Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

download Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

of 10

Transcript of Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    1/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   1

    TENAGA KERJA INDONESIATKI

    DI LUAR NEGERI

    Oleh

    Muhammad Thaha Pattiiha

    ( Pemerhati Masalah Sosial  ) 

    Ilustrasi Gambar Latar : Demo TKI Wanita didepan konsulat RI di Hong Kong, minggu 24/08/2008 

    (Diposkan oleh ATKI NEWS, Hongkong) 

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    2/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   2

    Sekapur-sirih

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

    Sekadar merespon kepedulian sosial penulis selama ini tentang permasalahan Tenaga KerjaIndonesia (TKI) yang bekerja di Luar Negeri, maka hadirlah tulisan ini. Kepekaan telah merayukemampuan yang dimiliki untuk mengungkap seperti apa yang terbaik untuk menelaah danmenemukan solusi guna menjernihkan kekeruhan permasalahan penanganan dan implementasi beragam cara yang ternyata belum juga sempurna.

    Sebelumnya, adalah suatu draft usulan program sebagai masukan atau sumbangan pemikiran penulis di tahun 2012, dengan bertumpu pada permasalahan, peristiwa, kebijakan dan berbagairegulasi pemerintah hingga tahun dimaksud. Tulisan ini sebelumnya terdiri dari 2(dua) draft kajian

    tentang permasalahan dan pertimbangan usulan sebagai solusi penanganan TKI. Disusun khususuntuk kebutuhan program nasional biro tenaga kerja sebuah Partai Politik di tingkat Nasional, danserta bahan kajian masalah-masalah sosial untuk sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang reformasi hukum, di ibukota negara - Jakarta. Antara keduanya masih salingterkait, tetapi oleh adanya perbedaan pendapat hingga batal diserahkan, kemudian penulismenyatukannya dalam satu tulisan dan mempublikasikannya sebagaimana adanya. Bisa saja ini”hanya buih buah pikir ” di luasnya samudera ilmu dan pengetahuan.

    Tulisan ini merupakan kajian hasil studi kasus di lapangan dan kepustakaan pada permasalahan yang terjadi serta mempelajari berbagai kebijakan berupa regulasi yang dibuat hinggatahun 2012. Tentu saja jauh dari sempurna. Sejatinya, sebagaimana orang kebanyakan yang peduli

    masalah sosial, cenderung menelaah permasalahan atas keprihatinan terhadap carut-marut penanganan ”para pahlawan devisa” yaitu TKI yang hingga sekarang belum juga tuntas. Bisadipastikan karena tentunya ada yang yang belum maksimal atau memang ada yang salah atau keliru.

    Penulis berlatar-belakang pendidikan ekonomi, tetapi sebelumnya beraktifitas sebagaiAsisten Lawyer pada kantor hukum Haeri Parani, SH.MH & Partner’s Law Office ( 2003 –  2009 ),dan Idrus Mony, SH & Partner’s Law Office ( 2011 –  2012 ) di Jakarta, serta menjalankan organisasikantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Patriot Justisia di Kota Bekasi (2012 - 2014).

    Belum berarti apa-apa namun ada, kurang dan kelirunya adalah tanggungjawab penulis dantentu perbaikan melalui koreksi secara kritis dan bijak oleh pembaca tidak pernah akan penulis

    tolak, dan berbareng pula saya sampaikan banyak terima kasih sudah membaca tulisan ini.

     Nun wal qolami wama yasthuruunWassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

    Depok, Agustus 2014

    Penulis

    Muhammad Thaha Pattiiha .

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    3/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   3

    Kerangka Pembahasan

    -  Sekapur Sirih-  Kerangka Pembahasan

    A. DASAR PEMIKIRAN

    1.  Pengertian TKI2.  Penempatan TKI ke Luar Negeri 3.  Dasar Hukum Pelayanan Penempatan TKI 

    B. 

    TENAGA KERJA INDONESIA

    1. TKI Di Luar Negeri2. Kontribusi Devisa Negara Oleh TKI3. PPTKIS

    C.  PERMASALAHAN TKI

    1. TKI Bermasalah2. Pekerja Migran Indonesia

    3. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PM-BS)

    D.  KASUS-KASUS

    E.  ANALISA PERMASALAHAN

    F.  PERLINDUNGAN HUKUM

    G.  REGULASI

    -  Kepustakaan

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    4/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   4

    A. DASAR PEMIKIRAN

    Tugas dan fungsi Negara adalah mengatur dan menjamin kesejahteraan serta keselataman warganegaranya dari segala kejahatan, pelanggaran HAM, penjajahan, bahkan kebodohan dan kemiskinan.

    Dalam hal ini negara ternyata belum mampu memenuhi kewajibannya memberikan dan

    menyediakan peluang dan kesempatan kerja bagi warga negara untuk mendapatkan kehidupan yanglayak di dalam negeri.Hal tersebut di atas menyebabkan berjuta anak bangsa harus berjuang ke negeri orang

    meninggalkan negaranya untuk bekerja, sementara itu pemerintah seperti sengaja membiarkan warganegarnya dan hanya bisa membantu secara administratif formal yang juga tidak gratis. Sesuatu yangdianggap melawan tujuan membentuk sebuah negara, yaitu negara berkewajiban memenuhikebutuhan hidup warga negaranya dengan berdasarkan peran dan fungsi negara untuk menyediakan pekerjaan, sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 27 Ayat(2); ”Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagikemanusiaan ”.

    Pemerintah negara Indonesia sampai saat ini hanya baru bisa memproduksi dan mengeksporTenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan keahlian dan ketrampilan yang terbatas, cenderung dijadikankomoditi guna menghasilkan devisa bagi negara tetapi dengan perlindungan hukum sangat minim.Sebagaimana Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TenagaKerja Indonesia di Luar Negeri, masih kurang komprehensif karena masih memposisikan TKIsebagai komoditi ekspor,  bukan sebagai manusia dengan segala harkat dan martabatnya selainsebagai warga negara yang menjadi urusan wajib pemerintah dan negara.

    Peran negara dalam memberikan perlindungan terhadap warga negara di dalam negeri maupun diluar negeri  –  khususnya TKI di luar negeri, secara global tercantum dalam Deklarasi Umum HAM(Tahun 1948), Konvensi Pencegahan Perdagangan Manusia dan Eksploitasi Pelacur (Tahun 1949),Konvensi Merendahkan Martabat Manusia (Tahun 1984), Kovensi Internasional tentangPerlindungan Hak Semua Buruh Migran dan Anggota Keluarganya, maupun Konvensi Hak Anak(Tahun 1989) dan Indonesia ikut dan telah menandatangani semua Konvensi tersebut.

    Implementasi regulasi dan tindakan dalam pelaksanaan untuk melakukan perlindungan secaramaksimal oleh pemerintah terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, kenyataannyamasih jauh dari harapan. Permasalahan TKI seakan menjadi cerita bersambung drama tragedi yangtidak pernah berakhir.

    Untuk perlu adanya program partisipasi yang secara pro-aktif berperan secara strategismelakukan langkah partisipatif pendampingan dan perlindungan hukum terhadap TKI berdasarkanhasil bedah kasus-kasus TKI, analisa permasalahan serta kajian intensif terhadap regulasi TKI secaraakademis, sehingga menjadi sebuah langkah kebijakan strategis sebagaimana termuat di dalam proposal ini dan berharap mendapat dukungan berbagai pihak yang perduli dengan permasalahanTenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

    1.  Pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

    TKI menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan PerlindunganTenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (PPTKILN) ; setiap warga negara yang memenuhi

    syarat untuk bekerj a di luar negeri dalam hubungan kerj a untuk jangka waktu tertentu

    dengan menerima upah .Dan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 204/MEN/2004 ; TKI yaitu warga

    negara I ndonesia baik laki -laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka

    waktu tertentu berdasarkan perj anj ian kerj a.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    5/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   5

    Tentang Perjanjian Kerja   adalah suatu perjanjian yang diadakan oleh buruh dan majikandimana buruh menyatakan kesanggupannya bekerja pada majikan dengan menerima upah danmajikan menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan terlebih dahulu (Supomo, 2002)Menurut Wibowo Sujono ; Perjanjian kerja adalah hubungan hukum antara sesorang yang bertindak sebagai pekerja / buruh dengan sesorang yang bertindak sebagai majikan atau perjanjian orang per orang pada suatu pihak dengan lain pihak sebagai majikan, untukmelaksanakan suatu pekerjaan dengan mendapat upah”. 

