PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan...

26
Page 1 of 26 PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK Oleh; Heru Subagiyo, S.Sn. A. Pendahuluan Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam belajar dan setiap anak menyadari bahwa dirinya sebagai individu bisa menerima kelebihan dan kekurangannya. Untuk itu, dalam membantu pembelajaran anak, kita harus mampu menelusuri bakat dan minatnya, mendorong, menghargai, dan menanamkan kepercayaan diri sekaligus terlibat langsung dalam proses belajar anak. Metode atau cara yang digunakan untuk pembelajaran anak juga berbeda dengan pembelajaran untuk remaja bahkan dewasa. Pembelajaran untuk anak yang paling baik adalah belajar sambil bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi seharusnya waktu untuknya digunakan untuk bermain. Dengan bermain, mereka bisa menyerap unsur- unsur pembelajaran yang terkandung dalam bentuk permainan. Tingkat kreatifitas anak akan terpacu melalui daya khayalnya. Ini akan membuat mereka mampu melihat gambaran dan wawasan baru didunianya. Banyak orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh, itu tidak benar. Justru dengan bermain, anak akan mendapatkan kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain ini tidak hanya didominasi oleh anak-anak, tetapi orang dewasa pun sangat gemar dengan kegiatan bermain.Kegemaran akan bermain ini banyak dimanfaatkan oleh pengusaha telpon seluler untuk memfasilitasinya. Dengan fasilitas vitur permainan didalam telpon selulernya, maka orang dewasa diharapkan untuk membeli telpon seluler tersebut. Tujuan dari kegiatan bermain yang utama bagi orang dewasa adalah sebagai media refresing dan pembuktian diri bahwa sebenarnya dia mampu untuk memenangkan permainan yang ada. Banyak ahli psikologi yang meneliti tentang efek dari kegiatan bermain ini dan menyatakan hasil studi ilmiahnya bahwa bermain merupakan pengalaman belajar yang berharga. Mereka menekankan

Transcript of PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan...

Page 1: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 1 of 26

PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK

Oleh; Heru Subagiyo, S.Sn.

A. Pendahuluan

Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam belajar dan setiap

anak menyadari bahwa dirinya sebagai individu bisa menerima kelebihan

dan kekurangannya. Untuk itu, dalam membantu pembelajaran anak, kita

harus mampu menelusuri bakat dan minatnya, mendorong, menghargai,

dan menanamkan kepercayaan diri sekaligus terlibat langsung dalam

proses belajar anak. Metode atau cara yang digunakan untuk

pembelajaran anak juga berbeda dengan pembelajaran untuk remaja

bahkan dewasa. Pembelajaran untuk anak yang paling baik adalah belajar

sambil bermain.

Dunia anak adalah dunia bermain, jadi seharusnya waktu untuknya

digunakan untuk bermain. Dengan bermain, mereka bisa menyerap unsur-

unsur pembelajaran yang terkandung dalam bentuk permainan. Tingkat

kreatifitas anak akan terpacu melalui daya khayalnya. Ini akan membuat

mereka mampu melihat gambaran dan wawasan baru didunianya. Banyak

orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain

akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh, itu tidak benar.

Justru dengan bermain, anak akan mendapatkan kegiatan yang

menyenangkan.

Kegiatan bermain ini tidak hanya didominasi oleh anak-anak, tetapi

orang dewasa pun sangat gemar dengan kegiatan bermain.Kegemaran

akan bermain ini banyak dimanfaatkan oleh pengusaha telpon seluler

untuk memfasilitasinya. Dengan fasilitas vitur permainan didalam telpon

selulernya, maka orang dewasa diharapkan untuk membeli telpon seluler

tersebut. Tujuan dari kegiatan bermain yang utama bagi orang dewasa

adalah sebagai media refresing dan pembuktian diri bahwa sebenarnya dia

mampu untuk memenangkan permainan yang ada.

Banyak ahli psikologi yang meneliti tentang efek dari kegiatan

bermain ini dan menyatakan hasil studi ilmiahnya bahwa bermain

merupakan pengalaman belajar yang berharga. Mereka menekankan

Page 2: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 2 of 26

bahwa tidak ada bidang lain yang lebih benar untuk belajar menjadi

manusia sosial kecuali dengan cara bermain. Belajar menjadi kegiatan

sosial karena ada kesempatan berhubungan dengan anggota kelompok

teman sebaya. Bermain atau kegiatan melakukan permainan ini sangat

memungkinkan anak-anak untuk bertemu teman sebaya, maka bermain

dianggap sebagai media yang penting untuk bersosialisasi.

Bermain juga membantu anak dalam menjalin hubungan sosial antar

anak, mengembangkan imajinasi mereka, mengembangkan kognisi,

bahasa dan rnotorik kasar dan halus. Anak menggunakan gerakan dan

kemampuan fisiknya, melatih kreativitas, dan mengasah kemampuannya

menyelesaikan masalah dengan rnenghadapi berbagai permainan, dan

bermain dapat membantu bahasa anak melalui interaksi dengan teman

sebaya dan lingkungan. Jadi bermain bagi anak tidak sekedar

menghabiskan waktu, tetapi merupakan media bagi anak untuk belajar.

Setiap bentuk kegiatan bermain bagi anak prasekolah mempunyai nilai

positif terhadap pekembangan kepribadiannya.

Permainan tradisional adalah permainan yang berkembang dan

dimainkan anak-anak dalam lingkungan masyarakat umum dengan

menyerap segala kekayaan dan kearifan lingkungannya. Didalam

permainan tradisional, seluruh kemanusiaan anak ditumbuhkembangkan,

kreativitas dan semangat inovasinya diwujudnyatakan. Permainan

tradisional menjadi wahana bagi ekspresi diri anak. Keterlibatan dalam

permainan tradisional akan mengasah, menajamkan, menumbuh-

kembangkan otak anak. Melahirkan empati dan membangun kesadaran

sosial. Juga sekaligus menegaskan individualitas. Semua segi

kemanusiaan dalam mempertahankan dan membermaknakan hidup

ditumbuhsuburkan dalam permainan tradisonal. Yang menarik untuk

dicatat di sini adalah adanya kesejajaran antara perkembangan anak

dengan permainan sehingga bisa dijadikan media pembelajaran anak.

