PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi...

111
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL 12 TAHUN (Studi Kasus Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : MAKHSUS NIM 109015000131 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Transcript of PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi...

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA

PENDIDIKAN FORMAL 12 TAHUN

(Studi Kasus Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten

Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

MAKHSUS

NIM 109015000131

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,
Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,
Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Makhsus

Nim : 109015000131

Jurusan : Pendidikan IPS (Geografi)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini berjudul “PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG

PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL 12 TAHUN (Studi Kasus

Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten

Tangerang)” merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata

satu (SI) di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya asli saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Januari 2014

Makhsus

NIM. 109015000131

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

iii

ABSTRAK

Makhsus (109015000131). Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya

Pendidikan Formal 12 Tahun (Studi Kasus Kampung Pejamuran, Desa

Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang). Skripsi, Program

Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas

Ilmu Tarbiyahdan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi

masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus

Kampung Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.

Yang dimaksud persepsi adalah proses yang menggabungkan dan

mengorganisasi data-data inderakita (penginderaan) untuk dikembangkan

sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari pola pikir masyarakat di

sekeliling (lingkungan), dan persepsi ini bisa berkembang menjadi pola pikir, dan

selanjutnya menjadi jalan hidup dalam masyarakat yang menunjukan bahwa

masyarakat memiliki persepsi positif dan persepsi negatif tentang pentingnya

pendidikan formal 12 tahun.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kampung Pejamuran,

Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang yang berjumlah 690

jiwa dan yang menjadi sampel penelitian ini sejumlah 40 jiwa masyarakat,

dengan menggunakan purposive sampling. Metode penelitian menggunakan

metode penelitian diskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data pada penelitian

ini menggunakan tehnik observasi, wawancara dan angket untuk mengetahui

persepsi masyarakat tentang pendidikan.

Temuan data yang ada dilapangan melalui observasi memperlihatkan

bahwa masyarakat pejamuran memiliki kehidupan yang membudaya dan

memiliki alam yang asri, serta memiliki keadaan ekonomi dengan hirarki yang

beragam. Selain itu dari hasil wawancara ditemukan terdapat persepsi negatif

yang ditunjukan oleh masyarakat kampung pejamuran. Bahkan lebih beragam

lagi hasil temuannya ketika dilapangan setelah menyebar angket yang

menunjukan bahwa terdapat 47,5% persepsi positif, 52,5% persepsi negatif yang

ditunjukan oleh masyarakat kampung pejamuran. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa terdapat persepsi persepsi negatif 52,5% dan persepsi positif 47,5% yang

berkembang didalam persepsi dan polapikir masyarakat kampung pejamuran.

Diindikasi terdapat persepsi negatif dan positif yang ditemukan oleh peneliti

didalam pola pikir masyarakat kampung pejamuran tentang pentingnya

pendidikan formal 12 tahun dikampung pejamuran,desa pasilian, kecamatan

kronjo.

Kata Kunci :Persepsi, Pendidikan

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

iv

ABSTRARCT

Makhsus (109015000131) Perception of People About the Infortance

12 Years of Formal Education (Case Study at Pejamuran Village of Kronjo,

Pasilian District, Tangerang Region). Thesis, Geography Studies Program

Departement of EdukationSosial Sciences, Tarbiyah and Teaching Faculty

State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

The aim of this research is to get the information about the people’s

perception in the matter of the importance 12 years of formal education. This

research is a Case Study in Pejamuran village of Pasilian, Kronjo district,

Tangerang region.

Perception is a process of combining and organizing our senses data to be

developed so we can realize the way of thinking of the people around us. Then,

this way of thinking will grow to become the way of life in the society which will

show that the society is having the positive perception or negative perception

about education.

The population in this research is the people of Pejamuran village of

Pasilian, Kronjodistirct, Tangerang region which is having the total number of

690 lives. And the sample of the research is 40 people taken by Purposive

Sampling Method. The method of the research is Qualitative Descriptive Method.

The technique of the data collection uses Observation technique in the forms of

Interview and Questionnaire.The data found on the field from the observation

shows that Pejamuran people have natural area with cultural and various

economical lives. In the other side, based on the result of the interview, Pejamuran

people have negative perception. This negative perception is more clearly defined

after the result of the questionnaire is studied. It shows that the people of

Pejamuran have 47,5% Positive perceptiona and 52,5% Negative perception.

Keyword : Perception, Edukation

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini

dengan baik. Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kitaNabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, parasahabatnya, dan

para pengikutnya.

Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidkan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya

masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang

penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya

penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis

sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS,

beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

3. Bapak. Drs, Muhammad Arif, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini.

4. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd sebagai dosen Penasihat Akademik

yang banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti

perkuliahan di Universitas ini.

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

vi

5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih.

6. Kepada seluruh staf perpustakaan umum dan fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta penulis

mengucapkan banyak terima kasih.

7. Bapak. H.Nasiri selaku kepala Desa Pasilian beserta para stafnya. Saya

mengucapkan terima kasih juga kepada seluruh stap Balai Desa yang

tidak bias saya sebutkan satu persatu, tapi tidak mengurangi rasa

terima kasih dan rasa hormatsaya.

8. Kepada orang tua, serta kakak tersayang, terimakasih atas segaladoa,

perhatian, motivasi dan kasih sayang.

9. Kepada sahabat-sahabat Wahyu Dwijayanto (Dj), Ajami Solihin

(Jamong), Agus Suherman (Cikal), Akbar Fauzi (Kober), Halikin

(Jorge), Rini Suhartini ,Lutfi (syuex), Fadli Yajid (pajid), Abdil Ajiz

(Gagap), Abduh Abdurrahman, Muhammad MahbubJaelani (Mbub),

Fakhrurrozi. Yang telah memberikan motivasi, waktu, tenaga, dan

kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS

angkatan 2009 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Wahyu Dwijayanto, Lutfi, Abdul Aziz, Akbar Fauzi, mahbub, dll.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan

adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, 7 Januari 2014

Penulis

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

vii

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan…………………………………………….. i

Halaman Pernyataan……………………………………………… ii

Abstraksi…………………………………………………………… iii

Kata pengantar…………………………………………………… . vi

Daftar Isi………………………………………………………….. vii

Daftar Label……………………………………………………… ix

Daftar Lampiran…………………………………………… …….. x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..……………………………… 1

B. Identifikasi ……………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah…………………………………… 5

D. Rumusan Masalah……………………………………… 5

E. Tujuan dan Manfaat…………………………………… 5

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGKAJIAN HIPOTESIS

A. DiskripsiTeoritik

1. Hakikat Persepsi……………………………………… 7

2. Hakikat Pendidikan…………………………………… 10

3. Hakikat Masyarakat…………………………………… 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan…………………………… 21

C. Kerangka Berpikir………………………………………… 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

viii

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 25

B. Latar Penelitian…………………………………………… 26

C. Metodologi Penelitian……………………………………… 27

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data……… 28

E. Pemeriksaan Keabsahan Data……………………………… 37

F. Analisi data ………………………………………………. 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data……………………………………………… 39

B. Pembahasan ……………………………………………… 48

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………… 52

B. Implikasi ………………………………………………… 52

C. Saran ……………………………………………………… 53

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 54

LAMPIRAN- LAMPIRAN………………………………………… 56

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Tingkat Pendidikan KronjoTahun 2011……… .. 3

Tabel 1.2 Data Tingkat Ekonomi Kampung PejamuranTahun 2013 3

Table 1.3 Data Tingkat Pendidikan Kampung Pejamuran Tahun

2013…………………………………………………… 4

Table 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………… 23

Table 3.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi…………………………… 27

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket………………………………………… 33

Tabel 4.1 Data Tingkat Pendidikan KronjoTahun 2011……… .. 38

Tabel 4.2 Data Tingkat Ekonomi Kampung PejamuranTahun 2013 39

Tabel 4.3 Persentase Kebutuhan Masyarakat Kampung Pejamuran

Terhadap Pendidikan Formal 12 Tahun………………… 43

Tabel 4.4 Persentase Persepsi Masyarakat Kampung Pejamuran

Terhadap Pentingnya Pendidikan Formal 12 Tahun…... 43

Tabel 4.5 Persentase Persepsi Anak-anak Masyarakat Kampung

Pejamuran Berhak Mendapatkan Pendidikan Formal 12

Tahun………………………………………………… 44

Table 4.6 Persentase persepsi anak-anak masyarakat kampung

pejamuran mempunyai sikap bertanggung jawab hasil dari

proses pendidikan formal 12 tahun…………………… 44

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

x

Table 4.7 Persentase persepsi masyarakat kampung pejamuranterhadap

anak-anak harus menempuh jalur pendidikan formal 12

tahun……………………………………… 45

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi………………………………… 56

Lampiran 2 Angket Penelitian………………………………….. 57

Lampiran 3 Data Hasi l Angket Penelitian……………………… 58

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Kepala desa………………… 59

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Sekertaris Kepala desa…….. 60

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Ketua Badan Permusyawaratan

Desa………………………………………………... 61

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Tokoh Masyarakat…………. 62

Lampiran 8 Pedoman Wawancara Tokoh Pendidikan…………. 63

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Bapak Asim……………….. 64

Lampiran 10 Pedoman Wawancara Bapak Sukeni……………… 65

Lampiran 11 Pedoman Wawancara Ibu Jalalah…………………. 66

Lampiran 12 Pedoman Wawancara Ibu Nafsiah………………… 67

Lampiran 13 Pedoman Wawancara Ibu Jumenah……………….. 68

Lampiran 14 Transkrip Wawancara Kepala Desa……………… 70

Lampiran 15 Transkrip Wawancara Sekertaris Kepala Desa….. 73

Lampiran 16 Transkrip Wawancara Ketua Badan Permusyawaratan

Desa………………………………………………… 76

Lampiran 17 Transkrip Wawancara Tokoh Masyarakat…………. 79

Lampiran 18 Transkrip Wawancara Tokoh Pendidikan…………. 82

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

xii

Lampiran 19 Transkrip Wawancara Bapak Asim………………. 85

Lampiran 20 Transkrip Wawancara Bapak Sukeni……………… 87

Lampiran 21 Transkrip Wawancara Ibu Jalalah………………… 89

Lampiran 22 Transkrip Wawancara Ibu Nafsiah………………… 91

Lampiran 23 Transkrip Wawancara Ibu Jumenah……………….. 93

Lampiran 24 Data Penduduk 2013 dari Badan Permuswaratan

Desa………………………………………………… 95

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan dimasyarakat tidaklah luput dari polemik pola

pikir ataupun persepsi yang menjadi sandaran kehidupan yang dimiliki

masyarakat dalam mengenal lingkungan sekitar mereka.

“Persepsi menurut Abdurrahman Saleh adalah proses yang

menggabungkan dan mengorganisasi data-data indera kita (penginderaan)

untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di

sekeliling”.1

Menurut M.Alisuf Sabri bahwa persepsi atau tanggapan adalah

sesuatu yang pernah kita amati/alami selalu tertinggal jejaknya atau

kesannya di dalam jiwa kita. Hal itu dimungkinkan oleh kesanggupan

chemis dari jiwa kita. Bekas jejak/kesan yang tertinggal pada kita itu dapat

kita timbulkan kembali (reproduksi) sebagai tanggapan.2

Menurut Muhammad Said dan Junimar Affan bahwa Persepsi

adalah proses yang membeda-bedakan rangsangan yang masuk

untuk selanjutnya diberikan maknanya dengan bantuan beberapa

faktor. Proses itu dimulai dengan masuknya beberapa ransangan

melalui panca indra kita yang jumlahnya sekarang lebih dari lima

(panca) rangsangan-rangsangan itu ke pusat-pusat pengelolahan

untuk kemudian diberi makna.3

Menurut Bagus takwin bahwa dalam psikologi, persepsi secara

umum merupakan perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan

informasi indrawi. Persepsi sosial dapat diartikan sebagai proses

perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi

tentang orang lain. Apa yang diperoleh, ditafsirkan, dipilih dan diatur

adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial.4

1Abdul Rahman Shaleh,PsikologiSuatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2004), h.110. 2 M. Alisuf Sabri, pengantar psikologi umum dan perkembangan,(jakarta, pedoman ilmu

jaya 2010) cet.5,hal 60. 3 Muh.Said dan Junimar Affan, psikologi dari zaman ke zaman, (bandung, jemmars

bandung 1990) edisi kedua, hal 45. 4 Bagus takwin, “persepsi sosial mengenali dan mengerti orang lain”, dalam sarlito W.

Sarwono dan eko A.meinarno (ed.), PSIKOLOGI SOSIAL,, (salemba humanika), hal 24.

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

2

Persepsi merupakan proses yang berlangsung pada diri kita untuk

mengetahui dan mengeveauasi orang lain. Dengan proses itu, kita

membentuk kesan tentang orang lain. Kesan yang kita bentuk di dasarkan

pada pada informasi yang tersedia di lingkungan, sikap kita terdahulu

tentang rangsangan-rangsangan yang relevan.5

Dari penjelasan diatas bahwa persepsi itu bisa mempengaruhi pola

pikir secara efektif dikeluarkan oleh jiwa kita dari proses persepsi tersebut.

Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang

berhubungan dengan pendidikan dan begitu pula faktor-faktor yang

mempengaruhi arti penting pendidikan seperti bervariasinya masalah yang

ada dalam proses pendidikan dari sekiditnya minat anak melanjutkan

sekolahnya, mementingkan pekerjaan di bandingkan melanjutkan tingkat

pendidikan, menilai izajah hanya menjadi prasyarat untuk melamar

pekerjaan bukan hasil dari proses pendidikan yang hakikinya. Sangat

ironis memang, tapi hal ini yang menjadi kenyataan betapa rendahnya arti

pendidikan di mata masyarakat.

Masyarakat khususnya orang tua mempunyai pandangan bahwa

pendidikan adalah hal yang tidak penting, akan tetapi hal itu dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan orang tua yang rendah dan ekonomi yang kurang

mendukung, sehingga pentingnya pendidikan hanya digambarkan untuk

pekerjaan saja. Yaitu, bagaimana mencari uang ataupun membantu

pendapatan orang tua, dan faktor lain yang mempengaruhi pandangan

masyarakat tentang anak putus sekolah terhadap pendidikan adalah

rendahnya kualitas ekonomi serta pengaruh lingkungan sekitar seperti

pergaulan dengan orang dewasa, merokok sehingga memberi dampak

negatif terhadap arti penting pendidikan.

5ibid, hal 25.

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

3

Suatu data ini akan menunjukan bahwa adanya keterpurukan

pendidikan di daerah kampung pejamuran, seperti pada tabel ini:

Tabel 1.1

Data tingkat pendidikan dikampung pejamuran Tahun 2010

Desa Pasilian Tingkat Pendidikan

Jumlah SD SLTP SLTA D III Sarjana

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kampung

Pejamuran 242

224 110 0 4 580

Sumber dari : Badan Permusyarawatan Desa (BPD) data Tahun 2010.

Dari data di atas kampung pejmuran data tingkat pendidikan SD

242 orang, SLTP 224 orang, SLTA 110 orang, DIII tidak terdapat dan

Sarjana 4 orang. Sehingga memang ironis pendidikan di kampung

Pejamuran ini yang sedikit sekali masyarakat yang anaknya melanjutkan

ke tingkat perguruan tinggi, tapi angka tertinggi per-tama dan ke-dua

pekerja ada pada tingkat pendidikan SD dan SLTP.6

Tabel 1.2

Data Tingkat Ekonomi Kampung Pejamuran Tahun 2013

RT

Tingkat Keadaan Ekonomi

kampung pejamuran JUMLAH KET

RENDAH SEDANG TINGGI

01 72 Jiwa 40 Jiwa 25 Jiwa 137 Jiwa

02 67 Jiwa 52 Jiwa 37 Jiwa 156 Jiwa

03 57 Jiwa 48 Jiwa 23 Jiwa 128 Jiwa

04 73 Jiwa 53 Jiwa 31 Jiwa 157 Jiwa

05 49 Jiwa 43 Jiwa 20 Jiwa 112 Jiwa

6 Sumber dari : Badan Permusyarawatan Desa (BPD) data Tahun 2010.

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

4

Table 1.3

Data Tingkat Pendidikan Kampung Pejamuran 2013

RT RW

Tingkat Pendidikan Akhir Masyarakat Kampung Pejamuran

SD/MI SMP/MTS SMA/MA/SMK D3 S 1

01 01 63 jiwa 43 jiwa 27 jiwa - 4 jiwa

02 01 73 jiwa 37 jiwa 45 jiwa - 1 jiwa

03 01 53 jiwa 41 jiwa 34 jiwa - -

04 01 60 jiwa 45 jiwa 50 jiwa - 2 jiwa

05 01 46 jiwa 29 jiwa 35 jiwa - 2 jiwa

Sumber dari : Badan Permusyarawatan Desa (BPD) pembaharuan dan

pengecekan data yang dilakukan oleh peneliti.7

Arti pendidikan dimasyarakat sangat begitu ironis memang jika

kita tidak lakukan evaluasi pendidikan terhadap masyarakat maka akan

menjadi apa anak bangsa generasi selanjutnya.

