Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

28
Askep Resiko Bunuh Diri

description

askep bunuh diri

Transcript of Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Page 1: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Askep Resiko Bunuh Diri

Page 2: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Contoh kasusTn. B berusia 35 tahun, bekerja di sebuah

perusahaan swasta bernama PT. Begung. Status menikah, tapi belum memiliki anak. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami masalah, akibatnya sebagian besar para pekerjanya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk salah satunya Tn. B. Akibatnya kondisi keuangan Tn. B memburuk, sehingga membuat istrinya meminta cerai karena Tn. B tidak bisa memberikan nafkah lagi kepada istrinya. Dan Tn. B pun menjadi putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Page 3: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

1. Identitas Pasien Nama Lengkap : Tn. BUsia : 35 tahun Jenis Kelamin : Laki-lakiStatus : KawinAlamat : Kediri, Lobar

2. Alasan Masuk Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri

di kamar mandi rumah pasien

3. Faktor PredisposisiKlien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di

PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja dan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa.

Page 4: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

4. Faktor PresipitasiKlien mengatakan hidupnya tak berguna lagi

dan lebih baik mati saja

5. FisikAda bekas percobaan bunuh diri pada leher

dan pergelangan tanggan, BB pasien menurun dan klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit. N: 80x/mnt, TD 120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 56 Kg dan TB 170cm.

Page 5: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

6. Psikososial 1. Genogram 2. Konsep diriGambaran Diri: Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi

dari dirinya.Identitas:Klien sudah menikah mempunyai seorang istri.Peran Diri:Klien adalah kepala rumah tangga dengan 3

orang anak yang masih kecil-kecilIdeal Diri:Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah

pulang/sembuh klien bingung harus mendapat pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarga dan bagaimana membangun keluarganya seperti dulu.

Harga Diri:Klien Agresif, bermusuhan, implisif, depresi dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

Page 6: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

3. Hubungan SosialMenurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah

Tn. B teman sekamar yg satu agama. Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya, klien sering diam, menyendiri, murung dan tak bergairah ,jarang berkomunikasi dan slalu bermusuhan dengan teman yang lain, sangat sensitive.

4. Spiritual Nilai dan keyakinan: pasien percayaakan adanya Tuhan

tetapi dia sering mempersalahkan Tuhan atas hal yang menimpanya.

Kegiatan ibadah: Klien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Page 7: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

7. Status Mental Penampilan:pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh,

rambut tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan.

Pembicaraan:Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan

pendek, afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam, terkadang terjadi blocking.

Aktivitas Motorik:Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas

Alam Perasaan Putus asa

AfekDatar , tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan

Page 8: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Interaksi selama wawancara:Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang

lawan bicara saat berkomunikasi.

PersepsiKlien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara ataubayangan-bayangan yang menyuruh klien melakukansesuatuperbuatan.

Proses pikirPada saat wawancara klien mengalami sirkumtansial, yaitu

pembicaraan berbelit -belit

Isi pikir Klien tidak pernah mempunyai pikiran yang aneh-aneh yang

dirasakan saat ini hanya gelisah menunggu kedatangan keluarga.

Page 9: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Tingkat KesadaranKlien tampak bingung dan tidak terfokus.MemoriKlien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka

panjang dan jangka pendek karena dia masih ingat peneyebab dia masuk RS.

Tingkat kosentrasi dan berhitungtidak mampu berkonsentrasi lama dan sering

memutuskan pembicaraan secara sepihak, mampu berhitung.

Tilikan Klien menyalahkan tuhan atas hal yang menimpanya

Page 10: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

8. Persiapan Pulang  Makan             : klien mampu makan sendiri dan mandiri BAB/BAK      : Klien mampu BAB/BAK di temaptnya Mandi              : Klien mampu mandi 2x sehari dengan mandiri Berpakaian      : klien mampu mengambil, memilih dan memakai pakaian Istirahat dan tidur:Tidur siang dari jam 13.30-15.00Tidur malam 22.00-04.00 Penggunaan obat: Klien mampu untuk meminum obat tanpa bantuan

orang lain tetapi masih belum mengerti untuk penggunaan obat yang benar

Pemeliharaan kesehatan: setelah pulang nanti klien akan berusaha control rutin.

Aktivitas dalam rumah : mandiri tanpa bantuan oang lain  Aktivitas diluar rumah : klien pergi keluar rumah dengan menggunakan

motor secara mandiri

Page 11: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

9. MEKANISME KOPINGMal adaptif :, menarik dan mengisolasikan

diri, tidak menggunakan, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya, klien tidak mau melakukan aktifitas.

Page 12: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

10. MASALAH PSIKOSOSIALKlien menarik diri dan lebih suka berdiam

diri di dalam rumah, karena tidak ada lagi pekrjaan.

Page 13: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

11. PENGETAHUANKlien tidak mengetahui tentang penyakitnya,

tanda dan gejala kekambuhan, obat yang diminum dan cara menghindari kekambuhan. Pemahaman tentang sumber koping yang adaptif dan manajemen hidup sehat kurang.

Page 14: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

12. Daftar Masalah Keperawatan

NO

DATA MALADAPTIF PROBLEM

1 DS: menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.

DO: ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.

Resiko Bunuh Diri

2 DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan

DO : klien meminum cairan penyemprot nyamuk, menyayat tangannya sendiri, memukul-mukul kepala.

