Perpajakan Aset

38
1 Dwi Martani Slide by : Jayu Pramudya, Nia Pramita Sari Departemen Akuntansi FEUI Slide 5 Pengukuran Aset

Transcript of Perpajakan Aset

Page 1: Perpajakan Aset

1

Dwi MartaniSlide by : Jayu Pramudya, Nia Pramita Sari

Departemen Akuntansi FEUI

Slide 5Pengukuran Aset

Page 2: Perpajakan Aset

2

Pengeluaran yang Tidak BolehDibebankan Sekaligus

Pasal 9 Ayat (2) UU PPh

Dikapitalisasi saat pengeluaran, untuk kemudian dibebankan melalui penyusutan

atau amortisasi.

Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Page 3: Perpajakan Aset

• Perolehan yang dipengaruhi hubungan istimewa.

• Tukar menukar harta.• Perolehan dalam rangka likuidasi,

penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha, kecuali ditentukan lain oleh Menkeu.

• Pengalihan selain dalam bentuk sumbangan keagamaan yang bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah; atau hibah kepada keluarga dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial sesuai ketentuan Menkeu.

• Pengalihan sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

Berlaku nilai sesuai nilai wajar/ harga pasar untuk:

3

Nilai Perolehan atau Pengalihan Aset (1)Pasal 10 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UU PPh

Page 4: Perpajakan Aset

• Pengalihan dalam bentuk sumbangan keagamaan yang bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah; atau hibah kepada keluarga dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial sesuai ketentuan Menkeu.

• Warisan.

Berlaku nilai sesuai nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak, untuk:

• Perolehan persediaan dan penghitungan harga pokok penjualan.

Berlaku nilai perolehan yang dilhitung secara rata – rata (Average) atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama (FIFO), untuk:

4

Nilai Perolehan atau Pengalihan Aset (2)Pasal 10 Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UU PPh

Page 5: Perpajakan Aset

PT. Maha, PT. Jonggring, dan PT. Saloka terlibat dalam transaksi pengalihan aset di tahun 2012. Berikut merupakan informasi terkait harta yang dimiliki oleh ketiga PT.

5

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

Keterangan Bus Hino Bus MB Bus ScaniaNilai Buku (Rp) 650.000.00

0725.000.00

0550.000.00

0Akumulasi Depresiasi (Rp)

300.000.000

325.000.000

200.000.000

Nilai Wajar (Rp) 425.000.000

375.000.000

425.000.000

Pemilik PT. Maha PT. Jonggring

PT. Saloka

Page 6: Perpajakan Aset

Bagaimakah penentuan nilai perolehan atau pengalihan, serta pengakuan keuntungan atau kerugian yang dilakukan untuk setiap transaksi berikut?

a. Bus Hino dipertukarkan dengan Bus Scania.

b. Bus MB dijual kepada PT. Maha dengan nilai kontrak Rp 325.000.000,00 akibat hubungan istimewa.

c. Bus Hino dan MB dialihkan akibat penggabungan PT. pemilik.

d. Bus Hino dan MB dialihkan akibat penggabungan PT. pemilik yang diakui Menkeu memenuhi unsur pooling of interest.

e. Bus Scania dialihkan kepada PT. Jonggring sebagai bentuk penyertaan modal atas 100 lot saham dengan nominal Rp 400,00 per lembar.

f. Bus Scania dihibahkan kepada badan sosial yang diakui Kemenkeu.

6

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

Page 7: Perpajakan Aset

Jawaban :a. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp

425.000.000,00PT. Maha mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.

(425.000.000 – (650.000.000 – 300.000.000))PT. Saloka mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.

(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000)) b. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp

375.000.000,00PT. Jonggring mengakui kerugian senilai Rp 25.000.000,00.

(375.000.000 – (725.000.000 – 325.000.000))c. Nilai perolehan dicatat PT. baru = Nilai Wajar

= Rp 425.000.000,00 (Hino) dan Rp 375.000.000,00 (MB)PT. Maha mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.

(425.000.000 – (650.000.000 – 300.000.000))PT. Jonggring mengakui kerugian senilai Rp 25.000.000,00.

