PERSEPSI MAHASiSWA MENGENAIF:SiBILiTAS...
Transcript of PERSEPSI MAHASiSWA MENGENAIF:SiBILiTAS...
「
PERSEPSI MAHASiSWA MENGENAIF:SiBILiTAS PELAKSANAANMυ17rSOυRcF FfFDEДGκ D:LABORATOR:UM:LMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOrERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
Sulistiawatia, Cicih Bhakti Purnamasari", Nur Khoma Fatmawatib, Lukas D Leatemia'
"Laboratorium llmu Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, SamarindabLaboratorium llmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda
Korespondensi: Sulistiawati, Email: su [email protected]
Abstrak
Assessment yang kuat merupakan persyaratan penting dalam meningkatkan kualitas dan akuntabilitaspendidikan kedokteran termasuk di pendidikan klinik. Salah satu metode ossessment yang dapat digunakan dipendidikan klinik adalah Multi Source Feedbock (MSF). Dengan MSF mahasiswa dapat dinilai bukan hanya oleh
dosen, tetapi dapat dinilai pula oleh peer dan perawat. Umpan balik dari hasil MSF dapat digunakan untukmeningkatkan performa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa mengenai
fisibilitas pelaksanaan MSF di laboratorium llmu Kesehatan mata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifdengan dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di poliklinik mata RSUD AW Syahranie
Samarinda. Pada awal penelitian, akan dibuat form MSF. Setalah itu, dosen, perawat, dan mahasiswa akan
dilatih mengenai penggunaan MSF, Setelah pelaksanaan MSF akan dilakukan evaluasi dengan melakukan
wawancara mendalam kepada mahasiswa mengenai pelaksanaan MSF tersebut. Wawancara akan direkam dan
dilakukan transkrip verbatim. Data akan dianalisa dengan menggunakan themotic coding. Sebanyak 6mahasiswa yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan terlibat dalam penelitian ini. Dari hasil penelitianditemukan 4 tema yang berhubungan dengan fisibilitas pelakanaan MSF yaitu kuesioner, penilai MSF, teknispelaksanaan dan saran perbaikan. Kuesioner mudah dipahami dengan teknis pelaksanaan yang sudah baik. Hal
yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan karakteristik serta teknis pelaksanaannya di bagian mata. Dapatdisimpulkan bahwa MSF fisibel untuk dilaksanakan di bagian mata. Namun perlu perbaikan diantaranyapendampingan pengisian kuesioner pasien, revisi kuesioner dan disediakan waktu khusus untuk pengisian.
Kata Kunci: MSF, Fisibilitas
Abstract
A strong assessment system is an important requirement for improving the quality of medical educatlon. One
of the assessment methods that can be used in clinical education is Multi Source Feedback (MSF). MSF or 360-
degree evaluation is a scoring tool filled by several individuals to assess a student. MSF gives students theopportunity to get feedback not only by lecturers, but also get feedback from peers and nurses. MSF results
can be used to improve student learning. This study aims to explore student perception about the the
feasibility of MSF implementation. The study using phenomenology qualitative approach. The research was
conducted at Ophtamologic polyclinic of Rumah Sakit A.W Syahranie Samarinda. Research were divided intothree phases. The initial phase of the research was to develop MSF forms, followed by a training about how touse MSF for doctor/lecture, nurse and student. After that, lecturers, nurses, and students were trained usingMSF. ln the second phase, MSF questionnainers were filled by doctors, nurses, students and patients. MSF
questionnaires for patients were filled as soon as patients interacted with the students, while MSF
questionnaires for doctors, nurses and student peers were filled at 3'd week of clinical rotation. The third phase
was to collecting data. Data was obtained by lndepth interview. As much as 6 students and 3 doctors wereinvolved in the interview. All interview were audio-taped and transcribed verbatim. Transcripts were analysedthematically. A total of 6 students consisting of 3 men and 3 women were involved in the study. There were 4themes related to the feasibility of of MSF's implementation ie questionnaires, assessor, technicalimplementation and improvement suggestions. The questionnaire is easy to understand with good technical
2 Jurnal Kedokteran Mulawarman, 2OL8. $l iSSN 2443-0439
implementation. For the implementation of MSF, it should be noted about the number and characteristics and
technical implementation in the ophthalmology department. lt can be concluded that MSF is feasible to be
implemented in the Ophtalmology Department. However, it needs improvement such as guiding of patient
questionnaire filling, revision of questionnaire and provided special time for filling questionnaire.
