PERSEPSI MAHASiSWA MENGENAIF:SiBILiTAS...

9
PERSEPSI MAHASiSWA MENGENAIF:SiBILiT 17rSOυ RcF FfFDEД D:LABORATOR:UM:LMU KESEHA FAKULTAS KEDOrERAN UNIVERSITAS M Sulistiawatia, Cicih Bhakti Purnamasari", Nur Khoma Fatmawatib, Lukas D Leatemia' "Laboratorium llmu Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda bLaboratorium llmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda Korespondensi: Sulistiawati, Email: su [email protected] Abstrak Assessment yang kuat merupakan persyaratan penting dalam meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pendidikan kedokteran termasuk di pendidikan klinik. Salah satu metode ossessment yang dapat digunakan di pendidikan klinik adalah Multi Source Feedbock (MSF). Dengan MSF mahasiswa dapat dinilai bukan hanya oleh dosen, tetapi dapat dinilai pula oleh peer dan perawat. Umpan balik dari hasil MSF dapat digunakan untuk meningkatkan performa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa mengenai fisibilitas pelaksanaan MSF di laboratorium llmu Kesehatan mata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di poliklinik mata RSUD AW Syahranie Samarinda. Pada awal penelitian, akan dibuat form MSF. Setalah itu, dosen, perawat, dan mahasiswa akan dilatih mengenai penggunaan MSF, Setelah pelaksanaan MSF akan dilakukan evaluasi dengan melakukan wawancara mendalam kepada mahasiswa mengenai pelaksanaan MSF tersebut. Wawancara akan direkam dan dilakukan transkrip verbatim. Data akan dianalisa dengan menggunakan themotic coding. Sebanyak 6 mahasiswa yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan terlibat dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ditemukan 4 tema yang berhubungan dengan fisibilitas pelakanaan MSF yaitu kuesioner, penilai MSF, teknis pelaksanaan dan saran perbaikan. Kuesioner mudah dipahami dengan teknis pelaksanaan yang sudah baik. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan karakteristik serta teknis pelaksanaannya di bagian mata. Dapat disimpulkan bahwa MSF fisibel untuk dilaksanakan di bagian mata. Namun perlu perbaikan diantaranya pendampingan pengisian kuesioner pasien, revisi kuesioner dan disediakan waktu khusus untuk pengisian. Kata Kunci: MSF, Fisibilitas Abstract A strong assessment system is an important requirement for improving the quality of medical educatlon. One of the assessment methods that can be used in clinical education is Multi Source Feedback (MSF). MSF or 360- degree evaluation is a scoring tool filled by several individuals to assess a student. MSF gives students the opportunity to get feedback not only by lecturers, but also get feedback from peers and nurses. MSF results can be used to improve student learning. This study aims to explore student perception about the the feasibility of MSF implementation. The study using phenomenology qualitative approach. The research was conducted at Ophtamologic polyclinic of Rumah Sakit A.W Syahranie Samarinda. Research were divided into three phases. The initial phase of the research was to develop MSF forms, followed by a training about how to use MSF for doctor/lecture, nurse and student. After that, lecturers, nurses, and students were trained using MSF. ln the second phase, MSF questionnainers were filled by doctors, nurses, students and patients. MSF questionnaires for patients were filled as soon as patients interacted with the students, while MSF questionnaires for doctors, nurses and student peers were filled at 3'd week of clinical rotation. The third phase was to collecting data. Data was obtained by lndepth interview. As much as 6 students and 3 doctors were involved in the interview. All interview were audio-taped and transcribed verbatim. Transcripts were analysed thematically. A total of 6 students consisting of 3 men and 3 women were involved in the study. There were 4 themes related to the feasibility of of MSF's implementation ie questionnaires, assessor, technical implementation and improvement suggestions. The questionnaire is easy to understand with good technical 2 Jurnal Kedokteran Mulawarman, 2OL8. $l iSSN 2443-0439

Transcript of PERSEPSI MAHASiSWA MENGENAIF:SiBILiTAS...

