PERMASALAHAN PENGELOLAAN …€¢ Pemahaman tentang IUP-P di wilayah perkebunan swadaya masyarakat...

14
PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

Transcript of PERMASALAHAN PENGELOLAAN …€¢ Pemahaman tentang IUP-P di wilayah perkebunan swadaya masyarakat...

PERMASALAHAN

PENGELOLAAN PERKEBUNAN

JENIS IZIN USAHA PERKEBUNAN

• Izin usaha perkebunan budidaya (IUP-B) diberikan kepada pelaku usaha dengan luasan 25 hektar atau lebih;

• Izin usaha perkebunan pengolahan (IUP-P) diberikan kepada pelaku usaha dengan minimal kapasitas pengolahan tertentu, seperti untuk tebu lebih dari 1.000 TCD, kelapa sawit lebih dari 5 ton per jam;

• Izin usaha perkebunan (IUP) diberikan untuk usaha budidaya yang harus terintegrasi dengan unit pengolahannya, seperti kelapa sawit dengan luasan 1.000 ha atau lebih, tebu dengan luasan 2.000 ha atau lebih.

KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERKEBUNAN

Izin usaha perkebunan telah diserahkan kepada Gubernur dan/atau Bupati /Walikota sebagai berikut: IUP-B, IUP-P, atau IUP yang lokasi lahan budidaya dan/atau

sumber bahan baku berada dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/kota diberikan oleh bupati/walikota;

IUP-B, IUP-P, atau IUP yang lokasi lahan budidaya dan/atau

sumber bahan baku berada pada lintas wilayah kabupaten/kota diberikan oleh gubernur.

IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP)

Periode 2007 - 2015

• Jumlah IUP yang diterbitkan periode 2007 – 2015 sebanyak 768 perusahaan dengan luas sebesar 6,08 juta hektar yang tersebar di 24 provinsi.

• IUP yang diberikan sekitar 95% untuk komoditi

kelapa sawit • Berikut penyebaran IUP per masing-masing

provinsi dan distribusinya per provinsi.

5

PROVINSI JUMLAH IUP LUAS AREAL

ACEH 40 81.861,58

SUMATERA UTARA 47 75.339,00

RIAU 21 58.473,30

SUMATERA BARAT 17 63.149,85

BENGKULU 37 232.073,14

JAMBI 48 254.932,64

SUMATERA SELATAN 82 589.671,05

BANGKA BELITUNG 19 129.865,00

LAMPUNG 13 51.949,17

JAWA TIMUR 10 68.493,00

KALIMANTAN BARAT 194 1.158.333,47

KALIMANTAN SELATAN 57 689.642,10

DAFTAR IZIN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2007 S.D. 2015 (Tembusan yang diterima Ditjen. Perkebunan)

6

PROVINSI JUMLAH IUP LUAS AREAL

KALIMANTAN TENGAH 30 315.215,08

KALIMANTAN TIMUR 90 1.063.967,92

KALIMANTAN UTARA 5 63.339,00

SULAWESI UTARA 9 78.754,05

SULAWESI TENGAH 9 170.941,72

SULAWESI TENGGARA 2 18.700,00

SULAWESI SELATAN - -

SULAWESI BARAT 3 14.900,00

GORONTALO 6 20.651,00

MALUKU 6 42.235,50

MALUKU UTARA 1 8.000,00

PAPUA 15 622.393,00

PAPUA BARAT 7 207.855,30

TOTAL 768 6.080.735,87

RESPON ATAS SURAT DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR 498/TI.030/E/04/2015 TANGGAL 14 APRIL 2015 TENTANG PERMINTAAN DATA TERKAIT GERNAS PENYELAMATAN SDA INDONESIA SUB SEKTOR PERKEBUNAN 7

NO. PROVINSI/KABUPATEN STATUS JML PERUSAHAAN

CATT

1. KALIMANTAN BARAT V 411 -

2. KALIMANTAN TENGAH V 185 Data yang disampaikan kurang jelas karena tidak ada judul tabel, untuk izin ada beberapa tetapi tidak ada judul izin apa

3. KALIMANTAN UTARA V 1 Data yang diterima hanya dari Kab. Malinau

4. KALIMANTAN TIMUR V 286 Data yang disampaikan hanya berupa hardcopy

5. KALIMANTAN SELATAN V 13 Berdasarkan data yang disampaikan oleh provinsi (bukan rekapan data seluruh kabupaten) dan Kab. Barito Kuala

PENYAMPAIAN DATA

GERNAS PENYELAMATAN SDA

SUB SEKTOR PERKEBUNAN

PERMASALAHAN SECARA UMUM

IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP)

• IUP yang diberikan tumpang tindih dengan perusahaan perkebunan lainnya atau perusahaan pertambangan

• Pelaporan pemberian IUP dan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Dinas Provinsi maupun Dirjen Perkebunan belum berjalan secara optimal.