Keywords: MSF, Feasibility
PENDAHULUAN
Assessment merupakan elemen vital dalam
melatih seorang dokter. Sistem ossessment yang
kuat juga merupakan persyaratan penting dalam
meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pendidikan
kedokteran.l Melalui asssesment dapat diperoleh
informasi mengenai hasil belajar mahasiswa,
menentukan lulus atau tidaknya mahasiswa,
mendorong pembelajaran, dan memberikan umpan
balik bagi mahasiswa maupu n stoke hol d e r.r'2'3
Pemilihan metode ossessment harus selalu
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang ingln
dicapai. Suatu metode ossessment yang dipilih
harus benar-benar mampu mengukur sejauh mana
tingkat penguasaan mahasiswa terhadap tujuan
pembelajarannya.2'3 lnstitusi pendidikan kedokteran
harus menetapkan metode penilaian hasil belajar
yang mampu menggambarkan pencapaian
kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi
Dokter.a
Pendidikan klinik juga memerlukan sistem
penilaian yang baik. Apalagi pendidikan klinik
merupakan jantung dari pendidikan kedokteran,
Proses belajar di pendidikan klinik berfokus pada
masalah nyata dalam konteks prakek profesional
sebagai seorang dokter. Pendidikan klinik
merupakan satu-satunya tempat untuk mempelajari
keterampilan anamnesa, pemeriksaan fisik,
penalaran klinis, pengambilan keputusan, empati,
dan profesionalisme sebagai satu kesatuan yang
terintegrasi.s
Salah satu metode ossessment yang dapat
digunakan di pendidikan klinik adalah MSF atau
disebut pula 36O-degree evaluotion. Metode
ossessment ini adalah alat penilaian yang diisi oleh
beberapa individu untuk menilai seorang mahasiswa.
Dengan MSF dikumpulkan data dari berbagai sumber
untuk membe rikan feedbock kepada mahasiswa.'
Multi Source Feedback digunakan untuk menilai
seberapa sering perilaku atau tindakan dilakukan
dengan menggunakan skala rottng. Pengamatan
dilakukan oleh beberapa individu misalnya dokter
yang bertindak sebagai supervisor, peerhelawat,
dan perawat. Domain kompetensi yang dinilai
umumnya terbatas pada aspek yang dapat diamati
seperti kemampuan komunikasi, kerjasama dalam
tim, dan perilaku.T
Penggunaan MSF memiliki beberaPa
keuntungan yaitu penilaian berdasarkan perilaku
yang aktual dan dilakukan oleh beberapa observer.
Selain itu penilaian MSF memberikan bukti terhadap
penilaian seorang individu dan bukan hanya kesan
terhadap individu karena penilaian berdasarkan
observasi langsung sehingga bermanfaat untuk
pengembangan mahasiswa.T
Mahasiswa akan mendapatkan umpan balikdari
MSF. Umpan balik yang didapatkan dari hasil MSF
dapat digunakan untuk meningkatkan proses belajar
mahasiswa.6 Oleh karena itu peneliti melakukan
penelitian yang bertujuan mengeksplorasi persepsi
mahasiswa mengenai fisibilitas penggunaan MSF di
kepaniteraan klinik mata.
JurnaI Kedokteran Mulawarman,2OTS; 4(7] 3
METODE PENETITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian
dilaksanakan di Poli Mata RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.
lmplementasi MSF
MSF baru pertama kali dilakukan di Laboratorium
llmu Kesehatan mata Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman (FK Unmul). Penelitian ini
dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu:
a. Pembuatan formulir MSF untuk dosen, perawat
dan mahasiswa
Formulir MSF dibuat dengan menyadur formulir
MSF untuk kolega dan pasien yang diterbitkan
oleh Generol Medical Council (GMC) dari
lnggris. Formulir yang dibuat disesuaikan
dengan konteks lndonesia tanpa mengubah
maknanya.
