Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

19
PERMASALAHAN PERKEMBANGAN YANG MUNGKIN TIMBUL PADA MASA KANAK-KANAK MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik yang dibina oleh Bapak I Made Suardana OFFERING D4 Kelompok 6 : Agusta Kwan (140151602569) Alfin Hanida Alfahmi (140151606195) An Nisa Nur Rachma (140151605397) Grace Rosalia (140151605938) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN SEKOLAH DAN PRASEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEPTEMBER 2014

Transcript of Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

Page 1: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

PERMASALAHAN PERKEMBANGAN YANG MUNGKIN

TIMBUL PADA MASA KANAK-KANAK

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Perkembangan Peserta Didik

yang dibina oleh Bapak I Made Suardana

OFFERING D4

Kelompok 6 :

Agusta Kwan (140151602569)

Alfin Hanida Alfahmi (140151606195)

An Nisa Nur Rachma (140151605397)

Grace Rosalia (140151605938)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN SEKOLAH DAN PRASEKOLAH

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEPTEMBER 2014

Page 2: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya

kepada kami semua sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar

dan tanpa halangan suatu apapun. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen

kami Bapak I Made Suardana yang telah memberikan bimbingan kepada kami serta terima

kasih untuk teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen kami dalam

materi pelajaran Perkembangan Peserta Didik. Adapun makalah ini kami susun berdasarkan

beberapa buku rujukan yang telah kami kumpulkan. Dalam makalah ini, kami membahas dan

menjelaskan tentang permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul pada masa kanak-

kanak.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun bukan

mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan komentar yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan

makalah ini dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi pembaca

dalam memenuhi kebutuhannya. Serta dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran

selanjutnya.

September 2014

Penulis

Page 3: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................1

C. Tujuan .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Kanak-kanak ................................................................2

B. Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-kanak Awal.................4

C. Permasalahan Perkembangan yang Terjadi pada Masa Kanak-kanak

Akhir Khususnya Permasalahan Perkembangan Belajar Siswa SD .......10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................15

B. Saran ........................................................................................................15

DAFTAR RUJUKAN ..............................................................................................16

Page 4: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat

dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Bagi kebanyakan anak-

anak seringkali dianggap tidak ada akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat

didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi

melainkan “ Orang Dewasa” masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang

penuh ketergantungan.

Masa kanak-kanak merupakan masa dimana seorang anak manusia memulai suatu hal

yang masih sangat baru bagi kehidupan mereka, rasa ingin tahu, penasaran dan mencontoh

merupakan beberapa hal yang sangat dominan terjadi pada mereka di masa ini mereka belajar

berbagai hal seperti berbicara, berjalan atau pun bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Dalam memulai hal yang baru pasti seorang anak mengalami permasalahan-

permasalahan yang berdampak pada perkembangan anak tersebut. Permasalahan-

permasalahan tersebut untuk mencapai berbagai tugas perkembangan yang harus mereka

penuhi agar ketika besar nanti sang anak tidak akan mengalami rasa tidak puas di dalam

dirinya karena semua tugas perkembangannya sudah dapat ia selesaikan pada waktunya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan masa kanak-kanak ?

2. Apakah permasalahan perkembangan yang terjadi pada masa kanak-kanak awal ?

3. Apakah permasalahan perkembangan yang terjadi pada masa kanak-kanak akhir

khususnya permasalahan perkembangan belajar siswa SD?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masa kanak-kanak.

2. Untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada masa kanak-kanak awal

3. Untuk mengetahui permasalahan perkembangan yang terjadi pada masa kanak-kanak

akhir khususnya permasalahan perkembangan belajar siswa SD.

Page 5: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

A. Masa Kanak-Kanak

Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan.

Menurut Winarno Surakhmad dan Anwar Syah (1979: 47) masa kanak-kanak merupakan

suatu periode dalam bentangan kehidupan anak dimana perkembangan yang utama ialah

penguasaan lingkungan. Sedangkan menurut E.B. Hurlock (Istiwidayanti dan

Soedjarwo,1991: 107) mengemukakan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang

terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan

tergantung pada orang lain.

Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi menjadi

dua periode :

1. Masa kanak-kanak awal yang berlangsung dari umur dua sampai enam tahun

2. Masa kanak-kanak akhir dari enam sampai tiba saatnya anak yang matang secara

seksual.

Jadi, pengertian masa kanak-kanak secara umum adalah periode masa yang dialami

manusia setelah lahir dan masa bayi terlewati. Dari yang belum mengerti apa-apa, menjadi

tahu dan mulai berlatih kemandirian dan mengembangkan bakatnya.

