Persepsi dalam Perilaku Organisasi

22
PERSEPSI Tugas Individu Mata Kuliah Perilaku Organisasi Dosen : Dr. Sapja Anantanyu, SP, M.Si  Disusun oleh Fitra Juliyanto NIM S621208001 (S2) Program Studi Penyuluhan Pembangunan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2013

description

Persepsi individu yang mempengaruhi perilaku organisasi

Transcript of Persepsi dalam Perilaku Organisasi

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 1/22

PERSEPSI

Tugas Individu

Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Dosen : Dr. Sapja Anantanyu, SP, M.Si

 Disusun oleh

Fitra Juliyanto NIM S621208001 (S2)

Program Studi Penyuluhan PembangunanProgram Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret

Surakarta2013

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 2/22

P a g e | 1

A.PENGERTIAN PERSEPSI

Kata persepsi berasal dari bahasa latin yaitu “perceptio” yang

memiliki arti menjadi sadar atau sadar (akan sesuatu); menyadari

atau memahami. Dalam kamus Oxford, kata persepsi sebagai kata

benda memiliki arti kemampuan untuk melihat, mendengar, atau

menjadi sadar akan sesuatu melalui panca indra. Pengertian lainnya

yaitu cara dalam menanggap, memahami, dan menafsirkan sesuatu.

Menurut Miftah Thoha (2012), persepsi adalah proses kognitif 

yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah

terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu

penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu

pencatatan yang benar terhadap situasi (Fred Luthans, 1995; Miftah

 Thoha, 2012).

Beberapa pengertian lain yang diungkapkan para ahli adalah

sebagai berikut.

1. Persepsi adalah suatu proses kognitif kompleks yang

menghasilkan suatu gambaran unik tentang dunia, sebuah

gambaran yang mungkin sangat berbeda dari kenyataan (Fred

Luthans, 1995).

2. Persepsi adalah proses bagaimana seorang induvidu memilih,

mengorganisasi dan menginterprestasikan masukan-masukan

informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti

(Philip Kotler, 1997).

3. Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu

dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu

sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh

melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor

yang berasal dari dalam diri individu (Drever dalam Sasanti, 2003).

4. Persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita dapat

menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar kita. Pengenalan

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 3/22

P a g e | 2

benda-benda merupakan salah satu dari fungsi utama proses ini.

(Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, 2003, h. 208).

5. Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari

penglihatan, pendengaran, penciuman serta pegalaman masa lalu

(Sarwono, 2004).

6. Persepsi (perception) adalah proses dimana individu mengatur dan

menginter-prestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna

memberikan arti bagi lingkungan mereka. (Stephen P. Robbins dan

 Timothy A. Judge, 2012)

7. Persepsi adalah proses penyeleksian dan pengorganisasian dari

rangsangan yang telah diterima, sehingga dapat memberikan

pengalaman yang memiliki makna, kepada orang yang menerima

rangsangan itu (Agus Suntoyo, 2008, hal. 153).

8. Menurut Hidayat (2009), persepsi dapat didefinisikan sebagai

berikut :

a. Proses seseorang memahami lingkungan, meliputi

pengorganisasian dan penafsiran rangsang dalam suatu

pengalaman psikologis.

b. Proses kognitif menginterprestasi obyek, simbol dan orang

dengan pegalaman yang relavan.

c. Proses ekstraksi informasi persiapan untuk merespon.

Hal yang perlu diperhatikan dari seluruh pengertian diatas

adalah bahwa makna atau arti yang dihasilkan oleh persepsi belum

tentu sama dengan kenyataan objektifnya. Dari pengertian diatas,

 juga diketahui bahwa persepsi seseorang sangat dipengaruhi

informasi yang diterima serta pengalaman yang dimilikinya. Karena

itu, persepsi antara satu orang dengan orang lain pada satu hal yang

sama dapat berbeda (bersifat individu). David Krech, Richard S.

Crutchfield, dan Egerton L. Ballachy (1992) dalam Miftah Thoha

(2012) menjelaskan hal ini dengan pernyataannya sebagai berikut.

“Peta kognitif individu itu bukanlah penyajian fotografik dari

suatu kenyataan fisik, melainkan agak bersifat konstruksi pribadiyang kurang sempurna mengenai obyek tertentu, diseleksi

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 4/22

P a g e | 3

sesuai dengan kepentingan utamanya dan dipahami menurut

kebiasaannya. Setiap pemahaman itu, pada tingkat tertentu,

bukanlah seniman yang representatif karena pelukisan

gambaran tentang kenyataan itu hanya menyatakan pandangan

realitas individunya.”

