PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus ... · mempermainkan identitasnya di media...
Transcript of PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus ... · mempermainkan identitasnya di media...
i
PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus
Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA
dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta).
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Magister Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh:
Jahid Syaifullah
S231008008
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL
(Studi Kasus Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan
Pelajar SMA dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta).
TESIS
Oleh:
Jahid Syaifullah
S231008008
Komisi
Pembimbing Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I
Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D
NIP. 196008131987022001
Pembimbing II
Tanti Hermawati, S.Sos., M.Si
NIP. 196902071995122001
Telah dinyatakan memenuhi syarat
pada tanggal 19 Agustus 2014
ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Program Pasca Sarjana UNS
Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D
NIP. 194904281979031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus
Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA
dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta).
TESIS
Oleh:
Jahid Syaifullah
S231008008
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Sri Hastjarjo, Ph.D
NIP. 197102171998021001
………………
………………
Sekretaris Drs. Y. Slamet, M.Sc. Ph.D
NIP. 194803161976121001
………………
………………
Anggota Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D
NIP. 196008131987022001
………………
………………
Anggota Tanti Hermawati, S.Sos., M.Si
NIP. 196902071995122001
………………
………………
Telah dipertahankan di depan penguji
Dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal ……………….
Direktur Program Pasca Sarjana UNS Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Program Pasca Sarjana UNS
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus,MS Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D
NIP. 196107171986011001 NIP. 194904281979031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : JAHID SYAIFULLAH
NIM : S231008008
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul
PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus
Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA
dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta).
adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya, dalam tesis
tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik, yang berupa pencabutan tesis dan
gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Agustus 2014
Yang membuat pernyataan,
Jahid Syaifullah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas kasih,
sayang, dan ridho-Nya serta shalawat dan salam penulis sampaikan pada
junjungan kami, Muhammad saw sehingga penulisan ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulisan tesis yang sederhana dan lugas ini tentunya tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan . Namun demikian penulis berharap penulisan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membacanya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana sebenarnya
remaja dalam memainkan identitasnya (play identity), dan mengetahui bentuk –
bentuk permainan identitas yang dilakukan remaja serta bagaimana remaja
melakuka play identity dalam facebook.
Tesis ini disusun sekaligus juga untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Magister Ilmu Komunikasi (M.I.Kom.) dengan minat utama
Manajemen Komunkasi pada program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam proses penulisan Tesis ini, tentu saja melibatkan berbagai pihak
yang telah banyak memberikan kontribusi pada penulis baik secara akademis
maupun non akademis. Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor UNS.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pasca Sarjana
UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
3. Drs. Pawito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D Ketua Progam Studi Pasca Sarjana
Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Sri Hastjarjo, Ph.D dan Drs. Y. Slamet, M.Sc. Ph.D selaku penguji tesis.
6. Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D sebagai dosen pembimbing pertama dan
Tanti Hermawati, S.Sos., M.Si sebagai pembimbing kedua atas waktu,
perhatian dan diskusi-diskusi menarik yang dicurahkan untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.
7. Seluruh Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis.
8. Seluruh Karyawan staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Komunikasi Program
Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dengan keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa tesis ini
masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut. Penulis
mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini menjadi lebih baik lagi serta sebagai
masukan bagi penulis untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di kemudian
hari.
Surakarta, 19 Agustus 2014
Jahid Syaifullah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Jahid Syaifullah S231008008 Permainan Identitas dalam Media Sosial
(Analisis Deskriptif Kualitatif Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook
Di Kalangan Pelajar SMA Muhamadiyah Di Surakarta). Pembimbing I : Dra
Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D Pembimbing II : Tanti Hermawanti, S.Sos., M.Si.
Tesis : Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAKS
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana
sebenarnya remaja dalam memainkan identitasnya (play identity), dan mengetahui
bentuk – bentuk permainan identitas yang dilakukan remaja. Juga mencari
bagaimana remaja melakukan play identity.
Masalah pokok dalam penelitian ini bagaimana remaja dalam
mempermainkan identitasnya di media sosial Facebook, identitas macam apa
yang terbentuk dari permainan identitas tersebut, serta alasan remaja dalam
mempermainkan identitas remaja di media sosial Facebook. Mengacu pada teori
dari Identitas On-line dari Zao, dkk. (2008) menyatakan munculnya Internet telah
mengubah kondisi produk tradisional identitas. Identitas secara fisik terlepas dari
pertemuan sosial di lingkungan on-line, sehingga mungkinkan bagi individu untuk
berinteraksi dengan satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa
mengungkapkan apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Teori Johari Window
terdapat empat jenis kepribadian dalam Identity Play: open, blind, hidden dan
blur. Pendapat Muangman dikutip oleh Sarlito (2000) mengatakan bahwa remaja
adalah Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dan
kanak-kanak menjadi dewasa.
Jenis penelitian yang digunakan yakni studi analisis deskriptif kualitatif
adalah penelitian yang dilakukan pemeriksaan longitudinal secara mendalam
terhadap suatu keadaan atau kejadian dengan menggunakan cara-cara yang
sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi,
dan pelaporan hasilnya. Penelitian dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas dan
Kejuruan Muhammadiyah Surakarta yakni: SMA Muhammadiyah 1, SMA
Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3 dan SMK Muhammadiyah 2. Jumlah
responden seluruhnya adalah 98 siswa. Subyek penelitian adalah siswa telah
memiliki akun facebook telah lebih dari 1 tahun dan aktif aktif dalam mengakses
akun facebook-nya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi akun Facebook mereka. Kemudian data-data yang
digunakan di uji kredibilitas dengan model triangulasi.
Hasil penelitian menyatakan remaja SMA Muhammadiah di Surakarta
sebagian besar masih berada pada area terbuka yakni Bright Identity , seperti
karakter orang timur yang masih terbuka dan ramah terhadap orang lain.
Selebihnya melakukan penyamaran identitas (Blur Identity) dan bahkan
penyembunyian identitas aslli mereka ( Blind Identity)
Kata kunci : permainan identitas, remaja , facebook.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Jahid Syaifullah. S231008008. Identity Playing and Social Media (A Case Study
on Adolescent Identity Playing Case in Facebook among the students of SMA
Muhammadiyah in Surakarta). THESIS. First Counselor: Dra Prahastiwi Utari
M.Si, Ph.D, Second Counselor: Tanti Hermawanti, S.Sos., M.Si. Thesis :
Postgraduate Study Program of Surakarta Sebelas Maret University.
ABSTRACT
The objectives of research were to reveal how the adolescents actually play
their identity, and to find out the forms of identity playing the adolescents do. This
study also aimed to find out how the adolescents play their identity.
The main problem of research was how the adolescents play their identity in
social media Facebook, what type of identity is created from the identity playing,
and the adolescents‟ reasons in playing their identity in social media Facebook.
This study referred to On-Line Identity theory from Zao et al (2008) stating that
the presence of Internet has changed the condition of traditional identity product.
Identity is, physically, independent of social encounter in on-line setting, so that it
enables individual to interact with another in internet with full text mode without
suggesting anything about their physical characteristic. Johari Window‟s theory
states that there are four types of personality in identity play: open, blind, hidden,
and blur. Muangman in Sarlito (2000) suggested that adolescent is an individual
experiencing psychological development and identification pattern and child
becomes adult.
The type of study employed in this research was case study, the one
conducted with longitudinal in-depth investigation on a condition or event called a
case using systematical method in conducting observation, data collection,
information analysis and reporting of its finding. This research was taken place in
five Muhammadiyah Senior High and Vocational Middle Schools in Surakarta:
SMA Muhammadiyah 1, MA Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3, and
SMK Muhammadiyah 2. The respondents consisted of 98 students. The subject of
research was the students who had had facebook account more than 1 year and
were active in accessing their facebook account. Techniques of collecting data
employed were interview, observation, and documentation of their Facebook
account. Then, the data used had been tested for its credibility using triangulation
method.
The result of research stated that the adolescents of SMA Muhammadiyah
in Surakarta made identity play in facebook in level text area: picture profile,
information, and language. The language styles used were feminine and
masculine. Identity play in facebook lied on mature and masking identities. The
adolescents‟ perception in identity play was that it (1) facilitated them to be
recognized by friends, (2) featured their personal advantage (strength), and (3)
showed off their hobby.
Keywords: identity play, adolescent, facebook
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 15
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 16
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 17
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 17
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 18
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ............................... 17
A. Kajian Teori ................................................................................... 17
1. Komunikasi .............................................................................. 17
2. Produksi dan Penerimaan Pesan dalam Komunikasi ............... 17
3. Facebook sebagai Sosial Media ............................................... 22
4. Tampilan Identitas dalam Media Baru ..................................... 24
5. Kajian tentang Remaja ............................................................. 26
6. Kajian tentang Permainan Identitas ......................................... 26
7. Bentuk-bentuk Permainan Identitas dalam Facebook .............. 27
8. Alasan Permainan Identitas dalam Facebook .......................... 29
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 31
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 33
B. Subyek Penelitian ........................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Penelitiaan ..................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 38
E. Validitas Data ................................................................................. 39
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... ... 39
A. Identitas Material Online............................................................ .... 39
B. Persepsi Remaja terhadap Identitas dalam Media Facebook ..... .... 61
C. Pembahasan ................................................................................ .... 87
1. Persepsi terhadap Permainan Identitas dalam Facebook.. ..... ... 87
2. Permainan Identitas ................................................................. .. 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 101
A. Kesimpulan ................................................................................ 101
B. Implikasi ..................................................................................... 109
C. Saran ........................................................................................... 109
Daftar Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan dengan
akal pikiran yang mampu membuatnya untuk berpikir demi mempertahankan
kehidupannya dan memudahkan kehidupannya. Dengan akal pikiran tersebut
manusia menciptakan peradabannya sendiri. Memasuki abad baru ini
peradaban manusia semakin berkembang dengan pesat. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sudah mencapai pada taraf yang sangat
mengesankan.
Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah kemajuan di
bidang telekomunikasi. Tak bisa dipungkiri lagi kemajuan di bidang ini telah
mengeliminasi batasan waktu dan batasan geografis di dalam penyebaran
informasi. Suatu peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang lain kini dapat
diketahui secara cepat bahkan dapat disaksikan langsung oleh penduduk di
belahan bumi lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sangat
mengesankan masyarakat dunia. Berbagai kemajuannya telah mempermudah
manusia di dalam mencapai apa yang menjadi cita-cita kehidupannya. Salah
satu kemajuan yang sangat dirasakan oleh masyarakat dunia adalah kemajuan
di bidang komunikasi.
Bidang komunikasi jelas merupakan sebuah bidang yang sangat
penting bagi perikehidupan manusia karena dengan hanya adanya komunikasi
maka manusia dapat mempertinggi peradabannya. Dan hanya dengan
komunikasi maka manusia dapat menjalankan perannya sebagai makhluk
sosial di kehidupan ini. Tak mengherankan bisnis yang bergerak di bidang ini
pun bermunculan untuk memuaskan kebutuhan manusia akan informasi yang
semakin cepat ini guna mencapai apa yang dicita-citakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Facebook merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat kita di negara kita saat ini dibanding media sosial yang ada seperti
friendster, blog, facebook, sampai twitter. Total pengguna facebook di seluruh
dunia telah mencapai 400 juta user dan jumlah user facebook terus bertambah
di berbagai belahan dunia. Pemilihan Facebook oleh pengguna jejaring sosial
disebabkan Facebook lebih lengkap dan mudah dibandingkan jejaring sosial
lainnya seperti friendster dan Yahoo Massanger.
Tabel di bawah ini menunjukkan daftar 4 negara teratas yang
warganya menjadi user aktif facebook. Indonesia menduduki peringkat ke-4
dunia di bawah USA, Brazil dan India dengan user mencapai hampir 51,4 juta
orang atau hampir 12 persen dari jumlah penduduk negara kita.
Tabel 1.1 Distribusi Pengguna Facebook Juni – Desember 2012
No Negara Penguna Pertambahan/
pengurangan % (+/-)
Seluruh pengguna 981.873.500 -113.928.550 -13,13%
1 USA 169.566.460 +13.858.560 + 8,90%
2 Brazil 64.274.480 +13.100.820 +25,60%
3 India 62.291.400 +12.484.380 +26,07%
4 Indonesia 51.362.000 +7.530.120 +17,18%
Sumber: www.quintly.com. 28 Desember 2012.
Berdasarkan usia pengguna facebook yang dilansir dalam http://www. social
bakers.com/facebook-statistics/indonesia, per 28 October 2012 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Gambar 1.1. Grafik Pie Distribusi Pengguna Facebook Menurut Usia di Indonesia
Sumber: www.quintly.com. 28 Desember 2012.
Dari gambar di atas terlihat dominasi pengguna facebook adalah usia 18
sampai 24 tahun dengan jumlah prosentase sebesar 43,1%.
Perkembangan zaman yang maju pesat membawa dampak negatif dan
positif dari perkembangan teknologi yang juga berkembang. Munculnya website-
website atau aplikasi-aplikasi seperti facebook, friendster, skype, multiply dan
sebagainya yang memudahkan para pemakainya untuk dapat mengekspresikan
dan mempresentasikan dirinya sendiri sesuai kepribadian mereka sendiri, maupun
sesuai kepribadian yang ingin mereka bentuk sendiri.
Karena pada umumnya, lewat komunikasi melalui media komputer (CMC)
seseorang dapat dengan mudah membangun suatu hubungan sosial yang lebih
cepat daripada lewat proses tatap muka dan dapat membentuk suatu identitas yang
baru, atau seseorang mengkonsep dirinya sendiri.
Dunia cyber yang menawarkan impian untuk dapat menunjukkan
eksistensi diri, mendapatkan perhatian besar dari publik, karena secara psikologis,
manusia memiliki kebutuhan diri untuk dapat bersosialisasi dan mendapatkan
penghargaan dari apa yang telah dilakukan, termasuk penghormatan. Hal ini
sangat disadari oleh pengguna cyber dalam content identity play, sehingga pada
nyatanya mereka berlomba-lomba menunjukkan jati diri yang bahkan terkesan
dimanipulasi, hanya untuk meningkatkan daya tarik pribadi kepada sesama
pengguna cyber lainnya.
Berbagai fasilitas kemudahan berkomunikasi yang ditawarkan dunia
cyber, dapat dimanfaatkan dalam segi positif yang akan manjangkau dunia sosial.
Fenomena grouping juga merebak, karena pengaruh kesamaan minat yang dapat
membuat sebagian pengguna membentuk link community dan mengembangkan
kebutuhan tersebut menjadi suatu kegiatan internal yang menghubungkan mereka.
Budaya komunikasi juga dapat ditemui dalam dunia cyber, karena
komunikasi yang dilakukan tidak melalui tatap muka, maka pengguna
membangun budaya komunikasi sendiri yang dikembangkan dan menjadi sebuah
peraturan, bahkan ada yang telah menjadi sebuah peraturan hukum yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mencakup didalanmya untuk menghindari adanya kejahatan media cyber. Budaya
komunikasi tidak tertulis lainnya dapat dijumpai dalam penggunaan bahasa yang
berbeda bila dibandingkan dengan bahasa komunikasi sehari-hari, simbol-simbol
juga diciptakan untuk mempermudah menyatakan perasaan emosional dan
ekspresi sesama pengguna.
Dewasa ini, dunia cyber yang memang memberikan banyak sekali
kemudahan namun juga banyak sekali hambatan dan pengaruh negatif yang
meliputi penggunaannya. Oleh karena itu, fenomena sosialisasi diri di dunia cyber
harus ditanggapi dengan bijaksana sesuai dengan kaidah dan norma yang telah
disepakati bersama.
You are who you pretend to be, bermakna bahwa seseorang yang
menempatkan diri menjadi seseorang yang dia inginkan. Dalam dunia cyber,
apapun dapat dilakukan untuk mendapatkan perhatian dan simbol prestice dari
sesama pengguna lainnya, biasanya pengguna yang memanipulasi diri dapat
dikaitkan dengan kondisi psikologis, dapat dikatakan sebagai sebuah pelarian dari
kenyataan hidup yang dijalani.
Beberapa contoh kasus negatif yang dapat diambil dari kejadian di dunia
maya adalah maraknya para pengguna yang mengekspose kehidupan pribadi
secara berlebihan, sehingga tidak ada privasi diri yang seharusnya disaring dalam
komunikasi cyber. Sehingga banyak kasus bullying dan kriminalitas dunia cyber
yang mewabah.
Keberadaan new media di satu sisi membantu aktivitas sosial individu
dengan lebih mudah dan cepat, akan tetapi di sisi lain dapat berakibat negatif bila
tidak dipergunakan dengan bijak. Sebagai contoh, saat ini beragam informasi
dapat di akses dengan mudah tanpa sensor, seperti : peristiwa kriminal, pelecehan
seksual, kekerasan, penyalahgunaan narkotika dengan mudah diakses oleh para
remaja baik di rumah maupun di warung-warung internet. Sesuai dengan
karakteristik remaja yang masih labil dalam bersikap maupun berprilaku, maka
tak pelak informasi yang mereka serap bisa jadi mempengaruhi sikap maupun
perilaku mereka sehari-hari (Mulyana, 2005:4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Terdapat contoh kasus diantaranya, seorang anak yang hidup dalam
keluarga 'broken home' yang kekurangan kasih sayang serta perhatian dari orang-
orang di sekelilingnya. Untuk mendapatkan apa yang ia butuhkan, anak itu
mengekspose dirinya serta kehidupannya di media maya melalui fasilitas seperti
facebook, friendster, atau bahkan blog. Dengan melebih-lebihkan informasi
mengenai dirinya serta mengumbar setiap kejadian yang ia alami lewat dunia
cyber, maka ia mendapatkan dirinya sebagai pusat perhatian dari orang-orang
yang terhubung dengannya di dunia maya.
Turkle dalam bukunya yang berjudul life in the screen, identity in the age
of internet (Turkle, 1995:116-122) mengemukakan bahwa kita dapat menjadi
siapapun yang kita inginkan dan kita pasti dapat mendeskripsikan diri kita seperti
yang kita inginkan. Kita juga tidak perlu mengkhawatirkan pendapat orang lain
mengenai pembawaan diri kita, karena mereka tidak berasumsi berdasarkan dari
bentuk tubuh kita, karena mereka tidak mendengar suara kita dan berasumsi
darinya.
Kemudahan dan keleluasaan untuk menampilkan identitas dirinya dalam
facebook baik identitas diri sebenarnya maupun yang disamarkan bahkan
disembunyikan disatu sisi mampu menimbulkan rasa percaya diri remaja, namun
disisi lain rentan terhadap tindakan untuk menipu diri sendiri atau orang lain.
Media facebook memang memberikan dampak keterbukaan personal bagi
penggunanya. Para pengguna dapat dengan bebas menyuarakan berbagai
keinginan hatinya bahkan sampai dengan persoalan-persoalan yang sebenarnya
sangat rahasia bagi penggunaanya jika di dalam kehidupan nyata. Dalam suatu
interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau
menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan
ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Burhan
(2008) pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang
diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain
Menurut Morton (Wirawan, 2006) pengungkapan diri merupakan kegiatan
membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di
dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskriptif artinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum
diketehui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan
evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya
seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.
Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi
perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di
dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang
tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Dalam proses
pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki
kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang
menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan
reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan
sama seperti memperlakukan mereka.
"Seseorang yang mengungkapkan informasi pribadi yang lebih akrab
daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita
akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita
yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan
merasa bodoh dan tidak aman". (Archer, 1994).
Kebudayaan juga memiliki pengaruh dalam pengungkapan diri seseorang.
Tiap-tiap bangsa dengan corak budaya masing-masing memberikan batas tertentu
sampai sejauh mana individu pantas atau tidak pantas mengungkapkan diri. Kurt
Lewin (dalam Raven & Rubin, 1983) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa
orang-orang Amerika nampaknya lebih mudah terbuka daripada orang-orang
Jerman, tetapi keterbukaan ini hanya terbatas pada hal-hal permukaan saja dan
sangat enggan untuk membuka rahasia yang menyangkut pribadi mereka. Di lain
pihak, orang Jerman pada awalnya lebih sulit untuk mengungkapkan diri
meskipun untuk hal-hal yang bersifat permukaan, namun jika sudah menaruh
kepercayaan, maka mereka tidak enggan untuk membuka rahasia pribadi mereka
yang paling dalam.
Play identity merupakan identik dengan proses pengganti dimana
seseorang mengganti dirinya dengan tiruan atau asosiasi lain sesuai dengan
rangsangan internal. Namun tidak semua penguna facebook melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pengungkapan diri ada pula yang melakukan play identity. Bagaimanapun
facebook adalah dunia virtual seperti yang diungkap oleh Turkle menerangkan
mengenai konsep identitas di dunia virtual. Dunia virtual menawarkan suatu
bentuk yang berbeda, identitas kelompok yang lebih bebas, tidak terdesentralisasi,
lebih cair, fleksibel dan selalu dalam proses (tidak berhenti). Bahkan Turkle
menggambarkan apabila anda adalah seekor anjing dalam dunia virtual tidak ada
orang yang tahu siapa identitas anda sebenarnya. Identitas di dalam dunia maya
tidak terbatas dan kita mungkin saja tidak pernah mengetahui secara fisik orang
yang terhubung bersama kita di dunia online jika kita hanya mengetahui identitas
online saja.
Hal serupa juga diungkap oleh Bell bahwa eksistensi dari internet sebagai
“cyberspace” sangat essensial bagi masyarakat terutama bagi mereka yang
membutuhkan ruang ekspresi atas hal-hal yang tidak bisa dilakukan dalam dunia
yang nyata. Dari dua pendapat di atas menunjukkan bahwa di dunia virtual
seseorang dapat dengan bebas memainkan peran atau identitasnya. Hal ini
dilakukan karena suatu bentuk dari ekspresi atas hal-hal yang tidak bisa dilakukan
dalam dunia yang nyata.
Satunya jurnal yang ditulis oleh Christiany (2011) yang menyoroti
kecanduan terhadap internet salah satunya jejaring sosial yakni facebook. Dari
tulisannya menyatakan hal-hal yang ironis mengenai FB. Zuckerberg, orang yang
membidani lahirnya FB, justru adalah orang yang suka duduk melamun sendirian
di ruang asrama. Lagi pula ia tidak segan untuk mengkhianati teman-teman yang
pernah membantunya mengembangkan FB ini. Makin banyak uang yang
diperoleh, makin banyak pula teman-teman yang ditendangnya. Hal ini sama
dengan banyak pecandu FB yang mengalami kesulitan bergaul dalam dunia nyata,
namun memiliki banyak teman di FB. Greenfield (dalam Papu, 2009) menyebut
internet sebagai alat penghubung sosial yang juga mengisolasi individu secara
sosial pada saat yang sama. Jejaring sosial dapat berfungsi sebagai alat kontak
untuk banyak orang sekaligus. Namun untuk relasi yang lebih sehat, mendalam,
dan bermakna, pertemuan dan kehadiran dalam ruang dan waktu yang sama di
dunia nyata tetaplah yang terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Bila kita lihat fasilitas yang ada pada facebook seperti diungkap Zao dkk.
(2008) seperti: picture, gender, sex, relation, birthday, hometown, residen,
contact, dll., dapat diisi dengan option missing (tidak diisi) atau with others (lain-
lain). Sarana fasilitas inilah yang membuat seseorang dapat mengisi secara jujur
atau dengan play identity. Jarak seseorang dengan sumber mempengaruhi
perhatiannya pada pesan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula
peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik
ataupun secara sosial.
Di dalam media sosial khususnya facebook pada tingkat individu telah
menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan
identitas. Struktur media sosial membuka ruang yang lebar bagi setiap orang
untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Kekacauan
identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup
setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang
bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Pada akhirnya
yang ada dalam media sosial adalah permainan identitas: identitas baru, identitas
palsu, identitas ganda, identitas jamak, bahkan di dalam tindakannya para
pengguna tidak luput dari aksi mature identity, masking identity atau bahkan
hidden identity.
Seorang komunikator di dalam melakukan penyampaian sebuah pesan
akan mempertimbangkan berbagai macam hal yang akan mempengaruhi
keefektifan pesan yang sesuai dengan keinginannya. Salah satunya adalah
kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang mempengaruhi
penerimaan pesan oleh khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender,
pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa.
Kesamaan juga bisa meliputi masalah sikap dan orientasi terhadap berbagai aspek
seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi
khalayak terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama,
ras, pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi,
dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung
memperhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang mereka percaya sebagai
orang yang memiliki pengalaman dan atau pengetahuan yang luas. Menurut
Ferguson, ada dua faktor kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber:
dapat dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya
adalah tenang/sabar (compusere), dinamis, bisa bergaul (sociability), terbuka
(extroversion) dan memiliki kesamaan dengan audiens.
Menunjukkan motivasi dan niat. Cara komunikator menyampaikan pesan
berpengaruh terhadap audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut.
Respon khalayak akan berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk
kepentingan informasi (informative) dari pesan yang diniatkan untuk meyakinkan
(persuasive) mereka. Pandai dalam cara penyampaian pesan gaya komunikator
menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting dalam proses
penerimaan informasi.
Pengguna facebook dapat mengirim pesan di accountnya dengan harapan
mendapatkan feedback dari teman atau siapapun yang melihatnya. Pesan ini
merupakan bentuk dari komunikasi yang dapat diterjemahkan oleh orang yang
membaca pesan tersebut. Seperti yang diungkap Mulyana, (2005 : 41).
Komunikasi merupakan penafsiran pesan secara teori diungkap oleh John Fiske
(1990) yang menyatakan komunikasi sebagai transmisi pesan, yakni bagaimana
pengirim dan penerima pesan mengkontruksi pesan (encode) dan
menerjemahkannya (decode), dan bagaimana transmiter menggunakan saluran
dan media komunikasi. Dan komunikasi sebagai proses atau state of mind pribadi
yang lain.
Remaja merupakan kelompok masyarakat yang sedang mengalami
terjadinya perubahan mendasar yang sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan
perannya dalam berbagai dimensi kehidupan. Perubahan-perubahan itu antara lain
meliputi jasmani, rohani, pikiran, perasaan, dan sosial (Wirawan, 2006) yang
dapat membuatnya menunjukan sikap dan perilaku berbeda dari masa sebelumnya
(masa kanak-kanak).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pada masa ini remaja sudah ingin melepaskan semua identitas dan atribut
masa kanak-kanak; namun remaja juga belum dapat dikatakan telah menjadi
individu dewasa. Keadaan ini menempatkan remaja pada posisi transisional antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Remaja memiliki berbagai keunikan
dalam berbagai dimensi kehidupan, seperti keinginannya untuk menunjukkan
eksistensi dirinya kepada orang lain, ingin melepaskan ketergantungannya pada
pihak lain, termasuk orang tua. Ingin dilihat dan diakui sebagai dirinya sendiri,
bukan sebagai duplikat (tiruan) dari individu lain, baik orang tua maupun orang
dewasa lainnya.
Remaja mengalami konflik internal, yakni antara keinginan untuk
mengelola dirinya sendiri secara mandiri, dengan kebutuhannya akan perhatian
dan pertolongan dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Masa remaja
merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia
yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan tantangan dan
harapan. Pada masa ini terjadi perubahan mendasar pada aspek biologis, kognitif,
dan sosial (Christiany, 2011).
Posisi dan situasi kebingungan sebagai transisi, sebagai akibat perubahan-
perubahan pada aspek biologis dan psikologis tersebut, remaja mengalami krisis
identitas. Sehingga pembentukan identitas diri pada remaja menjadi sangat
penting, sebab jika krisis identitas tersebut tidak segera selesai dengan
terbentuknya identitas, akibatnya remaja akan menampilkan kepribadian yang
tidak jelas, terombang-ambing karena tidak jelasnya identitas diri. Karena
posisinya yang transisional tersebut, maka remaja merupakan masa yang sangat
menarik untuk dikaji.
Alasan lain remaja memanipulasi identitasnya dalam facebook
sebagaimana dikemukakan Shanyang Zhao (2008) dalam jurnal Sosiologi yang
dilansir pada 17 Maret 2008, menyatakan bahwa:
The impact of the internet on identity production has been under
investigation for more than a decade. However, most early studies focused
on online identity construction in anymous environment. This jurnal found
that individuals tended to play-act in being someone else or act out their
underlying negative impulses in the online world. More recently,
researchers began began to shift their attention to self-presentations in
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
less anonymous online environments such as Internet dating sites. The
results suggested that people acted differently in such environments than
they did in other online settings. This was an important finding, for it
indicated that the online world was not monolithic, and online self-
presentations varied according to the nature of the settings. The present
study extends this line of research to identity constructions on Facebook, a
newly emerged online social networking site which has become most
popular among college students in the United States.
Pendapat tersebut diperkuat dari hasil penelitian “Self disclosure pada
remaja pengguna facebook” yang menghasilkan kesimpulan bahwa para remaja
lebih suka berbagi dengan menggunakan facebook karena bagi mereka dengan
menceritakan diri lewat facebook, mereka akan lebih banyak mendapat perhatian
dan dukungan dari banyak orang (Asandi dan Rosyidi, 2010).
Permainan identitas pada facebook ternyata juga dilakukan oleh remaja-
remaja siswa SMA Muhammadiyah Surakarta. Observasi peneliti terhadap
beberapa akun siswa SMA Muhammadiyah Surakarta ditemukan berbagai ragam
pembentukan identitas diri remaja. Penggunaan identitas diri yang sebenarnya
seperti nama, alamat, tempat sekolah, dan foto merupakan bentuk identitas yang
banyak dilakukan oleh siswa SMA Muhammadiyah Surakarta. Peneliti juga
menemui adanya permainan identitas dalam facebook yang dilakukan oleh remaja
SMA Muhammadiyah Surakarta misalnya dengan menampilkan nama samaran
yaitu nama mereka yang digabung dengan nama keluarga, nama teman dekat,
bahkan nama pacar. Beberapa akun juga menunjukkan gambar samaran misalnya
menampilkan tokoh kartun, tokoh artis tertentu dan sebagainya.
Hasil wawancara melalui media online facebook yang dilakukan peneliti
kepada beberapa remaja SMA Muhammadiyah Surakarta ditemukan beberapa
alasan penggunaan identitas diri mereka, yaitu sebagai agar mudah dikenal teman,
ingin menunjukkan hobi, serta ingin menunjukkan aktivitas yang sedang
dilakukannya saat ini.