    2. Penempatan TKI ke Luar Negeri 

    a. TKI Perorangan 

    TKI Perorangan ke luar negeri sejak Indonesia merdeka hingga akhir tahun 1960-an masih belum melibatkan pemerintah, namun dilakukan secara orang perorangan, kekerabatan, dan bersifat tradisonal. Negara tujuan utamanya adalah Malaysia dan Arab Saudi yang berdasarkan

    hubungan agama (haji) serta lintas batas antar negara dan dilakukan tanpa dokumensebagaimana sekarang ini.

    Saat ini TKI Perseorangan dibolehkan akan tetapi Calon TKI Perseorangan diharuskanmencari peluang pasar kerja di luar negeri secara mandiri dan tidak dibenarkan melalui pihaklain, seperti perusahaan outsourching di dalam dan luar negeri maupun melalui perorangan danCalon TKI berhubungan langsung dengan pengguna di luar negeri. Pengguna di luar negeriharuslah pengguna yang berbadan hukum dan Calon TKI Perseorangan tidak dibenarkan bekerja pada pengguna perseorangan.

    Melalui TKI Perseorangan, calon TKI dapat memilih sendiri jenis pekerjaan sesuai dengankemampuan dan ketrampilan (kompetensi) yang dimilik, selain itu Biaya yang dikeluarkandapat diminimalisir karena tidak akan ada pemotongan gaji oleh pihak lain.

    b. Penempatan dengan Kebijakan Pemerintah 

    Keterlibatan pemerintah dalam penempatan TKI ke luar negeri baru dimulai tahun 1970dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 4 / 1970 melalui Program AntarkerjaAntardaerah (AKAD) dan Antarkerja Antarnegara (AKAN), dan sejak itu pula penempatanTKI ke luar negeri melibatkan pihak swasta (perusahaan pengerah jasa TKI atau pelaksana penempatan TKI swasta). Sementara itu pelayanan penempatan TKI ke luar negeri di daerahdilaksanakan oleh Kantor Wilayah Depnakertranskop untuk tingkat provinsi dan KantorDepnakertranskop Tingkat II untuk Kabupaten.

    Pada 1986 ini Seksi AKAN berubah menjadi "Pusat AKAN" yang berada di bawahSekretariat Jenderal Depnakertrans. Pusat AKAN dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dan bertugas melaksanakan penempatan TKI ke luar negeri.

    Di daerah pada tingkat provinsi/Kanwil, kegiatan penempatan TKI dilaksanakan oleh "BalaiAKAN." Pada 1994 Pusat AKAN dibubarkan dan fungsinya diganti Direktorat Ekspor JasaTKI dibawah Direktorat Jenderal Binapenta. Namun pada 1999 DirektoratEkspor Jasa TKI diubah menjadi Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PTKLN).

    Melalui Keppres Nomor 29/1999 tanggal 16 April 1999 dibentuk Badan Koordinasi

    Penempatan TKI (BKPTKI), yang keanggotannya terdiri 9 instansi terkait lintas sektoral pelayanan TKI.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    6/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   6

    BKPTKI dibentuk sebagai upaya meningkatan kualitas penempatan dan keamanan perlindungan TKI di luar negeri.

    Pada tahun 2001 Direktorat Jenderal Binapenta dibubarkan dan diganti Direktorat Jenderal

    Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) sekaligus membubarkanDirektorat PTKLN. Direktorat Jenderal PPTKLN kemudian membentuk struktur DirektoratSosialisasi dan Penempatan untuk pelayanan penempatan TKI ke luar negeri.

    Sejak kehadiran Direktorat Jenderal PPTKLN, pelayanan penempatan TKI di tingkat provinsi/kanwil dijalankan oleh BP2TKI (Balai Pelayanan dan Penempatan TKI).

    Undang-undang No 39/2004  tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga KerjaIndonesia di Luar Negeri, yang pada pasal 94 ayat (1) dan (2) mengamanatkan pembentukanBadan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), yangkemudian disusul Peraturan Presiden (Perpres) No 81/2006 tentang PembentukanBNP2TKI  yang struktur operasional kerjanya melibatkan unsur-unsur instansi pemerintah pusat terkait pelayanan TKI, antara lain Kemenlu, Kemenhub, Kemenakertrans, Kepolisian,Kemensos, Kemendiknas, Kemenkes, Imigrasi (Kemenhukam), Sesneg, dan dalammelaksanakan tugasnya, BNP2TKI dapat melibatkan tenaga-tenaga profesional. Dengandemikian keberadaan Direktorat Jenderal PPTKLN otomatis bubar berikut Direktorat PPTKLNkarena fungsinya telah beralih ke BNP2TKI.

    Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnyadisebut BNP2TKI adalah lembaga pemerintah non kementrian yang mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan dibidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.

    Tugas pokok BNP2TKI adalah melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis

    antara Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna TKI atau Pengguna berbadan hukumdi negara tujuan penempatan; memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai: dokumen; pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); penyelesaianmasalah; sumber-sumber pembiayaan; pemberangkatan sampai pemulangan; peningkatankualitas calon TKI; informasi; kualitas pelaksana penempatan TKI; dan peningkatankesejahteraan TKI dan keluarganya.

    BNP2TKI adalah badan yang kewenangannya berada di bawah dan bertanggung jawabkepada presiden . Sehingga melalui Keppres No 02/2007, Moh Jumhur Hidayat ditunjuk selakuKepala BNP2TKI dan dengan dasar Instruksi Presiden (Inpres) No 6/2006 tentang KebijakanReformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dikeluarkan

    Peraturan Kepala BNP2TKI No 01/2007 tentang Struktur Organisasi BNP2TKI yang meliputiunsur-unsur intansi pemerintah tingkat pusat terkait pelayanan TKI.

    Otoritas BNP2TKI mengambil fungsi segala urusan kegiatan penempatan dan perlindunganTKI, berkordinasi dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi namun tanggung jawabtugasnya kepada Presiden.

    3. Dasar Hukum Pelayanan Penempatan TKI 

    Dasar Hukum Pelayanan Penempatan TKI di Luar Negeri, antara lain :

    1.  Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279).

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    7/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   7

    2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga KerjaIndonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonsia Tahun 2004 Nomor 133,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445).

    3. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan diPerusahaan.

    4.  Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang Konvensi ILO Nomor 88 MengenaiLembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja.

    5.  Instruksi Presiden (Inpres) No 6/2006 tentang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan danPerlindungan Tenaga Kerja Indonesia

    6.  Peraturan Presiden (Perpres) No 81/2006 tentang Pembentukan BNP2TKI7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/IV/2008 tentang

    Penempatan Tenaga Kerja.8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.23/MEN/IX/2009 tentang

    Pendidikan dan Pelatihan Kerja Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 340).

    9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/V/2010 tentangAsuransi Tenaga Kerja Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 273).

    10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.14/MEN/X/2010 tentangPelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 515).

    Pelayanan penempatan TKI di luar negeri memiliki dasar hukum sebagimana menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, yang memberikan landasan hukum secara resmi dan pedomanyang harus ditaati, sebagaimana di dalam Pasal 1 angka (3) UU  tersebut di atas adalah kegiatanpelayanan untuk mempertemukan buruh migran sesuai bakat, minat, dan kemampuannya

    dengan pemberi kerja di l uar negeri yang meli puti keselu ruhan proses perekrutan, pengur usan

    dokumen, pendidikan dan pelati han, penampungan, persiapan pemberangkatan,

    pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tuj uan . Undang-Undangini memberikan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatur penempatan buruh migran.

    Dalam penempatan tersebut “ Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama

    untuk memil ih , mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasil an yang layak di

    dalam atau di luar negeri ” sesuai Pasal 31 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 TenangKetenagakerjaan. Selanjutnya dalam Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan bahwa “Penempatan

    tenaga kerja dil aksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyekti f , serta adi l , dan setara tanpa

    diskriminasi. Penempatan tenaga kerj a diarahkan untuk menempatkan tenaga kerj a pada jabatan

    yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan denganmemperhatikan harkat, martabat, hak asasi, dan per li ndungan hukum.” 

    Untuk menghindari ketidakamanan yang akan diderita oleh buruh migran (khususnya PembantuRumah Tangga) maka Pasal 4  Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menegaskan bahwa“Orang perseorangan dil arang menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerj a di luar

    negeri ”.

    Sebelumnya dalam Pasal 3  dinyatakan bahwa tujuan penempatan dan perlindungan calonburuh migran adalah:

      memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi;  menjamin dan melindungi calon buruh migran sejak di dalam negeri, di negara tujuan,

    sampai kembali ke tempat asal di Indonesia;

      meningkatkan kesejahteraan buruh migran dan keluarganya. 

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    8/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   8

    Pada Pasal 5 ayat (1)  dinyatakan bahwa “Pemerintah bertugas mengatur, membina,melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perli ndungan buruh migran di

    luar negeri.” dan di Pasal 6 ; bahwa Pemeri ntah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya

    perl indungan buruh migran di luar negeri . 