Resiko Menciderai Diri sendiri

3 DS : klien merasa malu karena tidak ada pekerjaan lagiDO : Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat berkomunikasi, suara pelan dan menunduk

Harga Diri rendah

Analisa data

Page 15: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Daftar masalahResiko bunuh diriResiko menciderai diri sendiriHarga diri rendah

Page 16: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri

Resiko Bunuh Diri

Harga Diri Rendah

Page 17: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

13. Diagnosa KeperawatanResiko bunuh diriResiko menciderai diri sendiriHarga diri rendah

Page 18: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

14. Rencana Tindakan KeperawatanPasien 1) Resiko menciderai diri sendiria. Tujuan umum : Klien tidak mencederai dirib. Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan

saling percayaTindakan :Perkenalkan diri dengan klien Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak

menyangkal.Bersifat hangat dan bersahabat.Temani klien saat keinginan mencederai diri

meningkat

Page 19: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

2). Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diriTujuan : Pasien tetap aman dan selamatTindakan : Jauhkan klien dari benda‑benda yang dapat membahayakan

(pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain‑lain).Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat

oleh perawat.Awasi klien secara ketat setiap saat

3). Klien dapat mengekspresikan perasaannyaTindakan:Dengarkan keluhan yang dirasakan.Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan,

ketakutan dan keputusasaan.Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana

harapannya.Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan

arti  penderitaan, kematian, dan lain‑lain.Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang

menunjukkan keinginan untuk hidup.

Page 20: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

4). Klien dapat meningkatkan harga diriTindakan:Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi

keputusasaannya.Kaji dan kerahkan sumber‑sumber internal individu.Bantu mengidentifikasi sumber‑sumber harapan (misal:

hubungan antar sesama, keyakinan, hal‑hal untuk diselesaikan).

5). Klien dapat menggunakan koping yang adaptifTindakan:Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman‑pengalaman yang

menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.).

Bantu untuk mengenali hal‑hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan

 pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.

Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif.

Page 21: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

6). Klien dapat menggunakan dukungan sosialTindakan:Kaji dan manfaatkan sumber‑sumber ekstemal

individu (orang‑orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).

Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).

Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling  pemuka agama).

Page 22: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Keluarga1). Tujuan: Keluarga berperan serta

melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri.

Tindakan:Menganjurkan keluarga untuk ikut

mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan pasien sendirian

Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya disekita pasien

Mendiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering melamun sendiri

Menjelaskan kepada keluarga pentingnya passion minum obat secara teratur.

Page 23: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

2). Tujuan: keluarga mampu merawat pasien dengan resiko bunuh diriTindakan:a. Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah muncul

pada pasien Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien

beresiko bunuh diri

b.Mengajarkan keluarga tentang cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri. Mengajarkan keluarga tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien

memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri. Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain: Memberikan  tempat yang aman. Menempatkan pasien ditempat yang mudah di

awasi, jangan biarkan pasien mengunci diri dikamarnya atau jangan meninggalkan pasien sendirian dirumah

Menjauhkan barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri, seperti tali, bahan bakar minyak/bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti racun nyamuk atau racun serangga.

Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apa bila ada tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukkan tanda dan gejala untuk bunuh diri.

Menganjurkan keluarga untuk malaksanakan cara tersebut diatas.

Page 24: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

c. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apa bila pasien melakukan percobaan bunuh diri, antara lain:

Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut

Segera membawa pasien kerumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan bantuan medis.

d. Mencari keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien

Memberikan informasi tentang nomor telpon darurat tenaga kesehatan

Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/control secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya

Menganjurkan keluarga uuntuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar pemberian obat.

Page 25: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

15. Implementasi & EvaluasiNo Tanggal/jam Diagnosa

KeperawatnImplementasi Evaluasi

1. 10/4/2010PK.10.00 WIB

Resiko bunuh diri Sp I Pasien1.      Membina hubungan saling percaya dengan klien2.      Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien3.      Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien.4.      Melakukan kontrak treatment5.      Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri

S :Klien mengatakan sudah mencoba belajar berkenalan namun masih enggan untuk dilakukan

O:Klien aktif dan memperhatikan selama latihan berkenalan dengan perawat

Page 26: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Sp II Pasien

1.      Mengidentisifikasi aspek positif pasien2.      Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri sendiri3.      Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga

Sp III Pasien1.      Mengidentisifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien2.      Menilai pola koping yng biasa dilakukan3.      Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif4.      Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif5.      Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian

O:Klien aktif dan memperhatikan selama latihan berkenalan dengan perawat

Page 27: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

Sp IV Pasien1.      Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien2.      Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis3.      Memberi dorongan pasien melakukan kehiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis

SP 1 Keluaga1.      Mendiskusikan massalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien2.      Menjelaskan pengertia, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis prilaku yang di alami pasien beserta proses terjadinya3.      Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya.

A:Klien sudah tahu cara berkenalan dengan menyebutkan nama,asal,hobi

Page 28: Persentasi Askep Resiko Bunuh Diri

SP II Keluarga1.      Melatih keluargamempraktekan cara merawat pasien dengan resiko bunuh diri2.      Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko bunuh diri.

SP III Keluarga1.      Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dirumah termasuk minum obat\2.      Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga

P:Lanjutkan berkenalan dengan orang lai