta

mengimplementasikannya. Tertinggal oleh kemajuan iptek bidang-bidang

lain.

4. Perkembangan / aktualisasi upaya prevensi - promosi dan kebijakan di

bidang kesehatan seperti Paradigma Sehat, memberikan nuansa dan

suasana yang baik untuk mengembangkan kesehatan lingkungan. Tetapi

karena kurangnya sumberdaya di bidang kesehatan lingkungan, iklim

yang sangat kondusif kurang mendapatkan sambutan dan tetap kurang

berkembang. Tak pelak kesehatan lingkungan akan mengalami back

washing effects atas kemajuan iptek yang lain.

B. IMPLIKASI 1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Lingkungan

Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan lingkungan akan berkembang terus

bersama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya. Dengan

perkembangan iptek baik yang menjadi dasar maupun yang berkaitan erat

dengan iptek kesling, maka untuk itu perlu adanya langkah-langkah dan upaya :

Page 34: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

34

(1) Perlu untuk mengevaluasi dan melakukan kajian tentang insitusi pendidikan

di bidang kesehatan lingkungan yang ada saat ini berfungsi dalam

mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan

lingkungan dan memproduksi tenaga-tenaga di bidang kesehatan lingkungan.

(2) Perlu adanya suatu lembaga pendidikan di bidang kesehatan lingkungan

dengan tugas dan wewenang menyelenggarakan dan mengembangkan iptek

kesling dengan terencana dan sistematis yang akan menghasilkan tenaga-

tenaga yang trampil dan ahli secara profesional baik dengan non gelar maupun

yang bergelar (sain).

(b) Pendidikan sain yang bergelar (S1 s/d S3), bernaung pada pada universitas

baik negeri maupun swasta. Untuk pengembangan pemikiran ini perlu terlebih

dahulu disusun kurikulum nasional tentang kesehatan lingkungan.

(3) Perlu dilakukan penelitian-penelitian di bidang kesehatan lingkungan yang

lebih intens untuk mendukung pengembangan dan peningkatan iptek kesehatan

lingkungan.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan sebagai Fraksis

Upaya-upaya yang terarah, tersistematisir perlu dilakukan upaya-upaya

dan dukungan :

(1) Tenaga yang terampil dan ahli di bidang kesehatan lingkungan, dengan

dilandasi etika profesi, standard kompetensi/profesi dan standarisasinya.

(2) Penguatan organisasi profesi di bidang kesehatan lingkungan untuk

menyusun dan menetapkan etika profesi, kompetensi dan standarisasinya.

Apabila diperlukan dibentuk dewan kesehatan lingkungan (Environmental Health

/ Sanitarian Board).

(3) Upaya pengendalian dan peningkatan perilaku dan lingkungan yang sehat

melalui pendidikan / pelatihan dan pemberdayaan masyarakat.

(4) Perangkat keras yaitu peralatan/sarana dan prasarana yang memadai baik

untuk operasional dilapangan maupun untuk keluarga dan masyarakat serta

sarana-sarana umum dan sosial yang menenuhi syarat-syarat kesehatan.

Page 35: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

35

(5) Pendekatan-pendekatan dan prosedurnya yang dapat dilakukan secara

mandiri .

(6) Pengembangan teknologi dan rekayasa kesehatan lingkungan.

Di dalam impelementasinya dituntut pula bagaimana menterjemahkan dalam

kebijakan dan strategi pembangunannya. Komitmen ini penting dan strategis

serta tergantung dari pengambil keputusan sekltor-sektor terkait di tingkat Pusat

maupun Daerah, para pakar dan organisasi profesi, praktisi di lapangan dan

pemberdayaan masyarakatnya.

3. Kondisi Lingkungan sebagai Nilai dan Manfaat Bertambahnya jumlah penduduk dunia, jumlah penduduk miskin dan

bertambah majunya teknologi dan perkembangan industri, maka daya dukung

lingkungan dan kualitas lingkungan menurun bahkan merosot.

Untuk pemecahan permasalahan pada saat ini dan antisipasi pemecahan

permasalahan pada masa yang akan datang, maka perlu adanya :

1. Upaya penciptaan dan penggunaan barang-barang/produksi dan mesin-

mesin yang tepatguna dan ramah lingkungan serta pengawasannya.

