PERMASALAHAN DALAM PERNIKAHAN YANG DIJALANI … filedewasa akhir mengungkap masalah perselingkuhan....
Transcript of PERMASALAHAN DALAM PERNIKAHAN YANG DIJALANI … filedewasa akhir mengungkap masalah perselingkuhan....
“PERMASALAHAN DALAM PERNIKAHAN YANG DIJALANI OLEH ORANG
DEWASA”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Narissa Petronella Pinontoan
129114002
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur ku haturkan ke hadirat-Mu Tuhan Yesus Kristus, karena kuasa
dan berkatmu, aku bisa menyelesaikan tugas ini. Terima kasih Tuhan atas segala
yang diberikan kepadaku. Semoga usahaku selama ini tidak sia-sia dan dapat
menjadi berkat untuk orang lain yang membutuhkan. Amin
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, Rudolf Andre Pinontoan
dan Nancy Nasrun yang senantiasa peduli dengan progress pengerjaan.
Tidak lupa juga kepada keluarga besarku, yang selalu menanyakan “kapan
lulus” terhadapku. Finally!
Teman-teman senasib ku yang selalu membantu dan menyemangati untuk
menyelesaikan skripsi ini, Terima Kasih.
Perjuangan yang sebenarnya semakin dekat.. Keep Fighting!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Markus 11:24
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja
yang kamu minta dan doakan, percayalah
bahwa kamu telah menerimanya, maka hal
itu akan diberikan kepadamu.
Matius 7 : 7-8 Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapatkan; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu.Karena
setiap orang yang meminta akan menerima dan setiap orang yang
mencari akan mendapatkan dan setiap orang yang mengetuk, baginya
pintu dibukakan.
Do the best, be good, then you will be the
best.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
“PERMASALAHAN DALAM PERNIKAHAN YANG DIJALANI OLEH
ORANG DEWASA”
Narissa Petronella Pinontoan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam masalah yang terjadi
pada orang dewasa yang menikah di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian survei
deskriptif dengan metode analisis tematik. Responden dalam penelitian adalah orang
dewasa menikah yang berjumlah 113orang. Subjek dipilih melalui teknik purposive
sampling.Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner yang disebarkan
melalui survey online. Data yang didapatkan dibedakan berdasarkan usia, usia
pernikahan, dan jenis kelamin. Hasilnya, secara umum subjek paling banyak melaporkan
masalah yang masuk dalam tema campur tangan dengan keluarga. Subjek dewasa awal
paling banyak merespon masalah yang masuk dalam kategori campur tangan keluarga
dan personality dan personal habits keluarga, subjek dewasa menengah paling banyak
merespon pada masalah yang masuk dalam relasi dengan keluarga, sedangkan subjek
dewasa akhir mengungkap masalah perselingkuhan. Dilihat dari usia pernikahannya,
subjek dengan usia pernikahan kurang dari 3 tahun paling banyak mengungkapkan
masalah yang masuk dalam campur tangan keluarga. Subjek dengan usia pernikahan 3-10
tahun paling banyak mengungkapkan masalah yang masuk dalam tema relasi dengan
keluarga pasangan/mertua. Sedangkan subjek dengan usia pernikahan lebih dari 10 tahun
paling banyak mengungkapkan masalah yang masuk dalam tema personality dan personal
habits keluarga. Dilihat dari jenis kelaminnya, subjek laki-laki paling banyak merespon
masalah yang masuk dalam kategori relasi dengan keluarga, sedangkan perempuan
banyak mengungkap masalah campur tangan keluarga.
Kata kunci : masalah, pernikahan, masalah pernikahan, masa dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PROBLEMS THAT OCCUR IN MARRIAGE
Narissa Petronella Pinontoan
ABSTRACT
This research aimed to determine the various problems that occur in married adults. This
research is a descriptive survey research with thematic analysis method. Respondents in
this research are 117 married adults. The subject was chosen by purposive sampling
technique. Data collected by spreading the form of questionnaires through online
surveys. Comparisons in responses were made for age, age of marriage, and gender. The
result indicated that the most reported problems werefamily intervention. Most early
adults responded to family interference and family’s personality and personal habits.
Most middle adult responded to relationship with family, while the final adults revealed
the problem of infidelity. Based on the age of marriage, most subjects with a marriage
age less than 3 years revealed the problem of family intervention. Most subjects with the
age of marriage 3-10 years most revealed the problem of relationships with family. While
the subject with the age of marriage more than 10 years revealed the problem offamily’s
personality and personal habits. Based on gender, most male responded to relationship
with family, while women reveal the problem of family intervention.
Keyword : problems, marriage, adults
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat-Mu ya Tuhan, atas berkat dan rahmatmu,
saya dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena Engkau telah
membiarkan saya merasakan kelegaan ini. Semoga saya tidak berhenti berusaha
melainkan selalu berusaha dalam menghadapi kehidupan yang saya jalani ini.
Home sweet home. Big thanks saya ucapkan kepada keluargaku yang selalu
menyemangati. Papa yang selalu support dan terkadang mengeluh karena anaknya
belum kelar kuliahnya, Mama yang sudah mau beli tiket ke Jogja untuk
menghadiri wisuda padahal anaknya belum lulus, Oma yang selalu menitipkan
pesan untuk jangan patah semangat, selalu berusaha, Kakakku Natasha Angelica
Pinontoan, serta kedua little brotherskuHugo Anviero Nate Pinontoan, dan
Andrew Namushi Gustaaf Pinontoan yang selalu rese. I love you all. No matter
what!
Terima kasih kepada seluruh jajaran dekanat Universitas Sanata Dharma beserta
seluruh karyawan, yang telah memberikanku pengetahuan yang tak ternilai
harganya selama berkuliah disini.
Terima kasih juga untuk dosen pembimbingku, Bapak C. Siswa Widyatmoko,
M.Psi yang sudah bersedia membimbingku menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih atas ilmunya selama ini, Pak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih untuk para sahabatku Irene Jessica Kalangi
my 24/7, Veronica Pratiwy, Yuliana Wigosal serta Natan Ekaputra Sartono yang
secara tidak langsung menjadi penyemangat dalam mengerjakan skripsi ini.
Terima kasih juga untuk partner tidurku di kost wiratha Rya dan Seprina yang
tidak berhenti menyemangatiku. Miss you
Terima kasih juga untuk pacarku, Adi Surya yang senantiasa menemani dan selalu
menyemangati setiap sedang mengerjakan skripsi ini hehehe.
Terima kasihjuga untuk teman-teman seangkatan khususnya yang satu dosen
pembimbing, yang tidak bisa saya ucapkan satu persatu. Bagi yang belum selesai,
keep fighting ya!
Yogyakarta, 30 November 2017
Narissa Petronella Pinontoan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... ................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................... ............... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. .............. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... .............. iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................... ............... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... .............. vi
ABSTRAK ........................................................................................... ............. vii
ABSTRACT ......................................................................................... ............ viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........... .............. ix
KATA PENGANTAR ......................................................................... ............... x
DAFTAR ISI ........................................................................................ ............. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................ ....... …… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ .............. xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... ................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................... ................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... ................ 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... ................ 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................... ................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... ................ 8
A. Perkawinan….……………………………………………………………………………………….8
1. Definisi Perkawinan….…………………………………………………………………...8
2. Alasan Menikah……………………………..………………………………………………9
3. Masalah Perkawinan……………………………………………………………………..11
a. Definisi Masalah Perkawinan…………………………………………………..11
b. Sumber Konflik……………………………………………………………………....13
c. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik………………………………………..14
4. Siklus Perkawinan………………………………………………………………………….16
B. Masa Dewasa…………………………………………………………………………………….…20
1. Definisi Masa Dewasa……………………………………………………………………20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Tahap Perkembangan Masa Dewasa …………………………………………….20
a. Masa Dewasa Awal…………….…………………………………………………..20
b. Masa Dewasa Menengah…………………………………………………………22
c. Masa Dewasa Akhir………………………………………..………………………24
C. Dinamika Permasalahan dalam Pernikahan yang Dijalani Oleh Orang
Dewasa……………………………………………………………………………………………….25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................. ………..….29
A. Jenis Penelitian ......................................................................... ....... ……. 29
B. Informan Penelitian .................................................................. ........ …….29
C. Prosedur Penelitian…………………………………………………. ............. …………...30
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... .............. 31
E. Metode Analisis Data ............................................................... .............. 31
F. Kredibilitas Penelitian .............................................................. .............. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. .............. 34
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. .............. 34
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................... .............. 34
C. Hasil Penelitian ....................................................................... .............. 38
1. Penjelasan Tema dengan Usia……………………………………………………....46
2. Penjelasan Tema dengan Usia Perkawinan…………………………………….48
3. Penjelasan Tema dengan Jenis Kelamin………………………..……………….51
D. Pembahasan………………………………………………………………………………..……….54
E. Keterbatasan Penelitian………………………………………………..........................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... .............. 60
A. Kesimpulan ............................................................................... .............. 60
B. Saran ......................................................................................... .............. 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... .............. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Deskripsi Usia Subjek………………………………………………………………….36
Tabel 4.2. Deskripsi Usia Pernikahan Subjek…………………………………….………….36
Tabel 4.3. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek……………………………………….….……….37
Tabel 4.4. Deskripsi Data Hasil Penelitian…………………………………………..………..45
Tabel 4.5. Tema Subjek Laki-laki………………………………………………………….………51
Tabel 4.6. Tema Subjek Perempuan……………………………….................................52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Survei Online…………………………………………..…….……64
Lampiran 2 Tabel Klasifikasi Tema……………………………….……...74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, setiap individu pasti menghadapi sebuah
masalah. Masalah pun bisa datang kapan saja menghampiri individu.
Masalah juga dihadapi oleh setiap individu, mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Begitu pun dengan orang dewasa yang sudah menikah.
Orang dewasa yang menikah melalui proses yang sangat panjang yakni
seumur hidup. Melalui sebuah pernikahan, individu tidak hanya
menyatukan diri dengan pasangannya saja, melainkan banyak pihak
seperti keluarga pasangan. Dengan kata lain, pernikahan merupakan
proses penyatuan antar dua kelompok yang berbeda. Tentunya akan
banyak perselisihan yang harus dihadapi untuk mempertahankan rumah
tangga.
Coser dalam Anogara (dalam Dewi dan Basti, 2008) menyatakan
bahwa dalam suatu ikatan hubungan antara laki-laki dan perempuan
pasti akan menghadapi sebuah konflik. Konflik bahkan dijumpai pada
hubungan yang terlihat baik-baik saja. Bahkan dalam hubungan yang
sempurna sekalipun, konflik tidak dapat dihindari apalagi ketika
individu terikat dalam suatu ikatan yang serius seperti layaknya sebuah
pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pernyataan dari Coser diperkuat dengan pendapat McGonagle dkk.
(dalam Dewi & Basti, 2008) yang menyatakan bahwa konflik sudah
biasa terjadi dan dihadapi oleh orang yang sudah terikat dalam sebuah
pernikahan.
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gurin dkk. (dalam Dewi & Basti, 2008) yang menyimpulkan bahwa
dalam kehidupan pernikahan, konflik akan senantiasa terjadi. Pernyataan
ini kemudian diperkuat dengan ditunjukkannya hasil penelitiannya
dimana sebanyak 45% subjeknya mengatakan bahwa ia menghadapi
berbagai macam masalah dalam hubungan yang dijalani dengan
pasangannya, dan sebanyak 32% subjeknya mengatakan bahwa
meskipun mereka sangat bahagia dengan pernikahan yang mereka jalani
dengan pasangannya, mereka juga tetap mengalami perselisihan satu
dengan yang lain.
Seperti yang dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi
dan Basti (2008) bahwa orang yang menikah menghadapi banyak
perselisihan sehingga munculnya masalah dalam kehidupan pernikahan
yang dijalani. Hal ini berarti bahwa menjalani pernikahan bukanlah hal
yang mudah. Di satu sisi, orang yang menikah pasti mengharapkan
kebahagiaan dalam kehidupan perkawinannya. Namun untuk mencapai
suatu kebahagiaan perkawinan tersebut bukanlah hal yang secara cepat
dapat diwujudkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam suatu perkawinan, terkadang apa yang diharapkan oleh
masing-masing individu tidak sesuai dengan kenyataannya. Perkawinan
terkadang memaksakan individu untuk melakukan perubahan akan gaya
hidup sebelumnya serta membuat individu untuk menyesuaikan diri
akan tuntutan peran dan tanggung jawab, baik sebagai istri maupun
suami. Saat individu tidak mampu untuk melakukan tuntutan-tuntutan
tersebut, banyak kejadian-kejadian yang tidak diharapkan mungkin
terjadi dalam pernikahan mereka, seperti misalnya perselisihan,
pertentangan, bahkan yang paling buruk adalah perceraian (Dewi &
Basti, 2008).
