perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

176
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama : Biologi Oleh : Sumiati S830809222 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA

DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo

Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama : Biologi

Oleh :

Sumiati

S830809222

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA

DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo

Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

Sumiati

S830809222

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ____________ ______ NIP. 195201161980031001

Pembimbing II : Prof. Drs.Sutarno, M.Sc., Ph.D ____________ ______ NIP. 196008091986121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 195201161980031001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA

DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo

Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

Sumiati

S830809222

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Pada tanggal, ……………………….

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr. Ashadi ………………………

Sekretaris Dra. Suparmi , MA.Ph.D .……………………...

Anggota Penguji 1.Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M .Pd. ………………………

2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D ……………………....

Surakarta,…………………. Mengetahui Ketua Program Studi Pend. Sains

Direktur PPs UNS

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 195708201985031004 NIP. 19520116198003100

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sumiati

NIM : S830809222

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pembelajaran Biologi Dengan Metode TGT (Teams Games Tournaments) MenggunakanPermainan Ular Tangga dan Teka-teki silang Ditinjau Dari Memori dan Kreativitas siswa (Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011) adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Sumiati

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan petunjuk, kemudahan dan karunia sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal penelitian yang berjudul PEMBELAJARAN BOLOGI

DENGAN METODE TGT (Teams Games Tournaments) MENGGUNAKAN

PERMAINAN ULAR TANGGA DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI

MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Biologi

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Sistem koordinasi pada manusia,

Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo Tahun Pelajaran 2010/2011)

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan tesis ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

kesempatan untuk belajar pada Program Pascasarjana.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah berkenan memberikan fasilitas dalam menempuh pendidikan pada

Program Pascasarjana.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd yang telah

memberikan arahan selama penulis menyelesaikan pendidikan.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

4. Pembimbing pertama Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian

ini.

5. Pembimbing kedua Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing

kedua yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan

laporan penelitian ini.

6. Segenap dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.

7. Semua karyawan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan demi kelancaran tugas-tugas penulis.

8. Kepala Sekolah SMPN 2 Tambakrejo yang telah memberi kesempatan kepada

penulis untuk mengadakan penelitian.

9. Kepala Sekolah SMPN 2 Purwosari yang telah memberi kesempatan penulis

untuk mengadakan try out penelitian.

10. Siswa Kelas IX-B dan IX-C SMP N 2 Tambakrejo atas kerjasama yang telah

diberikan saat pengambilan data.

11. Suamiku dan putriku tersayang Qirania Zhafira, yang telah memberikan

dorongan, kasih sayang yang tulus dan doanya selama proses penyusunan tesis.

12. Bu Sri Rahayu, Bu Agin. serta Bu Puji yang talah menjadi semangat

seperjuangan dalam menempuh program pasca sarjana dan senasip

sepenanggungan dalam menyelesaikan tesis ini.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

13. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Sains Program Pascasarjana atas kerja

sama dan kekompakannya.

14. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan yang lebih

baik di sisi Allah SWT.

Karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dalam penelitian ini. Akhirnya,

semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya

pendidikan Biologi.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

halaman

JUDUL............................................................................................................... i

PERSETUJUAN .............................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

ABSTRAK ........................................................................................................ xvii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 10

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 11

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 13

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 14

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 16

A. Kajian Teori

1. Hakekat Pembelajaran .............................................................. 16

2. Pembelajaran Kooperatif.......................................................... 30

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3. Pembelajaran Kooperatif Metode TGT ................................... 35

4. Pembelajaran Kooperatif Metode TGT Ular Tangga ............ 41

5. Pembelajaran Kooperatif Metode TGT Teka-Teki Silang.... 42

6. Media Pembelajaran ................................................................. 45

7. Memori ...................................................................................... 46

8. Kreatifitas .................................................................................. 53

9. Prestasi Belajar ......................................................................... 55

10. Karakteristik Materi ............................................................... 57

B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 74

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 79

D. Hipotesis ....................................................................................... 88

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 89

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 89

B. Metode Penelitian ........................................................................ 89

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 91

D. Variabel Penelitian....................................................................... 92

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 94

F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 95

G. Uji Coba Instrumen.................................................................. . 95

H. Teknik Analisis Data ................................................................... 106

BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 111

A. Deskripsi Data ............................................................................... 111

B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 117

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 128

D. Pembahasan ................................................................................... 133

E. Keterbatasan Penelitian.............................................................. 149

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 150

A. Kesimpulan.................................................................................... 150

B. Implikasi ........................................................................................ 153

C. Saran .............................................................................................. 153

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 155

LAMPIRAN ..................................................................................................... 158

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

halaman

1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian dan Mid Semester II Mata Pelajaran IPA

SMP Negeri 2 Tambakrejo Tahun Pelajaran 2009/2010..............................5

2. Sembilan Fase Belajar.............................................................................. 27

3. Hubungan Media dengan Tujuan Pembelajaran .................................... 46

4 Macam-macam Syaraf ............................................................................. 68

5. Fungsi Syaraf Simpatik dan Syaraf Parasimpatik ................................. 70

6. Kelainan Pada Mata ................................................................................. 71

7. Tahap Penelitian ....................................................................................... 89

8. Rancangan Penelitian ............................................................................... 90

9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif ............. 97

10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif ......... 98

11. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian kognitif ........ 99

12. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif . 100

13. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Kreativitas ......................... 102

14. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kreatifitas ...................... 103

15. Skor Penilaian Afektif.......................................................................... 104

16. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif ............... 105

17. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen penilaian Afektif ........... 106

18. Deskripsi data nilai prestasi belajar Biologi. .......................................... 112

19. Distribisi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Kelas Ular Tangga dan

Teka-Teki Silang ...................................................................................... 112

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

20. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Kelas Ular Tangga dan

Teka-Teki Silang ...................................................................................... 114

21. Jumlah Siswa Yang Mempunyai Memori tinggi dan Rendah ............... 116

22. Jumlah Siswa Yang Mempunyai Kreatifitas tinggi dan Rendah........... 117

23. Rangkuman Anava tiga jalan................................................................... 129

24. Rangkuman Hasil Komputasi Anova General linear model ................. 129

25. Rangkuman Hasil Uji Komparsi ganda (Uji Scheffe’) .......................... 131

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

halaman

1. Tahapan proses mengingat ...................................................................... 47

2. Sel syaraf................................................................................................... 60

3. Otak pada manusia ................................................................................... 64

8. Mata pada manusia ................................................................................... 70

9. Telinga pada manusia.......................................................................... 71

10. Kulit pada manusia............................................................................. 72

11. Lidah pada manusia............................................................................. 73

12. Diagram batang Prestasi Belajar kelas Ular Tangga ............................ 113

13. Diagram batang Prestasi Belajar kelas Teka-teki Silang..................... 113

14. Diagram batang Prestasi Belajar afektif kelas Ular Tangga................ 115

15. Diagram batang Prestasi Belajar afektif kelas Teka-teki Silang......... 115

16. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi................................................ 118

17. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi kelas Ular Tangga.................. 119

18. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi kelas Teka-teki Silang............ 120

19. Uji Normalitas nilai afektif kelas Ular Tangga..................................... 121

20. Uji Normalitas nilai afektif kelas Teka-teki Silang............................... 121

21. Uji Normalitas nilai Memori Tinggi..................................................... 122

22. Uji Normalitas nilai Memori Rendah.................................................... 123

23. Uji Normalitas Kreativitas Tinggi......................................................... 124

24. Uji Normalitas Kreativitas Rendah....................................................... 125

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

25. Uji Homoginitas Prestasi Belajar menurut Metode............................... 126

26. Uji Homoginitas nilai Afektif menurrut Metode.................................... 126

27. Uji Homoginitas Prestasi Belajar Biologi menurut Memori.................. 127

28. Uji Homoginitas Prestasi Belajar menurut Kreatifitas............................ 128

29. Diagram ANOM pengaruh permainan terhadap Prestasi Belajar........... 132

30. Diagram ANOM pengaruh memori terhadap Prestasi Belajar................. 133

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Silabus ....................................................................................................... 158

2. Skenario Pembelajaran............................................................................. 160

3. Hubungan Indikator, Nomor Soal dan Tingkat Kemampuan Kognitif

pada Tes Obyektif sistem Koordinasi pada manusia ........................... 174

4. Instrumen Penilaian Kognitif .................................................................. 176

5. Kunci Jawaban Soal-Soal Kognitif ........................................................ 185

6. Lembar Jawaban ...................................................................................... 186

7. Indikator penilaian angket Afektif ......................................................... 187

8. Instrumen penilaian Afektif sistem koordinasi pada manusia ............. 189

9. Instrumen Memori ................................................................................... 192

10. Lembar Jawaban Memori ....................................................................... 193

11. Indikator Penilaian tes Kreatifitas verbal ............................................. 194

12. Instrumen Penilaian tes Kreatifitas ......................................................... 195

13. Aturan Permainan Ular Tangga .............................................................. 206

14. Lembar Pertanyaaan Ular Tangga ........................................................... 208

15. Aturan Permainan Teka-teki Silang ....................................................... 221

16. Lembar Pertanyaaan Teka-teki Silang ................................................... 222

17. Lembar Kegiatan Diskusi ........................................................................ 233

18. Daftar Nilai Ulangan Harian dan Mid Semester 2 Siswa Kelas IXB

SMP Negeri 2 TambakrejoTahun Pelajaran 2009/2010 ........................ 266

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

19. Daftar Nilai Ulangan Harian dan Mid Semester 2 Siswa Kelas IXC

SMP Negeri 2 Tambakrejo Tahun Pelajaran 2009/2010 ...................... 267

20. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda danTaraf Kesukaran

Soal Kognitif............................................................................................. 268

21. Uji Validitas dan Reliabilitas Afektif...................................................... 276

22. Uji Validitas dan Reliabilitas Memori ................................................... 279

23. Uji Reliabilitas Kemampuan kreatifitas .................................................. 286

24. Data Induk Penelitian .............................................................................. 289

25. Deskriptif Data ......................................................................................... 291

26. Grafik perbandingan nilai ........................................................................ 292

27. Uji Normalitas .......................................................................................... 293

28. Uji Homogenitas ...................................................................................... 298

29. Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama ............................. 304

30. Uji Lanjut Pasca Anava ........................................................................... 307

31. Perijinan .................................................................................................... 309

32. Gambar Proses Pembelajaran .................................................................. 310

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRAK

Sumiati. “Pembelajaran Biologi Dengan Metode TGT (Teams Games Tournaments) Menggunakan Permainan Ular Tangga dan Teka-teki silang Ditinjau Dari Memori dan Kreativitas siswa”. (Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis, Surakarta: Program studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana. Universitas Sebelas Maret, Januari 2010. Pembimbing 1. Prof. Dr Whidha sunarno, M.Pd 2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan TGT menggunakan teka-teki silang terhadap prestasi belajar biologi. (2) Pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi. (3) Pengaruh kreatifitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi. (4) Interaksi antara metode pembelajaran dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (5) Interaksi antara metode pembelajaran dengan kreatifitas terhadap prestasi belajar biologi. (6) Interaksi antara Kreatifitas dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (7) Interaksi antara metode pembelajaran, memori dan kreatifitas terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo tahun pelajaran 2010/2011, sejumlah 3 kelas. Sampel diambil dengan teknik claster random sampling sejumlah 2 kelas. Teknik pengumpulan data variabel memori, kreativitas dan prestasi belajar kognitif digunakan metode tes, prestasi belajar afektif digunakan metode angket. Pengujian hipotesis dengan ANOVA dengan desain faktorial 2x2x2 dengan sel yang tidak sama.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat pengaruh metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan TGT menggunakan teka-teki silang terhadap prestasi belajar biologi baik kogninitif maupun afektif. (2) Terdapat pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif, akan tetapi tidak terdapat pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif belajar biologi. (3) Tidak terdapat pengaruh kreatifitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi. (4) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (5) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar biologi. (6) Tidak ada interaksi antara Kreatifitas dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (7) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, memori dan Kreatifitas terhadap prestasi belajar biologi.

Kata kunci: TGT, Teka-teki silang, Ular Tangga, memori, kreativitas, prestasi belajar, sistem koordinasi pada manusia.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRACT

Sumiati. “Biology Learning by applying Team Games Tournaments (TGT) Method through Ladder Games and Crossword Puzzle Overviewed from The Memory and Creativity students. (A Case study on Human Coordination System for 9 th grade student, SMPN 2 Tambakrejo, academic year 2010/2011. Thesis, science education program, post graduate program,sebelas maret University, Surakarta: 2010. Advisor 1. Prof. Dr Whidha sunarno, M.Pd. 2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D.

The objectives of the research were to know: (1) the effect of TGT learning method using ladder games and crossword toword the student’s achievement in biology. (2) the effect of high and low memory toword the student’s achievement in biology. (3) the effect of high and low creativity toword the student’s achievement in biology . (4) interaction between learning method and student memory toword the student’s achievement in biology. (5) interaction between learning method and student’s creativity to the student’s achievement in biology. (6) interaction between student’s memory and creativity ability to the student’s achievement in biology. (7) interaction between learning method, memory, and creativity to the student’s achievement in biology.

The research used experimental method. The population was all students in grade IX, SMP Negeri 2 Tambakrejo in the academic year 2010/2011, consisted of 3 classes. Sample was taken by claster random sampling technique, consisted 2 classes. The 1 st experiment class was treated ladder games and the 2nd one was treated using Crosswords. The data was collected using test for student academic, student’s memory and creativity, and questioner for affective student academic. The hypothesis were tested using ANOVA with 2x2x2 factorial design with unequal cell number, and continued GLM test.

Based on the analysis result can be concluded that: (1) there was an effect of TGT learning method using ladder games and crossword toword the cognitive and affective student’s achievement in biology. (2) there was an effect of high and low memory toword the cognitive student’s achievement but there word no effect of high and low memory toword the affective student’s achievement in biology. (3) There was no effect of high and low creativity to the student’s achievement in biology. (4) There was no interaction between learning method and student memory toword the student’s achievement in biology. (5) There was no interaction between learning method and creativity toword the student’s achievement in biology. (6) There was no interaction between creativity and memory to the student’s achievement in biology. (7)There was no interaction between learning method, memory, and creativity to the student’s achievement in biology.

Key word: TGT, Crossword, ladder games, memory, creativity, achievement, Human coordination system.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik. Untuk mengemban tugas tersebut, guru profesional

saat mengajar harus pandai memilih model pembelajaran. Model pembelajaran

yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakter siswa dapat mendukung

tercapainya tujuan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan kreativitas para

pendidik dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Sehingga tercipta

sumber daya manusia yang mempunyai kesiapan mental dan kemampuan

berpartisipasi mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelajaran IPA

biologi (sains) diserap bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut: 1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya, 2.

Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan

prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3.

Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran terhadap adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan tehnologi dan

masyarakat, 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan

berfikir bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, 5. Meningkatkan

1

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan serta sumber daya alam, 6. meningkatkan kesadaran untuk menghargai

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7.

Meningkatkan pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidika kejenjang selanjutnya (Depdiknas:2003).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

saat ini dikembangkan oleh pemerintah, dimana kurikulum ini merupakan

pengembangan kurikulum 2004. Departemen Pendidikan Nasional telah

menetapkan karangka dasar, standar kompetensi lulusan, standar kompetensi dan

kompetensi dasar setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan, dalam

rangka pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini.

Sedangkan pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem

penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah

koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. Kurikulum baru ini tetap

memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Prinsip

pengembangan KTSP adalah 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2. Beragam dan terpadu; 3.

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 4.

Relevan dengan kebutuhan kehidupan; 5. Menyeluruh dan berkesinambungan; 6.

Belajar sepanjang hayat; 7. Dan seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah.

Dengan berlakunya kurikulum ini, guru sebagai pengajar dituntut untuk

mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai untuk peserta didiknya dan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

juga materi yang diajarkannya. Akan tetapi, belum semua guru mampu merancang

skenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan

menerapkan metode yang berorientasi pada student centered.

Model pembelajaran yang selama ini diaplikasikan di SMPN 2

Tambakrejo adalah model pembelajaran konvensional, seperti ceramah, open

book, penugasan, bahkan tidak jarang guru menyuruh siswa untuk mencatat.

Banyak guru di SMPN 2 Tambakrejo yang belum menggunakan variasi model

pembelajaran, mereka terbiasa menggunakan model konvensional, Belum adanya

penerapan pembelajaran kooperatif pada SMPN 2 Tambakrejo terutama dengan

metode TGT (Team Game Tournament) pada jenjang pendidikan akan

membangun pribadi-pribadi siswa yang suka bekerja sama, menghormati

perbedaan, menjunjung tinggi nilai gotong royong yang menjadi jati diri bangsa

Indonesia.

Guru di SMPN 2 Tambakrejo sebelum melakukan proses pembelajaran,

belum melakukan penggalian memori awal terlebih dahulu yang berkaitan

tentang tujuan dan materi pelajaran, dalam silabus pelajaran biologi kurikulum

KTSP pada kompetensi dasar 1.3 mengenai sistem koordinasi, terdapat empat

indikator mengenai sistem koordinasi pada manusia yaitu a) Membandingkan

bentuk/ bangun bagian organ dan/ atau organ penyusun sistem koordinasi pada

manusia, b) Mendeskripsikan fungsi otak, fungsi sumsum tulang belakang, dan sel

syaraf dalam dalam sistem koordinasi, c) Menunjukkan bagian-bagian alat indera

dan fungsinya, d) Mendata contoh kelainan dan penyakit pada alat indera yang

biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya. Materi

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sistem koordinasi pada manusia yang diberikan pada siswa kelas IX semester satu

perlu disignifikasi dengan suatu metode yang menarik dan sesuai. Materi sistem

koordinasi pada manusia menuntut siswa untuk mengetahui berbagai hal tentang

sistem koordinasi pada manusia, pada materi ini bersifat abstrak yang berarti tidak

dapat dilihat langsung oleh siswa, sulit dan sangat penting bagi kehidupan sehari-

hari, serta banyak konsep-konsep yang penting, sehingga membutuhkan

pemahaman dan hafalan yang cukup. Kendalanya adalah terkadang siswa kurang

bisa memahami materi sistem koordinasi pada manusia. Oleh sebab itu, materi ini

perlu diajarkan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik materi . Metode

yang diharapkan siswa mampu mengingat terus dalam memorinya, metode yang

sesuai adalah metode TGT melalui ular tangga dan teka-teki silang, disini siswa

belajar sambil bermain.

Kondisi siswa belajar merupakan masukan mentah (raw input)yang

berpengaruh dalam proses belajar, kemampuan memori siswa merupakan salah

satu faktor raw input yang akan berinteraksi dengan masukan

instrumen(instrumen input) dan masukan lingkungan (environmental input) yang

pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Kemampuan memori berkaitan dengan

kemampuan menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan

menimbulkan kembali (remembering). Untuk mengetahui apa kemampuan

memori lebih lanjut, harus memahami mengapa hanya sedikit orang yang

mempunyai kemampuan memori baik. Menurut Mahesh kapadia (2003: 5) daya

ingat akan bekerja pada empat tahap: 1. Daya ingat mengenali sesuatu, 2. Kesan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

yang tinggal didaya ingat, 3. Daya ingat yang dapat menyimpan kesan, 4. Daya

ingat yang dapat menyimpan apa yang perlu disimpan.

Dengan banyaknya istilah latin dalam materi biologi, kemungkinan

diperlukan kemampuan memori siswa yang tinggi, untuk mendapat prestasi

belajar yang tinggi,serta mendapat prestasi belajar biologi yang optimal.

Selain itu pelajaran IPA juga memerlukan kreativitas untuk mengukur

pemikiran divergen, yaitu mencari macam-macam alternatif jawaban berdasarkan

informasi yang diketahui. Selama ini guru di SMPN 2 Tambakrejo juga belum

menggali kreativitas anak dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar

mengajar belum maksimal untuk menggali potensi dari siswa.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa prestasi belajar IPA untuk

siswa SMPN 2 Tambakrejo masih memprihatinkan, terbukti nilai rata-rata kelas

ulangan harian dan mid semester kurang dari KKM yaitu 58. Hal ini menunjukkan

bahwa prestasi belajarnya perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilihat dari data

nilai rata-rata ulangan harian dan tengah semester untuk mata pelajaran IPA

Biologi pada tahun 2009/2010, diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata ulangan harian dan mid semester SMPN 2 Tambakrejo Bojonegoro tahun pelajaran 2009/2010.

No Kelas UH Mid SMT

UH < KKM

UH> KKM

Mid< KKM

Mid >KKM

KKM

1. 7A 52 50 80% 20% 85% 15% 58 2. 7B 45 48 90% 10% 75% 25% 58 3 7C 42 44 60% 40% 65% 35% 58 4. 8A 55 52 92% 8% 88% 12% 58 5. 8B 54 56 85% 15% 77% 23% 58 6. 9A 50 55 69% 21% 86% 14% 58 7. 9B 48 50 87% 13% 90% 10% 58 8. 9C 49 55 93% 7% 70% 30% 58

Sumber : dokumen nilai guru.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Dari data didalam tabel dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai IPA

biologi masih dibawah KKM. Kemungkinan lain prestasi belajar siswa tidak dapat

optimal karena kurangnya inovasi guru dalam metode pembelajaran biologi,

selain itu rendahnya prestasi belajar dapat disebabkan oleh faktor intern dan

ekstern. Faktor intern antara lain: motivasi, kesehatan, dan kemampuan awal.

Motivasi belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh di SMPN 2

Tambakrejo, berdasarkan hasil observasi yang saya peroleh siswa cenderung

malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, ini dapat dilihat dari kegiatan

siswa pada waktu KBM (kegiatan belajar mengajar) ada yang mengantuk, ramai

sendiri, bergurau dengan teman, bahkan ada yang tidur pada saat guru

menerangkan. Menurut Dawson R. Hancock dalam jurnalnya yang berjudul

Effects of performance assessment on the achievement and motivation of graduate

students (2007: 220): “In academic environments, motivation to learn is

oftenviewed as a student’s tendency to find academic activities meaningful and

worthwhile deriving the intended benefits of those activities”. Di lingkungan

pelajar, motivasi sering dipandang sebagai kecenderungan siswa yang

menemukan aktifitas pelajar yang berguna dan bermanfaat dikarenakan motivasi

dan pembelajaran saling berhubungan.

Siswa SMPN 2 Tambakrejo cenderung pasif dalam pembelajaran, ini

dapat terlihat bahwa siswa tidak antusias terhadap pelajaran IPA. Incame yang

rendah dari SMPN 2 Tambakrejo juga sangat berpengaruh, kemungkinan faktor

ekstern yang berpengaruh dapat berasal dari guru, media pembelajaran, model

pembelajaran, sarana prasarana, dan lingkungan hal ini menyebabkan prestasi

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

belajar siswa tidak dapat optimal karena kurangnya inovasi guru dalam metode

pembelajaran IPA. Pada umumnya pembelajaran IPA di SMP masih didominasi

pendekatan konvensional dengan metode ceramah. Untuk membangkitkan

semangat belajar siswa diperlukan metode pembelajaran yang baru. Bermain

didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang membantu anak mencapai

perkembangan yang utuh, baik secara fisik, intelektual, sosial, moral, dan

emosional (Andang Ismail, 2006 : 15-16). Fungsi utama bermain adalah untuk

relaksasi dan menyegarkan kembali (refreshing) kondisi fisik dan mental yang

berada diambang ketegangan. Bermain sambil belajar dapat dijadikan metode

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi.

Ada beberapa pendekatan metode pembelajaran biologi seperti pendekatan

kooperatif, kontekstual, PBL,CTL dan lain sebagainya. Menurut Kemal Doymus

dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Effects of Two Cooperative Learning

Strategis on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry (2009: 34) .

“These methods and structures can be categirizet into the following models a)Student Teams and Achievement Divisions (STAD), b) Teams –Tournaments (TGT), c) Learning Together(LT), d) Jigsaw Technique(JT), e) Group Investigation Technique (GIT), f) Team Accelerated Instruction (TAI) and g) Cooperative Integrated Reading and composition (CIRC).

Pembelajaran kooperative ini ada beberapa metode dan struktur antara

lain STAD, TGT, LT, JT, GIT, TAI, CIRC. Model pembelajaran yang baik adalah

model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan,

kondisi siswa, sarana yang tersedia serta penguasaan kompetensi. Oleh karena itu,

diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi saja

tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat formal dan membangkitkan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

motivasi siswa supaya senang dengan pelajaran IPA, sehingga selain diharapkan

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, diharapkan juga model pembelajaran

yang diterapkan dapat membuat siswa aktif terlibat dalam proses kegiatan belajar

mengajar semaksimal mungkin yaitu dengan cara siswa menerapkan

pengetahuannya, belajar memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan

teman-temannya, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan dan

mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya. Selama ini, dalam kegiatan

belajar individual masih cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan tidak

memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran kooperatif (kelompok) merupakan salah satu model

pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana

para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu

sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Disini, para siswa diharapkan

dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk

mengasah pengetahua yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan

dalam pemahaman masing-masing. Model pembelajaran kooperatif merupakan

contoh model pembelajaran yang dapat membantu peningkatan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran yang ada, hal inidikarenakan adanya interaksisiswa

didalam kelompoknya dan juga interaksi dengan guru. Selain itu, pembelajaran

kooperatif juga menghasilkan akibat-akibat positif lainnya yang dapat

mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas

yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tema belajar sambil

bermain adalah metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments). Salah

satu contoh pembelajaran kooperatif yang tepat untuk materi sistem koordinasi

pada manusia adalah metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments)

merupakan contoh model pembelajaran kooperatif (kelompok) yang mempunyai

tema belajar sambil bermain. Metode pembelajaran TGT kemungkinan tepat

diterapkan untuk materi biologi, karena TGT lebih tepat diterapkan untuk

mengajar obyek yang didefinisikan secara baik dengan satu jawaban benar seperti

konsep dan fakta ilmu pengetahuan. Yang membedakan TGT dengan metode dari

model cooperatif learning yang lain adalah, metode TGT menambah dimensi

kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan

saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan

mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan maslah-masalah satu sama lain,

tetapi sewaktu-waktu siswa bermain dalam game, temannya tidak boleh

membantu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

Banyak model pembelajaran yang melibatkan permainan seperti Ular

tangga, Scrambel, Roda impian, TTS dan Piramid, tetapi sistem permainan yang

dipakai pada penelitian ini adalah Teka-teki silang (Cross Word) dan Ular tangga.

