Permasalahan dan Kebutuhan Implementasi RTR Provinsi Papua

download Permasalahan dan Kebutuhan Implementasi RTR Provinsi Papua

of 34

description

disampaikan oleh Bappeda Papua dalam rapat Pengenalan Produk PROTARIH, 06 Mei 2015

Transcript of Permasalahan dan Kebutuhan Implementasi RTR Provinsi Papua

Perspektif Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Papua

ototus

PAPARAN BAPPEDA PROVINSI PAPUA

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN IMPLEMNETASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI PAPUA (DUKUNGAN DARI PROTARIH)

Jakarta, 06 Mei 20151GAMBARAN UMUM WILAYAH

Luas Wilayah:Daratan: 317.641 km213 Kab/Kota : laut/pantaiAdministrasi Pemerintahan:Kota: 1Kabupaten: 28Distrik: 467Kampung/Kel: 4.766 / 91

Penduduk (Bps 2012) Total: 3.032.488 jiwaPertumbuhan 5,55% (1,4%)Bahasa lokal: 325 Kepadatan Penduduk: 9 org/km22

Laju kehilangan penutupan hutan (ha/tahun)Bagaimana Masa Depan Hutan Papua?Bagaimana Masa Depan Masyarakat Papua?

20002100

201120122013Penebangan hutanKemiskinanIPMPenebangan Hutan, Kemiskinan, IPMPapuaBahkan hingga saat ini, saat penebangan hutan belum terlalu besar, ternyata laju penebangan hutan (sebagai salah satu bentuk pemanfaatan kekayaan alam papua) tidak membuat papua keluar dari kemiskinan. IPM papua juga tetap rendah.

6

Kompensasi hak ulayat rata-rata $1.50 - $4.00 per hektar Uang yang seharusnya berputar di ekonomi lokal ditransfer kepada investor untuk berputar di tanah lainKarena lahan dibeli murah, tidak dikelola secara optimal oleh investor

Investasi Skala Besar = Lebih Banyak MigrasiSemakin banyak investasi, maka alih fungsi lahan juga akan semakin besar. Tenaga kerja papua saat ini tidak bisa mensuplai kebutuhan tenaga kerja, sehingga akhirnya yang masuk adalah para pendatang dari daerah lain. Sementara itu, semakin banyak penduduk asli yang akan kehilangan akses terhadap sumberdaya, dan pindah ke kota karena membutuhkan uang untuk membeli kebutuhan hidupnya.8

Kesenjangan Kota dan DesaPapuaDaerah lain

Kemiskinan di kotaKemiskinan di desa6,3 x(tulisan pada slide sebelumnya): Ketidakseimbangan antara pembangunan kawasan pedesaan dengan perkotaan di Indonesia Sumber pajak lokal yang terbatas, sentralisasi sistem fiskalTingginya ketidak stabilan keamanan pangan (msl. 1997, 2009, 2010)

Piki: terjadinya kesenjangan antara kaya dan miskin di kota dan desa lebih tinggi dari daerah lain di indonesia. Selain itu juga masalah tingginya ketidakstabilan keamanan pangan, seiring dengan kejadian kelaparan di daerah dataran tinggi

13. Why? First, Papuas current development pathway is currently on a highly unsustainable trajectory. Amongst others: The link between high rates of growth and human development outcomes remains weak.Papua has the highest rates of rural urban inequality in Indonesia. Over six times more poverty in rural areas than urban areasPapuas local tax base remains small, at just 6% of provincial income.And we are experiencing increasing incidence of food insecurity (e.g. famine in the Central Highlands)

9Produktivitas ekonomi Papua melemahSektor hotel dan restoran: meningkat 39% sejak 2005.Industri pengolahan: stagnan sejak 2005, malah lebih kecil banding 2008.Konstruksi adalah 86% sektor sekunder.Pertanian menyerap sebagaian banyak tenana kerja, namun kontribusi sektor tersebut melemah sejak 2005.Sektor dengan kinerja yang paling lemah pertambangan.