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa banyaknya tuntutan peran
dan penyesuaian yang baru dihadapi saat menikah memicu munculnya
berbagai macam masalah dalam kehidupan. Masalah-masalah yang
dihadapi oleh orang menikah pun berbeda-beda. Hal ini mungkin
disebabkan karena setiap pasangan memiliki keunikan masing-masing.
Menurut Santrock (2002), saat seseorang memutuskan untuk
menikah, mereka akan menghadapi beban yang masuk dalam bidang
ekonomi seperti sewa atau kontrak rumah sebagai tempat untuk tinggal,
perawatan kesehatan ketika sakit dan lain sebagainya. Selain itu, Miller
dkk. (2003) mengatakan bahwa beberapa dari pasangan menikah
mungkin menghadapi masalah dalam bentuk komunikasi, keuangan, dan
religiusitas. Dalam penelitian tersebut, Miller dkk. (2003) menemukan
bahwa komunikasi menjadi hal utama yang dipermasalahkan oleh orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menikah. Selain itu, 3 area masalah yang paling sering dilaporkan
adalah keintiman, masalah seksual, dan pengambilan keputusan dalam
kehidupan pernikahan.
Masih membahas mengenai area masalah pernikahan, penelitian
yang dilakukan oleh Henry & Miller (2004) menemukan hal yang
berbeda, karena penelitian tersebut hanya ditujukan oleh kelompok usia
midlife saja. Hasilnya adalah masalah keuangan yang paling sering
muncul dalam kehidupan midlife. Diikuti oleh masalah anak dan
seksual. Namun, pada penelitian ini, komunikasi menjadi hal yang tidak
terlalu dipermasalahkan. Dalam penelitian yang sama, Amato dan
Rogers’s (1997, dalam Henry & Miller, 2004) menemukan bahwa
masalah ketidaksetiaan, kecemburuan, drinking, anger merupakan
prediktor dari perceraian dalam 12 tahun terakhir dimana ketidaksetiaan
menjadi prediktor yang paling kuat sebagai penyebab dari perceraian di
Amerika. Di Indonesia, Yulida Nur Hajizah dalam penelitiannya
mengatakan bahwa, masalah keuangan, perselingkuhan, kurang
komunikasi, seks dan lainnya menjadi penyebab dari perceraian
(Hajizah, 2012).
Seperti yang dipaparkan di atas bahwa masalah dalam kehidupan
pernikahan bermacam-macam. Ada yang menghadapi masalah yang
sangat berat sampai berujung dengan perpisahan, ada juga yang
menghadapi masalah yang ringan saja, seperti komunikasi (Miller dkk.
2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Henry dan Miller (2004) memiliki dugaan bahwa masalah-masalah
pernikahan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepuasan
pernikahan. Pada penelitian yang berbeda, Henry dan Miller juga
mengatakan bahwa hubungan pernikahan dengan masalah-masalah
tertentu dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan tingkat depresi
seseorang (Fincham & Beach, 1999; Kiecolt-Glaser & Newton, 2001;
dalam Henry dan Miller, 2005).
Selain itu, McGonagle, Kessler, & Gotlib (1993, dalam Oggins,
2003) juga menyatakan bahwa banyaknya perselisihan dalam kehidupan
pernikahan akan menimbulkan kekacauan dalam pernikahan. Oleh
karena itu, penting untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi
dalam kehidupan pernikahan.
Di Indonesia, peneliti belum menemukan penelitian yang secara
khusus memaparkan area-area masalah dalam pernikahan. Peneliti
merasa penting untuk meneliti hal ini karena banyaknya kasus
perceraian yang terjadi di Indonesia. Kementrian Agama RI
menyebutkan angka perceraian meningkat sejak tahun 2005 hingga
2011. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2001 angka perceraian
mencapai 55.509 kasus dan pada tahun 2011 meningkat menjadi
320.000 kasus (Hajizah, 2012). Selain itu, dilansir dari Tribun News,
data menunjukkan bahwa angka perceraian di Indonesia selama tahun
2010-2014 naik 100.000 kasus dibandingkan lima tahun sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Melihat banyaknya masalah yang mungkin terjadi dalam sebuah
pernikahan yang kemudian membuat peneliti ingin melakukan penelitian
ini. Selain ketertarikan peneliti, penelitian ini juga kiranya dapat menjadi
acuan bagi para psikolog untuk membantu para pasangan menikah yang
mungkin menghadapi berbagai macam masalah dalam kehidupan
pernikahannya.
B. Rumusan Masalah
Apakah masalah – masalah yang terjadi pada pasangan menikah di
Indonesia, dilihat dari kelompok usia, usia pernikahan, dan jenis
kelamin?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui berbagai masalah-masalah yang terjadi pada
pasangan menikah di Indonesia berdasarkan kelompok usia, usia
pernikahan, dan jenis kelamin.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan informasi dari
sudut pandang psikologis mengenai masalah yang dihadapi pasangan
menikah. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
informasi tambahan dan acuan bagi peneliti yang ingin meneliti topik
serupa.
2. Manfaat Praktis
Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan
pemahaman mengenai variasi masalah dan upaya penyelesaian
masalah bagi pasangan menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkawinan
1. Definisi Perkawinan
Olson (2003, dalam Rachmawati, 2013) menyatakan bahwa
perkawinan adalah sebuah komitmen yang diakui secara hukum yang
merupakan ikatan emosional antara dua orang yang saling berbagi
keintiman fisik, berbagi tanggung jawab, dan sumber pendapatan.
Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974, mengatakan bahwa
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
pasangan lawan jenisnya, sebagai suami dan istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Astuti, 2003).
Pernikahan menurut Stephens (Syakbani, 2008) adalah sebuah
perayaan yang disampaikan ke khalayak umum dalam rangka
penyatuhan secara seksual yang diakui secara sosial, disertai dengan
adanya perjanjian eksplisit dan bersifat permanen (Paputungan dkk.
2012).
Adapun pengertian pernikahan menurut Dariyo (2004) merupakan
ikatan suci antara laki-laki dan perempuan dewasa (Paputungan dkk.
2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Segala pemenuhan hak asasi manusia, segala aturan UU
Perkawinan mengenai perkawinan diatur dalam peraturan perundang-
undangan seperti halnya UU Nomor 1 Tahun 1974. Undang-undang ini
memberikan definisi tentang tujuan perkawinan yaitu untuk mencapai
kebahagiaan dalam hidup berkeluarga berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Untuk mencapai tujuan tersebut, baik laki-laki maupun
perempuan harus siap. Undang-undang perkawinan secara formal telah
mengatur masalah perkawinan di Indonesia. Dalam undang-undang
tersebut terdapat beberapa prinsip asas perkawinan salah satunya
adalah untuk mencapai keluarga yang bahagia, calon suami maupun
istri harus memiliki kesiapan yang matang (Paputungan dkk. 2012).
Peneliti menyimpulkan bahwa pernikahan merupakan sebuah
peristiwa penting dalam kehidupan dimana pria dan wanita terikat
secara emosional dalam sebuah komitmen legal untuk membangun
sebuah keluarga.
2. Alasan Menikah
Turner dan Helms (dalam Paputungan dkk. 2012) juga
mengemukakan alasan pernikahan yang dibagi menjadi 5 motif yaitu,
yaitu cinta (love), kecocokan (conformity), legitimasi untuk memenuhi
kebutuhan seksual, memperoleh legitimasi status anak, dan merasa
siap secara mental untuk menikah. Berikut ini penjelasannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Motif Cinta
Untuk mencapai sebuah keseriusan dalam sebuah
hubungan, seringkali seseorang membuktikannya melalui sebuah
pernikahan. Apalagi jika hubungan sebelum menikah atau yang
biasa dikatakan berpacaran sudah berlangsung lama. Cinta dan
komitmen menjadi landasan utama individu untuk memulai
menjalani kehidupan pernikaha
2. Motif kecocokan
Adanya kecocokan dan kesamaan dalam sebuah hubungan
kemudian menyebabkan munculnya rasa cinta. Banyak pasangan
yang menikah karena memiliki banyak kesamaan hobi, status,
suku, agama, dan lain-lain. Mereka memiliki harapan bahwa jika
banyak kesamaan dan kecocokan diantara pria dan wanita, mereka
akan mudah menyesuaikan diri satu dengan yang lainnya dalam
hidup berkeluarga nantinya.
3. Motif untuk memperoleh legitimasi (pengakuan sah secara hukum)
terhadap pemenuhan kebutuhan biologis.
Ketika pernikahan sudah diakui sah secara hukum, agama
dan sosial, berarti individu sudah memiliki wewenang untuk bisa
berhubungan secara seksual dengan pasangannya. Seperti yang
diketahui bahwa banyaknya kasus dimana pasangan berhubungan
seks di luar nikah. Ketika mereka sudah menikah, berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
seks dianggap tidak melanggar hukum dan norma-norma yang ada
di masyarakat lagi.
4. Untuk memperoleh legitimasi status anak
Ketika seorang pasangan menikah memiliki keturunan
(anak), anak mereka akan diakui secara hukum dan nantinya akan
memperoleh pengakuan yang sah oleh ajaran agama ataupun
hukum negara.
5. Merasa siap secara mental
Pasangan yang menikah sudah dianggap siap secara fisik
dan mental. Mereka akan memikul tanggung jawab dan beban yang
dialami oleh orang menikah pada umumnya, misalnya masalah
finansial, pengasuhan anak, karir, dan sebagainya. Ketika individu
sudah siap akan hal tersebut, mereka dapat dikatakan sudah
memiliki kesiapan secara mental untuk menjalani sebuah
pernikahan. Sebaliknya, ketika individu belum siap memikul beban
dan tanggung jawab yang lebih besar, maka mereka dikatakan
belum siap untuk terikat dalam ikatan pernikahan.
3. Masalah Perkawinan
a. Definisi Masalah Perkawinan
Sadarjoen (2005, dalam Dewi & Basti, 2008) menyatakan
bahwa konflik perkawinan adalah konflik yang memberikan
pengaruh yang kuat terhadap relasi antara kedua belah pihak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
melibatkan pasangan suami istri. Lebih lanjut Sadarjoen (2005,
dalam Dewi & Basti, 2008) menyatakan bahwa konflik dapat
terjadi karena banyaknya perbedaan-perbedaan yang terjadi ketika
menjalani sebuah pernikahan. Perbedaan-perbedaan tersebut
seperti misalnya perbedaan persepsi, harapan, nilai-nilai yang
dianut, latar belakang, dan lain sebagainya.
McGonagle dkk dalam Sears dkk (1994) menyatakan
bahwa sudah menjadi hal yang biasa ketika pasangan menikah
menghadapi sebuah konflik. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Gurin dkk dalam Sears dkk (1994), yang
menyimpulkan bahwa kehidupan pernikahan senantiasa dilengkapi
oleh terjadinya berbagai macam konflik (Dewi & Basti, 2008).
Finchman (1999, dalam Dewi & Basti, 2008)
mendefinisikan konflik perkawinan sebagai keadaan dimana
adanya keharmonisan yang berkurang yang tampak dalam relasi
antara suami dengan istri.
Jadi konflik perkawinan adalah pergumulan mental antara
suami istri yang disebabkan oleh keberadaan dua pribadi yang
memiliki pandangan, temperamen, kepribadian dan tata nilai yang
berbeda dalam memandang sesuatu dan menyebabkan
pertentangan sebagai akibat dari adanya kebutuhan, usaha,
keinginan atau tuntunan dari luar dalam yang tidak sesuai atau
bertentangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Sumber Konflik
Sadarjoen (2005, dalam Dewi & Basti, 2008) mengatakan
bahwa perbedaan-perbedaan yang ada antara suami dan istri
menjadi sumber konflik yang terjadi dalam kehidupan pernikahan
yang dijalani oleh mereka. Selain itu, adanya persaingan dalam
pernikahan juga menjadi sumber konflik.
Sangatlah wajar apabila dua orang individu memiliki
banyak perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut
biasanya berhubungan dengan nilai-nilai yang sudah dianut
sebelum menikah. Perbedaan-perbedaan terkadang tidak dapat
diterima oleh baik suami maupun istri yang menimbulkan
terjadinya sebuah konflik (Dewi & Basti, 2008).
