Permenkes No.472 Menkes Per v 1996 Tentang Pengamanan Bahan Berb 1996 (1)
permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
-
Upload
yeni-laelasari -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
1/18
PERMENKES RI
NO 1464/MENKES/PER/X/2010
TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Etikoligel dalam praktik kebidanan
Oleh:
Anisa Nurfajriani E.0106.15.001
Divyana Azhari E.0106.15.010
Desy Rastari E.0106.15.007Dea Rachma E.0106.15.005
Evy Palypi E.0106.15.013
Imas Kulsum E.0106.15.017
Yeni Laelasari E.0106.15.037
Yunitasari E.0106.15.038
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
Jln.Kerkof – Cimahi
2016
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
2/18
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
3/18
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang…………………………………………..…………………...
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………….
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Ketentuan Umum……………………………………………………………
2.2 Perizinan…………………………………………………………….……….
2.3
Penyelenggaraan Praktik…………………………………………………….
2.4
Pencatatan dan Pelaporan……………………………………………………
2.5 Pembinaan dan Pengawasan…………………………………………………
2.6 Ketentuan Peralihan…………………………………………………………
2.7
Ketentuan Penutup…………………………………………………………..
3
4
6
10
11
12
13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………………………. 14
Saran…………………………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………..…….………………………………. 15
ii
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
4/18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya mempunyai batas jelas
wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar wewenang
yang sudah tertulis.
Dengan pesatnya globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat
dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik yang akan
mempengaruhi pelayanan kebidanan, misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang
bekerja di RS, RB atau Institusi Kesehatan lainnya.
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan
kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah
kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus
memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk
pembangunan dalam negara, salah satunya dalam aspek kesehatan. Maka diperlukan
adanya Peraturan ataupun Undang-Undang Kesehatan yang memuat Registrasi dan
Praktik Bidan termasuk didalamnya mengenai Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
seperti yang diatur dalam PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010.
1
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
5/18
2
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja ketentuan umum yang termuat didalam Permenkes RI No 1464/menkes/per/x/2010
?
Bagaimana Izin Praktik Bidan ?
Bagaimana Penyelenggaraan Praktik Bidan ?
Bagaimana Pencatatan dan Pelaporan dalam Praktik Bidan ?
Bagaimana Pembinaan dan Pengawasan dalam Praktik Bidan ?
Bagaimana Ketentuan Peralihan dalam Praktik Bidan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjedi tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Tujuan umum
Pembaca mengetahui dan memahami isi dari Permenkes 1464 tahun 2010 tentan Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan sehingga bisa diterapkan bagi yang bersangkutan dan
membantu meningkatkan mutu dibidang pelayanan kesehatan.
2.
Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi dan hukum kesahatan. Untuk menambah
wawasan pembaca terutama mahasiswa kebidanan.
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
6/18
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidkan bidan yang telah teregistrasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yg digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif,
yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
3. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat
kompetensi
4. Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan.
5.
Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk mejalankan praktik
bidan mandiri
6.
Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi, dan standar
operasional prosedur.
7. Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.
8. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
7/18
4
2.2 PERIZINAN
Pasal 2
Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Bidan yg menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D
III) Kebidanan.
Pasal 3
Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.
Setiap bidan yg menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.
SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1
(satu) tempat.
Pasal 4
Untuk memperoleh SIKB dan SIPB sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Bidan harus
mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan
melampirkan :
1.
Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir
2.
Surat keterangan sehat fisik dari dokter yangg memiliki SIP
3. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat
praktik
4.
Pasfoto berwarna ukuran 4×6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar
5. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk
6. Rekomendasi dari organisasi profesi.
Kewajiban memiliki STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis
Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan,
Surat Izin Bidan ditetapkan berlaku sebagai STR.
Contoh surat permohonan memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Formulir I terlampir
Contoh SIKB sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir.
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
8/18
5
Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir
Pasal 5
SIKB / SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten / kota
Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka
persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf e tidak diperlukan.
Permohonan SIB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah
daerah kabupaten /kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kpeada pemohon dalam
waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.
Pasal 6
Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu) tempat kerja
dan 1 (satu) tempat praktik.
Pasal 7
SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika
habis masa berlakunya.
Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan :
1.
fotokopi SIKB/SIB yg lama
2. fotokopi STR
3.
surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP
4.
pasfoto berwarna terbaru ukuran 4×6 sebanyak 3 (tiga) lembar
5. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk
sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e
6. rekomendasi dari oranisasi profesi
Pasal 8
SIKB/SIPB dinyatakan tidak berlaku bila :
1. Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB
2.
Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
3.
Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
9/18
6
2.3 PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 9
Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan Pelayanan yang meliputi :
1.
Pelayanan kesehatan ibu
2.
Pelayanan kesehatan anak
3.
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 10
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada
masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa
antara dua kehamilan.
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
1.
Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2.
Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3. Pelayanan persalinan normal
4. Pelayanan ibu nifas normal
5.
Pelayanan ibu menyusui
6.
Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berwenang
untuk :
1.
Episiotomi
2.
Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3. Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan
4. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5. Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
6.
Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif
7.
Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
8. Penyuluhan dan konseling
9. Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10.
Pemberian surat keterangan kematian
11.
Pemberian surat keterangan cuti bersalin
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
10/18
7
Pasal 11
Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9 huruf b diberikan pada
bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berwenang untuk :
1.
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,
inisiasi menyusu dini, injeksi vit K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal
(0-28 hr) dan perawatan tali pusat
2.
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3.
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan
4.
Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
5. Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak prasekolah
6.
Pemberian konseling dan penyuluhan
7.
Pemberian surat keterangan kelahiran
8. Pemberian surat keterangan kematian
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c berwenang untuk
1. Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2.
Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Pasal 13
Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11, dan 12, bidan yang
menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan
meliputi :
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kotrasepsi dalam rahim, dan alat kontrasepsi
bawah kulit
2.
Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
dilakukan dibawah supervisi dokter
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
11/18
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
12/18
9
Pasal 16
Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah harus
menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma III Kebidanan.
Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah
dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan.
Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan
pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memilki
dokter.
Pasal 17
Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi :
1.
Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan
kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita
dan pra sekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat
2.
menyediakan maksimal 2 ( dua ) tempat tidur untuk persalinan
3. memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) satu tercantum dalam Lampiran Peraturan ini
Pasal 18
Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk :
1.
menghormati hak pasien
2.
memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan
3. merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat
waktu
4.
meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
5.
menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6. melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelyanan lainnya secara sistematis
7. mematuhi standar
8.
melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk
pelaporan kelahiran dan kematian
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
13/18
10
Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti perkembangan iptek melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidan dlm menjalankan praktik kebidanan hrs membantu program pemerintah dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Pasal 19
Dalam melaksanakan praktek bidan mempunyai hak :
1. perlindungan hukum dalam pelaksanaan praktik/kerja sepanjang sesuai dengan
standar
2.
memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya
3.
melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar
4. menerima imbalan jasa profesi.
2.4 PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 20
Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dg pelayanan yg diberikan.
Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke Puskesmas wilayah
tempat praktik.
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang
bekerja di fasilitas pelayan kesehatan.
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
14/18
11
2.5 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 21
Menteri, Pemerintah daerah Provinsi, Pemda kabupaten/kota melakukan pembinaan
dan pengawasan dengan mengikutsertakan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia,
Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan asosiasi institusi
pendidikan yang bersangkutan.
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pd ayat (1) diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat
terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kab/kota hraus melaksanakan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan praktik bidan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
Kab/Kota hraus membuat pemetaan tenaga bidan praktik mandiri dan bidan di desa
serta menetapkan dokter Puskesmas terdekat untuk pelaksanaan tugas supervisi
terhadap bidan di wilayah tersebut.
Pasal 22
Pimpinan fasilitas kesehatan wajib melaporkan bidan yang bekerja dan yang berhenti bekerja
di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi
Pasal 23
Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21,
Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kab/kota dapat memberikan
tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini.
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
15/18
12
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui :
1.
teguran lisan
2.
teguran tertulis
3.
pencabutan SKIB/SIPB untuk sementara paling lama 1(satu) tahun; atau
4.
pencabutan SKIB/SIPB selamanya
2.6 KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Kepmenkes No
900/Menkes/SK/VI/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan dan Permenkes No
HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini sampai dengan masa
berlakunya berakhir.
Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila Surat
Izin Bidan yang bersangkutan telah habis jangka waktunya berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 26
Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Kesehatan Provinsi
(MTKP) belum dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka registrasi bidan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
Registrasi dan Praktik Bidan.
Pasal 27
Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelum ditetapkan
Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya 1
(satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
Pasal 28
Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang menjalankan praktik
mandiri harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambat-lambatnya 5 (lima)
tahun sejak Peraturan ini ditetapkan.
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
16/18
13
2.7 KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pada saat peraturan ini mulai berlaku :
1.
Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan
sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dan praktik bidan
2.
Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/I/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan
3. Praktik Bidan; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 30
Peraturan ini berlaku pada tgl diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Oktober 2010
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
17/18
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1464/menkes/per/x/2010 mengenai Izin dan
Pelaksanaan Praktik Bidan dapat digolongkan dalam VII BAB, diantaranya tentang beberapa
ketentuan umum, Perizinan, Penyelenggaraan Praktik, Pencatatan dan Pelaporan, Pembinaan
dan Pengawasan, Ketentuan Peralihan, dan Ketentuan Penutup.
3.2 Saran
Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan sehingga dapat
memahami konsep izin dan penyelenggaraan praktik kebidanan.
Bagi Petugas–petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan serta menerapkan apa yang termuat
dalam Permenkes RI No 1464.
14
-
8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
18/18
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.depkes.go.id/index.php?act=regulation&pgnumber=1&txtKeyword=&type=003
&year=2010
Puji Wahyuningsih, Heni.2008.Etika Profesi Kebidanan.Fitramaya.Jakarta
Http://www.depkes.go.id/index.php?act=regulation&pgnumber=1&txtKeyword=&type=003
&year=2010
Puji Wahyuningsih, Heni.2008.Etika Profesi Kebidanan.Fitramaya.Jakarta
15