persamaan fundamental

66
BAB II (BAGIAN 1)

description

matematika

Transcript of persamaan fundamental

  • BAB II(BAGIAN 1)

  • Sistem tertutup adalah sistem yang tidak ada transfer massa antara sistem dan sekelilingdni = 0(2.1)i = 1, 2, 3, . . . 1. SISTEM TERTUTUP HOMOGEN

  • Tidak ada perpindahan internal energi melewati boundary.Semua pertukaran energi antara sistem dan sekeliling adalah dalam bentuk panas dan usaha.Total perubahan energi sekeliling sama dengan netto dari energi yang ditransfer dari atau ke sekeliling sebagai panas dan usaha

  • Hukum I dan II Termodinamika:dU T dS P dV (2.2)Untuk proses reversibel:dU = T dS P dV (2.3)Dengan T dS = dQrev : panas yang diserap sistem P dV = dWrev : usaha yang dilakukan sistem Jika interaksi berlangsung secara irreversibel:dU < T dS P dV(2.4)

  • Perubahan internal energi dapat dihitung dengan meng-integralkan pers. (2.2):(5)Jika proses berlangsung pada S dan V konstan:dUS,V 0(2.6)Proses nyata selalu menuju ke keadaan kesetimbangan.Proses nyata selalu disertai dengan pengurangan UPers. (6) merupakan kriteria keseimbangan untuk sistem tertutup

  • H U + PV (2.7)Pers. (2.7) dideferensialkan:dH = dU + V dP + P dVJika digabung dengan pers. (2.3):dH = (T dS P dV) + V dP + P dVdH = T dS + V dP(2.8)Untuk sistem tertutup pada S dan P konstan:dHP,S 0 (2.9)Definisi:dU = T dS P dV

  • Helmholtz free energy (A) adalah energi termodinamik dari suatu sistem yang dapat diubah menjadi usaha/kerja pada T dan V konstan. A = jumlah maksimum usaha/kerja yang dapat diperoleh dari suatu proses termodinamik yang berlangsung pada T dan V konstan. Besarnya usaha/kerja tersebut mencapai minimum pada kondisi keseimbangan.

  • A = U TS Diferensial:dA = dU d(TS) = dQ + dW T dS S dT = T dS P dV T dS S dTdA = S dT P dV (2.11)Untuk sistem tertutup pada T dan V konstan:dAT,V 0 (2.12)Definisi:

  • G A + PV (2.13)Definisti:Gibbs free energy mencapai nilai maksimum jika prosesnya berupa reversible process. Gibbs free energy (G) adalah energi termodinamik dari suatu sistem yang dapat diubah menjadi usaha/kerja pada T dan P konstan.

  • G = A + PV Diferensial:dG = S dT + V dP (2.14)Untuk sistem tertutup pada T dan P konstan:dGT,P 0 (2.15)

  • Jika F = F(x,y), maka diferensial total dari F adalah:dengan(2.16)

  • Diferensial lebih lanjut:(2.17)Jadi dari persamaan:Diperoleh:(2.17)(2.16)

  • Persamaan yang sudah diperoleh:dU = T dS P dV (2.3)dH = T dS + V dP(2.8)dA = S dT P dV (2.11)dG = S dT + V dP (2.14)Menurut persamaan (2.17):(2.18)(2.21)(2.20)(2.19)

  • Pers. untuk H dan S untuk fasa homogen yang paling banyak digunakan adalah jika keduanya dinyatakan sebagai fungsi dari T dan PPerlu diketahui bagaimana H dan S berubah karena perubahan T dan PInformasi ini ada dalam derivatif:

  • DERIVAT TERHADAP TENTHALPYDerivat enthalpy terhadap T diperoleh dari definisi dari CP :(2.22)

  • Jika digabung dengan pers. (2.22):(2.23)ENTROPYDerivat S terhadap T diperoleh dengan cara membagi pers. (2.8) dengan dT pada P konstan:dH = T dS + V dP(2.8)