Dari latar belakang di atas maka peneliti tergugah hatinya karna

peneliti sangat ingin meneliti masalah tersebut sehingga peneliti

mengambil judul dalam penelitiannya yaitu ”Persepsi Masyarakat Tentang

Pentingnya pendidikan formal 12 tahun” (Studi Kasus Kampung

Pejamuran, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan kegiatan mendeteksi, melacak dan

menjelaskan aspek permasalahan di dalam area penelitian. Maka

sedikitnya dapat diindentifikasi masalah seberapa penting persepsi

masyarakat tentang pentingnya pendidikan sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan formal 12 tahun masyarakat kampung pejamuran

yang rendah dan kondisi ekonomi yang kurang mendukung.

7Penulis ketua Badan Permusyawaratan Desa Pailian Bpk.Jamanuri. Sumber dari : Badan

Permusyarawatan Desa (BPD) pembaharuan dan pengecekan data yang dilakukan oleh peneliti.

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

5

2. Kondisi tingkat pendapatan masyarakat kampung pejamuran pada

umumnya masyarakat ekonomi rendah.

3. Cukup banyak anak usia pendidikan dikampung pejamuran lebih

memilih untuk mencari uang dan membantu pekerjaan orang tua.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas selanjutnya peneliti menfokuskan

dan membatasi terhadap masalah persepsi masyarakat tentang pendidikan

formal 12 tahun dikampung Pejamuran.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah seperti diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimanakah

persepsi masyarakat Kampung Pejamuran tentang pentingnya pendidikan

formal 12 tahun ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

tentang persepsi masyarakat Kampung Pejamuran tentang pentingnya

pendidikan formal 12 tahun.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Manfaat penyusunan laporan penelitian bagi peneliti, adalah:

a) Merupakan bukti telah ditemukan masalah baru dalam

masalah pendidikan diKampung Pejamuran, Desa Pasilian

Kecamatan Kronjo.

b) Untuk menunjukan hasil temuannya dan memberikan

informasi supaya dikenal oleh banyak pihak dan membuat

hasil penelitian menjadi lebih ada makna.

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

6

2) Bagi pembaca, dengan adanya informasi dari penelitian ini dari

suatu masalah yang terungkap dan diharapkan bermanfaat bagi

para pembaca untuk menambah wawasannya.

3) Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini menjadi contoh dan

lebih baik dan sejalan lagi untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Masyarakat Kampung Pejamuran, diharapkan dapat

memberi arah dan motivasi untuk menjadi manusia cerdas dan

berpendidikan yang berguna bagi bangsa dan negara.

2) Bagi PEMDA, diharapkan dapat menjadi masukan dalam

merumuskan kebijakan pendidikan yang adil dan merata bagi

seluruh masyarakat.

3) Bagi UIN JKT, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Persepsi

a. Pengertian Persepsi

“Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses

seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya”.1

“Persepsi menurut Abdurrahman Saleh adalah proses yang

menggabungkan dan mengorganisasi data-data indera kita

(penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita

dapat menyadari di sekeliling”.2

Menurut M.Alisuf Sabri bahwa persepsi atau tanggapan

adalah sesuatu yang pernah kita amati/alami selalu tertinggal

jejaknya atau kesannya di dalam jiwa kita. Hal itu dimungkinkan

oleh kesanggupan chemis dari jiwa kita. Bekas jejak/kesan yang

tertinggal pada kita itu dapat kita timbulkan kembali (reproduksi)

sebagai tanggapan.3

Menurut Muhammad Said dan Junimar Affan bahwa Persepsi

adalah proses yang membeda-bedakan rangsangan yang masuk

untuk selanjutnya diberikan maknanya dengan bantuan beberapa

faktor. Proses itu dimulai dengan masuknya beberapa ransangan

melalui panca indra kita yang jumlahnya sekarang lebih dari

lima (panca) rangsangan-rangsangan itu ke pusat-pusat

pengelolahan untuk kemudian diberi makna.4

Menurut Bagus takwin bahwa dalam psikologi, persepsi

secara umum merupakan perolehan, penafsiran, pemilihan, dan

pengaturan informasi indrawi. Persepsi sosial dapat diartikan

1Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed, 3. Cet 2, h. 863. 2Abdul Rahman Shaleh,PsikologiSuatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2004), h.110. 3 M. Alisuf Sabri, pengantar psikologi umum dan perkembangan,(jakarta, pedoman ilmu

jaya 2010) cet.5,hal 60. 4 Muh.Said dan Junimar Affan, psikologi dari zaman ke zaman, (bandung, jemmars

bandung 1990) edisi kedua, hal 45.

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

8

sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan

informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh,

ditafsirkan, dipilih dan diatur adalah informasi indrawi dari

lingkungan sosial.5

Persepsi merupakan proses yang berlangsung pada diri kita

untuk mengetahui dan mengevaluasi orang lain. Dengan proses itu,

kita membentuk kesan tentang orang lain. Kesan yang kita bentuk

di dasarkan pada pada informasi yang tersedia di lingkungan, sikap

kita terdahulu tentang rangsangan-rangsangan yang relevan.6

Menurut M.Said dan Junimar Affan Proses terbentuknya

persepsi dimulai masuknya berbagai jenis rangsangan melalui

panca indra yang jumlahnya sekarang lebih dari lima (panca).

Rangsangan-rangsangan itu diteruskan kepusat-pusat

pengolahannya untuk kemudian diberi makna. Rangsangan

rangsangan itu berbagai jenis dan bentuknya serta berbagai pula

titik tempat yang dirangsangnya.7

b. Aspek Persepsi

Dalam persepsi terdapat aspek-aspek yang bisa dipengaruhi oleh

proses persepsi tersebut, aspek persepsi menurut McDowwell & Newel

yaitu:

1) Kognisi

Aspek kognisi merupakan aspek yang melibatkan cara

berpikir, mengenali, memaknai suatu stimulus yang diterima

oleh panca indera, pengalaman atau yang pernah dilihat

dalam kehidupan sehari-hari. Hurlock menambahkan bahwa

aspek kognitif didasarkan atas konsep suatu informasi, aspek

kognitif ini juga didasarkan pada pengalaman pribadi dan apa

yang dipelajari.

2) Afeksi

Aspek afeksi merupakan aspek yang membangun aspek

kognitif. Aspek afektif ini mencakup cara individu dalam

merasakan, mengekspresikan emosi terhadap stimulus

berdasarkan nilai-nilai dalam dirinya yang kemudian

mempengaruhi persepsinya.8

5 Bagus takwin, “persepsi sosial mengenali dan mengerti orang lain”, dalam sarlito W.

Sarwono dan eko A.meinarno (ed.), PSIKOLOGI SOSIAL,, (salemba humanika), hal 24. 6ibid, hal 25. 7 Said.los. cit.hal 46. 8 Takwin.los.cit.hal 26.

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

9

c. Faktor-Faktor Persepsi

Persepsi dalam prosesnya itu dipengaruhi dengan beberapa faktor-

faktor yang membuat proses persepsi itu tumbuh. Menurut Sarlito

W.Sarwono bahwa perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal

di bawah ini:

1) Perhatian

Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang

ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan

perhatian kita pada perhatian kita pada suatu objek atau dua

objek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengenan

orang lainnya, menyebabakan perbedaan persepsi antara

mereka.9

2) Set

Set adalah harapan seseoranag akan rangsangan yang akan

timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis

“star” terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol di

saat mana ia harus mulai berlari, perbedaan set dapat

menyebabkan perbedaan persepsi.10

3) Kebutuhan

Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada

diri seseorang, orang tersebut akan mempengaruhi persepsi.

Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda

akan menyebabkan pula perbedaan persepsi.11

4) Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat

berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di

Amerika serikat ( Bruner dan Godman, 1947, Carter dan

Schooler, 1949 ) menunjukan bahwa anak-anak yang

berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang

logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala

ini ternyata tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari

keluarga kaya.12

5) Ciri kepribadian

Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi seperti

dua orang yang bekerja di kantor yang sama berada di

bawah pengawas satu orang atasan, orang yang pemalu dan

orang yang tinggi kepercayaaan dirinya akan berbeda dalam

mempersepsikan atasannya.13

9 Sarlito W.Sarwono ,pengantar umum psikologi,(jakarta,bulan bintang,2003), cet 9, hal

45-46. 10Ibid. 11Ibid. 12Ibid. 13Ibid.

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

10

Perbedaan persepsi itu adalah dipengaruhi oleh beebrapa

faktor baik dari perhatian, set, kebutuhan, sisitem nilai dan ciri

kepribadian.

2. Hakikat Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Menurut Ngalim Purwanto bahwa sebelum kita tinjau lebih lanjut

apa yang di maksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya

diterangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu

paedagogie (pendidikan) dan paedagogiek (ilmu

pendidikan).Pedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan

yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan

mendidik.14

“Menurut Prof. Zahara Idris bahwa Mendidik dan pendidikan

adalah dua hal yang saling berkaitan dari segi bahasa, tetapi kalau kita

mendidik berarti kita melakukan suatu kegiatan tindakan. kegiatan

mendidik menunjukan adanya yang mendidik di datu pihak dan yang

dididik da lain pihak”.15

Menurtu para ahli tentang pendidikan menyebutkan:

1. John Dewey: pendidikan adalah proses pembentukan

kecakapan-kecakapan funda mental secara intelektual dan

emosional ke arah alam dan sesama manusia.

2. S.A. Brata, dkk.: pendidikan ialah usaha yang sengaja

diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung

untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai

kedewasaan.

3. Rousseau: pendidikan adalah memberikan kita pembekalan

yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita

membutuhkannya pada waktu dewasa.

4. Ki Hajar Dewantara: mendidik ialah menuntun segala

kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat

mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya.

14 M. Ngalim Purwanto, ilmu pendidikan teoritis dan praktis,(bandung, remadja

karya,1988) cet.4,hal1. 15 Zahara idris, dasar-dasar pendidikan ,(bandung, angkasa, 2008) , HAL 9.

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

11

5. Dalam GBHN: pendidikan pada hakekatnya adalah usaha

sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

6. Prof. Zahara Idris( dasar-dasar pendidikan): pendidikan

ialah serangkai kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara

manusia biasa dengan si anak didik secara tatap muka atau

dengan menggunakan media dalam rangka memberikan

bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti

supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal

mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung

jawab. Potensi di sini ialah potensi fisik, emosi, sosial,

sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan.16

b. Tujuan Pendidikan

Setiap sistem pasti mempunyai suatu tujuan yang menjadi titik tolak

keberhasilan, pendidikan juga mempunyai tujuan pendidikan yang

sistematis.

Menurut M.Ngalim Purwanto bahwa Pemerintah Indonesia

telah menggariskan dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan

pengajaran itu di dalam Undang-undang nomor 12 tahun 1945,

terutama pasal 3 dan 4 yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3: tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk

manusia susila yang capak dan warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan

tanah air.

Pasal 4: pendidikan dan pengjaran berdasarkan atas asas-

asas yang termaktub dalam “pancasila” Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia dan atas kebudayaan kebangsaan

indonesia.

Di dalam GBHN 1983 – 1988 tujuan pendidikan

dinyatakan sebagai berikut: pendidikan nasional berdasarkan

pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Mahaesa, kecerdasaan dan keterampilan,

mempertimbangkan budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan

mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar

dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang

dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.17

Di dalam bukunya Beknopte Theoretische Peadagogik,

langeveld mengutarakan macam-macam tujuan pendidikan

sebagai berikut:

16Ibid.h,10-11. 17 Purwanto,op. cit, hal35-36.

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

12

1) Tujuan umum pendidikan

Tujuan umum juga di sebut tujuan sempurna, tujuan

terakhir, atau tujuan bulat. Tujuan umum ialah tujuan di

dalam pendidikan, yang seharusnya yang menjadi tujuan

orang tua atau lain-lain pendidik, yang telah di tetapkan

oleh pendidik dan selalu di hubungkan dengan kenyataan-

kenytaan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan di

hubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk

mencapai tujuan umum itu.18

2) Tujuan-tujuan tak sempurna pendidikan

Tujuan sementara ini merupakan tempat-tempat perhentian

sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum seperti :

anak-anak di latih untuk belajar kebersihan, belajar

berbicara, belajar berbelanja, belajar bermain-main bersama

teman-temannya dan lain-lain.19

3) Tujuan-tujuan perantara pendidikan

Tujuan ini di tentukan tergantung pada tujuan-tujuan

sementara umpamanya: tujuan sementara ialah si anak harus

belajar membaca dan menulis. Setelah ditentukan untuk apa

anak belajar membaca dan menulis itu, dapatlah sekarang

macam kemungkinan untuk mencapainya itu di pandang

sebagai tujuan perantara seperti metode mengajar dan

metode membaca.20

4) Tujuan insidental pendidikan

Tujuan ini hanya sebagai kejadian-kejadian yang

merupakan saat-saat yang terlepas pada jalan yang menuju

kepada tujuan umum.21

c. Pendidikan Seumur Hidup

Menurut M.Ngalim Purwanto bahwa dalam GBHN (ketetapan

MPR-RI Nomor: IV/MPR/1978) dinyatakan : pendidikan

berlangsungseumur hidup dan di laksanakan di dalam lingkungan rumah

tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. 22

Dari penjelasan diatas Maksudnya bahwa setiap manusia Indonesia

di harapakan untuk selalu berkembang sepanjang hidupnya dan di lain

pihak masyarakat dan pemerintah diharapakan untuk dapat menciptakan

yang manantang untuk belajar. Prinsip ini berarti, bahwa masa sekolah

18Ibid.hal,25. 19Ibid.hal,26-27 20Ibid. 21Ibid. 22 Zaraha idris, dasar-dasar kependidikan. (bandung, Angkasa 1981, hal 57.

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

13

bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan

hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung sepanjang

hidup.

Menurut M.Ngalim Purwanto bahwa Konsep pendidikan seumur

hidup merumuskan suatu asas, bahwa pendidikan adalah suatu

proses yang berlangsung terus (kontinu) dari bayi sampai

meninggal dunia. ada beracam-macam dasar pikiran yang

menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat penting.

Dasar pikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi antara lain

seperti berikut:

1) Tinjauan ideologis

Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang

sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan

peningkatan pengetahuan dan keterampilanya, pendidikan

seumur hidup akan memungkinkan seseorang

mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan

kebutuhan hidupnya.23

2) Tinjauan ekonomi

Cara yang paling efektif untuk ke luar dari lingkungan setan

kemelaratan yang menyebabkan kebodohan ialah melalui

pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan

seorang untuk :

a) Meningkatkan produktivitasnya

b) Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang

dimilikinya.

c) Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih

menyenangkan dan sehat.

d) Memiliki motovasi dalam mengasuh dan mendidik

anak-anaknya secara tepat, sehingga peranan pendidikan

keluarga menjadi sangat besar dan penting.24

3) Tinjauan sosiologi

Banyak orang tua di negara yang sedang berkembangan

kurang menyadari pentingnya pendidikan formal bagi anak-

anaknya. Oleh karena itu banyak anak-anak mereka kurang

mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau tidak

bersekolah sama sekali. Maka pendidikan seumur hidup

kepada orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah

tersebut.25

4) Tinjauan politis

Pada negara demokratis hendaknya seluruh rakyat

menyadari pentingnya memilih, dan memahami fungsi

pemerintah, DPR , MPR, dan lain-lain. Oleh karena itu

pendidikan kewarga negara perlu di berikan kepada setiap

23 Purwanto, op.cit.,.hal,60-61. 24 Purwanto, ibid hal-60. 25Ibid.

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

14

orang. Maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur

hidup.26

5) Tinjauan teknologis

Dunia dilanda ekplosi ilmu pengetahuan dan teknologi. Para

sarjana, guru, teknisi, dan pemimpin di negara yang sedang

berkembang perlu memperbaharui pengetahuan dan

keterampilan mereka, seperti yang dilakukan sejawat

mereka di negara maju.27

6) Tinjauan psikologis dan pedagogik

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat

mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik, dan

metode pendidikan. Di samping itu perkembangan tersebut

menyebabkan makin luas, dalam, dan kompleksnya ilmu

penegetahuan, sehingga tidak mungkin lagi di ajarkan

seluruhnya kepada anak didik di sekolah. Sebab itu tugas

pendidikan formal yang utama sekarang ialah mengajarkan

bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat

dalam diri anak untuk dalam diri anak untuk belajar terus

sepanjang hidupnya.28

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah

penolong kita untuk hidup yang sejahtera dan menjauhkan kita dari

kehidupan miskin, semakin tinggi pendidikan orang lain maka dia akan

mudah untuk mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan hidup sudah

menjadi hak manusia untuk mendapatkan pendidikan karena manusia

harus mampu berkembang dan mengembangkan dirinya dan pengetahuan.