(375.000.000 – (725.000.000 – 325.000.000))

7

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

Page 8: Perpajakan Aset

Jawaban :d. Nilai perolehan dicatat PT. baru = Nilai Sisa Buku

= Rp 350.000.000,00 (Hino) dan Rp 400.000.000,00 (MB)PT. Maha dan PT. Jonggring tidak mengakui keuntungan.

e. Nilai perolehan = Nilai Wajar= Rp 425.000.000,00

PT. Saloka mengakui keuntungan senilai Rp 75.000.000,00.

(425.000.000 – (550.000.000 – 200.000.000))

PT. Jonggring mencatat nilai Share Capital senilai Rp 200.000.000,00

(1.000 x 500 x 400) PT. Jonggring mencatat nilai Share Premium

senilai Rp 225.000.000,00(425.000.000 – 200.000.000)

f. Nilai perolehan dicatat badan sosial = Nilai Sisa Buku

= 550.000.000 – 200.000.000

= Rp 350.000.000,00PT. Saloka tidak mengakui keuntungan.

8

Ilustrasi(Nilai Pengalihan)

Page 9: Perpajakan Aset

Nilai Perolehan, PPN, dan PPnBM

Pembayaran atas

Perolehan Aset

Komponen yang

Dikapitalisasi

Biaya Pokok Ase

t

Biaya Pendukung

(Instalasi,

Angkutan)

Komponen yang

Dikapitalisasi atau

Dibebankan

PPnBM

Pajak Lain

(Bea

Masuk)

PPN Masukan yang tidak dapat

dikreditkan.

Komponen Tak

dikapitalisasi dan

Tak Dibebanka

nPPN Masukan yang dapat

dikreditkan.

9

Page 10: Perpajakan Aset

CV. Elbrus melakukan pembelian kendaraan secara impor menggunakan API dengan nilai kontrak $ 4.100. Perusahaan menanggung biaya asuransi, dan pengangkutan masing – masing 10% dan 15% dari cost, ditambah Bea Masuk Rp 15.750.000,00. Atas impor tersebut, dikenakan PPh 22, PPN, dan PPnBM bertarif 30%. Jika kurs port berlaku Rp 9.600,00/ USD dan kurs KMK berlaku Rp 9.800,00/ USD, bagaimanakah pencatatan dilakukan oleh CV. Elbrus?Jawaban :

Cost 4.100 PPh 22 = 2,5% x 65.975.000

Insurance 410 = 1.649.375

Freight 615 PPN = 10% x 65.975.000

5.125 = 6.597.500DPP = 5.125 x 9.800 + 15.750.000 PPnBM= 30% x 65.975.000

= 50.225.000 + 15.750.000 = 19.792.500

= 65.975.000

10

Ilustrasi(PPN dan PPnBM)

Page 11: Perpajakan Aset

Jawaban :Nilai dikapitalisasi = 5.125 x 9.600 + 15.750.000 + 19.792.500

= 49.200.000 + 35.542.500

= 84.742.500Jurnal

Kendaraan 84.742.500Pajak dibayar di muka PPh 22

1.649.375PPN Masukan 6.597.500

Kas92.989.375 11

Ilustrasi (PPN dan PPnBM)

DPP dan pencatatan akuntansi dapat mempergunakan acuan kurs yang berbeda.DPP menggunakan kurs KMK, pencatatan

akuntansi menggunakan kurs port.

Page 12: Perpajakan Aset

Komponen Dismantling Cost

Dismantling cost

yang dapat

dikapitalisasi.

Reklamasi untuk usaha

pertambangan.

Reforestasi untuk usaha

kehutanan.

Penutupan dan

pemeliharaan

tempat pengolahan limbah. 12

Page 13: Perpajakan Aset

Impairment AsetNet

Realizable Value (NRV) < Biaya

Net Realizable Value (NRV) > Biaya

13

Impairment

Tidak Impair

Page 14: Perpajakan Aset

PT. Kosciuzko memiliki persediaan barang dagangan yang dibagi dalam beberapa kategori, dengan rincian informasi sebagai berikut.

Di akhir tahun, seluruh persediaan barang dagangan telah terjual. Berapakah harga pokok penjualan yang dapat dibebankan sesuai ketentuan fiskal?

