persentasi sosiologi hukum..pptx

33
Sosiologi Hukum Oleh: Dr. H. Nandang Alamsah D. S.H., M.Hum.

Transcript of persentasi sosiologi hukum..pptx

Sosiologi Hukum

Sosiologi HukumOleh:Dr. H. Nandang Alamsah D. S.H., M.Hum.Secara etimologis, sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu socius yang berarti kawan dan bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata atau berbicara. Jadi sosiologi adalah berbicara mengenai masyarakat. Dengan demikian, secara singkat, sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hidup bersama atau cara berinteraksi dengan sesama sebagai tercipta hubungan timbal balik sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Pengertian sosiologiPemikiran dari Auguste Comte, sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum. Menurut Mayor dan Polak, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formil mauoun materil baik statis maupun dinamis.Menurut Piritim Sorikin, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial(gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi) dengan gejala lainnya (gejala Non-sosial).

Dari beberapa pengertian diatas terlihat bahwa kajian dari ilmu sosiologi cakupannya sangat luas, tidak hanya mengkaji gejala sosial yang berupa hubungan antar manusia, akan tetapi mengkaji juga nilai-nilai dan norma-norma yang ada didalam masyarakat serta struktur ekonomi dan sosial, pembagian kekuasaan dan stratifikasi sosial.Eksistensi masyarakat sebagai obyek SosiologiGejala sosial dengan dinamikanya.Stratifikasi dengan kelas kelas sosialnya.Demografi dan perkembangan masyarakat.Norma sosial yang dianut sebagai pandangan hidup masyarakat.Hal mendasar yang dikaji dalam Ilmu SosiologiBeberapa abad yang lalu seorang ahli filsafat yang bernama Cicero mengatakan, Ubi Societas Ibi Ius artinya, dimana ada masyarakat maka di situ ada hukum. Pernyataan ini sangat tepat sekali karena adanya hukum itu adalah berfungsi sebagai kaidah atau norma dalam masyarakat. Namun pengertian hukum belum communis opinio doktorum (tercapai kesepakatan pendapat) dan kata-kata Immanuel Kant kurang lebih seratus lima puluh tahun yang lalu masih berlaku sampai sekarang, yaitu Noch suchen die Juristen eine Definition zu ihrem Begriffe von Recht (dak ada satu pun definisi hukum yang memuaskan atau masih juga para sarjana hukum mencari-cari suatu definisi tentang hukum). Pengertian HukumMenurut Utrecht, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karenanya harus ditaati oleh masyarakat itu.Menurut S.M. Amin, Hukum adalah kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi.Definisi HukumMenurut Kansil, Hukum adalah peraturan hidup kemasyarakatan yang mengatur dan memaksa untuk menjamin tata tertib dalam masyarakat. Unsur-unsur yang terkandung didalam hukum diantaranya adalah:- Peraturan tingkah laku- Diadakan oleh badan-badan resmi- Memaksa- Sanksi yang tegasMenurut Mochtar Kusumaatmadja, Pengertian hukum yang memadai tidak saja merupakan keseluruhan azas-azas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat melainkan meliputi pula lembaga-lembaga (institutions) dan proses-proses (processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan.Soejono Soekanto mengartikan hukum sebagai:.lebih baik dibuat klasifikasi mengenai pengertian yang diberikan pada hukum. Artinya, bagaimanakah masyarakat mengartikan atau memberi arti pada hukum, terlepas dari apakah itu benar atau keliru.Klasifikasi hukum yang dikemukakan oleh Soejono Soekanto yaitu:Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran.Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi. Disiplin dibedakan antara disiplin analitis dan preskriptif. Disiplin analitis merupakan sistem ajaran yang menganalisa, memahami serta menjelaskan gejala yang dihadapi, misalnya sosiologi, psikhologi dan lain-lain. Disiplin preskriptif merupakan sistem ajaran yang menentukan apakah seyogianya atau yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kenyataan, misalnya filsafat, hukum, dan lain-lain.Hukum sebagai kaedah, yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau perikelakuan yang pantas atau diharapkan.Hukum sebagai lembaga sosial (social institution), yang merupakan himpunan dari kaidah-kaidah, dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu serta berbentuk tertulis.

Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum.Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang menyangkut pengambilan keputusan yang didasarkan pada hukum, akan tetapi yang juga didasarkan pada penilaian pribadi.Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu proses hubungan timbal balik antara unsur-unsur pokok dari sistem-sistem kenegaraan.Hukum sebagai sarana sistem pengendalian sosial, yang mencakup segala proses baik yang direncanakan maupun yang tidak, yang bertujuan untuk mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat (dari segala lapisan) agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai.Hukum sebagai sikap tindak atau perikelakuann ajeg, yaitu perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama yang bertujuan untuk mencapai keadilan.Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan dari konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri manusia tentang apa yang dianggap baik (sehingga harus dianuti atau ditaati) dan apa yang dianggap buruk (sehingga harus dihindari).

Hukum sebagai seni. Walaupun tidak ada keterangan dalam bukunya (Soerjono), tetapi kita bisa menyaksikan sendiri dalam kehidupan sehari-hari bahwa kadang-kadang hukum itu hanya suatu trik atau strategi bagi yang kuat atau berkuasa untuk memenangkan kepentingannya. Dalam kontrak internasional negosiasi kontrak memegang peranan yang sangat penting, padahal negosiasi penuh dengan seni. Hasil negosiasi adalah perjanjian. Perjanjian adalah Undang-undang bagi kedua belah pihak. Demikian pula trik-trik pengacara di Pengadilan yang kadangkala sangat menentukan bagi kemenangan cliennya.

Hukum adalah suatu gejala sosial budaya yang berfungsi untuk menerapkan kaidah-kaidah dan pola-pola perikelakuan tertentu terhadap individu-individu didalam masyarakat.(Soekanto, 2006:10)Sudut pandang sosiologi terhadap hukumTujuan utama dari hukum adalah mencapai ketertiban dalam masyarakat. Menurut Lili Rasjidi tujuan hukum itu ada dua, tujuan tradisional dan tujuan modern. Tujuan tradisional hukum adalah ketertiban dan keadilan. Sedangkan tujuan modern hukum adalah sarana pembaharuan masyarakat.Ada beberapa teori tentang tujuan hukum yaitu :Teori Etika.Teori Utilitas.Teori Campuran (tengah-tengah).Teori Terakhir.

Tujuan HukumTujuan hukum menurut teori etika ialah semata-mata untuk mencapai keadilan di dalam masyarakat.Tujuan hukum berdasarkan teori utilitas, adalah untuk kemanfaatan/faedah orang terbanyak dalam masyarakat.Tujuan hukum menurut teori campuran (tengah-tengah), yaitu paduan dari teori etika dan teori utilitas yang artinya bahwa tujuan hukum itu selain untuk mencapai keadilan, juga harus mementingkan kemanfaatan/faedah orang terbanyak.Tujuan hukum berdasarkan pada teori terakhir, salah satu pemikir yang menganut paham ini adalah Utrecht, yang menyatakan bahwa tujuan hukum itu mesti ditekankan kepada fungsi hukum yang menurutnya adalah untuk menjamin kepastian hukum ( rechtszekerheid) yaitu baik masyarakat maupun para anggotanya harus tahu hak dan kewajibannya yang dijamin oleh hukum secara pasti.Secara singkat, hukum merupakan suatu nilai-nilai, norma-norma dan kaidah-kaidah yang menjadi peraturan hidup didalam suatu masyarakat, yang bersifat mengendalikan, mencegah, mengikat dan memaksa dengan tujuan untuk menciptakan ketertiban dan keadilan serta menjadi sarana perubahan didalam masyarakat dan apabila dilanggar memiliki sangsi, berwujud melalui badan-badan yang menjamin berjalannya proses penegakan nilai, norma dankaidah tersebut.Sosiologi Hukum lahir dari hasil pemikiran para ahli pemikir, baik di bidang hukum, ilmu hukum maupun sosiologi. Istilah Sosiologi Hukum pertama kali dipergunakan oleh Anzilotti pada tahun 1882. Istilah sosiologi hukum dipopulerkan oleh Roscoe Pound, Emile Durkheim, Eugene Ehrlich, Mark Weber, dan Karl Llewellyn.

