Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

download Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

of 22

Transcript of Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    1/22

    1

    PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KESEHATAN

    DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN PROFESINYA

    JURNAL HUKUM

    OLEH :

    M.SOFIAN HADI

    NIM. D1A.008.098

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS MATARAM

    2013

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    2/22

    2

    Halaman Pengesahan

    PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KESEHATAN DALAMMELAKSANAKAN TUGAS DAN PROFESINYA

    OLEH :

    M.SOFIAN HADI

    NIM. D1A.008.098

    Menyetujui,

    Mataram, .. Maret 2013

    Pembimbing Pertama,

    Dr. H. M. Arba, SH. M.Hum

    NIP. 196212311989031018

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    3/22

    3

    PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KESEHATAN DALAM

    MELAKSANAKAN TUGAS DAN PROFESINYA.

    M.SOFYAN HADI

    D1A 008098

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini untuk menguraikan pengaturan perlindungan hukum

    terhadap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan profesinya, bentuk

    perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan

    profesinya. Jenis penelitian yang diuraikan adalah penelitian normatif dengan

    menggunakan bahan hukum Primer, Sekunder dan Tersier, serta pengumpulanbahan hukum dilakukan dengan tehnik studi dokumen.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaturan perlindungan hukum

    terhadap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan profesinya di atur

    dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Undang-

    Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran, Undang-Undang

    Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Peraturan Pemerintah Nomor 32

    Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan. Sedangkan bentuk perlindungan hukum

    tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan profesinya karena adanya

    kelalaian dan kurang hati-hati serta adanya tanggung jawab hukum baik secara

    perdata, pidana, dan administratif.

    Kata kunci: Perlindungan Hukum dan Tenaga Kesehatan

    ABSTRACT

    The purpose of this study to elaborate setting the legal protection of health

    personnel in implementing the tasks and profession, a form of legal protection for

    health workers in carrying out the duties and profession. This type of research is

    described normative-empirical research using legal materials Primary, Secondary

    and Tertiary, and the kind of field data Primary, Secondary, and collection of legalmaterials / techniques of data collection techniques with field studies.

    The results showed that setting the legal protection of health workers in

    carrying out the duties and profession regulated in Law Number 36 Year 2009 on

    Health, Law Number 29 Year 2004 concerning the Practice of Medicine, Law No.

    44 Year 2009 on the Hospital, Government Regulation Number 32 Year 1996

    About Medicals. While the forms of legal protection for health workers and

    professional duty due to negligence and lack of care and any liability whether

    civil, criminal, and administrative.

    Keywords: Legal Protection and Health Workers

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    4/22

    4

    PENDAHULUAN

    Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual

    maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

    secara sehat dan ekonomis. Di dalam konsideran Undang-undang Nomor 36

    tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa :

    Kesehatan merupakan hak asasi manusia salah satu unsurkesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

    Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang

    Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    Dalam subsistem SDM kesehatan, tenaga kesehatan merupakan unsur

    utama yang mendukung subsistem kesehatan lainnya. Yang dimaksud dengan

    tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan

    profesional di bidang kesehatan, yang untuk jenis tertentu memerlukan

    kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Subsistem SDM kesehatan

    bertujuan pada tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara

    mencukupi, terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil-guna

    dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan

    kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

    tingginya.

    Demi kemakmuran dan meningkatkan kesehatan masyarakat

    pemerintah dalam berbagai regulasi dan kebijakan telah berusaha membuat

    peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Masalah

    kesehatan tidak hanya dikaitkan dengan persoalan memberikan pelayanan

    kesehatan yang baik kepada masyarakat, namun juga pengaturan yang

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    5/22

    5

    berkaitan dengan perlindungan terhadap tenaga kesehatan atau orang yang

    melibatkan diri secara langsung untuk memberikan jasa sesuai dengan

    kompetensi yang dimilikinya dalam pemberian perlindungan hukum bagi

    setiap tenaga kesehatan.

    Disamping itu tenaga kesehatan juga berusaha untuk melaksanakan

    tugas dan profesinya dengan baik. Tetapi dapat terjadi bahwa tenaga

    kesehatan walaupun telah berusaha dengan sungguh-sungguh, ada

    kemungkinan tetap akan ada kemungkinann melakukan kesalahan. Sehingga

    perlu diwaspadai bahwa pada ujung-ujungnya semua biaya akan dibebankan

    pada seluruh penderita yang dilayani tenaga kesehatan tersebut.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

    berikut: 1) Bagaimana pengaturan perlindungan hukum terhadap tenaga

    kesehatan dalam melaksanakan tugas dan profesinya. 2) Bagaimana bentuk

    perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas

    dan profesinya. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

    1) Untuk mengetahui pengaturan perlindungan hukum terhadap tenaga

    kesehatan dalam melaksanakan tugas dan profesinya. 2) bentuk perlindungan

    hukum terhadap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan profesinya.

    Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain dari :

    1) Segi Akademis yaitu Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai

    derajat S-1 Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

    Mataram. 2) Secara Teoritis yaitu diharapkan dapat memberikan kontribusi

    pemikiran serta pemahaman bagi ilmu pengetahuan mengenai lembaga

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    6/22

    6

    Bapepam. 3) Secara Praktis yaitu dapat menjadi masukan dan tambahan

    materi bagi para pembacanya.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang mengkaji

    hukum sebagai norma-norma, aturan-aturan yang berada dalam Kita Undang-

    Undang, dan berbagai peraturan perundang-undangan. Penelitian hukum

    normatif ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji

    bahan pustaka. Dalam penelitian normatif ini disebut juga penelitian doktrinal

    yang di mana menggunakan peraturan perundang-undangan, keputusan

    pengadilan,dan pendapat para ahli.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    7/22

    7

    PEMBAHASAN

    A. Pengaturan Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan Dalam

    Melaksanakan Tugas dan Profesinya.

    Tenaga Kesehatan merupakan komponen utama pemberi

    pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka tercapainya tujuan

    pembangunan kesehatan yang sesuai dengan tujuan nasional sebagaimana

    diamanatkan oleh konstitusi. Selaku komponen utama pemberi pelayanan

    kesehatan tentunya keberadaan, peran, dan tanggung jawab tenaga kesehatan

    sangatlah penting dalam kegiatan pembangunan kesehatan serta terlindungi

    baik bagi tenaga kesehatan itu sendiri maupun bagi masyarakat yang

    menerima pelayanan kesehatan tersebut tentu perlu pengaturan yang

    dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan.

    Berdasarkan penelitian, di dalam tata hukum positif nasional terdapat

    beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan

    hukum terhadap tenaga kesehatan dalam melakukan profesinya antara lain

    sebagai berikut:

    a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatanb. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

    c. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran

    d. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

    Berikut instrument-instrumen hukum di atas sebagai berikut :

    a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

    Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dimuat

    dalam Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    8/22

    8

    Negara RI Nomor 5063. UU kesehatan No.36/2009 berfungsi sebagai

    payung hukum yang mengacu pada tanggung jawab pemerintah pusat dan

    kemudian menentukan apa yang diharapkan pemerintah pusat dari

    pemerintah daerah.

    Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 terdiri dari 22 bab dan 205

    pasal. Dari 22 bab tersebut yang langsung berkaitan dengan perlindungan

    terhadap Tenaga kesehatan terdapat pada bab V tentang sumber daya bidang

    kesehatan yang terdapat dalam pasal 23 ayat (3) yang berbunyi :

    Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan

    wajib memiliki izin dari pemerintah

    Dalam pasal 23 di atas menjelaskan tenaga kesehatan dalam melakukan

    pelayanan kesehatan serta tugasny, tenaga kesehatan harus memiliki izin baik

    berupa SIK (Surat Iziin Kerja) atau SIP (Surat Izin Praktek) dari pemerintah.

    Pasal 27

    (1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan

    hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

    (2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban

    mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

    yang dimiliki.

    (3) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam

    Peraturan Pmerintah.

    Penjelasan dari pasal 27 di atas, tenaga kesehatan berhak mendapatkan

    perlindungan hukum apabila pasien sebagai konsumen kesehatan

    menuduh/merugikan tenaga kesehatan dimana tenaga kesehatan sudah

    melakukan tugas sesuai ke ahliannya serta kewajiban mengembangkan dan

    meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dimaksudkan agar tenaga

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    9/22

    9

    kesehatan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang bermutu

    sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

    b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

    Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

    Lembaran Negara Republik INdonesia Tahun 2009 Nomor 153. Dikeluarkan

    untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan

    dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

    pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan

    pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,

    terpadu, dan berkesinambungan.1

    Bertujuan untuk mewujudkan derajat

    kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

    Secara sistematis Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

    Rumah Sakit terdiri 15 bab dan 66 pasal. Ketentuan yang terdapat di dalam

    Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 sebagian besar berkaitan erat dengan

    pelayanan kesehatan serta tanggung jawab tenaga kesehatan terhadap rumah

    sakit dan sebagai berikut:

    a) Tanggung jawab tenaga kesehatan terhadap Rumah Sakit:

    Mendedikasikan keahlian yang dimiliki sepenuhnya untukpelayanan.

