Persamaan Radar
Transcript of Persamaan Radar
TUGAS
PERSAMAAN RADAR
OLEH:
Nama: SATRIA TEGAR PUTRA
BP: 1001053035
Kelompok: 3
PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI MULTIMEDIA
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2013
Bab 3
Persamaan Radar
3.1 Pengantar Persamaan Radar
Sebelum informasi tujuan dapat diekstrak dari sebuah sinyal echo, sinyal tersebut
harus cukup besar untuk mengatasi pengaruh dari sebuah interference (gangguan). Persamaan
radar digunakan untuk memperkirakan daya echo dan daya interference untuk membantu
dalam membuat sebuah ketetapan atau apakah kondisi ini tidak pernah dijumpai. Berikut
adalah penggunaan persamaan radar:
Membantu dalam membuat sebuah sistem radar untuk memenuhi spesifikasi
deteksi bidang oleh pengguna.
Menentukan hubungan antara daya sinyal terima, radar dan parameter tujuan.
Menggambarkan daya terima dari sumber gangguan, termasuk noise panas,
kekacauan, macet, dan EMI
Menyediakan cara for menentukan rasio signal-to-interference, dan
menentukan rentang maksimum pada sasaran yang mana saja yang
memberikan RCS akan menghasilkan rasio signal-to-interference yang lebih
spesifik.
Beberapa akibat parameter sinyal dan gangguan daya terimaoleh sistem radar:
Pengoperasian parameter sebuah radar, termasuk daya transmisi, energi
transmisi, bentuk gelombang transmisi, gain antena dan apertur
efektif,performa penerima noise, sistem radar loss, dan signal-to-interference
minimum untuk dideteksi.
Parameter tujuan, termasuk radar cross-section (RCS), ketidaktetapan
RCS,dan rentang sasaran.
Parameter media perambatan, termasuk penyerapan energi RF oleh gas dan
penyebaran energi RF oleh partikel dalam sebuah media.
Pada Ch1 sudah ditunjukan bagaimana sinyal berjalan selama proses transmisi,
merambat lurus, pemantulan, perambatan kemudian kembali menyebar, dan penangkapan. Itu
sudah diduskusikan pada persamaan 1-22, bentuk dari persamaan radar. Persamaan itu,
bagaimanapun, sudah menjadi kondisi yang spesial. Bagian ini mengembangkan dan
menyamaratakan, mengisi bagian yang hilang, dan akhirnya pada bidang persamaan radar
digunakan untuk membedakan radar dan keadaan. Masih banyak lagi bentuk persamaan radar
dibandingkan yang ada di sini, meskipun bagian ini tremasuk yang paling umum dan
berguna. Setelah mempelajari materi ini, satu yang harus dapat diperoleh adalah hubungan
dengan kondisi lain yang tepat.
Catatan, meskipun itu memungkinkan untuk menentukan penghitungan rasio
signal-to-interference dan rentang deteksi dengan ketelitian yang baik, beberapa angka
penyelesaiaan signifikan. Banyak yang tidak pasti didalam sistem yang sudah ada , sasaran,
parameter perambatan, jika tidak bekerja, dapat menyebabkan jawaban menjadi tidak pasti
dengan 10%, 20%, atau lebih.
Persamaan radar ini bagus, meskipun untuk menunjukan bagaimana mengubah
parameter atau pembuatan efek performa sistem. Sebagai contoh, jika sebuah target dideteksi
didalam noise pada rentang 50 mi, mengurangi RCS target oleh sebuah unsur dari 10 hanya
akan mengurangirentang deteksi dengan sebuah unsur 101/4 ke 28 mi. Bagaimanapun jika
sebuah interference adalah kekacauan laut dan target sebenarnya dideteksi ke 20 mi,
mengurangi RCS 1/10 dari nilai penurunan rentang deteksi didalam kekacauan yang sama
dengan 101, ke 2 mi.