Sejarah Sosiologi HukumDominasi tradisi pemikiran hukum analitispositivis sejak abad kesembilan belas perlahanlahan dihadapkan pada pemikiran yang menempatkan studi hukum tidak lagi berpusat pada perundangundangan, melainkan dalam konteks yang lebih luas yaitu, memungkinkan hukum itu juga dilihat sebagai perilaku dan struktur sosial.Perubahanperubahan didalam masyarakat senantiasa dihadapkan pada tradisi dan pemikiran yang sudah mapan, niscaya menimbulkan situasisituasi konflik. Keadaan seperti itu ditunjuk sebagai faktor yang mendorong kehadiran sosiologi hukum.Hukum alam (menurut Satjipto Rahardjo) juga merupakan basis intelektual dari sosiologi hukum. Teori hukum alam selalu menuntun kembali semua wacana dan institusi hukum kepada basisnya yang asli, yaitu dunia manusia dan masyarakat. Teori yang lebih memilih melakukan pencarian keadilan secara otentik dari pada terlibat ke dalam wacana hukum positif yang berkonsentrasi pada bentuk, prosedur serta proses formal dari hukum (tujuan hukum berdasarkan teori etika). Hukum alam atau tujuan hukum tersebut berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan citacita keadilan yang wujudnya berubahubah dari masa ke masa.Pengaruh kuat juga hadir dari sudut filsafat, yang menjadi khas adalah dari istilah Law In Action, yaitu beraksinya atau berprosesnya hukum. Menurut Pound, bahwa hukum adalah suatu proses yang mendapatkan bentuk dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dan keputusan hakim atau pengadilan. Dengan maksud yaitu kegiatan untuk menetralisasikan atau merelatifkan dogmatif hukum kedalam keadilan yang hakiki, akan tetapi tidak terlepas dari tujuan hukum yang merupakan sarana perubahan untuk mengarahkan dan membina masyarakat.Dari sudut pandang filsafat hukumAdalah adanya kebimabangan akan kebenaran dan keadilan (dalam arti kesebandingan) dari hukum yang berlaku.Dari sudut pandang sosiologiKembali pada tujuan utama kaidah hukum, yaitu untuk mengembalikan kaidah pada situasi semula (pemulihan keadaaan) sebelum terjadi kegoncangan sebagai akibat dilanggarnya suatu kaidah hukum. Dari sudut pandang hukumEksistensi dari sistem hukum juga tidak memiliki dasar-dasar metodologis untuk menjelaskan fenomena-fenomena hukum. Analisa dalam bidang hukum secara umum berpegang pada indikator-indikator dalam aturan-aturan hukum, seperti pengesahan-pengesahan atau keputusan-keputusan resmi pengadilan.Latar belakang hadirnya sosiologi hukumSoerjono Soekanto, sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris yang menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainya.Satjipto Rahardjo, sosiologi hukum adalah pengetahuan hukum pada pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.R. Otje Salama, sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainya secara empiris analitis.Definisi Sosiologi HukumProf. George Gurvitch, sosiologi hukum adalah bagian dari sosiologi manusia yang menelaah kenyataan sosial tentang hukum.J. Hall mendefinisikan sosiologi hukum sebagai ilmu pengetahuan teoritik mengenai generalisasi gejala-gejala sosial sepanjang gejala itu menyangkut: isi, tujuan, penerapan ketantuan hukum dan akibat yang ditimbulkannya.Eugen Erlich, sosiologi hukum berusaha membuktikan teori bahwa titik berat perkembangan hukum bukan berada dalam perundang-undangan, bukan pula pada keputusan pengadilan dan juga bukan di dalam ilmu hukum tetapi dalam kehidupan masyarakat.Dalam The Dictionary of Sociology menyebutkan bahwa soiologi hukum adalah studi tentang konsep sosiologi berkaitan dengan lembaga-lembaga hukum. Fokus studi sosiologi adalah norma sosial, maka analisi sosiologi menganai aturan hukum menjadi perhatian pokok. Analisis terhadap tindakan kriminal, peranan ahli hukum, hakim, hakim anggota dan sebagainya dan bagaimana hubungannya dengan struktur sosial menjadi aspek yang penting dalam sosiologi hukum.Secara ringkas sosiologi hukum dapat diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara hukum dengan gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat, yang didalamnya mengkaji secara analitis dan empiris suatu perilaku dan gejala sosial di masyarakat menjadi sumber bagi terbentuknya suatu hukum serta dampak (berupa perubahan perilaku dan gejala sosial didalam masyarakat) yang timbul akibat berlakunya suatu hukum.Pola-pola perikelakuan (hukum) warga masyarakat.Hubungan timbal balik antara perubahan-perubahan dalam hukum dengan perubahan-perubahan sosial budaya. (dalam Soekanto, 2006:12)Ruang Lingkup Sosiologi HukumSecara lebih rinci yang termasuk kedalam ruang lingkup sosiologi hukum adalah sebagai berikut:Gejala sosial yang berakibat tindakan melawan hukum.Tindakan mentaati/ tidak mentaati hukum.Tindakan melakukan upaya hukum, baik di tingkat kepolisian, kejaksaan , pengadilan.Penafsiran masyarakat terhadap hukumSosiologi hukum tidak memberikan penilaian melainkan mendekati hukum dari segi obyektifitas semata dan bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap fenomena hukum yang nyata.Hukum sebagai produk penafsiran masyarakat.Hukum tidak terlalu mementingkan hubungan yang intens antara tujuan dan cara mencapai tujuan. Karena itu, hukum lebih berkepentingan dengan apa yang telah terjadi dan yang sedang terjadi. Banyak putusan hukum yang tidak melihat jauh kedepan.Hukum lebih menekankan hal-hal yang khusus/individual sedangkan sosiologi hukum lebih menekankan pada kelompok masyarakat.Putusan hukum bersifat ini atau itu, ada atau tidak ada sama sekali, sedangkan sosiologi hukum melihat bahwa putusan yang dibuat bersifat kompromistis.Konsekuensi hukum tetap valid meskipun tidak pernah terwujud dalam kenyataan, sedangkan menurut sosiologi hukum jika akibat yang dituju tidak pernah terwujud, hipotesis dianggap tidak benar.Hukum berbicara benar-salah, baik-buruk, sah-tidak sah, kebenaran hukum bersifat normatif. Sosiologi hukum bersifat bebas nilai.Perbedaan Hukum dan Sosiologi HukumSosiologi Hukum berusaha untuk memberikan deskripsi terhadap praktek hukum baik oleh penegak hukum maupun masyarakat. Bertujuan untuk menjelaskan dan mengungkapkan gejala sosial yang merupakan akibat dari hukum serta gejala sosial yang menjadi sumber dari suatu hukum.Menguji kesahihan empiris dari suatu peraturan atau pernyataan hukum.Sosiologi hukum tidak melakukan penilaian terhadap hukum, tapi menjelaskan gejala sosial yang membentuk hukum dan dibentuk oleh hukum.