PDRBPengentasan KemiskinanEkstraksi SDAPengembangan Ekonomi LokalPiki:

Meninjau kembali pembangunan berlangsung di Papua :PDRB tinggi pengentasan kemiskinanEkstraksi sumber daya primer pengembangan ekonomi lokal

namun kita membangun dengan cara yang seperti ini11

Uang TunaiPemenuhan Kebutuhan DasarEmisi Karbon TinggiKesejahteraanUang tunai kemampuan memenuhi kebutuhan dasarEmisi karbon tinggi kesejahteraan

12Rencana Tata Ruang sebagai alat mendukung pembangunan berkelanjutan di Provinsi PapuaPasal 63, UU Otsus Papua 21/2001:

Pembangunan di Provinsi Papua dilakukan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, kelestarian lingkungan, manfaat, keadilan dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah.

OTSUS BERTUJUAN UNTUK MENGEJAR KETERTINGGALAN PEMBANGUNAN PAPUA TETAPI PEMBANGUNAN YANG DILAKSANAKAN HARUS BERHATI-HATI SUPAYA PAPUA TIDAK MENGALAMI DAMPAK PEMBANGUNAN SEPERTI DAERAH LAINNYA DI INDONESIAPRINSIP PEMBANGUNAN DAN PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN PAPUAPRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTANMemanfaatkan sumber daya hayati yang tidak melebihi kemampuan regenerasinya, dan atau memanfaatkan sumber daya non hayati yang tidak melebihi laju inovasi substitusinya; Memanfaatkan sumber daya alam saat ini dengan tidak mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang; dan Memanfaatkan sumber daya yang belum diketahui dampaknya secara hati-hati dan didukung oleh penelitian ilmiah yang memadai.(Permendagri No. 67/2012)PRINSIP PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN PAPUAPenataan ruang mengintegrasi fungsi lindung dan sosial budaya masyarakat PapuaPenataan ruang mendukung pembangunan ekonomi kampung yang tersebar setaraPenataan ruang memperhatikan kondisi demografi dan fisiografi yang membutuhkan mobilitas fisik minimum.

SUSTAINABLE DEVELOPMENT BLUEPRINT TATA GUNA LAHAN PAPUASistem penataan ruang yang mendukung tercapainya ekonomi berkelanjutan adalah sistem yang:Memastikan akses masyarakat dalam pengelolaan sumber daya ruang.Mengendalikan pemanfaatan sumber daya ruang di bawah batas daya dukung lingkungan.Menghasilkan kualitas hidup yang setinggi-tingginya secara merata bagi seluruh rakyat Papua dari generasi ke generasi.Tujuan Sistem Penataan Ruang Provinsi Papua

KebijakanPenataan Ruang Provinsi PapuaPenataan ruang Papua dimulai dengan melindungi aset hutan alam dan kedaulatan pangan lokal untuk melindungi perikehidupan masyarakat PapuaStrategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi Papua 17Menetapkan pengelolaan kawasan lindung dengan mempertahankan luas minimal 60% (enam puluh persen) dari seluruh wilayah, dan kawasan hutan minimal seluas 90% (sembilan puluh persen) dari seluruh wilayah.Kawasan Hutan

Jumlah KampungHutan PrimerHutan SekunderNon HutanJumlahdan (%)Hutan Konservasi 58 29 102 189 (9%)Hutan Lindung112 44 243 399 (19%)Hutan Produksi114106 247 467 (22%)Hutan Produksi Konversi (HPK)130 80 501 711 (34%)Jumlah pada Kaw. Hutan4142591.0931.766 (84%)Areal Peng Lain 16 22 295 333 (16%)Jumlah435 (21%)283 (13%)1.395(66%)2.113 (100%)84% KAMPUNG BERADA DI DALAM KAWASAN HUTAN,Sumber : Geolokasi Kampung(Permendagri 18 Tahun 2013 : 91 Kel dan 4.766 Kampung)1818

28% Kampung dalam Kawasan Lindung mendapat proteksi terhadap hak-hak masyarakat untuk pengelolaan aset alamnya.72% Kampung diluar Kawasan Lindung (kawasan Budidaya dan APL) beresiko terhadap dampak kehilangan hak-hak pengelolaan aset alamnya dan hak untuk menentukan pemanfaatan atas hak ulayatnya.

