PERLU PENATAAN KEPEMIMPINAN

download PERLU PENATAAN KEPEMIMPINAN

If you can't read please download the document

description

98

Transcript of PERLU PENATAAN KEPEMIMPINAN

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A SPalmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200Fax. 5347743=============================================KOMPAS Selasa, 19-05-1998. Halaman: 13 Pernyataan Komnas HAM PERLU PENATAAN KEPEMIMPINAN NASIONAL SECARA MENYELURUH Jakarta, Kompas Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memandang perlu dilaksanakan penataan kembali kepemimpinan nasional secara menyeluruh, yang mampu mewujudkan kehidupan politik, ekonomi, hukum nasional baru, dan melindungi serta menegakkan hak asasi manusia. Komnas HAM juga menegaskan, untuk pelaksanaan reformasi diperlukan kepemimpinan nasional yang bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab. Hal itu disampaikan Sekjen Komnas HAM Baharuddin Lopa, dalam jumpa pers, Senin (18/5), di Komnas HAM, Jakarta. Hadir pada acara tersebut Wakil Ketua I Komnas Miriam Budiardjo, Wakil Ketua II Marzuki Darusman, dan anggota-anggota Komnas HAM AA Baramuli, Samsudin, Soegiri, Djoko Soegianto, dan BN Marbun. Pandangan Komnas HAM itu, menurut Lopa, dituangkan dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Soeharto, tertanggal 16 Mei 1998. Pandangan Komnas HAM itu dilatarbelakangi krisis nasional yang berkepanjangan belakangan ini. Titik rendah Komnas memandang, krisis nasional yang berkepanjangan dewasa ini telah membawa kehidupan masyarakat, bangsa dan negara ke titik terendah karena penyelenggara kekuasaan telah tidak lagi berwibawa dalam memberikan perlindungan minimum terhadap hak asasi manusia (HAM). "Dalam hubungan ini Komnas HAM menyambut baik prakarsa pimpinan DPR untuk mulai mengambil langkah-langkah konstitusional untuk menyelesaikan krisis nasional dewasa ini. Komnas HAM berpendapat, tidak tertutup kemungkinan untuk menyelenggarakan Sidang Umum MPR bilamana hal itu menjadi tuntutan bagi penataan kembali kehidupan nasional secara konstitusional," ungkap Lopa, membacakan pernyataan resmi Komnas HAM. Keprihatinan Marzuki menjelaskan, pernyataan Komnas itu menggambarkan keprihatinan Komnas mengenai keadaan sekarang ini. Kondisi kehidupan politik sekarang ini sudah tidak bisa lagi menjamin perlindungan yang minimal bagi HAM. Komnas memandang kewibawaan dari penyelenggara negara ini sudah sedemikian rupa sehingga tidak lagi mengilhami masyarakat dan telah menyampingkan norma-norma kepatutan yang mendasar bagi masyarakat untuk hidup secara normal. "Terjadi kerusuhan, penjarahan, dan sebagainya. Nyawa begitu saja bisa hilang, juga harta benda dari hari ke hari masih dalam keadaan ancaman. Di mana-mana kita masih melihat kendaraan ABRI di berbagai tempat di Ibu Kota. Di samping itu, kondisi ini juga terjadi di daerah-daerah. Karena itu kita anggap sudah perlu penataan kembali kepemimpinan nasional," ujarnya. Marzuki menambahkan, penataan kepemimpinan nasional itu dirasakan Komnas sebagai masalah yang harus disampaikan secara langsung kepada Presiden. Langkah-langkah apa yang akan dilakukan Presiden, sepenuhnya terserah Presiden. Namun hendaknya secara bijak dipahami tentang keperluan mendasar sekarang ini untuk melakukan penataan kepemimpinan nasional itu sendiri. Lopa menambahkan, dalam pernyataan Komnas itu pun jelas bahwa Komnas menerima keterangan pimpinan DPR tidak separo-separo tetapi keseluruhannya, termasuk soal usulan pengunduran diri Presiden. "Kita sambut baik posisi Presiden dalam pernyataan pers pimpinan DPR. Tidak usah ragu-ragu," katanya. Bukan kekuatan politik Marzuki menegaskan, terlepas dari isi konferensi pers pimpinan Dewan yang sekarang diketahui masyarakat, Komnas HAM ingin menempatkan posisi Komnas HAM pada posisi yang sebenarnya. "Kita bukanlah suatu lembaga kekuatan politik yang mengajukan tuntutan ataupun keinginan yang layaknya dapat dilakukan organisasi sosial politik atau lembaga seperti DPR. Dengan demikian maka kita percayakan proses politik yang konstitusional akan dilaksanakan oleh DPR," ungkapnya. Dikatakan, Komnas tidak bisa sebagai suatu lembaga memaksakan atau menuntut hal yang mungkin dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik yang sah. "Oleh karena itu kita mempertahankan dan memelihara lembaga ini sebagai lembaga yang nonpolitik yang menyampaikan pemikiran dan saran-saran dalam batas-batas mandat dan fungsinya yang wajar," jelas Marzuki. Lopa menegaskan, apa pun tanggapan Presiden terhadap masukan Komnas HAM tersebut, Komnas HAM tidak perlu sampai membubarkan diri kalau masukannya tidak dilaksanakan. (oki) Foto:Kompas/okiPERNYATAAN KOMNAS -- Para anggota dan pimpinan Komnas HAM (kiri kekanan) BN Marbun, Djoko Soegianto, Miriam Budiardjo, Marzuki Darusman,Baharuddin Lopa, Soegiri, dan Samsudin, ketika memyampaikan pandanganKomnas HAM mengenai kondisi akhir-akhir ini.