Untuk proses pembelajaran biologi pada materi perkembangbiakan pada

tumbuhan, dimana dengan permainan teka-teki silang siswa dapat belajar

memecahkan suatu permasalahan dengan cara serta usahanya sendiri, sedangkan

dengan permainan ular tangga dapat meningkatkan motivasi siswa karena untuk

mencapai finish (mencapai kemenangan) dapat diperoleh dengan keberuntungan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mengocok dadu. Kedua permainan ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-

masing. Perbedaan jenis permainan pada metode TGT kemungkinan akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam metode pembelajaran ini

siswa diharapkan dapat bermain sambil belajar dalam suasana kerja sama,

sehingga siswa tertarik dan tidak bosan dalam belajar materi sistem koordinasi

pada manusia, yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan pada uraian diatas, penulis memperoleh pemikiran bahwa,

prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model, metode dan media

pembelajaran ditinjau dari memori dan kreativitas siswa. Oleh karena itu, penulis

ingin melakukan penelitian tentang pembelajaran biologi dengan metode TGT

(Teams Games Tournaments) menggunakan permainan ular tangga dan teka-teki

silang ditinjau dari memori dan kreativitas siswa yang melibatkan peran aktif

siswa dalam belajar sambil bermain.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah:

1. Rata-rata prestasi belajar siswa di SMPN 2 Tambakrejo belum memadai

karena guru melaksanakan proses pembelajaran secara monoton;

2. Adanya beberapa model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam

pembelajaran biologi (standar kompetensi Pada materi sistem koordinasi pada

manusia) seperti : TGT, GI, STAD, TPS dan lain sebagainya, namun guru

cenderung mengajar dengan ceramah;

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

3. Adanya beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

pembelajaran biologi seperti pendekatan kooperatif, kontekstual, PBL, dan

lain sebagainya, namun guru mengajar selalu dengan monoton;

4. Karakteristik siswa adalah selalu aktif dan suka bermain, namun dalam proses

pembelajaran selalu berorientasi teacher centered;

5. Banyak model pembelajaran yang melibatkan permainan seperti ular tangga,

TTS, Scrambel, Roda Impian, Wordsquare dan lain sebagainya, namun belum

banyak guru yang mengaplikasikannya;

6. Guru belum memperhatikan faktor-faktor internal siswa seperti motivasi,

kreatifitas, sikap ilmiah, keterampilan proses, memory dan lain sebagainya,

dalam proses pembelajarannya;

7. Penyampaian materi biologi di kelas IX sangat padat seperti: sistem Ekskresi,

sistem Reproduksi, kelangsungan hidup organisme, hereditas dan sistem

koordinasi pada manusia namun guru belum mampu menunjukkan saling

keterkaiatan konsep tersebut;

8. Guru hanya cenderung menitik beratkan penilaian pada aspek kognitif saja,

padahal penilaian biologi terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar penelitian mempunyai arah yang jelas dan

terfokus pada masalah yang diteliti. Pembatasan masalah penelitian ini dititik

beratkan pada:

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1. Metode Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya

model TGT menggunakan permainan Teka-teki silang dan ular tangga.

2. Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada materi

sistem koordinasi pada manusia.

3. Memori

Memori siswa dibatasi hanya pada tinggi dan rendah. Memori yang diukur

merupakan memori spesial.

4. Kreativitas

Kreativitas siswa dibatasi untuk kategori tinggi dan rendah

5. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini ditinjau dari aspek

kognitif dan afektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka dalam

penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode TGT menggunakan

permainan teka-teki silang dan permainan ular tangga terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

2. Apakah ada pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Apakah ada pengaruh kreativitas siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

4. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dengan memori siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

5. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

6. Apakah ada interaksi antara memori dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

7. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran, memori dan kreativitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada

manusia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh pembelajaran dengan metode TGT menggunakan permainan teka-

teki silang dan Ular Tangga terhadap prestasi belajar biologi materi sistem

koordinasi pada manusia.

2. Pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi materi

sistem koordinasi pada manusia.

3. Pengaruh kreativitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4. Interaksi antara metode pembelajaran dengan memori siswa terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

5. Interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

6. Interaksi antara memori dengan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

7. Interaksi antara metode pembelajaran, memori dan kreativitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

F. Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah untuk:

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan atau sebagai bahan pemikiran kepada guru maupun

tenaga-tenaga kependidikan lainnya agar lebih cermat dalam menentukan

model pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

baik.

b. Memberikan masukan bagi para pendidik dalam pemilihan strategi

pembelajaran, bahwa perlu adanya inovasi metode dalam pembelajaran

yang diharapkan dapat memberikan efektifitas dala pembelajaran.

c. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan cara memilih metode pembelajaran yang tepat.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Hasil penelitian diharapkan dapat menumbuh kembangkan kreativitas dan

apresiasi guru dalam pembelajaran yang berkualitas , yang dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran Biologi, khususnya pada materi pokok sistem koordinasi

pada manusia.

2. Manfaat Teoris

a. Menambah wawasan bagi para pendidik dalam menggunakan model TGT

dengan menggunakan permainan teka-teki silang dan ular tangga.

b. Informasi sumbangan tentang memori terhadap prestasi belajar siswa.

c. Informasi sumbangan tentang kreativitas belajar terhadap prestasi siswa.

d. Menambah khasanah teori dalam bidang penelitian.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hakekat Pembelajaran

Belajar merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi manusia, Belajar

dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, apakah belajar itu?. Menurut Ratna wilis

Dahar (1989: 21), belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang

diakibatkan oleh pengalaman. Ada lima macam perilaku perubahan pengalaman

dan dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar. Pertama, pada

tingkat emosional yang paling primitif, terjadi perubahan prilaku akibat dari

perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus yang terkondisi.

Sebagai suatu fungsi pengalaman, stimulus terkondisi itu pada suatu waktu

memperoleh untuk mengeluarkan respon terkondisi. Belajar seperti ini disebut

belajar responden dan menolong kita untuk memahami bagaimana para siswa

menyenangi atau tidak menyenangi sekolah atau bidang-bidang studi. Kedua,

belajar kontinuitas yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang

lain pada suatu waktu, hal ini sering kita alami dan kita kenal sebagai belajar

“drill”. Ketiga, belajar adalah konsekuensi-konsekuensi perilaku mempengaruhi

apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan beberapa besar pengulangan itu,

belajar ini disebut belajar operant. Keempat, pengalaman belajar sebagai hasil

observasi manusia dan kejadian-kejadian, kita belajar dari model-model, dan

masing-masing kita mungkin menjadi suatu model bagi yang lain dalam belajar

16

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

observasional. Kelima, belajar kognitif terjadi bila kita melihat dan memahami

peristiwa-peristiwa disekitar kita, dan dengan insait, belajar menyelami

pengertian.

Sedangkan pembelajaran adalah menanamkan pengetahuan pada

seseorang dengan cara paling singkat dan tepat (Slameto, 2003: 30). Sehingga

model pembelajaran dapat diartikan sebagai skema yang berupa struktur cara

menanamkan pengetahuan pada seseorang. Dapat juga diartikan pula sebagai pola

yang yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk guru dikelas. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu

pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model

pembelajaran ini sebagai kerangka koseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman untuk mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran membuat para pengembang pembelajaran memahami dan

merinci masalah ke dalam unit-unit yang lebih mudah diatasi dan menyelesaikan

masalah pembelajaran (Agus Supriyono 2009: 46)

Beberapa teori belajar dan pembelajaran yang dapat kita jadikan acuan

pada penelitian ini antara lain:

a. Teori Belajar Konstruktivistik

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. (Asri Budiningsih, 2005: 58). Siswa harus aktif

melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang

hal-hal yang sedang dipelajari. Pengatahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kenyataan yang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang

terhadap obyek, pengalaman maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah sebagai

suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat

mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Manusia

dapat mengetahui sesuatu dengan inderanya. Seseorang dapat mengetahui sesuatu

melului interaksinya dengan obyek dan lingkungan. Semakin banyak seseorang

berinteraksi dengan obyek dan lingkungannya, pengetahuan dan pemahamannya

akan obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci. Menurut

Mordechai Gordon dalam jurnalnya yang berjudul “Between Constructivism

and Connectedness ”(2008: 325):

“Thus, constructivist teacher education programs typically agree on the following four principles formulated: a). Constructivist learning is about constructing knowledge, not receiving it.; b). Constructivist learning is about understanding and applying, not recall.; c). Constructivist learning is about thinking and analyzing, not accumulating and memorizing; d). Constructivist learning is about being active, not passive. Berdasarkan pengertian diatas, program pendidikan guru menyetujui tipe

pembelajaran konstrutivisme yang terdiri dari empat prinsip antara lain : a).

Pembelajaran kontruktivis merupakan pembelajaran yang bersifat membangun

pengetahuan dan bukan menerima pengetahuan, b). pembelajaran kontruktivis

berupa pengertian dan penerapan konsep bukan penarikan kesimpulan, c).

Pembelajaran kontruktivis merupakan membelajaran untuk berpikir dan

menganalisis bukan untuk mengumpulkan dan menghafalkan pengetahuan, d).

Pembelajaran kontrunstivis merupakan pembelajaran yang bersifat aktif bukan

pembelajaran yang bersifat pasif.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Paul suparno (2001: 122-130), menyatakan bahwa pengetahuan seseorang

adalah bentukan (kontruksi) orang itu sendiri. Piaget menyatakan secara ekstrim

bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap tahu bila

murid tidak mengolah dan membentuknya sendiri. Pembentukan pengetahuan ini

itu pertama-tama ditentukan oleh kegiatan atau keaktifan orang itu sendiri dalam

berhadapan dengan persoalan, bahan atau lingkungan baru. Orang itu sendiri yang

membentuk pengetahuannya. Namun, ini bukan tidak berarti bahwa orang lain

atau lingkungan sosial lain tidak mempunyai peranan. Orang-orang atau

lingkungan sosial lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan pengetahuan

tersebut, sebagai yang memacu, mengkritik dan menantang, sehingga proses

pembentukan pengetahuan lebih lancar. Dengan berhadapan dan berkontak

dengan orang lain, gagasan seseorang ditantang, diluruskan serta diyakinkan.

Ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi

pengetahuan (Asri Budiningsih, 2005: 57), yaitu: 1) kemampuan mengingat dan

mengungkapkan kembali pengalaman, 2) kemampuan membandingkan dan

mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, dan 3) kemampuan untuk

lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya.

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Dalam proses belajar

konstruktivistik ini, guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,

melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Peran

utama dalam kegiatan belajar konstruktivistik ini adalah aktivitas siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis,

kreatif, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.

1) Piaget

Jean Piaget adalah ahli psikologi yang pertama menggunakan filsafat

konstruktivis dalam proses belajar. Piaget menjelaskan bagaimana proses

pengetahuan seseorang dalam teori perkembangan intelektual yaitu berpikir dari

konkrit ke abstrak. Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu adalah pasti dan

spontan namun umur kronologis yang diberikan itu adalah fleksibel, terutama

selama masa transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur

kronologis itu dapat saling tindih tergantung kepada individu. Skema adalah suatu

struktur mental atau kognitif yang dengan seseorang secara intelektual beradaptasi

dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Menurut Piaget, adaptasi adalah

proses penyesuaian skema dalam merespon lingkungan melalui asimilasi dan

akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang

mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru kedalam skema

atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah proses

pengintegrasian stimulus baru kedalam skema yang telah terbentuk secara tidak

langsung.

Hal ini berarti bahwa anak-anak mengkontruksi pengetahuan secara terus-

menerus dengan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi-informasi baru.

Sumbangan penting dari teori belajar Piaget dalam pembelajaran kooperatif,

adalah pada saat siswa mengkonstruk dalam penyelesaian tugas-tugas secara

individu dan secara kelompok saat siswa bekerja dalam kelompok. Salah satu

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

syarat keanggotaan kelompok belajar adalah mempertimbangkan kemajuan

perkembangan anak. Dalam kelompoknya siswa saling berdiskusi tentang

masalah-masalah yang menjadi tugas kelompoknya masing-masing. Guru

membimbing kelompok-kelompok belajar yang mendapat kesulitan pada saat

mereka mengerjakan tugas.

Paul Suparno (2007: 10-11) menyatakan kontruktivisme psikologis

diawali oleh penelitian Piaget yang meneliti bagaimana seorang anak membangun

kognitifnya. Piaget mengamati bagaimana seorang anak itu pelan-pelan

membentik pengetahuannya sendirian. Penelitian ini menyoroti bagaimana

seorang anak itu pelan-pelan membentuk skema, mengembangkan skema, dan

mengubah skema. Piaget menekankan bagaimana individu secara mandiri

mengkonstruksikan pengetahuannya dari interaksinya dengan pengalaman dan

objek yang dihadapi. Dalam pembentukan pengetahuan lewat skema-skema itu,

seorang anak mengerjakan sendiri tanpa orang lain. Jelas pendekatan Piaget ini

lebih personal dan individual, kontruktivisme personal inilah yang dalam banyak

tempat dan negara memunculkan adanya sekolah individual.

Piaget juga mengungkapkan tata perkembangan siswa melalui teori-teori

perkembangan berpikir, Piaget membedakan antara dua aspek berpikir yang saling

melengkapi: aspek figuratif dan aspek operatif. Aspek figuratif merupakan tiruan

(imitasi)keadaan sesaat dan statis. Aspek operatif berkaitan dengan transformasi

dari level pemikiran tertentu ke level yang lain. Setiap level keadaan dapat

dimengerti sebagai akibat transformasi tertentu atau sebagai titik tolak

transformasi lain. Dengan kata lain, aspek pemikiran yang lebih esensial adalah

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

aspek operatif, aspek inilah yang sangat berperan dalam pembentukan

pengetahuan seseorang. Aspek berfikir figuratif memunculkan pengetahuan yang

figuratif, yaitu pengetahuan hafalan atau pengetahuan representasi , misalnya

pengetahuan seorang anak akan nama-nama barang dan kota merupakan

pengetahuan figuratif, disini anak dapat menyebutkan nama-nama akan tetapi

dapat terjadi bahwa anak tidak memahami konsep nama-nama itu. Berfikir

operatif memunculkan pengetahuan operatif, yang merupakan pengetahuan yang

sesungguhnya. Ciri pengetahuan ini adalah anak mengerti konsep-konsep dan

strukturnya yang lebih umum sehingga dapat digunakan untuk memahami

pengalaman-pengalaman lain yang senada. Pengetahuan figuratif adalah

pengetahuan yang pasif, sedangkan pengetahuan yang operatif adalah

pengetahuan yang aktif di mana seorang anak sungguh-sungguh mengolah dan

membentuk pengetahuan.

Piaget menyimpulkan bahwa pengetahuan manusia itu pada dasarnya

adalah aktif, mengetahui adalah mengasimilasikan realitas dan sistem-sistem

transformasi. Mengetahui adalah mentransformasi realitas agar dapat dimengerti

bagaimana satu realitas tertentu terbentuk, dengan kata lain mengetahui sesuatu

adalah membentuk sistem transformasi yang dapat menjelaskan sistem tersebut.

2) Vygotsky

Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip kunci dalam pembelajaran,

yaitu: (a) Penekanan pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the

sosiocultural of learning). Siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi

sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran, (b) Zona perkembangan

terdekat (zone of proximal development). Dalam proses perkembangan

kemampuan kognitif setiap anak memiliki apa yang disebut zona perkembangan

proksimal (zone of proximal development) yang didefinisikan sebagai jarak atau

selisih antara tingkat perkembangan anak yang aktual dengan tingkat

perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia

mendapat bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih

berkompeten, (c) Pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship). Suatu proses

dimana seorang siswa belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian

dalam interaksinya dengan seorang ahli. Seorang ahli bisa orang dewasa atau

orang yang lebih tua atau teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya,

(d) Perancahan (scaffolding). Perancahan atau scaffolding, merupakan satu ide

kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky. . Vygotsky

sangat yakin bahwa ”kemampuan yang tinggi pada umumnya akan muncul dalam

dialog atau kerjasama antar individu siswa, sebelum kemampuan yang lebih tinggi

itu diserap ke dalam individu siswa”(Slavin, 1995:4). Ada dua hal yang

ditekankan dalam teori Vygotsky, yakni :

”(1). Menghendaki setting kelas dengan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran kooperatif, sehingga siswa dapat berinteraksi dengan sekelompok temannya dalam tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing ZPD-nya; (2). Menekankan tentang scafolding, yang artinya memberikan kepada seorang siswa bantuan belajar dan pemecahan masalah pada tahap-tahap awal pembelajaran yang kemudian mengurangi bantuan itu dan memberikan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan yang diberikan siswa dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, atau apaun yang lain yang memungkinkan siswa tumbuh secara mandiri ”(Slavin, 1994 : 49). Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa implikasi utama dari teori

Vygotsky terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk mewujudkan tatanan

pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok belajar yang

mempunyai tingkat kemampuan berbeda dan penekanan perancahan dalam

pembelajaran supaya siswa mempunyai tanggungjawab terhadap belajar.

b. Teori Belajar Ausubel

Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi

kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Inti dari teori belajar

bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna

kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat

menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur

kognisi siswa. Menurut Ausubel dalam Ratna Willis Dahar ( 1989: 117)

teori belajar bermakna menerapkan prinsip – prinsip sebagai berikut: “Pengatur

awal ( Advance organizer), Diferensiasi progresif, Rekonsilasi integratif, dan

Belajar superordinat”. a) Pengatur awal: Penyampaian awal tentang materi yang

akan dipelajari siswa dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi -

informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu

menanamkan pengetahuan baru sehingga diharapkan siswa secara mental akan

siap untuk menerima materi kalau mereka mengetahui sebelumnya materi apa

yang akan disampaikan guru. Contoh: handout sebelum perkuliahan, b)

Diferensiasi progresif: Materi pelajaran yang disampaikan guru hendaknya

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

bertahap. Diawali dengan guru mengajarkan konsep – konsep yang umum dulu,

kemudian dilanjutkan ke hal-hal yang khusus, disertai dengan contoh-contoh,

sebagai contoh dalam pembelajaran ilmu kimia pada materi hidrokarbon terlebih

dahalu menjelaskan senyawa karbon dengan menunjukan mengapa senyawa itu

disebut senyawa karbon, kemudian menjelaskan ada dua macam senyawa karbon

yaitu senyawa alifatik dan senyawa aromatik hal ini dijelaskan berdasarkan

perbedaannya, kemudian senyawa alifatik diturunkan menjadi beberapa golongan

yaitu senyawa hidrokabon dan senyawa karbon kation. Kemudian hidrokarbon

diperinci menjadi deret homolog alkana, alkena, dan alkuna berdasarkan sifat –

sifatnya. Kemudian untuk deret homolog diberikan contoh – contoh yang terdapat

dalan kehidupan sehari – hari, c) Rekonsilasi integratif: Penjelasan yang diberikan

oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan konsep-konsep yang telah mereka

ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari, d) Belajar superdinat: terjadi bila

konsep - konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur – unsur

dari suatu konsep yang lebih luas.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implikasi utama dari teori

belajar bermakna adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau makna

kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat

menghubungkannya dengan konsep yang relavan yang sudah ada dalam struktur

kognisi siswa. Materi yang diajarkan harus berhubungan dengan materi

sebelumnya. Disamping itu kesesuaian teori Ausubel dengan metode TGT-TTS

dan TGT-UT adalah kedua metode tersebut konsep bermakna secara logis dalam

belajar yang dilandasi oleh pengatahuan dan pengalaman terdahulu, sehingga

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

siswa dapat mengaitkan pengetahuan lama tersebut terhadap informasi – informasi

baru dan selanjutnya dapat menarik kesimpulan untuk dijadikan suatu fakta,

konsep yang baru. Konsep baru ini digunakan sebagai pengetahuan lama dalam

mempelajari materi baru.

c. Teori Belajar menurut Gagne

Definisi belajar menurut Gagne (1984) yang dikutip oleh Ratna Wilis

(1989:11), belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalamam. Oleh karena itu dalam proses belajar

mengajar biologi yang penting adalah pengalaman yang dapat membuat

perubahan tingkah laku, bentuk tingkah laku yang diamati (observabel) dan dapat

diukur. Masukan atau input yang berupa stimulus merupakan bentuk pengalaman

yang diperoleh siswa, sedangkan keluaran atau output yang berupa respon

merupakan bentuk tingkah laku hasil belajar, yang dapat dilihat dari prestasi

belajar biologi. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa seperti

metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam menyerap apa yang diberikan

oleh guru, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan sisswa terhadap

stimulus. Bentuk stimulus berupa pengalaman yang diperoleh siswa akan

mempengaruhi tingkat perubahan perilaku. Semakin menarik pengalaman yang

diberikanguru seperti metode pembelajaran yang inovatif akan memberikan

respon yang tinggi pula, sehingga akan membantu siswa memperoleh prestasi

yang tinggi.

Fase belajar menurut Gagne (1983)dalam Margaret E. Bell Gleder (1994:

199) ditunjukkan tabel 2.1

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 2.1. Sembilan Fase Belajar

Perincian Fase Fungsi

1. Persiapan untuk belajar

1. Mengarahkan perhatian (attending)

2. Penghargaan (expectancy) 3. Mendapatkan kembali/

retrieval dari memori kerja

Belajar peka terhadap stimulus

Membawa si belajar tahu tujuan belajar.

Mengingat kembali.

2. Pemerolehan dan untuk pembuatan (performansi)

4. Persepsi seleksi atas sifat stimulus

5. Sandi semantik(semantic enconding)

6. Retrival dan respon 7. Penguatan (reinforcement)

Penyimpan sementara dalam memori kerja.

Pengalihan sifat stimulus dan informasi ke memori jangka panjang.

Mengembalikan informasi yang disimpan ke pembangkit respon.

Konfismasi tujuan belajar.

3. Alih belajar 8. Pengisyaratan untuk retrieval

9. Pemberlakuan secara umum (generalizability)

Mengingat kembali

Alih belajar ke situasi baru

Berdasarkan teori Gagne diatas proses perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar ditunjukkkan dengan prestasi hasil belajar yang diperoleh melalui

fase-fase belajar. Dalam belajar diperlukan adanya pengarahan perhatian

(attending) sebagai stimulus yang akan diseleksi untuk disimpan dalam memori

kerja. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar

yang dapat ditangkap melalui alat indera. Seleksi didasarkan atas sifat stimulus,

semakin kuat sifat perhatian/ stimulus, semakin kuat informasi yang dibawa ke

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

penyimpan sementara dalam memori kerja, yang selanjutnya akan dibawa ke

memori jangka panjang. Yang akan muncul atau retrieval bila dipanggil atau yang

disebut mengingat kembali. Dalam proses belajar biologi dapat diartikan bahwa

peranan guru sangat penting dalam hal pengarahan perhatian, misalnya penentuan

jenis metode pembelajaran yang mempunyai stimulus tinggi yang mampu

memberikan kekuatan besar penyimpanan dalam memori kerja dan memori

jangka panjang untuk disimpan sebagai bentuk respon ingatan. Sehingga dengan

metode pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan kepekaan stimulus akan

mempermudah siswa

d. Teori Motivasi

Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama

memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja

(Slavin, 2005: 34). Dari perspektif motivasional, struktur tujuan kooperatif

menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa

meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh

karena itu mereka harus saling membantu antar anggota kelompoknya dan yang

lebih penting adalah mereka harus berusaha secara maksimal untuk mensukseskan

tujuan kelompoknya. Dengan kata lain, memberi penghargaan kelompok

berdasarkan pada pencapaian kelompok (penjumlahan pencapaian individu)

menciptakan suatu struktur hubungan penghargaan antar pribadi di mana anggota

kelompok akan memberi atau menahan sosial reinforcers (seperti dorongan dan

pujian) sebagai hubungan atas usaha antar anggota kelompok.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. Teori Belajar Sosial

Lebih jauh Bandura ( 1977 ) dalam Ratna Wilis Dahar (1989 : 27),

menjelaskan bahwa “manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari

dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus-stimulus lingkungan”. Fungsi

psikologi diterangkan sebagai interaksi yang kontinu dan timbal balik dari

determinan - determinan pribadi dan determinan - determinan lingkungan.

Pernyataan ini didapatkan dari studi awal yang mula-mula dilakukan oleh

Bandura yang menemukan peranan model tingkah laku dalam belajar tingkah laku

pro sosial dan juga tingkah laku anti sosial.

Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu

terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan

penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang

pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang

individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu

dilakukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar secara

global dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

(Muhibbin Syah, 2006: 132), faktor internal meliputi dua aspek, yaitu aspek

fisiologi (yang bersifat jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat

rokhaniah): (1) Faktor jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh

(tonus jasmani, mata dan telinga), (2) Faktor psikologis, meliputi: inteligensi,

sikap, minat, bakat, dan motivasi. Faktor eksternal ( faktor dari luar siswa), yakni

kondisi lingkungan di sekitar, sedangkan faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan

disekitar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan

menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

(1) Faktor keluarga, berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan

latar belakang kebudayaan; (2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan

tugas rumah; (3) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Renante P.Manlunas menyatakan bahwa “ICT and Cooperative

Learning : Renventing the Classroom: (2006:4) “Cooperative learning (CL) is

The instructional use of small groups through which students work together to

maximize their own and each others learning” In this type of classroom, the

students interact with their groups and perform task-oriented activities designed

by the teacher”. Pembelajaran kooperatif (CL) adalah penggunaan pembelajaran

melalui kelompok-kelompok kecil dimana siswa bekerja sama untuk

memaksimalkan mereka sendiri dan masing-masing orang lain belajar. Dalam hal

ini jenis kelas ,siswa berinteraksi dengan kelompok mereka dan melakukan

kegiatan berorientasi tugas yang dirancang oleh guru.

Menurut Slavin (2005: 4), pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai

macam metode pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil

untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka

kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Dengan kata lain pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang terdiri

dari kelompok kecil, masing-masing terdiri dari siswa yang tingkat

kemampuannya berbeda. Aktivitas pembelajaran jenis ini dapat meningkatkan

pemahaman mereka akan setiap pelajaran. Setiap anggota kelompok tidak hanya

bertanggungjawab terhadap pengajaran yang diajarkan, tetapi mereka juga ikut

membantu belajar teman kelompoknya. Selain itu juga, untuk menciptakan

pencapaian dari sebuah suasana yang diharapkan, para siswa mengerjakan semua

tugas-tugas sampai semua anggota kelompok benar-benar memahami secara

lengkap dengan baik. Menurut Robyn M. Gillies dalam jurnalnya yang berjudul

“The Effects of Cooperative Learning on Junior High School Students’ Behaviour

Discourse and Learning During a Science-Based Learning Activity” (2008: 332) :

“This includes ensuring that the group task is established so that all members realize that they are required to contribute and to assist others to do likewise. It also includes ensuring that students are taught the interpersonal and small-group skills that are required to help students communicate effectively with their peers, manage conflict, allocate resources fairly and make decisions democratically. When these elements have been embedded into the small group structure, students are more likely to feel included and accepted as part of the ‘group’, and this, in turn, provides the impetus for them to feel motivated to achieve and contribute to both their own and the group’s goals”.