2. Pengembangan dan penetapan parameter dan indikator Kesehatan

Lingkungan pada setiap tatanan / kawasan.

3. Perlu adanya prioritas sasaran kesehatan lingkungan kelompok rentan

dan miskin.

Implikasi ini perlu direspon oleh pihak pemerintah khususnya para pengambil

kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah, swasta termasuk dunia usaha

dan masyarakat temasuk lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan organisasi

profesi, para pakar dan praktisi kesehatan lingkungan.

Page 36: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

36

Daftar Pustaka

Achmadi, Umar Fahmi, Transformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehat-an Kerja di Indonesia, Diupayakan pada Upacara Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia di Jakarta, tanggal 18 September 1991. Adams Charles. Pertambahan Penduduk dan Penyerbuan Daerah Kota, dalam Kemiskinan di Perkotaan, Penyunting : Dr. Parsudi Suparlan, Jakarta : Sinar Harapan, 1984. Aswar, Azrul. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 1979. Blaikie N.W.H., Education and Environmentalism: Ecological World View and Environmentally Responsible Behaviour, Australian Journal of Environ-mental Education, August 1993. Chiras, Daniel D, Environmental Science: A Framwork for Decision Making, San Yuan: The Benya-min Publishing, 1985. Christensen, John W, Global Science : Energy, Resources, Environment, Second Edition, Ed. Iowa : Kendall / Hunt Publishing Company, 1984. Departemen Kesehatan. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan, 1999. Dunlop dan Valiere, The New Environment Paradigm : Apropos Measuring Instrument and Preliminary, dalam Journal of Environment Education, No.9, 1978. Ehler, Victor M and Ernest W. Steel. Municipal and Rural Sanitation. London: McGraw-Hill Book Company, 1965. Engel, J.Ronald and Joan Gibb Engel, Ethics of Environment and Development, London: Belhaven Press, 1990.

Page 37: PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN SEBAGAI ILMU … · sanitasi dasar masih merupakan masalah besar dan berat, menyusul masalah lingkungan yang lain sebagai akibat dampak negatif dari

37

Gilbert, Alan & Josef Gugler. Cities, Poverty and Development : Urbanization in the Third World. Penterjemah : Anshori dan Juanda. Yogya : PT. Tiara Wacana, 1996. Golley, Frank B, Deep Ecology from the Perspective of Ecological Science: An Interdiciplinary Journal Dedicated to the Philosophical Aspects of Environmental Problem, Spring 1987. Hanlon John J. and George Pickett. Public Health Administration and Practice. Santa Clara: Time Miror/Mosby College Publishing, 1984. Himpunan Akhli Kesehatan Lingkungan Indonesia, Laporan Seminar Sehari Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Jakarta : HAKLI, 1982. Kantor Meneg. Lingkungan Hidup. Agenda 21 Indonesia, Jakarta, 1996 Leavell, Hugh Rodman and E.Gurney Clark. Preventive Medicine for The Doctor in His Community : An Epidemiologic Approach. London: McGraw-Hill Book Company, 1965. Levin, Norman D. Human Ecology. California : Duxbury Press. Meadow, Dennis L. et.al., The Limit to Growth, New York : The New American Library, 1972. Mesarovic Mihajlo, and Eduarts Pestel, Mankind at the Turning Point, The Second Report to The Club of Rome. New York : EP Dutton and Co, Inc,1974. Odum, Eugene P. Fundamentals of Ecology, Philadelphia: WB. Saunders Company, 1971. Purdom, P.Wilton. Environmental Health. London : Academic Press, 1980 Rivai, H.TB.Bachtiar. Perspektif Pembangunan Ilmu dan Teknologi. Jakarta : PT.Gramedia, 1986 Riyadi, AL. Slamet. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Dimensi dan Tinjanuan Konsepsional. Surabaya : Usaha Nasional, 1986. Salim Emil, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Jakarta : PT.Pustaka LP3ES, 1993. Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Lingkungan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Cetak-an Kedua, 1995. Sastrawijaya, A. Tresna. Pencemaran Lingkungan. Surabaya : Rineka Cipta, 1991