Fred Luthans (1995) menyatakan bahwa mengenali perbedaan

antara dunia hasil persepsi dan dunia nyata sangat penting untuk

memahami perilaku organisasi. Untuk itu, menurutnya langkah awal

yang diperlukan dalam memahami persepsi adalah dengan

memahami perbedaan antara sensasi (sensation) dan persepsi serta

memiliki pengetahuan bagaimana subproses persepsi dari kognitif utama bekerja.

Secara umum, para ahli ilmu perilaku setuju bahwa “realitas”

seseorang pada dunia disekitarnya tergantung pada indera yang

dimilikinya. Secara fisik indera mengacu pada penglihatan,

pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Adapula beberapa ahli

yang menyebutkan adanya indera ke-enam sebagai suatu unsur

penting dalam penyesuaian perilaku manusia, salah satunya adalahW. Jack Duncan (1981). Namun, para psikolog tidak menerima adanya

indera ke-enam tersebut.

Persepsi lebih kompleks dan lebih luas dari sensasi. Sensasi

lebih kepada perilaku dasar yang ditentukan sebagian besar oleh

fungsi fisiologis. Proses persepsi dapat didefinisikan sebagai sebuah

interaksi yang pelik dari seleksi, penyusunan, dan penafsiran.

Meskipun, persepsi sangat tergantung pada indera untuk data

mentah, proses-proses kognitif akan menyaring, memodifikasi, atau

bahkan merubah secara keseluruhan data tersebut. Secara singkat,

proses persepsi akan menambahkan dan/atau mengurangi dunia

“nyata” sensori. Pemahaman hal ini akan membantu sektor publik

untuk melihat bahwa orang bahkan memiliki kesalahan persepsi atas

organisasi dan keseluruhan lembaga dalam masyarakat.

 Terkait dengan hal ini, Miftah Thoha (2012) lebih mengartikan

sensation sebagai penginderaan. Edgar F. Huse dan James L.

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 5/22

P a g e | 4

Bowditch (1973) dalam Miftah Thoha (2012) dijelaskan bahwa cara

umum yang bisa digunakan untuk mengenali penginderaan antara

lain dengan dua aspek berikut :

1. Aspek penginderaan yang mempunyai kesamaan antara asatu

orang dengan lainnya disebut kenyataan.

2. Penginderaan tersusun dalam cara yang unik bagi kita. Aspek

proses persepsi ini tergantung pada mekanisme biologis,

pengalaman masa lalu, dan perkiraan masa sekarang.

Kesemuanya berasal dari kebutuhan-kebutuhan kita sendiri,

pengalaman, nilai-nilai, dan perasaan-perasaan.

Subproses-subproses Persepsi 

Subproses-subproses persepsi saling berhubungan satu-sama

lain. Fred Luthans (1995) mengilustrasikan hubungan tersebut seperti

pada gambar 1. Dijelaskan bahwa subproses penting pertama adalah

stimulus atau situasi yang sedang berlangsung. Persepsi dimulai

ketika seseorang berhadapan dengan suatu stimulus atau situasi.

Situasi yang dihadapi itu mungkin bisa berupa stimulus penginderaan

dekat dan langsung atau berupa bentuk lingkungan fisik dan

sosiokultur yang menyeluruh.

Confrontationof specific stimulus(supervisor or new

procedure)

Registrationof stimulus (sensory

and neuralmechanism)

Interpretationof stimulus(motivation,

learning,personality)

Feedbackfor clarification(kinesthetic orpsychological)

Behavior(overt such as

rushing off or covertsuch as an attitude)

Consequence(reinforcement/

punishment or someorganizational

outcome)

External EnvironmentSensual stimulation

Physical EnvironmentOfficeFactory floorResearch laboratoryStoreClimate, etc.

Sociocultural EnvironmentManagement stylesValuesDiscrimination, ect

STIMULUS OR SITUATION PERSON

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 6/22

P a g e | 5

Gambar 1. Subproses-subproses Persepsi (Fred Luthans, 1995)

Subproses kedua dari persepsi adalah proses kognitif internal

dalam diri seseorang yang terdiri atas regitrasi, interpretasi, dan

umpan balik. Selama fenomena registrasi, mekanisme-mekanisme

fisiologis seperti yaitu panca indra dan syaraf seseorang terpengaruh,

kemampuan fisiologis untuk mendengar, dan melihat akan

mempengaruhi persepsi. Selanjutnya, aspek kognitif yang sangat

berpengaruh dari persepsi adalah interpretasi. Proses interpretasi ini

tergantung pada cara pendalaman (learning), motivasi, dan

kepribadian seseorang yang akan berbeda dengan orang lainnya.

Perbedaan ini membuat interpretasi orang yang satu dengan orang

yang lain pada suatu informasi yang sama akan berbeda. Di sinilah

letak sumber perbedaan pertama dari persepsi, dan itulah sebabnya

mengapa interpretasi merupakan subproses yang penting.