• Pemberi izin belum menggunakan satu peta digital yang berbasis Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) terbitan Badan Informasi Geospasial sebagai dasar pemberian IUP;

• Pemberian izin kurang transaparan dan waktunya melebihi batas waktu yang ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku

• Pembinaan dan pengawasan oleh pemberi izin (Bupati atau Gubernur) belum dilaksanakan dengan baik

PERMASALAHAN TEKNIS IZIN USAHA PERKEBUNAN

(IUP) YANG BANYAK DITEMUKAN DI DAERAH

• Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) untuk kebun kelapa sawit < 25 ha dan Surat Tanda Daftar Pengolahan (STDP) untuk kapasitas kurang dari batas paling rendah belum diberikan oleh Bupati/Walikota

• Izin usaha untuk kebun kelapa sawit > 1.000 ha, teh > 240 ha dan tebu > 2.000 ha belum diberikan terintegrasi dengan unit pengolahannya harusnya Izin Usaha Perkebunan terintegrasi (IUP).

• Untuk memperoleh IUP- Pengolahan (IUP-P), penyediaan bahan baku minimal 20% berasal dari kebun sendiri banyak yang dilanggar.

• Kemitraan pengolahan berkelanjutan dengan jangka waktu paling kurang 10 tahun yang dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis belum dipatuhi

Lanjutan

• Pemahaman tentang IUP-P di wilayah perkebunan swadaya masyarakat yang sudah tidak tersedia lahan lagi belum dipahami persyaratannya

• Masa berlakunya izin usaha baik IUP, IUP-B dan IUP-P selama perkebunan dikelola sesuai baku teknis dan peraturan perundang-undangan belum dipahami

• Kewajiban memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar paling kurang 20% di luar areal IUP, IUP-B dan IUP-P belum dipahami baik oleh perusahaan, pemerintah daerah maupun masyarakat

• Meskipun Persyaratan sesuai Permentan 98/2013 belum dipenuhi (seperti rekomendasi kesesuaian dengan perencanaan pembangunan perkebunan dari Bupati atau Gubernur) izin usaha baik IUP, IUP-B dan IUP-P tetap diterbitkan oleh Bupati dan /atau Gubernur sesuai kewenangannya

• Pemberian izin usaha oleh Bupati dan Gubernur belum transparan dan waktunya melebihi yang ditentukan (57 hari)

• Perubahan luas tanaman, jenis tanaman, dan atau perubahan kapasitas pengolahan serta diversifikasi usaha perlu surat persetujuan Bupati atau Gubernur sesuai kewenangannya

Lanjutan

• Ketentuan peralihan belum sepenuhnya dipahami oleh pemerintah daerah, pekebun, masyarakat, seperti:

- Izin usaha yang telah dimiliki masih berlaku

- Mempunyai HGU tetapi belum memiliki izin usaha

- Kewajiban melaksanakan fasilitasi kegiatan usaha produktif bagi masyarakat sekitar

- dll

Lanjutan

SOLUSI

• Pelaporan secara on-line izin yang telah diberikan dan kemajuan pelaksanaan kegiatan;

• Meningkatkan koordinasi antara pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka penyelarasan implementasi peraturan di daerah;

• Penyelarasan peraturan-peraturan terkait perizinan usaha perkebunan;

• Mengoptimalkan peran pemberi izin selaku pembina dan pengawas terhadap pelaksanaan perizinan usaha perkebunan;

• Penerapan hukum (law enforcement) yang lebih tegas.

PROYEKSI LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT

TAHUN 2020

Uraian/Tahun 2008 2009 2010 2015 2020

Area

(1.000 ha)

7.364 7.873 8.036 9.112 9.127

Produksi

(1.000 tons)

17.340 19.324 19.760 29.624 34.343

Produktivitas (kg/ha) 3.611 3.711 3.888 4.400 4.500

Terima kasih

14 bhn paparan di riau