SEBARAN KAMPUNG DI KAWASAN HUTANRTWP PAPUA SEBAGAI PERLINDUNGAN PERIKEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PAPUA YANG BERKUALITAS MELALUI PEMBANGUNAN KAMPUNG YANG TERSEBAR SETARA

Masyarakat Asli papua sangat tergantung dari hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Membatasi alih fungsi hutan melalui aturan PERDASI - Tata Ruang (RTRW 2013: 90% Papua dipertahankan sebagai hutan).Mengurangi intensitas pemanfaatan kayu hutan alam dengan merubah Hutan Produksi menjadi Hutan Produksi Terbastas sesuai dengan kondisi biofisiknya.

1) Mempertahankan Hutan Alam yang AdaPiki: salah satu inovasi kebijakan yang diperjuangkan melalui RTRW yang ada saat ini diantaranya adalah mempertahankan luas hutan alam yang ada. Dengan laju ekstraksi sumberdaya alam yang ada sekarang, kecenderungan ke depan, luas hutan alam Papua akan terus menurun..sedangkan yang diinginkan adalah bisa bertambah luas dan tetap.

20Meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari lahan yang sudah ada.Mengontrol kualitas/standar pengelolaan perkebunan, pertanian, pertambangan yang sudah ada agar menerapkan standar best practice.

2) Konversi Hutan Minimal untuk Investasi BaruPiki: Lalu apa yang akan kita lakukan dengan luas hutan yang tetap tersebut? Investasi baru diupayakan tidak dilakukan dengan pembukaan lahan baru..

21Mempertahankan luas lahan tempat tumbuhnya sagu dan pertanian untuk konsumsi sendiri.Mempertahankan kesuburan tanah dengan sistem pengelolaan tradisional.Mengurangi pengalihan tanah masyarakat asli ke pihak swasta.Melindungi sistem ekonomi subsisten di kampung-kampung (dikonsumsi sendiri, tidak dijual).3) Menjamin Akses Masyarakat untuk Memenuhi Kemandirian

Piki: Lalu apa yang akan kita lakukan dengan luas hutan yang tetap tersebut? Investasi baru diupayakan tidak dilakukan dengan pembukaan lahan baru..

Untuk poin ke-4:Tambahan: (di pinggir Jayapura 60% ekonomi masyarakat adalah subsisten)

22Peningkatan kapasitas masyarakat untuk mengelola SDA lokal.Investasi kepada jenis-jenis usaha yang dapat dikelola oleh rakyat Papua sendiri (kehutanan, pertanian, energi dll). 4) Penyediaan Ruang Bagi Pengembangan Usaha Masyarakat

Piki: Lalu apa yang akan kita lakukan dengan luas hutan yang tetap tersebut? Investasi baru diupayakan tidak dilakukan dengan pembukaan lahan baru..

2324STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM PAPUAPraktek perencanaan saat ini

Ofensif bagaimana caranya merubah penutupan dan struktur kawasan?Oportunistik hal apa yang bisa dimanfaatkan dari kawasan?Defensif bagaiaman caranya merehabilitasi aset-aset alami?Protektif bagaimana caranya melindungi aset-aset alami?Cara perencanaan yang semestinyaProtektif bagaimana caranya melindungi aset-aset alami?Defensif bagaiaman caranya merehabilitasi aset-aset alami?Oportunistik hal apa yang bisa dimanfaatkan dari kawasan?Ofensif bagaimana caranya merubah penutupan dan struktur kawasan?