B. Belajar

Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,

berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman. Hal ini sejalan dengan pemikiran Friederich Wilhelm Froebel

Page 3: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 3 of 26

yang menjelaskan bahwa pengenalan dan pengetahuan diperoleh melalui

pengalaman. Kegiatan yang harus dilakukan untuk mendapatkan

pengalaman itu dengan cara bermain. Dengan melakukan permainan,

anak mendapat pengetahuan dari aktifitas berfikir untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi dan melakukan kegiatan secara fisik dalam

permainan tersebut. Prinsip pendidikannya adalah autoaktivitas,

kebebasan, suasana merdeka, pengamatan dan peragaan.

Proses belajar menurut Maria Montessori adalah proses pemberian

aktifitas fisik dan psikis, sehingga mendapatkan pengalaman. Prinsip

pendidikannya adalah pemberian aktivitas pada anak untuk pembentukan

disiplin pribadi kemandirian dan pengarahan diri. Bentuk pendidikan adalah

pendidikan untuk diri sendiri, pedosentris artinya diakui bahwa anak telah

memiliki potensi atau bakat, dalam pendidikannya harus rnendapatkan

kebebasan. Selain itu adanya konsep masa peka yaitu masa yang

berkembang pada anak yang tidak akan berkembang lagi pada usia

berikutnya. Jadi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam

interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah suatu proses pegisian jiwa dengan pengetahuan dan

pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui pikiran dan

hafalan. Dengan Sistem Amongnya, Ki Hajar Dewantara memberikan

rumusan pendidikan adalah rnenanamkan nilai budi pekerti, seni, budaya,

kecerdasan, keterampilan, agama. Pembentukan pribadi anak dilakukan

berdasarkan bakat (dasar) dan lingkungan (ajar). Cara mendidik anak

memadukan teori Froebel dan Montessori yang disesuaikan dengan

kebudayaan kebangsaan Indonesia (Ki Hajar Dewantara, 2004).

C. Bermain dan Permainan

Kata bermain menunjukan suatu aktifitas yang dilakukan oleh anak-

anak, remaja maupun orang dewasa untuk mendapatkan rasa senang dan

bahagia. Menurut Elizabeth B. Hurlock, bermain adalah setiap kegiatan

yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan

Page 4: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 4 of 26

tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban yang lain.

Menurut Bettelheim dalam Elizabeth B. Hurlock, kegiatan bermain adalah

kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan

pemain itu sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam

realitas luar (Hurlock, 2005).

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kegiatan bermain itu

hanya menghabiskan waktu yang berharga. Waktu yang berharga itu

sebaiknya digunakan untuk belajar dan bekerja untuk persiapan waktu

dewasa. Menurut Hughes (1999) dalam bukunya Children, Play, and

Development, mengatakan bahwa kegiatan bermain merupakan kegiatan

yang berbeda dengan kegiatan belajar dan bekerja. Kegiatan bermain

harus mempunyai lima unsure didalamnya, yaitu: mempunyai tujuan

kepuasan, dilakukan dengan bebas dan atas kehendak sendiri,

menyenangkan, bisa merangsang daya khayal untuk mengembangkan

kreativitas dan yang terakhir yaitu harus dilakukan secara aktif. Unsur-

unsur tersebut belum tentu bisa didapat pada kegiatan belajar atau

bekerja.

Menurut Andang Ismail (2006) dalam bukunya Education Games,

bermain dapat dibedakan menjadi dua sesuai dengan tujuannya yaitu play

dan games. Play yaitu aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan

tanpa mencari menang atau kalah, sedangkan games yaitu aktifitas

bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan,

namun ditandai dengan adanya pencarian menang atau kalah. Pada

dasarnya kedua aktifitas tersebut yaitu play maupun games adalah dalam

rangka perolehan kesenangan dan kepuasan yang berfungsi sebagai

relaksasi dan refresing kondisi fisik yang berada diambang ketegangan.

Sedangkan menurut Joan Freeman dan Utami Munandar, bermain

bagi anak adalah aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan

yang utuh, baik secara fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional.

Secara umum pengertian bermain adalah suatu kegiatan atau tingkah laku

yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan

menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu. Bermain

dapat dibedakan menjadi bermain bebas, dengan bimbingan, dan dengan

diarahkan (Bergen dalam Santoso, 2004). Prinsipnya, bermain bebas

Page 5: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 5 of 26

adalah permainan yang dilakukan anak dengan menggunakan alat secara

bebas, jadi anak bebas memilihnya. Bermain dengan bimbingan adalah

bermain dengan alat pilihan guru dan anak diharapkan dapat menemukan

suatu konsep atau pengertian. Bermain yang diarahkan adalah bermain

yang bertujuan agar anak dapat menyelesaikan suatu tugas. Pada

akhirnya bermain dapat dirangkaikan dengan belajar, sehingga pada anak

tema bermain sambil belajar sangat tepat.

Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap

perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9).

Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir

semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain

anak belajar suatu objek, secara sadar atau tidak sadar ia belajar dari

sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, nyata dalam bermain itu sangat

penting untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh informasi

demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak informasi

tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain merupakan salah

satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan, sebab anak

memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan aktivitas yang

dilakukan.

Permainan menurut Allesi&Trollip (1991) adalah suatu aktifitas yang

melibatkan proses pembelajaran secara tidak formal dan mewujudkan

suatu suasana yang dapat merangsang untuk belajar dan menguasai

keterampilan. Permainan pasti menggunakan peraturan sebagai dasar

permainan.Peraturan dalam permainan adalah aktifitas atau perlakuan

yang diperbolehkan dan tidak, sepanjang permainan itu berlangsung.

