PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB...

68
PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR ILEGAL DALAM PERSPEKTIF PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI LINGKUNGAN III KELURAHAN BANDAR JAYA TIMUR KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015 (Skripsi) Oleh EVA HARYANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR ILEGAL

DALAM PERSPEKTIF PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI

LINGKUNGAN III KELURAHAN BANDAR JAYA TIMUR

KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

(Skripsi)

Oleh

EVA HARYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

ABSTRAK

PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR ILEGAL

DALAM PERSPEKTIF PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI

LINGKUNGAN III KELURAHAN BANDAR JAYA TIMUR

KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh

Eva Haryani

Tujuan penelitian ini untuk medeskripsikan persepsi remaja tentang pertambangan

pasir ilegal dalam perspektif pelestarian lingkungan hidup. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi

dalam penelitian ini adalah 324 orang dan sampel sebanyak 47 orang (15%) yang

merupakan remaja di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan

Terbanggi Besar Kabupaten Lampung.

Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat 25 responden atau 53,19% remaja masuk

dalam kategori negatif, artinya remaja ini tidak mendukung pertambangan pasir

ilegal yang merusak lingkungan hidup. (2) terdapat 21 responden atau 44,68%

remaja masuk dalam kategori netral, artinya remaja ini tidak peduli terhadap

kerusakan lingkungan akibat pertambangan pasir ilegal. (3) terdapat 1 responden

atau 2,12% remaja masuk dalam kategori positif, artinya remaja mendukung

pertambangan pasir ilegal karena dapat meningkatkan perekonomian.

Kata kunci : pelestarian lingkungan hidup, persepsi remaja, pertambangan pasir

ilegal

Page 3: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR ILEGAL

DALAM PERSPEKTIF PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI

LINGKUNGAN III KELURAHAN BANDAR JAYA TIMUR

KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh

EVA HARYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 4: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana
Page 5: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana
Page 6: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana
Page 7: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Jaya, pada tanggal 28 Agustus

1994, anak ketiga dari tiga bersaudara buah cinta kasih dari

pasangan Bapak Suparman dengan Ibu Sri Haryati. Penulis

menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 6

Bandar Jaya pada tahun 2006, kemudian Sekolah Menengah

Pertama Negeri 4 Terbanggi Besar pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas

Kristen 3 Terbanggi Besar pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis melanjutkan

pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan tercatat sebagai mahasiswa Program

Studi PPKn Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung melalui jalur tertulis atau SNMPTN.

Penulis mengikuti organisasi tingkat jurusan Himapis sebagai anggota bidang

pendidikan periode 2012/2013, anggota Fordika periode 2012/2013, sekretaris

umum Fordika periode 2013/2014, ketua pelaksana lomba cepat tepat PPKn

tingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua

pelaksana family gathering PPKn FKIP UNILA tahun 2015. Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Sukabanjar Kecamatan

Ngambur Kabupaten Pesisir Barat dan melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan (PPL) di MTs Darussalam Siring Balak.

Page 8: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucap syukur kepada Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan kecintaanku kepada :

Kedua orang tuaku Ayahanda Suparman dan Ibunda Sri Haryati yang sangat kucinta, kusayangi yang selalu berdoa dan bersusah

payah demi kesuksesan anak-anakmu. Terimakasih atas kasih sayang, doa, pengorbanan,

dukungan kalian demi keberhasilanku.

Kedua kakakku tercinta Nirmala Sari dan Purwanti, kakak iparku Jimi Putra Jaya dan keponakanku Jian Anasyinfani yang kusayangi

serta keluarga besarku yang telah memotivasi dan memberikan dukungannya untuk kesuksesanku kelak.

Seluruh dosen, guru, dan sahabat yang telah memberi ilmu, pengalaman dan motivasi untuk kesuksesanku.

Almamater tercinta, Universitas Lampung

Page 9: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

MOTO

Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik

manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.

(HR. Thabrani dan Daruquthni)

Kehidupan yang abadi adalah kehidupan di akhirat, jangan terpana dengan kehidupan dunia yang sesaat.

(Eva Haryani)

Page 10: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Persepsi

Remaja Tentang Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup Di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur

Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015”.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada

berbagai pihak yang telah menyumbangkan pemikiran, motivasi, dan waktunya

untuk memperlancar penyelesaian skripsi ini terutama kepada Ibu Dr. Adelina

Hasyim, M.Pd. selaku pembimbing I, dan Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd.

selaku pembimbing II. Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung;

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

Page 11: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

4. Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung;

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

PKn Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

7. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku pembahas I terima kasih atas saran

dan masukannya;

8. Bapak Edi Siswanto, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas II terima kasih atas

saran dan masukannya;

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas

segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan

yang diberikan;

10. Bapak Zainal selaku Lurah Bandar Jaya Timur yang telah memberi izin

penelitian dan atas bantuan yang diberikan kepada penulis;

11. Kedua orang tuaku tercinta, kakak-kakakku dan seluruh keluarga besarku

terima kasih atas doa, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan

semua pengorbanan kalian untukku yang tidak ternilai dari segi apapun;

12. Bapak ibu guru terimakasih atas segala ilmu dan pengalaman yang telah

diberikan sehingga bisa menjadikanku seperti saat ini;

Page 12: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

13. Sahabat-sahabat terbaikku (Uci, Netika, Widi, Meishya, Yuni, Anggun,

Sri, Nurma, Leni, Rohim, Yanda, Ridho), keluarga di tempat kostku (Jepi,

Ratih, Menik, Meita, Ririn, Arina, Arini, Wini, Nisa, Putri dan Rani), Fajar

Andila yang selalu memberi dukungan dan motivasi, serta semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan

masukan, motivasi dan dukungannya;

14. Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2012 baik ganjil

maupun genap serta kakak tingkat dan adik tingkat (Kak Juanda, Kak

Made, Kak Elisa, Trio, Azmi, Nita, Siti, Anggi, Rian, Uus, Ferdi, Cipan,

Monica dan lainnya), dari angkatan 2009 – 2015 yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan yang kalian berikan;

15. Teman-teman KKN dan PPL (Devi, Livin, Cita, Deviana, Cintya, Yuni

Alimi, Reza Dan David) terima kasih atas saran, serta motivasinya yang

selalu kalian berikan kepadaku;

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaannya

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Februari 2016

Penulis

Page 13: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ........................................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

MOTO ............................................................................................................. ix

SANWACANA ............................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

F. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 8

1. Kegunaan Teoritis ............................................................................ 8

2. Kegunaan Praktis .............................................................................. 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 9

1. Ruang Lingkup Ilmu ........................................................................ 9

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian .................................................... 9

3. Ruang Lingkup Objek Penelitian ..................................................... 9

4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ................................................. 9

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian .................................................... 10

Page 14: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

II. TINJUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ....................................................................................... 11

1. Pengertian Persepsi .......................................................................... 11

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .............................. 13

b. Proses Terjadinya Persepsi .......................................................... 16

2. Pengertian Remaja ............................................................................ 19

a. Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja ............................... 20

b. Teori Perkembangan Psikososial Erikson ................................... 21

3. Pengertian Pertambangan ................................................................. 22

4. Pengertian Kejahatan Pertambangan Tanpa Izin (Ilegal) ................. 25

5. Kuasa Pertambangan ........................................................................ 26

6. Teori Kejahatan Atau Kriminologi................................................... 27

7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup .............................. 28

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................. 31

1. Tingkat Lokal ................................................................................... 31

2. Tingkat Nasional .............................................................................. 32

3. Tingkat Internasional ........................................................................ 35

C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 35

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 37

B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 38

1. Populasi ............................................................................................ 38

2. Sampel .............................................................................................. 38

C. Variabel Penelitian .................................................................................. 39

D. Definisi Konseptual dan Operasional ..................................................... 40

1. Definisi Konseptual .......................................................................... 40

2. Definisi Operasioanal ....................................................................... 40

E. Pengukuran Variabel ............................................................................... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41

1. Teknik Pokok ................................................................................... 41

2. Teknik Pendukung ........................................................................... 42

G. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 42

1. Uji Validitas ..................................................................................... 42

2. Uji Reliabilitas .................................................................................. 43

H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Penelitian .................................................................. 46

1. Persiapan Pengajuan Judul ............................................................... 46

2. Penelitian Pendahuluan .................................................................... 46

3. Pengajuan Rencana Penelitian ......................................................... 47

4. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 47

5. Pelaksanaan Uji Coba Angket .......................................................... 48

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 52

C. Deskripsi Data ........................................................................................ 54

Page 15: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

1. Pengumpulan Data ........................................................................... 54

2. Penyajian Data .................................................................................. 54

a. Penyajian Data Mengenai Persepsi Remaja Tentang

Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup Dengan Indikator Pemahaman ..................... 55

b. Penyajian Data Mengenai Persepsi Remaja Tentang

Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup Dengan Indikator Tanggapan/ Kesan ........... 57

c. Penyajian Data Mengenai Persepsi Remaja Tentang

Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup Dengan Indikator Harapan ........................... 60

d. Penyajian Data Mengenai Persepsi Remaja Tentang

Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup ....................................................................... 63