    Perlindungan hukum  terhadap para TKI juga sudah dimuat dalam Pasal 7 yang menyatakan bahwa pemerintah berkewajiban: 

      menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI, baik yang berangkat melalui pelaksana

    penempatan TKI, maupun yang berangkat secara mandiri;

      mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI;

      membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar

    negeri;

      melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI

    secara optimal di negara tujuan; dan   memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum pemberangkatan, masa

    penempatan, dan masa purna penempatan.

    Demi menjamin perlindungan lebih lagi terhadap TKI juga diatur dalam Pasal 27, mengaturtentang penempatan buruh migran di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau kenegara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.

    Perlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri diawali dan terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses rekrutmen, selama bekerja dan hingga pulang ke tanah air.Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 77 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004  bahwa setiap

    calon TKI mempunyai hak untuk memperoleh perl indungan sesuai dengan peraturanperundang-undangan. Perl indungan tersebut sepert i tertuang dalam ayat (1) dil aksanakan mulai

    dari pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan masa setelah penempatan .

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    9/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   9

    B. TENAGA KERJA INDONESIA

    1. TKI DI LUAR NEGERI 

    Data BNP2TKI sampai dengan Februari 2011, dari 237 juta jiwa Penduduk IndonesiaAngkatan kerja Indonesia berjumlah 119,39 juta orang, terdiri dari Laki-laki 72,25 juta orang(60,51%) dan Perempuan 47,13 juta (39,48%) dengan tingkat pendidikan

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    10/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   10

     pengiriman uang dari Arab Saudi bisa mencapai Rp 10 juta-Rp 15 juta per orang, dari Malaysiaumumnya berikisar Rp 7-Rp 8 juta per orang.

    Meski dilakukan moratorium atau penghentian sementara penempatan Tenaga Kerja Indonesiasektor Penata Laksana Rumah Tangga dengan Arab Saudi sejak 1 Agustus 2011 dan belumdimulai penempatan TKI ke Malaysia paska pencabutan moratorium pada Mei 2011 lalu, namun jumlah remitansi (pengiriman uang) TKI dari luar negeri yang masuk ke tanah air terhitungsemester satu 2011 ini, ternyata tak jauh beda dengan capaian remitansi 2010 lalu

    Kedeputian Perlindungan BNP2TKI mencatat dari Januari hingga Juni 2011, angka remitansi TKIsebesar US$ 3.340.908.140.22 atau Rp 28,5 Triliun lebih.

    Sementara data selama 2010 berjumlah US$ 6.734.931.811.24 atau Rp 60,76 Triliun lebih yang bersumber dari perhitungan Bank Indonesia melalui transaksi antar bank.

    Di luar catatan Bank Indonesia tentu angkanya jauh lebih banyak, karena TKI juga mengirimuangnya ke kampung halaman lewat perantara diluar jasa perbankan, termasuk yang dititipkan ke

    sesama TKI serta jasa kurir peorangan.

    Dari jumlah lebih 3,3 miliar dollar AS itu yang masuk sebagai kiriman TKI di luar negeri darikawasan Asia Pasifik sebanyak US$ 1.917.835.935.99. Dari jumlah itu, kiriman TKI dariMalaysia masih yang tertinggi yaitu US$ 1.153.573.224.02, sedangkan sisanya berasal kirimanTKI Taiwan US$ 238.958.739.94, Hongkong US$ 228.184.297.94. Singapura US$128.067.515.74, Jepang US $ 76.052.716.61, Korea Selatan US$ 42.518.375.51, Brunei US$28.570.174.23, Macao US$ 20.889.872.12, dan lain-lain US $ 1.039.020.00.

    Dari kawasan Timur Tengah, Eropa, dan Afrika berjumlah US $ 1.359.426.455.93, yang berasalkiriman dari TKI Arab Saudi US$ 1.133.384.382.17, Uni Emirat Arab US$ 102.314.876.97,

    Yordania/Siria US$ 46.961.503.47, Qatar US$ 23.863.872.29, Kuwait US$ 20.132.187.43, OmanUS$ 15.404.759.62, Cyprus US$ 6.121.548.00, kawasan negara Afrika yang banyak menerimaTKI US$ 2.557.412.00 di luar negara Sudan US$ 237.316, Mesir US$ 45.958.00, dan beberapanegara kecil dalam penempatan TKI di Afrika yakni US$ 1.475.890. Sehingga total remitansiTKI per tahun   ke Indonesia dapat mencapai Rp 100 Tri li un   lebih, baik melalui perbankanataupun tidak.

    3. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)

    Lembaga Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Swasta (PPTKIS ) sebelumnyaadalah Perusahaan Jasa Pengerah Tenaga Kerja Indonesia (PJPTKI), tersebar di hampir seluruhIndonesia , sampai tahun 2011 ber jumlah 565 Perusahaan.

    Evaluasi kelembagaan terhadap total 565 Pelaksana Penempatan Tenaga kerja Indonesia Swasta(PPTKIS d/h PJTKI) yang telah dilakukan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi(Kemenakertrans) sebagaimana disampaikan Menteri Nakertrans Muhaimin Iskandar saatmelakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta,Senin (29/11) adalah dari 565 perusahaan (PPTKIS) yang ada di Indonesia, sebanyak 114 perusahaan (19,67 persen) dalam kondisi buruk, 242 perusahaan (43 persen) kondisinya sedangdan 209 perusahaan (37,33 persen) kondisinya dinilai baik.

    Kinerja PPTKIS sudah mesti dibenahi dan diperbaiki selain pengawasan secara berkala dan rutinsangat perlu dilakukan khususnya oleh Kemenakertrans dan BNP2TKI.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    11/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   11

    Rencana Kemenakertrans untuk focus membenahi PPTKIS yang kondisinya buruk dengan pembenahan sistem pelaporan, koordinasi secara berkala, verifikasi atau registrasi ulang serta peninjauan lapangan, sangat diperlukan dan didukung guna tertibnya penyelenggaraan pengiriman TKI ke luar negeri secara baik, prosedural, bertanggung jawab dan resmi sesuaiaturan perundang-undangan.

    Penempatan TKI ke luar negeri dilaksanakan oleh PPTKIS dengan prosedur sebagai berikut ;

    Bagan Prosedur Penempatan TKI

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    12/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   12

    c. PERMASALAHAN TKI

    Kajian permasalahan TKI menurut Pemerintah Indonesia yang diformulasikan Tim KoordinasiFormulasi Kebijakan Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah dan Keluarganya dari

    Malaysia (TK FKP-TKIB) - dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri KordinatorKesejahteraan Rakyat RI Nomor ; 09/KEP/MEMKO/KESRA/III/2008 tanggal 6 Maret 2008, adalah sebagai berikut ;

    1. TKI Bermasalah

    Menurut Pasal 73 UU No. 39 Tahun 2004 tentang PPTKLN, Tenaga Kerja IndonesiaBermasalah (TKIB) adalah TKI yang mengalami:

    (a)  Pemutusan hubungan kerja sebelum masa per janj ian kerja berakhi r  (b) Terjadi perang, bencana alam, atau wabah penyaki t di negara tuj uan  (c) Mengalami kecelakaan-kerja mengakibatkan tidak bisa menjalankan pekerjaannya lagi ,

    (d) Meninggal dunia di negara tujuan ,(e) Dideportasi oleh pemerintah setempat .

    2. Pekerja Migran (Indonesia)

    Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia –  Kementerian Sosial  sekarang , BuruhMigran  adalah orang yang berpindah ke daerah l ain, baik di dalam maupun ke luar neger i( legal maupun i legal ), untuk bekerj a dalam jangka waktu tertentu .

    3. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PM-BS)

    Menurut Departemen Sosial  RI adalah pekerja migrant internal dan li ntas negara yangmengalami masalah sosial t indak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, pengusir an (deportasi),

    ketidak-mampuan menyesuaikan dir i di tempat ker ja baru atau negara tempatnya bekerja,

    sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi sosial .

    Berdasarkan pengertian tersebut di atas, definisi TKIB menurut Keppres No. 106 Tahun 2004 tentang TK-PTKIB yaitu ”tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia yang tidak

    memil ik i i zin kerja dan/atau dokumen-dokumen yang sah untuk beker ja di M alaysia dan/atau

    yang bekerja ti dak sesuai dengan izin kerja yang dimi li ki ”, cenderung lebih tepat disebutsebagai PMI-BS, karena kriteria TKI menurut UU No. 39 Tahun 2004, haruslah yang mempunyai

    hubungan kerj a (kontrak).

