Permod Fix
-
Upload
achmad-fauzi -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
description
Transcript of Permod Fix
-
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Permodelan Teknik Kimia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo DEA yang telah memberikan bimbingan kepada penulis
2. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik dan kelak akan berguna di masa mendatang. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca
terhadap permodelan teknik kimia.
Akhir kata, tim penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
referensi yang bermanfaat bagi banyak pihak. Terima kasih.
Depok, April 2014
Tim Penulis
-
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........ 1
DAFTAR ISI ........2
BAB I -PENDAHULUAN.......................................3
BAB II-ISI
2.1. Langkah Pembuatan Program 5
2.2. Jawaban dari Pertanyaan ........9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...... 14
DAFTAR PUSTAKA ... 15
-
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tahun, konsumsi energi di Indonesia meningkat rata-rata sebesar 7% seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk, kegiatan ekonomi, dan perkembangan industri. Jenis
energi yang digunakan di Indonesia adalah minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Sampai
saat ini pemakaian minyak bumi sebagai bahan bakar dan sumber energi masih mendominasi
di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi terhadap penggunaan energi untuk
menghemat pemakaian energi fosil serta memenuhi kebutuhan energi di masa depan.
Salah satu terobosan baru hadir dari unsur hidrogen. Hidrogen memiliki potensi untuk
dibuat sebagai energi terbarukan. Hidrogen atau H2 mempunyai kandungan energi per satuan
berat tertinggi dibandingkan dengan bahan bakar manapun, ramah lingkungan, dan mudah
untuk dikonversi menjadi sumber energi. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar tidak
memberi efek rumah kaca, hujan asam, dan kerusakan lapisan ozon sehingga tidak merusak
lingkungan. Kendaraaan dengan teknologi sel bahan bakar hidrogen dinilai memiliki efisiensi
tiga kali lebih tinggi dibandingkan kendaraan bermesin yang menggunakan bahan bakar
bensin.
Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan unsur lain, seperti dengan
oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana. Sehingga untuk dapat memanfaatkanya,
hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar dapat digunakan sebagai
bahan bakar. Ada beberapa metode pembuatan gas hidrogen yang telah kita kenal. Namun
semua metode pembuatan tersebut prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur
lain dalam senyawanya. Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-
masing. Tetapi secara umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode
pembuatan H2 adalah biaya, emisi yang dihasilkan, kelaikan secara ekonomi, skala produksi
dan bahan baku. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuat gas hidrogen yaitu
dengan mereaksi gas metana dengan kukus (uap air) pada suhu tinggi. Metode ini
merupakan metode yang paling ekonomis. Reaksinya adalah sesuai reaksi Reformasi
Kukus (RK) berikut ini:
-
Page | 4
Jika di dalam sistem reaksi, pada awalnya, terdapat gas CO2, maka reaksi berikut juga dapat
terjadi:
Namun pada makalah ini diasumsikan bahwa tidak ada gas CO2 yang masuk. Selanjutnya,
melalui Reaksi Water Gas SHIFT (WGS), produk-produk gas di atas bereaksi kembali
sebagai berikut:
Atau, secara menyeluruh, reaksi yang terjadi dalam kesatuan reaktor di atas adalah:
Kesatuan Reaktor:
RK/LTS/HTS
4CH
2H O
41. CH
3. CO
22. H O
24. CO
25. H
Diketahui, dari data termodinamika, bahwa konstanta-konstanta kesetimbangan (Kp) reaksi
(1), (2) dan (3) di atas adalah (tekanan dalam Bar, T dalam Kelvin):
-
Page | 5
BAB II
ISI
2.1. Pembuatan Program
Start
Masukan nilai
awal X1,X2,X3,X4,
dan X5
Apakah < TOL
dan F < FTOL?
Membuat
matriks ,
dimana :
= 1
Membuat
matriks Jacobi
A(5x5)
Membuat
matriks
residual F(5x1)
Xn+1= Xn- x
Tulis hasil
End
Tidak
ya
-
Page | 6
Penyelesaian soal ini menggunakan metode Newton-Raphson untuk sistem persamaan non-
linear dan eliminasi gauss. Perhitungan dengan metode tersebut dilakukan dengan
pemrograman dalam bahasa Pascal. Berikut ini bagian-bagian listing dari program untuk
menemukan solusi sistem persamaan non-linear dengan metode newton-raphson dan
eliminasi gauss :
a. Input Data
Pada data input, dibutuhkan jumlah inlet ( CH4 dan H2O), nilai awal dari CH4, H2O, CO2, CO,
dan H2. Selain iu, disertakan jumlah iterasi maksimal dan nilai toleransi kesalahan dalam
perhitungan Listing Progam sebagai berikut:
Gambar 1. Listing Bagian Input Data
Program
-
Page | 7
b. Pembuatan Matriks Residual
Dibawah ini adalah listing program untuk membuat matriks residual :
\
c. Pembuatan Matriks Jacobi
Dibawah ini adalah listing progam untuk membuat matriks jacobi
Diferensiasi parsial pada pembentukan matriks jacobi ini menggunakan differensiasi numeris.
Gambar 2. Listing Sub Program Pembentukan Matriks Residual
Gambar 3. Listing Sub Program untuk membuat matriks jacobian
-
Page | 8
d. Eliminasi Gauss untuk menemukan nilai dari hasil kali antara invers matriks jacobian
dengan matriks residual (A-1 FX )
Hasil kali antara invers matriks jacobian dengan matriks residual (A-1FX) menghasilkan
suatu matrik untuk menghitung nilai matriks X yang baru yaitu (Xn+1), dimana Xn+1 = Xn -
. Dibawah ini listing sub-program untuk mencari matriks
Pada sub program diatas matriks . dinyatakan dengan x[i], matriks jacobian dinyatakan
dengan a [ ] dan matriks residual dinyatakan dengan b [ ].
e. Pembuatan matrik Xn+ 1
Matriks Xn+ 1 diperoleh dengan menambahkan matriks Xn dengan matriks .
Gambar 4. Listing subprogram untuk mencari matriks
Gambar 5. Listing sub program pembuatan matriks Xn+
1
-
Page | 9
Matriks DX [ ] sama dengan matriks , yaitu hasil kali antara invers matriks jacobian
dengan matriks residual.
f. Pembuatan syarat melanjutkan iterasi
Iterasi dilanjutkan jika norma dari matriks residual yang baru lebih besar dari nilai toleransi
kesalahan atau jika norma dari mariks lebih besar dari nilai toleransi kesalahan. Dan
iterasi dihentikan jika jumlah iterasi melebihi nilasi iterasi maksimal.
Jika syarat untuk melanjutkan iterasi tidak terpenuhi, iterasi akan dihentikan. Program akan
menampilkan hasil perhitungan. Listing untuk menampilkan hasil perhitungan adalah :
2.2 Menjalankan program untuk mendapatkan penyelesaian soal
Soal-soalnya adalah :
a. Membuat model matematika dari reaktor/tungku Primary Reformer dimasukkan gas-
gas pereaksi CH4 dan H2O masing-masing sebanyak 100 dan 111 km/jam.
Gambar 6. Listing syarat
iterasi
Gambar 7. Listing hasil perhitungan
-
Page | 10
Neraca Massa dalam mol:
nC = nCH4 + nCO + nCO2
nH = 4nCH4 + 2nH2O + 2nH2
nO = nH2O + nCO + 2nCO2
Persamaan Kesetimbangan :
ln(Kp1) = 3ln(nH2) + ln(nCO) ln(nCH4) ln(nH2O) + 2ln(Ptotal) - 2ln(nCH4 + nCO +
nCO2+nH2O + nH2)
ln(Kp2) = ln(nCO2) + ln(nH2) - ln(nH2O) - ln(nCO)
Fungsi Residual:
= 1 =
= =
=
Matriks Jacobian
=
1
1
1
1
1
b. Jika sistem dilangsungkan pada tekanan 5 bar dan suhu efektif rerata pada reaktor primary
reformer adalah maka hitunglah (menggunakan program kalian yang pernah
diajarkan) jumlah semua spesi yang dihasilkan dan atau tersisa dalam sistem diatas!
Jawab :
Berdasarkan program yang telah dibuat didapatkan hasil sebagai berikut :
-
Page | 11
Dari program diatas didapatkan bahwa spesi mol yang tersisa adalah :
N (CH4) = 1,2493
N (H2O) = 1,8347
N (CO) = 8,2361
N(CO2) = 5,1453
N (H2) =2,6766
c. Dalam rentang suhu cobalah kalian gunakan model dan program kalian
untuk menentukan nisbah (rasio) H2/CO yang terbesar dalam syngas yang dihasilkan sistem
tersebut !
Pada rentang 8770C = 1150 K
dengan mol awal :
X[1] = 0.1
X[2] = 1.5
X[3] = 9.2
X[4] = 0.4
X[5] = 31.0
-
Page | 12
IT max : 1000
FTOL : 0,000001
XTOL : 0,00001
Pada rentang 1155 K
dengan mol awal :
X[1] = 0.1
X[2] = 1.5
X[3] = 9.2
X[4] = 0.4
X[5] = 31.0
IT max : 1000
FTOL : 0,000001
XTOL : 0,00001
Pada rentang 1160 K
dengan mol awal :
X[1] = 0.1
X[2] = 1.5
X[3] = 9.2
X[4] = 0.4
X[5] = 31.0
IT max : 1000
FTOL : 0,000001
XTOL : 0,00001
Pada rentang 1165 K
dengan mol awal :
X[1] = 0.1
X[2] = 1.5
X[3] = 9.2
X[4] = 0.4
X[5] = 31.0
-
Page | 13
IT max : 1000
FTOL : 0,000001
XTOL : 0,00001
Pada rentang 1170 K
dengan mol awal :
X[1] = 0.1
X[2] = 1.5
X[3] = 9.2
X[4] = 0.4
X[5] = 31.0
IT max : 1000
FTOL : 0,000001
XTOL : 0,00001
Pada rentang 1175 K
dengan mol awal :
X[1] = 0.1
X[2] = 1.5
X[3] = 9.2
X[4] = 0.4
X[5] = 31.0
IT max : 1000
FTOL : 0,000001
XTOL : 0,00001
-
Page | 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika sistem dilangsungkan pada tekanan 5 bar dan suhu efektif rerata pada reaktor
primary reformer adalah maka spesi mol yang tersisa adalah :
N (CH4) = 1,2493
N (H2O) = 1,8347
N (CO) = 8,2361
N(CO2) = 5,1453
N (H2) =2,6766
Pada rentang suhu 1150 K-1175 K pada tekanan 5 bar dengan feed awal dan harga x
awal yang sama, didapatkan rasio H2/CO pada syngas yang terbesar adalah 3,2707 pada
suhu 1165 K. Kenaikan suhu dapat meningkatkan hasil H2 tetapi rasio H2/CO menurun
karena dengan kenaikan suhu hasil dari CO ikut meningkat bahkan cenderung lebih cepat
peningkatannya dibanding H2.
-
Page | 15
DAFTAR PUSTAKA
Bismo, Setijo. & Yuswan Muharam.2009. Metode Numerik dengan Pemrograman Fortran
dan Pascal. Jakarta : TBS