PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI KELAS DAN...
Transcript of PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI KELAS DAN...
PERSEPSI SISWA TENTANG KONDIDI KELAS DAN
HUBUNGANNYA DENGAN
MINAT BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTsN 8 Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Setrata Satu (S1)
Disusun Oleh:
A. SALIMULLAH
NIM: 102011023532
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI KELAS DAN
HUBUNGANNYA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTsN 8
Jakarta)” yany telah disusun oleh A.SALIMULLAH dengan NIM: 102011023532, telah
diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 15 Desember 2008 di hadapan dewan penguji, dan
dinyatakan lulus. Dan skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Jakarta,15 Desember 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. H. A. F. Wibisono, MA ...................... ................................
NIP : 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag ...................... ................................
NIP : 150 299 477
Penguji I
DR. H. A. F. Wibisono, MA ........................ ................................
NIP : 150 236 009
Penguji II
Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag ......................... ................................
NIP : 150 299 477
Mengetahui:
Dekan Fkultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP : 150 062 568
LEMBAR PERNYATAAN
NAMA : A.Salimullah
NIM :102011023532
JURUSAN : PAI
FAKULTAS : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JUDUL :Persepsi Siswa Tentang Kondisi Kelas Dan Hubungannya Dengan Minat
Belajar Siswa (Studi Kasus Di Mtsn 8 Jakarta)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata satu Pendidikan Agama islam pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam negri syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam negri syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau merupakan hasil
jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Jurusan
Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas
Islam negri syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2008
A.Salimullah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
untuk menempuh jalan yang benar guna meraih kebahagiaan dunia dan ahirat.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri Syarif hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari
berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis hanya mampu
menyampaikan terima kasih yang terdalam dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya kepada Bapak Drs.Abdul
haris, MAg sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah bersedia dengan tulus
memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.
Selanjutnya tak lupa pula penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang ikut membantu, diantaranya:
1. Ketua dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA. Dan Drs, Sapiudin Shiddiq
2. Penasehat Akademik yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Prof. Dr. Dede Rosyada MA.
3. Drs. Abdul haris, MAg selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan
bimbingan terhadap penyelesaian skripsi ini
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah mencurahkan ilmu
pengetahuan kepada penulis semasa kuliah.
5. Kepalah Sekolah MTsN 8 jakarta yang telah memperkenankan penulis mengadakan
penelitian di sekolah tersebut dan memberikan bantuan di dalam pelaksanaan
penelitian. Drs. H. Noer Akhfas A. MM
6. Ayahanda Sadunih (alm) dan Ibunda Saanih yang telah merawat dan mendidik dengan
penuh kasih sayang, memberikan pengorbanan baik material maupun spiritual yang tak
terhitung nilainya, serta senantiasa mendorong dan mendo’akan penulis dalam
mengarungi kehidupan ini.
7. Kaka dan adikku semua yang senantiasa memberikan do’a dan motivasi dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Guru-guru serta Akademik MTsN 8 jakarta yang telah membantu baik sarana dan
prasarana maupun bentuk lainya.
9. Teman-teman PAI Se-angkatan yang telah membantu dan memberikan saran dan juga
masukan bagi penulis sehingga selesainya skripsi ini.
10. Temen-teman PPKT
Semoga jasa dan segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis akan
mendapatkan balasan yang layak dari Allah SWT. Dan akhirnya penulis berharap, semoga
hasil penelitian kependidikan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca
pada umumnya.
Jakarta, 15 Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii
ABSTRAKSI........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ............................................................................ 4
1. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
2. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
3. Perumusan Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
E. Sistematika Penulisan........................................................................ 5
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah ............................................... 7
1. Pengertiam bimbingan dan Konseling ......................................... 7
2. Tujuan bimbingan dan konseling ................................................. 11
3. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling .............................. 12
4. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling .......................... 18
B. Masalah Belajar................................................................................. 21
1. Pengertian belajar ........................................................................ 21
2. Pengertian Prestasi belajar. .......................................................... 22
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar ...................... 23
C. Bimbingan dan Konseling dalam rangka peningkatan Prestasi Belajar. 27
1. Pengertian Bimbingan belajar ...................................................... 27
2. Tujuan Bimbingan belajar ........................................................... 28
3. Pelayanan-pelayanan Bimbingan belaja ....................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian ............................................................................ 42
B. Populasi dan Sample ......................................................................... 42
C. Metode Penelitian.............................................................................. 43
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43
E. Teknik Analisa Data.......................................................................... 46
F. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Parung ................................................ 50
1. Sejarah Singkat SMP Islam Parung.............................................. 50
2. Visi dan Misi SMP Islam Parung ................................................. 51
3. Keadaan siswa SMP Islam Parung............................................... 52
4. Personalia dan Pengajar SMP Islam Parung ................................ 52
5. Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Islam Parung................... 53
6. Pelaksanaan Program BK di SMP Islam Parung. ........................ 54
B. Deskripsi Data................................................................................... 57
C. Analisa Data...................................................................................... 71
D. Interpretasi Data................................................................................ 77
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 80
B. Saran-saran. ...................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 83
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .........................................................................24
2. Interpretasi Data ..............................................................................................26
3. Keadaan Guru, Karyawan dan ........................................................................31
4. Keadaan Siswa dan Sarana dan Prasarana ......................................................32
5. Suasana Kelas Terasa Nyaman Tiap Kegiatan Belajar dan Rapih .................33
6. Belajar Menyenangkan Kerena Guru Mengajar dengan Semangat ................34
7. Bapak/Ibu Guru Masuk dan Keluar Kelas Tepat Waktu ................................34
8. Tiap Pertemuan Satu Pokok Bahasan Selesai .................................................35
9. Penataan Tempat Duduk Memudahkan Beraktivitas ......................................35
10. Perubahan Tempat Duduk Dilakukan Tiap Minggu .......................................35
11. Tempat Duduk Disesuaikan dengan Metode Pengajaran dan Materi .............36
12. Tempat Duduk Sesuai Kondisin Tubuh ..........................................................36
13. Siswa Terlibat dalam Menata Keindahan Kelas .............................................36
14. Siswa yang kuRang dalam Penglihatan Duduk di Depan ..............................37
15. Siswa membuat kelompok sendiri dalam kerja kelompok .............................37
16. Hukuman Bagi yang melanggar disepakati bersama ......................................37
17. Skor dari persepsi siswa tentang kondisi kelas ...............................................38
18. Tidak ada guru siswa tetap belajar dengan tertib ...........................................39
19. Tiap proses belajar berlangsung siswa tekun .................................................40
20. Walau di luar gaduh siswa tetap tenang bi kelas ............................................40
21. Suasana kondusif membuat siswa semangat belajar ......................................40
22. Kelas yang rapih dan bersih membuat siswa senang belajar ..........................41
23. Siswa merasa nyaman belajar di kelas ............................................................41
24. Siswa memperhatikan penjelasan guru ...........................................................41
25. Saat pelajaran dimulai siswa telah siap mengikuti .........................................42
26. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru ...................................................42
27. Skor nilai variabel Y .......................................................................................43
28. Tabel analisis data ..........................................................................................44
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar kukuesioner siswa
2. Berita wawancara
3. Surat pengajuan judul skripsi
4. Surat perbaikan judul skripsi
5. Surat permohonan bimbingan skripsi
6. Surat permohinan izin penelitian
7. Surat keterangan dari sekolah
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Variabel Penelitian ...............................................................................
............................................................................................................. 3
7
Tabel 2 Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment........................................
............................................................................................................. 4
1
Tabel 3 Santi Membaca Al-Qur’an atau Iqra di TPA Setiap Hari.......................
............................................................................................................. 5
0
Tabel 4 Santri Memperhatikan Hukum-hukum Bacaan Atau Tajwid Ketika
Membaca Al-Qur’an ............................................................................
............................................................................................................. 5
1
Tabel 5 Santri membaca Al-Qur’an/ iqra dengan fasih ......................................
............................................................................................................. 5
1
Tabel 6 Santri Menghafal Hadits Pilihan dengan Benar.....................................
............................................................................................................. 5
2
Tabel 7 Santri Memperhatikan Gerakan Shalat Ketika Melaksanakan Shalat.....
............................................................................................................. 5
2
Tabel 8 Santri Menghafal Ayat Al-Qur’an Al-Ikhlas Sampai dengan Ad-Duha
dengan Benar .......................................................................................
............................................................................................................. 5
3
Tabel 9 Santri Menjaga Kebersihan Ketika Berada di TPA ...............................
53
Tabel 10 Santri Bergaul Secara Baik dengan Kawannya di TPA .........................
............................................................................................................. 5
4
Tabel 11 Santri Meneladani Sejarah Kehidupan Para Rasul ................................
............................................................................................................. 5
4
Tabel 12 Santri Berdoa Ketika Akan Memulai Pekerjaan yang Baik ...................
............................................................................................................. 5
5
Tabel 13 Santri Menulis Tulisan Arab dengan Benar...........................................
............................................................................................................. 5
5
Tabel 14 Santri memperhatikan penjelasan Ustadz/Ustadzah ketika belajar.........
............................................................................................................. 5
6
Tabel 15 Santri Melaksanakan Shalat Lima Waktu Setiap Hari ...........................
............................................................................................................. 5
6
Tabel 16 Santri Melaksanakan Puasa Pada Bulan Ramadhan Selama Sebulan
Penuh ...................................................................................................
............................................................................................................. 5
7
Tabel 17 Setelah Selesai Sholat Santri Berdoa Untuk Orang Tua ........................
............................................................................................................. 5
7
Tabel 18 Santri Berperilaku Sopan Pada Orang Tua............................................
............................................................................................................. 5
8
Tabel 19 Santri Mematuhi Perintah Orang Tua ...................................................
............................................................................................................. 5
8
Tabel 20 Santri Mengucapkan Terima Kasih Setelah Ditolong Oleh Orang Lain.
............................................................................................................. 5
9
Tabel 21 Santri Meminta Izin Ketika Akan Meminjam Sesuatu .........................
............................................................................................................. 5
9
Tabel 22 Santri Meminta Maaf Apabila Berbuat Kesalahan Kepada Orang Lain .
............................................................................................................. 6
0
Tabel 23 Santri Membantu Teman Atau Orang Lain yang Sedang dalam
Kesulitan..............................................................................................
............................................................................................................. 6
0
Tabel 24 Santri Berkata Santun Kepada Orang Tua ............................................
............................................................................................................. 6
1
Tabel 25 Santri Termasuk Orang yang Menepati Janji ........................................
............................................................................................................. 6
1
Tabel 26 Santri Termasuk Orang yang Berkata Jujur...........................................
............................................................................................................. 6
2
Tabel 27 Santri Patuh Terhadap Perintah Allah...................................................
............................................................................................................. 6
2
Tabel 28 Perhitungan untuk Mencari Data Variabel X dari Hasil Penyebaran
Angket .................................................................................................
............................................................................................................. 6
3
Tabel 29 Perhitungan untuk Mencari Data Variabel Y dari Hasil Penyebaran
Angket .................................................................................................
............................................................................................................. 6
5
Tabel 30 Hasil Perhitungan Variabel X Y .........................................................