Peraturan dalam permainan boleh diubah atau disesuaikan dengan situasi,

supaya lebih menarik atau menyesuaikan kekurangan pemain yang ada.

Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah,

berkomunikasi, dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristiwa khayalan,

melatih keterampilan fisik, sosial, dan kognitif. Saat bermain anak dapat

mengekspresikan dan melatih emosi dari pengalaman dan kejadian yang

mereka temui setiap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran

berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut

pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut

Page 6: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 6 of 26

perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul ketika dewasa. Dapat

disimpulkan bermain menjadi sebuah media yang tak tertandingi dalam

mendukung perkembangan dan belajar anak (Carol Cople and Sue

Bredekamp. 2006). Ini juga alasan mengapa anak memerlukan waktu main

lebih besar dalam sepanjang harinya.

D. Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah permainan tradisi rakyat suatu daerah,

permainan ini bisa menjadi sarana yang baik dalam mengembangkan

pendidikan anak. Salah satu yang utama, permainan ini mampu

memberikan unsur pendidikan pada anak dengan biaya murah dan hasil

yang memuaskan. Permainan tradisional sangat sarat dengan nilai etika

moral dan budaya masyarakat pendukungnya. Di samping itu permainan

tradisional atau permainan rakyat mengutamakan nilai kreasinya juga

sebagai media belajar.

Permainan tradisional menanamkan sikap hidup dan keterampilan

seperti nilai kerjasama, kebersamaan, kedisiplinan, kejujuran, dan

musyawarah mufakat karena ada aturan yang harus dipenuhi oleh para

pemain. Dalam permainan tradisional banyak melibatkan gerak tubuh,

melibatkan lagu atau suara sebagai media, melibatkan alat main.

Permainan yang melibatkan lagu lebih mengutamakan syair lagu yang

isinya memberi ajakan, menanamkan etika dan moral, maupun hanya

bersenang-senang saja.

Materi, proses, dan fungsi permainan tradisional juga merupakan

media yang tepat untuk belajar. Lewat permainan tradisional, Anak bisa

bermain dengan ceria. Setelah permainan usai, tanpa mereka sadari ada

pengetahuan yang mereka dapatkan. Permainan tradisional memberikan

pembelajaran kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan,

menghormati sesama, hingga cinta kepada Tuhan. Permainan tradisional

dekat dengan alam dan memberikan kontribusi meningkatkan kecerdasan

natural anak, juga bagi pengembangan pribadi anak. Permainan ini bisa

dibuat sendiri sehingga dapat melatih kreativitas dan tanggung jawab anak.

Page 7: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 7 of 26

E. Manfaat Permainan Tradisional

1. Anak menjadi lebih kreatif.Permainan tradisional biasanya dibuat

langsung oleh para pemainnya.Mereka menggunakan barang-barang,

benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain.Hal itu

mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat

permainan. Selain itu, permainan tradisional tidak memiliki aturan

secara tertulis. Biasanya aturan yang berlaku adalah selain aturan

yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang

disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Disini juga terlihat

bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan aturan-aturan

yang sesuai dengan keadaan mereka.

2. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak. Saat bermain, anak-

anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan

bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk

anak-anak yang memerlukannya kondisi tersebut.

3. Mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Permainan tradisional

seperti permainan Gagarudaan, Oray-Orayan, ular naga, ancak-ancak

alis dan Pa Cici-Cici Putri mampu membantu anak untuk

mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Sebab, permainan

tersebut akan menggali wawasan anak terhadap beragam

pengetahuan.

4. Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak.Hampir

semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan

berkelompok anak akan mengasah emosinya sehingga timbul toleransi

dan empati terhadap orang lain, nyaman dan terbiasa dalam kelompok,

misalnya permainan Bebentengan, Adang-Adangan, Anjang-

Anjangan, Kasti.

5. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Beberapa permainan

tradisional melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-

langkah yang harus dilewatinya, misalnya: Engklek, Congkak,

Macanan, Dam Daman, Lompat tali/Spintrong, Encrak/Entrengan, Bola

bekel, Tebak-Tebakan.

6. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Pada umumnya,

permainan tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak,

Page 8: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 8 of 26

seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan

lainnya. Contoh permainannya adalah: Nakaluri, Adang-Adangan,

Lompat tali, Baleba, Pulu-Pulu, Sorodot Gaplok, Tos Asya, Heulang

jeung Hayam, Enggrang.

7. Mengembangkan kecerdasan natural anak. Banyak alat-alat

permainan yang dibuat atau digunakan dari tumbuhan, tanah, genting,

batu, atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak terhadap alam

sekitarnya sehingga anak lebih menyatu terhadap alam. Contoh

permainannya adalah: Anjang-Anjangan atau dadagangan dengan

membuat minyak dari daun bunga sepatu, mie baso terbuat dari

tumbuhan parasit berwarna kuning yang bisanya tumbuh di tumbuha.

Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali. Engrang terbuat dari bambu.

Encrak menggunakan batu. Bola sodok menggunakan bambu. Parise

terbuat dari bambo. Calung terbuat dari bambo. Agra atau sepak

takraw, bolanya terbuat dari rotan

8. Mengembangkan kecerdasan spasial anak. Bermain peran dapat

ditemukan dalam permainan tradisional Anjang-Anjangan (Jawa Barat),

Alek-alekan (Sumatera). Permainan itu mendorong anak untuk

mengenal konsep ruang dan berganti peran (teatrikal).

9. Mengembangkan kecerdasan musical anak. Nyanyian atau bunyi-

bunyian sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-

permainan yang dilakukan sambil bernyanyi diantaranya: Ucang-Ucang

Angge, Enjot-Enjotan, Calung, Ambil-Ambilan, Tari Tempurung,

Berbalas Pantun, Wayang, Pur-Pur Sadapur, Oray-Orayan.