Termasuk memastikan bahwa tugas kelompok diadakan agar para siswa

menyadari bahwa mereka saling menbutuhkan sumbangan dalam berpikir dan

saling membantu satu sama lain. Hal ini juga memastikan bahwa mereka juga

berhubungan antar pribadi dan kelompok kecil lainnya. Dengan keahlian itu,

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dibutuhkan komunikasi secara efektif dengan teman sebaya untuk mengurangi

perselisihan dan membuat keputusan secara demokratis. Bila unsur ini telah

ditanamkan ke struktur kelompok kecil maka siswa akan masuk dan menerima

sebagai bagian dari ‘group’ itu. Untuk Selanjutnya, siswa akan terdorong untuk

merasakan motivasi dalam berperan dan mencapai tujuan belajar dari dalam diri

siswa maupun dari kelompoknya.

Usaha kerjasama tersebut menghasilkan keuntungan bagi para peserta

sehingga semua anggota kelompok: a. meraih dari setiap usahanya masing-masing

(keberhasilannmu menguntungkanku dan keberhasilanku menguntungkanmu), b.

mencatat bahwa semua anggota kelompok berbagi keyakinan pada umumnya (ikut

tenggelam atau berenang bersama-sama), c. mengetahui kualitas penampilan

setiap orang karena dirinya sendiri dan anggota kelompoknya (kita tidak bisa

melakukan itu tanpa kamu), d. merasakan kebanggaan dan merayakan bersama-

sama ketika sebuah anggota kelompok berhasil dalam pencapaian (selamat buat

keberhasilanmu).

Menurut Effandi Zakaria and Zanaton Iksan dalam jurnalnya yang

berjudul “Promoting Cooperatif Learning in Scince and Mathematic Education :

A Malaysian Perspectif”(2006:2)

“Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective when students are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks. Cooperative learning has been used as both an instructional method and as a learning tool at various levels of education and in various subject areas.” Pembelajaran kooperatif berdasarkan atas kepercayaan bahwa

pembelajaran yang paling efektif ketika siswa terlibat aktif dalam mengeluarkan

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pendapat dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas akademik. Pembelajaran

kooperatif menggunakan perpaduan antara metode pembelajaran dan alat atau

media pembelajaran. Pembelajaran kooperatif hanya berdasarkan keadaan yang

meyakinkan bahwa usaha bekerjasama diharapkan menjadi lebih produktif

daripada persaingan dan usaha individual. Kondisi tersebut antara lain: a.

ketergantungan yang positif, (tenggelam/ berenang bersama-sama): 1) setiap

usaha anggota kelompok diharapkan dan sangat diperlukan untuk keberhasilan

kelompoknya, 2) masing-masing anggota kelompok memiliki kontribusi yang

unik untuk membuat usaha bersama, karena sumbernya atau aturannya dan

bertugas untuk bertanggung jawab; b. Interaksi secara langsung (meningkatkan

keberhasilan satu sama lain): 1) penjelasan secara lisan tentang cara mengatasi

masalah-masalah, 2) mengajari pengetahuan satu sama lain, 3) menguji

pemahaman, 4) membahas konsep yang diajarkan, 5) menghubungkan pelajaran

sekarang dengan masa lalu; c. individu dan kelompok yang dapat

dipertanggungjawabkan (tidak tergantung, tidak bermalas-malasan): 1) menjaga

ukuran kelompok kecil. Kelompok yang lebih kecil merupakan kelompok yang

dapat dipertanggungjawabkan lebih besar, 2) memberikan tes secara individu

untuk setiap siswa, 3) menguji siswa dalam ucapan dengan memanggil satu siswa

untuk mempresentasikan pekerjaan sendiri/kelompoknya kepada guru. (presentasi

dalam kelompok / untuk segala kelas), 4) observasi masing-masing kelompok dan

merekam frekuensi dari kontribusi setiap anggota terhadap tugas kelompok, 5)

menetapkan satu siswa dalam setiap aturan kelompok dari pengecek. Pengecek

meminta anggota kelompok lain untuk menjelaskan sebab-sebab dan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

perbandingan jawaban kelompok, 6) Beberapa siswa mengajarkan apa yang telah

mereka pelajari terhadap orang lain; d. keahlian kelompok kecil dan perseorangan:

1) Kehalian sosial harus diajari, 2) Kepemimpinan, 3) Membuat keputusan, 4)

Membangun kepercayaan, 5) Komunikasi, 6) Keahlian mengatur konflik; e.

proses kelompok: 1) Anggota kelompok membahas bagaimana mereka mencapai

tujuannnya dan menjaga hubungan kerja yang efektif, 2) Menggambarkan

tindakan anggota yang membantu dan tidak membantu, 3) Membuat keputusan

tentang perilaku yg berkelanjutan atau yang harus dirubah.

Menurut Robyn M. Gillies dalam jurnalnya yang berjudul “The Effects of

Cooperative Learning on Junior High School Students’ Behaviour Discourse and

Learning During a Science-Based Learning Activity” (2008: 332) :

“This includes ensuring that the group task is established so that all members realize that they are required to contribute and to assist others to do likewise. It also includes ensuring that students are taught the interpersonal and small-group skills that are required to help students communicate effectively with their peers, manage conflict, allocate resources fairly and make decisions democratically. When these elements have been embedded into the small group structure, students are more likely to feel included and accepted as part of the ‘group’, and this, in turn, provides the impetus for them to feel motivated to achieve and contribute to both their own and the group’s goals”.

Termasuk memastikan bahwa tugas kelompok diadakan agar para siswa

menyadari bahwa mereka saling menbutuhkan sumbangan dalam berpikir dan

saling membantu satu sama lain. Hal ini juga memastikan bahwa mereka juga

berhubungan antar pribadi dan kelompok kecil lainnya. Dengan keahlian itu,

dibutuhkan komunikasi secara efektif dengan teman sebaya untuk mengurangi

perselisihan dan membuat keputusan secara demokratis. Bila unsur ini telah

ditanamkan ke struktur kelompok kecil maka siswa akan masuk dan menerima

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

sebagai bagian dari ‘group’ itu. Untuk Selanjutnya, siswa akan terdorong untuk

merasakan motivasi dalam berperan dan mencapai tujuan belajar dari dalam diri

siswa maupun dari kelompoknya.

3. Pembelajaran Kooperatif Metode TGT

Ada beberapa pendekatan metode pembelajaran biologi seperti pendekatan

kooperatif, kontekstual, PBL,CTL dan lain sebagainya. Menurut Kemal Doymus

dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Effects of Two Cooperative Learning

Strategis on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry (2009: 34) .

“These methods and structures can be categirizet into the following models a)Student Teams and Achievement Divisions (STAD), b) Teams –Tournaments (TGT), c) Learning Together(LT), d) Jigsaw Technique(JT), e) Group Investigation Technique (GIT), f) Team Accelerated Instruction (TAI) and g) Cooperative Integrated Reading and composition (CIRC).

Pembelajaran kooperative ini ada beberapa metode dan struktur antara lain

STAD, TGT, LT, JT, GIT, TAI, CIRC. Dalam penelitian ini menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode TGT. Metode TGT dikembangkan pertama kali

oleh David De Vries dan Keith Edward. Metode TGT merupakan metode

pembelajaran pertama dari John Hopkins (Slavin, 2005: 13). Perbedaan metode

TGT dengan metode lain dari model pembelajaran kooperatif yaitu, dalam metode

TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan

permainan

Terdapat lima komponen dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif

metode TGT, yaitu:

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

a. Presentasi Kelas/ Pengamatan Langsung

Presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran

dengan pengajaran langsung atau diskusi ataupun presentasi audiovisual. Guru

membagi kelompok sesuai dengan nilai ujian SMP siswa serta menyebutkan

konsep-konsep yang harus dipelajari, memberikan cerita singkat untuk

pendahuluan mengenai materi yang akan diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi

tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para

siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh

selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka

mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

b. Belajar Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Menurut

Renante P.Manlunas dalam jurnalnya yang berjudul “ICT and Cooperative

Learning : Renventing the Classroom: (2006:4): “In TGT, students are assigned

to three or four–member teams that are mixed in performance and gender”.

Dalam TGT, siswa ditugaskan untuk tiga atau empat anggota tim yang dicampur

dalam kinerja dan gender. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa

semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk

mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah

guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar-

kegiatan atau meteri lainnya. Pembelajaran tim sering melibatkan pembahasan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan

pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Pada metode TGT

ini, poin penting yang perlu ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan

yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan

kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah

untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat

yang dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan

terhadap siswa-siswa mainstream.

c. Permainan/Game

Permainan disusun untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan

biasanya disusun dalam pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi dalam

presentasi kelas dan latihan lain. Permainan dalam pembelajaran koopertaif

metode TGT dapat berupa permainan yang mudah dan banyak dikenal. Dalam

penelitian ini permainan yang digunakan adalah Teka-Teki Silang (Cross Word)

dan Ular tangga.

d. Tournament/ Pertandingan

Tournament adalah saat dimana permainan berlangsung dan dilaksanakan

setelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah melaksanakan

kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Menurut Renante P.Manlunas dalam

jurnalnya yang berjudul “ICT and Cooperative Learning : Renventing the

Classroom: (2006:4)

“The teacher presents the lesson and then students work with their teams to ensure that all the members have mastered the lesson. The students then play academic games and tournaments either weekly or at the end of the unit. Here, the students play games at three to four–person

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tournament tables with members from the other teams who have comparable past performances and have contributed tournament points to their team total.”

Guru menyajikan pelajaran dan kemudian karya siswangan tim mereka untuk

memastikan bahwa semua anggota sudah menguasai pelajaran. Para siswa

kemudian bermain game akademis dan turnamen baik mingguan atau pada akhir

unit. Disini para siswa bermain game di meja turnamen tiga sampai empat orang

dengan anggota dari tim-tim lain yang memiliki kinerja masa lalu sebanding dan

telah memberikan kontribusi total poin turnamen untuk tim mereka. Dalam

tournament masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda. Kompetisi yang

seimbang ini, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya

berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka, jika mereka

melakukan yang terbaik. Dalam tournament mengilustrasikan hubungan antara

tim heterogen dan meja turnamen homogen. Setelah tournament selesai maka

dilakukan penilaian.

e. Penghargaan Tim

Tim yang mendapat nilai tertinggi pada permainan teka-teki silang dan

mencapai finish pada permainan ular tangga adalah sebagai pemenang dan akan

diberikan reinforcement atau penghargaan. Penghargaan atau pengakuan

kelompok diberikan oleh guru dengan menggunakan laporan berkala, majalah

dinding atau bentuk lain untuk pengakuan umum dan hadiah untuk tim yang

mempunyai prestasi tinggi individu mingguan tinggi atau kedudukan kumulatif

tinggi. Penghargaan ini tidak hanya sekedar memberikan hadiah besar, tapi yang

lebih penting adalah dapat menyenangkan para siswa atas prestasi yang mereka

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

lakukan (Slavin, 2005: 160). Menurut Fengfeng ke dalam jurnalnya yang berjudul

“Alternative Gool Structures for Computer game-based learning ”(2008:432).

“Although cooperative learning theory suggests individuals, regardless of gender and ability, should experience enhancements in learning and attitudes toward a subject: 1) Learners perceive that they will be rewaded based on comparison with other individual learners and their sense of self-determination decreases.2) Learners perceive that they are working together with other students to gain rewards or perceive themselves as working for their own rewards;their sense of self-determination increases”.

Meskipun teori pembelajaran kooperative dipercaya secara individu,

dengan mengabaikan jenis kelamin dan kemampuan. 1) pelajar akan melihat

mereka akan memberikan penghargaan berdasarkan perbandingan dengan

individu lain dan mereka rasa hak menentukan itu menurun.2). pelajar akan

melihat mereka bekerja sama dengan pelajar lain untuk menperoleh penghargaan,

dan mengamati mereka belajar untuk mendapatkan penghargaan diri sendiri

memberikan penghargaan berdasarkan perbandingan dengan individu lain dan

mereka rasa hak menentukan itu meningkat.

Menurut Yolanda Sarason dan Catherine Banbury dalam jurnalnya yang

berjudul “Active Learning Facilitate by Using a Game-Show Format or Who

Doesn’t Want to be a Millionaire Malaysian Perspective”(2004:513) :

“The use of the game show in the classroom is consistent with the underlying assumption of active learning that porrtray students as actively engagad in their learning and their world. this simple tool can help facilitate learning that draws on the higher cognitive skills that are involved with the analysis, synthesis, and evaluation of material. The use of games is particularly effective if the intellectual engagement high and if students are more motivated to learn”.

Dalam menggunakan permainan pertunjukan di kelas tetap dengan

mendasari pengambil-alihan pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Permainan dapat membantu memudahkan dalam belajar dan menggambarkan

pengetahuan yang lebih tinggi bagi orang yang bersangkutan dengan adanya

analisis, perpaduan, dan evaluasi bahan. Penggunakan permainan akan efektif jika

perikatan berkenaan dengan akal budi yang tinggi dan jika pelajar lebih

termotivasi mempelajarinya. Jika kita dapat dengan mudah belajar di permainan

itu maka akan menyenangkan dan menarik. Dalam pembelajaran kooperatif

metode TGT, meskipun belajar mengajar secara berkelompok namun prestasi

belajar yang diukur merupakan prestasi belajar individu. Dengan metode ini

diharapkan siswa akan terpacu untuk lebih siap belajar khususnya belajar ilmu

kimia, tanpa ada rasa takut untuk mempelajarinya. Selain itu, guru hanya

bertindak sebagai fasilitator yang memantau kegiatan masing-masing kelompok,

sehingga diharapkan setiap siswa dalam kelompok dapat belajar dengan sungguh-

sungguh.

Dalam pembelajaran kooperatif metode TGT, meskipun proses belajar

mengajar dilakukan secara berkelompok, akan tetapi prestasi belajar yang diukur

adalah prestasi belajar individu. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat

belajar dengan sungguh-sungguh karena terpacu untuk lebih siap belajar

khususnya belajar ilmu biologi sistem syaraf, tanpa ada rasa takut untuk

mempelajarinya. Peran guru dalam metode TGT ini hanya bertindak sebagai

fasilitator yang memantau kegiatan masing-masing kelompok.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

4. Pembelajaran Kooperatif Metode Ular tangga

Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan

oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di

beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya

dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870

(http://id.wikipedia.org).

Setiap orang dapat menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah

kotak, ular dan tangga yang berlainan. Kotak yang terdapat dalam ular tangga

yang digunakan dalam pembelajaran ini berjumlah 80. Setiap pemain mulai

dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara

bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu

yang muncul. Biasanya bila seorang pemain mendapatkan angka 6 dari dadu,

mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak, maka giliran jatuh ke pemain

selanjutnya. Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat

langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular,

mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain

pertama yang mencapai kotak terakhir.

Permainan ular tangga merupakan salah satu teknik pembelajaran yang

akan digunakan dalam penelitian ini. Ular tangga yang digunakan dalam

pembelajaran ini dinamakan ular tangga SS (Sistem saraf), yaitu modifikasi dari

permainan ular tangga tetapi pada kotak-kotak angka diubah dengan pertanyaan

atau tugas yang berkaitan dengan konsep sistem saraf. Dengan penerapan teknik

pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

belajar siswa di kelas. Ular tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

permainan yang digunakan sebagai media pembelajaran metode TGT berbentuk

papan yang dibagi dalam kotak-kotak kecil dan digambar sejumlah "tangga" atau

"ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain, dimana setiap kotak berisi

pertanyaan yang berhubungan dengan konsep struktur atom.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari permainan ular tangga ini adalah:

a. Kelebihan permainan Ular tangga: 1) kerjasama kelompok dalam mencapai

finish sangat ditekankan; 2) anak tidak selalu dituntut untuk berpikir, sehingga

suasana turnamen cenderung lebih menyenangkan; 3) dengan keberuntungan

mengocok dadu, memberikan motivasi lebih besar pada siswa untuk mencapi

finish (mencapai kemenangan); 4) memerlukan pengetahuan yang cukup tinggi,

karena siswa dituntut untuk aktif dalam mencari jawaban sendiri dengan cepat; 5)

dapat memuat pertanyaan dengan berbagai jenis jawaban (tidak hanya sebuah

konsep hafalan, tetapi juga konsep hitungan); b. Kelemahan permainan Ular

tangga: kurang dapat mengukur kemampuan suatu kelompok, karena kemenangan

dipengaruhi oleh adanya keberuntungan (adanya ular dan tangga).

5. Pembelajaran Kooperatif Metode Teka-teki silang (Cross word)

Teka Teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan di mana kita

harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf

yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya

biasanya dibagi ke dalam kategori 'Mendatar' dan 'Menurun' tergantung posisi

kata-kata yang harus diisi. (http://id.wikipedia.org)

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

TTS alias teka-teki silang bukan hanya membuat anak meningkat

memfokuskan pikiran dan bersikap sabar dan teliti dalam mengerjakan apapun.

Mengisi TTS dapat menjadi pilihan bermain bagi anak, jika dilakukan dalam

keadaan menyenangkan. Anak diajak memainkan imajinasinya untuk

menghasilkan sebuah kata yang tepat sesuai pertanyaan melalui stimulus satu

huruf baik di awal, tengah maupun akhir. Mengisi TTS ini memerlukan

kesabaran, fokus serta pengetahuan umum yang memadai sesuai tingkatan usia

dan kemampuan anak. Saat anak mulai mencocokan urutan pertanyaan dengan

letak kotak secara mendatar atau menurun sesungguhnya hal tersebut pun dapat

mengasah kecekatan, dimana kegiatan ini memerlukan koordinasi mata dan

tangan. Pada saat itulah anak membiasakan diri untuk fokus serta berkonsentrasi

agar menuliskan jawaban pada kotak yang tepat.

Dalam mengerjakan TTS, tentu anak tidak selalu mulus dalam

menemukan jawaban atas pertanyaan yang ada. Ada kalanya anak menemukan

pertanyaan yang sangat mudah namun bukan tak mungkin dia terhadang kesulitan.

Hal ini tentu dapat dijadikan keuntungan jika mereka jeli melihatnya. Karena di

tengah kesulitannya menemukan jawaban yang harus diisi ke dalam deretan kotak

tersebut, sesungguhnya tanpa disadari anak tengah belajar mengendalikan emosi

dan bersabar dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Dalam hal ini adalah

jawaban dari TTS yang sedang dia kerjakan. Seiring waktu berjalan, perlahan

anak akan mengerti bahwa tak selalu yang diinginkan bisa didapat dengan mudah

bahkan terkadang harus didapatkan dengan usaha yang keras. Di sini pun anak

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dapat belajar memecahkan suatu permasalahan dengan cara serta usahanya

sendiri.

Permainan teka-teki silang merupakan salah satu teknik pembelajaran

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, teka-teki silang

digunakan sebagai media pembelajaran metode TGT, jelasnya digunakan sebagai

alat pertandingan siswa sebagai sebuah permainan. Teka-teki silang yang

digunakan dalam pembelajaran ini dinamakan teka-teki silang SS (Sistem saraf) ,

yaitu modifikasi dari permainan teka-teki silang tetapi pada ruang-ruang kosong

(kotak putih) diubah dengan pertanyaan atau tugas yang berkaitan dengan konsep

sistem saraf. Dengan penerapan teknik pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat

meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa di kelas. Jadi, teka-teki silang

yang dimaksud disini adalah permainan yang digunakan sebagai media

pembelajaran metode TGT, dimana siswa harus mengisi ruang-ruang kosong

(berbentuk kotak putih) yang dibagi dalam kategori mendatar dan menurun

dengan huruf-huruf yang membentuk jawaban dari soal sistem saraf.

Adapun kelebihan dan kelemahan permainan teka-teki silang yang

digunakan ini, antara lain: a. Kelebihan: 1) Dapat mengukur kemampuan suatu

kelompok, karena tidak ada faktor keberuntungan dalam mencapai kemenangan;

2) Diperlukan pengetahuan yang cukup, karena siswa harus aktif mencari jawaban

sendiri dengan tepat; b. Kekurangan : 1) Tidak dapat memuat pertanyaan hitungan

dengan jenis jawaban yang komplek; 2) Jawaban lebih mudah ditebak, karena ada

huruf-huruf yang menghubungkan sebuah kata.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

6. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung

keberhasilan proses belajar mengajar. Beberapa definisi mengenai media

pembelajaran: 1) Schramm (1977), mengemukakan bahwa media pembelajaran

adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran, 2) Briggs (1977), berpendapat bahwa media pembelajaran adalah

sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku, film,

video dan sebagainya, 3) National Education Associaton (1969) mengungkapkan

bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun

pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya: a. Media pembelajaran

dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.

Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang

menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan

melancong, dan sebagainya.

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya: 1) Media Visual :

grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, 2) Media Audial : radio, tape

recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya, 3) Projected still media : slide;

over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya, 4) Projected motion media :

film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya

(http://akhmadsudrajat. wordpress.com).

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 2.2. Hubungan Media dengan Tujuan pembelajaran

Jenis Media 1 2 3 4 5 6

Gambar Diam S T S S R R

Gambar Hidup S T T T S S

Telivisi S S T S R S

Obyek tiga dimensi R T R R R R

Rekaman Audio S R R S R S

Programmed instruction S S S T R S

Demonstrasi R S R T S S

Buku teks tercetak S R S S R S

Keterangan :

R = Rendah, S = Sedang, T= Tinggi

1 = Belajar Informasi faktual, 2 = Belajar pengenalan visual, 3 = Belajar prinsip,

konsep dan aturan, 4 = Prosedur belajar, 5= Penyampaian keterampilan persepsi

motorik, 6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin

dicapai(http://akhmadsudrajat.wordpress.com).

7. Memori

a. Pengertian Memori

Memori atau ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan

otak dalam pengambilan informasi (http://id.wikipedia.org). Menurut Wood

Worth dan Marquis (1957) dalam Bimo walgito (2003: 145), memori atau ingatan

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan yang berkaitan

dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan

(retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau.

Istilah lain yang sering digunakan dalam materi pelajaran biologi adalah

memasukkan (encoding), menyimpan (storage) dan menimbulkan kembali

(retrieval). Tahapan proses mengingat menurut Atkinson dan Shiffrin (1968),

morgan dkk (1984) dalam Bimo Walgito (2003: 147) ditunjukkan pada skema

gambar 2.1 berikut:

Memory output

sensori attention retrieval

input storage

short term store long term store

(hold only a few items ) (hold atremendous amount

Of information in organized

Categories)

Gambar 2.1 Tahapan proses mengingat (Atkinson dan Shiffrin, 1968) dan Morgan (1984).

Stimulus sebagai sensory input dipersepsi melalui alat indera (sensory

register), untuk mengadakan persepsi perlu adanya perhatian misal dalam proses

pembelajaran dengan pemberian metode yang menarik dan inovatif. Dalam waktu

Sensori register

Rehearsal buffer

A,A’,A” etc B,B’,B” etc Etc Etc Etc

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

yang singkat apa yang dipersepsi itu dapat ditimbulkan kembali memory output,

yang disebut short term memory atau disebut juga short term store.

Apabila persepsi tidak segera ditimbulkan dalam alam kesadaran sebagai

memory output, tetapi disimpan dalam ingatan melalui encoding, apabila

diperlukan melalui retrieval apa yang ada dalam gudang atau ingatan itu

ditimbulkan kembali sebagai memory output. Retrieval kebalikan dari encoding

yaitu mencari informasi yang ada dalam gudang ingatan. Apa yang dipersepsi atau

dipelajari itu disimpan dalam ingatan dalam waktu yang lama, apabila dibutuhkan

dapat ditimbulkan kembali, inilah yang disebut long term memory atau disebut

juga long terms store.

Ada banyak klasifikasi ingatan berdasarkan durasi, alam, dan pengambilan

sesuatu yang diinginkan. Tahapan utama dalam pembentuk dan pengambilan

memori adalah: 1) Encoding: proses dan penggabungan informasi yang diterima;

2) Penyimpanan: penciptaan catatan permanen dari informasi yang telah diencode;

3) Pengambilan: memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk

digunakan dalam suatu proses atau aktivitas.

Memori atau daya ingat adalah kemampuan untuk mengingat pengalaman

terdahulu yang kemudian bisa menggunakannya kembali pada situasi yang

berikutnya atau disebut (merecall). memori berkaitan dengan konsentrasi dan

sebaliknya, karena anak membutuhkan daya konsentrasi yang cukup agar

informasi tersebut dapat tertanam dalam diri anak. Saat anak menerima informasi

baru, harus disertai kemampuan menyimpan informasi tersebut. Agar ketika

berhadapan dengan kondisi yang mirip dengan pengalaman sebelumnya maka

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

anak dapat merecall memori tersebut. Pengalaman – pengalaman itu tak hanya

berupa akademis, namun juga berisi norma-norma. Dengan pengalaman yang

kaya akan mempengaruhi pola pengembangan daya pikirnya saat memecahkan

permasalahan yang dihadapinya. Memori menjadi salah satu hal yang

mempengaruhi pembentukan intelegensi anak. Kemampuan memori yang baik

mempengaruhi aspek intelegensi tapi juga pengelolaan emosi dan interaksi sosial.

Memori setiap orang ternyata bukanlah semata-mata hasil genetika, tetapi

juga karena adanya rangsangan dan pembentukan yang dimulai sejak dini. Seperti

diketahui, kemampuan memori memegang peranan yang krusial dalam proses

pembelajaran dan bagi banyak orang menjadi salah satu tolak ukur dalam

intelektualitas. Bahkan, hal ini merupakan aset berharga sepanjang hidup. Tidak

heran bila banyak orang pun berusaha terus untuk meningkatkan daya ingat dan

mengasah ketajamannya. Dengan melakukan pengulangan, lama-lama anak pun

akan terbiasa untuk mendengarkan dan merekamnnya dalam memori mereka.

Dalam belajar hal yang menentukan adalah kemampuan ingatan dari

peserta didik, karena sebagian besar pelajaran di sekolah adalah mengingat.