    Di tahun 2004 sebanyak 3.170 kasus, TKI Bermasalah terus menjadi isu yang tidak pernahterselesaikan, sebagaimana tabel- 3 di bawah ini ;

    Tabel - 2

    Jumlah Permasalahan TKI Yang Pulang Dari Luar Negeri Selama April 2004

    Jenis Permasalahan Asia Pasifik Timur Tengah & Afrika Jumlah Total

    Tidak Mampu Bekerja 146 221 367

    Gaji Tidak Dibayar 32 399 431

    Penganiayaan 29 187 216

    Pelecehan Seksual 6 167 173

    Majikan Meninggal 6 9 15

    Pekerjaan Tidak Sesuai 417 706 1.123Majikan Bermasalah 0 3 3

    Kecelakaan Kerja 8 52 60

    Sakit 149 596 745

    Dokumen Tidak Lengkap 21 16 37

    JUMLAH 814 2.356 3.170Sumber ; Ditjen PPTKLN Depnakertrans

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    13/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   13

    Pada tahun 2009 sebanyak 1.008 TKI telah meminta perlindungan ke KBRI, KBRI berhasilmenyelesaikan 960 kasus TKI dan mengklaim Rp. 4,2 milyar gaji TKI yang belum terbayar.KBRI masih bersikap menunggu didatangi oleh TKI bermasalah, dengan begini dapat dipastikan

     banyak TKI bermasalah yang tidak diketahui dan tidak mendapat perlindungan dari KBRI yangadalah perwakilan resmi Negara di luar negeri yang tugasnya jelas mengurus segenapkepentingan warga Negara Indonesia di luar negeri.

    Tabel – 3

    KEPULANGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) TAHUN 2008-2010 (31 Mei) KEPULANGAN 2008 2009 2010 (Mei 31)

    Perempuan Laki-laki Jumlah Perempuan Laki-laki Jumlah Perempuan Laki-laki Jumlah

    Habis Kontrak 269,516  10,348  279,864  283,304  9,113  292, 417  97,227  1,668  98,895 

    Cuti 14,224  1,908  16,132  14,127 1,350  15,477  8,909 483  9,392 Bermasalah 43,887  1,516  45,403  43,440 1,341  44,781  24,395 562  24,957 

    TOTAL 327,627  13,772  341,399  340,871 11,804  352,675  130,531 2,713  133,244 Sumber: BNP2TKI, 2010

    Setiap tahun permasalahan TKI tidak pernah tidak terjadi dan pemerintah selalu bergeraklamban dan bila berbuat setelah masalah terjadi, selalu terlambat yang sudah tentu tidak dapatterselesaikan secara tuntas, itupun bila terekspos secara terus-menerus di media masa atau diprotesmasyarakat dan keluarga TKI yang menjadi korban.Permasalahan mendasar bahwa Pemerintah tidak mampu menyediakan pekerjaan dan kesempatanmendapatkan hidup yang layak di dalam negeri, seperti yang tercatat pada

    Tahun 2010, Pencari Kerja Terdaftar di Indonesia berjumlah 4.125.84 sehingga TKI merupakanalternatif untuk mengatasi problem pengangguran di dalam negeri. Kalau kemudian TKI yang sudah

    ada di luar negeri ditarik ke tanah air, begitupun mereka yang dideportasi dan kembali ke tanah airtanpa membawa hasil kerjanya selama di luar negeri, maka hanya akan menambah beban pemerintahdan angka pengangguran dalam negeri makin bertambah.

    Permasalahan TKI oleh pemerintah cenderung dipandang sebagai obyek hukum dan teori tugasrutin birokrasi, kenyataan dan bukti kejadian berdasarkan kasus-kasus dapat diidentifikasi adalahtelah terjadi hal-hal permasalahan berupa Penipuan, Pemerasan, Penyiksaan / Penganiayaan,Perkosaan, Pelecehan Seksual, Gaji tidak dibayar dan tidak sedikit menemui Kematian.

    Penanganan yang berlarut-larut atas kasus-kasus yang terjadi antara lain sebagaimana disampaikandi atas, akibat ketidak mampuan pemerintah mengurusi TKI yang bekerja di luar negeri mulai dari

    sebelum pemberangkatan, penempatan dan purna penempatan yang selalu dan akan menjadi masalah bagi TKI, kemudian tentang bagaimana perlindungan hukum terhadap mereka.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    14/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   14

    D. KASUS-KASUS

    Berbagai kejadian yang merupakan kasus terus saja mendera TKI di luar negeri dan menjadiwacana publik, sedangkan pemerintah masih berkutat dengan bagaimana cara terbaik dan efektif

    mentuntaskan kasus-kasus bermasalah tersebut.Pemerintah atau eksekutif sebagai penyelenggara urusan publik yang masih belum maksimaltanggapannya, maka permasalahan disampaikan ke lembaga legeslatif. Tepatnya pada jumat 14Oktober 2011, dalam ‘Forum Jumatan’  di ruangan wartawan DPR, Wakil Ketua DPR Priyo BudiSantoso, menjelaskan DPR menerima 218 laporan kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ter-sangkut masalah hukum di Arab Saudi, Malaysia, China dan Singapura, sebagian besar terkait kasus pembunuhan dan Narkoba.

    Dari laporan yang diterimanya, 151 kasus di Malaysia, 17 diantaranya dalam proses amnesti, 17kasasi, 51 banding, 51 ditingkat I dan sisanya verifikasi. Di Arab Saudi 43 kasus, ada 5 TKI yangterancam hukuman pancung, 8 kasus banding, 8 kasus ditingkat I, 11 orang ditahanan penyidik, 5

    orang masih dalam proses dan 6 proses disetujui pemaafannya lewat jalur keluarga. Sedangkan diChina 22 kasus, ada 9 yang divonis hukum mati, 5 proses hukum dan 8 berubah hukumannya darimati menjadi seumur hidup dan 2 kasus di Singapura.

    Data pada BNP2TKI per Agustus 2011, Malaysia menempati urutan pertama kasus yang TKI yangterancam hukuman mati, yaitu 177 kasus .

    Sebelumnya di tahun 2005, 1.091 kasus TKI di luar negeri yang terdiri dari berbagai jenissebagimana tabel-3, berikut ;

    Tabel – 4

    Jumlah Kasus Yang bekerja di Luar Negeri Tahun 2005

    No Jenis Kasus Jumlah1 Gaji tidak dibayar 371

    2 Pelecehan Seksual 29

    3 Penganiayaan 88

    4 Kecelakaan Kerja 29

    5 PHK 140

    6 Sakit 124

    7 Putus Komunikasi 253

    8 Kriminal 12

    9 Gagal Berangkat 45

    Total 1.091Sumber ; Ditjen PPTKLN Depnakertrans

    Sebagai gambaran permasalahan TKI, ada sejumlah kasus yang menjadi perhatian masyarakatIndonesia dan disorot media dan antara lain ;

      Deportasi TKI Ilegal. Kamis, 26 Agustus 2010, 144 TKI dideportasi dari Sabah - Malaysiamelalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, 4 orang diantaranya masih anak-anak, 26 wanitadewasa dan 114 laki-laki kemudian pada kamis 2 September 2010, kembaqli dideportasisebanyak 800 orang TKI melalui Pelabuhan Tanjung Pinang. Mereka dideportasi terkaitdokumen dan paspor mereka yang tidak sah atau sudah tidak berlaku lagi.

      Ruyati  adalah seorang TKW asal Bekasi,  Jawa Barat di Arab Saudi yang membunuhmajikannya. Dia berusaha membunuh ibu majikannya yang bernama Khairiyah Hamid yang berusia 64 tahun karena merasa tidak tahan dengan kekejamannya. Pembunuhan itu dilakukandengan cara membacok kepala korban beberapa kali dengan pisau jagal dan kemudiandilanjutkan dengan menusuk leher korban dengan pisau dapur.

    http://id.wikipedia.org/wiki/TKWhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bekasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bekasihttp://id.wikipedia.org/wiki/TKW

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    15/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   15

    Lalu, Ruyati melaporkannya ke KJRI di Jeddah.  Pada 18 Juni 2011,  Ruyati tewas dihukum pancung di Arab Saudi akibat perbuatannya itu.

      Rabu 21 September 2011, TKW bernama Istiqomah, asal Desa Karang Gandu, KecamatanWatulimo, bekerja pada majikan bernama Choi Nai Nai, tewas, terjatuh dari lantai 10 sebuahapartemen di Hong Kong. Diduga Istiqomah terjatuh dan tewas pada saat sedang membersihkan jendela kaca apartemen majikannya.

