PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai...

103
PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI (Kasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor) SUKARELAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Transcript of PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai...

Page 1: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

104

PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI

(Kasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor)

SUKARELAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 2: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

92

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Persepsi Pemirsa tentang

Tayangan Infotainment Di Televisi: Kasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2009

Sukarelawati

NIM I353060091

Page 3: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

103

©Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 4: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

ABSTRACT

SUKARELAWATI 2009. The Audiences Perception towards the Infotainment Program on Television (Audiences Case in Bojong Gede, Bogor). Counsellor by AIDA VITAYALA S. HUBEIS and RICHARD W.E. LUMINTANG. This research purposes to know and study the characteristic and perception of the audiences towards the infotainment program on television and the relation between them. The research is conducted in Perumahan Gaperi, Bojong Gede, since November 2008 until 26 January 2009. The research design uses correlation descriptive survey with questioner as a primary instrument data collection. Sampling of this research uses simple random sampling procedure. The amount samples are 80 citizens of Perumahan Gaperi Bojong Gede. The data are analyzed descriptively such as the distribution of frequency and inferential analyze uses Rank Spearman correlation analyze and Chi-Square. The results indicate that the characteristic of the audiences, such as sex does not have correlation to the information value, and the attractiveness of the program format, the age does not have correlation to the information value, but there has negative correlation to the attractiveness of program format, the audiences exposure does not have correlation to the information value and the attractiveness of the program format, there has positive correlation between the audiences frequency watching the program to the information value, but does not have correlation to the attractiveness of the program format, only the occupation and the past experience of the audiences have correlation to the information value and the attractiveness of the program format. The infotainment is inclined to having negative attention or uneducated from some others, so it is normally if the program is reviewed by the television producer. The attractiveness of the program format tends having not correlation to the audiences, according to the result above it should be better if the producer of the television increases the more interesting to the program format, such as increasing the consistency and objectivity of the information in order to the infotainment has a bright value for the audiences. Key words: characteristic, perception, infotainment, television.

Page 5: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

RINGKASAN

SUKARELAWATI 2009. Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi (Kasus Pemirsa di Bojong Gede, Bogor). Dibimbing oleh AIDA VITAYALA S. HUBEIS dan RICHARD W.E. LUMINTANG.

Indonesia sebagai negara terbuka, maka keterbukaan informasi dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Ada kecenderungan penyajian informasi lewat media massa yang sulit dibendung seperti tayangan infotainment oleh hampir seluruh stasiun televisi swasta, selama 15 jam dalam sehari, dimungkinkan akan memberi dampak bagi kalangan tertentu, khususnya anak didik yang masih perlu dilindungi. Hal ini terkait dengan persoalan penyiaran di Indonesia bahwa masalah “ frekuensi” sebagai milik publik. Masih ditemukan tayangan infotainment televisi yang hanya mengejar selera masyarakat dengan mengabaikan nilai-nilai moral yang seharusnya diutamakan atau dijunjung tinggi, sehingga eksisnya tayangan infotainment dalam persaingan siaran televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, yang cenderung memperdebatkan objektivitas informasi sebagai nilai kebenaran dalam memperjuangkan nilai moral keinformasian, perlu dipertanggungjawabkan oleh berbagai kalangan terkait dan industri media. Mengarah pada fenomena tersebut maka penelitian tentang persepsi pemirsa terhadap tayangan infotainment di televisi perlu dilakukan, guna memberi kontribusi bagi seluruh kalangan masyarakat dan pemerhati media.

Penelitian ini didesain sebagai penelitian Deskriptif Korelasional. Tujuan penelitian adalah untuk: mengkaji karakteristik pemirsa infotainment televisi, mengkaji persepsi pemirsa tentang tayangan infotainment televisi, mengkaji hubungan antara karakteristik dan persepsi pemirsa infotainment televisi.

Analisis data penelitian ini adalah analisis uji kebebasan antar kategori Chi Square dan analisis korelasi Rank Spearman. Responden berjumlah 80 orang yang tinggal di Perumahan Gaperi, Genteng Biru, Bojong Gede Indah Rt 01 dan Rt 02, Rw 18 Bojong Gede, Bogor, sebagai bagian dari masyarakat di wilayah desakota yang cukup rentan terhadap terpaan informasi dari berbagai media, khususnya infotainment televisi. Hasil Analisis menunjukkan bahwa: ada korelasi nyata antara dayatarik format tayangan (dialog, narasi dan wawancara) dengan nilai informasi yang mencerahkan. Keragaman format dan penamaan infotainment televisi swasta pun menunjukkan persaingan yang kuat merebut rating tertinggi dari pemirsanya. Sebagian besar pemirsa atau responden (37 dari 59 orang) perempuan cenderung sebagai ibu rumah tangga berumur lebih dari 40 tahun dengan pendidikan SD – SMA. Pemirsa cenderung terdedah infotainment dari televisi dengan materi yang disenangi berkisar tentang karir, selebihnya tentang aksi sosial, perceraian atau perselingkuhan, narkoba dan pembunuhan. Pemirsa cenderung menonton infotainment setiap hari dalam seminggu dan cenderung selalu menonton tayangan Silet RCTI, kadang-kadang melihat Cek and Ricek RCTI dan tidak pernah melihat Sindang Laya TPI. Ibu rumah tangga yang memiliki kedekatan dengan infotainment menganggap infotainment memiliki nilai informasi yang didukung oleh dayatarik format tayangan sebagai objektivitas informasi. Persepsi pemirsa terhadap ada tidaknya nilai informasi dan dayatarik format tayangan infotainment tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Ada korelasi negatif antara umur dan peubah dayatarik format tayangan. Ada korelasi negatif antara pendidikan pemirsa dan nilai informasi infotainment. Terdapat asosiasi antara pekerjaan pemirsa dan nilai informasi dan

Page 6: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

dayatarik format tayangan infotainment. Ada korelasi nyata antara frekuensi pemirsa menonton infotainment dan nilai informasi. Ada korelasi nyata antara pengalaman masa lalu pemirsa terhadap nilai informasi dan korelasi positif terhadap dayatarik format tayangan infotainment.

Ada korelasi nyata antara nilai informasi yang mencerahkan dan dayatarik format tayangan, hal ini menunjukkan bahwa objektivitas informasi yang sebagian masih diabaikan oleh televisi swasta dalam menayangkan infotainment perlu dipertegas dan dipertanggungjawabkan, sebagai upaya nyata dalam memperjuangkan kebenaran informasi sebagai nilai moral yang harus dijunjung tinggi dalam menyiarkan infotainment. Pemirsa yang memiliki kedekatan dengan infotainment menganggap infotainment memiliki nilai informasi dan dayatarik format tayangan. Kebenaran suatu infotainment sebagaimana yang dinarasikan didukung oleh pernyataan atau pengakuan selebritis atau orang ternama sebagai hasil wawancara pihak media, dimaksudkan agar kebenaran suatu persoalan yang diinformasikan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini masih diabaikan oleh sebagian televisi dalam menyajikan tayangan infotainment

Kata Kunci: persepsi, infotainment, televisi

Page 7: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

93

PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN

INFOTAINMENT DI TELEVISI

(Kasus Pemirsa Di Bojong Gede, Bogor)

SUKARELAWATI

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 8: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

94

Judul Tesis : Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di Televisi (Kasus Pemirsa di Bojong Gede, Bogor)

Nama : Sukarelawati

NIM : I 353060091

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Hj. Aida Vitayala S. Hubeis Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA Ketua Anggota

Diketahui Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Prof.Dr.Ir.H. Sumardjo, M.S. Prof.Dr.Ir.H.Khairil A. Notodiputro, M.S Tanggal Ujian : 29 Juli 2009 Tanggal Lulus :

Page 9: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

95

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah puteri ke 8 dari sepuluh bersaudara, pasangan Bapak

Rachmat Hasyim (alm), mantan Mayor Purnawirawan TNI angkatan 45 dan Ibu

Supiat (alm) mantan guru, lahir di Cirebon pada Tanggal 2 Agustus 1964. Penulis

telah menikah dengan Zainuddin, Drs. Pada 16 juli 1989 dengan dikaruniai tiga

orang anak yaitu Wahyu Perdana Putera (28 Maret 1990), Dinawati Ekaputri ( 30

Juli 1994) dan Dani Rachmanto Syarief (1 Juni 1998).

Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama dan Sekolah Menengah Atas di tanah kelahiran Cirebon dan selesai

menempuh sarjana Strata 1 di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

Fakultas Ilmu Komunikasi pada Tahun 1988. Selama 17 tahun bekerja sebagai

pengajar di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta hingga Tahun 2006 dan

melanjutkan kuliah di Program Magister pada program studi Komunikasi

Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor. Saat ini penulis

mengajar di perguruan tinggi swasta Bogor.

Page 10: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

96

PRAKATA

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan hidayah yang

tidak pernah putus kepada penulis hingga pada penyelesaian tesis ini. Walau pun

agak tertatih-tatih langkah penulis dalam menyelesaikan tesis, Alhamdulillah

masih punya semangat untuk menyelesaikannya berkat dorongan dari keluarga,

suami dan anak-anak, juga orang tua, pembimbing dan kerabat penulis.

Tesis dengan judul: Persepsi Pemirsa tentang Tayangan Infotainment di

Televisi (Kasus Pemirsa di Bojong Gede, Bogor), disusun guna memenuhi syarat

mencapai gelar Magister Sains Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada Ibu Prof.Dr.Ir.Hj. Aida Vitayala S. Hubeis selaku Ketua Komisi

Pembimbing dan Bapak Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA selaku Anggota

Komisi Pembimbing, yang dengan sabar dan selalu memberi motivasi, arahan

serta saran kepada penulis hingga menyelesaikan tesis ini dalam segala prosesnya.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Institut Pertanian Bogor, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Ketua

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan,

Pengelola S-2 beserta staf pengajar Program Studi Komunikasi

Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas kepada penulis.

2. Teman-teman kuliah angkatan 2006, Riska, Melati, Meri, Mbak Masnah,

Bang Marwan, Tini, Mbak Wiwin, Avia Tahoba, Mas Irianus Rohi, Mas

Yusuf, Mas Wawan Toligi, Mas David Nugroho, Mas Haryo, Mbak Nia,

Mba ita dan Mas Ali Irfan walau hanya satu semester kebersamaan kita di

KMP, terimakasih atas motivasi dan suka-dukanya ketika kita bersama.

3. Orang tua penulis yang selalu mendoakan untuk kelancaran pendidikan

dan keluarga penulis, serta Mama dan Mamih yang selama hidupnya selalu

berdoa ingin serta selalu memperjuangkan perkembangan karier dan masa

depan penulis.

Page 11: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

97

4. Kakak, adik dan keluarga lainnya yang selalu menanyakan penyelesaian

tesis penulis.

Kepada suamiku Zainuddin dan anak-anakku Wahyu Perdana Putera,

Dinawati Ekaputri dan Dani Rachmanto Syarief, terimakasih atas bantuan

materiil, moril dan spiritual dari kalian yang selalu menyertai langkah penulis

dalam menyelesaikan tesis ini. Suami dan anak-anakku, dorongan dan semangat

yang kalian berikan tak pernah putus membangkitkanku ketika jatuh bangun

menyelesaikan kuliah hingga ke jenjang tesis ini, itu pun merupakan pengorbanan

kalian yang tidak akan pernah tergantikan oleh apapun. Terimakasih pula kepada

semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tesis ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu. Insyaallah Tuhan akan membalas kebaikan

kalian.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah, namun dengan kritik dan saran

pembaca serta semua pihak, terhadap permasalahan dan hasil penelitian penulis,

merupakan masukan yang sangat berarti bagi penulis dalam usaha

menyempurnakannya. Harapan penulis semoga hasil penelitian ini bisa

memperkaya khasanah bagi ajang komunikasi dalam pembangunan pertanian dan

pedesaan, terutama pembangunan sumberdaya manusia dalam menghadapi

pengaruh dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi khususnya

media massa.

Bogor, Juli 2009

Sukarelawati

Page 12: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

98

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

Latar Belakang Masalah...................................................................... 1 Perumusan Masalah.............................................................................. 5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 6

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

Televisi Swasta Indonesia ........................................................................ 7 Infotainment Televisi ............................................................................... 9 Format Tayangan Infotainment Televisi ............................................... 11 Persepsi Pemirsa tentang Acara Infotainment ....................................... 13 Karakteristik Pemirsa ............................................................................... 18

KARANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ......................................... 24

Kerangka pemikiran ............................................................................... 24 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 26

METODE PENELITIAN ........................................................................... 27

Desain Penelitian ....................................................................... ........... 27 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 27 Lokasi Penelitian ............................................................................ 27 Waktu Penelitian ........................................................................... 28 Populasi dan Sampel ................................................................................ 28 Populasi Penelitian.......................................................................... 28 Sampel Penelitian ......................................................................... 28 Data dan Instrumentasi ........................................................................... 28 Data ............................................................................................... 28 Instrumentasi .................................................................................. 29 Definisi Operasional ................................................................................ 29 Karakteristik demografis Responden ......................................... 29 Karakteristik Psikografis Responden ........................................... 30 Persepsi Pemirsa (responden) Infotainment ................................ 30 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................................... 33 Validitas ........................................................................................ 33

Page 13: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

99

Reliabilitas ...................................................................................... 34 Analisis Data .......................................................................................... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 36

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 36 Kondisi Geografis dan Demografis ............................................. 36 Potensi Desa Bojong Gede ........................................................... 37 Karakteristik Pemirsa Infotainment ......................................................... 37 Karakteristik Demografis ............................................................. 37 Karakteristik Psikografis............................................................... 40 Persepsi Pemirsa Infotainment .................................................................... 42

SIMPULAN SARAN ...................................................................................... 58

Simpulan .................................................................................................. 58 Saran ........................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60

LAMPIRAN .................................................................................................. 63

Page 14: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

100

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Ragam acara infotainment di televisi .......................................................... 2

2. Karakteristik demografis pemirsa infotainment .......................................... 40

3. Keterdedahan dan materi infotainment yang disenangi pemirsa ................ 41

4. Frekuensi pemirsa menonton infotainment dalam seminggu ..................... 41

5. Pengalaman masa lalu pemirsa pada infotainment ..................................... 42

6. Materi infotainment yang disenangi pemirsa berdasarkan jenis kelamin ... 43

7. Materi infotainment yang disenangi pemirsa laki-laki berdasarkan umur .. 44

8. Materi infotainment yang disenangi pemirsa perempuan berdasarkan umur 44

9. Materi infotainment yang disenangi pemirsa laki-laki berdasarkan

pendidikan .................................................................................................... 45

10. Materi infotainment yang disenangi pemirsa perempaun berdasarkan

pendidikan .................................................................................................... 45

11. Materi infotainment yang disenangi pemirsa laki-laki berdasarkan ............

Pekerjaan ...................................................................................................... 46

12. Materi infotainment yang disenangi pemirsa perempuan berdasarkan .......

Pekerjaan ..................................................................................................... 47

13. Korelasi peubah umur, pendidikan, frekuensi, pengalaman, materi, ..........

keterdedahan dan persepsi pemirsa tentang nilai informasi dan dayatarik

format tayangan infotainment ..................................................................... 48

14. Jenis kelamin pemirsa infotainment dan nilai informasi ........................... 49

15. Jenis pekerjaan pemirsa infotainment dan nilai informasi ........................ 53

16. Jenis kelamin pemirsa infotainment dan dayatarik format tayangan .......... 54

17. Jenis pekerjaan pemirsa infotainment dan dayatarik format tayangan ....... 56

Page 15: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

101

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Pemirsa pada

Dimensi Demografis dan dimensi Psikografisnya dengan Persepsi

Pemirsa tentang acara Infotainment Televisi …………………….. 26

Page 16: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

102

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Wilayah Desa Bojong Gede, Bogor…………………………………. 64

2. Peta Wilayah Kecamatan Bojong Gede, Bogor…………………………… 65

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………………… 66

4. Rekapitulasi Variabel Penelitian…………………………………………… 69

- Karakteristik Demografis Pemirsa Infotainment di Bojong Gede……….. 69

- Karakteristis Psikografis Pemirsa Infotainment di Bojong Gede ………. 69

5. Korelasi Peubah Karakteristik dengan Peubah Persepsi…………………… 71

6. Rundown Program Reality *103 (Program KISS Indosiar 2008)…………. 72

7. Kuesioner Penelitian……………………………………………………….. 78

8. Surat Izin Penelitian……………………………………………………….. 85

Page 17: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal pokok yang dilakukan manusia dalam

keseharian, untuk mengetahui dan mengungkap berbagai gejala sosial dalam suatu

interaksi sosial. Salah satu saluran yang digunakan manusia dalam berinteraksi

dengan lingkungannya, yaitu menggunakan media massa seperti televisi.

Televisi sebagai ruang publik yang menyoroti dan menyikapi berbagai

stimuli disajikan melalui berbagai program berita (news), program pendidikan dan

hiburan, seperti infotainment yang dikemas dalam bentuk berita. Hal tersebut

dimungkinkan karena televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar

yang dapat sekaligus menggabungkan penayangan yang bersifat informatif,

hiburan maupun pendidikan. Selain itu, infotainment terkait dengan informasi

selebritis, sehingga memungkinkan pula menonjolkan unsur hiburan dengan

memperkecil nilai berita yang lain (nilai informasi yang mendidik atau

mencerahkan) pemirsa. Menurut Skomis (1985) diacu dalam Syahputra (2006),

jika dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, suratkabar, majalah dan

buku), maka televisi mempunyai sifat istimewa yang dapat menggabungkan

tayangan informatif, hiburan maupun pendidikan.

Infotainment televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1993 diawali dengan

munculnya tayangan Bulletin Sinetron, disusul Kabar-Kabari (1996) dan Cek &

Ricek (1997) dan bermunculan sejenis. Dengan demikian, termasuk pelopor utama

dalam tayangan tersebut adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Pada

saat ini sudah ada antara lain tujuh stasiun televisi yang menayangkan

infotainment dengan ragam kemasan dan penamaan masing-masing, sebagai

berikut:

Page 18: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

2

Tabel 1. Ragam acara infotainment di televisi

No. Nama Acara Stasiun Televisi

1.

Go Spot Kabar-Kabari Cek & Ricek Silet Peri Gosip

RCTI

2. Was-Was Gosip Apa Gosip OTISTA Kasak-Kusuk Hot Shot Hallo Selebriti Bibir Plus Sketsa Selebritis

SCTV

3. Kassel Go Show KIPAS-KIPAS SINDANGLAIA

TPI

4. BETIS TOP GOSIP MATA-MATA BUKAN GOSIP

Antv

5. KISS Sensor

Indosiar

6. Star 7 Kabar Idola Blow Up Klise

TRANS 7

7. Insert Insert pagi Insert Sore Kroscek BEBI (Bebas Bicara)

Trans TV

Infotainment yang ditayangkan tujuh stasiun televisi tersebut memiliki

durasi tayangan antara 30-60 menit dengan jam tayang pagi, siang atau malam

hari. Materi yang disampaikan dalam infotainment berkisar seputar kehidupan

selebritis atau public figure, mulai dari karier sampai hal-hal yang bersifat pribadi,

seperti perceraian dan perselingkuhan.

Pantauan Komisi Penyiaran Indonesia, hingga Agustus 2005 menunjukkan

bahwa dalam satu hari penayangan televisi menyajikan program infotainment

selama 13 jam. Selama kurun waktu 2002 hingga 2005, jumlah program

Page 19: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

3

infotainment di tv swasta selalu meningkat. Gumilar (2008) menyatakan, petunjuk

yang dijadikan patokan program acara oleh stasiun televisi di antaranya adalah

acara harus utuh: Pembahasan materi terjaga, tidak keluar dari konsep yang telah

ditetapkan, mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan dan penyelesaian

masalah secara sistematis. Dengan demikian sistematika dan kesinambungan

acara tetap terjaga.

Ragam, format dan nama infotainment bisa mengingatkan pemirsanya pada

tayangan televisi tertentu, terkait dengan keyakinan pemirsa pada nilai

informasinya. Departemen Komunikasi dan Informatika 2006 menyatakan,

Infotainment awalnya dikemas melalui bincang-bincang gosip yang menyajikan

rangkaian informasi. Kemasan berikutnya berupa bentuk liputan khusus

investigasi. Setiap episode difokuskan untuk membahas isu tertentu. Ada pula

kemasan dalam bentuk news round-up, semacam kompilasi informasi selama

periode waktu tertentu (seminggu), seperti “Espresso Weekend” Satu dua program

infotainment mengambil format bincang-bincang di antara dua penyiar (host)

sehingga nuansa “gosip” lebih terasa. Ragam tayangan infotainment televisi

cenderung didominasi oleh kehadiran sosok perempuan sebagai pelaku

perbincangan (penyiar atau presenter) dengan label bawel/suka bicara atau

bincang-bincang gosip.

Hasil observasi dari Depkominfo (2006) menunjukkan adanya

kecenderungan perbedaan waktu menonton tayangan infotainment antara pemirsa

laki-laki dan perempuan. Sebanyak 74,83% pemirsa perempuan menonton

infotainment di siang hari pada pukul 12.00-15.59. Sedangkan 42,86% pemirsa

laki-laki menonton pada pagi hari pukul 05.00-11.59. Berdasar kategori usia,

sebanyak 85,71% pemirsa berusia 35-50 tahun, 35,76 % berusia 25-34 tahun dan

33,77% berusia 15-24 tahun. Persentase terbanyak 66,23% pemirsa berada pada

rentang waktu menonton di siang hari. Inilah saat infotainment gencar-gencarnya

ditayangkan kepada kelas sosial menengah ke bawah, yaitu sebagian besar kepada

perempuan (ibu-ibu berusia di atas 35 tahun), sebuah kelas yang secara tidak adil

acap diidentikkan dengan kebiasaan ngerumpi. Infotainment di Indonesia sebagai

urusan informasi tapi santai dan berhubung khalayak Indonesia kesulitan

mencerna Plain Serious Information maka wajah pertelevisian Indonesia

Page 20: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

4

berdasarkan pemetaan infotainment ini tampak tidak lebih dari sekedar ajang

gosip belaka yang tidak mencerdaskan dan memberdayakan penontonnya.

Menurut Wardhana diacu dalam Pikiran Rakyat (2006), bahwa enam

karakteristik sosok infotainment Indonesia, yaitu mengarang realitas,

menggelapkan fakta, memaksa bertanya persoalan selebritis yang mestinya punya

hak bungkam, banyak istilah yang disalahkaprahkan, wawancara eksklusif

bersama sumber sebagai kesempatan mempromosikan diri dan cenderung

prestatif. Dalam hal ini persepsi pemirsa juga menunjukkan adanya keragaman

dalam melihat infotainment. Hasil penelitian Lestari (2005) menunjukkan,

penonton tayangan infotainment terbanyak 56% adalah wanita. Wanita lebih

menyukai tayangan yang bersifat emosional, seperti acara infotainment, karena

dalam acara tersebut menyuguhkan kasus-kasus atau masalah realita yang

dihadapi orang ternama (selebritis). Wanita akan membicarakan kembali tayangan

ini dengan teman wanita dan cenderung meniru perilaku selebritis tersebut.

Bahkan bukan tidak mungkin bila mereka ditimpa masalah yang sama, maka akan

menyelesaikan dengan cara seperti selebritis yang mereka idolakan, sedangkan

pria cenderung berpikir realistis.

Dari beberapa penelitian tersebut maka tampak adanya perbedaan antara

pemirsa dalam memahami realitas sosial yang ditayangkan di tiap acara

infotainment. Dengan demikian penelitian untuk memahami persepsi pemirsa

terhadap tayangan infotainment dianggap perlu untuk dilakukan.