14

Ilustrasi(Impairment Persediaan)

Kategori Kualitas

Kuantitas

Nilai Perolehan

Satuan

NRV

Buruk 6.800 100.000 115.000Standar 5.400 115.000 120.000

Baik 9.500 120.000 135.000Superior 3.650 145.000 150.000

Page 15: Perpajakan Aset

Jawaban :Perpajakan mensyaratkan pencatatan aset

berdasarkan nilai perolehan. Oleh sebab itu, keberadaan NRV yang dijadikan acuan pencatatan akuntansi untuk melakukan impairment tidak memberikan implikasi fiskal tertentu. Fiskal tetap mengakui persediaan berdasar nilai perolehan, sedangkan kerugian akibat impairment bersifat tidak boleh dibebankan.Beban Harga Pokok Penjualan

= 6.800 x 100.000 + 5.400 x 115.000+ 9.500 x 120.000 + 3.650 x 145.000

= 680.000.000 + 621.000.000 + 1.140.000.000 +529.250.000

= Rp 2.970.250.000,00 15

Ilustrasi(Impairment Persediaan)

Page 16: Perpajakan Aset

16

Bangunan

Metode Garis Lurus (Straight Line)

Metode Garis Lurus (Straight Line)

Penyusutan dan Amortisasi AsetPasal 11 Ayat (1), (2), dan (7); serta Pasal 11A Ayat (1) UU PPh

Aset Tetap Berwujud Selain Bangunan dan

Aset Tak Berwujud Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining) dengan

penyusutan sekaligus di periode terakhir (close

ended).

Page 17: Perpajakan Aset

• Saat dilakukan pengeluaran terkait perolehan aset.

Ketentuan umum

• Saat bulan selesainya pengerjaan.

Bagi aset tetap berwujud yang dalam proses pembangunan atau pengerjaan.

• Saat aset mulai dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Bagi aset tetap berwujud yang telah dimintakan persetujuan Dirjen Pajak.

17

Saat Mulainya Penyusutan dan AmortisasiPasal 11 Ayat (3), (4), dan (5); serta Pasal 11A Ayat (2) UU PPh

Page 18: Perpajakan Aset

Kelompok Aset Masa Manfaat

Tarif Penyusuta

n(Metode

Garis Lurus)

Tarif Penyusutan

(Metode Saldo Menurun

Berganda)

Aset Berwujud Selain Bangunan dan Aset Tak Berwujud

Kelompok I 4 Tahun

25% 50%

Kelompok II 8 Tahun

12,5% 25%

Kelompok III 16 Tahun

6,25% 12,5%

Kelompok IV 20 Tahun

5% 10%

BangunanNon Permanen 10

Tahun10% -

Permanen 20 Tahun

5% -

18

Tarif Penyusutan dan AmortisasiPasal 11 Ayat (6), dan (7); serta Pasal 11A Ayat (2) UU PPh

Page 19: Perpajakan Aset

Di awal tahun 2012, CV. Denali mulai mempersiapkan rekonsiliasi untuk pelaporan SPT, dengan informasi terkait aset sebagai berikut.

Metode penyusutan garis lurus dipergunakan pada truk dan gedung, jumlah angka tahun pada jeep, serta saldo menurun berganda pada mesin. Jika secara akuntansi laba bersih perusahaan di tahun 2011 tercatat Rp 565.000.000,00, berapakah Penghasilan Kena Pajak yang seharusnya dilaporkan dalam SPT?

19

Ilustrasi(Rekonsiliasi Depresiasi A)

No.

Aset Tanggal

Perolehan

Nilai Perole

han

Nilai Sisa

Usia Akuntansi

Kategori

Fiskal

1. Truk Mei 2006

500.000.000

50.000.000

6 I

2. Jeep April 2010

325.000.000

25.000.000

5 II

3. Mesin Juli 2011

665.000.000

35.000.000

8 I

4. Gedung

Juni 1996

815.000.000

15.000.000

25 -

Page 20: Perpajakan Aset

Jawaban :Beban depresiasi menurut akuntansi= (1/6 x 450.000.000) + ((3/12 x 5/15) + (9/12 x 4/15) x 300.000.000) + (6/ 12 x 25% x 665.000.000) + (1/25 x 800.000.000)= 75.000.000 + 85.000.000 + 83.125.000+ 32.000.000= 275.125.000Beban depresiasi menurut fiskal= (12,5% x 325.000.000) + (6/12 x 25% x 665.000.000) +(5% x 815.000.000)= 40.625.000 + 83.125.000 + 40.750.000

= 164.500.000Laba fiskal = 565.000.000 – (164.500.000 – 275.125.000)

= Rp 675.625.000,00

20

Ilustrasi(Rekonsiliasi Depresiasi A)

Page 21: Perpajakan Aset

Fa. Kilimanjaro yang tengah mengalami kesulitan likuiditas melakukan pelepasan berbagai aset di akhir tahun, sebagai berikut.

Perusahaan mencatatakan laba bersih selain keuntungan atau kerugian pelepasan aset sebesar Rp 125.000.000,00. Berapakah total beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan?

21

Ilustrasi(Rekonsiliasi Depresiasi B)

No.

Aset Nilai Perole

han

Akumulasi

Depresiasi

Akuntansi

Akumulasi

Depresiasi

Fiskal

Harga Jual

1. Mesin 350.000.000

250.000.000

175.000.000

125.000.000

2. Kendaraan

285.000.000

55.000.000

105.000.000

190.000.000

3. Tanah 875.000.000

- - 800.000.000

4. Gedung

635.000.000

315.000.000

555.000.000

300.000.000

Page 22: Perpajakan Aset

Jawaban :Laba bersih sebelum pelepasan aset125.000.000Keuntungan pelepasan kendaraan 10.000.000Kerugian pelepasan mesin(50.000.000)Kerugian pelepasan tanah(75.000.000)Penghasilan kena pajak 10.000.000PPh badan 2.500.000PPh final = 5% x (800.000.000 + 300.000.000)

= 5% x 1.100.000.000= 55.000.000

Total beban pajak = 2.500.000 + 55.000.000

= 57.500.000

22

Ilustrasi(Rekonsiliasi Depresiasi B)

Page 23: Perpajakan Aset

Perubahan Estimasi Akuntansi

Metode Depresia

siNilai Sisa

AsetMasa

Manfaat Aset

23

Bentuk

Perubahan

Bersifat

Prospektif

Page 24: Perpajakan Aset

Koperasi Kaukasus memperoleh mesin produksi dengan nilai Rp 1.400.000.000,00 di awal tahun 2012 dan mendepresiasikannya berdasar metode saldo menurun berganda dengan nilai sisa Rp 50.000.000,00 dan masa manfaat lima tahun. Di akhir tahun 2013, mesin di-overhaul dengan biaya Rp 100.000.000,00. Perusahaan mengubah metode pencatatan menjadi saldo menurun berganda, nilai sisa dikoreksi menjadi Rp 75.000.000,00 dan masa manfaat bertambah dua tahun. Pajak menggolongkan aset ke dalam kelompok I dan mengenakan tarif 25% atas penghasilan koperasi. Bagaimana penjurnalan dilakukan pasca perubahan estimasi akuntansi tersebut?

Jawaban :Akumulasi depresiasi akuntansi 2013 = (5/15 + 4/15) x (1.400.000.000 – 50.000.000)

= 9/15 x 1.350.000.000

= 810.000.000

24

Ilustrasi(Perubahan Estimasi Akuntansi)

Page 25: Perpajakan Aset

Jawaban :Nilai buku pasca overhaul = 1.400.000.000 – 810.000.000 + 100.000.000

= 490.000.000, sisa masa manfaat 5 tahunDepresiasi akuntansi 2014 = 40% x 490.000.000

= 196.000.000Depresiasi fiskal 2014 = 1/ 4 x 1.400.000.000

= 350.000.000Liabilitas pajak tangguhan = 25% x (350.000.000 – 196.000.000)

= 25% x 154.000.000= 38.500.000

JurnalBeban depresiasi – Mesin196.000.000

Akumulasi depresiasi – Mesin196.000.000

Beban pajak tangguhan 38.500.000

Liabilitas pajak tangguhan 38.500.000

25

Ilustrasi(Perubahan Estimasi Akuntansi)

Page 26: Perpajakan Aset

26

Ketentuan Khusus Atas Penyusutan Penyusutan tidak boleh dilakukan atas aset

yang tidak dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Atas aset ini, keuntungan pengalihannya merupakan objek pajak, akan tetapi kerugian pengalihannya tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

Aset berupa tanah tidak dikenai penyusutan.

Atas aset yang dilakukan revaluasi, maka paska revaluasi dilakukan perubahan beban penyusutan sesuai dengan nilah hasil revaluasi.

Penyusutan aset bagi sektor industri tertentu dapat dikenai ketentuan berbeda, di antaranya dapat diberikan fasilitas percepatan pengakuan beban penyusutan, diatur oleh ketentuan Menkeu.

Page 27: Perpajakan Aset

27

Aset Diperuntukkan Bagi Pemangku Jabatan

Atas aset yang telah dikapitalisasi tersebut, segala bentuk biaya penyusutan,

pemeliharaan, perbaikan, operasional, dan asuransi, hanya dapat dibebankan sebesar

50% saja.

Biaya perolehan aset yang diperuntukkan bagi pemangku jabatan, seperti manajer atau

direktur, dapat dikapitalisasi sesuai nilai perolehan.

Page 28: Perpajakan Aset

28

Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal dapat dibebankan sekaligus atau diamortisasi.

Pengeluaran sebelum operasi komersial bermasa manfaat melebihi 1 tahun dapat dikapitalisasi dan diamortisasi.

Pengeluaran untuk perolehan hak atau pengeluaran lain di bidang penambangan minyak dan gas bumi diamortisasi dengan metode satuan produksi.

Pengeluaran untuk perolehan hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, serta hak pengusahaan sumber alam dan hasil alam diamortisasi dengan metode satuan produksi, dengan tarif maksimal 20% per tahun.

Pengeluaran di bidang usaha kehutanan, perkebunan tanaman keras, dan peternakan diamortisasi sejak dilakuannya pengeluaran atau sejak bulan produksi komersial (PMK No. 248/ PMK. 03/ 2008).

Ketentuan Khusus Atas AmortisasiPasal 11A Ayat (3), (4), (5), dan (6) UU PPh

Page 29: Perpajakan Aset

PT. Yamuna memiliki hak penambangan minyak bumi di Blok Arun dengan izin operasi legal selama 25 tahun. Perusahaan mengekspektasikan bahwa Blok Arun akan dapat menghasilkan 275.000.000 barel minyak bumi. Berikut merupakan informasi volume minyak bumi yang diekstraksi sepanjang empat tahun pertama operasi kilang.

Tahun 2009 20.000.000 barelTahun 2010 25.000.000 barelTahun 2011 40.000.000 barelTahun 2012 27.500.000 barel

Nilai keseluruhan hak penambangan adalah Rp 1.650.000.000,00. Berapakah beban amortisasi yang harus diakui PT. Yamuna setiap tahunnya?

29

Ilustrasi(Amortisasi Hak Penambangan Migas)

Page 30: Perpajakan Aset

Jawaban :Amortisasitahun 2009 =

= Rp 120.000.000,00

Amortisasi tahun 2010 = = Rp 150.000.000,00

Amortisasitahun 2011 = = Rp 240.000.000,00

Amortisasitahun 2012 = = Rp 165.000.000,00

30

Ilustrasi(Amortisasi Hak Penambangan Migas)

Page 31: Perpajakan Aset

PT. Mandura memiliki hak pengusahaan hutan jati di pesisir Utara Jawa dengan izin operasi legal selama 10 tahun. Pepohonan jati di hutan tersebut memiliki usia beragam, dan perusahaan mengekspektasikan bahwa 130.000.000 meter kubik kayu gelondongan akan dapat dihasilkan sepanjang pengelolaan. Berikut merupakan informasi volume kayu jati yang ditebang sepanjang dua tahun pertama operasi perusahan.

Tahun 2011 22.750.000 meter kubikTahun 2012 27.500.000 meter kubik

Nilai keseluruhan hak pengusahaan hutan adalah Rp 3.250.000.000,00. Di awal tahun 2013, PT. Mandura mengalihkan hak tersebut kepada perusahaan lain dengan nilai kontrak Rp 2.100.000.000,00. Berapakah keuntungan atau kerugian yang harus diakui oleh PT. Mandura atas pengalihan tersebut sesuai ketentuan perpajakan?

31

Ilustrasi(Amortisasi Hak Pengusahaan Hutan)

Page 32: Perpajakan Aset

Jawaban :Tarif amortisasi tahun 2011 = = 17,5%Amortisasi tahun 2011 = 17,5% x 3.250.000.000

= Rp 568.750.000,00Tarif amortisasi tahun 2012 = = 21,15%Batas maksimum tarif amortisasi adalah 20% per tahun.Amortisasi tahun 2012 = 20% x 3.250.000.000

= Rp 650.000.000,00Nilai Buku Netto Aset = 3.250.000.000 - 568.750.000 - 650.000.000

= Rp 2.031.250.000,00 PT. Mandura mengakui nilai pengalihan Rp 2.100.000.000,00 sebagai keuntungan dan mengakui nilai sisa buku Rp 2.031.250.000,00 sebagai kerugian.

32

Ilustrasi(Amortisasi Hak Pengusahaan Hutan)

Page 33: Perpajakan Aset

33

Atas pengalihan yang bersifat umum.

Nilai sisa buku diakui sebagai kerugian, dan

nilai penjualan atau nilai penggantian asuransi

diakui sebagai penghasilan.

Pengalihan Umum Aset TetapPasal 11 Ayat (8), dan (9); serta Pasal 11A Ayat (7) UU PPh

Jika nilai penggantian asuransi baru diketahui

di masa mendatang, maka pencatatan

kerugian dan penghasilan dapat dilakukan di masa

mendatang, berdasar izin Dirjen Pajak.

Page 34: Perpajakan Aset

34

Pengalihan dalam bentuk sumbangan keagamaan yang

bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau

disahkan pemerintah; atau hibah kepada

keluarga dalam garis keturunan lurus satu

derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan

sosial sesuai ketentuan Menkeu.

Pengalihan Khusus Aset TetapPasal 11 Ayat (10); serta Pasal 11A Ayat (8) UU PPh

Atas warisan.

Nilai sisa buku tidak diakui sebagai kerugian

oleh pihak yang melakukan pengalihan.

Page 35: Perpajakan Aset

35

Penilaian Kembali Aset TetapPasal 19 UU PPh dan PMK No. 79 Tahun 2008

Atas revaluasi dikenakan tarif pajak sebesar 10% dan bersifat final.

Dasar Pengenaan Pajak = Nilai Hasil Revaluasi – Nilai Sisa Buku Fiskal

Pajak terutang tersebut dapat diangsur hingga maksimal 12 bulan.

Revaluasi dilaksanakan untuk dapat memberikan penyajian laporan keuangan yang reliabel, sesuai dengan kondisi nilai wajar atas aset perusahaan.

Persyaratan khusus untuk revaluasi aset meliputi diperolehnya izin Menteri Keuangan,

dipergunakannya jasa penilai (appraisal) yang memiliki kompetensi di bidangnya, serta

dilaksanakan paling cepat setiap 5 tahun sekali.

Page 36: Perpajakan Aset

36

Pembatasan Pengalihan Aset Dikenai RevaluasiPMK No. 79 Tahun 2008

• Pengalihan yang bersifat force majeur, seperti akibat kebijakan pemerintah atau keputusan pengadilan.

• Pengalihan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha.

• Penarikan aset dari penggunaan akibat kerusakan berat yang tidak dapat diperbaiki.

Aset tetap yang telah dikenai revaluasi fiskal tidak diperbolehkan untuk dialihkan hingga jangka 10 tahun setelah revaluasi. Pengecualian dapat diberikan atas situasi pengalihan berikut:

Sanksi atas pelanggaran adalah pengenaan tambahan pajak bersifat final dengan tarif 15%.

Page 37: Perpajakan Aset

Referensi

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kieso, Weygandt, and Warfield. 2010. “Intermediate Accounting IFRS Edition”. New York: Wiley and Sons.

Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

37

Page 38: Perpajakan Aset

38

Dr. Dwi MartaniDepartemen Akuntansi FEUI

[email protected] atau [email protected]

081318227080/ 08161932935http:/staff.blog.ac.id/martani/

Terima Kasih