PERPUSTAKAAN NASIONAL RI -...

116

Transcript of PERPUSTAKAAN NASIONAL RI -...

Page 1: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Page 2: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

2

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 92 TAHUN 2017 TENTANG

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL

TAHUN 2015-2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan Indonesia cerdas

melalui gemar membaca dengan memberdayakan

perpustakaan, perlu merumuskan kembali tujuan, sasaran, program, dan strategi yang disusun dalam

Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019;

c. bahwa dalam rangka meningkatkan upaya mewujudkan Indonesia cerdas melalui gemar membaca dengan memberdayakan perpustakaan sebagaimana tercantum

dalam Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019, perlu menyempurnakan Rencana Strategis

Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala Perpustakaan

Nasional Nomor 84 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala

Perpustakaan Nasional Nomor 156 Tahun 2016; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Rencana Strategis

Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-

2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

Page 3: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

3

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531);

6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015;

7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

8. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan

Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun 2012;

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL TENTANG

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL TAHUN 2015-2019.

KESATU : Menetapkan Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun

2015-2019 sebagaimana tercantum dalam Lampiran

Keputusan ini.

KEDUA : Seluruh pimpinan unit organisasi eselon I, II, dan unit pelayanan teknis di lingkungan Perpustakaan Nasional wajib

menyusun dan menyesuaikan rencana strategis sesuai dengan Keputusan ini.

KETIGA : Rencana strategis unit organisasi eselon I sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA ditetapkan dengan

keputusan pimpinan unit organisasi eselon I paling lama 1 (satu) bulan setelah Keputusan ini ditetapkan dan

disampaikan kepada Kepala Perpustakaan Nasional.

KEEMPAT : Rencana strategis unit organisasi eselon II sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KEDUA ditetapkan dengan keputusan pimpinan unit organisasi eselon II paling lama 2

(dua) minggu setelah rencana strategis unit organisasi eselon I ditetapkan dan disampaikan kepada Kepala Perpustakaan

Nasional dan pimpinan unit organisasi eselon I.

Page 4: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

4

KELIMA : Rencana strategis unit pelayanan teknis sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KEDUA ditetapkan dengan keputusan pimpinan organisasi unit pelayanan teknis paling

lama 2 (dua) minggu setelah rencana strategis unit organisasi eselon I ditetapkan dan disampaikan kepada Kepala

Perpustakaan Nasional dan pimpinan unit organisasi eselon I. KEENAM : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Kepala

Perpustakaan Nasional Nomor 84 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2015 -2019

sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 156 Tahun 2016, dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku. KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Maret 2017

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA,

MUHAMMAD SYARIF BANDO

Page 5: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

5

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 7

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 7

1.2 Kondisi Umum ........................................................................................................ 10

1.2.1 Perpustakaan ........................................................................................................... 10

1.2.2 Koleksi .................................................................................................................... 16

1.2.3 Tenaga Perpustakaan............................................................................................... 30

1.2.4 Pemustaka ............................................................................................................... 43

1.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 46

1.3.1 Revolusi Mental Melalui Budaya Baca .................................................................. 46

1.3.2 Perpustakaan Menghimpun dan Melestarikan Warisan Dokumenter Bangsa ........ 48

1.3.3 Layanan Perpustakaan Sebagai Hak Masyarakat ................................................... 48

1.3.4 Konvergensi Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi ...................... 54

1.4 Potensi dan Permasalahan ....................................................................................... 55

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS PERPUSTAKAAN

NASIONAL RI ....................................................................................................... 57

2.1 Visi, Misi, dan Nilai Organisasi .............................................................................. 57

2.1.1 Visi ....................................................................................................................... 57

2.1.2 Misi ....................................................................................................................... 57

2.2 Nilai-nilai ................................................................................................................ 57

2.3 Tujuan Perpusnas .................................................................................................... 58

2.4 Sasaran Strategis ..................................................................................................... 58

2.5 Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ................................................................ 58

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN .......................................................................... 63

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perpustakaan ................................... 63

3.1.1 Mewujudkan Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan ....................... 63

3.1.2 Melaksanakan Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan ................... 63

3.1.3 Mewujudkan Koleksi Nasional Perpustakaan yang Lengkap dan Merata

untuk Memenuhi Kebutuhan Pemustaka di Seluruh Wilayah Indonesia ................ 64

3.1.4 Meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan dan Pemerataan Akses

Layanan Perpustakaan............................................................................................. 66

3.2 Kerangka Regulasi .................................................................................................. 67

3.3 Kerangka Kelembagaan .......................................................................................... 68

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .................................... 69

4.1 Target Kinerja ......................................................................................................... 69

4.2 Kerangka Pendanaan ............................................................................................... 72

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 73

Anak Lampiran 1 Matriks Kinerja Dan Pendanaan Rencana Strategis Perpustakaan Nasional

Tahum 2015-2019 ...................................................................................................................... 76

Anak Lampiran 2 Matriks Kinerja Dan Pendanaan Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Matriks Kerangka Regulasi Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019 .................................................................................................... 95

Page 6: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

6

Page 7: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

7

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Renstra 2010-2014 ................................................................................... 10

Tabel 2. Perbandingan Jumlah Ketersediaan Dibandingkan Kebutuhan Perpustakaan

Sesuai dengan Wilayah, Lembaga dan Satuan Pendidikan ................................... 11

Tabel 3. Rasio Jumlah Perpustakaan dan Penduduk per-Provinsi ....................................... 12

Tabel 4. Perpustakaan Terakreditasi .................................................................................... 15

Tabel 5 Perbandingan Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan ..................................... 18

Tabel 6. Perbandingan Koleksi Perpustakaan Umum dengan Standar Nasional

Perpustakaan .......................................................................................................... 19

Tabel 7. Rasio Ideal Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan Terhadap Jumlah

Pengguna Perpustakaan Umum Menurut IFLA/UNESCO .................................... 20

Tabel 8. Sebaran Naskah Nusantara di Seluruh Dunia ........................................................ 22

Tabel 9. Sebaran Naskah Nusantara di Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Bahasa ........ 24

Tabel 10. Naskah Nusantara Koleksi Perpusnas Berdasarkan Media Tulis .......................... 25

Tabel 11. Penelitian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2000 ................................................... 27

Tabel 12. Pelestarian Naskah Nusantara oleh Perpusnas Tahun 2011-2016 ......................... 29

Tabel 13. Institusi Pelestari di Indonesia ............................................................................... 30

Tabel 14. Sebaran Tenaga Perpustakaan Berdasarkan Jenis Perpustakaan Per-Provinsi ...... 32

Tabel 15. Sebaran Tenaga Perpustakaan Sekolah per Provinsi ............................................. 33

Tabel 16. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakan Umum per Provinsi ....................... 35

Tabel 17. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakaan Pendidikan Tinggi ....................... 37

Tabel 18. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakaan Khusus Per-Provinsi .................... 38

Tabel 19. Sebaran Uji Kompetensi Pustakawan per-Provinsi ............................................... 40

Tabel 20. Sebaran Sertifikasi Tenaga Perpustakaan Per-Provinsi ......................................... 41

Tabel 21. Jumlah Kunjungan Pemustaka Berdasar Jenis Perpustakaan ................................ 43

Tabel 22. Potensi Pemanfaatan Perpustakaan Berdasarkan Jumlah Pemustaka

Potensial dan Jumlah Perpustakaan Berdasarkan Jenis dan Provinsi .................... 43

Tabel 23. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Perpustakaan ....................................... 53

Tabel 24. Skala Nilai Capaian ................................................................................................ 60

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Keterkaitan Pembukaan UUD 1945, Nawa Cita dan Fungsi Perpustakaan 46

Gambar 2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ..................................................................... 49

Gambar 3. Peta Strategi Perpusnas (Level 0 - Lembaga) ......................................................... 49

Page 8: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia terdiri atas: (i) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia; (ii) memajukan kesejahteraan umum; (iii) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (iv)

ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial. Upaya mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui pembangunan nasional sebagaimana

dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, sebagai upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam

rangka mencapai tujuan bernegara.

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 1 angka 1 menjelaskan

bahwa perpustakaan merupakan institusi pengelola rekaman gagasan, pemikiran, pengalaman,

dan pengetahuan umat manusia serta mempunyai fungsi utama melestarikan hasil budaya umat

manusia khususnya yang berbentuk dokumen karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam

lainnya, dengan tujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran

membaca dan wahana belajar sepanjang hayat. Melalui keberadaan perpustakaan terjadi

transformasi pengetahuan sehingga terwujud manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki

karakter dalam berkebudayaan Indonesia.

Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan. Dalam

mengemban tugas, Perpusnas memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina semua jenis

perpustakaan di Indonesia (perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan

tinggi, perpustakaan khusus), perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan

penelitian, perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan di Indonesia. Sebelum terbit

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpusnas telah mendapat amanat

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

Undang-Undang ini mengamanatkan Perpusnas untuk mengelola kewajiban serah-simpan karya

cetak dan karya rekam. Pengelolaan ini bertujuan untuk mewujudkan koleksi nasional dan

melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sesuai tugas tersebut, Perpusnas berfungsi sebagai repositori khazanah pengetahuan dan

Page 9: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

9

kebudayaan Indonesia. Selain itu, Perpusnas dalam fungsinya sebagai perpustakaan pelestarian

karya anak bangsa tidak hanya melestarikan karya cetak karya rekam tetapi juga melestarikan

pemikiran/ide/gagasan pendiri bangsa Indonesia (founding fathers) tokoh Proklamator dengan

membentuk kelembagaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Blitar dan Perpustakaan

Proklamator Bung Hatta di Bukit Tinggi. Hal tersebut dalam rangka mengaktualisasikan nilai-

nilai kebangsaan dan nasionalisme kedua tokoh proklamator untuk mendukung pembangunan

manusia Indonesia yang berkarakter dalam budaya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

pada pasal 5 ayat 5 menekankan bahwa setiap warga negara berhak mendapat kesempatan

meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Saat ini telah terbit Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, sebagai tindak lanjut

Undang-Undang Sisdiknas. Program ini menekankan pentingnya nilai-nilai moral dan budi

pekerti dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab anak terhadap dirinya sendiri, lingkungan,

maupun keluarga. Salah satu program wajib dari pendidikan budi pekerti adalah membentuk

kebiasaan siswa membaca buku. Hal tersebut dilaksanakan dengan mewajibkan siswa membaca

pada 15 menit pertama sebelum hari pembelajaran dimulai.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, menjamin

masyarakat untuk memperoleh informasi sebagai bagian dari hak asasi manusia dan salah satu

wujud kehidupan berbangsa yang demokratis. Dalam hal ini perpustakaan memiliki peran sangat

penting sebagai penyedia dan pengelola informasi berbasis bahan perpustakaan. Sebagai bagian

dari upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development Goals)

masyarakat dunia, perpustakaan ikut serta dalam peningkatan akses terhadap informasi dan

pengetahuan secara universal, yang merupakan pilar penting dalam mencerdaskan kehidupan

masyarakat. Hal ini tertuang dalam Lyon Declaration hasil konferensi International Federation

Library Association and Institution (IFLA) tahun 2014.

Sejumlah data mengungkapkan bahwa saat ini tingkat literasi masyarakat Indonesia yang

dilaksanakan oleh Central Conecticut State University (CCSU) mendapat peringkat 60 dari 61

negara, sementara itu berdasarkan pemeringkatan Programme for International Student

Assessment (PISA) yang dilakukan tiap tiga tahun sekali oleh OECD (Organisation for

Economic Co-operation and Development) tahun 2016 Indonesia menempati peringkat 69 dari

76 negara dengan skor membaca di bawah rata-rata 396 dengan kecenderungan meningkat 2,3

poin per-tahun. Bila dibandingkan posisi pada tahun 2012 berdasar nilai median, capaian

membaca siswa Indonesia meningkat dari 337 poin di tahun 2012 menjadi 350 poin di tahun

2015. Nilai matematika melonjak 17 poin dari 318 poin di tahun 2012, menjadi 335 poin di

Page 10: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

10

tahun 2015. Lonjakan tertinggi terlihat pada capaian sains yang mengalami kenaikan dari 327

poin di tahun 2012 menjadi 359 poin di tahun 2016. Peningkatan capaian median yang lebih

tinggi dari mean ini merupakan indikator yang baik dari sisi peningkatan akses dan pemerataan

kualitas secara inklusif. Sementara itu berdasarkan kajian Perpusnas tahun 2015 mengenai minat

baca masyarakat Indonesia memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai minat

baca yang belum optimal dengan skala nilai 25,3.

Upaya peningkatan budaya baca masyarakat perlu dilakukan secara struktur, masif,

terpadu dan komprehensif dengan berbagai pemangku kepentingan. Dimensi budaya baca pada

masyarakat dapat dilihat dari beberapa variabel, antara lain: (1) rasio buku dengan jumlah

penduduk; (2) fasilitas perpustakaan dan taman bacaan; (3) penerbit, penulis dan toko buku; (4)

akses internet, digitalisasi perpustakaan berbasis web; (5) distribusi (memperkecil kesenjangan

antarwilayah); (6) daya beli masyarakat; dan (7) lingkungan yang kondusif.

Namun di balik semua ketertinggalan tersebut, Indonesia mempunyai peluang besar

untuk bersaing dengan negara-negara maju. World Economic Forum (WEF) melalui World

Competitive Index (WCI) yang dilakukan tahun 2016, menempatkan Indonesia pada urutan ke-41

dari 138 negara dengan kecenderungan meningkat. Indonesia akan mendapatkan bonus

demografi, yaitu jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70%, sisanya, 30%

penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun). Bonus

demografi yang akan terjadi pada tahun 2020-2030 ini, akan membuka banyak peluang dan

perkembangan lebih baik. Pada tahun 2020-2030 tersebut, Indonesia akan memiliki sekitar 180

juta orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitar 60 juta jiwa, atau 10 orang usia

produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif, sehingga akan terjadi peningkatan

investasi masyarakat dan investasi nasional. Pada sisi lain, survei pemeringkatan literasi yang

dilaksanakan oleh CCSU tahun 2012 sebenarnya juga memberikan apresiasi positif, khususnya

pada indicator pembangunan perpustakaan. Indonesia memperoleh peringkat 36 dalam

pembangunan perpustakaan dari 61 negara. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan China

yang berada di peringkat 61. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah perpustakaan di

Indonesia.

Rencana Strategis (Renstra) Perpusnas Tahun 2010-2014 mempunyai fokus

pengembangan perpustakaan di Indonesia yaitu dengan program pengembangan berbagai jenis

perpustakaan.

Page 11: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

11

Tabel 1. Capaian Renstra 2010-2014

N0 JENIS PERPUSTAKAAN JUMLAH PERPUSTAKAAN

1 Perpustakaan Nasional 1

2 Perpustakaan Umum 23.611

a. Perpustakaan Umum Provinsi 33

b. Perpustakaan Umum

Kabupaten/Kota 467

c. Perpustakaan Umum Kecamatan 600

d. Perpustakaan Umum

Desa/Kelurahan 21.467

e. Perpustakaan Komunitas 693

f. Taman Bacaan 351

3 Perpustakaan Khusus 7.132

4 Perpustakaan Sekolah/Madrasah 121.187

a. SD/MI 100.000

b. SMP/MTs 12.000

c. SMA/SMK/MA 6.599

d. Pondok Pesantren 2.588

5 Perpustakaan Pendidikan Tinggi 2.428

JUMLAH 154.359

Namun demikian belum semua program tuntas dilaksanakan, antara lain program

peningkatan jumlah tenaga perpustakan, program ektensifikasi layanan perpustakaan serta

program pengembangan koleksi. Selain program tersebut, terkait dengan fungsi manajerial

seperti pengawasan dan pengendalian serta organisasi tata laksana masih perlu dioptimalkan.

Renstra tahun 2015-2019 menjamin keberlanjutan Renstra 2010-2014.

1.2 Kondisi Umum

1.2.1 Perpustakaan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 1 angka 1

menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan

karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan

pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. Dalam rangka

memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses informasi dan pengetahuan, perpustakaan

merupakan institusi layanan publik yang wajib memberikan layanan perpustakaan pada

masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 5 Undang-Undang ini menjelaskan:

Page 12: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

12

(1) Masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan, memanfaatkan dan

mendayagunakan fasilitas perpustakaan.

(2) Masyarakat di daerah terpencil, terisolir, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis

berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus.

(3) Masyarakat yang cacat atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial

berhak memperoleh layanan perpustakaan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan

masing-masing.

Kewajiban pemerintah atas ketersediaan perpustakaan di masyarakat diperjelas pada

pasal 7, ayat 1, butir c, menjelaskan bahwa pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan

layanan perpustakaan secara merata di tanah air. Selaras dengan amanat tersebut, Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pasal 12 ayat 2 butir q menyatakan

bahwa perpustakaan masuk pada urusan wajib pemerintahan pada semua level pemerintahan dari

tingkat pusat sampai dengan desa.

Berdasarkan data pada Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca

(P3MB), Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional

tahun 2016, perbandingan ketersediaan perpustakaan dibandingkan dengan kebutuhan

perpustakaan berdasarkan jumlah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, lembaga

pemerintah/swasta, pendidikan dasar, menengah dan tinggi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Perbandingan Jumlah Ketersediaan Dibandingkan Kebutuhan Perpustakaan Sesuai dengan

Wilayah, Lembaga dan Satuan Pendidikan

N0 JENIS PERPUSTAKAAN JUMLAH

KETERSEDIAAN

JUMLAH

KEBUTUHAN

TINGKAT

KETERSEDIAAN

%

1 Perpustakaan Nasional 1 1 100

2 Perpustakaan Umum 23.611 91.192 26

a. Perpustakaan Umum Provinsi 33 34 97

b. Perpustakaan Umum

Kabupaten/Kota 467 515 91

c. Perpustakaan Umum Kecamatan 600 7.094 8

d. Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan 21.467 82.505 26

e. Perpustakaan Komunitas 693 693 100

f. Taman Bacaan 351 351 100

3 Perpustakaan Khusus 7.132 384.633 2

4 Perpustakaan Sekolah/Madrasah 121.187 287.631 42

a. SD/MI 100.000 174.179 57

b. SMP/MTs 12.000 56.620 21

c. SMA/SMK/MA 6.599 35.581 19

d. Pondok Pesantren 2.588 21.251 12

5 Perpustakaan Pendidikan Tinggi 2.428 4.496 54

Page 13: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

13

N0 JENIS PERPUSTAKAAN JUMLAH

KETERSEDIAAN

JUMLAH

KEBUTUHAN

TINGKAT

KETERSEDIAAN

%

JUMLAH 154.359 767.953 20

Sumber: Pusat pengembangan Perpustakaan dan Kajian Minat Baca Perpustakaan Nasional, 2016

Dalam Tabel 2, yang dimaksud dengan perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang

diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga

masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah dan organisasi. Berdasarkan data

Tabel 2 menunjukkan bahwa disparitas ketersediaan perpustakaan dibandingkan jumlah

kebutuhan adanya perpustakaan masih sangat tinggi, utamanya ketersediaan perpustakaan

khusus (baru tersedia 2%), perpustakaan umum kecamatan (baru tersedia 8%), dan pondok

pesantren (hanya terdapat 12%). Secara umum keberadaan semua jenis perpustakaan di

Indonesia baru mencapai 20% dari kebutuhan yang harus ada. Berdasarkan Tabel 2

menunjukkan keberadaan lima jenis perpustakaan yang ada di Indonesia, secara peringkat

ketercukupannya sebagai berikut: (1) perpustakaan nasional 100%; (2) pendidikan tinggi 54%;

(3) perpustakaan sekolah 42%; (4) perpustakaan umum 26%; dan (5) perpustakaan khusus 2%.

Sebaran ketersediaan perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia sangat penting untuk

memastikan bahwa masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia mendapat layanan

perpustakaan. Sebaran ketersediaan perpustakaan di provinsi berdasarkan jenis perpustakaan

yaitu perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan

pendidikan tinggi di Indonesia dapat dilihat dalam Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Rasio Jumlah Perpustakaan dan Penduduk per-Provinsi

NO PROVINSI JUMLAH

PENDUDUK

Perpustakaan Rasio

PU PK PS PPT Jumlah Perp./pend.

Sumatera 55,272,900 8,384 952 26,713 429 36,478 1,515

1 Aceh 5,002,000 1,763 239 2,257 48 4,307 1,161

2 Sumatera Utara 13,937,800 905 45 3,677 113 4,740 2,940

3 Riau 6,344,400 522 33 1,882 56 2,493 2,545

4 Kepulauan Riau 1,973,000 128 61 2,080 14 2,283 864

5 Bengkulu 1,874,900 429 239 2,728 30 3,426 547

6 Sumatera Barat 5,196,300 344 17 2,027 36 2,424 2,144

7 Jambi 3,402,100 1,719 11 1,716 18 3,464 982

8 Sumatera Selatan 8,052,300 1,710 28 2,610 42 4,390 1,834

9 Bangka Belitung 1,372,800 115 6 2,208 12 2,341 586

10 Lampung 8,117,300 749 273 5,528 60 6,610 1,228

Jawa 145,143,600 5,881 3,621 63,245 1,434 74,181 1,957

11 Banten 11,955,200 445 22 1,820 77 2,364 5,057

12 DKI Jakarta 10,177,900 82 818 3,022 282 4,204 2,421

Page 14: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

14

NO PROVINSI JUMLAH

PENDUDUK

Perpustakaan Rasio

PU PK PS PPT Jumlah Perp./pend.

13 Jawa Barat 46,709,600 445 1,268 17,589 240 19,542 2,390

14 Jawa Tengah 33,774,100 2,382 278 21,564 268 24,492 1,379

15 DI. Yogyakarta 3,679,200 135 367 3,982 192 4,676 787

16 Jawa Timur 38,847,600 2,392 868 15,268 375 18,903 2,055

Kalimantan 15,342,900 2,038 1,202 8,674 178 12,092 1,269

17 Kalimatan Barat 4,789,600 298 206 2,615 32 3,151 1,520

18 Kalimantan Tengah 2,495,000 565 145 1,174 27 1,911 1,306

19 Kalimantan Selatan 3,989,800 588 256 2,215 75 3,134 1,273

20 Kalimantan Timur 3,426,600 140 595 2,580 44 3,359 1,020

21 Kalimantan Utara 641,900 447 - 90 - 537 1,195

Sulawesi 18,724,000 3,009 679 13,023 209 16,920 1,107

22 Sulawesi Utara 2,412,100 525 72 1,363 25 1,985 1,215

23 Gorontalo 1,133,200 211 - 1,317 18 1,546 733

24 Sulawesi Tengah 2,876,700 573 228 2,484 24 3,309 869

25 Sulawesi Tenggara 2,499,500 637 239 2,815 18 3,709 674

26 Sulawesi Barat 1,282,200 188 6 152 5 351 3,653

27 Sulawesi Selatan 8,520,300 875 134 4,892 119 6,020 1,415

Bali dan Nusa

Tenggara

14,108,500 1,478 544 7,967 122 10,111 1,395

28 Bali 4,152,800 204 156 3,759 36 4,155 999

29 Nusa Tenggara

Barat

4,835,600 328 250 1,998 48 2,624 1,843

30 Nusa Tenggara

Timur

5,120,100 946 138 2,210 38 3,332 1,537

Maluku 2,848,800 694 56 583 25 1,358 2,098

31 Maluku 1,686,500 355 56 454 19 884 1,908

32 Maluku Utara 1,162,300 339 - 129 6 474 2,452

Papua 4,020,900 2,127 78 982 31 3,218 1,250

33 Papua 3,149,400 1,589 78 369 24 2,060 1,529

34 Papua Barat 871,500 538 - 613 7 1,158 753

Total 255,461,700 23,611 7,132 121,187 2,428 154,359 1,655

Ket.: PS : Perpustakaan Sekolah. PPT : Perpustakaan Perguruan Tinggi, PK : Perpustakaan Khusus, PN :

Perpustakaan Nasional, PS : Perpustakaan Sekolah, PU : Perpustakaan Umum

Sumber: Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Perpustakaan Nasional tahun 2016 dan

BPS, 2016.

Tabel 3 menunjukkan bahwa secara umum rasio perbandingan antara jumlah keberadaan

perpustakaan dibandingkan dengan jumlah penduduk per-provinsi rata-rata kurang mencukupi

dan mampu dilayani. Perbandingan jumlah sebaran ketersediaan perpustakaan di masing-masing

provinsi secara jelas dapat dilihat dalam grafik berikut ini.

Page 15: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

15

Grafik 1. Sebaran Ketersediaan Perpustakaan Per-Provinsi

Berdasarkan Grafik 1, nampak bahwa sebaran ketersediaan perpustakaan paling banyak provinsi

Jawa Tengah, kedua Jawa Barat dan ketiga Jawa Timur. Sedangkan sebaran perpustakaan paling

sedikit Sulawesi Barat, kedua Maluku Utara dan ketiga di provinsi baru, yakni Kalimantan

Utara.

Grafik 2. Peringkat Sebaran Perpustakaan Per Wilayah

Sementara itu berdasarkan Grafik 2 menunjukkan bahwa peringkat sebaran jumlah perpustakaan

berbasis kewilayahan dapat disajikan, sebagai berikut:

4.30

7

4.74

0

2.49

3

2.28

3

3.42

6

2.42

4

3.46

4

4.39

0

2.34

1

6.61

0

2.36

4 4.20

4

19.5

42

24.4

92

4.67

6

18.9

03

3.15

1

1.91

1

3.13

4

3.35

9

537 1.

985

1.54

6 3.30

9

3.70

9

351

6.02

0

4.15

5

2.62

4

3.33

2

884

474 2.

060

1.15

8

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

Ace

h

Sum

ater

a U

tara

Ria

u

Kep

ulau

an R

iau

Ben

gkul

u

Sum

ater

a B

arat

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ban

gka

Bel

itung

Lam

pung

Ban

ten

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a T

enga

h

DI.

Yog

yaka

rta

Jaw

a T

imur

Kal

imat

an B

arat

Kal

iman

tan

Ten

gah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Kal

iman

tan

Uta

ra

Sul

awes

i Uta

ra

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Sul

awes

i Bar

at

Sul

awes

i Sel

atan

Bal

i

Nus

a T

engg

ara

Bar

at

Nus

a T

engg

ara

Tim

ur

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua

Pap

ua B

arat

0%

Sumatera

24%

Jawa

48% Kalimantan

8%

Sulawesi

11%

Bali dan

Nusa

Tenggara

6%

Maluku

1%

Papua

2%

Page 16: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

16

(1) Jawa sebesar 74.181 (48%);

(2) Sumatera sebesar 36.478 (24%);

(3) Sulawesi sebesar 16.920 (11%);

(4) Kalimantan sebesar 12.092 (8%);

(5) Bali dan Nusa Tenggara sebesar 10.111 (6%);

(6) Papua sebesar 3.218 (2%);

(7) Maluku sebesar 1.358 (1%).