Bastermatck (dalam Dewi & Basti, 2008) berpendapat
bahwa sumber konflik perkawinan adalah saat dimana pasangan
tidak mampu membicarakan dengan baik mengenai alasan mereka
memiliki pendapat yang berbeda. Mereka hanya bisa menilai
bahwa relasi mereka tidak baik ketika sedang terjadi konflik. Sprey
(dalam Dewi & Basti, 2008) menyatakan bahwa konflik dalam
perkawinan terjadi dikarenakan masing-masing individu memiliki
kebutuhan, keinginan dan latar belakang yang unik satu dengan
yang lain.
Scanzoi (dalam Dewi & Basti, 2008) membagi area konflik
dalam perkawinan, diantaranya masalah keuangan (perolehan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
penggunaannya), pendidikan anak-anak (misalnya jumlah anak dan
penanaman disiplin), relasi dengan kerabat, relasi dengan keluarga
besar, rekreasi (jenis, kualitas dan kuantitasnya), aktivitas yang
tidak disetujui oleh pasangan, pembagian kerja dalam rumah
tangga, dan berbagai macam masalah lainnya seperti masalah
keyakinan, politik, seks, komunikasi, masalah sepele.
c. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik
Menurut Tanyid (2005), perbedaan latar belakang dan
kepribadian menjadi beberapa faktor penyebab konflik dalam
hubungan suami isteri. Pertama, pendidikan. Perbedaan pendidikan
merupakan hal yang cukup marak terjadi dalam kehidupan
pernikahan dan akan menjadi sebuah masalah ketika pasangan
tidak dapat mengkomunikasikannya dengan baik. Misalnya, istri
merupakan lulusan S2 sementara suaminya hanya lulusan SMA.
Hal ini bisa menjadi konflik di saat suami merasa lebih rendah dari
istrinya atau ketika istrinya pun menjadi sombong karena
derajatnya lebih tinggi dibandingkan suaminya. Kedua, status
sosial. Perbedaan status sosial terjadi dalam golongan tertentu.
Contoh konkretnya saat seorang istri berasal dari keluarga yang
kaya dan suaminya berasal dari keluarga yang tidak kaya. Akan
menjadi masalah ketika tidak saling mengerti satu dengan yang
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Ketiga, hobby. Perbedaan hobby dapat menjadi pelopor
terjadinya sebua konflik. Faktanya, tidak hanya pasangan muda
yang baru berdaptasi dengan pasangannya yang bisa mengalami
konflik karena perbedaan hobby. Pasangan yang sudah lama
menikah pun ternyata masih saja mengalaminya. Keempat,
pandangan dan wawasan. Sama halnya dengan perbedaan
pendidikan, perbedaan pandangan juga bisa terjadi karena baik
suami maupun istri memiliki pandangan dan pengetahuan yang
berbeda. Terjadinya sebuah konflik yang parah saat mereka mulai
mempertahankan pandangannya masing-masing. Penting untuk
memiliki rasa saling mengerti diantara suami dan istri. Kelima,
adat istiadat. Tidak jarang dalam sebuah pernikahan terdiri dari dua
suku yang berbeda. Misalnya orang keturunan Cina menikah
dengan orang pribumi. Karena perbedaan kebiasaan dan adat,
pasangan bisa saja mengalami sebuah konflik dalam
pernikahannya.
Konflik dalam pernikahan tidak hanya dipicu oleh
perbedaan latar belakang, tetapi juga oleh perbedaan kepribadian.
Membangun sebuah keluarga memang tidak selalu berjalan mulus.
Individu yang berbeda dan disatukan dalam hidup berumah tangga
menjadi tantangan bagi suami maupun istri. Tidak selalu mencari
pasangan yang memiliki kecocokan dengan kita, namun kita harus
sadar dan terpanggil untuk belajar mencocokkan diri dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pasangan kita. Prinsip yang dianut oleh seseorang berbeda satu
dengan yang lain, sehingga perbedaan kepribadian juga akan
menimbulkan sebuah konflik dalam kehidupan pernikahan. Oleh
karena itu, untuk menghindari terjadinya konflik, baik suami
maupun istri sebaiknya saling menerima pasangan mereka apa
adanya, karena masing-masing individu memiliki keunikannya.
4. Siklus Perkawinan
Penelitian yang dilakukan oleh Miller dkk. (2003), membagi siklus
perkawinan menjadi 3 yaitu yaitu perkawinan kurang dari 3 tahun,
pernikahan 3-10 tahun, dan lebih dari 10 tahun.
Williams, Sawyer, & Wahlstrom (2006, dalam Hajizah, 2012)
mengatakan bahwa ketika individu menikah pada tahap awal, yaitu 2
sampai 3 tahun pertama, individu akan mengalami penyesuaian
sehingga mengakibatkan banyak perubahan untuk menjalani
pernikahan. Penyesuaian pernikahan menurut Awater dan Duffy
(2005, dalam Hajizah, 2012) adalah saat pasangan melakukan
perubahan dan penyesuaian terhadap kehidupan pernikahan bersama
pasangannya. Ketika individu berhasil menyesuaikan diri dengan baik
pada tahun pertama menikah, hal itu menjadi dasar yang kuat dalam
menghadapi masalah-masalah yang nantinya akan muncul pada siklus
pernikahan selanjutnya. Menurut Duvall & Miller (1985, dalam
Hajizah, 2012), tahap 2 tahun pertama menikah merupakan masa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kritis karena individu beralih dari masa dewasa menjadi suami dan istri
dimana baik suami maupun istri menghadapi tuntutan peran yang baru.
mereka harus mengembangkan peran, sikap dan tingkah laku tersebut.
Ketika individu memiliki hubungan yang intim dengan pasangannya di
tahap ini, mereka akan merasa mudah untuk menyesuaikan dirinya.
Tahun-tahun pertama perkawinan merupakan masa rawan, bahkan
dapat disebut sebagai masa yang kritis karena individu tidak memiliki
pengalaman bersama yang banyak. Menurut Clinebell & Clinebell
(2005, dalam Anjani & Suryanto, 2006), periode awal perkawinan
merupakan masa dimana individu menyesuaikan dirinya dalam jenjang
pernikahan yang dijalani. Suami maupun istri harus belajar memahami
dirinya dalam hidup bersama dan mereka juga mulai menghadapi
masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan pernikahannya.
Masing-masing pihak belajar untuk menerima kelebihan maupun
kekurangan pasangannya. Dengan kata lain, baik suami maupun istri
memberi maupun menerima (Anjani & Suryanto, 2006).
Pernikahan yang usianya sekitar 1 hingga 3 tahun
mempermasalahkan masalah keuangan baik di tahun pertama
pernikahan maupun di tahun ketiga. Masalah waktu luang juga sering
diungkapkan. Begitu pula masalah keluarga pasangan. Masalah agama
justru jarang dipermasalahkan (Oggins, 2003).
Seseorang yang berada pada tahap midlife, biasanya memiliki
perubahan masalah dari tahap kehidupan sebelumnya karena tantangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan rintangan yang dijalani juga berubah. Midlife sendiri merupakan
periode dimana kehidupan seseorang mengalami transisi dan kejadian-
kejadian yang baru terjadi dimulai seperti menopause, caregiving,
kematian orang tua yang umumnya tidak dialami pada tahap
sebelumnya (saat masih muda). Penelitian yang dilakukan oleh Henry
dan Miller (2004) mengatakan bahwa ketika seseorang sedang berduka
cita karena kehilangan orang tua mereka, konflik akan meningkat dan
keharmonisan hubungan dalam rumah tangga mereka akan menurun.
Sama halnya saat seseorang indidivu dewasa madya mengalami
menopause. Menopause menyebabkan seorang wanita mengalami
kemarahan, kecemasan dan depresi. Matthew (1992, dalam Henry &
Miller, 2004) menemukan bahwa ketika seseorang mengalami
menopause, mereka juga akan mengalami perubahan biologis yang
terkadang menyebabkan meningkatnya masalah-masalah seksual.
Masalah-masalah tersebut dapat berkembang menjadi sebuah konflik
dalam menjalani pernikahan mereka.
Selain itu, seseorang yang memasuki tahap midlife juga akan
menghadapi syndrom empty nest dimana anak-anak mereka mulai
meninggalkan rumah. Hal ini juga kemudian meningkatkan masalah-
masalah dalam pernikahan (Henry & Miller, 2004).
Terkait masalah pernikahannya, pernikahan pada usia midlife
mengungkap bahwa keuangan menjadi masalah yang paling sering
muncul. Diikuti oleh masalah anak dan sexual issues. Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
komunikasi justru tidak terlalu menonjol dalam midlife marriages
(Henry & Miller, 2004).
Memasuki usia dewasa akhir, ternyata older couple memiliki
tingkat perceraian yang rendah dan kepuasan yang tinggi secara
umum, namun mereka tetap menghadapi tantangan dan masalah dalam
hubungan mereka (Henry & Miller, 2005).
Orang pada usia ini lebih jarang mengalami distress dibandingkan
dengan pasangan muda dan memiliki sedikit keinginan agar
pasangannya berubah. Mereka juga memiliki konflik yang lebih
sedikit. Namun, mereka masih menghadapi perbedaan pendapat dan
kekecewaan. Masalah dalam pernikahan pada masa dewasa akhir
berpengaruh pada kesehatan fisik (Henry & Miller, 2005).
Dalam penelitian Henry dan Miller (2005), Kiccolt-Glaser dan
Newton (2001) menemukan beberapa bukti bahwa perselisihan dalam
pernikahan dapat meningkat resiko seseorang terkena masalah
kesehatan seperti penyakit ginjal. Penelitian yang dilakukan oleh
Henry & Miller (2005) menemukan bahwa tiga masalah pokok yang
terjadi dalam pernikahan yang dijalani oleh orang dewasa akhir adalah
komunikasi, rekreasi, dan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
B. Masa Dewasa
1. Definisi Masa Dewasa
Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti
tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah
seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang
dewasa lainnya (Hurlock, 1991 dalam Natari, 2016).
2. Tahap Perkembangan Masa Dewasa
Masa dewasa dibagi menjadi 3 bagian, yaitu masa dewasa awal,
masa dewasa menengah (madya), dan masa dewasa akhir.
a. Masa Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa yang dihadapi seorang individu
setelah masa remaja. Hurlock (1986, dalam Natari, 2016)
mengelompokkan dewasa awal dimulai dari usia 18 tahun sampai
kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong
dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut
Santrock (2002), orang dewasa awal menghadapi masa peralihan
dilihat secara fisik, intelektual dan perannya di lingkungan sekitar.
Pada tahap dewasa awal ini, individu mengalami perkembangan
sosial yang paling puncak. Saat ini juga pandangan egosentris
berubah menjadi sikap lebih memahami perasaan serta pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sesamanya. Pada masa dewasa awal ini juga, relasi memiliki
peranan yang sangat penting bagi individu (Natari, 2016).
Dewasa awal merupakan awal mula seseorang memiliki
hubungan secara akrab dan mesra dengan lawan jenisnya yang
kemudian berujung pada pernikahan dan menjadi orang tua yang
sudah diakui secara hukum. Salah satu karakterisitik individu
dewasa awal yang dikemukakan oleh Hurlock (1986, dalam Natari,
2016) bahwa dewasa awal merupakan saat dimana individu
menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru dan memiliki
kesempatan untuk menikmati kebebasan yang diperolehnya.
Individu yang merupakan dewasa awal akan menyesuaikan
diri dengan pola kehidupan yang baru. Individu juga menyesuaikan
dirinya dengan tuntutan sosial yang baru. Menurut Hurlock (1986,
dalam Natari 2016) beberapa ciri masa dewasa awal adalah masa
dewasa awal merupakan usia reproduktif yang ditandai dengan
individu memulai untuk membangun sebuah rumah tangga
termasuk di dalamnya yaitu wanita yang sudah siap menerima
tanggung jawab sebagai seorang ibu. Individu dewasa awal juga
akan menyesuaikan diri dengan kehidupan pernikahan dan peran
sebagai orang tua dimana individu dewasa awal sudah dianggap
dewasa secara hukum. Selain itu, individu dewasa awal juga akan
menghadapi banyak konflik. Konflik yang terjadi seringkali
muncul melalui rasa takut dan khawatir. Rasa takut dan khawatir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ini dipengaruhi oleh pernyataan “apakah saya bisa sukses
menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapi, atau malah
gagal?”
b. Masa Dewasa Menengah
Masa dewasa menengah merupakan masa dimana individu
harus memikul tanggung jawab yang lebih besar, sementara
individu juga mengalami penurunan performa terkait fisik yang
mereka punya. Masa dewasa menengah juga ketika individu
menjadi lebih sadar bahwa ia memiliki waktu yang tidak cukup
banyak dalam hidupnya sehingga ia akan berusaha untuk mencapai
puncak karirnya. Individu dewasa menengah akan merasa puas saat
mereka dapat mewariskan sesuatu yang memiliki makna terhadap
generasi selanjutnya (anak) (Santrock, 2002).
