Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

12
Gunawan

Transcript of Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Page 1: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Gunawan

Page 2: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan adalah undang-undang pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.

Pada tahun 2011 lewat Putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, sejumlah pasal dalam undang-undang tersebut dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945.

Page 3: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Apakah UU Perkebunan “yang baru” memiliki permasalahan konstitusional seperti UU Perkebunan “yang lama” ?

apakah pasal-pasal yang dinyatakan bertentangan dengan UUD 45 oleh Mahkamah Konstitusi kembali hadir di undang-undang yang baru

Indonesia mewarisi perkebunan skala besar dari era kolonialisme yang hingga sekarang diwarnai konflik dengan kekerasan, korupsi, dan kemiskinan penduduk desa di sekitar perkebunan, akankan UU Perkebunan yang baru bisa menjadi solusi ?

Page 4: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

mengacu kepada tujuan hidup berbangsa dan bernegara sebagaimana yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea 4

Tujuan Kemerdekaan : membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

Bentuk Negara : berkedaulatan rakyat Dasar Negara : Pancasila

Page 5: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

Hak Menguasai Negara Konsep Agraria Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat Perlindungan Hak Rakyat

Page 6: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

HMN bukanlah kepemilikan dalam konsepsi hukum perdata, melainkan kepemilikan publik oleh rakyat secara kolektif (prinsip kedaulatan rakyat: dari, oleh dan untuk rakyat)

HMN adalah mandat rakyat secara kolektif kepada negara (kebijakan, pengurusan, pengaturan , pengelolaan dan pengawasan

HMN untuk melindungi kemakmuran rakyat HMN tidak dapat dikurangi atau ditiadakan

oleh pemberian hak atas tanah

Page 7: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

empat tolok ukur : (i). Kemanfaatan sumber daya alam bagi

rakyat;(ii).Tingkat pemerataan manfaat sumber

daya alam bagi rakyat;(iii).Tingkat partisipasi rakyat dalam

menentukan manfaat sumber daya alam;(iv).Penghormatan terhadap hak rakyat

secara turun temurun dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Page 8: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Pendistribusian kembali dan pembatasan pemilikan luas tanah pertanian

Pemerataan memperoleh hak atas tanah Larangan penyewaan tanah negara oleh

pemerintah kepada petani penggarap

Page 9: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Pengakuan terhadap hak perorangan dan hak kolektif yang dilindungi konstitusi

Hak-hak tradisional tidak bisa diberikan ke swasta yang mengakibatkan hilangnya HMN

Hak-hak tradisional tidak bisa diganti dengan kompensasi

Masyarakat adat adalah subyek hak Affirmative action (pengistimewaan) Perlindungan Masyarakat adat via undang-Undang Kebebasan mencari, mengembangkan dan

mengedarkan benih Petani tak bertanah berhak mendapat redistribusi

tanah negara

Page 10: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

masalah pendudukan tanah tanpa izin pemilik sangatlah beragam sehingga penyelesaiannya seharusnya menurut pertimbangan-pertimbangan keadaan yang berbeda;

menekankan jalan musyawarah; mengecualikan pemberian hak guna usaha

kepada swasta nasional atas bagian tanah bekas areal perkebunan besar yang sudah merupakan perkampungan rakyat, diusahakan rakyat secara tetap, dan tidak diperlukan oleh Pemerintah;

tanah-tanah perkebunan yang diduduki rakyat tersebut dengan pertimbangan teknis dan seterusnya, akan diberikan suatu hak baru.

Page 11: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

Pelenggaran hak masyarakat adat (musyawarah dan penetapan masyarakat adat berdasar undang-undang)

Pelanggaran hak petani pemulia tanaman (Izin mencari sumberdaya genetik dan pelepasan benih oleh pemerintah atau pelaku usaha)

Pelanggaran jaminan kepastian hukum (“setiap orang secara tidak sah”: harus dilihat kondisi yang berbeda-beda; tidak sangsi jika perusahaan tidak punya HGU; kemudahan penyesuaian oleh PMA; pemidanaan yang berlebihan

Page 12: Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan

UU Perkebunan memiliki kelemahan mendasar atas sejarah perkebunan di Indonesia yang telah menimbulkan dualisme pertanian di Indonesia, yaitu padat modal di perkebunan skala besar dan pertanian keluarga skala kecil subsisten, dan menimbulkan konflik agraria yang mengakibatkan perampasan tanah petani serta pelanggaran HAM dengan kekerasan.

Lemahnya pemahaman sejarah, juga berdampak tidak dipergunakan putusan-putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara pengujian sejumlah undang-undang terkait agraria dan pertanian, sehingga mengulangi kesalahan yang sama, yaitu bertentangan dengan konsep Hak Menguasai Negara atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bertentangan dengan upaya perlindungan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hak masyarakat adat, hak-hak tradisional dan hak-hak yang bersifat turun temurun. Menghalangi Masyarakat Adat, petani dan masyarakat yang bekerja di pedesaan dalam mengembangkan penghidupan dan kehidupannya secara individu maupun kolektif.