D. Pembahasan ............................................................................................ 65

1. Indikator Pemahaman ....................................................................... 66

2. Indikator Tanggapan/ Kesan ............................................................ 69

3. Indikator Harapan ............................................................................. 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 74

B. Saran ....................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Peningkatan Jumlah Usaha Pertambangan Pasir Ilegal di

Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur Kabupaten

Lampung Tengah ............................................................................. 4

Tabel 3.1 Jumlah Remaja Non Pekerja dan Remaja Pekerja Tambang

di Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan Terbanggi Besar ....... 38

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Angket 10 Orang Di Luar Responden Untuk

Item Ganjil ....................................................................................... 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Angket 10 Orang Di Luar Responden Untuk

Item Genap ....................................................................................... 50

Tabel 4.3 Distribusi Antara Item Soal Kelompok Ganjil (X) Dengan

Kelompok Soal Genap (Y) ............................................................... 50

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Remaja Tentang Pertambangan

Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian Lingkungan Hidup

Dengan Indikator Pemahaman ......................................................... 56

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Remaja Tentang Pertambangan

Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian Lingkungan Hidup

Dengan Indikator Tanggapan/ Kesan ............................................... 59

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Remaja Tentang Pertambangan

Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian Lingkungan Hidup

Dengan Indikator Harapan ............................................................... 61

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Persepsi Remaja Tentang Pertambangan

Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian Lingkungan Hidup ......... 64

Page 17: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................. 36

Page 18: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat Keterangan Judul dari Wakil Dekan III

FKIP UNILA ................................................................................ 80

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Pendahuluan ................................................ 81

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Pendahuluan ................................................................................. 82

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 83

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 84

Lampiran 6 Kisi-Kisi Angket ........................................................................... 85

Lampiran 7 Angket Penelitian ......................................................................... 88

Lampiran 8 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Pemahaman ..................... 93

Lampiran 9 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Tanggapan/ Kesan .......... 95

Lampiran 10 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Harapan ......................... 97

Lampiran 11 Distribusi Skor Angket Persepsi Remaja Tentang

Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup ..................................................................... 99

Page 19: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang

melimpah. Sumber daya alam atau biasa disingkat dengan SDA, adalah

segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia. Terdapat sumber daya alam yang

dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang

dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan.

Misalnya tumbuhan, hewan, mikroorganisme, angin, panas matahari, air,

dan udara. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah

kekayaan alam yang jumlahnya terbatas karena penggunaannya lebih cepat

daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-

menerus akan habis. Misalnya batu bara, emas, perak, tembaga, minyak

bumi, gas bumi, batu kapur, pasir, yodium, besi dan lain-lain. Sumber

daya alam minyak bumi, dan gas alam pada umumnya berasal dari fosil

hewan dan tumbuhan yang telah mati jutaan tahun yang lalu, terutama

dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan.

Page 20: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

2

Hasil sumber daya alam biasa disebut “Bahan Galian”. Semua bahan

galian tersebut dikuasai oleh negara, seperti halnya dalam Pasal 33 Ayat

(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat”. Hak penguasaan negara berisi wewenang untuk

mengatur, mengurus, dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan bahan

galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakannya sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Penguasaan negara ini diselenggarakan oleh

pemerintah.

Setiap usaha pertambangan yang dilakukan selain instansi pemerintah

seperti kontaktor atau perorangan harus memiliki izin. Izin ini diberikan

oleh pemerintah salah satunya berupa kuasa pertambangan. Kuasa

pertambangan merupakan wewenang yang diberikan kepada

badan/perorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan. Kuasa

pertambangan dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1. Kuasa pertambangan penyelidikan umum;

2. Kuasa pertambangan eksplorasi;

3. Kuasa pertambangan eksploitasi;

4. Kuasa pertambangan pengolahan dan pemurnian; dan

5. Kuasa pertambangan pengangkutan dan penjualan. (Salim H,

2010:51)

Selain wajib memiliki izin usaha dari pemerintah, setiap usaha

pertambangan juga harus memperhatikan pelestarian lingkungan dengan

melakukan:

Page 21: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

3

1. Environmental Baseline Assesment (AMDAL) pada awal

pelaksanaan usaha;

2. Penerapan prinsip kehati-hatian untuk melindungi sistem ekologi,

kelautan dan perikanan serta mencegah sebaik mungkin polusi

yang mungkin terjadi di wilayah kerjanya, laut atau sungai-sungai

atau wilayah lainnya sebagai akibat langsung adanya aktivitas yang

dilakukan sebgaimana telah ditentukan dalam rencana kerja;

3. Pemindahan semua peralatan dan instalasi operasi dari wilayah

kerjanya serta harus melakukan aktivitas restorasi wilayah yang

diperlukan setelah kontraknya berakhir atau dihentikan, atau

setelah kewajiban pengembalian sebagai dari wilayah kerjanya

atau meninggalkan suatu wilayah. (Adrian, 2011:251)

Sejak awal perencanaan usaha atau kegiatan sudah harus diperkirakan

perubahan rona lingkungan hidup akbat pembentukan suatu kondisi

lingkungan hidup yang baru, baik yang menguntungkan maupun yang

merugikan, yang timbul sebagai akibat diselenggarakannya usaha atau

kegiatan. Pasal 15 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan bahwa setiap rencana usaha

atau kegiatan memungkinkan dapat menimbulkan dampak besar dan

penting terhadap lingkungan wajib memiliki analisis mengenai dampak

lingkungan hidup.

Keadaan ideal di atas tidak sesuai dengan keadaan di Lingkungan III

Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten

Lampung Tengah yang ternyata terdapat beberapa usaha pertambangan

tanpa kuasa pertambangan dan tidak melaksanakan AMDAL. Berdasarkan

hasil observasi awal, sebagian usaha pertambangan di daerah tersebut

menggunakan alat tradisional seperti perahu kayu, cangkul dan sekop.

Sebagian lagi menggunakan alat berat dan modern seperti eksapator. Alat

angkut yang digunakan adalah mobil truk yang cukup besar. Mobil-mobil

Page 22: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

4

truk tersebut menuju ke tempat pemesan pasir melintasi jalan utama di

pemukiman warga. Rata-rata mobil-mobil truk tersebut beroperasi 15

sampai 20 kali dalam sehari dan membuat jalan utama tersebut rusak

parah. Lokasi usaha tersebut dari tahun ke tahun terus meluas, sehingga

badan sungai semakin melebar dan lahan perladangan semakin berkurang.

Parahnya lagi, usaha pertambangan pasir di daerah tersebut tidak memiliki

izin usaha dari pemerintah atau bisa disebut dengan ilegal.

Hasil penelitian pendahuluan melalui pengamatan dan wawancara pada

masyarakat sekitar lokasi tambang pasir menunjukan adanya peningkatan

jumlah usaha pertambangan pasir di Lingkungan III Bandar Jaya Timur

seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Peningkatan Jumlah Usaha Pertambangan Pasir Ilegal di

Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur Kabupaten

Lampung Tengah Tahun 2015

No. Tahun Jumlah

Tradisional Modern

1. 2012 4 1

2. 2013 5 1

3. 2014 5 2

4. 2015 7 2

Sumber: Hasil Wawancara Dengan Warga

Tabel 1.1 menunjukkan peningkatan jumlah usaha pertambangan pasir

baik tradisional maupun modern. Berdasarkan hasil wawancara dengan

warga sekitar, faktor-faktor yang melatarbelakangi peningkatan tersebut

adalah adanya peningkatan permintaan bahan galian pasir dan semakin

besarnya kebutuhan ekonomi. Selain itu, diperoleh data bahwa pemilik

dan pekerja usaha tersebut adalah penduduk asli wilayah Lingkungan III

Page 23: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

5

Bandar Jaya Timur dan mereka tidak paham tentang pentingnya memiliki

izin usaha serta memperdulikan dampak yang ditimbulkan dari usahanya

tersebut.

Peneliti juga menemukan beberapa pekerja di pertambangan pasir ilegal

tersebut adalah remaja. Salah satu faktor yang menyebabkan remaja-

remaja tersebut menjadi pekerja di pertambangan pasir ilegal adalah

tuntutan ekonomi keluarga. Remaja-remaja ini hanya mengenyam

pendidikan sampai sekolah dasar saja. Hal ini menunjukkan bahwa

motivasi mereka untuk melanjutkan pendidikan terhambat karena keadaan

ekonomi yang lemah. Namun, mereka tidak hanya berdiam diri ketika

melihat keadaan ekonomi keluarga yang kurang, tetapi mereka justru

bersemangat membantu orang tua untuk mencukupi kebutuhan hidup

sehari-hari. Hanya saja cara yang dijalani mereka untuk membantu orang

tua itu kurang tepat. Berbeda dengan remaja-remaja yang menjadi pekerja

di pertambangan pasir ilegal karena tuntutan ekonomi, remaja-remaja yang

masih bersekolah dengan keadaan ekonomi menengah ke atas justru

kurang berempati terhadap fenomena ini.