    Melakukan pelayanan terhadap pasien dengan penuh tanggung

    jawab dan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).

    Patuh terhadap peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

    Menjaga rahasia medis pasien dalam nama baik Rumah Sakit.

    1

    Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan I,Penerbit EGC, Jakarta.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    10/22

    10

    Dalam hal ini, rumah sakit harus dapat memberikan perlindungan dan

    kepastian hukum bagi seluruh tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

    kesehatan di rumah sakit melalui pembentukan berbagai perangkat aturan di

    rumah sakit meliputi, peraturan internal staf medis, standar prosedur

    operasional dan berbagai pedoman pelayanan kesehatan serta melalui

    penyediaan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kompetensi dalam

    bidang medikolegal.

    c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran

    Undang- Undang Praktik Kedokteran diundangkan pada tanggal 6 bulan

    Oktober tahun 2004. Undang- Undang Praktik Kedokteran diundangkan

    untuk mengatur praktik kedokteran dengan tujuan agar dapat memberikan

    perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu

    pelayanan medis dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat,

    dokter dan dokter gigi.

    Undang-Undang ini secara sistematika terdiri dari 12 Bab 88 Pasal.

    Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 ini secara khusus mengatur tentang

    Praktek Kedokteran. Undang-Undang ini merupakan petunjuk atau pedoman

    yang harus ditaati oleh tenaga kesehatan dalam melakukan atau

    melaksanakan tugas sesuai profesinya. serta bertujuan untuk memberikan

    perlindungan bagi tenaga kesehatan yang terdapat dalam bab VI tentang

    penyelenggara praktik kedokteran. Hak dan kewajiban dokter di atur dalam

    pasal 50 dan pasal 51 Undang-Undang No.29 Tahun 2004 adalah :

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    11/22

    11

    Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

    mempunyai hak diatur dalam pasal 50 :

    a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas

    sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

    b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar

    prosedur operasional.

    c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau

    keluarganya, dan

    d. Menerima imbalan jasa.

    Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

    mempunyai kewajiban diatur dalam pasal 51:

    a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan

    standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

    b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai

    keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu

    melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

    c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,

    bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

    d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecualibila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu

    melakukannya; dan

    e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu

    kedokteran atau kedokteran gigi.

    Penjelasan pasal 50 dan pasal 51 di atas, Yang dimaksud dengan

    standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and

    professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu

    untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara

    mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi sedangkan yang dimaksud

    dengan standar prosedur operasional adalah suatu perangkat

    instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses

    kerja rutin tertentu.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    12/22

    12

    d. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

    Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentangTenaga Kesehatan

    Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 3637. Produk hukum ini lebih mengatur tentang pernecanaan

    tenaga kesehatan.Perencanaan tenaga kesehatan diatur melalui PP No.32

    tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah ini

    dinyatakan antar lain bahwa pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan

    dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi

    masyarakat.

    Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 terdiri dari 11 bab 37

    pasal. Ketentuan yang terdapat di dalam PP Nomor 32 Tahun 1996 yang

    berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan terdapat

    pada Bab V Standar Profesi Dan Perlindungan Hukum yang tetrdapat dalam

    pasal 24 yang berbunyi:

    (1) Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang

    melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga

    kesehatan.

    (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur

    lebih lanjut oleh Menteri.

    Penjelasan pasal 24 di atas, Perlindungan hukum di sini misalnya rasa

    aman dalam melaksanakan tugas profesinya, perlindungan terhadap keadaan

    membahayakan yang dapat mengancam keselamatan atau jiwa baik karena

    alam maupun perbuatan manusia.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    13/22

    13

    B. Bentuk Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan

    Tugas dan Profesinya.

    Perlindungan hukum adalah pengaturan sesuatu hal tertentu agar

    medapatkan suatu tempat yang aman, atau pengaturan sesuatu oleh hukum

    sehingga hak dan kewajibannya dilindungi hukum. Oleh karena itu setiap

    perbuatan yang dilakukan yang berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku

    akan mendapatkan perlindungan hukum.