      Keni, tenaga kerja Indonesia asal Desa Losari Lor, Kecamatan Losari, Brebes, Jawa Tengah,disiksa oleh majikan perempuannya di Madinah, Arab Saudi, selama tiga bulan. Dirawat di RSPolri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, setelah pulang ke tanah air. Luka bakar yang dideritaKeni hampir menutupi seluruh tubuhnya. Kedua kuping Keni tampak mengerut. Leher, keduatangan, dada, perut, punggung, dan kaki, semua tidak luput dari kebengisan Wafa.Dari penuturan Keni, kekerasan yang dilakukan Wafa, majikan perempuannya, dimulai etelahsatu bulan dia bekerja pada keluarga itu. Selain menyetrika, Wafa juga memukul Keni,

    mencongkel gigi depan Keni, kemudian memaksa Keni untuk menelannya, dan juga tidakmemberi makan yang cukup bagi Keni dan Keni mengaku tidak bisa melarikan diri karenarumah majikannya selalu terkunci. Dia baru bebas ketika majikan laki-lakinya, Khalid AlKhuraifi, mengetahui perbuatan istrinya. Keni lalu dipulangkan ke Indonesia. Saat Keni hendak pulang, Majikan hanya memberikannya gaji Rp 6 juta. Padahal, Keni telah bekerja selama 4,5 bulan dan dengan gaji per bulannya Rp 2 juta, alasannya, gaji sang majikan dipotong untuk biayatiket pesawat.

      Tuti Tursilawati, TKI Terancam Hukuman Mati karena dituduh telah membunuh majikannya, pelaksanaan hukuman mati berupa pemancungan diperkirakan berlangsung setelah lebaran haji2011. Tuti Tursilawati diberangkatkan ke Arab Saudi oleh PT Arunda Bayu pada 5 September

    2009 dengan nomor paspor AN 169210 dan dipekerjakan di keluarga pengguna (majikan) SuudMalhaq Al Utaibi, Kota Thaif, Arab Saudi, sebagai TKI penata laksana rumah tanggamenggunakan jasa agensi di Arab Saudi yaitu "Adil for Recruitment". Tuti Tursilawati, yangmengadu nasib di Arab Saudi dengan menjadi pembantu rumah tangga, kini sedang menghitunghari menuju pintu kematian. Dia sudah masuk daftar tunggu eksekusi hukuman mati setelah pengadilan Arab Saudi memvonisnya bersalah telah membunuh majikan pria. Menurut jadwal,Tuti dieksekusi mati usai musim haji tahun ini, yaitu 6 November 2011. Dalam kaitan itu, pihakkeluarga korban berkeras tidak mau memberi pengampunan dengan menolak pembayaran diatatau uang darah. Tuti, TKI asal Majalengka, Jabar, divonis bersalah membunuh majikannya,Suud Malhaq Al Utibi, Mei 2010. Menggunakan sebatang kayu, dia memukul majikannya ituhingga tewas. Tindakan itu dia lakukan karena sang majikan berupaya melakukan perbuatan

    asusila terhadap dirinya. Namun, selain melakukan pembunuhan, Tuti juga divonis membawakabur uang senilai 31.500 real Saudi plus satu jam tangan dari rumah majikannya itu. TutiTursilawati diberangkatkan ke Arab Saudi pada 5 September 2009. Dia dipekerjakan di keluargaSuud Malhaq al-Utaibi di Kota Thaif, Arab Saudi.

     

      Darsem, seorang TKW asal Subang, Jawa Barat di Arab Saudi yang membunuh majikannya. Diaterancam hukuman mati karena membunuh. Hukuman ini dapat diperingan dengan membayardiyat atau tebusan senilai Rp4,7 miliar dan kemudian dibebaskan setelah pemerintah Indonesiamelakukan npendekat diplomatic dengan Arab Saudi. Darsem kembali pulang ke Indonesia.

      Ceriyati,  adalah seorang TKW di Malaysia yang mencoba kabur dari apartemen majikannya.

    Ceriyati berusaha turun dari lantai 15 apartemen majikannya karena tidak tahan terhadap siksaanyang dilakukan kepadanya. Dalam usahanya untuk turun Ceriyati menggunakan tali yangdibuatnya sendiri dari rangkaian kain. Usahanya untuk turun kurang berhasil karena dia berhenti pada lantai 6 dan akhirnya harus ditolong petugas Pemadam Kebakaran setempat.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jeddahhttp://id.wikipedia.org/wiki/18_Junihttp://id.wikipedia.org/wiki/2011http://id.wikipedia.org/wiki/Subanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/wiki/TKWhttp://id.wikipedia.org/wiki/Apartemenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemadam_Kebakaran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemadam_Kebakaran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Apartemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/TKWhttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Subanghttp://id.wikipedia.org/wiki/2011http://id.wikipedia.org/wiki/18_Junihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jeddah

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    16/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   16

    E.  ANALISA PERMASALAHAN

      TKI masih merupakan alternatif   untuk mengatasi problem pengangguran dan kemiskinan di

    dalam negeri, maka menjadi TKI untuk bekerja di negara orang jadi pilihan paling mudah bagiyang berpendidikan rendah, cukup dengan modal kemauan, tenaga dan nekat. Oleh Pemerintahkemudian di formal menjadi program kerja membangun negara dengan mengekspor TKI yangsebagian besar TKI Informal, karena negara tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan yanglayak bagi warga negaranya guna mendapatkan penghidupan yang layak atau untuk sementaraterhindar dari pengangguran dan kemiskinan. Ada semacam keterpaksaan dan kepasrahanmenghadapi situasi terburuk ketika memilih menjadi TKI ke luar negeri. Bukan berani mengikutikemauan akan tetapi lebih bersifat ke-‘nekat’-an kala ber-TKI ria.

    Praktik ini memunculkan kesan bahwa TKI  –   informal, adalah bentuk perbudakan yang palingaktual di Indonesia, pemerintah tentu memahami kesimpulan analisa akan hal permasalahan ini,

    sekalipun demikian resmi diurus oleh Negara.   Tingkat pendidikan dan kesempatan ker ja TKI  yang di geluti PJTKI dan didukung Pemerintah,

    masih sangat besar dibidang informal ( peñata laksana rumah tangga).Tingkat pendidikan berdasarkan data BPS Februari 2010 dari 55 juta lebih angkatan kerja,sebagian besar lulusan SD dan SMP, yang berpendidikan SD ke bawah 53%, SMP hanya sekitar19%, SD dan SMP digabung 72%, mereka inilah yang berpotensi mengalami kondisi hidupmemprihatinkan dan hanya berpeluang bekerja di sector informal dan memilih menjadi TKI,selebihnya tamatan Diploma dan Universitas yang juga tidak kala banyak yang masihmenganggur.

    Sesuatu yang merugikan karena tingkat pendidikan para TKI  –  khususnya bidang informal yang

    sebagian besar SD (70 %), tingkat pengetahuan rendah dan terbatas, berarti juga memiliki multiresiko - berbahaya, dan merugikan baik TKI sendiri maupun Pemerintah.

      Masa tunggu yang tidak pasti . Seorang TKI harus menunggu di penampungan PJTI sebelumdiberangkatkan ke negara tujuan antara 1 –  6 bulan, itupun sudah dipotong waktu bila mengikuti pelatihan dan pengurusan kelengkapan dokumen. Bahkan bias lebih lama lagi.

      TKI cenderung dij adikan sapi perah dan menjadi obyek eksploi tasi dan pemerasan . Kecenderungan tersebut terjadi secara sengaja, mulai dari perekrutan di tempat asal TKI oleh paracalo jaringan PJTKI (PPTKIS- sekarang ) dengan iming-iming janji manis. Para calo mendapatuang jasa dari PJTKI untuk tiap TKI yang direkrut sebagai calon TKI-PLRT/TKI informalataupun TKI formal, TKI-PLRT tidak membayar sejak awal sebagimana TKI Formal, tapi

    ditanggulangi oleh PJTKI yang kemudian akan dipotong gaji TKI 4-5 bulan pertama TKI setelah bekerja atau ditempatkan. TKI tidak pernah diberitahu PJTKI berapa jumlah sesungguhnya biaya- biaya tersebut.

    Kembali ke tanah air, obyek eksploitasi dan pemerasan masih melilit sang TKI. Sesampai di bandara tanah air, sebagaimana yang terjadi di Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI diSelapajang Tangerang, Banten. TKI diperhadapkan dengan Petugas money changer atau Valas,yang memaksa bahkan menggeledah bawaan uang TKI untuk ditukarkan dengan nilai tukarrendah yang ditentukan sepihak oleh petugas tersebut. Selanjutnya sopir angkutan TKImengambil bagian saat mengantar ke tujuan alamat tempat tinggal, masih meminta setoransukarela dari TKI tapi ditentukan jumlahnya. Padahal TKI sudah membayar biaya angkutan resmi

    yang didalamnya termasuk bagian petugas angkutan.

    TKI yang tiba di GBK juga diharuskan menunggu berjam-jam, bahkan berhari-hari mengikutiaturan petugas angkutan untuk menuju tempat tinggalnya dan dilarang menggunakan angkutansendiri.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    17/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   17

    Sekembalinya TKI ke tempat asal dengan membawa pulang sejumlah uang yang dikumpul bertahun-tahun tapi karena secara mental dan pengetahuan tidak di siapkan untuk mengelolahhasil jerih payahnya, maka kemudian habis begitu saja dan kembali hidup seperti sediakala.

    Dengan demikian permasalahan terjadi berasal dari mulai perektutan, penampungan dan pengurusan dokumen keimigrasian, penempatan di negara tujuan dan pemulangan.

      Pengguna di negara tujuan TKI   sering dijadikan obyek kekerasan fisik, pelecehan seksual  – TKW ada yang sampai hamil bahkan memiliki anak tanpa nikah. Bekerja tanpa pembatasanwaktu, tidak memperoleh hari libur untuk beristirahat, bahkan tidak mendapat gaji samasekali.

      Asuransi TK I , melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kepmenakertrans) No: 209/Men/IX/2010 tertanggal 6 September 2010 tentang Penetapan Konsorsium Asuransi TKIdengan nama “Proteksi TK I ”, diputuskan satu konsorsium di bawah perusahaan PT AsuransiCentral Asia Raya, dengan keanggotataan sembilan perusahaan asuransi yaitu ;

    1.  PT Asuransi Umum Mega,2.  PT Asuransi Harta Aman Pratama,3.  PT Asuransi Tugu Kresna Pratama,4.  PT Asuransi LIG, PT Asuransi Raya,5.  PT Asuransi Ramayana,6.  PT Asuransi Purna Artanugraha,7.  PT Asuransi Takaful Keluarga, dan8.  PT Asuransi Relife,

    Hingga 8(delapan) perusahaan asuransi sebagai penyelenggara program asuransi TKI.SejakOktober 2010 sebagaimana data BNP2TKI terkait uang premi TKI yang dihimpun konsorsiumAsuransi Proteksi adalah sebesar Rp 192 Miliar lebih dan baru Rp 13 Miliar atau 5,6 persen sajayang dapat dicairkan sebagai klaim TKI oleh pihak asuransi. Sebelumnya konsorsium lama yangdapat dicairkan sekitar 11 persen. Semua TKI diwajibkan mengikuti program asuransi,membayar besarnya premi asuransi sesuai masa kontrak kerja.

    Kewajiban mengasuransikan diri yang tetapkan pemerintah, ternyata lebih mudah menyetor premitapi tidak mudah mengurus klaim asuransi. Kesulitan karena prosedural birokratis yang biasa adadi pemerintahan ternyata telah menginfeksi konsorsium asuransiyang katanya swasta. Pengajuanklaim oleh TKI, ternyata masih banyak yang tidak paham, juga kesulitan atau dipersulit dengan persyaratan kelengkapan dokumen adminstratif, selain waktu yang tidak terukur, indikasikonsorsium asuransi hanya untuk mendulang premi guna diinvestasikan di lain tempat agar

    memperoleh profit sangat dimungkinkan oleh total jumlah premi yang terus meningkat dan sudahlebih dari Rp 200 Milyar, berbanding sangat jauh dengan jumlah pengajuan klaim yang dicairkanoleh TKI. Entah kemana dan untuk apa atau diapakan dengan jumlah total premi sebesar itu ?

      Pemeri ntah selalu ti dak siap , tidak cepat tanggap dan sigap, padahal setiap saat akan selaluterjadi masalah TKI, terkesan mengabaikan ataupun mendiamkan sampai disuarakan masyarakatatau media. Hal demikian telah disadari akan menjadi masalah yang lebih besar lagi dikemudianhari. 

      Perlindungan Hukum atau Law Enforcement oleh Pemerintah yang belum maksimal ,terkesan lamban dalam merespon isu perlindungan TKI dengan selalu baru bergerak/bertindak

     bila ada atau telah terjadi kasus, bahkan sebagian kasus telah mencapai tingkat putusan daneksekusi putusan baru diketahui dan ditindak lanjuti. Itupun bila telah dikritisi, padahal TKIsebagian besar bekerja pada wilayah beresiko tinggi atau atau 3D (diff icul t, dirty dan dangerous -sulit, kotor dan berbahaya ). 

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    18/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   18

      Tumpang tindih aturan, tidak ada koordinasi yang padu dan pembagian fungsi pengambil

    kebij akan masing-masing egosentr is , selain belum dapat memilah dan membagi secara detail, jelas dan tegas tugas/tanggungjawab dan fungsi lembaga-lembaga penanganan urusan dan permasalahan TKI.

    Bila dicermati secara mendalam pelaksanaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI bertumpu pada Instansi-instansi yang berkoordinasi. Sebagai contoh rekrut CTKI dilayani olehDisnaker Kab/Kota, KTP dilayani oleh Depdagri, Cek Up Kesehatan dilayani oleh Depkes,Pasport dilayani oleh Dephum dan Ham, Pengesahan Job Order dan pembelaan dilayani olehDeplu melalui perwakilan R.I di Negara-negara tujuan penempatan. Angkutan dilayani olehDephub. Keamanan dilayani oleh POLRI. Pelatihan melalui BLKN ijinnya dikeluarkan olehDisnaker Kab/Kota. BNP2TKI, mengkoordinasikan pelayanan-pelayanan tersebut melalui penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).

      Data resmi  TKI   yang benar-benar tepat dan tepercaya berapa jumlah total warga negara yang

     bekerja di luar negeri serta yang terperinci menurut jenis kelamin, jenis pekerjaanformal/informal, negara tujuan penempatan TKI yang bekerja di luar negeri selalu berbeda antaramasing-masing pihak penyelenggara urusan TKI, termasuk yang bermasalah tidak adasingkronisasi antara pihak.Kemenakertrans berbeda dengan Kementerian Luar Negeri, berbeda dengan Imigrasi, berbedadengan BNP2TKI, apalagi PPTKIS.Audit Data resmi mestinya dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan semua instansi danlembaga termasuk perwakilan negara di luar negeri, termasuk juga Kepolisian.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    19/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   19

    F. PERLINDUNGAN HUKUM

    Hukum   yaitu “peraturan yang dibuat dan disepakati baik tertulis maupun tidak tertulis;

     peraturan, undang-undang yang mengikat perilaku setiap masyarakat tertentu”(Amran

    Y.S.Chaniago, 1997).

    Perl indungan TKI ; segala upaya untuk melindungi calon TKI dalam mewujudkan terjaminnya

     pemenuhan hak-haknya sesuai peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama maupun

    sesudah bekerja dan kembali ke tanah air.

    Perlindungan tersebut dilakukan dengan penyelengaraan keadilan dan ketertiban untuk

    mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyat sesuai dengan tujuan Negara

    ( menurut   Prof. Subekti, S.H ).

    Permasalahan perlindungan harus lebih kepada yang dialami oleh TKI Perempuan, karena TKI

    Perempuan yang sering dan paling banyak menjadi korban trafiking  dengan dalih penempatan.

    Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 , trafiking adalah tindakan perekrutan,

     pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang, dengan ancaman

    kekerasan atau penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,

     penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi pembayaran atau

    manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain

    tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antara negara untuk tujuan eksplotasi atau

    mengakibatkan orang lain tereksploitasidan.

    Trafiking menurut Protocol PBB , adalah Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan

    atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaan kekerasan, atau bentuk-bentuk lain

    dari kekerasan, penculikan, penipuan, kebohongan atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi

    rentan, atau memberi atau menerima pembayaran, memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh

     persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksplotasi. Eksplotasi untuk

    melacurkan orang lain, atau bentuk-bentuk lain dari eksplotasi seksual, kerja atau pelayanan paksa,

     perbudakan atau praktek-praktek serupa perbudakan, penghambatan atau pengambilan organ tubuh.

    Kedua def in isi   tersebut di atas tidak hanya untuk kasus trafiking pekerja seks saja, tapi juga

    termasuk kerja paksa dan bentuk-bentuk eksplotasi lainnya yaitu lebih mengedepankan pencegahantrafiking, melindungi dan mendampingi korban, dan untuk menghukum pelakunya (trafiker).

    Secara konstitusional UUD 1945 menjamin bahwa setiap warga negara berhak atas penghidupan

    yang layak. Negara dan Pemerintah ternyata setelah 66 tahun Indonesia merdeka, belum mampu

    memenuhi kewajibannya menyediakan lapangan kerja bagi semua warga negara, sehingga masih

     banyak yang menjalani hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Sehingga memilih menjadi TKI ke

    luar negeri saat ini dan meraka yang karena ketidaktahuan maupun keadaan tertentu kemudian

    menjadi korban perdagangan orang.