Data sebaran perpustakaan berbasis kewilayahan menunjukkan bahwa wilayah barat

Indonesia yaitu Jawa dan Sumatera menempati posisi tertinggi sebaran perpustakaan. Sementara

itu, semakin ke wilayah timur Indonesia sebaran perpustakaan semakin kecil. Data ini

menjelaskan bahwa fokus pembinaan dan pengembangan perpustakaandi masa mendatang perlu

dilakukan perubahan orientasi yaitu dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan terutama pada

kawasan timur Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pada pasal 9 ayat 1 s.d. 3 menyatakan

bahwa setiap penyelenggara perpustakaan wajib berpedoman pada Standar Nasional

Perpustakaan (SNP) yang telah ditetapkan oleh Perpusnas. Untuk itu, ketentuan dalam SNP juga

menjadi indikator dalam penilaian akreditasi perpustakaan. Komponen penilaian akreditasi

penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan perpustakaan terdiri atas; (i) layanan; (ii)

kerjasama; (iii) koleksi; (iv) pengorganisasian bahan perpustakaan; (v) sumber daya manusia;

(vi) gedung atau ruangan; (vii) anggaran; dan (viii) manajemen perpustakaan. Dari jumlah

perpustakaan sebanyak 154.359 perpustakaan yang tersebar di 34 provinsi baru 0,3%

terakreditasi atau sesuai dengan standarisasi nasional. Artinya 99,7% keberadaan perpustakaan

belum terakreditasi. Secara terinci hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Perpustakaan Terakreditasi

NO JENIS

JUMLAH

PERPUS-

TAKAAN

NILAI

AKREDITASI TERAKREDITASI %

A B C

1 Perpustakaan Umum 23,611 13 38 33 84 0,4

2 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2,428 40 49 31 120 5,0

3 Perpustakaan Sekolah 121,187 26 69 85 180 0,1

4 Perpustakaan Khusus 7,132 1 18 27 46 0,6

JUMLAH 154,358 80 174 176 430 0,3 Sumber: Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Perpustakaan Nasional, 2016

Data Tabel 4, terlihat bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki jumlah terbanyak

untuk perpustakaan dengan akreditasi A. Dengan demikian, role model pembinaan perpustakaan

dapat mengacu pada perpustakaan perguruan tinggi. Dari analisis data Tabel 4 dapat

Page 17: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

17

disimpulkan bahwa Perpusnas dalam menjalankan fungsi sebagai perpustakaan pembina semua

jenis perpustakaan, memerlukan strategi percepatan pembinaan dan pengembangan perpustakaan

dengan berfokus pada jenis perpustakaan sekolah (terbesar jumlahnya) dan berbasis kewilayahan

(wilayah Indonesia bagian timur), dengan mencermati pelimpahan kewenangan penyelenggaraan

pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, tentang Perangkat Daerah. Upaya lain yang

perlu dilakukan adalah kerja sama pemangku kepentingan perpustakaan, khususnya pemerintah

daerah provinsi dan kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha dalam pengengembangan

perpustakaan.

1.2.2. Koleksi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 3

menyatakan bahwa Perpustakaan Nasional memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina,

perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian

dan pusat jejaring perpustakaan. Terkait dengan kepentingan pengembangan koleksi

perpustakaan, pasal tersebut menegaskan kepentingan pengembangan koleksi bahan

perpustakaan lingkup nasional, deposit karya cetak dan karya rekam, pelestarian dan penelitian

bahan perpustakaan, termasuk naskah Nusantara sebagai warisan dokumenter bangsa. Dalam

hubungan ini Perpusnas bertanggung jawab dalam beberapa hal berikut.

1. Mengembangkan koleksi nasional untuk memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar

sepanjang hayat;

2. Mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa;

3. Melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca;

4. Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih

aksara (transliterasi), alih-suara ke tulisan (transkripsi), dan alih-media (transmedia);

5. Mengidentifikasi dan mengupayakan pengembalian naskah kuno nusantara yang berada di

luar negeri; dan

6. Melakukan inventarisasi dan pendaftaran naskah kuno yang dimiliki oleh masyarakat dan

lembaga, serta memberikan penghargaan bagi masyarakat yang merawat, memelihara dan

melestarikan naskah kuno nusantara.

Salah satu peran Perpusnas yang amat penting dalam mengembangkan koleksi nasional

dan melestarikan hasil budaya bangsa adalah kegiatan pengelolaan deposit terbitan nasional

dalam rangka menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan koleksi nasional.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya

Page 18: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

18

Cetak dan Karya Rekam. Pengaturan dan mekanisme mengenai Serah-Simpan karya cetak dan

karya rekam selama ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-

Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Undang-Undang tersebut mengatur mengenai

kewajiban Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam terhadap penerbit, pengusaha rekaman,

warga negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan/direkam di luar negeri, orang atau badan

usaha yang memasukkan karya cetak dan/atau karya rekam mengenai Indonesia untuk

menyerahkan hasil karya cetak atau karya rekamnya kepada Perpusnas dan/atau Perpustakaan

Daerah, atau Badan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk dikelola sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Tanggung jawab Perpusnas dalam mengembangkan koleksi nasional dan melestarikan

hasil budaya bangsa, salah satu jenis bahan perpustakaan ialah naskah nusantara. Naskah

nusantara adalah warisan dokumenter bangsa yang bersifat unik, karena ditulis tangan dengan

menggunakan media, aksara dan bahasa tradisional atau daerah. Naskah nusantara termasuk

dalam benda cagar budaya. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2010 tentang Benda Cagar Budaya, naskah masuk dalam lingkup aspek Pelindungan (Pasal 56

s.d. Pasal 77), aspek Pengembangan (Pasal 78 s.d. Pasal 84), aspek Pemanfaatan (Pasal 85 s.d.

94), serta aspek Pengawasan dan Penyidikan (Pasal 99 dan Pasal 100).

1.2.2.1 Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan Dibanding dengan Pengguna

Perpustakaan

Salah satu komponen penting perpustakaan adalah ketersediaan koleksi bahan

perpustakaan. Tanpa adanya koleksi bahan perpustakaan secara memadai dalam hal jumlah dan

kualitas, perpustakaan tidak akan mampu memberikan layanan yang baik bagi penggunanya.

Koleksi bahan perpustakaan atau sumber informasi merupakaan salah satu kekuatan dan daya

tarik utama bagi pengguna untuk datang memanfaatkan perpustakaan.

Berdasarkan data koleksi perpustakaan Pusat Pengembangan Perpustakaan dan

Pengkajian Minat Baca (P3MB), Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan,

Perpusnas, tahun 2016, ketersediaan koleksi bahan perpustakaan dibanding jumlah pengguna

perpustakaan yang dilayani, tampak sebagai berikut.

Page 19: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

19

Tabel 5. Perbandingan Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan

Terhadap Pengguna Perpustakaan

No Jenis Perpustakaan Jumlah Koleksi Pemustaka

Potensial

Rasio

Koleksi

1 Perpustakaan Nasional 1 2.652.336 255,461,700 1.04%

2 Perpustakaan Umum Provinsi 33 9.617.429 255,461,700 3.76%

3 Perpustakaan Umum Kab/Kota 467 66.479.479 255,461,700 26.02%

4 Perpustakaan Umum

Kecamatan 600 600.000 255,461,700 0.23%

5 Perpustakaan Desa/Kelurahan 21.467 21.467.000 255,461,700 8.40%

6 Perpustakaan Komunitas 1044 522.000 255,461,700 0.20%

7 Perpustakaan Khusus 7.132 7.132.000 186,100,917 3.83%

8 SD/MI 100.000 10.000.000 32,463,300 30.80%

9 SMP/MTS 12.000 6.000.000 14,148,093 42.41%

10 SMA/SMK/MA 6.599 3.299.500 10,430,180 31.63%

11 Pondok Pesantren 2.588 258.800 3,650,000 7.09%

12 Perguruan Tinggi 2.428 2.428.000 6,787,805 35.77%

JUMLAH 154.359 130.456.544

*Sumber : Pusat pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Perpustakaan Nasional, 2016 dan

Badan Pusat Statistik, 2016

Berdasarkan data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah koleksi bahan perpustakaan

pada semua jenis perpustakaan di Indonesia sampai dengan tahun 2015 adalah 130.456.544

eksemplar. Jumlah bahan perpustakaan tersebut tersebar di sejumlah 154.359 perpustakaan. Data

tersebut jika diperbandingkan menunjukkan bahwa rata-rata satu perpustakaan di Indonesia

memiliki 845,15 eksemplar koleksi. Rasio ketercukupan koleksi dengan menggunakan data pada

Tabel. 5, menunjukkan bahwa jika standar rasio yang digunakan sebesar 100%, maka jumlah

rasio ketercukupan koleksi pada masing-masing jenis perpustakaan masih di bawah standar rasio

koleksi yang dibutuhkan, yaitu satu koleksi untuk satu penduduk/pemustaka.

1.2.2.2 Rasio Ideal Koleksi Bahan Perpustakaan Tersedia di Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang terbuka layanannya untuk semua tingkat

usia, kalangan sosial, jenis kelamin, ras, agama dan komunitas berbeda di seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saat ini semua informasi dalam bentuk karya cetak

dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang

dihimpun, diolah, dan dilayankan. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang

Perpustakaan, khususnya pasal 11 yaitu Standar Nasional Perpustakaan dengan salah satunya

adalah standar koleksi perpustakaan. Berdasarkan survei yang dilakukan tahun 2016 oleh

Perpustakaan Nasional diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 20: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

20

Tabel 6. Perbandingan Koleksi Perpustakaan Umum dengan Standar Nasional Perpustakaan

No. Provinsi Jml Pend. Jml

Koleksi

Koleksi

Ideal Ket.

Kurang

Koleksi

1 Aceh 5,002,000 1,360,921 75,030 Ya -

2 Sumatera Utara 13,937,800 2,416,108 209,067 Ya -

3 Riau 6,344,400 688,798 95,166 Ya -

4 Kepulauan Riau 1,973,000 702,593 29,595 Ya -

5 Bengkulu 1,874,900 781,804 28,124 Ya -

6 Sumatera Barat 5,196,300 1,679,056 77,945 Ya -

7 Jambi 3,402,100 725,936 51,032 Ya -

8 Sumatera Selatan 8,052,300 2,483,881 120,785 Ya -

9 Bangka Belitung 1,372,800 699,242 20,592 Ya -

10 Lampung 8,117,300 1,321,988 121,760 Ya -

11 Banten 11,955,200 1,810,592 179,328 Ya -

12 DKI Jakarta 10,177,900 748,090 152,669 Ya -

13 Jawa Barat 46,709,600 7,257,761 700,644 Ya -

14 Jawa Tengah 33,774,100 13,186,604 506,612 Ya -

15 DI Yogyakarta 3,679,200 3,783,581 55,188 Ya -

16 JawaTimur 38,847,600 13,359,485 582,714 Ya -

17 Kalimantan Barat 4,789,600 1,123,528 71,844 Ya -

18 Kalimantan Tengah 2,495,000 787,449 37,425 Ya -

19 Kalimantan Selatan 3,989,800 1,850,645 59,847 Ya -

20 Kalimantan Timur 3,426,600 1,220,836 51,399 Ya -

21 Kalimantan Utara 641,900 221,788 9,629 Ya -

22 Sulawesi Utara 2,412,100 298,867 36,182 Ya -

23 Gorontalo 1,133,200 733,149 16,998 Ya -

24 Sulawesi Tengah 2,876,700 1,541,569 43,151 Ya -

25 Sulawesi Tenggara 2,499,500 1,279,313 37,493 Ya -

26 Sulawesi Barat 1,282,200 64,170 19,233 Ya -

27 Sulawesi Selatan 8,520,300 4,577,246 127,805 Ya -

28 Bali 4,152,800 3,753,132 62,292 Ya -

29 Nusa Tenggara

Barat 4,835,600 931,371 72,534 Ya -

30 Nusa Tenggara

Timur 5,120,100 2,434,233 76,802 Ya -

31 Maluku 1,686,500 326,279 25,298 Ya -

32 Maluku Utara 1,162,300 1,167,423 17,435 Ya -

33 Papua 3,149,400 344,241 47,241 Ya -

34 Papua Barat 871,500 435,229 13,073 Ya -

Jumlah 255,461,700 76,096,908 3,831,924 Ya -

Jika dilihat berdasarkan tabel 6, terlihat bahwa koleksi perpustakaan umum di Indonesia

terlihat bahwa semua perpustakaan umum di Indonesia telah memiliki koleksi yang cukup dan

sesuai Standar Nasional Perpustakaan yaitu 0.015/kapita. Namun jika pengembangan koleksi

bahan perpustakaan umum menggunakan pendekatan standar koleksi perpustakaan menurut

Page 21: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

21

IFLA/UNESCO. Standar rasio ketersediaan jumlah koleksi bahan perpustakaan terhadap jumlah

pengguna atau populasi yang dilayani sebesar 200%. Menggunakan penghitungan rasio ini maka

jumlah ketercukupan koleksi pada perpustakaan umum di seluruh wilayah Indonesia nampak

masih jauh dari ideal. Secara rinci hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 7. Rasio Ideal Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan Terhadap Jumlah Pengguna Perpustakaan

Umum Menurut IFLA/UNESCO

No. Provinsi Jml Pend Jml Kol. Kol. Ideal Sesuai standar Kurang Kol.

1 Aceh 5,002,000 1,360,921 10,004,000 Tidak 8,643,079

2 Sumatera Utara 13,937,800 2,416,108 27,875,600 Tidak 25,459,492

3 Riau 6,344,400 688,798 12,688,800 Tidak 12,000,002

4 Kepulauan Riau 1,973,000 702,593 3,946,000 Tidak 3,243,407

5 Bengkulu 1,874,900 781,804 3,749,800 Tidak 2,967,996

6 Sumatera Barat 5,196,300 1,679,056 10,392,600 Tidak 8,713,544

7 Jambi 3,402,100 725,936 6,804,200 Tidak 6,078,264

8 Sumatera Selatan 8,052,300 2,483,881 16,104,600 Tidak 13,620,719

9 Bangka Belitung 1,372,800 699,242 2,745,600 Tidak 2,046,358

10 Lampung 8,117,300 1,321,988 16,234,600 Tidak 14,912,612

11 Banten 11,955,200 1,810,592 23,910,400 Tidak 22,099,808

12 DKI Jakarta 10,177,900 748,090 20,355,800 Tidak 19,607,710

13 Jawa Barat 46,709,600 7,257,761 93,419,200 Tidak 86,161,439

14 Jawa Tengah 33,774,100 13,186,604 67,548,200 Tidak 54,361,596

15 DI Yogyakarta 3,679,200 3,783,581 7,358,400 Tidak 3,574,819

16 JawaTimur 38,847,600 13,359,485 77,695,200 Tidak 64,335,715

17 Kalimantan Barat 4,789,600 1,123,528 9,579,200 Tidak 8,455,672

18 Kalimantan Tengah 2,495,000 787,449 4,990,000 Tidak 4,202,551

19 Kalimantan Selatan 3,989,800 1,850,645 7,979,600 Tidak 6,128,955

20 Kalimantan Timur 3,426,600 1,220,836 6,853,200 Tidak 5,632,364

21 Kalimantan Utara 641,900 221,788 1,283,800 Tidak 1,062,012

22 Sulawesi Utara 2,412,100 298,867 4,824,200 Tidak 4,525,333

23 Gorontalo 1,133,200 733,149 2,266,400 Tidak 1,533,251

24 Sulawesi Tengah 2,876,700 1,541,569 5,753,400 Tidak 4,211,831

25 Sulawesi Tenggara 2,499,500 1,279,313 4,999,000 Tidak 3,719,687

26 Sulawesi Barat 1,282,200 64,170 2,564,400 Tidak 2,500,230

27 Sulawesi Selatan 8,520,300 4,577,246 17,040,600 Tidak 12,463,354

28 Bali 4,152,800 3,753,132 8,305,600 Tidak 4,552,468

29 Nusa Tenggara Barat 4,835,600 931,371 9,671,200 Tidak 8,739,829

30 Nusa Tenggara Timur 5,120,100 2,434,233 10,240,200 Tidak 7,805,967

31 Maluku 1,686,500 326,279 3,373,000 Tidak 3,046,721

32 Maluku Utara 1,162,300 1,167,423 2,324,600 Tidak 1,157,177

33 Papua 3,149,400 344,241 6,298,800 Tidak 5,954,559

34 Papua Barat 871,500 435,229 1,743,000 Tidak 1,307,771

Page 22: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

22

Jumlah 255,461,700 76,096,908 510,923,200 Tidak 434,826,292

Sumber: Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Perpusnas, 2016.

Tabel 7 merepresentasikan semua perpustakaan umum di Indonesia tidak memiliki rasio

ketercukupan koleksi secara ideal. Standar rasio ketercukupan koleksi yang ideal di

perpustakaan umum menurut IFLA/UNESCO adalah 2:1 atau setiap dua koleksi untuk satu

penduduk. Berdasarkan perhitungan rasio ketercukupan koleksi yang ideal menurut standar

IFLA/UNESCO menunjukkan bahwa terjadi kekurangan koleksi sebesar 434,826,292 eksemplar

pada perpustakaan umum di Indonesia. Jumlah koleksi yang saat ini tersedia di perpustakaan

umum di Indonesia rata-rata masih jauh dari yang diharapkan, yaitu sebesar 18%. Kekurangan

koleksi yang sangat besar pada perpustakaan umum adalah masalah yang sangat serius karena

keterbatasan akses pada sumber ilmu pengetahuan, dapat berdampak buruk pada perkembangan

tingkat literasi informasi pada hampir seluruh wilayah Indonesia.

1.2.2.3 Koleksi Naskah Nusantara Sebagai Warisan Dokumenter Bangsa

Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai kelompok etnis atau suku bangsa. Badan Pusat

Statistik mencatat Indonesia memiliki 633 suku bangsa (BPS-ISEAS, 2013). Pada masa lalu,

kelompok-kelompok etnis yang hidup di Nusantara tersebut merekam berbagai informasi yang

berkaitan dengan peradaban mereka dengan cara menuliskannya. kelompok etnis tersebut

menuliskan dengan menggunakan aksara, bahasa, dan media yang beraneka-ragam. Melintasi

perjalanan waktu, sebagian dari tulisan-tulisan tersebut dapat bertahan hingga generasi saat ini,

salah satu wujudnya berupa naskah atau manuskrip.

Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa naskah

kuno adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan cara lain,

baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50

(lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan

ilmu pengetahuan (pasal 1 ayat 4). Sayangnya, masyarakat Indonesia banyak yang tidak

mengenal naskah nusantara adalah tradisi tulis dari masa lampau. Kekurangtahuan masyarakat

terhadap naskah nusantara disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: (1) Keterbatasan

akses, karena teks asli berupa tulisan tangan tersimpan dalam jumlah yang sangat terbatas dan

tempat penyimpanannya tidak selalu dapat dengan mudah diakses oleh kebanyakan orang; (2)

Keterbatasan jumlah ahli akibat keterbatasan peluang untuk mengenal atau mempelajarinya; (3)

Sebagian orang berpendapat bahwa pelestarian nilai-nilai lama dapat menjadi penghalang bagi

modernisasi. dan (4) Keterbatasan penguasaan bahasa karena banyak naskah kuno nusantara

yang ditulis dalam bahasa dan aksara yang berbeda.

Page 23: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

23

Sebagai sumber sejarah, naskah Nusantara memberi sumbangan yang cukup besar bagi

sejarah kebudayaan bangsa Indonesia. Paradigma dalam memandang sejarah menuntut kita

untuk tidak cukup hanya “belajar sejarah”, tetapi bagaimana kita “belajar dari sejarah”.

Sesungguhnya, dalam banyak kasus, kearifan lokal yang terkandung dalam teks naskah-naskah

kuno tersebut dapat menjadi alternatif solusi yang relevan untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi di masa kini, seperti masalah agama, pangan dan pertanian, gender, kesehatan, hukum,

arsitektur dan permukiman, dan lain-lain. Kearifan lokal yang terkandung dalam naskah

Nusantara juga dapat menuntun masyarakat Indonesia untuk bersikap toleran dan menghargai

keberagaman, memiliki etika dan sopan santun, memiliki etos kerja dan jiwa kepemimpinan,

mengutamakan gotong-royong yang sesuai dengan karakter bangsa. Pada gilirannya, melalui

pengkajian, pemaknaan, dan pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung dalam naskah

Nusantara, kita menjadi bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat, sehingga dapat

berdiri tegak dalam pergaulan peradaban di dunia.

Faktanya, tidak semua negara memiliki peninggalan tertulis dari masa lalu. Sebagai

negara yang penduduknya terdiri atas berbagai kelompok etnis, Indonesia termasuk salah satu

negara yang terkaya di dunia dalam hal warisan naskah, baik dari segi jumlah maupun

keragaman bahasa dan aksara. Naskah-naskah ini bukan hanya tersimpan di berbagai lembaga

penyimpanan di dalam negeri tetapi juga tersebar di lembaga penyimpanan naskah di luar negeri.

Berdasarkan penelusuran melalui katalog yang tersedia, dapat diketahui bahwa jumlah naskah

Nusantara seluruhnya yang telah terdaftar adalah 58.947 eksemplar, 33.519 eksemplar berada di

dalam negeri dan sisanya 25.428 naskah berada di luar negeri. Hal tersebut dapat terlihat dalam

tabel berikut.

Tabel 8 Sebaran Naskah Nusantara di Seluruh Dunia

No Negara JumlahNaskah Persentase

1 Indonesia 33.519 58.070

2 Belanda 17.397 29.740

3 Malaysia 3.000 5.128

4 Inggris 1.388 2.373

5 Jerman 1.350 2.308

6 AmerikaSerikat 743 1.270

7 Prancis 349 0.597

8 Brunei 216 0.369

9 Australia 113 0.193

10 Denmark 62 0.106

11 Singapura 57 0.097

12 Afrika Selatan 55 0.094

13 Irlandia 55 0.094

Page 24: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

24

No Negara JumlahNaskah Persentase

14 Rusia 46 0.079

15 Italia 35 0.060

16 Thailand 28 0.048

17 Belgia 25 0.043

18 Austria 15 0.026

19 Vatikan 10 0.017

20 Ceko 6 0.010

21 Hungaria 6 0.010

22 Kanada 5 0.009

23 Polandia 5 0.009

24 Norwegia 3 0.005

25 Swedia 3 0.005

26 Swiss 3 0.005

27 Portugal 2 0.003

28 Spanyol 1 0.002

JUMLAH 58.947 100

SUMBER: Chambert-Loir & Oman Fathurahman, 1999, Khazanah Naskah;

Panduan Koleksi Naskah-naskah Indonesia Sedunia; Endangered Archive

Programs British Library untuk kawasan Indonesia (2008-2016) dalam

http://eap.bl.uk/

Berdasarkan tabel 8, Indonesia tetap menjadi negara yang paling banyak memiliki naskah

Nusantara, disusul Belanda, Malaysia, Inggris, Jerman dan Perancis dengan jumlah yang cukup

signifikan. Naskah-naskah tersebut disimpan di lembaga penyimpanan naskah berupa museum,

perpustakaan dan arsip. Jika dihitung jumlah lembaga yang menyimpan naskah sebanyak 287

lembaga. Di Indonesia terdapat 66 lembaga, sementara 221 lembaga lainnya terdapat di luar

negeri.

Sumber: Chambert-Loir & Oman Fathurahman, 1999, Khazanah Naskah; Panduan Koleksi Naskah-naskah

Indonesia Sedunia

4 18 13 2

32

4 5 3 4 2 1

66

27 2 3 1

40

2 19 2 2 1 13 7 1 3 2 3 3 1 1 0

10 20 30 40 50 60 70

Afr

ika

Am

eri

ka

Au

stra

lia

Au

stri

a

Bela

nd

a

Belg

ia

Bru

nei

Cek

o

Den

ma

rk

Hu

nga

ria

Ind

ia

Ind

on

esi

a

Inggri

s

Irla

nd

ia

Ita

lia

Jep

an

g

Jerm

an

Ka

na

da

Mala

ysi

a

Norw

egia

Pola

nd

ia

Port

uga

l

Pra

nci

s

Ru

sia

Sela

nd

ia …

Sin

ga

pu

ra

Sp

an

yol

Sw

ed

ia

Sw

iss

Th

ail

an

d

Vati

kan

Jumlah Lembaga Penyimpan Naskah

Grafik 3. Jumlah Lembaga/negara Penyimpan Naskah

Page 25: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

25

Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang memiliki naskah dan tradisi tulis. Di

antaranya ialah Aceh, Batak, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Kerinci, Palembang, Lampung,

Banten, Jawa, Sunda, Madura, Bali, Lombok, Bima, Tenggarong, Banjarmasin, Sulawesi

Selatan, Buton, Wolio dan Ternate. Bahasa Asing seperti Arab dan Belanda juga termasuk ke

dalam khazanah pernaskahan nusantara. Jenis-jenis naskah berdasarkan bahasanya

diklasifikasikan dalam Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Sebaran Naskah Nusantara di Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Bahasa

No Jenis Naskah Dalam

Negeri

Luar

Negeri

Jumlah

1 Aceh 967 543 1510

2 Arab 2291 2102 4393

3 Bali 3891 1831 5722

4 Batak 737 2151 2888

5 Belanda 457 39 496

6 Bugis/Makasar/Mandar 5406 713 6119

7 Jawa/Jawa Kuna 11789 8058 19847

8 Madura 163 273 436

9 Melayu 5463 8898 14361

10 Sunda/Sunda Kuna 1676 668 2344

11 Ternate 55 7 62

12 Wolio 72 0 72

13 Indonesia Timur 388 4 392

14 Kalimantan 11 13 24

15 Sumatra Selatan 153 128 281

JUMLAH 33519 25428 58947

SUMBER: Chambert-Loir & Oman Fathurahman, 1999, Khazanah Naskah; Panduan

Koleksi Naskah-naskah Indonesia Sedunia; Endangered Archive Programs British Library

untuk kawasan Indonesia (2008-2016) dalam http://eap.bl.uk/

Perpusnas merupakan lembaga terdepan di Indonesia yang mengoleksi naskah Nusantara,

dengan jumlah koleksi 11.133 eksemplar yang tersebar dalam berbagai sub-koleksi atau

klasifikasi yang menunjukkan keragaman dari segi asal-usul koleksi. Sebaran koleksi naskah

Perpusnas berdasarkan subkoleksi atau klasifikasi adalah sebagai berikut.

