PERS , kasus PKN ^^
-
Upload
mitha-ye-es -
Category
Documents
-
view
1.904 -
download
7
description
Transcript of PERS , kasus PKN ^^
NAMA KELOMPOK
Aryl Dwi FajriawanDhuha Ramadhani
Erba AfidotamaKartika LuthfiyahMitha Yulia Sari
Peranan Pers dalam Kehidupan Masyarakat Demokratis
1. Pengertian
Secara etimologi istilah Pers berasal dari Bahasa Inggris “press” “to press”, yang berarti menekan. Dalam arti luas, pers menyangkut media massa
Menurut Undang - undang
• UU No. 21 Tahun 1982
Pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penelitian yang teratur waktu terbitnya, dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan alat – alat milik sendiri berupa percetakan, alat – alat foto, klise, mesin – mesin stensil, atau alat – alat teknik lainnya.
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
UU No. 40 tahun 1999
Teori Tentang Pers
Teori Pers Otoritarian
Teori Pers Libertarian
Teori Tanggung Jawab Sosial
Teori Pers Komunis
Teori Pers Otoritarian
Adalah teori yang menganggap negara merupakan ekspresi tertinggi dari organisasi kelompok manusia, mengungguli masyarakat dan individu.
Negara => sesuatu yang terpenting dalam membangun dan mengembangkan manusia seutuhnya.
Keberadaan pers sepenuhnya bertujuan untuk mendukung pemerintah yang bersifat otoritas. Dengan demikian, pers merupakan alat penguasa untuk menyampaikan keinginan kepada rakyat.
Prinsip Utama Teori Pers Otoritarian
1. Media selamanya harus tunduk kepada penguasa yang ada
2. Penyensoran dapat dibenarkan3. Kecaman terhadap para penguasa
atau terhadap penyimpangan dari kebijakan resmi tidak dapat diterima
4. Wartawan tidak mempunyai kebebasan di dalam organisasinya
Teori Pers LibertarianMerupakan reaksi terhadap Teori Pers Otoritarian. Jika di Teori Otoritarian menekankan pada negara, maka teori Libertarian kebalikannya, yaitu tekanan diberikan kepada individu dan masyarakat yang kelak melahirkan pemikiran tentang demokrasi.
Teori Libertarian beroendapat bahwa pers harus memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk membantu manusia mencari dan menemukan kebenaran yang hakiki yaitu melalui pers.
Menurut teori ini, pers merupakan sarana penyalur hati nurani rakyat untuk mengawasi dan menentukan sikap terhadap kebijakan pemerintah, karna pers bukanlah alat kekuasaan pemerintah.
Tugas Pers Libertarian
Menurut Krisna Harahap :1. Melayani kebutuhan kehidupan
ekonomi2. Melayani kebutuhan kehidupan
politik3. Mencari keuntungan4. Menjaga hak warga negara5. Memberi hiburan
Teori Tanggung Jawab Sosial
Merupakan cara protes terhadap teori Libertarian yang mengajarkan kebebasan mutlak, yang dianggap telah menimbulkan kemerosotan moral masyarakat.Dasar pemikirannya yaitu kebebasan pers harus disertai dengan tanggung jawab kepada masyarakat.Menurut teori ini, kebebasan pers harus dibatasi oleh dasar moral, etika dan hati nurani insan pers.Prinsip dasar pandangannya yaitu bahwa kemerdekaan pers harus disertai dengan kewajiban-kewajiban, antara lain untuk bertanggung jawab kepada masyarakat.
Prinsip Utama Teori Tanggung Jawab Sosial
1. Media mempunyai kewajiban tertentu kepada masyarakat2. Kewajiban tersebut dipenuhi dengan menetapkan standar yang
tinggi atau profesional3. Media mengatur diri sendiri dalam kerangka hukum dan lembaga
yang ada4. Media seyogyanya menghindari segala sesuatu yang mungkin
menimbulkan kejahatan5. Media bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan6. Masyarakat diberi kesempatan yang sama dalam mengemukakan
dan hak untuk menjawab7. Masyarakat memiliki hak menerapkan standar prestasi yang tinggi
dan intervensi dapat dibenarkan untuk mengamankan kepentingan umum.
Teori Pers Komunis
Teori beranjak dari ajaran Karl Marx yaitu Marxisme/Komunisme.Dalam teori ini, Pers merupakan alat pemerintah dan bagian integral dari negara, sehingga pers harus tunduk kepada pemerintah.Pers Komunis berfungsi sebagai alat untuk melakukan “indoktrinasi massa”.F. Rachmadi menyatakan bahwa dalam hubungan dengan fungsi, peranan pers Komunis sebagai alat pemerintah dan partai.
Ciri-ciri Teori Komunis1. Media berada dibawah pengendalian
kelas pekerja2. Media tidak dimiliki secara pribadi3. Masyarakat berhak melakukan sensor
dan tindakan hukum lainnya
Sifat Pers1. Liberal Democration Press (Pers
Demokrasi Liberal)2. Communist Press (Pers Komunis)3. Authoritarian Press ( Pers Otoriter)4. Freedom and Responsibility Press (Pers
Bebas dan Beranggung Jawab)5. Development Press (Pers Pembangunan)6. Five Foundation Press (Pres Pancasila)
Liberal Democration Press (Pers Demokrasi Liberal)
Dalam demokrasi liberal, kebebasan pers dipersepsikan sebagai kebebasan yang tanpa batas. Artinya, kritik dan komentar pers dapat dilakukan kepada siapa saja, termasuk kepada kepala negara sekali pun.