b. Pengarahan pelaksanaan MSF bagi dosen klinik,
perawat dan mahasiswa di bagian mata
Briefing dilaksanakan secara bersamaan untuk
dosen klinik, perawat dan mahasiswa di bagian
mata. Pada saal briefing dipaparkan mengenai
MSF dan cara pengisian MSF serta jadwal
pelaksanaan MSF di bagian mata.
c. Pelaksanaan MSF
Pengisian MSF untuk pasien dilaksanakan
selama satu minggu. Semua pasien yang
ditangani oleh dokter muda akan diminta untuk
mengisi form MSF pasien. Pengisian akan
dibantu oleh salah satu perawat di bagian
mata. Pengisian MSF dosen, perawat dan
mahasiswa dilaksanakan pada saat mahasiswa
memasuki minggu ke 3 di bagian mata. Dosen
dan perawat diasumsikan sudah banyak
berinteraksi dengan mahasiswa, sehingga bisa
memberikan penilaian MSF sesuai dengan
kondisi yang diamati oleh dosen dan perawat.
Peneliti dibantu oleh salah satu tenaga
administrasi untuk memberikan kuesioner
kepada dosen, perawat dan mahasiswa.
Kuesioner yang sudah diisi akan dikumpulkan
oleh tenaga administrasi.
Sebanyak 3 dosen klinik, 1 perawat, 6
mahasiswa, dan 13 pasien mengisi form MSF yang
telah dibuat dan disosialisasikan. Jadi setiap
mahasiswa akan mendapat umpan balik dari 3 dosen
klinik, 1 perawat, dan 5 mahasiswa lain. Untuk
umpan balik dari pasien jumlahnya bervariasi dari 1-
5 pasien per mahasiswa (tergantung banyaknya
pasien yang ditangani dan kesediaan pasien untuk
mengisi kuesioner MSF). Hasil MSF yang telah diisi
kemudian diberikan kepada para mahasiswa yang
dinilai. Peneliti kemudian bertemu dengan setiap
mahasiswa untuk membantu mahasiswa merefleksi-
kan hasil yang telah di dapat. Setelah itu dilakukan
wawancara mendalam terhadap dosen dan maha-
siswa untuk mengetahui persepsi mereka mengenai
pengalaman menggunakan MSF.
Pengumpulan data penelitian
Sebanyak 6 orang mahasiswa menjadi
responden yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 3
orang perempuan. Wawancara direkam dan
dilakukan transkrip verbatim. Wawancara dilakukan
dengan menggunakan panduan yang telah disusun
oleh peneliti. Wawancara dilakukan oleh para
peneliti dengan menyesuaikan waktu yang dimiliki
oleh para responden.
Analisa data penelitian
Data wawancara akan dianalisis secara
themotic coding. Pada penelitian ini, pengolahan
data dari hasil wawancara akan dilakukan dalam
beberapa tahap. Pertama, membuat transkrip hasil
wawancara masing-masing responden yang akan
Jurnal Kedokteran Mulawarm an, 2OL8; 4(Ll iSSN 2443‐ 0439
dilakukan oleh orang yang independen. Kedua,
rekaman hasil wawancara didengarkan berulang kali
oleh peneliti untuk mengklarifikasi bahwa hasil
transkrip telah sesuai dengan pernyataan
responden. Ketiga, melakukan coding. Proses coding
akan dilakukan oleh dua orang coder yaitu dengan
kualifikasi pendidikan Magister Pendidikan
Kedokteran, Proses codrng dilaksanakan dengan
beberapa tahap. Pertama, kedua coder terlebih
dahulu bertemu untuk menyamakan persepsi dalam
melakukan analisis transkrip hasil wawancara.
Selanjutnya, kedua coder melakukan open coding
secara independen. Ketiga, coder bertemu untuk
mencapai konsesus dari hasil open coding.
HASII PENETITIAN
Dari hasil analisa mengenai fisibilitas pelaksanaan
MSF diperoleh 4 kategori utama yaitu kuesioner
MSF, responden, teknis pelaksanaan dan saran
perbaikan untuk pelaksanaan MSF.