Siswa SMA Muhammadiyah Surakarta merupakan individu yang
tergolong dalam kelompok perkembangan remaja dimana sedang terjadi transisi
jati diri dari masa anak-anak menuju remaja. Masa transisi tersebut diikuti dengan
terjadinya proses pencarian jati diri remaja termasuk pula dalam media sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Facebook. Perilaku bermain identitas dengan tujuan menunjukkan kedewasaan
siswa atau untuk menonjolkan sisi tertentu dari siswa merupakan dampak dari
masa transisi kepribadian tersebut.
Perilaku-perilaku remaja untuk menunjukkan jati dirinya dalam facebook
ternyata beberapa diantaranya tidak menunjukkan perilaku seorang remaja muslim
yang tidak sesuai dengan kaidah keislaman, misalnya menampilkan indentitas
sedang berpacaran, menampilkan bagian tubuh yang seharusnya disembunyikan
atau ditutupi. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta merupakan kelompok
remaja yang tentunya mendapatkan pendidikan agama lebih banyak dibandingkan
remaja-remaja yang menempuh pendidikan di sekolah jalur umum.
Munculnya permainan identitas dan perilaku permainan identitas yang
kurang sesuai dengan konsep pendidikan di SMA Muhammadiyah menarik
peneliti untuk melakukan riset tentang Permainan Identitas dalam Facebook (Studi
Kasus Permainan Identitas Remaja di Kalangan Pelajar SMA Muhammadiyah di
Surakarta). Fokus penelitian yang dilakukan adalah tentang obyek permainan
identitas, bentuk identitas yang dihasilkan serta alasan remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan permainan identitas di facebook.
B. Identifikasi Masalah
Keberadaan facebook membuat semakin bebas seorang remaja ekpresikan
dirinya secara terbuka maupun disembunyikan. Yang menjadi pertanyaan,
Mengapa di dalam komunikasi media maya (Facebook) terdapat kebebasan di
dalam pengungkapan diri serta permainan identitas? Sudahkah facebook sebagai
new media memberikan kebebasan berekspresi? Selanjutnya bagaimana seorang
pengguna media maya (facebook) mengekspresikan dirinya bukan seperti di
dalam kenyataan yang ada di dalam dirinya sendiri untuk membuat komunikan
tertarik atas apa-apa yang disampaikan oleh pengguna? Apakah mereka
menggunakan virtual identity (avatar)? Apakah dengan play identity sebatas
mencari kesenangan atau upaya mendapatkan teman yang lebih banyak di
facebook sebagai media sosial? Apakah para remaja menyadari melakukan play
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
identity di facebook? Sudahkah dipikirkan dampak positif atau negatif dari play
identity tersebut? Sudahkah diakui atau belum oleh teman-teman di facebook ?
C. Pembatasan Masalah
Cakupan play identity sangatlah luas meliputi komunikasi, psikologi dan
sosiologi. Karena keterbatasan peneliti secara metodologis, teknis maupun
kemampuan substantif. Penelitian ini dibatasi hanya membahas bentuk
kepribadian remaja berdasarkan Johari Window dalam pengungkapan diri serta
permainan identitas di media sosial facebook? bagaimana seorang pengguna
media maya (facebook) mengekspresikan dirinya bukan seperti di dalam
kenyataan yang ada di dalam dirinya sendiri untuk membuat komunikan tertarik
atas apa-apa yang di sampaikan oleh pengguna?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
D. Rumusan Masalah
Berdasakan pada batasan masalah, maka peneliti merumuskan bahwa
kehadiran media sosial facebook menjadikan remaja dapat menampilkan dirinya
atau memainkan identitasnya (play identity), lalu bagaimana bentuk kepribadian
remaja berdasarkan Johari Windows yang diakibatkan oleh play identity remaja?
Peneliti melihat bahwa usia remaja adalah masa pembentukan kepribadian.
Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kemajuan teknologi
media sosial salah satunya facebook. Namun media ini memberikan kebebasan
dalam ekpresi diri salah satunya melakukan play identity. Hal ini perlu dibuktikan
apakah semua remaja pengguna facebook melakukan play identity.
1. Bagaimana tipe kepribadian remaja berdasarkan identitas remaja di media
social facebook?
2. Apa alasan remaja dalam mempermainkan identitas remaja di media sosial
Facebook?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengungkapkan tipe kepribadian remaja berdasarkan identitas remaja
di media social facebook.
2. Untuk mengungkapkan alasan remaja dalam mempermainkan identitas remaja
di media sosial Facebook.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi remaja
Dari penelitian ini diharapkan remaja mampu menyadari kehadiran
facebook sebagai media sosial sebagai sarana komunikasi interpersonal
memiliki dampak positif atau negatif. Kebebasan facebook dalam
pengungkapan atau pengelolaan identitas perlu pemahaman dalam
pembentukan dan pengelolaan identitas remaja dalam facebook.
2. Bagi kalangan akademisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada pemikiran
tentang pengaruh new media dalam hal ini facebook dapat memberikan
pergeseran pada teori komunikasi. sehingga diharapkan bagi kalangan
akademis maupun peneliti bisa digunakan hasil dari penelitian ini guna
mendukung penelitian tentang media selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori
1. Komunikasi
Gary Cronkhite (dalam Sobur,2006 :6-7) merumuskan empat asumsi
pokok komunikasi yang dapat membantu memahami komunikasi, yaitu:
Communication is a process, Communication is transactive, Communication
is multidimensional. Pengertian karakteristik sumber (sources), saluran
(channel), pesan (messages), audiences dan efek dari pesan, semuanya
berdimensi kompleks. Suatu pesan misalnya mempunyai efek yang berbeda-
beda di antara audience. Tergantung pada keyakinan, nilai-nilai, kepribadian,
motif atau pun pola-pola perilaku yang spesifik, seperti kebiasaan
mendengarkan, membaca, berbicara, menulis dan pilihan reference group
(kelompok eksternal yang menjadi orientasi). Terakhir Communication is
multiusefull).
Stephen & Karen (2008:4) mengartikan komunikasi dalam kerangka
psikologi behaviorisme sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambang-
lambang verbal, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai
stimuli. Sedangkan Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai
proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama
lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk
mengeluarkan pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan
yang dimaksud oleh sumber (Rahmat, 2003:3).
2. Produksi Penerimaan Pesan dalam Komunikasi
Komunikasi merupakan penafsiran pesan secara teori diungkap oleh
John Fiske (1990) yang menyatakan komunikasi sebagai transmisi pesan,
yakni bagaimana pengirim dan penerima pesan mengkontruksi pesan (encode)
dan menerjemahkannya (decode), dan bagaimana transmiter menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
saluran dan media komunikasi. Dan komunikasi sebagai proses atau state of
mind pribadi yang lain. Dalam hal ini media komunikasi yang dipakai untuk
proses transmisi pesan adalah facebook sebagai media sosial.
Komunikasi sebagai proses berhubungan antar individu atau antar
kelompok yang tak lepas dari komponen komunikator. Sebuah komunikasi
bisa diisi oleh orang-orang yang berkualitas dalam mengungkapkan pesan.
Komunikator yang berkualitas tersebut tidak akan dikuasai jika tidak
memenuhi kriteria seorang komunikator. komunikasi menyarankan adanya
suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Pesan adalah
unsur yang sangat penting dalam komunikasi, untuk mengidentifikasi pesan
menurut Onong Uchjana Effendy (2003:20) pesan merupakan pernyataan
dalam bentuk stimuli yang disampaikan komunikator kepada sasaran,
memerlukan suatu strategi dan perencanaan komunikasi dimana di dalamnya
kita harus menentukan jenis pesan, antara lain informational message (pesan
yang mengandung informasi), instructional message (pesan yang mengandung
perintah), dan motivasional message (pesan yang berusaha mendorong).
Komunikasi merupakan peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika
manusia berinteraksi dengan manusia lain. Menganalisa peristiwa sosial secara
psikologis membawa pada psikologi sosial. Menurut Ross (dalam Rahmat,
2003:10) definisi dari psikologi sosial merupakan ilmu yang berusaha
memahami dan menguraikan keseragaman dalam perasaan, kepercayaan, atau
kemauan juga tindakan yang diakibatkan oleh interaksi sosial. Definisi
psikologi sosial adalah usaha untuk memahami, menjelaskan dan meramalkan
bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain (yang hadirnya boleh
jadi sebenarnya dibayangkan, atau disiratkan) seperti dikutip dalam (dalam
Rahmat, 2003:10). Bila individu-individu berinteraksi dan saling
mempengaruhi maka terjadilah : a) proses belajar yang meliputi aspek kognitif
dan afektif (aspek berfikir dan aspek merasa); b) proses penyampaian dan
penerimaan lambang-lambang (komunikasi); c) mekanisme penyesuaian diri
seperti sosialisasi, permainan peranan, identifikasi, proyeksi, agresi, dan
sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pada umumnya studi mengenai komunikasi massa berkaitan dengan
persoalan efek komunikasi massa. Efek atau pengaruh ini telah menjadi pusat
perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui pesan-pesan
yang hendak disampaikan berusaha untuk menjangkau khalayak yang
diinginkan. Oleh karenanya mereka berusaha untuk menemukan saluran yang
paling efektif untuk dapat mempengaruhi audience. Dalam konteks inilah
pembahasan bagian ini akan ditujukan pada tiga teori, yaitu difusi inovasi.
Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan
dengan proses adopsi inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang
berkembang maupun masyarakat maju. Karena terdapat kebutuhan terus
menerus dalam perubahan sosial dan teknologi untuk mengganti cara-cara
lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa
karena adalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang
berawal dari penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh
masyarakat yang pada dasarnya berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat
inovasi atau kebijakan publik inovasi (Mugin, 2008:279).
a. Pengetahuan (Knowledge), Kesadaran individu akan adanya inovasi dan
adanya pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.
b. Persuasi (Persuasion), Individu memiliki/membentuk sikap yang
menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut.
c. Keputusan (Decision), Individu terlibat dalam aktivitas yang membawa
pada suatu pilihan atau mengadopsi atau menolak inovasi.
d. Konformasi (Confirmation), Individu akan mencari pendapat yang
menguatkan keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah
dari keputusan sebelumnya jika pesan-pesan mengenai inovasi yang
diterimanya berlawanan satu dengan yang lainnya.
Proses psikologis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
komunikasi antar pribadi. Hal ini terjadi karena dalam komunikasi antar
pribadi kita mencoba menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita
sendiri, diri orang lain dan hubungan yang terjadi. Kesemuanya terjadi melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
suatu proses pikir yang melibatkan penarikan kesimpulan. Menurut Fisher
(Mugin, 2008:282), proses pemahaman oleh individu diantaranya:
a. Munculnya respons individu terbatas setelah kegiatan komunikasi.
b. Ingatan atau persepsi individu dapat berubah setelah suatu tindakan
komunikasi.
c. Individu sering mencampuradukkan hubungan antar pribadi dengan
respons, emosional mereka.
Dalam komunikasi antar pribadi, memahami diri pribadi merupakan
suatu hal yang mendasar. Diri pribadi biasanya menjadi pusat dari proses
komunikasi dan dengan memahami diri pribadi, kita akan lebih memahami
komunikasi yang kita lakukan. Persepsi merupakan upaya untuk memahami
diri pribadi yang dilakukan melalui panca indera. Melalui alat pikiran dan
logika kita mempresentasikan informasi yang telah kita komunikasi antar
pribadi yang efektif juga mensyaratkan kita untuk lebih memahami orang lain
yang ditujukan untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty reduction) dan
perbandingan sosial (social comparison), terutama bagi orang yang baru
saling kenal. roleh melalui penginderaan. Proses ini memiliki subyektivitas
tinggi dan kelemahan (Stephen & Karen, 2008:56).
Hubungan antar pribadi memainkan peran penting dalam membentuk
kehidupan kita. Orang memerlukan hubungan antar pribadi untuk dua hal
(Stephen & Karen, 2008:61):
a. Perasaan (attachment), perasaan mengacu pada hubungan yang secara
emosional intensif.
b. Ketergantungan (dependency), ketergantungan mengacu pada instrument
perilaku antar pribadi seperti membutuhkan bantuan/persetujuan dan
mencari kedekatan.
Teori-teori yang menjelaskan berkembangnya suatu hubungan antara
lain (Stephen & Karen, 2008:256):
a. Self disclosure proses penetration mengemukakan bahwa orang saling
mengenal atau memahami melalui tahap mengungkapkan informasi
superficial sampai yang bersifat pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Bagi mereka, cara tersebut menjadi lebih efektif untuk
mengungkapkan dirinya daripada bercerita secara langsung kepada orang-
orang tertentu. Hal ini cukup penting bagi remaja sebab dengan self-
disclosure sebagai salah satu keterampilan sosial yang harus dimiliki agar
mereka dapat diterima dalam lingkungan sosialnya. Self-disclosure adalah
jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan informasi tentang diri kita
sendiri yang secara aktif kita sembunyikan.
Self-disclosure merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam
hubungan interpersonal, karena dengan adanya pengungkapan diri
seseorang dapat mengungkapkan pendapatnya, perasaannya, cita-citanya
dan sebagainya, sehingga memunculkan hubungan keterbukaan (Papu,
2002) .
Hubungan keterbukaan ini akan memunculkan hubungan timbal
balik positif yang menghasilkan rasa aman, adanya penerimaan diri, dan
secara lebih mendalam dapat melihat diri sendiri serta mampu
menyelesaikan berbagai masalah hidup.
b. Process view, Steve Duck dengan pendekatan process view menyatakan
bahwa hubungan tidak berkembang secara linier, tidak semua hubungan
akrab, tidak semua hubungan berkembang dan hubungan dapat sekaligus
stabil dan memuaskan (Devito, 2010: 168).
c. Social exchange, Teori ini menjelaskan bahwa orang sebenarnya
menggunakan prinsip ekonomi dalam suatu hubungan yaitu dengan
mempertimbangkan kontribusi dan pengaruhnya terhadap kontribusi orang
lain dalam hubungan tersebut (Devito, 2010: 168).
3. Facebook sebagai Sosial Media
Situs Facebook diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004.
Facebook merupakan salah satu bentuk situs jejaring sosial yang banyak
digunakan saat ini. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk
dari simpul-simpul yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang
diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
keturunan. Begitu pula dengan situs Facebook ini yang juga memiliki fungsi
menunjukan jalan dimana para penggunanya berhubungan karena kesamaan
sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
Para Facebooker tersebut dapat bergabung dalam komunitas kota, pekerjaan,
sekolah, kampus, dan daerah tertentu. Melalui Facebook, kita juga dapat
menjalin komunikasi dengan teman-teman ataupun relasi baru.
Layanan Facebook ini merupakan sistem berbasis web berbasiskan
menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi penggunanya untuk dapat
berinteraksi seperti memperbarui profil pribadi, memperbarui status, berkirim
komentar, chatting, mengirim pesan, video, blog, diskusi grup, dan lain-lain.
Komponen dalam situs Facebook terdiri dari:
a. Wall Adalah bagian dari Facebook dimana pengguna lain dapat menulis
pesan kepada account yang kita miliki. Wall juga merupakan ruang
menulis publik, sehingga orang lain dapat membaca secara langsung wall
yang telah ditulis ter up-date di home page mereka atau bias langsung
membalas melalui wall to wall. Ketika seseorang menerima pesan maka si
pengguna dapat merespon langsung wall tersebut atau langsung
menghapusnya
b. Message Tempat dimana para pengguna situs Facebook dapat berkirim
pesan yang bersifat pribadi atau personal tanpa di ketahui oleh user yang
lain.
c. Status Up-date Adalah tempat dimana pengguna Facebook dapat
mengganti atau meng up-date berita mengenai dirinya di kolom halaman
yang telah disediakan Facebook sesuai dengan apa yang dirasakan serta
keinginannya.
d. Profile Merupakan halaman, tempat dimana seseorang mengisi data-data
pribadi nya seperti alamat, no telepon, pendidikan pekerjaan informasi
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
e. Foto Pengguna dapat meng up-load foto-foto pribadi serta foto yang
apapun yang ingin dimasukan dalam account Facebook nya. Bisa juga
membuat album foto dan memberikan nama albun sesuai dengan yang
diinginkan, mengganti profile picture, serta menerima foto hasil tag dari
teman.
f. Chat Fitur yang diberikan oleh Facebook, untuk bertukar pesan secara
langsung (Chatting) antar sesama pengguna Facebook dalam waktu yang
bersamaan secara Online.
Facebook merupakan situs yang sederhana dan mudah digunakan, dan
yang paling penting adalah mempunyai efek mencandu. Harian Kompas
mengungkapkan efek mencandu itu bisa disebabkan oleh dua hal utama.
Pertama, karena kita senang memperoleh teman dan mendapat perhatian dari
orang lain. Kedua, kita senang menjadi orang yang dikenal dan diakui
keberadaannya. Karena itu, akan semakin mudah menjadi pecandu jejaring
sosial di internet bila seseorang memiliki kebutuhan besar akan perhatian,
penghargaan diri, dan pengakuan akan eksistensi dirinya.
4. Tampilan Identitas dalam Media Baru
Seseorang dalam membentuk identitas online yang dimilikinya melalui
profil yang ditampilkannya dan melalui sharing dan ekspresi pendapat yang
diungguhnya sehingga memungkinkan dirinya untuk berkomunikasi dalam
jaringan pertemanannya. Sesuatu yang ditampilkan seseorang sebagai bagian
dari dirinya merupakan bagian dari strategi seseorang dalam menampilkan
identitas dirinya (Juju & Sulianta, 2010: 20).
Pengguna facebook menampilkan identitasnya melalui material yang
diungguhnya, misalnya foto profil atau melalui pengguggahan status yang
menggambarkan bagaimana dirinya. Pengguna facebook tak risih untuk
berlaku narsis dalam akunnya, dengan misalnya menggunakan profil picture
tertentu. Terkait status, memang penggunggahan status tidak bisa serta merta
dihubungkan dengan narsis, namun narsis dalam status akan muncul dari misi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perbuatannya, misalnya seseorang memposting sesuatu dan berharap dialah
yang pertama menggunggahnya, lalu kemudian apa yang ditulisnya menjadi
center of attention. Misi pencarian perhatian inilah yang kemudian membuat
seseorang narsis dalam status facebook. Bahkan untuk mendapatkan perhatian
itu, penggunggah status tak jarang menambahkan symbol-simbol untuk atau
bahasa asing (Juju & Sulianta, 2010: 26-32).
Pengelolaan identitas diri seseorang dalam facebook menurut Luik,
dkk (2011) menyebutkan ada lima strategi yang digunakan pemilik akun
dalam menampilkan identitas dirinya, yaitu:
a. Ingratiation
Merupakan strategi identitas diri dimana seseorang cenderung
menampilkan penekanan pada hal-hal baik tentang orang lain, atau
menunjukkan sedikit hal-hal negative tentang dirinya sendiri. Ini
merupakan strategi agar pelaku strategi disukai orang lain.
b. Competence
Merupakan strategi identitas diri, dimana seseorang cenderung untuk
mengungkapkan kemampuannya, prestasi, kinerja, dan kualifikasi yang
dimiliki. Strategi ini agar tampak terampil dan berkualitas.
c. Intimidation
Merupakan strategi identitas diri dimana seseorang cenderung ekspresif
dalam menunjukkan ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan
ketidaksenangan. Hal ini merupakan strategi dalam rangka untuk
mendapatkan kekuatan yang diinginkan.
d. Exemplification
Merupakan strategi identitas diri dimana seseorang menunjukkan dirinya
memiliki komitmen biologis, militansi, mau mengorbankan di, dan
memiliki kedisiplinan diri. Ini merupakan strategi agar secara moral
tampak lebih unggul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
e. Supplification
Merupakan strategi identitas diri, dimana seseorang cenderung
menampakkan dirinya lemah, butuh bantuan. Ini merupakan strategi agar
tampak tak berdaya sehingga orang lain bergerak dating membantunya.
5. Kajian tentang Remaja
Menurut Singgih (1991:121) memberikan batasan bahwa remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak ke masa dewasa yakni antara usia
12 tahun sampai 21 tahun. Masa remaja adalah masa transisi dan masa anak ke
arah menuju masa dewasa. Wirawan (2006: 9) mengambarkan remaja sebagai
berikut.
a. Individu berkembang dan saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ini mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dan
kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
6. Kajian tentang Permainan Identitas
Teori Indentitas dikemukakan oleh Sheldon Stryker (1980) (dalam
Mustofa, 2009:12) menyatakan pemusatan perhatian pada hubungan saling
mempengaruhi di antara individu dengan struktur sosial yang lebih besar lagi
(masyarakat). Individu dan masyarakat dipandang sebagai dua sisi dari satu
mata uang. Seseorang dibentuk oleh interaksi, namun struktur sosial
membentuk interaksi. Sedangkan Identitas On-line Zao, dkk. (2008:18)
memberikan gambaran: Munculnya Internet telah mengubah kondisi produk
tradisional identitas. Identitas secara fisik terlepas dari pertemuan sosial di
lingkungan on-line, itu mungkinkan bagi individu untuk berinteraksi dengan
satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa mengungkapkan
apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Selain itu, bahkan dalam situasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dimana modus audiovisual digunakan dalam kontak online, anonimitas dapat
dipertahankan melalui informasi pemotongan tentang latar belakang pribadi
seseorang, seperti nama, tempat tinggal dan kombinasi pertalian.
Kelembagaan tanpa jati diri dan anonimitas menciptakan lingkungan yang
dimediasi teknologi di mana modus baru produksi identitas muncul (Bargh,
McKenna & Fitzsimons, 2002; McKenna, Green & Gleason, 2002).
Lebih lanjut Zao, dkk. (2008:1818) menjelaskan tentang identitas on-
line: karakteristik penting dari mode ini muncul produksi identitas adalah
kecenderungan untuk bertindak atas orang-orang awam menjadi orang lain
atau untuk menempatkan pada pribadi online yang berbeda yang berbeda dari
kehidupan nyata identitas mereka tanpa tubuh. Pertemuan online yang
memungkinkan orang untuk menyembunyikan fitur yang tidak diinginkan
fisik, dan anonimitas memungkinkan individu menciptakan tokoh-biografi
mereka dan kata-kata lain personalitas. Dalam lingkungan online tanpa tubuh
dan anonim memungkinkan bagi orang untuk menemukan kembali diri
mereka sendiri melalui produksi identitas baru. Seperti contoh, di dunia online
seorang pria bisa berpura-pura menjadi seorang wanita, seorang lemah
menjadi seorang bintang atlet, dan introvert menjadi ekstrovert (Turkle, 1995).
7. Bentuk-bentuk Permainan Identitas dalam Facebook
Permainan identitas yang dikemukakan oleh Goffman (Santoso &
Setiansah, 2010: 52-53) mengemukakan bahwa penerimaan lingkungan
penting bagi manusia dalam menjalani hidupnya, sehingga ketika berinteraksi
manusia akan mengelola pesan yang ditampilkan, sehingga penerimaan orang
lain akan sesuai dengan apa yang diharapkannya. Berdasarkan pernyataan
tersebut maka, semua manusia akan menggunakan strategi penunjukkan
identitas dirinya agar dia diterima di lingkungan yang diharapkannya.
Bentuk-bentuk penampilan identitas diri seseorang dalam media baru
sebagaimana dikemukakan oleh Sahana (2008) menyebutkan bahwa media
baru yang saat ini ada misalnya internet memungkinkan penggunanya untuk
mengekspresikan banyak identitas dirinya atau bahkan menjadi orang lain,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
namun orang kenyataannya cenderung akan tetap mempertahankan satu
identitas yang memiliki karakteristik yang stabil, agar orang lain bisa
mengenali dan berinteraksi dengan dirinya. Lebih lanjut Castell (2004)
menambahkan bahwa identitas dalam network society memiliki dimensi yang
berbeda, karena merupakan konstruksi ulang dari komunikasi global dan lokal,
serta dialektik ruang dan waktu.
Secara umum bentuk-bentuk permainan identitas dalam facebook
ditunjukkan dalam dua hal, yaitu:
a. Permainan Profil
Seseorang akan membentuk identitas online yang dimilikinya
melalui profil yang ditampilkannya dan melalui sharing dan ekspresi
pendapat yang diungguhnya yang memungkinkan untuk berkomunikasi
dengan jaringan pertemannya. Apa yang ditampilkan seseorang sebagai
bagian dalam dirinya merupakan bagian dari strategi seseorang dalam
menampilkan identitas dirinya (Palfrey & Gasser, 2008: 20-23).
Pengguna akun facebook menampilkan identitasnya melalui
material yang diunggahnya misalnya foto profil dan melalui
penggungahan status yang menggambarkan bagaimana dirinya. Pengguna
facebook tidak risih untuk berlaku narsis dalam akunnya, dengan misalnya
menggunakan profile picture tertentu (Juju dan Sulianta, 2010, 26).
Bagaimana seseorang menampilkan identitas secara material atau
tampilan yang terlihat secara jelas, berhubungan dengan status seperti apa
dari diri dan keberadaannya yang ingin ditampilkannya. Konsep ini
mengacu kepada apa yang disebut sebagai status attainment model.
Nielsen (2006: 193-216) memamparkan status attainment model sebagai
status yang dimiliki oleh seseorang dan terbagi dalam dua kategori yaitu
achievement satus dan ascription status. Achievement status adalah status
yang dimiliki seseorang yang diasosiasikan dengan pencapaian orang
tersebut, sedangkan ascription status adalah status yang dimiliki oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
seseorang yang diasosiasikan dengan latar belakang keluarga, sehingga
orang tidak perlu harus berjuang untuk mendapatkan status ini.
b. Penggunaan Gaya Bahasa
Facebook memungkinkan seseorang mengelola identitasnya
melalui staus yang diunggahnya. Bagaimana cara seseorang
mengekspresikan dirinya dengan berbagai tujuan akan membentuk
bagaimana identitas diri seseorang tersebut terlihat. Bagaimana cara
mengekspresikan pikirannya, bagaimana cara seseorang untuk
mengungkapkan sesuatu.
Debora Tannen (Griffin, 2011: 438-441) dalam teori Genderlact
style theory mengungkapkan bahwa diantara laki-laki dan perempuan
terdapat perbedaan pendekatan dalam mengungkapkan sesuatu. Laki-laki
cenderung langsung mengatakan sesuatu secara straigth to the point, atau
yang diistilahkan sebagai Report Talk. Sedangkan perempuan cenderung
memikirkan keberlangsungan hubungan atau istilahnya Rapport talk.
Sehingga kemudian muncul gaya bahasa komunikasi verbal yang maskulin
dan gaya komunikasi verbal yang feminin.
8. Alasan Permainan Identitas dalam Facebook
Play identity sekarang ini dapat dikatakan menjadi sebuah trend,
terdapat dampak negatif dan positif didalamnya. Misalnya saja: belakangan ini
muncul pengguna aplikasi-aplikasi online, seperti facebook atau friendster.
Dimana orang tersebut menutupi identitas diri mereka yang sebenarnya dan
malah menciptakan identitas baru untuk merepresentasikan diri mereka,
kadang bahkan jauh dari kenyataan yang sebenarnya.
Pengungkapan diri juga berkaitan dengan identitas individu seseorang,
menurut teori identitas sosial Taylor dan Moghaddam (1994) (dalam Susetyo,
2004:5) identitas individu yang tampil dalam setiap interaksi sosial disebut
dengan identitas sosial, yaitu bagian dari konsep diri individu yang terbentuk
karena kesadaran individu sebagai anggota suatu kelompok sosial, dimana di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dalamnya mencakup nilai-nilai dan emosi-emosi penting yang melekat dalam
diri individu sebagai anggotanya. Nilai-nilai dan emosi berkaitan dengan
kejiwaan individu, yaitu sebagai berikut Beum (1998:20) :
1) Stimulus Response Theory
Teori ini mendasarkan pada pernyataan bahwa tingkah laku manusia
berkembang berdasarkan rangsang dan tingkah laku balas yaitu konsep-
konsep dasar untuk menerangkan gejala tingkah laku yang dapat diukur
dan didefinisikan secara nyata.
2) Teori Belajar Sosial dan Tiruan
Menurut teori ini perkembangan kondisi jiwa individu dipengaruhi oleh
empat prinsip dalam belajar yaitu dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah
laku balas (response), dan ganjaran (reward), yang mana saling memiliki
hubungan kausalitas
3) Teori Proses Pengganti
Menyatakan bahwa tingkah laku manusia yang bersifat tiruan merupakan
suatu bentuk asosiasi suatu rangsang dengan rangsang lainnya, yang
memperkuat tingkah laku balas tetapi bukan syarat yang penting dalam
proses belajar individu, sehingga dikategorikan sebagai proses pengganti.
Teori Stryker mengkombinasikan konsep peran (dari teori peran) dan
konsep diri/self (dari teori interaksi simbolis). Bagi setiap peran yang kita
tampilkan dalam berinteraksi dengan orang lain, kita mempunyai definisi
tentang diri kita sendiri yang berbeda dengan diri orang lain, yang oleh Stryker
dinamakan “identitas”. Jika kita memiliki banyak peran, maka kita memiliki
banyak identitas. Perilaku kita dalam suatu bentuk interaksi, dipengaruhi oleh
harapan peran dan identitas diri kita, begitu juga perilaku pihak yang
berinteraksi dengan kita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Intinya, teori interaksi simbolis dan identitas mendudukan individu
sebagai pihak yang aktif dalam menetapkan perilakunya dan membangun
harapan-harapan sosial. Perspektif interaksionis tidak menyangkal adanya
pengaruh struktur sosial, namun jika hanya struktur sosial saja yang dilihat
untuk menjelaskan perilaku sosial, maka hal tersebut kurang memadai.
B. Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakuakan
oleh penulis saat ini. Qurrotul A.R. Asandi dan Hamim Rosyidi 2010 dari
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, menulis jurnal dengan judul
“Fungsi Self-Disclosure Pada Remaja Pengguna Facebook” hasil penelitian ini
mengungkapkan Hasil penelitian menunjukkan model self-disclosure yang mereka
lakukan di Facebook tergantung pada kepercayaan dan kedekatan. Kepercayaan
itu sendiri terbangun karena banyaknya dukungan dan perhatian yang diberikan.