Page 21: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

5

Perumusan Masalah

Istilah infotainment bagi penggemarnya, bukan lagi hal yang asing untuk

mencirikan penamaan masing-masing suatu program di acara televisi tertentu di

setiap jam tayang. Ciri tersebut memberikan gambaran bagi pemirsa untuk

menonton tayangan infotainment tertentu guna memenuhi kebutuhan suatu

informasi atau hanya sekedar mengisi waktu luang. Menurut Wardana diacu

dalam Fajar.co.id (2006), sebutan infotainment mengindikasikan format dan

kemasan tayangan program televisi dalam menyajikan informasi. Ciri yang paling

menonjol adalah infotainment menyajikan informasi yang dikemas dalam bentuk

hiburan. Informasi yang ditampilkan adalah seputar kehidupan selebritis. Format

tayangan infotainment dimaksudkan agar informasi yang cenderung kaku dan

formal diolah menjadi lebih luwes dan informal.

Ragam kemasan dan penamaan dalam format tayangan infotaiment yang

beragam antara lain di tujuh stasiun televisi swasta, memungkinkan persepsi

pemirsa yang juga beragam terhadap tiap tayangan infotainment. Karakteristik

pemirsa juga cenderung beragam dilihat dari latar belakang sosial budaya.

Panjaitan (2006) menyatakan, klasifikasi baku karakteristik secara demografis

dibagi menjadi beberapa area, seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan, terutama

status sosial ekonomi yang dapat membedakan pengaruh suatu informasi bagi

seseorang berdasarkan kepemilikan atau penggunaan media seperti televisi.

Berdasarkan pemikiran tersebut, pertanyaan penelitian yang diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pemirsa infotainment?

2. Bagaimana persepsi pemirsa tentang tayangan infotainment?

3. Bagaimana hubungan karakteristik dengan persepsi pemirsa tentang

infotainment?

Page 22: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

6

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji karakteristik pemirsa infotainment televisi

2. Mengkaji persepsi pemirsa tentang tayangan infotainment televisi

3. Mengkaji hubungan karakteristik dengan persepsi pemirsa infotainment

televisi.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat pemirsa diharapkan dapat memfilter tayangan infotainment,

terutama para orang tua dalam mengarahkan keluarga, dalam memenuhi

kebutuhan informasi dan hiburan.

2. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi stasiun televisi dalam mengemas

infotainment yang menarik dan memberikan nilai pencerahan bagi pemirsa.

Page 23: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

7

TINJAUAN PUSTAKA

Televisi Swasta Indonesia

Informasi yang ditayangkan televisi sebagai media massa sampai diterima

pemirsa terjadi melalui sebuah proses. Littleljohn (1996) mengulas model

transmisi dasar yang dikembangkan Shannon dan Weaver bahwa sumber

memformulasi atau menyeleksi suatu pesan dalam bentuk tanda-tanda yang akan

dikirim. Transmiter mengkonversi pesan tersebut ke dalam suatu perangkat sinyal

yang dikirim melalui saluran ke suatu penerima yang kemudian mengkonversi

sinyal-sinyal tersebut ke dalam suatu pesan. Dalam arena elektronik, suatu pesan

televisi adalah suatu contoh yang baik mengenai proses transmisi pesan. Sebagai

contoh, produser, sutradara (pengarah acara) dan penyiar adalah sumber pesan

yang kemudian mengirim pesan tersebut melalui gelombang udara (saluran) ke

pesawat televisi. Gelombang-gelombang elektro magnetik dikonversikan kembali

ke dalam suatu impresi visual (kesan gambar) kepada pemirsa dalam bentuk

motion picture.

Menurut Gilang (2005), televisi mempunyai pengaruh yang cukup ampuh

dibanding media massa lainnya seperti suratkabar, majalah, tabloid dalam

mempengaruhi perilaku pemirsa. Motion picture di televisi dapat membuat

informasi yang disampaikan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga

penonton dapat terlena dengan tayangan-tayangan yang disajikan. Sadar atau tidak

setiap hari pemirsa diterpa dengan pesan-pesan yang belum tentu sesuai dengan

konsumsi mereka. Menurut Nitibaskara (1994) dalam Gilang (2005), televisi

berpotensi mempengaruhi 75% pemirsa, radio tidak lebih dari 25% dan suratkabar

hanya mempengaruhi 13% pembaca.

Kuatnya pesan televisi mempengaruhi pemirsa dimungkinkan oleh adanya

daya tarik dari suatu tayangan program acara yang terkait dengan informasi yang

dibutuhkan pemirsa. Departemen Komunikasi dan Informatika 2006 menyatakan,

televisi sebagai media massa memiliki empat fungsi, yaitu menyampaikan

informasi, pendidikan, hiburan dan mempengaruhi.

Komisi Penyiaran Indonesia mempunyai kewajiban membantu pemerintah

dalam pengaturan infrastruktur tentang penggunaan frekuensi seperti televisi

untuk mengatur iklim persaingan yang sehat antara lembaga penyiaran dan

Page 24: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

8

industri terkait (Depkominfo, 2006). Dewan Pers dalam makalah seminarnya

tentang Standar Perusahaan Pers (2008), antara lain menyebutkan bahwa untuk

mewujudkan kemerdekaan pers yang profesional maka disusunlah Standar

Pedoman Perusahaan Pers agar pers mampu menjalankan fungsi sebagai media

informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.

Departemen komunikasi dan Informatika (2006) dalam kaitan itu pula

menjelaskan bahwa sebagai pilar demokrasi maka televisi memiliki fungsi:

pertama, sebagai penyambung lidah dan penyampai informasi bagi masyarakat.

Kedua, menjadi dinamisator bagi Indonesia. Ketiga, dituntut untuk menyajikan

informasi yang benar, akurat, valid dan kebenarannya dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik. Keempat, sebagai pengawasan terhadap

kritik, koreksi. Kelima, menjadi kontrol bagi tiap usaha-usaha pengaburan

kebenaran dan praktik-praktik “pandang bulu”.

Pernyataan ini mengasumsikan bahwa fungsi televisi adalah harus sesuai

dengan koridor kebebasan yang bertanggungjawab sehingga dalam

menyampaikan informasi dapat menjadi saluran komunikasi timbal-balik antara

sumber dan penerima. Berbagai ide maupun gagasan dari sumber termasuk dari

pihak media di dalam mengungkap peristiwa-peristiwa sosial yang perlu diketahui

oleh publik dilakukan secara timbal-balik. Fungsi televisi sebagai media

pendidikan, diharapkan dapat menanamkan pesan informasi yang memberi

pencerahan bagi pemirsa. Pemirsa dimotivasi untuk melakukan kegiatan yang

bermanfaat bagi dirinya sebagai warga negara maupun peranannya dalam

kehidupan bermasyarakat. Televisi layaknya menyajikan informasi yang benar,

akurat, valid antara pernyataan atau pesan yang diinformasikan dengan bukti atau

keadaan yang sebenarnya, sekaligus terbuka terhadap setiap kritik dan koreksi

yang dapat dipertangungjawabkan pada kepentingan publik. Fungsi televisi

sebagai media penghibur, pada dasarnya merupakan faktor penting sebagai

pendukung fungsi utama, yaitu menyampaikan informasi dan fungsi pendidikan.

Dengan nilai hiburan, diharapkan televisi memiliki nilai tambah bagi kecerdasan

dan kesejahteraan lahir batin pemirsa, dalam memenuhi kebutuhan hidup dari

suatu informasi. Pada tahap tertentu, televisi diharapkan pula memiliki kekuatan

dalam mempengaruhi pemirsa kalangan tertentu yang perlu didorong dan

Page 25: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

9

diarahkan pada suatu kepentingan, antara lain bagaimana mengadopsi suatu

temuan yang bermanfaat bagi kepentingannya.

Infotainment Televisi

Infotainment di televisi swasta cenderung merupakan bisnis yang

menjanjikan. Tayangan ini ada yang diproduksi oleh Production House, di luar

kelembagaan pers. Hasil penelitian Nielsen Media Research, menyatakan dari

jumlah belanja iklan di televisi sebesar 70% atau Rp. 16,22 Triliun, sebagian dari

jumlah itu diperoleh dari infotainment. Program infotainment tetap dinilai

kompetitif dengan program lain dalam hal meraih penonton, meskipun ditaruh

pada pukul 07.00, 09.00, 15.00 dan 16.00. Harga jual bervariasi, dari Rp. 15 juta

hingga Rp. 60 juta per episode. Rata-rata sekitar Rp 25 juta per episode. Nahwi

Rasul diacu dalam Fajar 2006 menjelaskan, Fatwa NU tentang pengharaman

infotainment merupakan penguatan gerakan Civil Society yang resisten terhadap

kebijakan publik yang distorsi akibat kepentingan ekonomi dan politik di industri

media. Hal ini merupakan wujud kejengkelan masyarakat terhadap kebijakan di

bidang penyiaran yang berpihak kepada industri dan mengorbankan hak-hak

publik. Tayangan infotainment tidak semuanya dipandang negatif, karena masih

banyak ditemukan pihak media yang masih memegang teguh nilai moral atau

nilai-nilai jurnalistik infotainment, sebagai kategori produk pemberitaan atau

informasi. Pemaparan pesan tersebut disajikan secara faktual dan objektif.

Pemirsa dapat memperoleh gambaran bahkan sekaligus pelajaran lewat tayangan

infotainment tersebut (Depkominfo 2006). Sebagai contoh, ada acara infotainment

yang mengungkap sisi positif artis dalam hal mengajak berbuat kebaikan demi

kemaslahatan rakyat secara luas yang patut ditiru oleh pemirsa televisi berupa

publikasi dari artis yang rajin beribadah, menolong orang kesusahan,

menyelenggarakan buka puasa bersama anak yatim dan mengadakan pengajian

akbar di rumahnya.

Departemen Komunikasi dan Informatika (2006) menjelaskan bahwa acara

infotainment hampir seluruhnya bernuansa hiburan dan menceritakan aib

selebritas. Unsur pendidikan hampir tidak ada. Pihak televisi tidak melakukan

fungsi media secara proporsional, yaitu fungsi informasi, pendidikan dan hiburan.

Page 26: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

10

Infotainment lazim disajikan di berbagai negara yang dilindungi oleh

prinsip kemerdekaan berekspresi. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat

menyatakan bahwa acara infotainment berisi tontonan dan tuntutan. Jadi suatu

lembaga penyiaran dapat menyajikan suatu acara infotainment selama tunduk

pada Undang-Undang penyiaran, Undang-Undang Pers, Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP), Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program

Siaran (P3-SPS) yang dikeluarkan oleh KPI dan Kode Etik Wartawan Indonesia

(KEWI).

McQuail (1992) dalam Depkominfo (2006), menjelaskan bahwa suatu

informasi, pertama, mengandung factualness untuk mengukur tingkat

korespondensi antara informasi dan fakta. Indikatornya main point, nilai

informasi, readability dan checkability. Kedua, accuracy sebagai kualitas

informasi yang juga penting bagi reputasi sumber informasi. Dimensi akurasi

meliputi verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber informasi dan akurasi sumber

penyajian, seperti konfirmasi terhadap sumber informasi, pencantuman sumber

informasi dan tidak ada kesalahan pengutipan data, nara sumber, tanggal, nama

dan alamat. Ketiga, completeness seperti memenuhi unsur 5W+1H. Keempat,

balance dan kelima, netrality atau ketidakberpihakan dalam keinformasian. Nilai informasi yang diharapkan dapat dipertanggungjawabkan kepada

publik (pemirsa), bahwa suatu informasi selayaknya mengandung kebenaran

antara yang disampaikan dengan kejadian atau peristiwa yang sebenarnya. Hal

tersebut menyangkut relevansi sumber, apakah informasi tersebut disampaikan

oleh seseorang yang sesuai bidangnya. Informasi bersifat akurat. Informasi yang

disajikan mencantumkan sumber informasi. Informasi sebagai hasil konfirmasi

dengan sumber beserta alamat dan tanggal kejadian. Informasi pun selayaknya

bersifat komplit, memenuhi berbagai unsur, antara lain memenuhi harapan

pemirsa terkait dengan jawaban apa dan siapa, dimana dan kapan, mengapa dan

bagaimana sesuatu hal yang diinformasikan, serta seimbang dan netral.

Mengacu pada pendapat McQuail tentang unsur suatu berita atau informasi

yang dapat dipertanggungjawabkan, maka dapat diasumsikan bahwa dalam

kategori infotainment, isi tayangan diharapkan memberikan solusi terhadap suatu

persoalan sebagai berikut:

Page 27: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

11

1. Sumbernya relevan, sesuai bidangnya, sehingga informasi akurat dengan

mencantumkan sumbernya.

2. Informasi merupakan hasil konfirmasi dengan sumber beserta alamat dan

tanggal kejadian.

3. Infotainment komplit, mengandung hal penting yang perlu diketahui oleh

pemirsa, terkait dengan jawaban mengenai apa dan siapa, dimana dan kapan,

serta mengapa dan bagaimana sesuatu hal yang diinformasikan.

4. Infotainment bersifat seimbang, antara lain mengungkap sesuatu hal yang

terkait dengan sumber “A dan B’ (yang menjadi topik informasi). Sehingga

diharapkan informasi netral, tidak timpang atau berat sebelah (memihak

kepada salah satu sumber informasi).

Format Tayangan Infotainment Televisi

Acara infotainment televisi menggambarkan suatu proses komunikasi

berupa rangkaian informasi tertentu yang disajikan dalam bentuk bincang-

bincang “gosip” yang menggambarkan dialog antara beberapa orang atau sumber

pembicara. Selain itu, bisa dalam bentuk liputan khusus (investigasi). Hal ini

menggambarkan adanya proses wawancara antara sumber atau pewawancara

(investigator) dan pihak yang diwawancarai, terkait dengan isu tertentu yang

menjadi topik informasi. Bentuk lainnya, berupa kompilasi informasi dari

beberapa periode waktu tertentu (penggabungan informasi) yang menggambarkan

adanya penyampaian informasi dari beberapa topik yang diungkap dan dipandu

oleh dua orang penyiar.

Indosiar (2008), memaparkan salah satu “Rundown” program REALITY

# 103 (terlampir). “Rundown program Reality Indosiar” salah satu contoh proses

komunikasi dalam format tayangan infotainment, sebagai salah satu pendekatan

yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan permasalahan penelitian. Karena

dimungkinkan ada kemiripan dengan format tayangan infotainment televisi lain,

dengan asumsi, pada dasarnya keragaman tayangan infotainment televisi merujuk

pada aturan umum yang menjadi dasar dari suatu program acara televisi. Dalam

hal ini seperti yang telah disebutkan dalam latar belakang, patokan program acara

televisi adalah selayaknya utuh, mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan

Page 28: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

12

dan penyelesaian masalah secara sistematis, sehingga sistematika dan

kesinambungan terjaga. (Gumilar 2008).

Berdasarkan gambaran rundown tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

tiga kategori dalam format tayangan infotainment televisi yang dimungkinkan

cenderung terkait dengan nilai informasi dan bobot muatan pesan infotainment,

yaitu dialog, narasi dan wawancara. Runtut format tayangan infotainment yang

berisi dialog interaktif, narasi dan wawancara sebagai satu proses komunikasi

memperlihatkan, apakah nilai keutuhan suatu acara sebagai patokan suatu

program televisi sudah terpenuhi atau belum.

Penjelasan tiga kategori format penayangan infotainment yaitu dialog,

narasi dan wawancara sebagai berikut:

1) Dialog (Interaktif) merupakan input manusia dan tanggapan langsung yang

membentuk percakapan antara komputer interaktif dan orang yang

memakainya (Febrian, 2004).

Input manusia, terkait dengan komunikasi timbal-balik, antara lain berupa

dialog antara sumber yang terlibat (sumber yang diinformasikan, saling

mendukung atau membantah), atau saat pihak tertentu saling berdialog

mengomentari sumber yang diinformasikan, secara langsung tatap muka atau

tidak langsung (menggunakan media/tanpa tatap muka), tersaji dalam

tayangan tersebut.

2) Narasi, terkait dengan penyajian infotainment tv dalam bentuk/tipe narasi.

Fisher diacuh dalam Littlejohn (1996) menyimpulkan bahwa narasi adalah

proses komunikasi. Hal ini berupa penyampaian pesan dari sumber kepada

sasaran. Pesan tersebut disampaikan dalam hal ini lewat media massa. Isi

cerita bersifat fiksi maupun non fiksi, berupa segala kejadian yang

disampaikan secara verbal dan non verbal, yang memiliki sederet peristiwa

yang diberi arti oleh khalayak sasarannya. Sisi penyampaiannya memerlukan

keutuhan dan ketepatan.

Keutuhan dan ketepatan, dengan demikian minimal merupakan dua unsur

yang terarah ada dalam suatu narasi. Keutuhan bisa terkait dengan ulasan

narasi oleh narator yang disertai dengan ungkapan selebritis atau tokoh yang

Page 29: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

13

diberitakan, sedangkan ketepatan dapat terkait dengan konsistensi atau

objektivitas antara ulasan narator dan ungkapan tohoh atau selebritis.

3) Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang Interviewee untuk

mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang sesuatu hal atau masalah.

Wawancara dapat dilakukan oleh pihak (interviewer) untuk keperluan,

misalnya penelitian atau penerimaan pegawai, maupun pekerjaan jurnalis.

Perbedaan penting antara wawancara dengan percakapan biasa, wawancara

bertujuan pasti (sehingga terstruktur atau terencana), menggali permasalahan

yang ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pemirsa (televisi),

namun berbeda dengan penyidik perkara atau interogator. Sehingga wartawan

atau interviewer tidak memaksa, tetapi membujuk orang agar bersedia

memberikan keterangan yang diperlukan, sehingga perlu meredam emosi.

(Arismunandar, 2006).

Persepsi Pemirsa tentang Acara Infotainment

Menurut Desiderato (1976), dalam Rachmat (1985), persepsi adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian makna

pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah

jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walau demikian, menafsirkan makna

informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi,

motivasi, dan memori.

Secara sederhana, persepsi pemirsa infotainment tv dapat disebut sebagai

suatu penafsiran seseorang tentang sesuatu hal, setelah memaknai sesuatu stimuli

atau rangsangan tentang sesuatu objek yang diperolehnya melalui panca indera.

Sesuatu objek tadi dapat berupa informasi yang diperoleh dari media massa

seperti televisi. Informasi yang dimaksudkan disebut sensasi. Tetapi, seseorang

menafsirkan makna suatu informasi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga

melibatkan faktor lain, seperti atensi (perhatian), motivasi (dorongan) dan memori

(ingatan atau pengalaman). Dalam hal tayangan infotainment di televisi, pemirsa

melakukan selektivitas (pemilihan) informasi sesuai yang dikehendakinya dan

memungkinkannya untuk mendekatkan diri (proximity) dengan informasi yang

dimaksud. Caranya adalah dengan melakukan perhatian penuh pada informasi

Page 30: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

14

tersebut dan mengabaikan perhatian pada informasi yang lain. Semakin dekat

pemirsa dengan informasi yang dikehendakinya maka semakin cermat atau

sempurna pemirsa menafsirkan (mempersepsi) makna pesan infotainment dari

televisi tersebut.

Faktor fakta, selektivitas, motivasi, memori atau pengalaman, kedekatan

dan kecermatan atau kesempurnaan pemaknaan pesan atau informasi, merupakan

unsur dalam proses pemirsa menafsirkan atau mempersepsi tayangan

infotainment. Faktor awal yang sangat berpengaruh dalam proses tersebut dimulai

dari unsur perhatian pemirsa terhadap stimuli pesan pada acara infotainment.

Andersen (1972), dalam Rachmat 1985) mempertegas apa yang dimaksud dengan

perhatian, sebagai faktor yang sangat mempengaruhi persepsi. Perhatian

(attention) adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi

menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya merendah. Perhatian terjadi

bila mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan menyampingkan

masukan-masukan melalui indra yang lain.

Persepsi merupakan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu dan

penafsiran pada stimuli indrawi yang dimulai dari perhatian pemirsa pada stimuli

berupa acara infotainment televisi. Pemirsa memperhatikan infotainment karena

memiliki motivasi atau dorongan untuk mengetahui sesuatu hal dan masuk ke

dalam memori (ingatan atau pengalamannya) sehingga memungkinkan pemirsa

melakukan selektivitas pada tayangan infotainment terkait, sesuai apa yang

diharapkannya. Pengalaman pemirsa sebelumnya tentang pesan pada acara

infotainment akan menentukan proximity (kedekatan) pemirsa pada informasi

yang lebih mendalam tentang hal tersebut. Pemirsa bisa mengabaikan pesan

infotainment dari saluran televisi yang lain. Semakin dekat pemirsa dengan acara

infotainment televisi tertentu, dimungkinkan pemirsa akan semakin cermat

memaknai informasi tersebut.

Andersen dalam Rakhmat (1985), mengemukakan bahwa sesuatu yang

diperhatikan pemirsa akan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.

Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat

eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan faktor personal sebagai

determinan internal.

Page 31: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

15

Empat sifat stimuli yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain

adalah gerakan, intensitas, kebaruan dan perulangan. Uraian ringkas dari sifat

stimuli adalah sebagai berikut:

1) Gerakan; manusia tertarik pada objek-objek yang bergerak.

2) Intensitas; manusia akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol

dibanding stimuli yang lain. Dengan demikian, menguatkan pemahaman

pemirsa terhadap isi pesan dalam tayangan infotainment dan sekaligus

memperkuat perhatiannya tentang sesuatu hal.

3) Kebaruan, (novelty); manusia akan tertarik perhatiannya pada hal-hal yang

baru, yang luar biasa dan yang berbeda dari sebelumnya, tidak hanya pada isi

pesan tetapi juga dari metode atau cara penyampaian tokoh atau sumber pesan

dalam tayangan infotainment.

4) Perulangan; hal-hal yang disajikan berkali-kali disertai dengan sedikit variasi

atau hal yang sudah dikenal sebelumnya, berpadu dengan unsur yang baru,

termasuk unsur sugesti (mempengaruhi bawah sadar pemirsa), akan dapat

menarik perhatian pemirsa terhadap acara infotainment yang ditayangkan

televisi. Pemirsa menjadi mungkin untuk melakukan seleksi di dalam

menonton tayangan infotainment sesuai dengan yang diharapkannya.

Menurut Rakhmat (1985), faktor internal penaruh perhatian adalah

menjelaskan kemampuan indera manusia untuk menunjukkan perhatian yang

selektif (selective attention), yang bisa lolos dari perhatian orang lain. Faktor

tersebut terkait dengan faktor biologis, meliputi kebutuhan terpenting seseorang

dalam memenuhi pencapaian tujuan atau keinginan yang diharapkan. Hal ini

dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan, pengalaman dan pendidikannya.

Persepsi pemirsa terhadap tayangan infotainment televisi, dengan demikian

diasumsikan dapat dilihat dari; apakah isi pesannya memiliki nilai informasi yang

mendidik dan menghibur (nilai pencerahan bagi pemirsa) dan apakah format

tayangan infotainment memiliki daya tarik bagi pemirsa. Faktor selektivitas

penaruh perhatian yang membentuk persepsi pemirsa terhadap nilai pencerahan

suatu informasi (infotainment), terkait dengan daya tarik kemasan pesan dalam

format tayangan infotainment, sebagai berikut.

Page 32: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

16

1. Nilai Pencerahan

Munthe dalam Gumilar 2008 menggambarkan tentang patokan program

acara televisi, antara lain adalah acara harus disajikan dengan kualitas baik.

Menurut Munthe dalam Gumilar (2008), penonton televisi selalu menuntut hasil

yang prima tanpa gangguan, karena mereka sangat mendambakan kenyamanan

pada saat menonton acara. Penyelenggara program acara televisi dengan demikian

memiliki kewajiban untuk memberikan yang terbaik kepada penonton, sehingga

acara disajikan dengan kualitas baik. Seseorang dapat mencapai pencerahan

(kesempurnaa pemikiran dan perbaikan tindakan yang terarah dan transparan)

antara lain dapat dicapai melalui arena dialog atau pertukaran pendapat.

Biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki jiwa moderen. “Modern dalam

berpikir dan bertingkahlaku ke arah yang lebih baik”, antara lain karena memiliki

pengalaman atau tingkat pendidikan yang memadai dalam memandang sesuatu hal

(pesan komunikasi). Hal tersebut sebagaimana disinggung Salim (2002), dinamika

sosial dalam masyarakat moderen bisa membimbing orang mencapai pencerahan

(kesempurnaan pikiran dan perbaikan tindakan secara sistematis dan transparan)

melalui arena debat-transformasi pernyataan.

Pengalaman atau tingkat pendidikan seseorang dengan demikian

memungkinkannya untuk dapat membedakan persepsinya terhadap nilai dari suatu

informasi (media massa televisi) yang memberi nilai pendidikan dan atau nilai

hiburan (nilai pencerahan). Terkait dengan infotainment televisi, Effendy (1993)

dalam Desti (2004), menyinggung fungsi media massa televisi sebagai berikut:

a) Fungsi Penerangan (The Information function) media yang mampu

menyiarkan informasi yang amat memuaskan yang disebabkan dua

faktor yang terdapat pada media massa audio visual. Dua faktor tersebut

adalah (a) immediacy (langsung, dekat); peristiwa yang disiarkan oleh

stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat

peristiwa itu berlangsung, dan (b) realism (fakta, nyata); stasiun televisi

menyiarkan informasinya secara audio visual dengan perantaraan

mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan. Jadi para pemirsa

melihat dan mendengar sendiri. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai

sarana penerangan, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran

Page 33: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

17

pandangan mata atau berita yang dibacakan maka seorang penyiar juga

dilengkapi dengan gambar-gambar yang faktual.

b) Fungsi pendidikan (The Educational Function); televisi merupakan

sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak

yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Televisi juga dapat

meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat dengan

menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur.

c) Fungsi hiburan; fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran tampak

dominan, karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup

beserta suaranya, sehingga dapat dinikmati oleh seluruh anggota

masyarakat termasuk khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan

yang tuna aksara.

Hasil penelitian Desti (2004) menjelaskan bahwa sebanyak 51% penonton

berita kriminal televisi menganggap tidak hanya sebagai informasi semata, tetapi

juga sebagai salah satu acara yang dapat menghibur dalam upaya melepaskan diri

dari permasalahan, melepas kelelahan dan kepenatan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Effendy (1993) yang menyatakan bahwa fungsi hiburan yang melekat

pada televisi siaran tampak dominan karena pada layar televisi dapat ditampilkan

gambar hidup beserta suaranya sehingga dapat dinikmati secara utuh. Dengan

demikian, infotainment sebagai informasi yang dikemas dalam bentuk berita,

merupakan tuntutan bagi pemirsa dalam memberi nuansa hiburan, pendidikan dan

penerangan.

2. Daya Tarik Format tayangan

Hanafiah (2007) menjelaskan bahwa daya tarik televisi di mata pemirsa

bukan pada kotak (bentuk) fisiknya, tetapi pada menu program yang telah

disuguhkan oleh televisi secara beragam. Atas alasan itu, televisi menjadi magnet

yang menyeret siapa saja sampai menjadi kebutuhan akan kehadirannya. Begitu

besar daya pikat televisi sehingga mampu mempengaruhi watak dan karakter

bahkan pola hidup (waktu) seseorang (pemirsa). Sains dan Televisi diacu dalam

Hanafiah (2007), menggambarkan televisi sebagai medium yang sangat bagus

untuk membagi informasi dan prinsip-prinsip ilmu kepada masyarakat secara luas.

Page 34: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

18

Melalui program-program televisi yang mendidik sambil menghibur kita dapat

meningkatkan daya tarik masyarakat untuk belajar ilmu atau pengetahuan.

Dayatarik bobot muatan pesan infotainment dalam bentuk dialog, narasi

dan wawancara, dengan demikian merupakan daya tarik dari format tayangan

infotainment. Keseluruhan bobot muatan ini dapat membentuk persepsi pemirsa

tentang tayangan infotainment televisi swasta tertentu, sehingga dimungkinkan

pula akan membentuk daya pikat terhadap pemirsa untuk selalu menonton atau

menerima pesan infotainment televisi tertentu atau bahkan sebaliknya

mengabaikannya karena terdedah tayangan infotainment dari media infotainment

lainnya seperti dari radio, media cetak atau media elektronik lainnya.

Karakteristik Pemirsa

Setiadi ( 2003) menjelaskan, variabel utama yang dapat digunakan sebagai

dasar pengelompokkan sasaran, yaitu demografi, geografi, psikografi dan

perilaku. Segmentasi geografi terkait dengan beberapa unit, seperti negara, kota

atau komplek perumahan. Segmentasi demografi antara lain terkait dengan umur,

jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan dan pendidikan. Segmentasi psikografi

terkait dengan cara-cara atau kebiasaan seseorang dalam bertingkahlaku.

Segmentasi perilaku terkait dengan tindakan atau tingkah laku seseorang sebagai

realisasi dari suatu keputusan.

Sampson dalam Rakhmat (1985) menggambarkan karakteristik individu

sebagai sifat atau ciri yang dimiliki seseorang yang berhubungan dengan semua

aspek kehidupan dan lingkungannya. Karakteristik tersebut terbentuk oleh faktor

biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis mencakup genetik, sistem

syaraf dan sistem hormonal. Sedangkan faktor sosiopsikologis terdiri dari

komponen-komponen kognitif (intelektual) yang berhubungan dengan kebiasaan

dan afektif (faktor emosional).

Krech and Crutchfield dalam Rakhmat (1985) antara lain menjelaskan

bahwa faktor yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi

karakteristik orang, seperti umur, pendidikan, status sosial ekonomi dan

pengalaman masa lalu. Faktor-faktor inilah yang memberi respons pada suatu

stimuli dan berhubungan nyata dengan persepsi seseorang tentang suatu stimuli.

Page 35: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

19

Berkaitan dengan pengalaman masa lalu seseorang (pemirsa) tentang

sesuatu informasi (infotainment) yang terdedah dari media infotainment dan

frekuensi menonton atau menerima infotainment tersebut, bisa memperkuat

kedekatannya dengan informasi tersebut. Dengan demikian dimungkinkan dapat

memperkuat pemaknaan pemirsa pada informasi (infotainment) tersebut sehingga

dapat menentukan aktivitasnya di masa yang akan datang antara lain bagaimana

mempersepsi infotainment dalam usaha memenuhi kebutuhan suatu informasi.

Menurut Setiadi (2003), pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap seseorang

terhadap sesuatu hal. Pengalaman pengguna suatu produk pada masa lalu

misalnya, akan memberikan evaluasi atas hal tersebut tergantung apakah hal

tersebut menyenangkan atau tidak. Jika menyenangkan, maka sikapnya di masa

mendatang akan positif, jika tidak menyenangkan maka sikapnya di masa

mendatang pun akan negatif. Cara-cara atau kebiasaan seseorang dalam bertingkahlaku sebagai

segmentasi psikografi sebagaimana disinggung setiadi tersebut diasumsikan

karena adanya faktor keterdedahan atau terpaan infotainment pada seseorang dari

media infotainment yang membuka ingatannya sebagai pengalaman masa lalu

pemirsa menonton atau menerima infotainment. Frekuensi seseorang menonton

atau menerima infotainment, akan memperlihatkan persepsinya tentang tayangan

infotainment. Khairil (1994) menjelaskan bahwa keterdedahan pada siaran melalui

radio dan televisi dipakai sebagai panduan kata “media exposure” yang

merupakan perilaku penggunaan media komunikasi. Keterdedahan media massa

tersebut merupakan aktivitas dalam mendengarkan radio dan menonton televisi.

Menyadur pendapat Blumer dalam Rakhmat (1985) yang mengemukakan

beberapa jenis kebutuhan akan informasi dan eksplorasi, yaitu kebutuhan untuk

melepaskan ketegangan dan untuk mencari hiburan serta kebutuhan akan identitas

diri.

Keterdedahan seseorang terhadap sesuatu informasi dari media massa radio

dan televisi, memungkinkan pula seseorang akan terdedah infotainment dari

beberapa media selain televisi dan radio yaitu seperti suratkabar, majalah atau

bulletin, internet, Handphone atau media lainnya. Menurut Jahi (1988) bahwa

akibat media exposure, dalam keadaan normal orang akan berperilaku atau

Page 36: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

20

berpartisipasi setelah memahami dan bersikap setuju terhadap isi pesan dari

media tersebut. Asmira (2006), menjelaskan bahwa frekuensi keterdedahan adalah

jumlah intensitas responden menonton informasi setiap hari dalam rentang waktu

seminggu, dikategorikan dengan jumlah frekuensi jarang, kurang sering dan

sering. Frekuensi keterdedahan diasumsikan sebagai frekuensi seseorang

menonton atau menerima infotainment yang terdedah dari media tertentu seperti

televisi swasta, radio, suratkabar, majalah atau bulletin, Handphone maupun

media lainnya. Frekuensi tersebut dihitung berdasarkan jumlah intensitas

seseorang menerima informasi tersebut setiap hari dalam seminggu.

Berdasarkan tinjauan di atas, karakteristik individu (pemirsa) infotainment

merupakan ciri-ciri atau sifat-sifat individual yang berhubungan dengan semua

aspek kehidupan dan lingkungan seseorang. Hal ini terkait dengan bagaimana

pemirsa terstimuli infotainment dari televisi swasta tertentu yang berisi dialog

interaktif, narasi dan wawancara. Proses ini akan membentuk persepsi pemirsa

tentang tayangan suatu infotainment, mencakup kategori nilai informasi yang

mendidik dan menghibur (nilai pencerahan yang bermanfaat bagi kepentingan

publik) dan kategori dayatarik format tayangannya. Penelitian ini menetapkan

beberapa karakteristik dalam dimensi demografi yang diamati, yakni meliputi

jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan. Pada dimensi psikografi yang

diamati terkait dengan keterdedahan pemirsa pada infotainment dari media

infotainment seperti televisi swasta, pengalaman masa lalu pemirsa atau

seseorang menonton atau menerima infotainment dan frekuensi menonton atau

menerima infotainment. Masing-masing dimensi demografi dapat dijelaskan,

sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin (laki dan perempuan) seseorang (pemirsa infotainment) yang

berbeda, dimungkinkan akan mempersepsi infotainment yang berbeda pula.

Banyak didapat bukti pria dan wanita berbeda untuk beberapa hal penting

tertentu, misalnya wanita dapat memproses informasi secara berbeda-beda

daripada pria, dan tampaknya lebih sabar, telaten dan kurang begitu dominan

seperti pria. Atau wanita sebaliknya, cenderung menilai tinggi barang milik yang

dapat memperkuat hubungan personal dan sosial.

Page 37: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

21

Departemen Komunikasi dan Informatika (2006) menjelaskan bahwa tidak

hanya wanita yang cenderung menonton tayangan infotainment, akan tetapi

sebanyak 42,86% menunjukkan bahwa pemirsa infotainment adalah laki-laki.

Laki-laki dan perempuan dengan demikian memiliki kecenderungan perbedaan

secara emosional, mental dan fisik yang dimungkinkan akan bisa memperkuat

persepsinya terhadap sesuatu hal termasuk infotainment. Yuniati (2008),

menjelaskan bahwa wanita dan pria memiliki kondisi yang berbeda secara fisik

biologis maupun psikologis sebagai sumber dari perbedaan fungsi dan peran yang

diemban oleh pria dan wanita, sehingga mempengaruhi pola hubungan sosial yang

terbentuk di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, wanita dihadapkan pada

kewajiban untuk melaksanakan dan menyelenggarakan tiga fungsi atau peran

(Bamberger diacu dalam Yuniati 2008) yaitu:

a) Fungsi reproduksi, seperti mengurus anak dan mengatur atau mengelola

urusan rumah tangga.

b) Fungsi produksi, terkait dengan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh wanita

dalam rangka membantu perekonomian keluarga.

c) Fungsi manajemen kemasyarakatan, terkait dengan pengaruh pola dan tata

cara wanita dalam pengelolaan lingkungan dan pemeliharaan infrastruktur

komunitas.

Sonny (2008) menjelaskan tentang perbedaan secara mental atau

emosional bahwa wanita cenderung lebih bersifat pribadi dibandingkan pria.

Wanita memiliki minat yang lebih dalam terhadap orang dan perasaan, sementara

pria lebih berminat terhadap hal-hal praktis yang dapat dipahami dengan logika.

Osborne dalam Sonny 2008 menyatakan bahwa wanita cenderung menjadi

“bagian intim” dari orang-orang yang mereka kenal dalam hal-hal di sekelilingnya

dan menyatu dengan lingkungannya. Seorang pria berhubungan dengan orang dan

situasi, namun biasanya tidak membiarkan identitasnya dijalin bersama orang lain.

Emosi wanita berkaitan erat dengan orang dan tempat disekelilingnya, maka

wanita membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan dibandingkan pria. Seorang pria dapat menyimpulkan manfaat dari

suatu perubahan dengan logis dan menjiwainya dalam beberapa menit. Wanita

memusatkan perhatian pada akibat yang bisa muncul dari perubahan tersebut dan

Page 38: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

22

kesulitan-kesulitan yang mungkin akan melibatkan dirinya dan keluarganya. Ia

memerlukan waktu untuk melakukan penyesuaian awal sebelum dapat mulai

melihat keuntungan-keuntungan dari perubahan yang terjadi.

2. Umur

Umur atau usia dapat dihitung sejak awal kelahiran seseorang hingga batas

kehidupan atau kematian. Usia seseorang dapat pula dikategorikan sebagai masa

anak-anak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua (manula). Tiap kelompok

usia memiliki nilai dan perilaku yang berbeda. Setiadi (2003) menjelaskan bahwa

terkadang seseorang yang dewasa mengaku usianya masih muda atau sebaliknya

remaja menganggap dirinya sudah dewasa. Usia subjektif atau usia kognitif adalah

usia yang sebenarnya dapat dianggap sebagai usia yang tepat bagi diri pribadi

seseorang. Namun realita di masyarakat lebih mengutamakan usia kronologis atau

usia nyata. Kategori responden penelitian dalam hal ini dibatasi yaitu individu

yang sudah dewasa berusia 17 tahun ke atas.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pengetahuan, yang dapat diperoleh

seseorang melalui jenjang formal resmi seperti SD, SLTP, SLTA atau Perguruan

Tinggi. Sedangkan non formal atau jenjang tidak resmi, seperti penataran atau

pelatihan secara langsung atau tatap muka atau tidak langsung lewat media seperti

televisi. Setiadi (2003) menjelaskan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang

merupakan unsur dari kepribadian orang yang bersangkutan. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan yang dimiliki, seseorang semakin mantap serta lebih berhati-

hati dalam menentukan keputusan. Badan Pusat Statistik (2008), menjelaskan

bahwa pendidikan yang dicapai merupakan salah satu indikator kualitas hidup

manusia serta menunjukkan status sosial dan status kesejahteraan seseorang.

Semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka dapat diharapkan

semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan orang yang bersangkutan maupun

anggota rumah tangganya. Jenjang pendidikan yang dicapai oleh kepala rumah

tangga dapat digunakan untuk melihat gambaran kasar kualitas sosial maupun

tingkat ekonomi dari rumah tangga yang bersangkutan.

4. Pekerjaan

Page 39: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

23

Pekerjaan merupakan indikator aktivitas seseorang yang bisa menentukan

status sosial dan gengsi seseorang dalam keluarga yang berorientasi pada status

ekonomi atau sumber keuangan. Menurut Desti (2004), aktivitas yaitu kegiatan

khalayak penonton yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diri atau

keluarganya, antara lain ditandai dengan mendapatkan imbalan, dengan kategori

pelajar atau mahasiswa, karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara

Nasional Indonesia (TNI) atau Polisi Republik Indonesia (Polri), ibu rumah

tangga, wiraswasta, dan tidak bekerja. Setiadi (2003) menjelaskan, pekerjaan

merupakan status seseorang sebagai indikator tunggal terbaik mengenai kelas

sosial dan merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise

dan kehormatan. Status seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilan yang

berhubungan dengan status orang lain di dalam pekerjaan. Asmira (2006)

menjelaskan bahwa jenis pekerjaan adalah kegiatan ekonomis yang dilakukan

oleh responden setiap hari.

Page 40: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

24

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kerangka Pemikiran

Pemirsa infotainment televisi swasta, memiliki karakteristik secara

demografik, yaitu berdasarkan kategori jenis kelamin, umur, pendidikan dan

pekerjaan. Bobot muatan pesan infotainment sebagai stimuli yang disajikan oleh

televisi tertentu melalui keragaman format tayangan dimungkinkan akan

memperlihatkan keragaman persepsi pemirsa tentang tayangan infotainment

tersebut berdasarkan keragaman karakteristik pemirsanya. Pada dimensi

psikografik menggambarkan ciri-ciri atau identitas pemirsa berdasarkan

keterdedahan pemirsa pada infotainment dari media infotainment antara lain

televisi swasta, pengalaman masa lalu pemirsa menonton atau menerima

infotainment dan frekuensi pemirsa menonton atau menerima infotainment.

Kemasan format tayangan infotainment dalam bentuk dialog interaktif,

yaitu menggambarkan adanya percakapan atau komunikasi timbal balik antara

tokoh atau selebritis yang diinformasikan, antara selebritis dan pihak tertentu, atau

antara pihak lain, secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (tanpa tatap

muka). Biasanya dialog interaktif disisipkan pada proses narasi. Percakapan

tersebut dapat berupa pernyataan saling mendukung atau saling bertentangan.

Kemasan dalam bentuk narasi, yaitu menggambarkan ulasan pesan oleh narator

tentang peristiwa atau kejadian yang terkait dengan tokoh atau selebritis yang

diinformasikan, disertai dengan sisipan dialog atau wawancara atau hasil

wawancara pihak terkait, serta rekaman kejadian atau peristiwa. Sehingga akan

bisa memperlihatkan keutuhan dan ketepatan informasi. Sedangkan kemasan

dalam bentuk wawancara atau hasil wawancara, yaitu berupa tanya jawab pihak

televisi dengan tokoh yang diberitakan atau pihak tertentu, secara terstruktur atau

terencana dan sistematis, guna menggali permasalahan yang terkait dengan topik

yang dibahas. Kemasan tersebut bisa disajikan secara langsung atau dalam bentuk

rekaman. Biasanya disisipkan dalam proses narasi. Hal ini dimungkinkan bisa

mencerminkan daya tarik format tayangan infotainment bagi pemirsa, sehingga

persepsi pemirsa sebagai nilai yang berarti diharapkan bisa memberikan masukan

bagi beberapa kalangan dalam perkembangan pertelevisian di Indonesia. Dari

format tayangan infotainment berupa dialog interaktif, narasi dan wawancara

Page 41: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

25

(rekaman hasil wawancara pihak televisi) tersebut, juga akan dapat diketahui,

dalam format yang mana cenderung bisa memperkuat bobot muatan pesan suatu

tayangan.

Pemirsa infotainment televisi, pada dasarnya membutuhkan suatu

informasi, dimulai dari perhatiannya secara selektif pada stimuli (infotainment)

yang ditayangkan televisi dan lamanya perhatian tersebut, karena adanya motivasi

atau dorongan untuk mengetahui sesuatu dari suatu informasi (infotainment).

Pengalaman atau ingatannya tentang hal tertentu dan menentukan kedekatan

pemirsa pada informasi tersebut, sehingga akan memperkuat pemahaman atau

pemaknaan dan penafsiran, sebagai persepsi pemirsa terhadap infotainment

tersebut. Hal itu menyangkut nilai informasi maupun dayatarik format tayangan

infotainment. Pemirsa akan bisa mempertahankan pilihannya pada pesan

infotainment televisi tertentu jika pemirsa menganggap pesan pada acara tersebut

berkesan baginya. Antara lain, apakah baru isi pesannya atau baru dalam hal

penyajian tayangannya, apakah informasinya dianggap objektif dan faktual atau

hanya gosip belaka, sebagai dayatarik infotainment bagi pemirsa. Pesan dalam

acara infotainment tersebut dimungkinkan bisa sebagai dasar bagi pemirsa dalam

membantu mencari jalan ke luar atas persoalan yang dihadapi. Pemirsa pun

berharap televisi tertentu tetap memenuhi harapan-harapan pemirsa pada sesuatu

hal yang dibutuhkannya, jika tidak, dimungkinkan pemirsa berpaling pada

infotainment televisi yang lain, maupun dari media lain atau sumber lain secara

selektif, sebagai peneguhan atau kepercayaan atau keyakinan pada acara

infotainment yang bisa memenuhi kebutuhannya, sesuai dengan situasi dan

kondisi yang ada dalam diri pemirsa.

Page 42: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

26

PERSEPSI

Y (Pemahaman atau Pemaknaan dan penafsiran)

- Nilai Informasi yang men-didik dan menghibur (Nilai Pencerahan).

- Daya Tarik format tayangan infotainment.

Hubungan antar variabel tersebut bila divisualisasikan pada Gambar 2.

Peubah bebas Peubah terikat

D

Gambar 1 Kerangka Pemikiran hubungan karakteristik pemirsa pada dimensi demografi dan

dimensi psikografinya dengan persepsi pemirsa tentang acara Infotainment televisi.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Terdapat hubungan nyata antara karakteristik pemirsa pada dimensi

demografi dan dimensi psikografinya dengan persepsi pemirsa tentang acara

infotainment televisi swasta.

KARAKTERISTIK Demografis: X1 Jenis Kelamin X2 Umur X3 Pendidikan X4 Pekerjaan

Psikografis : X5 Keterdedahan pemirsa Menonton/ menerima infotainment X6 Pengalaman masa lalu X7 Frekuensi menonton atau menerima infotainment

Page 43: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

27

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian menggunakan metode survei deskriptif korelasional, yaitu

mendeskripsikan secara sistematis karakteristik populasi secara faktual dan

cermat. Langkah ini untuk menghimpun data, menyusun data secara statistik dan

mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti. Hubungan dapat

bersifat positif atau negatif. Tujuannya meneliti sejauh mana variasi pada satu

faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Menurut Nazir (2003), metode

deskriptif yaitu membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta serta menjelaskan hubungan antara fenomena yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan korelasi sederhana (Simple Corelation), yaitu

membahas tentang peubah X (Karakteristik demografi), meliputi jenis kelamin,

umur, pendidikan dan pekerjaan, serta pada dimensi psikografi meliputi

Keterdedahan pemirsa pada infotainment, pengalaman masa lalu pemirsa dan

Frekuensi menonton infotainment.

Ciri peubah X tersebut hubungannya dengan peubah Y (persepsi) pemirsa

infotainment televisi swasta pada dimensi pemahaman atau pemaknaan dan

penafsiran dilihat dari nilai informasi yang mendidik dan menghibur (nilai

pencerahan) dan dayatarik format tayangan, apakah pada dialog interaktif, narasi

atau wawancara. Peubah X (karakteristik pemirsa secara demografis dan pada

dimensi psikografisnya) diduga akan memperlihatkan korelasi dengan peubah Y

(persepsi pemirsa). Karakteristik pemirsa di perumahan Gaperi Bojong Depok

Baru, RT 01 dan RT 02, RW 18, Bojong Gede, Bogor, memperlihatkan Kondisi

bauran karakteristik dari berbagai latar belakang masyarakat dari wilayah

nusantara, yang memiliki ciri berbeda sebagai bentuk karakteristik masyarakat

wilayah desa-kota.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian diadakan di Perumahan Gaperi Rt 01 dan Rt 02, Rw 18, Desa

Bojong Gede, Kecamatan Bojong Gede, Bogor.

Page 44: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

28

Waktu penelitian

Penelitian mencapai target waktu dua bulan setengah dari tanggal 10

Nopember 2008 sampai dengan 26 Januari 2009 untuk mengumpulkan data

primer dan data sekunder di lapangan serta pengolahan data, dengan harapan pula

pencapaian anggaran sekaligus kualitas dapat dipertahankan secara efisien dan

efektif.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah pemirsa infotainment televisi swasta yang sudah

dewasa terdiri dari laki-laki dan perempuan yaitu berusia 17 tahun ke atas.