Kuesioner MSF
Mahasiswa berpendapat bawa kuesioner MSF
mudah dipahami, tetapi ada yang masih
membingungkan. Jumlah pertanyaan dirasa
terlalu banyak. Jawaban kuesioner berupa
narasi dirasa paling menarik bagi mahasiswa.
Penggunaan tanda centang dan kuesioner
tanpa nama (anomin) membuat mahasiswa
lebih obyektif dalam memberikan jawaban.
Mudah dipahami
"kalo saya sih nggak ada kesulitan dalampengisian sih dok karena dari kalimatnyaataupun bahasanya mudah dimengerti.Jadi tinggal bagaimana aja lagi kitamenilainya aja lagi gitu dok." Responden 5
"kalo kesan dari saya, menurut saya sendirimengisi kuisioner ini simpel dok dan tidakmemakan waktu banyak" Responden 3
Ada vang membingunFkan (kuesioner pasien)
"mungkin kalo untuk pasien terkaitpengobatan mungkin kurang bagus,mungkin yang ini nggak selalu dilakukanpada saat melayani pasien jadi yangmengatur pengobatan jadinya pertanya-
annya nggak selalu dilakukan jadi ada yang
bingung" Responden 2
Berisi narasi
"kan disini di nomer 9 itu menceritakantentang hal apa yang diketahui tentangdokter, nah itu yang menarik di nomer 9karena teman teman ada yang panjang dan
ada yang pendek penjelasannya"
Responden 4
Menggunakan tanda centang
"centang nggak papa karena nggak terlalukelihatan."Responden 2
Anonim
"Penilaian yang bener bener objektif darikita dan itu tanpa nama dok jadi bisa bikinberikan nilai yang seobjektif mungkin."Responden 1
lurnal Kedokteran Mulawarman, 2018; 4(1) 5
i IiD,iiild{l3r'i3l
I l.liril:l: .inr]1rJ, l+r'irlrtni! lsrdtr,tr-1+ri.i.tlti Elil dr ,ar"bnrljb.ari
1 nlJ i:irtsl nirl,r.r._r i>: I.1, trnt::rrtrilc
:fir4rJilB,-f:hrili
Gambar 1. Hasil thematic coding
I ErEirE'laitri*'rni. :li[ I'r l-r i]]d"ilr lirh,k*l fl i.rlrhllri i,-r qli1.rtr: diltrlll t+rrllBflBrr rdhlrtFfiw
Item terlalu banvak
"cuman kebanyakan ya pointnya . . . Tapikarena yang kita baca itu repetitif dankadang itu terlalu maksudnya kaya terlalubanyak poin ya jadi agak ribet." Responden
3
"iya lumayan banyak, tapi sudah bagus sih
dok. Tergantung individunya sih dokbiasanya kan ada yang asal aja
ngisinya"Responden 1
Pasien sebagai penilai MSF
Pasien sebagai penilai MSF memiliki tantangan
antara lain menolak mengisi MSF, adanya
gangguan penglihatan, jumlah pasien yang
sedikit dan tidak adanya pendampingan pada
saat mengisi kuesioner. Namun pasien yang
mengisi MSF merasa senang karena dapat
dilibatkan dalam memberi penilaian kepada
dokter muda.