PERSEPSI MAHASiSWA MENGENAIF:SiBILiTAS PELAKSANAANMυ17rSOυRcF FfFDEДGκ D:LABORATOR:UM:LMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOrERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

Sulistiawatia, Cicih Bhakti Purnamasari", Nur Khoma Fatmawatib, Lukas D Leatemia'

"Laboratorium llmu Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, SamarindabLaboratorium llmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda

Korespondensi: Sulistiawati, Email: su [email protected]

Abstrak

Assessment yang kuat merupakan persyaratan penting dalam meningkatkan kualitas dan akuntabilitaspendidikan kedokteran termasuk di pendidikan klinik. Salah satu metode ossessment yang dapat digunakan dipendidikan klinik adalah Multi Source Feedbock (MSF). Dengan MSF mahasiswa dapat dinilai bukan hanya oleh

dosen, tetapi dapat dinilai pula oleh peer dan perawat. Umpan balik dari hasil MSF dapat digunakan untukmeningkatkan performa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa mengenai

fisibilitas pelaksanaan MSF di laboratorium llmu Kesehatan mata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifdengan dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di poliklinik mata RSUD AW Syahranie

Samarinda. Pada awal penelitian, akan dibuat form MSF. Setalah itu, dosen, perawat, dan mahasiswa akan

dilatih mengenai penggunaan MSF, Setelah pelaksanaan MSF akan dilakukan evaluasi dengan melakukan

wawancara mendalam kepada mahasiswa mengenai pelaksanaan MSF tersebut. Wawancara akan direkam dan

dilakukan transkrip verbatim. Data akan dianalisa dengan menggunakan themotic coding. Sebanyak 6mahasiswa yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan terlibat dalam penelitian ini. Dari hasil penelitianditemukan 4 tema yang berhubungan dengan fisibilitas pelakanaan MSF yaitu kuesioner, penilai MSF, teknispelaksanaan dan saran perbaikan. Kuesioner mudah dipahami dengan teknis pelaksanaan yang sudah baik. Hal

yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan karakteristik serta teknis pelaksanaannya di bagian mata. Dapatdisimpulkan bahwa MSF fisibel untuk dilaksanakan di bagian mata. Namun perlu perbaikan diantaranyapendampingan pengisian kuesioner pasien, revisi kuesioner dan disediakan waktu khusus untuk pengisian.

Kata Kunci: MSF, Fisibilitas

Abstract

A strong assessment system is an important requirement for improving the quality of medical educatlon. One

of the assessment methods that can be used in clinical education is Multi Source Feedback (MSF). MSF or 360-

degree evaluation is a scoring tool filled by several individuals to assess a student. MSF gives students theopportunity to get feedback not only by lecturers, but also get feedback from peers and nurses. MSF results

can be used to improve student learning. This study aims to explore student perception about the the

feasibility of MSF implementation. The study using phenomenology qualitative approach. The research was

conducted at Ophtamologic polyclinic of Rumah Sakit A.W Syahranie Samarinda. Research were divided intothree phases. The initial phase of the research was to develop MSF forms, followed by a training about how touse MSF for doctor/lecture, nurse and student. After that, lecturers, nurses, and students were trained usingMSF. ln the second phase, MSF questionnainers were filled by doctors, nurses, students and patients. MSF

questionnaires for patients were filled as soon as patients interacted with the students, while MSF

questionnaires for doctors, nurses and student peers were filled at 3'd week of clinical rotation. The third phase

was to collecting data. Data was obtained by lndepth interview. As much as 6 students and 3 doctors wereinvolved in the interview. All interview were audio-taped and transcribed verbatim. Transcripts were analysedthematically. A total of 6 students consisting of 3 men and 3 women were involved in the study. There were 4themes related to the feasibility of of MSF's implementation ie questionnaires, assessor, technicalimplementation and improvement suggestions. The questionnaire is easy to understand with good technical

2 Jurnal Kedokteran Mulawarman, 2OL8. $l iSSN 2443-0439

implementation. For the implementation of MSF, it should be noted about the number and characteristics and

technical implementation in the ophthalmology department. lt can be concluded that MSF is feasible to be

implemented in the Ophtalmology Department. However, it needs improvement such as guiding of patient

questionnaire filling, revision of questionnaire and provided special time for filling questionnaire.