Mengingat juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun

yang lebih penting dalam peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik

untuk mereproduksi kembali pengetahuan yang sudah diterimanya, misalnya pada

waktu ujian para peserta didik harus mereproduksi kembali pengetahuan dan

pemahaman yang diperoleh selama mengikuti pelajaran. Dalam menghafal peserta

didik mempelajari sesuatu dengan tujuan mereproduksi kembali kelak dalam

bentuk harfiah, sesuai dengan perumusan dan kata-kata yang terdapat dalam

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

materi asli. Dengan demikian peserta didik dapat belajar bagaimana cara-cara

menghafal yang baik sehingga materi cepat dihafal dan tersimpan dalam keadaan

siap direproduksi secara harafiah pada saat dibutuhkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa memori adalah kemampuan

yang dimiliki seseorang, untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan

kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya.

b. Tiga Bagian Memori

Tehnik mengingat yang banyak dilakukan orang adalah dengan mengulang

informasi yang masuk. Pengulangan informasi akan tersimpan lebih lama dan

lebih mudah untuk diingat kembali. Proses pengulangan tersebut berkaitan erat

dengan sistem ingatan yang ada pada manusia. Sistem ingatan manusia dibagi 3

bagian yaitu, sensori memori (sensory memory), ingatan jangka pendek (short

term memory) dan ingatan jangka panjang (long term memori).

Sensori memori mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah

satu atau kombinasi panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran

melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan rabaan melalui kulit.

Bila informasi atau stimuli tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakan,

namun bila diperhatikan maka informasi tersebut ditransfer ke sistem ingatan

jangka pendek. Sistem ingatan jangka pendek menyimpan infromasi atau stimuli

selama kurang lebih 30 detik, dan hanya sekitar tujuh bongkahan informasi dapat

dipelihara dan dapat disimpan di sistem ingatan jangka pendek dalam suatu saat.

Setelah berada di sistem ingatan jangka pendek, informasi tersebut dapat

ditransfer lagi melalui proses rehearsal ke sistem ingatan jangka panjang untuk

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

disimpan, atau dapat juga informasi tersebut hilang atau terlupakan karena

tergantikan oleh tambahan bongkahan informasi yang baru.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori

Menurut Bimo Walgito (1990: 107-115), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi memori, diantaranya sebagai berikut: 1) sesuatu yang mempunyai

makna akan lebih mudah diingat daripada yang tidak bermakna, 2) lama interval,

yaitu jarak waktu antara memasukkan informasi sampai ditimbulkannya kembali

informasi itu. Semakin lama interval akan semakin berkurang kemampuan

memori seseorang, 3) isi interval, yaitu aktivitas-aktivitas yang mengisi interval.

Jika mempelajari suatu materi kemudian mempelajari materi lain, maka materi-

materi itu akan saling mengganggu dalam proses memori, 4) situasi sesorang,

istirahat akan memperkuat daya retensi, 5) perulangan, makin sering informasi

diulang akan makin baik diingat, 6) emosi dapat memberikan blocking dalam

mengeluarkan kembali informasi yang telah dimasukkan dalam memori, 7)

amnesia, yaitu gangguan pada otak sebagai pusat kesadaran.

b. Metode Pengukuran Kemampuan Memori

Menurut Bimo Walgito (2004: 161-165), pengukuran memori atau ingatan

seseorang dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu: 1) Metode Dengan

Melihat Waktu Belajar. Metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan

cara melihat berapa lama waktu yang diperlukan oleh subyek untuk dapat

menguasai materi yang dipelajari dengan baik; misalnya dapat menimbulkan

kembali materi tersebut tanpa kesalahan, 2) Metode Mempelajari Kembali.

Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana subyek disuruh

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria

tertentu seperti pada saat mempelajari materi tersebut yang pertama kali, 3)

Metode Rekonstruksi. Dalam metode ini subyek diminta mengkonstruksikan

kembali materi yang telah diberikan, setelah itu dinilai hasilnya berdasarkan

waktu yang telah digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat sampai pada

kriteria tertentu, 4) Metode Mengenal Kembali. Metode ini menggunakan cara

pengenalan kembali. Subyek disuruh mempelajari sesuatu materi, kemudian

diberikan materi untuk mengetahui sampai sejauh mana yang dapat diingat

dengan bentuk pilihan benar salah atau pilihan ganda, 5) Metode Mengingat

Kembali. Metode ini menggunakan cara pengingatan kembali. Subyek disuruh

mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Misal ujian yang berbentuk

essay, 6) Metode Asosiasi Berpasangan. Dalam metode ini subyek disuruh

mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan mengingat, dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai

stimulus, dan subyek disuruh menyebutkan atau menimbulkan kembali

pasangannya.

c. Pelatihan-pelatihan yang dapat Meningkatkan Memori

Para ahli masih memperdebatkan apakah memori merupakan suatu trait

(sifat) atau skill (kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan tidak

dapat ditingkatkan, sedangkan skill merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan

ditingkatkan.

Bagi orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan Memori, antara lain: 1) Mnemonic: menciptakan asosiasi antar hal

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yang harus diingat; 2) Method of loci: berusaha menciptakan gambaran seperti

peta di benak kita dan mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal

yang ingin diingat; 3) Peg word/ irama: mengasosiasikan kata yang ingin diingat

dengan kata lain yang berirama; 4) menggunakan bayangan visual, misalnya John

Conrad menggunakan bayangan visual untuk mengingat pesanan makanan dari

para tamu; 5) memahami hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di

luar kepala. Hal yang dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar

kepala; 6) konteks ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika

hal tersebut harus diingat kembali (encoding specificity); 7) memori akan baik

ketika individu merasa terlibat secara emosional, namun keterlibatan emosional

tidak terlalu tinggi; 8) menggunakan sebanyak mungkin cue ketika berusaha

mengingat sesuatu; 9) memori akan lebih baik jika sesuatu dipelajari berulang kali

walaupun masing-masing sesi cukup pendek, daripada mempelajari sesuatu dalam

satu sesi yang panjang. Jadi, lebih baik mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah

yang masing-masing lamanya 20 menit daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam. 10)

memori akan lebih baik jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara,

misalnya mengingat suatu pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan lebih

baik daripada hanya salah satu saja (http://rumahbelajarpsikologi.com).

8. Kreatifitas Siswa

Kreativitas artinya daya cipta. Daya cipta sebagai kemampuan untuk menciptakan

hal-hal yang sama sekali baru adalah hal yang hampir tidak mungkin, oleh karena

itu kreativitas merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sebelumnya. Menurut Munandar (1999:47-50), menyatakan bahwa kreativitas

sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi,

atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas adalah kemampuan yang berdasarkan pada

data atau informasi yang tersedia, untuk menemukan banyak kemungkinan

jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas,

ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Dari pendapat ini makin banyak

kemungkinan jawaban yang diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah

seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi

tidak semata-mata banyaknya jawaban yang diberikan untuk menentukan

kreativitas seseorang, tetapi juga mutu atau kualitas jawabannya. Kreatifitas dapat

dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek-aspek kelancaran

(fluency), keluwesan (flexibility), dan orisinalitas dalam berpikir, serta

kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)

suatu gagasan. Kreativitas verbal Rhode (dalam Akbar, dkk., 2001:4)

mendefinisikan kreativitas ke dalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s of

Creativity, yaitu dimensi Person, Process, Press dan Product. Guilford (dalam

Akbar, dkk.,2001) menyatakan bahwa Creativityrefer to the abilities that are

charactheristic of creative people. Definisikan kreativitas yang menekankan

dimensi proses. Kreativitas verbal menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan,

yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasi, memecahkan atau

menjawab masalah dan cerminkan kemampuan operasiaonal anak kreatif. Ketiga

tekanan kemampuan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kemampuan untuk

membuat kombinasi atau unsur-unsur yang ada,b. Kemampuan berdasarkan data

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap

suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan

keragaman jawaban, c.Kemampuan yang secara operasional mencerminkan

kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk

mengelaborasi( mengembangkan, memperkaya, memerinci) suatu gagasan.

Kesimpulan kreativitas verbal merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya

baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif

berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dalam berbicara, menyimak,

membaca, dan menulis tentang hal-hal yang konkrit ditemui di sekitar lingkungan

individu.

9. Prestasi Belajar

Belajar menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlain-lainan,

seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai.

Berbagai macam tingkah laku yang dihasilkan dari belajar ini disebut sebagai

hasil belajar. Hasil belajar dinilai atau dinyatakan dengan angka yang disebut

sebagi prestasi belajar.

. Prestasi belajar merupakan fungsi yang penting dalam suatu

pembelajaran. Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar,

pada proses ini siswa menunjukkan keberhasilan atau kegagalan dalam belajarnya.

Menurut Eliyas tri Bagyo dalam Nicolaus Dolly simon K (2008: 49),

prestasi belajar adalah tanda atau simbol keberhasilan yang telah dicapai dari

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

usaha belajar. Tanda atau simbol tersebut biasanya dinyatakan dalam bidang

pengetahuan dan keterampilan. Untuk mengetahui siswa berprestasi perlu adanya

suatu evaluasi, yaitu suatu pengukuran dan penilaian yang dilaksanakan oleh

pengajar secara berkesinambungan.

Adapun fungsi dari prestasi belajar adalah sebagai : a. indikator kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa, b. lambang pemuasan hasrat ingin tahu, c.

bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena prestasi belajar dapat dijadikan

sebagai pendorong bagi siswa dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan, d.

indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan, karena prestasi belajar

dapat dijadikan sebagai tingkat produktivitas dan sebagai kesuksesan siswa, e.

untuk mengetahui daya serap siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang

diprogramkan kurikulum.

Menurut Nana Syaodih (2005: 102), “Hasil belajar merupakan realisasi

atau pemakaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang”. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan hasil belajar merupakan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa yang berbentuk kognitif, afektif,

dan psikomotor. Dari ketiga bentuk ini, bentuk kognitiflah yang paling banyak

dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

dalam menguasai isi bahan pelajaran. Aspek psikomotor biasanya digunakan

untuk materi yang menggunakan praktikum, sedangkan materi yang berupa teori

saja tanpa ada praktikum tidak diwajibkan menilai aspek psikomotor siswa.

Hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu

kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar tersebut selalu

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dinyatakan dalam bentuk tujuan-tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja). Hasil

belajar atau pembelajaran sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai

dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ada hasil nyata dan

diinginkan. Hasil belajar biasa disebut juga sebagai prestasi belajar. Sehingga

prestasi belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah

mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dapat berbentuk kognitif, afektif dan

psikomotor. Bloom dalam Suharsimi Arikunto (2009: 117) ”prestasi belajar dibagi

tiga kategori yaitu : kognitif, afektif, psikomotorik”. Prestasi belajar diperoleh

setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok.

Dengan belajar siswa yang dapat diamati atau pencerminan proses belajar yang

telah berlangsung.

10. Karakteristik Materi

Pelajaran IPA atau (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan ilmu yang

mempelajari alam semesta beserta isinya, berbagai cabang ilmu ipa telah kita

ketahui seperti:fisika, biologi dan kimia. Pelajaran IPA biologi (sains) diserap

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1.

Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya, 2. Mengembangkan

pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3.

Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran terhadap adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan tehnologi dan

masyarakat, 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

berfikir bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, 5. Meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan serta sumber daya alam 6. meningkatkan kesadaran untuk menghargai

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7.

Meningkatkan pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.

Kompetensi dasar 1.3 mengenai sistem koordinasi pada manusia , terdapat

empat indikator mengenai sistem koordinasi pada manusia yaitu a)

Membandingkan bentuk/ bangun bagian organ dan/atau organ penyusun sistem

koordinasi pada manusia, b) Mendeskripsikan fungsi otak, fungsi sumsum tulang

belakang, dan sel syaraf dalam dalam sistem koordinasi, c) Menunjukkan bagian-

bagian alat indera dan fungsinya, d) Mendata contoh kelainan dan penyakit pada

alat indera yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya

mengatasinya. Materi sistem koordinasi pada manusia yang diberikan pada siswa

kelas IX semester satu perlu disignifikasi dengan suatu metode yang menarik dan

sesuai. Materi sistem koordinasi pada manusia menuntut siswa untuk mengetahui

berbagai hal tentang sistem koordinasi pada manusia, pada materi ini bersifat

abstrak yang berarti tidak dapat dilihat langsung oleh siswa, sulit dan sangat

penting bagi pengetahuan siswa, dimana sistem koordinasi mengkoordinasikan

seluruh bagian organ tubuh, sehingga membutuhkan pemahaman dan hafalan

yang cukup.

a. Sistem Koordinasi Pada Manusia

Menurut Istamar syamsuri (174: 183), sistem saraf sangat berperan dalam

iritabilitas tubuh (kemampuan tubuh untuk menanggapi rangsang). Kemampuan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

ini memungkinkan manusia beradaptasi dan menanggapi berbagai perubahan yang

terjadi di sekitarnya.

Secara umum sistem saraf berfungsi :

1) Mengatur semua alat-alat tubuh agar dapat bekerja dengan serasi.

2) Menerima dan menanggapi rangsang yang ada disekitar tubuh.

Perubahan lingkungan dapat merupakan rangsangan atau stimulus bagi

organisme. Untuk dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungannya, organisme

memerlukan tiga komponen utama yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.

1) Reseptor

Reseptor atau penerima merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi

rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.

2) Sistem saraf

Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan tepi, berfungsi menerima,

mengolah dan meneruskan rangsangan ke efektor.

3) Efektor

Efektor merupakan struktur yang melaksanakan aksi sebagai jawaban

terhadap impuls yang datang padanya.

1) Sel Saraf (neuron)

Sel saraf adalah sel-sel yang memiliki kepekaan terhadap rangsang dan

mampu menghantarkannya. Sebuah sel saraf memiliki satu badan sel yang

lengkap dengan inti sel dan sitoplasmanya, dendrit dan neurit (akson), didalam

sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang berfungsi mensintesis protein. Sel

syaraf atau neuron adalah sel yang peka terhadap rangsang dan mampu

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menghantarkan rangsang. Bentuk dan ukuran sel syaraf bermacam-macam

tergantung pada letak dan fungsinya didalam tubuh. Untuk mengenal bentuk dan

bagian-bagian sel saraf. Perhatikan gambar sel syaraf dibawah ini:

Sel syaraf disebut juga neuron. Sel syaraf memiliki bagian-bagian sebagai

berikut:

a. Badan sel syaraf , merupakan pengendali kerja sel syaraf, mempunyai inti sel

dan sitoplasma yang banyak mengandung mitokondria.

b. Dendrit, tonjolan Protoplasma pada badan sel dan bercabang-cabang,

berfungsi untuk menerima dan menghantarkan impuls saraf dari luar ke sel

syaraf .

c. Neurit, disebut juga akson, merupakan juluran yang panjang dari badan sel.

Neurit berfungsi menghantarkan rangsang dari badan sel ke sel saraf lainnya.

Neurit disebut pula serabut syaraf. Neurit dibungkus oleh selubung meilin.

Selubung meilin tersusun dari lemak dan dekat permukaan luarnya terdapat sel-sel

Schwann. Selubung meilin tidak membungkus sepanjang neurit.Ada bagian-

bagian tertentu yang tidak terselubungi dan terjadi suatu penyempitan yang

Gambar 2.2. Gambar Sel Saraf Manusia

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

disebut nodus Ranvier. Selubung meilin juga tidak menyelubungi bagian ujung

neurit. Ujung neurit sel syaraf lain akan bersambung dengan ujung dendrit

persambungan tersebut disebut sinapsis.

2) Macam-macam sel saraf

Berdasarkan pada struktur dan fungsinya terdapat tiga macam sel saraf,

yaitu sel saraf sensori, motor dan konektor (interneuron).

a) Sel saraf sensori

Sel saraf sensori merupakan sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkan

impuls saraf dari alat indera menuju ke otak atau kesumsum tulang belakang.

b) Sel saraf motor

Berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sum-sum tulang

belakang menuju ke otak atau sum-sum tulang belakang menuju ke otot atau

kelenjar tubuh.

c) Sel saraf konektor (interneuron)

Berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari neuron sensori ke neuron

motor.

3) Mekanisme jalannya impuls Saraf

Impuls dapat dikatakan sebagai ”aliran listrik” yang merambat pada

serabut saraf.

(a) Impuls melalui Sel saraf

Impuls dapat mengalirkan melalui serabut saraf karena adanya perbedaan

potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf. Faktor yang

mempengaruhi kecepatan rambatan impuls saraf yaitu selaput mielin dan diameter

serabut serabut saraf.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(b) Impuls melalui sinapsis

Sinapsis merupakan titik temu antara ujung neurit atau akson dari suatu

neuron dengan ujung dendrit dari neuron lainnya. Pada bonggol sinapsis terdapat

mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis yang berisi zat kimia

neurotransmitter yang berperan merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain.

4) Terjadinya gerak Biasa dan Gerak Refleks

Pada gerak biasa impuls yang diterima oleh reseptor berjalan kesaraf

sensori, selanjutnya dibawa ke otak untuk diolah. Hasilnya olahan diotak berupa

tanggapan akan dibawa oleh saraf motor menuju ke efektor.

Gerak refleks melalui jalan pendek yaitu dari reseptor sebagai penerima

rangsang dibawa oleh saraf sensori ke pusat saraf. Impuls tersebut selanjutnya

diterima sel saraf penghubung (neuron perantara) tanpa diolah otak.

5) Sistem saraf pusat

Sistem syaraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak

dilindungi tengkorak. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang

belakang. Sistem syaraf pusat tersebut dilindungi oleh selaput meningia. Meningia

terdiri dari tiga lapisan (dari dalam keluar), yaitu piameter, arakhnoid, dan

durameter.

(a) Piameter

Merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan

sumsum tulang belakang. Lapisan Piameter banyak mengandung prmbuluh darah.

Piameter berperan memberi oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa

metabolisme.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(b) Arakhnoid

Berupa selaput jaringan yang lembut. Arkhnoid terletak diantara piameter

dan durameter.

(c) Durameter

Merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta menyatu dengan

tengkorak.

Rongga antara lapisan arakhnoid dan piameter berisi cairan serebrospinal.

Cairan ini berfungsi sebagai bantalan bagi otak untuk melindungi otak terhadap

benturan pada tengkorak.

(a) Otak

Menurut Kimmbal (1996:673-676) Otak merupakan pusat saraf yang

paling utama, terletak didalam rongga tengkorak. Berat otak orang dewasa sekitar

1,4 kg. Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar. Belahan otak

kiri mengendalikan sisi kanan tubuh dan sebaliknya belahan otak kanan

mengendalikan sisi kiri tubuh. Volume otak orang dewasa sekitar 1.500 cm3. Pada

waktu embrio, otak manusia dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu otak depan,

otak tengah, dan otak belakang. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan

manusia, otak pun berkembang. Otak depan berkembang dan membentuk otak

besar (serebrum). Otak tengah berukuran kecil dan merupakan penghubung antara

otak depan dengan otak belakang. Otak belakang terdiri dari otak kecil

(serebelum) dan sumsum lanjutan. Pada orang dewasa, yang tampak adalah

bagian otak besar, otak kecil, dan sumsum lanjutan.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(b) Otak depan atau otak besar

Merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Otak besar tersusun atas

dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam. Lapisan Luar (korteks)

merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan sel saraf.

Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaannya menjadi lebih

luas. Pada lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf. Lapisan Dalam

merupakan lapisan yang berwarna putih.lapisan dalam banyak mengandung

serabut saraf, yaitu dendrit dan neurit.

Fungsi Otak Besar

Otak besar merupakan pusat saraf utama yang mengendalikan kegiatan

tubuh. Otak besar berfungsi untuk:

Berpikir, pusat kesadaran dan kemauan kita, Pusat ingatan, Pengendalian

kesadaran kita misalnya untuk bergerak, mendengar, membau, dan bereaksi.

Berikut ini adalah gambar otak :

Gambar 2.3. Gambar otak pada manusia

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Otak besar (cerebrum) yang disebut juga otak depan. Terdiri dari 2

belahan besar yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani

tubuh yang berlawanan. Masing-masing belahan otak besar dibagi menjadi empat

lobus yaitu frontal, parietal, oksipital dan temporal. Antara lobus frontal dan

lobus parietal dipisahkan oleh sulkus sentralis (celah tengah) atau celah roalndo.

Otak depan memiliki fungsi yang penting dalam pengaturan semuaaktifitas

tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memory),

kesadaran dan pertimbangan. Didepan lekuk tengah (sulkus sentralis) terdapat

daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada

korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah

anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berfikir.

Dibelakang (posterior) sulkus sentralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini

berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran

(auditori) terletak pada lobus okispital yang menerima bayangan dan selanjutnya

bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat penecapan dan pembau terletak dilobus

temporal bagian ujung enterior.

(c) Otak tengah

Otak tengah (dienselafon) manusia cukup kecil dan tidak menyolok,

terletak didepan. Otak kecil dan jembatan varol. Bagian terbesar dari otak tengah

sebagian vertebrata adalah lobus obticus yang ukurannya berbeda-beda. Selain itu

otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbangan dan

serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dan bagian otak depan

juga antara otak depan dengan mata.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(d) Otak Belakang

Otak belakang meliputi jembatan varol (pons varolli), sumsum lanjutan

(medulla oblongata) dan otak kecil (serebelum). Jembatan varol ( Pons varolli ).

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan

otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan korteks otak besar. Sumsum

lanjutan (Medulla oblongata). Sumsum lanjutan atau medulla oblongata

membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons varolli dengan

sumsum tulang belakang (medulla spinalis) berperan sebagai pusat pengatur

pernapasan dengan cara meneruskan impuls saraf yang merangsang otot antara

tulang rusuk dan diafragma, sebagai pusat pengatur refleks fisiologi seperti detak

jantung, tekanan darah, suhu tubuh, pelebaran/penyempitan pembuluh darah,

gerak alat pencernaan dan sekresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya yaitu

mengatur gerak refleks seperti batuk, bersin dan berkedip. Otak kecil (Serebelum)

Otak kecil terdiri atas dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Belahan kanan

dan belahan kiri dihubungkan oleh jembatan Varol yang terletak dibagian depan

otak kecil.

Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan

mengkoordinasikan otot-oto sebagai alat gerak. Benturan pada otak kecil dapat

mengganggu keseimbangan seseorang. Jika otak kecil terpukul, keseimbangan

seseorang akan terganngu.

1. Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otak kecil dengan

sumsum tulang belakang. Oleh karena itu sumsum lanjutan disebut juga sumsum

penghbung. Sumsum lanjutan terletak dibagian bawah otak besar, didepan otak

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

kecil. Bagian luar sumsum lanjutan berwarna putih yang berisi dendrit dan neurit.

Bagian dalam berwarna abu-abu dan mengandung sel saraf. Fungsi Sumsum

lanjutan adalah mengatur denyut jantung, kecepatan pernafasan, suhu tubuh,

tekanan darah dan kegiatan tubuh lain yang tidak disadari.

2. Sumsum Tulang Belakang (Sumsum Spinal)

Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang

belakang. Sumsum tulang belakang memanjang mulai dari ruas tulang leher

sampai dengan tulang pinggang yang kedua. Susunan sumsum tulang belakang

sama seperti susunan sumsum lanjutan, yakni tersusun atas dua lapisan. Lapisan

luar berwarna putih berisi dendrit dan neurit, sedangkan lapisan dalam berwarna

abu-abu dan mengandung banyak sel syaraf. Dibagian dalam sumsum tulang

belakang terdapat bagian yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu mengarah ke

depan dan kebelakang. Bagian sayap depan disebut akar ventral, dan bagian sayap

belakang disebut akar dorsal. Akar ventral banyak mengandung sel syaraf motor.

Sedangkan akar dorsal banyak mengandung sel saraf sensori. Sel saraf sensori dan

sel saraf motor dihubungkan oleh sel saraf konektor. Sumsum tulang belakang

berfungsi sebagai pusat gerak reflek, penghantar impuls sensori dari indera ke

otak, penghantar impuls motor dari otak ke otot tubuh.

6) Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat

(yaitu otak dan sumsum tulang belakang) dengan organ-organ tubuh. Sistem saraf

tepi terdiri atas urat saraf dan ganglion. Sistem saraf tepi meliputi alur saraf

sensori dan saraf motor. Alur saraf motor dibagi menjadi sistem saraf sadar

(somatik) dan sistem saraf tak sadar (autonom).

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(a) Sistem saraf sadar

Sistem saraf sadar menghantarkan impuls berdasarkan perintah kesadaran

dan kemauan kita. Sistem saraf sadar terdiri atas sistem saraf kepala (kranial) dan

sistem saraf tulang belakang (spinal). Sistem saraf kranial terdiri atas 12 pasang

saraf otak yang keluar dari otak dan menuju ke alat tubuh atau otot tertentu,

misalnya menuju ke indera pendengar, penglihatan, pembau, pengecap, dan kulit.

Sistem saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf sumsum tulang belakang yang

keluar secara berpasangan dari sela-sela ruas tulang belakang. Saraf sumsum

tulang belakang merupakan gabungan saraf sensori dan saraf motor yang menjadi

satu berkas saraf. Tiap saraf menghubungkan sumsum tulang belakang dengan

alat tubuh, misalnya tangan dan kaki.

Menurut Istamar Samsuri (2005: 69), berdasarkan asal saraf tersebut

dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang sarang

pinggang, 5 saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor, yang ditunjukkan tabel 2.3.

Tabel 2.3. Macam-Macam Saraf

No

Saraf Nama Saraf Jenis Saraf Dari saraf sensory Dari saraf motorik

I Olfaktori Sensori Selaput lendir hidung

Tidak ada

II Optik Sensori Retina mata Tidak ada III Okulomotori Motor otot penggerak bola

mata Otot penggerak bola mata, pupuil mata, lensa mata

IV Troklear/ phetenik Motor otot penggerak bola mata

Otot lain penggerak bola mata

V Trigeminal Gabungan Gigi dan kulit muka Otot pengunyah VI Abdusen Motor otot penggerak bola

mata Otot lain penggerak bola mata

VII Rasial Sensori Lidah bagian ujung Otot muka, kelenjar ludah

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

VIII Auditori (vertibulokoklear)

Sensori Koklea dan saluran setengah lingkaran

Tidak ada

IX Glossofaringeal Gabungan Lidah bagian belakang tonsil

Kelenjar ludah, otot penelan di faring

X Vagus Gabungan Laring, paru-paru, jantung, lambung, pankreas, hati

Saraf simpatetik ke faring, esofagus, paru-paru, jantung, lambung, pankreas

XI Spinal / asesori Motor otot dibelikat, laring, faring, dan langit-langit halus

Otot laring, faring dan langit-langit halus

XII Hipoglosal Motor Otot lidah Otot lidah

(b) Sistem saraf tak sadar (Saraf autonom)

Saraf tak sadar (autonom) bekerja secara otomatis dan tidak dibawah

kehendak saraf pusat. Saraf tak sadar terletak disumsum tulang belakang. Sistem

saraf autonom terdiri atas sitem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik.

1. Saraf Simpatetik

Sistem saraf simpatetik terdiri atas 25 pasang simpul saraf (ganglion).

Ganglion terletak disepanjang tulang belakang sebelah depan, mulai dari ruas

tulang leher sampai dengan tulang ekor. Ganglion-ganglion itu bersambungan

membentuk dua deretan, yaitu deretan kiri dan deretan kanan. Pada sistem saraf

simpatetik ini, tiap-tiap ganglion mempunyai urat saraf yang keluar menuju ke

paru-paru, ginjal, jantung, pembuluh darah, dan alat pencernaan.

Fungsi sistem saraf simpatetik antara lain: mempercepat denyut jantung,

memperkecil diameter, memperlebar pupil mata, menghambat kerja lambung,

memperbesar bronkus, menghambat pankreas.

2. Saraf parasimpatetik

Menurut Istamar Samsuri (2005: 69), susunan saraf parasimpatetik berupa

jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar

diseluruh tubuh.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 2.4. Fungsi Saraf Simpatetik dan Saraf Parasimpatetik

Bagian tubuh

yang

dipengaruhi

Saraf Simpatetik Saraf Parasimpatetik

iris (pupil) Memperbesar pupil Mengecilkan pupil

Bronkus Memperbesar bronkus Mengecilkan bronkus

Jantung Mempercepat detak jantung Memperlambat detak jantung

Arteri kontriksi (memperkecil

diameter)

Dilatasi (memperbesar

diameter)

Kantung seni Menghambat kontraksi

kantung seni (relaksasi

kandung kemih)

Mengerutkan kandung kemih

Lambung Menghambat kerja lambung Memacu kerja lambung

Penis Mengontrol ejakulasi Merangsang ereksi

7) Indera

(a) Indera Pengl ihatan (mata)

Error!

Gambar 2.4. Mata pada manusia

1) Lapisan Bola mata: Bola mata terdiri dari tiga lapisan yaitu, sklera, koroid,

dan retina.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2) Reseptor Mata :pada retina terdapat dua macam sel reseptor (fotoreseptor)

yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus).

Tabel 2.5. Kelainan pada Mata

Jenis kelainan Penyebab Ditolong dengan Hipermetrop (rabun dekat)

Lensa mata tidak dapat mencembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan jatuh dibelakang retina

Lensa cembung (konvergen/positif)

Miop (rabun jauh)

Lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan jatuh didepan retina

Lensa cekung (divergen / Negatif)

Presbiop Elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua

Dibantu dengan lensa rangkap (dua macam lensa)

Astigmatisma Permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya tidak sama dan bayangan benda yang terbentuk tidak sama

Lensa silindris (silinder)

Katarak Lensa mata buram, tidak elastis akibat pengapuran sehingga daya akomodasi berkurang

Operasi

(b) Indera Pendengaran (Telinga)

Perhatikan gambar telinga dibawah ini

Gambar 2.5. Telinga pada manusia

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Telinga merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri

atas 3 bagian yaitu, telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Proses

mendengar, gelombang suara masuk :

1) Telinga luar: saluran telinga, gendang telinga; bergetar

2) Telinga tengah:Tiga tulang kecil:martil,Landasan,dan sanggurdi, Tingkat oval

3) Telinga dalam : Kohlea (rumah siput) : berisi perlimfa, Organ Corti : berisi

selaput basilar penuh sel saraf, PONSO tak samping (temporal lobe).

(c) Indera Peraba (kulit)

Kulit memiliki daya reseptor yang berbeda-beda, berikut ini gambar kulit:

1) Ujung saraf bebas (permukaan kulit) à rasa sakit dan panas

2) Korpuskula pacini à rasa tekanan,3). Ujung ruffini à panas dan tekanan

3) Ujung kraose à Rasa dingin,5). Korpus kulameissner à peka sentuhan

(d) Indera Pengecap (lidah)

Pada permukaan lidah terdapat reseptor pengecap berupa kuncup

pengecap. Kuncup rasa manis terdapat diujung lidah, kuncup rasa asam ditepi

Gambar 2.6. Kulit pada Manusia

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

belakang lidah, kuncup rasa asin ditepi depan kiri kanan lidah dan kuncup rasa

pahit dipangkal lidah.

Gambar 2.7. lidah pada manusia

(e) Indera Pembau (hidung)

Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia (kemoreseptor) terdapat pada

lapisan epitel yang terletak disebelah dorsal rongga dan terlindung oleh lendir.

Molekul-molekul yang larut dalam air dan lemak yang ada diudara akan larut

dalam lapisan lendir tersebut dan menimbulkan sensasi bau.

(f) Hormon

Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar

endokrin (kelenjar buntu).

1) Hipotalamus

Hipotalamus mempunyai sel-sel khusus yang memproduksi neuro hormon.

Neurohormon berfungsi sebagai hormon penggiat dan ada pula yang berfungsi

sebagai penghambat. Hormon penggiat yang dihasilkan diangkut melalui

pembuluh kapiler menuju hipofisis. Kemudian hipofisis mengeluarkan hormon

hormon yang sesuai. Neurohormon yang bekerja sebagai faktor penghambat,

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

misalnya prolaktin inhibiting faktor yang berfungsi menghambat pengeluaran

prolaktin.

2) Hipofisis atau Pitvitari

3) Kelenjar tiroid

Berfungsi mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur

penggunaan O2 dan CO2 mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental.

4) Kelenjar anak gondok ( Paratiroid)

Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid yang berfungsi mengatur

kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan tulang.

5) Kelenjar anak ginjal (adrenal)

Kelenjar ini terdiri atas dua bagian yaitu sebelah luar berwarna kekuning-

kuningan yang disebut korteks dan disebelah dalam disebut medula.

6) Pankreas

Berfungsi sebagai kelenjar endoktrin yang menghasilkan hormon insulin,

hormon yang mengubah gula menjadi glikogen pada hati dan otot lurik.

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Murni (2007) dengan judul “Pengaruh

pembelajaran Kimia dengan Metode TGT Menggunakan Permainan Ular

tangga dan Pyramid terhadap Prestasi Belajar Sistem Koloid dengan

Memperhatikan Kemampuan Awal Siswa”. Dalam penelitian ini, sebagai

populasi adalah siswa kelas XI SMA Negeri Mojolaban tahun pelajaran

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2006/2007, pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random

sampling. Pengumpulan data menggunakan metode tes untuk variabel prestasi

belajar dan kemampuan awal serta metode angket untuk mengukur aspek

afektif. Teknik analisis data menggunakan analisis variasi 2 jalan dengan

frekuensi sel tak sama, dilanjutkan uji komparasi rerata pasca analisis variansi

dengan metode scheffe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) penggunaan

metode TGT menggunakan permainan ular tangga lebih baik dibandingkan

dengan menggunakan permainan pyramid terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan sistem koloid, b) kemampuan awal berpengaruh terhadap

peningkatan prestasi belajar kimia pada pokok bahasan sistem koloid. Siswa

yang mempunyai kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar yang

lebih baik daripada siswa dengan kemampuan awal sedang dan rendah, c)

tidak ada interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan permainan

ular tangga dan menggunakan permainan pyramid dengan kemampuan awal

terhadap prestasi belajar kimia pada pokok bahasan sistem koloid.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Erlika setyaningsih (2009) dengan Judul

“Pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament)

menggunakan permainan ular tangga dan teka-teki silang dalam bentuk media

flash dengan memperhatikan memori dan EQ (Emotional Quotient) Materi

Pokok struktur atom”. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen

menggunakan anava 2 jalan dengan desain faktorial 2 x 2. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswa klas X SMA Negeri 2

Karanganyar. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Teknik pengumpulan data dengan metode tes untuk prestasi belajar, metode

angket untuk memori dan EQ. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan

metode belajar TGT dengan ular tangga dan teka-teki silang dapat

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik pada materi pokok struktur

atom. Siswa yang memiliki EQ tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih

tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki EQ rendah pada materi pokok

struktur atom.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Gillies Roby M. Dengan judul “ The Effects of

Cooperative Learning on Junior High School Students’ Behaviours:

Disccourse and Learning During a science based learning activity“.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan membandingkan

antara kelompok belajar kooperatif tersruktur dan tidak terstruktur serta

bertujuan untuk mengetahui efek pembelajaran kooperatif terstruktur dan tidak

terstruktur pada perilaku siswa dan hasil belajar selama proses pembelajaran

berbasis pengetahuan di SMP, sampel yang diambil dari 9 kelas dan berjumlah

164 0rang. Pada saat penelitian tersebut siswa belajar secara kooperatif dengan

3-4 orang dengan memperhatikan perbedaan gender dan kemampuan awal

yang dimiliki sebelum mengikuti pelajaran tersebut. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif terstruktur memberikan efek

yang lebih baik terhadap perilaku dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan

padakelompok belajar kooperatif terstruktur siswa yang menguasai konsep

lebih cepat bisa membantu rekan-rekannya dalam menyelasaikan masalah dan

penugasan kosep dibanding pada kelompok belajar tidak terstruktur.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

4. Penelitian yang dilakukan oleh Feng-feng Kee (2008) yang berjudul

“Alternatif Goals Struktur For Computer Based Learning”. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimen dan tujuan penelitian ini adalah meneliti

tentang penerapan struktur kelas kooperatif, kompetitif dan individual pada

pembelajaran matematika berbasis permainan komputer terhadap performa

dan sikap siswa pada pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan

sampel 160 orang di 8 kelas. Sampel adalah siswa kelas 5 SD Negeri di

Pensylvania dan masing-masing diberikan pembelajaran berbasis permainan

komputer dengan struktur kelas kooperatif, kompetitif dan individualis serta

kelompok kontrol tidak diberikan pembelajaran berbasis permainan komputer.

Penelitian ini menggunakan perbedaan gender dan status sosial ekonomi siswa

sebagai variabel moderator. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak

ada pengaruh signifikan penggunaan struktur kelas pada pembelajaran

berbasis permainan komputer terhadap performa matematika, tetapi

pembelajaran kooperatif pada pembelajaran berbasis permainan komputer.

Memberikan hasil paling positif terhadap sikap siswa pada pembelajaran

matematika, perbedaan gender tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap performa dan sikap siswa pada pembelajaran matematika sedangkan

perbedaan sosial ekonomi siswa memberikan perbedaan pengaruh pada

struktur kelas pembelajaran matematika berbasis permainan komputer.

5. Muhammad Irianto Mewal, S8311071 (2009) dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran STAD (Student Achievement Divisions) dan Model

Pembelajaran TGT (Team Game Tournament) Terhadap Sikap Ilmiah Siswa

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

ditinjau dari Kemampuan Interpersonal Siswa (Studi kasus Pembelajaran

Memahami Wujud zat dan Perubahannya pada Kompetensi Dasar Massa Jenis

dalam Kehidupan sehari-hari pada siswa SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2009/2010)”. Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT terhadap sikap

ilmiah siswa, 2) untuk mengetahui apakah ada pengaruh kemampuan

interpersonal siswa tinggi atau rendah terhadap sikap ilmiah siswa, 3) untuk

mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan

kemampuan interpersonal dan pengaruhnya terhadap sikap ilmiah siswa.

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2009/2010.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII sebanyak 182 siswa yang

terbagi dalam 6 kelas. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling

dipilih dua kelas sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen yang melibatkan dua kelas, satu kelas dalam pembelajarannya

menggunakan model STAD dan kelas lain menggunakan model TGT. Data

kemampuan interpersonal diambil dengan menggunakan angket tertutup

sedangkan data sikap ilmiah diambil dengan lembar observasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) ada perbedaan sikap ilmiah antara

siswa kelompok STAD dan TGT, untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa

model pembelajaran TGT masih lebih baik dari model pembelajaran STAD;

2) ada perbedaan sikap ilmiah antara siswa yang kemampuan interpersonalnya

tinggi dengan siswa yang kemampuan interpersonalnya rendah. Sikap ilmiah

siswa yang kemampuan interpersonalnya tinggi masih lebih baik dari siswa

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

yang kemampuan interpersonalnya rendah; 3) antara model pembelajaran

dengan kemampuan interpersonal tidak ada interaksi.

C. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengaruh metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga

dan metode pembelajaran TGT menggunakan Teka-Teki Silang terhadap

prestasi belajar Biologi

Materi sistem koordinasi pada manusia merupakan salah satu materi

pokok dalam pelajaran Biologi siswa kelas IX SMP yang diberikan pada semester

pertama. Materi ini memerlukan daya pemahaman dan daya hafalan yang cukup,

dari karakteristik materi sistem koordinasi sulit dan bersifat abstrak dan dapat

dirasakan oleh siswa maka metode yang tepat untuk karakteristik materi tersebut

adalah metode TGT (Team Game Tuornament) bermain sambil belajar melalui

kelompok-kelompok kecil dan diskusi, dengan belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil dan diskusi diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami

materi, selain itu materi yang sulit juga memerlukan pemahaman yang lebih

diperlukan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran materi sistem koordinasi pada manusia adalah ular tangga dan teka

teki silang, adapun keunggulan dan kelebihan permainan Ular tangga: 1)

kerjasama kelompok dalam mencapai finish sangat ditekankan; 2) anak tidak

selalu dituntut untuk berpikir, sehingga suasana turnamen cenderung lebih

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

menyenangkan; 3) dengan keberuntungan mengocok dadu, memberikan motivasi

lebih besar pada siswa untuk mencapi finish (mencapai kemenangan); 4)

memerlukan pengetahuan yang cukup tinggi, karena siswa dituntut untuk aktif

dalam mencari jawaban sendiri dengan cepat; 5) dapat memuat pertanyaan dengan

berbagai jenis jawaban (tidak hanya sebuah konsep hafalan, tetapi juga konsep

hitungan); b. Kelemahan permainan Ular tangga: kurang dapat mengukur

kemampuan suatu kelompok, karena kemenangan dipengaruhi oleh adanya

keberuntungan (adanya ular dan tangga). Adapun kelebihan dan kelemahan

permainan teka-teki silang yang digunakan ini, antara lain: a. Kelebihan: 1) Dapat

mengukur kemampuan suatu kelompok, karena tidak ada faktor keberuntungan

dalam mencapai kemenangan; 2) Diperlukan pengetahuan yang cukup, karena

siswa harus aktif mencari jawaban sendiri dengan tepat; b. Kekurangan : 1) Tidak

dapat memuat pertanyaan hitungan dengan jenis jawaban yang komplek; 2)

Jawaban lebih mudah ditebak, karena ada huruf-huruf yang menghubungkan

sebuah kata.

Penggunaan metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa

dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Ini sesuai dengan teori-teori

ausebel yaitu belajar bermakna, belajar bermakna adalah proses belajar akan

mendatangkan hasil atau makna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran

yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relavan yang sudah ada

dalam struktur kognisi siswa. Materi yang diajarkan harus berhubungan dengan

materi sebelumnya. Disamping itu kesesuaian teori Ausubel dengan metode TGT-

TTS dan TGT-UT adalah kedua metode tersebut konsep bermakna secara logis

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dalam belajar yang dilandasi oleh pengatahuan dan pengalaman terdahulu,

sehingga siswa dapat mengaitkan pengetahuan lama tersebut terhadap informasi –

informasi baru dan selanjutnya dapat menarik kesimpulan untuk dijadikan suatu

fakta, konsep yang baru. Konsep baru ini digunakan sebagai pengetahuan lama

dalam mempelajari materi baru.

Dengan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Game

Tournaments) dengan menggunakan permainan Teka-teki silang dan Ular tangga

yang dapat membantu mempermudah cara belajar siswa. Belajar tim yang kompak

dapat menjadikan pemahaman materi lebih mudah, siswa lebih mudah menerima

informasi dari teman sebaya dibandingkan dengan menbaca sendiri. dengan TGT

siswa akan berkompetisi dalam permainan sebagai wakil dari kelompoknya dan

siswa dituntut untuk aktif dalam bermain dan belajar.

Penggunaan permainan Teka-teki silang dan Ular tangga dalam penelitian

ini dipilih, karena permainan tersebut memiliki daya tarik tersendiri dalam teknik

menjawab pertanyaan. Suasana turnament dalam permainan ular tangga lebih

menyenangkan dari pada permainan teka-teki silang, karena pada permainan ular

tangga tidak selalu dituntut untuk berfikir, selain itu motivasi siswa juga lebih

besar, karena untuk mencapai finish dapat diperoleh dengan keberuntungan

mengocok dadu. Sedangkan teka-teki silang merupakan permainan yang sudah

umum dimasyarakat sehingga siswa diasumsikan akan merespons yang biasa saja.

Berdasarkan pemikiran diatas diduga metode pembelajaran TGT dengan

menggunakan permainan ular tangga dapat lebih meningkatkan prestasi belajar

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

siswa pada materi sistem koordinasi pada manusia dari pada siswa yang diajar

dengan menggunakan permainan teka-teki silang.

2. Pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi

Karakteristik materi sistem koordinasi pada manusia adalah sulit, bersifat

abstrak dan dapat dirasakan, selain itu banyak konsep-konsep penting yang

memerlukan ingatan lebih untuk mengingatnya, karena banyak istilah latin pada

sistem koordinasi pada manusia. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah memori. Memori merupakan kemampuan yang ada dalam

diri seseorang untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali

informasi yang pernah diperoleh sebelumnya. Materi yang banyak istilah latin dan

konsep-konsep penting diperlukan memori. Memori jangka pendek

memungkinkan mengingat selama beberapa detik sampai satu menit tanpa latihan,

memori jangka pendek tergantung pada daerah lobus frontal (terutama korteks

prefrontal dorsolateral) dan lobus parietalis yang juga merupakan konsep dari

sistem koordinasi pada manusia, sedangkan memori jangka panjang dapat

menyimpan jumlah yang jauh lebih besar dari informasi potensial jangka waktu

terbatas sebagai contoh diberikan nomor tujuh angka random kita mungkin

mengingatnya hanya beberapa detik saja mengingatnya hanya beberapa detik

sebelum lupa, menunjukkan hal itu tersimpan dalam memori jangka pendek kita.

Disisi lain, kita dapat mengingat nomor telepon selama bertahun-tahun melalui

pengulangan, informasi ini dikatakan disimpan dalam memori jangka panjang.

Dalam proses mengajar terjadi transfer informasi baik dari guru ke siswa

ataupun dari siswa ke siswa lain. Oleh karena itu memori diperlukan oleh siswa

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dalam proses belajar mengajar. Semakin tinggi memori siswa terhadap suatu

informasi, akan semakin mudah dalam belajarnya. Dimungkinkan siswa yang

memiliki tingkat memori tinggi memiliki prestasi belajar biologi yang lebih baik

dari pada siswa yang memiliki tingkat memori rendah sehingga diduga akan

terdapat pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi

Materi sistem koordinasi pada Manusia.

3. Pengaruh Kreatifitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Biologi

Materi sistem koordinasi pada manusia adalah sulit, bersifat abstrak dan

dapat dirasakan, selain itu banyak istilah latin dalam bentuk kata maupun kalimat

yang sulit dipahami. Materi yang memiliki karakteristik tersebut memerlukan

kreativitas siswa. Kreatifitas merupakan kemampuan untuk menghubungkan dan

mengkaitkan kadang-kadang dengan cara yang ganjil namun mengesankan

kreatifitas merupakan dasar pendayagunaan kreatif dan daya rohani manusia

dalam bidang manapun. Jadi kreatifitas merupakan proses proses mental dari

berbagai jenis ketrampilan keras manusia yang dapat melahirkan pengungkapan

yang unik, berbeda dan orisinil. Kreativitas adalah kemampuan yang berdasarkan

pada data atau informasi yang tersedia, untuk menemukan banyak kemungkinan

jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas,

ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Dari pendapat ini makin banyak

kemungkinan jawaban yang diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah

seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi

tidak semata-mata banyaknya jawaban yang diberikan untuk menentukan

kreativitas seseorang, tetapi juga mutu atau kualitas jawabannya.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dari uraian di atas diduga kreatifitas siswa yang tinggi dan rendah

diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar Biologi Materi Sistem

Koordinasi pada Manusia.

4. Interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan ular tangga dan

menggunakan permainan Teka-Teki silang dengan memori siswa terhadap

prestasi belajar Biologi

Siswa yang memiliki memori tinggi apabila dikenai pengajaran dengan

metode TGT menggunakan permainan ular tangga akan mempunyai perbedaan

prestasi belajar dengan siswa yang mempunyai memori tinggi tetapi dikenai

pengajaran dengan metode TGT menggunakan teka-teki silang. Sebaliknya siswa

yang mempunyai memori rendah yang diajar dengan metode TGT menggunakan

permainan ular tangga akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TGT

menggunakan permainan teka-teki silang karena suasana turnamen dalam

permainan ular tangga lebih menyenangkan dan dalam bermain ular tangga

motivasi siswa lebih besar. Dilihat juga dari karakteristik permainannya, pada

permainan teka-teki silang siswa dituntut untuk memiliki daya ingat yang tinggi,

hal ini dikarenakan dalam permainan teka-teki silang, siswa harus bisa

menghubungkan antara huruf-huruf yang tersedia membentuk kata yang di

inginkan yang jumlah hurufnya sudah ditentukan, jika ada kesalahan sedikit saja

dalam penulisan jawaban, maka jawabannya dianggap salah. Berbeda halnya

dengan permainan ular tangga, dimana dalam permainan ini, siswa tidak dituntut

untuk memberikan jawaban yang jumlah hurufnya sudah ditentukan seperti

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

jawaban yang ditentukan seperti jawaban yang diinginkan dalam teka-teki silang.

Hal ini juga dapat dilihat, bahwa materi sistem koordinasi pada manusia

merupakan materi yang perlu dihafalkan dan ingatan, materi sistem koordinasi

pada manusia terdiri dari konsep - konsep misalnya sel syaraf (neuron), dimana

dalam neuron terdiri dari bagian-bagian neurit, dendrite, badan sel, dan ujung

syaraf . Misalkan saja diinginkan jawaban dari salah satu bagian neuron, maka

dalam permainan teka-teki silang siswa harus benar-benar bisa menulis jawaban

yang tersusun dari huruf-huruf yang diinginkan sedangkan dalam permainan ular

tangga, meskipun jawabannya tidak lengkap tapi jawaban yang dimaksud benar,

maka jawaban tersebut akan dianggap benar. Dari uraian pemikiran diatas, diduga

terdapat interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan permainan teka-

teki silang dan ular tangga dengan memori siswa terhadap prestasi belajar

pada materi sistem koordinasi pada manusia.

5. Interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan permainan ular

tangga dan menggunakan permainan Teka-teki silang dengan kreatifitas siswa

terhadap prestasi belajar Biologi

Siswa yang memiliki kreatifitas tinggi apabila dikenai pengajaran dengan

metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang akan mempunyai

perbedaan prestasi belajar dengan siswa yang mempunyai kreatifitas tinggi tetapi

dikenai pengajaran dengan metode TGT menggunakan ular tangga. Sebaliknya

siswa yang memiliki kreatifitas rendah yang diajar dengan metode TGT

menggunakan ular tanggaakan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang dikenai pengajaran dengan metode TGT

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menggunakan permainan teka-teki silang. Interaksi penggunaan model

pembelajaran kooperatif metode TGT dengan kreatifitas siswa terlihat pada saat

diskusi permainan. Dalam mengisi teka-teki silang ini, siswa memerlukan

kemampuan untuk menghubungkan dan mengkaitkan kata-kata. Saat siswa mulai

mencocokkan urutan pertanyaan dengan letak kotak secara mendatar atau

menurun sesungguhnya hal tersebut mengasah kecekatan, dimana kegiatan ini

memerlukan koordinasi tangan dan mata. Pada saat itulah siswa membiasakan diri

untuk berkonsentrasi agar menuliskan jawaban pada kotak yang tepat. Adakalanya

siswa menemukan pertanyaan yang sangat mudah namun bukan tak mungkin dia

terhadang kesulitan. Hal ini tentu dapat dijadikan keuntungan jika mereka jeli

melihatnya. Karena ditengah kesulitannya menemukan jawaban yang harus diisi

kedalam deretan kotak tersebut sesungguhnya tanpa disadari siswa tengah belajar

memacu kreatifitas dalam dirinya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Jadi siswa yang memiliki kreatifitas tinggi ini lebih cocok menggunakan metode

pembelajaran TGT teka-teki silang dibandingkan dengan metode pembelajaran

TGT menggunakan ular tangga, sedangkan siswa yang memiliki kreatifitas rendah

kemungkinan tepat diterapkan dengan metode pembelajaran TGT menggunakan

ular tangga, karena dalam permainannya sangat menarik.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga kemungkinan terdapat

interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan permainan ular tangga

dan teka-teki silang dengan kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar Biologi

materi sistem koordinasi pada manusia.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

6. Interaksi antara memori dan kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar Biologi

Pada materi sistem koordinasi pada manusia dengan memperhatikan

memori dan kreatifitas siswa, dimungkinkan terdapat interaksi antara memori

dengan kreatifitas siswa. Karena siswa dengan kreatifitas yang tinggi,

dimungkinkan juga akan memiliki memori yang tinggi, karena dengan kreatifitas

tinggi, siswa dapat lebih kreatif membuat kata atau kalimat. Jadi diduga terdapat

interaksi antara tingkat memori dan tingkat kreatifitas terhadap prestasi belajar

Biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

7. Interaksi antara penggunaan metode TGT menggunakan permainan ular

tangga dan menggunakan permainan Teka-teki silang, memori serta

kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar Biologi.

Siswa yang menerima pembelajaran dengan metode pembelajaran TGT

menggunakan permainan ular tangga memiliki prestasi belajar Biologi yang lebih

baik dari pada siswa yang diajar dengan metode TGT menggunakan permainan

teka-teki silang dan siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi memiliki

prestasi belajar Biologi yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki

kemampuan memori rendah, serta dilihat dari karakteristik kedua metode

pembelajaran yang mana faktor memori dan kreatifitas memiliki peran yang sama

dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sehingga dimungkinkan apapun metode

pembelajaran yang diterapkan, baik metode TGT menggunakan permainan ular

tangga atau metode TGT menggunakan teka-teki silang, siswa yang memiliki

memori tinggi akan memiliki prestasi belajar Biologi yang lebih baik dari pada

siswa yang memiliki memori rendah. Sebaliknya berapapun tingkat memori, baik

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

tinggi maupun rendah, siswa yng menerima pembelajaran dengan metode

pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga akan memiliki prestasi

belajar Biologi yang lebih baik dari pada model pembelajaran TGT menggunakan

permainan teka-teki silang. Begitu pula dengan kreatifitas siswa, apapun metode

pembelajaran yang diterapkan, baik metode TGT menggunakan permainan ular

tangga atau metode TGT menggunakan teka-teki silang, siswa yang memiliki

kreatifitas tinggi akan memiliki prestasi belajar Biologi yang lebih baik daripada

siswa yang memiliki kreatifitas rendah. Sebaliknya berapapun tingkat kreatifitas

baik tinggi maupun rendah, siswa yang menerima pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga

akan memiliki prestasi belajar Biologi yang lebih baik daripada metode

pembelajaran TGT menggunakan permainan teka-teki silang. Sehingga dapat

diduga bahwa tidak terjadi interaksi antara metode pembelajaran, memori dan

kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada

manusia.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat disusun

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran TGT menggunakan

permainan teka-teki silang dengan ular tangga terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia;

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Ada pengaruh memori siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia;

3. Ada pengaruh kreatifitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi

materi sistem koordinasi pada manusia;

4. Ada interaksi antara metode pembelajaran dengan memori siswa terhadap

prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia;

5. Ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia;

6. Ada interaksi antara memori dengan kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia;

7. Ada interaksi anatar metode pembelajaran dengan memori serta kreativitas

siswa terhadap prestasi belajar Biologi materi sistem koordinasi pada

manusia.