Page 26: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

26

Grafik 4. Grafik Jumlah Koleksi Naskah Nusantara Perpusnas dan Persebarannya dalam Sub Koleksi

Sumber: Layanan Koleksi Khusus, Perpusnas, 2016

Naskah Nusantara ditulis pada berbagai media. Media yang digunakan untuk menulis

bervariasi seperti bambu, kayu, kulit kayu, nipah, lontar, atau kertas sesuai dengan ketersediaan

media di tempat yang menghasilkan tradisi tulis tersebut. Naskah Batak dan Sumatera Selatan

banyak ditulis di bambu dan kayu, naskah Bali ditulis di daun lontar, sedangkan naskah Jawa,

Melayu, dan Sunda sebagian besar ditulis di kertas. Di sebagian besar daerah, menulis naskah

tidak lagi menjadi bagian tradisi yang hidup, tetapi di sebagian daerah lain, seperti Bali dan

Lombok, masyarakat masih menulis naskah. Berikut ini data naskah nusantara koleksi Perpusnas

berdasarkan jenis media pada Tabel 10.

Tabel 10 Naskah Nusantara Koleksi Perpusnas Berdasarkan Media Tulis

Jenis Bahan Jumlah %

Daluwang 384 3.45

Kertas Eropa 6963 62.54

Kertas Polos 298 2.68

Kulit Kayu 136 1.22

Bambu 69 0.62

Daun Palem 1579 14.18

Kertas Bergaris 1146 10.29

Belum Teridentifikasi 558 5.01

Total 11133 100

Sumber: Daftar Aset Perpustakaan Nasional RI, Oktober 2016

Perpusnas sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit,

perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian sebagaimana amanat Undang-Undang, maka

dimensi pengelolaan naskah Nusantara juga mencakup empat aspek, yaitu (1) akuisisi (sekaligus

deposit), (2) pelestarian, dan (3) penelitian dan (4) publikasi. Berdasarkan Tabel 8 jumlah naskah

dan persebarannya di berbagai negara, perlu dicatat bahwa beberapa negara aktif dalam kegiatan

A AS AW Br CS G H KBG LBR M ML SD VT W ZPG NB Peti

Series1 939 85 68 689 188 105 66 1152 103 122 542 185 448 353 18 1573 4497

939

85 68

689 188 105 66

1152

103 122 542

185 448 353

18

1573

4497

0

1000

2000

3000

4000

5000

Jumlah Naskah Nusantara Koleksi Perpusnas

Page 27: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

27

akuisisi naskah kuno. Berbeda dengan koleksi naskah di Eropa, koleksi naskah Nusantara yang

berada di Malaysia dan Brunei terus-menerus bertambah secara signifikan, seiring kebijakan

akuisisi naskah yang gencar dilakukan termasuk naskah dari wilayah Republik Indonesia. Di

Indonesia, Perpusnas merupakan lembaga yang paling banyak melakukan kegiatan akuisisi

naskah. Hingga tahun 2016, telah diakuisisi sebanyak 1.554 naskah baru, baik berdasarkan

pembelian maupun hibah. Dinamika pengembangan koleksi naskah nusantara Perpusnas dalam

satu dasawarsa nampak dalam Grafik 5 berikut.

Grafik 5. Akuisisi Naskah Perpusnas Tahun 2006-2016

Sumber: Pusat Pengembangan Akuisisi Naskah Perpusnas RI 2006-2016

Kegiatan pelestarian bahan perpustakaan sama pentingnya dengan kegiatan-kegiatan

lainnya di perpustakaan seperti kegiatan akuisisi, katalogisasi, layanan informasi.Tujuan dari

pelestarian yaitu mengusahakan agar naskah Nusantara tersedia dalam keadaan baik, siap pakai

dan lestari selama-lamanya untuk penggunaan dalam jangka panjang. Ada tiga komponen utama

dalam pengelolaan pelestarian, yaitu:

1. Survei kondisi fisik naskah Nusantara dan fasilitas perpustakaan: untuk mengetahui seberapa

besar kerusakan dan fasilitas yang diperlukan untuk pelestarian.

2. Kebijakan pelestarian, merupakan dokumen yang dapat dijadikan pedoman untuk menyusun

program pelestarian

3. Perencanaan pelestarian merupakan program prioritas untuk menangani pelestarian naskah

Nusantara.

Naskah kuno mengandung berbagai informasi penting yang harus diungkap dan

disampaikan kepada masyarakat. Tetapi, naskah-naskah kuno yang ada di Nusantara biasanya

ditulis dalam aksara non-Latin dan bahasa daerah. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri dalam

memahami naskah. Salah satu cara untuk mengungkap dan menyampaikan informasi yang

terkandung di dalam naskah kepada masyarakat adalah melalui penelitian filologi. Saat ini

18 35 50

155

111

237

88 93

191

378

198

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

Tahun

2015

Tahun

2016

Akuisisi Naskah Perpusnas 2006-2016

Page 28: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

28

penelitian naskah kuno masih sangat minim. Hingga tahun 2000, tercatat hanya berhasil

dilaksanakan 1.103 penelitian naskah Nusantara sebagaimana nampak pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Penelitian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2000

No Jenis Naskah Jumlah

1 Aceh 61

2 Banjar 7

3 Batak 12

4 Bugis 81

5 Gorontalo 2

6 Jawa 247

7 Melayu 303

8 Minang 83

9 Sasak 15

10 Sunda 292

Jumlah 1103

Sumber, Ekadjati (2000). Direktori Edisi Naskah Nusantara.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Setelah tahun 2001, penelitian terus berkembang. Berdasarkan data dari Thesaurus of

Southeast Asian Manuscripts (2016), tercatat ada 996 penelitian naskah Nusantara tambahan

sejak tahun 2001-2016 (62 penelitian/tahun) sehingga total penelitian berjumlah 3.202

penelitian. Berdasarkan data ini, maka rasio jumlah penelitian naskah Nusantara adalah sebesar

5,43 %. Berkaitan dengan koleksi Perpusnas, jumlah penelitian filologi yang telah dihasilkan

sejak tahun 1993 dan diterbitkan oleh Perpusnas berjumlah 106 judul. Dengan asumsi bahwa

satu judul berdasarkan pada kajian satu naskah, maka rasio penelitian naskah terhadap koleksi

naskah Perpusnas adalah 0,01%. Sementara itu rasio kontribusi penelitian yang dilakukan

Perpusnas terhadap jumlah total penelitian naskah adalah 3,31%. Sejak tahun 2012 penelitian

naskah (alih aksara dan terjemahan) berjumlah rata-rata 7 (tujuh) penelitian per-tahun. Angka

penelitian dan publikasi ini masih sangat jauh dari jumlah naskah yang ada dalam koleksi

Perpusnas.

1.2.2.1. Pelestarian Koleksi Warisan Dokumenter Bangsa

Kegiatan pelestarian (preservasi) bahan perpustakaan adalah hal yang memiliki tingkat

urgensi tinggi dari sebuah perpustakaan. Hal tersebut dikarenakan objeknya adalah koleksi dan

akses pada perpustakaan. Seiring dengan perkembangan teknologi, ledakan informasi dan cara

pengelolaan yang lebih efisien, preservasi mengalami transformasi tidak hanya menerapkan

prinsip-prinsip dasar tentang memperpanjang umur, menentukan pilihan, kualitas, integritas dan

akses melainkan lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan pemakai dan memberi peran sosial

Page 29: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

29

kepada masyarakat.

Peran serta Perpusnas dalam melestarikan warisan budaya bangsa dalam bentuk analog

maupun nilai informasinya terhitung paling besar hasilnya dibandingkan lembaga pelestarian

yang lain di Indonesia namun masih terhitung kecil jumlahnya. Hal ini dikarenakan berdasarkan

hasil kajian terhadap resiko kerusakan koleksi layanan dan deposit menunjukkan bahwa terjadi

ketidakseimbangan antara hasil preservasi dengan beban koleksi yang membutuhkan

penanganan preservasi. Hasil kajian risiko menunjukkan Grafik 6 sebagai berikut.

Grafik 6. Persentase Kerusakan Koleksi Perpustakaan Nasional (sumber: Kajian Pusat Preservasi, Perpustakaan Nasional RI Tahun 2013)

Dari total 435.514 eksemplar jumlah koleksi yang ada pada bagian layanan, sebanyak

20% cluster sampling menunjukkan bahwa 73,52% (387.514 eksemplar) kondisi koleksi layanan

Perpusnas berada dalam kondisi rusak. Tingkat keasaman yang tinggi dan kerusakan kimia

berupa foxing, tanned, jamur, korosi tinta dan tears adalah penyebab terbesar kerusakan pada

koleksi. Kerusakan kerapuhan pada koleksi adalah jenis kerusakan tertinggi terjadi karena

akumulasi berbagai proses degradasi material yang menjadi satu sehingga tingkat kerusakan ini

seharusnya dihindari.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menjelaskan

bahwa Perpustakaan Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang salah satu

tugasnya menjalankan fungsi pelestarian khazanah budaya bidang perpustakaan. Dalam

menjalankan misinya Pusat Preservasi Bahan Pustaka telah melakukan pelestarian konservasi

dan restorasi analog 26.000 eksemplar, reprografi 24.000 lembar dan alihmedia digital 13.760

eksemplar setiap tahunnya. Dengan melihat betapa besar jumlah kerusakan studi kasus terhadap

koleksi dengan kerapuhan (hasil pemetaan) maka pusat preservasi membutuhkan waktu untuk

program alihmedia selama 28 tahun. Begitu pula halnya dengan program restorasi maka hanya

Page 30: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

30

akan tercapai pada di atas 20 tahun. Untuk dapat mengejar kurun waktu yang cukup panjang

maka pelestarian membutuhkan strategi yang tepat dan bersifat masal dengan cakupan yang luas.

Selain melaksanakan pelestarian bahan perpustakaan yang menjadi koleksi sendiri,

Perpusnas juga melakukan pelestarian pada koleksi di seluruh Indonesia baik yang dimiliki oleh

pemerintah lokal maupun pribadi. Salah satunya prioritas kegiatannya adalah pelestarian naskah

kuno daerah. Sebaran kegiatan pelestarian naskah nusantara di berbagai daerah yang dilakukan

oleh Perpusnas dalam kurun waktu hampir 10 tahun nampak dalam tabel berikut.

Tabel 12. Pelestarian Naskah Nusantara oleh Perpusnas Tahun 2011-2016

Tahun Jumlah

Daerah

Jumlah Naskah

(Judul)

Jumlah Naskah

2011 3 daerah 300 Sulawesi Selatan, NTB,

DIY

2012 3 daerah 300 Sumatera Barat,

Maluku Utara, Jambi

2013 2 daerah 200 Maluku, Jawa Tengah

3 daerah 548 Bali, Jawa Barat,

Sumatera Utara

2015 4 daerah 1200 Jawa Barat, Jambi,

Jawa Tengah,

Kalimantan Selatan

2016 2 daerah 400 Riau, Sumatera Barat

TOTAL 2.948 14 Provinsi

Sumber: Pusat Preservasi Bahan Pustaka, Perpusnas, 2016

Berdasarkan Tabel 12, maka rasio pelestarian naskah terhadap jumlah naskah di dalam

negeri hanya 8,79 % dari total koleksi dalam negeri, sementara rasio pelestarian naskah terhadap

jumlah naskah seluruhnya adalah 5,00%. Jumlah ini pun baru menjangkau 14 provinsi atau

belum menjangkau 20 provinsi di Indonesia lainnya. Jika dihitung rata-rata capaian pelestarian

naskah per-tahun berdasarkan tabel di atas, yakni 491,33 naskah per-tahun, maka akan

dibutuhkan waktu 62 tahun untuk melakukan pelestarian naskah nusantara di dalam negeri.

Karaketeristik naskah itu sendiri adalah jenis koleksi yang tingkat kerapuhannya tinggi, terjadi

korosi tinta, sangat asam, termakan serangga dan jarang sekali ditemukan dalam kondisi utuh.

Dengan karakter tersebut maka pelestariannya pun membutuhkan perhatian khusus mendesak

agar bentuk warisan budaya tersebut tidak hilang atau punah.

Page 31: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

31

Selain Perpusnas sebagai lembaga pelestari bahan perpustakaan terbesar di Indonesia,

sebenarnya terdapat juga institusi pelestarian seperti museum dan arsip di bawah kementerian

atau lembaga untuk melaksanakan fungsi yang sama.

Tabel 13. Institusi Pelestari di Indonesia

No. Institusi Pelestarian Jumlah

(Satuan kerja)

Keterangan

(Persebaran Wilayah)

1. Perpustakaan Nasional RI 1 DKI Jakarta

2. Balai Pelestari Cagar

Budaya

13 Aceh, Sumatra Barat, Jambi,

Banten, Yogjakarta, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Bali,

Sulawesi Selatan, Gorontalo,

Kalimantan Timur dan Maluku

Utara

3. Museum 262 Nasional, provinsi, dan khusus

4. Arsip Nasional RI 1 DKI Jakarta

5. Badan atau Kantor

Pepustakaan dan Arsip

Daerah

34 Provinsi

6. Galeri Nasional 1 DKI Jakarta

7. Balai Konservasi DKI 1 DKI Jakarta

8 Pusat Dokumentasi

Informasi Ilmiah –

Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia

(PDII-LIPI)

1 DKI Jakarta

Jumlah 314 Institusi

Sumber: Pusat Preservasi bahan Pustaka, 2016.

Dalam bidang pelestarian sejumlah 314 institusi yang terdata pada Tabel 13 juga

melakukan kegiatan konservasi, restorasi, dan alihmedia terhadap warisan budaya berwujud

maupun tidak berwujud dalam bentuk analog maupun nilai informasi.

1.2.3 Tenaga Perpustakaan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pasal 29 menyatakan

bahwa tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan. Pustakawan

adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau

pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan dan

pelayanan perpustakaan. Pustakawan memiliki kualifikasi sesuai dengan standar nasional

perpustakaan. Dalam pengelolaan perpustakaan, pustakawan dibantu oleh tenaga teknis

perpustakaan. Adapun tenaga teknis perpustakaan adalah tenaga non-pustakawan yang secara

teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya, tenaga teknis komputer, tenaga

teknis audio-visual, dan tenaga teknis ketatausahaan.

Page 32: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

32

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pasal 25 menyatakan bahwa pustakawan, tenaga

teknis perpustakaan, tenaga ahli dalam bidang perpustakaan, dan kepala perpustakaan memiliki

tugas pokok, kualifikasi, dan/atau kompetensi. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan

dan Angka Kreditnya, menyatakan bahwa Perpusnas sebagai instansi pembina jabatan

fungsional pustakawan mempunyai tugas berikut.

1. Menyelenggarakan uji kompetensi jabatan fungsional pustakawan;

2. Mengusulkan tunjangan dan batas usia pensiun;

3. Mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional pustakawan;

4. Memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok jabatan fungsional pustakawan;

5. Melakukan pembinaan tim penilai jabatan fungsional pustakawan;

6. Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Pustakawan dan ketentuan teknis;

7. Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi pustakawan;

8. Memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik pustakawan;

9. Memfasilitasi pembentukan lembaga sertifikasi profesi pustakawan dan tempat uji

kompetensi;

10. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan jabatan fungsional pustakawan.

Selain itu, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar

Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa kualifikasi tenaga perpustakaan

setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai jumlah tenaga

perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam rombongan

belajar (rombel), serta memiliki koleksi minimal 1.000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat

mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah.

Perpustakaan dapat diselenggarakan secara optimal apabila tersedia jumlah dan kualitas

tenaga perpustakaan yang cukup. Jumlah dan kualitas tenaga perpustakaan sangat menentukan

keberhasilan layanan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya, dengan

melihat profil tenaga perpustakaan dan koleksi bahan perpustakaan pada sebuah perpustakaan

sekolah, dapat dijadikan tolok ukur pencapaian akademik murid di sekolah tersebut. Umumnya,

sekolah yang memiliki tenaga perpustakaan dan koleksi bahan perpustakaan yang baik pada

perpustakaan sekolahnya, siswa-siswa yang ada di sekolah tersebut mampu mencapai nilai lebih

tinggi dari standar ujian nasional, dibanding sekolah lain, dengan kondisi tenaga dan koleksi

perpustakaannya kurang mencukupi.

Page 33: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

33

Kualitas tenaga perpustakaan memegang peranan penting dalam meningkatkan kepuasan

pemustaka. Kualitas tenaga perpustakaan dilihat dari kompetensi dan profesionalisme.

Kompetensi dan profesionalisme tenaga perpustakaan dapat ditingkatkan dengan mengikuti

pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan, serta melalui evaluasi kualitas tenaga

perpustakaan melalui uji kompetensi dan asesmen sertifikasi. Sebaran jumlah tenaga

perpustakaan di seluruh provinsi di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Sebaran Tenaga Perpustakaan Berdasarkan Jenis Perpustakaan Per-Provinsi

No Provinsi Jumlah Tenaga Perpustakaan

Jumlah PS PPT PK PN PU

1 Aceh 0 52 1 0 27 80

2 Sumatera Utara 2 47 4 0 48 101

3 Riau 7 29 3 0 41 80

4 Kepulauan Riau 0 0 0 0 3 3

5 Bengkulu 0 27 1 0 13 41

6 Sumatera Barat 5 89 5 0 14 113

7 Jambi 5 18 7 0 30 60

8 Sumatera Selatan 11 21 7 0 35 74

9 Bangka Belitung 0 0 0 0 14 14

10 Lampung 37 25 1 0 12 75

11 Banten 2 36 10 0 9 57

12 DKI Jakarta 0 94 203 253 21 571

13 Jawa Barat 3 97 88 0 49 237

14 Jawa Tengah 19 168 11 0 86 284

15 DI.Yogyakarta 3 139 15 0 44 201

16 Jawa Timur 2 158 10 0 68 238

17 Kalimantan Barat 1 21 2 0 8 32

18 Kalimantan Tengah 0 12 0 0 27 39

19 Kalimantan Selatan 1 30 29 0 26 86

20 Kalimantan Timur 0 24 0 0 17 41

21 Kalimantan Utara 0 0 0 0 0 0

22 Sulawesi Utara 0 67 0 0 26 93

23 Gorontalo 0 12 1 0 0 13

24 Sulawesi Tengah 0 34 1 0 24 59

25 Sulawesi Tenggara 0 25 1 0 19 45

26 Sulawesi Barat 0 1 0 0 0 1

27 Sulawesi Selatan 17 99 28 0 81 225

28 Bali 13 67 19 0 37 136

29 Nusa Tenggara Barat 5 40 11 0 30 86

30 Nusa Tenggara Timur 0 18 6 0 16 40

31 Maluku 0 10 0 0 13 23

32 Maluku Utara 0 2 0 0 0 2

33 Papua 0 11 1 0 17 29

34 Papua Barat 0 0 0 0 0 0

133

1,473

465

253 855 3,179 Ket : PS : Perpustakaan Sekolah. PPT : Perpustakaan Perguruan Tinggi, PK : Perpustakaan

Khusus, PN : Perpusnas, PS : Perpustakaan Sekolah, PU : Perpustakaan Umum

Page 34: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

34

Sumber : Pusat Pengembangan Pustakawan Perpusnas, 2016

Berdasar data pada Tabel 14, jumlah tenaga perpustakaan yang tersebar di 34 provinsi

Indonesia berjumlah 3.179 orang. Jumlah tersebut terdiri atas tenaga perpustakaan sekolah

sebanyak 133 orang, perpustakaan perguruan tinggi sebanyak 1.473 orang, perpustakaan khusus

sebanyak 465 orang, Perpusnas sebanyak 253 orang, dan perpustakaan umum sebanyak 855

orang.

1.2.3.1 Tenaga Perpustakaan Sekolah

Mengingat jumlah perpustakaan sekolah di Indonesia sangat besar, yakni 121.187 unit

perlu dipastikan ketersediaan tenaga perpustakaan secara cukup. Berikut ini jumlah tenaga

perpustakaan sekolah yang tersebar di masing-masing provinsi dan analisis rasio kecukupannya.

Sesuai dengan Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO tahun 2006, perpustakaan

sekolah dikelola oleh sekurang-kurangnya dua tenaga perpustakaan, terdiri atas satu pustakawan

dan satu tenaga teknis perpustakaan. Sebaran dan rasio ideal tenaga perpustakaan sekolah per

provinsi adalah sebagai berikut.

Tabel 15. Sebaran Tenaga Perpustakaan Sekolah per Provinsi

No Provinsi

Jumlah

Pemustaka

Potensial

(Guru dan

Siswa)

Jumlah

Perpustakaan

Sekolah

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Sekolah Ideal

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Sekolah

(Terdata)

Kekurangan

Tenaga

1 Aceh 1,210,101 2,257 4,514 0 4,514

2 Sumatera Utara 3,740,928 3,677 7,354 2 7,352

3 Riau 1,568,697 1,882 3,764 7 3,757

4 Kepulauan Riau 426,385 2,080 4,160 0 4,160

5 Bengkulu 469,680 2,728 5,456 0 5,456

6 Sumatera Barat 1,381,364 2,027 4,054 5 4,049

7 Jambi 809,682 1,716 3,432 5 3,427

8 Sumatera Selatan 1,879,301 2,610 5,220 11 5,209

9 Bangka Belitung 314,465 2,208 4,416 0 4,416

10 Lampung 1,812,125 5,528 11,056 37 11,019

11 Banten 2,559,041 1,820 3,640 2 3,638

12 DKI Jakarta 1,892,428 3,022 6,044 0 6,044

13 Jawa Barat 9,543,579 17,589 35,178 3 35,175

14 Jawa Tengah 6,953,681 21,564 43,128 19 43,109

15 DI.Yogyakarta 745,384 3,982 7,964 3 7,961

16 Jawa Timur 7,724,167 15,268 30,536 2 30,534

17 Kalimantan Barat 1,168,140 2,615 5,230 1 5,229

18 Kalimantan Tengah 611,865 1,174 2,348 0 2,348

19 Kalimantan Selatan 864,438 2,215 4,430 1 4,429

Page 35: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

35

No Provinsi

Jumlah

Pemustaka

Potensial

(Guru dan

Siswa)

Jumlah

Perpustakaan

Sekolah

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Sekolah Ideal

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Sekolah

(Terdata)

Kekurangan

Tenaga

20 Kalimantan Timur 822,429 2,580 5,160 0 5,160

21 Kalimantan Utara 155,023 90 180 0 180

22 Sulawesi Utara 602,376 1,363 2,726 0 2,726

23 Gorontalo 293,452 1,317 2,634 0 2,634

24 Sulawesi Tengah 786,419 2,484 4,968 0 4,968

25 Sulawesi Tenggara 761,116 2,815 5,630 0 5,630

26 Sulawesi Barat 332,385 152 304 0 304

27 Sulawesi Selatan 2,226,699 4,892 9,784 17 9,767

28 Bali 916,032 3,759 7,518 13 7,505

29 Nusa Tenggara Barat 1,243,984 1,997 3,994 5 3,989

30 Nusa Tenggara Timur 1,542,240 2,210 4,420 0 4,420

31 Maluku 488,361 453 906 0 906

32 Maluku Utara 308,420 129 258 0 258

33 Papua 647,079 368 736 0 736

34 Papua Barat 240,107 613 1,226 0 1,226

JUMLAH 57,041,573 121,187 242,374 133 242,241

Sumber: Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpusnas, 2015

Pusat Pengembangan Pustakawan Perpusnas, 2016

Berdasarkan Tabel 15, jika diperbandingkan antara jumlah pemustaka potensial

berdasarkan jumlah total usia sekolah sebanyak 57.041.573 orang, dengan jumlah perpustakaan

sekolah sebanyak 121.187 unit. Jumlah tenaga perpustakaan sekolah yang tersebar di masing-

masing provinsi dan analisis rasio kecukupannya. Sesuai dengan Pedoman Perpustakaan Sekolah

Standar Nasional Perpustakaan Sekolah, perpustakaan sekolah dikelola oleh sekurang-kurangnya

satu tenaga perpustakaan. Perbandingan jumlah tenaga perpustakaan dibanding jumlah

perpustakaan sekolah sebagai berikut. Jumlah perpustakaan sekolah sebanyak 121.187 unit,

jumlah tenaga perpustakaan sekolah sebanyak 133 orang. Rasio ideal ketersediaan tenaga

perpustakaan sekolah adalah 1:1. Dengan demikian terdapat kekurangan tenaga perpustakaan

sekolah sejumlah 121.054 orang. Kondisi ini, sangat berdampak pada keberhasilan pencapaian

tujuan perpustakaan sekolah, yakni mendukung prestasi akademik siswa.

Berdasarkan standar International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA)

jumlah tenaga perpustakaan sekolah ideal sebanyak 242.374 orang dengan rasio 1:2, atau satu

perpustakaan sekolah memiliki dua tenaga perpustakaan. Hal tersebut tidak sesuai dengan

jumlah tenaga perpustakaan sekolah yang terdata. Jumlah tenaga perpustakaan sekolah yang

terdata hanya sebanyak 133 orang. Dengan demikian, jika diperbandingkan dengan jumlah

Page 36: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

36

tenaga perpustakaan sekolah yang ideal maka terdapat kekurangan tenaga perpustakaan

sebanyak 242.241 orang. Kondisi ini, sangat berdampak pada keberhasilan pencapaian tujuan

perpustakaan sekolah, yakni mendukung prestasi akademik siswa. Standar IFLA tegas

menyatakan bahwa semakin banyak tenaga perpustakaan tersedia di sekolah, semakin besar

kemungkinan tercapai tujuan akademik siswa bersekolah.

1.2.3.2 Tenaga Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum keberadaannya sangat erat dengan kebutuhan masyarakat di seluruh

wilayah Indonesia. Untuk itu, tenaga perpustakaan umum sangat berperan penting terhadap

pelayanan yang diberikan kepada pemustaka dengan latar belakang profesi, usia, gender, status

sosial dan ekonomi yang berbeda. Kualitas layanan perpustakaan sangat berpengaruh terhadap

persepsi dan jumlah penggunaan perpustakaan umum sebagai ruang publik bagi masyarakat

untuk berinteraksi, mengembangkan inovasi dan memperoleh inspirasi (Library 3.0).

Perpustakaan umum keberadaannya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari

desa/keluarahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. Sebaran tenaga perpustakaan umum

per-provinsi dan rasio ketersediaan ideal sesuai dengan standar IFLA.

Rasio ketercukupan tenaga perpustakaan umum sesuai dengan Standard IFLA Tahun 2006, ialah

1:2.500. Atau satu tenaga perpustakaan umum melayani 2.500 orang penduduk. Sebaran dan

rasio ideal tenaga perpustakaan umum per provinsi dapat dilihat pada table 16 berikut.