PERUBAHAN CARA PIKIRMODAL(CAPITAL)SUMBERDAYA ALAM (SDA)TENAGA KERJA (BURUH)MEMBUTUHKANMENCARIKEPASTIAN HAK ATAS SDASUMBERDAYA ALAM (SDA)AKSES MENGELOLAMITRA PEMODALMEMBUTUHKANDIRUBAH MENJADIPENGELOLAAN EKONOMI BERKELANJUTAN DI PAPUAKONDISI SAAT INIKEBUTUHAN IMPLEMENTASI PERDA 23/2013 TENTANG RTRWP PAPUANOKEBUTUHAN1SOSIALISASI Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/KotaNGODunia UsahaMasyarakat dan Lembaga AdatPenyebarluasan Pemahaman Pembangunan Berkelanjutan di Lembaga Pendidikan 2.PENATAAN KELEMBAGAANRestrukturisasi Fungsi Penataan Ruang di SKPD terkait di Pemerintah Provinsi PapuaPenataan Kelembagaan Adat/Masyarakat dalam fungsi penataan ruang (memberi ruang bagi peran lembaga adat dalam penataan ruang)Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang3.REGULASI PENUNJANGPerda Sistem Zonasi Sistem PropinsiPerda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (Ekonomi, Sosial Budaya, Daya Dukung Lingkungan Hidup dan Kawasan Strategis Lainnya)Pergub Batasan Luasan Untuk Sektor KehutananPergub Jaminan Kesungguhan UsahaPergub Insentif dan DisinsentifPergub Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif Pergub Tata Cara verifikasi Pemanfaatan RuangPergub Juklat Pedoman Penataan RuangLANJUTAN..NOKEBUTUHANKETERANGAN4.SIMTARU5.PENYELARASAN RTRWP DAN RTRWK6.CATATAN KRITIS7.MODEL DAN PEDOMAN RENCANA PENGELOLAAN RUANG HIDUP MASYARAKAT PERKAMPUNGAN8.MODEL DAN PEDOMAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL SECARA BERKELANJUTAN .KETERKAITAN PROGRAM PROTARIHDENGAN PROGAM PEMBANGUNAN DI PROVINSI PAPUAMISI 4 dan 5 RPJMD PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018PENINGKATAN TARAF EKONOMI MASYARAKAT YANG BERBASIS POTENSI LOKALPERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN KONEKTIVITAS DAERAHPROSPEK(Program Strategis Pengembangan Ekonomi dan Kelembagaan Kampung)GERBANGMASHASRAT PAPUA

Sosilisasi RTRWP Papua (Kab/kota,SKPD Provinsi dan NGO)Penyalarasan RTRWP & RTRWKTata Cara Verifikasi Pemanfaatan Ruang (Pergub)Penguatan kelembagaan Penataan RuangSimtaruModel dan Pedoman Rencana Pengelolaan Ruang Hidup Perkampungan di Wolo dan Pulau NumforPRODUK WORKSTREAM APenguatan kelembagaan yang sudah berjalan terkait dengan peningkatan kapasitas Bappeda dalam menunjang implemntasi RTRWP (penguatan sekretariat BKPRD dan unit kerja yang menangani Tata Ruang) Kapasitas Bappeda dalam melakukan inovasi pembangunan kampung mandiri dengan prinsip-prinsip pembangunan berkenajutan.kunjungan belajar ke SkotlandPelatihan GIS (Dasar dan Lanjutan)Pelatihan Fasilitator Kampung di Wolo dan Numfor

PRODUK WORKSTREAM BPENGUATAN KELEMBAGAANMembina beberapa usaha masyarakat (Jayapura, Serui, Sugapa)Membina kemandirian pangan lokal (Numfor dan Wolo)PRODUK WORKSTREAM CINVESTASI HIJAU32

TERIMA KASIH

Interpretasi indikator IPM PapuaIndonesiaPapuaNdugaAfrika sub-SaharaLDC HDI revisi*0.6810.5020.3060.4990.484HDI - BPS0.730.660.488*UNDP (2010) & 2013 HDR% perubahan 2003-2011Rumah sakit20%Polindes-49%Puskesmas21%Doktor138%Bidan1%Persalinan yang dibantu tenaga kesehatan (%)-8%Imunisasi untuk anak-anak