............................................................................................................. 6
7
Abstraksi
Setiap siswa umumnya datang ke sekolah tiap hari adalah melakukan kegiatan
belajar atau menerima pelajaran dari guru-guru di dalam kelas, dan umumnya mereka
tertib dan tenang juga memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mata
pelajaran tersebut, hal ini dikarnakan ada guru yang menunggui atau membimbing mereka
di kelas, jadi siswa yang sedikit bandel/nakal dan juga siswa yang agak malas belajar
secara tidak langsung mahu tidak mahu mereka pasti akan menunjukan rasa perhatiannya
terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Suasana kelas yang seperti itulah dapat kita
sebut sebagai kondisi kelas yang kondusif.
Namun terkadang kita juga melihat siswa melakukan proses belajar sendiri di kelas
tanpa bimbingan dari guru, hal ini dikarnakan guru pengajarnya berhalangan hadir hanya
memberikan tugas melalui guru piket untuk dikerjakan oleh siswa dikelas. Kondisi kelas
seperti ini tentu berbeda dengan kondisi di mana kelas yang ada gurunya. Kelas yang
siswanya belajar sendiri tanpa bimbingan guru secara langsung umumnya kita melihat
kondisi kelas agak gaduh, berisik dan tidak teratur, hal ini dikarnakan tidak ada guru yang
mengawasi atau membimbing, dan hal tersebut juga bisa terjadi karena kurangnya minat
siswa dalam belajarkarena tidak ada guru di kelas, sehingga walaupun sudah diberi tugas
oleh guru piket mereka mengerjakannya ada yang sungguh-sungguh dan ada yang asal
saja/main-main bahkan ada juga yang hanya menyalin jawaban dari temannya.
Dan kondisi kelas yang tidak ada gurunya biasaya para siswanya lebih senang ngobrol,
bercanda dengan teman, main atau nyanyi-nyanyi di kelas, ada juga yang bejar (membaca
atau mengerjakan tugas), dan bahkan sebagian dari mereka ada juga yang ke luar kelas
mencari makan atau jajan di kantin. Suasana atau kondisi kelas yang seperti ini bisa
dikatakan sebagai suatu kondisi kelas yang tidak kondusif, dan hal ini dapat
mempengaruhi semangat atau minat belajar siswa di kelas.
kondisi kelas dan minat memiliki peranan penting dalam belajar, namun apakah minat
akan selalu ada dan tumbuh dengan subur bila kelas (lingkungan belajar) kurang
mendukung.
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………………………………………………………………...... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………....… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..... iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...... vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..……… vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………... 6
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah.................. 6
D. Metode penelitian ................................................................... 6
E. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian………………… 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, dan PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ................................................................................ 7
1. Persepsi Siswa Tentang Kondisi Kelas ................................. 7
1.1 Pengetian Persepsi Siswa ................................................... 7
1.2 Kondisi Kelas ..................................................................... 9
2. Ciri Kelas Kondusif dan Upaya Menciptakan Kelas yang Kondusif
................................................................................. 10
2.1 ciri-ciri kelas yang kondusif .............................................. 10
2.2 upaya-upay mencip takan kelas yang kondusif ................. 11
3. Pengelolaan Kelas ................................................................ 12
4. Tujuan Pengelolaan Kelas .................................................... 15
5. Indikaror Pengelolaan Kelas ............................................... 16
B. Minat Belajar ................................................................................ 19
2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar .............................. 19
3. Indikator Minat Dalam Belajar ................................................. 21
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 21
D. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 22
B. Variabel Penelitian ...................................................................... 22
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 23
D. Teknik Analisis Data ................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 29
1. Sejarah Singkat MTsN 8 Jakarta ............................................. 29
2. Visi dan Misi Sekolah.............................................................. 30
3. Kurikulum yang Digunakan .................................................... 30
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ...................................... 31
5. Keadaansarana dan prasarana................................................... 32
B. Deskripsi Data .............................................................................. 33
C. Analisis dan Interpretasi Data..................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 49
B. Saran............................................................................................... 50
.
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….... 51
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persepsi atau tanggapan siswa tentang kondisi kelas merupakan suatu cara atau
proses pengamatan yang siswa itu lakukan terhadap kondisi kelasnya. Kondisi (suasana)
kelas yang nyaman dan menyenangkan biasanya membuat siswa dapat belajar dengan
baik. Maka menjadi tanggung jawab bersama antara guru dan siswa untuk dapat
menciptakan kondisi/suasana kelas yang baik dan juga menciptakan serta memelihara
kondisi belajar yang menyenangkan, dan bila terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
kelancaran belajar maka secepatnya berusaha mengembalikannya pada kondisi yang
nyaman dan menyenangkan.
Setiap siswa umumnya datang ke sekolah tiap hari adalah melakukan kegiatan
belajar atau menerima pelajaran dari guru-guru di dalam kelas, dan umumnya mereka
tertib dan tenang juga memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mata
pelajaran tersebut, hal ini dikarnakan ada guru yang menunggui atau membimbing mereka
di kelas, jadi siswa yang sedikit bandel/nakal dan juga siswa yang agak malas belajar
secara tidak langsung mahu tidak mahu mereka pasti akan menunjukan rasa perhatiannya
terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Suasana kelas yang seperti itulah dapat kita
sebut sebagai kondisi kelas yang kondusif.
Namun terkadang kita juga melihat siswa melakukan proses belajar sendiri di kelas
tanpa bimbingan dari guru, hal ini dikarnakan guru pengajarnya berhalangan hadir
dikarenakan ada urusan yang tak dapat diwakilkan atau karena sakit, dan guru tersebut
hanya memberikan tugas melalui guru piket untuk dikerjakan oleh siswa dikelas. Kondisi
kelas seperti ini tentu berbeda dengan kondisi di mana kelas yang ada gurunya. Kelas yang
siswanya belajar sendiri tanpa bimbingan guru secara langsung umumnya kita melihat
kondisi kelas agak gaduh, berisik dan tidak teratur, hal ini dikarnakan tidak ada guru yang
mengawasi atau membimbing, dan hal tersebut juga bisa terjadi karena kurangnya minat
siswa dalam belajar, sehingga walaupun sudah diberi tugas oleh guru piket mereka
mengerjakannya ada yang sungguh-sungguh dan ada yang asal saja/main-main bahkan ada
juga yang hanya menyalin jawaban dari temannya.
Dan kondisi kelas yang tidak ada gurunya biasaya para siswanya lebih senang
ngobrol, bercanda dengan teman, main atau nyanyi-nyanyi di kelas, ada juga yang bejar
(membaca atau mengerjakan tugas), dan bahkan sebagian dari mereka ada juga yang ke
luar kelas mencari makan atau jajan di kantin. Suasana atau kondisi kelas yang seperti ini
bisa dikatakan sebagai suatu kondisi kelas yang tidak kondusif, dan hal ini dapat
mempengaruhi semangat atau minat belajar siswa di kelas.
Seorang siswa yang ingin mencapai cita-citanya tentu harus belajar dengan giat di
mana saja, terutama sekali bejar di dalam kelas, maka dari itu suasana atau kondisi kelas
dan minat belajar amat menentukan proses belajar siswa, siswa yang minat belajarnya
tinggi tentu tidak akan banyak terpengruh oleh kondisi kelas yang seperti apapun, namun
siswa yang minat belajarnya kurang pasti akan terpengaruhi oleh suasana atau kondisi
kelasnya, bila kondisi kelasnya tenang dan nyaman tentu ia akan tetap mengikuti pelajaran
dengan baik, namun bila kondisi kelasnya tidak kondusip (gaduh, tidak nyaman dan
berisik) maka sudah pasti ia tidak akan belajar dengan baik.
Kita sadar bahwa belajar merupakan syarat yang harus dipenuhi setiap orang/siswa
untuk menjadi pandai dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun
keterampilan atau kecakapan. Oleh karena itu untuk dapat mencapai cita-citanya setiap
siswa tidak bisa dengan bermalas-malas melainkan harus dengan rajin, gigih dan tekun
dalam belajar.
Namun ironinya terkadang kita melihat anak-anak sekolah dan datang kesekolah
tidak sepenuhnya untuk belajar bahkan mereka lebih banyak yang hanya sekedar untuk
main-main dan berhura-hura dengan sesama teman, walaupun tidak semuanya siswa
seperti itu. Hal tersebut dikarnakan tinggi atau rendahnya minat belajar dari dalam diri
siswa itu sendiri. Minat itu sendiri merupakan faktor internal yang memegang peranan
penting setelah motivasi dalam proses belajar, seorang siswa akan tekun belajar atau
sebaliknya malah malas dan tidak mahu belajar itu semua tergantung pada tinggi atau
rendahnya minat yang dimilikinya.
“Minat berarti juga kecendrungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu, seorang siswa yang menaruh perhatian (minat) yang tinggi pada setiap
pelajaran, maka tentu ia akan memusatkan perhatiannya lebih besar terhadap pelajaran
tersebut dari pada siswa lainnya”.1
“Dalam belajar minat berperan sebagai ‘Motivating Force’ yaitu sebagai kekuatan
yang akan mendorong siswa untuk mau belajar …”2 siswa yang memiliki minat yang besar
untuk belajar akan merasa senang dan tekun dalam belajar, berbeda dengan siswa yang
kurang berminat atau yang tidak berminat dalam belajar mereka hanya menerima pelajaran
apa adanya dan tidak ada hasrat atau niatan untuk tekun (terus belajar).
1 Muhibih Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosydakarya,
2004) cet. 9 h. 136.
2 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) cet. 2 h. 85.
Dan belajar itu sendiri merupakan “sesuatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya”.3
Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa “belajar” menjadi begitu penting bagi
setiap orang terutama para siswa di sekolah. Di mana dalam “belajar” diperlukan adanya
kematangan jasmani dan rohani, kesipan, kesungguhan dan terutama minat yang kuat atau
tinggi.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar terutama para siswa
di sekolah, hal ini secara garis besar dibagi dua bagian yaitu: Faktor Internal dan Faktor
Eksternal dari siswa.
Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) siswa itu sendiri antara lain:
Kesehatan jasmani dan rohani, intelegensi dan bakat, cara belajar, motivasi dan minat.
Dari beberapa faktor internal yang paling mendasar dan berperan penting adalah minat.
“Minat ini dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari.”4
Timbulnya minat belajar siswa disebabkan berbagai hal antara lain keinginan untuk naik
kelas, lulus sekolah dengan nilai baik atau memperoleh pekerjaan serta ingin hidup senang
dan bahagia.
Selain faktor internal di atas proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal
(yang berasal dari luar diri) siswa yaitu: Keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
sekitar tempat siswa tinggal. Kelas adalah faktor eksternal yang amat berperan dalam
proses belajar siswa disekolah. Oleh karenanya keadaan dan suasana kelas haruslah benar-
benar diperhatikan. Kelas adalah tempat berlangsungnya transper ilmu
pengetahuan dari guru kepada murid-muridnya. Keadaan sekolah dalam hal ini terutama
sekali adalah keadaan kelas sebagai tempat belajar turut mempengaruhi proses belajar,
kualitas guru, metode mengajarnya kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,
keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan belajar (kelas), jumlah
murid perkelas, pelaksanaan tata tertib dan sebagainya.