Keywords: MSF, Feasibility

PENDAHULUAN

Assessment merupakan elemen vital dalam

melatih seorang dokter. Sistem ossessment yang

kuat juga merupakan persyaratan penting dalam

meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pendidikan

kedokteran.l Melalui asssesment dapat diperoleh

informasi mengenai hasil belajar mahasiswa,

menentukan lulus atau tidaknya mahasiswa,

mendorong pembelajaran, dan memberikan umpan

balik bagi mahasiswa maupu n stoke hol d e r.r'2'3

Pemilihan metode ossessment harus selalu

didasarkan pada tujuan pembelajaran yang ingln

dicapai. Suatu metode ossessment yang dipilih

harus benar-benar mampu mengukur sejauh mana

tingkat penguasaan mahasiswa terhadap tujuan

pembelajarannya.2'3 lnstitusi pendidikan kedokteran

harus menetapkan metode penilaian hasil belajar

yang mampu menggambarkan pencapaian

kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi

Dokter.a

Pendidikan klinik juga memerlukan sistem

penilaian yang baik. Apalagi pendidikan klinik

merupakan jantung dari pendidikan kedokteran,

Proses belajar di pendidikan klinik berfokus pada

masalah nyata dalam konteks prakek profesional

sebagai seorang dokter. Pendidikan klinik

merupakan satu-satunya tempat untuk mempelajari

keterampilan anamnesa, pemeriksaan fisik,

penalaran klinis, pengambilan keputusan, empati,

dan profesionalisme sebagai satu kesatuan yang

terintegrasi.s

Salah satu metode ossessment yang dapat

digunakan di pendidikan klinik adalah MSF atau

disebut pula 36O-degree evaluotion. Metode

ossessment ini adalah alat penilaian yang diisi oleh

beberapa individu untuk menilai seorang mahasiswa.

Dengan MSF dikumpulkan data dari berbagai sumber

untuk membe rikan feedbock kepada mahasiswa.'

Multi Source Feedback digunakan untuk menilai

seberapa sering perilaku atau tindakan dilakukan

dengan menggunakan skala rottng. Pengamatan

dilakukan oleh beberapa individu misalnya dokter

yang bertindak sebagai supervisor, peerhelawat,

dan perawat. Domain kompetensi yang dinilai

umumnya terbatas pada aspek yang dapat diamati

seperti kemampuan komunikasi, kerjasama dalam

tim, dan perilaku.T

Penggunaan MSF memiliki beberaPa

keuntungan yaitu penilaian berdasarkan perilaku

yang aktual dan dilakukan oleh beberapa observer.

Selain itu penilaian MSF memberikan bukti terhadap

penilaian seorang individu dan bukan hanya kesan

terhadap individu karena penilaian berdasarkan

observasi langsung sehingga bermanfaat untuk

pengembangan mahasiswa.T

Mahasiswa akan mendapatkan umpan balikdari

MSF. Umpan balik yang didapatkan dari hasil MSF

dapat digunakan untuk meningkatkan proses belajar

mahasiswa.6 Oleh karena itu peneliti melakukan

penelitian yang bertujuan mengeksplorasi persepsi

mahasiswa mengenai fisibilitas penggunaan MSF di

kepaniteraan klinik mata.

JurnaI Kedokteran Mulawarman,2OTS; 4(7] 3

METODE PENETITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian

dilaksanakan di Poli Mata RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda.

lmplementasi MSF

MSF baru pertama kali dilakukan di Laboratorium

llmu Kesehatan mata Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman (FK Unmul). Penelitian ini

dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu:

a. Pembuatan formulir MSF untuk dosen, perawat

dan mahasiswa

Formulir MSF dibuat dengan menyadur formulir

MSF untuk kolega dan pasien yang diterbitkan

oleh Generol Medical Council (GMC) dari

lnggris. Formulir yang dibuat disesuaikan

dengan konteks lndonesia tanpa mengubah

maknanya.

b. Pengarahan pelaksanaan MSF bagi dosen klinik,

perawat dan mahasiswa di bagian mata

Briefing dilaksanakan secara bersamaan untuk

dosen klinik, perawat dan mahasiswa di bagian

mata. Pada saal briefing dipaparkan mengenai

MSF dan cara pengisian MSF serta jadwal

pelaksanaan MSF di bagian mata.

c. Pelaksanaan MSF

Pengisian MSF untuk pasien dilaksanakan

selama satu minggu. Semua pasien yang

ditangani oleh dokter muda akan diminta untuk

mengisi form MSF pasien. Pengisian akan

dibantu oleh salah satu perawat di bagian

mata. Pengisian MSF dosen, perawat dan

mahasiswa dilaksanakan pada saat mahasiswa

memasuki minggu ke 3 di bagian mata. Dosen

dan perawat diasumsikan sudah banyak

berinteraksi dengan mahasiswa, sehingga bisa

memberikan penilaian MSF sesuai dengan

kondisi yang diamati oleh dosen dan perawat.

Peneliti dibantu oleh salah satu tenaga

administrasi untuk memberikan kuesioner

kepada dosen, perawat dan mahasiswa.

Kuesioner yang sudah diisi akan dikumpulkan

oleh tenaga administrasi.