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di kelas 1X semester 1 SMP Negeri 2

Tambakrejo pada tahun pelajaran 2010/ 2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2010 – Januari 2011. Pelaksanaan

penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya

dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1. Tahap Penelitian

Kegiatan B u l a n

5 6 7 8 9 10 11 12 1

Proposal penelitian √

Permohonan ijin √ √

Pembuatan dan uji instrumen

Pengambilan data penelitian

√ √

Penyusunan laporan & konsultasi

√ √ √ √ √ √ √ √ √

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dengan menggunakan anava tiga jalan dengan rancangan faktorial 2x2x2. Faktor

pertama adalah model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif dengan

metode TGT menggunakan permaianan ular tangga dan TGT menggunakan

89

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

permainan teka-teki silang. Faktor kedua adalah memori yang dikategorikan

kedalam memori tinggi dan rendah. Faktor ketiga kreativitas siswa yang dibagi

menjadi kreativitas tinggi dan rendah. Rancangan Penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian

B

B (Memori)

Metode Pembelajaran

B1 B2

(A) Kreativitas

(C) C1 C2 C1 C2

A

A1 A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1 A1B2C2

A2 A2B1C1 A2B1C2 A2B2C1 A2B2C2

Keterangan :

A1 : Metode TGT menggunakan permainan Ular Tangga

A2 : Metode TGT menggunakan permainan Teka-Teki Silang

B1 : Memori tinggi

B2 : Memori rendah

C1 : kreativitas tinggi

C2 : kreativitas rendah

A1B1C1 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Ular Tangga pada Memori

Siswa Tinggi dan kreativitas tinggi

A1B1C2 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Ular Tangga pada Memori

Siswa Tinggi dan kreativitas Rendah

A1B2C1 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Ular Tangga pada Memori

Siswa Rendah dan kreativitas Tinggi

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

A1B2C2 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Ular Tangga pada Memori

Siswa Rendah dan kreativitas Rendah

A2B1C1 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Teka-Teki Silang pada

Memori Siswa Tinggi dan kreativitas Tinggi

A2B1C2 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Teka-Teki Silang pada

Memori Siswa Tinggi dan kreativitas Rendah

A2B2C1 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Teka-Teki Silang pada

Memori Siswa Rendah dan kreativitas Tinggi

A2B2C2 = Pengajaran Metode TGT dengan Permainan Teka-Teki Silang pada

Memori Siswa Rendah dan kreativitas Rendah

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1X SMP Negeri 2

Tambakrejo tahun pelajaran 2010/2011.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah claster random

sampling atau sampel acak dengan cara undian kelas (Saifudin azwar, 2001: 81).

Dalam penenlitian ini sebagai sampel diambil 2 kelas dari 4 kelas 1X yang ada di

SMP Negeri 2 Tambakrejo. Dengan cara ini diperoleh sampel penelitian yaitu

kelas 1X-A sebagai kelompok eksperimen pertama, dikenai metode pembelajaran

TGT menggunakan permainan ular tangga dan kelas 1X-B sebagai kelompok

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

eksperimen kedua, dikenai metode pembelajaran TGT menggunakan teka-teki

silang.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas yaitu metode pembelajaran,

memori dan kreativitas siswa. Kemudian sebagai variabel terikat yaitu prestasi

belajar.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

1) Metode pembelajaran

Metode TGT menggunakan ular tangga adalah metode belajar-mengajar

yang menekankan kerjasama dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam mencari

jawaban yang dipengaruhi pengetahuan dan keberuntungan adanya ular dan

tangga. Metode TGT menggunakan teka-teki silang adalah metode belajar-

mengajar yang menekankan kerjasama dalam kelompok dan keaktifan siswa

dalam mencari jawaban dalam permainan teka-teki silang yang dipengaruhi

pengetahuan semata

2) Memori

Memori adalah kemampuan menghafal seseorang yang terdiri dari proses

memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang pernah

diperoleh sebelumnya.

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

3) Kreativitas.

Kreativitas adalah suatu proses menciptakan gagasan yang baru dari

angan-angan, ingatan, keterangan dan konsep yang telah dimiliki. Kreatifitas

merupakan kemampuan untuk mengembangkan dan mengkaitkan, kadang-kadang

dengan cara yang ganjil namun mengesankan merupakan dasar pendayagunaan

kreatif dan daya rohani manusia dalam bidang manapun. Jadi kreatifitas

merupakan proses mental dari berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang

dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda dan orisinil.

Kreatifitas yang dimaksudkan didalam penelitian ini adalah kreatifitas

verbal, yaitu kemampuan siswa dalam berfikir secara divergen dengan

menggunakan kata-kata verbal sebagai aktualisasi pemikirannya. Kemampuan ini

tergambar setelah siswa mampu menyelesaikan tes kreatifitas yang diujikan oleh

peneliti dengan indikator (1) mampu menyusun permulaan kata, (2) menyusun

kata, (3) membentuk kalimat tiga angka, (4) sifat-sifat yang sama, (5) macam-

macam penggunaan, (6) apa akibatnya.

b. Variabel terikat

Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah hasil yang diperoleh sebagai

akibat dari aktivitas selama mengikuti pelajaran biologi materi struktur atom yang

mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang dilambangkan dalam bentuk

nilai. Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi dua aspek,

yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

2. Skala Pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian

Variabel metode pembelajaran berupa metode pembelajaran TGT

menggunakan permainan ular tangga dan TGT menggunakan permainan teka-teki

silang berskala pengukuran nominal. Variabel memori dan kreativitas siswa

berskala pengukuran ordinal yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah.

Perbedaan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa dengan

perolehan skor sama dan diatas skor rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi,

sedangkan siswa dengan perolehan skor dibawah skor rata-rata dimasukkan dalam

kategori rendah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes, angket, dan dokumentasi.

1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data skor memori, kreativitas

dan nilai prestasi belajar kognitif pada kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo tahun

pelajaran 2010 / 2011.

2. Metode Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung

dan tertutup, karena daftar pertanyaan diberikan langsung kepada responden dan

jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

ada. Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data dan nilai prestasi

belajar afektif.

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

3. Metode Dokumentasi

Dokumen dalam penelitian ini adalah data nilai mata pelajaran IPA

kelas VIII pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi

dua, yaitu:

1. Instrumen dalam pelaksanaan penelitian yang berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

2. Instrumen dalam pengambilan data pokok, yaitu tes memori, tes kreatifitas,

pedoman pensekoran tes kreatifitas, tes prestasi belajar ranah kognitif dan

angket prestasi belajar ranah afektif.

3. Instrumen dalam pengambilan data pendukung, yaitu tugas kelompok proses

diskusi, kuis dalam permainan teka-teki silang dan ular tangga.

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tes

prestasi belajar ranah kognitif, tes memori, tes kreatifitas dan angket prestasi

belajar afektif diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen

tersebut telah memenuhi persyaratan instrumen yang baik, diantaranya instrumen

yang valid dan reliabel, serta untuk mengetahui kualitas instrumen tes dilakukan

pula analisis soal yang meliputi tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

1. Instrumen Penilaian Kognitif

Pada penilaian kognitif menggunakan bentuk tes objektif, terdiri dari 55

butir soal yang berupa pilihan ganda dengan empat pilihan. Skala penilaian

menggunakan skala 100, dengan penilaian jumlah jawaban benar dikalikan empat.

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian kognitif diujicobakan

terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya

pembeda soal.

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen tes dikatakan valid, apabila dapat tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas

item. Validitas item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item.

Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dari Karl Pearson sebagai berikut :

{ }{ }å åå åå å å=

2222xyY)(- YNX)(- XN

Y)X)(( - XYN r

Keterangan :

X: skor butir item nomor tertentu, Y : skor total, rxy: koefisien validitas, N:

jumlah subjek.

Kemudian diuji t pada taraf signifikan 5% dengan derajat bebas n – 2.

Rumusnya adalah:

t = 2-n21 xy

xy

r

r

-

Item dikatakan valid bila harga t > ttabel. (Nana Sudjana, 2005: 146)

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Hasil uji validitas instrument penilaian kognitif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Soal Kriteria Valid Drop

Soal Materi Sistem koordinasi pada

manusia

55 48 7

Hasil uji validitas instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 18.

b. Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut:

rtt = úû

ùêë

é å-úûù

êëé

- 2t

2t

S

pqS

1nn

Keterangan :

rtt : koefisien reliabilitas, n : jumlah item, St : standar deviasi, p : proporsi subyek

yang menjawab item dengan benar, q: proporsi subyek yang menjawab item

dengan salah, Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan r product moment. Apabila harga rtt > rtabel maka tes instrumen tersebut

adalah reliabel.

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) r ≥ 0.70; reliabel, 2) r < 0.70; tidak reliabel

(Anas Sudijono, 2005: 254)

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Soal-soal Materi Sistem koordinasi pada

manusia

55 0,954 Reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat

pada Lampiran 18.

c. Uji Taraf Kesukaran Soal

Indeks kesukaran item digunakan untuk menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal. Untuk menentukan indeks kesukaran item digunakan rumus

sebagai berikut :

P = N

N p

Keterangan :

P : indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang menjawab benar dari suatu item

N : jumlah siswa yang mengikuti tes

Adapun kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Kurang dari 0,30: terlalu

sukar, 2) 0,30 – 0,70: cukup (sedang), 3) lebih dari 0,70 : terlalu mudah

(Anas Sudijono, 2009: 372)

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Hasil uji taraf kesukaran soal instrument penilaian kognitif yang

dilakukan terangkum dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian kognitif

Jumlah soal Taraf kesukaran soal

Terlalu sukar Cukup (sedang) Teralalu mudah

55 21 25 9

Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 18.

d. Daya Pembeda Soal

Taraf pembeda item adalah kemampuan suatu item untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang pandai), (Anas Sudijono, 2005:385). Bilangan

yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi

dengan rumus:

D = PA – PB

Di mana:

D : indek diskriminasi item

PA : proporsi siswa kelompok atas yang dapat menjawab benar dari suatu item

PB : proporsi siswa kelompok bawah yang dapat menjawab benar dari suatu item

Adapun klasifikasinya sebagai berikut: 1) Bertanda negatif: jelek sekali, 2)

kurang dari 0,20 : jelek, 3) 0,20– 0,40 : sedang, 4) 0,40 – 0,70 : baik, 5) 0,70 –

1,00 : baik sekali

(Anas Sudijono, 2005: 389)

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Hasil uji daya beda soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif

Jumlah

soal

Daya pembeda soal

Jelek sekali Jelek Sedang Baik Baik sekali

55 0 2 23 21 9

Hasil uji daya beda soal instrument penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 18.

2. Tes Memori

Tes memori menggunakan metode asosiasi berpasangan. Dalam

prakteknya siswa diminta untuk mengingat materi selama beberapa saat, berupa

kata yang berpasangan dengan kode. Kemudian materi ditarik dan siswa diminta

untuk mengungkapkan kembali materi yang telah diingat, dengan cara memilih

kode yang sesuai pasangannya dengan disertai pengecoh dalam waktu yang telah

ditentukan. Jumlah soal tes kemampuan memori sebanyak 50 butir, dengan teknik

penskoran jumlah jawaban benar sama dengan skor yang diperoleh siswa.

Standarisasi tes dilakukan dengan uji reliabilitas.

a. Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan formula Spearman-Brown, dengan membelah

dua menjadi bagian yang sama berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Waktu

yang digunakan dalam uji ini dibagi menjadi empat bagian, skor waktu pertama

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

dan keempat dikorelasikan dengan skor waktu kedua dan ketiga. Adapun

rumusnya sebagai berikut :

rtt = úûù

êëé+ hh

hh

rr

12

Keterangan :

rtt : koefesien reliabilitas tes

rhh : koefesien korelasi product moment antara skor waktu ke-1 dan 4 dengan

waktu ke-2 dan 3 dari tes memori.

1 & 2 : Bilangan konstan.

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) r ≥ 0.70; reliabel, 2) r < 0.70; tidak reliabel

(Anas Sudijono, 2005: 216)

Proses perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 21, diperoleh koefesien

reliabilitas sebesar 0,804. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal kemampuan

memori reliabel.

3. Tes Kreatifitas Siswa

a. Uji Validitas

Untuk menghitung validitas butir tes kreaivitas dicari dengan menghitung

indeks korelasi antara X dan Y yang dapat digunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut :

rxy = ( ) ( )( )( )( ) ( )( )[ ]2222 YYNXXN

YXXYN

S-SS-S

SS-S

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan, X = skor butir item nomor tertentu, Y = skor total, N = jumlah

subyek

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria

validitas suatu tes (rxy) selanjutnya disebut rhitung. Kemudian hasil perhitungan

dapat dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Item dikatakan valid bila

harga rhitung > rtabel.

Hasil uji validitas instrument kreativitas yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Kreativitas

Variabel Jumlah Soal Kriteria Valid Drop

Kreativitas verbal 24 18 6

Hasil uji validitas instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 18.

b. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Alpha (digunakan

untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0) yaitu sebagai berikut:

11r = úû

ùêë

é S-úû

ùêëé

- 2

2

11 t

i

nn

ss

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Keterangan :

11r = reliabilitas yang dicari

n = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

åσ2

i = jumlah varians skor tiap-tiap item

σ2

i =

( )

NN

XX

2

i2iåå -

σ2

t = varians total

σ2

t =

2

t2t

N

X

N

X÷÷ø

öççè

æ- åå

(Suharsimi Arikunto, 2006: 108-112)

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) r ≥ 0.70; reliabel, 2) r < 0.70; tidak reliabel

(Anas Sudijono, 2005: 254)

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen kreativitas

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kreativitas verbal 24 0,852 Reliabel

4. Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan

adalah angket langsung dan tertutup yaitu siswa memberikan jawaban dengan

memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

Skala penskoran digunakan skala likert, adapun ketentuannya dapat dilihat

pada Tabel 3.3.

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Tabel 3. 3. Skor Penilaian Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai

(+) (-)

SS (Sangat setuju)

S (Setuju)

TS (Tidak setuju)

STS (Sangat tidak setuju)

4

3

2

1

1

2

3

4

(Depdiknas, 2003: 14)

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen penilian

afektif diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas item angket,

dengan menguji validitas dan realibilitas.

a. Uji Validitas

Untuk menghitung validitas butir soal angket dicari dengan menghitung

indeks korelasi antara X dan Y yang dapat digunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut :

rxy = ( ) ( )( )( )( ) ( )( )[ ]2222 YYNXXN

YXXYN

S-SS-S

SS-S

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = skor butir item nomor tertentu

Y = skor total

N = jumlah subyek

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria

validitas suatu tes (rxy) selanjutnya disebut rhitung. Kemudian hasil perhitungan

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

dapat dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Item dikatakan valid bila

harga rhitung > rtabel.

Tabel 3.10. Rangkuman Hasil uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif

Variabel Jumlah Soal Kriteria

Valid Drop

Angket Afektif 20 17 3

Hasil uji validitas instrumen penilaian afektif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 19.

b. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Alpha (digunakan untuk

mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0) yaitu sebagai berikut:

11r = úû

ùêë

é S-úû

ùêëé

- 2

2

11 t

i

nn

ss

Keterangan :

11r = reliabilitas yang dicari

n = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

åσ2

i = jumlah varians skor tiap-tiap item

σ2

i =

( )

NN

XX

2

i2iåå -

σ2

t = varians total

σ2

t =

2

t2t

N

X

N

X÷÷ø

öççè

æ- åå

(Suharsimi Arikunto, 2006: 108-112)

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: 1) r ≥ 0.70; reliabel, 2) r < 0.70; tidak reliabel

(Anas Sudijono, 2005: 254)

Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Angket Penilaian Afektif 20 0,751 Reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian afektif yang lebih rinci dapat

dilihat pada Lampiran 19.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan uji, normalitas, dan homogensitas.

Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis variansi

tiga jalan dengan sel tak sama.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang terdistribusi normal atau tidak, uji normalitas ini dihitung

menggunakan software minitab.

1) Prosedur Penentuan Hipotesis:

H0 : data tidak terdistribusi normal

H1 : data terdistribusi normal

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan normality test dengan pendekatan Ryan-Joiners.

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Ketentuan pengambilan kesimpulan, H0 tidak ditolak ketika P-Value < 0,1 selain

itu H1 akan ditolak. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi – variansi

dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji normalitas ini dihitung menggunakan

software minitab.

1) Prosedur Penentuan Hipotesis:

H0 : data tidak homogen

H1: data homogen

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan test for equal variances. Ketentuan

pengambilan kesimpulan, H0 tidak ditolak ketika P-Value < 0,05 selain itu H1

akan ditolak. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Anava

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi

tiga jalan dengan sel tak sama. Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikansi

efek tiga varibel bebas terhadap satu variabel terikat dan interaksi ketiga variabel

bebas terhadap variabel terikat.

1) Uji Hipotesis:

a) H0A : Tidak ada pengaruh penggunaan metode TGT menggunakan Ular

Tangga dengan teka-teki silang terhadap prestasi belajar biologi materi sistem

syaraf pada manusia

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

b) H1A : Ada pengaruh penggunaan metode TGT menggunakan Ular Tangga

dengan teka-teki silang terhadap prestasi belajar siswa.

c) H0B : Tidak ada pengaruh memori tinggi dengan kemampuan memori rendah

terhadap prestasi belajar siswa.

H1B : Ada pengaruh memori tinggi dengan kemampuan memori rendah

terhadap prestasi belajar siswa.

d) H0C : Tidak ada pengaruh kreativitas tinggi dengan kreativitas rendah

terhadap prestasi belajar siswa.

H1C : Ada pengaruh kreativitas tinggi dengan kreativitas rendah terhadap

prestasi belajar siswa.

e) H0AB : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan

memori siswa terhadap prestasi belajar siswa

H1AB : Ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan memori

siswa terhadap prestasi belajar siswa.

f) H0AC : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa

H1AC : Ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan kreativitas

siswa terhadap prestasi belajar siswa.

g) H0BC : Tidak ada interaksi antara penggunaan memori dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa

H1BC : Ada interaksi antara penggunaan memori dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

h) H0ABC : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode, memori serta

kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa

H1ABC : Ada interaksi antara penggunaan metode, memori dan kreativitas

siswa terhadap prestasi belajar siswa.

2) Statistik Uji

Statistik uji menggunakan GLM (General Linier Model). Ketentuan

pengambilan kesimpulan, H0 ditolak ketika P-Value < 0,05 selain itu H1 akan

diterima. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

b. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variansi jika hasil

analisis menunjukkan bahwa pengecekan hipotesis nol ditolak. Tujuan dari uji

lanjut anava adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap pasangan

kolom, baris, dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana saja terdapat

rerata yang berbeda.

Dalam penelitian ini digunakan uji lanjut anava metode Komparasi Ganda

dengan uji Scheffe dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan hipotesis

yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

b) Menentukan tingkat signifikansi a

c) Mencari nilai statistik uji F dan menentukan daerah kritik dengan

menggunakan formula berikut:

Uji scheffe untuk komparasi rataan antar baris.

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

( )

úúû

ù

êêë

é+

-=-

..

2

....

11

ji

jiji

nnRKG

XXF

dengan:

Fi.-j.= Nilai F pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

.iX = Rataan pada baris ke-i

.jX = Rataan pada baris ke-j

RKG= Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

ni. = Ukuran sampel baris ke-i

nj. = Ukuran sampel baris ke-j

Dk = {F / F > (p – 1) Fa ;p-1, N-pq}

d) Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda.

e) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.

Semua persamaan sebagaimana tertera di atas digunakan untuk

menganalisa data secara manual. Untuk menghemat waktu dan meminimalisir

kesalahan hitung, memudahkan membuat interval distribusi frekuensi data dan

histogram, serta meningkatkan akurasi hasil perhitungan, maka pada penelitian ini

pengolahan data dilakukan dengan bantuan software Microsof Excel dan Minitab

15.

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi skor memori, skor

kreativitas dan nilai prestasi belajar siswa materi sistem koordinasi pada manusia.

Data diperoleh dari kelas IX-B sebagai kelas eksperimen dengan metode

pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan IX-C sebagai kelas

eksperimen dengan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka-teki

silang.

1. Data Prestasi Belajar Biologi

1) Prestasi Belajar Kognitif

Data prestasi belajar biologi siswa pada aspek kognitif diperoleh dari tes

prestasi belajar pada materi pokok system koordinasi pada manusia yang diberikan

kepada masing-masing kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan penerapan

model pembelajaran TGT menggunakan teka-teki silang dan ular tangga yang

berbeda. Kelas eksperimen I dengan menerapkan model pembelajaran TGT

menggunakan ular tangga dan kelas eksperimen II dengan model pembelajaran

TGT menggunakan teka-teki silang. Rangkuman data prestasi belajar biologi pada

materi pokok system koordinasi pada manusia yang diperoleh siswa pada masing-

masing kelas disajikan dalam tabel berikut :

111

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 4.1. Diskripsi data nilai prestasi belajar Biologi.

Kelas Jumlah Data

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata Standar Deviasi

Ular tangga 40 70 38 52,13 7,57 Teka-teki silang 40 83 40 64,40 10,23

Total 80 83 38 58,27 8,90

Selanjutnya nilai tes prestasi belajar Biologi dari masing-masing kelas dapat

dibuat daftar distribusi frekwensi sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Biologi

Interval

Kelas Ular Tangga Kelas Teka-Teki Silang

Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Frekuensi Relatif

36,0-42,0 4 10% 1 2,5%

43,0-49,0 9 22,5% 2 5%

50,0-56,0 16 40% 5 12,5%

57,0-63,0 8 20% 7 17,5%

64,0-70,0 3 7,5% 14 35%

71,0-77,0 0 0% 7 17,5%

78,0-84,0 0 0% 4 10%

Jumlah 40 100 40 100

Perbandingan prestasi belajar Biologi antara kelas eksperimen I yang

menerapkan model pembelajaran TGT menggunakan ular tangga dan kelas

eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran TGT menggunakan teka-teki

silang dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Gambar 4.1 Diagram Batang Prestasi Belajar Biologi Kelas Ular tangga

Gambar 4.2 Diagram Batang Prestasi Belajar Biologi Kelas Teka-teki silang

Dari tabel maupun gambar perbandingan prestasi belajar Biologi kelas Ular tangga

dan Teka-teki silang dapat dilihat bahwa jumlah siswa kelas teka-teki silang pada

nilai kognitif kelas interval tinggi yaitu 64-70, 71-77 dan 78-84 lebih besar dari

pada kelas Ular tangga. Berdasarkan rata-rata nilai tes prestasi belajar Biologi juga

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

terlihat bahwa rata-rata nilai kelas Teka-teki silang (64,40) lebih tinggi jika

dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas ular tangga (52,13). Data selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran.

2) Prestasi Belajar Afektif

Perbandingan prestasi belajar afektif antara kelas eksperimen

menggunakan metode pembelaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan

metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang dapat dilihat pada Gambar

4.3. Berdasarkan data dari masing-masing kelas dibuat daftar distribusi frekuensi

sebagai berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Kelas Ular Tangga dan Teki-Teki Silang

Interval

Kelas Ular Tangga Kelas Teka-Teki Silang

Frekuensi Frekuensi

Relatif Frekuensi Frekuensi Relatif

54-57 1 2,5% 0 0%

58-61 9 22,5% 7 17,5%

62-65 10 25% 13 32,5%

66-69 10 25% 9 22,5%

70-73 7 17,5% 7 17,5%

74-77 3 7,5% 2 5%

78-80 0 0% 2 5%

Jumlah 40 100 40 100

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

GRAFIK NILAI AFEKTIF KELAS ULAR TANGGA

0

2

4

6

8

10

12

54-57 58-61 62-65 66-69 70-73 74-77 78-81

INTERVAL

FR

EK

WE

NS

I

GRAFIK NILAI AFEKTIF KELAS TEKA-TEKI SILANG

0

2

4

6

8

10

12

14

54-57 58-61 62-65 66-69 70-73 74-77 78-81

INTERVAL

FR

EK

WE

NS

I

Gambar 4.3. Diagram Batang Perbandingan Prestasi Belajar Afektif Kelas Ular Tangga dan Teka-teki silang.

Dari tabel maupun gambar perbandingan prestasi belajar afektif kelas ular tangga

dan teka-teki silang dapat dilihat jumlah siswa kelas teka-teki silang pada nilai

afektif kelas interval tertinggi yaitu 62-65 dan 78-81 lebih besar daripada kelas ular

tangga.

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

2. Data Skor Memori

Data penelitian mengenai memori siswa diperoleh dari tes memori.

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua kategori

yaitu tinggi dan rendah. Pengelompokan kategori ini berdasarkan pada skor rata-

rata kedua kelas. Siswa yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di

atasnya dikelompokkan dalam kategori tinggi, dan siswa yang mempunyai skor di

bawah skor rata-rata dikelompokkan dalam kategori rendah. Dengan menggunakan

kriteria tersebut dari 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen

menggunakan metode TGT dengan permainan ular tangga dan 40 siswa kelas

eksperimen menggunakan metode TGT dengan permainan teka-teki silang, terdapat

42 siswa mempunyai memori tinggi dan 38 siswa mempunyai memori rendah.

Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Jumlah Siswa yang Mempunyai Memori Tinggi dan Rendah.

Memori Kelas IX-B (Ular tangga) Kelas IX-C (TTS)

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Rendah 14 35,00 24 60,00

Tinggi 26 65,00 16 40,00

Jumlah 40 100,00 40 100,00

3. Data Skor Kreatifitas

Data Kreatifitas siswa diperoleh dari angket Kreatifitas. Berdasarkan data

yang diperoleh, kemudian dikelompokkan dalam dua kategori yaitu tinggi dan

rendah. Pengelompokan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas.