10. Mengembangkan kecerdasan spiritual anak. Dalam permainan

tradisional mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang dan

kalah ini tidak menjadikan para pemainnya bertengkar atau rendah diri.

Bahkan ada kecenderungan, orang yang sudah bisa melakukan

permainan mengajarkan tidak secara langsung kepada teman-

temannya yang belum bisa.

F. Analisis Permainan Tradisional

Analisis permainan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek yang

bisa dikembangkan dari permainan tradisional sebagai media

Page 9: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 9 of 26

pembelajaran anak. Langkah analisis dimulai dari mengelompokkan nama

permainan tradisional sesuai daerahnya, alat permainan yang digunakan,

tempat bermain, jumlah dan kelompok usia pemain, aturan permainan dan

cara bermainnya. Kemudian aspek yang dikembangkan dari permainan

tradisonal tersebut sebagai media pembelajaran. Aspek yang

dikembangkan itu terdiri dari aspek moral dan agama, aspek fisik, aspek

bahasa, aspek kognitif dan aspek sosial emosional. Analisis dilakukan

dengan metode sampling artinya tidak semua permainan tradisional yang

berkembang dimasyarakat dianalisis. Permainan tradisional yang dianalisis

adalah:

1.

Nama

Permainan

Petak Umpet (umum), Dhelikan (Jawa Tengah),

Singidhan, Bentengan (Jawa Timur), Tonggak Dingin

(Sumatera Barat), Ucing (Jawa Barat dan Banten)

Alat

Permainan

Tidak ada alat khusus

Tempat

Bermain

di luar atau di dalam ruangan yang luas dan banyak

tempat untuk sembunyi

Pemain Jumlah 2 sampai 5 orang atau lebih

Usia 2 sampai 6 tahun

Aturan Main Hitungan yang harus dihitung penjaga adalah 10

hitungan.

Pemain yang sudah ketahuan dan disebut namanya

harus keluar dari persembunyiannya.

Pemain yang ketahuan pertama adalah calon

sebagai penjaga pada permainan selanjutnya, kalau

dalam permainan tersebut tidak kebentengan

(benteng atau pos jaga terkuasai oleh pemain yang

sembunyi).

Pemain yang sembunyi dan bisa menguasai benteng

atau pos jaga harus meneriakkan benteng dan

semua pemain yang sembunyi harus keluar semua

dan permainan diulang kembali dengan penjaga

yang sama.

Pemain yang sudah ketahuan boleh sembunyi

kembali kalau benteng yang dijaga terkuasai oleh

pemain lain yang sembunyi.

Pemain yang sudah ketahuan, tidak jadi mati kalau

dia bisa lebih dulu menyentuh benteng atau pos jaga

dan dia bisa sembunyi lagi.

Page 10: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 10 of 26

Cara Main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat atau membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Pelaksanaan Semua pemain melakukan

hompimpah

Satu orang pemain yang kalah akan

menutup matanya pada salah satu

tempat yang dianggap sebagai

benteng, sementara yang lain mencari

tempat untuk bersembunyi.

Setelah menghitung sampai jumlah

tertentu, maka mulailah pemain yang

menutup mata tersebut mencari tiap

orang yang bersembunyi.

Bila telah menemukan orang yang

bersembunyi, pencari ini harus cepat-

cepat berlari ke benteng sambil

menyebut nama orang yang ketahuan

persembunyiannya. Begitu juga

dengan anak yang ketahuan, karena

bila berhasil lebih dulu menyentuh

benteng, maka pada tahap

selanjutnya dia tidak akan jaga. Anak

lain yang bersembunyi dapat pula

menyentuh benteng agar tidak jaga

pada tahap selanjutnya, asalkan tidak

ketahuan dengan pencari.

Setelah semua telah ketahuan

persembunyiannya, maka pencari

akan menutup matanya kembali pada

benteng dan anak-anak lain

membentuk barisan di belakangnya.

Pencari akan menyebut salah satu

nomor. Anak yang ada di urutan

nomor yang disebut akan menjadi

pihak yang kalah bila tadi dia tidak

berhasil lebih dulu mencapai benteng.

Sedangkan bila anak pada urutan

yang disebut ternyata adalah anak

yang berhasil mencapai benteng lebih

dulu pada saat ketahuan tempat

persembunyiannya, maka si pencari

Page 11: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 11 of 26

tetap dalam posisi kalah dan

permainan dilanjutkan

Aspek yang

Dikembangkan

Moral Dan

Agama

Moral dan Agama anak dapat diransang

dengan cara membuat aturan bermain

seperti: meminta anak mengucapkan

doa sebelum main dan mengucapkan

kata tertentu yang menunjukan rasa

syukur jika berhasil menemui anak yang

dicari.

Fisik pada saat anak mencari teman lalu

berlari ke benteng merupakan

ransangan terhadap fisik anak

Bahasa Komunikasi lisan anak akan teransang

melalui percakapan

Kognitif Mengingat aturan main, mencari tempat

persembunyian yang tepat, menemukan

teman yang bersembunyi, menyebutkan

urutan nomor

Sosial-

Emosional

Mengambil sikap tepat dan menurunkan

egosentris diri pada saat ompipah,

menerima aturan bermain dengan sportif

2.

Nama

Permainan

Engklek (Jawa Tengah), Angkle (Jawa Timur), Lore

(Sumatera Barat), Sondah (Jawa Barat dan Banten),

Main Panci (Nanggro Aceh Darussalam), Nokadende

(Sulawesi Tengah), Gici-Gici (Maluku)

Alat

Permainan

1. Pecahan Genting/Ubin/asbes/keramik

2. Kapur/Arang/Ranting untuk membuat gambar

Tempat

Bermain

luar ruang atau dalam ruangan yang luas

Pemain Jumlah 2 sampai 6 orang

Usia 3 sampai 6 tahun

Aturan Main Pemain dianggap mati waktu melempar gaconya

salah ruang atau gaco tersebut terpental ke ruang

yang berbeda.

Pemain dianggap mati waktu angkle menginjak garis

pembatas ruang main.

Pemain tidak boleh menginjak ruang yang ada

gaconya sendiri, bila itu diinjak maka dia mati.

Pemain bisa mendapatkan penghargaan (berupa

ruang bebas) kalau sudah menyelesaikan semua

tahap permainan.

Ruang bebas tersebut tidak boleh diinjak oleh orang

Page 12: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 12 of 26

lain selain yang mempunyai.

Ruang bebas bisa dibagi sebagai jalan pertolongan

kepada pemain yang lain sebesar telapak kaki

sepanjang ruang bebas, dengan catatan si pemilik

ruang bebas memperbolehkan.

Cara Main Persiapan Mempersiapkan tempat

Membuat gambar arena permainan

Mengundi pemain

Pelaksanaan Anak yang mendapat giliran pertama

mengambil pecahan genting sebagai

gaco dan berusaha melemparkan ke

arena, mulai dari kotak yang pertama.

Lalu anak akan berjinjit masuk ke

dalam kotak-kotak tersebut.

Setelah berhasil sampai ujung, anak

akan berusaha kembali ke tempat

asal, sambil memungut gaco miliknya

pada kotak sebelum kotak yang

terdapat gaco miliknya.

Giliran akan berganti bila saat anak

berjinjit, dia menyentuh garis atau

salah melemparkan gaco.

Setelah berhasil menempatkan gaco

sampai ujung, dia akan mendapatkan

bintang. Dimana bintang diletakkan,

ditentukan dengan melemparkan gaco

ke kotak yang diinginkan.

Kotak yang terdapat bintang miliknya

tidak boleh diinjak oleh lawan-

lawannya sehingga akan menyulitkan

lawan. Anak yang paling banyak

mendapatkan bintang adalah

pemenangnya.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral Dan

Agama

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan cara yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak.

Fisik Dapat melempar pecahan genteng,

melompat dengan satu atau dua kaki

secara bervariasi

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat yang komplit.

Kognitif Mengenal angka

Page 13: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 13 of 26

Sosial-

Emosional

Tidak mengganggu teman dengan

sengaja, bermain bersama dan

bergantian menggunakan alat

permainan, sabar menunggu giliran dan

terbiasa antri, mengerti aturan main.

3.

Nama

Permainan

Ular Naga (Jakarta), Ancak-Ancak Alis (Yogyakarta),

sledor (Jawa Timur), Curik-Curik (Bali), Ndor-Salendor

(Madura) toko-toko dian (palopo, sulsel)

Alat

Permainan

Tidak ada alat khusus, tetapi menggunakan syair lagu

Syair lagu Ular Naga

“Ular Naga Panjangnya Bukan Kepalang, Berjalan-

jalan selalu riang gembira, umpannya lezat itulah

yang dicari, inilah dia yang terbelakang”

Syair lagu Oray-Orayan

Oray-orayan luar leor ka sawah..,

Tong ka sawah parena keur sedeng beukah

Oray-orayan luar leor ka kebon …,

Tong ka kebon aya barudak keur ngangon.

Mending ge mandi di leuwi rea nu mandi

Saha nu mandi, nu mandina pandeuri…

oray orayan

oray naon

oray bungka

bungka naon

bungka laut

laut naon

laut dipa

dia naon

dipanderi ri...ri...ri...masuk ke terowongan

Tempat

Bermain

Tempat bermain: di halaman, lapangan atau di tempat

yang agak luas ± (8 x 8 meter)

Pemain Jumlah 7 sampai 20 orang atau lebih

Usia 3 sampai 6 tahun

Aturan Main Menentukan pemimpin atau kepala

Pemimpin harus menentukan nama kelompok yang

dipilih anggota

Kalau salah satu anggotanya tertangkap berarti

kelompok tersebut kalah

Kalau ada anggotanya yang lepas dari rangkaian

maka bisa ditangkap dan menjadi anggota lawan.

Cara Main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Page 14: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 14 of 26

Membuat/membagi kelompok

Mengatur posisi pemain (kepala,

badan dan ekor ular

Pelaksanaan Secara bersama-sama anak

menentukan 2 (dua) anak sebagai

penjaga gerbang ular naga.

Dua anak tersebut akan

mempertemukan dua telapak

tangannya lalu membentuk gerbang

Anak-anak lainnya membuat barisan

panjang

Barisan panjang ini sambil

menyanyikan lagu “Ular naga…”

masuk kegerbang

Penjaga gerbang (anak yang

membuat gerbang dari tangannya)

akan menjatuhkan tangannya untuk

menangkap anak terakhir

Anak yang ditangkap diminta memilih

berda dibelakang anak yang mana

Setelah semua selesai maka

dilakukan penhitungan berapa jumlah

anak dimasing-masing anak penjaga

gerbang.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral Dan

Agama

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak, membantu dan

menolong teman,

Fisik Berjalan dengan berbagai variasi (maju,

mundur, ke samping) dan lari

menghindar.

Bahasa Membedakan berbagai jenis suara

(suara ular), berbicara lancar dengan

menggunakan kalimat kompleks,

mengerti dan dapat melaksanakan lebih

dari 3 perintah, memperkaya kosa kata,

dapat mengenal dan menyebutkan

bentuk simbol sederhana

(melengkung/meliuk-liuk. Lurus)

Kognitif Membedakan besar-kecil, panjang-

pendek, kepala ekor

Sosial- Mau bermain bersama, menunjukkan

Page 15: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 15 of 26

Emosional ekspresi wajar saat senang dan takut,

mengerti aturan main dalam bermain

bersama, mengerti akibat jika melanggar

aturan, bisa memimpin kelompok kecil,

dapat memecahkan masalah sederhana,

mengetahui hak dan kewajiban

4.

Nama

Permainan

Gebokan (umum), Ganepo (Jawa Tengah), Lempar

Kasti (Sumatera Barat), Boy-Boyan (Jawa Barat dan

Banten)

Alat

Permainan

1. Sebuah bola tenis bekas.

2. Beberapa keping pecahan genting (talawengkar

Sunda) antara 8 atau 10 buah yang besarnya kira-

kira sebesar atau selebar telapak tangan anak-anak

Tempat

Bermain

Luar ruang yang luas

Pemain Jumlah Harus genap dan minimal 10 orang

Usia 4 sampai 6 tahun

Aturan Main Anak yang kalah dalam undian akan menjadi

penjaga

Penjaga selanjutnya adalah anak yang ketahuan dan

anak yang sedang berjaga mampu menyusun

piramida pecahan genting.

Penjaga akan menjadi menjadi penjaga terus,

apabila piramida berhasil dirobohkan oleh pemain

yang lain.

Cara Main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat/ membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Pelaksanaan Di Permainan Ini biasanya

menggunakan pecahan genteng atau

batu-batu ceper yang disusun keatas

sehingga berbentuk menara dan

kemudian pemain akan menjatuhkan

(melempar) susunan itu dari jarak

jauh dengan bola kasti

Jika susunan itu terjatuh maka lawan

harus menyusun kembali pecahan

genteng kemudian mengambil bola

kasti dan melempar bola kasti ke arah

pemain.

Kemenangan ditandai dengan

Page 16: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 16 of 26

berdirinya menara pecahan genteng

dan salah satu pemain terkena

lemparan bola kasti (badan atau

anggota badan kecuali kepala).

Aspek yang

Dikembangkan

Moral Dan

Agama

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak, menolong

teman

Fisik Berlari dengan stabil berjalan dengan

berbagai variasi, melompat, menangkap

dan melempar bola dengan jarak 3-4

meter membedakan permukaan bola

dan genting melalui perabaan

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat lancar, mengerti dan dapat

melaksanakan lebih dari 3 perintah,

memperkaya kosa kata, memecahkan

masalah dengan dialog.

Kognitif Mengelompokkan benda yang sama dan

sejenis, membedakan besar-kecil, berat-

ringan, menyebutkan 7 bentuk

(lingkaran, bujursangkar, segitiga,

segipanjang, segienam, belahketupat

dan trapesium).

Sosial-

Emosional

Bermain bersama dan bergantian

menggunakan alat mainan,

menunjukkan ekspresi wajar saat

senang, kecewa dan marah, tertib

menggunakan alat/ benda sesuai

dengan fungsinya, mengembalikan alat/

benda pada tempatnya semula, sabar

menunggu giliran dan tebiasa antri,

mengerti aturan main, mengerti akibat

jika melanggar aturan, memiliki

kebiasaan teratur, dapat memecahkan

masalah sederhana, mengetahui hak

dan kewajiban

5.

Nama

Permainan

Galasin (Jawa Barat, Banten), Galah Asin (Jakarta),

Asing (Makasar), Sodoran (Cirebon), Slodoran (Jawa

Timur) Galah Panjang (Malaysia). Sodor (Madura)

Alat 1. Kapur bubuk untuk membuat arena permainan

Page 17: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 17 of 26

Permainan 2. Ranting kayu untuk membuat garis arena permainan

bila dilakukan di tanah

Tempat

Bermain

Luar ruang yang luas

Dalam ruang yang luas

Pemain Jumlah 8 orang

Usia 4 sampai 6 tahun

Aturan Main Tim yang kalah dalam undian, akan menjadi penjaga.

Tim dianggap menang apabila semua anggota tim

bisa menerobos semua petak tanpa tertangkap tim

penjaga.

Cara Main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat/membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Pelaksanaan Anak-anak dibagi menjadi 2 tim.

Setelah menentukan tim mana yang

jaga, permainan dapat dimulai.

Anggota tim jaga harus menjaga di

masing-masing garis yang telah

ditentukan dan boleh bergerak

sepanjang garis tersebut untuk

menyentuh anggota tim lawan.

Tim yang tidak berjaga berdiri di garis

yang paling depan dan berusaha

menerobos garis-garis tersebut dan

tidak boleh sampai tersentuh oleh tim

yang jaga.

Setelah berhasil menerobos garis

paling akhir, mereka harus berusaha

kembali ke tempat pertama mereka

mulai.

Bila berhasil, mereka akan

mendapatkan satu nilai. Sedangkan

bila ada anggota tim yang tersentuh

berarti giliran berganti.

Tim yang tersentuh akan bertugas

untuk menjaga. Tim yang menang

adalah yang mengumpulkan nilai

paling banyak.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral Dan

Agama

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak, menolong

Page 18: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 18 of 26

teman

Fisik Mengecoh teman, mengelak dan berlari

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat lancar; mengerti dan dapat

melaksanakan lebih dari 3 (tiga)

perintah; memperkaya kosakata; dapat

mengenal simbol sederhana.

Kognitif Menghitung nilai yang berhasil

dikumpulkan

Sosial-

Emosional

Bermain bersama, menunjukan ekspresi

wajah pada saat senang, kecewa dan

marah, mengerti aturan main, dapat

memecahkan masalah sederhana,

mengetahui hak dan kewajiban

6.

Nama

Permainan

Betengan (Yogyakarta), Raton (Kulon Progo), Jeg-

Jegan (Jawa), Bebentengan (Jawa Barat dan

Banten), Pal-Palan, Pris-Prisan, Sodoran (Cirebon),

Penjaga Benteng (Sumatera Barat)

Alat

Permainan

Tiang atau pohon sebagai benteng

Ranting untuk bikin lingkaran sebagai penjara

Tempat

Bermain

Tempat bermain: di halaman yang cukup luas atau di

lapangan ± (8 x 8 meter)

Pemain Jumlah Minimal 10 orang dan harus genap

karena dibagi 2 kelompok

Usia 4 sampai 6 tahun

Aturan Main Mempersiapkan pemain

Mempersiapkan tempat bermain

Mempersiapkan alat permainan

Melakukan undian (hompimpah) untuk membentuk

kelompok menjadi 2 dengan jumlah yang sama

Kedua kelompok memilih salah seorang anggotanya

untuk menjadi ketua kelompok

Kedua ketua kelompok melakukan undian/suiten lagi

untuk menentukan kelompok mana yang lebih dulu

menyerang.