1. Masa Kanak-Kanak Awal

Masa kanak-kanak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun,yaitu setelah anak

meninggalkan masa bayi. Orang tua sering menyebut masa anak awal sebagai usia sulit dan

mengundang masalah. Mengapa ? Karena pada masa ini anak sedang dalam proses

pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur,

bandel, keras kepala, kadang menentang dan melawan orang tua. Orangtua juga menganggap

masa anak awal sebagai usia bermain karena sebagain besar waktu anak digunakan untuk

bermain. Sementara itu, para pendidik menyebut masa anak awal sebagai usia prasekolah,

dimana anak mulai dititipkan pada tempat penitipan anak (TPA). Kemudian mereka

memasuki kelompok bermain (KB). Pada masa prasekolah ini anak dipersiapkan untuk

mwngikuti kegiatan di sekolah dasar (SD).

Para psikolog perkembangan anak menyebut masa anak awal sebagai usia kelompok.

Mengapa? Karena anak mulai belajar dasar-dasar perilaku melalui interaksi dengan anggota

keluarga dan kelompok bermainnya. Selain itu juga, para psikolog mneyebut masa ini sebagai

masa menjelajah dan usia bertanya. Hal ini dikarenakan anak sudah mampu berjalan sehingga

dapat menjelajah dan ingin tahu sehingga selalu bertanya mengenai segala hal yang ditemui

di lingkungan kehidupan sekitarnya. Masa ini juga disebut masa meniru karena anak senang

Page 6: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

belajar dengan cara meniru, terutama menirukan pembicaraan dan tindakan orang lain. Ada

juga yang menyebut anak ini sebagai masa kreatif. Pada periode ini anak memiliki

kecenderungan kuat untuk menunjukkan kreativitas mereka terutama dalam bermain

dibandingkan dengan masa lain kehidupannya.

Inggridwati Kurnia (2007: 18) mengatakan bahwa pada masa kanak-kanak

perkembangan fisik dan motorik anak sangat pesat,juga kemampuan bicaranya dan anak

mulai tertarik pada diri sendiri (egosentris). Emosi yang umum pada masa anak awal adalah

marah,takut,cemburu, ingin tahu ,gembira, sedih, dan kasih sayang. Sosialisasi pada masa

anak awal terjadi melalui interaksi dengan orang-orang di sekitar anak, yaitu anggota

keluarga dan teman bermain. Anak juga mulaibelajar perilaku moral (baik-buruk) melalui

respon menyenangkan atau tidak menyenangkan dari orang tua atau orang dewasa lainnya.

Disiplin mulai dapat diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara

tertib. Sikap orang tua dan teman-teman berpengaruh dalam perkembangan kepribadian anak

selanjutnya.

2. Masa Kanak Kanak Akhir

Permulaan massa kanak-kanak akhir ditandai dengan masuknya anak ke sekolah

formal di SD kelas satu. Masuk SD kelas 1 merupakan peristiwa penting bagi kehidupan

setiap anak. Sehingga mengakibatkan perubahan dalam sikap dan perilakunya. Sementara

anak menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan sosial di sekolah. Kebanyakan anak

berada dalam keadaaan tidak seimbang (disequilibrum).

Orang tua menyebut masa kanak-kanak akhir sebagai usia yang menyulitkan karena

anak pada masa ini lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh

orangtuanya. Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak

bertanggung jawab terhadap pakaian dana benda-benda disekitarnya, sehingga orangtua

menyebutnya usia tidak rapi. Anak tidak terlalu memperhatikan penampilannya. Mereka

cenderung ceroboh,semaunya,dan tidak rapi dalam memelihara kamar dan barang-

barangnya.

Secara singkat perkembangan pada masa kanak-kanak akhir meliputi perkembangan

berbagai aspek baik fisik maupun psikis (berbicara, emosi, sosial, dll).Perkembangan bahasa

terutama berbicara dan penguasaan kosa kata mengalami peningkatan yang pesat. Sejalan

dengan perkembangan bahasa, terjadi pula kemajuan dalam pengertian. Dengan

demikian,pada periode ini mulai dikembangkan keterampilan dan kemampuan bersekolah

Page 7: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

(skolastik) seperti kemampuan dalam membaca menulis dan menghitung, serta pengetahuan

dan keterampilan hidup yang diperlukan sesuai dengan usia dan lingkungan anak SD.

Perkembangan sosial mulai meluas dari lingkungan sosial disekitar rumah menjadi

lingkungan dan teman-teman disekolah. Kelompok anak usia sekolah biasanya merupakan

kelompok bermain yang terdiri atas anggota dari jenis kelamin yang sama, serta ada aturan

dan pemimpinnya yang mempunyai keunggulan dibandingkan anggota kelompok lainnya.