3.2 Ringkasan Persamaan Radar.
Memperkirakan performa radar menggunakan persamaan radar termasuk pilihan
pertama sebuah persamaan yang tepat. Beberapa bentuk persamaan yang dihasilkan dari
banyak perbedaan tipe target/interference yang dibuat, bentuk lain yang dihasilkan karena
beda penulis, beda penggunaan parameter dan beda cara penulisannya. Inilah alasan
meletakan ringkasan di awal pelajaran.
Bentuk yang paling familiar dari persamaan radar adalah untuk tempat interferen
sasaran dengan membangkitkan noise panas pada penerima radar. Bentuk ini telah
didiskusikan pada Ch.1. Persamaan 1-22,1-26, dan 1-27 yang telah dikombinasikan di sini
sebagai persamaan 3-1:
S/N = PT G2 λ2 σ
(4π)3 R4 LS LA K T0 B F
PT = daya transmisi maksimum (Watts)
G = gain antenna
σ = Target RCS (m2)
λ = panjang gelombang (m)
R = rentang jarak dari radar ke target (m)
LS = loss sistem
LA = loss perambatan garis edar
K = konstanta Boltzmann’s (1.38 x 10-23 j/°K)
T0 = 290° K
B = bandwidth (Hertz)
F = unsur sistem noise
Rasio signal-to-noise sebanding dengan daya pengiriman, sebanding dengan RCS
target, dan berbanding terbalik dengan daya keempat dari rentang, seperti yang sedang
ditunjukan. Bagaimanapun persamaan 3-1 benar hanya jika target adalah point target dan jika
interference berdiri sendiri pada range seperti noise yang dihasilkan didalam bersama dengan
radar. Sebuah unsur untuk no-point target dan bentuk lain dari interference berbeda.
Point target adalah yang mana secara total terkandung didalamnya resolusi cell radar
(gambar 3.1). Banyak radar gelombang mikro membaca target (sasaran) sebagai point
(tempat). Kecuali termasuk radar pemetaan tanah resolusi tinggi, radar diagnosis (yang mana
target peta untuk menentukan penyebaran), dan radar laser. Radar ini biasanya membaca
target sebagai area target, yang mana lebih besar daripada resolusi cel dan mengenai area
terbatas yang disinari.
Gambar 3.1
Tambahan, rentang deteksi dari beberapa radar, termasuk radar militer digunakan
didalam lingkungan musuh, jarang dibatasi oleh dengan menghasilkan noise didalamnya.
Dalam hal ini, kekacauan dan ECM biasanya terbatas. Untuk yang lainnya seperti radar air
traffic control, pada akhirnya mungkin bisa terbatas atau tidak oleh noise, tergantung
mengenai rentang target, pada jarak dekat, kekacauan terbatas pada jarak yang jauh, yang
merupakan noise.
Tabel 3-1 meringkaskan akibat dari berbagai macam sistem dan parameter target
pada rasio signal-to-interference dan rentang deteksi. Ini menunjukan seberapa banyak
parameter ini berakibat pada performa sistem dan melayani sebagiai basis untukmengikuti
diskusi.
Catatan dan defenisi untuk tabel 3-1: masing-masing situasi pada tabel 3-
1menggambarkan penuh dalam memberikan bagian pada kolom terakhir tabel.
Aturan jarak adalah hubungan antara rentang target dan rasio signal-to-
interference. Sebagai contoh, untuk sebuah point target didalam noise (R-4),
penggandaan jarak dikarenakan S/N turun ke 1/16(2-4) dari nilai yang
sebenarnya.
Tabel tersebut menyimpulkan sebuah antena tunggal (single). Jika dua antena
digunakan mengganti G dengan GTGR (GT adalah gain antena pengirim, GR
gain antena penerima).
A. Didalam noise dihasilkan penerima radar. Nilai ini berdiri sendiri dari
rentang target.
B. Sebuah area sudut sempit target adalah satu-satunya yang lebih luas daripada
resolusi cell radar dan yang telah ditunjukan dari sudut sempit yang disentuh
(gambar 3-2). RCS ini berdiri sendiri di area dalam resolusi cell. Sebuah
contoh didepan pesawat terbang yang sedang terbang rendah terdapat laut
Gambar 3.2 Defenisi area sudut sempit
Gambar 3.3 Defenisi area sudut luas
C. Sebuah area sudut luas target (gambar 3.3) adalah satu-satunya yang lebih
luas dibandingkan resolusi cell (RCS berfungsi di daerah yang disinari),
seperti yang telah ditunjukan pada dasarnya target tegak lurus terhadap
bidangnya.Seperti yang telah ditunjukan oleh radar tempat yang tegak lurus
(dengan radar pengukur ketinggian) adalah area sudut luas target.
D. Volume target lebih besar dibandingkan resolusi cell radar. Ini berbeda dari
target area yang memiliki 3 dimensi dan RCS ini berdiri sendiri dengan
volume dariresolusi cell yang berisi target (gambar 3.4). Yang berhubungan
dengan volume target adalah cuaca dan chaff (bentuk dari ECM).
Gambar 3.4 Defenisi volume target
E. Kekacauan area tdak dicari gangguan sinyalnya dari sebuah target area.Hal
yang paling berhubungan dengan kekacauan area ini datang dari tanah dan
laut. Jika ditunjukan dari sudut sempit, ini merupakan kekacauan area sudut
sempit (gambar 3.2).
F. Kekacauan area sudut luas berasal dari sumber yang sama pada kekacauan
area sudut sempit (tanah dan laut), tetapi yang ditunjukan berasal dari sudut
luas (gambar 3.3).
G. Kekacauan volume adalah sesuatu yang tidak dicari gangguan sinyalnya dari
volume target yang menyerupai seperti hujan dan salju (gambar 3.4).
H. Self-protection jamming (SPJ) adalah gangguan sinyal yang sengaja
dipancarkan oleh pembawa radar yang mencoba untuk mendeteksi (gambar
3.5). Ini biasanya diketahui sebagi self-screening jamming.
I. Stand of jamminh (SOJ gambar 3.6) adalah gangguan sinyal yang sengaja
dipancarkan oleh pembawa lain yang lebih dari satu radar yang mencoba
mendeteksi. Pembawa jamming ini biasanya dijauhkan dari luar jarak
pertempuran dari anti-radiation missiles musuh (ARMs).
J. Penambahan adalah sebuah metode untuk menghasilkan kembali radar dari
radar yang disinari sinyal sendiri. Ini memiliki beberapa fungsi, termasuk
membuat target lebih terlihat luas dibandingkan yang sebenarnya (sebagai
conto:target pesawat tanpa awak yang kecil dapat mensimulasikan
pengeboman musuh), dan SPJ. Gambar 3.7 melihatkan penambahan yang
sederhana. Jika ini digunakan untuk meningkatkan sedikit RCS
target,pembatas penghalang menghilang. Untuk jamming, pembatas
penghalang mungkin mengandung rangkaian delay (untuk tipuan jarak) atau
pergeseran frekuensi (tipuan Doppler)
Gambar 3.5 SPJ
Gambar 3.6 SOJ
Gambar 3.7 Penambahan (Augmentasi)
3.3 Point Target Pada Noise
Pengembangan dari dasar persamaan radar untuk point target pada noise sudah
dimulai pada bagian: 1-4, dan penyelesaiannya pada persamaan 1-22, diulang lagi di sini
sebagaipersamaan 3-2
PR = PT Gσ AE (watt) (3-2)
(4π)2 R4rence
Persamaan 3-2 memberikan daya sinyal terima dari target. Jika daya terima dari
sumber gangguan diketahui, rasio signal-to-interference (biasanya rasio daya) ditemukan oleh
pembagiandaya sinyal dengan daya gangguan (interference).
S/I = PR = PT Gσ AE (3-3)
PI (4π)2 R4 PI
S/I = rasio signal-to-interference
PI = level daya interference pada tempat yang sama didalam system daya
Terima yang diambil
Persamaan 3-3 terlihat sederhana saat menentukan rasio penerimaan signal-to-
interference dari parameter radar, parameter target, dan jarak. Ini digunakan untuk benturan
tunggal pada target. Terkadang ini berguna pada pemikiran kita untuk menampilkan kembali
versi persamaan radar ini kedalam bentuk yang sedikit berbeda, dengan menekankan pada
pengembangan ini.
S/I = PTG 1 σ 1 AE 1 (3-4)
4π R2 4π R2 P1
Radar ERP
P/A dari radar pada target
ERP target
P/A daya target pada radar
daya dari tangkapan target oleh radar
rasio signal-to-interference
Pada persamaan 3-4, radar dengan antenna tunggal diibaratkan dengan dua
perbedaan tetapi dengan parameter yang terkait, gain dan celah yang efektif.Itu merupakan
fungsi langsung yang lainnya, sebagaimana yang telah ditunjukan pada persamaan 2-68.
Diselesaikan untuk celah efektif, persamaan ini:
AE = λ2 G (m2) (3-5)
4π
AE = celah efektif antenna pada arah tertentu (m2)
λ = panjang gelombang (m)
G = Gain antenna pada arah yang sama sebagai AE
Subtitusi persamaan 3-5 sampai persamaan 3-4 memberikan bentuk persamaan
radar yang biasa menggunakan parameter antenna.
S/I = PT G2 λ2 σ (3-6)
(4π)3 R4 PI
Persamaan 3-6 merupakan loss persamaan radar untuk satu benturan (pulsa)
Loss: 3 jenis loss yang sudah ada pada radar: loss pada sistemnya sendiri, loss pada media
perambatan, dan loss dikarenakan cara perkalian sinyal. Jika mempertimbangkan persamaan
loss, persamaan radar menjadi:
PR = PT G2 λ2 σ (watt) (3-7)
(4π)3 R4 LS LA LGP
S/I = PT G2 λ2 σ (3-8)
(4π)3 R4 PI LS LA LGP
LS = loss system (>1)
LA = loss media perambatan (>1)
LGP = loss bidang tanah (bentuk ini dapat menjadi lebih rendah dibandingkan satuan,
daya peningkatan sinyal).
Kelipatan benturan: Jika pada proses yang terjadi lebih dari satu benturan, rasio signal-to-
interference dapat ditingkatkan. Fungsi ini adalah pemprosessan sinyal. Dalam hal ini,
pemprosesan gain dipilih untuk persamaan radar. Bentuk signal-to-interference persamaan
radar menjadi:
S/I = PT G2 λ2 σ GP (3-9)
(4π)3 PI LS LA LGP
GP = pemprosesan gain
Pada keadaan yang khusus dimana daya gangguan menghasilkan noise didalam,
pemprosesan gain merupakan sebuah fungsi angka dari proses benturan yang bersamaan.
Daya noise yang dihasilkan didalam radar, meskipun diambil sebagai sumber input antenna,
PNi = K T0 B F (3-10)
PNi = daya noise, diambil sebagi input antenna
K = konstanta Boltzmann’s (1.38 x 10-3 j/°K)
T0 = 290 °K
Rasio signal-to-noise untuk benturan yang berlipat yang diproses bersama adalah:
S/N = PT G2 λ2 σ GP (3-11)
(4π)3 R4 K T0 B F LS LA LGP
Pemprosesan gain untuk gangguan noise ditunjukan dibawah:
GP(N) = NL (3-12)
Li
GP(N) = proses gain to-noise
NL = nomor proses benturan bersamaan seperti yang terlihat
Li = loss integrasi
Tampilan energi dan daya rata-rata: Ini mengandung dan berguna untuk
mempertimbangkan hubungan antara lebar pulksa dan bandwidth untuk gerbang bentuk
gelombang CW. Pengulangan disini menunjukan lebar pulsa dan bandwidth timbal balik dari
yang lain:
B = 1/τ (3-13)
τ = gerbang lebar pulsa CW (detik)
B = bandwidth yang sesuai (Hertz)
Substitusi persamaan 3-12, 3-13 sampai 3-11 dan proses menjarakan kembali merupakan
bentuk paling berguna.
S/N = PT τ NL G2 λ2 σ (3-14)
(4π)3 R4 K T0 F LS LA LGP Li
Tiga unsure pertama merupakan numerator dari tampilan energy. Ini akan
ditampilkan di dalam signal-to-noise atau rasio signal-to-noise jamming yang langsung
seimbang untuk menampilkan energy, digunakan pada penurunan dari bentuk gelombang. Ini
dimaksudkan untuk S/N yang berdiri sendiri dari daya maksimum selama energy yang cukup
diproduksi, dengan kata lain lebar pulsa dapat ditukarkan untuk daya maksimum.
S/N = WL G2 λ2 σ (3-15)
(4π)3 R4 K T0 F LS LA LGP Li
Persamaan 3-15 dapat dirubah menggunakan penghubungan, jadi peranan daya rata-rata
adalah penerangan.
S/N = PAVG TD G2 λ2 σ (3-16)
(4π)3 R4 K T0 F LS LA LGP Li
PAVG = daya rat-rata (equivalent CW)
TD = tempat atau waktu yang terlihat
Menggunakan energy yang nampak dari rasio signal-to-noise adalah satu dari tiga
kunci dari kemungkinan terendah yang ditangkap radar, konsep untuk mengikuti radar yang
digunakan tanpa peringatan kehadiran musuh dari radar. LPI berdasarkan fakta target yang
bergema dideteksi sudah sempurna dengan pancaran energi dan sudah ditangkap dengan daya
maksimal. Tiga factor utama LPI adala:
Daya puncak minimum, bentuk gelombang dengan energy yang besar
Bentuk gelombang pencahayaan, dengan deteksi kolerasi berdasarkan pada kode
pencahayaan. Jika sisi lain tidak diketahui kode, radar memiliki keuntungan yang
lebih besar memproses gain daripada penghalang.
Menjaga transmitter saat tidak aktif kecuali ketika benar-benar diperlukan,
menggunakan yang biasa disebut EMCON.
Radar monostatic dengan antenna terpisah: Untuk menemukan persamaan radar pada
radar monostatic yang memiliki pengirim terpisah dan antenna penerima, subsitusi sederhana
menghasilkan gain antenna pengirim dan penerima untuk persegi pada gain antenna segitiga.
Mengganti R2 dengan GT GR (3-17)
GT = gain antenna pengirim
GR = gain antenna penerima
Rasio signal-to-noise untuk benturan berkali-kali maka menjadi:
S/N = PT GT GR λ2 σ GP (3-18)
(4π)3 R4 K T0 B F LS LA LGP
Perkiraan deteksi jarak: Salah satu yang utama dari persamaan radar adalah menentukan
jarak maksimum terutama target yang dideteksi. Untuk melengkapi ini,bentuk yang tepat dari
persamaan radar adalah penyelesaian sederhana dari jarak. Suatu saat jika ini selesai, jarak
maksimum ditemukan dimana rasio signal-to-interference minimum saat dideteksi. Jarak
maksimum saat target dapat dideteksi menjadi:
Rmax4 = PT G2 λ2 σ GP
(4π)3 PI LS LA LGP S/Imin
Rmax = jarak deteksi maksimum
S/Imin = S/I minimum untuk deteksi
Contoh signal-to-noise: Rasio signal-to-noise yang ditunjukan pada gambar, nomor dalam
tanda kurung merupakan tegangan rms sinyal dari tegangan rms noise dan akar kuadrat dari
S/N (hingga 16 db), ini akan menjadi sulit untuk dapat menempatkan deteksi threshold (garis
threshold, pada gambar) yang dapat menjadi gangguan sinyal tanpa gangguan puncak
noise.demikianlah hasil alarm yang salah.
Puncak sinyal dan noise terlihat sama kecuali untuk amplitude. Amplitudo sinyal,
setelah pemprosesan sinyal, adalah sebuah mekanisme yang mana dapat dipisahkan dari
gangguan atau interference.
Gambar 3-8 Contoh Sinyal ditambah Noise
Gain udara/bentuk loss: Faktor persamaan radar dapat dipisahkan yang melambangkan
semua parameter system yang sulit dinyatakan dalam decibel, disebut gain udara atau loss
udara, tergantung cuaca dalam penghitungan atau pecahan.