Selain itu, usia dewasa madya merupakan masa transisi
dimana individu membiarkan anak-anak mereka untuk pergi
meninggalkan rumah. Hal ini yang biasanya dikenal dengan
(syndrom empty nest). Syndrom empty nest biasanya
mempengaruhi meningkatkan frekuensi masalah-masalah dalam
pernikahan individu. Selain syndrom empty nest, kematian orang
tua dan pensiun juga biasanya terjadi pada usia dewasa menengah
(Henry & Miller, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa usia dewasa
madya adalah saat individu mencapai puncak karir dalam jabatan
maupun penghasilan. Dalam mencapai puncak karirnya, individu
usia paruh baya juga menghadapi tantangan seperti globalisasi
dunia kerja, pensiun dini, keprihatinan mengenai pensiun dan
perawatan kesehatan. Hal ini bisa menjadi tekanan ataupun
penyemangat tergantung bagaimana individu menyikapinya.
Individu juga akan menghadapi banyak beban dalam hidupnya.
Salah satunya seperti beban finansial misalnya membayar kontrak
rumah, cicilan, perawatan kesehatan keluarga, biaya pendidikan
anak, pinjaman untuk anggota keluarga biasanya dihadapi oleh
individu dewasa madya (Santrock, 2002).
Gibson (2009, dalam Santrock, 2002) mengatakan bahwa
individu dewasa tidak hanya memiliki kesempatan untuk mencapai
performansi kerja yang maksimal, namun mereka juga harus
belajar memanfaatkan waktu senggang yang dimiliki. Pada masa
ini, individu dewasa menengah menjadi lebih mampu untuk
menyimpan uang sehingga mereka cenderung memilki persediaan
uang lebih banyak sehingga memiliki kesempatan yang lebih
banyak untuk menikmati waktu luang (berlibur) (Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Masa Dewasa Akhir
Pada masa dewasa akhir, terjadi proses penuaan yang
menyebabkan perubahan kesehatan fisik individu semakin tampak
(Desmita, 2005).
Kemampuan kognitif individu mengalami penurunan yang
cepat yang sudah dimulai sejak usia dewasa menengah (Birren,
2002). Oleh karena itu, tidak jarang dari individu dewasa akhir
mengalami penyakit Alzheimer dan Parkinson. Sistem kekebalan
tubuh juga mengalami penurunan yang bisa ditingkatkan melalui
olahraga Peneliti menemukan bahwa lansia yang terlibat dalam
aktivitas kognitif yang menantang, memiliki fungsi kognitif yang
lebih baik dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya
(Santrock, 2002).
Setelah berusia 60 tahun, berat badan individu turun diikuti
dengan menurunnya kemampuan visual, penglihatan terhadap
warna, dan kemampuan persepsi kedalaman. Kemungkinan terkena
penyakit meningkat terutama ketika sudah berusia 75 tahun
(Santrock, 2002).
Banyak lansia yang memiliki minat yang lebih besar dalam
hal spiritual dan religiusitas dibandingkan saat mereka masih
muda. Buktinya, banyak lansia yang kemudian menjadi pemimpin
agama di tempat ibadah maupun di komunitas mereka (Santrock,
2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lansia menjadi pribadi yang lebih hati-hati dan lebih ramah
dari sebelumnya. Ageisme juga dialami oleh individu lanjut usia.
Terkait hubungannya dengan kerabatnya, lansia cenderung
memilih kerabat dekat dibandingkan membangun relasi yang baru
dengan orang lain (Santrock, 2002).
C. Dinamika Permasalahan dalam Pernikahan yang Dijalani Oleh
Orang Dewasa
Dalam kehidupan, setiap individu pasti menghadapi sebuah
masalah. Masalah dihadapi oleh setiap individu, mulai dari anak-anak
hingga orang dewasa. Begitu pun dengan orang dewasa yang sudah
menikah. Menjalani pernikahan bukanlah hal yang mudah. Di satu sisi,
orang yang menikah pasti mengharapkan kebahagiaan pernikahannya.
Namun untuk mencapai suatu kebahagiaan perkawinan tersebut bukanlah
hal yang secara cepat dapat diwujudkan. Dalam suatu perkawinan,
terkadang apa yang diharapkan oleh masing-masing individu tidak sesuai
dengan kenyataannya.
Perkawinan terkadang memaksakan individu untuk menyesuaikan
diri akan tuntutan peran dan tanggung jawab, baik sebagai istri maupun
suami. Saat individu tidak mampu untuk melakukan tuntutan-tuntutan
tersebut, banyak kejadian-kejadian yang tidak diharapkan mungkin terjadi
dalam pernikahan mereka, seperti misalnya perselisihan, pertentangan,
bahkan yang paling buruk adalah perceraian (Dewi & Basti, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Coser (dalam Dewi & Basti, 2008) menyatakan bahwa dalam suatu
ikatan hubungan antara laki-laki dan perempuan pasti akan menghadapi
sebuah konflik. Konflik bahkan dijumpai pada hubungan yang terlihat
baik-baik saja. Hal ini berarti bahwa konflik merupakan hal yang lumrah
terjadi. Sadarjoen (2005, dalam Dewi & Basti, 2008) menyatakan bahwa
konflik perkawinan adalah konflik yang memberikan pengaruh yang kuat
terhadap relasi antara kedua belah pihak yang melibatkan pasangan suami
istri. Lebih lanjut Sadarjoen (2005, dalam Dewi & Basti, 2008)
menyatakan bahwa konflik dapat terjadi karena banyaknya perbedaan-
perbedaan yang terjadi ketika menjalani sebuah pernikahan. Perbedaan-
perbedaan tersebut seperti misalnya perbedaan persepsi, harapan, nilai-
nilai yang dianut, latar belakang, dan lain sebagainya. Selain itu, menurut
Tanyid (2005), perbedaan latar belakang dan kepribadian menjadi
beberapa faktor penyebab konflik dalam hubungan suami isteri.
Sumber masalah dalam setiap pernikahan pun berbeda-beda
sehingga menghasilkan masalah yang berbeda-beda pula. Hal ini terjadi
karena setiap individu itu unik. Santrock (2002) mengatakan bahwa saat
seseorang memutuskan untuk menikah, mereka akan menghadapi beban
yang masuk dalam bidang ekonomi seperti sewa atau kontrak rumah
sebagai tempat untuk tinggal, perawatan kesehatan ketika sakit dan lain
sebagainya. Selain itu, Miller dkk. (2003) mengatakan bahwa beberapa
dari pasangan menikah mungkin menghadapi masalah dalam bentuk
komunikasi, keuangan, dan religiusitas. Henry & Miller (2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menemukan masalah keuangan paling sering muncul dalam kehidupan
midlife. Dalam penelitian yang sama, Amato dan Rogers’s (1997)
menemukan bahwa masalah ketidaksetiaan, kecemburuan, drinking, anger
merupakan prediktor dari perceraian dalam 12 tahun terakhir dimana
ketidaksetiaan menjadi prediktor yang paling kuat sebagai penyebab dari
perceraian di Amerika. Di Indonesia, Yulida Nur Hajizah dalam
penelitiannya mengatakan bahwa, masalah keuangan, perselingkuhan,
kurang komunikasi, seks dan lainnya menjadi penyebab dari perceraian
(Hajizah, 2012).
Melengkapi penjelasan sebelumnya, fakta yang ditemukan oleh
Henry & Miller (2004) adalah bahwa masalah-masalah pernikahan
memiliki pengaruh yang besar terhadap kepuasan pernikahan. Pada
penilitian yang berbeda, Henry dan Miller juga mengatakan bahwa
hubungan pernikahan dengan masalah-masalah tertentu dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan tingkat depresi seseorang (Fincham &
Beach, 1999; Kiecolt-Glaser & Newton, 2001; dalam Henry dan Miller,
2005). Sependapat dengan Henry & Miller, McGonagle, Kessler, &
Gotlib, 1993; dalam Oggins (2003) juga menyatakan bahwa banyaknya
perselisihan dalam kehidupan pernikahan akan menimbulkan kekacauan
dalam pernikahan.
Melihat banyaknya masalah yang mungkin terjadi dalam sebuah
pernikahan yang kemudian membuat peneliti ingin melakukan penelitian
ini. Selain itu, penting untuk mempelajari topik mengenai masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pernikahan di Indonesia karena negara Indonesia sekarang menjadi negara
dengan angka perceraian tertinggi di Asia Pasifik. Angka perceraian di
Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Melalui penelitian ini,
peneliti berharap bisa menjadi pelajaran bagi para pasangan menikah yang
mungkin menghadapi banyak masalah dalam pernikahannya. Selain itu,
penelitian ini juga kiranya dapat menjadi acuan bagi para psikolog untuk
membantu para pasangan menikah yang mungkin menghadapi berbagai
macam masalah dalam kehidupan pernikahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei. Peneliti ingin
mendapatkan informasi mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh
individu dewasa dalam menjalani pernikahannya. Dalam penelitian survei,
peneliti mengumpulkan informasi melalui kuesioner. Singarimbun
(1993:3) memiliki anggapan bahwa penelitian survei adalah suatu
penelitian yang menggunakan sampel yang berasal dari suatu populasi
tertentu dan memiliki data pokok dari kuesioner (Prastowo, 2014).
B. Informan Penelitian
Peneliti menggunakan salah satu bentuk non-probability sampling,
yakni purposive sampling. Peneliti memilih subjek karena subjek memiliki
ciri-ciri yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
Penentuan jumlah subjek tergantung pada apa yang ingin
diketahui, tujuan dan manfaat penelitian, serta apa yang dilakukan dalam
jangka waktu yang tersedia. Karakteristik subjek dalam penelitian ini yaitu
laki-laki dan perempuan dewasa yang menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Prosedur Penelitian
Menciptakan setting penelitian merupakan hal yang penting agar
baik peneliti maupun responden bisa memiliki relasi yang saling
mendukung proses pengambilan data. Peneliti melakukan prosedur
penelitian sebagai berikut :
1. Peneliti memilih topik dan merumuskan rancangan penelitian. Dalam
hal ini, peneliti mengumpulkan data yang sesuai dengan topik
penelitian. Data tersebut berasal dari jurnal, buku, dan sumber lainnya
dari internet.
2. Peneliti kemudian menentukan karakteristik subjek yang akan diteliti
pada penelitian ini.
3. Setelah itu, peneliti menyusun pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk
mengetahui tujuan dari penelitian ini.
4. Peneliti mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan secara
online pada responden yang sesuai dengan karakteristik subjek dalam
penelitian ini. Peneliti menyebarkan kuesioner melalui media sosial
seperti facebook, line, dan media sosial lainnya. Subjek dapat mengisi
kuesioner melalui komputer atau smartphone yang dimiliki kapan saja.
5. Setelah mengambil data, peneliti melakukan analisis dari hasil
kuesioner yang telah didapatkan.
6. Peneliti lalu menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah
dikonfirmasikan dengan dosen pembimbing. Setelah itu peneliti juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memberikan saran bagi peneliti yang akan meneliti topik yang sama di
kemudian hari.
D. Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data yang dapat digunakan
seperti wawancara, observasi, diskusi, FGD (Focus Grup Discussion),
kuesioner dan sebagainya. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data
yang digunakan adalah kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan terbuka.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bervariasi.
Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner adalah pertanyaan terbuka
yang memberikan kebebasan kepada informan untuk mengemukakan
jawaban sesuai dengan konteks pembicaraan.
Terkait hal itu, peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak-
banyaknya kepada individu yang sesuai dengan karakteristik subjek yang
telah ditentukan, yakni pria atau wanita dewasa yang menikah.
E. Metode Analisis Data
Setelah seluruh data dari angket telah didapatkan, tahap
selanjutnya adalah mengolah data. Analisis data adalah proses
menyederhanakan data menjadi bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Dalam proses analisis ini, data yang didapatkan menjadi
lebih sederhana dan mudah dipahami (Prastowo, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada penelitian ini, subjek melakukan analisis tematik untuk
mengolah data yang didapatkan dari kuesioner. Inductive thematic
analysis merupakan teknik khusus dalam analisis kualitatif yang
digunakan untuk menganalisis respon atau tanggapan dari pertanyaan
terbuka. Analisis tematik adalah metode analisis yang digunakan untuk
membuat deskripsi pengalaman hidup yang jelas "melalui pembuatan tema
atau kode yang dikembangkan yang berpotensi bermanfaat bagi peneliti
lain" (Boyatzis, 1998, dalam Henry & Miller, 2005).