  • DERIVAT TERHADAP PENTROPY(2.21)Derivat S terhadap P diperoleh dari pers. (2.21)

  • ENTHALPYDerivat H terhadap P diperoleh dengan cara membagi pers. (2.8)dH = T dS + V dP(2.8)dengan dP pada T konstan:Jika digabung dengan pers. (2.21):(2.24)

  • H = H(T, P)Masukkan pers. (2.22) dan (2.24)(2.25)Enthalpy sebagai fungsi T dan P:Jika dideferensialkan:

  • S = S(T, P)(2.26)Masukkan pers. (2.21) dan (2.23)Enthalpy sebagai fungsi T dan P:Jika dideferensialkan:

  • Untuk gas ideal:P Vig = RTPers. (2.25):(2.27)

  • Pers. (2.26):(2.28)

  • Informasi ini ada dalam derivatif:Bagaimana U dan S berubah karena perubahan T dan V?

  • DERIVAT TERHADAP TINTERNAL ENERGYDerivat U terhadap T diperoleh dari definisi dari CV :(2.29)

  • ENTROPYDerivat S terhadap T diperoleh dengan cara membagi pers. (2.3)dU = T dS P dV(2.3)dengan dT pada V konstan:Jika digabung dengan pers. (2.29):(2.30)

  • DERIVAT TERHADAP VINTERNAL ENERGYDerivat U terhadap V diperoleh dengan cara membagi pers. (2.3) dengan dV pada T konstan:Jika digabung dengan pers. (2.20):(2.31)

  • ENTROPYDerivat entropy terhadap V diperoleh dengan cara membagi pers. (2.3) dengan dV pada T konstan:(2.32)

  • U = U(T, V)Masukkan pers. (2.30) dan (2.31)(2.33)Jika dideferensialkan:U sebagai fungsi dari T dan VINTERNAL ENERGY

  • S = S(T, V)(2.34)Masukkan pers. (2.29) dan (2.20)S sebagai fungsi dari T dan VJika dideferensialkan:ENTROPY

  • Untuk gas ideal:P Vig = RTPers. (33):(2.35)

  • Pers. (2.34):(2.36)

  • Persamaan yang sudah diperoleh:dU = T dS P dV(2.3)U = U(S, V)dH = T dS + V dP(2.8)H = H(S, P)dA = S dT P dV (2.11)A = A(T, V)dG = S dT + V dP (2.14)G = G(T, P)Karena variabel T dan P merupakan variabel yang dapat diukur secara langsung dan mudah dikontrol, maka energi bebas Gibbs menjadi satu property termodinamik yang paling banyak digunakan.

  • Besaran yang berhubungan dengan G yang banyak digunakan adalah (G/RT).

    Jika dideferensialkan:Dengan memasukkan pers. (2.13) dan (2.14):

  • (2.37)Keuntungan:Setiap suku tak berdimensiYg di ruas kanan H, bukan SPers. (2.37) dan (2.14):dG = S dT + V dP(2.14)masih terlalu umum untuk digunakan dalam praktek.

  • Dari pers. (2.37):(2.38)(2.39)Jika G/RT diketahui sebagai fungsi dari T dan P, maka V/RT dan H/RT dapat dihitung dengan diferensiasi sederhana.

  • Tidak ada metoda eksperimen untuk pengukuran G atau G/RT !!Definisi dari residual Gibbs energy:GR = G Gig Sedangkan untuk besaran yang lain:(2.40)

  • Secara umum:MR = M Mig (2.41)M adalah extensive thermodynamic property seperti V, U, H, S atau GPers. (2.36) untuk gas ideal:

  • Dari pers. (2.42) dapat diturunkan:(2.43)(2.44)Residual Property:(2.42)

  • Residual Gibbs energy:GR = HR T SRResidual entropy diturunkan dari pers. tersebut:(2.45)Untuk T konstan, pers. (2.42) menjadi:(T konstan)(2.42)

  • Integrasi dari P = 0 sampai P = P:(T konstan)Dengan memasukkan pers. (2.40):(T konstan)(2.46)Batas bawah untuk integrasi GR/RT adalah P = 0, karena ini merupakan kondisi untuk gas ideal.