Kondisi (suasana) kelas yang nyaman dan menyenangkan biasanya membuat siswa
dapat belajar dengan baik, dan kondisi kelas yang tidak nyaman bisa membuat siswa tidak
belajar dengan baik. Maka sudah menjadi tanggung jawab bersama antara seorang guru
dan para siswa di kelas untuk dapat mengelola kelas dengan baik dan menciptakan serta
memelihara kondisi belajar yang menyenangkan, dan bila terjadi hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran dan kenyamanan dalam belajar maka secepatnya guru dan juga
para siswa berusaha mengembalikannya, hal tersebut tentu memerlukan kedisiplinan kelas.
3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1997) h. 49. 4 M. Dalyono, Psikologi pendidikan, h. 56.
Dalam hal kondisi kelas secara langsung atau tidak langsung tentu melibatkan guru
sebagai pengelola kelas di mana guru dituntut harus dapat memunculkan minat belajar
siswa dalam kelas, dengan demikian secara tidak langsung guru dituntut untuk dapat
menciptakan suasana atau kondisi kelas yang disukai dan disenangi oleh siswa, namun
tidak melupakan hal-hal penting dalam proses belajar mengajar.
Mengenai latar belakang ini penulis mengambil sebuah contoh kasus tentang
kondisi kelas dan semangat atau minat belajar siswa di MTsN 8 Jakarta pada (gedung B)
yang terletak di Jalan H. Aseni Pintu Air Semanan Kalideres Jakarta Barat. MTsN 8 ini
pada gedung B ini hanya memiliki 10 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar, jadi
untuk menyelenggarakan proses belajar secara serempak atau langsung pada pagi hari dari
kelas 7-9 itu tidak bisa dikarnakan ruang kelasnya tidak mencukupi, hal itu dikarenakan
bangunanan pada gedung A sedang proses perbaikan dan tidak dapat digunakan. Oleh
karena itu proses belajar di bagi menjadi 2 kelompok yaitu ada kelompok pagi dan
kelompok petang.
Kelompok pagi yaitu siswa-siswa kelas 9 yang berjumlah 5 rombongan dan kelas
8 yang berjumlah 5 rombongan, sedangkan kelompok petang yaitu kelas 8 yang berjumlah
4 rombongan dan kelas 7 yang berjumlah 6 rombongan. Adanya pembagian waktu pagi
dan petang menjadikan adanya pembagian tenaga pengajar pagi dan tenaga pengajar
petang.
Dalam setiap proses belajar mengajar, kelas tidaklah selalu tenang dan nyaman tiap
harinya akan tetapi bisa saja suasananya tidak terkendali ata gaduh dan berisik, contohnya
siswa dibiarkan belajar sendiri atau mengrjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui
guru piket, dikarnakan guru yang seharusnya mengajar berhalangan hadir karena ada
urusan yang tidak bisa diwakilkan atau karena sakit, maka akan tampak sekali mereka atau
siswa yang memiliki minat yang besar untuk belajar dengan yang kurang berminat dalam
belajar. Yang memiliki minat yang besar ada tidaknya guru tetap belajar dengan baik, akan
tetapi sebaliknya siswa yang kurang berminat dalam belajar mereka hanya bermain-main
saja di dalam kelas, selain itu yang terpenting adalah kondisi suasana kelas yang
diciptakan oleh siswa itu sendiri pun bisa saja mempengaruhi minat mereka dalam belajar.
Dari contoh kasus di atas jelas bahwa kondisi kelas dan minat memiliki peranan
penting dalam belajar, namun apakah minat akan selalu ada dan tumbuh dengan subur bila
kelas (lingkungan belajar) kurang mendukung.
Dengan latar belakang itulah maka penulis menyusun skripsi ini dengan judul:
“PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI KELAS DAN HUBUNGANNYA
DENGAN MINAT BELAJAR SISWA” studi kasus di MTsN 8 Jakarta.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan mengenai persepsi dan minat merupakan persoalan yang kompleks.
Oleh sebab itu perlu adanya pengindentifikasian dari masalah tersebut diantaranya
meliputi :
1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi dan minat belajar siswa.
2. Persepsi siswa tentang kondisi kelas dapat mempengaruhi minat belajarnya.
3. Hubungan minat dengan persepsi siswa tentang kondisi kelas.
4. Pengaruh kondisi kelas terhadap minat belajar siswa.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Melihat cukup banyak permasalahan yang ada. Maka dari itu penulis
membatasinya pada masalah “Persepsi Siswa Tentang Kondisi Kelas dan Hubungannya
dengan Minat Belajar Siswa di MTsN 8 Jakarta”.
Dan perumusan masalahnya adalah: Adakah korelasi yang signifikan antara
Persepsi Siswa Tentang Kondisi Kelas dan Hubungannya dengan Minat Belajar Siswa di
MTsN 8 Jakarta.
D. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan guna menjelaskan
permasalahan dalam skripsi ini, maka penulis mengambil atau menelitinya
langusng(Observasi) pada objek di lapangan (sekolah atau kelas). Adapun teknik
penulisannya berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi. Oleh Tim Penyusun
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidaya Tullah Jakarta Tahun 2007
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan/korelasi antara persepsi siswa
tentang kondisi kelas dengan minat belajar siswa di MTsN 8 Jakarta.
Dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dengan memberikan kontribusi
pemikiran lebih dalam, mengenai pengkondisian dan pengelolaan kelas serta
pengembangan minat belajar siswa, baik ada ataupun tidak adanya guru dalam kelas agar
dapat dicapai hasil pembelajaran yang optimal.
BAB II
1. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Persepsi Siswa Tentang Kondisi Kalas
1.1 Pengertian persepsi siswa
Kata persepsi dalam bahasa inggris yaitu “perception” yang berarti
penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu.1 Menurut
Sarlito Wirawan Sarwono “persepsi”merupakan kemampuan untuk
membedakan, mengelompokan, dan memfokuskan objek-objek, atau disebut
juga kemampuan mengorganisasikan pengamatan.2 Dengan demikian
hakikatnya persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh etiap orang dalam
memahami informasi tentang lingkungannya, baik dengan penglihatan,
penerimaan atau penghayatan perasaan.
Alisuf Sabri mendefinisikan persepsi atau pengamatan sebagai aktivitas jiwa
yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai
kepadanya melalui alat indranya.3dari definisi tersebut dapat kita ketahui
bahwa dengan kemampuan mengenali rangsangan itulah memungkinkan
manusia mengenali lingkungan hidupnya. Manusia dapat mengenali lingkungan
fisik yang nyata, baik yang ada pada diri sendiri maupun yang ada di luar diriya
menggunakan alat-alat indranya dengan melalui proses. Oleh karena itu
persepsi menurut Slameto adalah proses yang mengangkut masuknya pesan
atau informasi ke dalam otak manusia.4
Sedangkan menurut Bimo Walgito persepsi adalah “proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulusyang diterima oleh
1 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,2000), cet. Ke-
24. Halm. 424
2 S. Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 992), cet. Ke-6. Halm. 39
3 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), cet. Ke-1.
Halm. 45 4 Slameto, Belajar dan Factor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: rineka cipta, 1995), cet. Ke-3. Halm.
102
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu atau aktivitas yang
berarti”.5
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa “persepsi”
adalah pengamatan yang dilakukan manusia/seseorang dengan alat-alat
indranya, seperti indra penglihatan, pendengaran, peraba dan penciuman yang
kemudian diproses di dalam otak sehingga individu tersebut dapat mengenali
objek dan fakta objektif tentang sesuatu.
Jadi persepsi siswa adalah pengamatan atau tanggapan siswa terhadat
objek atau suatu benda.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang terhadap suatu objek tentu tidaklah berdiri sendiri
melainkan dipengaruhi oleh berbagai factor, baik dari dalam maupun dari luar
dirinya. Oleh karena itu seseorang bisa saja memiliki persepsi yag berbeda
terhadap suatu objak yang sama, hal ini dikarenakan adanya factor-faktor yang
mempengaruhi persepsinya.
Berikut ini factor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut “Bimo
Walgito”6 dan “menurut Singgih”.
7
Menuru Bimo Walgito Menurut Singgih
a. Stimulus yang kuat, akan banyak berpengaruh terhadap persepsi.
b. Fisiologis dan Psikologis, jika sistem
fisiologis ada yang terganggu maka akan berpengaruh pada persepsi
seseorang, dan psikologis mencakup
pengalaman, perasaan dan
kemampuan perpikar. c. Lingkungan atau situasi yang
melatarbelakangi stimulus dapat
mempengaruhi persepsi
a. Motif yaitu suatu rangsangan yang menyebabkan munculnya keinginan
melakukan sesuatu atau sebaliknya.
b. Kesediaan dan harapan akan menentukan pesan mana yang akan
dipilih untuk diterima.
c. Intensitas rangsang, kut lemahnya
amat berpengaruhterhadap individu. d. Pengulangan yang terjadi akan
menarik perhatian sebelum mencapai
titik jenuh.
5 Bimo walgito, psikologi sosial, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), cet. Ke-1. Halm. 54
6 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, cet. Ke-1. Halm. 54
7 Singgih Dirgagunansa, Pengantar Psikologi, (Jakarta: mutiara sumber widya,1993),cet. Ke-4. Halm.
107
1.2 Kondisi Kelas
Kondisi kelas merupakan dua kata yang berbeda yaitu kata “kondisi” dan
kata “kelas”. Dalam bahasa inggris kondisi yaitu “Condition” artinya keadaan.
Sedangkan pengertian kelas secara umum di kemukakan oleh Suharsimi
Arikunto yaitu sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.8
Sedangkan Hadari Nawawi mengemukan pengertian kelas dapat dipandang
dari 2 sudut yaitu:9
1) Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding,
tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
2) Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian
dari masyarakat sekolah, dalam satu kesatuan yang diorganisir menjadi unit
kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas adalah suatu ruangan atau tempat di mana guru dan murid melakukan kegiatan
belajar mengajar.
Jadi kondisi kelas adalah suatu keadaan di mana terjadinya suatu proses interaksi antara guru dengan murid dan
antara murid dengan murid atau sering kita sebut dengan proses/kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian yang dimaksud persepsi siswa tentang kondisi kelas penurut penulis adalah pengamatan atau
tanggapan siswa terhadap suatu keadaan di mana di dalamnya berlangsung peoses kegiatan belajar mengajar secara
interaktiv antara guru dengan murid dan antar murid dengan murid dan juga lingkungannya.
Kelas sebagai tempat terjadinya proses pembelajaran bukanlah sekedar ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, di mana guru dan
siswa berkumpul melakukan proses belajar mengajar, akan tetapi kelas adalah suatu ruangan dengan segala unsurnya yang komplek.
Proses belajar mengajarpun tidak dapat terjadi begitu saja akan tetapi dipengaruhi oleh persepsi dari siswa terhadap kelas itu sendiri
juga ditentukan oleh kondisi dan suasana kelas itu sendiri merupakan faktor pendukung yang amat penting bagi terjadinya proses belajar
mengajar.
8 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif , (Jakarta: raja
grafindo persada, 1996), halm. 17
9 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Penyelenggaraan Kelas, (Jakarta: CV. H. Masagung, 1989),
cet. 3, hal. 116.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila persepsi siswa terhadap kondisi kelas itu baik/kondusif, sehingga guru dan
murid dalam pengajaran sama-sama bersemangat dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar, dan para siswa terlihat senang dalam
mengikuti pelajaran. Dengan kata lain tumbuh minat yang tinggi dalam diri siswa untuk belajar.