    Apabila tenaga kesehatan dirugikan oleh suatu perbuatan pihak lain

    baik sengaja atau lalai maka tenaga kesehatan dapat meminta tanggung jawab

    hukum kepada pihak-pihak tersebut baik secara perdata, pidana, maupun

    administratif. Serta adanya ganti rugi, bantuan hukum, pemulihan nama baik

    dan dapat dilihat dari hak dan kewajiban tenaga kesehatan.

    1. Tanggung Jawab Hukum

    a) Tanggung jawab dari segi hukum perdata

    Ada dua istilah yang menunjuk pada pertanggungjawaban hukum

    perdata dalam kamus hukum, yaitu responsibility dan liability :2

    Responsibility berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atassuatu kewajiban, dan termasuk putusan, ketrampilan, kemampuan

    dan kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggung jawab atasundang-undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian dan

    penggunaan praktis, sedangkan istilah responsibility menunjuk pada

    pertanggungjawaban politik atau tanggung jawab atas kesalahan

    sendiri.

    Liability merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampirsemua karakter risiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang

    bergantung meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara

    aktual atau potensial seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya

    2

    Ridwan H.R.,Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm.335-337.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    14/22

    14

    atau kondisi yang menciptakan tugas untuk melaksanakan undang-

    undang. Istilah liability menunjuk pada pertanggungjawaban

    hukum, yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan olehsubyek hukum atau orang lain.

    Tanggung jawab tersebut di dasarkan pada ketentuan pasal 1365 dan

    pasal 1367 KUHPerdata yang menyebutkan sebagai berikut:

    Dari segi hukum perdata, didasarkan pada ketentuan Pasal 1365 BW

    (Burgerlijk Wetboek), yang bunyinya sebagai berikut:

    Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepadaorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan

    kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hati.

    Undang-undang sama sekali tidak memberikan batasan tentang

    perbuatan melawan hukum, yang harus ditafsirkan oleh peradilan. Akan

    tetapi sejak tahun 1919 yurisprudensi tetap telah memberikan pengertian

    yaitu setiap tindakan atau kelalaian baik yang : (1) Melanggar hak orang lain

    (2) Bertentangan dengan kewajiban hukum diri sendiri (3) Menyalahi

    pandangan etis yang umumnya dianut (adat istiadat yang baik) (4) Tidak

    sesuai dengan kepatuhan dan kecermatan sebagai persyaratan tentang diri dan

    benda orang seorang dalam pergaulan hidup.

    Pada pasal 1366 KUH Perdata seorang tenaga kesehatan selain dapat

    dituntut atas dasar wanprestasi dan melanggar hukum seperti tersebut di atas,

    dapat pula dituntut atas dasar lalai, sehingga menimbulkan kerugian. Gugatan

    atas dasar kelalaian ini diatur dalam Pasal 1366 KUH Perdata, berbunyi

    sebagai berikut:

    Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang

    disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang

    disebabkan karena kelalaian atau kurang hati hatinya.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    15/22

    15

    Penjelasan Pada pasal 1366 KUHPerdata menyebutkan Setiap orang

    bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena

    perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian

    atau kurang hati-hatinya.

    Sedangkan pada ketentuan pasal 1367 KUHPerdata yang menyebutkan

    sebagai berikut:

    Seseorang harus memberikan pertanggung-jawaban tidak hanya atas

    kerugian yang ditimbulkan dan tindakannya sendiri, tapi juga ataskerugian yang ditimbulkan dari tindakan orang lain yang berada

    dibawah pengawasannya.

    Dengan demikian maka pada pokoknya ketentuan Pasal 1367 KUH

    Perdata mengatur mengenai pembayaran ganti rugi oleh pihak yang

    menyuruh atau yang memerintahkan sesuatu pekerjaan yang mengakibatkan

    kerugian pada pihak lain.

    b) Tanggung Jawab Dari Segi Hukum Pidana

    Tanggung jawab hukum pidana, mengenal adanya unsur Kesengajaan

    (dolus) dan Kelalaian (culpa) :3

    Kesengajaan (dolus), dimana hal ini terdapat di dalam pelanggaran

    kesusilaan (Pasal 281 KUHP), perampasan kemerdekaan (Pasal 333

    KUHP), pembunuhan (Pasal 338).

    Kealpaan/Kelalaian (culpa), dimana hal ini terdapat di dalamperampasan kemerdekaan (Pasal 334 KUHP), dan menyebabkan

    kematian (Pasal 359 KUHP), dan lain-lain.