Kedua kelompok menempati bentengnya masing-

masing

Cara Main Persiapan Mempersiapkan tempat

Mempersiapkan pemain

Membuat/membagi kelompok

Mengatur posisi pemain

Page 19: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 19 of 26

Pelaksanaan Masing-masing tim menentukan

bentengnya, dapat berupa pohon,

tiang, atau tembok.

Mereka berusaha menawan anggota

tim lawan agar dapat merebut

benteng lawan.

Permainan dimulai dengan salah satu

anggota keluar dari benteng, maka

anggota tim lawan akan berusaha

menyentuh orang tersebut. Tetapi

anggota tim pertama dapat langsung

menyerang dengan berusaha

menyentuh pemain yang keluar

tersebut begitu pula dengan tim

lawan.

Untuk menghindari disentuh, mereka

dapat kembali ke benteng-masing-

masing.

Siapa yang tersentuh akan ditawan di

benteng lawan. Teman satu tim dapat

berusaha menyelamatkan teman-

teman yang tertawan dengan

mendatangi benteng lawan dan

menyentuh teman-temannya, tetapi

tentu saja tidak boleh tersentuh

lawannya.

Harus ada anggota tim yang menjaga

bentengnya. Bila benteng lawan tidak

ada yang menjaga, maka pemain

dapat menyentuh benteng tersebut

yang berarti tim tersebut menjadi

pemenangnya.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral Dan

Agama

Selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak, menolong

teman/ orang lain.

Fisik Berjalan dengan berbagai variasi,

berlari, melompat, mengelak.

Bahasa Berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat lancar, mengerti dan dapat

melaksanakan lebih dari 3 perintah,

memperkaya kosa kata, dapat mengenal

Page 20: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 20 of 26

bentuk simbol sederhaan ( belok, lurus)

Kognitif Membedakan besar-kecil, dekat-jauh,

menyebutkan dan menguasai konsep

bilangan 1-10

Sosial-

Emosional

Bermain bersama, menunjukkan

ekspresi wajar saat senang, kecewa dan

marah, sabar menunggu giliran dan

terbiasa antri, mengerti aturan main,

mengerti akibat jika melanggar aturan,

memiliki kebiasaan teratur, dapat

memecahkan masalah sederhana,

mengetahui hak dan kewajiban, bisa

memimpin kelompok

7.

Nama

Permainan

Congklak (Jawa Barat, Jakarta), Daku (Banten)

Congkak (Malaysia), Dakon, Dhakonan (Jawa Tengah,

Yogyakarta, Jawa Timur), Dentuman Lamban

(Lampung), Mokaotan, Manggaleceng, Anggalacang,

Nogarata (Sulawesi), Mancala (Inggris)

Alat

Permainan

1. Papan congklak atau Dakon 5 lubang

2. Biji congklat atau dakon 5 x 5 x 2

Tempat

Bermain

Di dalam atau di teras rumah/sekolah

Pemain Jumlah 2 orang

Usia 3 sampai 6 tahun

Aturan Main Pemain membagikan biji dhakon ke arah kanan

pemain.

Pemain boleh nembak kalau biji dakon yang

diedarkan tinggal satu biji dan itu masuk pada lubang

dakon milik sendiri, kalau di lubang seberang ada

isinya, maka semua isi di lubang tersebut boleh

diambil dan dimasukan rumah atau lumbung.

Pemain boleh memikul kalau biji dakon yang

diedarkan tinggal satu dan itu masuk pada lubang

lawan yang kosong, kalau di kanan kiri lubang

kosong tersebut ada isinya maka, isi lubang tersebut

bisa diambil dan dimasukkan ke rumah atau

lumbung.

Bila biji dakon sudah tidak ada yang diedarkan, maka

permainan sudah selasai untuk satu putaran.

Permainan akan diulang dari awal dengan tetap

mengisi 7 biji dhakon setiap lubangnya. Bila semua

lubang dhakon sudah diisi dengan 7 biji dakon dan

Page 21: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 21 of 26

ternyata masih ada sisanya, maka sisa tersebut

dimasukkan ke rumah atau lumbung.

Bila lubang dakon tidak bisa terisi seluruhnya, maka

lubang-lubang tersebut dibiarkan kosong menjadi

lubang mati. Sisa biji yang tidak mencukupi untuk

diisikan dalam satu lubang, dimasukan dalam satu

lubang yang terdekat dengan lubang yang terisi

penuh dan lubang tersebut sebagai pengganti

rumah atau lumbung untuk sementara.

Lubang yang kosong atau mati tersebut tidak boleh

diisi oleh kedua pemain, kecuali pemain lawan lupa

mengisinya. Kalau lubang kosong atau mati tersebut

terisi, maka lubang tersebut berubah menjadi lubang

hidup dan boleh diisi oleh kedua pemain.

Rumah atau lumbung sementara tidak boleh

ditembak atau dipikul oleh lawan.

Cara Main Persiapan Mempersiapkan alat (papan congkak

dan biji-bijian)

Mempersiapkan tempat bermain

Mempersiapkan pemain

Pelaksanaan Pertama, kedua pemain duduk saling

berhadapan sambil menghadapi

sederet lubang congkak kemudian

mengisi deretan lubang yang ada

dihadapannya.

Kedua pemain meraup biji-biji yang

ada pada salah satu lubang pada

deretan yang dihadapinya (tidak ada

ketentuan lubang mana yang

pertama diambil) dan mengisikannya

pada setiap lubang masing-masing

sebutir. Arah pengisian searah jarum

jam yaitu dari kanan ke kiri sehingga

lubang induknya terisi juga sebutir

dan salah satu lubang menjadi

kosong.