Alasan utama analisis tematik dilakukan daripada disebabkan oleh
sifat eksplorasi dari penelitian, di mana penemuan pengalaman hidup
masyarakat adalah tujuan utama, bukan pengembangan teori (Gubrium &
Sankar, 1994; Neuman, 2000). Sifat pengumpulan data melalui survei
yang dikirim melalui survei online juga membatasi apa yang dapat
disimpulkan dari data. Tidak adanya kontak langsung dengan para peserta
menghilangkan kesempatan bagi para peneliti untuk mengklarifikasi
tanggapan peserta, menilai informasi nonverbal, dan bertanya lebih lanjut
(Henry & Miller, 2005).
Variasi respon yang didapatkan dalam penelitian ini dibedakan
berdasarkan usia, usia pernikahan, serta jenis kelamin. Usia pernikahan
dibedakan menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama dengan usia
pernikahan 1-3 tahun, kelompok kedua dengan usia pernikahan 3-10
tahun, dan kelompok ketiga dengan usia pernikahan lebih dari 10 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pembagian kelompok usia maupun pernikahan digunakan untuk
memudahkan peneliti melakukan analisis dari data yang didapatkan.
F. Kredibilitas Penelitian
Peneliti menggunakan seorang (external auditor) untuk
memberikan penilaian terhadap penelitian ini, dalam hal ini yaitu dosen
pembimbing. Menurut Cresswell (2014), dengan adanya seorang auditor
dapat membantu peneliti dalam memberikan penilaian secara objektif,
mulai dari awal proses penelitian hingga kesimpulan penelitian
(keakuratan transkrip, hubungan antara rumusan masalah dan data, analisis
data mulai dari data mentah hingga interpretasi)
Pada awal proses penelitian, peneliti menentukan topik mengenai
apa yang ingin diteliti. Lalu, peneliti meminta tanggapan kepada dosen
pembimbing mengenai topik yang sudah dipilih. Selanjutnya, peneliti
mulai menuliskannya dalam bentuk beberapa butir-butir paragraf dan
melanjutkan sampai dengan proses pengumpulan data. Saat
mengumpulkan data, peneliti juga meminta bantuan kepada dosen
pembimbing mengenai siapa saja yang dapat mengisi survei. Setelah data
didapatkan, peneliti kemudian juga kemudian mengelompokkan data ke
dalam tema-tema spesifik yang sudah disetujui oleh dosen pembimbing.
Dalam proses analisis data, peneliti juga kembali meminta persetujuan
dosen pembimbing terkait adanya data-data yang tidak jelas, data yang
tidak lengkap, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengambilan data penelitian berlangsung selama kurang lebih satu
bulan, tepatnya dimulai pada tanggal 3 Maret 2017. Selama proses
pengambilan data, peneliti melakukan survei online dan menyebarkannya
melalui social media seperti line, facebook, whatsapp dan lain sebagainya.
Untuk itu, semua orang yang masuk dalam kriteria subjek yang telah
ditentukan dapat mengisi survei tersebut. Peneliti telah menentukan
kriteria subjek yaitu subjek merupakan orang dewasa yang sudah terlibat
dalam pernikahan dengan lawan jenisnya. Kriteria tersebut sudah
ditempatkan di bagian awal survei.
Sebelum mengisi survei, subjek juga ditanyakan kembali apakah
bersedia atau tidak mengisi survei tersebut. Jika subjek tidak bersedia,
maka survei tersebut akan berhenti secara otomatis. Survei online ini
dilakukan agar peneliti mudah mendapatkan data yang banyak serta dapat
menjangkau subjek yang lebih luas sesuai dengan tujuan penelitian ini.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Pada penelitian ini, jumlah penjawab survei adalah 667 subjek.
Namun, yang mengisi bagian penelitian subjek hanya 113 subjek dengan
rincian semua subjek mengisi survei secara online. Ada beberapa subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang gugur karena tidak sesuai dengan kriteria subjek yang sudah
ditentukan peneliti yaitu orang dewasa yang sudah menikah. Ada subjek
yang mengisi namun belum menjalani sebuah pernikahan. Selain itu,
beberapa lainnya tidak mengisi survei secara lengkap. Banyak dari subjek
yang hanya mengisi bagian data diri saja. Mereka tidak melanjutkan
pengisian survei hingga akhir. Oleh karena itu, peneliti hanya
menggunakan data dari 113 subjek saja. Berdasarkan hasil penelitian,
berikut ini rangkuman data berdasarkan usia, usia pernikahan, dan jenis
kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 4.1.
Deskripsi Usia Subjek
Rentang usia Jumlah Persen (%)
Dewasa awal 88 77,9 %
Dewasa menengah 22 19,5 %
Dewasa akhir 1 0,9 %
Tidak diketahui 2 1,8 %
Total 113 100 %
Tabel 4.2
Deskripsi Usia Pernikahan Subjek
Usia Pernikahan Jumlah Persen (%)
< 3 tahun 40 35,4 %
3-10 tahun 46 40,7 %
> 10 tahun 24 21,2 %
Tidak diketahui 3 2,6 %
Total 113 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.3
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)
Laki-laki 43 38,1 %
Perempuan 66 58,4 %
Tidak diketahui 4 3,5 %
Total 113 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. HASIL PENELITIAN
Dari 113 orang subjek yang mengisi survei online, peneliti
mendapatkan 134 respon. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa
subjek yang melaporkan lebih dari 1 respon. Dari 134 respon tersebut,
peneliti membaginya ke dalam beberapa tema. Pengelompokkan tema
dibuat berdasarkan kesepakatan dengan ahli, dalam hal ini dosen
pembimbing. Tema-tema tersebut adalah relasi dengan keluarga pasangan,
relasi dengan kerabat pasangan, campur tangan keluarga , finansial, jarak,
personality dan personal habits (sifat dan kebiasaan) diri dan pasangan,
personality dan personal habits (sifat dan kebiasaan) keluarga , godaan
dari lawan jenis, dukungan dari lingkungan sekitar, perselingkuhan, serta
dan lain-lain. Jawaban subjek yang tidak masuk dalam kategori tema yang
ada maupun jawaban subjek yang memiliki makna yang tidak jelas
dimasukkan dalam tema lain-lain.
Ketiga tema yang paling banyak dilaporkan oleh subjek adalah
tema yang berhubungan dengan keluarga. Tema utama yang paling sering
dilaporkan oleh subjek masuk dalam tema campur tangan keluarga, yakni
sebanyak 22 respon. Sebagian besar dari subjek mengatakan bahwa baik
orang tua maupun mertua selalu ikut campur dalam rumah tangga yang
dijalaninya. Selain orang tua dan mertua, salah satu subjek mengatakan
bahwa keluarga besar dari pasangan juga mencampuri urusan rumah
tangga yang ia jalani. Pada tema ini, subjek dewasa awal paling banyak
memberikan respon. Subjek dengan usia pernikahan 3-10 tahun paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
banyak memberikan respon yang masuk dalam tema ini. Dilihat dari jenis
kelaminnya, subjek perempuan lebih banyak memberikan jawaban
dibandingkan laki-laki. Selanjutnya adalah tema tentang personality dan
personal habits dari keluarga pasangan. Beberapa dari subjek memberikan
jawaban yang menilai bagaimana sifat dari keluarga pasangan, seperti
“adik pasangan menyebalkan”, “saudara suami rada rese” dan sebagainya.
Ada juga memberikan respon tentang kebiasaan yang dilakukan oleh
keluarga pasangan seperti “seringnya keluarga pasangan menginap di
rumah”. Selain itu, ada juga subjek yang merasa belum terbiasa dengan
kehidupan baru, sehingga merasa memiliki pola pikir dan gaya hidup yang
berbeda dengan mertua. Dalam kategori tema ini, subjek berjenis kelamin
perempuan yang lebih banyak memberikan respon dengan semua subjek
merupakan subjek dewasa awal. Subjek dengan usia pernikahan 3-10
tahun lebih banyak memberikan respon pada kategori ini dibandingkan
subjek dengan usia pernikahan kurang dari 3 tahun dan lebih dari 10
tahun.
Selanjutnya yaitu relasi dengan keluarga. Total respon yang
didapatkan pada tema ini yaitu 21 respon. Beberapa dari subjek
memberikan jawaban bahwa keluarga pasangan tidak menyukai subjek.
Beberapa lainnya memberikan respon mengenai masalah ketidakcocokan
dengan keluarga pasangannya. Ada yang mengatakan bahwa ia merasa
tidak sepaham dengan mertuanya bahkan ada juga subjek yang
melaporkan bahwa pernah terjadi pertengkaran antara pasangan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dengan keluarga subjek. Pada tema ini, subjek dewasa awal yang paling
banyak memberikan respon, yakni sebesar 13. Dilihat dari usia
pernikahannya, subjek dengan usia pernikahan 3-10 tahun yang paling
smemberikan respon yaitu yang berjumlah 13. Baik subjek perempuan
maupun subjek laki-laki cukup seimbang memberikan respon yang masuk
dalam tema ini.
Selain tema personality dan personal habits (sifat dan kebiasaan)
yang dilihat dari sudut pandang keluarga, ada juga tema personality dan
personal habits (sifat dan kebiasaan) dilihat dari sudut pandang bersama
pasangan. Dalam hal ini, subjek mengatakan bahwa pasangannya terlalu
curiga. Subjek lain mengatakan bahwa seringkali ada perbedaan pendapat
dan tidak ada yang mau mengalah. Ada juga subjek yang berkata bahwa
subjek tidak bisa berpisah dengan orang tuanya. Dalam kategori tema ini,
subjek dewasa awal yang memberikan respon paling banyak. Baik subjek
dengan usia pernikahan kurang dari 3 tahun maupun 3-10 tahun
memberikan respon yang sama banyak. Begitu pula jika dilihat
berdasarkan jenis kelaminnya. Subjek laki-laki dan perempuan
memberikan respon dalam jumlah yang sama banyaknya.
Komunikasi menjadi hal yang cukup banyak menjadi masalah
dalam kehidupan pernikahan. Subjek melaporkan komunikasinya tidak
lancar dengan pasangan karena sama-sama sibuk bekerja serta menjalani
hubungan jarak jauh. Tema komunikasi dilaporkan oleh subjek dewasa
awal saja. Terkait usia pernikahannya, subjek dengan usia pernikahan 3-10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tahun paling banyak memberikan respon, yakni sebanyak 4 respon dari
total respon 8. Subjek perempuan melaporkan sebanyak 5 respon yang
masuk dalam tema komunikasi.
Selanjutnya masalah finansial. Masalah finansial sering juga
menjadi hal yang dipermasalahkan dalam pernikahan. Total respon dalam
tema finansial berjumlah 10. Beberapa diantaranya melaporkan bahwa
anggota keluarga sering meminta bantuan finansial terhadapnya. Ada juga
yang mengatakan bahwa keluarga pasangannya masih sangat bergantung
dengan pasangan. Salah satu subjek juga merasa bahwa mertua tidak
terlalu memperhatikan pasangannya dari segi finansial. Dalam tema ini,
subjek dewasa awal paling banyak merespon, jumlahnya sebanyak 7
respon. Baik subjek dengan usia pernikahan kurang dari 3 tahun maupun
lebih dari 10 tahun banyak memberikan respon dalam tema ini. Dilihat
dari jenis kelaminnya, subjek perempuan dan laki-laki cukup banyak
merespon.
Tema berikutnya adalah godaan dari lawan jenis. Dalam tema
godaan dari lawan jenis, subjek melaporkan sebanyak 8 respon. Beberapa
diantaranya melaporkan tentang lingkungan kerja pasangan yang banyak
godaan, bahkan pasangan didekati oleh teman sekantor. Ada juga subjek
yang mengaku memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis lain yang bukan
pasangannya. Subjek perempuan usia dewasa awal yang paling banyak
memberikan jawaban pada tema ini. Jika dilihat dari usia pernikahan,
subjek yang menikah 3-10 tahun yang paling banyak memberikan respon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Menyusul tema godaan dari lawan jenis, tema perselingkuhan pun
dilaporkan dalam jumlah yang hampir sama dengan godaan dari lawan
jenis. Dalam tema perselingkuhan, didapatkan sebanyak 7 respon. Dalam
tema ini subjek perempuan memberikan respon sebanyak 6. Baik subjek
dewasa awal maupun menengah melaporkan dalam jumlah yang sama
banyaknya yaitu 3 respon. Baik usia pernikahan 3-10 tahun maupun lebih
dari 10 tahun merespon dalam jumlah yang hampir sama banyaknya, yakni
4 dan 3.