Tabel 16. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakan Umum per Provinsi

No Provinsi

Jumlah

Penduduk

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Umum

(Terdata)

Jumlah

Ideal

Menurut

IFLA

Kekurangan

Tenaga

Perpustakaan

(1:2500)

1 Aceh 5,002,000 27 2,001 1,974

2 Sumatera Utara 13,937,800 48 5,575 5,527

3 Riau 6,344,400 41 2,538 2,497

4 Kepulauan Riau 1,973,000 3 789 786

5 Bengkulu 1,874,900 13 750 737

6 Sumatera Barat 5,196,300 14 2,079 2,065

7 Jambi 3,402,100 30 1,361 1,331

8 Sumatera Selatan 8,052,300 35 3,221 3,186

9 Bangka Belitung 1,372,800 14 549 535

10 Lampung 8,117,300 12 3,247 3,235

11 Banten 11,955,200 9 4,782 4,773

12 DKI Jakarta 10,177,900 274 4,071 4,050

13 Jawa Barat 46,709,600 49 18,684 18,635

14 Jawa Tengah 33,774,100 86 13,510 13,424

15 DI.Yogyakarta 3,679,200 44 1,472 1,428

16 Jawa Timur 38,847,600 68 15,539 15,471

Page 37: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

37

No Provinsi

Jumlah

Penduduk

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Umum

(Terdata)

Jumlah

Ideal

Menurut

IFLA

Kekurangan

Tenaga

Perpustakaan

(1:2500)

17 Kalimantan Barat 4,789,600 8 1,916 1,908

18 Kalimantan Tengah 2,495,000 27 998 971

19 Kalimantan Selatan 3,989,800 26 1,596 1,570

20 Kalimantan Timur 3,426,600 17 1,371 1,354

21 Kalimantan Utara 641,900 0 257 257

22 Sulawesi Utara 2,412,100 26 965 939

23 Gorontalo 1,133,200 0 453 453

24 Sulawesi Tengah 2,876,700 24 1,151 1,127

25 Sulawesi Tenggara 2,499,500 19 1,000 981

26 Sulawesi Barat 1,282,200 0 513 513

27 Sulawesi Selatan 8,520,300 81 3,408 3,327

28 Bali 4,152,800 37 1,661 1,624

29 Nusa Tenggara Barat 4,835,600 30 1,934 1,904

30 Nusa Tenggara Timur 5,120,100 16 2,048 2,032

31 Maluku 1,686,500 13 675 662

32 Maluku Utara 1,162,300 0 465 465

33 Papua 3,149,400 17 1,260 1,243

34 Papua Barat 871,500 0 349 349

255,461,700 855 102,185 101,330

Sumber: BPS tahun 2016, Pusat Pengembangan Pustakawan, Perpusnas tahun 2016, Pusat Pengembangan

Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Perpusnas, tahun 2016

Berdasarkan Tabel 16, jumlah tenaga perpustakaan umum di Indonesia yang terdata

sebanyak 855 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah pengguna potensial perpustakaan umum

yang identik dengan jumlah penduduk, maka jumlah tenaga perpustakaan umum idealnya

sebanyak 102.185 orang. Rasio ketercukupan tenaga perpustakaan umum sesuai dengan

Standard IFLA ialah 1:2500 atau satu tenaga perpustakaan umum melayani 2.500 orang

penduduk. Dengan demikian, kondisi tenaga perpustakaan umum saat ini, tidak ideal.

Berdasarkan analisis rasio di atas, terdapat kekurangan tenaga perpustakaan umum sebanyak

101.330 orang. Kekurangan tenaga perpustakaan umum secara merata hampir di seluruh

provinsi di Indonesia ini, dikhawatirkan berdampak pada kualitas layanan perpustakaan umum

dan tujuannya untuk mencerdaskan masyarakat tidak optimal.

1.2.3.3 Tenaga Perpustakaan Pendidikan Tinggi

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 41

menyebutkan bahwa sumber belajar pada lingkungan pendidikan tinggi wajib disediakan,

difasilitasi, atau dimiliki oleh perguruan tinggi sesuai dengan program studi yang dikembangkan.

Perpustakaan pendidikan tinggi merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bertugas untuk

menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber belajar sesuai dengan

Page 38: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

38

program studi yang dikembangkan perguruan tinggi. Ada pun yang termasuk dalam pendidikan

tinggi meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik dan atau pendidikan

tinggi lain yang sederajat.

Keberadaan tenaga perpustakaan pendidikan tinggi sangat penting dalam menunjang

aktifitas dan prestasi akademis mahasiswa. Sesuai dengan SNP Perguruan Tinggi 2013,

pustakawan perguruan tinggi adalah pegawai yang berpendidikan serendah-rendahnya sarjana di

bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau yang disetarakan, dan diberi tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan

kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan. Jumlah sumber daya manusia yang

diperlukan dihitung berdasarkan perbandingan satu pustakawan, satu tenaga teknis perpustakaan

dan satu tenaga administrasi, atau dengan komposisi proporsional 1:2, jadi total tiga orang. IFLA

memberikan panduan tenaga perpustakaan perguruan tinggi disesuaikan dengan kebutuhan

operasional dan layanan tersedia. Berikut ini data sebaran dan rasio ideal tenaga perpustakaan

pendidikan tinggi per-provinsi.

Tabel 17. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakaan Pendidikan Tinggi

No Provinsi

Jumlah

Pemustaka

Potensial

(Dosen dan

Mahasiswa)

Jumlah Tenaga

Perpustakaan

PT (Terdata)

Jumlah

Perpustakaan

PT

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

PT Ideal

Kekurangan

Tenaga

1 Aceh 178,620 52 48 144 92

2 Sumatera Utara 460,040 47 113 339 292

3 Riau 162,780 29 56 168 139

4 Kepulauan Riau 43,470 0 14 42 42

5 Bengkulu 55,889 27 30 90 63

6 Sumatera Barat 198,799 89 36 108 19

7 Jambi 79,218 18 18 54 36

8 Sumatera Selatan 196,800 21 42 126 105

9 Bangka Belitung 12,753 0 12 36 36

10 Lampung 141,913 25 60 180 155

11 Banten 213,205 36 77 231 195

12 DKI Jakarta 985,497 94 282 846 752

13 Jawa Barat 814,805 97 240 720 623

14 Jawa Tengah 561,616 168 268 804 636

15 DI.Yogyakarta 384,822 139 192 576 437

16 Jawa Timur 902,786 158 375 1,125 967

17 Kalimantan Barat 91,176 21 32 96 75

18 Kalimantan Tengah 34,234 12 26 78 66

19 Kalimantan Selatan 90,836 30 75 225 195

20 Kalimantan Timur 109,619 24 44 132 108

21 Kalimantan Utara 438 0 0 0 0

22 Sulawesi Utara 71,458 67 24 72 5

23 Gorontalo 35,674 12 18 54 42

24 Sulawesi Tengah 76,070 34 24 72 38

25 Sulawesi Tenggara 72,982 25 18 54 29

Page 39: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

39

No Provinsi

Jumlah

Pemustaka

Potensial

(Dosen dan

Mahasiswa)

Jumlah Tenaga

Perpustakaan

PT (Terdata)

Jumlah

Perpustakaan

PT

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

PT Ideal

Kekurangan

Tenaga

26 Sulawesi Barat 18,244 1 4 12 11

27 Sulawesi Selatan 341,465 99 119 357 258

28 Bali 101,925 67 36 108 41

29 Nusa Tenggara Barat 109,516 40 48 144 104

30 Nusa Tenggara Timur 73,532 18 38 114 96

31 Maluku 37,937 10 18 54 44

32 Maluku Utara 40,349 2 6 18 16

33 Papua 60,283 11 24 72 61

34 Papua Barat 29,054 0 6 18 18

6,787,805 1,473 2,428 7,284 5,811 Sumber : BPS tahun 2016, Pusat Pengembangan Pustakawan Perpusnas tahun 2016,

Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat baca tahun 2016

Berdasarkan data pada tabel 17, jumlah tenaga perpustakaan pendidikan tinggi di

Indonesia 1.473 orang. Jumlah tenaga perpustakaan pendidikan tinggi sesuai dengan SNP dan

IFLA idealnya sebanyak 7.284 orang, dengan rasio 1:3, atau satu perpustakaan pendidikan tinggi

memiliki tiga tenaga perpustakaan. Berdasarkan analisis rasio ini, kondisi tenaga perpustakaan

pendidikan tinggi saat ini tidak ideal. Yakni, masih terdapat kekurangan tenaga perpustakaan

pendidikan tinggi sebanyak 5.811 orang, yang tersebar di beberapa provinsi. Kekurangan tenaga

perpustakaan ini, sangat berdampak pada kinerja perpustakaan pendidikan tinggi, dalam

mendukung aktivitas civitas akademika dan prestasi akademis mahasiswa secara keseluruhan.

1.2.3.4. Tenaga Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus ialah institusi/unit kerja pengelola karya tulis, karya cetak, dan

karya rekam, yang dikelola secara profesional berdasarkan sistem yang baku untuk mendukung

kelancaran/keberhasilan pencapaian visi, misi dan tujuan instansi induk yang menaunginya.

Sesuai dengan SNP 010:2011, Jumlah sumber daya manusia sekurang-kurangnya tiga orang,

terdiri atas 1 (satu) kepala perpustakaan, 1 (satu) tenaga pustakawan dan 1 (satu) tenaga teknis.

Perbandingan SDM adalah 1:1 yaitu 1 (satu) tenaga pustakawan, dan 1 (satu) tenaga teknis.

Sebaran dan rasio ideal tenaga perpustakaan khusus per-provinsi dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 18. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakaan Khusus Per-Provinsi

No Provinsi Jumlah

Pemustaka

Potensial

(usia

produktif 15-

60 th)

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Khusus

(Terdata)

Jumlah

Perpustakaan

Khusus

Jumlah

Tenaga

Perpustaka

an Khusus

Ideal

Kekuran

gan

Tenaga

Page 40: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

40

No Provinsi Jumlah

Pemustaka

Potensial

(usia

produktif 15-

60 th)

Jumlah

Tenaga

Perpustakaan

Khusus

(Terdata)

Jumlah

Perpustakaan

Khusus

Jumlah

Tenaga

Perpustaka

an Khusus

Ideal

Kekuran

gan

Tenaga

1 Aceh 3,440,634 1 239 239 238

2 Sumatera Utara 9,498,974 4 45 45 41

3 Riau 4,383,550 3 33 33 30

4 Kepulauan Riau 1,370,889 0 61 61 61

5 Bengkulu 1,345,754 1 239 239 238

6 Sumatera Barat 3,634,236 5 17 17 12

7 Jambi 2,450,464 7 11 11 4

8 Sumatera Selatan 5,741,308 7 28 28 21

9 Bangka Belitung 998,120 0 5 5 5

10 Lampung 5,841,965 1 273 273 272

11 Banten 8,571,590 10 22 22 12

12 DKI Jakarta 7,670,587 203 818 818 615

13 Jawa Barat 34,117,483 88 1,268 1,268 1,180

14 Jawa Tengah 25,492,463 11 278 278 267

15 DI.Yogyakarta 2,882,980 15 367 367 352

16 Jawa Timur 29,884,845 10 868 868 858

17 Kalimantan Barat 3,383,166 2 206 206 204

18 Kalimantan Tengah 1,789,517 0 145 145 145

19 Kalimantan Selatan 2,850,029 29 256 256 227

20 Kalimantan Timur 2,467,511 0 595 595 595

21 Kalimantan Utara 446,170 0 0 0 0

22 Sulawesi Utara 1,793,705 0 72 72 72

23 Gorontalo 813,506 1 0 0 0

24 Sulawesi Tengah 2,050,492 1 228 228 227

25 Sulawesi Tenggara 1,665,095 1 239 239 238

26 Sulawesi Barat 877,444 0 6 6 6

27 Sulawesi Selatan 6,081,875 28 134 134 106

28 Bali 3,141,285 19 156 156 137

29 Nusa Tenggara Barat 3,390,084 11 250 250 239

30 Nusa Tenggara Timur 3,332,400 6 139 139 133

31 Maluku 1,128,137 0 56 56 56

32 Maluku Utara 773,181 0 0 0 0

33 Papua 2,189,230 1 78 78 77

34 Papua Barat 602,248 0 0 0 0

186,100,917 465 7,132 7,132 6,667

Sumber : BPS tahun 2016, Pusat Pengembangan Pustakawan, Perpusnas tahun 2016,

Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat baca, Perpusnas tahun 2016

Berdasarkan Tabel 18, jumlah tenaga perpustakaan khusus di Indonesia yang terdata

sebanyak 465 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah tenaga perpustakaan khusus idealnya

sebanyak 7.132 orang, dengan rasio 1:1, satu perpustakaan khusus memiliki satu tenaga

perpustakaan. Berdasarkan data kondisi ketersediaan tenaga perpustakaan khusus saat ini, maka

terdapat kekurangan tenaga perpustakaan khusus sebanyak 6.667 orang, Kekurangan tenaga

perpustakaan khusus ini berdampak pada kinerja perpustakaan khusus dan peran perpustakaan

khusus dalam berkontribusi terhadap kinerja lembaga induknya tidak signifikan.

Page 41: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

41

1.2.3.5 Uji Kompetensi Tenaga Pustakawan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi

Birokrasi (Menpan RB) Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan

Angka Kreditnya, kenaikan jenjang jabatan fungsional pustakawan selain memenuhi angka

kredit yang ditentukan, saat ini disyaratkan untuk mengikuti uji kompetensi kenaikan jabatan.

Ketentuan ini mulai dilaksanakan bulan Juli 2016 sesuai dengan ketentuan pada Surat Edaran

Kepala Perpustakaan Nasional tentang Jabatan Fungsional Pustakawan. Mekanisme pelaksanaan

uji kompetensi kenaikan jabatan adalah dengan melakukan uji kompetensi tertulis secara

serentak di setiap provinsi. Materi uji yang akan diujikan berasal dari butir kegiatan sesuai

Peraturan Menpan RB Nomor 9 tahun 2016 yang telah ditetapkan pada Standar Kompetensi

Kerja Khusus (SK3) Jabatan Fungsional Pustakawan, materi tersebut disusun dan diujikan

berdasarkan jenjang jabatan fungsional pustakawan yang akan ditempuh. Berikut ini data tenaga

pustakawan yang telah mengikuti uji kompetensi.

Tabel 19. Sebaran Uji Kompetensi Pustakawan per-Provinsi

No Provinsi

Keterangan Jumlah

Peserta

Jumlah

Perprovinsi Lulus Belum

Lulus

1 Aceh 0 0 0 80

2 Sumatera Utara 6 0 6 101

3 Riau 6 0 6 80

4 Kepulauan Riau 0 0 0 3

5 Bengkulu 1 0 1 41

6 Sumatera Barat 0 0 0 113

7 Jambi 0 0 0 60

8 Sumatera Selatan 9 3 12 74

9 Bangka Belitung 0 0 0 14

10 Lampung 0 0 0 75

11 Banten 4 0 4 57

12 DKI Jakarta 3 0 3 571

13 Jawa Barat 8 0 8 237

14 Jawa Tengah 2 0 2 284

15 DI.Yogyakarta 36 6 42 201

16 Jawa Timur 40 3 43 238

17 Kalimantan Barat 0 0 0 32

18 Kalimantan Tengah 0 0 0 39

19 Kalimantan Selatan 0 0 0 86

20 Kalimantan Timur 0 0 0 41

21 Kalimantan Utara 0 0 0 0

22 Sulawesi Utara 0 0 0 93

23 Gorontalo 0 0 0 13

24 Sulawesi Tengah 0 0 0 59

25 Sulawesi Tenggara 0 0 0 45

26 Sulawesi Barat 0 0 0 1

27 Sulawesi Selatan 0 0 0 225

28 Bali 13 3 16 136

29 Nusa Tenggara Barat 35 1 36 86

30 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 40

Page 42: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

42

No Provinsi

Keterangan Jumlah

Peserta

Jumlah

Perprovinsi Lulus Belum

Lulus

31 Maluku 0 0 0 23

32 Maluku Utara 0 0 0 2

33 Papua 0 0 0 29

34 Papua Barat 0 0 0 0

163 16 179 3,179

Sumber: Pusat Pengembangan Pustakawan, Perpusnas, 2016.

Berdasarkan Tabel 19, Nampak bahwa jumlah pustakawan di Indonesia tahun 2016

berjumlah 3.179 orang pustakawan. Dari jumlah tersebut, pustakawan yang mendaftar atau

mengikuti uji kompetensi hanya sebesar 5.63% atau 179 pustakawan. Dari jumlah tersebut,

sebanyak 163 pustakawan atau sebanyak 5.13% yang dinyatakan lulus uji kompetensi, sehingga

dapat naik ke jenjang jabatan berikutnya. Dengan demikian jumlah dan daerah yang melakukan

uji kompetensi pustakawan masih sangat jauh dari ideal. Hal ini memerlukan kerjasama dengan

para pemangku kepentingan, misalnya dengan melibatkan Balai Diklat, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan yang tersebar di seluruh provinsi.

1.2.3.6 Sertifikasi Tenaga Perpustakaan

Tatanan atau sistem manajemen sertifikasi profesi suatu negara yang mencakup

keterkaitan komponen-komponen sertifikasi profesi nasional yang komprehensif dan sinergi

dalam rangka mencapai tujuan sertifikasi kompetensi kerja nasional di Indonesia. Sistem

sertifikasi profesi nasional terdiri atas empat subsistem yaitu: pengembangan skema sertifikasi,

penerapan sertifikasi, harmonisasi, dan pengendalian dan peningkatan berlanjut. Di Indonesia

otoritas sertifikasi profesi adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang diamanatkan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan ditetapkan melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004. Tujuan sertifikasi profesi adalah untuk

memastikan dan memelihara kompetensi yang telah didapat melalui proses pembelajaran baik

formal, non formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja, dalam dunia kerja kompetensi

harus dipelihara.

Perpustakaan Nasional telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pustakawan

bekerja sama dengan pihak ketiga, melalui Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 16

Tahun 2015 tentang LSP Pustakawan. LSP Pustakawan ini bersifat independen, dengan

menerapkan skema sertifikasi berdasarkan klaster (pemaketan kompetensi). Pelaksanaan

sertifikasi yang mencakup perencanaan dan pengorganisasian asesmen, pengembangan

perangkat asesmen dan pelaksanaan asesmen. Berikut ini data tenaga perpustakaan yang telah

mengikuti sertifikasi kompetensi bidang perpustakaan per provinsi.

Page 43: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

43

Tabel 20. Sebaran Sertifikasi Tenaga Perpustakaan Per-Provinsi

No Provinsi K BK Jumlah

1 Aceh 13 4 17

2 Sumatera Utara 34 9 43

3 Riau 20 14 34

4 Kepulauan Riau 0 0 0

5 Bengkulu 7 0 7

6 Sumatera Barat 14 12 26

7 Jambi 8 10 18

8 Sumatera Selatan 17 11 28

9 Bangka Belitung 0 0 0

10 Lampung 4 1 5

11 Banten 5 1 6

12 DKI Jakarta 173 61 234

13 Jawa Barat 19 3 22

14 Jawa Tengah 7 3 10

15 DI.Yogyakarta 58 10 68

16 Jawa Timur 56 11 67

17 Kalimantan Barat 0 0 0

18 Kalimantan Tengah 0 0 0

19 Kalimantan Selatan 3 9 12

20 Kalimantan Timur 1 0 1

21 Kalimantan Utara 0 0 0

22 Sulawesi Utara 0 0 0

23 Gorontalo 0 0 0

24 Sulawesi Tengah 8 12 20

25 Sulawesi Tenggara 0 0 0

26 Sulawesi Barat 0 0 0

27 Sulawesi Selatan 15 9 24

28 Bali 14 10 24

29 Nusa Tenggara Barat 22 4 26

30 Nusa Tenggara Timur 0 0 0

31 Maluku 0 0 0

32 Maluku Utara 0 0 0

33 Papua 0 0 0

34 Papua Barat 0 0 0

498 194 692

Sumber: Pusat Pengembangan Pustakawan, Perpusnas Tahun 2016

Keterangan: K : Kompeten BK : Belum kompeten

Berdasarkan Tabel 20, nampak bahwa dari jumlah tenaga perpustakaan berjumlah 3.179

orang, sebanyak 21.77% atau 692 orang yang telah mendaftar untuk mengikuti sertifikasi, dan

sebanyak 498 orang atau sebanyak 16.29% yang dinyatakan kompeten. Dengan demikian,

dibutuhkan lebih banyak lagi tenaga perpustakaan yang kompeten agar pengelolaan

perpustakaan di Indonesia lebih optimal. Berdasarkan tabel di atas, terdapat 20 provinsi yang

telah mengirimkan tenaga perpustakaannya untuk mengikuti sertifikasi, 14 provinsi belum

melakukan hal ini. untuk mengatasi hal ini agar sertifikasi tidak terpusat di Jakarta, tapi dapat

dilakukan secara mandiri di setiap provinsi.

Page 44: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

44

1.2.4 Pemustaka

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2016, saat ini jumlah penduduk Indonesia

mencapai 255.461.700 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk 1,38% per-tahun. Saat ini terdapat

penduduk produktif, atau di atas usia 15 tahun, sebesar 186.100.917 jiwa, dengan jumlah usia

sekolah sebesar 16.734.903 jiwa. Sementara itu, Produk Domestik Bruto sebesar 1.154 triliun

rupiah, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8%/tahun. Dari segi demografi, wilayah

Indonesia lebih banyak didominasi oleh lautan dengan 17.504 pulau. Dari total 82.190

Desa/kelurahan di Indonesia terdapat sejumlah 12.827 desa/kelurahan berada di tepi laut dan

perairan.

Berdasarkan kondisi kependudukan di atas, perpustakaan memiliki prospek yang sangat

menggembirakan untuk dikembangkan dan memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan

kualitas hidup masyarakat. Namun, di sisi lain kondisi pemanfaatan perpustakaan oleh

masyarakat saat ini terhitung rendah. Pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat sesuai dengan

jenis perpustakaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 21. Jumlah Kunjungan Pemustaka Berdasar Jenis Perpustakaan

NO JENIS PERPUSTAKAAN JUMLAH

PERPUSTAKAAN

PEMUSTAKA/

TAHUN

1 Perpustakaan Nasional 1 22,247,976

2 Perpustakaan Umum Provinsi 33 6,417,883

3 Perpustakaan Umum Kab/Kota 467 25,333,994

4 Perpustakaan Umum Kecamatan 600 18,487,200

5 Perpustakaan Desa/Kelurahan 21,467 7,728,120

6 Perpustakaan Komunitas 1044 375,840

7 Perpustakaan Khusus 7,132 3,423,360

8 SD/MI 100,000 12,000,000

9 SMP/MTS 12,000 4,320,000

10 SMA/SMK/MA 6,599 2,375,640

11 Pondok Pesantren 2,588 931,680

12 Perguruan Tinggi 2,428 1,456,800

Jumlah 154,359 105,098,493

Sumber: Perpusnas, 2016.

Berdasarkan data kunjungan pemustaka ke semua jenis perpustakaan di atas, ketika

dilakukan perbandingan dengan jumlah penduduk Indonesia sebagai pengguna potensial

perpustakaan, maka jumlah total kunjungan 105.098.493 kali, maknanya hanya sekitar 41%

Page 45: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

45

penduduk Indonesia yang mengunjungi perpustakaan. Sebaran angka pemanfaatan perpustakaan

per-provinsi dapat ditingkatkan. Hal ini sangat dimungkinkan dengan melihat perbandingan

jumlah potensial pengguna perpustakaan dibandingkan dengan jumlah ketersediaan berbagai

jenis perpustakaan di provinsi sesuai dengan tabel berikut.

Tabel 22. . Potensi Pemanfaatan Perpustakaan Berdasarkan Jumlah Pemustaka Potensial dan

Jumlah Perpustakaan Berdasarkan Jenis dan Provinsi

NO Kepulauan

Jumlah

Pemustaka

Potensial

Perpustakaan Potensi

Kunjun

gan

(%) PU PK PS PPT Jumlah

1 Sumatera 55,272,900 8,384 952 26,713 429 36,478 0.066

2 Jawa 145,143,600 5,881 3,621 63,245 1,434 74,181 0.051

3 Kalimantan 15,342,900 2,038 1,202 8,674 178 12,092 0.079

4 Sulawesi 18,724,000 3,009 679 13,023 209 16,920 0.090

5 Bali dan Nusa Tenggara 14,108,500 1,478 544 7,967 122 10,111 0.072

6 Maluku 2,848,800 694 56 583 25 1,358 0.048

7 Papua 4,020,900 2,127 78 982 31 3,218 0.080

Jumlah 255,461,700 23,611 7,132 121,187 2,428 154,359 0.097

PU: Perpustakaan Umum, PK: Perpustakaan Khusus, PS: Perpustakaan Sekolah, PPT: Perpustakaan pergurun Tinggi

Sumber: Pusat pengembangan dan Pengkajian Minat Baca, Perpusnas, 2016.

Terlihat pada Tabel 22 di atas, bahwa jumlah kunjungan riil ke perpustakaan di Indonesia

hanya sebesar 0,097%, atau masih sangat jauh dari rata-rata Standar Nasional Perpustakaan, di

mana perpustakaan setidak-tidaknya memperoleh kunjungan 2% dari jumlah penduduk di

daerahnya. Kondisi ini perlu segera diperbaiki agar jumlah kunjungan riil perpustakaan bisa

lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.

Sementara itu menurut hasil survei yang dilakukan oleh APJII, tahun 2016, tentang penetrasi

dan perilaku pengguna internet Indonesia ditemukan bahwa:

1. Pengguna internet sejak 2014 sebanyak 88,1 juta orang telah meningkat 50,5% di

tahun 2016 menjadi 132,7 juta orang.

2. Penetrasi penggunaan Internet Indonesia mencapai 132,7 juta orang (51,8%) dengan

komposisi laki-laki 52,5% dan perempuan 47,5%. Penduduk pengguna internet

didominasi di pulau Jawa yang mencapai 86,3 juta orang (65%), diikuti oleh Sumatra

15,7%, Sulawesi 6,3%, Kalimantan 5,8%, Bali & Nusa 4,7%, dan Maluku & Papua

2,5%.

Page 46: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

46

3. Kelompok usia pengguna internet didominasi oleh usia 35-44 tahun sebanyak 38,7

juta orang, usia 25-34 tahun sebanyak 32,3 juta orang, atau total mencapai 53,6%.