Subproses terakhir adalah umpan balik. Umpan balik ini

diterima dari lingkungan seseorang atas tindakan yang dilakukannya.

Sebagai contoh adalah ketika seorang mahasiswa menyampaikan

hasil tugasnya kepada seorang Dosen dan melihat perubahan raut

wajah Dosen tersebut yang sedikit menaikkan alis matanya sambil

terus membaca tugas tersebut dengan suara rendah. Feedback

membentuk persepsi tersendiri bagi mahasiswa tersebut.

Komponen Persepsi 

 Jennifer M. George dan Gareth R. Jones (2012) menyebutkan

bahwa persepsi memiliki tiga komponen sebagai berikut :

1. Orang yang membuat pemahaman, yaitu orang yang mencoba

untuk menginterpretasikan hasil observasi yang dilakukannya atau

masukan dari dari panca inderanya.

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 7/22

P a g e | 6

2. Target dari persepsi, yaitu segala sesuatu yang dicoba untuk

dipahami oleh seseorang. Target dapat berupa orang lain,

sekelompok orang, sebuah peristiwa, sebuah situasi, sebuah idea,

suatu kebisingan, atau hal lain yang menjadi fokus dari orang yang

ingin memahami.

3. Situasi, yaitu konteks dimana persepsi tersebut mengambil bagian

(suatu pertemuan komite, sebuah lorong, di depan mesin pembuat

kopi, dan sebagainya).

Hubungan ketiga kompenen tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut.

Gambar 2. Komponen-komponen Persepsi (diadaptasi dari Jennifer M.George dan Gareth R. Jones, 2012 h. 97)

Bagaimanapun, proses persepsi tidak selalu menghasilkan

persepsi akurat ―persepsi sedekat mungkin dengan sifat benar atau

tujuan target. Bahkan orang-orang yang berusaha untuk menjadi

benar-benar "obyektif" sering mendasarkan keputusan mereka dan

bertindak atas penafsiran realitas yang subjektif, yaitu yang

didasarkan pada pemikiran mereka sendiri, perasaan, dan

pengalaman. Akibatnya, interpretasi realitas bervariasi antara

individu. Apa yang dilihat tergantung pada siapa yang melakukan

penafsiran.

Fakta bahwa persepsi tidak selalu akurat memiliki implikasi

yang signifikan untuk memahami dan mengelola perilaku organisasi.

Situation or context in which perception takes place

PERCEIVER

TARGET

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 8/22

P a g e | 7

Hampir setiap keputusan manajer membuat (apakah itu tentang

mempekerjakan, memberhentikan, memberikan kompensasi anggota

organisasi, dan sebagainya) tergantung pada persepsi dari pembuat

keputusan. Sehingga, persepsi akurat adalah prasyarat untuk

keputusan yang baik. Ketika persepsi tidak akurat, manajer dan

anggota lain dari organisasi akan membuat keputusan yang salah

yang dapat merugikan tidak hanya karyawan yang terlibat, tetapi

 juga organisasi.

Lebih lanjut, John R. Schermerhorn, Jr., dkk (2010) menjelaskan

bagaimana suatu informasi diolah selama proses persepsi seperti

pada gambar berikut.

Gambar 3. Tahapan pengolahan informasi selama proses persepsi

Pada gambar diatas, terlihat ada empat tahap pengolahan

informasi selama proses persepsi yaitu perhatian dan seleksi,

organisasi, interpretasi, dan pembaikan.

1. Perhatian dan seleksi

Indera kita secara terus menerus dihujani begitu banyak informasiyang jika tidak kita saring akan segera melampaui kapasitas

indera kita menampung informasi. Penyaringan yang selektif akan

menyisakan hanya sedikit proporsi saja. Beberapa seleksi berasal

dari proses yang terkontrol. Penyaringan juga dapat terjadi tanpa

disadari oleh perseptor.

2. Organisasi

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 9/22

P a g e | 8

Meskipun penyaringan selektif terjadi dalam tahap perhatian,

masih perlu untuk menemukan cara mengatur informasi secara

efisien. Skema membantu kita melakukan hal ini. Skema adalah

kerangka kerja kognitif yang mewakili pengetahuan terorganisir

yang dikembangkan melalui pengalaman tentang konsep tertentu

atau stimulus. Skema pribadi mengacu pada cara individu memilah

orang lain ke dalam kategori, seperti jenis atau kelompok, dalam

hal fitur yang dirasakan serupa. Istilah prototipe dan stereotip

seringkali digunakan dalam hal ini. Mereka adalah pengaturan

abstrak dari fitur-fitur yang umumnya terkait dengan anggota

sebuah kategori. Orang-dalam-situasi skema menggabungkan

skema yang dibangun di sekitar orang (diri dan skema pribadi) dan

peristiwa (skema script).