Tema dukungan dari lingkungan sekitar berkaitan dengan restu
yang didapatkan terhadap kehidupan pernikahan yang dijalani subjek.
Dalam penelitian ini, respon yang didapatkan terbilang sedikit, yaitu
berjumlah 3. Subjek mengatakan bahwa kurangnya restu yang didapatkan
akan pernikahan yang dijalani. Ada juga subjek mengatakan bahwa
keluarga pasangan tidak menyetujui hubungan mereka. Pada kategori tema
ini, subjek perempuan dewasa awal yang menjalani pernikahan kurang
dari 3 tahun yang memberikan respon.
Seperti yang dipaparkan sebelumnya bahwa tema komunikasi
mendapatkan jumlah yang cukup banyak. Lain halnya dengan tema ini.
Meskipun jarak juga menjadi masalah dalam kehidupan pernikahan,
namun respon yang didapatkan sangat sedikit yakni berjumlah 2 respon
saja. Subjek yang melaporkan masalah jarak merupakan subjek yang
menjalani hubungan pernikahan jarak jauh. Kategori ini hanya dijawab
oleh subjek usia dewasa awal yang memiliki usia pernikahan kurang dari 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tahun. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki jumlah yang sama
banyak dalam memberikan respon yang masuk dalam tema ini.
Berebda dengan relasi dengan keluarga yang dilaporkan sangat
banyak, sebagian kecil subjek melaporkan bahwa subjek memiliki masalah
terkait hubungan dengan kerabat pasangan. Jumlah respon yang
didapatkan berjumlah 2. Subjek mengatakan bahwa kerabat pasangan
sering mengganggu. Baik subjek dewasa awal maupun dewasa menengah
merespon akan tema ini. Terkait usia pernikahannya, subjek dengan usia
pernikahan kurang dari 3 tahun maupun lebih dari 10 tahun memberikan
respon yang sama banyak. Baik laki-laki maupun perempuan juga
merespon dengan jumlah yang sama banyaknya.
Melihat banyaknya masalah-masalah yang dipaparkan di atas,
peneliti juga menemukan bahwa ternyata ada cukup banyak subjek yang
merespon bahwa mereka tidak memiliki masalah dalam pernikahan yang
mereka jalani. Respon subjek mengatakan tidak ada masalah berjumlah
17. Sebagian besar subjek berasal dari kelompok usia dewasa awal, usia
pernikahan 3-10 tahun, serta baik laki-laki maupun perempuan merespon
sama banyaknya mengetakan bahwa tidak ada masalah yang mereka temui
dalam pernikahan mereka.
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, jawaban-jawaban subjek
yang tidak jelas dan tidak masuk dalam kateogori tema yang sudah
ditetapkan akan dimasukkan dalam tema lain-lain. Respon subjek yang
masuk dalam kedua kategori tema tersebut berjumlah 9 respon. Intervensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
masalah internal, kesombongan, tetangga, gosip, masalah sepele, serta
keyakinan merupakan respon-respon yang masuk dalam kategori dan lain-
lain. Dalam kategori tema ini, subjek laki-laki lebih banyak memberikan
respon daripada perempuan. Subjek dengan usia dewasa awal dominan
memberikan respon. Subjek dengan usia pernikahan kurang dari 3 tahun
paling banyak memberikan respon dalam tema ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.4
Deskripsi Hasil Penelitian
No Tema
Usia Usia pernikahan Jenis Kelamin Total
Dewasa
awal
Dewasa
madya
Dewasa
akhir
Tidak
isi
< 3
tahun
3-10
tahun
> 10
tahun
Tidak
isi
Laki-
laki
Perempu
an
Tidak
isi
1
Campur tangan keluarga
pasangan/mertua 17 4 0 1 8 11 2 1 5 16 1
66
2
Personality, personal habits
(keluarga) 17 4 0 0 7 8 6 0 6 14 1
63
3
Relasi dengan keluarga
pasangan/mertua 13 7 0 0 2 13 5 0 9 11 0
60
4 Tidak ada masalah 14 2 0 1 7 9 0 1 7 8 2 51
5 Finansial 7 3 0 0 3 1 4 2 4 6 0 30
6 Komunikasi 8 0 0 0 2 4 2 0 3 5 0 24
7 Godaan dari lawan jenis 6 2 0 0 1 5 2 0 4 4 0 24
8 Perselingkuhan 3 3 1 0 0 4 3 0 1 6 0 21
9 Personality (diri sendiri&pasangan) 4 1 0 0 2 2 1 0 2 3 0 15
10 Dukungan dari lingkungan sekitar 3 0 0 0 3 0 0 0 0 3 0 9
11 Teman/kerabat 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 6
12 Jarak 2 0 0 0 2 0 0 0 1 1 0 6
13 Dan lain-lain 7 2 0 0 5 2 2 0 5 4 0 27
Total 102 29 1 2 43 59 28 4 48 82 4 402
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1. Penjelasan Tema dengan Usia
Terkait usia subjek, peneliti membaginya menjadi 3 kelompok usia
yaitu dewasa awal, dewasa menengah dan dewasa akhir. Secara
keseluruhan, usia dewasa awal terlihat lebih banyak memberikan
respon. Hal ini dikarenakan, subjek pada penelitian ini sebagian besar
merupakan orang dewasa yang masuk dalam kategori dewasa awal.
Subjek dewasa awal memberikan jawaban pada setiap tema yang telah
ditentukan. Jika dilihat dari keseluruhan tema yang ada, subjek dewasa
awal paling banyak memberikan respon pada tema personality dan
personal habits keluarga dan campur tangan keluarga. Selain kedua
kategori tema tersebut, subjek dewasa awal cukup banyak melaporkan
masalah yang masuk dalam tema relasi dengan keluarga pasangan.
Subjek dewasa awal juga banyak mengatakan bahwa tidak ada
masalah dalam pernikahan yang mereka jalani. Tema yang paling
sedikit dilaporkan oleh subjek usia dewasa awal adalah tema tentang
relasi dengan kerabat.
Selanjutnya, masuk ke dalam kategori usia dewasa menengah.
Subjek dewasa menengah memberikan jawaban hanya pada tema
tentang relasi dengan keluarga, campur tangan keluarga, personality
dan personal habits keluarga, finansial, perselingkuhan, godaan dari
lawan jenis, relasi dengan kerabat, tidak ada masalah serta lain-lain.
Mereka tidak memberikan respon yang masuk dalam tema personality
dan personal habits diri sendiri dan pasangan, komunikasi, jarak, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dukungan dari lingkungan sekitar. Subjek usia dewasa menengah
paling banyak memberikan respon pada tema relasi dengan keluarga.
Selain itu, subjek dalam kelompok usia ini juga banyak merespon pada
tema campur tangan keluarga. Subjek dalam kategori usia dewasa
akhir bisa dibilang sangat sedikit, hanya berjumlah satu orang saja.
Subjek tersebut memberikan respon yang masuk dalam tema
perselingkuhan.
Tema relasi dengan keluarga hanya diberikan respon oleh subjek
yang berusia dewasa awal dan menengah. Begitu juga tentang campur
tangan keluarga, personality dan personal habits keluarga, finansial,
godaan dari lawan jenis, relasi dengan kerabat serta tidak ada masalah.
Sementara itu, tema personality dan personal habits diri sendiri dan
pasangan, komunikasi, jarak, serta dukungan dari lingkungan sekitar
hanya direspon oleh subjek dewasa awal saja. Hanya satu tema yang
dilaporkan oleh masing-masing ketiga kelompok usia yang ada, yakni
dewasa awal, dewasa menengah, serta dewasa akhir. Tema tersebut
merupakan tema tentang perselingkuhan.
Tema tentang perselingkuhan sama banyaknya diungkapkan oleh
subjek dewasa awal maupun menengah. Selain itu, relasi dengan
kerabat sama-sama dilaporkan sedikit oleh subjek dewasa awal dan
menengah. Berbeda dengan tema campur tangan mertua, subjek
dewasa awal banyak melaporkan masalah yang masuk dalam kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tersebut, sementara subjek dewasa menengah sangat sedikit
mengungkapkan masalah dalam kategori tema tersebut.
Jadi secara keseluruhan, tema yang paling banyak dilaporkan oleh
subjek usia dewasa awal dalam penelitian ini adalah tema yang masuk
dalam kategori campur tangan keluarga dan personality dan personal
habits keluarga, subjek dewasa madya mengungkap tema dalam
kategori relasi dengan keluarga, serta subjek dewasa akhir
mengungkap perselingkuhan.
2. Penjelasan Tema dengan Usia Perkawinan
Subjek berdasarkan usia pernikahan cukup bervariasi. Subjek
dengan usia pernikahan kurang dari 3 tahun paling banyak
memberikan respon yang masuk dalam kategori tema campur tangan
keluarga. Selain itu, tema personality dan personal habits keluarga
serta tidak ada masalah juga dilaporkan cukup banyak. Subjek dengan
usia pernikahan kurang dari 3 tahun tidak memberikan jawaban yang
termasuk dalam kategori tema perselingkuhan.
Subjek dengan usia pernikahan 3-10 tahun paling banyak
melaporkan masalah yang masuk dalam tema relasi dengan keluarga
pasangan, disusul dengan tema campur tangan keluarga. Subjek yang
menikah 3 hingga 10 tahun memberikan respon yang masuk dalam
keseluruhan tema kecuali jarak, dukungan dari lingkungan sekitar serta
relasi dengan kerabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Subjek yang sudah menjalani pernikahan lebih dari 10 tahun paling
banyak memberikan jawaban yang masuk dalam tema personality dan
personal habits keluarga. Subjek dengan usia pernikahan lebih dari 10
tahun tidak melaporkan masalah yang masuk dalam tema jarak dan
dukungan dari lingkungan sekitar.
Tema tentang jarak hanya dilaporkan oleh subjek yang memiliki
usia pernikahan kurang dari 3 tahun. Lain halnya dengan tema
perselingkuhan. Tema ini tidak dilaporkan oleh kelompok usia
pernikahan kurang dari 3 tahun, tetapi dilaporkan baik oleh subjek usia
pernikahan 3 hingga 10 tahun maupun subjek yang menikah lebih dari
10 tahun. Relasi dengan kerabat hanya dilaporkan oleh kelompok usia
pernikahan kurang dari 3 tahun dan lebih dari 10 tahun. Lalu, tema-
tema yang diungkapkan oleh semua subjek dalam kelompok usia
pernikahan manapun yaitu tema tentang relasi dengan keluarga,
campur tangan keluarga, personality dan personal habits keluarga,
komunikasi, finansial, godaan dari lawan jenis, tidak masalah serta
lain-lain.
Tema yang masuk dalam kategori lain-lain dilaporkan paling
banyak oleh kelompok usia pernikahan kurang dari 3 tahun. Tema
tentang relasi dengan kerabat dilaporkan paling sedikit diantara ketiga
kelompok usia pernikahan yang telah ditetapkan. Tema relasi dengan
keluarga sangat banyak dilaporkan oleh kelompok usia pernikahan 3
hingga 10 tahun, sedangkan sedikit dilaporkan oleh dua kelompok usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pernikahan lainnya. Tema terkait godaan dari lawan jenis cukup
banyak dilaporkan oleh subjek dengan usia pernikahan 3 hingga 10
tahun dan lebih dari 10 tahun, sedangkan subjek dengan usia
pernikahan kurang dari 3 tahun sangat sedikit mengungkapkan
masalah yang masuk dalam kategori tema tersebut. Selain itu, tema
terkait campur tangan keluarga cukup banyak dilaporkan oleh
kelompok usia pernikahan kurang dari 3 tahun dan 3 hingga 10 tahun,
namun sangat sedikit dilaporkan oleh subjek yang sudah menikah lebih
dari 10 tahun.