Karakteristik Kajian Sosiologi HukumSosiologi hukum berguna untuk memberikan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap hukum di dalam konteks sosialPenguasaan konsep-konsep sosiologi hukum dapat memberikan kemampuan-kemampuan untuk mengadakan analisis terhadap efektivitas hukum dalam masyarakat, baik sebagai sarana pengendalian sosial, sarna untuk mengubah masyarakat dan sarana untuk mengatur interaksi sosial agar tercapai keadaan-keadaan sosial tertentu.Sosiologi hukum memberikan kemungkinan kemungkinan serta kemampuan untuk mengadakan evaluasi terhadap efektivitas hukum didalam masyarakat. (dalam Soekanto, 2006:26)Kegunaan Sosiologi HukumHukum dan Sistem Sosial MasyarakatPersamaan dan Perbedaan sistem-sistem hukumSifat sistem hukum yang dualistisHukum dan kekuasaanHukum dan nilai-nilai sosial budayaKepastian hukum dan kesebandinganPeranan hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakatMasalah-masalah yang disoroti Sosiologi HukumSoekanto, Soerjono. 2006. Pokok Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Podgorecki, Adam dan Whelan, Charistoper J. 1987. Pendekatan Sosiologis Terhadap Hukum. Jakarta: Bina Aksara.Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Jonson, Alvin S. 1994. Sosiologi Hukum. Jakarta: Renika Cipta.Anwar, Yesmil dan Adang. 2008. Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta: Grasindo.Nonet, Philipe dan Selznick, Philip. 2008. Hukum Responsif. Bandung: Nusa Media.Unger, Roberto M. 2007. Teori Hukum Kritis: Posisi Hukum Dalam Masyarakat Modern. Bandung: Nusa Media.Susanto, Astrid S. 1985. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Binacipta.Ali, Achmad. 1996. Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis. Jakarta: Chandra Pratama.Friedman, Lawrence M, 2009. Sistem Hukum: Perspektif Ilmu Sosial. Bandung: Nusa Media.Rahardjo, Satjipto. 2009. Hukum dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Genta Publishing.Rahardjo, Satjipto. 2010. Sosiologi Hukum. Yogyakarta: Genta Publishing.Daftar pustaka