Sisanya kelompok usia 10-24 tahun sebanyak 18,4%, 45-54 tahun sebanyak 18%, dan

≥55 tahun sebanyak 10%. Terkait digital native dengan rentang usia 12-34 tahun

jumlah nya sebanyak 58,4% dari jumlah penduduk di Indonesia.

4. Penetrasi penggunaan internet berdasarkan pekerjaan adalah mahasiswa (89,7%),

pelajar (69,8%), dan pekerja (58,4%).

5. Tempat mengakses internet kini tidak lagi dibatasi dari tempat tertentu, hal ini

ditandai bahwa 69,9% (92,8 juta) pengguna internet dapat mengaksesnya dari mana

saja.

6. Motif pengaksesan internet sebanyak 25,3% (31,3 juta) orang untuk update

informasi, 20,8% (27,6 juta) orang untuk menunjang pekerjaan dan 13,5% (17,9 juta)

orang untuk mengisi waktu luang.

7. Perangkat yang digunakan untuk mengakses internet adalah mobile (gadget)

sebanyak 98,3% (130,3 juta orang) dengan 67,2 juta di antaranya juga menggunakan

komputer.

8. Konten internet yang sering diakses adalah media sosial (97,4%), hiburan (96,8%),

berita (96,4%), pendidikan (93,8%), komersial (93,1%), dan layanan publik (91,6%).

9. Media sosial yang sering dikunjungi adalah facebook dengan tujuan berbagi

informasi (97,5%), berdagang (94,6%), sosialisasi kebijakan pemerintah (90,4%),

berdakwah agama (81,9%), dan berpolitik (75,6%).

10. Konten pendidikan yang sering dikunjungi adalah Wikipedia.

Fenomena peningkatan penggunaan perangkat bergerak berbasis smartphone dan tablet

makin meningkat. Perangkat yang semakin mudah dan murah, serta ketersediaan konten

dan aplikasi mobile yang semakin berkembang, menunjukkan kecenderungan penggunaan

perangkat ini untuk layanan perpustakaan tidak dapat dikesampingkan. Saat ini Peluang

akses untuk informasi dan bahan perpustakaan berbasis digital semakin meningkat.

Perpustakaan Nasional mempunyai berbagai jenis koleksi dalam bentuk digital seperti

dokumen fulltext, gambar, serta audio visual. Untuk itu perlu adanya konvergensi antara

layanan perpustakaan konvensional dan digital.

Page 47: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

47

1.3 Kerangka Berpikir

1.3.1 Revolusi Mental Melalui Budaya Baca

Agenda Nawa Cita pada butir ke-8, yaitu melakukan revolusi karakter bangsa dan butir

ke-7 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui peningkatan kualitas

pendidikan dan pelatihan, dapat dilaksanakan dengan percepatan pengembangan perpustakaan

dan pembudayaan kegemaran membaca. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan pasal 48 ayat 1, pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui

keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat. Pasal 50 menjelaskan bahwa pemerintah pusat dan

daerah memfasilitasi dan mendorong pembudayaan kegemaran membaca dengan menyediakan

bahan bacaan bermutu dan terjangkau, serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan

yang mudah diakses.

Melalui kebiasaan membaca seseorang melakukan transformasi informasi dan

pengetahuan. Seseorang yang telah memiliki informasi dan pengetahuan secara memadai,

memungkinkan dirinya berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif. Perpustakaan sebagai

bagian sistem pembangunan nasional memiliki peran strategis dalam perwujudan revolusi

mental, melalui kegiatan pembudayaan kegemaran membaca di masyarakat. Keterkaitan

perpustakaan dalam perwujudan Nawa Cita dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Model Keterkaitan Pembukaan UUD 1945, Nawa Cita dan Fungsi Perpustakaan

Page 48: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

48

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa

aman pada seluruh warga negara. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan

akses publik ke informasi dan sumbernya yang memberi keamanan dan kepada semua

golongan.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, dan demokratis. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menjalankan

pemerintahan di bidang perpustakaan dan dokumentasi secara bersih, efektif dan

transparan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan memberikan akses

informasi pada daerah pinggiran dan desa agar mampu mempunyai kesempatan yang sama

dengan daerah lain.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang

bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Perpustakaan mendukung nawacita ini dengan

memberikan akses informasi mengenai reformasi hukum dan penegakan hukum yang

bersih, bebas korupsi bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan

dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera.

Perpustakaan mendukung Nawacita ini melalui:

Akses publik ke informasi dan sumbernya yang memberi kesempatan kepada semua

orang untuk memperbaiki kehidupan mereka

Pelatihan keterampilan baru yang dibutuhkan untuk pendidikan & pekerjaan

Informasi untuk mendukung pembuatan keputusan pemerintah, masyarakat madani dan

bisnis untuk menanggulangi kemiskinan

6. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik. Perpustakaan mendukung Nawacita ini dengan menyediakan akses informasi

untuk mendapatkan informasi pelatihan keterampilan yang dibutuhkan semua orang untuk

pengembangan usaha yang lebih baik.

7. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Perpustakaan

mendukung Nawacita ini melalui menyediakan akses informasi untuk mendapatkan

informasi yang berguna untuk mempersiapkan diri rakyat dalam rangka meningkatkan

produktivitas dan daya saing di pasar internasional.

Page 49: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

49

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum

pendidikan nasional. Perpustakaan mendukung Nawacita ini melalui menyediakan akses

informasi untuk mendapatkan informasi peningkatan karakter nasional bangsa Indonesia.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan

memperkuat pendidikan kebhinekaan. Perpustakaan mendukung Nawacita ini melalui

menyediakan akses informasi untuk meningkatkan kebhinekaan bangsa Indonesia.

1.3.2 Perpustakaan Menghimpun dan Melestarikan Warisan Dokumenter Bangsa

Keberadaan perpustakaan tidak dapat terpisahkan dengan warisan dokumenter bangsa.

Hal ini dikarenakan bahwa seluruh karya tulis, cetak dan rekam sebagai karya intelektual bangsa

dihimpun, dikelola dan dilestarikan di perpustakaan. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan

budaya bangsa. Selaras dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan

Karya Cetak dan Karya Rekam Pasal 1 ayat (5-6) mengamanatkan bahwa Perpustakaan Nasional

mempunyai tugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua

karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Republik Indonesia.

Selain itu, perpustakaan sebagai pelestari khazanah karya interlektual bangsa, khususnya

dalam wujud naskah kuno, selain dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Budaya. Pelestarian warisan dokumenter bangsa mencakup semua aspek usaha melestarikan

bahan perpustakaan, dokumen dan arsip, termasuk di dalamnya kebijakan pengelolaan,

keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpanannya. Bahan perpustakaan

yang dimaksud, termasuk di dalamnya manuskrip atau naskah kuno.

Tujuan pelestarian bahan perpustakaan adalah melestarikan kandungan informasi yang

ada di dalamnya agar terus dapat dimanfaatkan selama-lamanya. Pelestarian bahan perpustakaan

meliputi alih bentuk media ke media lain, atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin

untuk dapat digunakan secara optimal melalui dua pendekatan, yakni terhadap fisik naskah dan

pendekatan terhadap teks dalam naskah (isi naskah).

1.3.3 Layanan Perpustakaan Sebagai Hak Masyarakat

Fungsi perpustakaan adalah sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa, dan

diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat (life long learning), demokratis,

berkeadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran dan kemitraan. Selaras dengan amanah

Page 50: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

50

UNESCO SDGs 2015 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development

Goals) menyebutkan sebagai berikut.

Gambar 2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan meliputi 17 butir berikut: 1) pengentasan

kemiskinan; 2) tidak adanya kelaparan; 3) kesehatan dan kesejahteraan yang baik; 4) pendidikan

berkualitas; 5) kesetaraan gender; 6) air bersih dan sanitasi; 7) energi bersih dan terjangkau; 8)

pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; 9) industri, inovasi dan infrastruktur; 10)

mengurangi kesenjangan; 11) kota dan komunitas berkelanjutan; 12) konsumsi dan produksi

yang dapat dipertanggungjawabkan; 13) mengenai perubahan iklim; 14) pemeliharaan sumber

daya laut; 15) pemeliharaan sumber daya darat; 16) kedamaian, keadilan dan lembaga yang

efektif institusi yang kuat; 17) kerja sama global untuk mencapai tujuan.

Perpustakaan memiliki peluang untuk berperan dalam menyukseskan pencapaian tujuan

pembangunan berkelanjutan khususnya:

1. Menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya, dimana saja. Perpustakaan mendukung

tujuan ini dengan menyediakan:

Akses publik ke informasi dan sumbernya yang memberi kesempatan kepada semua

orang untuk memperbaiki kehidupan mereka

Pelatihan keterampilan baru yang dibutuhkan untuk pendidikan dan pekerjaan

Informasi untuk mendukung pembuatan keputusan pemerintah, masyarakat madani dan

bisnis untuk menanggulangi kemiskinan

2. Mengakhiri kelaparan dan mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi dan memajukan

pertanian berkelanjutan, Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

Page 51: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

51

Hasil riset dan data pertanian tentang bagaimana meningkatkan tanaman pangan yang

lebih produktif dan berkelanjutan

Akses publik bagi petani ke sumber-sumber daring (online), misal harga-harga komoditi

di pasar lokal, laporan cuaca, dan alat pertanian baru

3. Memastikan hidup yang sehat dan memajukan kesejahteraan semua orang di semua usia.

Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

Hasil riset di perpustakaan rumah sakit dan (lembaga) kesehatan untuk mendukung

pendidikan dan praktik medis bagi penyedia layanan kesehatan.

Akses publik tentang informasi kesehatan di perpustakaan umum untuk membantu

individu dan keluarganya agar hidup sehat.

4. Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan

belajar sepanjang hayat bagi semua. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan

menyediakan:

Staf yang didedikasikan untuk mendukung program literasi usia dini dan pembelajaran

sepanjang hayat

Akses ke informasi dan penelitian untuk semua siswa dimanapun

Ruang (dan peluang) inklusif dimana biaya bukan penghalang untuk (menambah)

pengetahuan dan keterampilan baru

5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

Ruang-ruang (perpustakaan) yang aman dan ramah.

Progam dan layanan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan perempuan, seperti,

informasi tentang hak (perempuan) dan kesehatan.

Akses untuk mendapatkan informasi dan TIK yang membantu perempuan membangun

keterampilan bisnis.

6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua.

Akses untuk mendapatkan informasi berkualitas dan praktik-praktik terbaik yang

mendukung pengelolaan air lokal dan proyek sanitasi

7. Memastikan akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern

bagi semua. Perpustakaan mendukung akses gratis dan terpercaya untuk mendapatkan

listrik dan penerangan untuk membaca, belajar dan bekerja

8. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan inklusif, kesempatan kerja

yang penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak bagi semua. Perpustakaan mendukung

Page 52: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

52

tujuan ini dengan menyediakan akses untuk mendapatkan informasi pelatihan keterampilan

yang dibutuhkan semua orang untuk mencari, melamar dan mendapatkan pekerjaan yang

lebih baik.

9. Membangun infrastruktur yang tangguh, menggalakkan industrialisasi yang berkelanjutan

dan inklusif dan mengembangkan inovasi. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan

menyediakan:

Perpustakaan umum dan perpustakaan khusus yang tersebar luas dan pustakawan yang

profesional

Ruang-ruang publik yang ramah dan inklusif

Akses untuk mendapatkan TIK, misalnya akses internet berkecepatan tinggi yang

mungkin tidak tersedia di tempat lain.

10. Mengurangi ketimpangan dalam dan antara negara. Perpustakaan mendukung tujuan ini

dengan menyediakan:

Ruang-ruang yang ramah dan netral untuk pembelajaran yang terbuka bagi semua orang

termasuk kelompok yang termarjinalkan seperti: imigran, pengungsi, golongan minoritas,

masyarakat lokal dan penyandang disabilitas.

Akses yang setara untuk mendapatkan informasi yang mendukung keterlibatan ekonomi,

politik dan sosial

11. Membuat kota dan permukiman manusia menjadi inklusif, aman, tangguh dan

berkelanjutan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan:

Lembaga/institusi terpercaya yang diabdikan untuk mempromosikan keterlibatan dan

pemahaman tentang kebudayaan

Dokumentasi dan preservasi/pelestarian kekayaan/khasanah kebudayaan untuk generasi

mendatang

12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang keberlanjutan, perpustakaan mendukung

Sistem berkelanjutan untuk berbagi dan mensirkulasikan bahan (perpustakaan) yang

mengurangi limbah.

13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya,

perpustakaan mendukung rekod/catatan/dokumentasi historis tentang penggunaan daratan

dan perubahan pantai

14. Menghemat dan menjaga kesinambungan dalam menggunakan samudera, laut dan sumber

daya untuk pembangunan yang berkelanjutan. Perpustakaan mendukung dengan

Page 53: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

53

menyediakan hasil riset dan data yang diperlukan untuk menginformasikan kebijakan

perubahan cuaca

15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat,

mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi, dan menghentikan

degradasi tanah cadangan serta menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.

Perpustakaan mendukung dengan menyediakan akses terbuka untuk mendapatkan informasi

untuk pedoman pembuatan keputusan oleh pemerintah lokal dan nasional tentang berbagai

hal/kegiatan, misalnya berburu, memancing, penggunaan lahan, dan pengelolaan air.

16. Mendorong kehidupan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan

berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan membangun institusi

yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan. Perpustakaan mendukung tujuan ini

dengan menyediakan:

Akses publik untuk mendapatkan informasi tentang pemerintahan, masyarakat madani,

dan insitutusi/lembaga lainnya

Pelatihan keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami dan menggunakan informasi

tersebut di atas

Ruang–ruang inklusif dan bebas/netral untuk anggota masyarakat sebagai tempat

bertemu dan berorganisasi.

17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan

berkelanjutan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan jaringan global

dari lembaga-lembaga berbasis komunitas, diutamakan untuk mendukung rencana

pengembangan/pembangunan lokal/nasional.

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada pasal 5 mengatur

hak, kewajiban masyarakat dan kewenangan pemerintah bahwa; (i) masyarakat mempunyai hak

yang sama untuk memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas

perpustakaan; (ii) masyarakat di daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat

faktor geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus (iii) masyarakat yang

memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak

memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan

masing-masing. Selaras dengan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, pasal 12 ayat (2) menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan urusan

wajib pemerintahan yang tidak terkait dengan pelayanan dasar. Urusan wajib perpustakaan

Page 54: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

54

merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintahan

daerah.

Tabel 23. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Perpustakaan

NO. SUB-URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH

KABUPATEN/KOTA

1. Pembinaan

Perpustakaan

a. Penetapan standar

dan akreditasi

perpustakaan

b. Pengelolaan

perpustakaan tingkat

nasional

c. Pembudayaan

kegemaran membaca

tingkat nasional

a. Pengelolaan

perpustakaan tingkat

daerah provinsi

b. Pembudayaan

kegemaran membaca

tingkat daerah

provinsi

a. Pengelolaan

perpustakaan

tingkat daerah

kabupaten/kota

b. Pembudayaan

kegemaran

membaca tingkat

daerah

kabupaten/kota

2. Pelestarian

Koleksi Nasional

dan Naskah Kuno

a. Pelestarian karya

cetak dan karya

rekam koleksi

nasional

b. Penerbitan katalog

induk nasional dan

bibliografi nasional

c. Pelestarian naskah

kuno dan

pengembalian naskah

kuno dari luar

d. Pengembangan

koleksi budaya etnis

nusantara yang

berasal dari luar

negeri dan koleksi

budaya etnis

nusantara yang

ditemukan oleh

Pemerintah Pusat.

a. Pelestarian karya

cetak dan karya

rekam koleksi daerah

di daerah provinsi.

b. Penerbitan katalog

induk daerah dan

bibliografi daerah.

c. Pelestarian naskah

kuno milik daerah

provinsi.

d. Pengembangan

koleksi budaya etnis

nusantara yang

ditemukan oleh

pemerintah daerah

provinsi

a. Pelestarian naskah

kuno milik daerah

kabupaten/kota.

b. Pengembangan

koleksi budaya

etnis nusantara

yang ditemukan

oleh Pemerintah

Daerah

kabupaten/kota.

3. Sertifikasi

Pustakawan dan

Akreditasi

Pendidikan dan

Pelatihan

Perpustakaan

Penyelenggaraan

sertifikasi

pustakawan dan

akreditasi

pendidikan dan pelatihan

perpustakaan

Untuk itu perlu penguatan fungsi pembinaan terhadap semua jenis perpustakaan berbasis

kewilayahan, yaitu dengan mencermati pelimpahan kewenangan penyelenggaraan pemerintah

berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Pembinaan terhadap

semua jenis perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan bekerja sama dengan

pemangku kepentingan terkait dengan usaha mencerdaskan kehidupan masyarakat.

Page 55: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

55

1.3.4 Konvergensi Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi

Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai pengaruh amat besar terhadap segala

aspek kehidupan saat ini. Pesatnya kemajuan teknologi informasi membuka kesempatan baru

bagi perpustakaan untuk mengembangkan koleksi dari format konvesional ke format digital,

mengembangkan layanan onsite ke layanan online, atau secara kompleksitas pengelolaan

perpustakaan dari perpustakaan konvensional ke perpustakan digital. Hal ini selaras dengan

amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 14 ayat 3 bahwa

setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi.

Teknologi informasi menjadi pendorong percepatan distribusi dan akses informasi di

masyarakat. Selayaknya perpustakaan dalam menjangkau pemustaka untuk memanfaatkan

layanan melakukan konvergensi dengan perangkat teknologi informasi dan komunikasi.

Penggunaan perangkat bergerak (mobile device) diperkirakan akan terus meningkat dalam

beberapa tahun ke depan. Gartner, Inc menyatakan “computing everywhere” telah menjadi top

trend pada tahun 2015. Perlu perhatian khusus pada pengembangan perpustakaan digital (e-

library) lingkup nasional dengan mengembangkan Gerakan Open Access dan Interoperabilitas

antarlembaga penyedia informasi dan publikasi seperti perpustakaan, kearsipan, museum,

lembaga pendidikan, usaha penerbitan dan rekaman, media massa, lembaga penelitian, lembaga

pemerintah dan sawsta. Masih rendahnya literasi informasi di Indonesia. Gerakan Open Access

dan Interoperabilitas antarpenyedia informasi dan publikasi ini penting terkait dengan

argumentasi berikut.

1. Adanya interoperabilitas, maka akses terhadap bahan pustaka akan tersedia seluas-

luasnya.

2. Kekayaan budaya Indonesia, semakin lambat akan semakin terkikis. Interoperabilitas

melalui e-Library dapat turut melestarikan khazanah budaya Indonesia.

3. Konten pendidikan yang belum diproduksi secara optimal. Berbagai konten yang

diperoleh melalui interoperabilitas antarlembaga dapat memperkaya konten pendidikan.

4. Rendahnya akses informasi di era informasi seperti sekarang ini mengenai suatu daerah

dapat menyebabkan semakin terisolasinya daerah tersebut. Melalui ekosistem repositori

digital koleksi nasional, daerah dapat menyebarluaskan informasi mengenai potensi

daerah tersebut.

Page 56: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

56

1.4 Potensi dan Permasalahan

Indonesia memiliki luas wilayah sebesar 1.922.570 km²; luas wilayah perairan

3.257.483 km², termasuk negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.504 pulau.

Memiliki jumlah penduduk sekitar 255.6 juta jiwa yang tersebar di 34 provinsi; 416 kabupaten

98 kota; 7.024 kecamatan; 81.626 desa. Kondisi ini menjelaskan bahwa pendekatan

pembangunan perpustakaan harus komprehensif berbasis kewilayahan, sehingga tercipta rasa

keadilan dan pemerataan pertumbuhan di berbagai sektor. Distribusi pembangunan

perpustakaan yang tidak merata, dikhawatirkan dapat berdampak pada rendahnya kualitas dan

daya saing masyarakat Indonesia.

Angka ketimpangan akses masyarakat terhadap berbagai sektor pembangunan masih

tinggi, termasuk di dalamnya akses masyarakat terhadap perpustakaan. Ketidakmerataan

pencapaian pembangunan tersebut akibat dari faktor geografis, sosial dan budaya masyarakat

Indonesia yang sangat heterogen. Sebagai contoh, angka ketimpangan dalam akses perpustakaan

adalah ketidakmerataan jumlah perpustakaan di Indonesia, sehingga aksesibilitas perpustakaan

di beberapa wilayah di Indonesia sulit dijangkau masyarakat. Dalam contoh lain adalah akses

sumber informasi melalui internet, berdasarkan data survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) tahun 2016, pengguna internet tahun 2016 132,7 atau 51,8. Penduduk

pengguna internet didominasi di pulau Jawa yang mencapai 86,3 juta orang (65%), diikuti oleh

Sumatera 15,7%, Sulawesi 6,3%, Kalimantan 5,8%, Bali dan Nusa Tenggara 4,7%, dan Maluku

dan Papua 2,5%. Berdasarkan data secara umum masyarakat Indonesia yang terkoneksi dengan

internet sebanyak 132 juta jiwa dan yang tidak terkoneksi internet sekitar 123 juta jiwa.

Permasalahan umum akses informasi dengan menggunakan sambungan internet,

berkorelasi dengan dimensi perpustakaan dapat dijelaskan, sebagai berikut:

Pertama, tidak meratanya pembangunan perpustakaan di Indonesia, berdasarkan data sebaran

perpustakaan, tampak bahwa jumlah perpustakaan di Indonesia masih terkonsentrasi di pulau

Jawa, yakni sebesar 74.183 (45%); Sumatera sebesar 36.482 (24%); Sulawesi sebesar 16.920

(11%); Kalimantan sebesar 12.091 (8%); Bali dan Nusa Tenggara sebesar 10.112 (6%); Papua

sebesar 3.216 (2%); Maluku sebesar 1.355 (1%). Dari jumlah perpustakaan sebanyak 154.359

perpustakaan yang tersebar di 34 provinsi baru 0,3% terakreditasi atau sesuai dengan

standarisasi nasional artinya, 99,7% keberadaan perpustakaan belum terakreditasi.

Kedua, budaya baca masyarakat Indonesia masih dalam kategori tingkat rendah. Sesuai dengan

hasil Kajian Budaya Baca Masyarakat Indonesia oleh Perpustakaan Nasional tahun 2015,

menyimpulkan bahwa tingkat budaya baca Indonesia secara nasional kategori rendah dengan

rata-rata 25,1. Hal ini berkaitan erat dengan jumlah koleksi di Indonesia menurut standar

Page 57: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

57

IFLA/UNESCO terjadi kekurangan koleksi sebesar 434,826,292 koleksi pada perpustakaan

umum di seluruh Indonesia. Rasio ketercukupan koleksi menurut standar IFLA/UNESCO pada

perpustakaan umum masih jauh dari yang diharapkan, yaitu hanya sebesar 18% dari koleksi

yang ideal sesuai dengan jumlah penduduk, atau pengguna potensial perpustakaan saat ini.

Kekurangan koleksi pada perpustakaan umum, berdampak pada tingkat literasi informasi pada

masyarakat secara umum.

Ketiga, kemampuan literasi masyarakat Indonesia rendah berdasarkan pemeringkatan literasi

internasional oleh Most Literate Nations in the World, yang diterbitkan Central Connecticut

State University tahun 2016, menjelaskan bahwa tingkat kemampuan membaca dan menulis

masyarakat Indonesia sangat ketinggalan. Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara. Hal

ini berkaitan erat dengan ketersediaan tenaga perpustakaan masih sangat kurang, baik dari segi

kualitas maupun kuantitas, sampai tahun 2016 jumlah tenaga perpustakaan di Indonesia hanya

3.058 orang. Dari jumlah tenaga perpustakaan tersebut, hanya 5.33% orang yang dinyatakan

lulus uji kompetensi, dan hanya 16.29% yang tersertifikasi. Peningkatan ketersediaan dan

keandalan tenaga perpustakaan di Indonesia untuk meningkatan literasi informasi, memerlukan

usaha yang lebih optimal.

Keempat, belum optimalnya pemanfaatan layanan perpustakaan. Sampai dengan tahun 2015

pemustaka di Indonesia sebanyak 105.098.493 jiwa/tahun. Angka ini jika dibandingkan dengan

jumlah penduduk Indonesia, maka hanya sekitar 41% penduduk Indonesia yang mengunjungi

perpustakaan. Saat ini telah terjadi perubahan gaya hidup masyarakat akibat pesatnya

perkembangan teknologi informasi, sehingga peningkatan penggunaan mobile devices membuat

perubahan pada pola penyebaran dan akses informasi. Untuk itu, perlu konvergensi layanan

perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini dimungkinkan dengan

mengembangkan Gerakan Open Access, interoperabilitas antarpenyedia informasi, arsip dan

dokumentasi, serta pengembangan e-mobile library. Pengembangan potensi perpustakaan digital

menjadi amat penting dan strategis dalam menjawab permasalahan di atas. Perpustakaan perlu

hadir sebagai wujud intervensi pemerintah agar tumbuh dan berkembang budaya membaca di

masyarakat sebagai bagian pembelajaran seumur hidup (long life learning).

Page 58: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

58

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Visi dan misi serta tujuan Perpusnas mengacu pada Visi dan Misi Kabinet Kerja Tahun

2015-2019, yakni Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong" serta sembilan agenda prioritas yang dikenal dengan istilah

Nawa Cita.

2.1 Visi, Misi, dan Nilai Organisasi

Mengacu pada Visi dan Misi Kabinet Kerja tahun 2015-2019, serta sembilan agenda

prioritas atau Nawa Cita, maka visi dan misi Perpusnas dapat dirumuskan sebagai berikut.

2.1.1 Visi

"Terwujudnya Indonesia Cerdas melalui Gemar Membaca dengan Memberdayakan

Perpustakaan"

2.1.2 Misi

Dalam upaya pencapaian visi Perpusnas di atas, maka misi yang akan dicapai dalam

kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya layanan prima, terwujudnya perpustakaan sebagai pelestari

khazanah budaya bangsa, terwujudnya perpustakaan sesuai standar nasional

perpustakaan”.