Semakin banyak perhatian yang diberikan, maka kepercayaaan semakin besar
sehingga informasi yang dibagi juga semakin banyak dan detail. Self-disclosure
yang paling sering remaja lakukan terkait dengan masalah asmara. Fungsi self-
disclosure bagi remaja di Facebook yaitu pengembangan diri, pengekspresian
perasaan mereka secara tidak langsung, support, penjernihan diri, dan
mempermudah berkomunikasi.
Penelitian lain tentang pembentukan identitas dilakukan oleh Shang yang
Zao, Sherri Grasmuck dan Jason Martin dengan judul Identity Contruction On
Facebook : Digital Empowermnet Ini Anchored Relationships riset terkini tentang
online sel-presentation selalu terfokus pada kontruksi identitas anonymous di
lingkungan online. Beberapa penelitian menemukan bahwa individual melanggar
aturan main dan anti norma hubungan di dunia online.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Keranga Berfikir
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
Remaja merupakan kelompok individu yang memasuki masa transisi
untuk mencari identitas dirinya. Upaya untuk mencari identitas dirinya
ditampilkan dalam kehidupan nyata (offline) maupun dalam dunia maya (online).
Kesadaran remaja terhadap dirinya memunculkan suatu upaya untuk
menampilkan dirinya sesuai dengan keinginannya. Perilaku remaja dalam
facebook yang dilakukan melalui media teks dilakukan dengan permainan teks
dalam facebook. Alasan atau motivasi remaja dalam melakukan permainan
identitas adalah untuk menunjukkan kedewasaannya (mature), menyembunyikan
dirinya (hidden), dan menampilkan dirinya dalam sosok yang diinginkannya
(masking).
LEVEL TEKS
(Identitas Material
Online)
1. Profile picture
2. Informasi
3. Bahasa
Level Persepsi Remaja
Identitas remaja
dalam facebook
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan salah satu metode penelitian
yakni studi kasus dimana studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam
ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan
longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut
sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan
pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya.
Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa
sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya, Studi kasus dapat
digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
Pendapat lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi riset,
penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata.
Strategi ini dapat menyertakan bukti kualitatif yang bersandar pada berbagai
sumber dan perkembangan sebelumnya dari proposisi teoretis. Studi kasus dapat
menggunakan bukti baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian
dengan subjek tunggal memberikan kerangka kerja statistik untuk membuat
inferensi dari data studi kasus kuantitatif.
Dalam melakukan studi kasus, ada 3 tahapan penelitian sebagaimana
dikemukakan oleh Patton (2002) yaitu the raw case data, construct a case record,
and write a final case study narrative. Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan
pada obyek yang telah diteliti, yaitu akun facebook remaja SMA dan SMK
Muhammadiyah Surakarta.
Data primer dalam penelitian ini diambil dari hasil wawancara (interview)
dengan informan dalam penelitian. Informan diambil menggunakan tehnik
purposive sampling, artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel penelitian
adalah siswa Muhammadiyah Surakarta dengan kriteria aktif menggunakan situs
jejaring sosial Facebook lebih dari satu tahun, paling aktif mengakses akun
facebooknya, dan menjadi teman dari peneliti. Aktif disini mengacu pada aktivitas
penggunaan Facebook (terutama update status dan unggah gambar) yang
dilakukan sampai penelitian ini berlangsung, tepatnya bulan September 2013.
Sebagai tambahannya, peneliti memilih beberapa sampel yang peneliti kenal
untuk membandingkan identitas mereka di dunia online dan di dunia offline atau
interaksi tatap muka.
Data sekuder diambil dari dokumen yang berasala dari profil Facebook
informan yang telah terpilih. Adapun aktivitas permainan identitas dipilih dari
periode bulan September 2013. Penetuan periode ini untuk menyamakan waktu
dimana informan sudah membuat akun Facebook dan aktif menjalankannya
hingga penelitian berlangsung. Penyajian data dilakukan dengan mengambil
sampel informasi tekstual seperi informasi data diri, update status dana catatan
(notes), selain itu data didukung oleh gambar-gambar informan yang diunggah ke
dalam akun Facebook.
B. Subyek
Subjek penelitian yang dipilih yaitu remaja SMA pengguna Facebook
yang dipilih dengan pertimbangan:
1. Menggunakan situs ini telah lebih dari 1 tahun; dengan asumsi bahwa semakin
lama menggunakan situs ini maka semakin banyak teman facebook mereka
dan terkait dengan keluasan self-disclosure;
2. Paling aktif dalam mengakses akun facebook-nya dan menggunakannya
sebagai media untuk curhat daripada siswa yang lainnya.
Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, maka diperoleh 24
orang sampel yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.1. Nama-nama Sampel Penelitian
No Nama Akun Facebook Jenis Kelamin
1 Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) L
2 Arieny Chumant caiianxkhamu Celamalamaannyaa P
3 Arika Devi Sintiyani P
4 Bangkit Rizky L
5 Cenika Sigenit UnyuUnyu P
6 Chicix Thembhem Bocah Crewet P
7 DhEnizz OnCe MoRe L
8 DhiEndha Ckrg CNdrie Agie P
9 Ega Ayup Sasongko L
10 Ekailham Bagaskara L
11 Ersha Yulinda P
12 Iqkkha Morganous Smashblastforever P
13 Lanang Hari L
14 Hanafi Afianto L
15 Tania Dira Harucky (Taraucky) P
16 Romadhona Adi Rusdiana L
17 Nur Azizah P
18 Mierna Fierna P
19 Jb‟S Buyung L
20 Dvithaa Ciindta Sllalu P
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan
Muhammadiyah Surakarta yakni: SMA Muhammadiyah 1, SMA
Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3 dan SMK Muhammadiyah 2.
Jumlah responden seluruhnya adalah 98 siswa yang terdiri dari SMA
Muhammadiyah 1 sebanyak 23 siswa, SMA Muhammadiyah 2 sebanyak 24
siswa, SMA Muhammadiyah 3 sebanyak 23 siswa dan SMK Muhammadiyah 2
semula sebanyak 22 siswa namun 2 diataranya tidak lengkap dalam menjawab
pertanyaan jadi sisanya 20 siswa.
Peneliti melakukan wawancara melalui chat facebook untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan. Subyek penelitian yakni para siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
merupakan para pengurus IPM di sekolahnya masing-masing, tujuannya adalah
para siswa ini mampu mewakili karakteristik siswa yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
Guna memenuhi kriteria subyek dari penelitian tentang permainan
identitas dimedia sosial khususnya situs Facebook adalah mereka yang memiliki
account FB lebih dari satu tahun, dari jawaban wawancara 2% diataranya adalah
siswa yang memiliki account tahun 2012 dan 18 % telah memiliki accaunt pada
tahun 2011. Sehingga 20 % dari subyek tidak digunakan dalam penelitian ini
karena tidak memenuhi kriteria.
Facebook yang diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004
dan terus bertambah penggunanya hingga juta orang per minggu. Seperti diulas
pada latabelakang bahwa Indonesia adalah negara yang sangat pesat
pertumbuhan pengguna Facebook dan usia remaja merupakan pemilik accout
terbanyak hingga saat ini. Beberapa siswa bahkan telah memiliki account dari
tahun 2007 dan sangat memungkinkan jumlah teman yang dimilikinya telah
mencapai ribuan jumlahnya. Hal ini tidak terlepas dari mudahnya akses internet
juga penguasaan teknologi internet termasuk pada usia anak-anak.
Sebelum membahas tentang identitas on line, setiap siswa diajukan
pertanyaan mengenai pemahaman mereka tentang pengertian identitas. Jawaban
siswa beragam, diantaranya menjawab identitas itu adalah: tanda pengenal,
kepribadian, jati diri dan data diri. Setiap individu memiliki identitas yang khas
sebagai pembeda dengan individu lainnya, selain itu juga sarana melakukan
interaksi dengan orang lain dan dikenali karena memiliki ciri tersendiri sebagai
karakter peribadi. Identitas bagi remaja merupakan hal yang penting karena masa
remaja seperti dikutip Muangman, remaja adalah individu mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dan kanak-kanak menjadi
dewasa. (Sarlito, 2000:9). Pola identifikasi melalui proses interaksi seperti
diungkap oleh Stryker (1980) seseorang dibentuk oleh interaksi, namun struktur
sosial membentuk interaksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pada saat ini interaksi dapat dilakukan dengan media online maupun
offline. Keberadaan internet seseorang dapat berinterkasi tanpa tersekat oleh
wilayah ataupun bangsa dan di dunia on-line seseorang dapat mengungkap atau
menyembunyikan identitasnya. keleluasan dan ketiadaan pengawasan
menjadikan seseorang begitu menentukan identitas on line-nya. Identitas On-line
Zao, dkk. (2008:1817) di dunia online mungkinkan bagi individu untuk
berinteraksi dengan satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa
mengungkapkan apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Di dunia maya atau
online laksana mengisi kerta formulir tanpa ada pengawasan, beban dan
keleluasaan tanpa batas
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dalam dua langkah yaitu
pengamatan dan analisis pada level teks akun facebook dan wawancara kepada
narasumber terkait dengan hasil pengamatan.
Pertama, dalam pengamatan teks, peneliti hanya mengamati atau terlibat
secara pasif sebagai pengamat, peneliti tidak melakukan intervensi apapun pada
obyek observasi sehingga obyek observasi tetap akan berperilaku sesuai dengan
apa adanya atau kebiasaan yang dilakukannya. Dalam proses pengamatan ini,
peneliti juga mendokumentasikan status yang diunggah oleh obyek observasi
untuk selanjutnya dilakukan penelitian terhadap fenomena yang terjadi.
Kedua, peneliti melakukan wawancara kepada nara sumber yaitu obyek
penelitian melalui chat di facebook untuk menanyakan hasil analisis identitas
yang disimpulkan oleh peneliti kepada obyek penelitian, serta meminta alasan
tentang permainan identitas diri yang dilakukan oleh obyek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
E. Validitas Data
Patton (2002) menyebutkan bahwa ada 4 jenis trianggulasi data yang bisa
dipilih untuk digunakan dalam verifikasi dan validitas data penelitian, yaitu
methods triangulation, triangulation of source, analyst triangulation, dan
theory/perspective triangulation. Pada penelitian ini, guna memastikan validitas
data yang digunakan, peneliti menggunakan triangulasi sumber data
(triangulation or source). Tipe triangulasi ini dipilih karena dalam penelitian ini
peneliti menggunakan data lebih dari satu sumber, yaitu data observasi,
wawancara dan sumber pustaka.
Validitas data penelitian dilakukan dengan mengkonfrontir bentuk
permainan identitas berupa material teks yang terdapat dalam akun facebook
responden dengan wawancara peneliti kepada responden. Jika terdapat kerancuan,
maka peneliti aku menanyakan kepada responden lebih detail sehingga
diketemukan proses atau identitas diri yang diinginkan responden dalam
facebook.
F. Tehnik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan interactive model.
Interactive model menawarkan teknik analisa data yang disebut interaktif model
yang didalamnya terdiri tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan serta pengujian kesimpulan (Pawito, 2007: 104-106). Secara
keseluruhan langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1. Editing, pengelompokan, meringkas data. Pada tahap peneliti memilih
narasumber sesuai kriteria untuk diamati. Peneliti selanjutnya
mendokumentasikan unsur material dalam akun yang diamati yaitu profile
picture, nama akun dan informasi diri, dengan cara mengcapture satu persatu
tiap akun yang diamati. Disamping itu didokumentasikan pula status yang
diungguh untuk mendapatkan model identitas material, alasan dalam
penggunaan identitas dan analisis kepribadian menurut Johari Windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Memberi catatan-catatan, melakukan analisa awal sehingga ditemukan tema,
kelompok dan pola data. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisa awal
dengan berusaha menemukan tema untuk tiap kelompok. Pemberian tema
tiap-tiap kelompok dilakukan dengan memperhatikan teori yang telah ada
sebelumnya sehingga tema yang muncul memiliki dasar pijakan yang kuat.
3. Menyusun konsep serta penjelasan berkenaan dengan tema, pola dan
kelompok data. Pada tahap ini peneliti mulai menyusun konsep dan
menjelaskan terkait kategori kelompok dan sub kategori dalam kelompok yang
ditemukan dalam langkah sebelumnya. Dalam menyusun konsep ini, peneliti
mendasarkan susunan konsep dan penjelasan yang muncul, dengan
mempertimbangkan teori atau temuan yang telah ada sebelumnya sebagai
bahan pertimbangan, sehingga penjelasan dan konsep yang terbangun akan
menjadi lebih kuat dan lebih bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya konsep
identitas terberi, mengacu pada penjelasan tentang ascription status. Bahwa
identitas terberi merupakan identitas yang menampilkan sesuatu yang otomatis
melekat pada diri seseorang karena adanya hubungan keluarga.
4. Mengorganisir data/data display. Dalam tahapan ini peneliti mulai
mengorganisir atau mengatur tampilan data berdasar kategorinya beserta
konsep dan penjelasan yang telah dibentuk. Data ditampilkan sedemikian rupa
dalam tampilan analisis level teks dan analisis level persepsi, sehingga
semaksimal mungkin bisa dibaca dengan mudah. Misalnya dengan
menempatkan gambar terlebih dahulu sebelum menyusul kemudian penjelasan
dibawahnya, menyusun berdasarkan urutan yang nyaman diikuti, misalnya
secara material menampilkan identitas yang diinginkan oleh pemilik akun.
5. Penarikan dan pengujian kesimpulan. Tujuan analisis tentunya untuk
mendapatkan kesimpulan yang memuat jawaban akan rumusan permasalahan
penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini peneliti menganalisis secara
keseluruhan data penelitian yang telah disusun berdasarkan kategorinya
masing-masing. Penulis membandingkan kembali hasil analisa pada level teks
dengan hasil analisa pada level persepsi, untuk kemudian didapatkan
gambaran mengenai bagaimana tampilan identitas remaja SMA dalam media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
baru. Kesimpulan yang dihasilkan diharapkan mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan dalam rumusan permasalahan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini adalah hasil dari studi lapangan untuk memperoleh
data dengan menggunakan wawancara untuk mengetahui permainan identitas
yang dilakukan kalangan remaja SMA Muhammadiyah di Surakarta. Setelah
gambaran umum responden, dilanjutkan pemaparan hasil wawancara mengenai
identitas, facebook, play identity atau self discloser. Pada penelitian kali ini
penulis membagi ke dalam dua garis besar yang akan menegaskan permainan
identitas remaja, yakni di level teks yang terdiri dari identitas material online dan
gender style. Yang kemudian di lanjutkan dengan pembahasan di level persepsi,
yakni keadaan identitas asli para remaja SMA Muhammadiah yang terbukti
melakukan permainan identitas.
Secara umum, untuk bias diterima dalam suatu jejaring pertemanan di dunia
maya, apalagi untuk berteman secara online dengan teman yang belum di
kenalnya di dunia nyata, seseorang pastimenerapkan semacam strategy, yakni
dengan membangun identitas online. Identitas online merupakan identitas yang
sengaja dibangun seseorang di dunia maya agar bias di terima di dalam
lingkungan online dimana dia berada.
Seperti halnya identitas nyata, identitas online pun juga dimungkinkan akan
mengalami manipulasi tertentu dengan harapan untuk mencapai tujuan yang
hendak di inginkan oleh sang pemilik akun dalam bentuk permainan identitas
yang dilakukannya di dalam identitas materialnya yang terdiri dari nama akun
mereka, foto profil, hingga foto diri mereka.
Remaja dalam penelitian ini merupakan focus utama untuk diamati
sebagaimana penunjukkan identitas mereka di media social facebook. Dari data
yang sudah di kumpulkan peneliti selama 4 bulan pada 20 orang remaja SMA
Muhammadiah kota Surakarta yang ada pada jejaring social facebook yang
menjadi teman peneliti, terlihat bahwa permainan identitas remaja SMA
Muhammadiah Surakarta bisa dilihat dari tiga hal, Yakni :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Identitas berdasarkan material yang di tampilkannya melalui akun facebook
remaja
2. Identitas berdasar gaya bahasa yang digunakan remaja melalui status – status
yang digunakan di dalam percakapan di dunia online mereka
3. Strategi atau bahkan alasan yang secara umum di tunjukkan remaja dalam
permainan identitas mereka melalaui percakapan dengan penulis
A. Tipe Kepribadian Remaja Berdasarkan Identitas Material Online di
Media Facebook
Saat ini Facebook telah memiliki 800 juta pengguna aktif yang
separuhnya masuk (log on) ke situs jejaring sosial ini setiap hari, dan rata-rata
pengguna menghabiskan 700 juta menit tiap bulan untuk mengakses situs ini
(Facebook Statistics, 2011). Ketika pengguna ingin menjalin hubungan
dengan pengguna lain, dia harus melihat profil pengguna tersebut dan
mengirimkan “permintaan pertemanan”. Pengguna yang menerima permintaan
tersebut harus menyetujuinya agar kedua pengguna tersebut bisa saling
terhubung. Dalam pembahasan di level text, upaya penulis mempertajam
analisa yang akan mengerucutkan kepada permainan identitas remaja yang
berada pada areal identigas material online.
Sebelum membahas tentang identitas on line, setiap siswa diajukan
pertanyaan mengenai pemahaman mereka tentang pengertian identitas.
Jawaban siswa beragam, diantaranya menjawab identitas itu adalah: tanda
pengenal, kepribadian, jati diri dan data diri.
Setiap individu memiliki identitas yang khas sebagai pembeda dengan
individu lainnya, selain itu juga sarana melakukan interaksi dengan orang lain
dan dikenali karena memiliki ciri tersendiri sebagai karakter peribadi. Identitas
bagi remaja merupakan hal yang penting karena masa remaja seperti dikutip
Muangman, remaja adalah individu mengalami perkembangan psikologis dan
pola identifikasi dan kanak-kanak menjadi dewasa. (Sarlito, 2000:9). Pola
identifikasi melalui proses interaksi seperti diungkap oleh Stryker (1980)
seseorang dibentuk oleh interaksi, namun struktur sosial membentuk interaksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pada saat ini interaksi dapat dilakukan dengan media online maupun
offline. Keberadaan internet seseorang dapat berinterkasi tanpa tersekat oleh
wilayah ataupun bangsa dan di dunia on-line seseorang dapat mengungkap
atau menyembunyikan identitasnya. keleluasan dan ketiadaan pengawasan
menjadikan seseorang begitu menentukan identitas on line-nya. Identitas On-
line Zao, dkk. (2008:1817) di dunia online mungkinkan bagi individu untuk
berinteraksi dengan satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa
mengungkapkan apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Di dunia maya
atau online laksana mengisi kerta formulir tanpa ada pengawasan, beban dan
keleluasaan tanpa batas
Dalam mengisi data diri di account Facebook tidak ada aturan atau
kewajiban mengisi dengan identitas asli bahkan anonim, atau identitas itu
disembunyikan karena fitur dalam facebook juga memberikan keleluasaan
dalam publikasi atau tidak dipublikasi identitas kita secara utuh. Hal ini
menjadikan seseorang dalam Facebook dengan mudah mempresentasikan
dirinya seperti yang diinginkannya baik yang asli maupun yang rekaan semata.
Saat dilontarkan pertanyaan apakah profil anda sesuai dengan identitas asli
anda?
Para siswa SMA dan SMK Muhammadiyah di Surakarta kebanyakan
masih menggunakan identitas asli. Mereka merasa nyaman dan memandang
publikasi profil tidak membahayakan dirinya. Model self-disclosure yang
mereka lakukan di Facebook tergantung pada kepercayaan dan kedekatan.
Kepercayaan itu sendiri terbangun karena banyaknya dukungan dan perhatian
yang diberikan. Semakin banyak perhatian yang diberikan, maka
kepercayaaan semakin besar sehingga informasi yang dibagi juga semakin
banyak dan detail.
Pengungkapan diri di dunia online berkaitan dengan identitas sosial
seseorang, menurut teori identitas sosial Taylor dan Moghaddam (1994)
(dalam Susetyo, 2004:5) identitas individu yang tampil dalam setiap interaksi
sosial disebut dengan identitas sosial, yaitu bagian dari konsep diri individu
yang terbentuk karena kesadaran individu sebagai anggota suatu kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sosial, dimana di dalamnya mencakup nilai-nilai dan emosi-emosi penting
yang melekat dalam diri individu sebagai anggotanya. Perilaku terbuka diri
atau Self-disclosure pada remaja adalah upaya mencari teman dan menjalin
keakraban karena Self-disclosure merupakan salah satu faktor yang
dibutuhkan dalam hubungan interpersonal, karena dengan adanya
pengungkapan diri seseorang dapat mengungkapkan pendapatnya,
perasaannya, cita-citanya dan sebagainya, sehingga memunculkan hubungan
keterbukaan.
Interaksi on-line terutama di Facebook dapat dilakukan dengan
memperbarui status, berkirim komentar, chatting, mengirim pesan atau video.
Ragam aktivitas ini sering kali melibatkan emosi pada saat itu, misal pada
wall sudah tertulis apa yang anda pikirkan? Tentu saja hal ini akan
memancing kita untuk menulis apa yang ada didalam benak. Kaitannya
dengan identitas adalah dalam mengisi komentar tentunya ingin menjaga
image yang melekat dalam dirinya. Siswa yang mengisi profil pribadinya
dengan identitas asli senantiasa terbuka apa adanya,
Pada siswa yang mengisi profil pribadi campuran yakni sebagian asli
dan sebagian rekaan,. Hal ini menunjukkan bahwa didunia maya atau FB
hanya untuk permain saja, seseorang di FB bisa menjadi dirinya atau orang
lain. Bagi siswa yang melakukan play identity pendapat mereka tidak mengisi
profil pribadi dengan identitas asli. Hal serupa juga terjadi ketika mereka
memberikan nama account facebook, 65 % mereka mencampur nama asli
dengan nama rekaan.
Layaknya remaja pada pemberian nama account facebook dengan
beragam nama-nama yang unik biasanya berkaitan dengan kondisi fisik seperti
manis, cantik, kecil, tembem, imut atau sifat seperti cuek juga relasi dengan
hubungan dengan pacarnya. Sedangkan nama samaran biasanya dikaitkan
dengan idola atau karakter tertentu.
Melalui facebook, orang bisa mengenal satu sama lain lebih jauh,
hanya dengan melihat profile, teman-teman, aktivitas, dan juga melalui foto
yang mereka tampilkan. Facebook merupakan cerminan kepribadian dari si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pemililik account dengan adanya applikasi-aplikasi yang banyak dan unik,
sehingga bisa dikatakan facebook sebagai identity play. Play identity
merupakan perilaku seseorang tersebut menutupi identitas diri mereka yang
sebenarnya dan malah menciptakan identitas baru untuk merepresentasikan
diri mereka, kadang bahkan jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Account
facebook yang dimiliki tiap orang mempunyai tujuan yang berbeda sesuai
kebutuhan mereka, ada orang yang menggunakan facebook sesuai dengan
fungsinya tanpa memainkan identitasnya namun ada juga yang memainkan
screen name, karena sebagian besar remaja memiliki email address lebih dari
satu dan hal tersebut menyebabkan remaja memiliki beberapa account social
network dan screen name.
Dari pemaparan di atas, peneliti menarik sebuah benang merah
peristiwa identitas online ini dengan maksud mempermudah serta
memperjelas objek-objek penelitian yang dalam identitas onlinenya mereka
mengindikasikan sebuah permainan identitas. Sebelum jauh di bahas
mengenai tipologi permainan identitas, di tahapan pertama saat ini akan di
bahas hal-hal yang mendukung serta memperjelas wacana serta gambaran
permainan identitas, yakni:
a. Profil Picture : didalam akun facebook, objek material yang di bahas disini
adalah mengenai profil picture, yang sejauh ini merupakan sebuah
komponen pokok di dalam bentuk utuh akun facebook. Objek penelitian di
SMA Muhammadiah kota Surakarta, pada level ini akan di kelompokkan
ke dalam 2 pokok sumber tipologi yang menjadi komponen akun facebok,
yakni:
1) Nama Akun: Nama facebook dapat saja nama asli, atau bahkan nama
samaran Internet yang biasa dipakai, atau suatu nama baru yang
digunakan. Nama pengguna ini tergantung kepada seberapa besar
anonimitas yang ingin di dapatkan selama melakukan penyuntingan.
Sebuah nama yang kontroversial dapat saja membuat orang lain
menjadi salah persepsi terhadap kredibilitas ataupun pandangan diri
kita . Sebagai tambahan, facebook adalah sebuah sumber komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tanpa tatap muka yang dapat digunakan secara meluas di seluruh
dunia, jadi harus peduli agar jangan sampai mengganggu orang lain
yang mungkin memiliki perbedaan budaya, agama, ataupun suku. Di
dalam penelitian kali ini, penulis membagi beberapa macam nama
akun, yakni:
a) Nama Akun Asli.
Pada level identitas online, cakupan nama akun yang sering
menjadi pertanda seseorang yakni keunikan nama. Namun
beberapa objek penelitian tidak menggunakan nama identitas
samaran, seperti yang tampak berikut ini:
Bangkit Rizky
Nur Azizah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Lanang Hari S
Nama akun asli terdapat pada pemilik akun Bangkit Rizky
dan Lanang S Hari. Pada level identitas online penggunaan nama
akun asli bertujuan untuk menunjukkan identitas diri yaitu
mengingatkan pada diri indivisu serta untuk menunjukkan
kebanggaan pemilik akun terhadap status yang dimilikinya saat ini.
(1) Mengingatkan dengan diri individu
Penggunaan nama akun asli yang bertujuan untuk
mengingatkan pembaca terhadap diri pemilik akun dilakukan
oleh Bangkit Risky. Penggunaan nama akun asli yang
digunakan oleh Bangkit Rizky. Bangkit Rizky menggunakan
nama akun asli berdasarkan kepribadian pemilik akun pada
kesehariannya.
Pemilik akun merupakan orang yang terbuka dan
memiliki prinsip untuk berusaha jujur dan membuka diri.
Bangkit Rizky berpendapat bahwa menggunakan nama akun
asli bukan menjadi masalah baginya dan justru keharusan untuk
menunjukkan bahwa dirinya adalah pribadi yang jujur. Pemilik
akun juga mengemukakan bahwa media Facebook dapat
digunakan untuk keperluan lainnya selain sekedar media
komunikasi social. Mencari teman-teman baru atau melakukan
usaha online akan lebih berkesan apabila kita menampilkan
nama akun kita yang sebenarnya. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakan oleh pemilik akun kepada penulis sebaga berikut.
“saya menggunakan facebook tidak hanya untuk berkomunikasi
dengan teman, seringkali juga mencari teman-teman lama atau
teman-teman baru yang dianjurkan oleh teman. Penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
nama akun asli memudahkan mereka dalam mengenal saya.
Selain itu saya juga berpendapat bahwa penggunaan facebook
dapat pula digunakan untuk kegiatan bisnis online, sehingga
keterbukaan nama kita sangat diperlukan sebagai bentuk
kredibilitas kita”.
Penggunaan nama akun sebenarnya juga dilakukan oleh
Nur Azizah. Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surakarta
ini merupakan pribadi yang terbuka dan sederhana. Dalam
kesehariannya Nur Azizah banyak memiliki teman di kalangan
wanita. Beberapa teman menyebutnya sebagai pribadi yang
enak diajak bicara, ramah dan supel.
Penggunaan nama akun asli dalam akun Nur Azizah
menurut pemilik akun bertujuan agar orang-orang yang
dikenalnya, khususnya teman-temannya mudah mengenali
akun facebooknya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan
oleh Nur Azizah sebagai berikut.
“saya menggunakan nama asli serta identitas asli dalam
facebook saya agar teman-teman mudah mengenali diri saya.
Saya tidak suka menyembunyikan sesuatu. Dengan
menggunakan identitas sebenarnya teman-teman juga mudah
untuk menemukan akun facebook saya”.
(2) Kebanggaan Posisi
Penggunaan nama akun asli lainnya digunakan oleh
Lanang S Hari dalam menampilkan nama akunnya dilandasi
oleh suatu sifat pemilik akun yang merupakan sosok yang
terbuka baik secara individual maupun dalam kelompoknya.
Ada hal yang istimewa di dalam kepribadiannya sejauh
pengamatan penulis, di dalam panampilan yang terlihat urakan,
ternyata Lanang merupakan seseorang penyantun yang bisa
menempatkan sebagaimana mestinya. Lanang, nama
panggilannya, merupakan asli Surakarta. Lanang telah menjadi
pengguna Facebook sejak tahun 2011, dia mengaku membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Facebook setelah banyak teman-teman sekolahnya yang
terlebih dahulu bergabung dengan jejaring sosial ini.
Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak
memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal
bersosialisasi dan menambah jaringan pertemanan. Selain itu
juga mengaku ketagihan dengan jejaring sosial ini lantaran
fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk
bertukar informasi secara cepat, chat (obrolan) dengan banyak
orang, serta sistem sharing yang memudahkannya berbagi
kesukaan ataupun cerita. Lanang memasukkan beberapa
informasi pribadi, seperti hari ulang tahun, status hubungan,
agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi
yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon dikarenakan
dirinya menghindari adanya pencemaran nama baik yang kerap
terjadi di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang aktif
meng-update status dalam profil Facebooknya. Dia juga sering
mengunggah foto dan merubah profil maupun informasi
profilnya agar teman-temannya mengetahui kegiatan-kegiatan
yang sedang dilakukannya, seperti yang disebutkannya saat
wawancara dengan penulis
“saya banyak berkomunikasi dengan teman-teman melalui
facebook karena fiturnya yang menarik dan penggunannya pun
sangat mudah, selain itu juga karena banyak teman – teman
yang menggunakan facebook. akhirnya saya pun juga
memakainya Bang. Saya sering mengunduh kegiatan-kegiatan
saya khususnya yang menunjukkan pretasi saya, saya bangga
bila teman-teman memberikan komentar berupa pujian atau
dukungan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b) Nama akun samaran
Perilaku remaja menjadikan akun mereka sebagai ajang pamer diri
merupakan kebutuhan akan pengakuan diri mereka. Pada bagian ini
akhirnya mereka menggunakan nama akun samaran dan
mengesankan sisi keunikan yang menegaskan cirri khas mereka.
Contoh :
Tembem cUbby'Ndutz
Tikha Bieber
Chicix Thembhem BOcah Crewet
Penggunaan nama aku samaran terpada pada pemilik akun
Tembem cUbby'Ndutz dan Tikha Bieber. Perilaku remaja
menjadikan akun mereka sebagai ajang pamer diri merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kebutuhan akan pengakuan diri mereka. Pada bagian ini akhirnya
mereka menggunakan nama akun samaran dan mengesankan sisi
keunikan yang menegaskan ciri khas mereka.
(1) Mengingatkan ciri khas seseorang
Tembem cUbby'Ndutz memiliki nama asli Intan
Rotami. Kesehariannya Intan Rotami merupakan anak yang
terbuka dan supel. Penggunaan nama akun Tembem
cUbby'Ndutz karena ingin menggambarkan kesan wajahnya
sebagai bentuk yang tembem, cubby, dan gendut seperti yang
tergambarkan dalam setiap foto profilnya. Hal ini dilakukannya
karena anggapannya cantik itu di mulai dari kesan wajah, oleh
sebab itu di dalam akunnya dia menggunakan nama Tembem
cUbby'Ndutz. Pemilik akun tidak bertujuan untuk mengaburkan
identitas dirinya, namun hanya untuk menunjukkan ciri khas
pada dirinya yang menurutnya menarik bagi orang lain. Hal
tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai
berikut.
“Saya menggunakan nama akun Tembem cUbby‟Ndutz hanya
untuk menunjukkan bahwa saya adalah seorang yang memiliki
pipi tembem. Menurut saya pipi tembem bukanlah suatu hal
yang memalukan justru bagi saya pipi tembem itu
menggemaskan. Selain itu saya ingin orang dapat mengenal
saya tidak hanya dari nama saya tapi juga dari ciri khas yang
ada pada diri saya dan saya memilih pipi tembem.
(2) Merujuk pada kelompok tertentu
Penggunaan nama akun samaran juga dilakukan oleh
Tikha Bieber yang bernama asli Dewi Fatikha Sari siswi SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta ini merupakan siswi. Sifat
keseharian Dewi Fatikhah adalah seorang remaja putri yang di
dalam kehidupan sosialnya tidak terlalu aktif melakukan
komunikasi di dalam lingkungannya. Dewi Fatikhah termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
siswi yang termasuk pandai di dalam setiap mata pelajaran
terutama pelajaran eksak.
Walaupun sebagai anak yang pandai Dewi Fatikhah
merasa memiliki kekurangan yaitu tidak banyak bersosialisasi
dengan teman – teman kelasnya, dia pun agak merasa tidak
menikmati di dalam setiap aktifitas kegiatan belajar.
Selanjutnya untuk memudahkan Dewi Fatikhah untuk
mendapatkan teman khususnya dalam media facebook, Dewi
Fatikhah mencantumkan nama Justin Bieber dengan alasan
banyak remaja yang menggemari Justin Bieber dan harapannya
mau pula berteman dengan dirinya. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut.
“Saya kurang bisa bergaul dengan teman-teman di
sekolah. Saya ingin mendapatkan teman yang banyak dan saya
berpikir menggunakan nama Justin Bieber membantu saya
untuk mendapatkan teman, karena banyak remaja yang
menyenangi Justn Bieber.
Dewi Fatikhan dalam kesehariannya memamg sangat
menggemari Justin Bieber. Sehingga sampai di dalam
kehidupan akunnya banyak di hiasi tentang tokoh penyanyi
remaja yang sedang mendunia ini. Tikha di dalam kehidupan
akunnya tidak menampilkan dirinya sebagai sosok dewi
fatikha, namun sebagai sosok Tikha yang di bayangi dengan
karakter Justin bieber meskipun tidak ada maksud
menyembunyikan identitas aslinya. Tikha lebih bangga
mendapat pengakuan serta pujian dari teman – teman
facebooknya sebagai sosok penggemar Justin Bieber daripada
sosok pribadinya sendiri sebagai siswa SMA Muhammadiyah 3
Surakarta yang berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c) Nama Akun Campuran Nama Asli dan Samaran.
perilaku seseorang remaja sering kali menutupi identitas
diri mereka yang sebenarnya dan malah menciptakan identitas baru
untuk merepresentasikan diri mereka, kadang bahkan jauh dari
kenyataan yang sebenarnya. Termasuk dari sebuah nama akun
mereka. Mereka dengan sengaja mencampurkan nama asli mereka
dengan nama samaran yang kadang sangat jauh dari kesan
pembawaan diri mereka sendiri.
Contoh:
Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa
Widhi Chayyanx Beby
Penggunaan nama akun campuran nama asli dan samaran
merupakan perilaku seseorang remaja untuk menutupi identitas diri
mereka yang sebenarnya dan malah menciptakan identitas baru
untuk merepresentasikan diri mereka, kadang bahkan jauh dari
kenyataan yang sebenarnya. Termasuk dari sebuah nama akun
mereka. Mereka dengan sengaja mencampurkan nama asli mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dengan nama samaran yang kadang sangat jauh dari kesan
pembawaan diri mereka sendiri. Penggunaan nama akun campuran
nama asli dan samaran terungkap pada pemilik akun Arieny
Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa dan Widhi Chayyanx
Beby dengan persepsi sebagai berikut.
(1) Facebook adalah relationship yang tidak serius
Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa
pemilik akun memiliki nama sebenarnya Zul Arini Farida.
Dalam kesehariannya di dalam lingkungan sekolah, Arini
merupakan sosok siswa berprestasi. Zul Arini Farida
mengungkapkan bahwa media facebook baginya hanyalah
media untuk bersosialisasi, sehingga tidak harus bersungguh-
sungguh salah satunya ketika menampilkan identita dirinya.
Menurutnya facebook adalah sarana untuk saling menukar
informasi dan membangun hubungan yang tidak serius atau
dalam konteks suatu usaha, selama ini komunikasi yang ia
lakukan hanya menanyakan kabar teman dan berbagi informasi
yang ringan kepada teman-teman facebook. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut.
“Facebook sebagai sarana untuk bertukar informasi dan
saling membangun hubungan sekedar iseng menanyakan kabar
dan untuk hiburan semata.
(2) Identitas akun dirahasiakan dari orang lain dan dimaksudkan
hanya kepada seseorang tertentu
Penggunaan nama Arieny Chumantcaiianxkhamu
Celamalamaannyaa juga dimaksudkan kepada seseorang yang
saat itu merupakan sosok yang dikagumi dan ingin dijadikan
kekasih oleh Arini. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan
kepada peneliti sebagai berikut.
“Saya menggunakan nama akun Arieny Chumantcaiianxkhamu
Celamalamaannyaa didalam akun facebooknya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
maksud sebagai ungkapan perasaan yang mendalam dari
seorang perempuan kepada seseorang yang di cintainya
dengan sangat tulus dan mendalam. Saya juga sering
menggunakan sampul di akun foto saya dengan kekasih saya”.
Widhi Chayyanx Beby memiliki nama asli Widhi
Rahma Sari yang merupakan siswi SMA Muhammadiah 3
Surakarta. Keseharian Widhi Rahma Sari adalah sosok pribadi
yang kurang terbuka. Penggunaan nama akun asli dan samaran
menurutnya untuk menghindari dikenalnya dirinya oleh orang-
orang yang tidak dikehendakinya atau orang-orang iseng.
Pemilik akun menginginkan hanya orang-orang tertentu yang
mengetahui akunnya. Selain itu menggunakan nama akun
Widhi Chayyanx Beby dimaksudkan sebagai pernyataannya
kepada pacarnya saat itu. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut.
“Saya menggunakan nama akun Widhi Chayyanx Beby karena
ingin menggambarkan perasaannya kepada saya kepada
kekasih saya bahwa saya sangat menyayanginya. Saya juga
menghindari orang-orang yang baru di kenalnya melalui
facebook sebagai tanda atau signal bahwa saya sudah memiliki
pasangan”.
2) Gambar Foto Diri : di dalam kamus besar bahasa Indonesia, gambar
atau foto diri adalah merupakan gambar diam, yang dihasilkan oleh
kamera yang merekam suatu obyek atau kejadian atau keadaan pada
suatu waktu tertentu. Di dalam akun facebook terutama penampakan
gambar identitas diri yang sering muncul adalah bentuk kegiatan
mengeksplorasi diri dengan tujuan pengenalan identitas remaja. pada
level ini akan di kelompokkan ke dalam 2 pokok komponen akun
facebok, yakni:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
a) Gambar asli/Foto diri
Pada akun remaja, satu bagian yang komplit terdiri dari nama akun,
gambar akun, serta informasi akun. Hal inilah yang sering
membuat remaja menjadikan facebook sebagai identitas mereka,
meskipun secara online. Didalam facebook foto profil objek
penelitian adalah bagian yang sering mereka ganti, karena memang
sangat mudah prosesnya. Gambar akun remaja asli tampak sebagai
berikut:
Bangkit Rizky
Nur Azizah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Lanang S Hari
Menggunakan gambar atau foto diri sendiri disini
menunjukkan bahwa pemilik akun dalam pemasangan profile
picture sengaja memilih menggunakan gambar dirinya sendiri
tanpa mengaitkan dengan foto orang lain, misalnya keluarga atau
orang dengan hubungan tertentu misalnya. Dalam penelitian ini
peneliti menemukan dua alasan terhadap pemakaian gambar asli
atau foto asli dalam profile picture pemilik akun, yaitu:
(1) Pengetahuan akan aturan dalam Facebook
Pengetahuan tentang aturan dalam Facebook ini dimaksudkan
bahwa pemilik akun tersebut benar pemilik akun pribadinya,
maka dia memasang profile picture yang menunjukkan
dirinya sendiri. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
Bangkit Rizky kepada peneliti sebagai berikut:
“biasanya saya menggunakan foto asli saya dalam profile
picture, walaupun berganti-ganti pose sesuai dengan
keinginan saya, namun saya selalu menggunakan foto saya,
karena menurut saya, salah satu tujuan profile picture dalam
facebook adalah agar diketahui siapa pemilik akun
facebooknya itu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Penggunaan foto diri asli dalam profile picture facebook juga
disebabkan adanya keinginan untuk lebih mudah dikenali,
walaupun sebenarnya pemilik akun kadang merasa kurang
percaya diri terhadap foto asli dirinya. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh Nur Azizah sebagai berikut.
“sebenarnya saya kurang pede kalau memasang foto asli saya
pada profile picture, namun karena agar lebih mudah
dikenali oleh teman-teman, saya selalu memakai foto asli
saya”.
(2) Kesadaran akan identitas diri
Persepsi terhadap pemasangan foto diri dalam profile picture
facebook juga disebabkan adanya kesadaran akan identitas
diri pemilik akun. Salah satu faktor yang mendorong
pemakaian foto diri tersebut adalah adanya kebanggaan
pemilik akun akan dirinya serta percaya bahwa dirinya adalah
seeorang yang memiliki kelebihan tertentu. Hal tersebut
sebagaimana dikemukan oleh Lanang S Hari sebagai berikut.
“Saya yakin bahwa diri saya memiliki kelebihan-kelebihan
yang dapat dibanggakan, walaupun juga memiliki
kekurangan, namun saya yakin dengan keberadaan diri saya,
makanya saya pede menggunakan foto asli saya dalam profile
picture facebook saya”.
b) Gambar foto bentukan
Gambar atau foto profil bentukan merupakan foto besar di bagian
atas kronologi, tepat di atas foto profil. Kekhasan ini membantu
orang mengetahui lebih banyak tentang identitas asli, juga akan
terbantu dalam mencegah spam, profil palsu, dan konten lain yang
dapat mengurangi nilai pengalaman para remaja di Facebook. Cara
mudah untuk memastikan keunikan foto sampul adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
memilih foto dari kehidupan, seperti foto pernikahan, foto di
pantai, atau pesta ulang tahun. Jika ingin menggunakan foto untuk
menunjukkan solidaritas atau menyatakan dukungan terhadap suatu
gerakan atau organisasi, para remaja objek penelitian akan
menunjukkan foto atau gambaran identitas mereka dengan sesuatu
yang mereka inginkan. Seperti yang tampak pada gambar berikut
ini:
Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi)
Muhammad Jani Aldino
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Ekailham Bagaskara
Hasil penelitian terhadap pengunaan foto bentukan dalam
profile picture facebook siswa SMA Muhammadiyah Surakarta
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menggunakan foto
bentukkan pada profile picturenya dengan alasan sebagai kelompok
preference, yaitu kelompok pecinta atau penghobi sesuatu. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa kelompok preferensinya adalah
pecinta komik atau film kartu Jepang.
Persepsi remaja dalam menampilkan foto bentukan adalah
sebagai berikut.
(1) Menunjukkan hobi
Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) menggunakan foto
bentukan dari komik Jepang, walaupun pada foto itu terdapat
maksud tertentu yang ingin disampaikannya kepada orang lain.
Hafidz Achmadi mengungkapkan bahwa ia senang
menggunakan foto bentukan dari komik Jepang, karena
menurutnya gambar komik Jepang sangat bagus selain itu dia
juga ingin menunjukkan jatidirinya bahwa dia adalah pencinta
komik Jepang. Hal tersebut sebagaimana dikemukakanya
kepada penulis sebagai berikut.
“saya menggunakan profile picture dari komik Jepang,
semata-mata untuk menunjukkan bahwa saya pecinta komik
Jepang”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
(2) Menunjukkan sifat keperkasaan
Namun motivasi tersebut berbeda dengan Ekailham
Bagaskara, walaupun sama-sama menggunakan foto bentukan
dari gambar komik Jepang, namun Ekailham Bagaskara selalu
menampilkan tokoh-tokoh atau adegan dari komik Jepang yang
menunjukkan sisi seorang lelaki yang gagah, kuat, dan dingin.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya kepada peneliti
sebagai berikut.
“saya suka komik Jepang karena mereka mampu menunjukkan
tokoh-tokoh yang keren-keren, misalnya jika menggambarkan
seorang lelaki yang baik, pasti akan terlihat gagah, kuat dan
dingin. Saya menggunakan gambar tokoh komik Jepang untuk
menunjukkan bahwa diri saya adalah seorang lelaki yang
memiliki pribadi gagah, kuat dan dingin.”
3) Nama dan Foto : gabungan tipe identitas online pada level ini adalah
indikasi percampuan nama dan gambar yang tampak pada akun
facebook para remaja yang menjadi obyek penelitian di SMA
Muhammadiah kota Surakarta. Dalam kasusnya, remaja yang menjadi
objek penelitian, lebih banyak kepada pencampuran untuk
menunjukkan status harga diri, atau bahkan kepada kecantikan atau
bahkan ketampanan diri. Ada beberapa hal yang menarik disini, selain
hal tersebut di atas juga ada beberapa penegasan mengenai kesukan
mereka terhadap sesuatu, baik itu tokoh maupun komunitas. Ada
beberapa temuan pada akun mereka yang menarik, yang oleh penulis
di kelompokkan menjadi:
a) Gambar Asli-Nama bentukan
Nama akun dan foto profil yang tampak sebenarnya merupakan
pengungkapan pengguna akun FB yang secara terpotong-potong.
Ada beberapa bagian informasi yang mengenai kehidupan online
penggunanya tampak tertutupi, atau di samarkan, atau bahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
terkesan dilebih-lebihkan dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, atau
bahkan status hubungan. Hal ini tampak sebagai berikut:
Milla Dia Cemplukz
Cenika Sweety
Iqkkha Morganous Smashblastforever
Chicix Thembhem Bocah Crewet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Novietha Chu‟ach Chetiyach
Nama akun dan foto profil yang tampak sebenarnya
merupakan pengungkapan pengguna akun FB yang secara
terpotong-potong. Ada beberapa bagian informasi yang mengenai
kehidupan online penggunanya tampak tertutupi, atau di samarkan,
atau bahkan terkesan dilebih-lebihkan dalam hal pekerjaan, tempat
tinggal, atau bahkan status hubungan. Penggunaan gambar diri asli
dan nama bentukan terdapat pada akun Milla Dia Cempluz, Cenika
Sweety, Iqkkha Morganous Smashblastforever dan Novietha
Chu‟ach Chetiyach. Persepsi remaja dalam menampilkan gambar
asli dan nama samaran adalah:
(1) Menonjolkan ciri khas individu
Penggunaan gambar diri asli dan nama bentukan pada
akun Milla Dia Cempluz yang sebenarnya bernama Miladia
Mufidah bertujuan untuk menunjukkan kekhasan dirinya yaitu
pada kata Cempluz dan menunjukkan jati diri yang sebenarnya
melalui informasi jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan
dan pekerjaan. Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya
kepada peneliti sebagai berikut.
“Saya menggunakan nama Milla Diaa Cempluks untuk
menggambarkan realitas dari penampilan fisik. Foto yang saya
jadikan foto profil menampakkan sebagian wajah saya. Saya
juga menginginkan sesuatu yang motivatistik di luar kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
asli saya dengan penulisan nama profil yang sedikit saya
samarkan.
(2) Memudahkan pengenalan identitas diri
Penggunaan gambar diri asli dan nama bentukan
lainnya terdapat pada akun Cenika Sweety yang memiliki nama
asli Rieska Wardhani. Motivasi yang Rieska Wardhani dalam
menampilkan gambar diri asli dalam akun facebook adalah
untuk memudahkan teman-temannya mengenali dirinya.
Menurutnya penggunaan identitas diri seperti gambar asli, jenis
kelamin, dan tanggal lahir adalah hal yang wajar dan umum
untuk dibagikan kepada orang lain. Hal tersebut dikemukakan
kepada peneliti sebagai berikut.
“Saya menggunakan foto asli saya agar teman-teman mudah
mengenali diri saya. Menurut saya informasi tentang foto, jenis
kelamin dan tanggal lahir adalah sesuatu yang biasa dan tidak
menimbulkan masalah”.
Sedangkan penggunaan nama bentukan yang
digunakan oleh pemilik akun tidak bertujuan untuk
menggaburkan identitas dirinya, namun untuk menonjolkan
kelebihan-kelebihan diri yang dianggap menarik oleh pemilik
akun. Sesuatu yang ingin ditunjukkan oleh pemilik akun adalah
ekspresi cantiknya, polosnya, dan misteriusnya seorang Rieska.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai
berikut.
“Nama Cenika Sweety saya gunakan untuk menunjukkan
bahwa diri saya adalah seseorang yang cantik, polos, dan
misterius”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b) Gambar Asli-Nama Asli
Point yang kedua adalah identitas online yang didalamnya
termasuk Profil Picture, nama akun, bahasa status, bahkan
informasi yang ada di dalam akun FB smuanya sama dengan
kehidupan aslinya, tanpa ada rekayasa ataupun tipuan, atau bahkan
samara, seperti yang tergambarkan sebagai berikut :
Mierna Fiesta
Romadhona Adi Rusdiana
Point yang kedua adalah identitas online yang didalamnya
termasuk Profil Picture, nama akun, bahasa status, bahkan
informasi yang ada di dalam akun FB semuanya sama dengan
kehidupan aslinya, tanpa ada rekayasa ataupun tipuan, atau bahkan
samaram, seperti yang ditunjukkan pada akun Mierna Fiesta dan
Romadhona Adi Rusdiana
(1) Memudahkan orang mengenali identitas pemilik akun
Mierna Fiesta mengungkapkan bahwa menggunakan
foto asli dan nama asli lebih memudahkan seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
mengenalinya, selain itu menampilkan foto asli dan nama asli
adalah sesuatu yang penting dalam menjalin suatu hubungan,
termasuk dalam media Facebook. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut.
”Menyebutkan foto asli dan nama asli menunjukkan diri kita
orang yang jujur. Bagi saya menunjukkan foto dan nama asli
agar orang mudah mengenali saya dan percaya pada saya”
(2) Menekankan status pemilik akun
Romadhona Adi Rusdiana menggunakan foto diri asli
dan nama asli dalam akun facebooknya dengan alasan perlu
untuk menunjukkan diri pribadi yang sebenarnya. Bahkan
dalam akun facebooknya Romadhona juga menampilkan foto
dirinya dengan pacarnya. Romadhona berpendapat bahwa
menampilkan foto dirinya dengan pacar justru membuat dirinya
tenang karena terhindar dari prasangka cemburu pacar dan
orang-orang yang ingin berkenalan dengan dirinya karena iseng
menjadi lebih sedikit. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut.
“Saya menggunakan foto dan nama asli agar orang mudah
kenal saya. Sedangkan menyertakan foto pacar saya agar
teman-teman perempuan tidak menganggu saya dan pacar
saya lebih percaya bahwa saya bersungguh-sungguh kepada
dia”.
c) Gambar foto bentukan-Nama asli
Gambar atau foto profil bentukan merupakan foto besar di bagian
atas kronologi, tepat di atas foto profil. Kekhasan ini membantu
orang mengetahui lebih banyak tentang identitas asli, juga akan
terbantu dalam mencegah spam, profil palsu, dan konten lain yang
dapat mengurangi nilai pengalaman para remaja di Facebook. Cara
mudah untuk memastikan keunikan foto sampul adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
memilih foto dari kehidupan, seperti foto pernikahan, foto di
pantai, atau pesta ulang tahun. Jika ingin menggunakan foto untuk
menunjukkan solidaritas atau menyatakan dukungan terhadap suatu
gerakan atau organisasi, para remaja objek penelitian akan
menunjukkan foto atau gambaran identitas mereka dengan sesuatu
yang mereka inginkan. Seperti yang tampak pada gambar berikut
ini:
Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi)
Muhammad Jani Aldino
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Ekailham Bagaskara
Gambar atau foto profil bentukan merupakan foto besar di
bagian atas kronologi, tepat di atas foto profil. Kekhasan ini
membantu orang mengetahui lebih banyak tentang identitas asli,
juga akan terbantu dalam mencegah spam, profil palsu, dan konten
lain yang dapat mengurangi nilai pengalaman para remaja di
Facebook. Cara mudah untuk memastikan keunikan foto sampul
adalah dengan memilih foto dari kehidupan, seperti foto
pernikahan, foto di pantai, atau pesta ulang tahun. Jika ingin
menggunakan foto untuk menunjukkan solidaritas atau menyatakan
dukungan terhadap suatu gerakan atau organisasi, para remaja
objek penelitian akan menunjukkan foto atau gambaran identitas
mereka dengan sesuatu yang mereka inginkan. Penggunaan foto
bentukan dan nama asli terlihat pada akun Apidkariiy Ulala
(Hafidz Achmadi) dan Muhammad Jani Aldino.
Persepsi remaja dalam menampilkan foto bentukan dan
nama asli adalah sebagai berikut.
(1) Menunjukkan hobi
Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) merupakan siswa
yang memiliki kegemaran membaca buku-buku komik,
khususnya komik dari Jepang misalnya Naruto, Sai Saiya, dan
lain-lain. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) mengungkapkan
bahwa banyak juga teman-temannya yang memiliki hobi yang
sama terhadap komik Jepang. Beberapa siswa yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
hobi yang sama tersebut sering melakukan interaksi antara lain
saling memberikan informasi tentang komik terbaru dan saling
meminjam komik. Komunikasi kelompok ini lama-lama
terbawa dalam komunitas di facebook. Apidkariiy Ulala
(Hafidz Achmadi) sendiri menyatakan bahwa hobinya terhadap
komik Jepang membuat dia ingin menampilkan semua yang
ada pada diri dan sekitarnya sebagaimana yang terdapat dalam
komik Jepang tersebut. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakannya dalam wawancara sebagai berikut.
“Saya memang penghobi komik Jepang, dan sering
memimpikan bahwa saya termasuk dari salah satu tokoh komik
tersebut. Saya sering menampilkan tokoh-tokoh komik yang
saya sukai sebagai wujud dari identitas diri saya. Selain itu
yang pasti agar teman-teman tahu bahwa saya menyukai
komik”.
(2) Menunjukkan aktivitas yang dilakukan pada saat itu
Berbeda dengan Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi),
Muhammad Jani Aldino menggunakan tokoh dari Games
online yang sedang up date di kalangan remaja. Muhammad
Jani Aldino menyatakan tidak memiliki maksud tertentu
dengan penampilan gambar tokoh game online dalam Profice
picturenya, dia hanya ingin menunjukkan kepada teman-
temannya bahwa saat ini dia sedang memainkan game online
tersebut. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada
peneliti sebagai berikut.
“Saya tidak memiliki maksud khusus dan tertentu terhadap
penggunaan gambar tokoh game online dalam profile picture
facebook saya, saya hanya ingin menunjukkan bahwa saya saat
ini sedang memainkan game online tersebut”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Informasi
Informasi merupakan data yang telah diberi makna melalui konteks.
Sebagai contoh, di dalam akun facebook remaja, tampak berbagai macam
pengetahuan yang menunjang akan pribadi sang pemilik akun, yang
meliputi pekerjaan, tempat tinggal, asal daerah, hingga sampai kepada
tanggal lahir dan status hubungan. Pada level informasi ini, penulis
mencoba mengkaji fenomena yang merebak pada pengguna facebook
terutama remaja dalam pengisian informasi yang seharusnya berisi data-
data kenyataan mereka, namun ternyata pada kasus remaja di SMA
Muhammadiah Surakarta, banyak di temukan informasi-informasi yang
belum sesuai dengan keadaan asli para remaja itu sendiri. Oleh sebab itu,
pada bagian informasi ini, penulis membaginya menjadi :
a) Informasi Realitas Media adalah informasi yang di tunjukkan dengan
cara melebih-lebihkan keadaan sang pemilik akun baik dengan cara
menunjukkan informasi pekerjaan ataupun tempat tinggal, atau bahkan
pendidikan.
Contoh:
Chicix Thembhem BOcah Crewet
DhiEndha Ckrg CNdrie Agie
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Informasi Realitas Media adalah informasi yang di
tunjukkan dengan cara melebih-lebihkan keadaan sang pemilik
akun baik dengan cara menunjukkan informasi pekerjaan ataupun
tempat tinggal, atau bahkan pendidikan. Penggunaan permainan
identitas diri berdasarkan informasi realitas media terlihat pada
akun Chicix Thembhem BOcah Crewet dan DhiEndha Ckrg
CNdrie Agie.
(1) Penunjukkan sifat pemilik akun
Penggunaan nama akun Chicix Thembhem BOcah
Crewet, secara informasi terdapat dua buah data yang dapat
diterima oleh pembaca akun, yaitu pemilik akun adalah
berwajah tembem dan memiliki perilaku sebagai orang yang
cerewet. Pengungkapan informasi tersebut merupakan hal yang
disengaja oleh pemilik akun, yaitu ingin menginformasikan
kepada pembaca akun tentang ciri-ciri fisik dan sifat pemilik
akun. Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya sebagai
berikut.
“Saya merasa bahwa memiliki pipi yang tembem bukanlah
suatu kekurangan, bagi saya justru suatu kelebihan dan saya
ingin orang lain tahu bahwa saya bangga dengan keadaan pipi
saya yang tembem bersebut. Saya juga ingin agar orang-orang
yang baru mengenal saya tidak benci kepada saya karena saya
memiliki sifat yang cerewet. Maka saya beritahukan dulu
kepada orang-orang yang belum kenal saya bahwa saya ini
orangnya cerewet, cerewet banget bahkan.
(2) Penunjukkan status pemilik akun
Penggunaan nama akun DhiEndha Ckrg CNdrie Agie,
secara informasi pemilik akun ingin menginformasikan kepada
khalayak bahwa saat itu pemilik aku merupakan pasangan dari
Agie. Hal ini bertujuan agar orang-orang mengetahui dan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
menganggu hubungan mereka berdua, disisi lain juga untuk
menunjukkan kepada pasangannya bahwa pemilik akun berani
mengungkapkan tentang hubungan mereka berdua. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut.
“Saya ingin orang-orang tahu bahwa saya sekarang
berhubungan dengan Angie, dan biar Angie tahu bahwa saya
berani mengungkapkan hubungan ini kepada orang lain”.
b) Informasi realitas objek adalah informasi yang di tegaskan dengan
sesuatu keadaan sebenarnya,yang di tulis berdasarkan identitas asli
yang melekat baik dari hal kesukaan atau bahkan status hubungan.
Lebih jauh lagi adalah tempat dan tanggal lahir.
Contoh:
Mierna Fieta
Ersha Yulinda
Informasi realitas obyek terlihat pada akun Mierna Fieta
dan Ersha Yulinda. Penggunaan informasi realitas objek menurut
kedua pemilik akun adalah selain agar orang lain mudah
mengenalinya juga sebagai bentuk kejujuran mereka terhadap akun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mereka, dan untuk menciptakan kepercayaan orang lain terhadap
dirinya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Mierna Fieta
sebagai berikut.
“Saya ingin teman-teman mudah mengenali facebook saya,
makanya saya menggunakan data identitas diri yang sebenarnya,
yaitu nama, alamat, sekolah, dan tanggal lahir. Saya tidak takut
apabila ada orang yang ingin berbuat jahat kepada saya, karena
bagi saya kejujuran itu adalah hal yang paling penting”.
c. Bahasa
Identitas verbal yang terangkum dalam akun facebook sample
penelitian selanjutnya penulis mengelompokkannya menjadi:
1) Gaya Bahasa Maskulin (Rapport style)
Rapport style dalam menunjukkan bahasa status-statusnya, ciri khas
yang nampak pada para pengguna facebook adalah menunjukkan
bahasa yang kuat, tegas, bersifat jantan, bahkan enggan menunjukkan
bahasa bahasa yang berkeluh kesah.
Contoh:
Lanang Hari S
Lanang Hari S dalam berinteraksi atau berkomunikasi di
Facebook menggunakan gaya bahasa yang menunjukkan ciri
maskulinitas. Gaya bahasa yang langsung mengarah kepada pokok
permasalahan, tanpa ditutup-tutupi, lugas dan mandiri
menunjukkan ciri-ciri karakteristik seorang lelaki.
Handayani dan Novianto (2004: 162) mengemukakan bahwa
laki-laki lebih berkarakter aktif, kompetitif, agresif, dominan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
mandiri dan percaya diri, dan sosok laki-laki selalu dikaitkan
dengan kemandirian.
Penggunaan gaya bahasa bagi Lanang merupakan salah satu
hal yang dapat menunjukkan eksistensi seseorang. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut:
Berbahasa menunjukkan bagaimana kita. Kalau kita
berbicara dengan tegas, berani dan to the point atau langsung
pada tujuan, akan menunjukkan bahwa kita adalah lelaki yang
memiliki sikap seorang lelaki. Dalam menggunakan bahasa di
Facebook, saya senantiasa berusaha untuk menunjukkan sosok
lelaki yang tangguh pada diri saya.
Ega Ayup Sasongko
Gaya bahasa dalam kalimat yang digunakan Ega Ayup
Sasongko dalam memberikan komentar di Facebook menunjukkan
bahwa pemilik akun adalah orang yang berani menghadapi
tantangan.
