permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

download permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

of 18

Transcript of permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    1/18

    PERMENKES RI

    NO 1464/MENKES/PER/X/2010

    TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

    MAKALAH 

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

    Mata Kuliah Etikoligel dalam praktik kebidanan

    Oleh:

    Anisa Nurfajriani E.0106.15.001

    Divyana Azhari E.0106.15.010

    Desy Rastari E.0106.15.007Dea Rachma E.0106.15.005

    Evy Palypi E.0106.15.013

    Imas Kulsum E.0106.15.017

    Yeni Laelasari E.0106.15.037

    Yunitasari E.0106.15.038

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR  

    Jln.Kerkof – Cimahi

    2016 

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    2/18

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    3/18

     

    DAFTAR ISI 

    KATAPENGANTAR…………………………………………………………………. i

    DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang…………………………………………..…………………...

    1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………

    1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………….

    1

    2

    2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 

    Ketentuan Umum……………………………………………………………

    2.2 Perizinan…………………………………………………………….……….

    2.3 

    Penyelenggaraan Praktik…………………………………………………….

    2.4 

    Pencatatan dan Pelaporan……………………………………………………

    2.5 Pembinaan dan Pengawasan…………………………………………………

    2.6  Ketentuan Peralihan…………………………………………………………

    2.7 

    Ketentuan Penutup…………………………………………………………..

    3

    4

    6

    10

    11

    12

    13

    BAB III PENUTUP

    Kesimpulan……………………………………………………………………………. 14

    Saran…………………………………………………………………………………… 14

    DAFTAR PUSTAKA…………………………..…….………………………………. 15

    ii

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    4/18

    BAB I 

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 

    Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya mempunyai batas jelas

    wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar wewenang

    yang sudah tertulis.

    Dengan pesatnya globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat

    dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik yang akan

    mempengaruhi pelayanan kebidanan, misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang

     bekerja di RS, RB atau Institusi Kesehatan lainnya.

    Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan

    kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

    kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah

    kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.

    Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus

    memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk

     pembangunan dalam negara, salah satunya dalam aspek kesehatan. Maka diperlukan

    adanya Peraturan ataupun Undang-Undang Kesehatan yang memuat Registrasi dan

    Praktik Bidan termasuk didalamnya mengenai Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

    seperti yang diatur dalam PERMENKES RI NO 1464/MENKES/PER/X/2010.

    1

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    5/18

    2

    1.2 Rumusan Masalah 

    Apa saja ketentuan umum yang termuat didalam Permenkes RI No 1464/menkes/per/x/2010

    ?

    Bagaimana Izin Praktik Bidan ?

    Bagaimana Penyelenggaraan Praktik Bidan ?

    Bagaimana Pencatatan dan Pelaporan dalam Praktik Bidan ?

    Bagaimana Pembinaan dan Pengawasan dalam Praktik Bidan ?

    Bagaimana Ketentuan Peralihan dalam Praktik Bidan ?

    1.3 Tujuan Penulisan 

    Adapun yang menjedi tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai

     berikut:

    1. 

    Tujuan umum

    Pembaca mengetahui dan memahami isi dari Permenkes 1464 tahun 2010 tentan Izin dan

    Penyelenggaraan Praktik Bidan sehingga bisa diterapkan bagi yang bersangkutan dan

    membantu meningkatkan mutu dibidang pelayanan kesehatan.

    2. 

    Tujuan khusus

    Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi dan hukum kesahatan. Untuk menambah

    wawasan pembaca terutama mahasiswa kebidanan.

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    6/18

    BAB II 

    PEMBAHASAN

    2.1 KETENTUAN UMUM 

    Pasal 1 

    Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

    1.  Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidkan bidan yang telah teregistrasi

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    2. 

    Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yg digunakan untuk menyelenggarakan

    upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif,

    yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

    3.  Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan

    oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat

    kompetensi

    4.  Surat Izin Kerja Bidan, selanjutnya disingkat SIKB adalah bukti tertulis yang

    diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas

     pelayanan kesehatan.

    5. 

    Surat Izin Praktik Bidan, selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang

    diberikan kepada Bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk mejalankan praktik

     bidan mandiri

    6. 

    Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam

    menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi, dan standar

    operasional prosedur.

    7.  Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan.

    8.  Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    7/18

    4

    2.2 PERIZINAN 

    Pasal 2 

     

    Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan

    kesehatan.

     

    Bidan yg menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D

    III) Kebidanan.

    Pasal 3 

     

    Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.

      Setiap bidan yg menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.

     

    SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1

    (satu) tempat.

    Pasal 4 

      Untuk memperoleh SIKB dan SIPB sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Bidan harus

    mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan

    melampirkan :

    1. 

    Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir

    2. 

    Surat keterangan sehat fisik dari dokter yangg memiliki SIP

    3.  Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat

     praktik

    4. 

    Pasfoto berwarna ukuran 4×6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar

    5.  Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk

    6.  Rekomendasi dari organisasi profesi.

     

    Kewajiban memiliki STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

      Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis

    Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan,

    Surat Izin Bidan ditetapkan berlaku sebagai STR.

     

    Contoh surat permohonan memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) tercantum dalam Formulir I terlampir

      Contoh SIKB sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir.

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    8/18

    5

     

    Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir

    Pasal 5 

     

    SIKB / SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten / kota

     

    Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka

     persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf e tidak diperlukan.

      Permohonan SIB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah

    daerah kabupaten /kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kpeada pemohon dalam

    waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.

    Pasal 6 

    Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu) tempat kerja

    dan 1 (satu) tempat praktik.

    Pasal 7 

      SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika

    habis masa berlakunya.

     

    Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada

     pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan :

    1. 

    fotokopi SIKB/SIB yg lama

    2.  fotokopi STR

    3. 

    surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki SIP

    4. 

     pasfoto berwarna terbaru ukuran 4×6 sebanyak 3 (tiga) lembar

    5.  rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk

    sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e

    6.  rekomendasi dari oranisasi profesi

    Pasal 8 

    SIKB/SIPB dinyatakan tidak berlaku bila :

    1.  Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB

    2. 

    Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang

    3. 

    Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    9/18

    6

    2.3 PENYELENGGARAAN PRAKTIK  

    Pasal 9 

    Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan Pelayanan yang meliputi :

    1. 

    Pelayanan kesehatan ibu

    2. 

    Pelayanan kesehatan anak

    3. 

    Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

    Pasal 10 

     

    Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada

    masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa

    antara dua kehamilan.

     

    Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

    1. 

    Pelayanan konseling pada masa pra hamil

    2. 

    Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

    3.  Pelayanan persalinan normal

    4.  Pelayanan ibu nifas normal

    5. 

    Pelayanan ibu menyusui

    6. 

    Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

     

    Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berwenang

    untuk :

    1. 

    Episiotomi

    2. 

    Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

    3.  Penanganan kegawat-daruratan, dlanjutkan dengan perujukan

    4.  Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

    5.  Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas

    6. 

    Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif

    7. 

    Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum

    8.  Penyuluhan dan konseling

    9.  Bimbingan pada kelompok ibu hamil

    10. 

    Pemberian surat keterangan kematian

    11. 

    Pemberian surat keterangan cuti bersalin

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    10/18

    7

    Pasal 11 

      Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9 huruf b diberikan pada

     bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah

     

    Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) berwenang untuk :

    1. 

    Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,

    inisiasi menyusu dini, injeksi vit K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal

    (0-28 hr) dan perawatan tali pusat

    2. 

    Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

    3. 

    Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan

    4. 

    Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah

    5.  Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak prasekolah

    6. 

    Pemberian konseling dan penyuluhan

    7. 

    Pemberian surat keterangan kelahiran

    8.  Pemberian surat keterangan kematian

    Pasal 12 

    Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

     berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c berwenang untuk

    1.  Memberikan penyuluhan dan konseling; kesehatan reproduksi perempuan dan

    keluarga berencana

    2. 

    Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

    Pasal 13 

     

    Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11, dan 12, bidan yang

    menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan

    meliputi :

    1.  Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kotrasepsi dalam rahim, dan alat kontrasepsi

     bawah kulit

    2. 

    Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu

    dilakukan dibawah supervisi dokter

    3.  Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    11/18

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    12/18

    9

    Pasal 16 

      Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah harus

    menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma III Kebidanan.

     

    Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah

    dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan.

      Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan

     pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memilki

    dokter.

    Pasal 17 

      Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi persyaratan meliputi :

    1. 

    Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan

    kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita

    dan pra sekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat

    2. 

    menyediakan maksimal 2 ( dua ) tempat tidur untuk persalinan

    3.  memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    4.  Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) satu tercantum dalam Lampiran Peraturan ini

    Pasal 18 

     

    Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk :

    1. 

    menghormati hak pasien

    2. 

    memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang

    dibutuhkan

    3.  merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat

    waktu

    4. 

    meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

    5. 

    menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

    6.  melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelyanan lainnya secara sistematis

    7.  mematuhi standar

    8. 

    melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk

     pelaporan kelahiran dan kematian

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    13/18

    10

     

    Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu pelayanan

     profesinya, dengan mengikuti perkembangan iptek melalui pendidikan dan pelatihan

    sesuai dengan bidang tugasnya.

     

    Bidan dlm menjalankan praktik kebidanan hrs membantu program pemerintah dalam

    rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    Pasal 19 

    Dalam melaksanakan praktek bidan mempunyai hak :

    1.   perlindungan hukum dalam pelaksanaan praktik/kerja sepanjang sesuai dengan

    standar

    2. 

    memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya

    3. 

    melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar

    4.  menerima imbalan jasa profesi.

    2.4 PENCATATAN DAN PELAPORAN 

    Pasal 20 

     

    Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai

    dg pelayanan yg diberikan.

     

    Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke Puskesmas wilayah

    tempat praktik.

     

    Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk bidan yang

     bekerja di fasilitas pelayan kesehatan.

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    14/18

    11

    2.5 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 

    Pasal 21 

     

    Menteri, Pemerintah daerah Provinsi, Pemda kabupaten/kota melakukan pembinaan

    dan pengawasan dengan mengikutsertakan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia,

    Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan asosiasi institusi

     pendidikan yang bersangkutan.

      Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pd ayat (1) diarahkan untuk

    meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat

    terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan

     

    Kepala Dinas Kesehatan Kab/kota hraus melaksanakan pembinaan dan pengawasan

     penyelenggaraan praktik bidan.

      Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas

    Kab/Kota hraus membuat pemetaan tenaga bidan praktik mandiri dan bidan di desa

    serta menetapkan dokter Puskesmas terdekat untuk pelaksanaan tugas supervisi

    terhadap bidan di wilayah tersebut.

    Pasal 22 

    Pimpinan fasilitas kesehatan wajib melaporkan bidan yang bekerja dan yang berhenti bekerja

    di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan

    Kab/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi

    Pasal 23 

     

    Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21,

    Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kab/kota dapat memberikan

    tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

     penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini.

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    15/18

    12

     

    Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui :

    1. 

    teguran lisan

    2. 

    teguran tertulis

    3. 

     pencabutan SKIB/SIPB untuk sementara paling lama 1(satu) tahun; atau

    4. 

     pencabutan SKIB/SIPB selamanya

    2.6 KETENTUAN PERALIHAN 

    Pasal 25 

      Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Kepmenkes No

    900/Menkes/SK/VI/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan dan Permenkes No

    HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

    dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini sampai dengan masa

     berlakunya berakhir.

      Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila Surat

    Izin Bidan yang bersangkutan telah habis jangka waktunya berdasarkan Peraturan ini.

    Pasal 26 

    Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Kesehatan Provinsi

    (MTKP) belum dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka registrasi bidan

    dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang

    Registrasi dan Praktik Bidan.

    Pasal 27 

    Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelum ditetapkan

    Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya 1

    (satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.

    Pasal 28 

    Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang menjalankan praktik

    mandiri harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambat-lambatnya 5 (lima)

    tahun sejak Peraturan ini ditetapkan.

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    16/18

    13

    2.7 KETENTUAN PENUTUP 

    Pasal 29 

    Pada saat peraturan ini mulai berlaku :

    1. 

    Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan

    sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dan praktik bidan

    2. 

    Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/I/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan

    3.  Praktik Bidan; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

    Pasal 30 

    Peraturan ini berlaku pada tgl diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan

     penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

     pada tanggal 4 Oktober 2010

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    17/18

     

    BAB III 

    PENUTUP 

    3.1 

    Kesimpulan

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1464/menkes/per/x/2010 mengenai Izin dan

    Pelaksanaan Praktik Bidan dapat digolongkan dalam VII BAB, diantaranya tentang beberapa

    ketentuan umum, Perizinan, Penyelenggaraan Praktik, Pencatatan dan Pelaporan, Pembinaan

    dan Pengawasan, Ketentuan Peralihan, dan Ketentuan Penutup.

    3.2 Saran

    Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan sehingga dapat

    memahami konsep izin dan penyelenggaraan praktik kebidanan.

    Bagi Petugas–petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan

     pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan serta menerapkan apa yang termuat

    dalam Permenkes RI No 1464.

    14

  • 8/17/2019 permenkes RI no. 1464/menkes/per/x/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan

    18/18

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Http://www.depkes.go.id/index.php?act=regulation&pgnumber=1&txtKeyword=&type=003

    &year=2010

    Puji Wahyuningsih, Heni.2008.Etika Profesi Kebidanan.Fitramaya.Jakarta

    Http://www.depkes.go.id/index.php?act=regulation&pgnumber=1&txtKeyword=&type=003

    &year=2010

    Puji Wahyuningsih, Heni.2008.Etika Profesi Kebidanan.Fitramaya.Jakarta

    15