3. Interpretasi

Setelah perhatian kita telah ditarik pada rangsangan tertentu dan

kita telah mengelompokkan atau mengorganisir informasi ini,

langkah berikutnya adalah untuk mengungkap alasan di balik

tindakan. Artinya, bahkan jika perhatian kita dipanggil untuk

informasi yang sama dan kita mengaturnya dengan cara yang

sama sebagaimana teman kita lakukan, kita mungkin

menafsirkannya berbeda atau membuat atribusi yang berbeda

tentang alasan di balik apa yang telah kita rasakan.

4. Pembaikan

Sejauh ini, kita telah membahas tahapan proses persepsi seolah-

olah mereka semua terjadi pada waktu yang sama. Namun, untuk

melakukan hal itu kita mengabaikan komponen penting dari

memori. Setiap tahap sebelumnya merupakan bagian dari memori

itu dan memberikan kontribusi terhadap rangsangan atau

informasi yang tersimpan di sana. Informasi yang disimpan dalam

memori harus kita diambil jika akan digunakan. Semua dari kita,

pada saat memiliki informasi yang tersimpan dalam ingatan kita

sulit diambil, umumnya kita akan meluruhkan memori, sehingga

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 10/22

P a g e | 9

hanya beberapa informasi yang diambil. Skema memainkan peran

penting di daerah ini, dan membuat sulit bagi orang untuk

mengingat hal-hal yang tidak termasuk di dalamnya. Misalnya,

mengingat prototipe dari "pekerja yang baik" sebagaimana

seseorang menunjukkan banyak usaha, ketepatan waktu,

kecerdasan, kemampuan berartikulasi, dan ketegasan, kita

mungkin menekankan sifat-sifat dan mengabaikan orang lain

ketika mengevaluasi kinerja anggota tim yang biasanya kita

anggap baik. Sesuatu seperti ketegasan akan berlebihan karena

itu adalah bagian dari kinerja tinggi prototipe kita.

B.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

Dari ketiga komponen persepsi diatas, Stephen P. Robbins dan

 Timothy A. Judge (2012) menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi persepsi seperti terlihat pada gambar 4.

Gambar 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor ini dapat berada di orang yang membuat penafsiran, di

objek atau target yang dirasakan, atau dalam konteks situasi di mana

persepsi tersebut dibuat.

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 11/22

P a g e | 10

Ketika kita melihat target dan berusaha untuk menafsirkan apa

yang kita lihat, penafsiran kita sangat dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi kita (sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman

masa lalu, dan harapan). Misalnya, jika kita mengharapkan polisi

untuk menjadi orang yang berwibawa atau orang muda yang malas,

kita mungkin menganggap mereka seperti itu, terlepas dari sifat-sifat

mereka yang sebenarnya.

Karakteristik dari target juga mempengaruhi apa yang kita

tafsirkan. Orang yang sering bersuara dalam kelompok lebih mungkin

untuk diperhatikan daripada yang diam. Jadi, juga ada individu yang

sangat menarik atau tidak menarik. Karena kita tidak melihat sasaran

dalam isolasi, hubungan dari target dengan latar belakangnya juga

mempengaruhi persepsi, seperti halnya kecenderungan kita untuk

kelompok yang dekat dan hal-hal serupa bersama-sama. Kami sering

melihat wanita, pria, kulit putih, Afrika Amerika, Asia, atau anggota

dari kelompok lain yang memiliki karakteristik jelas dibedakan

sebagai sama dalam lainnya, juga cara yang tidak terkait.

Konteks juga hal yang penting juga. Waktu di mana kita melihat

suatu obyek atau kejadian dapat mempengaruhi perhatian kita,

demikian juga lokasi, cahaya, panas, atau sejumlah faktor situasional.

Pada sebuah klub malam pada Sabtu malam, kita mungkin tidak

melihat tamu muda Namun "berpakaian ke sembilan." Bahwa orang

yang sama berpakaian untuk kelas manajemen Senin pagi kita

sehingga pasti akan menarik perhatian kita (dan bahwa dari seluruh

kelas). Baik perseptor atau target telah berubah antara Sabtu malam

dan Senin pagi, tapi situasinya berbeda.

 Jennifer M. George dan Gareth R. Jones (2012) menjelaskan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi berdasarkan

karakteristik dari ketiga komponen persepsi. Karakteristik dari orang

yang membuat persepsi meliputi skema, motivasi saat itu, dan

suasana hati. Karakteristik target persepsi meliputi kemenduaan

(ambiguitas), status sosial, penggunaan manajemen impresi.