Sikap berani menghadapi tantangan merupakan salah satu
karakteristik maskulinitas seorang lelaki. Cornwall (1997:11)
mengemukakan lima karakteristik maskulinitas tradisional antara
lain (1) laki-laki tidak boleh mengeluh walau dalam keadaan
kelelahan, (2) laki-laki adalah jantan, (3) laki-laki adalah kuat, (4)
laki-laki adalah gemar berpetualang, dan (5) laki-laki adalah
pemberani.
Facebook bagi Ega Ayup Sasongko merupakan salah satu
wadah untuk mengekspresikan jati dirinya serta sarana untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
berkomunikasi, berinteraksi salah salah satunya saling menasehati.
Hal tersebut tertungkap dalam ungkapan Ega Ayup Sasongko
kepada peneliti sebagai berikut.
Facebook sebaiknya dapat memberikan manfaat pada diri
kita, maka saya berusaha untuk tidak membuat status atau
comment yang tidak berguna. Lebih baik memberikan status atau
comment yang dapat membangun diri saya pribadi dan teman-
teman saya, daripada hanya menampilkan status atau comment
yang bersifat tidak nyata.
Krisna Datuela
Gaya bahasa dalam kalimat yang digunakan Krisna Datuela
menunjukkan bahwa pemilik akun merupakan seseorang yang
memiliki sifat-sifat seorang lelaki.
Burton (2011: 192) mengemukakan bahwa laki-laki selalu
lekat dengan Kisah-kisah tentang kompetensi, konflik, penggunaan
kekuasaan, status figur publik. Lelaki sebagai pemimpin
merupakan representasi lelaki sebagai pemimpin atau pengatur
ditunjukkan dalam visual seorang lelaki yang terlihat mengatur
suatu peristiwa. Dalam berbagai kontek agama dan kebudayaan
lelaki lebih banyak didudukkan sebagai pemimpin disamping
wanita. Dalam agama Islam disebutkan bahwa “lelaki adalah
pemimpin bagi wanita”. Konsep ini menunjukkan bahwa lelaki
lebih banyak memiliki peran sebagai pemimpin dibandingkan
seorang wanita, sehingga memiliki tugas dan tanggung jawab
memimpin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Krisna Datuela mengungkapkan laki-laki adalah seorang
pemimpin dalam keterangannya sebagai berikut.
Bagi orang muslim laki-laki adalah pemimpin, baik
pemimpin untuk dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat.
Seorang pemimpin harus berani mengambil sikap yang tegas, tidak
plinplan dan berani bersikap, walaupun itu sangat sulit.
2) Gaya Bahasa Feminin (Repport style)
Repport style adalah gaya penulisan bahasa status di facebook dengan
menunjukkan bahasa-bahasa tulis yang alay, lemah gemulai, bahkan
kadang juga perfeksionis.
Contoh:
Aniza Clal0e CyAnx Amoe
Aniza Clal0e CyAnx Amoe dalam berinteraksi atau
berkomunikasi di Facebook menggunakan gaya bahasa yang
menunjukkan ciri feminis. Gaya bahasa yang menunjukkan sikap
kurang terbuka, menunggu, dan pasif.
Gaya bahasa yang digunakan oleh Aniza Aniza Clal0e CyAnx
Amoe menunjukkan adanya kecenderungan orientasi terhadap
terjalinnya suatu hubungan, sehingga sebisa mungkin menghindari
perselisihan dan tidak menunjukkan posisi yang lebih unggul.
Perempuan lebih banyak berbicara di lingkungan privat, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
lingkungan yang merupakan bagian dari lingkar pergaulannya.
Perempuan juga banyak berbicara untuk menjalin interaksi
(Tannen, 2003: 48).
Cenika Sigenit UnyuUnyu
Gaya bahasa dalam kalimat yang digunakan Cenika Sigenit
UnyuUnyu dalam membuat status di Facebook menunjukkan
bahwa pemilik akun adalah orang yang tidak tegas, ingin
diperhatikan dan mudah mengeluh.
Kalimat status pertama yaitu “aq sayang kau dan dia”
menunjukkan bahwa pada saat membuat status Cenika Sigenit
UnyuUnyu berada dalam kondisi yang mengharuskan memilih
diantara dua pilihan. Namun ternyata baginya menentukan pilihan
tersebut sangat sulit, sehingga dengan agak nakal ia memutuskan
memilih keduanya. Konteks sikap nakal terlihat pada kalimat
“haha murko (haha serakah)”. Disisi lain penggunaan kalimat
diakhir status dapat pula diartikan bahwa Cenika Sigenit
UnyuUnyu menginginkan adanya perhatian dari kedua orang
tersebut.
Griffin (2011: 438) mengemungkapkan bahwa perempuan
tidak merasa risih untuk berkeluh kesah dalam interaksi
komunikasi yang dilakukan, sehingga tak jarang posisi lemah, sub
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
ordinat bukan merupakan masalah, tapi justru cara untuk
mempererat hubungan.
Berdasarkan identifikasi akun facebook responden penelitian, maka
dapat disusun jenis permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah
Surakarta sebagai berikut.
Tabel 4.1 Ringkasan Permainan Identitas Remaja dalam Facebook
No Nama akun Identitas Material Gaya penulisan Permainan identitas
1 Apidkariiy Ulala
(Hafidz Achmadi)
- Nama akun :
Asli-Samaran
- Foto profil:
Samaran
- Gaya bahasa:
Rapport style
Sebagian besar berisi
tentang aktivitasnya
yang berhubungan
dengan hobi serta sering
menampilkan
pengalaman berupa
cerita-cerita lucu
Hafids mengambarkan
dirinya sebagai penggila
hobi komik Jepang. Selain
itu juga mengambarkan
dirinya sebagai seorang
humoris
2 Arieny Chumant
caiianxkhamu
Celamalamaannyaa
- Nama akun :
Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Sebagian besar
menampilkan
kebersamaanya bersama
teman-teman sekolah.
Dalam statusnya juga
sering menceritakan
kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya bersama
teman-teman
Arini menggambarkan
dirinya sebagai sosok yang
dewasa, penyayang, dan
toleran
3 Arika Devi Sintiyani - Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Sebagian besar status
dan komentarnya dalam
facebook menunjukkan
hasrat dan keinginannya
pada sesuatu.
Arika menggambarkan
dirinya sebagai seorang
yang kurang sabar dan
ingin memperoleh apa
yang diinginkannya
4 Bangkit Rizky - Nama akun :
Asli
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Rapport style
Sebagian besar
mengungkapkan
keadaan dirinya yang
sebenarnya khususnya
prestasi yang
dimilikinya
Dalam facebook Risky
ingin menggambarkan
dirinya sebagai sosok yang
dewasa dan memiliki
prestasi
5 Cenika Sigenit
UnyuUnyu
- Nama akun :
Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Sebagian besar
pesannya dalam
facebook adalah
ungkapan perasaan
hatinya, entah yang
berhubungan dengan
suatu harapan atau
kerinduannya pada
seseorang
Cenika menampilkan profil
gadis yang manja
6 Chicix Thembhem
Bocah Crewet
- Nama akun :
Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Pesannya sebagian besar
didominasi oleh
ungkapan perasaan dan
informasi-informasi
kepada teman-teman
Cici menampilkan sosok
gadis yang istimewa, yaitu
memiliki ciri khas bentuk
pipi yang tembem dan bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Cici pipi tembem
merupakan kelebihan yang
belum tentu dimiliki oleh
teman lainnya
7 DhEnizz OnCe MoRe - Nama akun :
Asli-Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Sebagian besar pesan
Deni berupa kegiatan-
kegiatan yang
dialaminya bersama
teman-teman. Bercerita
kegiatan-kegiatan yang
telah dialami bersama-
sama teman
Deni menampilkan sosok
yang mudah bergaul dan
memiliki banyak teman
8 DhiEndha Ckrg CNdrie
Agie
- Nama akun :
Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Dinda menyampaikan
pesan-pesan yang
berhubungan dengan
perasaan hatinya,
khususnya perasaannya
terhadap teman
dekatnya Agie.
Dinda menampilkan sosok
yang perhatian, khususnya
kepada teman dekatnya
Agie
9 Ega Ayup Sasongko - Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Rapport style
Sebagian besar pesan
Ega berupa kalimat-
kalimat penyemangat
bagi dirinya dan teman-
temannya.
Ega menggambarkan
dirinya sebagai seorang
yang dewasa yang telah
memiliki tujuan hidup bagi
masa depannya.
10 Ekailham Bagaskara - Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli-
samaran
- Gaya bahasa:
Rapport style
Sebagian besar
menampilkan
kebersamaanya bersama
teman-teman sekolah.
Dalam statusnya juga
sering menceritakan
kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya bersama
teman-teman
Ilham menampilkan
dirinya sebagai seorang
pria yang ideal, yaitu
digambarkan dengan foto-
foto atau gambar sosok
dalam komik yaitu lelaki
yang memiliki proporsi
tubuh ideal dan tampan
11 Ersha Yulinda - Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Ersha menyampaikan
pesan-pesan yang
berhubungan dengan
perasaan hatinya
Ersha menampilkan sosok
yang perhatian. Ersha
sering memberikan like
kepada status teman-
temannya sebagai tanda
support kepada temannya
12 Iqkkha Morganous
Smashblastforever
- Nama akun :
Asli-Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Ika banyak
menyampaikan pesan
yang berhubungan
dengan kegiatan yang
dilakukan serta isi
hatinya baik ketika
gembira maupun ketika
gundah
Ika dalam facebook
tergambar sebagai seorang
wanita yang sedang
mencari jati diri, yaitu
kadang senang tetapi
seketika dapat berubah
sedih
13 Lanang Hari - Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Rapport style
Lanang Hari banyak
mengungkapkan sesuatu
yang ingin dicapainya di
masa mendatang
Lanang Hari ingin
menunjukkan cita-citanya
di masa mendatang dan
menggambarkan
bagaimana dirinya nanti
ketika dewasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
14 Hanafi Afianto - Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Rapport style
Hanafi banyak membuat
status-status yang
menunjukkan sikap
dewasa, tentang arti
kedewasaan, bagaimana
harus dewasa dan
sebagainya
Hanafi ingin menunjukkan
kepada teman-temannya
bahwa dirinya merupakan
sosok yang telah dewasa
15 Tania Dira Harucky
(Taraucky)
- Nama akun :
Asli-samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Tania banyak
menampilkan profil atau
comment yang bersifat
kekanak-kanakan dan
menggunakan bahasa-
bahasa gaul
Tania ingin menunjukkan
kepada teman-temannya
bahwa dirinya merupakan
sosok yang enak diajak
bicara, humoris, dan gaul
16 Romadhona Adi
Rusdiana
- Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli-
samaran
- Gaya bahasa:
Rapport style
Romadhona dalam
status dan commentnya
banyak mengungkapkan
kalimat-kalimat bijak
yang mengajak kepada
teman-teman dan
dirinya untuk bersikap
lebih dewasa.
Romadhona menginginkan
dirinya dianggap sebagai
seorang yang dewasa
17 Nur Azizah - Nama akun : Asli
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Nur Azizah dalam status
dan commentnya juga
banyak mengungkapkan
kalimat-kalimat bijak
yang memotivasi
dirinya serta menjadi
pijakan dalam
kehidupan yang akan
ditempuhnya
Nur Azizah ingin tampil
sebagai sosok wanita yang
telah dewasa, yaitu
memiliki tujuan hidup dan
mampu mengurus dirinya
sendiri
18 Mierna Fierna - Nama akun :
Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Mierna dalam status dan
commentnya banyak
mengungkapkan
keadaan dirinya, yaitu
kejadian-kejadian yang
tengah dialaminya.
Mierna menginginkan
teman-temannya
mengetahui bahwa dirinya
merupakan gadis yang
ceria dan ajak diajak
berteman.
19 Jb‟S Buyung - Nama akun :
Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Rapport style
Buyung dalam status
dan commentnya
banyak menggunakan
kalimat-kalimat filosofis
dan menggunakan
bahasa Inggris.
Buyung ingin
menunjukkan bahwa
dirinya adalah seorang
yang memiliki kelebihan
dari kebijaksanaan dan
mampu berbahasa Inggris
20 Dvithaa Ciindta Sllalu - Nama akun :
Samaran
- Foto profil: Asli
- Gaya bahasa:
Repport style
Dvita banyak
menyampaikan pesan
yang berhubungan
dengan kegiatan yang
dilakukan serta isi
hatinya baik ketika
gembira maupun ketika
gundah
Dvita dalam facebook
tergambar sebagai seorang
wanita yang sedang
mencari jati diri, yaitu
kadang senang tetapi
seketika dapat berubah
sedih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Selanjutnya bentuk-bentuk permainan identitas dalam material online
yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai
berikut:
Tabel. 4.2. Permarinan Identitas dalam Material Online
No Material online Gaya
Bahasa
Permainan Identitas
1 Nama Akun
- Asli
1.Bangkit Rizki
2.Nur Azizah
3.Lanang Hari S.
- Samaran
1.TembemChubby
Ndutz
2.Tikha Bieber
3.Chicix tembem
bocah cerewet
- Asli-samaran
1. Arieny
Chumantcaiianxkhamu
Celamalamaannyaa
2.Widhi Chayyanx
Beby
1.Rapport
Style
2.Rapport
Style
1.Repport
Style
2.Repport
Style
1.Repport
Style
2.Repport
Style
1.
1.Mengingatkan diri dengan
individu
2.Kebanggaan posisi
1.mengingatkan ciri yang ingin
ditampilkan kepada seseorang
2.merujuk kepada penggemar,
fans, atau bahkan kelompok
tertentu.
1.anggapan media facebook hanya
sebagai media tempat mencari
kesenangan bercerita
2.menutup diri dan membatasi diri
karena sudah memiliki pasangan
2 Foto akun
- Asli
1.Bangkit Rizki
2.Nur Azizah
3.Lanang Hari S.
- Samaran
1.Apidkariyy
Ulala(hafidz Ahmadi)
2.Muhammad Jani
Aldinno
3.Eka Ilham
Bagaskara
1.Rapport
Style
2.Rapport
Style
1.Rapport
Style
2.Rapport
Style
3.Rapport
Style
1.
1.Kesadaran akan kelebihan
wajahnya
2.pengetahuan akan peraturan
1.Menunjukkan Hobi
2.menunjukkan aktifitas
keseharian yang sering dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3 Nama Akun dan
Foto
- Nama Asli foto asli
1.Mierna Fieta
2.Romadhona Adi
Rusdiana
- Nama Asli Foto
bentukan
1.Apidkariyy
Ulala(hafidz Ahmadi)
2.Muhammad Jani
Aldinno
3.Eka Ilham
Bagaskara
- Nama bentukan
foto asli
1.Iqkkha Morganous
Smashblastforever
2.Milla dia cemplukz
3.Cenika sweety
1.Repport
Style
2.Repport
Style
1.Rapport
Style
2.Rapport
Style
3.Rapport
Style
1.Repport
Style
2.Repport
Style
3.Repport
Style
1.
1.Memudahkan orang mengenali
pemilik akun
2.menunjukkan dan menekankan
status pemilik akun.
1.Menunjukkan Hobi
2.menunjukkan aktifitas
keseharian yang sering dilakukan
1.Menunjukkan ciri khas individu
pemilik akun
2.Menunjukkan kesenangan dan
kesukaan akan sebuah
kelompok,seseorang, atau
golongan.
4. Informasi
- Informasi Realitas
media
1. Chicix Thembemb
Bocah Cerewet
2. DhiEndha Ckrg
CNdrie Agie
- Informasi Realitas
Objek
1. Mierna Fieta
2. Ersha Yulinda
2.
.Repport
Style
2.Repport
Style
3.Repport
Style
.Repport
Style
2.Repport
Style
1.Menunjukkan kelebihan dan
keunikan pada diri pemilik akun
2.menunjukkan status sang
pemilik akun.
1.memudahkan perkenalan dengan
orang baru di media facebook
2. menunjukkan status sang
pemilik akun yang apa adanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Hasil analisis identitas dalam material online menunjukkan bahwa pada
material nama akun sebagian besar menggunakan nama asli dan campuran asli
dan samaran
B. Alasan Remaja Dalam Mempermainkan Identitas Remaja Di Media
Sosial Facebook
Alasan remaja dalam mempermainkan identitas dalam facebook
ditinjau dari dua hal, yaitu persepsi remaja terhadap permainan identitas
dalam facebook serta materi yang digunakan untuk bermain identitas.
Penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas di kalangan
pelajar SMA Muhammadiyah di Surakarta meliputi tiga hal yaitu material,
gaya bahasa, dan strategi secara umum. Permainan identitas tersebut
dianalisis berdasarkan obyek material indentitas yang terdapat dalam
facebook dan merupakan unsur awal seseorang dikenali antara lain melalui
nama akun dan profile picture-nya.
Berdasarkan pengamatan terhadap nama akun dan profile picture
yang ditampilkan, ditemukan bahwa persepsi pelajar SMA
Muhammadiyah di Surakarta dalam pembentukan identitas atau permainan
identitas diri di facebook digolongkan menjadi dua kategori yaitu identitas
anonymous dan identitas nonymous.
Altheide (2000: 2) mengemukakan identitas merupakan bagian
penting dari konsep diri. Konsep diri adalah totalitas seseorang terhadap
suatu kelompok referensi yang menunjukkan eksistensi diri individu
tersebut. Konstruksi atau pembentukan identitas khususnya terhadap
situasi public terbagi dalam dua konstruksi yaitu identity announcement
merupakan identitas diri yang sengaja dikonstruksi agar orang lain
mengenal dirinya, dalam proses ini individu mengklaim identitas dirinya
terhadap hal-hal yang dianggap mewakili dirinya walaupun hal tersebut
merupakan benda abstrak. Konstruksi pembentukan identitas selanjutnya
adalah identity placement yaitu identitas diri yang diperoleh berdasarkan
keberadaan individu tersebut saat ini, misalnya berdasarkan nama
keluarga, alamat rumah, institusi pekerjaan atau institusi sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Identitas diri yang digunakan atau ditampilkan oleh pengguna
facebook secara umum terbagi dalam dua kategori yaitu anonymous dan
nonymous. Pola penggunaan identitas diri anonymous sengaja dilakukan
untuk menyembunyikan indentitas penting seperti nama sebenarnya,
tempat tinggal, institusi pekerjaan atau sekolah. Sedangkan pola
pembentukan identitas diri nonymous individu tersebut sengaja
menunjukkan identitas penting mereka seperti nama lengkap, tempat
tinggal, institusi pekerjaan atau sekolah (Suler, 2002: 456).
Wang (2009: 25) juga menyatakan bahwa komunikasi yang
dilakukan secara online menekankan pada kurangnya petunjuk dalam
sebuah interaksi komunikasi dan komunikasi yang terjadi bersifat anonim.
Beebe (2008: 78) menyatakan anonimitas merupakan suatu keadaan
dimana kita tidak mengetahui dengan siapa kita menjalin komunikasi. Hal
ini sejalan dengan Devito (1997: 231) yang mendukung salah satu
kerugian ketika kita membina hubungan secara online kita tidak dapat
melihat secara langsung orang yang kita ajak menjalin hubungan. Selain
itu kemungkinan orang yang berinteraksi secara online memberitahu
informasi yang salah mengenai dirinya dan terdapat kemungkinan kecil
untuk mengetahui kebohongan tersebut.
Raven dan Robin menyatakan bahwa proses pengungkapan diri
pada individu juga memiliki keceenderungan mengikuti norma resiprok
atau timbal balik (Dayaksini, 2009: 88). Bila seseorang menceritakan
sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita cenderung memberikan reaksi
yang seimbang. Pada umumnya kita mengharapkan orang lain
memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukan mereka. Menurut
Taylor (2009: 335), anonimitas yang terdapat dalam interaksi secara online
memudahkan seseorang untuk mengungkapkan informasi personalnya, hal
ini mungkin karena individu merasa lebih mampu mengekspresikan aspek-
aspek penting dari diri mereka saat mereka melakukan interaksi secara
online.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Persepsi remaja dalam menampilkan identitas dirinya dalam
facebook memiliki keragaman motivasi yang berbeda-beda. Tampilan
identitas seseorang selain dilihat secara langsung, misalnya melalui profile
picture, dapat pula dilihat secara tidak langsung melalui gaya bahasa yang
digunakankannya. Averill mengungkapkan bahwa bagaimana seseorang
mengekspresikan apa yang dirasakannya, berkaitan dengan bagaimana
pemahamannya akan lingkungan, situasi, dan budaya yang melingkupinya.
Budaya disebut menjadi panduan bagaimana seseorang mengekspresikan
apa yang dirasakanya, karena budaya yang berbeda mampu menampilkan
ekspresi atau emosi yang berbeda pula (Littlejohn, 2009: 127).
Kecenderugan bagaimana seseorang mengolah kata dalam menyampaikan
suatu pesan kepada orang lain, sangat dipengaruhi oleh gaya bahasa yang
dipegangnya, karena gaya bahasa yang berbeda membawa pengaruh pada
pilihan kata, intonasi, tanda baca, materi, serta pesan yang disampaikan.
Identitas pribadi atau pengungkapan diri melalui media, seperti
facebook menjadi salah satu motivasi seseorang dalam menggunakan
sarana new media pada saat ini. Selain motivasi identitas pribadi, McQuail
(1991: 72) motif-motif lain penggunaan media oleh individu adalah motif
informasi, motif integrasi sosial dan motif hiburan.
Penggunaan permainan identitas ini mereka gunakan untuk
berbagai keperluan diantaranya untuk kebebasannya dalam menggunakan
akun Facebook-nya atau untuk update,chatting, bahkan bertukar gambar.
pemenuhan rasa aman,ikut-ikutan dan merupakan panggilan kesayangan.
Namun yang paling menonjol pada permainan identitas remaja SMA
Muhammadiah adalah kebanggaan posisi mereka di dalam komunitas
Ikatan Remaja Muhammadiah, dan untuk menunjukkan sebuah hobi yang
ditampilkannya melalui gambar – gambar anime jepang yang tampak
melalui akun facebook mereka. Untuk lebih jelas maka faktor penggunaan
permainan identitas itu akan penulis paparkan pada beberapa poin berikut
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
a. Menunjukkan hobi
Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) merupakan siswa yang
memiliki kegemaran membaca buku-buku komik, khususnya
komik dari Jepang misalnya Naruto, Sai Saiya, dan lain-lain.
Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) mengungkapkan bahwa banyak
juga teman-temannya yang memiliki hobi yang sama terhadap
komik Jepang. Beberapa siswa yang memiliki hobi yang sama
tersebut sering melakukan interaksi antara lain saling memberikan
informasi tentang komik terbaru dan saling meminjam komik.
Komunikasi kelompok ini lama-lama terbawa dalam komunitas di
facebook. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) sendiri menyatakan
bahwa hobinya terhadap komik Jepang membuat dia ingin
menampilkan semua yang ada pada diri dan sekitarnya
sebagaimana yang terdapat dalam komik Jepang tersebut.
b. Kebanggaan posisi
Penggunaan nama akun asli lainnya digunakan oleh Lanang S Hari
dalam menampilkan nama akunnya dilandasi oleh suatu sifat
pemilik akun yang merupakan sosok yang terbuka baik secara
individual maupun dalam kelompoknya. Ada hal yang istimewa di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
dalam kepribadiannya sejauh pengamatan penulis, di dalam
panampilan yang terlihat urakan, ternyata Lanang merupakan
seseorang penyantun yang bisa menempatkan sebagaimana
mestinya. Lanang, nama panggilannya, merupakan asli Surakarta.
Lanang telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2011, dia
mengaku membuat Facebook setelah banyak teman-teman
sekolahnya yang terlebih dahulu bergabung dengan jejaring sosial
ini. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun
Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal bersosialisasi dan
menambah jaringan pertemanan. Selain itu juga mengaku ketagihan
dengan jejaring sosial ini lantaran fiturnya yang memberi
kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara
cepat, chat (obrolan) dengan banyak orang, serta sistem sharing
yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Lanang
memasukkan beberapa informasi pribadi, seperti hari ulang tahun,
status hubungan, agama, alamat email, hingga alamat rumah.
Beberapa informasi yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon
dikarenakan dirinya menghindari adanya pencemaran nama baik
yang kerap terjadi di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang
aktif meng-update status dalam profil Facebooknya. Dia juga
sering mengunggah foto dan merubah profil maupun informasi
profilnya agar teman-temannya mengetahui kegiatan-kegiatan yang
sedang dilakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
c. Merujuk dan kecintaan kepada kelompok tertentu
Nama kelompok yang penulis maksud disini adalah nama atau
identitas yang disenangioleh pengguna akun Facebook tersebut.
Nama kelompok ini terdiri dari berbagai kategori,baik itu
namagroup band kesukaan mereka(seperti,Tika Bieber), Klub
Sepak Bola(seperti Anang Liverpudian) atau bahkan nama klub
otomotif dimana mereka tergabung (seperti: Aconk SOTIC, Dian
SATCS dan Danang VW Lovers)karena nama ini sudah melekat
pada diri mereka, namun tidak mungkin mereka cantumkan pad
anama asli mereka.Selain nama keluarga juga ada yang
menggunakan nama akun Facebook-nya dengannama aslinya yang
dipendekkan, sehingga dengan maksud kecintaan mereka kepada
kelompok tertentu, mereka mengubah nama asli mereka dan
melakukan permainan identitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Keberadaan new media seperti facebook telah membuka lebar
seseorang untuk bisa mendapatkan motif-motif di atas secara bersamaan.
Meskipun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada salah satu motif yang lebih
menonjol untuk dipilih. Pengguna facebook juga bisa menjadi aktor dalam
menggunakan media tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Pengguna facebook yang notabene pemilik akun merupakan orang
yang sepenuhnya memegang kendali atas berjalannya komunikasi. Hal ini
sejalan dengan teori Uses and Gratifications. Menurut Severin & Tankard
(2007: 205), teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada
pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu memiliki otonomi dan
wewenang dalam memberlakukan media. Karena khalayak mempunyai
banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen
mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka
menggunakan media dan bagaimana media itu berdampak untuk dirinya.
Karena menurut teori ini mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh
jahat dalam kehidupan mereka.
Terdapat lima asumsi dasar teori uses and gratification khalayak
aktif, inisiatif dalam pemilihan media, media berkompetisi dengan sumber
lainnya, audience mempunyai kesadaran diri akan penggunaan media serta
kepuasaan yang diperoleh dapat berasal dari isi media, terpaan media dan
situasi sosial dimana terpaan media terjadi.
Persepsi pelajar terhadap permainan identitas dalam facebook
berkaitan erat dengan motivasi mereka dalam pengungkapan identitas
pribadi. Kaitan antar teori uses and gratification dan motif identitas
pribadi bahwa teori ini menjelaskan adanya situasi sosial memberikan
dukungan dan penguatan pada nilai-nilai tertentu melalui media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Penguatan diri bisa didapat melalui media, dengan media seseorang dapat
memperkenalkan identitas dirinya pada pengguna media yang lain.
Situasi sosial yang terjadi dikalangan pelajar di SMA
Muhammadiyah Surakarta adalah facebook menjadi sebuah sarana
komunikasi yang “wajib” dimiliki oleh mereka. Bagi mereka yang tidak
memiliki akun facebook, maka mereka akan “terisolasi” dari pergaulan
antar mereka. Setidaknya, komunikasi di dunia maya akan menjadi bahan
perbincangan juga di dunia nyata. Memalui facebook juga mereka bias
menampilkan identitas mereka. Mereka bias leluasa mempresentasikan
dirinya sesuai dengan motivasi serta persepsi mereka. Teks-teks lain dalam
material facebook juga menjadi sarana sebagai penyampai pesan akan
identitas diri mereka seperti gaya bahasa.
Secara umum, gaya bahasa akan mempengaruhi bagaimana
identitas diri seseorang secara utuh dilihat oleh orang lain. Dikotomi
perempuan dan laki-laki secara nyata masih menjadi bagian pengaturan
bagaimana perempuan harus bertutur dan bagaimana laki-laki harus
berbicara. Kondisi tersebut terjadi pula dalam penggunaan facebook.
Perbedaan gender seseorang seringkali berimbas pada penggunaan gaya
bahasa yang digunakan dalam facebook. Seorang pemilik akun laki-laki
cenderung memiliki gaya bahasa yang tegas, berani, ceplas ceplos, dan
intimidatif. Sedangkan gaya bahasa pemilik akun perempuan cenderung
bersifat lemah, lembut, banyak pertimbangan, suka bercerita, dan
menginginkan perhatian. Deborah Tannen dalam Genderlect Theory
mengungkapkan bahwa laki-laki dalam gaya bahasanya menggunakan
Repport Talk dan perempuan menggunakan Rapport talk (Griffin, 2011).
C. PEMBAHASAN
Identitas merupakan konsep diri yang dipengaruhi oleh budaya,
masyarakat, hubungan, dan citra diri yang dimiliki (Littlejohn, 2009: 492).
Karenanya, agar seseorang bisa diterima dalam lingkungannya, dia
hendaknya menampilkan dirinya sesuai dengna citra diri yang dimilikinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
yaitu citra diri yang dituntut muncul dari dirinya terkait hubungan yang
dijalinnya dengan pihak lain, yang dipengaruhi juga dari adanya norma
budaya dan nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga mungkin saja, apa
yang berbeda. Sobur (2003) menambahkan bahwa membicarakan
mengenai diri, berarti akan membahas mengenai bagaimana kesadaran diri
seseorang dan bagaimana pengungkapan diri orang tersebut (Sobur, 2003:
500-501). Ketika seseorang membuka informasi dirinya pada orang lain,
artinya dia telah memikirkan reaksi yang mungkin muncul dari orang lain,
dan telah mempertimbangkan apakah yang ditampilkannya tersebut,
sesuai dengan identitas yang dia ingin orang lain melihatnya
(Supratiknya,1995:14-16).
Stuart Hall dalam The Question of Cultural Identity (1996: 596-
636) menegaskan bahwa perkembangan era modern kini telah membawa
perkembangan baru dan mentranformasikan bentuk-bentuk
individualisme; sebagai „tempat‟ di mana konsepsi baru mengenai subyek
individu dan bagaimana identitas itu bekerja. Ada transformasi yang
terjadi dalam individu modern dimana mereka mencoba untuk melepaskan
diri dari tradisi maupun struktur (sosial) yang selama ini dianggap
membelenggu. Bukan berarti bahwa masyarakat yang hidup pada masa
pramodern tidak individualis, melainkan term ini memiliki „kehidupan‟,
„pengalaman‟, dan „konsep‟ yang berbeda sesuai dengan masanya. Salah
satu ciri modernitas yang diduga kuat merubah tatanan sosial yang ada
menurut Hall adalah penemuan dan perkembangan mesin. Melalui
pembahasan ini, Stuart Hall ingin menempatkan identitas menurut
beberapa teori sebagai the enlightenment 'subject', identitas yang stabil dan
final, sebagai de-centred sampai kepada identitas yang terbuka,
kontradiksi, tidak selesai, identitas terfragmentasi dari subjek
postmodernisme. Bagi Hall dalam Identity: Community, Culture,
Difference (1990), “..There are two kinds of identity, identity as being
(which offers a sense of unity and commonality) and identity as becoming
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
(or a process of identification, which shows the discontinuity in our
identity formation)”.
Salah satu teori yang menjadi rujukan bagi Stuart Hall adalah
pembahasan pembentukan pusat subyek yang merujuk pada Michel
Foucault yang menggelontorkan 'genealogy of the modern subject'.
Foucault memformulasikan sebuah tipe baru dari kekuasaan yang berasal
dari penelusuran sejarah di abad ke-20 yang disebutnya sebagai
'disciplinary power'. 'Disciplinary power' mengandung pembahasan
mengenai regulasi, pengawasan, dan pemerintah yang berlaku pada 1)
populasi secara keseluruhan dan 2) individu maupun tubuh. Konsep ini
berkembang dimana „polisi‟ dan kedisiplinan yang beralaku pada
masyarakat modern baik di tempat kerja, barak-barak, penjara, sekolah,
rumah sakit, dan sebagainya.Yang menjadi perhatian penting Stuart Hall
adalah bahwa sejarah modern menunjukkan kekuaasaan dan kedisiplinan
Foucault merupakan produk dari sekala besar regulasi institusi yang di
akhir era modernisasi, teknik ini melibatkan aplikasi dari kekuasaan dan
pengetahuan yang selanjutnya disebut sebagai „individualizes‟ yang
terinternalisasi dalam diri (tubuh) seseorang.
Bagi mereka yang menyatakan bahwa identitas modern telah
terfragmentasi memberikan argumen bahwa apa yang terjadi di saat ini
tentu menempatkan konsepsi subyek sebagai yang tidak hanya dipahami
secara sederhana sebagai yang terpisah malainkan „dislocation‟, berasal
dari wacana pengetahuan modern. Stuart Hall selanjutnya memaparkan
sketsa tentang subyek yang berasal dari teori-teori sosial serta human
sciences yang berasal dari paruh kedua abad ke-20, yang pada dasarnya
merupakan apa yang disebut dengan „the final de-centring of the cartesian
subject‟.
Saat ini, identitas seseorang bisa dilihat dengan dua cara utama,
pertama dilakukan secara langsung melalui pertemuan langsung, Kedua
melalui penilaian identitas berdasarkan tampilan yang dibentuk melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
media. Media disini dipahami dalam dua pengelompokkan, yaitu new
media dan old media.
New media merupakan media-media yang sedang up to date di saat
sekarang dan menjadi sarana dalam komunikasi dan interaksi khususnya
media internet. Tampilan identitas dalam new media memiliki karakteristik
kebebasan yang lebih luas dan lebih terbuka. Dalam internet, penggunanya
memiliki kebebasan dalam menampilkan dirinya sedemikian rupa sesuai
dengan apa yang diinginkannya. Sherry Turkle dalam Littlejohn (2009)
melihat bahwa perkembangan komunikasi lewat komputer atau Computer
Mediated Communitaion (CMC) merupakan suatu bentuk emansipasi,
yaitu tiap orang yang terlibat memungkinkan untuk mengeksploitasi
identitas mereka masing-masing, namun masih dalam koridor keamanan
secara sosial dan fisik (Littlejohn, 2009: 163).
Meminjan konsep yang digelontorkan oleh Christine Hine (2000),
David Bell melihat cyberspace atau ruang cyber bisa didekati dalam term
„culture‟ dan „cultural artefact‟. Sebagai sebuah budaya (culture), pada
awalnya internet ditenggarai sebagai model komunikasi yang sederhana
bila dibandingkan dengan model komunikasi secara langsung atau face-to-
face. Bahwa interaksi face-to-face tidak hanya melibatkan teks sebagai
simbol atau tanda dalam berinteraksi semata. Ekspresi wajah, tekanan
suara, cara memandang, posisi tubuh, agama, usia, ras, dan sebagainya
merupakan tanda-tanda yang juga berperan dalam interaksi antar individu.
Sedangkan dalam Computer Mediatied Communication (CMC) interaksi
terjadi berdasarkan teks semata bahkan emosipun ditunjukkan dengan
menggunakan teks, yakni dengan simbol-simbol dalam emoticon.
Namun, pemaparan internet sebagai sebuah kultur/budaya masih
membuat David Bell tidak bisa menegaskan definisi secara pasti, „It‟s a
slippery term, to be sure; hard to define, multiplicitous‟ (2001:1).
Selanjutnya Bell mencoba mendekati cyberspace dengan pemahaman
bahwa ruang cyber tersebut merupakan kombinasi dari tiga hal, yakni
material, simbolik, dan dimensi pengalaman. Bell (2001:2) bahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
memberi penekanan bahwa pengalaman di dunia cyber dengan semua
spektakuler dan kehidupannya dimanifestasikan dengan memediasi
material dan simbolik. Bahkan memikirkan apa itu dan makna dari ruang
siber itu sendiri melibatkan hypertextuality, sebagaimana campuran dan
gabungan dari perangkat keras/hardware, perangkat lunak/software, dan
perangkat pendukung yang bisa menyimpan data, meramalkan, memberi
harapan maupun ketakutan, juga keberhasilan dan kegagalan. Oleh karena
itu menurut Bell, cyberspace adalah kultur yang hidup dan tengah
berlangsung, dihasilkan oleh individu maupun komunitas, mesin, dan
kisah-kisah yang terjadi dalam kehidupan sehari1hari.
Model selanjutnya menurut Bell, sebagaimana yang disodorkan
Hine, adalah internet sebagai artefak kebudayaan (cultural artefac).
Menurut Hine, internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan
komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri, yakni
TCP/IP. Kata „Internet‟ bisa didenotasikan sebagai seperangkat program
komputer yang memungkinkan user untuk melakukan interaksi,
memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi, serta untuk bertukar
informasi. Perkembangan program seperti E1 Mail, IRC, bulletin boards,
MUDS, video konferensi, dan kemunculan WWW atau World Wide Web
pada dasarnya adalah pembuktian.
Perkembangan kehadiran internet telah melahirkan media sosial
sebagai tempat berinteraksi secara langsung, dua arah antar pengguna.
facebook merupakan salah satu contoh media sosial yang lahir dari
perkembangan internet itu sendiri. Sebagai media komunikasi, pengguna
facebook memiliki kesempatan untuk mengelola identitasnya sesuai
dengan apa yang ingin ditampilkannya. Pengguna facebook sendiri juga
beragam, dari berbagai tingkat umur, jenis kelamin, tingkat sosial dan
semuanya mendapatkan kesempatan yang sama untuk menampilkan
identitas diri yang diinginkannya.
Membangun identitas virtual dengan kehadiran facebook
merupakan salah satu medium dalam budaya cyber yang memediasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
interaksi antar subyek di ruang virtual. Dalam penjelasan yang dipaparkan
David Bell di di atas bahwa komunikasi termediasi komputer bisa didekati
dalam dimensi pengalaman.
Perangkat facebook yang dilahirkan oleh Mark Zurkenberg
memberikan perangkat untuk membangun subyek. Setiap pengguna dan
atau pemilik akun di facebook disediakan form untuk menuliskan profil
diri mereka seperti nama, nama kecil, tempat tanggal lahir, pendidikan,
hobi, sampai pada kutipan yang disenangi olehnya. Penulis telah
membahas mengenai hal ini dalam sub-bab material facebook sebelumnya.
Fasilitas facebook tersebut memungkinkan seseorang mengkonstruksi
dirinya melalui perantaraan teks, baik itu dalam pengertian kumpulan kata
maupun gambar yang pada akhinya memberikan kepingan-kepingan
gambar bagaimana subyek pemilik akun facebook itu. Pada praktiknya
ruang konstruksi identitas ini bisa bersifat opt in (hanya dibaca oleh
pemilik akun itu sendiri, sebagian teman dalam jaringan facebook, atau
teman dari teman dalam jaringan facebook) atau opt out (yang bisa dibaca
oleh siapapun juga).
Meski facebook memiliki kuasa untuk mengarahkan bagaimana
informasi apa saja yang harus disampaikan oleh subyek tersebut, namun
pilihan untuk memberikan informasi tersebut tetap kembali kepada
kesadaran pengetahuan dari pengguna facebook tersebut. Kesadaraan
pengetahuan yang bagi Foucault seharusnya membebaskan setiap orang
dari pemahaman kesejarahan tentang identitas yang selama ini berlaku
atau terjadi di dunia nyata. Karena bagi Foucault secara esensi siapapun
memiliki kekuasaan untuk mengkosntruk dirinya dan apabila ada
kekuasaan lain -dalam hal ini pengaruh kuasa yang mendominasi yang lain
(the other)- maka hal tersebut bisa menyebabkan kegilaan dan kemarahan.
Hanya saja, sebagaimana ketika Foucault membahas tentang
subyek dalam episteme yang menyatakan subyek itu ada pada bahasa dan
bukan pada Tuhan atau manusia yang dianggapnya sudah mati, teks atau
gambar yang ada di facebook merupakan satu-satunya (wacana) identitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
yang dipahami oleh pengguna facebook yang lain (the other). Misalnya,
Hafidz Achmadi yang merupakan pelajar SMA Muhammadiah 3
Surakarta. Di kehidupan nyata, Hafidz Achmadi posturnya macho dan
bahkan terlihat sangar. Ketika memiliki akun facebook pada 2010, Hafidz
Achmadi mengaku merekayasa akun facebooknya tersebut. Ia
menggunakan akun dengan nama Apidkariiy Ulala. Profile picture dari
Apidkariiy Ulala juga menampilkan gambar animasi, baik yang dia ambil
dari hasil pencarian di internet, atau gambar animasi yang dia buat sendiri.
Begitu pula dengan aktifitas dalam update statusnya. Tidak ada alasan
khusus mengenai foto profil dan nama akunnya, kecuali hanya sebagai
ajang popularitas diri dan keunikan nama supaya terlihat imut dengan
sebutan Apidkariiy Ulala. Begitulah gambaran Hafidz Achmadi dalam
dunia vertual (facebook). Dia membuat identitasnya melalui teks, gambar,
gaya bahasa dan info material lain yang ada di facebook sehingga
menghubungkannya dalam jaringan pertemanan di facebook, bahkan
hingga group-group mana saja yang dia akan ikuti sebagai seorang
Apidkariiy Ulala.
Berdasarkan perspektif wacana yang dikembangkan Foucault,
identitas pengguna facebook tidak bisa berdiri sendiri. Identitas itu harus
bercermin dari yang lain (the other) dan tidak bisa lepas dari pengakuan
atau pengukuhan pengguna facebook yang lain. Jika mencontohkan dalam
kasus akun facebook Apidkariiy Ulala, identitas Apidkariiy Ulala tersebut
tidak akan terlihat jika dia tidak memiliki jaringan dalam hal ini adalah
teman facebook. identitas bagi Foucault memerlukan pengakuan dari yang
lain, dibentuk oleh serangkaian opini yang melibatkan konfirmasi dalam
hal ini oleh para pengguna facebook yang lainnya.
David Holmes (2005: 55) menegaskan bahwa salah satu poin
penting dalam komunikasi yang termediasi komputer ini adalah “Dengan
sedikit mengabaikan beragam bentuk interaksi sosial yang mungkin
mendukung perspektif CMC. Perspektif ini memfokuskan pada integrasi
informasi dimana komunikasi yang terjadi melalui medium komputer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
berdasarkan pada proses informasi yang dapat dijumpai dalam beragam
bentuk”. Proses informasi inilah yang terjadi di facebook hanya melalui
teks dan gambar. Dalam kasus Hafidz Achmadi di atas, ada perbedaan
identitas dia di dunia nyata yang terlihat macho dan terkesan sangar tetapi
di dunia virtual dia merekayasa diri sebagai remaja yang lucu. Ini yang
kemudian disebut oleh Tim Jordan bahwa operasionalisasi identitas di
dunia virtual menjadi identity fluidity, renovated hierarchies, dan
information as reality. Identity fluedity bermakna sebuah proses
pembentukan identitas secara online atau virtual dan identitas yang
terbentuk ini tidaklah mesti sama atau mendekati dengan identitasnya di
dunia nyata (offline identities). Renovated hierarchies adalah proses
dimana hirarki-hirarki yang terjadi di dunia nyata (offline hierarchies)
direka bentuk kembali menjadi online hierarchies.
Bahkan dalam praktiknya Tim Jordan (1999: 62-87)
mendefenisikan istilah ini denanti-hierarchical. Hasil akhir dari identity
fluidity dan renovated hierarchies inilah yang selanjutnya menjadi
informational space, yakni infromasi yang menggambarkan realita yang
hanya berlaku di dunia virtual.
Identitas diri pelajar di SMA Muhammdiyah Surakarta dalam
facebook dilakukan menggunakan level text dalam obyek material seperti
nama akun, profile picture, dan status. Penelitian menemukan permainan
identitas siswa SMA Muhammadiyah Surakarta terhadap nama akun
facebook meliputi: (1) blind name yaitu nama akun yang memang bukan
berdasarkan nama asli, atau bahkan menggunakan nama seseorang yg
disukainya di luar nama aslinya, (2) blur name yaitu nama akun yang
ditunjukkan dengan nama yang mencampurkan atau menggabungkan
identitas aslinya atau nama panggilannya dengan kesan pembawaan diri,
dan (3) bright name yaitu nama akun yang memang sengaja di perlihatkan
sebagaimana adanya tanpa ada tambahan, ataupun penambahan nama di
luar identitas alinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Obyek material selanjutnya adalah Profil Picture berupa (1)
masking yaitu profil picture yang tergambarkan dengan sesuatu identitas
yang diinginkan, tapi dengan menyembunyikan gambar asli yang
mempunyai akun, atau lebih kepada gambar pemilik akun yang bersama
dengan sesutau yang disukainya, (2) mature yaitu profil picture yang
sengaja di tunjukkan dengan gaya sok dewasa, ataupun bhkan sesutau yg
di luar keadaan aslinya berdasarkan atribut yang mlekat pada dirinya, dan
(3) dissemble yaitu profil picture yang di sembunyikan dan di gantikan
dengan gambar atau tulisan yang menegaskan keinginan sang pemilik
akun. Bedanya dengan masking, dissemble lebih kepada tidak tampak
gambar seseorang sang pemilik akun.
Obyek material selanjutnya adalah informasi pemilik akun dimana
permainan identitas dilakukan dengan metode (1) excessive information
yaitu informasi yang di tunjukkan dengan cara melebih-lebihkan keadaan
sang pemilik akun baik dengan cara menunjukkan informasi pekerjaan
ataupun tempat tinggal, atau bahkan pendidikan, (2) pretend information
yaitu informasi yang di tegaskan dengan sesuatu yang berpura pura, baik
dari hal kesukaan atau bahkan status hubungan. Lebih jauh lagi adalah
tempat dan tanggal lahir yang sengaja di mudakan atau bhkan di tuakan,
dan (3) hidden information atau level hidden information, adalah merujuk
kepada sebuah gambaran yang memang tidak tampak informasi yang
tertulis, baik itu dari segi pekerjaan, tempat tinggal, atau apapun yang ada
di dalam akun facebook.
Facebook pada dasarnya memang merupakan media komunikasi
yang memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk menampilkan diri,
namun karena apa yang ditampilkannya akan dilihat oleh orang lain, maka
tampilan yang ada dipertimbangkan masih pada batasan penerimaan orang
lain. Hal ini terjadi karena setiap individu memiliki karakter dan motivasi
tertentu dalam melakukan interaksi dan komunikasi dalam facebook.
Setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam
mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Dalam karyanya berjudul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
The Presentation of Self in Everyday Life, Erving Goffman (1959)
menyatakan bahwa individu, disebut aktor, mempresentasikan dirinya
secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang berinteaksi
dengannya. Presentasi diri atau sering juga disebut manajemen impresi
(impression management) merupakan sebuah tindakan menampilkan diri
yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang
diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan oleh individu
atau bisa juga dilakukan oleh kelompok individu/tim/organisasi (Boyer,
dkk, 2006: 4).
Facebook telah menjadi media dalam melakukan impression
management dikalangan pelajar SMA Muhammadiyah Surakarta. Bagi
Novi Dyah Ayu, siswi di SMA Muhammadiyah 1 misalnya, keberadaan
facebook telah membantu dirinya dalam mencurahkan informasi-informasi
terkait dengan dirinya. Dia bahkan kerapkali bercerita detail dalam status
facebooknya. Padahal, dalam dunia nyata Novi cenderung pendiam dan
pasif. Keberadaan facebook telah membantu Novi untuk menunjukkan
identitas dirinya.
Bagi kalangan remaja, seperti yang terjadi pada pelajar di SMA
Muhammadiyah Surakarta, keberadaan facebook sebagai sarana media
baru menjadi sesuatu yang tidak bisa dinapikan dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Bahkan, dalam pergaulan mereka kepemilikan accaount
facebook sudah menjadi sebuah “kewajiban” tersendiri. Mereka yang tidak
memiliki facebook bisa terisolir dari jaringan pergaulan dikalangan
mereka atau dunia luar pada umumnya.
Facebook menjadi media yang bisa leluasa menyampaikan pesan
tertentu yang bisa dibaca oleh khalayak. Pesan yang disampaikan melalui
facebook bisa yang bersifat informasi umum atau terkait dengan individu,
seperti mengungkapkan sebuah isi hati atau perasaan. Pesan yang
disampaikan melalui facebook tidak hanya terpaku pada status yang ditulis
(pernyataan langsung). Akan tetapi terdapat faktor identitas material dari
facebook yang bisa menggambarkan sebuah pesan identitas dari si pemilik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
akun, seperti nama, foto, dan lain sebagainnya. Identitas material yang
ditampilkan dalam facebook, disadari atau tidak oleh kalangan pelajar di
SMA Muhammadiyah di Surakarta telah mencitrakan identitas dirinya.
Hal ini bisa sesuai dengan citra dirinya di dunia nyata atau hanya sebatas
permainan identitas semata dalam dunia maya. Kondisi kesesuaian atau
tidak bergantung pada motivasi atau drive dari remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta dalam menggunakan media sosial berupa
facebook.
Presentasi diri yang terjadi di dalam new media akan berbeda-beda
berdasarkan jenis mediumnya. Jika medium tersebut adalah homepage
pribadi, maka presentasi diri akan terjadi lebih konstan dan tetap. Hal
disebabkan frekuensi untuk melakukan perubahan-perubahan di dalam
medium tersebut tidak terlalu tinggi (Marwick & Boyd, 2010: 2-3).
Pelajar di SMA Muhammadiyah Surakarta mempresentasikan
dirinya melalui biografi singkat yang tersedia pada material facebook,
seperti yang terdapat dalam menu „tentang‟. Pelajar sebagai pengguna
facebook diberikan ruang yang sangat leluasa untuk menyampaikan
pernyataan melalui update status. Menulis status di facebook merupakan
salah satu cara yang paling dominan untuk mempresentasikan diri.
Sementara status di facebook ini, yang bersifat dinamis dan interaktif,
mengalami perubahan yang sangat cepat dari waktu ke waktu. Oleh karena
itu, medium facebook ini membuat presentasi diri berlangsung lebih
dinamis. Satu status yang dinyatakan dalam facebook bisa dikomentari
oleh banyak teman.
Ketika mengkaitkan antara media sosial dan presentasi diri, bisa
terjadi pandangan yang cukup kontradiktif. Di satu sisi, presentasi diri
yang berakar dari interaksi tatap muka antar individu memandang
presentasi diri melalui media sosial akan menghilangkan elemen non
verbal komunikasi dan konteks terjadinya komunikasi. Sehingga
presentasi diri tidak maksimal di dalam media sosial. Di sisi lain,
ketidakhadiran elemen-elemen non verbal dan konteks bisa dipandang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
sebagai sebuah kondisi bagi pengguna untuk lebih mudah mengontrol dan
atau minimal dalam melakukan presentasi diri. Sehingga ketiadaan
elemen-elemen nonverbal bisa membuat komunikasi tidak berjalan cukup
„kaya‟. Namun, pada saat yang sama setiap pengguna mendapatkan
kesempatan untuk lebih inventif dalam melakukan presentasi diri
(Papacharissi, 2002: 644-645).
Dari sisi medium, ekspresi non verbal maupun konteks bisa
dijembatani dengan adanya aplikasi khusus yang bisa melambangkan
ekspresi. Emoticons, animasi, simulasi, hypertext dan kata atau simbol
tertentu bisa digunakan untuk menggambarkan ekspresi. Dengan
demikian, terkadang kemampuan untuk melakukan kreasi terhadap media
sosial yang dipakai bisa membuat ketiadaan ekspresi non verbal menjadi
tidak terasa. Sebagai contoh, jika ingin memberikan senyum, maka
biasanya di ketikkan tanda “:” dan “)”, jika ingin tertawa biasanya
diberikan tanda “:” dan “D”, untuk mengungkapkan tertawa dengan
“LOL” (laugh out loud), dan untuk menggambarkan konteks biasanya di
tambahkan elemen *ngakak*, *loncat-loncat*, *cross finger* dan berbagai
kreasi lainnya yang dipakai.
Dalam presentasi diri, media sosial dipandang sebagai
perpanjangan diri pengguna. Seperti yang diutarakan oleh McLuhan
(1965) bahwa medium adalah perpanjangan indera maupun sistem saraf
manusia. Pengguna media sosial akan menata media yang dipakai
selayaknya sebuah „ruang tamu‟, bahkan „kamar‟, bagi para
pengunjungnya. Joseph Dominick (1999: 646) pernah melakukan
penelitian mengenai presentasi diri di website pribadi. Dalam studinya itu,
dia mengutip pandangan beberapa pakar mengenai website pribadi. Rubio
memandangnya sebagai sebuah open housedimana pemiliknya tidak
pernah muncul. Erickson membandingkan website tersebut sebagai
resume/biodata informal yang berisi informasi pribadi. Chandler
menjuluki website tersebut sebagai mengiklankan diri sendiri (self-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
advertisement). Burns mengatakan bahwa website tersebut sebagai kartu
nama di abad ke-21.
Hal ini menjadi masuk akal ketika melihat praktek penggunaan
media sosial (facebook) saat ini. Pengguna akan berupaya untuk memilih
foto profil yang sesuai dengan sosok impiannya. Begitu juga jika melihat
dari konten tulisan yang ada di media sosialnya. Dalam facebook terdapat
bagian: “what‟s on your mind” (apa yang sedang ada dipikiranmu) yang
memancing pengguna untuk menulis sesuatu.
Ada dua fase penting dalam presentasi diri di sosial media seperti
facebook yaitu fase awal perkenalan dan fase berteman. Dalam fase awal
pertemanan, pengguna akan saling mencari informasi mengenai calon
temannya di media sosial. Di medium facebook, pengguna melakukan
eksplorasi terhadap akun calon temannya baik itu biodata, foto-foto,
teman-temannya, update statusnya, bergabung di grup mana, bermain
game apa, dan bebagai elemen lainnya. Dengan melakukan ini, pengguna
melakukan sebuah proses konstruksi identitas pengguna (siapa dia) lainnya
berdasarkan hasil eksplorasi, begitu pula sebaliknya berlaku untuk calon
temannya. Sehingga, pengguna secara tidak langsung menyadari bahwa
dirinya akan dikenali berdasarkan apa yang ada di akunnya.
Fase berteman merupakan fase yang lebih dinamis karena
pengguna dan temannya (atau teman-temannya) sudah memiliki interaksi
yang dan impresi awal. Seperti yang telah diutarakan bahwa identitas
dalam konteks media sosial akan lebih bersifat dinamis, maka fase
berteman akan berpotensi untuk mengubah atau mempertahankan impresi
awal. Hal ini pun sejalan dengan apa yang terjadi pada dunia nyata. Hanya
saja, dengan media sosial dinamika perkembangan identitas akan sangat
tinggi karena ada media sosial pada umumnya „membuat‟ pengguna untuk
sering memodifikasi akunnya. Ketika modifikasi dilakukan, disitulah
potensi untuk terjadinya pergerakan identitas diri atau bahkan permainan
identitas diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Selain itu, fase pertemanan yang terjadi di media sosial membuat
presentasi diri terkesan lebih kompleks dari dunia nyata. Selayaknya
pertemanan di dunia nyata, ada banyak macam pertemanan yang terjadi
baik itu pertemanan dalam konteks satu kantor, dalam konteks sahabat satu
kelompok, pertemanan dari almamater yang sama, pertemanan karena
memiliki bakat dan minat yang sama, dan konteks lainnya. Pertemanan
melalui media sosial bisa membuat teman-teman dari berbagai konteks
pertemanan untuk saling bertemu satu sama lain. Dalam kondisi yang
seperti ini, maka bentuk presentasi diri yang dilakukan oleh pengguna
menjadi tidak sederhana. Presentasi diri di kantor dan sesama sahabat akan
berpotensi tercampur di dalam media sosial. Pengguna yang bisa saja
sangat serius dan tidak banyak berekspresi di kantor akan sangat berbeda
ketika berada di media sosial. Presentasi diri yang dilakukan ini akan
dilihat oleh teman-temannya yang berasal dariberbagai konteks.
Jika pengguna berada pada media sosial yang perubahan kontennya
tidak terlalu dinamis, maka impresi fase perkenalan dan pertemanan tidak
terlalu jauh berbeda. Sebaliknya, jika berada pada media sosial yang
memungkinkan (atau mengharuskan) perubahan konten yang sangat
dinamis, maka fase perkenalan dan pertemanan menjadi sangat dinamis.
Sebut saja model homepage personal yang tidak terlalu membuat
penggunanya untuk melakukan perubahan konten secara cepat. Berbeda
dengan medium seperti facebook yang mengharapkan pengguna untuk
merubah konten secara dinamis.
Presentasi diri dalam facebook juga bisa dipandang sebagai sebuah
bentuk revitalisasi atau eksperimen terhadap identitas dirinya. Individu
bisa saja memiliki kendala dalam melakukan presentasi diri sesuai dengan
impiannya. Dalam konteks ini ada sebagian remaja di SMA
Muhammadiyah Surakarta yang mengalami kendala semantik maupun
konteks untuk menyampaikan atau memberi komentar terhadap peristiwa-
peristiwa yang sedang terjadi. Keberadaan facebook memberikan ruang
yang seluas-luasnya bagi mereka untuk mempresentasikan dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Dalam mempresentasikan diri, para pengguna harus mengatur
penampilan mereka dengan berbagai strategi. Apa yang dipublikasikan
atau konten dalam media sosial harus melalui standar editorial diri yang
dimiliki. Maka dari itu, mereka harus memiliki strategi dalam
mengkonstruksi identitas mereka. Disinilah, play identity bisa lebih mudah
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Facebook merupakan sebuah artefak kebudayaan (cultural artefac)
yang lahir dari perkembangan teknologi informasi (internet). Internet tidak
hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan komputer yang berinteraksi dengan
bahasa komputer itu sendiri. Kata „Internet‟ bisa didenotasikan sebagai
seperangkat program komputer yang memungkinkan user untuk melakukan
interaksi, memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi. Dalam cultural
artefac interaksi terjadi berdasarkan teks semata bahkan emosipun
ditunjukkan dengan menggunakan teks, yakni dengan simbol-simbol dalam
emoticon. David Bell mencoba mendekati keberadaan internet sebagai
cyberspace dengan pemahaman bahwa ruang cyber tersebut merupakan
kombinasi dari tiga hal, yakni material, simbolik, dan dimensi pengalaman.
Identitas merupakan konsep diri yang dipengaruhi oleh budaya,
masyarakat, hubungan, dan citra diri yang dimiliki. Facebook merupakan
salah satu contoh media social yang lahir dari perkembangan internet itu
sendiri. Sebagai media komunikasi, dalam Facebook penggunanya memiliki
kesempatan untuk mengelola identitasnya sesuai dengan apa yang ingin
ditampilkannya. Siswa SMA Muhammdiyah Surakarta dalam Facebook
dilakukan menggunakan level text dalam obyek material seperti nama akun
facebook meliputi: (1) blind name, (2) blur name dan (3) bright name. Obyek
material selanjutnya adalah Profil Picture berupa (1) masking, (2) mature, dan
(3) dissemble. Obyek material selanjutnya adalah informasi pemilik akun
dimana permainan identitas dilakukan dengan metode (1) excessive
information, (2) pretend information, dan (3) hidden information atau level
hidden information.
Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta sebagai nara sumber
penelitian ini menunjukkan sebagian besar merupakan siswa yang aktif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
pergaulan di sekolah dan masyarakat. Perilaku remaja yang cenderung terbuka
menyebabkan perilaku mereka dalam menampilkan identitasnya di media
Facebook cenderung terbuka dan tidak terdapat subjek yang benar-benar
menyembunyikan identitasnya. Permainan identitas yang dilakukan oleh
remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dilakukan pada taraf pengkaburan
beberapa item dalam identitas namun masih dapat ditemukan identitas yang
sebenarnya dari subjek.
Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulkan bahwa permainan
identitas remaja SMA Muhammadiyah di Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta sebagai narasumber penelitian ini
menunjukkan sebagian besar merupakan siswa yang aktif dalam pergaulan
di sekolah dan masyarakat. Perilaku remaja yang cenderung terbuka
menyebabkan perilaku mereka dalam menampilkan identitasnya di media
Facebook cenderung terbuka dan tidak terdapat subjek yang benar-benar
menyembunyikan identitasnya. Permainan identitas yang dilakukan oleh
remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dilakukan pada taraf pengkaburan
beberapa item dalam identitas namun masih dapat ditemukan identitas
yang sebenarnya dari subjek.
a. Permainan identitas yang dilakukan di kalangan remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta terjadi pada area level text yang merupakan
identitas material online. Identitas material online yang banyak
digunakan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam
menampilkan identitasnya di facebook meliputi profil picture,
informasi, dan bahasa.
b. Profil picture didalam akun facebook merupakan salah satu material
online yang banyak dijadikan media oleh remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan permainan identitas
dirinya dalam facebook. Pada tahap ini material yang digunakan untuk
melakukan permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah
Surakarta meliputi nama dan foto profil. Jenis-jenis permainan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
ditampilkan antara lain penggunaan nama asli, nama samaran, foto
asli, foto samaran. Selain itu juga terdapat kombinasi penggunaan
nama dan foto yaitu nama asli dan foto asli, nama asli dan foto
samaran, nama samaran dan foto asli, serta nama samaran dan foto
samaran.
c. Permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta pada level
text berupa informasi dilakukan melalui informasi realitas media dan
informasi relialitas obyek. Pada informasi realitas media remaja
menampilkan identitas dirinya dengan cara melebih-lebihkan keadaan
dirinya untuk terlihat berbeda atau ekslusif dibandingkan yang lain.
Sedangkan informasi realitas objek dilakukan oleh remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta untuk menjelaskan keadaan sebenarnya dari
pemilik akun facebook .
d. Gaya bahasa yang digunakan dalam permainan identitas facebook
remaja SMA Muhammadiyah Surakarta ditunjukkan dengan gaya
bahasa feminim dan gaya bahasa maskulin. Penggunaan gaya bahasa
tersebut ditunjukkan oleh cara penggunaan bahasa yang dilakukan oleh
remaja SMA Muhammadiyah Surakarta untuk menuliskan identitas
dirinya, gaya bahasa ketika membuat status, dan saat memberikan
komentar.
e. Permainan identitas pada facebook remaja SMA Muhammadiyah
Surakarta berdasarkan hasil analisis ditemukan terjadi pada taraf matur
dan masking identity, dan tidak ditemukan adanya identitas yang
merupakan kategori hidden identity. Matur identity yang dilakukan
oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta ditunjukkan oleh cara
remaja menyampaikan suatu pendapat dalam facebook baik dalam
membuat status atau memberikan komentar. Ciri-ciri yang ditampilkan
adalah remaja ingin menunjukkan dirinya adalah sebagai seorang yang
telah dewasa dengan pola pikir yang mencirikan kedewasaan,
sementara sebenarnya mereka merupakan pada tahap perkembangan
remaja. Perbedaan cara berpendapat yang terlihat dewasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
dibandingkan dengan keadaan remaja berdasarkan umur menyebabkan
terjadinya hipperealitas antara cara berbicara dengan umur remaja.
Sedangkan pada masking identity remaja mencoba membangun
identitasnya berdasarkan keinginan yang mereka harapkan.
Pembentukan identitas berupa penonjolan bentuk fisik tertentu
misalnya bentuk wajah dan sebagainya, penampilan kepada kelompok
hobby, kelompok penggemar artis, dan sebagainya.
2. Beberapa alasan mereka melakukan permainan identitas adalah untuk
menunjukkan sikap kepada seseorang, menampilkan kelebihan atau
kemenarikan dari seseorang, menunjukkan hobi, menunjukkan prestasi,
serta menunjukkan diri pada kelompok tertentu.
a. Persepsi remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan
permainan identitas dalam facebook dilandasi oleh beberapa keinginan.
Beberapa remaja SMA Muhammadiyah Surakarta yang memunculkan
identitasnya dengan identitas yang sebenarnya berpendapat bahwa
menampilkan identitas sebenarnya misalnya berupa gambar diri asli
dalam akun facebook adalah untuk memudahkan teman-temannya
mengenali dirinya. Menurutnya penggunaan identitas diri seperti
gambar asli, jenis kelamin, dan tanggal lahir adalah hal yang wajar dan
umum untuk dibagikan kepada orang lain. Sedangkan penggunaan
nama bentukan yang digunakan oleh pemilik akun tidak bertujuan
untuk menggaburkan identitas dirinya, namun untuk menonjolkan
kelebihan-kelebihan diri yang dianggap menarik oleh pemilik akun.
Beberapa remaja SMA Muhammadiyah Surakarta juga berpersepsi
tentang menggunakan foto asli dan nama asli lebih memudahkan
seseorang mengenalinya, selain itu menampilkan foto asli dan nama
asli adalah sesuatu yang penting dalam menjalin suatu hubungan,
termasuk dalam media Facebook .
b. Persepsi remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam permainan
identitas juga untuk menunjukkan hobby dan aktivitas tertentu yang
sedang mereka lakukan. Beberapa siswa yang memiliki hobi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
sama tersebut sering melakukan interaksi antara lain saling
memberikan informasi tentang komik terbaru dan saling meminjam
komik. Komunikasi kelompok ini lama-lama terbawa dalam komunitas
di facebook. Sedangkan penampilan gambar tokoh game online dalam
Profice picture-nya, menunjukkan kepada teman-temannya bahwa saat
ini dia sedang memainkan game online tersebut.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
a. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa obyek penelitian yaitu
pelajar SMA dan SMK Muhammadiyah Surakarta dengan leluasa
melakukan permainan identitas dalam akun facebook. Berdasarkan
pada teori David Bell mengenai cyberspace, dalam cultural artefac
interaksi terjadi berdasarkan teks semata, bahkan emosipun
ditunjukkan dengan menggunakan teks, yakni dengan simbol-simbol
dalam emoticon. Oleh karena itu, pemahaman akan ruang cyber harus
dikaji melalui kombinasi dari tiga hal, yakni material, simbolik, dan
dimensi pengalaman.
Interaksi dalam cyberspace mengakibatkan operasionalisasi identitas
yang membuka ruang bagi pelajar pengguna facebook untuk
melakukan permainan identitas.
b. Penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas yang dilakukan
oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta bisa terlihat dari
kombinasi yang telah dijabarkan oleh David Bell di atas. Material
facebook berupa profil picture, informasi serta bahasa yang dipakai
memberikan keleluasaan bagi pelajar untuk menggambarkan identitas
diri sesuai dengan yang diharapkan oleh mereka. Pelajar bisa dengan
bebas memberikan nama akun atau foto tanpa harus sesuai dengan
identitas asli mereka di dunia nyata. Nama akun misalnya, ada pelajar
yang menggunakan nama asli, nama samara atau gabungan dari dua
hal itu. Begitu pula dengan foto profil. Simbol-simbol material yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
ada dalam facebook bisa memberikan atau mengungkapkan identitas
virtual pelajar SMA Muhammadiyah di Surakarta.
Kondisi di atas menggambarkan mengenai operasionalisasi identitas
pelajar di media sosial berupa facebook. Tiga jenis operasionalisasi
identitas berupa identity fluidity, renovated hierarchies, dan
information as reality melekat dalam pengungkapan identitas diri di
dunia virtual. Melalui operasionalisasi identitas inilah permainan
identitas di kalangan pelajar SMA Muhammadiyah Surakarta
berlangsung.
c. Permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam
facebook sejauh ini masih dalam taraf yang baik, artinya tidak terdapat
motive-motive dari remaja untuk melakukan manipulasi identitas
dirinya, apalagi pada keinginan untuk melakukan penipuan berkaitan
dengan facebook . Kondisi ini tentunya menjadi bahan masukan untuk
peneliti selanjutnya untuk lebih meningkatkan pemilihan pembahasan,
misalnya dengan menganalisis latar belakang penggunaan identitas
remaja ditinjau dari budaya, motif dan sebagainya.
2. Implikasi Metodologis
a. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas remaja
SMA Muhammadiyah Surakarta dalam permainan identitas berkutat
pada level text. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
melakukan pengembangan penelitian selanjutnya, yaitu dengan
dilakukan penekanan-penekanan baik dari segi strategi penelitian
maupun focus penelitian.
b. Setelah peneliti menemukan jenis-jenis permainan identitas dan alasan
permainan identitas oleh remaja, penelitian selanjutnya perlu
mengaplikasikan faktor-faktor social dan budaya yang melekat pada
diri remaja SMA, sehingga dapat diketahui faktor apakah yang dapat
mendorong remaja untuk berperilaku sesuai dengan norma agama dan
masyarakat, khususnya dalam dunia online.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
3. Implikasi Praktis
a. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas remaja
SMA Muhammadiyah Surakarta dalam permainan identitas berkutat
pada level text. Kemampuan remaja dalam melakukan inovasi gambar
khususnya melalui program pengolahan gambar semisal fotosoft atau
correl draw sangat membantu remaja untuk melakukan inovasi
permainan identitas dalam facebook .
b. Persepsi remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan
permainan identitas tidak ditemukan terjadinya hidden identity,
sehingga menunjukkan bahwa semua subjek penelitian memiliki
tingkat kejujuran dan keyakinan diri yang baik, artinya mereka tidak
memcoba untuk melakukan kecurangan dan penipuan dalam
menampilkan identitas dirinya.
c. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta mulai mampu menggunakan
media social internet sebagai media komunikasi yang mampu
mengkomunikasikan pesan kepada orang lain, baik secara audient
umum maupun audient termaksud. Ketika remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta mengunggah profil kegiatan-kegiatan yang
sedang dilaksanakan atau hobby mereka, mereka bertujuan untuk
menunjukkan kepada audient umum tentang aktivitas dan hobby
mereka. Sedangkan ketika remaja SMA Muhammadiyah Surakarta
menggunakan foto profil atau nama tertentu, misalnya foto sedang
berdua dengan pasangannya, nama akun yang menyebut nama
seseorang selain dirinya, semuanya ditujukan untuk menyampaikan
informasi kepada audient tertentu, baik yang ingin diajak komunikasi
maupun yang ingin dihindari.
C. Saran
Berikut ini disampaikan saran-saran dari peneliti berkaitan dengan
temuan-temuan hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
1. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta dalam facebook banyak dilakukan pada area
level text berupa material media online. Permainan identitas remaja dalam
facebook sebagian besar ditunjukkan dalam permainan profile picture
facebook. Permainan profile picture tentunya membutuhkan kemampuan
remaja untuk mengolah gambar baik gambar diri mereka maupun gambar
rekaan. Walaupun hanya sekedar alat social media, namun demikian dapat
pula dijadikan ajang untuk menunjukkan kreativitas remaja. Remaja
hendaknya mampu meningkatkan ketrampilan mereka dalam menguasai
program pengolahan visual dalam komputer, sehingga kemampuan mereka
untuk menginovasi identitas mereka di facebook semakin menarik.
2. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam penelitian ini melakukan
permainan identitas dengan tujuan untuk menunjukkan matur identity dan
masking identity. Kondisi ini menunjukkan bahwa remaja SMA
Muhammadiyah Surakarta tidak memiliki motif yang buruk dalam
permainan identitasnya. Tindakan-tindakan tersebut perlu dibina dan
didukung agar perilaku-perilaku penipuan melalui media komputer dapat
diminimalisir. Selain itu remaja hendaknya selalu berupaya untuk
menciptakan personal identity mereka yang mampu meningkatkan
personal branding, yaitu menciptakan image positif bagi identitas remaja,
misalnya dengan menampilkan prestasi remaja atau kegiatan-kegiatan
positif yang dilakukan oleh remaja.
3. Temuan penelitian ini hanyalah sebagai contoh kasus realitas yang terjadi
pada remaja di media baru. Penelitian ini hanya dilakukan pada facebook ,
sebagai salah satu media social. Guna mendapat gambaran yang lebih
komprehensif terkait bagimana permainan identitas yang dilakukan oleh
remaja dalam media maka perlu diadakan pula penelitian komparasi apa
yang terjadi dalam media social lainnya seperti twitter dan blog oleh
pihak-pihak terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
DAFTAR PUSTAKA
Archer, Sally L. 1994. Intervention for Adolescent Identity Development.
California. Sage Publications, Inc.
Beebe, S.A. 2008. Interpersonal Communication. Boston: Pearson Education.
Beum, N. 1998. The Emergence of On-line Community, dalam S. Jones (ed.).
Cybersociety 2.0: Revisiting Computer-Mediated Communication and
Community. London: Sage
Bell, David. 2001. An Introduction to Cyberculture. London: Routledge
Burhan, M, 2008. Sosiologi Komunikasi¸ Jakarta:Kencana Prenada Media group
Dayaksini, T & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial, Malang: UMM Press.
Devito J. A. 2010. Komunikasi Antar Manusia (Edisi Kelima). Jakarta: Karisma
Publishing
Effendi, U. Onong. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filfasat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Fiske, John. 1990. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta & Bandung:
Jalasutra.
Foucault, Michel. 1977. Discipline and Punish: the Birth of the Prison. London:
Allen Lane the Penguin Press.
Griffin, E.M. 2011. A First Look At Comunnication Theory. Eight Edition. New
York: McGraw Hill
Hall, Stuart. 1996. The Question of Cultural Identity. Oxford: Blackwell.
Holmes, David. 2005. Communication Theory: Media, Technology and Society.
London, Thousand Oaks, New Dehli: SAGE Publications.
Jordan, Tim. 1999. Cyberpower, The culture and Politcs of Cyberspace and The
Internet, London and New York: Routledge.
Juju, Dominikus & Sulianta Ferry. 2010. Hitam Putih Facebook. Jakarta: Elex
Media Computindo.
Kurnaili S. 2009. Step by Step Facebook. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Littlejohn, Stephen W. and Foss, Karen A. 2009. Theories Human
Communication, nine edition, USA: Thomas Wadsworth.
Luik, Jandy. 2011. Media sosial dan presentasi diri. Bab Buku Komunikasi 2.0:
Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: Aspikom.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Marcia, Antony. 1993. What is Social Media. UK: i-crossing.co.uk
McQuail, Danis & Windahl, Sven. 1993. Communication Models for the study of
mass comminication, Longman Singapore Publishers, Singapore.
Moleong, L. J. 2005. Metodologi penelitian kualitatif, Edisi Revisi Cet.ke-
21.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Monks, F.J., et.at. (1982). Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University
Press,
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mustofa, Kholifah. 2009. Proses Pencarian Identitas Diri pada Remaja. Jakarta:
KPG.
Palfrey John & Urs Gasser. 2008. Understanding the First Generation of Digital
Natives. New York: Basic Books.
Patton, Michael Quinn. 2002. Qualitative Research and Evaluation Method. 3rd
ed. UK: Sage Publication, Inc.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS
Rakhmat Jalaluddin. 2003 Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Raven B.H. & Rubin, J.Z. 1983. Social Psycology. Second Edition. John Willey
and Son Inc.
Rheingold, H. 2000. The Virtual Community: Homesteading on the Electronic
Frontier, London: MIT Press
Santoso, Edi & Mite Setiansah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Santrock, John W. 2003. Adolescence. Alih bahasa: . Jakarta: Penerbit Erlangga.
Shangyang Zao, Sherri Grasmuck dan Jason Martin. 2008. Identity Contruction
On Facebook : Digital Empowermnet Ini Anchored Relationships, USA:
computer and human behavior.
Singgih D. Gunarso, 1991, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: CV. Remaja Rosdakarya
Steinberg, L. 2002. Adolescence. New York: The McGraw-Hill Companies. Inc
Stryker, Sheldon. 1980. Symbolic Interactionism: A Social Structural Version.
Menlo Park: Benjamin Cummings.
Supratiknya. A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Tinjauan Psikologis.
Yogyakarta: Kanisius.
Sutopo. HB. 2002. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis.
Surakarta : UNS Press.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Taylor. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Turkle, Sherry. 1995. Life on The Screen: Identity in The Age of The Internet.
New York: Simon & Schuster.
Wirawan, Sarwono, Sarlito. 2006. Psikologi Sosial.; Individu dan Teori-Teori
Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
JURNAL
Asandi, Q dan H. Rosyidi. 2010. Self-Disclosure pada Remaja Pengguna
Facebook, Yogyakarta. Jurnal Penelitian Psikologi, 01(01), 87-98
Castell, Tanja. 2004. Gender Trouble in Web. 2.0. Gender Relationship in Social
Network Sites, Wikis and Weblogs. International Journal of Gender
Science and Technology. (1): 105-127.
Christiany J. 2011. Hubungan Penggunaan Jejaring Sosial Facebook dengan
Perilaku Remaja di Kota Makasar. Jurnal Penelitian. Makasar: IPTK –
Kom, Vol 13. No 1. Juni 2011.
Demartoto, Argyo, 2009, Membedah Gagasan Post Modernisme Baudrillard :
Realitas Semu, Jurnal Sosiologi DILEMA, ISSN : 0215 - 9635, Vol 21.
No. 2 Tahun 2009.
Nielsen, Francois. 2006. Achievement and Ascription in Educational Attainment:
Genetic and Environment Influences on Adolescent Schooling. Social
Forces. (85) 1 : 193 – 216
ARTIKEL
Demartoto, Argyo. 2010. Konsep Maskulinitas dari Jaman ke Jaman dan
Citranya dalam Media, (Online),
(http://argyo.staff.uns.ac.id/2010/08/10/konsep-maskulinitas-dari-
jamanke- jaman-dan-citranya-dalam-media/, diakses 25 September
2013).
http://www. social bakers.com/facebook-statistics/Indonesia
J. Papu, Pengungkapan Diri, Diakses pada tanggal 10 Maret 2014, dari
http://www.e-psikologi.com , 2002.
Joseph Luft. 1992. The Johari Windows : A Grafic Model of Awareness in
Interpersonal Relation. Reading Book for Human Relations Training. NTL
Institude.
Sahana, Facebook Indonesia Outpaces South East Asian Counterparts in 2008,
Diakses pada tanggal 10 Maret 2014, dari
http://www.insidefacebook.com , 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Susetyo, Prihadi. 2012. Facebook diprediksi capai 1 miliar pengguna di Agustus.
(online: http://techno.okezone.com/read/2012/01/13/55/556859/
facebook-diprediksi-capai-1-miliar-pengguna-di-agustus), diunduh
tanggal 10 Februari 2014.
www.quintly.com. 28 Desember 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Lampiran 1
FIELDNOTES
Penelitian dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan
Muhammadiyah Surakarta yakni: SMA Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah
2, SMA Muhammadiyah 3 dan SMK Muhammadiyah 2. Jumlah responden
seluruhnya adalah 98 siswa yang terdiri dari SMA Muhammadiyah 1 sebanyak 23
siswa, SMA Muhammadiyah 2 sebanyak 24 siswa, SMA Muhammadiyah 3
sebanyak 23 siswa dan SMK Muhammadiyah 2 semula sebanyak 20 siswa namun
2 diataranya tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan jadi sisanya 18 siswa.
Setelah dilakukan klasifikasi data, maka ditentukan 24 orang sample penelitian
sebagai berikut.
1. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi)
Apidkariiy Ulala merupakan siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta
yang bernama asli Hafidz Achmadi. Dalam kesehariannya, Hafidz merupakan
sosok yang unik, lucu, bersahabat, humoris, bahkan termasuk siswa
berprestasi juga di kelasnya. Ada hal yang istimewa di dalam kepribadiannya
sejauh pengamatan penulis, di dalam panampilan yang terlihat macho, sangar,
bahkan ternyata Hafidz merupakan seseorang periaang yang bisa menjadikan
suasana lebih hidup, bersahabat, bahkan terkesan lebih dekat sebagaimana
mestinya. Hafidz , nama panggilannya, merupakan asli Sukoharjo. Hafidz
telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook
sebagai media curhat dan sebagai tempat promosi-promosi karyanya, karena
kebetulan hafidz memang memiliki hobi menggambar. Berbagai manfaat telah
dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam
hal menambah pertemanan. Selain itu juga mengaku banyak menemukan
komunitas komunitas baru yang mendukung hobinya itu. Dengan jejaring
sosial ini hafidz dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang
baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan
bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat, dengan banyak
orang, serta sharing yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Hafidz tidak memasukkan beberapa informasi pribadinya, seperti hari ulang
tahun, status hubungan, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa
informasi yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon memang sengaja tidak
di cantumkannya dikarenakan dirinya menghindari adanya keisengan orang –
orang yang baru di kenalnya yang kerap terjadi di dunia maya. Dia juga
termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam profil Facebooknya. Dia
juga sering mengunggah foto dan merubah profil maupun menuliskan segala
sesuatu yang lucu, unik, sederhana namun memiliki makna yang luar biasa
melalui status - statusnya.
Namun di dalam ceritanya kepada penulis, identitas yang dimiliki
Hafidz di dalam akun facebooknya merupakan rekayasa, meskipun sifatnya
hanya sebagian yakni pada level nama dan profil picture, terutama di dalam
aktifitas update statusnya. Hafidz di dalam foto profilnya selalu menggunakan
gambar anime hasil lukisan tangannya, ataupun memang mengambil dari
internet. Di dalam ceritanya, hafidz mengungkapkan berbagai hobinya yang
memang sangat jauh dari bayangan orang sebelumnya. Jika kita menyaksikan
secara fisik, mungkin kita akan membayangkan hobinya banyak di bidang
olahraga. Tapi ternyata anggapan itu salah ketika Hafidz mulai menceritakan
kehidupannya secara detail kepada penulis. Sebuah perjalanan panjang
kehidupannya yang membuatnya memiliki hobi yang demikian. Orang tua
hafidz yang berprofesi sebagai abdi Negara harus membuatnya selalu
berpindah-pindah daerah dari kawasan klaten, delanggu, solo, palur, hingga
sekarang menetap di sragen. Tidak ada alasan khusus mengenai foto profil dan
nama akunnya, kecuali hanya sebagai ajang popularitas diri dan keunikan
nama supaya terlihat imut dengan sebutan Apidkariiy Ulala. Dalam keadaan
ini hafidz hanya menginginkan sebuah bentuk keakraban dalam sebuah
pergaulan kehidupan kesehariannya. Kehidupan sebelumnya yang selalu
berpindah – pindah, menjadikan hafidz kehilangan teman – temannya. Dari
hal inilah kemudian ia menginginkan sebuah bentuk pertemanan yang akrab,
hangat, bahkan terkesan lebih mendalam melalui berbagai bentuk komunikasi
yang dilakukannya, baik itu melalui bahan-bahan candaannya, ataupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
ungkapan-ungkapan uniknya yang selalu keluar daripada cara berfikir pada
umumnya.
2. Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa
Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa bernama asli Zul
Arini Farida. Siswi dari SMA Muhammadiah 3 kota Surakarta ini merupakan
siswi yang termasuk aktif di dalam kegiuatan pembelajaran di setiap mata
pelajaran. Dalam kesehariannya di dalam lingkungan sekolah, arini
merupakan sosok siswa berprestasi. Arini memakai facebook sejak tahun
2010. Arini menggunakan Facebook setelah banyak teman-temannya mulai
menggunakan Facebook. Dia menggunakan Facebook sebagai sarana untuk
bertukar informasi dan saling membangun hubungan sekedar iseng
menanyakan kabar dan untuk hiburan semata. Informasi seperti jenis kelamin,
ulang tahun, status hubungan dan pekerjaan menjadi informasi yang dia pilih
untuk ditampilkan ke dalam profilnya. Informasi-informasi ini menurut Arini
masih dirasa wajar dan tidak terlalu pribadi untuk dibagikan kepada teman-
teman Facebooknya.Sementara informasi kontak pribadi sengaja tidak
ditampilkan agar orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi tidak
dapat mengakses informasi yang sifatnya lebih rahasia ini. Arini hingga kini,
tercatat masih aktif menggunakan Facebook dan banyak mengaksesnya dari
seluler ataupun smartphone. Dia juga kerap membuat update status yang
panjang dan sifatnya bercerita secara detail kepada pembacanya. Mayoritas
status yang dibuatnya sekedar untuk hiburan dan berbagai informasi yang
dirasa lucu. Namun dari ribuan temannya dalam Facebook, setiap kali dirinya
menulis status selalu mendapat komentar yang bernada positif, mengajak
pembicaraan lebih lanjut atau sekedar ikut bersuara. Arini dalam profil
Facebooknya digambarkan sebagai perempuan yang selalu menggunakan
wajah aslinya sebagai gambar cover profil picturenya, meskipun di gambar
sampulnya selalu dia pasang dengan foto dirinya bersama teman-temannya.
Bukan karena tidak ada maksud tertentu, Arini menggunakan foto profil wajah
aslinya dikarenakan mayoritas yang berkomentar maupun mengirim wall
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
kepadanya adalah kaum laki-laki.
Arini menggunakan nama Arieny Chumantcaiianxkhamu
Celamalamaannyaa didalam akun facebooknya merupakan keinginan yang
merupakan dambaan perasaan yang mendalam dari seorang perempuan
kepada seseorang yang di cintainya dengan sangat tulus dan mendalam.
Bahkan Termasuk di dalam foto yang dijadikan sampul di akunnya kadang
menampakkan dirinya bersama kekasihnya. Arini mengaku, di dalam akun
facebooknya merupakan samaran, hal ini terungkap dari namanya yang
menegaskan nama palsu yang berupa keinginan pribadinya yang berhubungan
dengan perasaannya kepada kekasihnya. Anak pertama dari tiga bersaudara ini
di dalam kehidupan aslinya merupakan sosok yang dewasa, penyayang,
toleran, bahkan santun. Meskipun akhirnya kadang timbul juga keinginan
pribadinya untuk di perhatikan serta di berikan kasih sayang yang lebih dari
orang tuanya.
3. Arika Devi Sintiyani
Arika Devi Sintyani merupakan siswa SMA Muhammadiah 3
Surakarta yang bernama asli Arika Devi Sintyani. Arika termasuk remaja yang
cukup pandai bergaul di kelas, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya
teman dan kenalan di sekolah. Arika nama panggilannya merupakan asli
Surakarta. Arika telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia
menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-
teman, tempat curhat dan mencari kenalan-kenalan baru. Arika
mengungkapkan bahwa berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak
memiliki akun Facebook, terutama dalam hal menambah pertemanan. Arika
mengaku banyak menemukan komunitas komunitas baru yang mendukung
hobinya itu. Dengan jejaring sosial ini Arika dapat menemukan berbagai latar
belakang seseorang yang baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya
yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara
cepat,dengan banyak orang, serta berbagi informasi yang memudahkannya
berbagi kesukaan ataupun cerita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Arika menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan
ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang
asli. Arika mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan
identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh
teman-temannya.
4. Bangkit Rizky
Bangkit Rizky adalah siswa SMA Muhammadiah 1 Surakarta yang
bernama asli sama dengan nama akunnya yaitu Bangkit Rizky. Bangkit Rizky
termasuk remaja yang cukup supel bergaul dengan teman-teman di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat atau kampungnya. Bangkit Rizky mulai
menggunakan facebook pada tahun 2010 dengan alasan agar mudah bergaul
dengan teman-teman dan mengetahui perkembangan informasi yang terjadi
disekitar teman-temannya baik teman sekolah maupun teman bermain.
Bangkit Rizky dalam akun facebooknya mengunakan data sebenarnya
dalam menunjukkan identitasnya, yaitu nama asli, foto asli, alamat tempat
tinggal dan tanggal lahir. Bangkit Rizky mengemukakan bahwa menggunakan
identitas yang asli sangat penting agar menimbulkan kepercayaan orang lain
tentang dirinya, serta agar mudah dikenali oleh teman-temannya.
Bangkit Rizky berpendapat bahwa facebook merupakan media sosial
yang dapat digunakan untuk menunjukkan jati dirinya serta eksistensi dirinya
dengan cara menampilkan kejadian-kejadian yang telah dialaminya dan
menunjukkan prestasi-prestasi yang ada pada dirinya. Bangkit Rizky juga
menyatakan bahwa melalui facebook, teman-temannya dapat mengetahui sifat
dan jati dirinya yang sebenarnya, yang ketika bertemu lewat offline mereka
tidak mengetahuinya.
5. Cenika Sigenit UnyuUnyu
Cenika Sweety atau Cenika Sigenit UnyuUnyu merupakan siswi yang
bernama asli Rieska Wardhani. Siswi dari SMA Muhammadiah 3 kota
Surakarta ini merupakan siswi yang termasuk pendiam dan tertutup. Dalam
kesehariannya di dalam lingkungan sekolah, rieska merupakan sosok siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
yang aneh dan kurang bergaul dengan teman – temannya di kelas. Rieska
memakai facebook sejak tahun 2010. Rieska menggunakan Facebook setelah
banyak teman-temannya mulai menggunakan media spsial ini. Dia
menggunakan Facebook sebagai sarana untuk hiburan semata. Meskipun
dalam situasi yang sangat berbeda dengan teman – temannya dan tergolong
penuh misterius secara kehidupan kesehariannya, di dalam kehidupan
onlinenya Rieska mencantumkan Informasi seperti jenis kelamin, ulang tahun,
status hubungan dan pekerjaan menjadi informasi yang dia pilih untuk
ditampilkan ke dalam profilnya, .eskipun kadang yang di tampilkannya juga
rekayasa. Informasi-informasi ini menurut Rieska masih dirasa wajar dan
tidak terlalu pribadi untuk dibagikan kepada teman-teman Facebooknya.
Sementara informasi kontak pribadi sengaja tidak ditampilkan agar orang-
orang yang tidak mengenalnya secara pribadi tidak dapat mengakses informasi
yang sifatnya lebih rahasia ini. Dia juga kerap membuat update status yang
panjang dan sifatnya bercerita secara detail kepada pembacanya.
Rieska menggunakan nama Cenika Sweety didalam akun facebooknya
merupakan keinginan yang merupakan dambaan perasaan yang mendalam dari
seorang cenika atau rieska tentang ekspresi cantiknya, polosnya, dan
misteriusnya seorang rieska. Tidak banyak informasi yang di dapatkan penulis
dari Rieska kecuali hanya percakapan tentang identitasnya yang dia tulis
melalui chatting. Rieska mengaku, di dalam akun facebooknya merupakan
samaran, hal ini terungkap dari namanya yang menegaskan nama, informasi,
bahkan kadang foto palsu yang berupa keinginan pribadinya yang
berhubungan dengan kesan cantik, polos, genit, dan bahkan menggoda. Foto –
foto yang di tampilkannya memang sensual, namun di balik foto ini berarti
apa masih dalam pencarian penulis selama ini. Bahkan di dalam informasi
yang di tuliskannya di wallnya, dia menyatakan pernah bersekolah di
Universitas Bokeper Indonesia. Hal yang sangat terasa aneh dan janggal bagi
siswi seusianya memainkan peranan dengan penuh misteri dan membuat
kekhawatiran dalam pergaulan yang semu dan dalam area abu – abu di
kalangan siswa sekolah menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
6. Chicix Thembhem Bocah Crewet
Suci Artika Putri merupakan nama asli dari Chicix Thembhem BOcah
Crewet. Siswi dari SMA Muhammadiah 3 kota Surakarta ini merupakan siswi
dengan tingkatan sosialita yang tinggi. Dalam setiap penampilan
kesehariannya Suci selalu menampilkan sisi modis dan trendi dalam
berbusana. Suci memakai facebook sejak tahun 2010. Suci mulai beralih
menggunakan Facebook setelah banyak teman-temannya mulai meninggalkan
jejaring sosial, Friendster, dan beralih ke Facebook. Dia memanfaatkan
Facebook sebagai sarana untuk bertukar informasi dan saling membangun
hubungan atau berinteraksi baik yang sifatnya formal, maupun informal
sekedar iseng menanyakan kabar dan untuk hiburan semata. Informasi seperti
jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan danpekerjaan menjadi informasi
yang dia pilih untuk ditampilkan ke dalam profilnya. Informasi-informasi ini
menurut Suci masih dirasa wajar dan tidak terlalu pribadi untuk dibagikan
kepada teman-teman Facebooknya.Sementara informasi kontak pribadi
sengaja tidak ditampilkan agar orang-orang yang tidak mengenalnya secara
pribadi tidak dapat mengakses informasi yang sifatnya lebih rahasia ini. Suci
hingga kini, tercatat masih aktif menggunakan Facebook dan banyak
mengaksesnya dari seluler ataupun smartphone. Dia juga kerap membuat
update status yang panjang dan sifatnya bercerita secara detail kepada
pembacanya. Biasanya juga meng-update yang menurutnya bagus dan dapat
memberi dampak positif yang sifatnya memberi semangat, motivasi, dan
sebagainya. Mayoritas status yang dibuatnya sekedar untuk hiburan dan
berbagai informasi yang dirasa lucu. Namun dari ribuan temannya dalam
Facebook, setiap kali dirinya menulis status selalu mendapat komentar yang
bernada positif, mengajak pembicaraan lebih lanjut atau sekedar ikut bersuara.
Suci dalam profil Facebooknya digambarkan sebagai perempuan cantik yang
cukup memiliki banyak penggemar dikarenakan mayoritas yang berkomentar
maupun mengirim wall kepadanya adalah kaum laki-laki.
Suci menggunakan nama Chicix Thembhem BOcah Crewet didalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
akun facebooknya merupakan gambaran realitas yang diinginkan dari
penampilan fisik. Hampir sama sebetulnya dengan Intan Rotami siswi Sma
Muhammadiah 3 yang menganggap kecantikan itu dimulai dari kesan bentuk
serta ekspresi wajah. Termasuk di dalam foto yang dijadikan sampul di
akunnya menampakkan sebagian wajahnya yang ia anggap sensual. Suci
mengaku, di dalam akun facebooknya merupakan samaran, meskipun dalam
gambaran foto dirinya merupakan bentuk asli. Di dalam informasi yang di
sebutkan, suci memang menginginkan sesuatu yang di luar kehidupan teman –
temannya. Suci mengaku tinggal di London, dan berasal dari Afganistan. Ada
kesengajan dalam penulisan informasi yang di sampaikannya dalam akunnya.
Suci di dalam kehidupannya yang glamour, amat menyukai teman – teman
dari Luar negeri. Selain ketampanan wajah, suci banyak menginginkan teman
– teman yang bisa menjadikannya akses menuju kepada keinginan pribadinya,
yakni pemenuhan akan kebutuhan dalam berpenampilan.
7. DhEnizz OnCe MoRe
DhEnizz OnCe MoRe merupakan salah satu siswa di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta. DhEnizz OnCe MoRe yang bernama asli Deni
Dwi Saputra merupakan siswa yang aktif bergaul di kalangan sekolah dan
masyarakat. Di sekolah Deni merupakan siswa yang aktif bergaul dengan
teman-temannya baik laki-laki maupun perempuan. Deni menggunakan
facebook mulai tahun 2010 awal dengan alasan untuk lebih mudah bergaul
dengan teman-teman.
Deni dalam akun facebooknya menggunakan data campuran, yaitu
sebagian merupakan data identitas yang sebenarnya dan sebagian adalah data
samaran. Deni menggunakan foto diri yang sebenarnya dan tanggal lahir yang
sebenarnya. Sedangkan data diri lainnya yaitu alamat, sekolah dan hobi dia
samarkan. Deni mengungkapkan bahwa dirinya menggunakan data samaran
tidak bertujuan untuk menipu orang lain, namun ingin lebih terlihat keren atau
berbeda saja.
Deni mengungkapkan bahwa facebook merupakan sarana yang bagus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
untuk mengetahui informasi-informasi yang berkembang dalam pergaulannya
baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat. Deni mengungkapkan
bahwa perlu bagi dirinya untuk senantiasa mengikuti perkembangan status dan
coment teman-temannya di facebook agar tidak ketinggalan informasi dan
dapat nyambung ketika berkomunikasi lewat offline.
8. DhiEndha Ckrg CNdrie Agie
DhiEndha Ckrg CNdrie Agie adalah sisw1 di SMA Muhammadiyah 3
Surakarta. DhiEndha Ckrg CNdrie Agie yang bernama asli Dhinda Wulandari
merupakan siswi yang tergolong aktif dalam bergaul di sekolah dan
masyarakat. Dhinda termasuk anak yang berpenampilan modis, hal tersebut
terlihat ketika dia disekolah maupun di rumah. Dhinda menggunakan
facebook pada awal tahun 2010 dengan alasan di ajak teman-teman. Setelah
menggunakan facebook Dhinda merasa banyak manfaat yang dia dapatkan
terutama mengetahui informasi dan keadaan terbaru dari teman-temannya.
Dalam berteman di facebook Dhinda tidak hanya berteman dengan teman-
teman sesama sekolah SMA Muhammadiyah 3 Surakarta, tetapi juga
berteman dengan teman-teman SD atau SMP juga teman-teman sekampung.
Dhinda menggunakan identitas campuran, yaitu menggunakan profil
picture dan tanggal lahir asli, namun nama, alamat, dan tempat sekolah
disamarkan. Dhinda menyatakan bahwa ketika menggunakan identitas
campuran dia ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Ketika ia
menggunakan profil picture asli bertujuan agar teman-teman mudah
mengetahui jati dirinya, sedangkan ketika ia menggunakan mana DhiEndha
Ckrg CNdrie Agie untuk menunjukkan kepada teman-teman dan Agie
(pacarnya) bahwa dia telah memiliki pacar. Dhinda juga menggunakan alamat
dan nama sekolah samaran, tujuannya adalah agar terlihat berbeda dan lebih
keren.
9. Ega Ayup Sasongko
Ega Ayup Sasongko merupakan siswa SMA Muhammadiah 2
Surakarta yang bernama asli Ega Ayup Sasongko. Ega termasuk remaja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
aktif bergaul di kelas, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya teman dan
kenalan di sekolah. Ega nama panggilannya merupakan asli Surakarta. Ega
telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook
sebagai media untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman-teman,
tempat curhat dan mencari kenalan-kenalan baru. Ega mengungkapkan bahwa
berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook,
terutama dalam hal menambah pertemanan. Ega mengaku banyak menemukan
komunitas komunitas baru yang mendukung hobinya itu. Dengan jejaring
sosial ini Ega dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang baru
di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi
penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat,dengan banyak orang,
serta berbagi informasi yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun
cerita.
Ega menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan
ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang
asli. Ega mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan
identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh
teman-temannya.
Ega mengungkapkan bahwa facebook merupakan wahana untuk saling
berbagi informasi dengan teman-teman. Selain untuk mengetahui informasi
yang terjadi disekitar pergaulannya juga untuk menunjukkan kegiatan-
kegiatan yang sedang dilaksanakannya. Ega sering menunjukkan kegiatan-
kegiatannya yang berhubungan dengan prestasinya, misalnya sebagai anggota
Paskribraka Indonesia.
10. Ekailham Bagaskara
Ekailham Bagaskara merupakan siswa SMA Muhammadiah 2
Surakarta. Di dalam keseharian onlinenya, Ekailham Bagaskara, atau yang
panggilan akrabnya Bagas ada kemiripan dengan jani dan Ilham baik dalam
foto profil ataupun di dalam pengisisan setiap tulisan – tulisannya di akun
facebook yang banyak menggunakan dan mengunggah gambar – gambar serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
tulisan tentang anime Jepang. Bagas yang dalam hobinya merupakan
penggemar kartun jepang, telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun
2011, dia menjadikan facebook sebagai media curhat dan bertukar informasi
dengan teman – temannya. Selain itu, Bagas menggunakan facebook juga
karena sebelumnya telah banyak teman – temannya yang menggunakan media
social ini. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun
Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal menambah informasi dan
perkembangan terbaru seputare tokoh – tokoh anime dan kelanjutan film-film
anime jepang yang sedang di putar saat ini. Pada keadaan seperti ini, Bagas
banyak menggunakan media ini untuk bertukar informasi serta jadwal tayang
film-film anime jepang di televisi. Bagas memang memiliki hobi yang sama
dengan Ilham dan Jani yakni di bidang menggambar terutama karakter –
karakter kartun tokoh – tokoh anime jepang. Dengan jejaring sosial ini Bagas
banyak mendapatkan berbagai macam informasi serta dapat berkomunikasi
secara langsung kepada teman – temannya sesama penggemar tokoh anime
jepang meskipun tidak bertatap muka. facebook baginya memberikan sebuah
tempat informasi dan perputaran pertukaran pendapat yang luas dan tidak ada
jarak jenis kelamin dan usia di dalam pertemanannya. Bagas memasukkan
informasi pribadinya, seperti hari ulang tahun, agama, alamat email, hingga
alamat rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan dikarenakan dirinya
menganggap ini merupakan hal yang tidak akan ia ungkap kepada setiap orang
– orang yang baru di kenalnya di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang
aktif meng-update status dalam akun facebooknya berupa tulisan – tulisan dan
gambar ataupun video berdurasi pendek tentang anime jepang.
Di dalam ceritanya kepada penulis, identitas yang dimiliki Bagas di
dalam akun facebooknya merupakan rekayasa, meskipun sifatnya hanya
sebagian yakni pada level profil picture. Bagas di dalam foto profilnya selalu
menggunakan gambar anime-anime jepang. Di dalam pengakuannya, Bagas
mengungkapkan berbagai hobinya yang memang sudah terbentuk semenjak
duduk di bangku sekolah dasar. Hobi yang dimilikinya memang sangat
menginspirasi tulisan – tulisan dan isian – isian di dalam akun facebooknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Tidak ada sebuah alasan yang khusus mengenai penggunaan gambar-gambar
anime jepang sebagai foto profilnya. Hal ini memang selalu dilakukannya
semenjak menggunakan media social facebook.
11. Ersha Yulinda
Ersha Yulinda merupakan siswa SMA Muhammadiah 2 Surakarta
yang bernama asli Ersha Yulinda. Ersha termasuk remaja yang cukup pandai
bergaul di kelas, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya teman dan
kenalan di sekolah. Ersha nama panggilannya merupakan asli Surakarta. Ersha
telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook
sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-teman, tempat curhat dan
mencari kenalan-kenalan baru. Ersha mengungkapkan bahwa berbagai
manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook, terutama
dalam hal menambah pertemanan. Ersha mengaku banyak menemukan
komunitas komunitas baru yang mendukung hobinya itu. Dengan jejaring
sosial ini Ersha dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang
baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan
bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat,dengan banyak
orang, serta berbagi informasi yang memudahkannya berbagi kesukaan
ataupun cerita.
Ersha menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan
ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang
asli. Ersha mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan
identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh
teman-temannya.
12. Iqkkha Morganous Smashblastforever
Iqkkha Morganous SmashblastForever atau yang bernama asli Ikka
Agustina merupakan siswi dari SMA Muhammadiah 2 Surakarta. Ikka
merupakan siswi yang di dalam lingkungan kesehariannya tidak terlalu aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
melakukan komunikasi. ikka sebenarnya merupakan siswi yang termasuk
pandai di dalam setiap mata pelajaran. Namun karena tidak banyak
berkomunikasi dengan teman – teman kelasnya, dia pun lebih cenderung
menikmati kehidupan onlinenya. Ikka mulai membuat akun Facebook dari
tahun 2010. Ikka, panggilan akrabnya, senang menggunakan akun Facebook
tak lain karena banyak menemukan teman – teman barunya di facebook, selain
itu juga fenomenanya perkembangan jejaring sosial ini di Indonesia terutama
mulai tahun 2009 hingga sekarang yang di jadikan alasan olehnya agar tidak
ketinggalan pergaulan akhirnya menjadikan Ikka untuk membuat profil
Facebook. Facebook digunakan sebagai sarana curhat serta berosialisasi,
menjaga hubungan dengan teman-teman lama. Ikka mengaku mendapatkan
banyak teman-teman baru di dalam facebook,. Di dalam akun Iqkkha
Morganous SmashblastForever Data diri seperti status hubungan, agama,
pendidikan, pekerjaan dan hari ulang tahun adalah informasi-informasi yang ia
pilih untuk menggambarkan dirinya. Sementara informasi nomor telepon tidak
ia cantumkan karena menurutnya informasi tersebut tidak perlu diketahui
teman-teman Facebooknya. Ikka termasuk aktif menggunakan Facebook
hingga sekarang karena banyak teman-temannya yang mengajak interaksi dan
saling curhat lewat jejaring sosial ini. Ia kerap menulis status yang
menggambarkan perasaanya, emosi dan juga aktivitas yang sedang ia lakukan
atau bahkan sesuatu tentang group vocal smash, terutama bintangnya yakni
morgan. Ia sering mengunggah foto group vocal smash dan juga personelnya
yakni morgan, tetapi jarang yang di gunakan adalah foto dirinya.
Ikka memamg sangat menggemari Group vocal Smash terutama sang
bintangnya yakni Morgan. Karena terlalu suka dengan morgan, Ikka sampai
melakukan aksi nonton smash bersama teman – teman facebooknya di
Cirebon beberapa waktu yang lalu, Sehingga yang paling dahsyat adalah
sampai di dalam kehidupan akunnya banyak di hiasi tentang tokoh penyanyi
remaja yang tergabung dalam group smash ini. Ikka di dalam kehidupan
akunnya sedikit sekali menampilkan dirinya sebagai sosok Ikka Agustina,
namun sebagai sosok Ikka yang di bayangi dengan karakter Morgan sang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
bintang Smash, meskipun tidak ada maksud menyembunyikan identitas
aslinya. Ikka lebih bangga mendapat pengakuan serta pujian dari teman –
teman facebooknya sebagai sosok penggemar Morgan dan group vocal, dan
yang menjadi orang yang pertama mengetahui segala sesuatu tentang Morgan
dan group vocal Smash daripada sosok pribadinya sendiri sebagai siswa SMA
Muhammadiah 2 Surakarta yang memiliki potensi terpendam di bidang
keilmuan eksak, yang hampir sama dengan Tikha Bieber siswi SMA
Muhammadiah 3 Surakarta.
13. Krisna Datuela
Krisna Datuela merupakan siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta
yang bernama asli Krisna Datuela. Krisna termasuk remaja yang cukup aktif
bergaul di kelas. Krisna nama panggilannya merupakan asli Surakarta. Krisna
telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2011 awal, dia menjadikan
facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-teman dan
mencari kenalan-kenalan baru. Krisna mengungkapkan bahwa berbagai
manfaat semenjak memiliki akun Facebook. Krisna dapat menemukan
berbagai latar belakang seseorang yang baru di temuinya dengan detail,
lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar
informasi secara cepat,dengan banyak orang, serta berbagi informasi yang
memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita.
Krisna menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan
ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang
asli. Krisna mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan
identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh
teman-temannya.
Dalam akun facebooknya, Krisna juga memampangkan foto seorang
perempuan yang merupakan pacarnya. Krisna mengungkapkan bahwa tujuan
memajang foto tersebut adalah untuk menyampaikan kepada pacarnya bahwa
dia bersungguh-sungguh berpacaran dengannya dan agar teman-temannya
tahu bahwa dia sudah memiliki pacar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
14. Lanang Hari S
Lanang Hari merupakan siswa SMA Muhammadiah 1 Surakarta.
Dalam kesehariannya, Lanang merupakan sosok yang terbuka baik secara
individual maupun dalam kelompoknya. Ada hal yang istimewa di dalam
kepribadiannya sejauh pengamatan penulis, di dalam panampilan yang terlihat
urakan, ternyata Lanang merupakan seseorang penyantun yang bisa
menempatkan sebagaimana mestinya. Lanang, nama panggilannya,
merupakan asli Surakarta. Lanang telah menjadi pengguna Facebook sejak
tahun 2011, dia mengaku membuat Facebook setelah banyak teman-teman
sekolahnya yang terlebih dahulu bergabung dengan jejaring sosial ini.
Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook.
Manfaat itu terutama dalam hal bersosialisasi dan menambah jaringan
pertemanan. Selain itu juga mengaku ketagihan dengan jejaring sosial ini
lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar
informasi secara cepat, chat (obrolan) dengan banyak orang, serta sistem
sharing yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Lanang
memasukkan beberapa informasi pribadi, seperti hari ulang tahun, status
hubungan, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi
yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon dikarenakan dirinya
menghindari adanya pencemaran nama baik yang kerap terjadi di dunia maya.
Dia juga termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam profil
Facebooknya. Dia juga sering mengunggah foto dan merubah profil maupun
informasi profilnya.seperti yang disebutkannya saat wawancara dengan
penulis
“saya banyak berkomunikasi dengan teman-teman melalui facebook
karena fiturnya yang menarik dan penggunannya pun sangat mudah, selain
itu juga karena banyak teman – teman yang menggunakan facebook. akhirnya
saya pun juga memakainya Bang.”
Namun di dalam pengakuannya, identitas yang dimiliki Lanang di
dalam akun facebooknya merupakan rekayasa terutama di dalam aktifitas
pekerjaanya. Di dalam aktifitas kesehariannya, lanang merupakan seorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
pelajar yang aktifitasnya hanya belajar dan bermain, tetapi di dalam akun
facebooknya, lanang menyebutkan bahwa dia mengaku sebagai president di
institute technologi California seperti yang telah di gambarkan di atas. Diakui
Lanang bahwa identitasnya memang palsu di level informasi pekerjaannya.
Hal itu di lakukannya dengan maksud ajang pamer diri agar mendapatkan
pujian serta tanggapan positif dari teman – teman barunya di facebook.
15. Mierna Fiesta
Mierna Fiesta adalah siswa SMA Muhammadiah 2 Surakarta yang
bernama asli Mierna Fita F. Mierna Fiesta termasuk remaja yang cukup supel
bergaul dengan teman-teman di sekolah maupun di lingkungan masyarakat
atau kampungnya. Mierna Fiesta mulai menggunakan facebook pada tahun
2010 dengan alasan agar mudah bergaul dengan teman-teman dan mengetahui
perkembangan informasi yang terjadi disekitar teman-temannya baik teman
sekolah maupun teman bermain.
Mierna Fiesta dalam akun facebooknya mengunakan data sebenarnya
dalam menunjukkan identitasnya, yaitu nama asli, foto asli, alamat tempat
tinggal dan tanggal lahir. Mierna Fiesta mengemukakan bahwa menggunakan
identitas yang asli sangat penting agar menimbulkan kepercayaan orang lain
tentang dirinya, serta agar mudah dikenali oleh teman-temannya.
Mierna Fiesta berpendapat bahwa facebook merupakan media social
yang dapat digunakan untuk menunjukkan jati dirinya serta eksistensi dirinya
dengan cara menampilkan kejadian-kejadian yang telah dialaminya dan
menunjukkan prestasi-prestasi yang ada pada dirinya. Mierna Fiesta juga
menyatakan bahwa melalui facebook, teman-temannya dapat mengetahui sifat
dan jati dirinya yang sebenarnya, yang ketika bertemu lewat offline mereka
tidak mengetahuinya.
16. Muhammad Jani Aldino
Muhammad Jani Aldino merupakan siswa SMA Muhammadiah 1
Surakarta. Di dalam kehidupan social media, Muhammad jani aldino, atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
yang panggilan akrabnya Jani ada kemiripan dengan Jani baik dalam foto
profil ataupun di dalam pengisisan setiap tulisan – tulisannya di akun
facebook. Jani yang merupakan penggemar kartun jepang, telah menjadi
pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook sebagai media
berkomunikasi dan bertukar pendapat dengan teman – temannya. Selain
sebagai perkembangan pergaulan, Jani menggunakan facebook karena
sebelumnya juga telah banyak teman – temannya yang menggunakan media
social ini. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun
Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal menambah keceriaan dalam
berbicara, karena tidak bertatap muka secara langsung, dan tidak ada jarak
antara dia dengan teman – teman barunya di facebook, Selain itu juga
mengaku banyak mendapatkan bahan serta ide baru dalam setiap
gambarannya. Jani memang memiliki hobi yang sama dengan Jani yakni di
bidang menggambar terutama karakter – karakter kartun tokoh – tokoh anime
jepang. Dengan jejaring sosial ini Jani mendapatkan berbagai macam
keasyikan berkomunikasi secara langsung meskipun tidak bertatap muka.
facebook baginya memberikan sebuah ruang yang bebas dan tidak ada jarak
usia di dalam pertemanannya. Jani memasukkan sebagian informasi
pribadinya, seperti hari ulang tahun, agama, alamat email, hingga alamat
rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan dikarenakan dirinya
menganggap ini merupakan hal privasi yang tidak akan ia ungkpa kepada
setaip orang – orang yang baru di kenalnya di dunia maya. Dia juga termasuk
siswa yang aktif meng-update status dalam profil Facebooknya dengan tulisan
– tulisan mengenai kegiatan kesehariannya.
Sepanjang pengakuannya kepada penulis, identitas yang dimiliki jani
di dalam akun facebooknya merupakan rekayasa, meskipun sifatnya hanya
sebagian yakni pada level profil picture. Jani di dalam foto profilnya selalu
menggunakan gambar anime-anime jepang. Di dalam ceritanya, jani
mengungkapkan berbagai hobinya yang memang sangat jauh dari bayangan
orang sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
17. Novietha Chu’ach Chetiyach
Novi Dyah Ayu merupakan nama asli dari Novietha Chu‟ach
Chetiyach. Siswi dari SMA Muhammadiah 1 kota Surakarta ini merupakan
siswi yang tergolong pendiam dan merupakan sosok religius. Novi memakai
facebook sejak tahun 2011. Novi mulai menggunakan Facebook setelah
banyak teman-temannya yang mengundang dan mengajak menggunakan
media social facebook. Novi menggunakan Facebook sebagai alat untuk
berkomunikasi dan membangun hubungan atau berinteraksi baik sekedar iseng
menanyakan kabar dan untuk hiburan semata.
Dalam membangun akun facebooknya, Novi menggunkaan informasi
seperti jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan dan pekerjaan menjadi
informasi yang Novi pilih untuk ditampilkan ke dalam profilnya. Informasi-
informasi ini menurut Novi masih dirasa wajar dan tidak terlalu pribadi untuk
dibagikan kepada teman-teman Facebooknya. Sementara informasi kontak
pribadi sengaja tidak ditampilkan agar orang-orang yang tidak mengenalnya
secara pribadi tidak dapat mengakses informasi yang sifatnya lebih rahasia ini.
Novi hingga kini, tercatat masih aktif menggunakan Facebook dan sering
mengaksesnya baik melalui smartphone ataupun computer yang terhubung
dengan jaringan internet. Novi juga kerap membuat update status yang
sifatnya bercerita secara detail kepada pembacanya. Pada kehidupan aslinya
memang sosok Novi lebih banyak diam dan pasif dalam berkomunikasi, dan
akhirnya dia menggunakan media social facebook sebagai media cerita serta
media mengeksplorasi dirinya sebagai seseorang yang bias bergaul juga
sebagaimana selayaknya remaja pada jenjang umur seusianya. Biasanya juga
meng-update yang menurutnya bagus dan dapat memberi dampak positif yang
sifatnya memberi semangat, motivasi, dan sebagainya. Mayoritas status yang
dibuatnya sekedar untuk hiburan dan berbagai informasi yang dirasa lucu.
18. Nur Azizah
Nur Azizah merupakan siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta yang
bernama asli Nur Azizah. Azizah termasuk remaja yang kurang aktif bergaul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
di kelas. Azizah berasal dari Surakarta. Azizah menggunakan Facebook sejak
tahun 2011 awal. Azizah menjadikan facebook sebagai media untuk
berkomunikasi dengan teman-teman dan mencari kenalan-kenalan baru.
Manfaat yang dirasakan oleh Azizah selama menggunakan Facebook adalah
dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-teman sekolah,
mengetahui informasi-informasi terbaru di antara teman-temannya, dan
kadang juga mendapatkan teman atau kenalanbaru.
Azizah menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan
ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang
asli. Azizah mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan
identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh
teman-temannya.
Azizah mengungkapkan bahwa dalam facebook kita harus jujur,
karena seringkali teman facebook kita adalah teman kita di lingkungan
sekolah atau masyarakat. Kalau kita membuat status atau memberikan
komentar yang tidak sesuai dengan keadaan kita, maka pergaulan kita di
lingkungan sekolah juga tidak akan nyaman.
19. Romadhona Adi Rusdiana
Romadhona Adi Rusdiana merupakan siswa SMA Muhammadiah 1
Surakarta yang bernama asli Romadhona Adi Rusdiana dan biasa dipanggil
Adi. Adi termasuk remaja yang kurang aktif bergaul di kelas. Adi berasal dari
Surakarta. Adi menggunakan Facebook sejak tahun 2011 awal. Adi
menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-
teman dan mencari kenalan-kenalan baru. Manfaat yang dirasakan oleh Adi
selama menggunakan Facebook adalah dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan teman-teman sekolah, mengetahui informasi-informasi terbaru di
antara teman-temannya, dan kadang juga mendapatkan teman atau
kenalanbaru.
Adi menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan
ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
asli. Adi mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan
identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh
teman-temannya.
Adi mengungkapkan bahwa dalam facebook kita harus jujur, karena
seringkali teman facebook kita adalah teman kita di lingkungan sekolah atau
masyarakat. Kalau kita membuat status atau memberikan komentar yang tidak
sesuai dengan keadaan kita, maka pergaulan kita di lingkungan sekolah juga
tidak akan nyaman.
Dalam akun facebooknya Adi menyertakan foto seorang perempuan
yang merupakan pacarnya. Hal tersebut dimaksudkan sebagai pernyataan
tentang statusnya saat ini, juga untuk menunjukkan kepada pacarnya bahwa
dia bersungguh-sungguh dalam berhubungan dengan pacarnya tersebut.
20. Tikha Bieber
Tikha Bieber atau yang bernama asli Dewi Fatikha Sari siswi
SMA Muhammadiah 3 Surakarta ini merupakan siswi dan seorang remaja
putri yang di dalam kehidupan sosialnya tidak terlalu aktif melakukan
komunikasi di dalam lingkungannya. Tikha sebenarnya merupakan siswi yang
termasuk pandai di dalam setiap mata pelajaran terutama pelajaran eksak.
Namun karena tidak banyak bersosialisasi dengan teman – teman kelasnya, dia
pun agak merasa tidak menikmati di dalam setiap aktifitas kegiatan belajar.
Tikha mulai membuat akun Facebook dari tahun 20011. Tikha, panggilan
akrabnya, tertarik membuat akun Facebook tak lain karena banyak
menemukan teman – teman barunya di media sosial ini, selain itu juga
fenomenanya perkembangan jejaring sosial ini di Indonesia terutama mulai
tahun 2009 hingga sekarang yang di jadikan alasan olehnya agar tidak
ketinggalan pergaulan akhirnya menjadikan Tikha untuk membuat profil
Facebook. Facebook digunakan sebagai sarana berosialisasi, menjaga
hubungan dengan teman-teman lama. Tikha mengaku mendapatkan banyak
teman-teman baru di dalam facebook,. Di dalam akun Tikha Bieber Data diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
seperti status hubungan, agama, pendidikan, pekerjaan dan hari ulang tahun
adalah informasi-informasi yang ia pilih untuk menggambarkan sosok dirinya,
apa yang disuka dan apa yang tidak disukai. Sementara informasi nomor
telepon dan jaringan tidak ia cantumkan karena menurutnya informasi tersebut
tidak perlu diketahui teman-teman Facebooknya. Tikha termasuk aktif
menggunakan Facebook hingga sekarang karena banyak teman-temannya
yang mengajak interaksi lewat jejaring sosial ini. Ia kerap menulis status yang
menggambarkan perasaanya, emosi dan juga aktivitas yang sedang ia lakukan
atau bahkan sesuatu tentang justin bieber. Ia sering mengunggah foto justin
bieber dan jarang foto dirinya.
Tikha memamg sangat menggemari Justin Bieber. Sehingga sampai di
dalam kehidupan akunnya banyak di hiasi tentang tokoh penyanyi remaja
yang sedang mendunia ini. Tikha di dalam kehidupan akunnya tidak
menampilkan dirinya sebagai sosok dewi fatikha, namun sebagai sosok Tikha
yang di bayangi dengan karakter Justin bieber meskipun tidak ada maksud
menyembunyikan identitas aslinya. Tikha lebih bangga mendapat pengakuan
serta pujian dari teman – teman facebooknya sebagai sosok penggemar justin
bieber daripada sosok pribadinya sendiri sebagai siswa SMA Muhammadiah 3
Surakarta yang berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Lampiran 2
DOKUMENTASI AKUN FACEBOOK
1. Bangkit Rizky
2. Lanang Hari S
3. Hanafi Afianto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
4. Tania Dira Harucky
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
5. Romadhona Adi Rusdiana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
6. Ersha Yulinda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
7. Nur Azizah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
8. Arika Devi Sintiyani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
9. Mierna Fierna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
10. Jb‟S Buyung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
11. Devita Ayu W L
12. Fitri Nur
Fitri Nurjannah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
13. Chicix Thembem BOcah Crewet
Sucy Artika Putri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
14. Widhi Chayyang Babe
Widi Rahma Sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
15. Tikha Bieber
Dewi Fatikha Sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
16. Eka Ilham Bagaskara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
17. Hestu Nugroho PA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
18. Wanda Religia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
19. Novietha Chu’ach Chetiyach
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
20. Muhammad Jani Aldino
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user