2. Ciri-ciri Kelas Kondusif dan Upaya-upaya Menciptakan Kelas yang Kondusif
2.1 Ciri-Ciri Kelas Yang Kondusif
Dalam pandangan tradisional kelas yang kondusif adalah jika dalam sebuah
kelas terasa tenang dan siswa dapat mendengarkan apa yang disampaikan oleh
gurunya. Jadi menurut pandangan tradisional ciri kelas yang kondusif adalah :
“Siswa duduk tenang dalam kelas, berdiam diri sambil mendengarkan apa yang
disampaikan oleh gurunya”.10
Sedangkan dalam pandangan modern kelas yang kondusif adalah kelas
yang mendukung bagi terciptanya kegiatan belajar yang interatif, dimana para
siswa giat dan aktif dalam belajar dikelas baik ada ataupun tidak adanya guru yang
menunggui dengan segala fasilitas kelas yang ada.
Berikut ini ciri kelas kondusif menurut padangan modern yaitu:11
1) Siswa tekun mengerjakan sesuatu yang semestinya dikerjakan dan tidak
mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya. Dengan kata lain secara sadar dan
terarah semua kegiatan di kelas dilakukan oleh siswa demi tercapainya tujuan
tertuntu.
2) Siswa aktif dalam berinteraksi, baik dengan guru maupun dengan sesama siswa
yang lain atau dapat dikatakan terjadinya komunikasi yang multi arah di dalam
kelas.
3) Siswa mengerjakan hal-hal yang dapat mencapai tujuan belajarnya secara bebas
tidak semata-mata mengikuti kemauan gurunya.
4) Kreatifitas siswa mendapat penghargaan yang sepantasnya dan bukan malah
sebaliknya dibunuh karena tidak sesuai kemauan gurunya.
2.2 Upaya-Upaya Menciptakan Kelas Yang Kondusif
Drs. Ali Imron, M.Pd. Mengemukakan ada tujuh upaya yang dilakukan untuk
menciptakan suatu kelas yang kondusif yaitu:12
1) Buatlah kontrak pengajaran dengan siswa agar terbangun kesepakatan
bersama antara guru dan siswa.
2) Rancanglah aktivitas belajar siswa, sehingga tidak ada gurupun siswa dapat
belajar dengan sendirinya.
3) Berikan kebebasan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
4) Buatlah suasana yang demokratis, agar tidak menakutkan siswa dalam
beraktivitas.
10 Ali Imron, Belajar dan Pembelajar, (Jakarta: Pustaka Jaya 1996), cet ke-1. Hal. 37. 11 Ali Imran, Belajar dan Pembelajar, cet. Ke-1. Hal. 38. 12 Ali Imran, Belajar dan Pembelajar, cet. Ke-1. Hal. 38-39.
5) Rancanglah ruang kelas sefleksibel mungkin hingga mudah diubah-ubah
dan dapat disesuaikan dengan kepentingan belajar siswa.
6) Jangan mudah memberi hukuman kepada siswa apalagi yang belum tentu
bersalah.
7) Hargailah segala aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas.
Selain itu untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif perlu juga
diperhatikan subjek belajar atau kondisi siswa itu sendiri. Dan hal tersebut
dibedakan atas hal-hal yang bersifat fisik dan hal-hal bersifat psikologis.
Yang bersifat fisik antara lain: Ukuran dan kekuatan tubuh siswa,
kesehatan dan daya tahan fisiknya, kesegaran dan kebugaran jasmaninya.
Artinya mereka yang dalam kondisi yang lebih baik maka aktivitas belajarpun
akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dalam kondisi fisiknya kurang
baik. Dan yang bersifat psikis yaitu: Intelegensi, bakat, minat, motivasi,
kematangan, aspirasi dan harapan (ambisi-ambisinya).13
Hal tersebut di atas
juga berpengaruh besar dalam proses pembelajaran dan penciptaan kondisi
kelas yang kondusif.
3 Pengelolaan Kelas
Sebagaimana kita ketahui bahwa kondisi/keadaan kelas yang kondusif tidaklah terjadi dengan sendirinya melainkan terjadi dengan
proses dan perlu dirancang oleh guru dan disepakati oleh siswa di kelas tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan kelas yang
baik, terutama bagi seorang guru hal ini merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas, pengelolaan akar katanya adalah “Kelola” ditambah awalan pe- dan
akhiran –an, istilah lain dari kata pengelolaan adalah “Menegemen” yang diambil dari bahasa Inggris artinya ketatalaksanaan, tata
pimpinan.14
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pengelolaan diartikan sebagai “penyelenggara”.15
Sedangkan kata Menegemen itu sendiri
diartikan sebagai “penyelenggara atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien”.16
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan bila
terjadi gangguan di dalam kelas dengan segera dapat mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.17
Sedangkan pengertian pengelolaan kelas menurut Syaiful Djamarah dan Aswan Zain yaitu keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.18
13 Ali Imran, Belajar dan Pembelajar, cet. Ke-1. hal. 39. 14 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.
196
15 WJS Purwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1985), h. 412 16 Sri Anita Wiryawan dan Noorhadi Th, Strategi belajar Mengajar Modul 5, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1995), h. 2 17 J.J. Hasibun dan Moedijono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja Karya, 1988). Cet. Ke-3,
h. 82
Tujuan utama guru dalam mengelola kelas adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat
memotivasi atau membangkitkan minat siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu guru harus memiliki
kemampuan melakukan interaksi belajar mengajar dengan baik, salah satu kemampuan yang sangat penting kemampuan mengelola
kelas.19
Suatu kondisi belajar siswa akan oftimal jika pengajar dapat mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran selain itu dalam mengelola kelas sangat didukung oleh hubungan
interpersonal yang baik antar pengajar dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa lainnya.20
Siswa pada umumnya dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa tekanan dan dalam kondisi kelas yang merangsang
untuk belajar.
Dalam kondisi kelas tersebut siswa dapat berinteraksi dan berkomunikasi baik dengan guru, siswa lainnya maupun dengan lingkungan
sekitarnya.
Untuk menciptakan kondisi kelas yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan memudahkan guru memberikan bimbingan dan
bantuan terhadap siswa dalam belajar, maka diperlukan adanya pengorganisasian kelas. “Pengorganisasian kelas yaitu suatu rentetan
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, meliputi: a. tujuan pengajaran, b. pengaturan
penggunaan waktu yang tersedia, c. pengaturan ruang belajar didalam kelas, d. pengaturan siswa dalam belajar”.21
a. Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam mengajar. Makin jelas rumusan tujuan maka makin mudah
menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Pengaturan Penggunaan Waktu Yang Tersedia
Waktu yang tersedia khususnya dalam satu tahun ajaran sangatlah terbatas, karena itu diperlukan pengaturan waktu yang
tersedia. Dari hal tersebut diharapkan siswa dapat melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dan hendaknya waktu yang tersedia diisi dengan kegiatan-kegiatan yang selain menumbuhkan minat siswa untuk belajar
juga dapat memberikan hasil belajar yang produktif.
c. Pengaturan Ruang Belajar
Agar tercipta kondisi yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar diperlukan pengaturan ruang belajar yang baik,
penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa duduk dengan tertib dan nyaman serta
memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar.
18 Syaiful Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), cet.
2. h. 195.
19 Prof. Dr. Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), cet. 5,
hal. 63.
20 Edi Soegito dan Yuliani Nuraini, Kemampuan Dasar Mengajar, (Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka,2003), h.85
21 Prof. Dr. Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, hal. 64.
Pengaturan siswa dapat berupa penempatan tempat duduk maupun pengelompokan dalam belajar, ada berbagai macam
variasi tempat duduk siswa, diantaranya adalah berbanjar kebelakang, variasi bundar/oval, tapal kuda, dan lain-lain. Suasana
keakraban pun harus tercipta baik antara guru dengan murid dan murid dengan murid. Anak-anak harus merasa aman dan
senang dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.22
d. Pengaturan Siswa Dalam Belajar
Dalam belajar melakukan beragam kegiatan belajar. Kegiatan belajar siswa hendaknya disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan siswa itu sendiri. Ada siswa yang dapat belajar sendiri dan ada yang tidak dapat belajar sendiri. Agar kegiatan
belajar yang diciptakan guru sesuai dengan kebutuhan cara belajar siswa maka diperlukan penyusunan dan pengaturan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
Selain empat cara pengorganisasian kelas yang telah dijelaskan di atas, masih ada lagi yang tak kalah pentingnya yaitu pengelompokkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk mewujudkan kondisi belajar yang baik dimana siswa menjadi pusat kegiatan
belajar maka diperlukan suatu organisasi kelas yang luwes, maka bangku / kursi, meja dan alat-alat lainnya hendaknya mudah
dipindahkan untuk kepentingan belajar mengajar khususnya dalam hal bekerja kelompok di dalam kelas.
Ruang kelas dan segala fasilitas yang disediakan perlu diatur untuk kepentingan kegiatan belajar, dengan demikian perabot, falisitas dan
sumber lainnya yang disediakan di kelas selalu mempunyai arti dalam pelaksanaan jenis kegiatan belajar mengajar tertentu.23
Dalam hal pengelompokkan siswa dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1) pengelompokkan menurut kesenangan berkawan atau
kesenangan bergaul diantara siswa, 2) pengelompokkan menurut kemampuan yaitu cerdas, sedang / menengah dan lambat, 3)
pengelompokkan menurut minat dalam belajar dan pelajaran di kelas.24
4 Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan kelas yang baik, sehingga memungkinkan siswa berbuat
sesuai
dengan kemampuannya, selain itu tujuan pengelolaan kelas adalah untuk mengurangi timbulnya kesulitan-kesulitan didalam kelas, dan
bila terjadi dapat menanganinya secar efesien.
Tujuan Pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera
tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien.
Menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Tujuan Pengelolaan kelas bagi siswa adalah:25
1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
2. Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas,
dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan
kemarahan.
3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku
sesuai dengan aktivitas kelas.
Sedangkan tujuan Pengelolaan kelas bagi guru menurut Anita Wiryawan adalah:26
22 Ametembun, Manajemen Kelas, (Bandung: Institut Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 1981), h. 76-77. 23 Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, hal. 67. 24 Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, h. 68. 25 JJ. Hasibun nan moedjiono, Proses Belajar Mengajar,loc cit cet. Ke-3 hal. 83
1) Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian.
2) Memiliki kesabaran terhadap kebutuhan siswa.
3) Memiliki respon efektif terhadap tingah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil.
5. Indikator dalam Pengelolaan Kelas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Indikator diartikan dengan petunjuk atau sesuatu yang memberi petunjuk. Indikator
Pengelolaan kelas diantaranya adalah :
1. Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif
Lingkungan belajar yang kondusif sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar, oleh karenanya kemampuan
guru dalam mengelolaan kelas sangatlah diperlukan.
2. Siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Setiap siswa terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Mengerjakan tugas ini merupakan indikator dari pengelolaan kelas.
3. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar, efektif dan efisien
Dalam hal ini segala sesuatu yang telah direncanakan seorang guru dalam mengajar dapat terlaksana, sehingga berbagai
tujuan pengajaran tercapai, dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat (interest) menurut psikologi adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.
Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada
sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuaru berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.27
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh
kepuasan.28
Muhibbin Syah mendefinisikan minat sebagi kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar disertai
dengan perasaan senang.
Crow and Crow sebagaimana dikutip oleh Abd. Rahman Abrar mengatakan bahwa minat atau interest bisa berhubungan dengan daya
gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman afektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab munculnya kegiatan dan penyebab partisipasi
26 Sri Anita Wiryawan dan Noorhadi Th, Strategi Belajar-Mengajar, (pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2001). 27 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996). Cet. Ke-2, hal. 84 28 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: RinekaCipta, 1995). Cet. Ke-3,
h. 57
dalam kegiatan. Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan monasi (kehendak). Maksud unsur kognisi yaitu,
minat yang didahului pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi, yaitu perasaan tertentu
(biasanya perasaan senang). Sedangkan unsur monasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yang diwujudkan dalam bentuk
kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.29
Menurut Bimo Walgito, sebagaimana dikutip oleh Ramayulis mendefinisikan minat adalah suatu perhatian yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.30
Dari beberapa definisi di atas disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat-ingat terus
sesuatu, dengan perasaan senang yang disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut.
Belajar adalah Key Term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tak
pernah ada pendidikan.31
Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor menentu proses perkembangan manusia memperoleh
hasil berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain, tingkah laku yang dimiliki manusia diperoleh
melalui belajar.32
Witherington, dalam buku Educational Psykology sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan, “belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian”.33
Belajar ialah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat itu dapat berupa
memeperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang ada.34
Menurut Chaplin belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Gage
(1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisma berubah prilakunya diakibatkan pengalaman. Demikian juga
Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.
Dari berbagai macam definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku suatu individu
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak mau menjadi mau, melalui proses pengamalan yang ia
alami. Dapat dikatakan didalam diri orang yang belajar terjadi perbedaan antara sebelum dan sesudah melakukan kegiatan belajar, baik
itu segi kognitif, afektif, mapun psikomotoriknya, akibat pengalaman atau latihan.
29 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tirta Wacana Yogya, 1993) Cet. Ke-4, h.
112 30 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998). Cet. Ke-2, h. 175 31 Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 159
32 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, hal. 54 33 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, psikologi pendidikan, (Bandung: Remaja rosyda karya, 1995), cet.10,
h. 84
34 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, hal. 60.
Jadi yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mau belajar secara terus menerus
dengan perasaan senang, untuk memperoleh prestasi hasil belajar yang baik.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa di sekolah yang segaris besar dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu faktor
internal dan faktor eksternal siswa.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor-faktor
dari diri siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa.35
Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya.
Apabila siswa tidak berminat kepada mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar, oleh karena itu apabila
siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau
belajar dan memperhatikan pelajaran.36
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa minat yang menunjang belajar adalah minat terhadap:
1. Mata pelajaran (bahan pelajaran)
Bahan pelajaran dapat mempengaruhi minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya apabila dari bahan tersebut
tidak ada daya tarik bagi siswa.37
2. Guru (pengajar)
Seorang guru yang dapat menarik minat belajar dan mampu mengembangkan bakat siswa maka dengan demikian siswa dalam belajar
akan merasa senang.
Minat merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
siswa diantaranya adalah :
1) Perhatian siswa merupakan salah satu cara untuk belajar, pembangkitan perhatian untuk suatu pelajaran dapat berupa
peragaan visual, seperti demonstrasi, dan cerita-cerita menarik, hal ini merupakan tehnik-tehnik yang dapat digunakan
untuk memperoleh perhatian siswa dalam mempersiapkan mereka mengikuti suatu pelajaran.38
2) Kehendak adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam dan
tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam fungsinya kehendak hal ini bertautan dengan fikiran dan perasaan.39
3) Kebutuhan berjalan lancar bila ada minat, anak-anak malas tidak belajar, gagal, karena tidak adanya minat. Agar anak
berminat dalam suatu pelajaran, maka bangkitkan suatu kebutuhan pada dirinya.40
Maslow sebagaimana dikutip oleh Ivor K. Devies mengklasifikasikan kebutuhan kedalam lima hal yakni,
(1) Kebutuhan fisiologis (haus, lapar, seks)
(2) Kebutuhan keamanan
(3) Kebutuhan berkerabat (identifikasi, kasih sayang, sahabat)
35 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-2, h. 59 36 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, h.59 37 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 59
38 Mohamad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah
Universitas Surabaya, 2000), h. 55. 39 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995). Cet. Ke-10, h. 84. 40 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000). Cet. Ke-2, h. 82.
(4) Kebutuhan penghargaan (sukses, percaya diri, harga diri)
(5) Kebutuhan berusaha (mengembangkan diri).41
Dapat dilihat bahwa belajar atau pendidikan merupakan kebutuhan akan penghargaan, yakni yang dapat membuat seseorang
menjadi lebih percaya diri, dan sukses dalam berprestasi.
3. Indikator Minat dalam Belajar
a. Perasaan senang
Perasaan senang yang ada pada diri siswa dalam belajar, merupakan indikator bahwa dia berminat dalam mengikuti
pelajaran.
b. Memperhatikan pelajaran
Perasaan senang ini diaktualisasikan dengan ia memperhatikan pelajaran yang diajarkan.
c. Aktif dan Komunikatif
Disamping senang dan memperhatikan pelajaran siswa juga aktif dan interaktif baik ada atau tidak adanya guru yang
membimbing.
C. KERANGKA BERPIKIR
Persepsi siswa tentang kondisi atau suasana kelas baik yang kondusif ataupun yang tidak kondusif, dapat memungkinkan siswa merasa
senang atau tidak senang dan nyaman atau tidak nyaman dalam belajar, serta melakukan segala aktivitas (kegiatan-kegiatan) belajar
lainnya. Dan hal itu ada hubungannya dengan minat atau semangat belajar yang tinggi.
Hal itu tentunya tidak terlepas dari peran serta guru dalam mengelola kelas. Maka dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan
antara variabel X dan variabel Y. Variabel X di sini adalah persepsi siswa tentang kondisi kelas, dan variabel Y yang dimaksud adalah
minat belajar siswa di dalam kelas.
D. PENGAJUAN HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesanya adalah :
Ha : Ada korelasi yang signifikan antara, Variabel X (Persepsi Siswa Tentang Kondisi Kelas) dengan Variabel Y (Minat Belajar
Siswa).
41 Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1991). Cet. Ke-2, h. 215.
Ho : Tidak ada korelasi yang signifikan, antara Variabel X (Persepsi Siswa Tentang Kondisi Kelas) dengan Variabel Y (Minat Belajar
Siswa).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
F. A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTsN 8 Jakarta, yang terletak di Jl. H. Aseni Pintu Air Semanan
pada (gedung B) Waktu penelitian dilakukan dari tanggal 12-20 September 2006.
G. B. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian.1 Kata
“variabel” berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti: “ubahan”, “faktor tak tetap”,
atau “gejala yang dapat diberubah-ubah”.2 Variabel penelitian adalah segala sesutau yang
akan dijadikan objek pengamatan penelitian.3
Pada Penelitian ini penulis mengambil dua variabel. Variabel pertama yaitu
persepsi siswa tentang kondisi kelas dan variabel yang kedua yaitu minat belajar siswa.
Variabel persepsi siswa tentang kondisi kelas merupakan variabel independen
(bebas) yaitu, variabel yang mempengaruhi variabel lain, secara bebas berpengaruh
terhadap variabel lain. Variabel ini disimbolkan dengan huruf (X) atau Variabel X.
Dan Variabel minat belajar siswa, merupakan variabel yang menduduki posisi
sebagai variabel dependen (terikat) yaitu, variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau
disebut variabel yang dipengaruhi. Variabel ini disimbolkan dengan huruf (Y) atau
Variabel (Y).
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.4 Adapun yang menjadi objek penelitian atau populasi dalam penelitian ini adalah siswa-
siswa kelompok belajar pagi di MTsN 8 Jakarta yang berjumlah 350 siswa.
Sedangkan Sampel adalah sebagian subjek yang diselidiki dari keseluruhan subjek penelitian (populasi).5 Dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel 12% dari populasi yang ada, yaitu sebanyak 40 siswa, yang diambil dengan cara acak atau Random Sampling.
Teknik Pengumpulan Data
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996). Cet. Ke-10, h. 111 2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003). Cet. Ke-
12, h. 33 3 Amirul Hadi dan Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), h. 205 4 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek h. 115 5 Amirul Hadi dan Hartono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 120
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi (pengamatan)
Yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan persiapan yang matang, dilengkapi dengan
instrumen tertentu, seperti pertanyaan untuk wawancara dan angket untuk diisi oleh responden. Observasi ini dilakukan untuk
mengamati lingkungan sekolah khususnya kelas, sarana prasarana serta keadaan siswa.
2. Interview (wawancara)
Yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan yang diajukan dalam wawancara dilengkapi dengan
instrumennya.6
Dan wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara kepada Bapak Wakabid Kurikulum tentang sejarah singkat MTsN 8
Jakarta dan kepada kepala TU mengenai keadaan guru, siswa, sarana prasarana sekolah, dan perlengkapan kelas yang telah dipersiapkan
secara tuntas.
3. Kuesioner (angket)
Yaitu cara pengumpulan data terbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat penulis untuk diisi oleh responden (siswa kelompok pagi MTsN 8 Jakarta) yang
berjumlah 40 orang siswa. Kuesioner yang dibuat merupakan kuesioner tertutup, disertai sejumlah jawaban yang sudah disediakan, dan
terdiri dari 40 item pertanyaan yang dibagi ke dalam dua variabel yaitu mengenai persepsi siswa tentang kondisi kelas dan hubungannya
dengan minat belajar siswa, dan penilaiannya menggunakan skala likter dengan empat alternatif jawaban.
Untuk mengukur persepsi siswa terhadap kondisi kelas dan hubungannya dengan minat belajar siswa di MTsN 8 Jakarta, penulis
membuat kisi-kisi soal pada masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 1
Kisi-kisi intrumen penelitian
No Variabel Indikator Item Soal Jumlah
1 Persepsi siswa tentang
kondisi kelas
� Suasana kelas yang kondusif
� Pengaturan waktu
� Penataan ruang kelas
� Pengaturan siswa dalam
belajar
1, 2, 3,
4, 5, 6
7, 8, 9
10, 11, 12, 13, 14
6
3
5
6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 27
15, 16, 17, 18, 19, 20
6
2 Minat Belajar Siswa � Perasaan senang dan
bersemangat
� Perhatian dan berkonsentrasi
dalam belajar
� Kreatif dan komunikatif di
kelas
21, 22, 23,
24, 25,
26, 27
28, 29, 30,
31, 32
33, 34, 35,
36, 37,3 8,
39, 40
7
5
8
Jumlah 40
D. Teknik Analisis Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya yang penting adalah analisis data, berikut adalah langkah-langkah
yang penulis lakukan untuk menganalisis data yang telah di dapat dari lapangan, sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan.7
2. Coding
Coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban para responden menurut macam-macamnya.8
Dalam penelitian ini penulis memberikan empat alternatif jawaban dengan menggunakan skala ilkert, yaitu :
a) Alternatif jawaban selalu(SL) bobot nilai 4
b) Alternatif jawaban sering(SR) bobot nilai 3
c) Alternatif jawaban kadang-kadang(KD) bobot nilai 2
d) Alternatif jawaban tidak pernah(TP) bobot nilai 1
3. Tabulating
Tabulasi (menyusun data ke dalam bentuk tabel), merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian proses analisis data. Dengan membuat
tabulasi maka data lapangan akan tampak ringkas dan tersusun dalam suatu tabel sehingga dapat dengan mudah dianalisa.
4. Mencari korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product momen
7 Amirul Hadi dan Hartono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 120 8 Amirul Hadi dan Hartono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 144
Product Moment Correlation atau lengkapnya; Product of the Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi
antara dua variabel yang kerapkali digunakan. Disebut Product Moment Correlation karen akoefisien korelasi diperoleh dengan cara
mencari hasil perkalian dari moment-moment variabel yang dikorelasikan (Product of the moment).9
Teknik korelasi product moment pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kolerasi yang signifikan antara persepsi siswa
tentang kondisi kelas dengan minat belajar siswa di MTsN 8 Jakarta.
Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut :
a. Mencari Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment dengan mendasarkan pada skor aslinya atau angka kasarnya. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :
b. Rumus
N∑XY – (∑X)( ∑Y)
√[(N∑X2 – (∑X)
2][(N∑Y
2 – (∑Y)
2]
Keterangan :
rxy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N : Number of Case (responden)
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
c. Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi ‘r’ Product Moment
Terhadap Angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan dapat diberikan interpretasi atau
penafsiran tertentu. Dalam hubungan ini ada dua macam cara yang harus dilakukan, yaitu:
1) Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment secara kasar (sederhana)
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap Angka Indeks Korelasi “r” Producr Moment
(rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:
Tabel 2
Interpretasi Data
Besarnya “r” Product Moment
(rxy)
Interpretasi
9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 177-178
rxy =
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah ataupun sangat rendah sehingga korelasi
itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
Variabel X dan variabel Y).
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasiyang sedang atau cukup.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
2) Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment, dengan jalan berkonsultasi pada tabel Nilai “r” Product
Moment, adapun langkah-langkah interpretasinya adalah :
(a) Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho)
(b) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan dengan membandingakn bearnya ‘r” yang telah
diperoleh dalam perhitungan atau “r” obsevasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam Tabel Nilai “r”
dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau Degrees of freedomnya (df). Rumusnya adalah :
Df = N-nr
Ket : Df = Degrees of fredom N = Number of cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Dengan diperoleh (db) atau (df) maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” Product Moment, baik pada taraf
signifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1%. Setelah diperoleh hasilnya maka dapat diketahui apakah hipotesa yang diajukan itu
diterima atau ditolak, dengan ancar-ancar sebagai berikut :
“Jika (ro) sama dengan atau lebih besar dari (rt), maka Hipotesa alternatif (Ha) disetujui atau diterima, atau terbukti kebenarannya.
Berarti memang benar antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi positif (atau korelasi negatif) yang signifikan. Sebaliknya,
Hipotesa Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa Hipotesa Nihil
yang menyatakan tidak adanya korelasi antara Variabel X dan Variabel Y itu salah”.10
10 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 182
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat MTsN 8 Jakarta
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
penulis pemperoleh data atau keterangan bahwa MTsN 8 Jakarta berasal dari Yayasan Al-
Huda PGA Cengkareng, kemudian beralih menjadi sekolah menengah tingkat pertama
atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) tahun 1984, dan masih terbagi di tiga tempat yang
berbeda, yaitu ada yang terletak di daerah Kresek, ada yang di Jelambar dan ada yang di
Kalimati, namun masih dalam satu kesatuan yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Kemudian pada tahun 1986 MTs ini terpecah menjadi tiga lembaga pendidikan yang
melaksanakan kegiatan dan proses belajar mengajar secara mandiri di tempat atau di
gedung sekolah masing-masing.
MTs yang tadinya satu kesatuan dari tiga tempat yang berbeda itu, menjadi MTsN
8 bertempat di daerah Kresek, MTsN 10 bertempat di daerah Jelambar dan MTsN 11
bertempat di daerah Kalimati. Tepatnya tahun 1994 MTsN 8 dikenal dengan sebutan
MTsN 8 Jakarta yang didirikan di atas lahan seluas 3000 M.
Pembangunan gedung Madrasah (MTsN 8) yang pertama kali memperoleh dana
dari BOP (Bantuan Opersional Pendidikan), dan BOMM (Bantuan Operasional
Menejemen Mutu) dan dana yang dari orang tua siswa baru, yaitu saat penerimaan siswa,
yang mana dana itu dipergunakan untuk keperluan pembangunan gedung dan sarana
prasarana sekolah. Sedangkan rancangan atau desain bangunan ditentukan oleh atasan
yaitu Kepala KANWIL DEPAG Propinsi DKI Jakarta, pihak sekolah hanya sekedar
memberi usulan saja.
Pada awalnya MTs dipimpin oleh Bapak H. Misin kemudian Drs. H. Saadih,
setelah menjadi MTsN 8 jakarta dipimpin oleh Drs. Mualim periode (1994-1998)
kemudian Drs. Marzuki periode (1998-2002) kemudian H. Toto periode (2002-2005) dan
Drs. H. Noer Achpas Asy’ari MM. periode (2005-sekarang).
Banyak prestasi yang pernah diraih oleh MTs N 8 Jakarta baik akademik maupun
non akademik diantaranya peringkat 3 UAN se DKI khusus MTs dari tahun 1995 sampai
1998 dan juara 1 lomba Drum Band se DKI tahun 1998, juara 1 lomba Bahasa Inggris
tingkat SLTP tahun 2003, juara 1 lomba MTQ tingkat kota jakrta barat tahun 2005, juara 1
dan 3 lomba Poli tingkat kota Jakarta barat tahun 2005, juara 3 lomba Karate tingkat SLTP
tahun 2004 dan juara 3 lomba Drum Band tingkat SLTP tahun 2006 dan juara 1 lomba
pramuka tingkat SLTP sekecamatan tahun 1998 dan juara 1 lomba pramuka tingkat SLTP
tahun 2006.
2. Visi dan Misi
Visi terwujudnya SDM yang berprestasi trampil dan berakhlak mulia.
Misi meningkatkan profesionalisme dan kinerja tenaga pendidikan melaksanakan
KBM yang efetif dan efiesien dan meningkatkan standar infut dan out come siswa, dan
lain sebagainya.
3. Kurikulum yang Digunakan
Pada tahun ajaran sekarang ini (2006-2007) kurikulum yang digunakan ada dua
versi yaitu kurikulum 2004 (KBK) yang di terapkan pada siswa kelas 9 dan kelas 8,
sedangkan untuk siswa kelas 7 diterapkan kurikulum 2006. alasan mengapa tidak pada
semua tingkat diterapkan kurikulum 2004, karena KBK sampai sekarang belum disahkan
oleh pemerintah, sedangkan kurikulum 2006 sudah disahkan oleh pemerintah “permen”
No. 22 Tahun 2006. tentang standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah.
Pandangan atau animo masyarakat terhadap MTsN 8 Jakarta sampai sekarang
positip atau tetap baik, hal ini terbukti semakin banyaknya minat orang tua/masyarakat
yang ingin menyekolahkan putra putrinya di MTsN 8 jakarta. Selain itu rencana
pengembangan kedepan yaitu Ingin menciptakan sekolah unggulan tingkat DKI sesuai
dengan visi dan misi Madrasah.
4. Keadaan Guru
Guru atau tenaga pengajar MTsN 8 Jakarta berjumlah 38 orang, yang terdiri dari 21
orang guru laki-laki dan 17 orang guru perempuan. Dalam hal ini ditinjukkan sesuai
dengan pendidikan terakhirnya oleh tabel sebagai berikut :
Tabel 3
Keadaan Guru
No Pendidikan Terakhir Jumlah
1 Sarjana 35 orang
2 Sarjana Muda 1 orang
3 Diploma 2 orang
Jumlah 38 orang
5. Keadaan Karyawan
karyawan (TU) MTsN 8 Jakarta berjumlah 19 orang yang bekerja, ada yang
sebagai karyawan tetap dan ada juga yang masih honor. Adapun jumlah karyawan sesuai
status dan tugasnya ditinjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4
Keadaan Karyawan
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Tata Usaha PNS 8 orang
2 Tata Usaha Honorer 6 orang
3 Tenaga Pesuruh / Clining Service 2 orang
4 Penjaga Sekolah 3 orang
Jumlah 19 orang
6. Keadaan Siswa
Jumlah siswa MTsN 8 Jakarta pada tahun ajaran 2006/2007 yaitu berjumlah 725
siswa, sebagaimana ditunjukan oleh tabel berikut:
Tabel 5
Keadaan Siswa
Jenis Kelamin Kelas
L P
Jumlah
9 83 115 198
8 140 183 323
7 91 113 204
Jumlah 314 411 725
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah
tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki MTsN 8 Jakarta sekarang ini (gedung B) adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Ruang kepala sekolah 1
2 Ruang guru/Kantor 1
3 Ruang Belajar 10
4 Ruang TU 2
5 Perpustakaan 1
6 Lapangan Olah Raga 1
7 Lab. komputer 1
8 Ruang BK/BP 1
9 Ruang Drum Band 1
10 Koperasi 1
11 Musholla 1
12 Kantin per blok 5
13 WC / Kamar mandi Guru 2
14 WC / Kamar mandi Siswa 2
15 Pos Satpam 1
Jumlah 31
Dan segala perlengkapan kelas seperti peta, alat peraga, alat kebersihan, lemari dan
perlengkapan belajar lainnya disidiakan oleh sekolah, siswa hanya melengkapi yanmg
belum ada seperti; gambar presisiden dan wakil presiden, burung garuda, dan hiasan
lainnya yang mereka buat sendiri atau beli masing-masing.
B. Deskripsi Data
Data yang akan deskripsikan oleh penulis meliputi data mengenai persepsi siswa
tentang kondisi kelas dan data ini merupakan data untuk variable X, dan data tentang
minat belajar siswa yaitu data yang menunjukan variable Y. Data-data tersebut penulis
tampilkan dalam bentuk tabel-tabel yang menggambarkan skor tiap variable x pada tiap
instrument secara aspek peraspek pertanyaan berdasarkan angket yang telah dibagikan
kepada siswa dan telah diisi. Adapun data yang dideskripsikan data tentang: a. Persepsi
siswa tentang kondisi/suasana kelas yang kondusif, b. Pengaturan waktu, c. Penataan
ruang kelas dan d. Pengaturan siswa dalam belajar. yang hasilnya sebagai berikut :
Tabel 7
Suasana/Kondisi Kelas Kamu Tersa Tenangdan Nyaman Tiap Kegiatan Belajar
Mengajar Berlangsung
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
-
7
33
-
-
19.5 %
82.5 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan bahawa siswa yang berpendapat mengenai kondisi kelas
saat belajar mengajar berlangsung hanya kadang-kadang terasa tenang dan nyaman,
persentase sebesar 82.5%.
Tabel 8
Setiap Hari Kelas Kamu Terlihat Rapi dan Bersih
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
5
13
22
-
12,5 %
32.5 %
55 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi/pendapat siswa tentang kelas rapi dan bersih
hanya kadanng-kadang, sebesar 55 %.
Tabel 9
Saat Proses Belajar Berlangsung Bapak/Ibu Guru Bersemangat dan Kreatif
Menyampaikan Materi dan Membuat Belajar Jadi Menyenangkan
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
17
18
5
-
42.5 %
45 %
12.5 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang kelas yang menyenangkan karena
semangat dan kreatifnya guru dalam menyampaikan materi sering sekali, sebesar 45 %.
Tabel 10
Setiap Kegiatan Belajar Tiap Harinya Bapak/Ibu Guru Masuk dan Keluar
Kelas Tepat Waktu dalam Mengajar
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
12
14
14
-
30 %
35 %
35 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang ketepatan waktu guru masuk dan
keluar kelas, sebagian besar berpendapat sering dang sebagian besar lagi kadang-kadang,
sebesar 35 %.
Tabel 11
Setiap Kali Pertemuan Belajar Di Kelas Sedikitnya Satu Pokok Bahasan Materi
Selesai Dibahas
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
5
11
23
1
12.5 %
27.5 %
57.5 %
2.5 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang pemanfaatan waku belajar di kelas
sehingga materi selasai dengan baik hany kadang-kadang, sebesar 57.5 %.
Tabel 12
Penataan Tempat Duduk Di Kelasmu Memudahkan Beraktifitas Di Kelas
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
20
10
10
-
50 %
25 %
25 %
-
jumlah 40 100%
Btabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang penataan tempat duduk selalu
memudahkan siswa dalam beraktifitas di kelas, sebesar 50 %.
Tabel 13
Perubahan Tempat Duduk Di Kelas Dilakukan Setiap Minggu Sekali
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
-
-
-
40
-
-
-
100 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang perubahan tempat duduk tiap minggu
tidak pernah, sebesar 100 %.
Tabel 14
Tempat Duduk Di Kelas Ditata dan Disesuaikan Dengan Metode Pengajaran dan
Materi Pelajaran
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
4
5
18
13
10 %
12.5 %
45 %
32.5 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa mengenai penataan tempat duduk di kelas
disesuaikan dengan metode dan materi pelajaran hany kadang-kadang, sebesar 45 %.
Tabel 15
Tempat Dudukmu Di Kelas Disesuaikan dengan Kondisi Tubuh
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
5
3
5
27
12.5 %
7.5 %
12.5 %
67.5 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang kesesuaian tempat duduk dengan
kondisi tubuh lebih banyak yang bilang tidak, sebesar 67.5 %.
Tabel 16
Siswa Terlibat Dalam Menata Keindahan Kelas
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
26
13
1
-
65 %
32.5 %
2.5 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan perspsi siswa tentang keterlibatan dalam menata keindahan
kelas selalu terlibat, sebesar 65 %.
Tabel 17
Siswa yang Memiliki Gangguan dalam Penglihatan Diprioritaskan Duduk Di
Depan
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
20
8
4
8
50 %
20 %
10 %
20 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa menenai pengaturan tempat duduk di kelas di
mana prioritas yang duduk di depan adalah siswa yang memiliki gangguan dalam melihat
selalu, sebesar 50 %.
Tabel 18
Belajar dengan Kerja Kelompok Di Kelas Kamu/Siswa Membuat Kelompok
Sendiri
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
2
7
29
2
5 %
17.5 %
72.5 %
5 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang membuat kelompok sendiri hang
kadang-kadang, sebesar 72.5 %.
Tabel 19
Hukuman Bagi Siswa Yang Melanggar Tata Tertib Di Kelas Disepakati Bersama
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
27
11
2
-
67.5 %
27.5 %
5 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan persepsi siswa tentang hukuman di kelas selalu disepakati
bersama, sebesar 67.5 %.
Secara keseluruha skor dari data yang telah di ambil dari siswa lewat angket
mengenai persepsi siswa tentang kondisi kelas secara keseluruhan ditunjukan dengan tabel
di bawah ini: dengan keterangan, nomor urut 1-20 pada garis hirizontal menunjukan item-
item instrumen pertanyaan yang dijawab siswa, dan angka-angka di bawahnya
menunjukan skor nilainya. Sedangkan nomor urut 1-40 pada garis vertikal menunjukan
respondennya.
Tabel 20
Skor dari persepsi siswa tentang kondisi kelas (variabel X )
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sko
r
1 2 3 3 3 1 1 3 2 3 4 1 2 1 4 4 2 4 4 4 3 54
2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 2 4 3 4 4 53
3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 1 3 2 3 3 2 4 2 4 4 51
4 2 2 3 3 2 1 3 3 3 2 1 2 1 4 1 3 2 2 4 3 47
5 2 3 3 3 2 1 2 2 3 4 1 2 1 4 4 2 4 4 4 3 54
6 2 4 4 3 4 1 4 4 3 4 1 2 3 4 4 3 4 4 3 3 63
7 2 2 2 4 2 1 2 2 4 2 1 1 1 2 2 2 4 2 4 1 43
8 3 2 4 4 2 1 4 3 4 4 1 4 1 3 3 4 4 4 4 4 63
9 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 1 3 2 4 4 2 4 4 4 4 56
10 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 1 2 1 3 2 2 4 3 3 2 45
11 2 3 2 4 1 1 2 4 4 4 1 1 1 4 3 2 4 4 4 2 53
12 2 3 2 4 1 3 2 4 4 4 1 1 1 4 3 2 4 4 4 2 55
13 2 4 2 4 4 1 3 2 4 3 1 2 1 3 3 2 3 4 4 4 56
14 2 3 3 3 1 1 3 2 3 4 1 2 1 4 4 2 4 4 4 3 54
15 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 2 4 4 2 4 4 4 2 53
16 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 1 2 1 3 2 2 4 3 3 2 45
17 2 4 3 3 4 1 4 3 3 4 1 1 1 4 4 3 4 2 4 4 59
18 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 1 1 1 4 4 2 4 4 4 3 53
19 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 1 1 1 4 4 2 4 4 4 3 53
20 2 2 2 3 1 1 2 3 4 4 1 2 1 3 1 2 4 4 3 4 49
21 2 4 3 3 2 1 2 2 2 3 1 2 1 3 4 2 3 2 4 2 48
22 3 3 2 3 2 1 4 1 3 4 1 4 1 4 1 2 4 2 4 4 53
23 2 2 4 2 2 1 2 2 2 4 1 2 1 4 1 2 4 3 3 2 46
24 2 3 2 4 1 1 3 3 4 2 1 4 4 4 4 2 4 2 4 2 56
25 2 4 2 2 2 1 2 2 2 4 1 1 1 3 1 2 3 3 4 3 45
26 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 1 1 1 4 1 2 3 1 3 2 47
27 2 2 3 4 4 1 4 2 4 3 1 2 3 4 4 2 4 2 4 4 59
28 2 2 3 4 4 1 4 2 4 3 1 2 3 4 4 2 4 2 4 4 59
29 3 2 2 3 1 1 4 2 3 3 1 1 1 3 4 1 2 1 4 4 46
30 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 47
31 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 1 1 4 3 1 1 4 3 2 3 56
32 2 3 2 4 2 4 2 2 4 4 1 1 1 4 4 2 3 4 2 4 55
33 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 63
34 2 4 2 2 2 2 3 4 3 4 1 2 4 4 3 3 4 2 4 3 58
35 3 4 2 2 3 1 2 2 2 4 1 1 1 3 2 3 4 3 3 2 48
36 3 2 2 4 4 2 4 3 4 4 1 3 2 4 4 2 2 3 3 2 58
37 2 2 3 4 3 1 4 2 4 4 1 1 4 4 4 3 3 4 3 4 60
38 2 4 2 4 2 1 2 2 4 4 1 2 1 4 4 2 3 3 3 2 52
39 2 2 2 4 3 1 3 2 2 2 1 3 1 4 1 4 2 4 4 2 49
40 2 2 2 4 3 1 4 3 3 3 1 2 1 4 4 2 4 4 4 3 56
Jumlah 212
0
Deskripsi data mengenai minat belajar siswa penulis paparka secara aspek
peraspek, dan data yang dideskripsikan adalah data mengenai: a. perasaan senang dan
bersemangat dalam belajar, b. perhatian dan konsentrasi dalam belajar, c. kreatif dan
komunikatif di kelas. Ditunjukan lewat tabel sebagai berikut:
Tabel 21
Bila Tidak Ada Guru Di Kelas Kamu Tetap Belajar dengan Tertib
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
2
7
29
2
5 %
17.5 %
72.5 %
5 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajr siswa di kelas kurang bila tidak ada guru yang
membimbing, hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang menjawab kadang-kadang sebesar
72.5 %.
Tabel 22
Tiap Kali Proses Belajar Berlangsung Kamu/Siswa Tekun Belajar
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
6
15
18
1
15 %
37.5 %
45 %
2.5 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa di kelas kadang-kadang tekun, sebesar
45 %’
Tabel 23
Walaupun Di Luar Kelasmu Nampak Gaduh Kamu Tetap Tenang Belajar Di
Kelas
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
1
3
2.5 %
7.5 %
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
22
4
55 %
10 %
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa baik hanya terjadi kadang-kadang,
sebesar 55 %.
Tabel 24
Suasana Yang Kondusif Membuat Kamu Semangat Dalam Belajardi Kelas
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
24
11
4
-
62.5 %
27.5 %
10 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa baik bila kondisi kelas kondusif, sebesar
62.5 %.
Tabel 25
Kelas Yanng Rapih Dan Bersih Membuat Kamu Senang Belajar Di Kelas
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
22
14
4
-
55 %
35 %
10 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan menat belajar siswa baik dalam kelas yang rapih dan bersih,
sebesar 55 %.
Tabel 26
Kamu Merasa Nyaman Belajar Di Kelas
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
15
13
12
-
37.5 %
32.5 %
30 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa baik bila belajar di kelas nyaman,
sebesar 37.5 %.
Tabel 27
Kamu Memperhatikan Penjelasan Guru Di Kelas Dengan Baik
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
15
17
8
-
37.5 %
42.5 %
20 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa baik karena sering memperhatikan
penjelasan guru di kelas, sebesar 42.5 %.
Tabel 28
Saat Guru Menjelaskan Di Kelas dan Terjadi Kegaduhan Di Luar Kelas Kamu
Tidak Terpengaruh/Tetap Memperhatikan
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
7
10
23
-
19.5 %
25 %
55.5 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa kurang karena mereka hanya kadang-
kadang tidak terpengaruh kondisi luar kelas, sebesar 55.5 %.
Tabel 29
Saat Pelajaran Dimulai Kamu/Siswa Sudah Siap Mengikutinya
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
15
10
15
-
37.5 %
25 %
37.5 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa tetap/standar karena siswa di awal
pelajaran ada yang sudah siap dan ada yang kadang-kadang siap, sebesar 37.5 %.
Tabel 30
Saat Belajar Di Kelas Kamu/Siswa Mengajukan Pertanyaan Kepada Guru
Tentang Meteri Yang Disampaikan
Alternative jawaban Frekuensi %
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadabg-Kadang (KD)
Tidak Pernah (TP)
9
14
17
-
22.5 %
35 %
42.5 %
-
jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukan minat belajar siswa kurang karena banyak yang bertanya
pada guru hanya kadang-kadang, sebesar 42.5 %.
Secara keseluruhan skor dari data yang telah diambil mengenai minat belajar siswa
sebagai variable Y, ditunjukan dengan tebel dibawah ini. Dengan keterangan: yaitu nomor
urut 21-40 (pada garis horizontal) menunjukan skor nilai pada instrumennya variabel Y-
nya, dan nomor urut 1-40 (pada garis vertikal) menunjukan respondennya.
Tabel 31
Skor nilai variabel Y
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Sko
r
1 2 3 1 2 4 4 3 4 2 4 4 2 3 3 3 2 2 4 2 2 56
2 2 4 2 3 4 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 56
3 2 4 2 3 4 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 56
4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 1 56
5 2 3 1 2 4 4 3 4 2 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 1 55
6 1 3 4 1 4 4 4 3 4 4 3 1 4 4 4 3 2 4 2 3 62
7 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 1 1 46
8 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 4 4 2 3 2 4 62
9 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 52
10 2 2 2 3 2 4 3 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 2 2 2 53
11 2 2 3 3 4 4 2 4 3 4 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 57
12 2 2 3 3 4 4 2 4 3 4 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 57
13 2 2 2 2 4 3 2 2 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 57
14 2 3 1 2 4 4 3 4 2 4 4 2 3 3 3 2 2 4 2 2 56
15 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 3 4 3 2 54
16 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 4 4 2 3 2 51
17 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 60
18 2 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 52
19 2 3 1 2 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 53
20 2 2 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 2 54
21 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 53
22 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 62
23 2 2 4 2 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 2 60
24 2 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 2 2 53
25 2 3 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 64
26 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 1 2 51
27 3 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 2 4 67
28 3 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 2 4 67
29 2 2 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 2 3 4 2 4 4 2 62
30 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 55
31 2 4 1 1 4 4 4 3 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 1 1 48
32 2 4 1 1 4 4 4 3 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 1 1 48
33 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 55
34 2 2 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 4 2 3 2 2 59
35 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 70
36 3 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 65
37 1 1 3 3 4 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 1 1 3 3 3 48
38 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 49
39 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 52
40 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 4 2 2 3 4 4 2 2 51
Jumlah 2244
C. Analisis Data dan Interpretasi Data
Data-data tersebut di atas selanjutnya penulis analisa, untuk mencari hubungan antara
variabel X dengan variabel Y. Dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment
sebagai berikut :
N∑XY – (∑X)( ∑Y)
√[(N∑X2 – (∑X)
2][(N∑Y
2 – (∑Y)
2]
rxy =
selanjutnya penulis melakukan perhitungan untuk memperoleh rxy dengan terlebih dahulu
menyiapkan tabel sebagai berikut :
Subjek X Y
XY X2 Y
2
1 54 56 3024 2916 3136
2 53 56 2968 2809 3136
3 51 56 2856 2610 3136
4 47 56 2632 2209 3136
5 54 55 2970 2916 3025
6 63 62 3906 3969 3844
7 43 46 1978 1849 2116
8 63 62 3906 3969 3844
9 56 52 2912 3136 2704
10 45 53 2385 2025 2809
11 53 57 3021 2809 3249
12 55 57 3135 3025 3249
13 56 57 3192 3136 3249
14 54 56 3024 2916 3136
15 53 54 2862 2809 2916
16 45 51 2295 2025 2601
17 59 60 3540 3481 3600
18 53 52 2756 2809 2704
19 53 53 2809 2809 2809
20 49 54 2646 2401 2916
21 48 53 2544 2304 2809
22 53 62 3286 2809 3844
23 46 60 2760 2116 3600
24 56 53 2968 3136 2809
25 45 64 2880 2025 4096
26 47 51 2397 2209 2601
27 59 67 3953 3481 4489
28 59 67 3953 3481 4489
29 46 62 2852 2116 3844
30 47 55 2585 2209 3025
31 56 48 2688 3136 2304
32 55 48 2640 3025 2304
33 63 55 3465 3969 3025
34 58 59 3422 3364 3481
35 48 70 3360 2304 4900
36 58 65 3770 3364 4225
37 60 48 2880 3600 2304
38 52 49 2548 2704 2401
39 49 52 2548 2401 2704
40 56 51 2856 3136 2601
ΣΣΣΣX = 2120 ΣΣΣΣY = 2244 ΣΣΣΣXY = 119172 ΣΣΣΣX2 = 113508
ΣΣΣΣY2 =
127170
Dari tabel tersebut diperoleh hasil dari : N = 40 ΣΣΣΣX = 2120, ΣΣΣΣY = 2244, ΣΣΣΣXY =
119172, ΣΣΣΣX2 = 113508, ΣΣΣΣY
2 = 127170. dengan diketahui jumlah tersebut maka akan
dimasukkan kedalam rumus korelasi sebagai berikut.
N∑XY – (∑X)( ∑Y)
√[(N∑X2 – (∑X)
2][(N∑Y
2 – (∑Y)
2]
40.119172 – (2120) (2244)
√[(40.113508 – (2120)2][(40.127170 – (2244)
2]
4766880 – 4757280
√[4540320 - 4494400][5086800 - 5035536]
7080
√ (45620) (51264)
7080
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
√ 2354042880
7080
48518.47
Dari hasil perhitungan tersebut maka didapat hasilnya adalah 0,197, kemudian dari hasil
yang diperoleh penulis menginterpretasikan data melalui 2 cara :
1. Interpretasi sederhana
Dari perhitungan rxy sebesar 0,197 angka indeks korelasi yang diperoleh bertanda negatif,
dapat dikatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel
Y. hasil tersebut terletak antara 0,00 sampai 0,20 berdasarkan pedoman atau ancar-ancar
yang digunakan , maka diketahui korelasi antara variabel X dan Y adalah sangat rendah
atau tidak ada korelasi. Dengan demikian dapat diinterpretasikan dari rxy yang telah
diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang
kondisi kelas dengan minat belajar siswa, yaitu hubungannya sangat rendah.
2. Interprestasi menggunakan tabel nilai ‘r’ Product Moment
Tahap pertama yang dilakukan merumuskan hipotesa sebagai berikut :
Ha : terdapat korelasi yang signifikan antara persepsi siswa tentang kondisi kelas dengan
minat belajar siswa.
Ho : tidak terdapat korelasi yang signifikan antara persepsi siswa tentang kondisi kelas
dengan minat belajar siswa.
Untuk menguji kebenarannya maka akan dibandingkan besarnya ‘r’ yang telah diperoleh
melalui proses perhitungan atau ‘r’ observasi (ro) dengan besarnya ‘r’ tabel (rt), dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedom (df) rumusnya sebagai
berikut :
Df = N – nr
= 40 – 2 = 38
setelah diperoleh (df) atau (db) = 38 maka dapat dicari r yang tercantum dalam tabel “r”
product moment, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, maka penulis mencari (df)
rxy =
rxy = 0.197
atau (db) sebesar 38 pada tabel “r” product moment diperoleh taraf signifikansi 5% sebesar
0,320 dan 1% sebesar 0,413 melihar besarnya ro yang diperoleh adalah 0,197 sedangkan rt
masing-masing 0,320 dan 0,413 dengan demikian ternyata rxy atau ro pada taraf
signifikansi 5% dan signifikansi 1% lebih kecil dari rt (0,197 < 0,320 dan 0,413). Dengan
demikian ro lebih kecil dari rt maka hipotesa alternatif (ha) ditolak atau tidak disetujui.
Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y tidak terdapat korelasi yang
signifikan. Dan sebaliknya hipotesa nihil (ho) diterima atau disetujui. Data tersebut
menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi yang signifikan antara variabel X dan Y.
Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahi berapa besar pengaruh variabel X dan
variabel Y dalam persen, dengan rumus :
Kp = r2 x 100%
r = 0,197 r2 = 0,038809 x 100% = 3,8809%
Angka koefisien penentu yang diperoleh sebesar 3.88%, menunjukkan bahwa kontribusi
persepsi siswa tentang kondisi kelas terhadap minat belajar siswa sebesar 3.88%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis memperoleh data-data dari hasil penelitian, yakni dengan cara
dikumpulkan, ditabulasi, dianalisis serta diinterpretasikan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Tidak terdapat hubungan yang positif atau yang Signifikan antara persipsi siswa tentang
kondisi kelas dengan minat belajar siswa. Ini dapat diketahui dari hasil yang diperoleh
yaitu dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, angka Indeks karelasi
sebesar 0,197 yang berkisar antara 0,00 - 0,20 ini berarti tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y, yaitu korelasi sangat rendah.
2. Dengan demikian minat belajar siswa di MTsN 8 Jakarta sudah baik, hal ini dapat
dilihat dari analisis data yang menggunakan Koefisien Determinasi yang membuktikan
bahwa kontribusi persesi siswa tentang kondisi kelas (variabel X) terhadap minat belajar
siswa (variabel Y) adalah sebesar 3,88% sedangkan sisanya 96.12% adalah minat
belajarnya.
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kususnya
bagi diri pribadi penulis sendiri dan umumnya paratenbaca sebagai masukan/ pengingat
yaitu:
1. Bagi guru, kita sadar bahwa tugas keguruan yang diemban merupakan tugas yang
mulia yaitu mendidik anak-anak/siswa untuk dapat mengetahui ajaran agama islam
dengan baik khususnya dan umumnya mereka termotivasi sehingga memiliki minat
belajar yang besar, oleh karena itu marilah terus berjuang dalam mengembangkan
minat siswa dalam belajar dengan persepsi yang baik, yakni dengan memperbanyak
kegiatan-kegiatan yang lebih membangkitkan minat dan semangat mereka untuk terus
belajar dan belajar.
2. kepada para siswa teruslah mengembangkan bakat dan kemampuan yang telah di
miliki sejak lahir.
3. Kepada seluruh pengurus kelas hendaknya senantiasa menjaga lingkungan agara tetap
bersih dan nyaman, termasuk di sini adalah kelas yang dipergunakan dalam proses
belajar mengajar agar senantiasa tercipta suasana yang kondusip dan tertib selalu.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tirta Wacana Yogya, 1993
Ametembun, Manajemen Kelas, Bandung: Institut Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, 1981
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1996
Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta:
Prima Karya, 1996
Davies, Ivor K, Pengelolaan Belajar, Jakarta: CV.Rajawali, 1991
Djamarah , Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategibelajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
1996
Dalyono, M., Psikologi Pendidikan Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1997
Echol, John dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, jakarta: PT. Gramedia, 2000
Hasibun, J.J. dan Moedijono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya, 1995
Hadi, Amirul, dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan II, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1998
Imron, Ali, Belajar dan Pembelajar,Jakarta: Pustaka Jaya, 1996
Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pustaka Setia, 1997
Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Penyelenggaraan Kelas, Jakarta: CV. H. Masagung,
1989
Nur, Mohamad, Strategi-strategi Belajar, Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah
Universitas Surabaya, 2000
Purwadarmita, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 1995
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosyda Karya, 1995
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1998
Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996
……………….. , Pengantar Psikologi Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993
Sujanto, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Slameto, Belajar dan I'aktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Soegiti, Edi dan Yuliani Nurani, Kemampuan Dasar Mengajar, Pusai Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003
Sujanto, Agus, Psiologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosydakarya, 2004
Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta: Gramedia, 1990
Wiryawan, Anitah, Sri dan Noor Hadi Th, Strategi Belajar Mengajar, Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2001
---------Strategi Belajar Mengajar Modul 5, Jakarta: Universitas Terbuka, 1995
Wirawan, Sarwono, pengantar ilmu psikologi, Jakarta : Bulan Bintang, 1992
Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offest, 1991