Berdasarkan realita yang ada, sangatlah penting penelitian ini dilakukan

karena mengingat pentingnya melestarikan lingkungan hidup untuk

kelangsungan kehidupan anak cucu kita nanti, bahkan demi keselamatan

penambang yang harus diperhatikan. Selain itu mengingat negara kita

adalah negara hukum, maka sebagai warga negara kita harus taat peraturan

demi ketertiban dan kesejahteraan bersama. Kemudian penelitian ini

Page 24: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

6

sangat penting dilakukan karena sejatinya sudah menjadi tugas kita semua

sebagai warga negara untuk menjaga lingkungan dari kerusakan dan

menjadi kewajiban kita semua untuk mentaati peraturan serta mengingat

remajalah yang sangat diharapkan mampu menjadi agent of change di

masa depan demi kemajuan bangsa.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Persepsi Remaja Tentang Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif

Pelestarian Lingkungan Hidup di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya

Timur Kabupaten Lampung Tengah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi

adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor pemahaman remaja tentang kerusakan lingkungan hidup

akibat pertambangan pasir ilegal;

2. Sikap remaja terhadap kerusakan lingkungan hidup akibat

pertambangan pasir ilegal;

3. Faktor-faktor tidak adanya pembinaan orang dewasa tentang sikap dan

tindakan remaja sesuai tingkat perkembangannya;

4. Pengaruh lingkungan sekitar remaja terkait dengan pertambangan pasir

ilegal.

Page 25: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

7

C. Batasan Masalah

Melihat luasnya kajian permasalahan di atas, dan untuk lebih terfokus

serta terstruktur maka pembatasan masalah yang dijadikan topik kajian

pada penelitian ini adalah persepsi remaja tentang pertambangan pasir

ilegal dalam perspektif pelestarian lingkungan hidup di Lingkungan III

Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten

Lampung Tengah. Artinya penelitian ini hanya mengkaji pemahaman,

tanggapan/ kesan dan harapan remaja tentang pelestarian lingkungan hidup

dan peran remaja terhadap pelestarian tersebut yang diakibatkan dari

pertambangan pasir ilegal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimanakah pemahaman, tanggapan/ kesan dan

harapan remaja tentang pertambangan pasir ilegal dalam perspektif

pelestarian lingkungan hidup di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya

Timur Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah menjelaskan persepsi remaja tentang

pertambangan pasir ilegal dalam perspektif pelestarian lingkungan hidup

di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan Terbanggi

Besar Kabupaten Lampung Tengah.

Page 26: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

8

F. Kegunaan Penelitian

1. Keguaan Secara Teoritis

a. Penelitian ini secara teoritis berguna untuk menerapkan konsep dan

teori ilmu pendidikan, wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Hukum Dan Kemasyarakatan.

Kajian penelitian ini sangat berkaitan dengan upaya membina

kesadaran hukum dan kemasyarakatan karena masalah usaha

pertambangan pasir ilegal ini melanggar undang-undang dan

menyebabkan berbagai dampak terhadap lingkungan;

b. Memperkaya ilmu pendidikan bagi penulis khususnya dan remaja

pada umumnya;

c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan lebih

lanjut bagi pengembangan ilmu hukum dan kemasyarakatan.

d. Menambah informasi dan pemahaman remaja tentang adanya Analisis

Dampak Lingkungan dalam rangka menjaga lingkungan sekitar galian

tambang sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan tidak

merugikan warga sekitar.

2. Kegunaan Praktis

a. Mengetahui pemahaman remaja tentang pelestarian lingkungan hidup

yang diakibatkan oleh pertambangan pasir ilegal;

b. Mengetahui kesan remaja tentang pelestarian lingkungan hidup yang

diakibatkan oleh pertambangan pasir ilegal

Page 27: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

9

c. Mengetahui harapan remaja tentang pelestarian lingkungan hidup yang

diakibatkan oleh pertambangan pasir ilegal

d. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi remaja di kelurahan tersebut

untuk dapat lebih meningkatkan kesadaran terhadap upaya pelestarian

lingkungan hidup;

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup pendidikan khususnya

pendidikan kewarganegaraan dengan wilayah kajian pendidikan

hukum dan kemasyarakatan sebagai bentuk kesadaran terhadap aturan

hukum yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Adapun ruang lingkup subjek penelitian ini adalah remaja yang bekerja

di pertambangan pasir ilegal dan remaja yang tinggal di sekitar lokasi

galian tambang.

3. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Adapun ruang lingkup objek penelitian ini adalah Pertambangan Pasir

Ilegal.

4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Ruang lingkup wilayah dari penelitian ini adalah persepsi remaja

tentang pertambangan pasir ilegal dalam perspektif pelestarian

Page 28: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

10

lingkungan hidup di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur

Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian

pendahuluan tanggal 23 Oktober 2015 Nomor: 6813/UN26/3/PL/2015

oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung dan selesai tanggal 1 Desember 2015 dengan nomor surat

470/044/SK/BT/XII/2015.

Page 29: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Dalam deskripsi teori ini berisi tentang uraian teori yang menjelaskan

variabel yang akan di teliti yaitu dengan cara mendekripsikan variabel

tersebut melalui pendefinisian, serta menguraikan secara lengkap dari

berbagai referensi yang aktual sehingga dapat memperkuat penelitian ini.

Berikut akan diuraikran mengenai teori-teori dari variabel penelitian yang

akan diteliti.

1. Pengertian Persepsi

Setiap manusia memiliki pendapat, pandangan, pemikiran atau kesan

yang berbeda-beda terhadap suatu objek atau fenomena. Perbedaan ini

terjadi karena cara atau tradisi yang dimiliki seseorang berbeda dengan

orang lain. Hal ini biasa disebut dengan persepsi.

Menurut Walgito (2010:99) “Persepsi merupakan suatu proses yang

didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga

disebut proses sensoris”.

Page 30: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

12

Menurut Kartini (2001:67) menyatakan bahwa “Persepsi adalah

pandangan interprestasi seseorang atau individu terhadap suatu kesan

objek yang diinformasikan kepada dirinya dan lingkungan tempat ia

berada sehingga dapat menentukan tindakannya”.

Menurut Suranto Aw (2010:107) “Persepsi adalah proses internal yang

diakui individu dalam menyeleksi, dan mengatur stimuli yang datang

dari luar. Stimuli itu ditangkap oleh indera secara spontan pikiran dan

perasaan kita akan memberi makna atas stimuli tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

persepsi merupakan hasil dari sebuah proses penginderaan yang

dialami seseorang akibat adanya stimulus.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Shaleh (2009:110) bahwa

“Persepsi adalah proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-

data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa

sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan

diri kita sendiri”.

Menurut Sarwono (2009: 51) “Persepsi adalah pengalaman untuk

membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya

itu selanjutnya di interorientasikan”

Page 31: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

13

Berdasarkan beberapa definisi persepsi diatas, maka dapat dirangkum

bahwa persepsi merupakan suatu proses yang diakibatkan dari adanya

stimulus dan dimulai dari indera yang kemudian diorientasikan

sehingga kita peka terhadap objek atau fenomena di sekeliling dan

menimbulkan suatu penilaian serta pemahaman terhadap terhadap

objek atau fenomena tersebut.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Segala sesuatu tindakan yang kita lakukan pasti ada penyebab,

motif ataupun dukungan di balik itu semua, sehingga kita yakin

melakukan tindakan tersebut. Selain itu, ada faktor-faktor tertentu

yang membuat kita melakukan sesuatu dengan penuh keyakinan.

Sama halnya dengan persepsi yang disebabkan oleh beberapa

faktor.

Menurut Sarlito Wirawan dalam Munir (2010:1-2), faktor-faktor

yang mempengaruhi persepsi adalah:

1. Perhatian

Biasanya seseorang tidak menanamkan seluruh rangsangan

yang ada disekitarnya secara sekaligus tetapi akan

memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja.

Perbedaan fokus ini menyebabkan perbedaan persepsi;

2. Set

Yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul;

3. Kebutuhan

Kebutuhan sesaat maupun pada seseorang akan

mempengaruhi persepsi orang tersebut;

4. Sistem Nilai

Sistem nilai yang berlaku berpengaruh terhadap persepsi

seseorang;

5. Ciri Kepribadian

Misalnya ciri kepribadian seseorang akan mempengaruhi

cara pandang orang lain dalam menilainya;

Page 32: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

14

6. Gangguan Jiwa

Hal ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut

halusinasi.

Pendapat diatas menekankan bahwa persepsi dapat dipengaruhi

oleh faktor yang berasal dari luar diri seseorang dan faktor yang

berasal dari dalam diri seseorang. Seperti halnya sistem nilai.

Sistem nilai yang berlaku di masyarakat tentu akan mempengaruhi

persepsi yang muncul dalam diri seseorang. Misalnya perbedaan

persepsi masyarakat di Negara Indonesia berbeda dengan

masyarakat yang berada di Negara Inggris terhadap gaya hidup

modern. Hal ini disebabkan oleh sistem nilai yang berbeda di

kedua negara tersebut, sehingga menghasilkan persepsi atau

pandangan yang berbeda pula. Kemudian faktor yang berasal dari

dalam diri seseorang yaitu perhatian, set atau harapan, kebutuhan,

ciri kepribadian dan gangguan jiwa.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Walgito (2010:101), bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:

1. Objek yang dipersepsi

Sesuatu yang dilihat, dirasakan ataupun yang diraba dapat

dikatan sebagai objek. Objek ini menimbulkan stimulus

yang mengenai indera atau reseptor. Sebagian besar

stimulus berasal dari luar diri seseorang;

2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor ini digunakan untuk menerima

stimulus. Kemudian syaraf sensorik berfungsi sebagai alat

untuk meneruskan stimulus dari reseptor ke pusat syaraf

atau otak;

3. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan pada suatu objek tertentu.

Page 33: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

15

Dengan kata lain ntuk mengadakan sebuah persepsi maka

dibutuhkan sebuah perhatian.

Penjelasan diatas menekankan bahwa persepsi muncul karena

adanya stimulus yang dihasilakan oleh sebuah objek yang

kemudian dibawa oleh reseptor ke syaraf sensorik. Setelah itu dari

syaraf sensorik akan diteruskan ke pusat syaraf atau otak. Selain

objek, untuk mengadakan persepsi, maka seseorang juga

membutuhkan sebuah perhatian.

Selain faktor-faktor di atas, daya tarik fisik juga sangat

mempengaruhi seseorang untuk mengadakan persepsi. Hal ini

diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Alexander

Todorov yang dikutip oleh King (2012:176) bahwa “Fisik atau

wajah dapat mempengaruhi hasil kampanye politik”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa fisik merupakan faktor utama

yang mempengaruhi seseorang mengadakan persepsi. Fisik adalah

objek pertama yang dapat dilihat secara langsung oleh seseorang

dengan jelas. Fisik inilah yang menjadi stimulus untuk

mengadakan persepsi.

Menurut Davidoff yang diterjemahkan oleh Juniati (1988:304)

“Kita tergolong makhluk yang sangat bergantung dengan orang

lain, maka kita semua menjadi orang yang selalu melakukan

persepsi”. Pendapat ini mengandung makna bahwa persepsi terjadi

karena disebabkan oleh kondisi manusia yang selalu membutuhkan

orang lain dan selalu berinteraksi dengan orang lain, sehingga

Page 34: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

16

secara tidak langsung kita akan memusatkan perhatian kita kepada

orang tersebut dan kita pasti akan mengadakan persepsi untuk

menilai, memahami dan menanggapi orang lain tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapai di atas, dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengadakan persepsi

adalah:

1. Objek atau stimulus;

2. alat indera; dan

3. otak.

b. Proses Terjadinya Persepsi

Semua yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pasti dihasilkan

melalui sebuah proses. Bahkan membuat mie instant pun harus

melewati beberapa proses. Begitu pula dengan persepsi. Persepsi

tidak muncul begitu saja di otak manusia.

Seperti halnya Walgito (2010:102) yang mengemukakan bahwa

persepsi terjadi melalui beberapa proses, yaitu:

1. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat

indera atau reseptor;

2. stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh

syaraf sensorik ke otak; dan

3. kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran

sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan

diraba. Proses yang terjadi di dalam otak disebut proses

psikologi. Proses ini menghasilkan sebuah respon. Respon

adalah sebagai akibat dari persepsi yang dapat diambil

individu dalam berbagai macam bentuk.

Page 35: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

17

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil dari

sebuah persepsi adalah respon. Respon ini dapat berupa tindakan

atau hanya berupa pemahaman, tanggapan, maupun harapan.

Menurut Neisser yang di kutip oleh Taufiq dan Rukmini

(2006:222) “Persepsi adalah proses kognitif yang diawali oleh

sebuah hipotesis terhadap sesuatu yang dipengaruhi oleh konteks

dan pengalaman yang kemudian melalui proses analisis dengan

sintesis”. Pendapat di atas berarti, persepsi adalah sebuah proses

yang olah di otak sehingga disebut sebagai proses kognitif. Setelah

kita memusatkan perhatian pada suatu objek, tentu kita akan

menduga-duga apa sebenarnya objek tersebut. Dugaan inilah yang

dikatakan sebagai hipotesis. Hipotesis ini kemudian dianalisis

dengan sintesis, artinya dianalisis menggunakan berbagai

pertimbangan dari beberapa elemen agar menghasilkan sesuatu

yang baru. Beberapa proses ini dilakukan di dalam otak, karena

itulah persepsi merupakan proses kognitif.

Sementara Theodore M. Newcomb dkk (1981) berpendapat bahwa

“Persepsi adalah tentang sesuatu yang menyangkut proses-proses

transaksionil antara si perseptor (individu) dan objek persepsinya”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa perseptor melakukan

sesuatu terhadap dirinya dan ia berbuat sesuatu terhadap objek itu.

Bagian perseptor terhadap objek dari transaksi berada pada taraf

psikologis, tentunya hanya sekedar proses mempersepsi sesuatu

dan tidak menimbulkan suatu perubahan yang sungguh-sungguh

Page 36: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

18

didalamnya, akan tetapi penyajian si perseptor tentang hal itu

dipengaruhi oleh proses-proses perseptuilnya sendiri dan dalam arti

ini ia berbuat sesuatu terhadap objek ini.

Terdapat pula pendapat dari Yulisa (2015) bahwa proses terjadinya

persepsi adalah sebagai berikut:

1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap

ransangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak

atau sedikit;

2. interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi

sehingga mempunyai arti bagi seseorang, interpretasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa

lalu, sistem nilai yang di anut, motivasi, kepribadian, dan

kecerdasan interpretasi juga bergantung pada kemampuan

seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang

diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang

kompleks menjadi sederhana;

3. interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam

bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi proses persepsi

adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan

terhadap informasi yang sampai.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

proses terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

1. Alat indera menangkap objek;

2. kemudian objek tersebut dibawa ke otak oleh reseptor; dan

3. proses pada otak inilah yang dapat menghasilkan reaksi,

informasi ataupun respon mengenai objek yang ditangkap.

Page 37: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

19

2. Pengertian Remaja

Banyak orang mendefinisikan remaja sebagai masa transisi antara

masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau

jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur,

maupun mudah tersinggung. Tetapi mendefinisikan remaja ternyata

tidak semudah itu.

Kata “ramaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang artinya

tumbuh untuk mencapai kematangan. Menurut King (2012:188) “Masa

remaja (adolescence) adalah masa perkembangan yang merupakan

masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dan dimulai pada usia 10

hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 21 tahun”. Menurut

WHO yang di yang dikutip oleh Sarwono (2010:12) remaja adalah

suatu ketika:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan

tanda-tanda seksual sederhana sampai ia mencapai kematangan

seksual;

2. individu mengalami perkembangan psikologi dn identifikasi

dari kanak-kanak menuju dewasa;

3. terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang

penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Menurut Piaget dan Hurlock yang dikutip oleh Mohamad Ali dan

Mohamad Asrori (2008:9) “Secara psikologis remaja adalah suatu usia

dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa,

suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah

tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau tidak

sejajar”.

Page 38: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

20

Menurut Sarwono (2010:18) dapat menggunakan batasan usia 11-24

tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Usia 11 tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda

seksual sekunder mulai muncul;

2. di Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balig;

3. pada usia 11 tahun mulai ada perkembangan jiwa seperti

tercapainya identitas diri, psikoseksual, kognitif dan moral;

4. batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal. Orang-orang

sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan

kedewasaan secara sosial maupun psikologis dan masih dapat

digolongkan remaja.

Berdasarkan beberapa definisi remaja diatas, maka dapat disimpulkan

penulis bahwa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

dewasa dengan rentan usia 11-24 tahun dan belum menikah serta ditandai

dengan adanya perubahan fisik.

a. Perkembangan Kognitif Pada Masa Remaja

Menurut Piaget yang dikutip oleh King (2012:190) “Remaja memasuki

tahapan keempat dan paling terdepan dari perkembangan kognitif yang

ia sebut sebagai tahap formal operasional pada usia 11-15 tahun, hal

ini ditandai dengan pemikiran yang abstrak, idealis dan logis”. Selain

perkembangan kognitif, masa remaja juga ditandai dengan

egosentrisme. Egosentrisme berarti remaja merasa bahwa orang lain

menyadari dan memperhatikan mereka dari daripada yang sebenarnya.

Selain itu, remaja ini percaya bahwa dirinya unik, dan kebal.

Page 39: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

21

b. Teori Perkembangan Psikososial Erikson

Erikson adalah seorang ahli psikologi yang berasal dari Negara

Jerman. Beliau memberikan pengaruh yang sangat besar bagi ilmu

psikologi melalui Teori Perkembangan Psikososial. Ada delapan

tahapan perkembangan psikososial sepanjang masa kehidupan, dari

masa bayi sampai masa tua. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tahap 1 Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya).

Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan.

2) Tahap 2 Otonomi (Autonomy) VS malu dan ragu-ragu (shame

and doubt).

Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun.

3) Tahap 3 Inisiatif (Initiative) vs rasa bersalah (Guilt).

Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.

4) Tahap 4 Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri).

Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.

5) Tahap 5 Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan

identitas).

Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun.

6) Tahap 6 Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan).

Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun).

7) Tahap 7 Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan).

Terjadi pada masa pertengahan dewasa (40an s/d 50an tahun).

8) Tahap 8 Integrity vs depair (integritas vs putus asa).

Terjadi selama masa akhir dewasa (60an tahun).

(King, 2012:191)

Berdasarkan teori Erikson di atas, tahap yang paling menonjol adalah

tahap kelima, yaitu identity versus identity cofusion (identitas versus

kebingungan identitas). Peningkatan pemikiran abstrak dan idealis

pada masa remaja menjadi dasar untuk mencari identitas diri sendiri.

Hubungan dengan orang tua, interaksi dengan teman sebaya dan

persahabatan, serta nilai-nilai budaya dan etnis banyak berkontribusi

terhadap perkembangan identitas remaja. Dalam mencari identitas,

Page 40: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

22

remaja menghadapi tantangan untuk menemukan siapa mereka, apa

peran mereka, dan kemana mereka akan pergi. Remaja dihadapkan

dengan peranan baru dan status dewasa baik dari segi pekerjaan

maupun percintaan. Jika mereka tidak mencari identitas mereka

dengan cukup baik pada tahap ini, maka mereka akan kebingungan

mengenai siapa mereka dan apa tugas mereka. Tahap kelima ini

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan

membangun kepakaan dirinya;

anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka,

bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka menuju

dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan);

anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status

sebagai orang dewasa, pekerjaan dan romantisme,

misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja menjelajahi

banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu peran

khusus;

jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara

yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan,

identitas positif akan dicapai. (King, 2012:192)

3. Pengertian Pertambangan

Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang di Indonesia telah

dimulai sejak masa kolonial berkuasa. Namun pada masa

kemerdekaan hingga saat ini pembangunan pertambangan terus

dilakukan dengan penganekaragaman hasil tambang serta

pengelolaan usaha pertambangan secara efisien.

Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4

Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

“Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan

kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan

pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

Page 41: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

23

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

konstruksi penambangan, pengelolaan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca

tambang”.

Menurut Adrian (2011:43) “Pertambangan adalah kegiatan yang

memiliki resiko yang relatif tinggi dan pengusahaannya

mempunyai dampak lingkungan fisik dan sosial yang lebih besar

daripada komoditi lain”.

Menurut Sembiring (2009:21) “Pertambangan adalah rangkaian

kegiatan dalam rangka upaya penyelidikan pendahuluan

(prospecting), pencarian (eksplorasi), penambangan atau

penggalian (eksploitasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan,

serta penjualan bahan galian”. Menurut pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa pertambangan adalah kegiatan yang diawali

dengan pendahuluan atau penyelidikan umum, penambangan,

pengelolaan, dan pemurnian kembali serta memiliki dampak sosial

ataupun fisik yang cukup besar.

Pendapat lain menurut Badan Pusat Statistik (2015) bahwa

“Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan

galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik

secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah

permukaan bumi dan di bawah permukaan air”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pertambangan adalah kegiatan pengoptimalan bahan galian yang

Page 42: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

24

memiliki nilai ekonomis dan kegiatan ini di lakukan melalui

beberapa tahapan yang sudah diatur oleh undang-undang.

Penggolongan bahan galian pertambangan diatur dalam Pasal 1

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang

Penggolongan Bahan Galian, yaitu:

1. Bahan galian strategis

Bahan galian strategis merupakan bahan galian untuk

kepentingan pertahanan dan keamanan serta perekonomian

negara. Bahan galian strategis ini biasa disebut bahan

galian A. Dalam pasal 1 huruf a Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan

Galian ditentukan golongan bahan galian strategis, yaitu:

1. Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;

2. Bitumen padat, aspal;

3. Antarsit, batu bara, batu bara muda;

4. Uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian

radio-aktif lainnya;

5. Nikel, kobal;dan

6. Timah.

2. Bahan galian vital

Bahan galian vital merupakan bahan galian yang dapat

menjamin hajat hidup orang. Bahan galian vital ini biasa

disebut dengan bahan galian B. Bahan galian galian vital ini

dibagi menjadi delapan golongan, yaitu:

1. Besi, mangan, molibden, khorm, wolfram, vanadium,

titan;

2. Bauksit, tembaga, timbal, seng;

3. Emas, platina, perak, air raksa, intan;

4. Arsin, antimon, bismut;

5. Yttrium, rtutenium, cerium dan logam-logam langka

lainnya;

6. Berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;

7. Kriolit, flourspar, barit; dan

8. Yodium, brom, klor, belerang.

3. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis

dan vital.

Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis

dan vital yaitu bahan galian yang biasa disebut dengan

Page 43: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

25

bahan galian C. Bahan galian ini dibagi menjadi sembilan

golongan, yaitu:

1. Nitrat-nitrat (garam dari asam sendawa), pospat-pospat,

garam batu;

2. Asbes, talk, mika, grafit magnesit;

3. Yarosit, leusit, tawas, oker;

4. Batu permata, batu setengah permata;

5. Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;

6. Batu apung, tras, absidian, perlit, tanah diatome, tanah

serap;

7. Marmer, batu tulis;

8. Batu kapur, dolomit, kalsit; dan

9. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, tanah pasir.

Kegiatan pertambangan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah

saja, tetapi dapat juga dilakukan oleh koperasi, badan atau

perseorangan. Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 11 Tahun

1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan

ditentukan bahwa usaha pertambangan dapat dilakukan oleh:

1. Instansi pemerintahyang ditunjuk oleh menteri;

2. perusahaan negara;

3. perusahaan daerah;

4. perusahaan dengan modal bersama antar negara dan

daerah;

5. koperasi;

6. badan atau perseorangan swasta;

7. perusahaan dengan modal bersama antar negara dan

atau daerah dengan koperasi dan atau

badan/perseorangan swasta;

8. petambangan rakyat.

4. Pengertian Kejahatan Pertambangan Tanpa Izin (Ilegal)

Dalam Bahasa Inggris kegiatan pertambangan tanpa izin dikenal

dengan istilah illegal mining. Secara terminologi istilah illegal mining

Page 44: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

26

terdiri dari 2 kata, yaitu :

1. Illegal, yang artinya tidak sah, dilarang atau bertentangan dengan

hukum;

2. Mining, yang artinya penggalian bagian dari tanah yang

mengandung logam berharga didalam tanah atau bebatuan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba mengemukakan definisi

dari kejahatan pertambangan tanpa izin/Illegal Mining, yaitu kejahatan

dalam usaha pertambangan yang dilakukan oleh perseorangan,

sekelompok orang, atau perusahaan yayasan berbadan hukum yang

dalam operasinya tidak memiliki izin dari instansi pemerintah sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang ancaman sanksi

pidana bagi barang siapa yang karena kesalahannya melanggar

larangan tersebut. Dengan demikian, izin, rekomendasi, kuasa

pertambangan atau bentuk apapun yang diberikan kepada

perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan/yayasan oleh

instansi pemerintah diluar ketentuan perundang-undangan yang

berlaku, dapat dikategorikan sebagai pertambangan tanpa izin/illegal

mining.

5. Kuasa Pertambangan

Menurut pendapat Salim (2010:63) “Kuasa pertambangan merupakan

salah satu instrumen hukum yang dapat digunakan oleh pemegang

kuasa pertambangan untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang

pertambangan”. Tanpa adanya kuasa pertambangan, perusahaan atau

Page 45: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

27

badan atau perseorangan tidak dapat melakukan kegiatannya. Apabila

usaha pertambangan tidak memiliki kuasa pertambangan, maka usaha

tersebut dikatakan illegal.

6. Teori Kejahatan atau Kriminologi

Kejahatan merupakan problem bagi manusia meski telah ditetapkan

sanksi yang berat bagi penjahat, namun tetap saja terjadi kejahatan.

Hal ini merupakan permasalahan yang belum dapat dipecahkan sampai

sekarang. Dalam perkembangan, terdapat beberapa faktor berusaha

menjelaskan sebab-sebab kejahatan. Berdasarkan pemikiran itu,

berkembanglah aliran atau teori-teori kriminologi. Teori-teori tersebut

pada hakekatnya berusaha untuk mengkaji dan menjelaskan hal-hal

yang berkaitan dengan penjahat dengan kejahatan, namun dalam

menjelaskan hal tersebut terdapat perbedaan antara satu teori dengan

teori lainnya.

Weda (1996:15-20) mengemukakan teori-teori kriminologi tentang

kejahatan, sebagai berikut:

1. Teori Klasik

2. Teori Neo Klasik

3. Teori Kartografi/Geografi

4. Teori Sosialis

5. Teori Tipologis

a. Teori Lombroso/Mazhab Antropologis

b. Teori Mental Tester

c. Teori Psikiatrik

d. Teori Sosiologis

6. Teori Lingkungan

7. Teori Biososiologi

Page 46: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

28

Berdasarkan ke tujuh teori kejahatan atau kriminologi di atas, teori yang

sesuai dengan penelitian ini adalah teori sosialis dan teori lingkungan. Teori

sosialis Teori sosialis mulai berkembang pada tahun 1850 M. Para

tokoh aliran ini banyak dipengaruhi oleh tulisan Marx dan Engels,

yang lebih menekankan pada determinasi ekonomi. Menurut para

tokoh ajaran ini bahwa “Kejahatan timbul disebabkan oleh adanya

tekanan ekonomi yang tidak seimbang dalam masyarakat”. Seperti

para penambang pasir di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya

Timur ini, mereka melakukan pertambangan tanpa izin karena adanya

tekanan ekonomi. Selain teori sosialis, teori lingkungan juga sesuai

dengan penelitian ini, karena para penambang ini dipengaruhi oleh

faktor disekitarnya/lingkungannya, baik lingkungan keluarga,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan termasuk dengan

pertahanan dengan dunia luar, serta penemuan teknologi.

7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pertambangan pasti akan

meninggalkan bekas yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan

hidup. Maka dari itu, kegiatan pertambangan yang sedang berjalan

harus memperhatikan pelestarian lingkungan hidup baik di sekitar

lokasi tambang maupun sekitar pemukiman warga. Pelestarian

lingkungan hidup merupakan serangkaian upaya untuk melindungi

lingkungan hidup terhadap perubahan dan dampak negatif yang

ditimbulkan oleh berbagai fenomena agar tetap mampu mendukung

Page 47: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

29

kehidupan makhluk hidup. Salah satu upaya pelestarian lingkungan

hidup adalah dengan mengadakan analisis mengenai dampak

lingkungan sebelum kegiatan usaha, saat usaha dan pasca usaha.

AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup. Pengertian AMDAL menurut PP No. 27 Tahun

1999 yang berbunyi bahwa “AMDAL adalah kajian atas dampak besar

dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan

yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan”.

Menurut Raharjo (2007: 44) “Memiliki analisis mengenai dampak

lingkungan hidup adalah konsekuensi dari kewajiban setiap orang

untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah

dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti

fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan

secara menyeluruh. Alasan diperlukannya AMDAL untuk

diperlukannya studi kelayakan karena dalam undang-undang dan

peraturan pemerintah serta menjaga lingkungan dari operasi proyek

kegiatan industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan

kerusakan lingkungan.

Komponen-komponen AMDAL adalah PIL (Penyajian informasi

lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis dampak

lingkungan), RPL (Rencana pemantauan lingkungan), RKL (Rencana

Page 48: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

30

pengelolaan lingkungan). Tujuan AMDAL merupakan penjagaan

dalam rencana usaha atau kegiatan agar tidak memberikan dampak

buruk bagi lingkungan. Adapun Fungsi AMDAL adalah sebagai

berikut:

Bahan perencanaan pembangunan wilayah;

Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap

kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan;

Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis

dari rencana usaha dan/atau kegiatan;

Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup;

Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang

ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan;

Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha;

Merupakan Scientific Document dan Legal Document;

Izin Kelayakan Lingkungan.

Dilihat dari fungsi AMDAL yang sangat menjaga rencana usaha

dan/atau kegiatan usaha sehingga tidak merusak lingkungan, maka

terlihat begitu besar Manfaat AMDAL. Manfaat AMDAL antara lain

sebagai berikut:

1. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah

Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan;

Menghindarkan konflik dengan masyarakat;

Menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip

pembangunan berkelanjutan;

Page 49: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

31

Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam

pengelolaan lingkungan hidup.

2. Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa

Menjamin adanya keberlangsungan usaha;

Menjadi referensi untuk peminjaman kredit;

Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar

untuk bukti ketaatan hukum.

3. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat

Mengetahui sejak dari awal dampak dari suatu kegiatan;

Melaksanakan dan menjalankan kontrol;

Terlibat pada proses pengambilan keputusan

(Artikelsiana:2015).

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Tingkat Lokal

Penelitian dilakukan oleh Herowandi, M (2014), Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

dengan judul “Implementasi Kebijakan Pemda Kab. Lampung Timur

Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi

Kasus Kondisi Kekritisan Lahan Pesisir Di Kec. Pasir Sakti)”. Tujuan

penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Lampung Timur Nomor 07 Tahun 2013 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kecamatan Pasir

Sakti dan mendeskripsikan permasalahan yang ada terkait dengan

implementasi kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

Page 50: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

32

Tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena

berdasarkan tinjauan awal peneliti, ternyata masalah yang sedang

dihadapi lebih sesuai untuk diteliti dengan metode kualitatif. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian eksploratif

karena peneliti tidak hanya sekedar menggambarkan objek

penelitiannya saja. Melalui pendekatan eksploratif-kualitatif ini

peneliti berusaha untuk menggali, mengembangkan dan menganalisis

informasi-informasi yang berhubungan dengan “Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 07 Tahun 2013

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di

Kecamatan Pasir Sakti”.

Penelitian ini menjadi salah satu referensi bagi peneliti dalam

melakukan penelitian tentang pertambangan pasir. Hal ini dikarenakan

penelitian oleh M. Herowandi menjadikan pertambangan sebagai objek

penelitian. Namun, penelitian yang dilakukan penulis sama sekali tidak

mengkritisi esensi aturan perundang-undangan atau kebijakan

pemerintah sehingga penelitian ini hanya sebatas mengemas data dari

subjek penelitian.

2. Tingkat Nasional

Penelitian dilakukan oleh Rahmawati, Elok (2010) Jurusan Muamalah

Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel dengan

judul “Penambang Pasir Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Di

Page 51: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

33

Desa Ngeres Kec. Gedeg Kab. Mojokerto Dalam Perspektif Hukum

Islam Dan Perda No 1 Tahun 2005”. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan secara detail tradisi penambangan pasir di Desa

Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto dan mengetahui

dampak penambangan pasir di Desa Ngares Kecamatan Gedeg

Kabupaten Mojokerto terhadap lingkungan.

Metode yang digunakan untuk analisis data penelitian adalah metode

deskriptif-verifikatif, yaitu metode yang menggambarkan atau

menguraikan suatu hal menurut apa adanya tanpa membuat

perbandingan atau mengembangkan variabel satu dengan variabel

yang lain. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka digunakan teknik pengumpulan data yaitu menggunakan

Interview, Observasi, Studi Pustaka,

Penelitian ini sangat menunjang kelengkapan data bagi proposal yang

dibuat oleh penulis. Hal ini dikarenakan penelitian ini juga mengkaji

tentang dampak lingkungan yang disebabkan oleh adanya kegiatan

penambangan pasir. Tetapi perbedaan terhadap penelitian tersebut

adalah tujuan penelitian tersebut yaitu mendeskripsikan tradisi

penambangan pasir, sedangkan peneliti bertujuan untuk

mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang pertambangan pasir.

Namun sama-sama memiliki objek yaitu tambang pasir. Selanjutnya

metode yang digunakan keduanya hampir sama, dimana peneliti hanya

menggambarkan atau menguraikan suatu hal menurut apa adanya

Page 52: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

34

tanpa membuat perbandingan atau mengembangkan variabel satu

dengan variabel yang lain.

Penelitian dilakukan oleh Nur, M (2014) Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Dengan Judul

“Resistensi Penambang Ilegal: Studi Kasus Eksploitasi Tambang

Galian C (Pasir) Di Desa Borimasunggu Kab. Maros”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek yang menyebabkan

penambangan pasir illegal di Desa Borimasunggu Kabupaten Maros,

dan untuk mengetahui peran pemerintah daerah dalam menyikapi

aktivitas penambangan ilegal di Desa Borimasunggu Kabupaten

Maros. Metode penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk

memberikan gambaran umum tentang lokasi penelitan yaitu

Eksploitasi Tambang Galian C (pasir).

Penelitian ini menjadi referensi bagi penulis karena objek penelitian ini

adalah pertambangan pasir ilegal. Namun perbedaannya adalah

penelitian ini untuk mengetahui aspek yang menyebabkan

penambangan pasir ilegal dan untuk mengetahui peran pemerintah

daerah, sedangkan penelitian penulis hanya untuk mengetahui persepsi

remaja tentang pertambangan pasir ilegal. Namun metode yang

digunakan sama sehingga penulis cukup banyak mengadopsi dari

penelitian tersebut.

Page 53: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

35

3. Tingkat Internasional

Penelitian dilakukan oleh Stewart Christopher Green (2012) Fakultas

Hukum Universitas Of Cape Town dengan judul “Peraturan

Pertambangan Pasir Di Afrika Selatan”.

Penelitian ini sangat relevan dengan penelitian yang dibuat oleh

penulis, karena penelitian ini meneliti tentang pertambangan pasir

ilegal. Namun penelitian ini terfokus pada studi kasus pertambangan

pasir ilegal yang melanggar pidana di negara tersebut, sedangkan

penulis terfokus pada persepsi remaja tentang pertambangan pasir

ilegal yang berdampak pada lingkungan hidup, ekonomi dan sosial.

C. Kerangka Pikir

Setiap usaha pertambangan pasir yang dijalankan oleh kelompok atau

individu harus memiliki izin yang biasa disebut dengan kuasa

pertambangan dari instansi pemerintah terkait. Selain itu usaha

pertambangan tersebut harus melakukan analisis dampak lingkungan

sebelum melaksanakan usaha tersebut. Bukan hanya analisis diawal saja,

namun pengelolaan lingkungan saat usaha tersebut berjalan pun harus

dilakukan. Apabila usaha pertambangan tersebut dihentikan atau ditutup,

maka lahan bekas galian juga harus dikonservasi atau dilakukan

pengelolaan lahan kembali agar lahan tersebut tetap subur dan dapat

dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup warga sekitar.

Page 54: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

36

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

Variabel X

Persepsi Remaja

1. Pemahaman

2. Tanggapan

3. Harapan

Variabel Y

Pertambangan Pasir Ilegal:

1. Kerusakan lingkungan

a. Lingkungan sekitar

lokasi tambang

b. Lingkungan sekitar

pemukiman warga

2. Upaya menjaga, merawat

dan mengawasi

lingkungan hidup

Page 55: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena akan memberikan

gambaran keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara sistematis, nyata

dan disajikan dengan angka-angka yang disertai penjelasan. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka penggunaan metode deskripsi sangat sesuai

dengan penelitian ini yang berupa Persepsi Remaja Tentang Pertambangan

Pasir Ilegal di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan

Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

Pendekatan dalam penelitin ini adalah kuantitatif. Metode ini sebagai

metode ilmiah yang konkrit, empiris, obyektif, rasional dan sistematis.

Menurut Sugiyono (2007:7) metode ini disebut metode kuantitatif karena

data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Sesuai dengan rumusan masalah serta tujuan dan kegunaan penelitian,

maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif

kuantitatif. Adanya metode yang digunakan tersebut diharapakan dapat

mengahasilkan data deskripasi yang baik berupa angka-angka dan kata-

Page 56: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

38

kata tertulis, sehingga tergambar dengan jelas seperti apa persepsi remaja

tentang pertambangan pasir illegal dan dampaknya bagi lingkungan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentan usia 11-24

tahun yang belum menikah di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya

Timur Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang

berjumlah 309 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Remaja Non Pekerja dan Remaja Pekerja

Tambang di Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan

Terbanggi Besar.

No. Rukun Warga Laki-laki Perempuan Jumlah

1. RW 01 30 45 75

2. RW 02 40 47 87

3. RW 03 37 32 69

4. RW 04 38 40 78

5. Remaja Pekerja 15 - 15

Jumlah 160 164 324

Sumber: Dokumen Kelurahan Bandar Jaya Timur Kecamatan

Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah dan Hasil

Observasi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dalam pengambilan sampel, penelitian ini berpedoman pada

pendapat Arikunto (2010) yaitu bila “Subjek kurang dari 100, maka

lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan

Page 57: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

39

penelitian populasi, tetapi jika subjeknya besar atau lebih dari 100

maka sampelnya dapat diambil 10-15% atau 20-25%”.

Berdasarkan data dan teori diatas, maka sampel yang akan diambil

dalam penelitian ini sebanyak 15% dari remaja dengan rentan usia 11-

24 tahun dan belum menikah di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya

Timur Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

Untuk mengetahui berapa banyak sampel di setiap rukum warga

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

1. Rukun Warga 01 = 75 x 15% = 11

2. Rukun Warga 02 = 87 x 15% = 13

3. Rukun Warga 03 = 69 x 15% = 10

4. Rukun Warga 04 = 78 x 15% = 11

5. Remaja Pekerja = 15 x 15% = 2

Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 orang.

C. Variabel Penelitian

Di dalam penelitian ini terdapat dua kelompok variabel yaitu:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi remaja (X).

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah pertambangan pasir ilegal

dalam perspektif pelestarian lingkungan hidup (Y).

.

Page 58: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

40

D. Definisi konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

Persepsi remaja tentang pertambangan pasir ilegal dalam perspektif

pelestarian lingkungan hidup adalah kesan remaja terhadap

pertambangan pasir ilegal berdasarkan informasi, data dan

pengalamannya dalam hal pelestarian lingkungan hidup yang

diakibatkan dari pertambangan pasir ilegal.

2. Definisi Operasional

a. Persepsi remaja

Persepsi remaja adalah penilaian remaja terhadap kegiatan dan

dampak pertambangan yang dinyatakan dengan kesan tertentu.

b. Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup

Penilaian terhadap pertambangan dengan melihat:

1. Kerusakan lingkungan

a. Lingkungan sekitar lokasi tambang

b. Lingkungan sekitar pemukiman warga

2. Upaya menjaga, merawat dan mengawasi lingkungan hidup.

E. Pengukuran Variabel

Peneliti mengukur variabel tentang persepsi remaja dengan pertambangan

pasir ilegal yaitu sebagai berikut:

a. Persepsi remaja tentang pertambangan pasir ilegal dalam perspektif

pelestarian lingkungan hidup diukur dengan indikator yaitu

Page 59: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

41

pemahaman, tanggapan/kesan dan harapan berskala 1-3 yaitu

negatif, netral dan positif.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pokok

a. Angket/ kuesioner

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket/kuesioner. Teknik ini pengumpulan datanya dengan cara

membuat sejumlah pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan ini

kemudian diajukan kepada responden yang telah ditentukan

dengan tujuan mendapatkan data dan informasi secara langsung.

Sasaran responden dalam penelitian ini adalah remaja yang

bertempat tinggal di sekitar lokasi tambang. Data ini kemudian

akan dianalisis.

b. Tes Pemahaman

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk

suatu tugas atau serangkaian soal yang harus dikerjakan oleh

seseorang, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku

atau sikap. Untuk mengukur kemampuan pemahaman seseorang

tentang sesuatu, maka diperlukan sebuah tes untuk mengetahui

tingkat pemahaman seseorang tentang sesuatu tersebut. Tes

pemahaman ini memiliki karakteristik tertentu.

Page 60: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

42

2. Teknik Pendukung

a. Observasi

Melakukan pengumpulan data dengan mengamati aktivitas usaha

pertambangan dan lingkungan di sekitar lokasi.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan (in depth enterview)

kepada remaja yang bertempat tinggal disekitar tambang dan remaja

yang menjadi pekerja di tambang ilegal tersebut. Wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semistruktur

(semistruktur interview).

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan agar mendapatkan data dari dokumen yang

berkaitan dengan usaha pertambangan pasir tersebut. Kegiatan

pengumpulan data yang di peroleh dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi tersebut berpedoman pada panduan yang telah disusun

berdasarkan aspek yang telah diamati yang kemudian secara

operasional dituangkan dalam dimensi penelitian dan indikator-

Indikator.

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidansuatu

instrumen. Instrumen ini dinyatakan valid apabila memiliki tingkat

Page 61: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

43

kevalidan tinggi dan sebaliknya, jika instrumen dinyatakan kurang

valid apabila memiliki kevalidan rendah.

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan melihat Logica

Validity dengan cara Judgement yaitu dengan mengkonsultasikan

kepada beberapa ahli penelitian dan tenaga pengajar di lingkungan

FKIP UNILA. Dalam hal ini, peneliti mengkonsultasikan kepada

dosen pembimbing.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang dapat dipercaya dan

layak sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Dalam hal ini suatu instrumen dapat dikatakan baik apabila

instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang baik pula.

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Menyebar angket untuk diuji cobakan kepada 10 orang di luar

populasi.

2. Untuk reliabilitas soal angket digunakan teknik belah dua atau

genap dan ganjil (Split Half).

3. Selanjutnya dikorelasikan kedalam kelompok genap dan ganjil

dengan korelasi Product Moment yaitu:

𝑹𝒙𝒚 = 𝒙𝒚 −

( 𝒙)( 𝒚)𝑵

𝒙𝟐 − ( 𝒙)𝟐

𝑵 𝒚𝟐 − ( 𝒚)𝟐

𝑵

Page 62: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

44

Keterangan:

Rxy = Koefisien Korelasi Antara Gejala x dan Gejala y

X = Skor Gejala X

Y = Skor Gejala Y

N = Jumlah sampel

4. Untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus Sperman

Brown, yaitu:

𝒓𝑥𝑦=

2 𝑟𝑔𝑔

1+ 𝑟𝑔𝑔

rxy = Koefisien reliabilitas seluruh tes

rgg = Koefisien korelasi item x dan y

5. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas

sebagai berikut:

0,00 - 0,49 = Reliabilitas Rendah

0,50 - 0,89 = Reliabilitas Sedang

0,90 – 1,00 = Reliabilitas Tinggi

H. Teknik Analisis Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam

penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu menguraikan

kata-kata dalam angka secara sistematis. Selanjutnya menggunakan rumus:

1. Menetukan klasifikasi skor dengan menggunakan rumus interval,

yaitu:

I = NT − NR

K

Keterangan:

Page 63: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

45

I = Interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Terendah

K = Kategori

2. Kemudian untuk mengetahui tingkat presentase digunakan rumus

sebagai berikut:

P = F

N × 100%

Keterangan:

P = Besarnya presentase

F = Jumlah skor yang diperoleh diseluruh item

N = Jumlah perkalian seluruh item dengan responden

Page 64: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis ketiga indikator yakni pemahaman, tanggapan/

kesan dan harapan maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi Remaja

Tentang Pertambangan Pasir Ilegal Dalam Perspektif Pelestarian

Lingkungan Hidup Di Lingkungan III Kelurahan Bandar Jaya Timur

Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah adalah negatif.

Sebanyak 25 responden atau 53,19% remaja masuk dalam kategori

negatif, yang dilihat dari indikator pemahaman remaja-remaja ini memang

kurang memahami secara keseluruhan konsep peran remaja dalam

pelestarian lingkungan hidup yang mengakibatkan remaja tidak

mendukung adanya partisipasi dalam upaya pelestarian tersebut. Namun,

akibat dari kegiatan pertambangan yang sudah dirasakan langsung oleh

para remaja seperti kerusakan jalan, kerusakan biota sungai Way Seputih,

sehingga remaja-remaja ini berpersepsi negatif terhadap pertambangan

pasir ilegal yang tidak memperhatikan lingkungan hidup. Hal ini didukung

pula dengan adanya anggapan bahwa pihak yang paling bertanggungjawab

dalam upaya pelestarian lingkungan akibat pertambangan ilegal adalah

para penambang itu sendiri.

Page 65: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

75

Sebanyak 21 responden atau 44,68% remaja masuk dalam kategori netral

yang menunjukkan bahwa responden bersikap netral terhadap upaya

pelestarian lingkungan hidup akibat pertambangan pasir ilegal. Sikap

netral ini berarti responden tidak menolak dan tidak pula mendukung

kegiatan pertambangan pasir ilegal. Selanjutnya sebanyak 1 responden

atau 2,12% remaja masuk dalam kategori positif yang menunjukkan

bahwa responden berpersepsi positif terhadap pertambangan pasir ilegal

dan mendukung adanya partisipasi remaja dalam pelestarian lingkungan

hidup walaupun diakibatkan oleh pertambangan pasir ilegal. Selain itu,

remaja ini mendukung adanya pertambangan pasir ilegal karena adanya

tekanan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis dan mengambil

kesimpulan, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:

1. Pemerintah atau instansi terkait seperti Dinas Pertambangan Dan

Energi dalam pelaksanaan tugasnya, diharapkan dapat memberantas

pertambangan pasir ilegal, misalnya mempertegas sanksi sehingga

hukum benar-benar diterapkan, melakukan sidak ke lokasi tambang

ilegal bahkan diharapkan membantu pengusaha tambang mendapatkan

izin usaha dan membantu melaksanakan AMDAL. Selain itu bagi

Dinas Ketenagakerjaan dapat melakukan pembinaan keterampilan agar

remaja yang sudah putus sekolah dapat memiliki keterampilan untuk

bekerja dan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar

Page 66: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

76

memberikan beasiswa yang tepat sasaran agar remaja termotivasi

unutk melanjutkan sekolah;

2. Bagi para orang tua maupun orang dewasa, diharapkan adanya

pembinaan dan pemberian contoh terhadap remaja, misalnya dengan

melaksanakan sosialisasi maupun mengajak remaja bergotong-royong

dalam rangka merawat lingkungan hidup agar para remaja ikut

berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan hidup guna

kelangsungan kehidupan yang akan datang. Selain itu, orang tua harus

bertanggung jawab atas pendidikan dan kesejahteraan anaknya, supaya

mereka tidak putus sekolah dan tidak menjadi pekerja dipertambangan

pasir ilegal;

3. Untuk para remaja, diharapkan bersemangat untuk bersekolah sampai

jenjang yang tinggi seperti mengikuti program pemerintah yaitu wajib

belajar 12 tahun, hal ini agar mengurangi tingkat pengangguran

sehingga tidak ada remaja yang putus sekolah dan memilih pekerjaan

sebagai penambang pasir ilegal. Selain itu, karang taruna yang

menaungi para remaja dapat membuat program tanam pohon disekitar

sungai Way Seputih, mengadakan gotong royong untuk memperbaiki

jalan, memberi keterampilan khusus yang dapat meningkatkan

kreatifitas remaja sehingga mereka dapat membuka lapangan pekerjaan

sendiri ataupun bekerjasama dengan Walhi untuk memberikan

penyuluhan tentang dampak kerusakan lingkungan hidup.

Page 67: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Sutedi. 2011. Hukum Pertambangan. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Artikelsiana. 2015. Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Manfaat AMDAL.

http://www.artikelsiana.com/2015/01. (Diakses pada tanggal 30 Mei 2015).

Asrori, Mohamad dan Mohamad Ali. 2008. Psikologi remaja. Jakarta:Bumi

Aksara.

Badan Pusat Statistik. 2015. Pertambangan.

http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/10. (Diakses pada tanggal 31 Oktober

2015)

Elok, Rahmawati. 2014. Penambang Pasir Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Di Desa Ngeres Kec. Gedeg Kab. Mojokerto Dalam Perpektif Hukum Islam

Dan Perda No 1 Tahun 2005. Jurnal Alhukama. Volume 4, No. 1, (Diakses

pada tanggal 31 Maret 2015).

Herowandi, M. 2014. Implementasi Kebijakan Pemda Kab. Lampung Timur

Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Studi Kasus

Kondisi Kekritisan Lahan Pesisir Di Kec. Pasir Sakti). Jurnal Analis Politik

dan Pemerintahan. (Diakes pada 31 Maret 2015).

Kartini, Kartono. 2001. Bimbingan Belajar. Jakarta: Rajawali.

King, Laura A. 2012. Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika.

Munir. 2010. Faktor-Faktor Persepsi. http//psiwordpress.com. (Diunduh Tanggal

09 Mei 2015).

Nur, M. 2014. Resistensi Penambang Ilegal: Studi Kasus Eksploitasi Tambang Galian C

(Pasir) Di Desa Borimasunggu Kab. Maros. Jurnal Socius. Volume XVI. (Diakses

pada 31 Maret 2015).

Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 68: PERSEPSI REMAJA TENTANG PERTAMBANGAN PASIR …digilib.unila.ac.id/21393/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdftingkat SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat tahun 2014 dan menjadi ketua pelaksana

Salim, H. 2010. Hukum Pertambangan Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Depok: Rajawali Pers.

. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sekretariat Negara. 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Jakarta: Sekretariat Negara.

. 1967. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 Tentang

ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan. Jakarta: Sekretariat Negara.

. 1980. Peraturan Pemerintah Tahun 1980 Tentang

Penggolongan Bahan Galian. Jakarta: Sekretariat Negara.

. 1997. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Sekretariat Negara.

. 1999. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang

Analisis Masalah Dampak Lingkungan. Jakarta: Sekretariat Negara.

. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun

2001 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

1969 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Jakarta: Sekretariat Negara.

. 2009. Undang-Undang Tahun 2009 Tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara. Jakarta: Sekretariat Negara.

Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif

Islam. Jakarta: Kencana.

Stewart Christopher Green. 2012. The Regulation Of Sand Mining In South

Africa. Jurnal The IUCN Academy of Environmental Law. (Diakses pada 31

Maret 2015).

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Suranto, Aw. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Theodore M. Newcomb dkk. 1981. Psikologi Sosial. Bandung: Dipenogoro.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:Penerbit Andi.

Weda, Made Darma. 1996. Kriminologi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Yulisa, Ika. 2015. Psikologi Umum 2.

https://ikayulisa26.wordpress.com/2015/03/18. (Diakses pada tanggal 31

Oktober 2015).