    Berikut akan diuraikan mengenai kesalahan yang disebabkan oleh unsur

    kelalaian dan unsur kesengajaan :

    Disebabkan karena unsur kelalaian (Culpa)

    3

    Bambang Poernomo, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1984 hal.138

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    16/22

    16

    Secara sederhana kealpaan berarti tidak teliti dan tidak berhati-hati,

    teledor. Akan tetapi karena kesalahannya, terjadi kekeliruan yang

    mengakibatkan terjadinya hal yang dilarang tersebut. Disebabkan karena unsur kesengajaaan (Dolus)

    Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita meyaksikan tindakan-

    tindakan yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesamanya

    dimana tindakan dan/atau perbuatan itu ada yang terjadi tanpa

    disengaja dan ada juga yang dilakukan dengan sengaja. Dari kata-

    kata sengaja itu diambil suatu kesimpulan bahwa perbuatan

    dilakukan dengan mengetahui sejauh mana akibat yang dapat timbul

    dengan dilakukannya perbuatan itu.

    Penafsiran dan penerapan pasal-pasal tersebut, harus dilakukan secara

    ekstra hati-hati, professional, dan melalui pendapat pakar di bidang

    kedokteran dan kesehatan lainnya.

    c) Tanggung Jawab Dari Segi Hukum Administratif

    Dari segi hukum administratif, seperti yang disebutkan pada pasal 69

    ayat (3) Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran dalm

    penjelasannya yaitu tenaga kesehatan dapat dikenai sanksi dapat berupa

    teguran (lisan atau tertulis), mutasi, penundaan kenaikan pangkat, penurunan

    jabatan, skorsing bahkan pemecatan serta pencabutan surat izin praktik

    apabila melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau

    keluarganya. Tindakan administratif juga dapat dikenakan apabila seorang

    tenaga kesehatan:

    4

    1. Melalaikan kewajiban;

    2. Melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh

    seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya

    maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan;

    3. Mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga

    kesehatan;

    4Ritonga, ILK. Hubungan Hukum Antara Pasien dan Dokter serta Tanggung Jawab

    Dokter Dalam Upaya Pelayanan Medis. (diakses tanggal 17 Desember 2012). Diunduh dari :www.repository.usu.ac.id.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    17/22

    17

    4. Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang-

    undang.

    Aspek Hukum Administrasi Negara meliputi perizinan dan syarat-syarat

    yang harus dipenuhi oleh dokter sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional

    dan rumah sakit sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan. Sebuah rumah

    sakit harus memenuhi persyaratan menyangkut perizinan, ketenagaan, dan

    kelengkapan sarana pelayanan kesehatan.

    Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, dapat

    diutarakan pada pasal 2 pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan

    berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan,

    penghormatan terhadap hak dan kewajiban keadilan gender dan non-

    diskriminatif dan norma-norma agama. Tentang tenaga kesehatan, diatur

    dalam Pasal 27 :

    (1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan

    hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya;

    (2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban

    mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang

    dimiliki;

    (3) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam

    Peraturan pemerintah.

    2. Hak dan kewajiban Tenaga Kesehatan

    Pribadi yang luhur adalah pribadi yang selalu mengutamakan kewajiban

    diatas hak-hak ataupun kepentingan pribadi. Namun demikian halnya sebagai

    manusia, tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab terhadap pribadi dan

    keluarga, serta tanggung jawab profesinya kepada masyarakat. Berikut hak

    dan kewajiban tenaga kesehatan secara umum yaitu:

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    18/22

    18

    a. Hak tenaga kesehatan:

    1. Menerima Informasi benar dan jujur2. Mendapatkan Imbalan Jasa

    3. Mendapatkan Perlindungan hukum

    4. Tolak ungkap rahasia pasien terkecuali apabila pasien menuntut

    dan memberi informasi kpd media cetak dianggap telah

    melepaskan haknya (psl 44 RS)

    5. Dapat menggugat dan menuntut

    b. Kewajiban tenaga kesehatan:

    1. Memiliki SIP/SIK (Surat Izin Praktek/Surat Izin Kerja)

    2. Mengikuti SP,SPO, etika (Standar Prosedur Operasional)3. Menghormati hak pasien

    4. Mengutamakan keselamatan pasien

    3. Ganti Rugi

    Undang-undang perlindungan konsumen mengatur lebih luas mengenai

    subjek yang dapat digugat untuk mengganti kerugian. Konsumen tidak hanya

    dapat menggugat produsen, tetapi konsumen juga dapat menggugat pelaku

    usaha yang termasuk didalamnya adalah tenaga kesehatan yang dianggap

    sebagai pelaku usaha.

    Dalarn bidang medis dapat dipaharni bahwa tidak semua kerugian yang

    dialarni pasien adalah akibat dari kesalahan seorang dokter. Kerugian dapat

    saja timbul sebagai akibat dari perjalanan penyakit atau dapat juga

    disebabkan oleh resiko atau komplikasi tindakan medis tersebut, yang tidak

    dapat dihindari namun karena kelalaian. Pada ke dua keadaan tersebut

    seorang dokter tidak dapat dimintai tanggung jawabnya untuk mengganti

    rugi.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    19/22

    19

    4. Bantuan Hukum

    Apabila mengacu pada Pasal 28D ayat (1) Undang-undang Dasar

    Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang mengatakan:

    setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan

    kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan

    hukum.

    Bantuan hukum telah diatur secara khusus dalam Undang-undang

    nomor 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Dengan kehadiran undang-

    undang ini diharapkan mampu menjamin hak konstitusional setiap warga

    negara untuk mendapatkan perlindungan hukum yang pantas sesuai dengan

    proporsi masing-masing.

    Tujuan dari pemberian bantuan hukum itu harus orang-orang yang

    sesuai dengan kriteria yang dimaksud dalam undang-undang. Menurut Pasal

    5 Undang-undang Bantuan Hukum, yang berhak mendapatkan bantuan

    hukum yaitu sebagai berikut:

    1) Penerima Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

    ayat (1) meliputi setiap orang atau kelompok miskin yang tidak dapat

    memenuhi hak dasar secara layak dan mandiri.

    2) Hak dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hak atas

    pangan, sandang, layanan kesehatan, layanan pendidikan, pekerjaan dan

    berusaha, dan/atau perumahan.

    5. Pemulihan Nama Baik

    Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga

    nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga. Pada

    hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    20/22

    20

    kesalahannya bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran

    moral atau tidak sesuai dengan akhlak.

    Dalam perspektif RUU Kesehatan dalam pasal 14 ditegaskan Setiap

    orang berhak menuntut kompensasi dan/atau ganti rugi terhadap seseorang

    atau tenaga kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan yang

    menimbulkan kerugian. Namun tuntutan ini tidak berlaku dalam hal tenaga

    kesehatan melakukan dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa atau

    badan orang tersebut.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    21/22

    21

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan

    sebagai berikut: 1) Dalam hukum positif Indonesia terdapat beberapa

    peraturan perundang-undangan yang memberikan perlindungan hukum

    terhadap tenaga kesehatan, peraturan tersebut antara lain Undang-Undang

    Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 29

    Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran, Undang-Undang Nomor 44 Tahun

    2009 Tentang Rumah Sakit, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996

    Tentang Tenaga Kesehatan. 2) Bentuk perlindungan hukum tenaga kesehatan

    berupa adanya kelalaian serta kerugian, bagi tenaga kesehatan yang

    melakukan kelalaian serta kerugian maka bentuk pertanggung jawaban

    tenaga kesehatan bisa secara perdata, pidana, dan administratif ataupun etik.

    Dan juga dapat dilihat dari hak dan kewajiban tenaga kesehatan.

    Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan masukan berupa saran,

    yaitu: 1) Untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan dan mendorong

    ketenangan dan kepastian profesi tenaga kesehatan, agara perbagai Peraturan

    Pemerintah (PP) yang ditegaskan dalam beberapa undang-undang, harus

    segera direalisir. 2) Mengigat tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya

    memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan serta mendapatkan

    perlindungan hukum, maka perlindungan tenaga kesehatan merupakan

    kewajiban bagi pasien sebagai konsumen untuk senantiasa menghormati atau

    memeperhatikan hak-hak dan kewajiban tenaga kesehatan.

  • 8/10/2019 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Dalam Melaksanakan Tugas Dan Profesinya

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku-Buku;

    Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan

    I, Penerbit EGC, Jakarta.

    Ridwan H.R.,Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006,

    hlm. 335-337.

    Bambang Poernomo,Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1984

    hal. 138

    Peraturan Perundang-undangan;

    Indonesia, Undang-Undang tentang Kesehatan, UU No. 36 Tahun 2009, LN, No.

    36 Tahun 2009

    Indonesia, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

    Indonesia, Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

    Indonesia, Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

    Indonesia, Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran

    Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan