Pernikahan menurut Islam

38
Di susun oleh : 1. Absari Setiowati (Pemberi materi & peringkas) 2. Alinda Apriliyani (pemberi materi & peringkas & penjawab) 3. Amelia Nur Afifah (pemberi mater & peringkas & penjawab) 4. Arievia Gusrien Triana (pemberi materi & peringkas) 5. Devi Zabrina (pemberi materi) 6. Diah Winarsih (pemberi materi & peringkas) 7. Gizza Destia Fanny (pemberi materi & peringkas) 8. Kamilia (pemberi materi & peringkas) 9. Rani Anisya Fitri Yani (pemberi materi & peringkas & moderator) 10. Rima Ayu Fitriana (pemberi materi & peringkas & notulis)

description

Pernikahan adalah hal yang sakral dan di lakukan sekali seumur hidup serta perceraian adalah hal yang di benci Allah SWT....

Transcript of Pernikahan menurut Islam

Page 1: Pernikahan menurut Islam

Di susun oleh :1. Absari Setiowati (Pemberi materi & peringkas)2. Alinda Apriliyani (pemberi materi & peringkas &

penjawab)3. Amelia Nur Afifah (pemberi mater & peringkas &

penjawab)4. Arievia Gusrien Triana (pemberi materi &

peringkas)5. Devi Zabrina (pemberi materi)6. Diah Winarsih (pemberi materi & peringkas)7. Gizza Destia Fanny (pemberi materi & peringkas)8. Kamilia (pemberi materi & peringkas)9. Rani Anisya Fitri Yani (pemberi materi &

peringkas & moderator)10. Rima Ayu Fitriana (pemberi materi & peringkas &

notulis)

Page 2: Pernikahan menurut Islam

PERNIKAHAN

Page 3: Pernikahan menurut Islam

Nikah

• Pengertian Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut ilmu fikih, nikah adalah akad yang menghalalkan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sesuai dengan ketentuan syariat islam.

Page 4: Pernikahan menurut Islam

• Hukum-hukum Nikah hukum nikah ini dapat dibagi menjadi lima macam, salah satunya seperti hadis HR. Bukhari dan Muslim dibawah ini :

!   م�ن� �اب� ب �لش� ا ر� م�ع ش� �ا ي وسلم عليه الله صلى �ه� �لل ا س�ول� ر� �ا �ن ل ق�ال�ح ص�ن� , ,

� و�أ �ص�ر� ب �ل ل �غ�ض" أ �ه� �ن ف�إ و�ج �ز� �ت ي ف�ل �اء�ة� ب �ل ا �م� ك م�ن �ط�اع� ت اساء0 , ; و�ج� �ه� ل �ه� �ن ف�إ � �الص�و م ب ه� �ي ف�ع�ل �ط�ع ت �س ي �م ل و�م�ن ج� ف�ر �ل   ل

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mempunyai kemampuan (secara fisik dan harta), hendaknya ia menikah, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat meredam (syahwat) .

1. Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga dapat memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan - keperluan lain yang mesti dipenuhi.

2. Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan terjerumus dalam perzinaan.

Page 5: Pernikahan menurut Islam

3. Makruh, bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan karena tidak mampu memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah syahwat.

4. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia - nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu memberi belanja kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak.

5. Mubah, bagi orang - orang yang tidak terdesak oleh hal - hal yang mengharuskan segera nikah atau yang mengharamkannya.

Page 6: Pernikahan menurut Islam

• Tujuan Nikah Sesungguhnya perintah itu ikatan yang mulia dan penuh barakah. Allah SWT mensyari’atkan untuk kemaslahatan hamba-Nya dan kemanfaatan bagi manusia, agar tercapai maksud-maksud yang baik dan tujuan-tujuan yang mulia. Dan yang terpenting dari tujuan pernikahan ada dua, yaitu:1. Mendapatkan keturunan atau anak

Sungguh ada dalam hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhuberkata : Adalah Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kami menikah dan melarang membujang dengan larangan yang keras dan belia bersabda :

“Nikahkah oleh kalian perempuan-perempuan yang pecinta dan peranak, maka sungguh aku berbangga dengan banyaknya kalian dari para Nabi di hari kiamat.”