Selain teman bermain pada akhir masa anak SD ini pemilihan teman bukan sekedar teman

bermain, tetapi juga menjadi teman baik/akrab atau sahabat yang dikarenakan adanya

kemiripan dan kesesuaian minat dan sidat dengan dirinya. Status sosial anak yang diperoleh

dari kedudukan anak dalam kelompoknya yang dapat dimanfaatkan untuk pembentukan

kelompok belajar atau kerja kelompok sehingga dapat mendorong anak untuk berprestasi.

Perkembangan moral untuk berperilaku baik atau buruk tidak hanya berdasarkan respon

senang atau tidak senang dari orang lain. Melainkan, mulai berkembang konsep-konsep

moral yang umum dan berkembangnya suara hati yang mulai mengendalikan perilakunya.

Anak pada usia SD senang bermain dalam kelompoknya dengan melakukan

permainan yang konstruktif dan olahraga. Mereka senang permainan olahraga, menjelajah

daerah-daerah baru, mengumpulkan benda-benda tertentu, menikmati hiburan seperti mebaca

buku atau komik, menonton film dan televisi.

B. Permasalahan pada Masa Kanak-Kanak Awal

1. Masalah Fisik

Masalah fisik awal masa kanak-kanak menimbulkan reaksi psikologis maupun fisik, terutama

penyakit, kecelakaan dan kejanggalan.

1) Penyakit

Anak-anak sangat mudah terkena semua jenis penyakit, tetapi yang paling umum

adalah penyakit pernafasan. Sebagian besar penyakit disebabkan karena sebab-sebab

fisiologis, tetapi ada juga yang penyebabnya psikosomatis. Karena adanya “obat-

obatan ajaib” dan banyaknya imunisasi yang dapat diperoleh saat ini, penyakit anak

tidak berlangsung lama dan tidak sehebat dulu dan tidak banyak mengakibatkan cacat

fisik yang menetap.

Hal yang perlu dilakukan orang tua jika anak sakit adalah orangtua agar tetap

tenang . Seringkali orangtua cemas saat anak mengalami sakit. Kecemasan itu

menimbulkan tindakan yang berlebihan. Tapi orangtua juga harus tetap waspada pada

Page 8: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

penyakit pada anak. Berikan obat-obat ringan terlebih dahulu kalau tidak ada respon

segera bawa anak ke dokter.

2) Kecelakaan

Kebanyakan anak mengalami luka iris, memar, radang, terbakar, patah tulang,otot

kaku atau gangguan ringan lain sebagai akibat kecelakaan. Anak lain mengalami

kecelakaan yang lebih parah sehingga untuk beberapa saat atau untuk selamanya

menderita ketidakmampuan, itu cenderung parah. Meskipun kebanyakan kecelakaan

dalam awal masa kanak-kanak tidak fatal, tetapi banyak yang meninggalkan cacat fisik

atau psikologis selamanya. Misalnya kecelakaan yang menyebabkan ketidakmampuan.

Ketidakmampuan dapat menyebabkan anak mempunyai perasaan rendah diri atau

menyerah yang akan selamanya mengganggu pola kepribadiannya. Sekalipun

kecelakaan tidak meninggalkan cacat fisik yang menetap, tetapi dapat membuat anak

merasa takut dan malu sedemikian rupa sehingga perasaan ini menghantui penyesuaian

hidupnya.

3) Kegemukan

Kegemukan selalu merupakan bahaya di tingkat manusia manapun juga. Pertama,

kegemukan membahayakan kesehatan. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak yang

gemuk cenderung mengembangkan diabetes dan mengalami penyakit tekanan darah

dan jantung daripada anak yang berat tubuhnya kurang lebih normal. Kedua,

kegemukan membahayakan penampilan tubuh yang menarik. Mereka akan diolok-olok

teman-temannya dan disebut ‘gendut’. Disamping itu kegemukan merupakan bahaya

dalam awal masa kanak-kanak karena ini adalah saat terbentuknya kebiasaan makan.

Kebiasaan ini akan menetap dan mengakibatkan penyakit kegemukan yang akan

mengganggu sepanjang hidupnya.

Cara penjegahannya yaitu dengan memberi dan mengajarkan anak tentang pola

makan sehat dan bergizi seimbang. Jika anak sudah mengalami kegemukan hal yang

bisa dilakukan pada anak adalah pertama, beritahu dia gambaran tentang resiko

kegemukan, lalu atur pola makan sehat tanpa anak merasa tersiksa, ajak anak

melakukan olahraga, beri dorongan anak untuk melakukan aktivitas fisik, dan

periksakan anak anda ke dokter secara berkala.

4) Tangan-kidal

Ada alasan lain mengapa tangan kidal dianggap masalah selama tahun-tahun awal

masa kanak-kanak. Kalau anak yang bertangan kidal mempelajari keterampilan dari

orang-orang yang tidak kidal, ia barang kali menjadi bingung bagaimana harus meniru

Page 9: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

model bertangan kanan. Kebingungan ini semakin parah dengan bertambah besarnya

anak dan dengan semakin pentingnya peranan keterampilan dalam kehidupannya.