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 12/22

P a g e | 11

Karakteristik dari situasi yang meliputi informasi tambahan dan

kekontrasan. Secara sederhana, faktor-faktor tersebut dijelaskan

pada Tabel 1.

 Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Karakteristik dariorang yang

membuat persepsi

Karakteristik target persepsi

Karakteristik darisituasi

Skema: basispengetahuan orangyang membuatpersepsi

Motivasi saat itu:kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai,dan keinginan-keinginan saatmempersepsikan

Suasana hati:perasaan pada saatmempersepsikan

Kemenduaan:Kurangnya kejelasanatau kepastian yangmembuat sulit untukmenentukan sepertiapa seseorang,tempat, atau hal ituStatus sosial: posisiseseorang dalammasyarakat atauorganisasi secaranyata atau yangdirasakan

Penggunaanmanajemen impresi:upaya seseoranguntuk mengontrolpersepsi orang laintentang dirinya

Informasi tambahan:informasi situasionalyang perseptorgunakan untukmenafsirkan target

Kekontrasan:pengaruhkeberbedaan dalamsuatu situasi

Diadaptasi dari Jennifer M. George dan Gareth R. Jones (2012)

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 13/22

P a g e | 12

Miftah Thoha (2012) menjelaskan bahwa pengembangan

persepsi dalam diri seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor. Dalam

bukunya, ketiga faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini

sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh,

terbenamnya matahari diwaktu senja yang indah temaram, akan

dirasakan sebagai bayang-bayang yang kelabu bagi seseorang

yang buta warna. Atau suara merdu Grace Simon yang

menyanyikan lagu cinta, barangkali tidak menarik dan tidak

berkesan bagi seseorang yang sulit mendengar atau sulit.

2. Famili

Pengaruhan yang paling besar terhadap anak-anak adalah

familinya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang

khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini,

banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka yang diturunkan

kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu, tidak ayal lagi kalau orang

tuanya Muhammadiyah akan mempunyai anak-anak yang

Muhammadiyah pula. Demikian pula seorang anak dalam

kampanye pemilu mendukung salah Parpol X, karena orang tuanya

adalah tokoh di Parpol X tersebut.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan

salah satu faktor yang kuat didalam mempengaruhi sikap, nilai,

dan cara seseorang melihat dan memahami keadaan di dunia ini.

C.TEORI ATRIBUSI

Manusia tidak seperti benda mati yang tunduk pada hukum

alam, karena manusia memiliki keyakinan, motif, dan maksud-

maksud tertentu. Itulah mengapa ketika kita mengamati orang, kita

berusaha untuk menjelaskan mengapa mereka berperilaku dengan

cara tertentu. Karena itu, persepsi dan penilaian kita atas tindakan

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 14/22

P a g e | 13

seseorang akan sangat dipengaruhi oleh asumsi yang kita buat

tentang keadaan internal orang itu.

 Teori atribusi mencoba untuk menjelaskan cara-cara ketika kita

menilai orang secara berbeda, tergantung pada makna yang kita

hubungkan dengan perilaku tertentu1. Hal ini menunjukkan bahwa

ketika kita mengamati perilaku individu, kita mencoba untuk

menentukan apakah itu yang disebabkan secara internal maupun

eksternal. Bagaimanapun, penentuan tersebut tergantung pada tiga

faktor: (1) kekhasan, (2) konsensus, dan (3) konsistensi (Stephen P.

Robbins dan Timothy A. Judge, 2012).

Penyebab perilaku internal adalah kita yakini mereka berada di

bawah kendali pribadi individu. Penyebab perilaku eksternal adalah

apa yang kita bayangkan situasi yang memaksa individu untuk

melakukannya. Jika salah satu karyawan kita terlambat kerja, kita

mungkin menghubungkan bahwa ia berpesta hingga larut malam dan

kemudian tidur berlebihan. Ini adalah atribusi internal. Tetapi jika kita

menghubungkan keterlambatan pada kecelakaan mobil yang terkait

lalu lintas, kita membuat sebuah atribusi eksternal.

Kekhasan mengacu pada apakah seseorang menampilkan

perilaku yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Apakah karyawan

yang tiba hari ini terlambat juga salah satu komitmen "angin lalu"

yang biasa? Apa yang kita ingin tahu adalah apakah perilaku ini tidak

biasa. Jika ya, kita cenderung untuk memberikan sebuah atribusi

eksternal. Jika tidak, kita mungkin akan menilai perilaku untuk

menjadi internal.

 Jika setiap orang yang menghadapi situasi yang sama merespon

dengan cara yang sama, kita dapat mengatakan perilaku

menunjukkan konsensus. Perilaku karyawan sering terlambat

dikatakan memenuhi kriteria ini jika semua karyawan yang

mengambil rute yang sama juga terlambat. Dari perspektif atribusi,

1 H. H. Kelley, “Attribution in Social Interaction,” in E. Jones et al. (eds.), Attribution:Perceiving the Causes of Behavior (Morristown, NJ: General Learning Press, 1972); and M. J.

Martinko, P. Harvey, and M. T. Dasborough, “Attribution Theory in the OrganizationalSciences: A Case of Unrealized Potential,” Journal of Organizational Behavior 32,no. 1 (2011),pp. 144–149.

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 15/22

P a g e | 14

 jika konsensus tinggi, kita mungkin akan memberikan atribusi

eksternal untuk keterlambatan karyawan. Sedangkan, jika karyawan

lain yang mengambil rute yang sama dapat bekerja tepat waktu, kita

akan menghubungkan keterlambatan kepada penyebab internal.

Akhirnya, seorang pengamat mencari konsistensi dalam

tindakan seseorang. Apakah orang tersebut merespon dengan cara

yang sama dari waktu ke waktu? Datang terlambat dalam 10 menit

untuk bekerja tidak persepsikan dengan cara yang sama bagi

karyawan yang belum terlambat untuk beberapa bulan sama halnya

bagi karyawan yang terlambat dua atau tiga kali seminggu. Perilaku

yang lebih konsisten, semakin kita cenderung untuk

menghubungkannya dengan penyebab internal.

Gambar 5. Teori Atribusi (Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge,

2012)

D.SELEKTIFITAS PERSEPSI

Banyak rangsangan/stimuli yang dihadapkan pada setiap orang.

Suara bising pendingin ruangan, suara orang-orang yang berbicara

dan berpindah-pindah, ataupun suara mesin ketik merupakan

sebagaian dari rangsangan yang mempengaruhi indera (ditambah

dampak dari situasi lingkungan secara keseluruhan). Kadang kala,

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 16/22

P a g e | 15

rangsangan tersebut di bawah ambang batas kesadaran seseorang,

proses yang disebut persepsi subliminal (bawah sadar).

Dengan semua rangsangan yang menimpa pada seseorang,

bagaimana dan mengapa mereka menyeleksi hanya sebagian kecil

rangsangan pada saat tertentu? Hal ini dapat diketahui dengan

mendalami prinsip-prinsip selektivitas persepsi sebagai berikut (Fred

Luthans, 1995).

1. Faktor-faktor perhatian dari luar

Faktor-faktor dari luar terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan

luar yaitu: intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan,

gerakan, dan kebaruan dan kemiripan.

a. Intensitas

Prinsip intensitas ini yaitu semakin inten/kuat suatu rangsangan

luar semakin besar kemungkinannya untuk dipersepsikan. Agen

iklan menggunakan intensitas untuk meningkatkan perhatian

konsumen. Variabel-variabel psikologi yang lebih kompleks

dapat mengalahkan variabel luar yang sederhana. Sebagai

contoh, seorang manajer yang mengeraskan suaranya untuk

mendapatkan perhatian bawahannya. Jenis-jenis komplikasi

kompleks ini masuk kedalam semua aspek proses persepsi.

Sebagaimana konsep psikologikal lainnya, prinsip persepsi

tertentu tidak dapat berdiri sendiri menjelaskan perilaku

manusia yang kompleks.

b. Ukuran

Dalam prinsip ini, obyek yang lebih besar akan lebih besar

kemungkinannya untuk dipersepsikan. Sebagai contoh, seorang

teknisi komputer mungkin akan lebih memperhatikan pada

bagian-bagian komponen yang besar dibandingkan pada

bagian-bagian komponen kecilnya, meskipun bagian komponen

kecil tersebut bisa jadi yang lebih penting dalam

pengoperasiannya.

c. Keberlawanan

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 17/22

P a g e | 16

Dalam prinsip keberlawanan, rangsangan luar yang

menghalangi latar atau apa yang tidak orang harapkan, akan

mendapatkan perhatian mereka. Dari prinsip ini dipahami

bahwa persepsi seseorang dibentuk dan dipengaruhi oleh faktor

luar diri individu yang menunjukkan adanya keberlawanan

obyek dengan latar belakang atau lingkungan sekelilingnya.

d. Pengulangan

Prinsip pengulangan mengemukakan bahwa rangsangan luar

yang berulang akan memberikan perhatian lebih dari yang

hanya sekali. Prinsip ini menjelaskan mengapa seorang manajer

perlu menyampaikan arahan secara berulang meskipun untuk

tugas yang sederhana.

e. Gerakan

Prinsip gerakan menunjukkan bahwa seseorang akan lebih

memberikan perhatian pada benda yang bergerak di sekitar

penglihatannya dibandingkan pada obyek yang diam.

f. Kebaruan dan kemiripan

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru

maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai

penarik perhatian.

2. Faktor-faktor penyusun dari dalam

Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi selektivitas persepsi

yaitu: pembelajaran (learning), motivasi, dan kepribadiannya.

a. Pembelajaran

Pembelajaran memainkan peranan terbesar dalam membangun

proses persepsi. Pembelajaran mempengaruhi pengaturan

dengan menciptakan sebuah pengharapan untuk menafsirkan

dengan cara tertentu. Seseorang banyak “melihat” dari apa

yang ada di dunia sebagai sebuah hasil dari pengalaman dan

pembelajaran masa lalu. Meskipun pengalaman masa lalu itu

mungkin tidak relevan untuk situasi saat ini, hal ini tetap

dilakukan oleh penafsir.

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 18/22

P a g e | 17

b. Motivasi

Motivasi memiliki dampak penting dalam selektivitas persepsi.

Motivasi primer dari sex dan lapar dapat digunakan untuk

menjelaskan peranan motivasi dalam persepsi. Hasrat akan sex

dan juga rasa lapar akan menyita perhatian dalam porsi yang

besar. Motivasi sekunder juga memainkan sebuah peran

penting dalam membangun pengaturan persepsi. Seseorang

yang memiliki kebutuhan yang relatif tinggi akan kekuasaan,

afiliasi, atau pencapaian akan lebih memperhatikan variabel

situasional yang relevan.

c. Kepribadian

Kepribadian, orang yang membuat persepsi, akan

mempengaruhi pada apa yang diperhatikan dalam suatu situasi

yang dihadapi. Hal ini terkait dengan kesenjangan pada gender

dan usia serta nilai-nilai yang mungkin mempengaruhi cara

seseorang untuk menafsirkan lingkungan sekitarnya.

E. DISTORSI PESEPTUAL UMUM

Berbagai distorsi yang umum dapat menyebabkan

ketidakakuratan dalam kesan kita dan dalam proses persepsi secara

umum. Distorsi tersebut yaitu stereotip dan prototipe, efek halo,

persepsi selektif, proyeksi, efek kontras, dan ramalan yang terpenuhi

dengan sendirinya.

1. Stereotip

Stereotip terjadi ketika kita mengidentifikasi seseorang dengan

kelompok atau kategori, dan kemudian menggunakan atribut yang

dirasakan terkait dengan kelompok atau kategori untuk

menggambarkan individu tersebut. Meskipun hal ini membuat

segalanya lebih mudah bagi kita dengan mengurangi kebutuhan

untuk berurusan dengan karakteristik individu yang unik, itu

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 19/22

P a g e | 18

terlalu menyederhanakan. Karena stereotip mengaburkan

perbedaan individu, kita dapat dengan mudah kehilangan individu

yang nyata. Untuk manajer ini berarti tidak secara akurat

memahami kebutuhan, preferensi, dan kemampuan orang lain di

tempat kerja. Beberapa stereotip yang paling umum, di tempat

kerja dan dalam kehidupan pada umumnya, berhubungan dengan

faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, ras, dan kemampuan fisik.

2. Efek halo

Efek halo terjadi ketika salah satu atribut dari seseorang atau

situasi yang digunakan untuk mengembangkan kesan keseluruhan

dari individu atau situasi. Seperti stereotip, distorsi lebih mungkin

terjadi pada tahap organisasi dari proses persepsi. Efek halo biasa

terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Hasil dari efek halo

adalah sama seperti halnya dengan stereotip, namun, dalam

perbedaan individu dikaburkan. Efek halo yang sangat penting

dalam proses penilaian kinerja karena mereka dapat

mempengaruhi evaluasi seorang manajer dari kinerja bawahan.

Misalnya, orang dengan catatan kehadiran yang baik cenderung

dipandang sebagai cerdas dan bertanggung jawab, mereka

dengan catatan kehadiran yang buruk dianggap berkinerja buruk.

Kesimpulan tersebut mungkin atau mungkin tidak sah. Ini adalah

tugas manajer untuk mencoba mendapatkan kesan yang benar

daripada membiarkan efek halo menghasilkan bias dan evaluasi

yang keliru.

3. Persepsi selektif 

Persepsi selektif adalah kecenderungan untuk mengkhususkan

suatu aspek-aspek situasi, orang, atau objek yang konsisten

dengan kebutuhan seseorang, nilai-nilai, atau sikap. Dampak yang

paling kuat terjadi pada tahap perhatian dari proses persepsi.

Distorsi persepsi ini diidentifikasi dalam studi penelitian klasik

yang melibatkan eksekutif di sebuah perusahaan manufaktur.

Ketika diminta untuk mengidentifikasi masalah utama dalam kasus

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 20/22

P a g e | 19

kebijakan bisnis yang komprehensif, eksekutif masing-masing

memilih masalah yang konsisten dengan area tugas fungsional

pekerjaannya. Sudut pandang yang berbeda ini kemungkinan akan

mempengaruhi bagaimana setiap eksekutif akan mendekati

masalah, mereka juga bisa menciptakan kesulitan seperti halnya

eksekutif yang berusaha untuk bekerja sama dalam meningkatkan

hal-hal tertentu.

4. Proyeksi

Proyeksi adalah pengalihan atribut pribadi seseorang ke orang

lain, hal ini sangat mungkin terjadi dalam tahap interpretasi dari

persepsi. Sebuah kesalahan proyeksi klasik digambarkan oleh

manajer yang beranggapan bahwa kebutuhan bawahan mereka

dan mereka sendiri bersamaan. Proyeksi dapat dikontrol melalui

kesadaran diri dan empati tingkat tinggi.

5. Efek kontras

Efek kontras yaitu ketika makna atau interpretasi dari sesuatu

yang baru hadir dan dibandingkan dengan peristiwa atau situasi

yang baru-baru ini terjadi. Bentuk distorsi persepsi ini dapat terjadi

ketika seseorang memberikan ceramah setelah pembicara yang

kuat atau ketika diwawancarai untuk suatu pekerjaan setelah

serangkaian pelamar biasa-biasa saja. Sebuah efek kontras terjadi

ketika karakteristik suatu individu dikontraskan dengan orang lain

yang baru-baru ditemui dan yang memiliki peringkat yang lebih

tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama.

6. Ramalan

Ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya adalah kecenderungan

untuk menciptakan atau menemukan dalam situasi atau individu

lain yang Anda harapkan untuk ditemukan di tempat pertama.

Sebuah ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya kadang-kadang

disebut sebagai "efek Pygmalion," nama untuk mitos pematung

 Yunani yang menciptakan patung pasangan yang ideal dan

kemudian membuatnya menjadi hidup. Manajer akan menemukan

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 21/22

P a g e | 20

bahwa ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya dapat memiliki

hasil positif dan negatif. Akibatnya, mereka dapat diciptakan

dalam situasi kerja yang kita harapkan untuk ditemukan. Misalkan

Anda menganggap bahwa anggota tim lebih memilih untuk

memenuhi sebagian besar kebutuhan mereka di luar lingkungan

kerja dan ingin hanya memiliki keterlibatan minimal dengan

pekerjaan mereka. Akibatnya, Anda memberikan mereka dengan

pekerjaan yang sangat sederhana, terstruktur dan dirancang untuk

memerlukan keterlibatan kecil. Dapatkah Anda memprediksi apa

tanggapan mereka pada situasi ini? Pada kenyataannya, mereka

mungkin tetap menunjukkan kurangnya komitmen yang sama.

Harapan awal Anda mendapatkan konfirmasi sebagai sisi negatif 

dari ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya. Ramalan yang

terpenuhi dengan sendirinya juga memiliki sisi positif. Sisi positif 

tersebut memberikan pendapat kuat bagi manajer untuk

mengadopsi pendekatan yang positif dan optimis terhadap orang

lain di tempat kerja.

7/15/2019 Persepsi dalam Perilaku Organisasi

http://slidepdf.com/reader/full/persepsi-dalam-perilaku-organisasi 22/22

P a g e | 21

DAFTAR PUSTAKA

George, Jennifer M. dan Gareth R. Jones. 2012. Understanding and

Managing Organizational Behavior – 6th Ed. Pearson Education

Inc. One Lake Street, Upper Saddle River, New Jersey.

Hidayat, A. Alimul Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,

Buku 1. Salemba Medika, Jakarta.

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior  – 7th Ed. McGraw-Hilll

Book Company. New York.Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta.

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi. Buku

ke-1. Salemba Empat. Jakarta.

Robbins, Stephen P. And Timothy A. Judge. 2012. Organizational

Behavior  – 15th Ed. Pearson Education Inc. One Lake Street,

Upper Saddle River, New Jersey.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004. Psikologi Remaja. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Schermerhorn, John R., James G. Hunt, Richard N. Osborn, and Mary

Uhl-Bien. 2010. Organizational Behavior – 11th Ed. John Wiley &

Sons, Inc.. River Street, Hoboken, New Jersey.

 Thoha, Miftah. 2012. Perilaku Organisasi – Konsep Dasar dan

 Aplikasinya –Ed. 1, 22. Rajawali Pers - PT. Rajagrafindo Persada.

 Jakarta.

Sumber Internet

Susianah Affandy. Pembentukan Persepsi.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/04/pembentukan-

persepsi-322736.html