2.2 Nilai-Nilai:

Sebagai landasan berfikir, bersikap, bertindak, dan pengambilan keputusan dalam upaya

pencapaian visi dan misi yang ditetapkan, Perpusnas menganut nilai-nilai "profesional,

akuntabilitas, sinergi, transparan, dan integritas (PASTI)"

a. Profesional; bekerja maksimal dan bertanggung jawab sesuai dengan kapasitas,

menjunjung tinggi kode etik profesi, terus mengembangkan potensi diri, mampu

mengambil keputusan yang tepat secara mandiri maupun dalam tim.

b. Akuntabilitas; pemanfaatan sumber daya perpustakaan yang dapat dipertanggung-

jawabkan, dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

c. Sinergi; komitmen membangun perpustakaan bekerja sama dengan semua pemangku

Page 59: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

59

kepentingan, dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

d. Transparan; bersikap terbuka terhadap kinerja yang dihasilkan.

e. Integritas; berkarya dan berbakti untuk organisasi dengan jujur, disiplin, penuh

tanggung jawab dan dedikasi, menjunjung tinggi etika dan norma sosial, kesesuaian

antara perkataan dan perbuatan, mengedepankan kepentingan publik dan organisasi di

atas kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

2.3 Tujuan Perpusnas

Tujuan utama Perpusnas dapat dilihat dalam matriks berikut,

Tujuan Utama(Ultimate Goal) Indikator Kinerja Utama

Terwujudnya Indonesia Gemar Membaca 1. Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat

2.4 Sasaran Strategis

Rencana Strategis Perpusnas secara jelas dapat dilihat dalam matriks berikut.

No. Sasaran Strategis(Strategic Objectives) Indikator Kinerja Utama

1. Terwujudnya Layanan Prima Perpustakaan 1.1 Nilai tingkat kepuasan pemustaka

2. Terwujudnya Perpustakaan Sebagai

Pelestari Khazanah Budaya Bangsa

2.1 Persentase peningkatan serah-simpan

KCKR menjadi koleksi nasional

2.2 Persentase peningkatan pelestarian

bahan pustaka dan naskah kuno

3. Terwujudnya Perpustakaan Sesuai Standar

Nasional Perpustakaan

3.1 Persentase perpustakaan sesuai standar

nasional perpustakaan

2.5 Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Strategis pencapaian tujuan utama dan sasaran strategis Perpusnas periode 2015-2019

digambarkan dalam peta strategi, sebagai berikut:

Page 60: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

60

Gambar 3. Peta Strategi Perpusnas (Level 0 - Lembaga)

1. Stakeholders Perspective

Sasaran Strategis pertama (SS1) yang akan dicapai Perpusnas adalah: “Terwujudnya

Indonesia Gemar Membaca”, dengan Indikator Kinerja:

Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat (skala Nilai 0-100) dari nilai 25,1 pada

tahun 2015 menjadi 50 pada tahun 2019.

2. Customer Perspective

Menjabarkan misi “Layanan Prima” maka sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai

Perpusnas adalah: “Terwujudnya Layanan Prima Perpustakaan” dengan Indikator Kinerja:

Nilai tingkat kepuasan pemustaka (skala nilai 1-5) dari nilai 2 pada tahun 2015 menjadi

4 pada tahun 2019.

Penjabaran misi “Pelestari khasanah budaya bangsa” maka sasaran strategis keempat (SS-4)

“Terwujudnya perpustakaan sebagai pelestari khasanah budaya bangsa” dengan indikator

kinerja adalah:

Persentase peningkatan serah-simpan KCKR menjadi koleksi nasional tahun 2015

sebesar 10% pada tahun 2015 dan menjadi 80% pada tahun 2019.

Persentase peningkatan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno dari tahun 2015

sebesar 15,11%, naik 16,48% pada tahun 2019.

Page 61: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

61

Penjabaran dari misi “Perpustakaan sesuai standar nasional” maka sasaran strategis ketiga

(SS-3) yang akan dicapai Perpusnas adalah “Terwujudnya Perpustakaan Sesuai Standar

Nasional Perpustakaan” dengan Indikator Kinerja:

Persentase perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan dari tahun 2015 sebesar

0,11%, menjadi 1% pada tahun 2019.

3. Internal Process Perspective

Sasaran strategis pada perspektif ini merupakan proses yang harus dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional yaitu:

a. Sasaran Strategis kelima (SS-5) adalah “Tersedianya Kebijakan Pengembangan

Perpustakaan, Pembudayaan Kegemaran Membaca” dengan Indikator Kinerja Tingkat

efektifitas peraturan perundang-undangan di bidang perpustakaan dari kurang efektif

tahun 2015 sebesar 50% menjadi sangat efektif pada tahun 2019 sebesar 80%.

Tabel 24. Skala Nilai Capaian

RASIO TINGKAT CAPAIAN TINGKAT CAPAIAN

< 40 Sangat tidak efektif

41 – 59.99 Tidak efektif

60 – 79.99 Efektif

> 80 Sangat efektif

b. Sasaran Strategis keenam (SS-6) adalah “Terlaksananya Pembinaan dan Pengembangan

Sumber Daya Perpustakaan” dengan Indikator Kinerja persentase perpustakaan yang

dibina dan dikembangkan dari tahun 2015 sebesar 0.62%, menjadi 1.3% pada tahun

2019.

c. Sasaran Strategis ketujuh (SS-7) adalah “Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan

dan Naskah Kuno” dengan Indikator Kinerja

Persentase peningkatan alih-bahasa dan alih-aksara naskah kuno dari tahun 2015

sebesar 9,55%, menjadi 10,23% pada tahun 2019.

Persentase pelestarian fisik bahan perpustakaan dan naskah kuno dari 16,5% tahun

2015 menjadi 18% pada tahun 2019.

d. Sasaran Strategis kedelapan (SS-8) adalah “Terwujudnya Koleksi Nasional yang

Lengkap dan Mutakhir” dengan Indikator Kinerja Persentase penambahan koleksi

Page 62: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

62

nasional yang lengkap dan mutakhir dari 10% tahun 2015 menjadi 30% pada tahun

2019.

e. Sasaran Strategis kesembilan (SS-9) adalah “Tercapainya Tenaga Perpustakaan yang

Kompeten dan Profesional” dengan Indikator Kinerja:

Persentase ketersediaan tenaga perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga Teknis

Perpustakaan) menjadi 2,7 % dari 356.049 kebutuhan tenaga perpustakaan menjadi

3,6% pada tahun 2019.

Persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi dari 3,5% pada tahun 2015 menjadi

20,4 % pada tahun 2019.

f. Sasaran Strategis kesepuluh (SS-10) adalah “Terwujudnya Jejaring Nasional

Perpustakaan” dengan Indikator Kinerja persentase peningkatan perpustakaan yang

tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan dari 0,23 % pada tahun 2015 menjadi

1.1% pada tahun 2019.

g. Sasaran Strategis kesebelas (SS-11) adalah “Terselenggaranya Pengawasan Bibliografi

Nasional” dengan Indikator Kinerja

Persentase Pengawasan Bibliografis Indonesia sebesar 100% pada tahun 2015

sampai tahun 2019.

4. Learning and Growth Perspective

Untuk mencapai sasaran strategis seperti tersebut, dibutuhkan input yang dapat mendukung

pelaksanaan proses sehingga menghasilkan output atau outcome Perpusnas. Terdapat empat

sasaran strategis yang akan dicapai adalah:

a. Sasaran Strategis keduabelas (SS-12) adalah “Tersedianya ASN Perpustakaan yang

Kompeten dan Profesional dengan Indikator Kinerja Indeks kompetensi dan integritas

ASN Perpusnas dari nilai indeks 86,2 pada tahun 2015 menjadi 87,1 di tahun 2019.

b. Sasaran Strategis ketigabelas (SS-13) adalah “Terwujudnya Birokrasi Perpusnas yang

Efektif dan Efisien dengan Indikator Kinerja

Nilai penerapan RB Perpusnas dari nilai 57 tahun 2015 menjadi 75 di tahun 2019.

Persepsi Inisiatif anti korupsi Perpusnas (skala nilai) dari 3,2 tahun 2015 menjadi 3,6

tahun 2019.

c. Sasaran Strategis keempatbelas (SS-14) adalah “Tersedianya Informasi yang Valid,

Handal dan Mudah Diakses dengan Indikator Kinerja Persepsi unit kerja terhadap

kemudahan akses informasi dari 3 tahun 2015, menjadi 4 pada tahun 2019.

Page 63: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

63

d. Sasaran Strategis kelima belas (SS-15) adalah “Terkelolanya Anggaran Perpusnas secara

Optimal dengan Indikator Kinerja;

Opini BPK atas Laporan Keuangan Perpusnas dari tahun 2015 hingga 2019 tetap

mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Perpusnas dari 60 pada tahun 2015 menjadi 80

pada tahun 2019.

Page 64: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

64

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,

DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Pembangunan perpustakaan agar lebih terarah dan terukur serta adanya kesinambungan

pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan

yang telah ditentukan, maka dirumuskan arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan

perpustakaan yang merupakan tuntutan pelaksanaan pembangunan bidang perpustakaan dalam

kurun waktu jangka menengah, sebagai berikut.

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perpustakaan

Arah kebijakan dan strategi pengembangan perpustakaan dapat direalisasikan dengan

melaksanakan inisiatif strategis sesuai dengan misi lembaga yang telah ditetapkan, sebagai

berikut :

3.1.1 Mewujudkan Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan, melalui:

a. Meningkatan jumlah ketersediaan dan kemerataan perpustakaan di seluruh wlayah

Indonesia

Langkah operasional yang dilakukan adalah: (1) fasilitasi pendirian berbagai jenis

perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T(Tertinggal, Terdepan

dan Terluar); (2) stimulan untuk pembangunan dan penguatan berbagai jenis

perpustakaan di seluruh wilayah; (3) insentif pengembangan perpustakaan bergerak

menggunakan berbagai moda transportasi sesuai dengan karakter kewilayahan.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan perpustakaan sesuai standar nasional

perpustakaan

Langkah operasional yang akan dilakukan adalah: (1) menyempurnakan Standar

Nasional Perpustakaan; (2) penyusunan panduan implementasi standar nasional

perpustakaan; (3) pembinaan dan pengembangan perpustakaan umum, perpustakaan

sekolah/madrasah, perpustakaan pendidikan tinggi dan perpustakaan khusus; (4)

pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan; (5) pengembangan

fasilitas layanan Perpustakaan Nasional; (6) implementasi standar kinerja

perpustakaan sesuai dengan International Organization for Standardization; (7)

fasilitasi dan penguatan lembaga akreditasi perpustakaan di pusat dan daerah.

3.1.2 Melaksanakan pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan, melalui:

a. Meningkatkan jumlah dan sebaran tenaga perpustakaan yang memiliki kompetensi

Page 65: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

65

Langkah operasional yang akan dilakukan adalah: (1) Kerja sama dengan lembaga

terkait (Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kemenristekdikti) untuk peningkatan

jumlah dan kualitas tenaga perpustakaan sesuai dengan kebutuhan; (2) penyusunan

dan pengembangan kurikulum danbahan ajar; (3) akreditasi program

penyelenggaraan diklat; (4) pengembangan sarana pendidikan dan pelatihan; (5)

pendidikan dan pelatihan tenaga perpustakaan; (6) Implementasi sistem

pembelajaran jarak jauh tenaga perpustakaan berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi; (7) Peningkatan kompetensi tenaga pengajar Diklat Kepustakawanan.

b. Meningkatkan jumlah pustakawan tersertifikasi

Langkah operasional yang akan dilakukan adalah: (1) penyusunan pedoman dan

standar kompetensi pustakawan; (2) pengembangan kompetensi dan pemberian

sertifikasi pustakawan serta tim penilai; (3) pengembangan dan pemasyarakatan

jabatan fungsional pustakawan; (4) koordinasi pengembangan jabatan fungsional

pustakawan; (5) penguatan sistem kepustakawanan melalui hibah pengkajian; (6)

pemilihan pustakawan berprestasi; (7) pengembangan sistem data kepustakawanan

Indonesia; (8) Fasilitasi dan penguatan tenaga asesor dan lembaga akreditasi

pustakawan di tingkat pusat dan daerah.

1.1.3 Mewujudkan Koleksi Nasional Perpustakaan yang lengkap dan merata untuk

memenuhi kebutuhan pemustaka di seluruh wilayah Indonesia, dilaksanakan dengan

strategi:

a. Meningkatkan Serah-Simpan KCKR menjadi koleksi nasional

Langkah operasional yang dilakukan adalah:(1) menghimpun koleksi KCKR untuk

deposit bahan perpustakaan; (2) meningkatkan intensitas promosi manfaat

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya

Cetak dan Karya Rekam bagi penulis, penerbit, perusahaan rekaman dan media

massa; (3) meningkatkan aksesibilitas sistem dan promosi pemanfaatan

International Standard Book Number(ISBN), Katalog Dalam Terbitan (KDT) dan

International Standard Music Number (ISMN) bagi penulis, penggubah, penerbit,

perusahan rekaman; (4) Menghimpun dokumentasi hasil program siaran televisi dan

radio di Indonesia; (5) menghimpun literatur kelabu dari berbagai macam seminar

konferensi, diskusi di Indonesia dalam berbagai bidang keilmuan; (6) Menghimpun

koleksi ephemeral dari berbagai macam aktivitas publik; (7) Menghimpun karya-

karya terbitan dan rekaman pertama untuk kepentingan historis; (8) pemberian

Page 66: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

66

penghargaan kepada penerbit, perusahaan rekaman dan penulis yang aktif dalam

pelaksanaan Undang-Undang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam; (9)

Mengembangkan koleksi Indonesiana yang lengkap.

b. Peningkatan rasio ketersediaan koleksi dengan jumlah pemustaka

Langkah operasional yang dilakukan adalah : (1) pengadaan koleksi bahan

perpustakaan dalam format konvensional dan digital; (2) peningkatan sebaran

ketersediaan koleksi di berbagai jenis perpustakaan di daerah; (3) penyediaan

insentif untuk penerjemahan karya-karya asing yang penting untuk pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia; (4) Insentif untuk penerbitan karya-

karya penting karya penulis Indonesia untuk pengembangan IPTEK dan budaya

Indonesia; (5) Peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan

perpustakaan melalui perpustakaan digital dan perpustakaan mobil berbasis TIK; (6)

mengembangkan koleksi bahan perpustakaan berbasis inklusi sosial; (7)

membangun konten berbasis crowedsourcing untuk repository kultural berbasis

inklusi sosial (arsip lembaga/pribadi, social media, oral history, local history); (8)

meningkatkan pengadaan buku digital; (9) meningkatkan bantuan bahan

perpustakaan baik konvensional maupun digital siap layan ke semua jenis

perpustakaan khususnya di wilayah timur Indonesia;

c. Meningkatkan rasio penambahan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir

Langkah operasional yang dilakukan adalah : (1) menigkatkan pengadaan berbagai

jenis bahan perpustakaan; (2) meningkatkan pengolahan dan pengorganisasian

koleksi; (3) menyusun pedoman pengolahan bahan perpustakaan; (4) pengelolaan e-

resources (e-book, e-journal) yang dapat diakses melalui situs web dengan alamat

www.perpusnas.go.id. (5) memberikan insentif ke penerbit untuk memupuk industri

penerbitan dan usaha rekaman di Indonesia. (6) memberikan insentif untuk usaha

penyaduran dan penerbitan karya-karya asing yang penting untuk pengembangan

IPTEK di Indonesia.

d. Meningkatkan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno memiliki nilai

intelektual dan signifikansi ke-Indonesiaan

Langkah operasional yang dilakukan adalah: (1) mengalihmediakan bahan

perpustakaan dan naskah kuno ke dalam bentuk mikro, reproduksi dan digital; (2)

pelestarian fisik (konservasi) bahan perpustakaan; (3) implementasi kurasi digital

untuk kepentingan preservasi digital untuk kepentingan jangka panjang; (4).

Meningkatkan interoperabilitas antara lembaga perpustakaan, kearsipan, museum,

Page 67: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

67

science and techno park, dan lembaga penelitian untuk membangun repositori

pengetahuan Indonesia.

e. Meningkatkan alih-bahasa, alih-aksara, alih-media, penelitian dan publikasi

naskah kuno nusantara

Langkah operasional yang dilakukan adalah: (1) mengidentifikasi dan registrasi

naskah kuno nusantara di dalam dan luar negeri (Nomor Registrasi Naskah); (2)

meningkatkan penghimpunan dan pelestarian naskah kuno nusantara sebagai

repositori warisan dokumenter bangsa; (3) melaksanakan penelitian, seminar dan

publikasi naskah kuno nusantara; (4) Meningkatkan kegiatan alih-bahasa, alih aksara

dan alih-media naskah kuno nusantara; (5) meningkatkan kerja sama dalam dan luar

negeri untuk digitalisasi, penelitian, dan publikasi naskah kuno nusantara; (6)

memberikan penghargaan kepada perseorangan, kelompok dan lembaga yang aktif

melestarikan, mengkaji naskah kuno nusantara; (7) mengembangkan eksplorasi

naskah nusantara berbasis inklusi sosial.

1.1.4 Meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan dan Pemerataan Akses Layanan

Perpustakaan, dilaksanakan dengan strategi:

a. Meningkatkan tingkat kepuasan pemustaka

Langkah operasional yang dilakukan adalah: (1) peningkatan kualitas layanan; (2)

promosi layanan perpustakaan; (3) kajian layanan perpustakaan; (4) kemas ulang

dalam format multimedia; (5) kerja sama layanan perpustakan lingkup nasional dan

internasional; (6) pengembangan layanan pemustaka berkebutuhan khusus

(disabilitas). (7) konvergensi layanan konvensional dan digital; (8) pemberian

penghargaan kepada perseorangan, kelompok dan lembaga yang aktif

membudayakan kegemaran membaca; (9) mengembangkan layanan perpustakaan

berbasis inklusi sosial; (10) mengembangkan layanan pesan antar untuk pemustaka

yang tidak dapat meninggalkan rumah, rumah jompo, rumah sakit karena sakit atau

tua; (11) membangun layanan referral berbasis sistem informasi rujukan

(memadukan clearing house dan call center);

b. Meningkatkan perpustakaan yang tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan

Langkah operasional yang dilakukan adalah: (1) pengembangan jejaring nasional

perpustakaan melalui Indonesia Onesearch; (2) pengembangan layanan

perpustakaan digital (e-library) dan layanan berbasis media sosial

(iPusnas); (3) meningkatkan kerja sama antarkelembagaan dalam dan luar negeri

bidang perpustakaan; (4) meningkatkan pengumpulan dan akses pangkalan data

Page 68: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

68

Katalog Induk Nasional (KIN), bibliografi nasional Indonesia (BNI), arsip web

nasional dan repositori pengetahuan Indonesia; (5) membangun layanan bibliografi

nasional (layanan kopi katalog, tajuk otoritas lingkup nasional); (6) mengembangkan

layanan perpustakaan terpadu berbasis konsorsium;

c. Meningkatkan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Langkah operasional yang akan dilakukan adalah : (1) meningkatkan layanan

perpustakaan dan promosi koleksi tentang Bung Karno; (2) meningkatkan

pengadaan, pengolahan dan pelestarian bahan perpustakaan tentang Bung Karno; (3)

melakukan kajian dan publikasi tentang pemikiran, gagasan dan peninggalan tentang

Bung Karno; (4) meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk

mempromosikan ide, gagasan dan peninggalan tentang Bung Karno.

d. Meningkatkan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Langkah operasional yang akan dilakukan adalah: (1) meningkatkan layanan

perpustakaan dan promosi koleksi tentang Bung Hatta; (2) meningkatkan

pengadaan, pengolahan dan pelestarian bahan perpustakaan tentang Bung Hatta; (3)

melakukan kajian dan publikasi tentang pemikiran, gagasan dan peninggalan tentang

Bung Hatta; (4) meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk

mempromosikan ide, gagasan dan peninggalan tentang Bung Hatta.

3.2 Kerangka Regulasi

Tugas, fungsi, dan kewenangan Perpustakaan Nasional RI dapat berjalan dengan baik

dalam pelaksanaan program dan kegiatan, jika didukung oleh regulasi yang kuat. Kerangka

regulasi yang telah disusun pada tahun 2010-2014 antara lain adalah Peraturan Kepala sebagai

tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yaitu tentang: 1) Standar Tenaga Perpustakaan;

dan 2) Standardisasi dan Akreditasi Perpustakaan; serta Peraturan Kepala tentang: 1)

Pembudayaan Gemar Membaca; 2) Grand Desain Reformasi Birokrasi Perpustakaan Nasional;

dan 3) Pembangunan perpustakaan model sebagaimana tercantum dalam tabel anak lampiran.

Kerangka regulasi yang akan disusun pada tahun 2015-2019 antara lain adalah

Amandemen Undang-Undang Nomor 4 tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya cetak dan

Karya Rekam, Peraturan Pemerintah yang bisa mengakomodir karya cetak dan karya rekam

dalam bentuk digital, Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang :

1. Standar pengelolaan objek digital bahan perpustakaan,

2. Grand desain pengembangan perpustakaan lingkup nasional,

Page 69: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

69

3. Grand desain pengembangan koleksi bahan perpustakaan lingkup nasional,

4. Grand desain pengembangan tenaga perpustakaan lingkup nasional,

5. Grand desain layanan perpustakaan lingkup nasional.

6. Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan.

3.3 Kerangka Kelembagaan

Pelaksanaan pembangunan di bidang perpustakaan memerlukan dukungan kelembagaan

yang kuat sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan. Prioritas kegiatan penguatan kelembagaan tahun 2015-2019 antara lain melalui:

1. Penguatan kapasitas kelembagaan perpustakaan.

2. Pembentukan Dewan Perpustakaan.

3. Pembinaan organisasi profesi pustakawan.

4. Penguatan lembaga akreditasi perpustakaan dan sertifikasi pustakawan.

5. Penyelarasan struktur organisasi dan tata kelola Perpustakaan Nasional.

Page 70: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

70

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

a. Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang telah ditetapkan Perpusnas merupakan kondisi yang akan dicapai

dan diharapkan membawa pengaruh atau dampak (outcome/impact) baik bagi budaya

baca di masyarakat. Indikator Kinerja Sasaran Strategis Perpusnas adalah sebagai

berikut:

1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholders Perspective)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA UTAMA

SATUAN

TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1 Terwujudnya Indonesia

Gemar Membaca

1 Nilai tingkat

kegemaran

membaca

masyarakat

Skala

Nilai

25,1 26,5 34,0 43,0 50,0

2. Customers Perspective

SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUAN

TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

2 Terwujudnya

Layanan Prima

Perpustakaan

2

Nilai tingkat

kepuasan

pemustaka

Skala

Nilai

2,0 3,0 3,5 3,7 4,0

3 Terwujudnya

Perpustakaan

sebagai Pelestari

Khazanah Budaya

Bangsa

3 Persentase

peningkatan

Serah-Simpan

KCKR menjadi

koleksi

nasional

Persentase 10 24 40 60 80

4 Persentase

peningkatan

pelestarian

bahan

perpustakaan

dan naskah

kuno

Persentase 15,11 15,31 15,44 15,63 16,48

4 Terwujudnya

Perpustakaan

Sesuai Standar

Nasional

Perpustakaan

5 Persentase

perpustakaan

sesuai standar

nasional

perpustakaan

Persentase 0,11 0,30 0,49 0,52 1,00

Page 71: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

71

3. Internal Process Perspective

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUAN

TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

5 Tersedianya

Kebijakan

Pengembangan

Perpustakaan dan

Pembudayaan

Kegemaran Membaca

6 Persentase

Implementasi

Kebijakan

Pengembangan

Perpustakaan

dan

Pembudayaan

Kegemaran

Membaca

Skala

Nilai

100 100 100 100 100

6 Terlaksananya

Pembinaan dan

Pengembangan

Perpustakaan

7 Persentase

perpustakaan

yang dibina dan

dikembangkan

Persentase 0,62 1,27 1,0 1,30 1,30

8 Persentase

Peningkatan

Perpustakaan

yang

Terakreditasi

Persentase 0,11 0,30 0,49 0,52 1,00

9 Persentase

Peningkatan

Perpustakaan

Sesuai Standar

Persentase 0,11 0,30 0,49 0,52 1,00

7 Terwujudnya

Pelestarian Bahan

Perpustakaan dan

Naskah Kuno

10 Persentase

Peningkatan

Penerimaan

KCKR

Persentase 10 24 40 60 80

11 Persentase

pelestarian fisik

bahan

perpustakaan

dan naskah

kuno

Persentase 16,5 16,7 16,8 17,0 18,0

8 Terwujudnya Koleksi

Nasional yang

Lengkap dan

Mutakhir

12 Persentase

Penambahan

Koleksi

Nasional yang

lengkap

Persentase 10 15 20 25 30

9 Tercapainya

Peningkatan Tenaga

Perpustakaan yang

Kompeten dan

Profesional

13 Persentase

ketersediaan

tenaga

perpustakaan

(Pustakawan

dan Tenaga

Teknis

Perpustakaan)

Persentase 2,7 2,8 3,0 3,3 3,6

14 Persentase

peningkatan

pustakawan

tersertifikasi

Persentase 3,5 7,2 11,3 15,7 20,4

Page 72: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

72

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA

UTAMA

SATUAN

TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

10 Terwujudnya

Layanan

Perpustakaan dan

Jejaring Nasional

Perpustakaan

15 Persentase

Peningkatan

Pemustaka

Persentase 5 10 15 20 25

16 Persentase

peningkatan

perpustakaan

yang tergabung

dalam jejaring

nasional

perpustakaan

Persentase 0,23 0,33 0,50 0,70 1,10

Terselenggaranya

Pengawasan

Bibliografi Nasional

17 Persentase

Pengawasan

Bibliografi

Indonesia

Persentase 100 100 100 100 100

4. Learning and Growth Perspektive

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

UTAMA

SATUAN

TARGET

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

12 Terwujudnya Aparat

Sipil Negara

Perpustakaan

Nasional yang

Kompeten dan

Profesional

18 Nilai kompetensi dan

integritas Aparat

Sipil Negara

Perpusnas

Nilai 86,0 86,5 87,0 87,5 88,0

13 Terwujudnya

Birokrasi Perpusnas

yang Efektif dan

Efisien

19 Nilai penerapan

Reformasi Birokrasi

Perpusnas

Nilai 57 62 65 70 75

20 Persepsi Inisiatif anti

korupsi Perpusnas

Skala

(1-10) 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6

14 Tersedianya

Infrastruktur,

Sarana, dan

Prasarana Layanan

21 Persentase

pemenuhan

kebutuhan sarana

dan prasarana

Persentase 80 83 85 88 90

15 Terkelolanya

Anggaran Perpusnas

secara Optimal

22 Opini BPK atas

Laporan Keuangan

Perpusnas

Opini WTP WTP WTP WTP WTP

23 Tingkat kualitas

akuntabilitas kinerja

Perpunas

Nilai CC B B B BB

a. Indikator Kinerja Program

Indikator Kinerja Program merupakan alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan

capaian hasil (outcome) program, Indikator Kinerja Program di Perpustakaan telah

ditetapkan untuk mengukur pencapaian kinerja yang berkaitan dengan sasaran program

(outcome), Indikator kinerja program juga merupakan Kerangka Akuntabilitas

Page 73: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

73

Organisasi dalam mengukur pencapaian kinerja program, Perpustakaan Nasional telah

menetapkan Indikator Kinerja Program dalam Struktur Manajemen Kinerja yang

merupakan sasaran kinerja program yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit

organisasi Eselon I b, sebagaimana Anak Lampiran 1,

b. Indikator Kinerja Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan merupakan ukuran alat ukur yang mengindikasikan

keberhasilan pencapaian keluar (output) dari suatu kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan

di lingkungan Perpustakaan Nasional telah menetapkan ke dalam Struktur Manajemen

Kinerja yang merupakan sasaran kinerja yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit

organisasi Eselon II, sebagaimana Anak Lampiran 1,

4,2 Kerangka Pendanaan

Dalam memenuhi target kinerja Perpusnas sesuai arah, kebijakan, strategis dan program

pengembangan perpustakaan, dibutuhkan dukungan kerangka pendanaan yang memadai,

Pendanaan pengembangan perpustakaan akan bersumber dari pemerintah (APBN dan

APBD), Pendanaan Perpusnas akan memanfaatkan sebesar-besarnya alokasi anggaran

yang bersumber dari APBN untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia dan untuk

membangun budaya membaca masyarakat, Secara terinci kerangka pendanaan menurut

program dan kegiatan sebagaimana Anak Lampiran 1,

Page 74: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

74

BAB V

PENUTUP

Renstra Perpusnas Tahun 2015-2019 edisi perubahan merupakan dokumen perencanaan

pembangunan lima tahun, sesuai dengan masukan para pemangku kepentingan, Renstra ini

disusun kembali dalam rangka penguatan akuntabilitas Perpusnas, sesuai dengan rekomendasi

hasil evaluasi sistem akuntabilitas instansi pemerintah Tahun 2015,

Sasaran strategis yang ditetapkan dalam Renstra ini merupakan perwujudan visi

Pemerintah tahun 2015-2019, melalui agenda 9 (sembilan) prioritas Nawa Cita yang tertuang

dalam RPJMN 2015-2019, sektor perpustakaan memiliki peran berikut: (1) Membangun dari

daerah dan desa; (2)Meningkatkan produktivitas rakyat; (3) Menjaga kualitas hidup rakyat; (4)

Revolusi karakter bangsa; dan (5) Memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika,

Program perpustakaan sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek berikut; (1)

menjamin ketersediaan jumlah berbagai jenis perpustakaan secara cukup, dan ketersebaran

perpustakaan secara merata di seluruh wilayah Indonesia; (2) Memberikan jasa dan informasi ke

seluruh wilayah dalam upaya menjamin ketersediaan dan pemerataan koleksi bahan

perpustakaan di semua jenis perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia; (3) Menjamin

ketersediaan dan kemerataan tenaga perpustakaan, baik pustakawan maupun tenaga teknis

perpustakaan di berbagai jenis perpustakaan dan seluruh wilayah Indonesia; (4) Mempromosikan

penggunaan perpustakaan dan meningkatkan akses layanan perpustakaan di seluruh lapisan

masyarakat di semua wilayah Indonesia, Langkah strategis dalam rangka mencapai sasaran:

1. Mewujudkan Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan

a. Meningkatan jumlah ketersediaan dan kemerataan perpustakaan di seluruh wilayah

Indonesia;

b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan perpustakaan sesuai Standar Nasional

Perpustakaan,

2. Mewujudkan Koleksi Nasional Perpustakaan yang lengkap dan merata untuk memenuhi

kebutuhan pemustaka di seluruh wilayah Indonesia

a. Meningkatkan Serah-Simpan KCKR menjadi koleksi nasional;

b. Peningkatan rasio ketersediaan koleksi dengan jumlah pemustaka;

c. Meningkatkan rasio penambahan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir;

d. Meningkatkan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno memiliki nilai intelektual

dan signifikansi ke-Indonesiaan;

Page 75: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

75

e. Meningkatkan alih-bahasa, alih-aksara, alih-media, penelitian dan publikasi naskah kuno

nusantara,

3. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan

a. Meningkatkan jumlah dan sebaran tenaga perpustakaan yang memiliki kompetensi;

b. Meningkatkan jumlah pustakawan tersertifikasi,

4. Meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dan keterjangkauan akses layanan perpustakaan

a. Meningkatkan tingkat kepuasan pemustaka;

b. Meningkatkan perpustakaan yang tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan;

c. Meningkatkan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno ;

d. Meningkatkan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta,

Renstra lembaga ini menjadi dasar untuk penyusunan unit kerja eselon I yang merupakan

penjabaran sasaran strategis dan target kinerja lembaga dan renstra unit kerja eselon II dan UPT

yang merupakan penjabaran sasaran strategis unit kerja eselon I sesuai dengan substansinya,

Target kinerja lembaga, unit kerja eselon I, unit kerja eselon II dan UPT dievaluasi secara

periodik dan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi informasi,

Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan Renstra Perpusnas ini maka akan

disesuaikan dengan dinamika perkembangan dan isu-isu strategis yang terkait dengan kebijakan

kelembagaan dan pembangunan nasional,

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MUHAMMAD SYARIF BANDO

Page 76: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

76

LAMPIRAN

Page 77: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

ANAK LAMPIRAN I

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 92 TAHUN 2017

TENTANG

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL 2015-2019

MATRIKS KINERJA DAN PENDANAAN RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL TAHUM 2015-2019

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

057 PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

467,139,193 697,673,435 585,607,266 584,933,638 724,173,849

Terwujudnya Indonesia Gemar Membaca

Nilai tingkat kegemaran membaca

Skala Nilai 25,1 26,5 34,0 43,0 50,0

Terwujudnya Layanan Prima Perpustakaan

Nilai Tingkat Kepuasan Pemustaka

Nilai 2,0 3,0 3,5 3,7 4

Terwujudnya Perpustakaan Sebagai Pelestari Khasanah Budaya Bangsa

Persentase Peningkatan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam Menjadi Koleksi Nasional

Persentase 10 24 40 60 80

Persentase Peningkatan Pelestarian Bahan Pustaka dan Naskah Kuno

Persentase 15,11 15,31 15,44 15,63 16,48

Page 78: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

78

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Terwujudnya Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan

Persentase Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan

Persentase 0,11 0,30 0,49 0,52 1,00

057,01,01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Perpustakaan Nasional

138,942,390 137,248,076 160,660,365 181,750,236 195,805,163

Tersedianya Peraturan Perundang-undangan bidang perpustakaan dan tata kelola organisasi yang efektif

Tingkat efektivitas peraturan perundang-undangan di bidang perpustakaan

Skala Nilai 50 60 65 70 80

Persentase peningkatan implementasi SOP

Persentase 50 80 100 100 100

Terwujudnya Aparat Sipil Negara Perpusnas yang kompeten dan profesional

Nilai kompetensi dan integritas Aparat Sipil Negara Perpusnas

Nilai 86,0 86,5 87,0 87,5 88,0

Terwujudnya birokrasi Perpusnas yang efektif dan efisien

Nilai penerapan Reformasi Birokrasi Perpusnas

Nilai 57 62 65 70 75

Page 79: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

79

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Persepsi inisiatif anti korupsi Perpusnas

Skala (1-10) 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6

Persepsi unit kerja terhadap kemudahan akses informasi

Skala (1-5) 3 3 4 4 4

Terkelolanya anggaran Perpusnas secara optimal

Opini BPK atas Laporan Keuangan Perpusnas

Opini WTP WTP WTP WTP WTP

Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Perpunas

Nilai CC B B B BB

Terwujudnya citra positif perpusnas di masyarakat

Persentase jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan Perpusnas

Persentase < 10 < 10 < 10 < 10 < 10

3000 Kegiatan Perencanaan, Hukum, Humas dan Pengawasan Perpustakaan Nasional

18,372,540 12,958,069 13,050,000 11,877,500 12,801,247

Page 80: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

80

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Tersusunnya perencanaan program Perpusnas yang efektif dan efisien

Jumlah rencana program dan anggaran yang disusun

Dokumen 40 40 40 41 42

Terlaksananya akuntabilitas kinerja yang optimal

Jumlah dokumen SAKIP yang disusun tepat waktu

Dokumen 13 13 13 13 14

Tersedianya Peraturan Perundang-undangan bidang perpustakaan dan tata kelola organisasi yang efektif

Jumlah peraturan perundang-undangan di bidang perpustakaan

Dokumen 15 16 17 18 18

Jumlah dokumen tatalaksana kelembagaan

Dokumen 2 2 2 2 2

Terlaksananya Promosi dan Publikasi Program dan Kegiatan Perpusnas secara Efektif

Jumlah publikasi dan kegiatan hubungan masyarakat

Publikasi 62 62 62 62 62

Jumlah penerbitan Perpustakaan Nasional

Penerbitan 6 6 6 6 6

Page 81: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

81

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

3001 Kegiatan Pengelolaan Administrasi Keuangan, Kepegawaian dan Operasional Perkantoran Perpustakaan Nasional

115,919,450 120,957,177 143,810,365 155,317,205 167,692,965

Tersedianya Aparat Sipil Negara Perpusnas yang Kompeten dan Profesional

Jumlah layanan manajemen ASN Perpusnas

Orang 729 729 729 729 729

Pengelolaan anggaran Perpusnas secara optimal

Jumlah layanan manajemen keuangan Perpusnas yang transparan dan akuntabel

Layanan 1 1 1 1 1

Pengelolaan BMN Perpusnas yang optimal

Jumlah layanan manajemen BMN Perpusnas yang optimal

Layanan 1 1 1 1 1

Terlaksananya Birokrasi Perpusnas yang Efektif dan Efisien

Implementasi reformasi birokrasi sesuai roadmap di Perpusnas

Kegiatan 2 2 2 2 2

Page 82: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

82

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Terlaksananya layanan umum Perpusnas

Jumlah layanan umum

Layanan 1 1 1 1 1

Terlaksananya layanan perkantoran Perpusnas

Layanan perkantoran

Bulan 12 12 12 12 12

0000 Kegiatan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno

6,856,593 7,541,999

Terlaksananya layanan perkantoran UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Layanan perkantoran UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Bulan 12 12 12 12 12

0001 Kegiatan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

3,748,334 3,423,295

Terlaksananya layanan perkantoran UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Layanan perkantoran UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Bulan 12 12 12 12 12

Page 83: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

83

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

5204 Kegiatan Pengawasan Intern Perpustakaan Nasional

4,650,400 3,332,830 3,800,000 3,950,604 4,345,657

Terselenggaranya pengawasan internal Perpusnas yang efektif dan efisien

Jumlah laporan hasil pengawasan Perpusnas

Laporan 45 45 45 45 45

Jumlah kegiatan penguatan pelaksanaan pengawasan Perpusnas

Kegiatan 10 10 10 10 10

057,01,02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Perpustakaan Nasional

3,463,900 2,747,081 3,820,000 3,852,770 3,852,770

Terwujudnya sarana dan prasarana Perpusnas yang memadai

Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

Persentase 80 83 85 88 90

Page 84: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

84

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

3002 Kegiatan Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Biro Umum Perpusnas

3,463,900 2,747,081 3,820,000 3,852,770 3,852,770

Pemenuhan prasarana kantor Perpusnas yang memadai

Jumlah pemenuhan prasarana kantor Perpusnas yang memadai

Unit 321 321 321 321 321

057,01,06 Program Pengembangan Perpustakaan

324,732,903 557,678,278 421,126,901 399,330,632 524,515,916

Terwujudnya koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir

Persentase penambahan koleksi nasional yang lengkap

Persentase 10 15 20 25 30

Terwujudnya layanan perpustakaan dan jejaring nasional perpustakaan

Persentase peningkatan pemustaka

Persentase 5 10 15 20 25

Persentase peningkatan perpustakaan yang tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan

Persentase 0,23 0,33 0,5 0,7 1,1

Page 85: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

85

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Terwujudnya pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno

Persentase peningkatan penerimaan KCKR

Persentase 10 24 40 60 80

Persentase pelestarian fisik dan informasi bahan perpustakaan dan naskah kuno

Persentase 16,5 16,7 16,8 17,0 18,0

Terselenggaranya pengawasan bibliografi nasional

Persentase pengawasan bibliografi Indonesia

Persentase 100 100 100 100 100

Tersedianya kebijakan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca

Persentase implementasi kebijakan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca

Persentase 100 100 100 100 100

Terlaksananya pembinaan dan pengembangan perpustakaan

Persentase perpustakaan yang dibina dan dikembangkan

Persentase 0,62 1,27 1,00 1,30 1,30

Page 86: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

86

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Persentase peningkatan perpustakaan yang terakreditasi

Persentase 0,11 0,30 0,49 0,52 1,00

Persentase peningkatan perpustakaan sesuai standar

Persentase 0,11 0,30 0,49 0,52 1,00

Tercapainya peningkatan tenaga perpustakaan yang kompeten dan profesional

Persentase ketersediaan tenaga perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan)

Persentase 2,7 2,8 3,0 3,3 3,6

Persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi

Persentase 3,5 7,2 11,3 15,7 20,4

3003 Kegiatan Pengelolaan Deposit Terbitan Nasional

7,463,500 5,000,000 4,094,274 6,534,400 7,187,837

Terhimpun dan terkelolanya koleksi KCKR

Jumlah koleksi KCKR yang terhimpun

Eksemplar 50,424 62,685 88,000 141,000 254,000

Page 87: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

87

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Terlaksananya kegiatan penyusunan literatur sekunder yang diterbitkan

Jumlah kegiatan penyusunan literatur sekunder yang diterbitkan

Kegiatan 17 17 17 17 17

3004 Kegiatan Peningkatan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi

40,219,143 103,703,428 102,405,496 90,458,400 134,597,912

Terselenggaranya layanan perpustakaan yang prima

Jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan

Orang 1,080,000 1,220,000 1,240,000 2,060,573 2,266,630

Terlaksananya pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno

Jumlah alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno

Naskah 10 10 10 50 80

Terlaksananya jejaring nasional perpustakaan

Jumlah mitra jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK

Perpustakaan

10 10 20 50 50

Terlaksananya pengembangan layanan perpustakaan berbasis TIK

Pengembangan TIK Perpusnas

Paket 1 1 1 1 1

Terlaksananya kerjasama teknis di bidang perpustakaan

Terlaksananya Kerjasama antar Perpustakaan

Kali 2 2 3 121 145

Page 88: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

88

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Tersedianya kebijakan jasa perpustakaan dan informasi

Jumlah dokumen kebijakan layanan perpustakaan

Dokumen - - - 12 15

3005 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan

10,171,300 11,052,480 8,675,055 14,448,500 16,434,348

Tercapainya peningkatan tenaga perpustakaan yang kompeten dan profesional

Jumlah tenaga perpustakaan yang memperoleh Diklat perpustakaan

Orang 480 510 478 1,140 1,254

Tersedianya rumusan kebijakan pengembangan kompetensi tenaga perpustakaan

Jumlah dokumen kebijakan layanan Diklat

Dokumen 60 60 60 60 60

3006 Kegiatan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional

15,492,000 11,561,498 35,967,076 42,967,100 105,263,808

Page 89: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

89

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Tersedianya kebijakan pengembangan koleksi dan pengolahan bahan pustaka

Jumlah dokumen kebijakan pengembangan koleksi dan pengolahan bahan perpustakaan

Dokumen - - - 12 12

Terlaksananya pengembangan koleksi

Jumlah bahan perpustakaan yang diadakan dan langganan e-jurnal

Eksemplar 143,000 144,000 149,515 677,813 711,704

Terlaksananya pengolahan bahan perpustakaan secara cepat dan akurat

Jumlah bahan perpustakaan yang diolah

Eksemplar 40,000 42,00 0 44,000 46,000 48,300

3007 Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca

220,364,283 402,288,840 248,824,501 213,215,400 226,076,922

Terlaksananya pembinaan dan pengembangan perpustakaan

Jumlah perpustakaan yang dibina dan dikembangkan

Perpustakaan

795 810 900 990 1,089

Page 90: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

90

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Pengembangan gedung fasilitas layanan perpustakaan

Paket 1 1 1 1 1

Tercapainya pembudayaan gemar membaca

Jumlah kegiatan pembudayaan gemar membaca

Kali 71 88 100 100 110

Terselenggaranya pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengembangan perpustakaan

Jumlah perpustakaan yang terakreditasi

Perpustakaan

146 429 519 900 900

Tersedianya kebijakan di bidang pengembangan perpustakaan

Jumlah dokumen kajian dan kebijakan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca

Dokumen 2 2 2 2 2

3008 Kegiatan Pengembangan Pustakawan

2,441,777 2,009,099 2,341,937 15,294,600 16,824,058

Tercapainya peningkatan tenaga perpustakaan yang kompeten dan profesional

Jumlah pustakawan yang tersertifikasi

Orang 110 120 130 440 440

Page 91: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

91

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Tersedianya rumusan kebijakan pengembangan dan pembinaan tenaga perpustakaan

Jumlah dokumen kajian dan kebijakan pengembangan dan pembinaan tenaga perpustakaan

Dokumen 3 2 2 11 11

Terselenggaranya pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan dan tim penilai

Jumlah tim penilai dan tenaga perpustakaan yang dibina dan dikembangkan

Kali/Orang 3 kali 3 kali 3 kali 300 300

Jumlah peningkatan kompetensi tenaga perpustakaan

- - - 4,000 4,000

3009 Kegiatan Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Naskah Kuno

13,309,500 7,458,132 5,984,856 10,959,900 12,155,889

Terlaksananya pelestarian fisik dan nilai informasi bahan perpustakaan dan naskah kuno

Jumlah bahan perpustakaan dan naskah kuno yang dikonservasi

Eksemplar 26,000 26,250 26,500 14,200 15,000

Page 92: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

92

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah bahan perpustakaan dan naskah kuno yang dialihmediakan

Eksemplar 13,760 13,810 13,860 25,035 30,000

3010 Kegiatan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Karno

8,517,900 9,232,341 8,371,122 2,966,785 3,241,044

Terselenggaranya pelaksanaan pelayanan informasi perpustakaan

Jumlah pemustaka UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Orang 600,000 650,000 700,000 756,000 793,800

Terselenggaranya pengembangan dan pelestarian bahan perpustakaan

Jumlah pengadaan bahan perpustakaan terkait Bung Karno

Eksemplar 2,235 2,250 2,265 2,280 2,280

Terselenggarangnya kajian dan penelitian bahan perpustakaan tentang Bung Karno

Jumlah dokumen kajian dan kebijakan pengembangan layanan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Dokumen 1 2 1 1 2

Page 93: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

93

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Terlaksananya layanan umum UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Pengelolaan Administrasi Perpustakaan Bung Karno

Bulan 12 12 12 12 12

5272 Kegiatan Pengelolaan Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

6,753,500 5,372,460 4,462,584 2,485,547 2,734,098

Terselenggaranya pelaksanaan pelayanan informasi perpustakaan

Jumlah pemustaka UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Orang 100,000 102,500 105,000 110,500 118,388

Terselenggaranya pengembangan dan pelestarian bahan perpustakaan

Jumlah pengadaan bahan perpustakaan terkait Bung Hatta

Eksemplar 2,000 2,225 2,250 2,312 2,312

Terselenggarangnya kajian dan penelitian bahan perpustakaan tentang Bung Hatta

Jumlah dokumen kajian dan kebijakan pengembangan layanan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Dokumen - 1 1 1 1

Page 94: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

94

KODE LEMBAGA/PROGRAM/KEGIATAN

SASARAN LEMBAGA/PROGRAM

(OUTCOME)/ SASARAN KEGIATAN

(OUTPUT)

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET ALOKASI ANGGARAN (RIBUAN)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Terlaksananya layanan umum UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Pengelolaan Administrasi Perkantoran Perpustakaan Bung Hatta

Bulan 12 12 12 12 12

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MUHAMMAD SYARIF BANDO

Page 95: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

95

ANAK LAMPIRAN 2

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 92 TAHUN 2017

TENTANG

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL 2015-2019

MATRIKS KERANGKA REGULASI RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL TAHUN 2015-2019

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukkan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggung Jawab

Unit Terkait/ Institusi Target

Penyelesaian

1.

Tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan melalui penyusunan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang :

a. Standar Tenaga Perpustakaan Amanat Pasal 33 ayat (4), 34 ayat (4), 35 ayat (4), 37 ayat (3), 38 ayat (7), 39 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

Biro Hukum dan Perencanaan

Pusat Pengembangan Pustakawan, Kemenkumham

2015

b. Standardisasi dan Akreditasi Perpustakaan

Amanat Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

Biro Hukum dan Perencanaan

Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Kemenkumham

2015

2. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Pembudayaan Gemar Membaca

Amanat Pasal 76 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

Biro Hukum dan Perencanaan

Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Kemenkumham

2015

3. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi Perpustakaan Nasional

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025

Biro Hukum dan Perencanaan

Biro Umum Perpusnas, Kementerian PAN dan RB, Kemenkumham.

2015

Page 96: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

96

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukkan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggung Jawab

Unit Terkait/ Institusi Target

Penyelesaian

4. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Pembangunan Perpustakaan Model

Kajian Pengembangan Perpustakaan dan sesuai dengan Pasal 21 Ayat 2 huruf b Undang Nomor 43 Tahun 2007 Perpustakaan Nasional bertugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan

Biro Hukum dan Perencanaan

Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Pemerintah Daerah, Kemenkumham.

2017

5 Revisi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam

Inisiatif DPR-RI dan telah masuk dalam Prolegnas Tahun 2017

Biro Hukum dan Perencanaan

Direktorat Deposit Bahan Pustaka, Kemenkumham, Penerbit, Pemerintah Provinsi

2018

6.

Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Standar pengelolaan objek digital bahan perpustakaan.

Survey Asosiasi penyelenggaran jasa Internet Indonesia tahun 2016 mengenai perilaku pengguna internet di Indonesia

Biro Hukum dan Perencanaan

Kemenkumham, Penerbit.

2018

7 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Grand desain pengembangan perpustakaan lingkup nasional,

Amanat Pasal 33 ayat (4), 34 ayat (4), 35 ayat (4), 37 ayat (3), 38 ayat (7), 39 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

Biro Hukum dan Perencanaan

P3MB, Kemenkumham, Penerbit, Pemerintah Provinsi

2018

8 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Grand desain pengembangan koleksi bahan perpustakaan lingkup nasional,

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 Biro Hukum dan Perencanaan

Pusat Pengembangan Koleksi, Kemenkumham, Penerbit, Pemerintah Provinsi

2018

9 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Grand desain pengembangan tenaga perpustakaan lingkup nasional,

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 Biro Hukum dan Perencanaan

Pusat Pengembangan Pustakawan, Kemenkumham, Asosiasi Profesi, Pemerintah Provinsi

2018

Page 97: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

97

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau

Kebutuhan Regulasi

Urgensi Pembentukkan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian

Unit Penanggung Jawab

Unit Terkait/ Institusi Target

Penyelesaian

10 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Grand desain layanan perpustakaan lingkup nasional.

UU No.43 Tahun 2007, Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014

Biro Hukum dan Perencanaan

P3MB, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Kemenkumham, Pemerintah Provinsi

2018

11 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan.

Permen No 8 tahun 2012 tentang Tata Cara penerapan SKKNI

Biro Hukum dan Perencanaan

Pusat Pengembangan Pustakawan, Kemenkumham, Asosiasi Profesi, Pemerintah Provinsi

2018

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA, MUH. SYARIF BANDO

Page 98: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

ANAK LAMPIRAN 3 KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN

NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2017

TENTANG RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN

NASIONAL TAHUN 2015-2019

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 1. Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca dengan Memberdayakan Perpustakaan

IK 1 Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat 25.1 26,5 34.0 43.0 50.0

Definisi

Skala angka tertentu yang menunjukkan tingkat kebiasaan atau kesukaan masyarakat dalam

memperoleh pengetahuan dan informasi dari berbagai bentuk media pada responden yang dilakukan

secara mandiri dalam jangka waktu tertentu. Skala atau indeks ini diperoleh dengan melakukan survei

pada masyarakat yang kemudian diolah menggunakan perhitungan statistik dengan purposive sampling

sebagai perwakilan kemudian dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk Indonesia sehingga

menghasilkan nilai tersebut.

Metodologi yang digunakan adalah metode survey berdasarkan kajian yang dilaksanakan Pusat

Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca (2015). Komponen yang dihitung : (1) kegiatan

membaca yang dilakukan di waktu luang, (2) frekuensi aktifitas membaca per minggu, (3) lama waktu

membaca dalam kegiatan membaca perhari, (4) jumlah halaman buku yang dibaca per minggu, (5) jumlah

dana yang dialokasikan untuk beli buku per tahun, (6) frekuensi berkunjung ke perpustakaan per bulan

Baseline=25,1= hasil kajian Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca 2015

IK1 digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan tingkat kegemaran membaca masyarakat. Dihitung

capaian per tahun.

Sumber Data

Kajian Budaya Baca Masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Perpustakaan

dan Pengkajian Minat Baca (2015)

Cara Menghitung

Menghitung skala atau indeks berdasar survey.

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Skala Nilai (1 – 100) Maximize Deputi 2

Page 99: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

99

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 2. Terwujudnya Layanan Prima Perpustakaan

IK 2 Nilai tingkat kepuasan pemustaka 2.0 3.0 3.5 3.7 4.0

Definisi

Kepuasan pemustaka adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh pemustaka dengan membandingkan

antara kinerja atau hasil yang diperoleh dengan harapan. Apabila kinerja yang dihasilkan oleh perpustakaan

melebihi harapan maka pemustaka akan merasa sangat puas.

Tingkat kepuasan pemustaka ditentukan oleh tiga indikator:

(1) efek dari layanan atau kemampuan, sikap dan mentalitas tenaga perpustakaan dalam melayani pemustaka;

(2) kontrol terhadap informasi atau menyangkut tentang ketersediaan koleksi yang memadai, kekuatan koleksi

yang dimiliki, cakupan isi, kemudahan akses untuk menemukan koleksi, kemudahan navigasi, aktualitas, waktu

yang dibutuhkan dalam mendapatkan informasi, ketiadaan hambatan dalam mendapatkan akses informasi pada

saat dibutuhkan, peralatan, kenyamanan, dan kepercayaan diri;

(3) perpustakaan sebagai tempat atau kemampuan menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik dan

bagaimana perpustakaan dalam memanfaatkan ruang sebagai simbol dan tempat perlindungan.

Sumber Data

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Cara Menghitung

Ketiga indikator yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pemustaka diambil dari berbagai nilai (skala

likert) yang diperoleh dari tiap layanan yang diberikan oleh Pusat Preservasi Bahan Pustaka, Pusat

Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, dan Direktorat

Deposit Bahan Pustaka.

Skala Keterangan

1 Tidak Puas

2 Kurang Puas

3 Cukup Puas

4 Puas

5 Sangat Puas

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Skala Nilai (1-5) Maximize Deputi 1

Page 100: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

100

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 3. Terwujudnya Perpustakaan sebagai Pelestari Khazanah Budaya Bangsa

IK 3 Persentase peningkatan serah simpan KCKR

menjadi koleksi nasional 10% 24% 40% 60% 80%

Definisi

Peningkatan serah-simpan KCKR menjadi koleksi nasional adalah upaya untuk menghimpun, mengelola dan

melestarikan semua KCKR sebagai hasil karya intelektual anak bangsa.

Karya cetak adalah semua jenis terbitan dari setiap karya intelektual dan atau artistik yang dicetak dan

digandakan dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, peta, brosur dan sejenisnya yang diperuntukkan bagi

umum

Karya rekam adalah jenis rekaman dari setiap karya intelektual dan atau artistik yang direkam dan

digandakan dalam bentuk peta, piringan, dan bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan teknologi yang

diperuntukkan bagi umum.

Koleksi nasional adalah semua karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang

diterbitkan ataupun tidak diterbitkan baik yang berada di dalam maupun di luar negeri yang dimiliki oleh

perpustakaan di wilayah negara kesatuan RI

Sumber Data

Direktorat Deposit Bahan Pustaka

Cara Menghitung

Persentase peningkatan serah simpan KCKR menjadi koleksi nasional

X = Persentasepeningkatanserah-simpan KCKR menjadikoleksinasional

a = Jumlahtotal KCKR yang terhimpun pada tahun berjalan

b = Jumlah total KCKR yang terhimpunpadatahunsebelumnya

Baseline berdasarkan hasil penghimpunan koleksi KCKR Tahun sebelumnya

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase (0-100) Maximize Deputi 1

Page 101: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

101

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 3. Terwujudnya Perpustakaan sebagai Pelestari Khazanah Budaya Bangsa

IK 4 Persentase peningkatan pelestarian bahan

perpustakaan dan naskah kuno 15,11% 15,31% 15,44% 15.63% 16.48%

Definisi

Peningkatan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno adalah program pelestarian yang dihasilkan

melalui akumulasi hasil (outcome) konservasi, alih media, alih aksara, dan alih bahasa terhadap warisan budaya

tangible maupun intangible. Pada pelestarian naskah kuno dikhususkan pada konten, konservasi dan alih media

sedangkan pada bahan perpustakaan hanya dikhususkan melalui program konservasi dan alih media.

Sumber Data

Pusat Preservasi Bahan Pustaka

Cara Menghitung

Persentasi peningkatan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno:

X = (0,8 x a) + (0.2 x b)

Keterangan

X = Persentase peningkatan pelestarian

a = jumlah koleksi hasil konservasi dan alih media (eksemplar)

b = jumlah koleksi hasil alih aksara dan alih media (eksemplar)

Baseline berdasarkan hasil penghimpunan koleksi KCKR tahun 2015 sebesar 50.424 eksemplar

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase (0-100) Maximize Deputi 1

Page 102: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

102

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 4. Terwujudnya Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan

IK 5 Persentase perpustakaan sesuai standar nasional

perpustakaan 0.11% 0.30% 0.49% 0.52% 1%

Definisi

Perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan adalah perpustakaan yang mengikuti standar

perpustakaan yang terdiri atas:

o standar koleksi perpustakaan

o standar sarana dan prasarana, o standar pelayanan perpustakaan, o standar tenaga perpustakaan, o standar penyelenggaraan, o standar pengelolaan

Perpustakaan sesuai standar dihitung berdasarkan jumlah perpustakaan yang telah mengikuti dan

menerapkan standar nasional perpustakaan serta terdaftar dalam pangkalan data kelembagaan

perpustakaan dibandingkan dengan jumlah seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia.

Baseline =154.359 perpustakaan

IK2 digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan perpustakaan sesuai standar nasional

perpustakaan

Sumber Data

P3MB

Cara Menghitung

x=((a+b)/c)*100%

Keterangan

x adalah persentase peningkatan perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan

a : jumlah perpustakaan yang terdaftar sesuai standarpada tahun berjalan

b : jumlah total perpustakaan yang terdaftar sesuai standar pada tahun sebelumnya, dihitung mulai tahun

2015.

c : jumlah perpustakaan seluruh Indonesia = 154.359

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase (0-100) Maximize Deputi 2

Page 103: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

103

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 5. Tersedianya Kebijakan Pengembangan Perpustakaan, Pembudayaan Kegemaran Membaca

IK 6 Tingkat efektivitas kebijakan di bidang

perpustakaan 50 60 65 70 80

Definisi

Tingkat efektifitas kebijakan di bidang perpustakaan adalah tingkat kesesuaian kebijakan yang ditetapkan dalam

menyelesaikan permasalahan sebenarnya. Peraturan perundang-undangan di bidang perpustakaan meliputi

Peraturan Kepala Perpusnas, Keputusan Kepala Perpusnas, dan Surat Edaran Kepala Perpusnas.

Sumber Data

Biro Hukum dan Perencanaan

Cara Menghitung

1. Jumlah kebijakan di bidang perpustakaan yang masih berlaku.

2. Survey untuk mengukur tingkat implementasi kebijakan kepada masing-masing pengguna dan objeknya

Poin yang disurvey adalah: (a) proses sosialisasi; (2) implementasinya; (c) usulan perbaikan

3. Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Skala Nilai (1 – 100) Maximize Sekretariat Utama

Page 104: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

104

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 6. Terlaksananya Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan

IK 7 Persentase perpustakaan yang dibina dan

dikembangkan 0.62 1.27 1.00 1.30 1.30

Definisi

Perpustakaan yang dibina dan dikembangkan adalah perpustakaan yang telah mendapat bantuan

dari Perpustakaan Nasional meliputi : bantuan berupa koleksi, teknis dan pelatihan, bimtek,

asistensi program, sarana perpustakaan keliling, dana dekonsentrasi, perpustakaan pondok

pesantren, lembaga pemasyarakatan, daerah perbatasan, pulau- pulau terkecil, transmigrasi, RSUD,

puskesmas, komunitas, daerah tertinggal, daerah terluar dan daerah terkecil.

Baseline = 154.359 perpustakaan

IK7 digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan perpustakaan yang dibina dan

dikembangkan.

Sumber Data

P3MB, PPP, dan Pusdiklat

Cara Menghitung

X = (a+b)/c * 100%

Keterangan

x : persentase perpustakaan yang dibina dan dikembangkan dalam setahun a :

jumlah perpustakaan yang dibina dan dikembangkan dalam setahun

b : jumlah perpustakaan yang dibina dan dikembangkan tahun sebelumnya

c : baseline jumlah perpustakaan seluruhnya =154.359

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi Penanggungjawab

Persentase Maximize Deputi 2

Page 105: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

105

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 7. Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

IK 8 Persentase peningkatan alih bahasa dan alih

aksara naskah kuno 9.55% 9.78% 9.84% 9.99% 10.23%

Definisi

Alih aksara adalah proses pengalihan satu aksara dalam naskah yang biasanya tidak dikenali secara luas

ke dalam aksara yang diketahui oleh masyarakat luas. Alih bahasa adalah proses mengalihkan bahasa sumber

menjadi bahasa sasaran. Dalam konteks ini, menerjemahkan bahasa daerah dan asing yang tampak dalam naskah

ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian naskah kuno adalah hasil penelitian yang bersumber dari naskah kuno, baik

menyangkut substantif naskah, maupun aspek terkait dengan tradisi naskah seperti bahan, masyarakat pemilik

tradisinya, dan lain-lain.

Sumber Data

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Cara Menghitung

Persentase peningkatan alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno:

X= a/b x 100

X = persentase peningkatan alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno

a = jumlah penelitian yang dihasilkan Perpustakaan Nasional RI

b = jumlah total penelitian yang telah dihasilkan di Indonesia

c =jumlah naskah kuno di seluruh Indonesia

Baseline berdasarkan jumlah naskah di seluruh Indonesia data sampai dengan tahun 2016 sebanyak 33.519

eksemplar Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase (0-100) Maximize Deputi 1

Page 106: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

106

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 7. Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

IK 9 Persentase pelestarian fisik dan isi informasi

bahan perpustakaan dan naskah kuno 16.6% 16.8% 16.9% 17% 18%

Definisi

Upaya pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno yang sangat bernilai sebagai warisan budaya bangsa

Indonesia sehingga dapat tetap lestari dan dapat diakses kembali oleh masyarakat dalam bentuk analog maupun

informasinya dengan cara penerapan metode konservasi, restorasi dan alih media. Pelestarian ini merupakan

hasil akhir (outcome) dari usaha pelestarian tangible maupun intangible secara keseluruhan dari setiap program

yang dijalankan.

Sumber Data

Pusat Preservasi Bahan Pustaka

Cara Menghitung

Persentase peningkatan pelestarian dihitung dengan rumusan sebagai berikut:

X = Persentase peletarian

a = jumlah hasil pelestarian konservasi (eksemplar)

b = jumlah hasil pelestarian alih media digital (eksemplar)

c = jumlah hasil pelestarian reprografi (eksemplar)

Jumlah koleksi yang rusak berdasarkan survei 2013 sejumlah 387.514 eksemplar

Base line tahun 2015 berjumlah 63.760 eksemplar

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase (0-100) Maximize Deputi 1

Page 107: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

107

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 8. Terwujudnya Koleksi Nasional yang Lengkap dan Mutakhir

IK 10 Persentase penambahan koleksi nasional yang

lengkap dan mutakhir 10% 15% 20% 25% 30%

Definisi

Setiap tahun Perpustakaan Nasional RI memiliki kewajiban untuk menambah jumlah koleksinya dengan

memperhatikan kebutuhan pemustaka dan juga perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Koleksi Perpustakaan Nasional RI diperoleh melalui penghimpunan serah-simpan karya cetak dan karya rekam,

pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar, dan hasil alih media bahan perpustakaan.

Dalam mendukung terlaksananya pengembangan koleksi yang optimal, Perpustakaan Nasional RI juga

melakukan beberapa upaya berkelanjutan seperti: (1) melaksanakan eksplorasi kearifan lokal nusantara, yaitu

mengidentifikasi bentuk, keberadaan, dan informasi yang terkandung di dalam bahan perpustakaan hasil cipta,

rasa, dan karsa (kebudayaan) dari manusia baik yang berupa karya cetak dan karya rekam yang tersebar di

berbagai tempat di dalam negeri; (2) mengupayakan pengembalian naskah kuno nusantara yang berada di luar

negeri, yaitu dengan melakukan komunikasi dan koordinasi proaktif dengan pihak-pihak terkait terutama yang

memiliki atau mengetahui keberadaan naskah kuno nusantara di luar negeri. Sumber Data

Pusat Pengembangan Koleksi dan Bahan Pustaka

Cara Menghitung

Persentase penambahan koleksi Perpustakaan Nasional yang lengkap dan mutakhir:

X : persentase penambahan koleksi Perpustakaan Nasional yang lengkap dan mutakhir

a : jumlah bahan perpustakaan yang diadakan melalui penghimpunan serah-simpan karya cetak dan karya

rekam, pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar, dan hasil alih media bahan perpustakaan.

b : jumlah keseluruhan koleksi Perpustakaan Nasional RI

Baseline jumlah koleksi Perpustakaan Nasional RI tahun 2015 sebanyak 2.530.212 eksemplar Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase (0-100) Maximize Deputi 1

Page 108: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

108

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 9. Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional

IK 11 Persentase ketersediaan tenaga perpustakaan

(pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan) 2.74 2.89 3.04 3.32 3.63

Definisi

Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau

pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan dan pelayanan

perpustakaan

Pustakawan adalah jabatan fungsional tertentu yang dapat diangkat berdasarkan pendidikan formal

kepustakawanan dan/atau pelatihan kepustakawanan; pelatihan kepustakawanan berupa pendidikan dan

pelatihan calon pustakawan tingkat keterampilan dan calon pustakawan tingkat keahlian;

Tenaga teknis perpustakaan adalahtenaga non-pustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan

fungsi perpustakaan, misalnya, tenaga teknis komputer, tenaga teknis audio-visual, dan tenaga teknis

ketatausahaan

Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa

pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya,

sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugas secara professional, efektif dan efisien.

Diklat kepustakawanan yang menggunakan kurikulum mengacu standar kompetensi jabatan yang

dikembangkan dalam program diklat kepustakawanan

Metode diklat sesuai dengan tujuan dan program diklat bagi orang dewasa. Penyelenggaraan diklat

menggunakan Sarana dan prasarana Diklat ditetapkan sesuai dengan jenis Diklat dan jumlah peserta Diklat.

Instansi Pembina menetapkan standar kelengkapan sarana dan prasarana Diklat

Diklat dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non klasikal, Penyelenggaraan Diklat secara non

klasikal dapat dilakukan dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja, dan pelatihan dengan

sistem jarak jauh atau dengan e-Learning.

Sumber Data

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Cara Menghitung

X = (a/b )* 100%

Keterangan

X : Presentase tenaga perpustakaan yang telah mengikuti diklat

a : Jumlah tenaga perpustakaan yang telah lulus diklat

b : Jumlah tenaga perpustakaan (Baseline=356.049)

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase Maximize Deputi 2

Page 109: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

109

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 9. Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional

IK 12 Persentase peningkatan pustakawan

tersertifikasi 3.5 7.2 11.3 15.7 20.4

Definisi

Pustakawan tersertifikasi adalah pustakawan yang telah mengikuti asesmen sertifikasi dan dinyatakan

kompeten oleh Lembaga Sertifikasi Pustakawan (LSP). Sertifikasi tersebut dilakukan secara sistematis dan

objektif melalui uji kompe tensi yang mengacu pada SKKNI Bidang Perpustakaan.

Base line= 3.179 (jumlah pustakawan yang terdata di Pangkalan Data Pustakawan per Oktober 2016)

IK12 digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan sertifikasi pustakawan, dihitung secara

akumulasi.

Sumber Data

Pusat Pengembangan Pustakawan (Pangkalan Data Pustakawan dan Pangkalan Data LSP)

Cara Menghitung

x =((a+b)/c) * 100%

Keterangan

x : Presentase peningkatan pustakawan tersertifikasi

a : Baseline (3.179) = Jumlah pustakawan yang terdata di pangkalan data per Oktober 2016

b : Jumlah pustakawan yang tersertifikasi pada tahun berjalan

c : Jumlah total pustakawan yang telah tersertifikasi pada tahun sebelumnya, dihitung mulai tahun 2015.

Satuan Klasifikasi/Polarisasi Penanggungjawab

Persentase Maximize Deputi 2

Page 110: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

110

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 10. Terwujudnya Jejaring Nasional Perpustakaan

IK 13 Persentase peningkatan perpustakaan yang

tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan 0.23 0.33 0.50 0.70 1.1

Definisi

Jejaring nasional perpustakaan adalah sejumlah perpustakaan yang ada di Indonesia,baik milik lembaga

pemerintah maupun swasta, yang membentuk jaringankerjasama dalam bidang perpustakaan dengan

Perpustakaan Nasional RI melalui Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi.

Sumber Data

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Cara Menghitung

Persentase peningkatan perpustakaan dalam jejaring nasional perpustakaan:

X = persentase peningkatan perpustakaan dalam jejaring nasional perpustakaan

a = jumlah perpustakaan yang tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan

b = jumlah perpustakaan di seluruh Indonesia

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase Maximize Deputi 1

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 11. Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan

IK 14 Persentase tingkat kepatuhan unit kerja terhadap

PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah

100% 100% 100% 100% 100%

Definisi

Kepatuhan unit kerja terhadap PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

adalah pelaksanaan amanat oleh unit kerja di lingkungan Peprusnas untuk melaksanakan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah dalam rangka mewujudkan good government dan clean government.

Sumber Data

Inspektorat

Cara Menghitung

X = Ʃa/Ʃb x 100%

di mana:

Ʃa = jumlah unit kerja yang diaudit Inspektorat

Ʃb = jumlah unit kerja yang harus dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase Maximize Inspektorat

Page 111: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

111

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 11. Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan

IK 15 Persentase tingkat kepatuhan penerbit dan

perusahaan rekaman melaksanakan UU No.4

Tahun 1990 tentang Serah-Simpan KCKR

100 100 100 100 100

Definisi

Tingkat efektifitas pelaksanaan UU No. 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan KCKR adalah tingkat kepatuhan

para wajib serah KCKR sebagai bentuk pelaksanaan Undang-Undang No.4 tahun 1990 oleh para wajib serah.

Tingkat kepatuhan adalah sejauh mana penerbit dan pengusaha rekaman dalam mentaati peraturan dan Undang-

undang yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sumber Data

Direktorat Deposit Bahan Pustaka

Cara Menghitung

Tingkat efektifitas pelaksanaan UU No.4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan KCKR dihitung berdasarkan:

X = persentasetingkatkepatuhanparawajibserah KCKR

a = Jumlah total wajibserahyang menyerahkanhasil KCKR

b = Jumlah total wajib serah yang teridentifikasi

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase Maximize Deputi 1

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 11. Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan

IK 16 Persentase tingkat kepatuhan pelaksanaan UU

No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan 100 100 100 100 100

Definisi

Kepatuhan pelaksanaan UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan adalah kesadaran Perpusnas

dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai amanat dalam UU No.43 Tahun 2007. Komponen

pengukuran tingkat kepatuhan pelaksanaan UU No.43 Tahun 2007 meliputi: fungsi pelestarian (IK 4) dan fungsi

pembinaan (IK 5)

Sumber Data

Deputi 1 dan Deputi 2

Cara Menghitung

X = (a + b)/2

Keterangan:

a = persentase capaian IK 4

b = persentase capaian IK 5

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Persentase Maximize Deputi 1 dan Deputi 2

Page 112: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

112

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 12. Tersedianya Aparat Sipil Negara di Perpusnas yang Kompeten dan Profesional

IK 17 Nilai kompetensi dan integritas Aparat Sipil

Negara Perpusnas 86,2 86.5 86,7 86.9 87,1

Definisi

• Kompetensi adalah perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terindikasikan dalam

kemampuan dan prilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan

• Integritas adalah kecenderungan untuk sikap yang patuh pada aturan dan norma

Nilai kompetensi dan integritas Aparat Sipil Negara di Sestama adalah ukuran untuk mengetahui

tingkat kesesuaian kompetensi ASN terhadap tanggung jawab di Sestama agar kinerja yang diharapkan dapat

tercapai secara optimal. Komponen yang digunakan untuk mengukur kompetensi dan integritas dalam masa

transisi dari Renstra lama ke Renstra revisi menggunakan penilaian prestasi kerja sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dan

rekapitulasi finger print absensi.

Sumber Data

• Hasil penilaian SKP

• Finger Print Absen

Cara Menghitung

X = Ʃ(a*80%) + (b*100*20%)

n

di mana:

X = Rata-rata nilai kompetensi dan integritas ASN di unit kerja terhitung

a = Nilai SKP ASN di unit kerja terhitung

b = Persentase tingkat kehadiran SKP ASN di unit kerja terhitung

n = Jumlah ASN di unit kerja terhitung

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Nilai (0-100) Maximize Biro Umum

Page 113: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

113

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 13. Terwujudnya Birokrasi Perpusnas yang Efektif dan Efisien

IK 18 Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi di

Perpusnas 57 62 65 70 75

Definisi

Reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap

sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek: (a) kelembagaan atau organisasi; (b)

ketatalaksanaan atau business process; dan (c) sumber daya manusia aparatur. Reformasi birokrasi dilaksanakan

dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun atau membentuk profil dan perilaku aparatur negara

dengan : (1) integritas tinggi; (2) produktivitas tinggi dan bertanggung jawab; dan (3) kemampuan memberikan

pelayanan yang prima. Pelayanan prima adalah kepuasan yang dirasakan oleh publik sebagai dampak dari hasil

kerja birokrasi yang profesional.

Sasaran reformasi birokrasi adalah mengubah pola pikir (mindset) dan budaya kerja (cultural set), serta

sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada : (1) kelembagaan (organisasi); (2) budaya organisasi; (3)

ketatalaksanaan (sistem, proses, prosedur kerja yang efisien dan efektif); (4) deregulasi birokrasi (regulasi yang

lebih tertib, tidak tumpang tindih, kondusif); (5) sumber daya manusia (SDM yang kompeten, berintegritas,

profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera); (6) pengawasan internal (akuntabilitas kinerja); dan (7)

peningkatan kualitas pelayanan publik.

Sumber Data

Hasil penilaian lembar kerja evaluasi Kemenpan dan RB

Cara Menghitung

Akan dilaksanakan oleh Kemenpan RB dengan menggunakan instrumen yang sudah dirumuskan oleh

Tim Menpan RB.

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi Penanggungjawab

Nilai Maximize Inspektorat

Page 114: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

114

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 13. Terwujudnya Birokrasi Perpusnas yang Efektif dan Efisien

IK 19 Persepsi Inisiatif anti korupsi Perpusnas 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6

Definisi

Persepsi Inisiatif anti korupsi (PIAK) Perpusnas adalah pernilaian terhadap penerapan program-

program anti korupsi sebagai upaya optimalisasi pencegahan korupsi di lingkungan Perpusnas

Sumber Data

Pelaksanaan sistem anti korupsi

Cara Menghitung

Penilaian terhadap indikator utama dan indikator inovasi PIAK

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Nilai (1 – 10) Maximize Inspektorat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 14. Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses di Sestama

IK 20 Persepsi unit kerja terhadap kemudahan akses

informasi 3.0 3.0 4.0 4.0 4.0

Definisi

Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang

digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan

mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari.

Persepsi unit kerja terhadap kemudahan akses informasi adalah pernilaian terhadap sistem manajemen

pengetahuan sebagai fasilitas berbagi pengetahuan antar unit kerja

Sumber Data

Implementasi manajemen pengetahuan

Cara Menghitung

Survey terhadap unit kerja dalam memanfaatkan sistem manajemen pengetahuan dengan skala:

1. Belum ada sistem menajemen informasi

2. Ada sistem informasi namun belum maksimal pengembangannya

3. Ada sistem informasi dengan unit kerja berkontribusi content-nya

4. Ada sistem informasi dengan unit kerja aktif meng-update content-nya

5. Ada sistem informasi dan dimanfaatkan oleh pegawai

Frekuensi pemantauan dan pelaporan kinerja : Tahunan

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Nilai (1 – 5) Maximize Sekretariat Utama

Page 115: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

115

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 15. Terkelolanya Anggaran Sestama secara Optimal

IK 21 Opini BPK atas Laporan Keuangan Perpusnas WTP WTP WTP WTP WTP

Definisi

Opini BPK merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan

yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar

akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern. Indikator ini penting sebagai ukuran kewajaran

informasi keuangan yang disajikan oleh Perpusnas sebagai pertanggungjawaban terhadap stakeholder.

Sumber Data

Pemeriksaan keuangan oleh BPK

Cara Menghitung

Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh Pemeriksa (BPK), yakni:

• Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika

laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan

diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan,

perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik,

dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengambilan keputusan;

• WTP Dengan Paragraf Penjelasan (biasa disingkat WTP-DPP). Opini WTP-DPP dikeluarkan karena dalam

keadaan tertentu auditor harus menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak

mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporannya. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan

ditambahkannya paragraf penjelasan. Keadaan itu, misalnya, adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip

akuntansi, adanya keraguan tentang kelangsungan hidup lembaga pengelola keuangan. Salain itu, bisa juga

karena auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan

Standar Akuntansi Keuangan atau adanya penekanan atas suatu hal;

• Opini Wajar dengan pengecualian (biasa disingkat WDP) adalah opini audit yang diterbitkan jika sebagian

besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau item

tertentu yang menjadi pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan little adverse (ketidakwajaran

yang kecil) terhadap opini jenis ini, untuk menunjukan adanya ketidakwajaran dalam item tertentu, namun

demikian ketidakwajaran tersebut tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan;

• Opini tidak wajar adalah opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan mengandung salah saji material,

atau dengan kata lain laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jika laporan keuangan

mendapatkan opini jenis ini, berarti auditor meyakini laporan keuangan perusahaan/pemerintah diragukan

kebenarannya, sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan;

• Opini tidak menyatakan pendapat (TMP) oleh sebagian akuntan dianggap bukanlah sebuah opini, dengan

asumsi jika auditor menolak memberikan pendapat artinya tidak ada opini yang diberikan. Opini jenis ini

diberikan jika auditor itidak bisa meyakini apakah laporan keuangan wajar atau tidak. Opini ini bisa

diterbitkan jika auditor menganggap ada ruang lingkup audit yang dibatasi oleh perusahaan/pemerintah yang

diaudit, misalnya karena auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa

menyimpulkan dan menyatakan laporan sudah disajikan dengan wajar.

Satuan Klasifikasi Penanggungjawab

Opini Maximize Inspektorat

Page 116: PERPUSTAKAAN NASIONAL RI - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Renstra_Perpustakaan... · BAB I PENDAHULUAN ... Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

116

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BASE

LINE

TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

SS 15. Terkelolanya Anggaran Biro Hukum dan Perencanaan secara Optimal

IK 22 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Perpusnas 60 65 70 75 80

Definisi

Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Perpusnas adalah hasil penilaian akuntabilitas kinerja lembaga

dalam menerapkan Perpres No.29 Tahun 2014.

Sumber Data

Kelengkapan, ketepatan, dan kualitas dokumen SAKIP di Perpusnas

Cara Menghitung

Proses penilaiannya berdasarkan Permenpan No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan

• AA >90 -100 Sangat Memuaskan,

• A >80 – 90 Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel

• BB >70 – 80 Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal.

• B >60 – 70 Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk

manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.

• CC >50 – 60 Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem

yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban,

perlu banyak perbaikan tidak mendasar.

• C >30 - 50 Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen

kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar.

• D 0 - 30 Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk penerapan manajemen

kinerja; Perlu banyak perbaikan, sebagian perubahan yang sangat mendasar.

Dengan komponen dan bobot:

Komponen dan bobot:

• Perencanaan Kinerja 30%

• Pengukuran Kinerja 25%

• Pelaporan Kinerja 15%

• Evaluasi Internal 10%

• Capaian Kinerja 20%

Satuan Klasifikasi/Polaritas Penanggungjawab

Nilai (1 – 100) Maximize Sekretariat Utama

KEPALA PERPUSTAKAAN

NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA,

MUH. SYARIF BANDO