     Namun demikian masih terjadi pembiaran dengan sengaja  sebagai akibat praktek hukum negarayang tidak berjalan maksimal bahkan multi tafsir, khusus perlindungan hukum atas hak-hak warga

     Negara yang memilih memenuhi kehidupan dan masa depannya sebagai TKI yang bekerja di luar

    negeri.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    20/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   20

    Diperlukan kejelasan dan kepastian program tentang Trafiking   yang dijalankan, bahkan reformasi

     program, tatanan hukum dan aturan serta reformasi kewajiban Pemerintah untuk penataan birokrasi

     penanganan TKI, reformasi sistem perlindungan, pembelaan dan advokasi tehadap TKI dan

     pencegahan dan perlindungan terhadap warga negara agar tidak menjadi korban perdagangan orang.

    Hal ini dapat dilakukan sejak dari tahapan awal perekrutan atau pra pemberangkatan, ketika

     penempatan dan setelah penempatan, hingga pascah menjadi TKI dan kembali ke tanah air.

    Berharap Pemerintah semata, juga tidak bijak. Para Lembaga Swadaya Masyarakat peduli TKI

    maupun para Pemerhati TKI lainnya, harus berpartisipasi mengambil peran untuk bersama-sama

    mengatasi permasalah TKI.

    Untuk hal dimaksud di atas, saran kami dapat dilakukan melalui program sebagai berikut ;

    1.  Aksi  Peduli , dan

    2. 

    Partisipasi Reformasi Regulasi TKI.

    1.  Aksi Peduli  

    1.1.  Pra Pemberangkatan

    Melakukan pengawasan dan pengawalan secara intensif terhadap lembaga pelaksana, pengerah

    dan penepatan serta penanggung jawab TKI di luar negeri, untuk hal-hal sebagai berikut ;

    a.  Tersosialisasi pemahaman, kesadaran, kesiapan dan tujuan TKI bekerja ke luar negeri

     b. Penyelenggara harus menjalankan fungsi guna Persiapan mental, pengetahuan budaya dan

     bahasa negara tujuan serta kompetensi kemampuan dan ketrampilan pekerjaan calon TKI.

    c.  Mempersiapkan secara pasti da lengkap identitas calon TKI.

    d. Calon TKI mendapatkan informasi kejelasan status, kemampuan dan pengalaman Perusahaan

    Pengirim TKI.

    e.  Calon TKI mendapatkan pendidikan dan pelatihan secara baik dan lengkap sesuai bidang

    ketrampilan yang akan dilakukan di negara tujuan, untuk PLRT parlu dilakukan pelatihan/simulasi penggunaan alat-alat rumah tangga modern di luar negeri agar tidak terjadi

    miskompetensi.

    f.  Kelengkapan Dokumen ;

     Kesesuaian dokumen dan data pribadi calon TKI sesuai identitas asli.

     Mendapatkan secara terbuka dan lengkap besar biaya pengurusan dokumen dan cara

     pembayaran atau penggantiannya.

     Dokumen berupa Paspor, Visa dan Kontrak Kerja dengan Pengguna, Polis Asuransi, harus

    dimiliki

    duplikatnya(fotocopy) oleh keluarga calon TKI di dalam negeri.

    g. TKI harus mendapatkan pengetahuan tentang hak dan kewajibannya.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    21/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   21

    1.2.  Penempatan dan Purna Penempatan

    Pemerintah masih terkesan membiarkan TKI mengurus diri sendiri, bila diperhatikan

    secara seksama selama ini sebaliknya terbaca bahwa orientasi pola sikap birokrasi pemerintah

    sepertinya menganggap TKI adalah obyek dan komoditi, bila demikian harus segara dihentikan.

    Untuk hal tersebut di atas, para Lembaga Swadaya Masyarakat peduli TKI maupun para

    Pemerhati TKI lainnya dapat melakukan langkah berupa program Per li ndungan, Pembelaan  

    dan Advokasi secara intensif yang harus dan selalu dilakukan tanpa jeda waktu, kontinyu, serius

    dan bersifat tetap, sebagai perhatian atas keprihatinan membaca dan menganalisa kondisi yang

    terjadi, terutama pada saat TKI di tempatkan dan setelah penempatan.

    Bahwa masa paling kritis dan bermula timbul masalah adalah ketika TKI ditempatkan di negara

    tujuan dan menjalani masa kerja sesuai kontrak yang telah dibuat dengan pengguna TKI.

    Program Perlindungan, Pembelaan dan Advokasi dengan melakukan aksi dan langka antara lain,

    seperti ;

      Mempelajar i secara seksama sistem hukum  –  perl indungan tenaga kerja, negara penempatan

    TKI.

      Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk mencegah pengir iman TK I I legal/Non

    Prosedural serta pencegahan terjadinya Perdagangan Orang ( Trafiking ) serta memberikan

    per li ndungan dan advocasi kepada korban perdagangan orang,

      Menyampaikan somasi kepada Pemeri ntah Pusat, Perwakilan KBRI , KJRI , Perwakil an dan/atau

    Pemerin tah Negara TKP  –  TKI,

      Membentuk Tim Advocasi Mandir i dan kerj asama dengan para Advocat I nternasional ,

      Membangun ker jasama dengan lembaga-lembaga pemerhati pekerja migran di dalam maupun diluar negeri ,

      Menerbitkan Buku Saku tentang keselamatan dan per li ndungan hukum TKI dan Buku Saku

    penggunaan jasa perbankan untuk remitansi TKI dan tata cara transaksi dilengkapi lokasi bank

    koresponden di luar negeri di dekat wilayah TKI biasanya berada.

      Membantu meng-advokasi TKI atau Ahli Wari s untuk memperoleh Hak Klaim Asuransi

      Membuka Wisma Pemantauan dan Penampungan TKI bermasalah di negara-negara tujuan TK I ,

      Membantu memfasil itasi TKI bermasalah (dan keluarganya) untuk kepulangan sampai di alamat

    tempat ti nggal,

      Secara kontinyu menyuarakan melalui media masa, baik komentar, wawancara maupun

    penulisan,

      Menyuarakan melalui perwakil an di legeslati f,

      Menyelenggarakan Di skusi / Seminar / Simposium Nasional Per li ndungan TKI dan Pencegahan

    Perdagangan Orang .

    1.3. Kembali ke Tanah Air 

    Proses kedatangan ke tanah air saat tiba di bandara, adalah bagian dari masalah TKI yang

    sangat perlu dilindungi dari perlakuan aturan birokratis dan tindakan para petugas di area tempat

     penampungan kepulangan antara lain ketiadaan pilihan untuk terminal kedatangan di bandara,

    tidak ada batas waktu masa tunggu untuk melanjutkan perjalanan menuju alamat tempat tinggal,tidak tersedia Bank tempat penukaran uang, selain selama ini ditangani perusahaan swasta

    money changer yang tidak berstandar resmi, penetapan biaya tiket dari bandara ke alamat

    tempat tinggal yang melebihi biaya resmi.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    22/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   22

    Selain aktif melakukan aksi nyata, pemantauan dan pengawasan terhadap hal-hal tersebut di

    atas, juga memperjuangkan regulasi yang sifatnya memberikan kebebasan dan keleluasaan

    kepada TKI untuk memilih terminal bandara saat kedatangan, mendapatkan fasilitas dan

     pelayanan penukaran uang yang realistis, mendapatkan kemudahan, biaya ringan, keselamatan,

    dan percepatan pengangkutan ke alamat tujuan tempat tinggal.

    Program lain yang patut diselenggarakan juga adalah perlu menyediakan pelatihan

    kewirausahaan bagi para TKI Purna sehingga mereka dapat memanfaatkan modal dan

     pengalaman yang mereka peroleh di luar negeri untuk menjalani kehidupannya pasca bekerja di

    luar negeri yang dapat berdampak positif menggerakan sektor riil di temapat asal TKI.

    2.  Partisipasi Reformasi Regulasi TKI

    Program   Partisipasi Reformasi Regulasi  tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI)dilakukan dengan tetap berpijak pada sistem tatanan hukum yang telah ada dan sifatnya sebagai

    koreksi untuk perbaikan sesuai kebutuhan guna menata sistim penyelenggaraan TKI yang

    teratur, tertib dan bermanfaat.

    1.  Melakukan kaji an  terhadap isi dan implementasi/pelaksanaan berbagai Regulasi TKI ,

    antara lain ;

    -  Undang –  Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

    -  Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga

    Kerja Indonesia di Luar Negeri.

    -  Undang –  Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak

    Pidana Perdagangan Orang. 

    -  Implementasi oleh Indonesia atas berbagai Konvensi Internasional mengenai Perlindungan

    Orang, HAM dan Tenaga Kerja. 

    -  Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan

    Menteri dan berbagai aturan di bawahnya. 

    -  Ratifikasi Konvensi ILO No. 189 Tentang Pekerja Rumah Tangga, dan Konvensi ILO 177

    Tentang Pekerja Rumahan.

    2.  Melakukan kajian terhadap Peran dan Fungsi Pemerintah   ( di dalam negeri dan

     perwakilan di luar negeri ), BNP2TKI, PPTKIS dan Instansi/Lembaga terkait, untuk

    mengetahui peran dan fungsi secara proporsional dan profesional, tidak asal-asal dan

    tumpang tindih fungsi dan kebijakan, koordinasi pelayanan sudah seharusnya satu atap atau

     paling tidak melalui Teknologi Informasi yang menggunakan sistim online terhubung secara

     bersama dan keseluruhan instansi dan lembaga dalam satu sistim terhubung agar TKI

    tertangani secara baik, bukannya yang mengemuka adalah egosentris sektoral.

    3.  Mengsosial isasikan dan Menyampaikan H asil Kaj ian kepada Pemeri ntah, DPR dan

    I nstansi/L embaga Penyelenggara TKI serta Media Masa , guna perbaikan menyeluruh

    Penyelenggaraan TKI.

    Demikian sedikit buah pikir sebagai sumbangan bagi kemaslahatan anak bangsa di negeri orang olehadanya perhatian atas berbagai hal negatif yang sangat merugikan bagi TKI di Luar Negeri.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    23/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    Muhammad Thaha Pattiiha   23

    G.  REGULASI

    Regulasi tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) antara lain ;

    1.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

    Perdagangan Orang.

    2.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan PerlindunganTenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. 

    3.  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

    4.  Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 2011 tertanggal 27 September 2011 tentang PercepatanPelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2011, antara lain berisi peningkatan peran BadanPenempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI).I si I npres ;Pertama , penanganan masalah TKI melalui pembangunan sistem layanan pengaduan secara "online"dengan target tersedianya sistem layanan pengaduan TKI di kantor pusatBNP2TKI dan 10 kantorBadan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI).-

    Kedua , pengamanan keberangkatan untuk mencegah TKI nonprosedural dengan targettercapai 100 persen pemberangkatan TKI berdokumen resmi dan pembekalan bagi 750 TKI ilegal untuk berangkat dengan dokumen resmi.

    5.  Peraturan Presiden (Perpres) No 81/2006 tentang Pembentukan BNP2TKI

    6.  Instruksi Presiden (Inpres) No 6/2006 tentang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan danPerlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

    7.  Peraturan Pemerintah Nomor 4 / 1970  tentang Program Antarkerja Antardaerah (AKAD) danAntarkerja Antarnegara (AKAN)

    8.  Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/V/2010  tentang AsuransiTenaga Kerja Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 273).

    9.  Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: 209/Men/IX/2010 tertanggal 6 September

    2010 tentang Penetapan Konsorsium Asuransi TKI dengan nama “ Proteksi TKI”  

    10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.14/MEN/X/2010  tentangPelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 515).

    11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.23/MEN/IX/2009  tentangPendidikan dan Pelatihan Kerja Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 340).

    12. Permenakertrans Nomor 16/2009 tentang Tatacara Penerbitan Surat Ijin Pengerahan (SIP) CalonTenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri bagi Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta

    (PPTKIS). 

    13. Permenakertrans Nomor 17/2009 tentang Penyelenggaraan Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP)TKI ke Luar Negeri

    14. Permenakertrans Nomor 18/2009 tentang Bentuk, Persyaratan dan Tata Cara Memperoleh KartuTenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).

    15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/IV/2008  tentangPenempatan Tenaga Kerja.

  • 8/19/2019 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia(TKI) Di Luar Negeri

    24/24

    Perlindungan Hukum TKI di Luar Negeri 

    M h Th h P h 24

    -  Kepustakaan

    -  Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor Per.04/Ka/V/2011 Tentang Petunjuk TeknisTenaga Kerja Indonesia Yang Bekerja Secara Perseorangan  

    -  BNP2TKI dan www.bnp2tki.go.id  

    -  BNP2TKI, Petunjuk Penempatan TKI Perseorangan, Friday, 13 May 2011 -  Inpres No.14 Thn 2011 ttg Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2011, a.l peningkatan peran Badan Penempatandan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI).

    - Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja –  Pusdatinaker, Depnakertrans RI.

    -  Antara/FINROLL News (Jakarta, 18/8/11)- Drs - -Irgan Chairul Mahfidz Ketua Komisi IX DPR - bnp2tki.go.id ,Kamis (2/9/”11) - Amir Tejo –  Okezone, Rabu, 5 /10/ 2011

    - Koran Tempo, Jumat (7/5/11)

    - http://www.tabloiddiplomasi.org- http://www.harianhaluan.com/P adang

    -  http://www.menkokesra.go.id-  http://www.madina-sk.com-  http://id.wikipedia.org -  Bolmer Suryadi Hutasoit  , Perlindungan Hukum Dan Penyelesaian Kasus Penyiksaan Tenaga Kerja Indonesia Di Semarang- Makalah Metode

    Penelitian dan Penulisan Hukum, Maret 15, 2011-  Drs. Arifin Purba, M.Si (Direktur Penyiapan dan Pemberangkatan - Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI)Penyiapan penempatan tenaga kerja

    indonesia di luar negeri,Bogor,19Juli2011

    -  SK Menko Kesra No.09/KEP/MEMKO/KESRA/III/2008 tgl 6 Maret 2008 ttg Pembentukan Tim Koordinasi - Formulasi KebijakanPemulangan TKI Bermasalah dan Keluarganya dari Malaysia (TK FKP-TKIB).dan Surat Sekretaris Kementerian Koordinator Bid. Kesra No.B.671/KMK/ ES/IV/2008 tgl 15 April 2008 ttg Pelaksanaan Tugas TK FKP-TKIB Thn 2008.

    -  LSM - Peduli Buruh Migran-  Remitansi TKI Jelang Lebaran,- REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, Senin, 30 /6/2010 -  tki-dideportasi-dari-malaysia http://www.antaranews.com, Minggu, 29 /8/ 2010 -  Hasil Survei Nasional Pola Remitansi TKI di Nusa Tenggara Barat 2010-  UU RI No. 21 Thn 2007 Ttg PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG -  UU RI No. 39 Thn 2004 Ttg PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI.-  UU RI No 13 Thn 2003 TTG KETENAGAKERJAAN-  Kpts. Menakertrans No. KEP 14/MEN/I/2005 Ttg Tim Pencegahan Pemberangkatan TKI Non Prosudural Dan Pelayanan Pemulangan TKI -  Permenakertrans Nomor 15/2009 tentang Pencabutan Permenaketrans No 22/2008-  Permenakertrans No.16/2009 ttg Tatacara Penerbitan Surat Ijin Pengerahan (SIP) Calon TKI ke LN bagi PPTKIS.-  Permenakertrans No.17/2009 ttg Penyelenggaraan Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) TKI ke LN-  I Wayan Pageh, Permasalahan Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri,06/08- Permenakertrans No.18/2009 ttg Bentuk, Persyaratan dan Tata Cara Memperoleh KTKLN.- Erwan Baharudin, Puspen Jurnal Ilmiah-UIEU, Lex Jurnalica Vol.4 No.3 Agustus 2007-  Kansil, C.S.T., 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka  

    http://www.bnp2tki.go.id/http://www.bnp2tki.go.id/http://www.bnp2tki.go.id/http://bnp2tki.go.id/prosedur-kerja-259/4528-petunjuk-penempatan-tki-perseorangan.htmlhttp://bnp2tki.go.id/prosedur-kerja-259/4528-petunjuk-penempatan-tki-perseorangan.htmlhttp://bnp2tki.go.id/prosedur-kerja-259/4528-petunjuk-penempatan-tki-perseorangan.htmlhttp://www.tabloiddiplomasi.org/http://www.harianhaluan.com/http://www.menkokesra.go.id/content/view/7402/39/http://id.wikipedia.org/http://id.wikipedia.org/http://id-jurnal.blogspot.com/2010/09/remitansi-tki-jelang-lebaran.htmlhttp://www.antaranews.com/http://www.antaranews.com/http://www.antaranews.com/http://www.antaranews.com/http://id-jurnal.blogspot.com/2010/09/remitansi-tki-jelang-lebaran.htmlhttp://id.wikipedia.org/http://www.menkokesra.go.id/content/view/7402/39/http://www.harianhaluan.com/http://www.tabloiddiplomasi.org/http://bnp2tki.go.id/prosedur-kerja-259/4528-petunjuk-penempatan-tki-perseorangan.htmlhttp://www.bnp2tki.go.id/