Banyak orang tua yang percaya bahwa tangan kidal merupakan masalah, berusaha

memaksa anak-anak mereka yang bertangan kidal menggunakan tangan kanan. Hal ini

dapat juga berbahaya karena pemaksaan ini semakin menekankan perbedaan antara

mereka apalagi kalau orang tua menggunakan hukuman untuk memaksa anaknya

menggunakan tangan kanan.

Jika anak bertangan kidal hal yang harus dilakukan orangtua adalah jangan

dipaksa untuk menggunakan tangan kanan tetapi orangtua bisa melatihnya. Cara

termudah melatih keterampilan menggunakan tangan kanan pada anak kidal adalah

dengan menempatkan benda-benda yang biasanya dipegang dengan tangan kiri, ke

tengah. Misalkan, letakkan sendok makan ditengah piring. Demikian juga benda-benda

kesayangannya atau makanan kecil kesukaannya seperti kue atau pensil warna. Dengan

demikian anak-anak akan terdorong untuk meraih dengan tangan kanan. Berikan pujian

saat anak kidal mulai terampil menggunakan tangan kanan. Memang perlu waktu yang

lama,jadi orangtua harus sigap dalam memberikan penangan.

2. Masalah Psikologis

Semua bidang perkembangan perilaku anak dikaitkan dengan potensi bmasalah yang dapat

membawa akibat buruk pada penyesuaian pribadi dan sosial. Berikut ini akan dibahas

sejumlah bahaya yang paling umum terjadi.

1. Masalah dalam Berbicara

Bicara merupakan sarana komunikasi dan karena komunikasi penting bagi

kehidupan sosial maka anak-anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain

akan mengalami hambatan sosial dan akhirnya dalam dirinya timbul perasaan tidak

mampu dan rendah diri.

Masalah umum sehubungan dengan masalah kemampuan anak-anak berkomunikasi,

yaitu:

a) Orang lain tidak mengharapkan anak-anak untuk mengerti apa yang dikatakan

apabila orang lain memakai kata-kata yang tidak di mengerti oleh anak-anak, kalau

orang lain menggunakan ucapan yang tidak dikenal anak-anak atau kalau orang lain

berbicara terlalu cepat. Ketidakberhasilan anak-anak mendengarkan lebih banyak

menyebabkan kegagalan anak untuk mengerti apa yang diucapkan orang laineg. Karena

sebagian besar anak-anak bersikap egosentris dan lebih berminat kepada apa yang ingin

Page 10: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

dikatakan kepada orang lain daripada apa yang dikatakan orang lain kepada mereka,

sering kali mereka tidak mendengarkan dengan penuh pengertian sehingga tidak dapat

mengerti apa yang dikatakan. Akibatnya, pembicaraan mereka tidak berhubungan

dengan apa yang dikatakan orang lain dan hal ini membahayakan hubungan sosial

mereka.

b) Dalam awal masa kanak-kanak, kualitas pembicaraan yang buruk dapat di

sebabkan oleh kesalaha pengucapan atau kesalahan tata bahasa, sering kali disebabkan

peniruan contoh yang buruk sampai pada cacat-cacat bicara seperti gagap.

c) Berbahasa dalam dua bahasa merupakan hambatan yang serius dalam

perkembangan sosial anak-anak. Anak-anak yang berbicara dalam bahasa asing di

rumah dan hanya mengerti beberapa kata dalam bahasa Indonesia tidak mungkin dapat

berkomunikasi dengan teman-teman sebayanya dalam bermain, ia juga tidak dapat

mengerti apa yang dikatakan teman-temannya.

2. Masalah Emosional

Masalah emosional yang paling kelihatan adalah pada emosi yang kurang baik,

terutama amarah. Masalah yang juga besar adalah masalah terhadap penyesuaian

pribadi dan sosial berupa ketidakmampuan untuk melakukan empathic complex suatu

ikatan emosional antara individu dan orang-orang yang berarti. Hal ini di sebabkan oleh

dua hal.

a) Anak yang ketika bayi tidak pernah mengalami perilaku kasih sayang karena

hubungannya kurang hangat dan stabil dengan ibu atau orangtuanya, tidak dapat

menyadari kebahagiaan yang dapat di peroleh dari hubungan kasih sayang ini. Dengan

demikian ia tidak berusaha untuk mengadakan hubungan yang hangat dan ramah

dengan orang lain, baik dengan teman-teman sebaya maupun dengan orang-orang lain

cenderung terikat pada diri sendiri, dan ini menghambat dia untuk mengadakan

hubungan emosional dengan orang-orang lain.

b) Anak yang tidak berhasil terikat secara emosional dengan mainan atau benda-

benda mati lainnya, seperti selimut, sering kali mereka tidak aman dalam menghadapi

situasi baru. Kalau anak pada masa kanak-kanak awal ditemani oleh benda-benda

kesayangan, misalnya mainan kegemaran atau selimut maka kegelisahan di dalam

situasi baru akan berkurang dan mempermudah penyesuaian diri di situasi baru.

3. Masalah sosial

Page 11: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

Ada sejumlah masalah terhadap berkembangnya penyesuaian sosial yang baik

pada awal masa kanak-kanak di antaranya adalah pertama, kalau pembicaraan atau

prilaku anak, menyebabkan dia tidak dikenal di antara teman-teman sebaya, dia tidak

hanya akan merasakan kesepian tetapi yang lebih penting lagi dia kurang mempunyai

kesempatan untuk belajar berprilaku sesuai dengan harapan teman sebaya.

Kedua, penggunaan teman khayalan dan binatang peliharaan untuk mengurangi

kekurangannya teman. Mempunyai teman khayalan hanyalah penyelesaian sementara

saja terhadap masalah anak kesepian, tetapi dengan demikian sosialisasi anak sangat

sedikit. Meskipun dalam beberapa hal binatang peliharaan dapat memenuhi kebutuhan

sosial anak, tetapi pengaruhnya kurang terhadap sosialisasi yang harus di alami anak.

Hewan peliharaan yang di anggap untuk anak biasanya sangat jinak sehingga dapat

menerima setiap bentuk perlakuan anak tanpa proses. Ini mendorong anak bersikap

agresif dalam hubungannya dengan hewan kesayangan itu. Seperti telah ditekankan

terdahulu, agar anak dapat diterima sebagai anggota kelompok bermain, reaksi agresif

harus diubah menjadi reaksi yang ramah dan penuh kasih sayang.

Ketiga adalah dorongan orang tua untuk lebih banyak menggunakan waktu

dengan anak-anak lain dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu sendiri. Kalau

anak menjadi terbiasa mempunyai teman pada setiap saat ia hendak bermain,

sebagaimana yang sering terjadi bila anak-anak ditempatkan dalam pusat perawatan

anak atau anak yang menghabiskan banyak waktu dalam taman indria atau TK, maka

anak tidak dapat mengembangkan kemampuan untuk menghibur diri sendiri pada saat

ia sendiri, sehingga ia merasa kesepian dan merasa ditinggalkan.

4. Masalah Bermain

Kalau anak kurang mempunyai teman bermain, baik disebabkan karena

lingkungannya atau karena tidak diterima oleh teman-teman bermain, ia terpaksa

bermain sendiri. Pada awal masa anak-anak terutama berkembang melalui bermain

dengan teman-teman, maka anak yang mempunyai sedikit teman bermain akan

kekurangan kesempatan untuk belajar bersikap sosial.

Bila anak tampak enggan terlibat dalam suatu permainan karena merasa tidak

cocok dengan temannya, orang tua dapat mendorongnya bergabung tanpa memaksa.

Misalnya saat bermain ibu-ibuan, selain mendorong anak anak bergabung, orangtua

bisa ikut sebagai salah satu pemainnya. Juga arahkan anak untuk berdialog dengan

Page 12: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

teman. Jika anak sudah mulai tampak senang dan bisa menikmati permainan, orang tua

bisa meninggalkannya perlahan.

Yang juga serius adalah kenyataan bahwa karena sebagian besar anak lebih

gemar menonton televisi daripada bermain sendiri, maka anak yang kurang mempunyai

teman bermain terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar televisi. Banyak

orang tua yang menganggap melihat televisi tidak buruk bagi anak karena anak tidak

mengerti apa yang dilihat. Mereka tidak menyadari bahwa pemikiran anak tidak sekritis

orang dewasa, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh apa yang dilihat daripada orang

dewasa. Suatu acara mungkin tidak dimengerti tetapi anak sering mendapatkan kesan

yang keliru atau konsep yang salah mengenai apa yang ditonton sehingga menimbulkan

akibat buruk.

Hal yang perlu dilakukan orang tua adalah dengan membatasi apa yang dilihat

oleh anaknya. Berikan batasan waktu anak untuk diperbolehkan menonton televisi.

Pengaturan untuk menonton televisi pada anak perlu dilakukan. Beritahu anak-anak

tentang peraturan tersebut dan bicarakan bersama dengan anak. Peraturan ini mencakup

seperti ‘hanya menonton tv program yang dipilih’, ‘televisi akan dimatikan pada jam

tertentu’, dsb. Membuat aturan ini terkadang sulit bagi orangtua tetapi ini perlu

dilakukan oleh orang tua untuk menghindari akibat buruk dari anak menonton televisi.

5. Masalah Moral

Ada 4 masalah umum dalam perkembangan moral selama periode awal masa

kanak-kanak yaitu disiplin yang tidak konsisten memperlambat proses untuk belajar

menyesuaikan diri dengan harapan sosial; jika anak tidak mendapatkan teguran dari

perbuatan yang melanggar maka hal ini akan mendorong anak untuk terus

mempertahankan perilaku yang salah; terlalu banyak penekanan pada hukuman pada

perilaku yang salah dan terlalu sedikit penekanan pada sikap yang kurang baik, anak

lebih sering dihukum daripada diberi hadiah akan menjadi pemberontak dan ingin

menentang orang yang menghukumnya; anak yang terkena disiplin sangat ketat tidak

dapat mengembangkan pengendalian internal terhadap perilaku yang membentuk dasar

bagi perkembangan lebih lanjut hati nurani

Menurut Benjamin Spok (Axioma Soediro 1961:112) hukuman adalah suatu cara

darurat sebagai pengganti bilamana peraturan disiplin yang biasa tidak berhasil.

Hukuman yang baik pada dasarnya adalah sebuah konsekuensi dari perjanjian yang

dibuat orangtua bersama dengan anak. Makna hukuman yang diberikan kepada anak

Page 13: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

harus dipahami orang tua pahami bahwa hukuman bukanlah untuk memuaskan nafsu

dan emosi ketika anak berbuat kesalahan. Hukuman pada anak diharapkan diharapkan

akan berpengaruh pada jiwanya, setiap anak akan sadar bahwa apapun perbuatan yang

ia lakukan akan dimintai pertanggungjawaban.

C. Permasalahan Perkembangan yang Terjadi pada Masa Kanak-kanak Akhir

Khususnya Permasalahan Perkembangan Belajar Siswa SD

Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Soepartinah Pakarsi (1981: 33) belajar merupakan suatu interaksi antara

anak dan lingkungan. Menurut Imanuel Hitipeuw (2008 : 1) belajar adalah proses perubahan

perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Crow &

Crow (dalam Inggidwati Kurnia: 64) belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu

karena kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses

kegiatan dari tidak tahu, tidak mengerti, menjadi tahu, mengerti dan bisa karena pengalaman.

Menurut Ingridwati Kurnia ( 2007: 64) bahwa di dalam belajar terdapat tiga ranah

yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan tegas. Ketiganya ialah: (1)

ranah kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif (affective domain), serta (3) ranah

psikomotor (psychomotor domain).

Guru-guru SD perlu melatih ketiga ranah belajar tersebut selama proses belajar

mengajar di SD berlangsung dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Apa yang

dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar ? Prinsip-prinsip belajar adalah :

1. tujuan yang terarah

2. motivasi yang kuat

3. bimbingan untuk mengetahui hambatan dan bimbingan

4. cara belajar dengan pemahaman

5. interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan

6. teknik-teknik belajar

7. diskusi dan pemecahan masalah; serta

8. mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari-hari.

Anak SD pergi ke sekolah bukan karena terpaksa, melainkan karena suatu kebutuhan.

Oleh karena itu, orang tua dan guru hendaknya tidak memaksa anak agar belajar di SD,

melainkan mengarahkan anak bahwa dengan belajar di SD berarti mempersiapkan hidup

untuk masa depan. Apabila anak mengalami hambatan dan rintangan anak akan memperoleh

Page 14: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

bimbingan dari guru, sehingga apa yang dipelajari dapat dipahami dengan mudah. Hubungan

yang positif dan dinamis antara guru dan orang tua memungkinkan anak untuk belajar aktif.

Proses belajar memerlukan teknik-teknik yang bervariasi. Latihan dan ulangan dapat

memperkaya anak untuk belajar. Dengan metode diskusi dan pemecahan masalah siswa SD

belajar berani mengemukakan pendapat.

1. Masalah Kesulitan Belajar

Ada tiga jenis kesulitan belajar yang seringkali ditemui dlam perkembangan seorang

anak.

1. Kesulitan belajar akademis

Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering dinamakan kesulitan

“CALISTUNG”(membaca, menulis, berhitung)

a. Kesulitan membaca dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan

psikologis dan juga hambatan didaktik-metodik. Acapkali anak SD mengenal

bunyi huruf tetapi mereka kesulitan membacanya apabila huruf itu

dirangkaikan menjadi kata. Disamping itu, anak SD juga mengalami

ketidakmampuan membaca yang disebabkan karena faktor-faktor psikologis

(gagap). Anak merasa malu ditertawakan teman-temannya,sehingga terjadi

kesulitan pada saat membaca. Gangguan membaca karena anak kehilangan

kemampuan membaca disebut aphasia. Ketidakmampuannya untuk membaca

karena gangguan fungsi saraf (neurologisnya rusak) disebut dyslexsia.

b. Kesulitan menulis dapat disebabkan karena kemampuan psikomotor kurang

terlatih. Ketidakmampuan motorik melakukan encoding atau menyandikan

lambang atau bentuk-bentuk huruf tertentu, menyebabkan anak mengalami

ketidakmampuan untuk menulis. Seorang anak SD yang tulisannya buruk,

sulit dibaca dan tidak rapi akibat gangguan syaraf disebut disgraphia.

Gerakkkan yang berlebih dan tidak normal misalnya menghentak-hentakan

kaki, bergoyang-goyang terus, berkedip-kedip menggaruk-garuk kepala secara

tidak teratur ddisebut hyperkenesis.

2. Kesulitan belajar karena gangguan simbolik

Kesulitan belajar karena gangguan simbolik antara lain siswa itu mampu mendengar,

tetapi tidak mengerti apa yang didengar. Ia juga mampu mengaitkan objek yang

dilihat,namun mengalami gangguan pengamatan (visual reseptive). Anak juga

Page 15: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

mengalami gangguan geraak-gerik (motoraphasia). Siswa yang seperti ini sulit untuk

dpat memahami suatu objek sekalipun ia memiliki pendengaran yang normal

3. Kesulitan belajar karena gangguan nonsimbolik

Kesulitan belajar karena gangguan nonsimbolik adalah ketidakmampuan anak

memahami isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengenali kembali apa

yang telah dipelajarinya pada pelajaran sebelumnya. Ketidakmampuan pengamatan

akan menimbulkan gangguan keliru karena ia tidak mampu memanipulasi benda

walaupun indra motornya normal

Kesulitan Belajar yang telah disebutkan sangat berdampak pada proses belajar.

Namun, ada pula siswa SD yang karena proses kelahiran atau musibah mengalami

cidera otak, sehingga siswa itu tidak mampu untuk belajar. Ketidakmampuan untuk

melakukan tugas-tugas tertentu yang tidak dapat dilakukan anak-anak yang sebaya

seperti: mandi sendiri, sikat gigi, menulis, membaca disebut learning disability. Anak

yang mengalami kerusakan saraf. Anak yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata,

namun prestasi akademiknya rendah underachiever. Sedangkan anak yang lamban

belajar dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat serta waktu

belajarnya lebih lama dibandingkan rata-rata anak seusianya disebut slow learner.

Apa yang dilakukan apabila ada murid SD yang mengalami kesulitan belajar

seperti yang dipaparkan tadi ? Langkah awal yang perlu dilakukan adalah berbbicara

dengan kepala sekolah. Kemudian, melakukan pengamatan yang cermat dan

mendalam. Buatlah Commulatvive Records (Anecdotal Records) setelah memperoleh

informasi dan memahami permasalahan belajar anak tersebut. Lalu carilah

penyuluhan atau referal untuk membuat program Therapy atau Treatment.

2. Masalah Belajar Karena Gangguan Emosional

Setiap guru ingin mengajar murid-murid yang berperilaku baik dan pandai. Pada

umumnya seorang guru ingin membangun keberhasilan dalam proses belajar di kelas.

Sayangnya, tidak semua anak adalah anak yang baik dan pintar. Kadang kala ada juga anak

yang tergolong nakal di kelas dan suka mengganggu temannya maupun gurunya.

Anak seperti itu cenderung tidak bisa diam. Ia cenderung bergerak terus-menerus,

kadang suka berlarian, suka melompat-lompat,bahkan berteriak-teriak di kelas. Anak ini sulit

dikontrol. Ia melakukan aktivitas sesuai dengan kemauannya sendiri. Ia pun suka

mengganggu temannya bahkan gurunya. Anak ini disebut anak hiperaktif.

Page 16: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

Ada lagi tipe anak yang cenderung cepat bosan. Ia seringkali mengalihkan

perhatiannya keterbagai objek lain dikelas. Anak ini mudah dipengaruhi, namun tidak dapat

memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung dikelas. Anak seperti ini

disebut sebagai distracbility child.

Ada pula anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga

mudah tersinggung. Karakteristik anak seperti ini cenderung tidak berani bertanya atau

menjawab, serta merasa kalau dirinya tidak mampu. Karena itu,ia cenderung kurang berani

bergaul serta suka menyendiri. Anak seperti ini disebut poor self concept.

Ada pula anak yang cepat berekasi setiap guru memberi pertanyaan di kelas.

Namun,jawaban yang diberikan seringkali tidak menunjukkan kemampuan berpikir yang

logis. Anak seperti ini ingin menunjukkan bahwa ia adalah anak yang pandai, padahal cara

anak itu menjawab justru mencerminkan ketidakmampuannya. Anak seperti ini disebut anak

impulsif.

Di kelas adapula siswa yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya. Sikap

agresif yang negatif dalam bentuk membanting dan melempar menunjukkan bahwa anak ini

adalah anak yang bermasalah (trouble maker). Anak seperti ini cepat tersinggung. Ia

bertempramen tinggi, yang mengarah kepada perilaku agresif. Anak seperti ini disebut anak

destructive behaviour.

Ada pula anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan. Dengan

nada mengejek, anak ini cenderung menentang guru. Anak seperti ini disebut distruptive

behaviour.

Setiap tahun ajaran baru ada anak yang selalu bergantung pada orangtuanya. Anak

seperti ini sering merasa takut dan tidak mampu untuk berani melakukannya sendiri. Ia sangat

bergantung pada orang-orang disekitarnya. Sikap orangtua terlalu overprotective atau sangat

melindungi membuat anak sangat tergantung. Anak seperti ini disebut dependency child.

Sosial ekonomi masyarakat Indonesia belum merata. Ada anak yang mempunyai

sosial ekonomi yang sangat rendah, sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan untuk

mencoba membuat tugas-tugas yang diberikan oleh guru, karena dirinya merasa tidak

mampu. Anak seperti ini disebut withdrawl.

Ada pula anak-anak yang tidak meiliki kemampuan mental setara dengan anak-anak

yang sebya. Anak seperti ini sulit menganalisis, menangkap isi mata pelajaran, dan

menaplikasikan apa yang dipelajari. Anak ini disebut learning disability.

Ada anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun syaraf. Anak

seperti ini cenderung sulit untuk belajar secara normal seperti anak-anak yang sebaya. Anak

Page 17: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

seperti ini membutuhkan penanganan para ahli yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

khusus,seperti anak yang menderita ( Autism Disorder / ASD ). Anak ini dikelompokkan

dalam kelompok learning disorder.

Ada pula anak yang mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun prestasi .

akademiknya di kelas sangat rendah. Semangat belajarnya juga sangat rendah. Anak seperti

ini cenderung menyepelekan tugas-tugas yang diberikan, dan PR sering dilupakan. Anak

seperti ini disebut anak underachiver.

Ada pula anak yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi, ia merespon

dengan cepta. Anak seperti ini tidak bisa menerima kegagalan. Ia tidak mudah menerima

kritikkan dari siapapun termasuk gurunya. Anak seperti ini disebut overachiver.

Ada pula anak yang sulit mengkap pelajaran di kelas dan membutuhkan waktu yang

lama untuk mendapat menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya. Anak ini disebut anak

slow learner.

Di kelas sering kita jumpai anak yang kurang peka dan tidak peduli terhadap

lingkungannnya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan

teman-temannya yang ada di kelas. Ia disebut social interseption child.

Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dia atas bimbingan yang dapat

diberikan seorang guru pada anak didiknya diantaranya :

1. Guru seyogyanya dapat masuk dalam dunia anak, melakukan interaksi bersama anak-

anak. Landasan yang hendaknya digunakan adalah ketulusan dan kasih sayang.

2. Guru seyogyanya memahami keunikan individu anak. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap anak memiliki keunikan tersendiri mereka membawa potensi yang tidak sama

antara satu dengan lainnya walaupun dia anak kembar.

3. Bantu dan bimbing anak pada saat yang tepat. Artinya bahwa guru penting untuk bisa

membaca kondisi saat itu sedang dirasakan oleh anak.

4. Instropeksi diri dan jangan cepat reaktif terhadap permasalahan yang sedang dihadapi,

hal ini mngandung arti bahwa perlu adanya evaluasi terhadap berbagai aspek yang

memungkinkan munculnya permasalahan yang dihadapi.

5. Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Perlu diingat bahwa anak adalah

peniru ulung mereka mampu membaca situasi dan kondisi dan mampu mencontoh apa

yang dilakukan oeleh orang dewasa yang ada disekitarnya.

6. Bangun kerjasama antara orang tua dan guru.

Page 18: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Page 19: Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak

DAFTAR RUJUKAN

Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Surakhmad, Winarno., Anwar, Syah.1979. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT.Karya

Unipress.

Kurnia, Ingridwati, dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdiknas.

Spock, Benjamin. 1961. Pertumbuhan dan Bimbingan. Alih Bahasa: Axioma Soediro.

Jakarta: PT. Kinta

Pakasi, Soepartinah. 1981. Anak dan Perkembangannya. Jakarta: PT.Gramedia

Hitipeuw, Imanuel.2008. Belajar dan Pembelajaran. Malang: FIP Universitas Negeri Malang