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Siswa yang mempunyai skor sama dengan skor rata-rata atau di atasnya

dikelompokkan dalam kategori tinggi, dan siswa yang mempunyai skor di bawah

rata-rata dikeelompokkan dalam kategori rendah. Dengan menggunakan kriteria

tersebut dari 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen menggunakan

metode TGT dengan permainan ular tangga dan 40 siswa kelas eksperimen

menggunakan metode TGT dengan permainan teka-teki silang, terdapat 42 siswa

mempunyai Kreatifitas tinggi dan 38 siswa mempunyai Kreatifitas rendah. Secara

rinci disajikan dalam Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Jumlah Siswa yang Mempunyai Kreatifitas Tinggi dan Rendah.

Kreatifitas Kelas IX-B (Ular tangga) Kelas IX-C (TTS)

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Rendah 20 50,00 18 45,00

Tinggi 20 50,00 22 55,00

Jumlah 40 100,00 40 100,00

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan

beberapa uji persyaratan analisis antara lain uji normalitas dan uji homogenitas.

Hasilnya akan disampaikan pada uraian berikut :

1. Uji Normalitas

Salah satu syarat agar teknik analisis variansi dapat diterapkan maka harus

normal pada distribusi populasinya. Untuk mengetahui apakah prasyarat telah

dipenuhi, maka dilakukan uji normalitas. Uji ini bertujuan untuk menyelidiki

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal

atau tidak (Sudjana, 1996: 291-292).

1) Uji normalitas Prestasi Belajar kognitif

Uji normalitas data prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan

Anderson Darling normality test perhitungannya dengan bantuan software Minitab

15. Jika nilai P atau p-value lebih besar dari 0,05 (p-value > 0,05) maka data

mengikuti distribusi normal. Hasil uji normalitas yang telah dilakukan dapat dilihat

pada gambar berikut:

1009080706050403020

99,9

99

95

90

80706050403020

10

5

1

0,1

prestasi

Pe

rce

nt

Mean 58,26StDev 10,87N 80AD 0,590P-Value 0,120

Probability Plot of prestasiNormal

Gambar 4.3. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi

Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai AD = 0,590 dengan p =0,120 yang lebih besar dari nilai α = 0,05.

Jadi dapat diambil keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi terdistribusi

normal.

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Hasil tersebut dipertegas dengan pengujian normalitas data prestasi belajar

pada masing-masing kelompok eksperimen, kelas eksperimen I (kelas ular tangga t)

dan Kelas eksperimen II (kelas teka-teki silang) yang hasilnya dapat dilihat pada

gambar berikut:

8070605040

Median

Mean

56555453525150

1st Q uartile 45,000Median 53,0003rd Quartile 58,000Maximum 70,000

49,703 54,547

50,000 56,000

6,203 9,723

A-S quared 0,39P-V alue 0,357

Mean 52,125StDev 7,573Variance 57,343Skewness 0,041787Kurtosis -0,298393N 40

Minimum 38,000

A nderson-Darling Normality Test

95% C onfidence Interval for Mean

95% C onfidence Interval for Median

95% C onfidence Interval for StDev9 5 % Confidence Intervals

Summary for prestasimetode = Ular Tangga

Gambar 4.4. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Kelas Ular tangga

Dari grafik terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,357 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data prestasi belajar Biologi kelas Ular tangga terdistribusi

normal.

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

8070605040

Median

Mean

706866646260

1st Q uartile 58,000Median 65,0003rd Quartile 73,000Maximum 83,000

61,127 67,673

61,232 70,000

8,382 13,139

A-S quared 0,52P-V alue 0,178

Mean 64,400StDev 10,233Variance 104,708Skewness -0,486610Kurtosis -0,311803N 40

Minimum 40,000

A nderson-Darling Normality Test

95% C onfidence Interval for Mean

95% C onfidence Interval for Median

95% C onfidence Interval for StDev9 5 % Confidence Intervals

Summary for prestasimetode = Teka Teki Silang

Gambar 4.5. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi Kelas Teka-teki silang

Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,178 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data prestasi belajar biologi kelas Teka-Teki silang terdistribusi

normal.

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas

diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2) Uji normalitas nilai Afektif

Pengujian normalitas data prestasi belajar afektif pada masing-masing

kelompok eksperimen, kelas eksperimen I (kelas ular tangga) dan Kelas eksperimen

II (kelas teka-teki silang) yang hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

:

7570656055

Median

Mean

686766656463

1st Quartile 61,250Median 65,5003rd Quartile 69,750Maximum 77,000

64,255 67,545

63,411 68,000

4,213 6,604

A -Squared 0,26P-V alue 0,694

Mean 65,900StD ev 5,143Variance 26,451Skewness 0,198702Kurtosis -0,369619N 40

Minimum 55,000

A nderson-Darling Normality Test

95% C onfidence Interv al for Mean

95% C onfidence Interv al for Median

95% Confidence Interv al for S tD ev95 % Confidence Interva ls

Summary for Nilai Afektifmetode = Ular Tangga

Gambar 4.6. Uji Normalitas nilai afektif Kelas Ular tangga

Dari grafik terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,694 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data nilai Afektif biologi kelas Ular tangga terdistribusi normal.

7570656055

Median

Mean

696867666564

1st Q uartile 62,250Median 66,0003rd Quartile 70,000Maximum 78,000

64,977 68,373

64,000 68,000

4,348 6,816

A -S quared 0,46P-V alue 0,252

Mean 66,675StD ev 5,308Variance 28,174Skewness 0,385101Kurtosis -0,548728N 40

Minimum 58,000

Anderson-D arling Normality Test

95% Confidence Interv al for Mean

95% C onfidence Interv al for M edian

95% Confidence Interv al for StD ev95 % Confidence Interv als

Summary for Nilai Afektifmetode = Teka Teki Silang

Gambar 4.7. Uji Normalitas nilai afektif Kelas Teka-teki silang

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,252 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data nilai afektif kelas Teka-Teki Silang terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas

diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

3) Uji normalitas nilai memori

Pengujian normalitas nilai memori pada masing-masing kelompok

eksperimen, kelas eksperimen I (kelas ular tangga) dan Kelas eksperimen II (kelas

teka-teki silang) yang hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut:

8070605040

Median

Mean

64626058565452

1st Q uartile 53,000Median 58,0003rd Q uartile 70,000Maximum 83,000

55,626 62,612

53,000 63,841

9,224 14,295

A-Squared 0,52P-Value 0,177

Mean 59,119StDev 11,210Variance 125,668Skew ness 0,051388Kurtosis -0,721806N 42

M inimum 38,000

A nderson-Darling Normality Test

95% Confidence Interval for Mean

95% Confidence Interval for Median

95% C onfidence Interval for S tDev95 % C onfidence Intervals

Summary for prestasimemori = tinggi

Gambar 4.8. Uji Normalitas nilai memori tinggi

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Dari grafik terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,177 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data nilai memori tinggi terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas

diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

8070605040

Median

Mean

65,062,560,057,555,052,550,0

1st Q uartile 49,500Median 57,0003rd Q uartile 65,000Maximum 78,000

53,849 60,783

51,739 63,841

8,599 13,646

A -Squared 0,48P-Value 0,226

Mean 57,316StDev 10,547V ariance 111,249Skew ness 0,267374Kurtosis -0,605430N 38

M inimum 38,000

Anderson-Darling N ormality Test

95% Confidence Interv al for Mean

95% Confidence Interv al for Median

95% Confidence Interv al for StDev95% Confidence Intervals

Summary for prestasimemori = rendah

Gambar 4.9. Uji Normalitas nilai memori rendah

Dari grafik terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,226 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data nilai memori rendah terdistribusi normal

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas diperoleh

nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

4) Uji normalitas data kreatifitas

Pengujian normalitas nilai kreatifitas pada masing-masing kelompok eksperimen,

kelas eksperimen I (kelas ular tangga) dan Kelas eksperimen II (kelas teka-teki

silang) yang hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut:

8070605040

Median

Mean

65,062,560,057,555,0

1st Q uartile 53,000Median 58,0003rd Q uartile 70,000Maximum 83,000

56,846 63,868

53,695 65,000

9,271 14,369

A-Squared 0,47P-Va lue 0,232

Mean 60,357StDev 11,268Variance 126,967Skew ness 0,132279Kurtosis -0,800735N 42

M inimum 38,000

A nderson-Darling Normality Test

95% Confidence Interval for Mean

95% Confidence Interval for Median

95% C onfidence Interval for S tDev95 % C onfidence Interva ls

Summary for prestasikreativitas = tinggi

Gambar 4.10. Uji Normalitas nilai kreativitas tinggi

Dari grafik terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,232 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data nilai kreativitas tinggi terdistribusi normal

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas

diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

8070605040

Median

Mean

605856545250

1st Q uartile 49,500Median 56,0003rd Quartile 65,000Maximum 73,000

52,643 59,252

50,000 60,000

8,196 13,007

A -S quared 0,38

P-V alue 0,380

Mean 55,947StD ev 10,054V ariance 101,078Skewness 0,037240Kurtosis -0,915764N 38

Minimum 38,000

A nderson-Darling Normality Test

95% Confidence Interv al for M ean

95% Confidence Interv al for Median

95% Confidence Interv al for StDev95% Confidence Intervals

Summary for prestasikreativitas = rendah

Gambar 4.11. Uji Normalitas nilai kreativitas rendah

Dari grafik terlihat bahwa Ho (data tidak berdistribusi normal) ditolak sebab

diperoleh nilai p = 0,380 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi dapat diambil

keputusan bahwa data nilai kreativitas rendah terdistribusi normal

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa untuk setiap uji normalitas

diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Syarat berikutnya yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis varians

adalah varians populasi harus homogen. Untuk menguji homogenitas pada

penelitian ini menggunakan perhitungan Minitab 15. Hasil uji homogenitas telah

terangkum dalam gambar berikut:

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Ular Tangga

Teka Teki Silang

14121086

met

ode

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Ular Tangga

Teka Teki Silang

8070605040

met

ode

prestasi

Test Statistic 1,83P-Value 0,064

Test Statistic 2,63P-Value 0,109

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for prestasi

Gambar 4.8. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Biologi menurut Metode

Dari grafik ini terlihat bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab diperoleh nilai

p (p-value) untuk F-test 0,064 dan Levene’s test 0,109 yang lebih besar dari nilai α

= 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa kelas ular tangga dan teka-teki silang

homogen.

Ular Tangga

Teka Teki Silang

7,06,56,05,55,04,54,0

met

ode

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Ular Tangga

Teka Teki Silang

807570656055

met

ode

Nilai A fek tif

Test Statistic 1,07P-Value 0,845

Test Statistic 0,16P-Value 0,686

F -Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for Nilai Afektif

Gambar 4.9. Uji Homogenitas nilai Afektif menurut Metode

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Dari grafik ini terlihat bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab diperoleh nilai

p (p-value) untuk F-test 0,845 dan Levene’s test 0,686 yang lebih besar dari nilai α

= 0,05. Jadi dapat diambil keputusan bahwa kelas ular tangga dan teka-teki silang

homogen

.

tinggi

rendah

15141312111098

mem

ori

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

tinggi

rendah

8070605040

mem

ori

prestasi

Test Statistic 0,89P-Value 0,710

Test Statistic 0,03P-Value 0,864

F-Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for prestasi

Gambar 4.10. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Biologi menurut Memori

Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab diperoleh nilai p

untuk F-test 0,710 dan Levene’s test 0,864 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi

dapat diambil keputusan bahwa kelompok siswa yang mempunyai memori tinggi

dan rendah homogen.

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

tinggi

rendah

15141312111098

kre

ativ

itas

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

tinggi

rendah

8070605040

kre

ativ

itas

prestasi

Test Statistic 0,80P-Value 0,485

Test Statistic 0,38P-Value 0,541

F -Test

Levene's Test

Test for Equal Variances for prestasi

Gambar 4.11. Uji Homogenitas Prestasi Belajar menurut kreatifitas

Dari grafik tampak bahwa Ho (data tidak homogen) ditolak sebab diperoleh nilai p

untuk F-test 0,485 dan Levene’s test 0,562 yang lebih besar dari nilai α = 0,05. Jadi

dapat diambil keputusan bahwa kelompok siswa yang mempunyai kreatifitas tinggi

dan rendah homogen.

Berdasarkan hasil di atas, untuk setiap uji homogenitas atau uji

perbandingan dua varians diperoleh nilai p (p-value) yang lebih besar dari nilai α =

0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

sampel penelitian ini mempunyai varians yang sama.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Hipotesis

Uji yang dilakukan menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak

sama dan komputasinya dapat dilihat pada lampiran. Adapun rangkuman hasil

analisis variansi tiga jalan disajikan sebagai berikut :

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Tabel 4.6. Rangkuman Anava Tiga Jalan

Sumber JK dk RK Fobs Fα p keputusan

Efek Utama A 3264.8650 1 3264.8650 43.5561 3.9200 < 0.05 ditolak B 445.9878 1 445.9878 5.9499 3.9200 < 0.05 ditolak C 96.7974 1 96.7974 1.2914 3.9200 > 0.05 diterima

Efek Interaksi AB 92.9294 1 92.9294 1.2398 3.9200 > 0.05 diterima AC 6.6589 1 6.6589 0.0888 3.9200 > 0.05 diterima BC 0.4240 1 0.4240 0.0057 3.9200 > 0.05 diterima

ABC 119.3295 1 119.3295 1.5920 3.9200 > 0.05 diterima Galat 5396.9558 72 74.9577 Total 9423.9479 79

Berdasarkan sajian data tersebut dapat diambil keputusan hipotesis 1 dan 2 tidak

ditolak (Ho ditolak) karena dilihat dari harga Fobs yang lebih besar dari harga F

tabel pada taraf signifikansi α = 0,05, yaitu F α = 3,92.

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Komputasi ANOVA General Linier Model

No. Terhadap Prestasi Belajar Fobs P Keputusan

1. Media 43,6 0,000 Ho ditolak 2. Memori 5,95 0,017 Ho ditolak 3. Kreatifitas 1,29 0,260 Ho diterima 4. Media*Memori 1,24 0,269 Ho diterima 5. Media * Kreatifitas 0,09 0,767 Ho diterima 6. Memori *Kreatifitas 0,00 0,940 Ho diterima 7. Media *Memori *Kreatifitas 1,59 0,211 Ho diterima

Kesimpulan :

1. P-value media 0,000 < 0,05, maka Ho (tidak ada perbedaan prestasi belajar

antara siswa yang diberi pembelajaran model TGT menggunakan media ular

tangga dan teka-teki silang ) ditolak (P > 0,05 tidak ditolak) berarti ada

perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran model TGT

menggunakan ular tangga dan teka-teki silang.

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

2. P-value memori 0,017 < 0,05, maka Ho (tidak ada perbedaan prestasi belajar

antara siswa yang mempunyai memori tinggi dan rendah) ditolak (P > 0,05 tidak

ditolak) berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai

memori tinggi dan rendah.

3. P-value kreatifitas 0,260 > 0,05, maka Ho ( tidak ada perbedaan prestasi belajar

antara siswa yang mempunyai kreatifitas tinggi dan rendah) diterima ( P < 0,05

ditolak) berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kreatifitas tinggi dan rendah

4. P-value interaksi antara media dan memori siswa 0,269 > 0,05, maka Ho ( tidak

terdapat interaksi antara pembelajaran model TGT menggunakan ular tangga dan

teka-teki silang dengan memori siswa) diterima (P < 0,05 ditolak) berarti tidak

ada interaksi antara pembelajaran model TGT menggunakan ular tangga dan

teka-teki silang dengan memori siswa terhadap prestasi belajar biologi.

5. P-value interaksi antara media dan kreatifitas 0,767 > 0,05, maka Ho ( tidak

terdapat interaksi antara pembelajaran model TGT menggunakan ular tangga

dan teka-teki silang dengan kreatifitas siswa) diterima (P < 0,05 ditolak) berarti

tidak terdapat interaksi antara pembelajaran model TGT menggunakan ular

tangga dan teka-teki silang dengan kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar

biologi.

6. P-value interaksi antara memori dan kreatifitas 0,940 > 0,05, maka Ho ( tidak

terdapat interaksi antara memori siswa dengan kreatifitas siswa) diterima (P <

0,05 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara memori siswa dengan

kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar biologi.

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

7. P-value interaksi antara media, memori dan kreatifitas 0,211 > 0,05, maka Ho

(tidak terdapat interaksi antara pembelajaran model TGT menggunakan ular

tangga dan teka-teki silang dengan memori dan kreatifitas siswa) diterima (P <

0,05 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara pembelajaran model TGT

menggunakan ular tangga dan teka-teki silang dengan memori dan kreatifitas

siswa terhadap prestasi belajar Biologi.

2. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Tiga Jalan

Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda diperlukan untuk mengetahui

karakteristik pada variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji

komparasi ganda dilakukan pada hipotesis pertama, ketiga dan keempat. Pada

hipotesis kedua, kelima, keenam dan ketujuh tidak diperlukan uji komparasi ganda

karena keputusan Ho tidak ditolak atau diterima.

Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda (Uji Scheffe’)

Ho F obs v1 v2 F tabel DK p Keputusan

Komparasi Antar Kolom Permainan (A1 Vs A2)

µ1 = µ2 782.5302 1 76 3.9100 3.9100 < 0.05 ditolak

Komparasi Antar Kolom Memori (B1 Vs B2)

µ1 = µ2 106.6281 1 76 3.9100 3.9100 < 0.05 ditolak

Komparasi Antar Baris Kreativitas (C1 Vs C2)

µ1 = µ2 1.4464 1 76 3.9100 3.9100 > 0.05 diterima

Berdasarkan rangkuman hasil uji komparasi ganda dengan menggunakan uji

Scheffe diperoleh kesimpulan bahwa permainan, dan memori keduanya

berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fobs

yang masih lebih besar dari daerah kritik DK = 3,91 pada taraf signifikansi α = 0,05,

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

sehingga Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara kelas

yang diajar dengan model pembelajaran TGT menggunakan ular tangga dan teka-

teki silang ditolak. Selanjutnya Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi

belajar antara siswa dengan memori tinggi dan rendah juga ditolak. Tetapi Ho yang

menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan kreatifitas

tinggi dan rendah diterima.

Kesimpulan di atas dipertegas dengan paparan diagram analysis of means

(ANOM) pada program Minitab 15 berikut :

Ular TanggaTeka Teki Silang

66

64

62

60

58

56

54

52

50

metode

Me

an

56,26

60,27

58,26

One-Way Normal ANOM for prestasiAlpha = 0,05

Gambar 4.12. Diagram ANOM pengaruh permainan terhadap prestasi belajar

Pada diagram di atas, garis vertikal biru untuk teka-teki silang mengarah ke

atas melewati garis merah, berarti permainan teka-teki silang berpengaruh lebih

besar terhadap prestasi belajar biologi dibandingkan dengan permainan ular tangga.

Sementara itu, pada diagram ANOM pengaruh memori terhadap prestasi belajar

terlihat ada garis biru yang mendekati garis merah. Ini menunjukkan bahwa memori

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi. memori tinggi berpengaruh lebih

besar terhadap prestasi belajar dibandingkan dengan memori rendah.

tinggirendah

62

61

60

59

58

57

56

55

54

memori

Mea

n

55,619

60,906

58,262

One-Way Normal ANOM for prestasiAlpha = 0,05

Gambar 4.13. Diagram ANOM pengaruh memori terhadap prestasi belajar

D. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran metode TGT

dengan ular tangga dan teke-teki silang, ada atau tidaknya perbedaan prestasi

belajar antara siswa yang mempunyai memori tinggi dan memori rendah, ada atau

tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi

dan kreativitas rendah. Ada atau tidaknya interaksi motode pembelajaran TGT

menggunakan ular tangga dan teka-teki silang terhadap prestasi belajar biologi

belajar ditinjau dari memori dan kreativitas siswa.

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Pengukuran memori dan kreativitas siswa dilakukan sebelum

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan tes memori dan tes kreatifitas

siswa. Setelah selesai pembelajaran materi pokok system koordinasi pada manusia

dilakukan tes untuk mengukur prestasi belajar biologi dan angket untuk penilaian

afektif. Dalam penelitian ini digunakan metode pembelajaran TGT dengan

menggunakan ular tangga dan teka-teki silang , suatu metode pembelajaran yang

berpusat pada siswa (student centered) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga

siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam

pembelajaran dengan mengaktifkan siswa, agar siswa lebih aktif tidak pasif.

1. Hipotesis Pertama

Kesimpulan yang diperoleh dari hipotesis pertama yaitu, ada pengaru

prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran metode TGT menggunakan

ular tangga dan teka-teki silang.

Dari anava tiga jalan dengan sel tidak sama prestasi belajar biologi aspek

kognitif diperoleh harga F = 43,56 > Fα untuk faktor metode atau P-value 0,00 <

0,05, maka Ho (tidak ada pengaruh prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran metode TGT menggunakan Ular tangga dan Teka-Teki Silang ditolak,

(P > 0,005 tidak ditolak). Berarti ada pengaruh prestasi belajar antara siswa yang

diberi pembelajaran model TGT menggunakan Ular tangga dan Teka-Teki Silang.

Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran TGT menggunakan Ular Tangga

dan Teki-Teki Silang memberikan efek berbeda terhadap prestasi belajar Biologi

pada materi pokok sistem koordinasi pada manusia.

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran

TGT menggunakan permainan ular tangga dan metode pembelajaran TGT

menggunakan permaianan teka-teki silang berpengaruh terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

Metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka-teki silang lebih

baik daripada metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga, hal

ini dikarenakan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka-teki

silang mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode pembelajaran

TGT menggunakan permainan ular tangga, yaitu permainan teka-teki silang yang

digunakan ini, antara lain: 1) Dapat mengukur kemampuan suatu kelompok, karena

tidak ada faktor keberuntungan dalam mencapai kemenangan; 2) Diperlukan

pengetahuan yang cukup, karena siswa harus aktif mencari jawaban sendiri dengan

tepat; b. Kekurangan : 1) Tidak dapat memuat pertanyaan hitungan dengan jenis

jawaban yang komplek; 2) Jawaban lebih mudah ditebak, karena ada huruf-huruf

yang menghubungkan sebuah kata. Pada permainan teka-teki silang berbeda dengan

ular tangga dimana dalam kolom jawaban sudah tersedia beberapa huruf sebagai

bantuan jawaban, sehingga siswa termotivasi untuk berpikir mencari jawaban yang

tepat , karena daya pikir siswa sudah terarah untuk mencari satu jawaban yang

benar.

Sedangkan pada ular tangga suasana pembelajaran cenderung lebih ke

permainan untuk mencapai finish dapat diperoleh dengan keberuntungan mengocok

dadu. Selain itu, permainan ular tangga juga menuntut siswa lebih aktif dan dituntut

lebih berfikir menggunakan kemampuan ingatannya dalam berdiskusi untuk

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

menjawab pertanyaan yang ada, karena tidak terdapat bantuan jawaban dalam

permainan ini,

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran TGT

menggunakan permainan teka-teki silang lebih baik dari pada metode pembelajaran

TGT menggunakan permainan ular tangga untuk siswa SMPN 2 Tambakrejo pada

materi sistem koordinasi pada manusia terhadap prestasi belajar siswa aspek

kognitif dan afektif materi sistem koordinasi pada manusia.

Ular tangga dan teka-teki silang merupakan metode TGT yang mempunyai

kelemahan dan keunggulan berbeda. Keunggulan menggunakan ular tangga adalah

:1) kerjasama kelompok dalam mencapai finish sangat ditekankan; 2) anak tidak

selalu dituntut untuk berpikir, sehingga suasana turnamen cenderung lebih

menyenangkan; 3) dengan keberuntungan mengocok dadu, memberikan motivasi

lebih besar pada siswa untuk mencapi finish (mencapai kemenangan); 4)

memerlukan pengetahuan yang cukup tinggi, karena siswa dituntut untuk aktif

dalam mencari jawaban sendiri dengan cepat; 5) dapat memuat pertanyaan dengan

berbagai jenis jawaban (tidak hanya sebuah konsep hafalan, tetapi juga konsep

hitungan); b. Kelemahan permainan Ular tangga: kurang dapat mengukur

kemampuan suatu kelompok, karena kemenangan dipengaruhi oleh adanya

keberuntungan (adanya ular dan tangga).

Dua metode pembelajaran yang karakteristiknya berbeda akan memberikan

perbedaan pula terhadap prestasi belajar. Teka-teki silang memberikan pengaruh

lebih baik terhadap prestasi belajar Biologi materi pokok sistem koordinasi pada

manusia, karena dengan teka-teki silang siswa termotivasi untuk lebih kreatif

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

mempelajari materi sistem koordinasi dengan mencari jawaban dan mencocokkan

dengan kotak-kotak yang telah tersedia. Meskipun selama proses pembelajaran

kedua metode TGT ini terlihat sama-sama menarik dan dapat membangkitkan

motivasi belajar siswa, tetapi dalam hal pencapaian hasil metode TGT

menggunakan Teki-teki Silang lebih baik. Data penelitian juga menunjukkan

bahwa rata-rata prestasi belajar biologi kelas Teka-teki silang (64,40) lebih tinggi

jika dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas ular tangga (52,13). Demikian pula

rata-rata prestasi belajar aspek afektif kelas Teka –teki silang (66,67) dan kelas ular

tangga (65,90).

Pada proses pembelajaran model TGT menggunakan Teka-Teki Silang

siswa tertarik untuk mencoba menjawab pertanyaan dan mencocokkannya dengan

kotak-kotak yang tersedia agar siswa lebih kreatif karena siswa selama ini

cenderung kurang kreatif dan cenderung pasif mempelajari materi sistem

koordinasi. Kesimpulan yang diperoleh dari hipotesis pertama yaitu, metode

pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia, baik prestasi belajar

kognitif maupun afektif. Hal ini sesuai dengan teori yang telah diungkapkan bahwa

metode pembelajaran merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar. Dua model pembelajaran yang karakteristiknya berbeda akan mempunyai

pengaruh yang berbeda pula terhadap prestasi belajar. Menurut Renante P.Manlunas

menyatakan bahwa “ICT and Cooperative Learning : Renventing the Classroom:

(2006:4) “Cooperative learning (CL) is The instructional use of small groups

through which students work together to maximize their own and each others

learning” In this type of classroom, the students interact with their groups and

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

perform task-oriented activities designed by the teacher”. Pembelajaran kooperatif

(CL) adalah penggunaan pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil dimana

siswa bekerja sama untuk memaksimalkan mereka sendiri dan masing-masing orang

lain belajar. Dalam hal ini jenis kelas ,siswa berinteraksi dengan kelompok mereka

dan melakukan kegiatan berorientasi tugas yang dirancang oleh guru. Dengan kerja

sama antar kelompok didapatkan pemahaman belajar yang lebih. Meskipun model

pembelajaran yang digunakan sama, yaitu cooperative learning dan metode

pembelajaran yang digunakan juga sama, yaitu metode pembelajaran TGT, akan

tetapi jenis permainan yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap

hasil presatsi belajar siswa.

2. Hipotesis kedua

Dari anava tiga jalan dengan sel tak sama untuk hipotesis kedua diperoleh

harga F = 5,95 > Fα untuk memori siswa atau P-value = 0,017< 0,05, maka Ho

(tidak ada pengaruh prestasi belajar antara siswa yang mempunyai memori tnggi

rendah) ditolak, (P > 0,005 tidak ditolak) berarti tidak ada pengaruh prestasi belajar

antara siswa yang mempunyai memori tinggi dan rendah. Berarti ada pengaruh

memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Dari hipotesis kedua,

disimpulkan bahwa ada pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar kognitif. Dari hasil anava tiga jalan dengan sel tak sama memori

berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada

manusia sebaiknya sebelum pembelajaran guru harus memperhatikan memori siswa

terlebih dahulu sebelum pembelajaran dengan lakukan tes memori siswa termasuk

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

tinggi atau rendah. Siswa yang memiliki memori rendah sebelum pembelajaran

dapat diberikan latihan-latian yang sesuai dengan materi, setelah itu bisa

mendapatkan pengembangan materi lebih lanjut.

Dari uji lanjut pasca anava dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara memori siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

kognitif siswa pada materi sistem koordinasi pada manusia, (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28). Untuk aspek afektif diperoleh P-

Value > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara memori

siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar afektif siswa pada materi

sistem koordinasi pada manusia. Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada

Tabel 4.16. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada kelompok

memori kategori tinggi dan kelompok memori kategori rendah terhadap prestasi

belajar siswa aspek kognitif akan tetapi tidak terdapat perbedaan pengaruh yang

signifikan pada kelompok memori kategori tinggi dan kelompok memori kategori

rendah terhadap prestasi belajar siswa aspek afektif.

Memori atau daya ingat adalah kemampuan untuk mengingat pengalaman

terdahulu yang kemudian bisa menggunakannya kembali pada situasi yang

berikutnya atau disebut (merecall). memori berkaitan dengan konsentrasi dan

sebaliknya, karena siswa membutuhkan daya konsentrasi yang cukup agar informasi

tersebut dapat tertanam dalam diri siswa. Memori menjadi salah satu hal yang

mempengaruhi pembentukan intelegensi siswa. Memori yang baik mempengaruhi

aspek intelegensi tapi juga pengelolaan emosi dan interaksi sosial. Semakin tinggi

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

tingkat memori siswa akan semakin banyak informasi yang dapat diingat dan pada

akhirnya akan semakin banyak pula konsep yang dipahami. Sehingga siswa yang

memiliki memori tinggi akan lebih mudah menjawab soal kognitif dibanding siswa

yang memiliki memori rendah. Menurut Ungerleider dan Desimone (1986) dalam

Larry R. Squire (1987:119) ringkasan hubungan dalam area visual cortex

dinyatakan sebagai berikut:

“There are two major routes from striate cortex (V1): One follows a

ventral route into the temporal lobe via area V4, and the other follows a

dorsal route into the parietal lobe via MT. Heave arrowheads indicate

“forward” projections, light arrowheads indicate”backward” projections.

“intermediate”projections are indicated by two heavy arrowheads. ‘d’

indicates that the projection is limited to the dorsal portion of the area,

‘m’ that is limited to the medical portion. Other potential pathways into

the parietal lobe include those carrying input from the peripheral visual

field (dotted lines)”.

Penerimaan rangsang visual dapat disimpan dalam memori melalui dua jalur

yaitu langsung ke otak dan melalui jalur yang tidak langsung ke otak. Jaur tidak

langsung lebih lambat dalam merespon dan kurang dapat terekam dalam memori,

sedangkan yang langsung lebih cepat dalam respon dan dapat langsung terekam

dalam memori. Menurut Ericsson, Chase dan Faloon (1980) dalam Larry R.Squire

(1987:133):

“ Aquisition of a memory skill.During 20 months involving about 230 hours

of practice (1 hour a day, 3 to 5 days a week, a college student increased his

Page 160: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

digit span from 7 to 79 digits. Random digits were read to him at the rate of

1 per second. If a sequence was recalled correctly, I digit as added to the

next sequence”.

Perulangan berkali-kali dari stimulus, yang ditangkap oleh indera pertama

kali adalah stimulus yang berupa media visual, semakin cepat perulangan dan lama

perulangan semakin cepat diterima oleh reseptor atau indera dan terekam baik

dalam ingatan.

Akan tetapi memori tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar afektif,

karena dalam prestasi belajar afektif yang dinilai hanyalah sikap siswa. Disini siswa

tidak dituntut memiliki daya konsentrasi yang cukup dalam mengingat untuk

menjawab pertanyaan angket afektif.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis pengaruh kreativitas terhadap

prestasi belajar biologi menunjukkan F = 1,29 > Fα atau P-value kreativitas, 0,260

> 0,05, maka Ho (tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kreativitas tinggi dan rendah) ditolak (P > 0,005 tidak ditolak) berarti

tidak ada pengaruh prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi

dan rendah. Data penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar

biologi siswa yang memiliki kreativitas tinggi (60,36) lebih baik jika dibandingkan

dengan rata-rata nilai siswa yang memiliki kreativitas rendah (55,95).

Menurut Matthijs Bass, dkk dalam jurnalnya “ A Meta- Analysis of 25 Year

of Mood-Creativity Research: Hedonic Tone, Activation, or Regulatory Focus? ”

Page 161: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

(2008:781),“Creative Performance as a Multicomponent Construct Creativity is

generally conceived of as the generation of ideas, insights, or problem solutions

that are both novel and potentially useful ”. Kreativitas umumnya dipahami sebagai

gagasan, wawasan atau solusi masalah yang baru baik dan berpotensi berguna.

Menurut Matthijs Bass, dkk dalam jurnalnya “ A Meta- Analysis of 25 Year of

Mood-Creativity Research: Hedonic Tone, Activation, or Regulatory Focus? ”

(2008:780):

“People in a positive mood are more likely to have richer associations

within existing knowledge structures, and thus are likely to be more flexible

and original. Those in a good mood will excel when the task is complex and

past learning can be used in a heuristic way to more efficiently solve the

task or when creativity and flexibility are re- quired”.

Orang-orang dalam suasana hati yang positif lebih cenderung lebih

memiliki asosiasi yang lebih kaya dalam struktur pengetahuan yang sudah ada dan

lebih cenderung fleksibel . mereka yang unggul dalam mood yang baik akan unggul

ketika tugas belajar kompleks, fleksibelitas mengacu hasil ide-ide yang muncul.

Orang yang memiliki mood tinggi menghasilkan kreativitas tinggi ide-ide yang

baru dan lebih banyak.

Berbagai penelitian pada berbagai murid sekolah dasar dan menengah

menunjukan bahwa seperti halnya pada mereka dengan intelegensi tinggi, kelompok

yang kreatifitasnya tinggi juga menonjol prestasi belajarnya. Ini menunjukkan

bahwa seperti intelegensi, kreatifitas juga berperan terhadap prestasi sekolah.

Munandar (1999:47-50), menyatakan bahwa kreativitas sebagai kemampuan untuk

Page 162: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang

ada.kreativitas adalah kemampuan yang berdasarkan pada data atau informasi yang

tersedia, untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,

di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman

jawaban. Dari pendapat ini makin banyak kemungkinan jawaban yang diberikan

terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu

harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak semata-mata banyaknya jawaban yang

diberikan untuk menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga mutu atau kualitas

jawabannya. Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang

mencerminkan aspek-aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan

orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi

(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan Ia juga

mengemukakan bahwa ciri orang kreatif adalah bersifat ingin tahu dan mencari

pengalaman baru, mempunyai daya imajinasi, inisiatif, dan minat luas, serta merasa

bebas dalam bepikir dan berpendapat.

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis interaksi metode dengan

memori menunjukkan bahwa interaksi antara faktor metode dan memori siswa

diperoleh harga F = 1,24 > Fα atau P-value 0,269 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat

interaksi antara pembelajaran motode TGT menggunakan ular tangga dan teka-teki

silang belajar siswa) tidak ditolak (P > 0,005 diterima) berarti tidak ada interaksi

antara pembelajaran metode TGT menggunakan ular tangga dan teka-teki silang

Page 163: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

dengan memori siswa. Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga

jalan dengan sel tak sama aspek kognitif diperoleh P-Value > 0,05, sehingga Ho

tidak ditolak. Hal ini berarti tidak ada interaksi antara penggunaan metode

pembelajaran dengan memori terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi

sistem koordinasi pada manusia. Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada

Tabel 4.14. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28). Untuk

aspek afektif diperoleh P-Value > 0,05, sehingga Ho tidak ditolak. Hal ini berarti

tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan memori

terhadap prestasi belajar afektif siswa pada materi sistem koordinasi pada manusia.

Rangkuman hasil uji anava dapat dilihat pada Tabel 4.16. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan tingkat memori

siswa terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan afektif.

Dari hipotesis keempat, disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara

metode pembelajaran dengan memori terhadap prestasi belajar Biologi, baik

prestasi belajar kognitif maupun afektif. Tidak adanya interaksi ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Berdasarkan hipotesis pertama, metode pembelajaran TGT menggunakan

permainan ular tangga lebih baik daripada metode pembelajaran TGT menggunakan

teka-teki silang, baik terhadap prestasi belajar kognitif maupun afektif. Sedangkan

pada hipotesis kedua peran memori sangat dibutuhkan oleh siswa dalam

meningkatkan prestasi belajar kognitif, pada proses pembelajaran dengan metode

TGT menggunakan permainan ular tangga maupun TGT menggunakan teka-teki

Page 164: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

silang, semakin tinggi tingkat memori, akan semakin tinggi pula prestasi belajar

kognitif siswa. Sehingga apapun metode pembelajaran yang diterapkan, baik

metode TGT menggunakan permainan ular tangga atau metode TGT menggunakan

teka-teki silang, siswa yang memiliki memori tinggi akan memiliki prestasi belajar

yang lebih baik daripada siswa yang memiliki memori rendah. Sebaliknya

berapapun tingkat memori, baik tinggi maupun rendah, siswa yang menerima

pembelajaran dengan metode pembelajaran TGT menggunakan permainan teka-teki

silang akan memiliki prestasi belajar biologi yang lebih baik daripada metode

pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara metode pembelajaran dengan

memori. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi

proses pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa diluar faktor

metode pembelajaran dan memori siswa yang digunakan dalam penelitian ini, serta

masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat

mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan belajar mengajar.

5. Hipotesis kelima

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis interaksi antara metode

dengan kereativitas siswa menunjukkan harga F = 0,09 > Fα atau P-value interaksi

antara metode dan kreativitas 0,769 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat interaksi

antara pembelajaran metode TGT menggunakan permainan ular tangga dan TGT

menggunakan permainan teka-teki silang dengan kreativitas siswa) diterima (P <

0,005 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara pembelajaran metode TGT

Page 165: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

menggunakan permainan ular tangga dan TGT menggunakan permainan teka-teki

silang dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Dari hipotesis kelima, disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara

pembelajaran metode TGT menggunakan permainan ular tangga dan TGT

menggunakan permainan teka-teki silang dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar siswa. Tidak adanya interaksi ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

berdasarkan hipotesis pertama, pembelajaran dengan metode TGT menggunakan

permainan teka-teki silang lebih baik dari pada metode pembelajaran TGT

menggunakan permainan ular tangga untuk siswa SMPN 2 Tambakrejo pada materi

sistem koordinasi pada manusia terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan

afektif materi sistem koordinasi pada manusia. Guilford (Prabu, 1999) menyatakan

bahwa faktor kreativitas verbal dapat berperan kuat, karena dengan kemampuan

secara lancar dan luwes dalam bentuk yang asli yang diikuti dengan kemampuan

mengurai dan merumuskan kembali secara benar dapat membuat seseorang cekatan,

terampil, dan mampu menyesuaikan tugas pekerjaannya dengan lebih baik dan lebih

cepat. Charles (Puspo, 2003)menyatakan bahwa dari segi intelegensi, dapat

dijelaskan bahwa terlepas dari faktor kreativitas dan atau faktor psikologi lainnya,

kadar intelegensi merupakan faktor yang berperan kuat. Dalam kadar intelegensi

tertentu dalam pengertian tingkat kemampuan potensial seseorang untuk dapat

menggunakan pemikirannya dalam mempelajari, menyesuaikan diri dalam

pemecahan suatu masalah baru secara cepat dan berhasil, maka seseorang dapat

menyelesaikan pekerjaan tugasnya secara tepat dan cepat. Dari dua pendekatan

bahwa kedua-duanya baik kreativitas maupun intelegensi dapat menjadi faktor yang

Page 166: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

menyebabkan seseorang dapat atau tidak dapat mengerjakan tugas dan pekerjaannya

dengan baik, cepat dan tepat. Itu semua tergantung dari sejauh mana seseorang

memiliki tingkat kreativitas dan intelegensi tertentu, yang setiap orang berbeda

secara individual.

6. Hipotesis keenam

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis interaksi antara memori dan

kreativitas siswa menunjukkan harga F = 0,01 < Fα atau P-value interaksi antara

memori dan kreativitas siswa 0,940 > 0,05, maka Ho (tidak terdapat interaksi

antara memori dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Biologi) diterima (P <

0,05 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi antara memori dan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar biologi.

Dari hipotesis kedua didapatkan ada pengaruh yang signifikan pada

kelompok memori kategori tinggi dan kelompok memori kategori rendah terhadap

prestasi belajar siswa materi sistem koordinasi pada manusia. Tetapi tidak ada

pengaruh kreativitas tinggi ataupun kreativitas rendah terhadap prestasi belajar

siswa pada materi sistem koordinasi pada manusia. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi interaksi antara memori dan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar. Hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses

pencapaian prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam maupun yang

berasal dari luar diri siswa, selain faktor memori dan kreativitas siswa yang

digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, masih banyak keterbatasan dalam

Page 167: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar

kegiatan pembelajaran.

7. Hipotesis Ketujuh

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis interaksi antara metode,

memori, dan kreativitas siswa menunjukkan harga F = 1,59 > Fα atau P-value

interaksi antara metode, memori, dan kreativitas siswa 0,211 > 0,05, maka Ho

(tidak terdapat interaksi antara metode, memori, dan kreativitas siswa terhadap

prestasi belajar biologi) diterima (P < 0,005 ditolak) berarti tidak terdapat interaksi

antara metode, memori, dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi.

Dari hipotesis pertama dan kedua diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang

diberi pembelajaran dengan motode TGT menggunakan permainan teka-teki silang

memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa menggunakan permainan ular

tangga dan siswa yang memiliki memori tinggi memiliki prestasi belajar biologi

lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki memori rendah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara metode,

memori, dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi. Hal ini

dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian

prestasi belajar siswa, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar

diri siswa, selain faktor metode, memori dan kreativitas siswa yang digunakan

dalam penelitian ini. Selain itu, masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini

sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan

pembelajaran.

Page 168: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

E. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu terkendala dengan waktu

Dalam model pembelajaran kooperatif seharusnya dibutuhkan waktu yang cukup

panjang untuk menuntaskan dari langkah awal sampai langkah akhir. Sehingga

jalannya proses pembelajaran yang seharusnya menyesuaikan dengan pencapaian

tujuan pembelajaran, namun kenyataannya justru berjalan menyesuaikan waktu.

Selain itu kendala yang di temukan adalah fasilitas ruang media yang terbatas atau

sangat sempit, padahal dalam permainan TGT diperlukan pembentukan kelompok-

kelompok dan menyita tempat,sehingga menyita tempat. Media pembelajaran yang

terbatas seperti LCD yang hanya satu buah dan dalam pemakaiannya harus

bergiliran.

Page 169: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pembelajaran biologi menggunakan metode pembelajaran TGT (Team

Games Tournament) melalui permainan ular tangga dan metode TGT

menggunakan permainan teka-teki silang terdapat pengaruh terhadap prestasi

belajar biologi siswa pada materi sistem koordinasi pada manusia kelas IX

semester 1 SMP Negeri 2 Tambakrejo tahun pelajaran 2010/2011, yaitu prestasi

belajar kognitif yang diperoleh dengan metode TGT menggunakan permainan

teka-teki silang lebih baik dari pada prestasi belajar kognitif yang diperoleh

dengan metode TGT menggunakan permainan ular tangga dengan nilai rataan

prestasi kognitif berturut-turut 64,40 dan 58,27 sedangkan untuk prestasi belajar

afektif yang diperoleh dengan metode TGT menggunakan teka-teki silang lebih

baik daripada prestasi belajar afektif yang diperoleh dengan metode TGT

menggunakan permainan ular tangga dengan nilai rataan prestasi afektif berturut-

turut 66,68 dan 65,90. Hal ini berarti guru harus menyiapkan pembelajaran

dengan membuat LKS dan mencoba LKS tersebut sebelum pembelajaran, guru

harus benar-benar lihai dalam pembelajaran . Guru membagi sisa dalam

Page 170: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

kelompok-kelompok siswa, selain itu penggunaan konsep-konsep yang akan

digunakan dalam teka-teki silang harus lebih lengkap.

Terdapat pengaruh memori kategori tinggi dan memori kategori rendah

pada metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan metode

TGT dengan permainan teka-teki silang terhadap prestasi kognitif, akan tetapi

tidak terdapat pengaruh memori kategori tinggi dan memori kategori rendah pada

metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan metode TGT

dengan permainan teka-teki silang terhadap prestasi afektif pada materi sistem

koordinasi pada manusia siswa kelas IX semester 1 SMP Negeri 2 Tambakrejo

tahun pelajaran 2010/2011. Siswa yang memiliki memori tinggi mempunyai

prestasi belajar kognitif yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki memori

rendah. Nilai memori kelas TGT dengan permainan ular tangga dan kelas TGT

dengan permainan teka-teki silang secara berurutan adalah 59,12 dan 57,32.

Tidak Terdapat pengaruh kreativitas tinggi dan kreativitas rendah pada

metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan metode TGT

dengan permainan teka-teki silang terhadap prestasi belajar kognitif maupun

afektif pada materi sistem koordinasi pada manusia kelas IX SMP Negeri 2

Tambakrejo tahun pelajaran 2010/2011. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi

dan rendah mempunyai prestasi belajar kognitif maupun afektif.

Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran TGT menggunakan

permainan ular tangga dan TGT menggunakan permainan teka-teki silang serta

tinggi rendahnya memori siswa terhadap prestasi belajar biologi materi sistem

koordinasi pada manusia siswa kelas IX semester 1 SMP Negeri 2 Tambakrejo

Page 171: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

tahun pelajaran 2010/2011. Artinya tingkat memori dan penggunaan metode

pembelajaran mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran TGT menggunakan

permainan ular tangga dan TGT menggunakan permainan teka-teki silang serta

tinggi rendahnya kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar biologi materi sistem

koordinasi pada manusia siswa kelas IX semester 1 SMP Negeri 2 Tambakrejo

tahun pelajaran 2010/2011. Artinya kreativitas tinggi maupun rendah dan

penggunaan metode pembelajaran mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap

prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

Tidak ada interaksi antara tinggi rendahnya memori serta tinggi rendahnya

kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada

manusia siswa kelas IX semester 1 SMP Negeri 2 Tambakrejo tahun pelajaran

2010/2011. Artinya tingkat memori dan tingkat kreativitas siswa mempunyai

pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi

pada manusia.Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran TGT menggunakan

permainan ular tangga dan TGT menggunakan permainan teka-teki silang, tinggi

rendahnya memori dan tinggi rendahnya kreatifitas siswa terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia siswa kelas IX semester 1 SMP

Negeri 2 Tambakrejo tahun pelajaran 2010/20119. Artinya tingkat memori,

tingkat kreativitas dan penggunaan metode pembelajaran mempunyai pengaruh

sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada

manusia.

Page 172: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat peneliti sampaikan

adalah :

1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, metode pembelajaran TGT dapat

diterapkan pada pembelajaran biologi, materi sistem koordinasi pada manusia.

2. Pada pembelajaran biologi materi sistem koordinasi pada manusia sebaiknya

disajikan dengan metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran dengan

metode TGT menggunakan permainan teka-teki silang lebih baik

dibandingkan dengan metode TGT menggunakan permainan ular tangga pada

pembelajaran biologi materi sistem koordinasi pada manusia

3. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, dilihat dari faktor memori

siswa, metode pembelajaran TGT dapat diterapkan pada semua tingkatan

memori, baik tinggi maupun rendah.

4. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, dilihat dari faktor

kreativitas siswa, metode pembelajaran TGT dapat diterapkan pada semua

tingkatan kreativitas, baik tinggi maupun rendah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam penggunaan metode pembelajaran TGT, hendaknya dilakukan dengan

persiapan yang matang, sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai

Page 173: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

dengan rencana. Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam penggunaan metode

pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga antara lain: a.

Siapkan semua media pembelajaran yang akan digunakan, seperti LKS, LKS

dibuat oleh guru, sebelum digunakan di uju cobakan terlebih dahulu dan

digunakan oleh siswa dan semua guru mata pelajaran IPA, b. Kuasai materi

yang akan disampaikan, c. Bagi kelompok secara heterogen mungkin sehingga

terjadi interaksi siswa diantara kelompoknya.

2. Hendaknya, guru memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

memori dan kreativitas siswa dalam menyampaikan materi pelajaran,

khususnya materi sistem koordinasi pada manusia.

3. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kreatifitas siswa,

hendaknya tidak hanya dengan tes, tapi juga dapat dilakukan dengan

pengamatan langsung.

4. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar, sehingga dapat menambah pengetahuan guru dalam

upaya meningkakan prestasi belajar siswa.

Page 174: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. Andang Ismail. 2006. Education Game. Yogyakarta: Pilar Media Akbar, R, Hawadi, R.S.D.W, dan Mardi W.2001. Kreativitas. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia. Anonim. 2008. http://massofa.wordpress.com. Diakses tanggal 15 Januari 2009 Anonim. 2008. Media Pembelajaran. http: //akhmadsudrajat.wordpress.com. Anonim. 2008. Teka-Teki Silang. http://id.wikipedia.org. Anonim. 2008. Ular tangga. http: // id.wikipedia.org/wiki Anonim. 2008. Memori. http: // id.wikipedia.org/wiki Anonim. 2008. Memori. http: //rumahbelajarpsikologi.com Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum Revisi ketiga. Yogyakarta:

Andi Offset. . 1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Dahar, Ratna wilis . 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan

Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta. Effandi Zakarria and Zanaton Iksan 2006. Promoting Cooperative Learning in

Science and Matematis Education: A Malaysian Perspective. Malaysia : Universiti Kebangsaan.

Erlika Setyaningsih. 2009. Pembelajaran Kooperatif dengan Metode TGT

(Teams Games Tournament) Menggunakan peramainan Ular Tangga dan Teka-teki silang dalam bentuk media flash dengan memperhatikan memori dan EQ (Emotional Quotion) materi pokok struktur atom . Tesis UNS Tidak Diterbitkan.

Page 175: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Feng Feng Kee 2008. Alternatif goal Struktures For Computer Game-Based

Learning : International Society of the learning Science. University of New Mexico. (dikases tanggal 6 september 2008)

Gillies M. Robbin. 2008. The Effects of Cooperative Learning on Junior High

School Students Behaviours, Discourse and Learning During a Science Based Learning Activity : Journal international School Psychology Association. Vol 29 Hal 332 (dikases tanggal 3 Februari 2010). .

Gredler, Margaret E.Bell.1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta:PT.Raja

Grafindo Persada. Gordon, Mordechai.2008. Between Contructivisme and Connectednes. Journal of

teacher education. Vol 59.no 4 Hal 325:AACTE (diakses tanggal 14 Januari 2010)

Hancock, Dawson R. 2007. Effec of performance assessment on the

achievement and motivation of graduate students. Journal active learning assessment on the achievement and motivation of graduate students. Vol 8 no 3 Hal 220 (diakses tanggal 12 Desember 2009).

Istamar Syamsuri. Biologi untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga. Kapida, Mahesh.2003. Daya Ingat: Bagaimana Mendapatkan yang Terbaik.

Jakarta: Obor. Kemal Doymus, Umit Simsek, Ataman Karacop and Sukru Ada, 2009. Effec of

Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry”. Journal world Applied Sciences.vol 1 hal3 4 (diakses 2009).

Kimmball, John W 1996. Biologi : Edi Kelima: Jilid 2.Bogor: Erlangga. Matthijs Bass, Carsten K.W. De Dreu, and Bernard A. 2008. A Meta- Analysis of

25 Year of Mood-Creativity Research: Hedonic Tone, Activation, or Regulatory Focus?”.journal Americane Psychological Association vol 134, No. 6,779-806 (diakses 2008)

Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung : Remaja Rosdakarya Munandar, S.C.U (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah . Jakarta.PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Page 176: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Nana Sudjana.2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nicolaus Dolly Simon Kusdwiutomo.2008. Pengaruh Pembelajaran Físika

Dengan Media Power Point Disertai Animasi Dan Modul Dilengkapi Alat Peraga Terhadap Prestasi Relajar Física Ditinjau Dari Kreativitas Siswa.Tesis . Surakarta:Universitas Sebelas Maret.

Paul Suparno.2001. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius Prabu, C. 1999. Perkembangan Taraf Intelegensi Anak. Bandung : Angkasa. Puspo, G.2003. Motivasi dan Kreativitas dalam Pembelajaran. Surabaya:

Usaha Nasional. Renante P. Manlunas. 2006. ICT and Cooperative Learning : Renventing the

Classroom . University of the Philippines in the Visayas Cebu College profesional Education Division.

Saifuddin Azwar. 2001. Metode Penelitian . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Slavin, R.E. 2004. Cooperative Learning: Teori, riset, dan Praktik. Bandung:

Nusa Media. , R.E. 2005. Cooperative Learning: Teori, riset, dan Praktik. Bandung:

Nusa Media. Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.

Bumi Aksara. Squire, Larry R. 1986. Memory and Brain. New York:Oxford University Press. Yolanda Sarason, Catherine Banbury. 2004. Active Learning Facilitated by

Using a Game-Show Format or Who Doesn’t Want to be a Millionaire?. Journal of Management Education . Vol 28 Hal 513 (dikases tanggal 30 April 2009).