Sebanyak 3 dosen klinik, 1 perawat, 6

mahasiswa, dan 13 pasien mengisi form MSF yang

telah dibuat dan disosialisasikan. Jadi setiap

mahasiswa akan mendapat umpan balik dari 3 dosen

klinik, 1 perawat, dan 5 mahasiswa lain. Untuk

umpan balik dari pasien jumlahnya bervariasi dari 1-

5 pasien per mahasiswa (tergantung banyaknya

pasien yang ditangani dan kesediaan pasien untuk

mengisi kuesioner MSF). Hasil MSF yang telah diisi

kemudian diberikan kepada para mahasiswa yang

dinilai. Peneliti kemudian bertemu dengan setiap

mahasiswa untuk membantu mahasiswa merefleksi-

kan hasil yang telah di dapat. Setelah itu dilakukan

wawancara mendalam terhadap dosen dan maha-

siswa untuk mengetahui persepsi mereka mengenai

pengalaman menggunakan MSF.

Pengumpulan data penelitian

Sebanyak 6 orang mahasiswa menjadi

responden yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 3

orang perempuan. Wawancara direkam dan

dilakukan transkrip verbatim. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan panduan yang telah disusun

oleh peneliti. Wawancara dilakukan oleh para

peneliti dengan menyesuaikan waktu yang dimiliki

oleh para responden.

Analisa data penelitian

Data wawancara akan dianalisis secara

themotic coding. Pada penelitian ini, pengolahan

data dari hasil wawancara akan dilakukan dalam

beberapa tahap. Pertama, membuat transkrip hasil

wawancara masing-masing responden yang akan

Jurnal Kedokteran Mulawarm an, 2OL8; 4(Ll iSSN 2443‐ 0439

dilakukan oleh orang yang independen. Kedua,

rekaman hasil wawancara didengarkan berulang kali

oleh peneliti untuk mengklarifikasi bahwa hasil

transkrip telah sesuai dengan pernyataan

responden. Ketiga, melakukan coding. Proses coding

akan dilakukan oleh dua orang coder yaitu dengan

kualifikasi pendidikan Magister Pendidikan

Kedokteran, Proses codrng dilaksanakan dengan

beberapa tahap. Pertama, kedua coder terlebih

dahulu bertemu untuk menyamakan persepsi dalam

melakukan analisis transkrip hasil wawancara.

Selanjutnya, kedua coder melakukan open coding

secara independen. Ketiga, coder bertemu untuk

mencapai konsesus dari hasil open coding.

HASII PENETITIAN

Dari hasil analisa mengenai fisibilitas pelaksanaan

MSF diperoleh 4 kategori utama yaitu kuesioner

MSF, responden, teknis pelaksanaan dan saran

perbaikan untuk pelaksanaan MSF.

Kuesioner MSF

Mahasiswa berpendapat bawa kuesioner MSF

mudah dipahami, tetapi ada yang masih

membingungkan. Jumlah pertanyaan dirasa

terlalu banyak. Jawaban kuesioner berupa

narasi dirasa paling menarik bagi mahasiswa.

Penggunaan tanda centang dan kuesioner

tanpa nama (anomin) membuat mahasiswa

lebih obyektif dalam memberikan jawaban.

Mudah dipahami

"kalo saya sih nggak ada kesulitan dalampengisian sih dok karena dari kalimatnyaataupun bahasanya mudah dimengerti.Jadi tinggal bagaimana aja lagi kitamenilainya aja lagi gitu dok." Responden 5

"kalo kesan dari saya, menurut saya sendirimengisi kuisioner ini simpel dok dan tidakmemakan waktu banyak" Responden 3

Ada vang membingunFkan (kuesioner pasien)

"mungkin kalo untuk pasien terkaitpengobatan mungkin kurang bagus,mungkin yang ini nggak selalu dilakukanpada saat melayani pasien jadi yangmengatur pengobatan jadinya pertanya-

annya nggak selalu dilakukan jadi ada yang

bingung" Responden 2

Berisi narasi

"kan disini di nomer 9 itu menceritakantentang hal apa yang diketahui tentangdokter, nah itu yang menarik di nomer 9karena teman teman ada yang panjang dan

ada yang pendek penjelasannya"

Responden 4

Menggunakan tanda centang

"centang nggak papa karena nggak terlalukelihatan."Responden 2

Anonim

"Penilaian yang bener bener objektif darikita dan itu tanpa nama dok jadi bisa bikinberikan nilai yang seobjektif mungkin."Responden 1

lurnal Kedokteran Mulawarman, 2018; 4(1) 5

i IiD,iiild{l3r'i3l

I l.liril:l: .inr]1rJ, l+r'irlrtni! lsrdtr,tr-1+ri.i.tlti Elil dr ,ar"bnrljb.ari

1 nlJ i:irtsl nirl,r.r._r i>: I.1, trnt::rrtrilc

:fir4rJilB,-f:hrili

Gambar 1. Hasil thematic coding

I ErEirE'laitri*'rni. :li[ I'r l-r i]]d"ilr lirh,k*l fl i.rlrhllri i,-r qli1.rtr: diltrlll t+rrllBflBrr rdhlrtFfiw