2. Menjaga diri dari yang haramSungguh diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata : telah berkata Rasulullah .:

“Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian yang mampu maka nikahlah, karena sesungguhnya itu dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan, maka barang siapa yang tidak mampu hendaknya dia berpuasa, karena sesungguhnya itu bentengbaginya.”

Page 7: Pernikahan menurut Islam

• Rukun nikah1. Pengantin laki-laki2. Pengantin perempuan3. Wali4. Dua orang saksi laki-laki5. Mahar6. Ijab dan kabul (akad nikah)

Page 8: Pernikahan menurut Islam

1. Syarat calon suamiIslamLaki-laki yang tertentuBukan lelaki muhrim dengan calon istriMengetahui wali yang sebenarnya bagi akad

nikah tersebutBukan dalam ihram haji atau umrohDengan kerelaan sendiri dan bukan paksaanTidak mempunyai empat orang istri yang sah

dalam suatu waktuMengetahui bahwa perempuan yang hendak

dinikahi adalah sah dijadikan istri

Page 9: Pernikahan menurut Islam

2. Syarat bakal istri IslamPerempuan yang tertentuBukan perempuan muhrim dengan calon

suamiBukan seorang banciAkil BalighBukan dalam ihram haji atau umrohTidak dalam iddahBukan istri orang

Page 10: Pernikahan menurut Islam

3. Syarat wali Islam, bukan kafir dan murtadLelaki dan bukannya perempuanTelah pubertasDengan kerelaan sendiri dan bukan paksaanBukan dalam ihram haji atau umrohTidak fasikTidak cacat akal pikiran, gila, terlalu tua dan

sebagainya.

Page 11: Pernikahan menurut Islam

MerdekaTidak dibatasi kebebasannya ketimbang

membelanjakan hartanyaBiasanya yang berhak adalah bapak

kandung dan saudara laki-laki sekandung.• Jenis-jenis wali

1.Wali mujbir2.Wali aqrab3.Wali ab’ad4.Wali raja/hakim

Page 12: Pernikahan menurut Islam

4. Syarat-syarat saksi Sekurang-kurangya dua orang Islam Berakal Telah pubertas Laki-laki Memahami isi lafal ijab dan qobul Dapat mendengar, melihat dan berbicara Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan

tidak terlalu banyak melakukan dosa-dosa kecil) Merdeka

Page 13: Pernikahan menurut Islam

5. Syarat ijab Pernikahan nikah ini hendaklah tepat Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran Diucapkan oleh wali atau wakilnya Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti

mutaah(nikah kontrak atau pernikahan (ikatan suami istri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muataah)

Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafalkan)

Contoh bacaan Ijab:Wali/wakil Wali berkata kepada calon suami:"Aku nikahkan Anda dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawin berupa seperangkap alat salat dibayar tunai".

Page 14: Pernikahan menurut Islam

6. Syarat qobul Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab Tidak ada perkataan sindiran Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab

tertentu) Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(seperti

nikah kontrak) Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu qobul

dilafalkan) Menyebut nama calon istri Tidak ditambahkan dengan perkataan lain

Contoh sebutan qabul(akan dilafazkan oleh bakal suami):"Aku terima nikahnya dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawin berupa seperangkap alat salat dibayar tunai" ATAU "Aku terima Diana Binti Daniel sebagai istriku".

Page 15: Pernikahan menurut Islam

• Hikmah PernikahanCara yang halal dan suci untuk menyalurkan

nafsu syahwat melalui ini selain lewat perzinahan, pelacuran, dan lain sebagainya yang dibenci Allah dan amat merugikan.

Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman

Bertambahnya wibawa atau martabatnya.Melaksanakan tuntutan syariatMembuat keturunan yang berguna bagi

agama, bangsa dan negara.

Page 16: Pernikahan menurut Islam

Sebagai media pendidikan: Islam begitu teliti dalam menyediakan lingkungan yang sehat untuk membesarkan anak-anak. Anak-anak yang dibesarkan tanpa orangtua akan memudahkan untuk membuat sang anak terjerumus dalam kegiatan tidak bermoral. Oleh karena itu, institusi kekeluargaan yang direkomendasikan Islam terlihat tidak terlalu sulit serta sesuai sebagai petunjuk dan pedoman pada anak-anak

Mewujudkan kerjasama dan tanggungjawabDapat mengeratkan silaturahim

Page 17: Pernikahan menurut Islam

PERCERAIAN (TALAK) DALAM ISLAM

Page 18: Pernikahan menurut Islam

TALAK

• Pengertian talakTalak secara bahasa : Melepaskan.Secara syar’i : Melepaskan ikatan pernikahan secara menyeluruh atau sebagiannya. (Al-mulakhos Al-Fiqhiy : 410)

Page 19: Pernikahan menurut Islam

• Lafal Thalaq a. Talak Sarih

Lafaz yang jelas dengan bahasa yang berterus-terang seperti “Saya talak awak” atau “Saya ceraikan awak” atau “Saya lepaskan awak menjadi isteri saya” dan sebagainya.

b. Talak KinayahLafaz yang digunakan secara sindiran oleh suami seperti “Pergilah awak ke rumah mak awak” atau “Pergilah awak dari sini” atau “Saya benci melihat muka awak” dan sebagainya. Namun, lafaz kinayah memerlukan niat suaminya yaitu jika berniat talak, maka jatuhlah talak tetapi jika tidak berniat talak, maka tidak berlaku talak.

Page 20: Pernikahan menurut Islam

• Bilangan TalakAda beberapa tahapan salam pelaksanaan talak. Secara bertahap talak terdiri dari tiga kali. Pada talak pertama dan kedua, suami-istri masih diperkenankan rujuk kembali selama masih dalam masa idah. Tetapi bil amasa idahnya sudah selesai, keduanya menikah kembali. Allah SWT berfirman :

و� � أ وف� ع�ر� ب�م� اك إم�س� ف� ت�ان� ر� م� الط�الق�

ان� ب�إ�ح�س� ر�يح ت�س�“Thalak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah

itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” (Al Baqarah : 229)

Page 21: Pernikahan menurut Islam

• Hukum TalakBerkata Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan : “Adapun hukumnya berbeda-beda sesuai dengan perbedaan keadaan, terkadang hukumnya mubah, terkadang hukumnya makruh, terkadang hukumnya mustahab (sunnah), terkadang hukumnya wajib, dan terkadang hukumnya haram. Hukumnys sesuai dengan hukum yang lima.” (Al-Mulakhos Al-Fiqhiy : 410)1. Makruh

Talak yang hukumnya makruh yaitu ketika suami menjatuhkan thalaq tanpa ada hajat (alasan) yang menuntut terjadinya perceraian. Padahal keadaan rumah tangganya berjalan dengan baik.

2. HaramTalak yang hukumnya haram yaitu ketika di jatuhkan tidak sesuai petunjuk syar’i. Yaitu suami menjatuhkan thalaq dalam keadaan yang dilarang dalam agama kita. dan terjadi pada dua keadaan:Pertama : Suami menjatuhkan thalaq ketika istri sedang dalam keadaan haidKedua : Suami menjatuhkan thalaq kepada istri pada saat suci setelah digauli tanpa diketahui hamil/tidak.

Page 22: Pernikahan menurut Islam

3. Mubah (boleh)Talak yang hukumnya mubah yaitu ketika suami (berhajat) atau mempunyai alasan untuk menalak istrinya. Seperti karena suami tidak mencintai istrinya, atau karena perangai dan kelakuan yang buruk yang ada pada istri sementara suami tidak sanggup bershabar kemudian menceraikannya. Namun bershabar lebih baik.

يه�   ف� الله� ع�ل� ي�ج� و� ي�ئ$ا ش� ه�وا ت�ك�ر� أ�ن� ى ع�س� ف� ت�م�وه�ن� ك�ر�ه� إ�ن� ف�ا ك�ث�ير$ ا ي�ر$ خ�

“Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa’ : 19)

Page 23: Pernikahan menurut Islam

4. SunnahTalak yang hukumnya sunnah ketika di jatuhkan oleh suami demi kemaslahatan istrinya serta mencegah kemudharatan jika tetap bersama dengan dirinya, meskipun sesungguhnya suaminya masih mencintainya. Seperti sang istri tidak mencintai suaminya, tidak bisa hidup dengannya dan merasa khawatir tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Talak yang dilakukan suami pada keadaan seperti ini terhitung sebagai kebaikan terhadap istri. Hal ini termasuk dalam keumuman firman Allah subhaanahu wata’ala :

ن�ين� س� الم�ح� ي�ح�ب2 الله� إ�ن� ن�وا أ�ح�س� و�“Dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. Al Baqarah :195)

5. WajibTalak yang hukumnya wajib yaitu bagi suami yang meng-ila’ istrinya (bersumpah tidak akan menggauli istrinya lebih dari 4 bulan -ed.) setelah masa penangguhannya selama empat bulan telah habis, bilamana ia enggan kembali kepada istrinya. Hakim berwenang memaksanya untuk menalak istrinya pada keadaan ini atau hakim yang menjatuhkan thalak teersebut. (Silahkan lihat Al-Mulakhos Al-Fiqhiy, Fiqih Muyyasar dan yang lainnya)

Page 24: Pernikahan menurut Islam

• Macam-macam Talak A. Talak Raj’i

Talak raj’i dibagi menjadi 2 macam yaitu :1. Talak Kinayah2. Talak sarih

B. Talak ba'in Talak bain ada 2 macam :3.Talak ba'in shughra (kecil)4.Talak ba'in kubra (besar)C. Talak muallaq D. Talak Al-batah E. Talak Mujaz

Page 25: Pernikahan menurut Islam

• Syarat talak, yaitu:a. Islam, suami istri beragama islam dan melakukan akad nikah

secara islamb. Baligh, suami sudah dewasac. Berakal sehat, d. Merdeka, e. Istri sedang dalam iddah dari talak raj’I maupun talak ba’in surga

• rukun talak, yaitu :a. Niat atau ‘azamb. Lafal atau kata – kata yang menegaskan adanya talakc. Talak dapat jatuh kepada istri, jika suami sengaja berniat untuk

menceraikan istrinya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, riwayat dari Umu Suler yang artinya :“Bahwasanya talak itu menurut niatnya.” (H.R. Nasa’i)

Page 26: Pernikahan menurut Islam

• Hikmah Talak1. Merupakan jalan keluar darurat dari kemelut rumah

tangga yang berkepanjangan.2. Perceraian memungkinkan kedua belah pihak

kembali saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

3. Sebagai pembuka jalan untuk merintis kembali mencari pasangan yang baru yang lebih sesuai.

Menghindari kemudharatan dan penderitaanMelestarikan tali silaturahmiMemberikan kedamaian lahir dan batinMemungkinkan untuk ishilah (berdamai)Berpisah dengan baik-baik

Page 27: Pernikahan menurut Islam

MASA IDDAH DALAM ISLAM

Page 28: Pernikahan menurut Islam

IDAH

• Pengertian IdahIddah adalah masa menunggu bagi istri yang ditinggal mati atau bercerai dari suaminya untuk dibolehkan menikah kembali dengan laki-laki lain.Allah Ta’aala berfirman :

وء� ر� ق� ث�الث�ة� ن� ه� س� ب�أ�نف� ن� ب�ص� ي�ت�ر� ات� و�الم�ط�ل�ق�“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’” (Qs. Al-Baqarah :228)

Page 29: Pernikahan menurut Islam

• Macam-macam iddah 1. Iddah Hamil

Bagi wanita hamil yang diceraikan oleh suaminya, masa iddahnya sampai melahirkan anak yang dikandungnya itu, baik cerai mati maupun cerai hidup. … ت� �وال� و�أ ح م�ال�

� األ �ه�ن� ل ج�� أ �ن أ �ض�ع ن� ي �ه�ن� …ح�م ل

Artinya :“... Sedangkan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai melahirkan kandungannya... ” (Q.S. Ath-Thaalaq / 65 : 4)

Page 30: Pernikahan menurut Islam

2. Iddah Cerai Mati1)Bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, dan ia tidak

sedang hamil, maka iddahnya 4 bulan 2)sepuluh hari.

�ذ�ين و�ال �و�ف�و ن� �ت ي �م م�نك ون� �ذ�ر� و�ي و�اج?ا ز� أ �ص ن� ب �ر� �ت ي ه�ن� نف�س�

� �أ ب �ع�ة� ب ر� أ

… Cه�ر ش ا ر? و�ع�ش� أ

Artinya :“Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri hendaklah mereka (istri-istri) menunggu empat bulan sepuluh hari... ” (Q.S. Al-Baqarah / 2 : 234)

2) Bagi wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, dan ia sedang hamil maka iddahnya sebagaimana iddah hamil, yaitu sampai melahirkan anak yang dikandungnya.

Page 31: Pernikahan menurut Islam

3. Iddah Cerai Hidup1) Bagi wanita yang dicerai hidup oleh suaminya, dan ia masih haid,

iddahnya tiga kali suci. … وء� ر� ق� ث�ة� ث�ال� ن� ه� س� ب�أ�نف� ن� ب�ص� ات�وي�ت�ر� ال�م�ط�ل�ق�

Artinya :“Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali quru’... ” (Q.S. Al-Baqarah / 2 : 228)

2) Jika perempuan yang dicerai hidup tersebut belum atau sudah tidak haid (menopause) atau masih di bawah umur maka iddahnya tiga bulan.

ن� م� ال�م�ح�يض� م�ن ائ�ك�م� نDس� إ�ن� ت�ب�ت�م� ار� ن� ع�د�ت�ه� ف� ث�ة� ث�ال� ر� ه� أ�ش�ئ�ي و�الال� ن� ي�ئ�س�

… ئ�ي و�الال� ل�م� ن� ي�ح�ض�Artinya :“Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara

istri-istrimu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka iddah mereka adalah tiga bulan, dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid... ” (Q.S. Ath-

Thaalaq / 65 : 4)

Page 32: Pernikahan menurut Islam

• Hak-hak istri dalam masa iddah 1. Istri yang taat dalam idah raj’iyyah berhak atas tempat tinggal

(rumah), pakaian da belanja hidup tiap hari selama masih idah.2. Istri yang dalam idah ba’in dan sedang hamil, berhak atas

tempat tinggal, pakaian, dan biaya setiap ahri.... �ن و�إ �ن� ك ت� �وال� أ Cل نف�ق�وح�م

� ف�أ ه�ن� �ي ع�ل Iى� ح�ت �ض�ع ن� ي �ه�ن� ... ح�م ل Artinya :“... Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang

hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya ...” (Q.S. Ath-Thaalaq / 65 : 6)

3. bagi istri yang idah ba’intetapi tidak hamil,baik talak tebus/khulu/talak tiga.

4. Sedang istri yang cerai mati tidak mendapatkan hak idah karena ia sekaligus memperoleh harta warisannya.

Page 33: Pernikahan menurut Islam

RUJUK DALAM ISLAM

Page 34: Pernikahan menurut Islam

RUJUK

• PengertianRujuk adalah mengembalikan istrinya yang tertalak yang bukan pada talak bain kepada keadaan sebelum terjadinya talak tanpa adanya akad.

• Dari Al-Qur’an• ا الح$ إ�ص� اد�وا ر�

أ� إ�ن� ذ�ل�ك� ف�ي دDه�ن� ب�ر� ق2 أ�ح�• “…dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam

masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah.” (Qs. Al-Baqarah : 228)

Page 35: Pernikahan menurut Islam

Hukum rujuk

• WajibBagi suami yang menceraikan isterinya yang belum menyempurnakan gilirannya dari isteri-isterinya yang lain

• HaramSuami merujuk isterinya dengan tujuan untuk menyakiti atau memudaratkan isterinya itu

• MakruhApabila penceraian lebih baik antara suami dan isteri

• HarusSekirannya rujuk boleh membawa kebaikan bersama

Page 36: Pernikahan menurut Islam

Rukun rujuk

Suami : • Berakal• Baligh• Dengan kerelaan sendiri•

Istri :• Telah disetubuhi• Berkeadaan talak raj’i• Bukan dengan talak tiga• Bukan cerai secara khuluk• Masih dalam idah

Page 37: Pernikahan menurut Islam

Lanjutan....

Lafaz :• Ucapan yang jelas menyatakan rujuk• Tiada disyaratkan dengan khiar atau pilihan• Disegerakan tanpa dikaitkan dengan taklik

atau bersyarat• Dengan sengaja dan bukan paksaan

Page 38: Pernikahan menurut Islam

Contoh lafaz rujuk

Lafaz sarih• Lafaz terang dan jelas menunjukkan rujuk. Contoh :

“Saya rujuk awak kembali” atau “Saya kembali semula awak sebagai isteri saya.”Lafaz kinayah

• Lafaz kiasan atau sindiran. Contoh : “Saya jadikan awak milik saya semula” atau “Saya pegang awak semula”. Lafaz kinayah perlu dengan niat suami untuk merujuk kerana jika dengan niat rujuk, maka jadilah rujuk. Namun jika tiada niat rujuk, maka tidak sahlah rujuknya.