Bingkai sampel (frame sampling) sampel diambil dari seluruh warga Gaperi Rt 01

dan Rt 02 Rw 18. Sampel penelitian

Sampel penelitian adalah warga penghuni rumah Rt 01 dan Rt 02 Rw 18

yang sudah dewasa berusia 17 tahun ke atas, terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Responden adalah penghuni rumah di perumahan Gaperi tersebut yang menonton

acara infotainment pada pagi hingga petang hari mulai pukul 05.00-18.00, dengan

unit analisis individu. Penarikan sampel dilakukan secara acak sederhana

ditentukan 50% (80 orang) dari jumlah populasi 160 orang, dengan pertimbangan

sebagai berikut: secara geografis responden ada dalam satu wilayah pemukiman,

sehingga peneliti lebih mudah mengumpulkan data; biaya penelitian relatif kecil;

waktu penelitian relatif singkat; secara metodologi 50% besar sampel diharapkan

akan mencapai hasil yang sempurna atau mendekati presisi yang tinggi.

Data dan Instrumentasi

Data

Data penelitian diperoleh dari informasi berbagai pihak yang terkait,

meliputi data primer dan data sekunder, sebagai berikut:

1. Data primer, didapat dari wawancara langsung dengan responden melalui

kuesioner yang dibagikan kepadanya untuk diisi.

2. Observasi lapangan untuk mengamati kondisi responden secara psikologis

terkait dengan karakteristik sosial budaya secara langsung dan aktivitas

Page 45: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

29

pemirsa menonton acara infotainment di stasiun televisi swasta tertentu

dengan persepsinya tentang tayangan infotainmen tersebut. Data sekunder diperoleh melalui sumber-sumber terkait, yaitu: (1) data

atau dokumen dari petugas Kantor Desa Bojong Gede, (2) RW 18, (3) RT 01 dan

(4) RT 02 dan dokumen program acara televisi tentang format tayangan

infotainment dan studi kepustakaan.

Instrumentasi

Instrumentasi data primer dibangun dalam bentuk kuesioner. Kuesioner

dikelompokkan menjadi dua bagian:

(1) berkaitan dengan pendataan karakteristik responden secara demografik dan

pada dimensi psikografiknya.

(2) pertanyaan kepada responden mengenai persepsinya tentang tayangan

infotainment televisi swasta.

Definisi Operasional

Peubah penelitian terdiri dari Karakteristik demografi pemirsa (jenis

kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan) serta pada dimensi psikografi yaitu

keterdedahan pemirsa pada infotainment, pengalaman masa lalu pemirsa pada

infotainment dan frekuensi pemirsa menonton infotainment dengan persepsinya

tentang infotainment televisi swasta. Perlu terlebih dahulu diberi batasan (definisi

operasional) untuk memudahkan pengukuran indikator dan menganalisis data

penelitian.

Karakteristik Demografis Responden

X1 Jenis kelamin, merupakan perbedaan seks responden, dengan kategori (1) laki-

laki dan (2) perempuan, dengan skala nominal.

X2 Umur, diukur berdasarkan usia responden sejak lahir hingga saat penelitian

berlangsung, dihitung dalam satuan tahun, yaitu responden yang beusia 17

tahun ke atas, dengan menggunakan skala rasio.

X3 Pendidikan responden, merupakan jenjang pendidikan formal yang telah

ditempuh responden berdasarkan satuan tahun, menggunakan skala ordinal

dengan kategori (1) tamat SD, (2) tamat SMP, (3) tamat SMA, (4) Diploma

(5) Sarjana.

Page 46: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

30

X4 Pekerjaan, merupakan kedudukan responden yang melakukan aktivitas

tertentu. Kategori pekerjaan: (1) pelajar atau mahasiswa (2) karyawan

swasta (3) PNS (4) TNI atau Polri (5) Ibu rumah tangga (6) wiraswasta

(7) tidak bekerja atau menganggur, diukur dengan skala nominal.

Karakteristik Psikografis Responden

X5 Keterdedahan responden pada infotainment, merupakan keterdedahan

seseorang pada infotainment dari media massa infotainment seperti (1)

televisi swasta (2) radio (3) suratkabar (4) majalah atau bulletin (5) internet

(6) handphone maupun (7) media lainnya, digunakan skala nominal.

X6 Pengalaman masa lalu, merupakan pengalaman (memory) responden pada

tayangan infotainment. Jika pengalamannya menyenangkan maka kesannya

bisa positif atau mendukung, seperti untuk mengetahui apakah responden

(3) selalu menonton (2) kadang-kadang menonton atau (1) tidak pernah

menonton, diukur dengan skala ordinal.

X7 Frekuensi responden menonton atau menerima infotainment, merupakan

frekuensi seseorang menonton atau menerima infotainment yang terdedah

dari media infotainment televisi. Frekuensi tersebut dihitung berdasarkan

jumlah intensitas seseorang menonton infotainment tersebut setiap hari dalam

seminggu, diukur dengan skala ordinal (1) jarang (2) kurang sering (3) sering.

Persepsi Pemirsa (Responden) Infotainment

Persepsi pemirsa (responden) tentang acara infotainment televisi swasta

merupakan pandangan dan penilaian responden tentang tayangan infotainment di

media televisi swasta meliputi dimensi pemahaman atau pemaknaan dan

penafsirannya, apakah mengandung nilai informasi yang mendidik sekaligus

memberikan penjelasan tertentu pada sesuatu hal dan menghibur (melepaskan diri

dari permasalahan, kelelahan dan kepenatan). Dimensi ini diukur dengan Skala

Likert dengan kategori responden (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3)

kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju (dari indikator nilai informasi). Dimensi

itu pun terkait pada daya tarik format tayangan infotainment bagi pemirsa apakah

pada format dialog interaktifnya, narasi atau pada wawancaranya (rekaman hasil

wawancara pihak televisi) dalam insert atau sisipan pada tayangan infotainment,

diukur menggunakan skala ordinal (Skala Likert), dengan kategori (1) tidak

Page 47: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

31

pernah ada muatan daya tarik format tayangan (2) jarang (3) kadang-kadang (4)

sering (5) sangat sering.

Kategori nilai informasi yang mendidik dan menghibur serta dayatarik

format tayangan infotainment bagi pemirsa, dioperasionalkan sebagai berikut:

Pilihan pemirsa pada acara infotainment tv tertentu dimungkinkan karena

pemirsa memiliki kepentingan atau kebutuhan maupun keinginan yang diharapkan

dari informasi tersebut. Tayangan infotainment memenuhi harapan tersebut dapat

dilihat melalui proses verbal dan non-verbal untuk mengetahui bagaimana muatan

nilai informasi yang mendidik dan menghibur serta format tayangan yang

dimungkinkan memberi kekuatan pada proses tayangan, apakah pada dialog

interaktifnya, narasi atau pada wawancaranya yang ditayangkan melalui insert

atau sisipan.

Nilai informasi yang mendidik dan menghibur dengan sendirinya pesan

memberikan penjelasan pada sesuatu hal yang diyakini atau bisa dipercaya oleh

pemirsa. Hal tersebut dimaksudkan, isi pesan bersifat dinamis (mengandung

kebenaran dan dapat dibuktikan oleh siapa saja dan kapan saja). Tulus dan jujur

(mengungkap fakta apa adanya) bukan terkesan hasil rekayasa. Tanggap pada hal-

hal baru. Mengajarkan atau mengarahkan pemirsa untuk dapat menerima pesan

tanpa kesan menggurui dan meyakinkan pula bahwa pesan tersebut untuk tujuan

pemirsa. Pesan bersifat persuasif (membujuk pemirsa pada sesuatu hal yang

penting) dan pesan mengarahkan terjadinya dialog timbal-balik antara sumber

yang diberitakan. Dengan kata lain, pesan peduli pada kepentingan sumber terkait

atau pemirsa. Pesan cocok atau kongruen dengan sistem nilai yang dimiliki tokoh

yang diberitakan (cocok antara yang diberitakan dengan ungkapan sumber),

(objektif) artinya apa adanya atau tidak melebihkan sehingga pesan berguna untuk

memecahkan masalah bagi diri tokoh maupun pihak lain. Televisi pun dianggap

berpengalaman menayangkan acara tersebut sehingga pemirsa memiliki

pengalaman menonton acara dari televisi tersebut. Dengan kata lain, pemirsa

percaya pada acara infotainment televisi tertentu antara lain karena dianggap

komplit menyajikan informasi yang dibutuhkan. Pesan bersifat etis (mengandung

norma kesopanan atau etika moral) dalam mengungkap suatu peristiwa secara

Page 48: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

32

bertanggungjawab, sehingga merupakan hal yang bersifat melindungi untuk

dipertontonkan.

Dayatarik format tayangan pada acara infotainment televisi swasta meliputi

dayatarik format dialog interaktif antara sumber yang diberitakan atau dengan

pihak tertentu dalam suatu tayangan. Sedangkan format narasi, terkait dengan

ulasan dari narator menyangkut topik yang dibahas, terkait dengan unsur

keutuhan (ada pemberitaan atau informasi tentang sumber dan ada komentar dari

sumber tentang topik yang dibahas) dan unsur ketepatan (konsistensi atau

objektivitas antara yang diinformasikan dengan ungkapan sumber). Format

wawancara merupakan tanya-jawab secara terstruktur dan langsung tatap muka

antara pihak media atau pewawancara dengan artis atau tokoh yang

diinformasikan maupun kepada pihak tertentu, atau tidak langsung merupakan

rekaman komentar artis atau pihak tertentu sebagai hasil wawancara pihak

televisi.

Ketiga hal tersebut ditayangkan secara runtut. Kekuatan nilai informasi

bagi pemirsa dimungkinkan bisa diperkuat melalui pesan verbal (kata-kata) yang

diucapkan dan pesan non-verbal (simbol atau bahasa isyarat) oleh selebritis atau

pihak tertentu saat proses komunikasi terjadi, seperti:

• Tipe kinestetik (aktivitas tubuh), seperti mimik, gerak-gerik, ekspresi

wajah, tokoh atau pihak tertentu yang menjadi topik pembicaraan.

Proksemik atau penggunaan ruang, seperti lamanya pemberitaan atau

ungkapan tokoh, atau tata ruang (lingkungan) saat komunikasi terjadi.

Penampilan fisik, seperti penggunaan presenter laki-laki atau perempuan,

dua orang atau satu orang, cantik atau ganteng, gaya rambut dan

sensualitas.

Haptik (penggunaan sentuhan), seperti terjadi sentuhan dalam

berkomunikasi antara pelaku yang diberitakan atau antara presenter yang

menandakan keakraban maupun memperlihatkan sifat damai berupa

sentuhan tangan atau belaian. Sentuhan lainnya bisa menyangkut tata

ruang atau lingkungan saat terjadi komunikasi seperti mengepalkan tangan

ke atas menyertai teriakan atau gerakan tayangan ke atas tanda ajakan

atau dukungan.

Page 49: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

33

Vokalik, seperti artikulasi suara tokoh yang jelas dan intonasi yang lantang

serta tata bahasa yang baik.

Kronemik (penggunaan waktu), dapat berupa pemotongan atau penggalan

kata-kata tokoh atau pihak tertentu yang tidak tepat waktu, bisa

mengurangi pemaknaan pesan.

Artifak atau penggunaan objek, seperti terkait dengan benda-benda atau

lingkungan pendukung berupa penggunaan teks atau catatan saat selebritis

atau pihak tertentu berbicara, maupun penggunaan accesoris yang tidak

mendukung eksisnya pelaku komunikasi. Hal tersebut bisa memberi kesan

prima atau tidaknya pihak tersebut dalam berbicara.

Kontak pandang dengan lawan komunikasi guna meyakinkan pembicara

maupun topik yang dibahas.

Suara atau pembicaraan yang bermakna, merupakan artikulasi dan intonasi

yang jelas dan lantang, guna meyakinkan kepribadian pembicara. Pemirsa

bisa menilai prima tidaknya pihak pembicara, dan menandakan kepedulian

pembicara pada topik yang dibicarakan.

Olah visual, seperti pelaku komunikasi berbicara dengan kepribadian,

yaitu dengan wajah, tangan dan tubuh untuk meyakinkan lawan komunikasi atau

pihak lain guna menanamkan kesan yang mendalam pada suatu persoalan.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas instrumen

Validitas instrumen menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut mengukur

apa yang ingin diukur. Dengan demikian kuesioner perlu diperkuat validitasnya

agar mampu mewakili indikator peubah penelitian yaitu melalui penyusunan

daftar pertanyaan yang dibangun dengan cara (1) mencari definisi-definisi para

ahli tentang konsep yang ada di literatur; (2) mendiskusikan konsep tersebut

dengan para ahli yang kompeten sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan sesuai

indikator peubah yang diukur; (3) menanyakan definisi konsep yang diukur

kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama

dengan responden (Singarimbun & Effendy 2006).

Page 50: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

34

Reliabilitas instrumen

Alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika

bersifat mantap atau stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan

(predictability). Suatu alat ukur dikatakan mantap atau tidak berubah-ubah

pengukurannya apabila alat ukur tersebut digunakan berkali-kali mampu

memberikan hasil yang tidak bervariasi. (Neuman dalam Suryadi 2000).

Uji Validitas dan Reliabilitas instrumen dilakukan melalui uji coba

kuesioner pada pemirsa infotainment yang memiliki karakteristik relatif sama

dengan calon responden. Uji Coba dilakukan kepada 20 pemirsa infotainment di

perumahan Gaperi, Desa Kedung Waringin, Bojong Gede Bogor. Hasil Uji coba

instrumen dengan Cronbach Alpha menunjukkan, hasil uji reliabilitas setiap

variabel penelitian untuk 85 items pertanyaan didapat nilai sebesar 0,965

(α=0,05;db=18) bila dibandingkan dengan nilai untuk responden (n) 20 sebesar

0,956 (α=0,05;db=18) maka kuesioner baik peubah bebas (X) maupun peubah tak

bebas (Y) dinyatakan sangat valid dan sangat reliabel.

Pengumpulan Data

Data penelitian digunakan sumber dari:

1. Data primer, yaitu kuesioner yang diberikan kepada responden untuk diisi.

2. Wawancara langsung dengan responden, terkait dengan pertanyaan yang ada

dalam kuesioner.

Prosedur pelaksanaan penelitian, sebagai berikut:

1. Observasi lapangan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan

dengan penelitian, sehingga peneliti yakin bahwa penelitian perlu dan dapat

dilakukan.

2. Menyebarkan kuesioner berupa beberapa pertanyaan sesuai indikator peubah

penelitian dan wawancara dengan responden terkait dengan pertanyaan yang

ada dalam kuesioner.

3. Data sekunder melalui observasi langsung dan dokumen yang terkait dengan

penelitian, yaitu ketua Rt 01 dan Rt 02 Rw 18, Perumahan Gaperi

Bojong Gede, Kantor Desa Bojong Gede, Kecamatan Bojong Gede, Bogor.

Page 51: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

35

Analisis Data

Data yang diperoleh secara deskriptif menggunakan analisis statistik

deskriptif berupa: frekuensi, prosentase, rataan, rataan skor dan total rataan skor.

Untuk menganalisis hubungan antara peubah X dan Y, yang meliputi

hubungan karakteristik demografis individu dengan persepsi dan karakteristik

psikografis dengan persepsi, yang menggunakan skala ordinal, dianalisis dengan

menggunakan uji korelasi rank Spearman (Singarimbun & Effendi 2006).

Sedangkan yang menggunakan skala nominal meliputi karakteristik jenis kelamin

dan pekerjaan, dianalisis dengan menggunakan Chi Square serta menggunakan

program SPSS Versi 13,0 for Windows (Uyanto 2006).

Page 52: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

36

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kondisi Geografis dan Demografis

Wilayah Desa Bojong Gede ada pada ketinggian tanah dari permukaan

laut + 40 m. Curah hujan 300 mm per thn dengan suhu udara rata-rata 32 0C.

Desa Bojong Gede merupakan wilayah pemukiman atau perumahan seluas

167,325 Ha, wilayah pertokoan atau perdagangan 2,76 Ha, perkantoran 0,45 Ha,

pasar desa 0,25 ha dan tanah wakaf 0,74 ha.

Berdasarkan SK Bupati Bogor Nomor 141/16/KPTS/HUK/2003, tanggal

16 Januari 2003, secara administratif, Desa Bojong Gede masuk dalam wilayah

Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten/Kota Dati II Bogor. Luas wilayah 275.499

Ha dan dengan batas wilayah terdiri dari:

1. Sebelah utara: Desa Bojong Baru.

2. Sebelah Selatan: Desa Kedung Waringin.

3. Sebelah Barat: Desa Susukan atau Desa Sukmajaya.

4. Sebelah Timur: Kecamatan Cibinong.

Berdasarkan pendataan penduduk hingga Tahun 2008, Desa Bojong Gede

memilikiki 5.699 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari 109 Rukun Tangga (RT) dan

24 Rukun Warga (RW). Dua Rukun Tetangga diantaranya adalah RT 01 dan RT

02 RW 18 Bojong Gede Indah, letaknya bersebelahan dengan Dusun atau

Kampung Kelapa Dua RT 01 RW 02.

Berdasarkan data kewarganegaraan, penduduk Desa Bojong Gede

berjumlah 28.284 orang terdiri dari laki-laki 17.631 orang dan perempuan 10.653

orang. Mayoritas penduduk beragama Islam yaitu 27.717 orang, Kristen 365

orang dan selebihnya menganut atau beragama lain, dengan bidang pembangunan

sarana peribadatan: 13 Masjid dan dua Mushollah.

Kelompok tenaga kerja cenderung berusia antara 27-56 tahun. Tingkat

pendidikan warga terdiri dari TK 2,34%, SD-SMA 87,03%, Diploma 7,37% dan

Sarjana 3,26%. Mata pencaharian penduduk cenderung berkisar sebagai karyawan

swasta atau wiraswasta, seperti pedagang, petani, buruh tani dan pertukangan.

Selebihnya sebagai pegawai pemerintah, seperti PNS, POLRI atau TNI dan

pensiunan.

Page 53: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

37

Potensi Desa Bojong Gede dan Karakteristik Masyarakat Bojong Gede

Bojong Gede merupakan salah satu wilayah pusat perhatian developer

dalam bisnis perumahan dan menjadi incaran pihak tertentu dalam mencari hunian

tempat bermukim. Relatif mudahnya sarana transportasi, karena dekat dengan

stasiun kereta api, sehingga hal ini menjadi salahsatu alasan pula bagi para

developer mengiklankan bisnis tersebut antara lain lewat Billboard yang

terpancang di pinggir jalan atau pusat keramaian kota. Bojong Gede relatif lebih

dekat ke wilayah Bogor, secara geografis mendukung sebagai wilayah yang cukup

sejuk dan nyaman untuk beristirahat, belajar atau berkonsentrasi maupun

beraktivitas lainnya karena cukup jauh dari keramaian kota. Dua hal tersebut

cukup beralasan sebagaimana disampaikan oleh Bapak Zamhor, Sekretaris Desa

Bojong Gede bahwa Bojong Gede merupakan wilayah desa-kota karena semakin

padat penghuni perumahan juga dengan adanya lintasan kereta api Bogor, Depok

dan Jakarta Kota yang seakan memperdekat wilayah desa dan kota. Berbagai

peluang lainnya terbuka lebar seperti pebisnis mini market, agen suratkabar atau

media lainnya. Media massa pun eksis di tengah kehidupan masyarakat Desa

Bojong Gede sebagai alat komunikasi dan informasi, sehingga tidak tertutup

kemungkinan Infotainment merupakan informasi yang dapat menempati posisi

tertentu di hati penggemarnya.

Karakteristik Pemirsa Infotainment

Karakteristik demografis

Karakteristik merupakan kondisi atau keadaan pemirsa sebagai unit

analisis, meliputi karakteristik demografis terdiri dari jenis kelamin, umur,

pendidikan dan pekerjaan, serta karakteristik psikografis meliputi keterdedahan

pemirsa pada infotainment, pengalaman masa lalu dan frekuensi menonton atau

menerima infotainment. Karakteristik demografi dan psikografi ada

kecenderungan memiliki korelasi dengan persepsi pemirsa tentang infotainment

pada nilai informasi (mendidik dan menghibur atau memberikan pencerahan) dan

dayatarik format tayangan (dialog, narasi dan wawancara). Hasil analisis

menunjukkan, hanya jenis kelamin yang tidak terdapat asosiasi terhadap nilai

informasi dan dayatarik format tayangan infotainment. Data ini menunjukkan,

Page 54: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

38

baik pemirsa pria maupun wanita pada dasarnya cenderung menganggap

infotainment sebagai informasi hiburan dan relatif menganggap setuju atau tidak

setuju infotainment memiliki nilai informasi dan tayangannya memuat atau tidak

memuat dayatarik format tayangan. Hal tersebut berhubungan dengan kedekatan

pemirsa dalam memaknai dan menafsirkan atau menginterpretasikan

(mempersepsi) sejauh mana memiliki kepentingan dan usaha dalam memenuhi

kebutuhan suatu informasi dari tayangan infotainment.

Sejalan dengan perkembangan media massa terutama pertelevisian di

Indonesia yang marak menayangkan infotainment dengan ragam format dan

penamaan masing-masing, memberi nuansa temuan hasil penelitian mengenai

persepsi pemirsa tentang tayangan infotainment di televisi, tidak terkecuali bagi

penghuni di perumahan Gaperi Bojong Gede Indah Rt 01 dan RT 02 RW 18 Desa

Bojong Gede, 200 meter ke arah Stasiun Kereta Api, Bojong Gede, Bogor.

Responden penelitian adalah warga perumahan Gaperi “Genteng Biru”

Bojong Gede Indah Rt 01 dan RT 02, Rw 18, letaknya berbatasan dengan warga

Kampung Kelapa Dua, Bojong Gede yang mayoritas warga betawi dan beragama

Islam. Kondisi ini memperlihatkan bauran karakteristik dari berbagai latar

belakang masyarakat dari wilayah nusantara, sebagai wilayah desa kota. Menurut

Koestoer (1997), di wilayah desa kota estimasi pertumbuhan penduduk yang

berasal dari migrasi dan permintaan kebutuhan perumahan perlu diperhatikan,

antara lain kepedulian masyarakat menuju lingkungan bersih terhadap harkat

hidup bersama melalui kesadaran perbaikan taraf hidup dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangga. Kondisi umum warga daerah perumahan wilayah desa

kota yang mengerti akan kualitas lingkungan yang baik sebagai pendorong

pembangunan yang positif terhadap dampak dan “tetesan” bagi wilayah

tetangganya.

Perumahan warga “Gaperi” merupakan lintas wilayah Bogor, Depok

hingga Kota Jakarta, sehingga merupakan bauran wilayah yang menguntungkan.

Untuk menjangkau wilayah ini, dalam kondisi stabil, dari arah Stasiun Kota dapat

ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kereta api ekspres atau satu jam

menggunakan kereta api ekonomi. Sedangkan dari arah Bogor dapat ditempuh

sekitar 15 menit menggunakan kereta api ekonomi atau 45 menit menggunakan

Page 55: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

39

mobil angkutan kota. Karakteristik masyarakat memperlihatkan logat bahasa serta

pergaulan sebagai bauran dari budaya Betawi, Sunda, Jawa, bahkan mewakili

provinsi wilayah Indonesia.

Hal yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat salah satunya terkait

dengan kebutuhan informasi yang terbuka yang sebagian diperjualbelikan lewat

media cetak pada transportasi kereta api lintas Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang

dan Bekasi (Jabodetabek). Penyebaran informasi dari media cetak maupun

elektronik seperti televisi di wilayah desa-kota yang heterogen, cukup rentan dan

diharapkan tetap terealisasi dan terkontrol oleh sumber media maupun pihak yang

terkait, sehingga setiap informasi dalam jaringan sosial diharapkan tetap dapat

memberikan dampak yang positif, seperti pengaruh berita infotainment yang

marak disajikan di televisi swasta.

Infotainment yang marak disajikan antara lain oleh tujuh stasiun televisi

swasta, kini makin gencar bersaing, hingga tahun 2009 tercatat ada lebih dari 17

televisi yang ada di Indonesia, di antaranya menyajikan tayangan infotainment

selama 15 jam atau dalam satu minggu lebih dari 210 episode (Silvana, 2008).

Keragaman format dan penamaan infotainment pun menunjukkan persaingan yang

kuat merebut rating tertinggi dari pemirsanya (Irianto 2009). Hal ini ditandai

dengan adanya beberapa tayangan yang dihentikan dan diganti dengan format dan

penamaan yang baru. Contoh, RCTI menyajikan infotainment dengan nama

“SILET JERITAN “ yang relatif tergolong tayangan baru. Isi pesannya antara lain

menggambarkan suka duka artis dalam mendidik dan merawat perkembangan

anaknya yang “autis” atau memiliki keterbelakangan fisik maupun mental.

Latar belakang pemirsa dari faktor umur, pendidikan, pekerjaan,

keterdedahan pada infotainment, pengalaman masa lalu pemirsa tentang

infotainment serta frekuensi pemirsa menonton atau menerima infotainment

memperlihatkan korelasi yang relatif bervariasi.

Page 56: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

40

Tabel 2. Karakteristik Demografis Pemirsa Infotainment di Bojong Gede, Bogor, 2009

No.

Karakteristik Pemirsa

Kategori

Jumlah Jiwa Persen

1. Jenis Kelamin Laki-laki 21 26,25% Perempuan 59 73,75%

2. Umur > 20 tahun 17 21,25% > 30 tahun 21 26,25% >40 tahun 25 31,25% > 50 tahun 10 12,5% > 60 tahun 7 8,75% 3. Pendidikan Tamat SD 1 1,25% Tamat SMP 1 1,25% Tamat SMA 28 35% Diploma 20 25% Sarjana 30 37,5% 4. Pekerjaan Tidak Bekerja/Menganggur 4 5% Pelajar/Mahasiswa 5 6,25% Ibu Rumah Tangga 37 46,25% Karyawan Swasta/Wiraswasta 26 32,5% PNS/POLRI/TNI 8 10%

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan pemirsa

infotainment adalah ibu rumah tangga (37 dari 59 orang). Pendidikan ibu-ibu

rumah tangga ini terbesar adalah berkisar pada pendidikan SD-SMA (54,05%) dan

sarjana (16,22%) sisanya berpendidikan diploma (29,73%).

Karakteristik psikografis

Tabel 3 menunjukkan, bahwa sebanyak 80 pemirsa infotainment terdedah

dari media televisi. Beberapa pemirsa ada pula yang terdedah infotainment dari

media lain, di antara keterdedahannya dari media televisi tersebut yaitu dua orang

dari Radio, 33 orang dari Surat Kabar, 27 orang dari Majalah atau Tabloid, tujuh

orang dari Internet dan tidak ada yang terdedah dari Handphone.

Tujuh stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar,

Trans7 dan TransTV menyajikan 32 program infotainment dengan penamaan yang

berbeda dan enam kategori pilihan pada materi infotainment yang disenangi

pemirsa, yaitu perceraian atau perselingkuhan, pembunuhan, narkoba, karier, aksi

sosial dan materi lain-lain. Data menunjukkan bahwa sebanyak 26 pemirsa

menentukan pilihan materi yang disenangi adalah tentang perceraian atau

Page 57: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

41

perselingkuhan. Beberapa pemirsa ada yang menyenangi beberapa materi

infotainment yang bervariasi di antara pilihan tersebut, yaitu 18 orang tentang

pembunuhan, 22 orang tentang narkoba, 45 orang tentang karier, 37 orang tentang

aksi sosial dan empat orang masing-masing pada pilihan materi lain-lain, yaitu

tentang politik, perkawinan, keluarga dan informasi yang utuh, yaitu berita tanpa

mengandung unsur hiburan.

Tabel 3. Keterdedahan dan Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa, Bojong Gede, 2009

Jumlah Pilihan Pemirsa Infotainment dan Media Massa

Jumlah Pilihan Pemirsa Pada Kesenangan Materi Infotainment

TV R SK M/T NET HP PC PB NKB Kr AS LL 80 2 33 27 7 _ 26 18 22 45 37 4

Ket: TV (televisi), R (radio), SK (Surat Kabar), M/T (Majalah/Tabloid, NET (Internet), HP (Handphone), PC (Perceraian/Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), Kr (Karier), AS (Aksi Sosial), LL (Lain-lain)

Hubungan antara keterdedahan pemirsa pada infotainment 7 stasiun

televisi yang menyangkut enam kategori materi yang disenangi pemirsa tersebut

di atas, dengan frekuensi pemirsa menonton infotainment dalam seminggu (Tabel

4) dan pengalaman masa lalunya tentang infotainment, terkait dengan 32

penamaan tayangan (Tabel 5), menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4 menunjukkan bahwa kecenderungan dari 80 pemirsa menonton

infotainment televisi selama tujuh hari atau setiap hari dalam seminggu, yaitu

sebanyak 26 orang ibu rumah tangga (32,5%). Tabel 4. Frekuensi Pemirsa Menonton Infotainment dalam Seminggu, Bojong Gede, 2009

Hari Jumlah Persen % 1 hari 13 16,25 2 hari 14 17,5 3 hari 16 20 4 hari 6 7,5 5 hari 4 5 6 hari 1 1,25 7 hari 26 32,5

Jumlah 80 100,0% Dari tujuh stasiun televisi yang dipelajari ada sebanyak 32 penamaan

tayangan. Masing-masing penamaan dari tiap stasiun televisi tersebut adalah:

(1) RCTI: memiliki lima acara infotainment yaitu Go Spot, Kabar-Kabari, Cek &

Ricek , Silet dan Peri Gosip.

Page 58: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

42

(2) SCTV: memiliki delapan acara infotainment yaitu Was-Was, Gosip Apa

Gosip, Otista, Kasak-Kusuk, Hot Shot, Hallo Selebriti, Bibir Plus dan Sketsa

Selebritis.

(3) TPI memiliki empat acara infotainment yaitu Kassel,Go Show, Kipas-Kipas

dan Sindanglaia.

(4) Antv memiliki empat acara infotainment yaitu Betis, Top Gosip, Mata-Mata

dan Bukan Gosip.

(5) Indosiar memiliki dua acara infotainment yaitu Kiss dan Sensor.

(6) Trans7 memiliki empat acara infotainment yaitu Star 7, Kabar Idola, Blow Up

dan

Klise.

(7) Trans TV memiliki lima acara infotainment yaitu Insert, Insert pagi, Insert

Sore,

Kroscek dan BEBI (Bebas Bicara).

Tabel 5 menunjukkan hasil studi bahwa sebanyak 10 pemirsa yang selalu

menonton Cek & Ricek dan 14 pemirsa selalu menonton Silet dari RCTI serta 10

pemirsa selalu menonton Insert Trans TV. Kecenderungan 61 pemirsa kadang-

kadang menonton Insert Trans TV dan 62 pemirsa kadang-kadang menonton

Cek&Ricek RCTI serta 60 pemirsa kadang-kadang menonton KISS dari Indosiar.

77 orang tidak pernah menonton Sindanglaia TPI, 76 orang tidak pernah

menonton Blow Up Trans 7, serta 75 orang tidak pernah menonton Kipas-Kipas

TPI dan 75 orang tidak pernah menonton BEBI (Bebas Bicara) Trans TV.

Tabel 5. Pengalaman Masa Lalu Pemirsa Pada Infotainment, Bojon Gede, 2009 Acara Infotainment

Televisi Pengalaman Masa Lalu

Selalu Kadang-Kadang Tidak Pernah 1. Cek & Ricek 10 62 2. Silet 14 3. Insert 10 61 3. Kiss 60 4. Sindanglaia 77 5. Blow up 76 6. Kipas-Kipas 75 7. Bebi (Bebas Bicara) 75

Persepsi Pemirsa Infotainment

Keterdedahan pemirsa pada infotainment televisi menunjukkan bahwa

setiap pemirsa secara bervariasi ada yang menyenangi infotainment tidak hanya

Page 59: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

43

pada satu pilihan materi infotainment saja dari enam kategori pilihan materi

(Pc/Psl, PB, NKB, KR, AS, LL). Dilihat dari perbedaan karakteristik jenis

kelamin laki-laki dan perempuan yang menyenangi materi infotainment, secara

random diambil sampel 50% dari jumlah pemirsa laki-laki dan perempuan (10

orang dari 21 pemirsa laki-laki dan 30 orang dari 59 pemirsa perempuan),

menunjukkan hasil sebagai berikut:

Dari 10 pemirsa laki-laki dan 30 pemirsa perempuan, persentase 18 pilihan

pemirsa laki-laki yang menyenangi materi infotainment dari enam kategori pilihan

materi (Tabel 6), yaitu terbesar pada pilihan materi tentang karier dan aksi sosial,

masing-masing sebanyak lima pilihan (27,8%) dan sisanya tentang narkoba tiga

pilihan (16,6%), perceraian dan pembunuhan, masing-masing dua pilihan (11,1%)

dan satu pilihan materi lain-lain tentang perkawinan (5,6%). Sebanyak 64 Pilihan

pemirsa perempuan yang menyenangi materi infotainment, terbanyak adalah 22

pilihan (34,4%) berkisar tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial 15 pilihan

(23,5%), perceraian 10 pilihan (15,6%), narkoba delapan pilihan (12,5%),

pembunuhan tujuh pilihan (10,9%) dan dua pilihan materi lain-lain tentang politik

(3,1%). Tabel 6. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Berdasarkan Jenis Kelamin, Bojong Gede,

2009 Jenis

Kelamin

Materi tayangan infotainment

Pc/Psl

%

PB

%

NKB

%

KR

%

AS

%

LL

%

Jml

%

Laki2 2 11,1 2 11,1 3 16,6 5 27,8 5 27,8 1 5,6 18 100

Peremp. 10 15,6 7 10,9 8 12,5 22 34,4 15 23,5 2 3,1 64 100

Ket: Pc/Psl (Perceraian/Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), KR (Karier), AS (Aksi Sosial), LL (Lain-lain)

Dilihat dari umur pemirsa, sebanyak 18 pilihan pemirsa laki-laki yang

menyenangi materi infotainment (tabel 7), yang berumur >20 tahun terbanyak

2dua pilihan (66,7%) tentang aksi sosial, selebihnya tentang karier satu pilihan

(33,3%). Pemirsa yang berumur >30 tahun terbanyak dua pilihan (40%) tentang

narkoba, selebihnya tentang karier dan perceraian serta pembunuhan, masing-

masing satu pilihan (20%). Pemirsa yang berumur >40 tahun yaitu berkisar

tentang karier, aksi sosial dan materi tentang perkawinan, masing-masing satu

pilihan (33,3%). Pemirsa yang berumur >50 tahun terbanyak tentang karier dua

Page 60: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

44

pilihan (33,2%) selebihnya aksi sosial, perceraian, pembunuhan dan narkoba,

masing-masing satu pilihan (16,7%). Pemirsa yang berumur >60 tahun hanya satu

pilihan (100%) materi tentang aksi sosial. Tabel 7. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Laki-Laki Berdasarkan Umur, Bojong Gede,

2009 Umur Materi tayangan infotainment

Pc/Psl %

PB %

NKB %

KR %

AS %

LL %

Jml %

>20 - - - - - - 1 33,3 2 66,7 - - 3 100>30 1 20 1 20 2 40 1 20 - - - - 5 100 >40 - - - - - - 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100 >50 1 16,7 1 16,7 1 16,7 2 33,2 1 16,7 0 - 6 100 >60 0 - 0 - 0 - 0 - 1 100 0 - 1 100 Jumlah 2 11,1 2 11,1 3 16,7 5 27,8 5 27,8 1 5,5 18 100

Ket: Pc/ Psl (Perceraian/Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), KR (Karier), AS (Aksi Sosial), LL (Lain-lain)

Sebanyak 63 pilihan pemirsa perempuan yang menyenangi materi

infotainment (Tabel 8), yang berumur >20 tahun yaitu terbesar enam pilihan

(37,5%) tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial empat pilihan (25%),

perceraian tiga pilihan (18,75%), narkoba dua pilihan (12,5%) dan pembunuhan

satu pilihan (6,25%). Pemirsa yang berumur >30 tahun yaitu terbanyak tujuh

pilihan (31,8%) tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial lima pilihan

(22,7%), perceraian empat pilihan (18,2%), pembunuhan tiga pilihan (13,6%),

narkoba dua pilihan (9,1%) dan materi lain-lain tentang politik satu pilihan

(4,6%). Pemirsa yang berumur >40 tahun yaitu terbanyak enam pilihan (37,5%)

tentang karier, sisanya tentang aksi sosial empat pilihan (25%), pembunuhan dan

narkoba masing-masing dua pilihan (12,5%), perceraian dan materi lain-lain yaitu

tentang politik masing-masing satu pilihan (6,25.%). Pemirsa yang berumur >50

tahun yaitu terbanyak tentang perceraian dan narkoba, masing-masing dua pilihan

(28,55%), selebihnya pembunuhan, karier dan aksi sosial, masing-masing satu

pilihan (14,3%). Pemirsa yang berumur >60 tahun hanya pada materi tentang aksi

sosial dan karier, masing-masing satu pilihan (50%).

Page 61: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

45

Tabel 8. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Perempuan Berdasarkan Umur, Bojong Gede, 2009

Umur Materi tayangan infotainment Pc/Psl

% PB

%NKB

%KR

%AS

%LL

% Jml

%>20 3 18,75 1 6,25 2 12,5 6 37,5 4 25 - - 16 100 >30 4 18,2 3 13,6 2 9,1 7 31,8 5 22,7 1 4,6 22 100 >40 1 6,25 2 12,5 2 12,5 6 37,5 4 25 1 6,25 16 100 >50 2 28,55 1 14,3 2 28,55 1 14,3 1 14,3 - - 7 100 >60 - - - - - - 1 50 1 50 - - 2 100Jumlah 10 15,9 7 11,1 8 12,7 21 33,3 15 23,8 2 3,2 63 100

Ket: Pc/Psl (Perceraian/Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), KR (Karier), AS (Aksi Sosial), LL (Lain-lain)

Sebanyak 18 pilihan pemirsa laki-laki yang menyenangi materi

infotainment (Tabel 9), yang berpendidikan SD-SMA yaitu terbanyak dua pilihan

(33,2.%) tentang narkoba, selebihnya tentang karier, aksi sosial, perceraian dan

pembunuhan, masing-masing satu pilihan (16,7%). Pemirsa yang berpendidikan

Diploma yaitu hanya satu pilihan (100%) pada materi karier. Pemirsa yang

berpendidikan Sarjana terbanyak empat pilihan (36,3%) yaitu tentang aksi sosial,

selebihnya tentang karier tiga pilihan (27,3%), perceraian, Pembunuhan, narkoba

dan materi lain-lain yaitu tentang perkawinan, masing-masing satu pilihan (9,1%). Tabel 9.. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Laki-Laki Berdasarkan Pendidikan, Bojong

Gede, 2009 Umur Materi tayangan infotainment

Pc/Psl %

PB %

NKB %

KR %

AS %

LL %

Jml %

SD-SMA 1 16,7 1 16,7 2 33,2 1 16,7 1 16,7 - - 6 100 DIPLOMA - - - - - - 1 100 - 0 - 0 1 100SARJANA 1 9,1 1 9,1 1 9,1 3 27,3 4 36,3 1 9,1 11 100Jumlah 2 11,1 2 11,1 3 16,6 5 27,8 5 27,8 1 5,6 18 100

Ket: Pc/Psl (Perceraian/Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), KR (Karier), AS (Aksi Sosial), LL (Lain-lain)

Sebanyak 63 pilihan pemirsa perempuan yang menyenangi materi

infotainment (Tabel 10), yang berpendidikan SD-SMA yaitu terbanyak empat

pilihan (40%) tentang aksi sosial , selebihnya tentang karier tiga pilihan (30%),

narkoba, perceraian dan pembunuhan, masing-masing satu pilihan (10%).

Pemirsa yang berpendidikan Diploma terbanyak tujuh pilihan (29,1%) tentang

karier, selebihnya tentang perceraian, pembunuhan narkoba dan aksi sosial,

masing-masing empat pilihan (16,7%) dan materi lain-lain tentang politik satu

pilihan (4,1%) . Pemirsa yang berpendidikan Sarjana yaitu terbanyak sembilan

pilihan (31,1%) tentang karier, selebihnya tentang aksi sosial dan perceraian,

Page 62: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

46

masing-masing tujuh pilihan (24,1%), narkoba tiga pilihan (10,3%), pembunuhan

dua pilihan (6,9%) dan materi lain-lain yaitu tentang politik satu pilihan (3,5%). Tabel 10. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Perempuan Berdasarkan Pendidikan,

Bojong Gede, 2009

Umur Materi tayangan infotainment

Pc/Psl %

PB %

NKB %

KR %

AS %

LL %

Jml %

SD-SMA 1 10 1 10 1 10 3 30 4 40 - - 10 100 DIPLOMA 4 16,7 4 16,7 4 16,7 7 29,1 4 16,7 1 4,1 24 100 SARJANA 7 24,1 2 6,9 3 10,3 9 31,1 7 24,1 1 3,5 29 100 Jumlah 12 19,1 7 11,1 8 12,7 19 30,2 15 23,8 2 3,1 63 100

Ket: Pc/Psl (Perceraian/Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), KR (Karier), AS (Aksi Sosial), LL (Lain-lain)

Begitu juga berdasarkan pekerjaan pemirsa, sebagai berikut:

Sebanyak 18 pilihan pemirsa laki-laki yang menyenangi materi

infotainment (Tabel 11), yang tidak bekerja yaitu terbanyak dua pilihan (50%)

tentang narkoba, selebihnya tentang perceraian dan pembunuhan, masing-masing

satu pilihan (25%). Pemirsa pelajar atau mahasiswa dan ibu rumah tangga tidak

ada pilihan. Pemirsa karyawan swasta atau wiraswasta cenderung pada pilihan

materi tentang karier dan aksi sosial, masing-masing empat pilihan (33,4%),

selebihnya tentang pembunuhan, narkoba, perceraian dan materi lain-lain yaitu

tentang perkawinan, masing-masing satu pilihan (8,33%). Pemirsa pegawai negeri

sipil atau Polri maupun TNI hanya menyenangi materi pada pilihan tentang karier

dan aksi sosial, masing-masing satu pilihan (50%). Tabel 11. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Laki-Laki Berdasarkan Pekerjaan,

Bojong Gede, 2009

Umur Materi tayangan infotainment

Pc/Psl %

PB %

NKB %

KR %

AS %

LL %

Jml %

TB 1 25 1 25 2 50 - - - - - - 4 100 Pljr/Mhs - - - - - - - - - - - - - - IBU RT - - - - - - - - - - - - - - KSW/WRS 1 8,33 1 8,33 1 8,33 4 33,4 4 33,4 1 8,33 12 100 PNS/POLRI/TNI - - - - - - 1 50 1 50 0 - 2 100 Jumlah 2 11,1 2 11,1 3 16,7 5 27,8 5 27,8 1 5,5 18 100

Ket:TB (Tidak Bekerja), Pljr/Mhs (pelajar atau Mahasiswa), IBU RT (Ibu Rumah Tangga), KSW/WRS (Karyawan Swasta atau Wiraswasta), PNS/POLRI/TNI (Pegawai Negeri Sipil atau Polisi Republik Indonesia atau Tentara Nasional Indonesia), Pc/Psl (Perceraian atau Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), KR (Karier), AS (Aksi Sosial), LL (Lain-lain)

Sebanyak 62 Pilihan pemirsa perempuan yang menyenangi materi

infotainment (Tabel 12), pemirsa yang tidak bekerja tidak memiliki pilihan.

Pemirsa pelajar atau mahasiswa cenderung pada pilihan materi tentang karier dan

Page 63: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

47

aksi sosial, masing-masing tiga pilihan (30%), sisanya tentang pembunuhan dua

pilihan (20%), perceraian dan narkoba masing-masing satu pilihan (10%). Pemirsa

Ibu rumah tangga terbanyak delapan pilihan (28,6%) tentang karier, selebihnya

tentang perceraian enam pilihan (21,4%), aksi sosial lima pilihan (17,8%),

pembunuhan empat pilihan (14,3%), narkoba 3 pilihan (10,7%) dan materi lain-

lain tentang politik dua pilihan (7,2%). Pemirsa karyawan swasta atau wiraswasta

terbanyak delapan pilihan (42,1%) tentang karier, selebihnya tentang materi aksi

sosial enam pilihan (31,6%), pembunuhan dan narkoba masing-masing dua

pilihan (10,5%) dan perceraian satu pilihan (5,3%). Pemirsa Pegawai Negeri Sipil

atau Polri maupun TNI cenderung pada pilihan materi tentang narkoba dua pilihan

(40%), selebihnya tentang perceraian, pembunuhan dan aksi sosial, masing-

masing satu pilihan (20%). Tabel 12. Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa Perempuan Berdasarkan Pekerjaan,

Bojong Gede, 2009

Umur Materi tayangan infotainment

Pc/Psl %

PB %

NKB %

KR %

AS %

LL %

Jml %

TB - - - - - - - - - - - - - - Pljr/Mhs 1 10 2 20 1 10 3 30 3 30 - - 10 100 IBU RT 6 21,4 4 14,3 3 10,7 8 28,6 5 17,8 2 7,2 28 100 KSW/WRS 1 5,3 2 10,5 2 10,5 8 42,1 6 31,6 - - 19 100 PNS/POLRI/TNI 1 20 1 20 2 40 - - 1 20 - - 5 100 Jumlah 9 14,5 9 14,5 8 12,9 19 30,6 15 24,2 2 3,3 62 100 Ket: TB (Tidak Bekerja), Pljr/Mhs (pelajar atau Mahasiswa), IBU RT (Ibu Rumah Tangga),

KSW/WRS (Karyawan Swasta atau Wiraswasta), PNS/POLRI/TNI (Pegawai Negeri Sipil atau Polisi Republik Indonesia atau Tentara Nasional Indonesia), Pc/Psl (Perceraian atau Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), Kr) (Karier), AS (Aks Sosial), LL (Lain-lain)

Hasil analisis korelasi rank Spearman (Tabel 13) menunjukkan bahwa

nilai koefisien korelasi yang terkait dengan materi dan peubah nilai informasi

bernilai positif (+), sementara dengan peubah dayatarik bernilai negatif (-). Hasil

pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai-p (0,008) untuk korelasi antara materi

dan nilai informasi lebih kecil dari (α=0,05) serta nilai-p (0,367) untuk korelasi

antara materi dan dayatarik lebih besar dari (α=0,05). Kesimpulan yang dapat

diambil adalah terdapat korelasi positif antara materi dan persepsi pemirsa tentang

nilai informasi suatu infotainment, dimana semakin banyak materi tayangan

infotainment yang ditonton seorang pemirsa, maka ia cenderung akan

menganggap bahwa tayangan infotainment memiliki nilai informasi. Tetapi, tidak

Page 64: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

48

terdapat korelasi antara materi dan persepsi pemirsa tentang dayatarik format

tayangan infotainment.

Kecenderungan pemirsa (ibu rumah tangga) sejumlah 52,2% menganggap

infotainment memiliki nilai yang mendidik dan menghibur atau memberikan

pencerahan dan pemirsa karyawan swasta (53,8%) yang menganggap infotainment

tidak mendidik dan menghibur atau tidak mencerahkan pemirsa. Ada korelasi

nyata antara materi dan nilai informasi sebesar 0,268. Artinya, materi infotainment

seputar perceraian atau perselingkuhan, pembunuhan, narkoba, karier, aksi sosial

atau materi lainnya sebagai pilihan yang disenangi pemirsa menentukan nilai

suatu informasi infotainment, dengan demikian tentang materi tidak termasuk

peubah yang berdiri sendiri tetapi sudah menyatu dalam pembahasan tentang

peubah nilai informasi. Konsistensi atau objektivitas informasi menentukan

infotainment memiliki nilai informasi, sebagaimana hasil analisis pada Tabel 13

(lampiran) yang menunjukkan ada korelasi nyata antara peubah nilai informasi

dengan peubah dayatarik format tayangan infotainment sebesar 0,264. Artinya,

infotainment yang menyajikan materi tentang perceraian atau perselingkuhan,

pembunuhan, narkoba, karier, aksi sosial dan lain-lain, memiliki nilai informasi

yang mendidik dan menghibur atau memberikan nilai pencerahan dapat didukung

oleh objektivitas informasi, antara lain lewat narasinya dan pernyataan artis yang

bersangkutan lewat dialog atau hasil wawancara dengan pihak televisi

(wartawan). Materi yang disenangi pemirsa biasanya menentukan kedekatan

pemirsa dengan tayangan tersebut, sehingga bisa menentukan kekuatan

pemaknaan dan penafsiran atau interpretasi (persepsi) pemirsa tentang informasi

tersebut.

Page 65: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

49

Tabel 13. Korelasi Peubah Umur, Pendidikan, Frekuensi, Pengalaman, Materi, Keterdedahan dan Persepsi Pemirsa tentang Nilai Informasi dan Daya Tarik Format Tayangan Infotainment, Bojong Gede, 2009

n=80 X

Y

Umur

Pendidikan

Keterdedahan

Frekuensi

Pengalaman

Materi

Y1 rho

sig

-0.131

0.123

-0.223*

0.023

0.158

0.081

0.456**

0.000

0.916**

0.000

0.268**

0.008

Y2 rho

sig

-0.389**

0.000

-0.059

0.301

-0.044

0.350

0.124

0.137

0.214*

0.028

-0.038

0.367

Uji satu sisi (one tailed), level 0.01** (korelasi sangat nyata-sangat kuat), level 0.05* (korelasi nyata-kuat) Ket: X= Karakteristik Responden, Y= Persepsi Pemirsa Infotainment, X1= nilai informasi,Yi=

dayatarik format tayangan, Rho=koefisien korelasi, sig=signifikansi

Kecenderungan korelasi selanjutnya antara peubah karakteristik

demografis dan psikografis pemirsa dengan persepsinya tentang nilai informasi

dan dayatarik format tayangan infotainment, dengan uji rank Spearman maupun

uji Chi-Square sebagai berikut:

Berdasarkan Peubah Jenis kelamin Tabel 14. Jenis Kelamin Pemirsa Infotainment dan Nilai Informasi, Bojong Gede, 2009

Jenis Kelamin Nilai Informasi Total Setuju Tidak Setuju

Laki-laki 16 (23,9%)

5 (38,5%)

21 (26,4%)

Perempuan 51 (76,1%)

8 (61,5%)

59 (73,6%)

Total 67 (100,0%)

13 (100,0%)

80 (100,0%)

Tabel 14 menunjukkan, hasil Uji Chi-Square nilai-p untuk pengujian

hipotesis adanya korelasi antara jenis kelamin pemirsa dan nilai informasi adalah

0,274 yang lebih besar dari α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi

pemirsa tentang ada atau tidaknya nilai informasi suatu tayangan infotainment

tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pemirsa yang menganggap bahwa tayangan

infotainment memiliki nilai informasi mayoritas berjenis kelamin perempuan

(76,1%), demikian juga dengan pemirsa yang menganggap bahwa tayangan

Infotainment tidak memiliki nilai informasi didominasi oleh perempuan (61,5%).

Page 66: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

50

Berkaitan dengan hasil penelitian, maka temuan ini menunjukkan adanya

kecenderungan, bahwa 37 orang pemirsa ibu rumah tangga dari 59 pemirsa

perempuan di Perumahan Gaperi Genteng Biru Rt 01 dan 02, Rw 18 memiliki

kedekatan dengan infotainment sehingga pemaknaan dan penafsiran (persepsi)

pemirsa tersebut lebih kuat tentang nilai informasi dibanding pemirsa lainnya.

Ada kecenderungan ibu rumah tangga menyenangi infotainment seputar gosip

selebritis atau public figure dan ada kecenderungan satu pemikiran untuk

“bergosip” dengan teman di sekitarnya. Bahan gosip terkait dengan topik yang

sedang hangat dibicarakan masyarakat atau yang diulas media seperti seputar

hubungan atau kehidupan artis, tetapi jarang membicarakan acara-acara yang

berjenis pendidikan. Hasil analisis menunjukkan, materi tentang karir cenderung

disenangi pemirsa perempuan yang mayoritas ibu rumah tangga, yaitu sebanyak

45 orang dan di antara pilihan tersebut ada yang juga menyenangi materi lain,

seperti 37 orang senang materi tentang aksi sosial, 26 orang tentang materi

perceraian atau perselingkuhan, 22 orang tentang narkoba, dan 4 orang masing

masing menyenangi materi tentang politik, pernikahan, keluarga dan materi yang

murni hanya mengandung nilai berita dan tidak mengandung nilai hiburan.

Berdasarkan Peubah Umur

Hasil analisis korelasi Rank Spearman (Tabel 13) menunjukkan bahwa

nilai koefisien korelasi peubah umur dan peubah nilai informasi bernilai negatif

(-) tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hanya nilai-p (0,123) lebih besar

dari (α=0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat korelasi

antara umur penonton dan persepsi penonton tentang nilai informasi suatu

tayangan infotainment.

Dari hasil analisis di atas dapat diasumsikan, bahwa umur pemirsa

infotainment dari 20 tahun hingga di atas 60 tahun.Tujuh orang pemirsa (8,75.%)

berusia 60 tahun ke atas, terdiri dari laki-laki yang tidak bekerja dan ibu rumah

tangga. Pemirsa tersebut tergolong usia yang tidak produktif. Secara fisik maupun

psikis pemirsa memiliki keterbatasan pada kemampuan melihat, mendengarkan

maupun memahami tayangan infotainment. Kecenderungan 25 orang pemirsa

(31,25%) berusia 40 tahun ke atas, masih tergolong usia produktif. Sebagian

besar terdiri dari ibu rumah tangga. Kecenderungan ini memberikan gambaran

Page 67: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

51

bahwa tidak adanya korelasi antara peubah umur dan peubah nilai informasi

dikarenakan kemampuan fisik maupun psikis sebagian pemirsa berkurang dalam

memahami nilai informasi infotainment karena kurang memiliki kedekatan

dengan infotainment tersebut sehingga tidak secara optimal bisa mempersepsi

nilai informasi. Kecenderungan pemirsa setuju infotainment sebagai hiburan atau

pemirsa kadang-kadang saja menonton infotainment hanya sekedar mengisi waktu

luang di antara pilihan tayangan informasi lainnya.

Berdasarkan Peubah Pendidikan

Hasil analisis korelasi Rank Spearman (Tabel 13) menunjukkan bahwa

nilai koefisien korelasi peubah pendidikan dan peubah nilai informasi bernilai

negatif (-) tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hanya nilai-p (0,023)

untuk korelasi antara pendidikan dan nilai informasi yang lebih kecil dari

(α=0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat korelasi negatif antara

pendidikan penonton dan persepsi tentang ada tidaknya nilai informasi suatu

infotainment, dimana semakin tinggi pendidikan seorang penonton, maka ia

cenderung akan menganggap bahwa tayangan infotainment tidak memiliki nilai

informasi.

Sebanyak 30 orang (37,5%) dari 59 pemirsa perempuan berpendidikan

cenderung sarjana. Hasil analisis menunjukkan, dari 59 pemirsa perempuan

tersebut ditemukan 37 pemirsa ibu rumah tangga yang relatif memiliki waktu

luang untuk menonton infotainment, sedangkan sisanya 22 pemirsa merupakan

karyawan atau pegawai di lembaga (instansi tertentu) dan wiraswasta yang

kadang-kadang menonton infotainment. Keadaan ini menggambarkan bahwa

pemirsa tidak fokus menonton infotainment karena keterbatasan waktu dan

kedisiplinan kerja. Dari 37 pemirsa ibu rumah tangga, enam orang (16,22%)

berpendidikan sarjana dan 11 orang (29,73%) berpendidikan Diploma, sedangkan

kecenderungan 20 pemirsa lainnya (54,05%) berpendidikan SD sampai dengan

SMA. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi atau banyak memiliki

pengalaman dalam bidang tertentu biasanya memiliki tingkat kecerdasan yang

relatif lebih baik dalam menyerap atau menyeleksi suatu informasi secara objektif

dan terbuka dengan mempertimbangkan benar salah, baik-buruk, penting atau

tidak penting tentang sesuatu hal, sehingga bisa mempersepsi dan menempatkan

Page 68: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

52

hal tersebut (infotainment) pada porsi yang sebenarnya. Bila melihat

kecenderungan 20 orang (54,05%) pemirsa ibu rumah tangga berpendidikan SD

sampai dengan SMA, dapat diasumsikan merupakan pemirsa yang tergolong

memiliki kedekatan dengan infotainment, sedangkan 6 orang ibu rumah tangga

sarjana dan 11 orang ibu rumah tangga berpendidikan diploma, merupakan

pemirsa yang tergolong relatif lebih objektif dan terbuka dalam mempersepsi

tayangan infotainment pada porsi yang sebenarnya, menyangkut nilai informasi

dan dayatarik format tayangan infotainment.

Berdasarkan hasil analisis ada korelasi nyata antara pendidikan dan nilai

informasi (korelasi negatif). Semakin tinggi pendidikan pemirsa semakin

mempersepsi infotainment tidak memiliki nilai informasi yaitu sebesar -0,223.

Dari temuan ini dapat diasumsikan, bahwa infotainment di 7 stasiun televisi

swasta cenderung dianggap pemirsa tidak memberikan nilai pendidikan dan

hiburan atau tidak mencerahkan pemirsa. Pemirsa menonton infotainment sekilas

atau sepintas atau tidak fokus sehingga tidak memiliki kedekatan dengan

infotainment, walau demikian pemirsa masih dapat menilai atau mempersepsi

nilai informasi infotainment.

Hasil analisis Tabel 13 (lampiran) menunjukkan bahwa ada korelasi nyata

antara nilai informasi dan dayatarik format tayangan sebesar 0,264. Sebagai

contoh; objektivitas nilai informasi infotainment didukung oleh dayatarik format

tayangannya (objektif tidaknya informasi tentang artis atau public figure tertentu

sebagaimana yang dinarasikan didukung oleh pernyataan artis tersebut lewat

dialog atau wawancara pihak televisi). Pemirsa infotainment yang cenderung

berpendidikan tinggi mempersepsi bahwa infotainment tidak memiliki nilai

informasi (tidak mencerahkan). Pemirsa golongan ini kurang kedekatannya

dengan infotainment. Pemirsa menonton tayangan infotainment kadang-kadang

saja, sekilas atau sepintas atau perhatian tidak fokus, sehingga dapat

menyampingkan dayatarik format tayangan. Perhatian pemirsa terpusat pada

informasi lain, dikarenakan pemirsa kurang atau tidak memiliki kepentingan atau

kebutuhan terhadap infotainment.

Putubuku (2008), memaparkan bahwa seseorang berperilaku karena

terdorong oleh kebutuhan. Fokusnya pada apa yang difikirkan, dilakukan dan

Page 69: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

53

dirasakan oleh seseorang ketika mencari, menemukan dan menggunakan

informasi. Berkaitan dengan hal ini, maka pemirsa (ibu rumah tangga) berperilaku

menonton infotainment karena terdorong oleh kebutuhan informasi tentang

sesuatu hal. Pemirsa berdasarkan pengalamannya mencari atau memilih dan

menggunakan infotainment dari program televisi tertentu karena berfikir, bahwa

dari televisi tersebut bisa memenuhi kebutuhannya, sehingga ibu rumah tangga

berusaha melakukan segala sesuatunya, seperti melakukan perhatian terpusat pada

informasi seputar kehidupan artis atau publik figur yang sedang menjadi sorotan

televisi tersebut. Ibu rumah tangga mencari dukungan kepercayaan atau keyakinan

terhadap kebenaran informasi antara lain lewat pernyataan artis atau pihak lainnya

dalam dialog atau wawancara pihak televisi, sehingga mereka akan menilai suatu

informasi bagi dirinya maupun orang lain yang memiliki kepentingan dengan

informasi tersebut. Ibu rumah tangga memiliki kedekatan dengan informasi

tersebut dan merasa eksis di antara perbincangan pemirsa lainnya, bahkan meniru

sikap maupun perilaku artis yang diidolakan bila menghadapi hal yang sama.

Berdasarkan Peubah Pekerjaan Tabel 15. Jenis Pekerjaan Pemirsa Infotainment dan Nilai Informasi, Bojong Gede, 2009

Pekerjaan Nilai Informasi Total Setuju Tidak Setuju

Ibu rumah tangga 35 (52,2%)

2 (15,4%)

37 (46,3%)

Karyawan swasta 12 (17,9%)

7 (53,8%)

19 (23,7%)

Pelajar/Mahasiswa 4 (6,0%)

1 (7,7%)

5 (6,3%)

PNS 7 (10,4%)

1 (7,7%)

8 (10,0%)

Tidak bekerja/menganggur

5 (7,5%)

0 (0.0%)

5 (6,2%)

Wiraswasta 4 (6,0%)

2 (15,4%)

6 (7,5%)

Total 67 (100,0%)

13 (100,0%)

80 (100,0%)

Uji Chi-Square (Tabel 15) menunjukkan hasil bahwa nilai-p untuk

pengujian hipotesis di atas adalah 0,042 yang lebih kecil dari α (0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa persepsi penonton tentang ada atau tidak adanya nilai

informasi dalam tayangan infotainment dipengaruhi oleh jenis pekerjaan

penonton. Penonton yang menganggap bahwa tayangan infotainment memiliki

nilai informasi mayoritas merupakan ibu rumah tangga (52,2%), sementara

Page 70: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

54

penonton yang menganggap bahwa tayangan Infotainment tidak memiliki nilai

informasi didominasi oleh penonton yang merupakan Karyawan Swasta (53,8%).

Telah disinggung sebelumnya, hasil observasi Depkominfo (2006)

menunjukkan bahwa persentase terbanyak (66,23%) pemirsa infotainment berada

pada rentang waktu menonton di siang hari, yaitu pada pukul 12.00-15.59 saat

gencar-gencarnya infotainment ditayangkan kepada kelas sosial menengah ke

bawah yang sebagian besar adalah ibu-ibu berusia di atas 35 tahun dan acap

diidentikkan dengan kebiasaan ngerumpi. Sedangkan pemirsa pria menonton pada

pagi hari yaitu di rentang waktu pukul 05.00-11.59.

Merujuk pada rentang waktu tersebut, responden ibu rumah tangga dalam

rentang waktu siang hari (12.00-15.59) acap kali sudah berada di rumah, setelah

melakukan aktivitasnya antara lain mengantar anak sekolah, sehingga bisa

menonton infotainment sambil memasak maupun membenahi rumah. Ibu rumah

tangga bisa lebih leluasa atau lebih memiliki waktu luang untuk menonton

infotainment dibanding pemirsa yang bekerja. Pria cenderung menonton

infotainment dalam rentang waktu pagi hari (05.00-11.59) sambil beranjak ke

tempat kerja.

Persepsi tentang daya tarik format tayangan Berdasarkan Peubah Jenis

kelamin

Hasil Uji Chi-Square (Tabel 16) menunjukkan bahwa nilai-p untuk

pengujian hipotesis di atas adalah 0,167 yang lebih besar dari α (0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa persepsi pemirsa tentang ada/tidaknya dayatarik format

tayangan pada infotainment tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin pemirsa. Pemirsa

yang menganggap bahwa tayangan infotainment memiliki atau memuat dayatarik

format tayangan mayoritas berjenis kelamin perempuan (81,1%). Tetapi, pemirsa

yang menganggap bahwa tayangan Infotainment tidak memiliki dayatarik format

tayangan juga didominasi oleh pemirsa yang berjenis kelamin perempuan

(67,4%).

Dari hasil analisis tersebut dapat diasumsikan, bahwa sebagian pemirsa

perempuan menganggap infotainment memiliki nilai informasi. Sehingga dalam

keseharian aktivitasnya mereka cenderung mencari informasi melalui infotainment

televisi dalam memenuhi kebutuhan suatu informasi. Akan tetapi sebagian dari

Page 71: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

55

pemirsa perempuan tersebut menyampingkan perhatiannya pada dayatarik format

tayangan, sehingga mereka tidak bisa mempersepsi infotainment secara mendalam

yang terkait dengan format tayangan, meliputi dialog, narasi dan wawancara.

Telah disinggung sebelumnya bahwa hasil analisis menunjukkan ada

korelasi nyata antara peubah nilai informasi dan peubah dayatarik format

tayangan sebesar 0,264. Artinya, infotainment memiliki nilai informasi yang

nendidik dan menghibur atau memberikan nilai pencerahan dapat didukung oleh

objektivitas informasi antara lain lewat narasinya dan pernyataan artis tersebut

lewat dialog atau hasil wawancara pihak televisi. Tabel 16. Jenis Kelamin Pemirsa Infotainment dan Daya Tarik Format Tayangan, Bojong Gede

2009 Jenis Kelamin Daya Tarik Total

Setuju Tidak SetujuLaki-laki

7 (18,9%)

14 (32,6%)

21 (26,3%) Perempuan

30 (81,1%)

29 (67,4%)

59 (73,7%) Total

37 (100,0%)

43 (100,0%)

80 (100,0%) Berdasarkan Peubah Umur

Hasil analisis korelasi Rank Spearman (tabel 13) menunjukkan bahwa

nilai koefisien korelasi peubah umur dengan peubah dayatarik bernilai negatif,

tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh hanya nilai-p (0,000) untuk korelasi

antara umur dan dayatarik yang lebih kecil dari (α=0,05). Kesimpulan yang dapat

diambil adalah terdapat korelasi negatif antara umur penonton dan persepsinya

tentang ada tidaknya dayatarik suatu infotainment, dimana semakin tua seorang

penonton, maka ia cenderung akan menganggap bahwa tayangan infotainment

tidak memiliki atau memuat dayatarik format tayangan.

Temuan tersebut mempertegas kecenderungan pemirsa ibu rumah tangga

yang memiliki waktu luang menonton infotainment dan usia tergolong produktif

serta menyenangi infotainment, bisa lebih fokus memperhatikan atau memahami

dayatarik format tayangan seperti pada dialog atau wawancara yang memuat

pernyataan selebritis atau tokoh yang diidolakan. Pemirsa dapat lebih percaya

bahkan bisa mengikuti jejak tokoh, sebagai solusi bagi pemirsa bila menghadapi

hal yang sama (meniru jejak selebritis yang diidolakan). Hasil analisis

Page 72: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

56

menunjukkan ada korelasi nyata antara umur pemirsa dan dayatarik format

tayangan. Tetapi korelasi tersebut bersifat negatif yaitu sebesar -0,389.

Telah disinggung sebelumnya, Lestari (2005) menyatakan, 56% penonton

wanita lebih menyukai tayangan yang bersifat emosional, seperti acara

infotainment yang menyuguhkan kasus-kasus atau masalah realita yang dihadapi

orang ternama atau selebritis. Wanita akan membicarakan kembali tayangan ini

dengan wanita dan bukan tidak mungkin bila mengalami masalah yang sama,

pemirsa akan menyelesaikan dengan cara yang dilakukan oleh selebritis yang

diidolakan.

Temuan tersebut mempertegas hasil analisis yang menunjukkan adanya

korelasi negatif antara umur pemirsa dan dayatarik format tayangan infotainment.

Semakin tinggi usia seseorang menganggap atau mempersepsi tayangan

infotainment tidak memiliki atau tidak memuat dayatarik format tayangan.

Kecenderungan pemirsa ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang menonton

infotainment dan usia tergolong produktif serta menyenangi infotainment, bisa

lebih fokus memperhatikan atau memahami dayatarik format tayangan seperti

pada dialog atau wawancara yang memuat pernyataan selebritis atau tokoh yang

diidolakan. Pemirsa dapat lebih percaya bahkan bisa mengikuti jejak tokoh,

sebagai solusi bagi pemirsa bila menghadapi hal yang sama (meniru jejak

selebritis yang diidolakan).

Berdasarkan Peubah Pendidikan

Hasil analisis korelasi rank Spearman Tabel 13 (lampiran) menunjukkan

bahwa nilai koefisien korelasi peubah pendidikan dengan peubah dayatarik

bernilai negatif (-) tetapi dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai-p (0,301)

lebih besar dari (α=0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat

korelasi antara pendidikan penonton dan persepsi penonton tentang dayatarik

format tayangan infotainment.

Berdasarkan hasil analisis tidak ada korelasi antara pendidikan pemirsa

dengan dayatarik format tayangan. Dari temuan ini dapat diasumsikan, bahwa

pemirsa masih dapat menilai atau mempersepsi nilai informasi infotainment,

tetapi dapat terjadi pemirsa mengabaikan dayatarik format tayangan infotainment.

Selanjutnya, dari hasil penelitian ditemukan, tidak ada korelasi antara pendidikan

Page 73: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

57

pemirsa dan dayatarik format tayangan infotainment yang menyangkut dialog,

narasi dan wawancara.

Berdasarkan Peubah Pekerjaan Tabel 17. Jenis Pekerjaan Pemirsa Infotainment dan Daya Tarik Format Tayangan, Bojong

Gede, 2009

Pekerjaan Daya Tarik Total Setuju Tidak Setuju

Ibu Rumah Tangga 16 (43,2%)

21 (48,8%)

37 (46,2%)

Karyawan Swasta 8 (21,6%)

11 (25,6%)

19 (23,7%)

Pelajar/Mahasiswa 4 (10,8%)

1 (2,2%)

5 (6,3%)

PNS 2 (5,4%)

6 (14,0%)

8 (10,0%)

Tidak Bekerja/Menganggur 3 (8,2%)

2 (4,7%)

5 (6,3%)

Wiraswasta 4 (10,8%)

2 (4,7%)

6 (7,5%)

Total 37 (100,0%)

43 (100,0%)

80 (100,0%)

Uji Chi-Square (Tabel 17) menunjukkan hasil bahwa nilai-p untuk

pengujian hipotesis di atas adalah 0,369 yang lebih besar dari (α=0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa persepsi penonton tentang ada atau tidak adanya

dayatarik format tayangan infotainment tidak dipengaruhi oleh jenis pekerjaan

penonton. Hasil analisis menunjukkan, 16 ibu rumah tangga (43,2%) menganggap

atau mempersepsi tayangan infotainment memiliki atau memuat dayatarik format

tayangan yang meliputi dialog narasi dan wawancara. Kecenderungan tujuh orang

karyawan swasta (53,8%) menganggap infotainment tidak memiliki nilai

informasi dan menyampingkan dayatarik format tayangan atau hanya 11 orang

(25,6%) dari 19 orang (23,8%) menganggap infotainment tidak memiliki dayatarik

format tayangan. Sisanya delapan pemirsa karyawan swasta (21,6%) menganggap

infotainment memiliki dayatarik format tayangan.

Perhatian pemirsa yang terfokus pada infotainment, terlebih pemirsa yang

menyenangi tayangan tersebut bisa memperkuat kedekatan atau persepsinya

terhadap infotainment baik menyangkut nilai informasi maupun dayatarik format

tayangan. Peluang laki-laki menonton infotainment lebih sempit karena terbatas

waktu dan pekerjaan, seperti karyawan swasta yang terikat pada disiplin kerja,

sehingga perhatian pada infotainment bisa terbagi bahkan menonton hanya sekilas

Page 74: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

58

atau sepintas atau hanya untuk mengisi waktu luang. Hal tersebut mempengaruhi

persepsinya atau kedekatan pemirsa tersebut dengan infotainment baik

menyangkut nilai informasi maupun dayatarik format tayangan.

Page 75: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

59

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik simpulan

sebagai berikut:

1. Karakteristik pemirsa infotainment adalah sebagian besar (73,75%) perempuan

yang berstatus ibu rumah tangga, berusia 40 tahun, rata-rata berpendidikan SD

dan tertinggi SMA, menonton infotainment setiap hari dalam satu minggu.

Dari tujuh stasiun televisi swasta, tayangan yang paling sering ditonton

pemirsa tersebut adalah Silet dan Cek & Ricek dari RCTI serta Insert dari

Trans tv.

2. Pemirsa ibu rumah tangga yang memiliki kedekatan dengan infotainment

menganggap tayangan infotainment memiliki nilai informasi yang

mencerahkan, yang didukung oleh konsistensi atau objektivitas informasi

melalui dialog, narasi dan wawancara, sebagai daya tarik format tayangan,

sehingga pemirsa menghendaki infotainment memiliki nilai informasi dan

memuat dayatarik format tayangan, karena masih ditemukan televisi swasta

menayangkan infotainment yang menyampingkan dayatarik format tayangan.

3. Karakteristik pemirsa; yaitu jenis kelamin tidak berkorelasi dengan nilai

informasi dan dayatarik format tayangan, umur pemirsa tidak berkorelasi

dengan nilai informasi, tetapi ada korelasi negatif dengan dayatarik format

tayangan, pendidikan pemirsa berkorelasi negatif dengan nilai informasi,

tetapi tidak berkorelasi dengan dayatarik format tayangan, keterdedahan

pemirsa tidak berkorelasi dengan nilai informasi dan dayatarik format

tayangan. Ada korelasi positif antara frekuensi pemirsa menonton dan nilai

informasi, tetapi tidak berkorelasi dengan dayatarik format tayangan dan

hanya karakteristik pekerjaan dan pengalaman masa lalu pemirsa yang

memiliki korelasi dengan nilai informasi dan dayatarik format tayangan.

Saran

1. Infotainment cenderung mendapat sorotan negatif dari beberapa kalangan

pemirsa, maka sewajarnya tayangan infotainment di televisi dibenahi atau

ditinjau ulang oleh berbagai pihak yang terkait.

Page 76: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

60

2. Dayatarik format tayangan cenderung tidak berkorelasi dengan karakteristik

pemirsa infotainment, dengan demikian pihak televisi sebaiknya

meningkatkan format tayangan yang lebih menarik, antara lain dengan

meningkatkan nilai konsistensi atau objektivitas informasi agar infotainment

memiliki nilai pencerahan bagi pemirsa.

Page 77: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

61

DAFTAR PUSTAKA

Asmira, D. 2006. Keterdedahan Iklan Di Televisi dan Perilaku Khalayak (tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2008. Karakteristik Pendidikan. Jakarta. http://www.

datastatistik-indonesia.Com/content/view/607/607/. [19 Mei 2008]. Departemen Komunikasi dan Informatika. 2006. Menggugat Infotainment.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Dewan Pers. 2008. Standar Perusahaan Pers (makalah seminar). Jakarta: Dewan

Pers. Elia PM. 2008. Pengaruh Tayangan Televisi. Jakarta.

http://pepak.sabda.org/pustaka/071341/. [19 September 2008]. Febrian J. 2004. Komputer dan Teknologi Informasi. Jakarta: Penerbit

Informatika. Firdaus H. 2007. Memahami Lawan jenis Kita. Sukoharjo. http://rumahmimpi.blogspot.com/2007/04/memahami-lawan-jenis-kita.html.

[17 April 2007]. Gilang OA. 2005. Pengaruh Tayangan Kekerasan di Televisi terhadap Tawuran

Pelajar Jakarta, Analisi Mengenai Determinan Tawuran Pelajar (hasil penelitian). Jakarta: Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.

Gumilar G. 2008. Menyikapi Tayangan di Televisi Indonesia.

http://www.gumilarcenter.com/makalah/tayangan%20di%20televisi.pdy.html. [19 Mei 2008].

Hanafiah M. 2007. Aktivitas Masyarakat. Jakarta. Kedaikopiserambinews.com. [7 Juni 2004]. Indosiar. 2008. Ramai-Ramai Artis Jadi Penyanyi (rundown program reality

#103). Jakarta: Indosiar. Irianto AM. 2009. Tayangan Infotainment 210 Episode Per Minggu. Depok.

http://forum.detik.com/showthread.php?t=17116. [ 17 April 2008]. Ishadi SK. 2006. Infotainment atau Acara tentang Gosip Seputar Artis maupun

Orang Terkenal (Makalah). Jawa Tengah: Komisi Penyiaran Indonesia. Jahi A. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara

Dunia Ke Tiga, Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

Page 78: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

62

Khairil. 1994. Hubungan Keterdedahan Petani Anggota Kelompencapir pada Siaran Pedesaan dari Radio dan Televisi dengan Pengetahuan Mereka tentang Diversifikasi Usahatani Di Kabupaten Bengkulu Utara (tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Koestoer RH. 1997. Perspektif Lingkungan Desa-Kota. Teori dan Kasus. Jakarta:

Universitas Indonesia. (KPI) Komisi Penyiaran Indonesia. 2009. Dasar Pembentukan.

http: //www. kpi. go.id/index.php?lang=&etats=detailmenu&nid=13. [24 Februari 2009].

Lestari D. 2005. Pemenuhan Kebutuhan dan Penilaian Mahasiswa IISIP Jakarta

Yang Menonton Tayangan Infotainment Pada Televisi Swasta di Jakarta (skripsi). Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.

Littlejohn SW. 1996. Theories Of Human Communication (terjemahan). Bandung:

UNPAD. Miler JS. 2008. Potensi Televisi Membawa Ilmu Sains ke Semua Masyarakat.

sains dan televisi.com. [23 Juni 2007]. Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Panjaitan E.L. 2006. Matinya Rating Televisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Purwatiningsih, S.D. 2004. Motif Menonton Berita Kriminal Di Televisi dan

Pemenuhan Kebutuhan Informasi Audiens (tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Putubuku. 2008. Informasi Dibutuhkan, Diinginkan, Diperlukan. Jakarta. http://iperpin.wordpress.com/tag/kebutuhan-informasi/. [11 Oktober 2008]. Rakhmat, J. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya CV. Rampes, C. 2009. Pojok Sekre Kere. Jakarta. http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=3765.0. [11 Agustus 2008]. Rasul, N. 2006. Fatwa Nahdatul Ulama tentang Pengharaman Infotainment. http://www.fajar.co.id.news.php?newsid=25920. [September 2006]. Ruri. 2009. Infotainment Dicari-Cari.

html:file://ben100\c\My Documents\The Unstopable Me INFOTAINMENT DICARI_CARI, DICARI.mht. [2 Januari 2009].

Salim A. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Page 79: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

63

Setiadi NJ. 2003. Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.

Silvana TR. 2008. Aplikasi Filsafat dalam Ilmu Komunikasi. Bandung: Fakultas

Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Singarimbun M, Effendy S. 2006. Metode penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Sonny F. 2008. Perbedaan Mendasar Pria dan Wanita.

http://winningfamily.blogspot.com.html. [3 Juli 2008]. Soraya. 2008. Gosip, gosip, gosip.

http://soraya87.blogspot.com/2008/02/gosipgosipgosip.html. [Februari 2008].

Suryadi R. 2000. Hubungan Karakteristik dengan Persepsi dari Penyuluh dan

Petani Kecil tentang Kendala Berkomunikasi (tesis). Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Syahputra I. 2006. Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam

Industri Televisi. Yogyakarta: Pilar Media. Unstopable M. 2008. Infotainment Dicari-cari.

http://rurumon.multiply.com/journal/item/27. [Januari 2009]. Uyanto SS. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wardana. 2006. Infotainment perbincangan Khususnya Ibu Rumah Tangga,

Seputar Masalah Perceraian Selebritis. Pikiran Rakyat. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi, Unisba.

Yuniati V. 2008. Identifikasi Perbedaan Pola Gerakan Wanita dan Pria

Berumahtangga. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbph-gdl-sl.

[16 Mei 2008].

Page 80: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

64

LAMPIRAN

Page 81: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

65

Lampiran 1. Peta Wilayah Desa Bojong Gede, Bogor

Page 82: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

66

Lampiran 2. Peta Wilayah Kecamatan Bojong Gede, Bogor

Page 83: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

67

Lampiran 3. HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji Validitas

( )( )( )[ ] ( )[ ]22222 ∑∑∑∑

∑∑∑−−

−=

YYnXXn

YXXYnri

ri = validitas item ke-i

n = banyaknya sampel

∑ X = total item ke-i

∑Y = total keseluruhan skor

Uji validitas Frekuensi, Keterdedahan dan Pengalaman Masa Lalu. Frekuensi dan Keterdedahan

Item Nilai r Keterangan

Keterdedahan 0.750 Valid

Frekuensi 0.864 Valid

Pengalaman Masa Lalu

Item No. Nilai r Keterangan Item No. Nilai r Keterangan

1 0.600 Valid 17 0.634 Valid

2 0.800 Valid 18 0.659 Valid

3 0.625 Valid 19 0.602 Valid

4 0.669 Valid 20 0.657 Valid

5 0.643 Valid 21 0.530 Valid

6 0.585 Valid 22 0.634 Valid

7 0.643 Valid 23 0.522 Valid

8 0.636 Valid 24 0.687 Valid

9 0.678 Valid 25 0.585 Valid

10 0.720 Valid 26 0.646 Valid

11 0.748 Valid 27 0.588 Valid

12 0.714 Valid 28 0.656 Valid

13 0.575 Valid 29 0.617 Valid

14 0.547 Valid 30 0.724 Valid

15 0.634 Valid 31 0.622 Valid

16 0.522 Valid 32 0.538 Valid

Page 84: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

68

Lanjutan Lampiran 3

Uji Reliabilitas

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

−⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−=

∑=

21

2

11 11 T

k

ii

s

s

kkr

r11 = reliabilitas kuesioner

k = banyaknya item 2is = variansi item ke-i

2Ts = variansi total skor

Reliability Statistics

.956 .965 85

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Descriptive Statistics

80 20.00 74.00 40.3125 12.02170 144.52180 1.00 7.00 4.1625 2.39432 5.73380

UmurFrekuensiValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Page 85: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

69

Lanjutan Lampiran 3 Persepsi Penonton

Item No. Nilai r Keterangan Item No. Nilai r Keterangan

1 0.704 Valid 24 0.619 Valid

2 0.861 Valid 25 0.667 Valid

3 0.625 Valid 26 0.709 Valid

4 0.765 Valid 27 0.672 Valid

5 0.648 Valid 28 0.637 Valid

6 0.688 Valid 29 0.751 Valid

7 0.656 Valid 30 0.679 Valid

8 0.616 Valid 31 0.736 Valid

9 0.680 Valid 32 0.641 Valid

10 0.672 Valid 33 0.645 Valid

11 0.738 Valid 34 0.706 Valid

12 0.630 Valid 35 0.682 Valid

13 0.655 Valid 36 0.624 Valid

14 0.670 Valid 37 0.642 Valid

15 0.636 Valid 38 0.697 Valid

16 0.730 Valid 39 0.611 Valid

17 0.780 Valid 40 0.709 Valid

18 0.718 Valid 41 0.700 Valid

19 0.657 Valid 42 0.625 Valid

20 0.628 Valid 43 0.787 Valid

21 0.714 Valid 44 0.617 Valid

22 0.632 Valid 45 0.641 Valid

23 0.634 Valid

Daya Tarik Format Tayangan

Item No. Nilai r Keterangan

1 0.761 Valid

2 0.843 Valid

3 0.649 Valid

4 0.775 Valid

5 0.727 Valid

6 0.649 Valid

Page 86: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

70

Lampiran 4. Rekapitulasi Variabel Penelitian

Tabel 2. Karakteristik demografis Pemirsa Infotainment di Bojong Gede, Bogor, 2009

No.

Karakteristik

Pemirsa

Kategori

Jumlah

Jiwa Persen

1. Jenis Kelamin Laki-laki 21 26,25%

Perempuan 59 73,75%

2. Umur > 20 tahun 17 21,25%

> 30 tahun 21 26,25%

>40 tahun 25 31,25%

> 50 tahun 10 12,5%

> 60 tahun 7 8,75%

3. Pendidikan Tamat SD 1 1,25%

Tamat SMP 1 1,25%

Tamat SMA 28 35%

Diploma 20 25%

Sarjana 30 37,5%

4. Pekerjaan Tidak Bekerja/Menganggur 4 5%

Pelajar/Mahasiswa 5 6,25%

Ibu Rumah Tangga 37 46,25%

Karyawan Swasta/Wiraswasta 26 32,5%

PNS/POLRI/TNI 8 10%

Karakteristik psikografis Tabel 3. Keterdedahan dan Materi Infotainment yang Disenangi Pemirsa, Bojong Gede, 2009.

Jumlah Pilihan Pemirsa Infotainment

dan Media Massa

Jumlah Pilihan Pemirsa Pada

Kesenangan Materi Infotainment

TV R SK M/T NET HP PC PB NKB Kr AS LL

80 2 33 27 7 _ 26 18 22 45 37 4

Ket : TV (televisi), R (radio), SK (Surat Kabar), M/T (Majalah/Tabloid, NET (Internet), HP (Handphone), PC (Perceraian/Perselingkuhan), PB (Pembunuhan), NKB (Narkoba), Kr (Karier), AS (Aksi Sosial),LL (Lain- lain).

Page 87: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

71

Lanjutan Lampiran 4

Tabel 4. Frekuensi Pemirsa Menonton Infotainment Dalam Seminggu, Bojong

Gede, 2009. Hari Jumlah %

1 hari 13 16,25

2 hari 14 17,5

3 hari 16 20

4 hari 6 7,5

5 hari 4 5

6 hari 1 1,25

7 hari 26 32,5

Jumlah 80 100%

Tabel 5. Pengalaman Masa Lalu Pemirsa Pada Infotainment, Bojong Gede, 2009.

Acara Infotainment

Televisi

Pengalaman Masa Lalu pemirsa

Selalu Kadang-Kadang Tidak Pernah 1. Cek & Ricek 10 62 2. Silet 14 3. Insert 10 61 3. Kiss 60 4. Sindanglaia 77 5. Blow up 76 6. Kipas-Kipas 75 7. Bebi (Bebas Bicara) 75

Page 88: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

72

Lanjutan Lampiran 4

Tabel 13. Korelasi Peubah Karakteristik dengan Peubah Persepsi

Correlations

1.000 -.064 .073 -.126 .145 .104 -.131 -.389**. .287 .261 .133 .100 .179 .123 .000

80 80 80 80 80 80 80 80-.064 1.000 -.369** -.186* -.268** .199* -.223* -.059.287 . .000 .049 .008 .038 .023 .301

80 80 80 80 80 80 80 80.073 -.369** 1.000 .478** .327** .076 .456** .124.261 .000 . .000 .002 .252 .000 .137

80 80 80 80 80 80 80 80-.126 -.186* .478** 1.000 .237* .188* .916** .214*.133 .049 .000 . .017 .047 .000 .028

80 80 80 80 80 80 80 80.145 -.268** .327** .237* 1.000 .201* .268** -.038.100 .008 .002 .017 . .037 .008 .367

80 80 80 80 80 80 80 80.104 .199* .076 .188* .201* 1.000 .158 -.044.179 .038 .252 .047 .037 . .081 .350

80 80 80 80 80 80 80 80-.131 -.223* .456** .916** .268** .158 1.000 .264**.123 .023 .000 .000 .008 .081 . .009

80 80 80 80 80 80 80 80-.389** -.059 .124 .214* -.038 -.044 .264** 1.000.000 .301 .137 .028 .367 .350 .009 .

80 80 80 80 80 80 80 80

Correlation CoefficienSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficienSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficienSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficienSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficienSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficienSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficienSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficienSig. (1-tailed)N

Umur

Pendidikan

Frekuensi

Pengalaman

Materi

Keterdedahan

Y1

Y2

Spearman's rhoUmur Pendidikan Frekuensi Pengalaman Materi Keterdedahan Y1 Y2

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.

Page 89: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

73

Lampiran 5. “Rundown” program REALITY # 103 (Program KISS Indosiar

(2008).

REALITY # 103 – Ramai-ramai artis jadi penyanyi PART I

1. HIGHLIGHT GEMPITA DUNIA HIBURAN/ KINI DIHIASI OLEH FENOMENA BARU// BERAMAI-RAMAI ARTIS SINETRON MENCOBA BIDANG BARU YAKNI MENJADI SEORANG PENYANYI// TIDAK MAIN-MAIN/ SEJUMLAH ARTIS BAHKAN SERIUS MENGGARAPNYA MENJADI SEBUAH ALBUM// SEBUT SAJA INTAN NURAINI// DENGAN PERCAYA DIRI/ INTAN BERANI MENGELUARKAN ALBUM PERTAMANYA “PENGUASA LELAKI”// BAHKAN DIKABARKAN PULA/ ADRIE SUBONO TERTANTANG SEBAGAI PRODUSER UNTUK MENGORBITKAN NAMA BINTANG SINETRON CANTIK/ USSY SULISTIOWATI// SEBELUMNYA BUNGA CITRA LESTARI TERBUKTI BERHASIL MERAMBAH DUNIA MENYANYI DENGAN MENELURKAN ALBUM SOUNDTRACK “CINTA PERTAMA”// BAHKAN FILM PERTAMA SEKALIGUS ALBUM PERTAMA “HEART” MENGGIRING IRWANSYAH DAN ACHA SEPTRIASA LANGSUNG SUKSES// SEDERET BINTANG MUDA PUN SEPERTI LATAH UNTUK MENERUSKAN KESUKSESAN ACHA DAN IRWANSYAH// MELLY GOESLAW TERBUKTI MAMPU MEMPOPULERKAN SEBUAH LAGU SEDERET BINTANG AKTING SEPERTI LAUDYA CHYNTIA BELLA/ AYUSHITA/ RAFFI AHMAD/ CHELSEA OLIVIA DAN DIMAS BECK DALAM “BUKAN BINTANG BIASA” SEBELUM DILUNCURKAN FILMYA// BENARKAH ADA BENANG MERAH ANTARA POPULARITAS SEORANG BINTANG DENGAN MENCOBA BIDANG BARU DI DUNIA HIBURAN YAKNI TARIK SUARA ?/ SEHINGGA DAPAT MENJAMIN SEBUAH KESUKSESAN ? // BENARKAH SETIAP MANUSIA MEMANG HARUS BERBUAT NEKAT/ JIKA IA MEMILIKI BAKAT TERPENDAM ? // DAN APAKAH BAGI SEORANG PRODUSER INI BISA DIKATAKAN SEBAGAI PROYEK PERTARUHAN ? //

2. OPENING TEASER

3. OPENING MC SELAMAT SORE/ PEMIRSA/ KEMBALI BERSAMA SAYA ARI WERDHANIE/ MENYUGUHKAN KISAH DIBALIK BERITA SELEBRITI YANG TERSAJI SECARA CERDAS DALAM REALITY// SEPERTI APA SEORANG SELEBRITI DIAKUI SEBAGAI SEORANG BINTANG ?/ TAMPAKNYA JAWABANNYA BAGI SEBAGIAN ORANG TIDAK SEBATAS MEREKA MEMILIKI SATU KEMAMPUAN// KINI/ SEBUAH FENOMENA KEMBALI MUNCUL/ DALAM RENTANG WAKTU YANG BERDEKATAN/ SELALU ADA SAJA SEORANG BINTANG AKTING MENCOBA DUNIA TARIK SUARA/ BAHKAN DIALBUMKAN// BUNGA CITRA LESTARI TERBUKTI BERHASIL MENUNJUKKAN KEMAMPUAN VOKALNYA/ SEBAGAI SISI LAINNYA SEBAGAI BINTANG AKTING// MASIH BANYAK SEDERET BINTANG LAGI YANG MENCOBA KEBERUNTUNGAN INI// TERMASUK INTAN NURAINI//

4. VT # 1 SEBUAH FENOMENA BARU MUNCUL DI DUNIA HIBURAN// KINI BUKANLAH SATU HAL YANG LANGKA JIKA DALAM RENTANG WAKTU YANG TIDAK LAMA/ SELALU ADA

Page 90: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

74

Lanjutan Lampiran 5 SELEBRITI YANG DIKENAL BIASA BERAKTING/ MELUNCURKAN SEBUAH ALBUM TARIK SUARA// SEBUT SAJA INTAN NURAINI/ YANG MINGGU LALU/ MENGELUARKAN SEBUAH ALBUM SOLO BERTAJUK “PENGUASA LELAKI”/ DIMANA EMPAT LAGUNYA MERUPAKAN CIPTAANNYA SENDIRI// INTAN TAMPAKNYA SANGAT PERCAYA DIRI BAHWA BAKATNYA SELAIN BERAKTING INI/ AKAN MENOREHKAN SEBUAH NILAI TAMBAH DI MATA PENGGEMARNYA DI DUNIA HIBURAN// Stat. Intan Nuraini : 00:20 : MDV 4818 : Kalo buat aku nyanyi itu benar2 hal baru krn dr dulu utk nyanyi paling pas kumpul…karaoke bareng Stat. Intan Nuraini : 00:48 : MDV 4818 : Aku jd tahu klu ternyata utk nyanyi sendiri bs, lebih dr nyanyi di kamar mandi lho. Stat. Intan Nuraini : 02:05 : MDV 4818 : Krn slama ini aku mengerjakan album….dari mulai tenaga, waktu, uang jg. Stat. Intan Nuraini : 07:25 : MDV 4818 : Aku lg benar2 merangkak …agar musik aku disukai semua org. KENYATAAN YANG TERJADI/ TERJUN KE DUNIA TARIK SUARA BUKAN MENJADI SEBUAH AJANG COBA-COBA// SEORANG PRODUSER HARUS RELA MEMBIAYAI PROSES REKAMAN/ MEMPRODUKSI ALBUM BAHKAN SAMPAI PROMO UNTUK MEMPERKENALKAN PENYANYI BARUNYA TERSEBUT// LANGKAH BERANI INI TERBUKTI BERHASIL DIRAIH OLEH BUNGA CITRA LESTARI// NAMA BESARNYA DI DUNIA AKTING JUSTRU MENJADI FAKTOR KESEKIAN UNTUK MENUNJANG KESUKSESAN DI DUNIA TARIK SUARA// KESUKSESAN SEBAGAI PENYANYI YANG DIDAPATKAN BUNGA SEKARANG INI/ TAMPAKNYA SEBUAH PENILAIAN MURNI// BAHWA PENIKMAT MUSIK MEMANG MENGHAYATI SETIAP ALUNAN LAGUNYA DALAM ALBUM SOUNDTRACK “CINTA PERTAMA”// DAN GAUNG BUNGA SEBAGAI PENYANYI PUN SAMPAI MELANGLANG KE TELINGA WARGA INDONESIA YANG BERADA DI PERTH/ AUSTRALIA// Stat. Bunga Citra : 25:43:00: MDV 4750 : Apapun yg kita jalani berat…nyanyi dunia baru…rasa pengen tahu…semangat ada. Stat. Bunga Citra : 24:21:00 : MDV 4750 : fokusnya di nyanyi …org melihat aku…bagi-bagi seperti itu. Stat. Bunga Citra : 23:47:00 : MDV 4750 : Org lebih mengenal aku sbg Shanny…dikenal sbg apapun sbg masalah…nggak masalah.

5.HOOKER : AJI MUMPUNG ATAU TIDAK/ YANG JELAS TERJUN KE DUNIA TARIK SUARA BUKANLAH SEBUAH AJANG COBA-COBA// DARI SEDERET BINTANG AKTING YANG TERJUN KE DUNIA TARIK SUARA/ KEBANYAKAN DARI MEREKA MENGAKU TIDAK MAIN-MAIN DENGAN PROYEK BARUNYA TERSEBUT// KARENA INI MENYANGKUT SEBUAH PERTARUHAN//

6.ID OUT ==================================================== Part II

7. ID OUT 8. VT 2

Page 91: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

75

Lanjutan Lampiran 5

POPULARITAS MEMANG TIDAK BISA DITAMPIK SEBAGAI AJI MUMPUNG SEORANG BINTANG SINETRON MENJAJAL DUNIA TARIK SUARA// KARENA MEREKA TIDAK PERLU REPOT-REPOT MEMPERKENALKAN DIRI// TOH/ WAJAH-WAJAH MEREKA SUDAH TIDAK ASING LAGI DI LAYAR KACA// NAMUN BISA JADI/ BEBAN JUSTRU SEMAKIN BERAT// KARENA PASTINYA MEREKA TIDAK INGIN PUBLIK HANYA MELIRIK BAKATNYA SEBELAH MATA// Stat. Intan : 01:23 : MDV 4818 : Klu menurut aku dibilang aji mumpung atau gak ya itu tergantung dr opini org. Cuma memang krn aku dari awal…itu gak maen2 juga Stat. Intan : 13 :00 : MDV 4818 : Semuanya pasti ada resikonya. Itu harus sudah diperhitungkan begitu memulai hal yg baru….krn menurut aku semuanya ada manfaatnya krn kita ngelakuin. Stat. Bunga Citra : 18:04 : MDV 4657 : Masalah fisik…first impression…melihat dulu…berapa lama sih bertahan…tapi yg diperlihatkan dari dalam dikenalin. APA YANG DIUNGKAPKAN OLEH BUNGA/ TAMPAKNYA BENAR// BAHWA PESONA FISIK/ HANYALAH SEDIKIT DARI FAKTOR KEBERUNTUNGAN PARA BINTANG AKTING TURUN KE DUNIA TARIK SUARA// YANG TERPENTING BAGAIMANA BAKAT BERNYANYI YANG SUDAH DIMILIKI TERASAH// NAMUN BAGI MUSISI MELLY GOESLAW/ POPULARITAS DIANGGAP BISA DIJADIKAN NILAI TERSENDIRI// IA YANG SEDANG MEMPRODUSERI SEBUAH FILM MUSIKAL YAKIN BISA MEMBENTUK SOSOK LAUDYA CHYNTIA BELLA/ RAFFI AHMAD/ DIMAS BECK/ AYUSHITA DAN CHELSEA OLIVIA MENJADI BUKAN BINTANG BIASA// BISA BERAKTING SEKALIGUS BERNYANYI// Stat. Melly : MDV 4728 : 10:00:00 : BBB obsesi saya dari tiga tahun yg lalu…sangat banyak amat kekurangan…sy pengen…kenapa sih gak ada di Indonesia…ini bukan jual tampang. Stat. Melly : MDV 4728 : 10 :53:00 : Awalnya sama pas2…ada …gimana nyanyi, tari…pemirsa gitu. Stat. Melly : MDV 4728 : 11:38:00 : Sebuah langkah besar jadi bintang besar jd bintang besar…mereka harus punya sesuatu…memilihnya. Stat. Laudya : MDV 3373 : 11:37:00 : Saya benar 2 dr nol…dan orang2 di belakang…jd bermotivasi…gw jg harus bisa. Stat. Dimas Beck : MDV 3373 : 24:15:00 : Kita baru coba itu…tetap kita terusin. AJI MUMPUNG ATAU TIDAK/ TAMPAKNYA SEBUAH KEBERUNTUNGAN LAIN DI INDUSTRI HIBURAN SEDANG DIRAIH KARENA POPULARITAS NAMA// SELAIN NAMA BUNGA CITRA LESTARI/ ACHA DAN IRWANSYAH ADALAH NAMA LAIN YANG TERBUKTI SUKSES DI DUNIA TARIK SUARA// KEMAMPUAN VOKAL DISESUAIKAN DENGAN LAGU// ENTAH MENGEKOR ATAU TIDAK/ DWI ANDHIKA/ VICKY NITINEGORO/ ROGER DANUARTA DAN SEDERET BINTANG SINETRON LAINNYA PUN SEDANG MENGGODOK SEBUAH ALBUM KOMPILASI// PADAHAL SEBELUMNYA DWI ANDHIKA PERNAH GAGAL MEWUJUDKAN PROYEK ALBUM TRIO// Stat. Dwi Andika : 28:18:00 : MDV 4291 : Sebelumnya ada proyek nyanyi bertiga…gagal…mencoba lagi. Stat. Dwi Andika : MDV 4291 : 28:50:00 : Punya bakat…narsisnya pengen punya bakat di nyanyi. Stat. Roger : 16:10:00 : MDV 4291 : Awal2nya baru mengenal. (Just it)

Page 92: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

76

Lanjutan Lampiran 5 Stat. Roger : 15:11:00 : MDV 4291 : Yg buat gw tertarik jd pengalaman berharga…pembuat lagu…guru vokal…bagus2…pengalaman. Stat. Roger : 17:13:00 : MDV 4291 : Dari dulu gak pedean…tp mereka tertarik…berlatih intensif…bagus. Stat. Dwi Andika : MDV 4291 : Tudingan aji mumpung…ada kesempatan kenapa harus diabaikan…mencoba2 bertanggung jawab. 42:11:00 : Dwi Andhika nyanyi JIKA DWI ANDHIKA MERASA PERCAYA DIRI BAHWA IA MEMANG SUDAH MEMILIKI BAKAT MENYANYI/ SEHINGGA AJI MUMPUNG DIANGGAPNYA SEBAGAI SESUATU YANG HARUS DIPERTANGGUNGJAWABKAN// ANDHIKA PRATAMA/ BINTANG AKTING YANG MENYUMBANGKAN SUARANYA DALAM ALBUM SOUNDTRACK “LOVE IS CINTA” ADALAH SOSOK YANG JUGA PATUT DIPERHITUNGKAN// SEBELUM TERJUN DI AKTING/ COWOK INI ADALAH SEORANG PENYANYI KAFE// SEHINGGA DUNIA TARIK SUARA BUKANLAH SESUATU YANG BARU BAGINYA// Stat. Andhika Pratama : MDV 4818 : 23:18 : prinsip aku menerima apa yg dikasih..nyanyi banyak aku syukuri..skrg berlipat2 dr nyanyi..aku mikir masa dpn aku Stat. Andhika Pratama : MDV 4818 : 25:32 : aku ga mau banggain diri aku bisa nyanyi..aku tau potensi aku..aku bisa tekunin selain akting.. Stat. Andhika Pratama : MDV 4818 : 26:17 : mgkin waktu promo aku disuruh nyanyi..sama ga rekaman dg live..nunjukkin aku bisa nyanyi..(dicut aja klu over) Stat. Andhika Pratama : MDV 4818 : 32:02 : ga papa..aji mumpung..kl didengerin trs kpn kita maju..jk pny mental kuat bersaing..kl org bilang aji mumpng terserah.. Andhika Pratama nyanyi… 9. Hooker PESONA FISIK DIAKUI SEBAGAI POIN AWAL YANG SUDAH DIMILIKI SEORANG BINTANG AKTING MENJADI PENYANYI// BAGAI HUKUM ALAM/ TINGGAL BAGAIMANA PUBLIK MENILAI/ APAKAH MEREKA BETUL-BETUL MEMILIKI POTENSI SUARA ? ATAU PUBLIK HANYA SEKEDAR MENYUKAI LAGUNYA// BENARKAH PROYEK ALBUM SEORANG BINTANG AKTING DIHADAPKAN PADA SEBUAH RESIKO DI MATA SEORANG PRODUSER ?// DAN APAKAH MANUSIA SENDIRI HARUS MENYALURKAN BAKATNYA JIKA MERASA MAMPU ? //

10. 1D OUT

================================================

PART III

11. ID IN 12. VT

DARI MASA KE MASA/ DIAKUI SELALU ADA SAJA BINTANG AKTING YANG MENCOBA KEBERUNTUNGAN DI DUNIA TARIK SUARA// ADA YANG BERHASIL/ ADA YANG

Page 93: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

77

Lanjutan Lampiran 5 KESANNYA LEWAT BEGITU SAJA// JIKA DULU KITA MENGENAL MERIEM BELLINA/ SEBAGAI BINTANG AKTING BERBAKAT YANG JUGA CUKUP SUKSES DI DUNIA TARIK SUARA/ JUGA DEASY RATNASARI YANG BOOMING DENGAN LAGU ‘TENDA BIRUNYA”/ MUNGKIN KITA TERLEWATKAN DENGAN SOSOK HAPPY SALMA DAN LYRA VIRNA// DUA PEREMPUAN CANTIK INI PERNAH IKUT MENYUMBANG SUARANYA DALAM ALBUM KOMPILASI SUKMA AYU// SAAT ITU/ APAKAH MEREKA MENGANGGAP SUKSES DI DUNIA TARIK SUARA ? / ATAUKAH HANYA SEKEDAR UNTUK KEPUASAN SEMATA ? // BAGAIMANA PULA PANDANGAN IBU TIGA ANAK/ VENNA MELINDA/ YANG JUGA AKAN MELUNCURKAN ALBUM KEDUANYA ? // Stat. Venna Melinda : 04:10: MDV 4832 : Kalo2 tiba2 ingin nyanyi….selalu dgn lagu org. Stat. Venna Melinda : 07:49 : MDV 4832 : Yg paling nggak bisa awalnya nyanyi. Yg bisa menari & acting….les sana-sn\ini…krn memang bukan penyanyi. Stat. Venna Melinda : 09:39 : MDV 4832 : Org yg bingung/ underestimate ma aku…kalo saya bego…ya ajari aku Stat. Venna Melinda : 08:23 : MDV 4832 : Aku punya prinsip, lebih baik org rajin meskipun bakatnya sedikit. Stat. Happy Salma : 15:27 : MDV 4857 : Kesannya setengah2 memang…jadi aku belum mampu punya album sendiri. Klo kompilasi tanggungjawabnya jg blum begitu aku berikan. Stat. Happy Salma : 19:38 : MDV 4857 : Akhirnya bs diterima apa gak ya seleksi alam. Selama memang banyak mewarnai dunia hiburan kita kenapa gak ?. DAN SEPERTINYA/ HARUS ADA PERTIMBANGAN KHUSUS BAGI SEORANG PRODUSER UNTUK MENCETAK SEORANG PENYANYI DARI SEORANG BINTANG AKTING// JANGAN SAMPAI PROYEK ALBUM HANYA SEKEDAR COBA-COBA/ KARENA SUDAH YAKIN BAHWA FISIK MENARIK BISA DIJUAL// LALU APA PANDANGAN YOVIE TENTANG FENOMENA BINTANG AKTING MENCOBA DUNIA TARIK SUARA BAHKAN DIALBUMKAN ? // APAKAH MENURUTNYA HAL ITU MERUPAKAN PROYEK PERTARUHAN ? // Stat. Yovie : 18:09 : MDV 4808 : Yg bermasalah ketika sebenarnya klu penyanyi2 tdk potensial trus ketika membohongi diri untuk kita produksi…klu industrinya sih sah2 aja ketika seorang yg tdk terlalu bisa menyanyi dibuat. Krn setiap org punya hak asasi utk menyanyi. Stat. Yovie : 18:43 : MDV 4808 : Saya contohkan. Ada penyanyi yg memang harus ditingkatkan lg. Tapi dia punya karakter seperti bunga + agnes…walaupun dia mau sinetron/film…kalo bagus ya…bagus. Stat. Rhenal Khasali : 00:59: MDV 4844 : Pasar kita memang membeli org. Stat. Rhenald Khasali : 01:08 : MDV 4844 : Pasar itu sendiri memang menyukai org dan yg paling penting org itu punya cerita….org2 itu dreamer. Stat. Rhenald Khasali : 04:29 : MDV 4844 : Dua2nya nilai plus dan aji mumpung….krn produk lifecycle skrg sanagt pendek.

13. CLOSING MC DUNIA HIBURAN IBARAT PUTARAN RODA// TIDAK SELAMANYA DUNIA AKTING MEMBAWA KEBERUNTUNGAN// DAN TIDAK ADA YANG SALAH/ JIKA BAGI BEBERAPA SELEBRITI/ KEBERUNTUNGAN DI DUNIA TARIK SUARA DICOBANYA// PERTARUHANNYA/ BISA JADI ADA YANG SUKSES DI KEDUA-DUANYA// AKTING DAN NYANYI// ATAU SALAH SATUNYA/ TETAP TENAR DI

Page 94: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

78

Lanjutan Lampiran 5 AKTING ATAU MENYANYI// ATAU MUNGKIN SAJA/ KARENA SEMUA DIANGGAP COBA-COBA/ TIDAK ADA SATUPUN BIDANG YANG SUKSES DIRAIHNYA// ANDA BISA MENGIKUTI KUIS DENGAN MENJAWAB PERTANYAAN :

SIAPAKAH MANTAN KEKASIH SAHRUL GUNAWAN YANG SEDANG MENCOBA DUNIA TARIK SUARA ? A. INTAN NURAINI B. ACHA SEPTRIASA C. BUNGA CITRA LESTARI

KAMI TUNGGU JAWABAN ANDA HARI INI LEWAT NO. FAX (021) 565-8095// HADIAH 500 RIBU RUPIAH UNTUK DUA ORANG PEMENANG DIPERSEMBAHKAN OLEH// VT OBH TROPICA PLUS DAN INILAH PEMENANG KUIS MINGGU LALU VT PEMENANG SMS POLLING SAYA ARIE WERDHANI MOHON DIRI/ TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN ANDA//

REALITY/ AKAN HADIR BERSAMA ANDA SETIAP SABTU/ PUKUL 16.00 WIB/

MENYIMAK KISAH DIBALIK BERITA SELEBRITI/ HANYA DI INDOSIAR //

Page 95: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

79

Lampiran 6

Kuesioner Penelitian

Tanggal : ……………….

No. Responden : ……………….

PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI

(Kasus Pemirsa di Bojong Gede, Bogor)

Petunjuk Pengisian Kuesioner : 1. Berilah tanda silang (x) pada setiap jawaban yang menurut

bapak/ibu/saudara paling tepat. 2. Isilah titik-titik kosong (………) dan beri tanda √ pada jawaban anda

dalam tabel yang paling sesuai dengan pendapat anda. 3. Kejujuran bapak/ibu/saudara dalam mengisi kuesioner sangat mendukung

penelitian ini. Atas kesediaan bapak/ibu/saudara mengisi kuesioner ini diucapkan terimakasih.

Identitas Pemirsa/Responden

Nama Responden : ........................................................................ Jenis Kelamin : L/P Alamat : ................................................................................................. RT/Rw ................................ Desa ........................................... Kecamatan ................................. Kab/Kota ............................

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 96: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

80

Lanjutan Lampiran 6

BAGIAN I

Karakteristik Demografis 1. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 2. Umur : ………………………. Thn. 3. Pendidikan responden 1. tamat SD 2. Tamat SMP 3. Tamat SMA 4. Diploma 5. Sarjana 4. Pekerjaan : 1. Pelajar atau Mahasiswa 5. Ibu Rumah Tangga 2. Karyawan Swasta 6. Wiraswasta 3. PNS 7. Tidak bekerja atau menganggur 4. TNI atau Polri

BAGIAN II

Karakteristik Psikografis Bapak/ibu/saudara menerima infotainment (informasi seputar kehidupan selebritis atau public figure) dari media apa saja ? .…………………………………………………………………………………… Jika Bapak/Ibu/saudara menonton infotainment dari televisi, berapa hari kecenderungan menonton tayangan tersebut dalam seminggu ? ………………….. Materi tentang apa saja yang bapak/ibu/saudara senangi dari tayangan infotainment ? (boleh lebih dari satu): (1) Perceraian; (2) Pembunuhan; (3) narkoba; (4) karier; (5) aksi sosial atau lainnya (…………………………………). Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah melihat tayangan infotainment berikut ini ? (beri tanda √ pada jawaban yang dipilih). No. Acara Infotainment selalu kadang-kadang tdk. pernah

1. RCTI : Go Spot 2. Kabar-Kabari 3. Cek & Ricek 4. Silet 5. Peri Gosip 6. SCTV : Was-Was 7. Gosip Apa Gosip 8. OTISTA 9. Kasak-Kusuk

10. Hot Shot 11. Hallo Selebriti 12. Bibir Plus 13. Sketsa Selebritis 14. TPI : Kassel 15. Go Show 16. KIPAS-KIPAS 17. SINDANGLAIA

Page 97: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

81

No Acara Infotainment selalu kadang-kadang Tdk. pernah 18. ANTV : BETIS 19. TOP GOSIP 20. MATA-MATA 21. BUKAN GOSIP 22. Indosiar : KISS

23. Sensor 24. Trans 7 : Star 7 25. Kabar Idola 26. Blow Up 27. Klise

28. Trans TV : Insert 29. Insert pagi 30. Insert Sore 31. Kroscek 32. BEBI (Bebas Bicara)

BAGIAN III

Persepsi Responden Nilai informasi Beri tanda √ pada jawaban yang anda pilih. No Pernyataan 5 4 3 2 1 1. Isi tayangan Go Spot di acara RCTI

sudah baik.

2. Isi tayangan Kabar-Kabari di acara RCTI sudah baik.

3. Isi tayangan Cek&Ricek di acara RCTI tidak baik.

4. Isi tayangan Silet di acara RCTI sudah baik.

5. Isi tayangan Peri Gosip di acara RCTI sudah baik.

6. Isi tayangan Was-Was di acara SCTV sudah baik.

7. Isi tayangan Gosip apa Gosip di acara SCTV sudah baik.

8. Isi tayangan OTISTA di acara SCTV sudah baik.

9. Isi tayangan Kasak-Kusuk di acara SCTV tidak baik.

10. Isi tayangan Hot Shot di acara SCTV sudah baik.

Keterangan : 5 = sangat setuju; 4 = setuju; 3 = kurang setuju; 2 = tidak setuju; 1 = sangat tidak setuju.

Page 98: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

82

No Pernyataan 5 4 3 2 1 11. Isi tayangan Hallo Selebriti di acara

SCTV sudah baik.

12. Isi tayangan Bibir Plus di acara SCTV sudah baik.

13. Isi tayangan Sketsa Selebritis di acara SCTV sudah baik.

14. Isi tayangan Kassel di acara TPI sudah baik.

15. Isi tayangan Go Show di acara TPI sudah baik.

16. Isi tayangan Kipas-Kipas di acara TPI sudah baik.

17. Isi tayangan Sindanglaia di acara TPI sudah baik.

18. Isi tayangan BETIS di acara Antv sudah baik.

19. Isi tayangan TOP Gosip di acara Antv sudah baik.

20. Isi tayangan Mata-Mata di acara Antv sudah baik.

21. Isi tayangan Bukan Gosip di acara Antv sudah baik.

22. Isi tayangan KISS di acara Indosiar sudah baik.

23. Isi tayangan Sensor di acara Indosiar sudah baik.

24. Isi tayangan Star 7 di acara TRANS 7 sudah baik.

25. Isi tayangan Kabar Idola di acara TRANS 7 sudah baik.

26. Isi tayangan Blow Up di acara TRANS 7 sudah baik.

27. Isi tayangan Klise di acara TRANS 7 sudah baik.

28. Isi tayangan Insert di acara Trans TV sudah baik.

29. Isi tayangan Insert pagi di acara Trans TV sudah baik.

30. Isi tayangan Insert Sore di acara Trans TV tidak baik.

31. Isi tayangan Kroscek di acara Trans TV sudah baik.

32. Isi tayangan BEBI (Bebas Bicara), di acara Trans TV sudah baik.

Keterangan : 5 = sangat setuju; 4 = setuju; 3 = kurang setuju; 2 = tidak setuju; 1 = sangat tidak setuju.

Page 99: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

83

No Pernyataan 5 4 3 2 1 33. Isi tayangan infotainment di televisi

swasta bersifat dinamis, mengandung kebenaran dan dapat dibuktikan oleh siapa saja dan kapan saja.

34. Isi tayangan infotainment di televisi swasta bersifat tulus dan jujur, mengungkap fakta apa adanya bukan hasil rekayasa pihak televisi atau kalangan tertentu.

35. Isi tayangan infotainment di televisi swasta tanggap pada hal-hal yang baru..

36. Isi tayangan infotainment di televisi swasta meyakinkan pemirsa (responden) tentang sesuatu yang diinformasikan untuk tujuan responden.

37. Isi tayangan infotainment di televisi swasta membujuk responden pada sesuatu hal yang penting untuk kepentingan responden dan sumber atau tokoh yang diinformasikan.

38. Isi tayangan infotainment di televisi swasta mengarahkan terjadinya dialog timbal balik antara tokoh yang diinformasikan.

39. Isi tayangan infotainment di televisi swasta cocok dengan nilai-nilai yang dimiliki sumber atau tokoh yang diinformasikan atau cocok antara yang diberitakan dengan ungkapan sumber.

40. Isi tayangan infotainment televisi swasta bersifat objektif, tidak melebih-lebihkan sehingga berguna untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi tokoh atau pihak lainnya.

41. Isi tayangan infotainment televisi swasta bersifat komplit (menjawab unsur apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) tentang sesuatu hal, sehingga bisa memenuhi kebutuhan responden tentang sesuatu informasi.

Keterangan : 5 = sangat setuju; 4 = setuju; 3 = kurang setuju; 2 = tidak setuju; 1 = sangat tidak setuju.

Page 100: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

84

No Pernyataan 5 4 3 2 1 42. Isi tayangan infotainment televisi

swasta bersifat etis dan bertanggungjawab dalam mengungkap peristiwa tertentu, sehingga melindungi responden dari pengaruh buruk suatu informasi.

43. Isi tayangan infotainment televisi swasta dapat memberikan hiburan bagi responden.

44. Isi tayangan infotainment televisi swasta digunakan responden sebagai upaya untuk bisa melepaskan diri atau mengurangi beban permasalahan yang sedang dihadapi.

45. Isi tayangan infotainment televisi swasta digunakan oleh responden sebagai salah satu upaya untuk bisa melepaskan rasa lelah atau penat setelah melakukan aktifitas sehari-hari.

Keterangan : 5 = sangat setuju; 4 = setuju; 3 = kurang setuju; 2 = tidak setuju; 1 = sangat tidak setuju. Daya Tarik Format Tayangan Beri tanda √ pada jawaban yang anda pilih. No Pernyataan 5 4 3 2 1 1. Format tayangan infotainment televisi

swasta memuat dialog antara sumber atau tokoh yang diinformasikan.

2. Format tayangan infotainment televisi swasta memuat dialog antara tokoh atau sumber yang diinfomasikan dengan pihak lain.

3. Format tayangan infotainment televisi swasta memuat ulasan informasi atau narasi yang dibacakan oleh narator. Tayangan tersebut bersifat utuh yaitu ada pemberitaan juga komentar dari tokoh selebritisnya.

4. Format tayangan infotainment televisi swasta bersifat objektif (konsisten) antara yang diinformasikan dengan pengakuan atau komentar artisnya.

Keterangan : 5 = sangat sering; 4 = sering; 3 = kadang-kadang; 2 = jarang;1=tidak pernah.

Page 101: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

85

No Pernyataan 5 4 3 2 1 5. Format tayangan infotainment televisi

swasta memuat wawancara langsung tatap muka dan terstruktur antara pewawancara atau pihak televisi dengan artis atau tokoh yang diberitakan.

6. Format tayangan infotainment televisi swasta memuat wawancara, tetapi cenderung berupa rekaman hasil wawancara pihak televisi dengan artis atau tokoh yang diinformasikan atau dengan pihak tertentu.

Keterangan : 5 = sangat sering; 4 = sering; 3 = kadang-kadang; 2 = jarang; 1 = tidak pernah. Saran bapak/ibu/saudara untuk perbaikan tayangan infotainment di masa yang akan datang: ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 102: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

86

Lampiran 7: Surat Izin Penelitian

Page 103: PERSEPSI PEMIRSA TENTANG TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI ... · televisi di Indonesia menuai pro-kontra dari berbagai kalangan pemirsa, ... tayangan (dialog, narasi dan wawancara)

87

Lanjutan Lampiran 7