Item terlalu banvak

"cuman kebanyakan ya pointnya . . . Tapikarena yang kita baca itu repetitif dankadang itu terlalu maksudnya kaya terlalubanyak poin ya jadi agak ribet." Responden

3

"iya lumayan banyak, tapi sudah bagus sih

dok. Tergantung individunya sih dokbiasanya kan ada yang asal aja

ngisinya"Responden 1

Pasien sebagai penilai MSF

Pasien sebagai penilai MSF memiliki tantangan

antara lain menolak mengisi MSF, adanya

gangguan penglihatan, jumlah pasien yang

sedikit dan tidak adanya pendampingan pada

saat mengisi kuesioner. Namun pasien yang

mengisi MSF merasa senang karena dapat

dilibatkan dalam memberi penilaian kepada

dokter muda.

Menolak

"karena di poli mata dan pasiennya nggak

terlalu banyak dan yang paling banyak ituadalah kasus mata dok. Jadi kebanyakannggak bisa isi sendiri tapi banyak yang

datang sendiri jadi kalo diminta itu yaa

'waduh kita nggak bisa ngisi pak bugitu'."Responden 1

Gangguan penglihatan

"kalo menurut saya dari mata itu kurangmembuat penelitiannya dari segi pasiennya,kan kalo mata kan rata rata sulit untukmelihat kan butuh mengisi kuisioner"Responden 6

Jumlah pasien sedikit

"kayanya lebih ke pasien sih dok. Kita itulihatnya karena pasiennya sedikit di mataitu kalo dibandingkan dengan tempatmisalnya di kulit maksudnya kecil stasenya.dan di kulit itu lebih banyak, THT juga

banyak kalo mata ini saya juga kaget kokpasiennya sedikit sekali pasien mata"Responden 3

"Dari segi jumlah pasien menurut saya

selama saya di poli mata itu sangat sedikitsekali dibandingkan di lain. Kadang seharicuma sekitar 8 nggak nyampe 10."Responden 5

Tidak ada pendampinean (pengisian)

"yang paling susah dari pasien. Nah

menurut saya saat mengisi tidak diawasicuman diberikan kertas dikasi pulpen

setelah itu selebihnhya nggak tau gimanaprosedur mengisinya. Dan saat mengisinyauntuk pasien itu tidak dijelaskan."Responden 5

Senang bisa memberikan umpan balik

". . . salah satu pasien yang saya lihat anak-anak yang ngisikan mamanya, mamanya itusenang mengisi kaya gini 'ohh bagus yaa

ada penilaian penilaian gini." Responden 3

Dokter sebagai penilai MSF

Dokter sebagai penilai MSF memilki beberapa

tantangan antara lain dokter tidak mengenal

semua mahasiswa yang sedang menjalani

kepaniteraan klinik, tidak mengetahui performa

mahasiswa dan pengisian kuesioner tidak

optimal.

Tidak kenal mahasiswa

"ya itu tadi dok untuk yang pertamapengisian dari dokter-dokter. ltu tidaksemua dokter kenal kami bahkan nama

kami aja kadang kadang nggak hafal."Responden 1

"kalo untuk dosen lebih ke pembimbingkliniknya yang mana sama yang memanBtugas sebagai dosen yang mengetahui sama

mahasiswanya aja sih dok soalnya kalo ada

dosen yang sibuk sekali misalnya dokterkonsulen sudah spesialis yaa . . . itu kanjarang berkomunikasi sama mahasiswa.Fokus dengan pasien jadi kurang untuk ke

nilai terus juga kalo tutorial juga nggakkenal satu sama lain." Responden 4

JurnaI Kedokteran Mulawarman, 2At8; 4(Ll iSSN 2443-0439

a

Tidak tahu performa

"karena nama saja tidak tau apalagikeseharian kami." Responden 1

Pengisian kuesioner tidak optimal

"ada beberapa dokter yang tipenya sepertiitu kan dok. Jadi yang ngisinya mungkin ya

sembarangan," Responden 1

Peer sebagai penilai MSF

Kendala yang dihadapi ketika mahasiswa harus

menilai peer adalah ketakutan akan tidak

obyekif dan perasaan khawatir identitas

diketahui dari tulisan tangan.

Takut tidak obvektif

"untuk penilaian dari diri sendiri terhadapteman mungkin takutnya salah." Responden4

Khawatir dikenali tulisan tangan

"mungkin dari penulisan kita, karena sudahkenal dari lama hafal penulisannya"

Responden 2

Teknis Pelaksanaan

Dari teknis pelaksanaan kegiatan briefing dirasa

bermanfaat untuk menyamakan persepsi antar

penilai maupun mahasiswa yang dinilai.

Kegiatan pendampingan refleksi dirasa

bermanfaat untuk membantu mahasiswa

merangkum umpan balik yang didapat dari

dosen, perawat dan peer, Kendala yang

dihadapi adalah waktu pengisian yang terbatas

dan ruangan yang sempit.

Briefing bermanfaat

"breafing sangat membantu untukperjalanan MSF. Jadi lebih tau gimanagambarannya nanti dan bisa jadi bisa

mengisi kuisioner ini dengan baik"Responden 2

″ka:o danわ rearing menurut sava bagus sih

dok. 」adi kemaren yang terlibat dari

penelitian itu iuga hadir kita itu tidak

merasa terbebani karena udah ada tugas

dari sebelumnya. Tapi kita diberi

pengarahan pengertian dan bagalrnana :n:

baka: beriangsung lalu penieiasan timerine

Juga Jelas dok.Jadi kita terbebani dok,kalo

menurut sava sih nggak terbebani sih dok

karena semua dokter kan datang ia:u dokter

dan kampus iuga datang membenkanpengarahan dengan balk dan kebanvakan

dokternya datang′ kakanya datang dan tau

tugasnya apa, Dan menurut sava bagus sih

dok nggak ada kekurangan besar.RespOnden 3

Waktu penglgan terbatas

″tapi karena mungkin keterbatasan waktu

ada banyak alasan kenapa nggak diisi tapl

lebih balk diisi .¨ cuman karena pas kita

dikasih gitu dok iadi Sudah iam Selesai po!i

gitu dOk iadi ada pengaruh sih dok.〃

RespOnden 3

Ruangan(penglsian)sempt

″Jadi kalo misainya keterbatasan tempat

iadi pasien nggak sempat ngisi′ mungki kaio

di poli lain bisa d‖ akukan karena MSF ini

sangat berguna dok″"esponden 4

″Dan tempat peiaksanaannya itu dok karena

hanya jumiah pasien dan poli vang terbatas″

RespOnden 5

Pendampingan reneksi penttng

均ya pendampingannva balkiadi membantu

untuk merefleksikan hasi! dari kuisloner

yang ada・ Jadi tau dan lebih diarahkangimana cara membacanya dari banyaknva

kuisioner iadi mudah diarahkan. ″

RespOnden 2

″tanggapannya dari hasl refleksi sih bagus

dOk′ iadi kita pada akhirnva diberitahukanterhadap hasi! dari kuisioner pasien

terhadap kineria kita gitu girnana jadi cukup

bagus sih dok dari hasii refieksi.″ RespOnden4

Saran Perbalkan

Saran perbaikan pelaksanaan MSF antara lain

pendampingan pengisian kuesioner pasien,

」urnal Kedokteran Mui3warFla岳 `2018,4(1}7

f.

jumlah pasien sebagai penilai MSF diperbanyak,

identitas dokter muda telah diisi sebelumnya

dan disediakan waktu khusus untuk mengisi

MSF.

Pendampingan pengisian kuesioner pasien

"cuma untuk pelaksanaanya harusmembutuhkan orang lain untuk mengisiseperti pasien yanB belum bisa mengisicukup kurang dok, karena kalo misalnyamemeriksa pasien kan yang dibawa cumapasiennya aja terus kalo di poli mata banyakyang mengeluhkan pandangannya kan tidakbegitu baik dalam membaca jadi untukmisalkan untuk minta tolong juga kurangtau apa yang dikasi tau, jadi mau ngisi juga

gak tau yang mau dilakukan karena pasien

yang harus mengisi" Responden 4

"mungkin kedepannya kalo masihditeruskan dalam pelaksanaan pengisian

kuisioner lebih ke pasien sih dok ada yang

mengawasi karena tidak hanya diserahkanaja jadi akhirnya ada pasien yang nggak

dikasih kuisioner gitu. Misal kalo yang

datang dengan keluarganya bisa untukmengisikan tapi karena nggak ada yang

mengawasi ya sudah gitu aja" Responden 5

Jumlah pasien sebagai penilai MSF diperbanvak

"mungkin terkait jumlah pasiennya bisa

diberikan batasan mungkin per hari,mungkin 2 atau berapa gitu jadi per

mahasiswa bisa dapat beberapa daripasien." Responden 2

". . .selanjutnya itu dari segi jumlah pasien

menurut saya selama saya di poli mata itusangat sedikit sekali dibandingkan di tempatlain. Kadang sehari cuma sekitar 8 nggak

nyampe 10 . . ." Responden 2

ldentitas dokter muda sudah diisi sebelumnya

"mungkin dari penulisan kita, karena sudah

kenal dari lama hafal penulisannya.

Mungkin bisa yang ada penulisan itu bisa

dituliskan orang lain. Nah responden [formMSFI kita yang isi karena nggak terlalunampak untuk penulisan,"Responden 2

Ada waktu khusus untuk pengisian (terutamauntuk dokter, perawat, dan peer)

"bagusnya sih dok kalo di poli mata itu, kan

kalo pagi cenderung sudah datang . . . nah

bagusnya pagi sih dok jadi kita itu masihbanyak waktu senggang dan pasien masih

ngurus BPJS jadi kita belum ada pasien sih

dok" Responden 3

PEMBAHASAN

Multi Source Feedbock telah diterapkan untuk

kepentingan yang berbeda-beda dalam kedokteran

misalnya untuk per'rjinan praktek dokter, sekolah

kedokteran, dan pengendalian kualitas dan

perbaikan layanan kesehatan di Rumah Sakit, serta

untuk mengidentifikasi buruknya layanan dokter.

Walaupun digunakan secara berbeda, namun fungsi

utamanya tidak berubah yaitu memberikan umpan

balik yang akan digunakan dalam membuat rencana

aksi untuk meningkatkan performa. Multi Source

Feedbock dapat digunakan untuk penilaian formatif

maupun sumatif.s Pada penelitian ini MSF digunakan

sebagai penilaian formatif .

Berdasarkan hasil penelitian mengenai

fisibilitas pelaksanaan MSF di bagian Mata

ditemukan empat tema yaitu kuesioner, penilai MSF,

teknis pelaksanaan dan saran perbaikan. Kuesioner

yag telah dibuat mudah dipahami dan menggunakan

tanda centang sehingga mudah dalam pengisian.

Kuesioner juga dilengkapi dengan pertanyaan yang

harus dijawab dengan narasi. Hal ini menarik dan

membuat mahasiswa ingin membacanya. Sayangnya

bagian ini pengisiannya kurang optimal. Banyak

penilai MSF yang tidak mengisi. Fergusone

menyatakan bahwa bentuk ossessment dalam

formulir MSF dapat terdiri dari nilai numerik saja

atau dapat juga memasukkan komentar naratif.

Dalam penelitian ini terbukti mahasiswa lebih suka

menerima tulisan naratif. Komentar tertulis dari para

Jurnal Kedokteran Mulawarm an, 2A18; 4(7| iSSN 2443-0439

penilai penting bagi kepuasan peserta yang dinilai

dan penerimaan umpan balik.

Kuesioner yang dibuat anomin yaitu tidak ada

nama penilai MSF yang mengisi kuesioner MSF,

sehingga membuat yang mengisi dapat menilai

dengan objektif. Namun menurut mahasiswa, pada

kuesioner pasien masih ada item pertanyaan yang

membingungkan dan dirasa sulit bagi pasien untuk

menilai. Misalnya pada pertanyaan menjelaskan

kondisi dan pengobatan pasien. Mahasiswa tidak

sampai memberikan pengobatan karena pengobatan

menjadi kewenanga n supervisor. Jumlah pertanyaan

dirasa terlalu banyak, sehingga ada pengisian yang

diabaikan terutama untuk pengisian narasi.

Dari segi penilai MSF, banyak kendala yang

dihadapi baik dari pasien, dokter maupun peer.

Kendala dari pasien yaitu pasien menolak mengisi

kuesioner, pasien mengalami gangguan penglihatan

sehingga tidak bisa mengisi kuesioner, jumlah pasien

yang sedikit dan pada saat pengisisan kuesioner

pasien tidak didampingi. Namun pasien merasa

senang bisa memberikan feedbdck bagi dokter yang

telah melayani mereka,

Kendala dari dokter yaitu tidak mengenal

mahasiswa dan tidak tahu performa mahasiwa.

Akibatnya pengisian kuesioner tidak optimal.

Kendala dari peer yaitu adanya perasaan takut tidak

objektif dalam menilai peer daa khawatir umpan

balik yang diberikan di MSF dapat dikenali oleh peer

melalui bentuk tulisan tangannya.

Dari teknis pelaksanaan ditemukan bahwa MSF

merupakan kegiatan yang bermanfaat dan dapat

dilaksanakan. Richmond et ol.,'o menyatakan bahwa

penerimaan peserta merupakan elemen penting dari

kelayakan pelaksanaan MSF. Persepsi mahasiwa

yang menyatakan bahwa MSF bermanfaat

merupakan elemen penting untk melanjutkan MSF.

Sebelum pelakanaan MSF dilakukan kegiatan

briefing dan setelah pengisian dilakanakan kegiatan

pendampingan refleksi. Kegiatan briefing dan

pendampingan refleksi dirasa bermanfaat. Dengan

adanya briefing mahasiswa tahu teknis penilaian

MSF dan komponen yang dinilai. Selain itu, briefing

dilakukan secara serentak bagi dosen, mahasiswa

maupun perawat sehingga dlperoleh kesepahaman

yang sama mengenai kuesioner MSF yang akan

digunakan. Kegiatan pendampingan refleksi dirasa

baik oleh mahasiswa karena dapat membantu

mahasiswa mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahannya dari berbagai kuesioner yang sudah

didapat.

Mahasiswa memberikan saran mengenai

pendampingan pengisian kuesioner bagi pasien,

jumlah pasien diperbanyak, identitas responden

sudah ditulis sebelumnya di kuesioner MSF sehingga

mahasiswa tidak perlu lagi menulis nama di

kuesioner agar tulisan tidak dikenali, dan perlunya

waktu khusus yang disediakan untuk mengisi

kuesioner. Pendampingan pasien diharapkan bukan

dari perawat mengingat perawat juga memilki beban

kerja lain. Pendampingan pengisian MSF untuk

pasien dapat dilakukan dengan memberdayakan

mahasiswa lain tetapi bukan yang dinilai oleh pasien.

Jumlah pasien diperbanyak agar mahasiswa bisa

mendapatkan umpan balik lebih dari 1 pasien. Pada

penelitian ini terdapat satu mahasiswa yang hanya

dinilai oleh satu pasien, sehingga dirasa kurang

optimal.

Kuesioner anonim sudah dirasa baik oleh

mahasiswa. Namun masih ada identitas yang harus

ditulis tangan oleh mahasiswa sendiri. Hal ini

dikhawatirkan akan mengganggu keobyektifitasan

dalam memberikan penilaian karena menimbulkan

perasaan khawatir akibat tulisan tangan sudah

dikenali oleh orang yang dinilai. Selain itu, untuk

pengisian kuesioner diperlukan waku khusus agar

JurnaI Kedokteran Mulawarman, 2018; 4(1) 9

penilai tidak merasa terburu-buru dalam pengisian

yang mengakibatkan ada komponen kuesiner yang

tidak terisi.

SIMPULAN

Multi Source Feedbock dapat dilaksanakan di bagian

mata dengan menggunakan kuesioner yang sudah

dibuat dan tahapan yang telah dilakukan. Namun

dalam pelaksanaannya perlu dilakukan perbaikan

pada teknis pengisian kuesioner yaitu perlu adanya

pendampingan pengisian kuesioner pasien, revisi

kuesioner dan disediakan waktu khusus untuk

pengisian.

PERNYATAAN TERIMA KASI H

Terimakasih kepada Fakultas Kedokteran karena

telah membiayai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chandratilake M, Davis MH, dan

Ponnamperuma G. Evaluating and designingassessments for medical education: the utilityformula. lnternet J. Med Educ.2010; 1(1):1-8. 10.

2. Miller MD, Linn RL GN. Meosurement andossessment in teoching. New Jersey: Pearson;

2009.

Nitko Al BS. Educationol Assessment of Student6 edition. Boston: Pearson;2011.

Konsil Kedokteran lndonesia. StondorPendidikon Profesi Dokter lndonesio. 20t2.

Spencer ). Leorning ond teoching in the clinicolenvironment. In: Cantilon P. Wood D , editors, :

ABC of Learning and teaching in Medicine 2nded. West Sussex: Blackwell Publishing; 2010.

Norcini dan Burch. Workplace-basedossessment as an educational tool: AMEE GuideNo. 3. Med Teach. 2OO7 ; 29: 855-871.

Amin Z. Practicol guide to medicol studentossessment. Singapura:World ScientificPublishing; 2006

Berk. Using the 360" multisource feedbackmodel to evaluate teaching andprofessionalism. Med Teoch. 2OO9; 3t: t073-1080.

Ferguson, Wakeling J dan Bowie P. Factors

influencing the effectiveness of multisourcefeedback in improving the proJessionol pracliceof medical doctors:a systematic review. BMC

Med Educ.2O14;L4-76.

Richmond M, Canavan C, Holtman MC, danKatsufrakis PJ. 2011. Feasibility oflmplementing a Standardized MultisourceFeedback Program in the Graduate MedicalEducation Environment. J Grod Med

4.

6

8.

9

10 JurnaI Kedokteran Mulawarman, 2018; 4(1] iSSN 2443-0439