Menolak
"karena di poli mata dan pasiennya nggak
terlalu banyak dan yang paling banyak ituadalah kasus mata dok. Jadi kebanyakannggak bisa isi sendiri tapi banyak yang
datang sendiri jadi kalo diminta itu yaa
'waduh kita nggak bisa ngisi pak bugitu'."Responden 1
Gangguan penglihatan
"kalo menurut saya dari mata itu kurangmembuat penelitiannya dari segi pasiennya,kan kalo mata kan rata rata sulit untukmelihat kan butuh mengisi kuisioner"Responden 6
Jumlah pasien sedikit
"kayanya lebih ke pasien sih dok. Kita itulihatnya karena pasiennya sedikit di mataitu kalo dibandingkan dengan tempatmisalnya di kulit maksudnya kecil stasenya.dan di kulit itu lebih banyak, THT juga
banyak kalo mata ini saya juga kaget kokpasiennya sedikit sekali pasien mata"Responden 3
"Dari segi jumlah pasien menurut saya
selama saya di poli mata itu sangat sedikitsekali dibandingkan di lain. Kadang seharicuma sekitar 8 nggak nyampe 10."Responden 5
Tidak ada pendampinean (pengisian)
"yang paling susah dari pasien. Nah
menurut saya saat mengisi tidak diawasicuman diberikan kertas dikasi pulpen
setelah itu selebihnhya nggak tau gimanaprosedur mengisinya. Dan saat mengisinyauntuk pasien itu tidak dijelaskan."Responden 5
Senang bisa memberikan umpan balik
". . . salah satu pasien yang saya lihat anak-anak yang ngisikan mamanya, mamanya itusenang mengisi kaya gini 'ohh bagus yaa
ada penilaian penilaian gini." Responden 3
Dokter sebagai penilai MSF
Dokter sebagai penilai MSF memilki beberapa
tantangan antara lain dokter tidak mengenal
semua mahasiswa yang sedang menjalani
kepaniteraan klinik, tidak mengetahui performa
mahasiswa dan pengisian kuesioner tidak
optimal.
Tidak kenal mahasiswa
"ya itu tadi dok untuk yang pertamapengisian dari dokter-dokter. ltu tidaksemua dokter kenal kami bahkan nama
kami aja kadang kadang nggak hafal."Responden 1
"kalo untuk dosen lebih ke pembimbingkliniknya yang mana sama yang memanBtugas sebagai dosen yang mengetahui sama
mahasiswanya aja sih dok soalnya kalo ada
dosen yang sibuk sekali misalnya dokterkonsulen sudah spesialis yaa . . . itu kanjarang berkomunikasi sama mahasiswa.Fokus dengan pasien jadi kurang untuk ke
nilai terus juga kalo tutorial juga nggakkenal satu sama lain." Responden 4
JurnaI Kedokteran Mulawarman, 2At8; 4(Ll iSSN 2443-0439
a
Tidak tahu performa
"karena nama saja tidak tau apalagikeseharian kami." Responden 1
Pengisian kuesioner tidak optimal
"ada beberapa dokter yang tipenya sepertiitu kan dok. Jadi yang ngisinya mungkin ya
sembarangan," Responden 1
Peer sebagai penilai MSF
Kendala yang dihadapi ketika mahasiswa harus
menilai peer adalah ketakutan akan tidak
obyekif dan perasaan khawatir identitas
diketahui dari tulisan tangan.
Takut tidak obvektif
"untuk penilaian dari diri sendiri terhadapteman mungkin takutnya salah." Responden4
Khawatir dikenali tulisan tangan
"mungkin dari penulisan kita, karena sudahkenal dari lama hafal penulisannya"
Responden 2
Teknis Pelaksanaan
Dari teknis pelaksanaan kegiatan briefing dirasa
bermanfaat untuk menyamakan persepsi antar
penilai maupun mahasiswa yang dinilai.
Kegiatan pendampingan refleksi dirasa
bermanfaat untuk membantu mahasiswa
merangkum umpan balik yang didapat dari
dosen, perawat dan peer, Kendala yang
dihadapi adalah waktu pengisian yang terbatas
dan ruangan yang sempit.
Briefing bermanfaat
"breafing sangat membantu untukperjalanan MSF. Jadi lebih tau gimanagambarannya nanti dan bisa jadi bisa
mengisi kuisioner ini dengan baik"Responden 2
″ka:o danわ rearing menurut sava bagus sih
dok. 」adi kemaren yang terlibat dari
penelitian itu iuga hadir kita itu tidak
merasa terbebani karena udah ada tugas
dari sebelumnya. Tapi kita diberi
pengarahan pengertian dan bagalrnana :n:
baka: beriangsung lalu penieiasan timerine
Juga Jelas dok.Jadi kita terbebani dok,kalo
menurut sava sih nggak terbebani sih dok
karena semua dokter kan datang ia:u dokter
dan kampus iuga datang membenkanpengarahan dengan balk dan kebanvakan
dokternya datang′ kakanya datang dan tau
tugasnya apa, Dan menurut sava bagus sih
dok nggak ada kekurangan besar.RespOnden 3
Waktu penglgan terbatas
″tapi karena mungkin keterbatasan waktu
ada banyak alasan kenapa nggak diisi tapl
lebih balk diisi .¨ cuman karena pas kita
dikasih gitu dok iadi Sudah iam Selesai po!i
gitu dOk iadi ada pengaruh sih dok.〃
RespOnden 3
Ruangan(penglsian)sempt
″Jadi kalo misainya keterbatasan tempat
iadi pasien nggak sempat ngisi′ mungki kaio
di poli lain bisa d‖ akukan karena MSF ini
sangat berguna dok″"esponden 4
″Dan tempat peiaksanaannya itu dok karena
hanya jumiah pasien dan poli vang terbatas″
RespOnden 5
Pendampingan reneksi penttng
均ya pendampingannva balkiadi membantu
untuk merefleksikan hasi! dari kuisloner
yang ada・ Jadi tau dan lebih diarahkangimana cara membacanya dari banyaknva
kuisioner iadi mudah diarahkan. ″
RespOnden 2
″tanggapannya dari hasl refleksi sih bagus
dOk′ iadi kita pada akhirnva diberitahukanterhadap hasi! dari kuisioner pasien
terhadap kineria kita gitu girnana jadi cukup
bagus sih dok dari hasii refieksi.″ RespOnden4
Saran Perbalkan
Saran perbaikan pelaksanaan MSF antara lain
pendampingan pengisian kuesioner pasien,
」urnal Kedokteran Mui3warFla岳 `2018,4(1}7
f.
jumlah pasien sebagai penilai MSF diperbanyak,
identitas dokter muda telah diisi sebelumnya
dan disediakan waktu khusus untuk mengisi
MSF.
Pendampingan pengisian kuesioner pasien
"cuma untuk pelaksanaanya harusmembutuhkan orang lain untuk mengisiseperti pasien yanB belum bisa mengisicukup kurang dok, karena kalo misalnyamemeriksa pasien kan yang dibawa cumapasiennya aja terus kalo di poli mata banyakyang mengeluhkan pandangannya kan tidakbegitu baik dalam membaca jadi untukmisalkan untuk minta tolong juga kurangtau apa yang dikasi tau, jadi mau ngisi juga
gak tau yang mau dilakukan karena pasien
yang harus mengisi" Responden 4
"mungkin kedepannya kalo masihditeruskan dalam pelaksanaan pengisian
kuisioner lebih ke pasien sih dok ada yang
mengawasi karena tidak hanya diserahkanaja jadi akhirnya ada pasien yang nggak
dikasih kuisioner gitu. Misal kalo yang
datang dengan keluarganya bisa untukmengisikan tapi karena nggak ada yang
mengawasi ya sudah gitu aja" Responden 5
Jumlah pasien sebagai penilai MSF diperbanvak
"mungkin terkait jumlah pasiennya bisa
diberikan batasan mungkin per hari,mungkin 2 atau berapa gitu jadi per
mahasiswa bisa dapat beberapa daripasien." Responden 2
". . .selanjutnya itu dari segi jumlah pasien
menurut saya selama saya di poli mata itusangat sedikit sekali dibandingkan di tempatlain. Kadang sehari cuma sekitar 8 nggak
nyampe 10 . . ." Responden 2
ldentitas dokter muda sudah diisi sebelumnya
"mungkin dari penulisan kita, karena sudah
kenal dari lama hafal penulisannya.
Mungkin bisa yang ada penulisan itu bisa
dituliskan orang lain. Nah responden [formMSFI kita yang isi karena nggak terlalunampak untuk penulisan,"Responden 2
Ada waktu khusus untuk pengisian (terutamauntuk dokter, perawat, dan peer)
"bagusnya sih dok kalo di poli mata itu, kan
kalo pagi cenderung sudah datang . . . nah
bagusnya pagi sih dok jadi kita itu masihbanyak waktu senggang dan pasien masih
ngurus BPJS jadi kita belum ada pasien sih
dok" Responden 3
PEMBAHASAN
Multi Source Feedbock telah diterapkan untuk
kepentingan yang berbeda-beda dalam kedokteran
misalnya untuk per'rjinan praktek dokter, sekolah
kedokteran, dan pengendalian kualitas dan
perbaikan layanan kesehatan di Rumah Sakit, serta
untuk mengidentifikasi buruknya layanan dokter.
Walaupun digunakan secara berbeda, namun fungsi
utamanya tidak berubah yaitu memberikan umpan
balik yang akan digunakan dalam membuat rencana
aksi untuk meningkatkan performa. Multi Source
Feedbock dapat digunakan untuk penilaian formatif
maupun sumatif.s Pada penelitian ini MSF digunakan
sebagai penilaian formatif .
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
fisibilitas pelaksanaan MSF di bagian Mata
ditemukan empat tema yaitu kuesioner, penilai MSF,
teknis pelaksanaan dan saran perbaikan. Kuesioner
yag telah dibuat mudah dipahami dan menggunakan
tanda centang sehingga mudah dalam pengisian.
Kuesioner juga dilengkapi dengan pertanyaan yang
harus dijawab dengan narasi. Hal ini menarik dan
membuat mahasiswa ingin membacanya. Sayangnya
bagian ini pengisiannya kurang optimal. Banyak
penilai MSF yang tidak mengisi. Fergusone
menyatakan bahwa bentuk ossessment dalam
formulir MSF dapat terdiri dari nilai numerik saja
atau dapat juga memasukkan komentar naratif.
Dalam penelitian ini terbukti mahasiswa lebih suka
menerima tulisan naratif. Komentar tertulis dari para
Jurnal Kedokteran Mulawarm an, 2A18; 4(7| iSSN 2443-0439
penilai penting bagi kepuasan peserta yang dinilai
dan penerimaan umpan balik.
Kuesioner yang dibuat anomin yaitu tidak ada
nama penilai MSF yang mengisi kuesioner MSF,
sehingga membuat yang mengisi dapat menilai
dengan objektif. Namun menurut mahasiswa, pada
kuesioner pasien masih ada item pertanyaan yang
membingungkan dan dirasa sulit bagi pasien untuk
menilai. Misalnya pada pertanyaan menjelaskan
kondisi dan pengobatan pasien. Mahasiswa tidak
sampai memberikan pengobatan karena pengobatan
menjadi kewenanga n supervisor. Jumlah pertanyaan
dirasa terlalu banyak, sehingga ada pengisian yang
diabaikan terutama untuk pengisian narasi.
Dari segi penilai MSF, banyak kendala yang
dihadapi baik dari pasien, dokter maupun peer.
Kendala dari pasien yaitu pasien menolak mengisi
kuesioner, pasien mengalami gangguan penglihatan
sehingga tidak bisa mengisi kuesioner, jumlah pasien
yang sedikit dan pada saat pengisisan kuesioner
pasien tidak didampingi. Namun pasien merasa
senang bisa memberikan feedbdck bagi dokter yang
telah melayani mereka,
Kendala dari dokter yaitu tidak mengenal
mahasiswa dan tidak tahu performa mahasiwa.
Akibatnya pengisian kuesioner tidak optimal.
Kendala dari peer yaitu adanya perasaan takut tidak
objektif dalam menilai peer daa khawatir umpan
balik yang diberikan di MSF dapat dikenali oleh peer
melalui bentuk tulisan tangannya.
Dari teknis pelaksanaan ditemukan bahwa MSF
merupakan kegiatan yang bermanfaat dan dapat
dilaksanakan. Richmond et ol.,'o menyatakan bahwa
penerimaan peserta merupakan elemen penting dari
kelayakan pelaksanaan MSF. Persepsi mahasiwa
yang menyatakan bahwa MSF bermanfaat
merupakan elemen penting untk melanjutkan MSF.
Sebelum pelakanaan MSF dilakukan kegiatan
briefing dan setelah pengisian dilakanakan kegiatan
pendampingan refleksi. Kegiatan briefing dan
pendampingan refleksi dirasa bermanfaat. Dengan
adanya briefing mahasiswa tahu teknis penilaian
MSF dan komponen yang dinilai. Selain itu, briefing
dilakukan secara serentak bagi dosen, mahasiswa
maupun perawat sehingga dlperoleh kesepahaman
yang sama mengenai kuesioner MSF yang akan
digunakan. Kegiatan pendampingan refleksi dirasa
baik oleh mahasiswa karena dapat membantu
mahasiswa mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahannya dari berbagai kuesioner yang sudah
didapat.
Mahasiswa memberikan saran mengenai
pendampingan pengisian kuesioner bagi pasien,
jumlah pasien diperbanyak, identitas responden
sudah ditulis sebelumnya di kuesioner MSF sehingga
mahasiswa tidak perlu lagi menulis nama di
kuesioner agar tulisan tidak dikenali, dan perlunya
waktu khusus yang disediakan untuk mengisi
kuesioner. Pendampingan pasien diharapkan bukan
dari perawat mengingat perawat juga memilki beban
kerja lain. Pendampingan pengisian MSF untuk
pasien dapat dilakukan dengan memberdayakan
mahasiswa lain tetapi bukan yang dinilai oleh pasien.
Jumlah pasien diperbanyak agar mahasiswa bisa
mendapatkan umpan balik lebih dari 1 pasien. Pada
penelitian ini terdapat satu mahasiswa yang hanya
dinilai oleh satu pasien, sehingga dirasa kurang
optimal.
Kuesioner anonim sudah dirasa baik oleh
mahasiswa. Namun masih ada identitas yang harus
ditulis tangan oleh mahasiswa sendiri. Hal ini
dikhawatirkan akan mengganggu keobyektifitasan
dalam memberikan penilaian karena menimbulkan
perasaan khawatir akibat tulisan tangan sudah
dikenali oleh orang yang dinilai. Selain itu, untuk
pengisian kuesioner diperlukan waku khusus agar
JurnaI Kedokteran Mulawarman, 2018; 4(1) 9
「
penilai tidak merasa terburu-buru dalam pengisian
yang mengakibatkan ada komponen kuesiner yang
tidak terisi.
SIMPULAN
Multi Source Feedbock dapat dilaksanakan di bagian
mata dengan menggunakan kuesioner yang sudah
dibuat dan tahapan yang telah dilakukan. Namun
dalam pelaksanaannya perlu dilakukan perbaikan
pada teknis pengisian kuesioner yaitu perlu adanya
pendampingan pengisian kuesioner pasien, revisi
kuesioner dan disediakan waktu khusus untuk
pengisian.
PERNYATAAN TERIMA KASI H
Terimakasih kepada Fakultas Kedokteran karena
telah membiayai penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chandratilake M, Davis MH, dan
Ponnamperuma G. Evaluating and designingassessments for medical education: the utilityformula. lnternet J. Med Educ.2010; 1(1):1-8. 10.
2. Miller MD, Linn RL GN. Meosurement andossessment in teoching. New Jersey: Pearson;
2009.
Nitko Al BS. Educationol Assessment of Student6 edition. Boston: Pearson;2011.
Konsil Kedokteran lndonesia. StondorPendidikon Profesi Dokter lndonesio. 20t2.
Spencer ). Leorning ond teoching in the clinicolenvironment. In: Cantilon P. Wood D , editors, :
ABC of Learning and teaching in Medicine 2nded. West Sussex: Blackwell Publishing; 2010.
Norcini dan Burch. Workplace-basedossessment as an educational tool: AMEE GuideNo. 3. Med Teach. 2OO7 ; 29: 855-871.
Amin Z. Practicol guide to medicol studentossessment. Singapura:World ScientificPublishing; 2006
Berk. Using the 360" multisource feedbackmodel to evaluate teaching andprofessionalism. Med Teoch. 2OO9; 3t: t073-1080.
Ferguson, Wakeling J dan Bowie P. Factors
influencing the effectiveness of multisourcefeedback in improving the proJessionol pracliceof medical doctors:a systematic review. BMC
Med Educ.2O14;L4-76.
Richmond M, Canavan C, Holtman MC, danKatsufrakis PJ. 2011. Feasibility oflmplementing a Standardized MultisourceFeedback Program in the Graduate MedicalEducation Environment. J Grod Med
4.
6
8.
9
10 JurnaI Kedokteran Mulawarman, 2018; 4(1] iSSN 2443-0439