Communist Press (Pers Komunis)
Pers Komunis terbentuk karena latar belakang pemerintahan negara yang menitik beratkan pada kekuasaan tunggal, yaitu ditangani Partai Komunis. Dengan demikian, suara pers harus sama dengan suara partai komunis yang berkuasa dan wartawannya adalah orang-orang yang setia kepada partai komunis.
Authoritarian Press ( Pers Otoriter)
Pers Otoriter lahir dari negara penganut politik fasis, dimana pemerintah berkuasa secara mutlak. Pers Otoriter lahir pada saat pemerintahan Nazi Jerman, dibawah kepemimpinan Feuhrer Adolf Hitler (1936-1945). Pada sifat ini, pers dilarang melakukan kritik dan kontrol kepada pemerintah dan pers hanya untuk kepentingan penguasa.
Freedom and Responsibility Press (Pers Bebas dan Beranggung Jawab)
Istilah ini semula merupakan slogan dari negara-negara Barat, yang menginginkan kebebasan pers harus dipertanggung jawabkan kepada kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, karena negara-negara tersebut masing-masing mempunyai pandangan berbeda terhadap pengertian bebas, maka kebebasan pers di setiap negara menjadi berbeda pula, tergantung pada bobot yang dianut oleh masing-masing negara.
Development Press (Pers Pembangunan)
Istilah ini dimunculkan oleh para jurnalis dari negara-negara yang sedang berkembang (development country). Alasannya negar-negara yang sedang berkembang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan..
Batasan Pers Pembangunan
1. Pers harus dapat menciptakan iklim pembangunan di negaranya
2. Pers harus mampu mengarahkan perhatian masyarakat dari kebiasaan lama yang menjadi perilaku yang lebih maju
3. Pers harus mampu memperluas pandangan bagi masyarakatnya
4. Pers harus mampu meningkatkan aspirasi dan mendorong masyarakat berpola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik
5. Pers harus bisa memperlebar tukar pikiran dan kebijakan6. Pers harus mampu menetapkan norma sosial7. Pers harus mampu membantu secara substansial dari semua
jenis kehidupan bermasyarakat, bebangsa dan bernegara.
Five Foundation Press (Pres Pancasila)
Pers Pancasila dilahirkan di Bangsa Indonesia karena falsafah negaranya adalah Pancasila. Beberapa tokoh pers nasional memberikan batasan sifat pers Pancasila yaitu dengan melihat segala sesuatu yang proporsional. Pers Pancasila mencari keseimbangan dalam berita atau tulisanna demi kepentingan dan kemaslahatan semua pihak sesuai dengan konsensus demokrasi Pancasila.
Menurut Prof LievegoedFungsi Pers
1. Fungsi pendidikanyaitu melalui karya-karya cetaknya dengan segala isi, baik langsung atau tidak langsung dengan sifat keterbukaannya.
2. Fungsi penghubungdengan ciri universalitasnya, pers merupakan sarana lalu-lintas hubungan antara manusia.
3. Fungsi pembentuk pendapat umummelalui rubrik-rubrik dan kolom-kolom tertentu seperti tajuk rencana, pikiran pembaca, pokok dan lain-lain, pers merupakan suatu ruang untuk memberikan pandangan atau piliran kepada khayalak pembaca.
4. Fungsi KontrolPers berusaha melakukan bimbingan dan pengawasan kepada masyarakat tentang tingkah laku yang benar atau tingkah laku yang tidak dikehendaki oleh khayalak.
Fungsi Pers MenurutUndang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
1. Fungsi Menyiarkan Informasi ( To Inform)
2. Fungsi Mendidik (To Educate)
3. Fungsi Menghibur (To Entertain)
4. Fungsi memengaruhi (To Influence)
5. Fungsi Menghubungkan atau Menjembatani (To Mediate)
Peran PersPasal 6 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
19991. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.2. Menegakkan nilai-nilai dasat demokrasi.3. Mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi
manusia (HAM).4. Menghormati kebhinekaan.5. Mengedepankan pendapat umum berdasar informasi yang
tepat, akurat, dan benar.6. Melakukan pengawasan, krirtik, koreksi, ddan saran
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
7. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Prinsip-prinsip Pers
a. Idealismeartinya cita-cita, obsesi, atau sesuatu yang terus dikejar untuk dijangkau dengan segala daya dan cara yang dibenarkan menurut etika dan norma profesi yang berlaku serta diakui oleh masyarakat dan negara.
b. Komersialismeartinya pers harus mempunyai kekuatan untuk mencapai cita-cita dan keseimbangan dalam mempertahankan nilai-nilai yang diyakininya.
c. Profesionalismepaham yang menilai tinggi keahlian profesional khususnya atau kemampuan pribadi pada umumnya, sebagai alat utama untuk mencapai keberhasilan.