  • Dengan menggabung pers. (2.46) dengan (2.44):(T konstan)(2.47)Residual entropy diperoleh dengan memasukkan pers. (2.46) dan (2.47) ke pers. (2.45): (T konstan)(2.48)(2.44)

  • H = Hig + HRS = Sig + SR(2.49)(2.50)ENTHALPY DAN ENTROPY UNTUK GAS NYATA

  • 4.1. RESIDUAL PROPERTY DARI PERS. VIRIAL Untuk pers. virial 2 suku:Dari pers. (2.46):Diperoleh:(2.51)(T konstan)

  • (2.44)Jika pers. (2.51) dimasukkan ke pers. (2.44):akan diperoleh:Substitusi pers. (2.51) dan (2.52) ke pers. (2.45)(2.52)(2.53)

  • Pers. (2.46), (2.47) dan (2.48) tidak bisa digunakan untuk persamaan keadaan dengan P eksplisit. Oleh karena itu harus diubah bentuknya agar V menjadi variabel integrasi.(T konstan)(T konstan)(T konstan)(2.54)4.2. RESIDUAL PROPERTY DARI PERS. KUBIK

  • Jika pers. (2.54) dimasukkan ke (2.46):Pada persamaan di atas, batas bawah integrasi adalah P = 0. Ini merupakan kondisi gas ideal:P = 0 V = Z = 1

  • (2.55)Yang harus diingat adalah bahwa integrasi ini dievaluasi pada kondisi T konstan.

  • Persamaan untuk HR diturunkan dari pers. (2.42):(2.42)Selanjutnya pers. (2.40) dimasukkan, maka akan diperoleh:

  • Persamaan terakhir dibagi dengan dT dengan V konstan:(2.56)

  • (2.56a)

  • Suku terakhir di ruas kanan pers. (2.56) merupakan hasil penurunan pers. (2.55) terhadap T pada V konstan:(2.55)(2.56b)

  • Pers. (2.56a) dan (2.56b) dimasukkan ke pers. (2.56):(2.57)

  • (2.55)Persamaan keadaan bentuk kubik:

  • Untuk suku-suku yang berada dalam integral:Jika diintegralkan akan diperoleh:(2.58)

  • Jika pers. terakhir dimasukkan ke pers. (2.58):(2.59)Pers. (2.59) ini merupakan pers. untuk GR yang di-turunkan dari pers. keadaan kubik.

  • Untuk menghitung HR digunakan pers. (2.57):(2.57)

  • Integrasi pada pers. (2.57):

  • Jika persamaan terakhir dimasukkan ke pers. (2.57):(2.60)Pers. (2.60) ini merupakan pers. untuk HR yang di-turunkan dari pers. keadaan kubik.

  • (2.45)SR dihitung dengan menggunakan persamaan (2.45):(2.61)

  • CONTOH SOALHitung HR dan SR untuk gas n-butana pada 500K dan 50 bar dengan menggunakan persamaan RK.PENYELESAIANUntuk persamaan RK: = T = 1 = 0

    a = 0,42748b = 0,08664Untuk gas n-butana:Tc = 425,1 KPc = 37,96 bar

  • =290.026.312V dihitung dengan cara iteratif terhadap persamaan: Tebakan awal:

  • iVi-1Vierror1831.40655.252.69E-012655.25602.978.67E-023602.97583.383.36E-024583.38575.441.38E-025575.44572.125.80E-036572.12570.712.46E-037570.71570.111.05E-038570.11569.864.48E-049569.86569.751.91E-0410569.75569.708.17E-05

  • Pada iterasi ke-10 diperoleh hasil V = 569,7 cm3/mol

  • = 1,0833HR = (8,314) (500) ( 1,0833) = 4.503,3 J mol-1

  • = 0,78735SR = (8,314) ( 1,0833) = 6.546 J mol-1

    ******************************************************************