Permasalahan pengadaan B/J
Transcript of Permasalahan pengadaan B/J
S
PERMASALAHAN HUKUMPENGADAAN BARANG/JASA
DIREKTORAT ADVOKASI PEMERINTAH DAERAH 31 AGUSTUS 2021
Prinsip Pengadaan
■ Efisien
■ Efektif
■ Transparan
■ Terbuka
■ Bersaing
■ Adil
■ Akuntabel
UU No. 5 Tahun 1999 tentangLARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Pasal 22
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain
untuk mengatur dan atau menentukan pemenang
tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat.
Persekongkolan■ Horisontal : para peserta tender bersepakat untuk
mengatur:
– Siapa yang memenangkan tender
– Siapa sebagai pendamping semata
■ Apakah masih bisa saat Tender sudah Terbuka dan dapat
diikuti oleh Peserta dari luar daerah?
– Sangat Bisa, terutama untuk Pekerjaan Konstruksi
■ Vertikal : skenario atau tanpa skenario yang melibatkan
Pelaku Pengadaan (PA/KPA/PPK/Pokja) atau Non Pelaku
Pengadaan (Kepala Daerah, Kepala UKPBJ, dkk)
Siapa yg bisa Mencegah ?Pokja
Indikasi persekongkolan antar Peserta harus dipenuhi sekurang- kurangnya 2 (dua) indikasidi bawah ini:
1) Terdapat kesamaan dokumen teknis, antara lain: metode kerja, bahan, alat, analisapendekatan teknis, harga satuan, spesifkasi barang yang ditawarkan (merek/tipe/jenis) dan/atau dukungan teknis✔️
2) seluruh penawaran dari Peserta mendekati HPS ✔️
3) adanya keikutsertaan beberapa Peserta yang berada dalam 1 (satu) kendali❌
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran, antara lain kesamaan/kesalahanpengetikan, susunan, dan format penulisan✔️
5) Jaminan Penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama dengan nomor seri yang berurutan✔️
UU No. 5 Tahun 1999
Pasal 26
Seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu
perusahaan, pada waktu yang bersamaan dilarang merangkap menjadi direksi atau
komisaris pada perusahaan lain, apabila perusahaan-perusahaan tersebut :
a. berada dalam pasar bersangkutan yang sama; atau
b. memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis usaha; atau
c. secara bersama dapat menguasai pangsa pasar barang dan atau jasa tertentu,
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat.
Pasal 27
Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis
yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama atau mendirikan beberapa
perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang
sama, apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan :
a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50%
(lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang dan atau jasa tertentu;
b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75%
(tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang dan atau jasa tertentu.
a. E-Purchasing
b. Pengadaan Langsung
c. Penunjukan Langsung
d. Tender Cepat; dan
e. Tender.
Pengadaan melalui Penyedia(Pasal 38 Ayat 1)
■ Semula barang tidak tersedia pada eKatalog, kemudian setelah harga disepakati (Offline)
kemudian dimasukkan pada eKatalog dengan harga lebih tinggi
■ Kesepakatan Diskon (Offline) atas pembelian jumlah besar (partai) yg tidak dilaporkan, dan
seolah-olah pembelian jumlah kecil
■ Ongkos Kirim yang di-mark up
Kasus Pengadaan melalui Penyedia(ePurchasing)
Contoh :
Seluruh paket pengadaan yang ada di SKPD Kabupaten ‘S” dilaksanakan dengan Metode
Pengadaan Langsung, sehingga nilai paketnya kecil-kecil (< Rp 200 juta) dan banyak.
Hanya untuk :
▪ memeratakan anggaran, namun melanggar Prinsip Efektif & Efisien
▪ Memfasilitasi Hasil PoKir-PoKir DPRD…. Tren!!!
Kasus Pengadaan melalui Penyedia(Pengadaan Langsung)
■ Pekerjaan disubkontrakkan seluruhnya (makelarisasi)
■ Kontrak tidak diputus walau jangka waktu telah dilewati
■ Jaminan Pelaksanaan tidak dicairkan
■ Denda Keterlambatan tidak dipungut.
Kasus Pengadaan melalui Penyedia(Tender)
Terima Kasihwww.lkpp.go.id
Anekdot :
Pelaku Korupsi PBJ yg tertangkap adalah yang
SIAL saja....