Kedua pemain meraup kembali biji-

biji pada salah satu lubang kecil lalu

diisikan pada lubang lainnya.

Pengambilan kali ini harus dilakukan

seteliti mungkin karena lubang yang

diisi tidak hanya lubang miliknya

tetapi juga milik lawan. Dan ada

Page 22: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 22 of 26

kemungkinan biji terakhir jatuh pada

lubang milik lawan yang kosong. Bila

hal ini terjadi berarti pemain tersebut

dinyatakan kalah/ lasut. Namun bila

tidak ada yang mengisi lubang

kosong, permainan dilanjutkan

hingga salah seorang dinyatakan

kalah.

Pemain yang menang melanjutkan

permainan dan berusaha agar dapat

mengisi lubang induk sebanyak-

banyaknya dan tidak mengisi lubang

kosong. Biji milik lawan bisa menjadi

miliknya dengan cara nembak yaitu

biji terakhir jatuh pada lubang

miliknya yang kosong dan lubang

yang didepannya penuh dengan biji.

Permainan terus berlanjut dengan

saling bergantian dan baru berakhir

setelah lubang salah seorang pemain

kosong.

Lubang-lubang kembali diisi. Apabila

ada lubang salah seorang pemain

yang kosong karena bijinya terambil

oleh lawan atau pecong berarti ini

kekalahan. Dan pemain yang

lubangnya masih terisi dinyatakan

menang papan dan ia akan menjadi

pemain pertama pada permainan

berikutnya. Dalam permainan ini

diperlukan kejujuran. Ada

kemungkinan pemain berlaku curang

dengan memasukkan dua biji

sekaligus dalam satu lubang apabila

mendekati lubang kosong.

Aspek yang

Dikembangkan

Moral Dan

Agama

selalu berdoa sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan dengan sikap yang

benar, menghargai teman dan tidak

memaksakan kehendak

Fisik menuang biji-bijian tanpa tumpah

Bahasa berbicara lancar dengan menggunakan

kalimat kompleks, mengerti dan dapat

melaksanakan lebih dari 3 perintah,

Page 23: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 23 of 26

memperkaya kosa kata, dapat mengenal

dan menyebutkan bentuk simbol

sederhaan (lingkaran, bulat, lurus)

Kognitif mengelompokkan benda yang sama dan

sejenis, membedakan besar-kecil,

menyebutkan dan menguasai konsep

bilangan 1-10, mengelompokkan dan

membilang bentuk yang sama

Sosial-

Emosional

tidak mengganggu teman dengan

sengaja, bermain bersama dan

bergantian mengunakan alat mainan,

menjadi pendengar dan pembicara yang

baik, tertib menggunakan alat/ benda

sesuai dengan fungsinya,

mengembalikan alat/benda pada

tempatnya semula, sabar menunggu

giliran, mengerti aturan main dalam

bermain bersama, mengerti akibat jika

melakukan keasalahan/ melanggar

aturan, dapat memecahkan masalah

sederhana.

G. Kesimpulan

Setiap anak memiliki keunikan tersendiri dalam belajar dan setiap

anak menyadari bahwa dirinya sebagai individu bisa menerima kelebihan

dan kekurangannya. Untuk itu dalam proses belajarnya juga harus

menggunakan metode yang unik, dalam artian tidak biasa untuk proses

belajar untuk remaja dan dewasa. Salah satu metode dan media belajar itu

adalah dengan bermain dan permainan. Dengan bermain, anak-anak bisa

menyerap unsur-unsur pembelajaran yang terkandung dalam bentuk

permainan. Tingkat kreatifitas anak akan terpacu melalui daya khayalnya

dan akan membuat anak-anak mampu melihat gambaran dan wawasan

baru didunianya.

Analisis permainan tradisional di atas yang difokuskan pada aspek

moral dan agama, fisik, bahasa, kognitif dan sosial emosional

menunjukkan bahwa permainan tradisional bisa dijadikan media

pembelajaran anak. Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan

masalah, berkomunikasi, dan bernegosiasi. Anak-anak menciptakan

Page 24: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 24 of 26

peristiwa khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial, kognitif, dan sosial

emosional. Aspek-aspek ini adalah modal dasar yang bisa digunakan

dalam menjalani kehidupan dewasa. Hasil pembelajaran ini akan bertahan

sampai dewasa karena didapatkan dengan cara yang menyenangkan dan

dalam suasana yang bebas.

Page 25: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 25 of 26

DAFTAR PUSTAKA

Andang Ismail, 2006. Education Games, Menjadi Cerdas dan Ceria dengan

Permainan Edukatif. Yogyakarta :Pilar Media.

Carol Copple and Sue Bredekamp, 2006. Basics of Developmentally Appropriate Practice: An Introduction for Teachers of Children 3 to 6 Washington, DC: NAEYC.

Elizabeth B. Hurlock, 2005. Perkembangan Anak jilid 1, edisi keenam, alih

bahasa dr.Med. Meitasari Tjandrasa dan Dra.Muslchah Zarkasih.

Jakarta :Penerbit Erlangga.

Fergus P. Hughes, 1999. Children, Play, and Development, third edition.

London: Sage.

Joan Freeman dan Utami Munandar, 1996. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta

:Gramedia.

Ki Hajar Dewantara, 2004. Pendidikan. Yogykarta: Majelis Luhur Persatuan

Taman Siswa.

Mayke S. Tedjasaputra, 2001. Bermain, Mainan dan Permainan Untuk

Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

Soegeng Santoso, 2004. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Citra

Pendidikan.

Stephen M. Alessi dan Stanley R. Trollip, 2001. Multimedia for Learning,

methods and developmend, third edition. USA:Allyn & Bacon

Incorporated.

Page 26: PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK …p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Permainan Tradisional Sebagai... · C. Bermain dan Permainan Kata bermain menunjukan suatu

Page 26 of 26

Heru Subagiyo, S.Sn.

Widyaiswara Seni Teater di PPPPTK Seni dan Budaya Sleman Yogyakarta.