Jadi, pendidikan seumur hidup adalah untuk menciptakan generasi-

generasi yang mampu untuk bersaing dalam perkembangan jaman yang

selalu berkembang secara cepat.

3. Hakikat Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

“Masyarakat adalah istilah yang paling lazim dipakai untuk

menyebutkan kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan

ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari, adalah masyarakat.”29

26Ibid.hal 61 27Ibid. 28Ibid. 29 koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi ,(jakarta, rineka cipta,2002) cet.8,hal

143.

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

15

Menurut Koentjaraningrat istilah masyarakat berasal dari bahasa

Arab yaitu syaraka yag berarti “ikut serta, berpartisipasi”.

Sedangkan dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang

berasal dari kata Latin socius, yang berarti “kawan”. Masyarakat

adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan

istilah ilmiah saling berinteraksi. Pola tersebut harus bersifat

menetap dan kontinyu, dengan kata lain pola tersebut harus

sudah menjadi adat istiadat yang khas. Masyarakat adalah

memang sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau

dengan istilah ilmiah “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia

dapat mempunyai prasarana melalui apa warga-warganya dapat

saling berinteraksi. Adanya prasarana untuk berinteraksi

memang menyebabkan bahwa warga dari satu kolektif manusia

itu akan saling berinteraksi.30 Masyarakat secara khusus di

definisikan : masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu bersifat

kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.31

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat adalah kumpulan manusia yang saling berinteraksi,

tinggal dalam suatu wilayah dalam waktu yang lama serta

melakukan kegiatan secara bersama.

b. Lapisan Masyarakat

1) Kelas-kelas Masyarakat

Didalam masyarakata terdapat pula yang menggunakan

istilah kelas baik kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan

atas unsur ekonomi ataupun lapisan yang berdasarkan atas

kehormatan dinamakan kelompok kedudukan.

Max Webber mengadakan pembedaan antara dasar

ekonomis dengan dasar kedudukan sosial, tetapi tetap

menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Joseph

Schumpeter mengatakan bahwa kelas-kelas dalam

masyarakat terbentuk karena diperlukan untuk

menyesuainkan masyarakat dengan keperluan-keperluan

yang nyata. Makna kelas dan gejala-gejala

kemasyarakatan lainnya hanya dapat dimengerti dengan

benar apabila diketahui riwayat terjadinya.32

“Menurut Soejono Sukamto bahwa ukuran atau kriekteria

yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-

30Ibid. Hal ,144. 31Ibid. Hal ,148. 32 Soejono soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (rajawalipres:jakarta, 2012) cet-44.h.

205

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

16

anggota masyarakat kedalam suatu lapisan masyarakat adalah

sebagai berikut : ukuran kekanyaan, ukuran kekuasaan, ukuran

kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan.” 33

Dari penjelasan diatas diambil kesimpulan bahwa ukuran-

ukuran baik kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu

pengetahuan itu amat menentukan sebagai dasar timbulnya

sistem lapisan lapisan dalam masyarakat tertentu.

2) Unsur-unsur Lapisan Masyarakat

Menurut Soejono Sukamto bahwa hal yang mewujudkan

unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat

adalah kedudukan (status) dan peran (role). Kedudukan dan

peranan merupakan unsur-unsur yang baku dalam sistem

lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. 34

Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam, kedua hal

tersebut akan dibicarakan tersendiri dibawah ini.

a) Kedudukan

Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi

seorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan

sosial artinya tempat seseorang secra umum dalam

masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam

arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-

hak serta kewajiban-kewajibannya.35

b) Peranan

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan.

Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukan dia

menjalankan suatu peran. Peranan yang melekat

pada diri seorang harus dibedakan dengan posisi

dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang

dalam masyarakat merupakan unsur statis yang

menunjukan tempat individu pada organisasi

masyarakat. Peran lebih menunjukan fungsi,

penyesuainyan diri dan sebagai sutu proses.36

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Masyarakat

Didalam masyarakat akan terjadinya proses perubahan yang

dimana proses tersebut akan dihadapkan dalam dua faktor yaitu

33Ibid.h.208. 34Ibid.h.209. 35Ibid.h.210. 36Ibid.

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

17

faktor-faktor yang mendukung perubahan dan faktor-faktor yang

tidak mendukung perubahan.

Menurut Soejono Soekamto bahwa faktor-faktor akan

diterangkan dibawah ini :

1) Faktor-faktor yang mendukung perubahan

Masyarakat

a) Kontak dengan budaya lain

Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah

difusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-

unsur kebudayaan lain dari individu kepada

individu lain, dan dari satu masyarakat ke

masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia

mampu menghimpun penemuan-penemuan baru

yang telah dihasilkan.37

b) Sistem pendidikan formal yang maju.

Pendidikan mengajarkan aneka macam kemampuan

kepada individu. Pendidikan memberikan nilai-

nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam

membuka pikirannya serta mnerima hal-hal baru

dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah.

Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat

berpikir secara obyektif, yang akan memberikan

kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan

masyarakat akan dapat memnuhi kebutuhan-

kebutuhan zaman atau tidak.38

c) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan

keinginan-keinginan untuk maju.

Apabila sikap tersebut melembaga dalam

masyarakat, masyarakat merupakan pendorong

bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah

merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan

baru.39

d) Toleransi

Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang

menyimpang, yang bukan merupakan delik.40

e) Sistem terbuka lapisan masyarakat (open

stratification).

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial

vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan

kepada para individu untuk maju atas dasar

kemampuan sendiri.41

37Ibid.h. 283. 38Ibid.h.285. 39Ibid. 40Ibid. 41Ibid.

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

18

f) Penduduk yang Heterogen

Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-

kelompok sosial yang mempunyai latar belakang

kebudayaan ras ideologi yang berbeda dan

seterusnya, mudah terjadinya pertentangan-

pertentangan yang mengundang kegoncangan-

kegoncangan. Keadaan demikian menjadi

pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan

dalam masyarakat.42

g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-

bidang kehidupan tertentu

Ketidakpuasan berlangsung terlalu lama dalam

sebuah masyarakat berkemungkinan besar akan

mendatangkan revolusi.43

h) Orientasi ke masa depan44

i) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar

untuk memperbaiki hidupnya.45

2) Faktor-faktor yang menghalangi perubahan

masyarakat

a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.

Kehidupan terasing menyebabkan sebuah

masyarakat tidak mengetahui perkembangan-

perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat

lain mungkin akan memperkanya kebudayaan

sendiri.46

b) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

Hal ini mungkin disebabkan hidup masyarakat

tersebut terasing dan tertutup atau mungkin karena

lama dijajah oleh masyarakat lain.47

c) Sikap masyarakat yang sangat tradisional

Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan

masa lampau serta anggapan bahwa tradisi secara

mutlak tak dapat diubah.48

d) Adanya kepantingan-kepentingan yang telah

tertanam dengan kuat atau vasted interest

Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal

sistem lapisan, pasti akan ada sekelompok orang

yang menikmati kedudukan perubahan-

perubahan.49

42Ibid. 43Ibid. 44Ibid.h.286. 45Ibid. 46Ibid. 47Ibid. 48Ibid. 49Ibid.

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

19

e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada

integrasi kebudayaan

Memang harus diakui kalau tidak mungkin integrasi

semua unsur suatu kebudayaan bersifat

sempurna.50

f) Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau

sikap yang tertutup

Mereka sangat muncurigai sesuatu yang berasal dari

Barat karena tidak pernah bisa melupakan

pengalaman-pengalaman pahit selama

penjajahan.51

g) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis

Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur

kebudayaan rohaniah biasanya diartikan sebgai

usaha yang berlawanan dengan ideologi

masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi

masyarakat tersebut.52

h) Adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku

bagi anggota masyarakat di dalam memenuhi

segala kebutuhan pokoknya.53

i) Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan

tidak mungkin diperbaharui.54

Dari keterangan diatas disimpulkan bahwa pola masyarakat

yang tertutup akan mengakibatkan para warga masyarakat

terkukung pola-pola pemikiran oleh tradisi, lama perkembangan

pendidikan diakibatkan masyarakat tertutup dari berbagai

perubahan-perubahan sehingga pengetahuan masyarakat sulit

didapat, mengagung-agungkan tradisi lama akan menghambat

proses perubahan masyarakat menjadi lebih baru karena

mempertahankan tradisi dan paradigma lama, terdapat sebagian

kelompok sukar sekali untuk melepaskan kedudukannya untuk

peroses perubahan, maksudnya adalah mengkhawatirkan unsur-

unsur luar akan mempengaruhi pada masyarakat tertentu, unsur-

unsur luar tidak bisa diterima karena bencinya suatu daerah

terhadap unsur luar akibat penjajahan, perubahan ketika behadapan

50Ibid. 51Ibid. 52Ibid. 53Ibid.

54Ibid.h.288.

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

20

dengan paradigma masyarakat yang rohaniah maka akan sangat

terhambat prosesnya karena rohaniah tidak gampang dimasuki

dengan ideologi baru dan kebiasaan yang sudah berakar dalam

masyarakat maka perubahan akan terhambat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Anni Setyawati. Fakultas Tarbiyah Institute Agama Islam Negri

Walisongo Semarang 2011. Judul skripsi: Hubungan Persepsi

Masyarakat Tentang Pendidikan Agama islam Terhadap Minat

Menyekolahkan Anak diMadrasah Diniyah Desa Magelung

Kecamatan Kaliwung Kabupaten Kendal

Penelitian ini menunjukan bahwa : (1) persepsi masyarakat

Magelung memiliki tanggapan positif tentang pendidikan agama Islam

mengenai dasar dantujuan pendidikan agama Islam tersebut.

Pendidikan agama ini diharapkan masyarakat dapat menumbuhkan

dan meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anak-anaknya

tentang pendidikan agama sehingga menjadi anak yang beriman dan

bertaqwa. (2) minat masyarakat Desa Magelung menyekolahkan anak

di Madarsah Diniyah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor

internal yang meliputi: motivasi, kebutuhan dan sikap terhadap obyek.

Sedangkan faktor eksternalnya meliputi: lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan srana fasilitas seperti gedung sekolah dan

letaknya, tempat tinggal dan letaknya dan sebagainya. Hal ini dapat

menunjang minat masyarakat menyekolahkan anaknya di Madarsah

Diniyah. (3) terdapat hubungan positif antara persepsi masyarakat

tentang pendidikan agama Islam terhadap minat menyekolahkan

anaknya di Madrasah Diniyah, ditunjukan oleh koefesien kolerasi 1xy

= 0,434, kemudian dikonsultasikan dengan harga 1tabel pada tarap

signifikan 1% = 0,254 dan 5% = 0,195. Hal ini berarti 1hitung lebih

besar daripada 1tabel menunjukan kolerasi antara x dan y signifikan.

Hal ini menunjukan adanya hubungan persepsi masyarakat tentang

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

21

pendidikan agama Islam terhadap minat menyekolahkan anak di

Madrasah Diniyah.

2. Mastari. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara 2012. Judul

Skripsi: Gambaran Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap

Pendidikan Inkluisi Studi Terhadap Beberapa Kecamatan Di Kota

Medan.

Penelitian ini menggunakan sampel 133 orang yang mewakili

masyarakat Kota Medan. Teknik sampel yang digunakan adalah

cluster random sampling, yaitu dari 21 Kecamatan di Kota Medan

diambil 5 Kecamatan secara random, dari setiap Kecamatan yang

dipilih diambil lagi 1 keluarahan secara random. Alat ukur yang

digunakan berupa Skala Persepsi terhadap Pendidikan Inklusi yang

dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan lima elemen pendidikan

inklusi yang dikemukakan oleh Sapon-Shevin (dalam Direktori PLB,

2004). Uji daya beda aitem pada skala menggunakan koefisien

korelasi Pearson Product Moment dan uji reliabilitas alat ukur

dilakukan dengan teknik koefisien Alpha Cronbrach dengan nilai

sebesar 0,978. Hasil penelitian menyebutkan bahwa masyarakat Kota

Medan yang memiliki persepsi positif terhadap pendidikan inklusi

sebanyak 47,36% (63 orang), masyarakat yang memiliki persepsi yang

negatif sebanyak 45,86% (61 orang) dan subjek yang tidak

tergolongkan yaitu 6,76% (9 orang).

Diindikasi perbedaan penilitian yang terdahulu dengan

penelitian yang sekarang adalah jika dipenelitian pertama terhadap

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan.

Bagimanakah persepsi masyarakat Desa Magelung tentang pendidikan

agama Islam, bagaimanakah minat masyarakat Desa Magelung

menyekolahkan anak di Madarsah Diniyah Magelang dan adakah

hubungan antara persepsi masyarakat tentang pendidikan agama Islam

terhadap minat menyekolahkan anak di Madarsah Diniyah.

permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian lapangan yang

dilaksanakan di Desa Magelung. Berbeda dengan penelitian yang ke

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

22

dua yang membahas Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

yang bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran persepsi

masyarakat Kota Medan terhadap pendidikan inklusi. Dari penelitian

yang terdahulu perbedaan dengan penelitian yang sekarang adalah

terhadap obyek penelitiannya yang dilakukan oleh peneliti sekarang

penelitian dilakukan untuk membahas tentang perkembangan persepsi

masyarakat kampung pejamuran tentang pendidikan formal 12 tahun.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dari variabel “ persepsi” dengan “pentingnya

pendidikan formal 12 tahun”. Secara sederhana peneliti mempunyai kerangka

berpikir bahwa “ di duga adanya dua macam persepsi yaitu positif dan negatif

pada masyarakat tentang pentingnya pendidikan”. Untuk memudahkan kerangka

berpikir di lukiskan dalam bentuk bagan untuk melukiskan keterkaitan logis

antara variabel-variabel penelitian.

Persepsi

masyarakat Temuan penelitian

Hasil

penelitian

dan

kesimpulan

Temuan penelitian

Pendidikan

Formal 12 tahun

Faktor yang

mempengaruhi

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara yang secara sistematis dapat

memecahkan masalah penelitian dan untuk mendapatkan hasiln penelitian yang

baik, sehingga peneliti harus menentukan metodologi penelitian yang sesuai

dengan masalah dan tujuan penelitian yang ingin di capai. Adapun metodologi

penelitian mencakup metode dan desain penelitian, polulasi dan sampel, tehnik

pengumpulan data dan tehnik analisis data.

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni s/d Januari 2013 di kampung

Pejamuran, Ds.Pasilian, Kec.Kronjo, Kab.Tangerang. maka peneliti

menjadwalkan penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

No

Jadwal Kegiatan

Bulan ke:

1 2 3 4 5 6 7

1 Penyusunan proposal √

2 Seminar proposal √

3 Pembuatan instrumen penelitian √

4 Izin penelitian √

5 Pengumpulan data √

6 Analisis data √

7 Mendeskrisikan hasil penelitian √

8 Hasil penelitian √

9 Seminar hasil penelitian √

10 Perbaikan pelaporan √

11 Laporan penelitian √

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

24

B. Latar Penelitian

Latar penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian.

Dari penjelasan waktu dan tempat penelitian diatas maka peneliti akan

menjabarkan latar penelitian yang akan dilakukan karena didalam penelitian

kualitatif tempat penelitian atau dengan kata lain disebut latar atau seting

penelitian secara rinci antara lain:

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah di

kampung pejamuran yang terdapat dibagian utara dari kabupaten

tangerang. Kampung pejamuran adalah daerah bagian dari Desa Pasilaian

Kecamatan Kronjo yang terbagi dalam lima RT dalam satu Kejaroan

kampung pejamuran ada dikilometer 7 dari daerah balaraja dengan

morfologi yang agraris karena masih banyak terdapat tanah-tanah terbuka

yang dibuat lahan pertanian daerah pejamuran pula memiliki dataran

rendah yang dekat dengan pantai pulau cangkir yang termasuk dalam

daerah pantura (pantai utara).

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan peneliti adalah daerah dikejaroan

01 yang terdriri dari 5 (lima) RT sekitar kampung pejamuran di wilayah

tempat tinggal warga masyarakat kampung pejamuran.

3. Aktivitas dan tokoh yang akan diteliti

Aktivitas yang akan dilakukan oleh peneliti adalah observasi

terhadap region tempat tinggal sekitar warga masyarakat kampung

pejamuran, dilakukannya wawancara kepada pihak yang dianggap oleh

peneliti sebagai orang yang baik untuk menjadi nara sumber dengan

pertimbangan diskusi teman sejawat yaitu : kepada Bapak H.Nasiri

sebagai Kepala Desa Pasilian, Bapak Sukemi sebagai Sekertaris Desa

pasilian, Bapak Jamanuri sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Pasilian (BPD), Bapak H.Sopiyan sebagai Tokoh Masyarakat dan warga

05 kampung pejamuran.Bapak Drs.H.Khaeiruddin sebagai Tokoh

Pendidikan dan warga 02 kampung pejamuran, Bapak Sukeni sebagai

warga 02 yang keluarganya tidak bisa melanjutkan sekolahnya hanya

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

25

sampai di sekolah dasar, Ibu Napsiah sebagai warga 05 yang keluarganya

semua bekerja dan tidak ada yang sampai jenjang pendidikan sekolah

menengah atas, Ibu jumenah sebagai warga 01 yang keluarganya hanya

mampu belajar sampai ke tingkat sekolah dasar, Bapak Asim sebagai

warga 04 yang keluarganya semua bekerja tidak ada yang melanjutkan ke

tingkat menengah atas, Ibu jalalah warga 05 yang termasuk keluarga yang

tidak mampu memberikan pendidikan kepada anaknya di tingkat sekolah

dasar. Nama-nama tersebut itu adalah yang menjadi nara sumber dari

penelitian, setelah itu peneliti akan memberikan angket kepada 40 jiwa

dari keseluruhan warga masyarakat kampung pejamuran yang jumlahnya

adalah 690 jiwa. Hal tersebut semua dilakukan untuk mendapat atau

mengumpulkan data yang akan diolah dengan pengolahan data yang akan

dijabarkan dan akan diananlisi serta dari analisi tersebut akan

mendapatkan hasil dari penelitian yang dilkukan peneliti.

C. Metode Penelitian

Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas

pendekatan/desain penelitian apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan

agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai landasan kokoh dilihat

dari sudut metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil penelitian yang

akan lebih proporsional. Oleh sebab itu peneliti memilih metode penelitian

penelitian diskriptif.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata bahwa penelitian deskriptif adalah

suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,

baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian

ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,

kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian deskriptif

tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan variabel-

variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.1

Menurut Suryabrata Sumadi bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah

untuk membuat pecandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Secara harifah,

penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011),h. 72.

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

26

pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian kejadian.

Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam

cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling

hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan atau membuat makna dan

implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal

tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif.2

Jadi dari kesimpula diatas bahwa penelitian diskriptif kualitatif adalah

jenis penelitian yang mengkaji fenomena-fenomena yang ada pada suatu region

atau tempat yang berisi data didapat dari data manusia baik lisan ataupun

tulisan serta prilaku yang diamati.

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data. Maka peneliti

memilih beberapa tehnik pengumpulan data dengan :

1. Observasi partisipasi

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Jadi,

mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas

si peneliti.

“Menurut Suryabrata dan Sumadi bahwa observasi partisipasi adalah

metode pengumpulan data penelitian melalui pengamatan kedan

pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam

kesaharian responden.”3

Menurut Danim bahwa ada beberapa strategi bagi peneliti (observer)

berperan dalam kegiatan subjek (participation), salah satunya yaitu: atas

kesepakatan antara peneliti dengan subjek peneliti terlibat secara lengkap

dan secara utuh berperan serta dalam kegiatan-kegiatan subjek, dengan

hanya sedikit perbedaan antara peneliti dan subjek penelitian.4

Peneliti mempersiapkan alat bantu dalam penelitian yaitu berupa kisi-

kisi pedoman observasi :

2Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian.. (Jakarta: Rajawali Press, 2012) Ed. 1-23, h. 75-

76. 3Ibid,hal-122. 4Ibid, hal- 125.

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

27

Tabel 3.2

Aspek yang diamati checklist (√)

1. Alamat/lokasi kampung pejamuran.

2. Tingkat pendidikan masyarakat kampung

pejamuran.

3. Ketersediaan unit pendidikan atau sekolah

di wilayah kampung pejamuran.

4. Keterjangkauan biaya pendidikan

masyarakat kampung pejamuran.

5. Data warga pejamuran yang bekerluarga

dengan pendidikan rendah.

1. .............

2. .............

3. .............

4. ..............

5. ..............

Dari alat bantu tersebut peneliti akan melakukan pengolahan data

observasi partisipan dengan menggunakan metode deskriptif.

“Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariyah bahwa tahap

diskriptif disebut pula tahap orientasi, yang menggambarkan penelitian

berada pada tahap mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar,

dirasakan dan ditanyakan sehingga segala yang diketahuinya serba

sepintas.”5

Dari penjelasan diatas bahwa setelah peneliti melakukan observasi

maka peneliti melakukan pengolahan data dengan metode diskriptif

dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran dengan obyek penelitian.

2. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara dilakukan kepada responden yang terkait dengan

masalah yang akan diteliti. Peneliti akan melakukan wawancara kepada

masyarakat Kampung Pejamuran dengan sampel yang sudah ditentukan

oleh peneliti yaitu :

a. Bapak H.Nasiri sebagai Bapak Kepala Desa Pasilian.

b. Bapak Sukemi sebagai sekertaris Desa Pasilian.

c. Bapak Jamanuri sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa

(BPD).

5 Djaman, op cit.h 222.

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

28

d. Bapak H.Sopiyan sebagai Tokoh Masyarakat dan warga 05

kampung pejamuran.

e. Bapak Drs.H.Khaeiruddin sebagai Tokoh Pendidikan dan warga

02 kampung pejamuran.

f. Bapak Sukeni sebagai warga 02 yang keluarganya tidak bisa

melanjutkan sekolahnya hanya sampai di sekolah dasar.

g. Bapak Napsiah sebagai warga 05 yang keluarganya semua

bekerja dan tidak ada yang sampai jenjang pendidikan sekolah

menengah atas.

h. Ibu jumenah sebagai warga 01 yang keluarganya hanya mampu

belajar sampai ke tingkat sekolah dasar.

i. Bapak Asim sebagai warga 04 yang keluarganya semua bekerja

tidak ada yang melanjutkan ke tingkat menengah atas.

j. Ibu jalalah warga 05 yang termasuk keluarga yang tidak mampu

memberikan pendidikan kepada anaknya di tingkat sekolah

dasar.

Sampel yang dipilih oleh peneliti ini dengan tujuan supaya

memperoleh data terkait dengan penelitian. Jadi, peneliti menggunakan

tehnik wawancara untuk mendapatkan data yang mendalami situasi dan

mengetahui informasi untuk mewakili data yang di butuhkan untuk

menjawab rumusan masalah.

“Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariyah Wawancara tidak

berstruktur merupakan seorang peneliti bebas menentukan fokus

masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalir seperti dalam

percakapan biasa, yaitu mengikut dan menyesuaikan dengan situasi dan

kondisi responden.”6

Menurut Lexi J.Meleong bahwa Wawancara seperti ini digunakan

untuk menemukan informasi yang bukan baku atau tunggal. Hasil dari

wawancara semacam ini menekankan pengecualian, penyimpangan,

6Ibid, hal-132.

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

29

penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru,

pandangan ahli, atau perspektif tunggal.7

Dari prosedur pengumpulan data dengan wawancara tersebut

peneliti membuat alat bantu yaitu berupa pedoman wawancara antara

lain sebagai berikut :

a. Pedoman wawancara Kepala Desa Pasilian dengan nara sumber

Bpk.H.Nasiri.

1) Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?

2) Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan

masyarakat kampung pejamuran ?

3) Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

4) Apakah pendidikan dasar formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?

5) Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun

di kampung pejamuran ?

6) Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7) Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8) Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

b. Pedoman wawancara Sekertaris Kepala Desa dengan nara sumber

Bpk.Sukemmi

1) Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?

2) Apakah pendidikan fromal 12 tahun bisa membuat kedewasaan

masyarakat kampung pejamuran ?

3) Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

4) Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi

masyarakat kampung pejamuran ?

7 Lexy J.Meleong,metologi penelitian kualitatif.(bandung, Rosda karya 2010) edisi

revisi,cet.27,hal-190.

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

30

5) Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

6) Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7) Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8) Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

c. Pedoman wawancara ketua Badan Permusyawaratan Desa Pasilian

dengan nara sumber Bpk.Jamanuri.

1) Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?

2) Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan

masyarakat kampung pejamuran ?

3) Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

4) Apakah pendidikan dasar formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?

5) Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

6) Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7) Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8) Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

d. Pedoman wawancara Tokoh Masyarakat dengan nara sumber

H.Sopyan.

1) Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?

2) Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan

masyarakat kampung pejamuran ?

3) Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

4) Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi

masyarakat kampung pejamuran ?

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

31

5) Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

6) Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7) Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8) Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

e. Pedoman wawancara tokoh pendidikan dengan nara sumber

Drs. H. Khaerudddin.

1) Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?

2) Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan

masyarakat kampung pejamuran ?

3) Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

4) Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi

masyarakat kampung pejamuran ?

5) Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

6) Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7) Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8) Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

f. Pedoman wawancara masyarakat kampung pejamuran dengan nara

sumber yaitu: BapakSukeni, Ibu Napsiyah, Ibu Jumena, Bapak Asim

dan Ibu.Jalalah

1) Barapakan lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat kampung

pejamuran ?

2) Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?

3) Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

membuat kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?

4) Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa

membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

32

5) Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

mengembangkan potensi masyarakat kampung pejamuran ?

6) Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12 tahun

di kampung pejamuran ?

7) Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8) Apa pesan ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

9) Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Dari alat bantu tersebut peneliti mengumpulkan data dan akan

dilakukan pengolahan data melalui analisis domain untuk mendapatkan

gambaran secara umum dan menyeluruh.

Menurut Dr.Iskandar.M.Pd bahwa analisi domain adalah sebuah

analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dan

menyeluruh dari objek penelitian. Dalam analisis domain peneliti

menentukan domain-domain yang akan diteliti melalui fenomena-

fenomena lapangan yang berhubungan dengan aktifitas, tempat, subjek,

dan aktifitas dilapangan.8

3. Angket

Peneliti menggunakan angket untuk mengetahui sejauh mana objek

terhadap masalah yang diteliti. angket dilakukan secara tertulis, dengan

memberikan daftar pernyataan dalam bentuk tertutup, pernyataan-

pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal

dipilih oleh responden. Angket tersebut berkaitan dengan persepsi

Masyarakat Kampung Pejamuran terhadap pendidikan, yang

sebelumnya telah disusun oleh peneliti dan kemudian responden

diminta untuk menjawab pernyataan tersebut.

“Menurut Suharsimi Arikunto bahwa angket adalah sejumlah

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui.”9

8 Iskandar, op.cit.hal 144. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka

cipta 2006) cet.13,h.151.

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

33

Dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah rancangan

penyusunan alat bantu yang dikenal dengan istilah kisi-kisi angket.

Menurut pengertiannya kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan

hubungan antara hal-hal yang disebut dalam baris dengan hal-hal yang

disebut dalam kolom.

“Menurut Suharsimi Arikunto bahwa kisi-kisi penyusunan

instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan

sumber data yang akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen

yang disusun.”10

Dari pengumpulan data dari angket maka peneliti membuat sebuah

alat bantu yaitu angket sebuah kisi-kisi angket tersebut yaitu :

Tabel 3.3

10Ibid, h.162.

No Pernyataan Arternatif

Jawaban

Ya Tidak

1 Saya merasa butuh terhadap pendidikan formal 12 tahun

2 pendidikan formal 12 tahun penting bagi warga

masyarakat kampung pejamuran

3 Anak-anak saya berhak mendapatkan pendidikan

formal 12 tahun

4 Anak-anak saya mempunyai sikap bertanggung jawab

dari proses pendidikan formal 12 tahun

5 Anak-anak saya harus menempuh jalur pendidikan

formal 12 tahun

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

34

Dari alat bantu tersebut maka akan didapatkan data sesuai apa yang

diinginkan peneliti selanjutnya peneliti akan mengolah data tersebut antara lain

dengan :

a. persentase

menurut Anas Soejono bahwa data yang diperoleh dari penyebaran angket

diolah dengan cara statistik melalui tabel Distribusi Frekuensi Relatif, juga

dinamakan tabel presentase. Dikatakan frekuensi relatif sebab frekuensi

yang disajikan disini bukanlah frekuensi yang sebenarnya, melainkan

frekuensi yang dituangkan atau disajikan dalam prosentase untuk

memperoleh frekuensi relatif (angka presenan).

Angka presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah

responden dan dikalikan 100% dengan rumus statistik presentasi sebagai

berikut: P=F/N x 100%

Keterangan:

P = presentasi jawaban

F = frekuensi

N= Jumlah frekuensi/banyaknya individu11

b. Tabulating

“Menurut Suharsimi Arikunto bahwa tabulating atau penyusunan dalam

bentuk tabel merupakan tahap kelanjutan dalam proses analisis data, lewat

tabulasi ini data lapangan akan tampak ringkasan dan tersusun dalam suatu

tabel yang baik sehingga dapat dengan mudah dipahami.”12

c. Scoring

“ Menurut Suharsimi Arikunto bahwa Scoring bertujuan untuk

mendapatkan gambaran terhadap pertanyaan angket yang telah dijawab oleh

responden akan ditabulasikan dengan skor nilai pada setiap itemnya, dengan

jawaban huruf diubah menjadi nilai angka.”13

Dari keterangan diatas peneliti membuat pedoman scoring untuk setiap

alternatif jawaban yaitu:

1) Alternatif jawaban ya mempunyai bobot nilai 2

2) Alternatif jawaban tidak mempunyai bobot nilai 1

11Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Persada, 1994), Cet

Ke 5,h. 40-41 12Suharsimi, Op.Cit.h.236. 13Ibid.,

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

35

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Setelah data di peroleh dilapangan baik dengan observasi partisipan,

wawancara tidak terstruktur dan angket. Maka data tersebut oleh peneliti

dilakukan pengecekan data kembali dengan satu tujuan agar mendapatkan data

yang akurat dan terpercaya. Sehingga peneliti menemtukan untuk pengecekan

keabsahan data itu dengan triangulangsi.

Menurut Dr. Iskandar.M.Pd bahwa triangulasi adalah tehnik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap suatu

data. Menurut Moleong penelitian yang menggunakan tehnik triangulasi

dalam pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan atau

mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif, tehnik

triangulasi dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang

peneliti temukan dari hasil wawancara peneliti dengan informan kunci

dibandingkan dengan hasil wawancara dengan beberapa orang informan

lainnya kemudian kemudian peneliti mengkomfirmasikan dengan studi

dokumentasi yang berhubungan dengan peneliti serta hasil pengamatan

peneliti dilapangan sehingga kemurnian dan keabsahan data terjamin.14

Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa data yang diperoleh oleh

peneliti dilapangan itu dilakukan pengecekan kembali untuk mendapatkan data

yang valid dan reabilitas. Maka dilakuan pengecekan ulang dengan menguji

kembali proses pengumpul data peneliti ke lapangan kembali dengan tujuan

mendapatkan kepastian dari data yang didapat.

F. Analisis Data

Analisis data adalah sebuah penanalisaan peneliti terhadap data yang

dihasilkan, oleh sebab itu keharusan peneliti melakukan analisis data. Maka

peneliti memilih analisis data penelitian diskriptif untuk menganalisis data yang

didapat.

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa bagi penelitian diskripsi yang

menggunakan model-model analisis statistika, pada umumnya justru

bingung karena kurang atau belum tahu rumus apa yang digunakan, atau

bagimana cara mengolah atau menganalisis data. Sebetulnya proses

pengolahan datanya juga sederhana dan dapat dinalar secara gambling.

Apabila datanya telah terkumpul , maka lalu diklasifikasikan menjadi dua

kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan

14Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (jakarta: Gaung Persada Pres, 2009),hal.

154.

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

36

data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata. Data yang berbentuk kata-

kata tersebut disisihkan sementara, karena akan sangat berguna untuk

menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data

kualitatif. Data yang diperoleh dari angketdijumlahkan atau dikelompokan

sesuai dengan bentuk instrument yang digunakan. Jika pilihan jawaban

dari angketitu dijumlahkan. Menjumlahkan saja belum berarti tugasnya

selesai. Peneliti perlu menjelaskan atau mengelompokan, hal-hal apa saja

yang dijawab.15

15Suharsimi, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

(Jakarta: Rineka cipta 2006) cet.13. hal.239

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data-data hasil penelitian persepsi masyarakat tentang pentingnya

pendidikan dalam studi kasus masyarakata Kampung Pejamuran, Desa

Pasilian, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang diperoleh melalui

observasi partisipan, wawancara tidak tersetrutur dan angket. Observasi

partisipan peneliti lakukan didaerah Kampung pejamuran yang terdiri dari 5

RT dalam 1 Kejaroan (RW), wawancara yang tidak terstruktur peneliti lakukan

kesejumlah masyarakat Kampung Pejamuran yang dianggap peneliti adalah

nara sumber yang cocok untuk menggali data yang di butuhkan oleh peneliti

yaitu kepada Kepala Desa Pasilian, Sekertaris Desa Pasilian, Ketua Badan

Permusyarawatan Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh pendidikan, dan masyarakat

yang terlihat paling yang rendah tingkat ekonomi dan pendidikannya serta

angket yang diberikan kepada 40 jiwa masyarakat Kampung Pejamuran.

1. Kondisi Fisik dan Non fisik Masyarakat Kampung Pejamuaran

Dari data observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan alat bantu

berupa pedoman observasi peneliti memaparkan hasil dari observasi

tersebut berupa : Alamat/lokasi kampung pejamuran itu di kilometer 7 dari

daerah Kecamatan balaraja dengan melalui daerah sentiong, merak,

ceplak, palis, kemuning, kali malang, bedeng, tonjong, cayur, bakung,

cimentul, kadang gede dan pejamuran. Lokasi dari kampung pejamuran

ada di sebelah ujung utara dari kabupaten tangerang yang terbagi pada

lima RT dalam satu Kejaroan. Morfologi daerah kampung pejamuran

adalah daerah yang agraris dan dekat dengan pantai yang ada didaerah

tersebut adalah pantai pulau cangkir.

Lingkungan sosial masyarakat kampung pejamuran masih terjaga

dengan baik dalam hidup yang rukun tampa adanya perdebatan antara

masyarakatnya. Kondisi ekonomi masyarakat kampung pejamuran sangat

beragam. Masyarakat kampung pejamuran sebagian besar adalah petani

dan buruh pabrik. Karena daerah kampung pejamuran adalah termasuk

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

38

daerah yang agraris yang masih banyak lahan terbuka dan belum ada

bangunan-bangunan mewah berdiri ditanah kampung pejamuran.

Dari observasi pula peneliti mendapatkan data-data warga yang

dianggap oleh peneliti sebagai nara sumber untuk pengumpulan data

wawancara.

Data kondisi ekonomi masyarakat kampung pejamuran yang

diperoleh peneliti

Tabel 4.1

RT

Tingkat Ekonomi Masyarakat

Kampung Pejnuran JUMLAH KET

RENDAH SEDANG TINGGI

01 72 jiwa 40 jiwa 25 jiwa 137 jiwa

02 67 jiwa 52 jiwa 37 jiwa 156 jiwa

03 57 jiwa 48 jiwa 23 jiwa 128 jiwa

04 73 jiwa 53 jiwa 31 jiwa 157 jiwa

05 49 jiwa 43 jiwa 20 jiwa 112 jiwa

Dari data tabel diatas bisa terlihat jika dari jumlah total masyarakat

kampung pejamuran yang berjumlah 690 jiwa dari stratifikasi ekonomi

terlihat 318 jiwa dalam keadaan ekonomi yang rendah, dan 236 jiwa yang

keadaan ekonominya sedang dan 136 jiwa yang keadaan ekonominya

tinggi. Terlihat jelas jenjang keadaan ekonomi yang berbeda dan rendah

sekitar 46,1 % jiwa dalam keadaan ekonomi rendah, 34,2 % jiwa dalam

keadaan ekonomi sedang dan 19,7 % jiwa dalam keadaan ekonomi tinggi.

Keadaan budaya masyarakat kampung pejamuran masih sebagian

besar diselimuti budaya animisme dan dinamisme. Terlihat masih adanya

kepercanyaan takhayul dan roh-roh nenek moyang. Tingkat pendidikan

masyarakat kampung pejamuran sangat ironis karena banyaknya anak-

anak yang putus sekolah karena keadaan ekonomi yang rendah.

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

39

Data kondisi pendidikan masyarakat kampung pejamuran yang

diperoleh peneliti

Tabel 4.2

RT RW Tingkat Pendidikan Akhir Masyarakat Kampung Pejamuran

SD/MI SMP/MTS SMA/MA/SMK D3 S 1

01 01 63 jiwa 43 jiwa 27 jiwa - 4 jiwa

02 01 73 jiwa 37 jiwa 45 jiwa - 1 jiwa

03 01 53 jiwa 41 jiwa 34 jiwa - -

04 01 60 jiwa 45 jiwa 50 jiwa - 2 jiwa

05 01 46 jiwa 29 jiwa 35 jiwa - 2 jiwa

Keadaan pendidikan lulusan masyarakat kampung pejamuran yang

jumlah penduduknya 690 jiwa lulusan tingkat SD/MI 42,75% jiwa, lulusan

tingkat SMP/MTS 28,3 % jiwa, lulusan tingkat SMA/MA/SMK 27,7 jiwa

dan lulusan tingkat Sarjana 1,3 % jiwa dari jumlah penduduk 690 jiwa

masyarakat kampung pejamuran.

Ketersediaan unit pendidikan atau sekolah diwilayah kampung

pejamuran terbilang sudah terdapat lembaga pendidikan seperti

tersedianya satu lembaga sekolah dasar yaitu SDN PASILIAN 1 dan 2 ,

satu lembaga Madrasah Ibtidaiyah yaitu Madrasah Ibtidaiyah

Darurrahmah Pondok Pesantren Darurrahmah dan satu lembaga Madrasah

Aliyah yaitu Madrasah Aliyah Negeri Kronjo.

2. Perkembangan Persepsi Tentang Arti Pendidikan Formal 12 Tahun

Masyarakat Kampung Pejamuran.

Kehidupan era globalilsasi adalah suatu kehidupan yang

mengalami perubahan cepat terjadi semakin cepat, kompetitif dan beragam

dengan kata lain dari waktu ke waktu akan menjadi semakin kompleks.

Seperti perkembangan masyarakat kampung pejamuran yang semakin

berjalan dari waktu ke waktu semakin menimbulkan beragam dalam

mempersepsikan pendidikan didalam pola pikir masyarakat kampung

pejamuran. Akan tetapi sikap dan perkembangan persepsi masyarakat

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

40

pejamuran seperti keluarga Bapak Sukeni warga 02 yang keluarganya

tidak melanjutkan sekolahnya hanya sampai di sekolah dasar dengan

alasan banyak orang pintar tapi tidak benar. Jadi, tidak usah mempertinggi

pendidikan karena semakin tinggi pendidikan maka semakin pintar dan

membuat anak saya semakin tidak benar.

Berbeda dengan keluarga Ibu Nafsiah warga 05 yang keluarganya

semua bekerja dan tidak ada yang sampai jenjang pendidikan sekolah

menengah atas. Ibu nafsiah tidak memberi pendidikan yang tinggi kepada

anak-anaknya karena paradigma ibu nafsiah adalah anak yang berbakti

kepada orang tua bukan menempuh jalur pendidikan setinggi-tingginya

tetapi membantu orang tua mencari uang untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Dengan kata lain sekolah tidak perlu menempuh jalur

pendidikan tinggi cukup mempunyai ijazah dan jika ada peluang bekerja

maka anak yang berbakti kepada orang tua itu harus bekerja untuk mencari

uang serta membantu orang tua. Sangat ironis dengan fakta ini, hal

tersebut sama dengan apa yang keluarga ibu jalalah lakukan dengan

memberhentikan anaknya ketika bersekolah ditingkat menengah atas

diberhentikan dikarenakan ada panggilan kerja dipabrik sebagai buruh

pabrik.

Perkembangan persepsi tentang pendidikan juga dirasakan dengan

pola pikir dari bapak Asim sebagai warga 04 yang keluarganya semuanya

diberdayakan untuk mencari kerja dan keluarganya tidak ada yang

melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah atas. Pola pikir

Bapak Asim adalah mencari uang lebih penting dari pada belajar karena

dengan uang kita bisa memenuhi kebutuhan hidup dari pada kita

menyekolahkan anak dengan mengeluarkan banyak uang sedangkan kita

dalam keadaan membutuhkan uang dalam menghidupi diri kita sebagai

warga 04 yang keluarganya semuanya diberdayakan untuk mencari kerja

dan keluarganya tidak ada yang melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah

menengah atas. Hal tersebut adalah pola pikir yang berkembang dalam

masyarakat pejamuran.

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

41

Pernyataan dan pola pikir tersebut jelas tidak benar karena

pendidikan merupakan faktor dan hal yang terpenting yang harus dipenuhi

oleh setiap manusia, karena pendidikan dapat membawa manusia ke jalan

yang lebih baik dan membawa dalam proses perubahan. Tanpa pendidikan,

manusia senantiasa tidak memiliki nilai, baik dalam masyarakat maupun

dunia kerja. Oleh sebab itu, pendidikan harus diterapkan sedini mungkin

untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan.

Pendidikan itu untuk mewujudkan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga

sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi mendalam yaitu pemberian

pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan, selain salah satu dasar

utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melawati generasi.

Perkembangan Persepsi masyarakat pejamuran terhadap

pentingnya arti pendidikan, bahwasaya pendidikan tidak dapat mengubah

sifat-sifat pembawaan dan pendidikan hanya untuk mendapatkan ijazah

untuk memperbaiki ekonomi keluarga dengan bekerja sebagai buruh

pabrik. Jadi, kalau benar pendapat tersebut, maka dalam pendidikan kita

terdapat degradasi pola pikir terhadap pendidikan atau dengan kata lain

berkembang persepsi negatif terhadap pendidikan . Dalam ilmu

pendidikan, hal ini disebut pesimisme pedagogis.

Keberagaman kebudayaan dan pola pikir setiap individu

masyarakat merupakan fakta empiris yang tak terpungkiri. Bahwa

pendidikan yang kita anggap penting itu bagi masyarakat hanyalah hal

yang tabu dan tak begitu penting.

3. Persepsi Masyarakat Pejamuran tentang Pendidikan

Dari keseluruhan jumlah penduduk masyarakat kampung

pejamuran yang berjumlah 690 orang peneliti mengambil Sampel yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 40 jiwa dari jumlah

seluruh masyarakat kampung pejamuran yang terdiri dari 690 jiwa, karena

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

42

penelitian kulitatif melihat proses sampling sebagi parameter populasi

yang dinamis, khusus, phasic dibandingkan statis atau apriori. Ketika ada

aturan statistik tentang probabilitas ukuran sampel, hanya ada petunjuk

untuk ukuran sampel berdasarkan tujuan. Sampel berdasarkan konsep ini

dapat berkisar antara n=1 sampai n=40 atau lebih (McMillan dan

Schumacher).1 Sampel tersebut diambil secara purposive sampling,

populasi dan sampling yang ditentukan oleh peneliti adalah purposive

sampling (subjek berdasarkan tujuan) yang biasa digunakan dalam

penelitian kualitatif dalam memilih dan menentukan subjek penelitian.

Dengan dasar sampel tersebut maka peneliti memilih dan menentukan

subyek penelitian dengan 10 orang subyek untuk pengumpulan data

dengan wawancara dan 40 orang subyek untuk pengumpulan data angket

penelitian.

Purposive sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya

orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan

atau mungkin dianggap sebagai objek sosial yang diteliti.2

Selanjutnya, untuk mendapatkan gambaran mengenai

perkembangan persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap

pendidikan dengan menggunakan angket yang berisi 6 pernyataan masing-

masing diberikan empat alternatif jawaban yaitu: ya diberi nilai:2 dan

tidak diberi nilai:1 Setelah data diperoleh berdasarkan angket yang

diberikan kepada warga masyarakat kampung pejamuran, maka langkah

yang pertama dilakukan adalah mencari angka persentase dalam bentuk

tabel dengan menggunakan tekhnik persentase sebagai berikut: P = F/N x

100%3

1 Djam’an Satori dan Aan Komariyah. Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung:

Alfabeta,2012) cet-4.h.58 2Sugiono, penelitian pendidikan: pendekatan kualitatif, kuantitatis dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2010), h.300 3Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Persada, 1994), Cet Ke

5,h. 40-41

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

43

Berikut adalah hasil analisis kualitatif persentase mengenai

persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap pendidikan, 6

pernyataan yang diberikan kepada 40 jiwa masyarakat kampung

pejamuran. Berikut adalah tabel persentase persepsi masyarakat kampung

pejamuran terhadap pendidikan formal 12 tahun:

Tabel 4.3

Persentase persepsi kebutuhan masyarakat kampung pejamuran

terhadap pendidikan Formal 12 tahun

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 18 45%

2 Tidak 22 55%

Jumlah 40 100%

Dari tabel 1.7 diatas menunjukan bahwa dari keseluruhan sampel

penelitian yang diberikan lewat angket terhadap masyarakat kampung

pejamuran itu 45% bahwa merasa butuh terhadap pendidikan formal 12

tahun dan 55% lainnya menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan

terhadap pendidikan formal 12 tahun.

Tabel 4.4

Persentase persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap

pentingnya pendidikan dasar wajib belajar 12 tahun

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 19 47,5%

2 Tidak 21 52,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel 1.8 diatas menunjukan bahwa dari keseluruhan sampel

penelitian melalui angket penelitian yang diberikan kepada masyarakat

kampung pejamuran tersebut memiliki persepsi penting terhadap

pendidikan formal 12 tahun 47,5% menunjukan persepsi positif setuju

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

44

dengan pentingnya pendidikan formal 12 tahun, 52,5% menunjukan

persepsi negatif dengan tidak setuju terhadap pendidikan formal 12 tahun.

Tabel 4.5

Persentase persepsi anak-anak masyarakat kampung pejamuran

berhak mendapatkan pendidikan formal 12 tahun.

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 30 75%

2 Tidak 10 25%

Jumlah 40 100%

Dari tabel 1.9 diatas menunujukan bahwa seluruh masyarakat

kampung pejamuran tersebut berpersepsi terhadap berhaknya anak-anak

mereka menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun menunujukan 75%

menyakatan positif terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur

pendidikan formal 12 tahun, 25% menunjukan negatif terhadap berhaknya

anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.

Tabel 4.6

Persentase persepsi anak-anak masyarakat kampung pejamuran

mempunyai sikap bertanggung jawab hasil dari proses pendidikan

formal 12 tahun

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 13 32,5%

2 Tidak 27 67.5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel 1.10 diatas menunjukan bahwa seluruh masyarakat

kampung pejamuran terhadap persepsi anak-anak mereka mempunyai

sikap bertanggung jawab yang tercipta dari proses pendidikan formal 12

tahun, menunujukan 32,5% menunjukan positif, 67,5% menujukan

negatif.

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

45

Tabel 4.7

Persentase persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap anak-

anak harus menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 28 70%

2 Tidak 12 30%

Jumlah 40 100%

Dari tabel 1.11 diatas menunujukan bahwa seluruh sampel

penelitian melalui angket penelitian yang diberikan kepada masyarakat

kampung pejamuran terhadap persepsi mereka tentang anak-anak harus

menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun, menunjukan 70%

menyatakan positif terhadap pernyataan bahwa anak-anak mereka untuk

menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun dan 30% menunjukan bahwa

negatif terhadap pernyataan bahwa anak-anak menempuh jalur pendidikan

formal 12 tahun.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Interpretasi Persepsi Masyarakat Kampung Pejamuran terhadap

pendidikan formal 12 tahun

Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan-

perubahan yang dinamis, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik

atau tidak cocok dan ada yang cocok, perubahan yang terbatas atau pun

luas, dan ada perubahan yang cepat ataupun yang cepat.Semua hal tersebut

dialami dalam kehidupan masyarat kampung pejamuran.

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil

penelitian dari masyarakat kampung pejamuran berdasarkan tabel 1.7 hasil

analisis dari persent terhadap masyarakat kampung pejamuran itu 45%

bahwa merasa butuh terhadap pendidikan formal 12 tahun dan 55%

lainnya menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan terhadap

pendidikan formal 12 tahun.

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

46

Analisi prosentase tabel 1.8 tentang persepsi penting terhadap

pendidikan formal 12 tahun 47,5% menunjukan persepsi positif setuju

dengan pentingnya pendidikan formal 12 tahun, 52,5% menunjukan

persepsi negatif dengan tidak setuju terhadap pendidikan formal 12 tahun.

Dari analisis persepsi tersebut peneliti juga ingin menggambarkan

apakah masyarakat kampung pejamuran itu berhak anak-anak semua

menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun. Maka berdasarkan table 1.9

persentase persepsi semua masyarakat kampung pejamuran jalur

pendidikan tinggi menunujukan bahwa seluruh masyarakat kampung

pejamuran berpersepsi terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh

jalur pendidikan formal 12 tahun menunujukan 75% menyakatan positif

terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal

12 tahun, 25% menunjukan negatif terhadap berhaknya anak-anak mereka

menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.

Dari hasil analisis tabel 1.10 terhadap persepsi anak-anak mereka

mempunyai sikap bertanggung jawab yang tercipta dari proses pendidikan

formal 12 tahun, menunujukan 32,5% menunjukan positif bahwa anak-

anak mempunyai sikap bertanggung jawab , 67,5% menujukan negatif

bahwa anak-anak mempunyai sikap bertanggung jawab.

Dari hasil data tabel 1.11 diatas peneliti ingin menggambarkan

terhadap persepsi mereka tentang anak-anak harus menempuh jalur

pendidikan formal 12 tahun, menunjukan 70% menyatakan positif

terhadap pernyataan bahwa anak-anak mereka untuk menempuh jalur

pendidikan formal 12 tahun dan 30% menunjukan bahwa negatif terhadap

pernyataan bahwa anak-anak menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.

Dari semua analisis presentase diatas tersebut peneliti mengambil

hasil dari penelitian terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun

dikampung pejamuran ini menghasilkan bahwa terdapatnya persepsi

positif 47,5% dan persepsi negatif 52,5% yang berkembang didalam

persepsi dan pola pikir masyarakat kampung pejamuran. didindikasi

terdapat persepsi negatif dan positif yang ditemukan oleh peneliti didalam

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

47

pola pikir masyarakat kampung pejamuran tentang pentingnya pendidikan

dikampung pejamuran, desa pasilian kecamatan kronjo.

Triangulasi data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang

akurat maka peneliti melakukan penyebara data penelitian pertama pada

tanggal 28 september 2013 hari sabtu, setelah itu peneliti membuat

triangulasi karna merasa data belum sempurna pada tanggal 1 oktober

2013 hari selasa, setelah itu peneliti melakukan triangulasi ke-2 karna

merasa peneliti data sedikit lagi akan sempurna pada tanggal 7 oktober

2013 hari senin, dan setelah data peneliti merasa data sempurna peneliti

ingin mencoba kembali pada triangulasi ke-3 untuk mengkukuhkan bahwa

data valid pada tanggal 10 oktober 2013 hari kamis dan ternyata data yang

didapat 10 oktober 2013 pada triangulasi ke-3 itu dianggap peneliti data

sempurna maka data yang dihasilkan dan dipaparkan dalam penelitian ini

diambil dari data triangulasi ke-3 pada tanggal 10 oktober 2013.

2. Pembahasan Konsep Penelitian

a. Pembahasan Konsep Persepsi

Pembahasan konsep penelitian ini adalah pembahasan antara

keterkaitan temuan yang diperoleh peneliti dengan teori atau konsep-

konsep yang melndasi variable-variabel penelitian.

Persepsi menurut Abdurrahman Saleh adalah proses yang

menggabungkan dan mengorganisasi data-data indera kita (penginderaan)

untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di

sekeliling.4

Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan perolehan,

penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi sosial

dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan

pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh,

4Abdul Rahman Shaleh,PsikologiSuatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2004), h.110.

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

48

ditafsirkan, dipilih dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan

sosial.5

Dari konsep persepsi bisa disimpulkan bahwa ini sesuai dengan

apa yang menjadi paradigma atau pola pikir yang berkembang terhadap

warga masyarakat kampung pejamuran tentang pentingnya pendidikan

formal 12 tahun. seperti analisis data tab yang menunjukan Berdasarkan

hasil analisis persentase Analisi prosentase tentang persepsi penting

terhadap pendidikan formal 12 tahun 47,5% menunjukan persepsi positif

setuju dengan pentingnya pendidikan formal 12 tahun, 52,5% menunjukan

persepsi negatif dengan tidak setuju terhadap pendidikan formal 12 tahun.

b. Pembahasan Konsep Pendidikan

Dalam hakikat pendidikan beberapa ahli mengungkapkan hakikat

pendidikan mengandung pengertiaan John Dewey: pendidikan adalah

proses pembentukan kecakapan-kecakapan funda mental secara intelektual

dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.

Menurut S.A. Brata,dkk.: pendidikan ialah usaha yang sengaja

diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung untuk membantu

anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

Menurut Rousseau:pendidikan adalah memberikan kita

pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita

membutuhkannya pada waktu dewasa.

Menurut Ki Hajar Dewantara: mendidik ialah menuntun segala

kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia

dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang setinggi-tingginya.6

Dalam GBHN:pendidkan pada hakekatnya adalah usaha sadar

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

sekolah dan berlangsung seumur hidup.7

5 Bagus takwin, “persepsi sosial mengenali dan mengerti orang lain”, dalam sarlito W.

Sarwono dan eko A.meinarno (ed.), PSIKOLOGI SOSIAL,, (salemba humanika), hal 24. 6Ibid. 7Ibid.h,10.

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

49

Menurut Prof. Zahara Idris (dasar-dasar pendidikan) : pendidikan

ialah serangkai kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara

manusia biasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan

menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap

perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat

mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi

manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi di sini ialah

potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan

keterampilan.8

Dari analisis persepsi tersebut peneliti juga ingin menggambarkan

apakah masyarakat kampung pejamuran itu berhak anak-anak semua

menempuh jalur pendidikan wajib belajar 12 tahun. Maka berdasarkan

persentase persepsi semua masyarakat kampung pejamuran jalur

pendidikan tinggi menunujukan bahwa seluruh masyarakat kampung

pejamuran berpersepsi terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh

jalur pendidikan formal 12 tahun menunujukan 75% menyakatan positif

terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal

belajar 12 tahun, 25% menunjukan negatif terhadap berhaknya anak-anak

mereka menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.

Dari hasil analisis terhadap persepsi anak-anak mereka mempunyai

sikap bertanggung jawab yang tercipta dari proses pendidikan formal 12

tahun, menunujukan 32,5% menunjukan positif bahwa anak-anak

mempunyai sikap bertanggung jawab , 67,5% menujukan negatif bahwa

anak-anak mempunyai sikap bertanggung jawab.

Dari hasil analisi menggambarkan terhadap persepsi mereka

tentang anak-anak harus menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun,

menunjukan 70% menyatakan positif terhadap pernyataan bahwa anak-

anak mereka untuk menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun dan 30%

menunjukan bahwa negatif terhadap pernyataan bahwa anak-anak

menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.

Dari data diatas disimpulkan bahwa konsep hakikat pendidikan itu

tidak terrealisasikan secara sempurna dalam kultur budaya dalam

perkembangan masyarakat kampung pejamuran dengan baik tak seperti

konsep hakikat pendidikan yang semestinya.

8Ibid.h,11.

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

50

Budaya menurut Melville J.Herkovits dan Bronislaw Malinovski

mengemukakan bahwa budaya adalah segala sesuatu yang terdapat

didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat itu.9 Menurut E.B Taylor mengatakan

bahwa budaya adalah koplek yang mencangkup pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan lain kemampuan-

kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatakan oleh

manusia sebagai masyarakat.10

3. Keterkaitan dan Komparasi Hasil Temuan Penelitian

Keterkaitan dan komparasi hasil temuan penelitian ini adalah

pembahasan tentang ketrkaitan dan komparasi temuan penelitian dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan yang dikaji oleh penelitian

sebelumnya.

Penelitian pertama menghasilkan dan menunjukan bahwa : (1)

persepsi masyarakat Magelung memiliki tanggapan positif tentang

pendidikan agama Islam mengenai dasar dantujuan pendidikan agama

Islam tersebut. Pendidikan agama ini diharapkan masyarakat dapat

menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anak-

anaknya tentang pendidikan agama sehingga menjadi anak yang beriman

dan bertaqwa. (2) minat masyarakat Desa Magelung menyekolahkan anak

di Madarsah Diniyah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor

internal yang meliputi: motivasi, kebutuhan dan sikap terhadap obyek.

Sedangkan faktor eksternalnya meliputi: lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan srana fasilitas seperti gedung sekolah dan letaknya, tempat

tinggal dan letaknya dan sebagainya. Hal ini dapat menunjang minat

masyarakat menyekolahkan anaknya di Madarsah Diniyah. (3) terdapat

hubungan positif antara persepsi masyarakat tentang pendidikan agama

Islam terhadap minat menyekolahkan anaknya di Madrasah Diniyah,

ditunjukan oleh koefesien kolerasi 1xy = 0,434, kemudian dikonsultasikan

dengan harga 1tabel pada tarap signifikan 1% = 0,254 dan 5% = 0,195. Hal

9Sole Soemarjdan, setangkai bunga sosiologi, (Jakarta: Yayasan Badan penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 1964),hlm.115. 10Soejono soekamto, Sosiologi sebuah pengantar (Jakarta: Rajawali pres, 2012),hlm.150.

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

51

ini berarti 1hitung lebih besar daripada 1tabel menunjukan kolerasi antara x dan

y signifikan. Hal ini menunjukan adanya hubungan persepsi masyarakat

tentang pendidikan agama Islam terhadap minat menyekolahkan anak di

Madrasah Diniyah. Dari hasil penelitian pertama diatas tersebut

disimpulkan bahwa ada indikasi terdapat persepsi positif dalam

masyarakat magelung.

Penelitian kedua yang menghasil penelitian menyebutkan bahwa

masyarakat Kota Medan yang memiliki persepsi positif terhadap

pendidikan inklusi sebanyak 47,36% (63 orang), masyarakat yang

memiliki persepsi yang negatif sebanyak 45,86% (61 orang) dan subjek

yang tidak tergolongkan yaitu 6,76% (9 orang). Dari hasil penelitian kedua

diatas disimpulkan bahwa terdapat persepsi negatif dan positif yang

terdapat dalam masyarakat kota medan.

Hasil penelitian sekarang yang dilakukan oleh peneliti hasil dari

penelitian terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun dikampung

pejamuran ini menghasilkan bahwa terdapatnya persepsi positif 47,5% dan

persepsi negatif 52,5% yang berkembang didalam persepsi dan pola pikir

masyarakat kampung pejamuran. didindikasi terdapat persepsi negatif dan

positif yang ditemukan oleh peneliti didalam pola pikir masyarakat

kampung pejamuran tentang pentingnya pendidikan dikampung

pejamuran, desa pasilian kecamatan kronjo.

Keterkaitan hasil penelitian terdahulu dengan sekarang adalah

sebagai pelengkap dan sebagai informasi yang memperkuat dengan

menyatakan bahwa terdapatnya benang merah dengan kata lain terdapat

singkronisasi disuatu daerah dalam mempersepsiskan pendidikan dalam

pola pikir dan budaya yang sama sehingga peneliti mengindikasikan dan

memberi gambaran bahwa hakikat pendidikan itu tidak terrealisasikan

dengan menyeluruh dipelosok negri bangsa Indonesia yang kita cinta ini.

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

52

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah bagaimanakah persepsi masyarakat

Kampung Pejamuran tentang pentingnya pendidikan di BAB I. maka

peneliti akan memberikan jawaban berupa temua dalam perkembangan

persepsi pentingnya pendidikan dimasyarakat kampong pejamuran.

Kehidupan era globalilsasi adalah suatu kehidupan yang mengalami

perubahan cepat terjadi semakin cepat, kompetitif dan beragam dengan

kata lain dari waktu ke waktu akan menjadi semakin kompleks. Seperti

perkembangan masyarakat kampung pejamuran yang semakin berjalan

dari waktu ke waktu semakin menimbulkan yang beragam dalam

mempersepsikan pendidikan didalam pola pikir masyarakat kampung

pejamuran.

Hasil dari penelitian terhadap pentingnya pendidikan formal 12

tahun dikampung pejamuran ini menghasilkan kesimpulan bahwa

terdapatnya persepsi positif 47,5% dan persepsi negatif 52,5% yang

berkembang didalam persepsi dan pola pikir masyarakat kampung

pejamuran. didindikasi terdapat persepsi negatif dan positif yang

ditemukan oleh peneliti didalam pola pikir masyarakat kampung

pejamuran tentang pentingnya pendidikan dikampung pejamuran, desa

pasilian kecamatan kronjo.

B. Implikasi

Implikasidari penelitian ini menghasilkan sebagai berikut :

1. Perkembangan persepsi negatif didalam pola pikir masyarakat

ini harus segera diluruskan karena sangat berimbas terhadap

kelanjutan pendidikan Indonesia yang akan datang.

2. Sosialisasi pentingnya pendidikan terhadap masyarakat itu

harus dilakukan karena ditakutkan budaya negatif terhadap

pendidikan semakin membudaya.

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

53

3. Perkembangan dan perbaikan pendidikan secara terencana dan

sistematis melalui sosialisasi, pelatihan guru, dan studi

kelanjutan.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, saran penulis mengenai

penelitian ini adalah

1. Bagi masyarakat kampung pejamuran, harus memiliki motivasi

untuk bisa menempuh jalur pendidikan tinggi dan dapat

memberi untuk menjadi manusia cerdas yang berguna bagi

bangsa dan negara.

2. Bagi Dinas Pendidkan, diharapkan dapat memberikan solusi

dan jalan keluar atas pola pikir negatif terhadap yang sangat

berbalik lurus dengan prinsip pendidikanyang sudah tertanam

dibumi Indonesia ini agar persepsi negative itu tidak

membudaya dalam pola pikir masyarakat.

3. Bagi PEMDA, diharapkan dapat menjadi masukan dalam

merumuskan kebijakan pendidikan yang adil dan merata bagi

seluruh masyarakat dan tanpa deskriminasi.

4. Bagi mahasiswa, tantangan pendidikan dimasa yang akan

datang ini harus segera diluruskan sebelum membudaya karena

tugas mahasiswa sebgai asset Negara dan kewajiban kita

bersama untuk bekerja sama dan bergotong royaong

mencerdaskan bangsa.

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

54

DAFTAR PUSTAKA

M. Alisuf Sabri. 2010. Pengantar psikologi umum dan perkembangan. Jakarta:

pedoman ilmu jaya.

Muh.Said dan Junimar Affan. 1990. Psikologi dari zaman ke zama. Bandung:

jemmars bandung.

Bagus takwin, “persepsi sosial mengenali dan mengerti orang lain”, dalam sarlito

W. Sarwono dan eko A.meinarno (ed.), PSIKOLOGI

SOSIAL,,.salemba humanika.

H.muhammadasrori. 2008. Psikologi pembelajaran. Bandung: wacana prima.

M. Ngalim Purwanto.1988. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis.Bandung:

Remadja karya..

Zahara idris. 2008. Dasar-dasar pendidikan.Bandung: angkasa.

Badan Permusyawatan Desa. 2010 dan 2013. Data Penduduk Kampung

Pejamuran.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.

Jakarta: Kencana.

Muh.Said dan Junimar Affan. 1990. Psikologi dari Zaman ke Zaman. Bandung:

Jemmars bandung.

Sarlito W.Sarwono.2003. Pengantar umum psikologi. Jakarta: bulan bintang

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka cipta.

Soejono soekanto.2012. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawalipres.

R.Iskandar, M.Pd. 2009. Metodologi penelitian kualitatif . Jakarta: Gaung

Persada.

Nana Syaodih Sukmadinata.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi.2012. Metode Penelitian.. Jakarta: Rajawali Press.

Djam’an Satori dan Aan Komariyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2010. Penelitian pendidikan: pendekatan kualitatif, kuantitatis dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

55

Sudjana.2005. Metode stastistika. Bandung: Tarsito.

Lexy J.Meleong. 2010. Metologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosda karya.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka cipta Anas Sudjono.1994. Pengantar Statistik

Pendidikan. Jakarta: Rajawali Persada.

Nasution. 2012. Metode Research (penelitian ilmiah) usul tesis-desain penelitian-

hipotesis-validitas-sampling-populasi-pbservasi-wawancara-angket.

Jakarta: Bumi aksara.

Sole Soemardja.1964. Stangkai Bunga Sosiologi. Jakarat: Yayasan Badan

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Anni Setyawati. 2011. Hubungan Persepsi Masyarakat Tentang Pendidikan

Agama islam Terhadap Minat Menyekolahkan Anak diMadrasah

Diniyah Desa Magelung Kecamatan Kaliwung Kabupaten Kendal.

Fakultas Tarbiyah Institute Agama Islam Negri Walisongo Semarang

Mastari. 2012. Gambaran Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap

Pendidikan Inkluisi Studi Terhadap Beberapa Kecamatan Di Kota

Medan. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

56

Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati

perkembangan persepsi masyarakat Kampung Pejamuran tentang pendidikan

dengan cara di checklist (√) dan aspek yang diamati meliputi:

A. Tujuan :

Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik

maupun non fisik Masyarakat Kampung Pejamuran.

B. Aspek yang diamati :

Aspek yang diamati checklist (√)

1. Alamat/lokasi kampung pejamuran.

2. Tingkat pendidikan masyarakat kampung

pejamuran.

3. Ketersediaan unit pendidikan atau sekolah di

wilayah kampung pejamuran.

4. Keterjangkauan biaya pendidikan masyarakat

kampung pejamuran.

5. Data warga pejamuran yang bekerluarga dengan

pendidikan rendah.

1. .............

2. .............

3. .............

4. ..............

5. ..............

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

57

Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN

“Persepsi Masyarakat Kampung Pejamuran Tentang Pentingnya Pendidikan

Formal 12 Tahun Di Kampung Pejamuran”

Nama :

Umur :

Petunjuk Pengisian Angket

1. Tulislah identitas anda di tempat yang telah disediakan

2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan ikhlas

3. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

persepsi anda, dengan keterangan sebagai berikut:

Ya : Persepsi Positif

Tidak : Persepsi Negatif

4. Kerjakan setiap nomor dan jangan terlewatkan satu nomor pun

5. Atas bantuan dan perhatian anda, saya ucapkan terimakasih.

No Pernyataan Arternatif

Jawaban

Ya Tidak

1 Saya merasa butuh terhadap pendidikan formal 12 tahun

2 pendidikan formal 12 tahun penting bagi warga

masyarakat kampung pejamuran

3 Anak-anak saya berhak mendapatkan pendidikan formal

12 tahun

4 Anak-anak saya mempunyai sikap bertanggung jawab dari

proses pendidikan formal 12 tahun

5 Anak-anak saya harus menempuh jalur pendidikan formal

12 tahun

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

58

Lampiran 3

Persentase Total Persepsi Masyarakat Kampung Pejamuran, Ds.Pasilian,

Kec.Kronjo, Kab.Tangerang

Terhadap Pendidikan Formal 12 tahun

Responden

Pernyataan Total

Rata-rata

1 2 3 4 5

1 2 1 2 2 1 8 0.2

2 2 1 2 2 1 8 0.2

3 2 1 2 2 1 8 0.2

4 2 1 2 2 1 8 0.2

5 2 1 2 2 1 8 0.2

6 2 1 2 2 1 8 0.2

7 2 1 2 2 1 8 0.2

8 2 1 2 2 1 8 0.2

9 2 1 2 2 1 8 0.2

10 2 1 2 2 1 8 0.2

11 2 1 2 2 1 8 0.2

12 2 1 2 2 1 8 0.2

13 2 1 2 2 2 9 0.225

14 2 1 2 1 2 8 0.2

15 2 1 2 1 2 8 0.2

16 2 1 2 1 2 8 0.2

17 2 1 2 1 2 8 0.2

18 2 1 2 1 2 8 0.2

19 1 1 2 1 2 7 0.175

20 1 1 2 1 2 7 0.175

21 1 1 2 1 2 7 0.175

22 1 2 2 1 2 8 0.2

23 1 2 2 1 2 8 0.2

24 1 2 2 1 2 8 0.2

25 1 2 2 1 2 8 0.2

26 1 2 2 1 2 8 0.2

27 1 2 2 1 2 8 0.2

28 1 2 2 1 2 8 0.2

29 1 2 2 1 2 8 0.2

30 1 2 2 1 2 8 0.2

31 1 2 1 1 2 7 0.175

32 1 2 1 1 2 7 0.175

33 1 2 1 1 2 7 0.175

34 1 2 1 1 2 7 0.175

35 1 2 1 1 2 7 0.175

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

59

36 1 2 1 1 2 7 0.175

37 1 2 1 1 2 7 0.175

38 1 2 1 1 2 7 0.175

39 1 2 1 1 2 7 0.175

40 1 2 1 1 2 7 0.175

jumlah frekuensi 58 59 70 53 68 308 7.7

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

60

Lampiran 4

Pedoman wawancara

Dengan Kepala Desa Pasilian

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : H.Nasiri

Tempat : Balai Desa Pasilian

Hari/Tanggal : Senin, 16 September 2013

1.Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

2. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan masyarakat

kampung pejamuran ?

3. Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu tingkat ekonomi

masyarakat kampung pejamuran?

4. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi masyarakat

kampung pejamuran ?

5. Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di kampung

pejamuran ?

6. Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7. Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

61

Lampiran 5

Transkrip wawancara

Dengan Sekertaris Kepala Desa

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Sukemmi

Tempat : Balai Desa Pasilian

Hari/tanggal : Senin 16 September 2013

1.Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

2. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan masyarakat

kampung pejamuran ?

3. Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu tingkat ekonomi

masyarakat kampung pejamuran?

4. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi masyarakat

kampung pejamuran ?

5. Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di kampung

pejamuran ?

6. Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7. Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

62

Lampiran 6

Transkrip Wawancara

Dengan Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Jamanuri

Tempat : Balai Desa Pasilian

Hari/Tanggal : Selasa, 17 September 2013

1. Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

2. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan masyarakat

kampung pejamuran ?

3. Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu tingkat ekonomi

masyarakat kampung pejamuran?

4. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi masyarakat

kampung pejamuran ?

5. Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di kampung

pejamuran ?

6. Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7. Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

63

Lampiran 7

Transkrip Wawancara

Dengan Tokoh Masyarakat

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Ust. H.Sopiyan

Tempat : Pondok Pesantren Nurul Ilmi (Kediaman bpk H.Sopiyan )

Hari : Rabu, 18 September 2013

1. Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

2. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan masyarakat

kampung pejamuran ?

3. Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu tingkat ekonomi

masyarakat kampung pejamuran?

4. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi masyarakat

kampung pejamuran ?

5. Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di kampung

pejamuran ?

6. Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7. Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

64

Lampiran 8

Pedoman Wawancara

Dengan Tokoh pendidikan Kampung Pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Drs.H.Khairuddin

Tempat : Kediaman Rumah Drs.H.Khairuddin

Hari/Tangal : Kamis, 19 September 2013

1. Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

2. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat kedewasaan masyarakat

kampung pejamuran ?

3. Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu tingkat ekonomi

masyarakat kampung pejamuran?

4. Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan potensi masyarakat

kampung pejamuran ?

5. Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12 tahun di kampung

pejamuran ?

6. Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

7. Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

65

Lampiran 9

Pedoman Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Asim

Tempat : Kediaman Bapak Asim

Hari : Sabtu, 21 September 2013

1. Barapakah lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat kampung

pejamuran ?

2. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

3. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?

4. Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa

membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

5. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

mengembangkan potensi masyarakat kampung pejamuran ?

6. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

7. Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa pesan ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

9. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

66

Lampiran 10

Pedoman Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Sukeni

Tempat : Kediaman Bapak Sukeni

Hari/Tanggal : Senin, 23 September 2013

1. Barapakah lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat kampung

pejamuran ?

2. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

3. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?

4. Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa

membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

5. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

mengembangkan potensi masyarakat kampung pejamuran ?

6. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

7. Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa pesan ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

9. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

67

Lampiran 11

Pedoman Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Jalalah

Tempat : Kediaman Ibu Jalalah

Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013

1. Barapakah lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat kampung

pejamuran ?

2. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

3. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?

4. Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa

membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

5. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

mengembangkan potensi masyarakat kampung pejamuran ?

6. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

7. Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa pesan ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

9. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

68

Lampiran 12

Pedoman Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Nafsiah

Tempat : Kediaman Ibu Nafsiah

Hari/Tanggal : Rabu, 25 September 2013

1. Barapakah lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat kampung

pejamuran ?

2. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

3. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?

4. Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa

membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

5. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

mengembangkan potensi masyarakat kampung pejamuran ?

6. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

7. Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa pesan ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

9. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

69

Lampiran 13

Pedoman Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Jumenah

Tempat : Kediaman Ibu Jumenah

Hari/Tanggal : Kamis, 26 September 2013

1. Barapakah lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat kampung

pejamuran ?

2. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

3. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?

4. Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa

membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?

5. Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

mengembangkan potensi masyarakat kampung pejamuran ?

6. Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12 tahun di

kampung pejamuran ?

7. Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

8. Apa pesan ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

9. Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?

Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

70

Lampiran 14

Transkrip wawancara

Dengan Kepala Desa Pasilian

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : H.Nasiri

Tempat : Balai Desa Pasilian

Hari/Tanggal : Senin, 16 September 2013

1. Pripun persepsi bapak maring masyarakat griya pejamuran ?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Menurut kula mah masyarakat griya pejamuran pun iki hidup ing dalem

kerukunan.

(Terjemahan: Menurut saya masyarakat kampung pejamuran hidup dalam

kerukunan.)

2. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gawe dewasa masyarakat griya

pejamuran?

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?).

Otomatis bangkit ngegawe dewasa asbabe saking pendidikan iku uwong

nuntun ing dedalan pikiran dewasa gena masa depan lan entekaken

masalah.

(Terjemahan: secara otomatis mampu membuat masyarakat berpikir dewasa

secara pikiran untuk masa depan dan menyelesaikan masalah dengan adanya

pendidikan tersebut).

3. Ape kalawan maring pendidikan formal 12 tahun bangkit ngebantu tingkat

ekonomi masyarakat griya pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?).

Page 85: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

71

Yang kabeh sekolah mah pastine kaduwean saking ijazah, kelawan ijazah

iku kabeh bisa ngelamar bangkit saking pegawean.

(Terjemahan: jika kita sekolah maka kita mendapatkan ijazah, dengan ijazah

tersebut kita bisa melamar untuk mendapatkan pekerjaan).

4. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken potensi masyarakat

kampung pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Insyallah bangkit.

(Terjemahan: Insyaallah bisa).

5. Primen persepsi bapak maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Ingsahutune wajib gena masyarakat griya kampung pejamuran.

(Terjemahan: sesungguhnya wajib untuk masyarakat kampung pejamuran).

6. Ape kritik bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?)

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik).

7. Ape pesan bapak maring masyarakat kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?).

Pesan kula maring kampung pejamuran pun iki yaiku tetep jaga lan

lestarikaken maring rasa damai serto rukun karo sekabehe kampung-

kampung tetangga maring tengen lan kiwene, wis cukup kula gaen pesen

iku.

(Terjamahan: pesan saya untuk kampung pejamuran ini yaitu tetap jaga dan

lestarikan rasa damai serta rukun dengan semua kampung-kampung tetangga

dari sebelah kanan dan kiri, cukup itu pesan saya.).

8. Ape harepan bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Page 86: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

72

Herapan kula maring masyarakat kampung pejamuran pun iki yaiku jadi

kampung sing aman lan menjaga maring kehormatan kampunge dewek, aja

ngisin-ngisinaken desa dewek saking perlakuan boten bagus.

(Terjemahan: Harapan saya dengan masyarakat kampung pejamuran ini

yaitu menjadi kampung yang aman dan menjaga kehormatan kangpung

sendiri, jangan membuat malu desa sendiri dari perbuatan tidak baik).

Page 87: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

73

Lampiran 15

Transkrip wawancara

Dengan Sekertaris Kepala Desa

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Sukemmi

Tempat : Balai Desa Pasilian

Hari/Tanggal : Senin 16 September 2013

1. Pripun persepsi bapak maring masyarakat griya pejamuran ?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Menurut kula mah masyarakat griya pejamuran pun iki hidup ing dalem

kerukunan.

(Terjemahan: Menurut saya masyarakat kampung pejamuran hidup dalam

kerukunan.)

2. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gawe dewasa masyarakat griya

pejamuran?

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?).

Otomatis bangkit ngegawe dewasa asbabe saking pendidikan iku uwong

nuntun ing dedalan pikiran dewasa gena masa depan lan entekaken

masalah.

(Terjemahan: secara otomatis mampu membuat masyarakat berpikir dewasa

secara pikiran untuk masa depan dan menyelesaikan masalah dengan adanya

pendidikan tersebut).

3. Ape kalawan maring pendidikan formal 12 tahun bangkit ngebantu tingkat

ekonomi masyarakat griya pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?).

Page 88: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

74

Yang kabeh sekolah mah pastine kaduwean saking ijazah, kelawan ijazah

iku kabeh bisa ngelamar bangkit saking pegawean.

(Terjemahan: jika kita sekolah maka kita mendapatkan ijazah, dengan ijazah

tersebut kita bisa melamar untuk mendapatkan pekerjaan).

4. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken potensi masyarakat

kampung pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Insyallah bangkit.

(Terjemahan: Insyaallah bisa).

5. Primen persepsi bapak maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Ingsahutune wajib gena masyarakat griya kampung pejamuran.

(Terjemahan: sesungguhnya wajib untuk masyarakat kampung pejamuran).

6. Ape kritik bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?)

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik).

7. Ape pesan bapak maring masyarakat kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?).

Pesan kula maring kampung pejamuran pun iki yaiku tetep jaga lan

lestarikaken maring rasa damai serto rukun karo sekabehe kampung-

kampung tetangga maring tengen lan kiwene, wis cukup kula gaen pesen

iku.

(Terjamahan: pesan saya untuk kampung pejamuran ini yaitu tetap jaga dan

lestarikan rasa damai serta rukun dengan semua kampung-kampung tetangga

dari sebelah kanan dan kiri, cukup itu pesan saya.).

8. Ape harepan bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Page 89: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

75

Herapan kula maring masyarakat kampung pejamuran pun iki yaiku jadi

kampung sing aman lan menjaga maring kehormatan kampunge dewek, aja

ngisin-ngisinaken desa dewek saking perlakuan boten bagus.

(Terjemahan: Harapan saya dengan masyarakat kampung pejamuran ini

yaitu menjadi kampung yang aman dan menjaga kehormatan kangpung

sendiri, jangan membuat malu desa sendiri dari perbuatan tidak baik).

Page 90: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

76

Lampiran 16

Transkrip Wawancara

Dengan Ketua Badan Permusyawaratan Desa

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Jamanuri

Tempat : Balai Desa Pasilian

Hari/Tanggal : Selasa, 17 September 2013

1. Pripun persepsi bapak maring masyarakat griya pejamuran ?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Menurut kula mah masyarakat griya pejamuran pun iki hidup ing dalem

kerukunan.

(Terjemahan: Menurut saya masyarakat kampung pejamuran hidup dalam

kerukunan.)

2. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gawe dewasa masyarakat griya

pejamuran?

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?).

Otomatis bangkit ngegawe dewasa asbabe saking pendidikan iku uwong

nuntun ing dedalan pikiran dewasa gena masa depan lan entekaken

masalah.

(Terjemahan: secara otomatis mampu membuat masyarakat berpikir dewasa

secara pikiran untuk masa depan dan menyelesaikan masalah dengan adanya

pendidikan tersebut).

Page 91: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

77

3. Ape kalawan maring pendidikan formal 12 tahun bangkit ngebantu tingkat

ekonomi masyarakat griya pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?).

Yang kabeh sekolah mah pastine kaduwean saking ijazah, kelawan ijazah

iku kabeh bisa ngelamar bangkit saking pegawean.

(Terjemahan: jika kita sekolah maka kita mendapatkan ijazah, dengan ijazah

tersebut kita bisa melamar untuk mendapatkan pekerjaan).

4. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken potensi masyarakat

kampung pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Insyallah bangkit.

(Terjemahan: Insyaallah bisa).

5. Primen persepsi bapak maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Ingsahutune wajib gena masyarakat griya kampung pejamuran.

(Terjemahan: sesungguhnya wajib untuk masyarakat kampung pejamuran).

6. Ape kritik bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?)

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik).

7. Ape pesan bapak maring masyarakat kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?).

Pesan kula maring kampung pejamuran pun iki yaiku tetep jaga lan

lestarikaken maring rasa damai serto rukun karo sekabehe kampung-

kampung tetangga maring tengen lan kiwene, wis cukup kula gaen pesen

iku.

Page 92: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

78

(Terjamahan: pesan saya untuk kampung pejamuran ini yaitu tetap jaga dan

lestarikan rasa damai serta rukun dengan semua kampung-kampung tetangga

dari sebelah kanan dan kiri, cukup itu pesan saya.).

8. Ape harepan bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Herapan kula maring masyarakat kampung pejamuran pun iki yaiku jadi

kampung sing aman lan menjaga maring kehormatan kampunge dewek, aja

ngisin-ngisinaken desa dewek saking perlakuan boten bagus.

(Terjemahan: Harapan saya dengan masyarakat kampung pejamuran ini

yaitu menjadi kampung yang aman dan menjaga kehormatan kangpung

sendiri, jangan membuat malu desa sendiri dari perbuatan tidak baik).

Page 93: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

79

Lampiran 17

Transkrip Wawancara

Dengan Tokoh Masyarakat

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Ust. H.Sopiyan

Tempat : Pondok Pesantren Nurul Ilmi (Kediaman bpk H.Sopiyan )

Hari/Tanggal : Rabu 18 September 2013

1. Pripun persepsi bapak maring masyarakat griya pejamuran ?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Menurut kula mah masyarakat griya pejamuran pun iki hidup ing dalem

kerukunan.

(Terjemahan: Menurut saya masyarakat kampung pejamuran hidup dalam

kerukunan.)

2. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gawe dewasa masyarakat griya

pejamuran?

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?).

Otomatis bangkit ngegawe dewasa asbabe saking pendidikan iku uwong

nuntun ing dedalan pikiran dewasa gena masa depan lan entekaken

masalah.

(Terjemahan: secara otomatis mampu membuat masyarakat berpikir dewasa

secara pikiran untuk masa depan dan menyelesaikan masalah dengan adanya

pendidikan tersebut).

3. Ape kalawan maring pendidikan formal 12 tahun bangkit ngebantu tingkat

ekonomi masyarakat griya pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?).

Page 94: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

80

Yang kabeh sekolah mah pastine kaduwean saking ijazah, kelawan ijazah

iku kabeh bisa ngelamar bangkit saking pegawean.

(Terjemahan: jika kita sekolah maka kita mendapatkan ijazah, dengan ijazah

tersebut kita bisa melamar untuk mendapatkan pekerjaan).

4. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken potensi masyarakat

kampung pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Insyallah bangkit.

(Terjemahan: Insyaallah bisa).

5. Primen persepsi bapak maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Ingsahutune wajib gena masyarakat griya kampung pejamuran.

(Terjemahan: sesungguhnya wajib untuk masyarakat kampung pejamuran).

6. Ape kritik bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?)

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik).

7. Ape pesan bapak maring masyarakat kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?).

Pesan kula maring kampung pejamuran pun iki yaiku tetep jaga lan

lestarikaken maring rasa damai serto rukun karo sekabehe kampung-

kampung tetangga maring tengen lan kiwene, wis cukup kula gaen pesen

iku.

(Terjamahan: pesan saya untuk kampung pejamuran ini yaitu tetap jaga dan

lestarikan rasa damai serta rukun dengan semua kampung-kampung tetangga

dari sebelah kanan dan kiri, cukup itu pesan saya.).

8. Ape harepan bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Page 95: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

81

Herapan kula maring masyarakat kampung pejamuran pun iki yaiku jadi

kampung sing aman lan menjaga maring kehormatan kampunge dewek, aja

ngisin-ngisinaken desa dewek saking perlakuan boten bagus.

(Terjemahan: Harapan saya dengan masyarakat kampung pejamuran ini

yaitu menjadi kampung yang aman dan menjaga kehormatan kangpung

sendiri, jangan membuat malu desa sendiri dari perbuatan tidak baik).

Page 96: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

82

Lampiran 18

Transkrip Wawancara

Dengan Tokoh pendidikan Kampung Pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Drs.H.Khairuddin

Tempat : Kediaman Rumah Drs.H.Khairuddin

Hari/Tanggal : kamis, 19 September 2013

1. Pripun persepsi bapak maring masyarakat griya pejamuran ?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Menurut kula mah masyarakat griya pejamuran pun iki hidup ing dalem

kerukunan.

(Terjemahan: Menurut saya masyarakat kampung pejamuran hidup dalam

kerukunan.)

2. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gawe dewasa masyarakat griya

pejamuran?

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa membuat

kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?).

Otomatis bangkit ngegawe dewasa asbabe saking pendidikan iku uwong

nuntun ing dedalan pikiran dewasa gena masa depan lan entekaken

masalah.

(Terjemahan: secara otomatis mampu membuat masyarakat berpikir dewasa

secara pikiran untuk masa depan dan menyelesaikan masalah dengan adanya

pendidikan tersebut).

3. Ape kalawan maring pendidikan formal 12 tahun bangkit ngebantu tingkat

ekonomi masyarakat griya pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah dengan pendidikan formal 12 tahun bisa membantu

tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?).

Page 97: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

83

Yang kabeh sekolah mah pastine kaduwean saking ijazah, kelawan ijazah

iku kabeh bisa ngelamar bangkit saking pegawean.

(Terjemahan: jika kita sekolah maka kita mendapatkan ijazah, dengan ijazah

tersebut kita bisa melamar untuk mendapatkan pekerjaan).

4. Ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken potensi masyarakat

kampung pejamuran?.

(Terjemahan: Apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Insyallah bangkit.

(Terjemahan: Insyaallah bisa).

5. Primen persepsi bapak maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi anda terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Ingsahutune wajib gena masyarakat griya kampung pejamuran.

(Terjemahan: sesungguhnya wajib untuk masyarakat kampung pejamuran).

6. Ape kritik bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?)

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik).

7. Ape pesan bapak maring masyarakat kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran ?).

Pesan kula maring kampung pejamuran pun iki yaiku tetep jaga lan

lestarikaken maring rasa damai serto rukun karo sekabehe kampung-

kampung tetangga maring tengen lan kiwene, wis cukup kula gaen pesen

iku.

(Terjamahan: pesan saya untuk kampung pejamuran ini yaitu tetap jaga dan

lestarikan rasa damai serta rukun dengan semua kampung-kampung tetangga

dari sebelah kanan dan kiri, cukup itu pesan saya.).

8. Ape harepan bapak maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa harapan anda terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Page 98: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

84

Herapan kula maring masyarakat kampung pejamuran pun iki yaiku jadi

kampung sing aman lan menjaga maring kehormatan kampunge dewek, aja

ngisin-ngisinaken desa dewek saking perlakuan boten bagus.

(Terjemahan: Harapan saya dengan masyarakat kampung pejamuran ini

yaitu menjadi kampung yang aman dan menjaga kehormatan kangpung

sendiri, jangan membuat malu desa sendiri dari perbuatan tidak baik).

Page 99: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

85

Lampiran 19

Transkrip Wawancara

Dengan Masyarakat Kampung Pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Asim

Tempat : Kediaman Bapak Asim

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2013

1) Sepira suene bapak/ibu jadi warga masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Barapakan lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat

kampung pejamuran ?)

2) Primen persepsi bapak/ ibu maring masyarakat griya kampung pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Aman lan tentram.

(Terjemahan: aman dan tentram)

3) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gewa dewasa

masyarakat griya pejamuran?

(Terjemnahan:Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

membuat kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?)

Lah boten pengaruh ape-ape.

(Terjemah: tidak apa pengaruh).

4) Jare bapak/ibu ape kelawan pendidikan formal 12 tahun bangkit bantu

ekonomi masyarakat griya pejamuran?

(Terjmehan: Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun

bisa membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?)

Bangkit lamun masyarakate mah megawe manfaat klawan ijazah.

(Terjemahan: bisa jika masyarakatnya megawe manfaat dengan ijazah.

5) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken

potensi masyarakat griya pejamuran?

Page 100: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

86

Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Mbuh gah sing maune belajare ning sekolahe serius doing. Anatapi yang sing

cuman sekolah doing mah ora kayane mah.

(Terjemahan: bisa jika ketika sekolah dia serius akan tapi tidak bagi mereka

yang tidak serius).

6) Pripun persepsi bapak/ibu maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap formal belajar 12 tahun

di kampung pejamuran ?).

Boten bangkit penting.

(Terjemahan: tidak begitu penting)

7) Ape kritik bapak/ibu maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik)

8) Opo harepan bapake maring pendidikan ning kampung pejamuran ?

(Terjemahan: Apa harapan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Hareapan kula mah sekolah iku gratis kabeh lan bisa mah digajih kaya negeri

luar kah.

(Terjemahan: harapan saya sekolah itu gratis semua dan kalau bisa digajih

seperti diluar negeri).

9) Opo pesan bapak maring pendidikan kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Boten pesan opo-opo

(Terjemahan: tidak ada pesan apa-apa).

Page 101: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

87

Lampiran 19

Transkrip wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Sukeni

Tempat : Kediaman Bapak Sukeni

Hari/Tanggal : Senin 23 September 2013

1) Sepira suene bapak/ibu jadi warga masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Barapakan lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat

kampung pejamuran ?)

2) Primen persepsi bapak/ ibu maring masyarakat griya kampung pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Aman lan tentram.

(Terjemahan: aman dan tentram)

3) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gewa dewasa

masyarakat griya pejamuran?

(Terjemnahan:Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

membuat kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?)

Lah boten pengaruh ape-ape.

(Terjemah: tidak apa pengaruh).

4) Jare bapak/ibu ape kelawan pendidikan formal 12 tahun bangkit bantu

ekonomi masyarakat griya pejamuran?

(Terjmehan: Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun

bisa membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?)

Bangkit lamun masyarakate mah megawe manfaat klawan ijazah.

(Terjemahan: bisa jika masyarakatnya megawe manfaat dengan ijazah.

5) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken

potensi masyarakat griya pejamuran?

Page 102: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

88

Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Mbuh gah sing maune belajare ning sekolahe serius doing. Anatapi yang sing

cuman sekolah doing mah ora kayane mah.

(Terjemahan: bisa jika ketika sekolah dia serius akan tapi tidak bagi mereka

yang tidak serius).

6) Pripun persepsi bapak/ibu maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Boten bangkit penting.

(Terjemahan: tidak begitu penting)

7) Ape kritik bapak/ibu maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik)

8) Opo harepan bapake maring pendidikan ning kampung pejamuran ?

(Terjemahan: Apa harapan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Hareapan kula mah sekolah iku gratis kabeh lan bisa mah digajih kaya negeri

luar kah.

(Terjemahan: harapan saya sekolah itu gratis semua dan kalau bisa digajih

seperti diluar negeri).

9) Opo pesan bapak maring pendidikan kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Boten pesan opo-opo

(Terjemahan: tidak ada pesan apa-apa).

Page 103: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

89

Lampiran 20

Transkrip Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Jalalah

Tempat : Kediaman Ibu Jalalah

Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2013

1) Sepira suene bapak/ibu jadi warga masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Barapakan lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat

kampung pejamuran ?)

2) Primen persepsi bapak/ ibu maring masyarakat griya kampung pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Aman lan tentram.

(Terjemahan: aman dan tentram)

3) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gewa dewasa

masyarakat griya pejamuran?

(Terjemnahan:Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

membuat kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?)

Lah boten pengaruh ape-ape.

(Terjemah: tidak apa pengaruh).

4) Jare bapak/ibu ape kelawan pendidikan formal 12 tahun bangkit bantu

ekonomi masyarakat griya pejamuran?

(Terjmehan: Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun

bisa membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?)

Bangkit lamun masyarakate mah megawe manfaat klawan ijazah.

(Terjemahan: bisa jika masyarakatnya megawe manfaat dengan ijazah.

Page 104: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

90

5) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken

potensi masyarakat griya pejamuran?

Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Mbuh gah sing maune belajare ning sekolahe serius doing. Anatapi yang sing

cuman sekolah doing mah ora kayane mah.

(Terjemahan: bisa jika ketika sekolah dia serius akan tapi tidak bagi mereka

yang tidak serius).

6) Pripun persepsi bapak/ibu maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Boten bangkit penting.

(Terjemahan: tidak begitu penting)

7) Ape kritik bapak/ibu maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik)

8) Opo harepan bapak/ ibu maring pendidikan ning kampung pejamuran ?

(Terjemahan: Apa harapan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Hareapan kula mah sekolah iku gratis kabeh lan bisa mah digajih kaya negeri

luar kah.

(Terjemahan: harapan saya sekolah itu gratis semua dan kalau bisa digajih

seperti diluar negeri).

9) Opo pesan bapak/ibu maring pendidikan kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Boten pesan opo-opo

(Terjemahan: tidak ada pesan apa-apa).

Page 105: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

91

Lampiran 21

Transkrip Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Nafsiah

Tempat : Kediaman Ibu Jalalah

Hari/Tanggal : Rabu, 25 September 2013

1) Sepira suene bapak/ibu jadi warga masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Barapakan lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat

kampung pejamuran ?)

2) Primen persepsi bapak/ ibu maring masyarakat griya kampung pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Aman lan tentram.

(Terjemahan: aman dan tentram)

3) Jare bapak/ibu ape pendidikan dasar wajib belajar 12 tahun bangkit gewa

dewasa masyarakat griya pejamuran?

(Terjemnahan:Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

membuat kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?)

Lah boten pengaruh ape-ape.

(Terjemah: tidak apa pengaruh).

4) Jare bapak/ibu ape kelawan pendidikan formal 12 tahun bangkit bantu

ekonomi masyarakat griya pejamuran?

(Terjmehan: Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun

bisa membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?)

Bangkit lamun masyarakate mah megawe manfaat klawan ijazah.

(Terjemahan: bisa jika masyarakatnya megawe manfaat dengan ijazah.

5) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken

potensi masyarakat griya pejamuran?

Page 106: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

92

Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Mbuh gah sing maune belajare ning sekolahe serius doing. Anatapi yang sing

cuman sekolah doing mah ora kayane mah.

(Terjemahan: bisa jika ketika sekolah dia serius akan tapi tidak bagi mereka

yang tidak serius).

6) Pripun persepsi bapak/ibu maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Boten bangkit penting.

(Terjemahan: tidak begitu penting)

7) Ape kritik bapak/ibu maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik)

8) Opo harepan bapak/ ibu maring pendidikan ning kampung pejamuran ?

(Terjemahan: Apa harapan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Hareapan kula mah sekolah iku gratis kabeh lan bisa mah digajih kaya negeri

luar kah.

(Terjemahan: harapan saya sekolah itu gratis semua dan kalau bisa digajih

seperti diluar negeri).

9) Opo pesan bapak/ibu maring pendidikan kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Boten pesan opo-opo

(Terjemahan: tidak ada pesan apa-apa).

Page 107: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

93

Lampiran 22

Transkrip Wawancara

Dengan masyarakat kampung pejamuran

Interviewer : Makhsus

NIM : 109015000131

Nama Responden : Jumena

Tempat : Kediaman Ibu Jumena

Hari : Kamis, 26 September 2013

1) Sepira suene bapak/ibu jadi warga masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Barapakan lama ibu / bapak menjadi warga masyarakat

kampung pejamuran ?)

2) Primen persepsi bapak/ ibu maring masyarakat griya kampung pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap masyarakat kampung

pejamuran ?)

Aman lan tentram.

(Terjemahan: aman dan tentram)

3) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit gewa dewasa

masyarakat griya pejamuran?

(Terjemnahan:Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa

membuat kedewasaan masyarakat kampung pejamuran ?)

Lah boten pengaruh ape-ape.

(Terjemah: tidak apa pengaruh).

4) Jare bapak/ibu ape kelawan pendidikan dasar wajib belajar 12 tahun bangkit

bantu ekonomi masyarakat griya pejamuran?

(Terjmehan: Menurut ibu/bapak apakah dengan pendidikan formal 12 tahun

bisa membantu tingkat ekonomi masyarakat kampung pejamuran?)

Bangkit lamun masyarakate mah megawe manfaat klawan ijazah.

(Terjemahan: bisa jika masyarakatnya megawe manfaat dengan ijazah.

5) Jare bapak/ibu ape pendidikan formal 12 tahun bangkit ngembangaken

potensi masyarakat griya pejamuran?

Page 108: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

94

Menurut ibu/bapak apakah pendidikan formal 12 tahun bisa mengembangkan

potensi masyarakat kampung pejamuran ?).

Mbuh gah sing maune belajare ning sekolahe serius doing. Anatapi yang sing

cuman sekolah doing mah ora kayane mah.

(Terjemahan: bisa jika ketika sekolah dia serius akan tapi tidak bagi mereka

yang tidak serius).

6) Pripun persepsi bapak/ibu maring pendidikan formal 12 tahun ning griya

pejamuran?

(Terjemahan: Bagaimana persepsi ibu/bapak terhadap pendidikan formal 12

tahun di kampung pejamuran ?).

Boten bangkit penting.

(Terjemahan: tidak begitu penting)

7) Ape kritik bapak/ibu maring masyarakat griya pejamuran?

(Terjemahan: Apa kritik ibu/bapak terhadap masyarakat kampung pejamuran

?).

Boten kritik ape-ape.

(Terjemahan: tidak ada kritik)

8) Opo harepan bapak/ ibu maring pendidikan ning kampung pejamuran ?

(Terjemahan: Apa harapan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Hareapan kula mah sekolah iku gratis kabeh lan bisa mah digajih kaya negeri

luar kah.

(Terjemahan: harapan saya sekolah itu gratis semua dan kalau bisa digajih

seperti diluar negeri).

9) Opo pesan bapak/ibu maring pendidikan kampung pejamuran?

(Terjemahan: Apa pesan bapak terhadap pendidikan kampung pejamuran ?)

Boten pesan opo-opo

(Terjemahan: tidak ada pesan apa-apa).

Page 109: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,

95

Lampiran 23

PEMERINTHAN KABUPATEN TANGERANG

BADAN PERMUSYARATAN DESA

DESA PASILIAN KECAMATAN KRONJO

Sekertariat Jalan Raya Kronjo – Balaraja Desa Pasilian Kecamatan Kronjo Tangerang

15550

Data penduduk kp.pejamuran, ds.pasilian, kec.kronjo, kab.Tangerang,

prov.Banten yang terdiri dari 5 (lima ) RT dalam 1 (satu) kejaroan.ronjo, 27

September 2013

Ketua Badan Permusyawaratan Desa Pasilian

JAMANURI.

RT RW TINGKAT PENDIDIKAN AKHIR TINGKAT

EKONOMI

JUMLAH K

E

T SD/M

I

SMP/

MTS

SMA/M

A/SMK

D

3

S 1 S 2 REN

DAH

SED

AN

G

TIN

GGI

01 01 63

jiwa

43

jiwa

27 jiwa - 4

jiwa

- 72

jiwa

40

jiwa

25

jiwa

137 jiwa

02 01 73

jiwa

37

jiwa

45 jiwa - 1

jiwa

- 67

jiwa

52

jiwa

37

jiwa

156 jiwa

03 01 53

jiwa

41

jiwa

34 jiwa - - - 57

jiwa

48

jiwa

23

jiwa

128 jiwa

04 01 60

jiwa

45

jiwa

50 jiwa - 2

jiwa

- 73

jiwa

53

jiwa

31

jiwa

157 jiwa

05 01 46

jiwa

29

jiwa

35 jiwa - 2

jiwa

- 49

jiwa

43

jiwa

20

jiwa

112 jiwa

Page 110: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,
Page 111: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA ... ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun studi kasus Kampung Pejamuran,