Jadi secara keseluruhan, tema yang paling banyak dilaporkan oleh
subjek usia pernikahan kurang 3 tahun adalah campur tangan keluarga,
subjek usia pernikahan 3 hingga 10 tahun melaporkan relasi dengan
keluarga dan subjek dengan usia pernikahan lebih dari 10 tahun
mengungkap personality dan personal habits keluarga. Jumlah yang
paling sedikit yang diungkap berdasarkan usia pernikahan adalah,
subjek usia pernikahan kurang dari 3 tahun tidak mengungkap tema
perselingkuhan, subjek usia pernikahan 3-10 tahun sama sekali tidak
mengungkap tema yang masuk dalam kategori jarak, dukungan dari
lingkungan sekitar, dan relasi dengan kerabat, sementara subjek
dengan usia pernikahan lebih dari 10 tahun sama sekali tidak
memberikan respon masalah dalam kategori personality dan personal
habits diri sendiri dan pasangan, jarak, dan dukungan dari lingkungan
sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Penjelasan tema dengan jenis kelamin
Tabel 4.5
Tema Subjek Laki-laki
No. Tema
Jumlah
respon
Persen
(%)
1 Relasi dengan keluarga 9 18,8 %
2 Tidak ada masalah 7 14,6 %
3
Personality, personal habits
(keluarga)
6 12,5 %
4 Campur tangan keluarga pasangan 5 10,4 %
5 Finansial 4 8,3 %
6 Godaan dari lawan jenis 4 8,3 %
7 Komunikasi 3 6,3 %
8
Personality, personal habits (diri
sendiri&pasangan)
2 4,17 %
9 Jarak 1 2,1 %
10 Perselingkuhan 1 2,1 %
11 Teman/kerabat 1 2,1 %
12 Dukungan dari lingkungan sekitar 0 0
13 Dan lain-lain 5 10,4 %
Total 48 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.6
Tema Subjek Perempuan
No. Tema
Jumlah
respon
Persen
(%)
1 Campur tangan keluarga pasangan 16 20,7 %
2
Personality, personal habits
(keluarga)
14 17,1 %
3 Relasi dengan keluarga 11 13,4 %
4 Tidak ada masalah 8 9,8 %
5 Finansial 6 7,3 %
6 Perselingkuhan 6 7,3 %
7 Komunikasi 5 6,1 %
8 Godaan dari lawan jenis 4 4,9 %
9 Dukungan dari lingkungan sekitar 3 3,7 %
10
Personality , personal habits (diri
sendiri&pasangan)
3 2,4 %
11 Jarak 1 1,2 %
12 Teman/kerabat 1 1,2 %
13 Dan lain-lain 4 4,9 %
Total 82 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada penelitian ini, subjek berjenis kelamin perempuan lebih
banyak mengikuti survei dibandingkan laki-laki. Subjek yang berjenis
kelamin laki-laki, paling banyak melaporkan masalah yang masuk
dalam kategori relasi dengan keluarga. Subjek laki-laki juga banyak
memberikan respon bahwa tidak ada masalah dalam pernikahannya.
Campur tangan mertua dan personality dan personal habits keluarga
juga dilaporkan cukup banyak. Subjek laki-laki mengungkap masalah
yang masuk dalam semua kategori tema yang ada, kecuali tema
dukungan dari lingkungan sekitar. Sementara itu, subjek perempuan
melaporkan masalah di setiap kategori tema yang ada.
Subjek perempuan adalah yang dominan dalam penelitian ini. Jika
dilihat dari keseluruhan tema yang ada, subjek perempuan paling
banyak memberikan respon jawaban yang masuk dalam tema campur
tangan keluarga. Tema tentang personality dan personal habits
keluarga dan relasi relasi dengan keluarga juga banyak dilaporkan
oleh subjek perempuan. Respon yang paling sedikit dilaporkan subjek
masuk dalam kategori tema jarak dan relasi dengan kerabat pasangan.
Dari keseluruhan tema yang ada, subjek perempuan selalu lebih
banyak memberikan respon. Subjek laki-laki dan perempuan secara
konsisten memberikan respon yang banyak pada tema relasi dengan
keluarga. Baik subjek perempuan maupun laki-laki banyak melaporkan
masalah terkait personality dan personal habits keluarga. Di sisi lain,
tema terkait dukungan dari lingkungan sekitar hanya diungkapkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
subjek perempuan. Tema campur tangan keluarga juga banyak
diungkapkan oleh perempuan sementara sedikit oleh laki-laki. Tema
perselingkuhan juga diungkapkan lebih banyak oleh subjek
perempuan.
Jadi secara keseluruhan, tema yang paling banyak dilaporkan oleh
subjek laki-laki dalam penelitian ini adalah tema yang masuk dalam
relasi dengan keluarga pasangan. Sementara itu, subjek perempuan
paling banyak mengungkap masalah campur tangan keluarga.
Sedangkan, tema yang paling sedikit dilaporkan laki-laki masuk dalam
kategori dukungan dari lingkungan sekitar, sementara perempuan
mengungkap relasi dengan kerabat dan jarak.
D. PEMBAHASAN
Scanzoi (dalam Dewi dan Basti, 2008) membagi area konflik dalam
perkawinan, diantaranya masalah keuangan (perolehan dan
penggunaannya), pendidikan anak-anak (misalnya jumlah anak dan
penanaman disiplin), relasi dengan kerabat, relasi dengan keluarga besar,
rekreasi (jenis, kualitas dan kuantitasnya), aktivitas yang tidak disetujui
oleh pasangan, pembagian kerja dalam rumah tangga, dan berbagai macam
masalah lainnya seperti masalah keyakinan, politik, seks, komunikasi,
masalah sepele. Hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan dari
penelitian ini dimana beberapa area masalah yang disebutkan di atas
terbukti menjadi masalah dalam penelitian ini. Area masalah yang terbukti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah seperti keuangan, relasi
dengan keluarga, relasi dengan kerabat, komunikasi.
Tema yang berkaitan dengan keluarga pasangan terbagi atas tiga
tema yakni tentang relasi dengan keluarga, campur tangan keluarga, serta
personality dan personal habits keluarga. Ketiga tema tersebut
mendapatkan respon yang paling banyak dilaporkan oleh subjek. Terkait
campur tangan mertua, subjek memberikan jawaban sebanyak 22 respon.
Tema relasi dengan keluarga pasangan dan personality dan personal
habits keluarga, subjek memberikan respon sebanyak 20 dan 21.
Subjek dengan usia pernikahan kurang dari 3 tahun paling banyak
memberikan respon yang masuk dalam kategori tema campur tangan
keluarga serta personality dan personal habits keluarga. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller dkk. (2003) dimana masalah
dengan keluarga termasuk mertua paling banyak dihadapi oleh subjek
pernikahan awal. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Oggins (2003) yang mengatakan bahwa masalah dengan keluarga
sering terjadi pada pernikahan tahun pertama maupun tahun ketiga. Selain
itu, hal ini juga mungkin terjadi karena subjek dengan usia pernikahan
kurang dari 3 tahun sedang melakukan penyesuaian dalam situasi yang
baru dihadapinya, yaitu menikah. Williams, Sawyer, & Wahlstrom (2006,
dalam Hajizah, 2012) mengatakan bahwa ketika individu menikah pada
tahap awal, yaitu 2 sampai 3 tahun pertama, individu akan mengalami
penyesuaian sehingga mengakibatkan banyak perubahan untuk menjalani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pernikahan. Penyesuaian pernikahan menurut Awater dan Duffy (2005,
dalam Hajizah, 2012) adalah saat pasangan melakukan perubahan dan
penyesuaian terhadap kehidupan pernikahan bersama pasangannya.
Selain itu, pernikahan yang usianya sekitar 1 hingga 3 tahun juga
dikatakan jarang mempermasalahkan masalah agama (Oggins, 2003). Hal
ini sesuai dengan penelitian ini karena hanya 1 orang subjek saja yang
melaporkan masalah keyakinan yang mereka anut.
Baik tema relasi dengan keluarga maupun tema personality dan
personal habits keluarga diucapkan masing-masing 5 dan 6 respon oleh
subjek usia pernikahan lebih dari 10 tahun. Kedua tema tersebut
mendapatkan respon yang paling banyak diungkapkan oleh subjek yang
menikah lebih dari 10 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Miller dkk. (2003), dimana dalam penelitian tersebut,
subjek dengan usia pernikahan lebih dari 10 tahun biasanya jarang
mempermasalahkan masalah keluarga pasangan.
Dilihat secara keseluruhan tema yang ada, keuangan juga
dilaporkan cukup banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Miller dkk. (2004) yang melaporkan bahwa keuangan cukup menjadi
masalah dalam kehidupan pernikahan. Hasil ini sejalan dengan yang
dikatakan Santrock (2002) bahwa individu juga akan menghadapi banyak
beban dalam hidupnya. Salah satunya seperti beban finansial misalnya
membayar kontrak rumah, cicilan, perawatan kesehatan keluarga, biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pendidikan anak, pinjaman untuk anggota keluarga biasanya dihadapi oleh
individu dewasa.
Dalam tema keuangan ini, subjek dewasa awal paling banyak
merespon. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oggins
(2003) yang menyatakan bahwa baik partisipan african-american yang
baru menikah (dalam waktu 1-3 tahun) maupun euro-american
mempermasalahkan masalah keuangan baik di tahun pertama pernikahan
mereka maupun di tahun ketiga. Namun, hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Henry dan Miller yang
berjudul “Marital Problems Occurring in Midlife: Implications for
Couples Therapists” dimana usia midlife yang paling banyak
mempermasalahkan keuangan.
Dalam penelitian ini, subjek dengan usai pernikahan lebih dari 10
tahun paling banyak melaporkan masalah personality dan personal habits
keluarga. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Miller dkk. (2003) dimana subjek dengan usia pernikahan lebih dari 10
tahun biasanya paling banyak mempermasalahkan masalah keuangan.
Selain banyak mempermasalahkan keuangan, komunikasi menjadi hal
yang cukup banyak menjadi masalah dalam kehidupan pernikahan. Dalam
penelitian ini, tema komunikasi dilaporkan oleh subjek dewasa awal saja.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller dkk.
(2003). Penelitian yang dilakukan oleh Miller dkk. (2003) mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
hasil bahwa komunikasi selalu menjadi masalah utama dalam ketiga
kelompok usia yang ada.
Namun, hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Henry & Miller (2004) yang menyatakan
bahwa komunikasi jarang dilaporkan oleh pasangan usia midlife.
Mengenai frekuensi jawaban yang masuk dalam tema komunikasi,
penelitian ini tidak memasukkan komunikasi dalam top 5. Hal ini juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Henry & Miller (2004) tidak
memasukkan komunikasi dalam lima area masalah yang paling sering
dilaporkan oleh subjeknya.
Peneliti juga menemukan bahwa ternyata ada cukup banyak subjek
yang merespon bahwa mereka tidak memiliki masalah dalam pernikahan
yang mereka jalani. Respon subjek mengatakan tidak ada masalah
berjumlah 17. Sebagian besar subjek berasal dari kelompok usia dewasa
awal, usia pernikahan 3-10 tahun, serta baik laki-laki maupun perempuan
merespon sama banyaknya mengetakan bahwa tidak ada masalah yang
mereka temui dalam pernikahan mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Miller dkk (2005) yang menyatakan bahwa beberapa
subjek juga merasakan tidak ada masalah yang dihadapi dalam menjalani
pernikahannya. Beberapa subjek yang mengatakan bahwa tidak ada
masalah mungkin sudah berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada
awal menikah (Hajizah, 2012). Suami maupun istri dalam penelitian
mungkin sudah belajar memahami dirinya dalam hidup bersama. Masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
masing pihak belajar untuk menerima kelebihan maupun kekurangan
pasangannya. Dengan kata lain, baik suami maupun istri memberi maupun
menerima (Anjani & Suryanto, 2006). Oleh karena itu, mereka memiliki
anggapan bahwa tidak ada masalah dalam pernikahan yang mereka jalani.
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sempurna. Penelitian
ini juga memiliki banyak kekurangan. Keterbatasan penelitian ini adalah
keterbatasan subjek yang mengisi survei online ini. Subjek dalam
penelitian ini tidak banyak seperti penelitian-penelitian serupa yang
dilakukan sebelumnya. Bisa dilihat dari jumlah subjek yang hanya 113
orang. Hal ini mungkin disebabkan karena kuesioner yang digunakan
peneliti kurang dapat diterima oleh subjek pada penelitian ini. Lalu, usia
subjek yang mengisi survei juga tidak terlalu bervariasi. Hal ini
dikarenakan subjek yang mengisi survei online sebagian besar merupakan
orang dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa masalah yang paling sering dilaporkan secara umum masuk dalam
semua kategori tema yang berhubungan dengan keluarga, seperti campur
tangan keluarga, relasi dengan keluarga serta personality dan personal
habits keluarga. Jika dilihat dari usianya, subjek dewasa awal dan subjek
dewasa menengah paling banyak merespon masalah yang masuk dalam
ketiga kategori tersebut sedangkan subjek dewasa akhir mengungkap
masalah perselingkuhan.
Dilihat dari usia pernikahannya, subjek dengan usia pernikahan
kurang dari 3 tahun, 3-10 tahun maupun lebih dari 10 tahun juga paling
banyak mengungkapkan masalah yang masuk dalam ketiga tema yang
berhubungan dengan keluarga.
Dilihat dari jenis kelaminnya, subjek laki-laki paling banyak
merespon masalah yang masuk dalam kategori relasi dengan keluarga
sedangkan perempuan banyak campur tangan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
B. Saran
1. Bagi pasangan dewasa yang menikah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan
bahwa banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan pernikahan. Oleh
karena itu, penting bagi pasangan dewasa yang menikah untuk menjadi
pribadi yang lebih dewasa, membiasakan diri untuk berkomunikasi
secara terbuka dengan pasangan, serta dalam menjalani kehidupan
pernikahan yang dijalani.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang memeiliki ketertarikan dengan tema
permasalahan pernikahan kiranya dapat menggunakan subjek dengan
usia yang lebih beragam. Peneliti selenjutnya juga bisa untuk fokus
pada satu kelompok usia saja, misalnya dewasa awal. Selain itu,
peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk lebih mengembangkan
kualitas penelitian dengan menambahkan tema-tema lain yang
mungkin banyak menjadi masalah dalam kehidupan pernikahan karena
pada penelitian ini, pembagian tema masih belum sangat spesifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, C., dan Suryanto. 2006. Pola Penyesuaian Perkawinan pada Periode Awal.
INSAN. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Astuti, C. D. P. 2003. Hubungan Kualitas Komunikasi dan Toleransi Stres dalam
Perkawinan. Suksma.Vol. 2 no. 1, November 2003, hal. 52 – 60
Astuti, Puji. (2017, Juli 24). Angka Perceraian Indonesia Tertinggi di Asia Pasifik,
Masa Depan Anak-anak Indonesia Dipertaruhkan. Diakses pada 23
Januari 2017, dari www.jawaban.com
Creswell, J. W. 2014. Reseach design : Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (ed. Ke-3). USA : University of Nebraska-Lincoln
Desmita, 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Dewi, Eva Meizara Pupita dan Basti. 2011. Konflik Perkawinan dan Model
Penyelesaian Konflik Pada Pasangan Suami Istri. Makassar : Universitas
Negeri Makassar
Hajizah, Yulida Nur. 2012. Hubungan antara Komunikasi Intim dengan
Kepuasan Pernikahan pada Masa Pernikahan 2 Tahun Pertama. Depok :
Universitas Indonesia.
Haryadi, Malvyandie. (2017, Februari 16). Angka Perceraian Diprediksi Naik
Terus, Apa Penyebabnya. Lifestyle. Diakses pada 23 Januari 2017, dari
www.tribunnews
Henry, Ryan G. & Richard B. Miller. 2004. Marital Problems Occuring in
Midlife: Implications for Couple Therapists. The American Journal of
Family Therapy, 32 : 405 – 417
Henry, Ryan G, Richard B. Miller & Roseann Giarrusso, PH.D. 2005.
Difficulties, Disagreements, and Disappointments in Late-life Marriages.
International Journal Aging and Human Development, Vol. 61 (3) 243-
264
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Miller, Richard B, Jeremy B. Yorgason, Jonathan G. Sandberg & Mark B. White.
2003. Problems that Couples Bring to Therapy: A View A cross the
Family Life Cycle. The American Journal of Family Therapy, 31:395-407
Natari, Desty Agitha. 2015. Studi Deskriptif mengenai Body Image pada Wanita
Dewasa Awal yang Aktif Menggunakan Media Sosial di Kota Bandung.
Bandung : Universitas Islam Bandung
Oggins, Jean. 2003. Topics of Marital Disagreement Among African-American
and Euro-American Newlyweds. Psychology Reports, 92, 419 – 423
Paputungan, Faradila, Lusy Asa Akhrani dan Ari Pratiwy. 2012. Kepuasan
Pernikahan Suami yang Memiliki Istri Berkarir. Malang : Universitas
Brawijaya
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian : Suatu Tinjauan
Teoretis dan Praksis. Yogyakarta :Ar-Ruzz Media
Rachmawati, Dwi dan Endah Mastuti. 2013. Perbedaan Tingkat Kepuasan
Perkawinan Ditinjau dari Tingkat Penyesuaian Perkawinan pada IStri
Brigif 1 Marinir TNI_AL Yang Menjalani Long Distance Marriage.
Jurnal Psikologi dan Perkembangan Volume 02, No. 01.
Santrock, John W. 2002. Life-span Development: Perkembangan Masa Hidup.
Edisi 5 jilid 2. Jakarta : Erlangga
Tanyid, Maidiantius. 2005. Konflik dalam Pernikahan. Makasssar : Sekolah
Tinggi Theologya Jaffray
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN 1
Survei Online
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 2
Tabel Klasifikasi Tema
Relasi dengan keluarga pasangan - Keluarga pasangan tidak
menyukai saya
- Keluarga pasangan tidak suka
dengan saya (awalnya menikah
tidak direstui)
- Kakak saya tidak begitu suka
dengan suami sehingga saya
merasa tidak nyaman dan
terkucilkan
- Hubungan istri dengan ibu saya
kurang sehat
- Kurang akrab dengan keluarga
pasangan
- Pernah terjadi pertengkaran
antara kakak dan istri
- Relasi dengan orang tua masing-
masing
- Kurang keharmonisan dengan
istri kakak ipar
- Masalah tidak cocok dengan
saudara
- Kadang-kadang tidak sepaham
dengan mertua
- suami tidak akur dengan ibu
- kesalahpahaman antara orang
tua dan istri Relasi kurang baik
dengan saudara suami
- Keluarga pasangan suka
mengganggap rendah saya (
karena kasta saya lebih rendah
dari mereka) relasi kurang
baik
- Hubungan tidak harmonis
dengan saudara kandung
pasangan (dulu sebelum
menikah pernah ada cekcok
hingga sekarang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
berlangsung)
- Saudara dari pihak istri tidak
menyukai saya mungkin karena
pekerjaan saya sebagai driver
online
- Tidak terlalu berhubungan baik
dengan ipar
- Pertikaian antara saya dan
keluarga suami
- Relasi kurang baik dengan
keluarga pasangan (karena saya
tidak bekerja lagi)
- Kurang akrab dengan keluarga
pasangan
Campur tangan keluarga
pasangan/mertua
- Pihak dari istri ikut campur soal
rumah tangga
- Keluarga ikut campur masalah
rumah tangga
- Mertua selalu ikut campur
- Orang tua ikut campur
- Orang tua selalu ikut campur
- Terlalu banyak campur tangan
mertua
- Ibu mertua yang masih ikut
campur masalah hubungan
anaknya
- Kalau ada masalah, saudara
perempuan suami saya
terkadang ikut campur
- Mertua ikut campur
- Orang tua terlalu ingin tahu apa
yang terjadi dalam rumah tangga
sampai kasih saran ini itu yang
membuat risih
- Orang tua mencampuri urusan
rumah tangga
- Orang tua terlalu ikut campur
masalah pribadi
- Orang tua pasangan ikut campur
- Keluarga besar pasangan ikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
campur
- Keberadaan mertua di rumah
yang menyebabkan masalah
yang harusnya menjadi madalah
sy dg suami menjadi campur tgn
mereka jg.
- Orang tua ikut campur
- Tinggal serumah dengan mertua
yang menyebabkan orang tua
ikut campur dalam masalah
keluarga
- Mertua sering ikut campur
- Keluarga pihak laki laki yang
terlalu mencampuri dapur rumah
tangga kami. Suami saya yang
dalam beberapa hal lebih ikut
suara orang tuanya. Padahal
ketika menikah seharusnya tidak
mendengar pihak lain
- Mertua terlalu ikut campur
urusan rumah tangga kami yang
baru seumur jagung
- Campur tangan orang tua
- Mertua yang selalu ikut campur
dalam urusan rumah tangga
Personality, personal habits
(keluarga)
- Kakak istri saya sedikit
emosional dan aneh (stress)
- Adik pasangan menyebalkan
- Adik ipar rese
- Adik suami saya dan omnya
yang selalu bikin suami sy
pusing sehingga imbasnya ke sy
- Saudara suami rada rese
- Mertua terlalu egois
- Mertua ribet dan sensi
- Keluarga asal (ayah cukup keras
pada ibu dan kakak saya),
sehingga setiap kali
bersilaturahmi ada perasaan
tertekan setiap selesai bertemu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Melihat mereka ibarat drama
jadi lama-lama merasa agak
malas untuk berkunjung ke
rumah bila ada drama (marah-
marah)
- Seringnya keluarga dari istri
menginap di rumah
- Tidak terbiasa dengan mertua,
pola pikir dan gaya hidup
berbeda
- Keberadaan orang tua saya
dirumah
- Cara pandang beberapa anggota
keluarga terhadap langkah-
langkah yang saya ambil,utk
keputusan thdp pekerjaan dan
keluarga
- Anggota keluarga pasangan
suka bercerita buruk tentang
saya
- Tidak cocok dengan bapak
mertua (terlalu keras
pribadinya)
- Sering berbeda pendapat dengan
ibu pasangan
- Sifat keluarga suami
- Keluarga pasangan sering
menceritai saya yg tidak benar
(gosip tentang saya)
- Tinggal bersama mertua
- Sering berbeda pendapat
dengan keluarga besar
(keluarga sendiri dan
pasangan) tapi lebih banyak
dengan keluarga pasangan
- Saya tidak srek dengan keluarga
suami sy. Saya tdk suka dgn
mereka karena mereka terlalu
bossy
- Masalah biasa seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
perbedaan pendapat dengan
pasangan atau keluarga besar
Personality (diri sendiri&pasangan) - Pasangan sering curiga
- Perbedaan pendapat dan tidak
ada yang mau mengalah
- Belum bisa berpisah dengan
orang tua
- Sifat istri yang berubah semakin
hari
- Masalah biasa seperti
perbedaan pendapat dengan
pasangan atau keluarga besar
Komunikasi - Kurang komunikasi karena
sama-sama sibuk bekerja
- Komunikasi
- Komunikasi
- Komunikasi
- Komunikasi (karena hubungan
jarak jauh)
- Komunikasi kurang lancar
- Komunikasi
- Komunikasi
Jarak - LDR
- Jarak
Finansial - Finansial
- Ekonomi
- Finansial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
- Keuangan
- Anggota keluarga suka pinjam
uang
- Ipar yang suka meminta
bantuan finansial
- Orang tua suami saya tidak
terlalu memperhatikan suami
saya dari segi finansial dan
pekerjaan, padahal dia tau kalau
anaknya seorang pengangguran
disisi lain saya berfikir mungkin
mertua saya mengharuskan saya
yang terus bekerja. Kemudian,
banyak cerita yang saya dengar
tentang sy dr pihak keluarga
suami saya krn saat kami
menikah kami belum punya
rumah pribadi jd masih
menumpang tinggal dirumah
nenek suami saya.
- Keluarga pria masih bergantung
sepenuhnya pada suami
- Faktor ekonomi
- Masalah keuangan
Perselingkuhan - Perselingkuhan
- Selingkuh
- Selingkuh
- Berselingkuh dengan teman
sesama jenis
- Masalah orang ketiga
- orang ketiga
- Suami saya selingkuh
Godaan dari lawan jenis - Godaan dari wanita lain
- Godaan
- Suami didekati teman sekantor
- Lingkungan kerja suami penuh
godaan
- Tertarik dengan lawan jenis
(bukan suami)
- Ada yang dekat dengan istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
saya
Rekan kerja suami agak gatel
(cewek-ceweknya)
- Lingkungan kerja banyak
godaan
Dukungan dari lingkungan sekitar - Kurang mendapatkan restu
- Restu dari orang-orang sekitar
- Keluarga suami tidak setuju kita
menikah
Relasi dengan kerabat - Teman" yang sering
mengganggu
- Hubungan dengan kerabat
pasangan
Tidak ada masalah - Tidak ada masalah
Dan lain-lain - Intervensi
- Masalah internal
- Kesombongan
- Tetangga
- Gosip
- Masalah sepele
- Keyakinan
- Gila hormat
- Bermacam-macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI