perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

download perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

of 24

Transcript of perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    1/24

    PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH TERHADAP KLAUSULAEKSENORASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKUKREDIT PERBANKAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 8

    TAHUN 1999 PERLINDUNGAN KONSUMEN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Perlindungan konsumen ( consumer protection ) merupakan salah satu sisi dari

    hubungan antara bidang perekonomian dengan bidang hukum yang memiliki peranan penting

    untuk dapat menjamin terciptanya kondisi perekonomian yang stabil. Dalam hal ini meliputi

    kegiatan ekonomi atau bisnis para pelaku usaha dengan para konsumen sebagai pihak

    pengguna barang maupun jasa yang diproduksi oleh para pelaku usaha. Bagi pelaku usaha,

    prinsip dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-

    besarnya sangat diperhatikan untuk mewujudkan suatu e ekti itas dan e isiensi waktu

    maupun biaya salah satu terobosan yang dilakukan dalam pelayanannya terhadap konsumen

    yaitu dengan cara membuat klausula baku atau kontrak baku .!

    1 Ni Luh Putu Sri Suryaningsih, Perlindungan Hukum Bagi Pemohon Kredit

    Dengan Mengacu Pada Asas Keseimbangan Antara Pelaku Usaha (Bank)

    Dan Konsumennya (Pemohon Kredit, jurnal FH Unud.

    1

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    2/24

    Pembangunan nasional yang dilaksanakan pada saat ini dilakukan berdasarkan

    demokrasi ekonomi yang mandiri guba meweujudkan terciptanya masyarakat adil dan

    makmur secara meluas, selaras adil, dan merata. Pembangunan ekonomi dilakukan"diarahkan

    untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi serta

    kesenjangan sosial guna mencapai kesejahteraan manusia. # Dalam dunia perbankan, terhadap

    transaksi pemberian kredit bagi para nasabahnya, pihak perbankan memberlakukan perjanjian

    baku guna menghasilkan pelayanan yang cepat dan e isien. Dalam prakteknya, terdapat

    beberapa istilah yang sering dipergunakan untuk kontrak baku antara lain dalam bahasa

    $nggris disebut Standard Contract , Pad Contract dan dalam bahasa Belanda disebut

    Standaardregeling .%

    Perjanjian Baku adalah perjanjian berbentuk tertulis yang telah digandakan berupa

    ormulir ormulir, yang isinya telah distandarisasi atau dibakukan terlebih dahulu secara

    sepihak oleh pihak yang menawarkan (dalam hal ini pelaku usaha), serta ditawarkan secara

    masal,tanpa mempertimbangkan perbedaan kondisi yang dimiliki konsumen. &eseluruhan isi

    perjanjian baku berupa pasal'pasal dinamakanklausula baku ( standardized clause ).

    2 Lina Jamilah, Kajian Hukum atas Perjanjian Kredit dengan aminan

    Pihak Ketiga (orang) di !ndonesia , Jurnal Hukum untuk Manusia

    Pembangunan Hukum k!n!mi Nasi!nal, UN"S#$, 2%12.

    & Munir Fuady, 2%%&, Hukum Kontrak (Dari "udut Pandang Hukum Bisnis) ,

    'itra $ditya #akti, #andung, hal.().

    2

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    3/24

    aktor yang menyebabkan bank menggunakan perjanjian baku dalam kegiatan

    usahanya yakni aktor e isiensi dan e ekti*itas. aktor ini menjadi sangat penting karena bank

    berhadapan dengan nasabah yang jumlahnya banyak sehingga untuk memudahkan pelayanan

    dan mempersingkat waktu digunakan kontrak baku mengingat transaksi perbankan umumnya

    sejenis dan selalu terjadi secara berulang'ulang. +elanjutnya aktor untuk mengurangi

    tanggung jawab dari segala resiko yang mungkin timbul yaitu dengan menggunakan klausula

    eksonerasi, yaitu aktor keamanan. Pihak bank akan berusaha semaksimal mungkin agar dana

    yang dikelolanya benar'benar aman terhindar dari segala resiko sekecil apapun .

    Penggunaan kontrak atau perjanjian baku dewasa ini menunjukkan satu sisi dominasi

    ekonomi modern oleh badan usaha atau perusahaan. Perusahaan'perusahaan menciptakan

    bentuk kontrak sebagai bagian untuk menstabilkan hubungan pasar eksternal mereka. -

    Dengan alasan keseragaman dan e isiensi perusahaan telah merumuskan seluruh atau

    * "da Susanti + #ayu Set! edit!r-, 2%%&, As#ek Hukum Dari Perdagangan

    Bebas$ Menelaah Kesia#an Hukum !ndonesia Dalam Melaksanakan

    Perdagangan Bebas , 'itra $ditya #akti, #andung, hal.11 .

    ) "ntan Sahat Sit!m/ul, %ksistensi Klausula %ksonerasi Dalam Kontrak

    Baku di Dunia Perbankan dan !m#likasinya Bagi &asabah ("tudi Kasus

    Permata Bank Medan) , 0esis Pr!gram Pas asarjana Uni ersitas Sumatra

    Utara Medan, 2%%&.

    3 4id5an 6hairandy, Keabsahan Perjanjian "tandar Pasca Berlakunya

    Undang'Undang Perlindungan Konsumen , Makalah, J!gjakarta, 2%%(, hlm.

    1.

    &

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    4/24

    sebagian besar klausul perjanjian secara sepihak. Pihak konsumen tidak memiliki kesempatan

    untuk menegosiasikan isi perjanjian. &onsumen hanya memiliki pilihan take it or leave it.

    Penerapan perjanjian baku ini sejak awal kelahirannya hingga kini menimbulkan

    kontro*ersi baik menyangkut keberadaan dan keabsahan kontrak baku. &itab ndang'

    ndang /ukum Perdata (& /Perdata) tidak secara spesi ik mengatur baku. &ini dengan

    telah berlakunya ndang' ndang Perlindungan &onsumen ( P&) masalah keabsahannya

    mulai terjawab. 0asyarakat menginginkan perjanjian atau kontrak tetap menjunjung asas'

    asas uni*ersal yang berlaku dalam hukum kontrak yaitu asas kebebasan berkontrak, asas

    kebebasan memilih hukum yang berlaku dan asas kebebasan menentukan yurisdiksi.

    &enyataannya berbeda dimana adanya kecenderungan pelaku usaha untuk menutup suatu

    transaksi dengan terlebih dahulu telah menyiapkan ormat' ormat kontrak yang umumnya

    telah tercetak ( modelled draft of contract ) untuk ditandatangani oleh mitra berkontraknya.

    Disadari maupun tidak disadari hal itu telah menghilangkan atau paling tidak telah membatasi

    kebebasan berkontrak ( reedom o contract) dari mitra berkontraknya untuk secara seimbang

    dapat menegosiasikan isi kesepakatan yang dapat diterimanya. 1

    Perdebatan tentang sah atau tidaknya suatu perikatan yang timbul dari suatu perjanjian

    standar (standardi2ed contract) untuk mengikat ataupun berlaku sebagai hukum para pihak

    yang berkontrak sudah menjadi persoalan lama kelanjutan dari persoalan yang telah muncul

    di negara'negara yang telah lebih dahulu menghadapi permasalahan penggunaan pola kontrak

    standar tersebut, sebagai reaksi atau upaya masyarakat hukum untuk mencari ukuran

    ( 4i ard! Simanjuntak, Akibat dan indakan' indakan Hukum erhada#

    Pencantuman Klausula Baku Dalam Polis Asuransi ang bertentangan

    dengan Pasal *+ Undang'Undang &o + ahun *--- tentang Perlindungan

    Konsumen , Jurnal Hukum #isnis, 7!lume 22 N!m!r 2 0ahun 2%%&, hlm. )&.

    *

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    5/24

    keadilan, khususnya bagi pihak pengguna barang dan jasa (konsumen) yang lebih cenderung

    didudukkan pada posisi yang lemah. 3

    /al ini menunjukkan bahwa perlu adanya hukum yang tegas mengenai pelarangan

    klausul'klausul baku yang tidak adil yang sering digunakan oleh pelaku usaha untuk menekan

    konsumen tersebut, asas kebebasan berkontrak serta konsekuensi mengikatnya kesepakatan

    hukum bagi para pihak (pacta sunt ser*anda). 4

    0elihat dari kondisi tersebut, maka penting untuk diteliti. +elanjutnya maka penulis

    akan menulis karya ilmiah yang berjudul PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH

    TERHADAP KLAUSULA EKSENORASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN

    BAKU KREDIT PERBANKAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN

    1999 PERLINDUNGAN KONSUMEN

    B. IDENTIFIKASI MASALAH!. Bagaimana perlindungan hukum bagi nasabah terhadap klausula eksenorasi dalam

    perjanjian baku kredit ditinjau dari ndang' ndang 5o.3 tahun !4446#. Bagaimanakah keabsahan perjanjian dengan klausula eksenorasi dalam perjanjian

    baku kredit6

    4.M. Panggabean, Keabsahan Perjanjian dengan Klausul Baku ,

    urnal Hukum &o . /ol *0, 1ktober 23*3, hlm 45*

    8 4i ard! Simanjutak, !/. it, hlm. )(.

    )

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    6/24

    C. TUJUAN PENULISAN

    !. Dapat mengetahui perlindungan hukum bagi nasabah terhadap klausula eksenorasi

    dalam pelaksanaan perjanjian baku kredit ditinjau dari ndang' ndang 5o.3

    tahun !444.

    #. Dapat mengetahui keabsahan perjanjian dengan klausula eksenorasi dalam

    perjanjian baku kredit.

    3

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    7/24

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Perlin !n"#n H!$!% "i N#'#( Ter(# #) Kl#!'!l# E$'en*r#'i

    #l#% Pel#$'#n##n Per+#n+i#n B#$! Kre i, i,in+#! #ri Un #n"-

    Un #n" N*.8 T#(!n 1999 ,en,#n" Perlin !nn"#n K*n'!%en

    &redit berasal dari bahasa 7omawi, yaitu credere yang berarti percaya. +eorang

    nasabah yang mendapat kredit dari bank, memang adalah seorang yang mendapatkan

    kepercayaan dari bank. Beberapa sarjana memberikan pengertian kredit sebagai berikut, !8

    1% Mariam 9arus #adrul:aman, Perjanjian Kredit Bank , $lumni,

    #andung, 188&, hlm. 2&;2*

    (

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    8/24

    +el*elberg menyatakan bahwa kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah uang

    untuk dipergunakan pinjaman itu untuk keuntungannya dengan kewajiban mengembalikan

    jumlah pinjaman itu di kemudian hari. 0enurut ndang' ndang 5o.!8 tahun !443 tentang

    Perbankan yang terdapat dalam Pasal ! 9yat (!!) yakni :

    Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,berdasarkan persersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

    pihak lain yang me ajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setalah jangkaaktu tertentu dengan pemberian bunga.

    Dalam praktik, perjanjian kredit dibuat dalam bentuk baku ( standard contract ) dimana

    isi atau klausula perjanjian kredit tersebut telah dibakukan dan dituangkan dalam bentuk

    ormulir. ;alon debitur hanya perlu membubuhkan tanda tangan saja, apabila menerima isi

    perjanjian kredit tersebut. 0enurut +utan 7emy +jahdeini bahwa si atnya yang konsensual

    dari suatu perjanjian kredit bank, itulah yang merupakan ciri utama yang membedakan dari

    perjanjian pinjam meminjam uang yang bersi at riil. !!

    0elihat posisi debitur sebagai nasabah"konsumen tidak memiliki kesempatan untuk

    menegosiasikan isi perjanjian. &onsumen hanya memiliki pilihan take it or leave it. 0aka

    perlu adanya perlindungan hukum bagi debitur (nasabah"konsumen) dalam pelaksanaan

    perjanjian baku kredit.

    Perlindungan konsumen !# merupakan upaya yang dilakukan untuk melindungi

    konsumen dalam akti*itas konsumsi suatu barang atau jasa, hal ini dikarenakan posisi

    11 Sutan 4emy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan

    yang "eimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di

    !ndonesia , "nstitut #ankir "nd!nesia, Jakarta, 188&, hlm. 1) .

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    9/24

    konsumen yang lemah. &arena posisi lemah inilah maka konsumen harus diberikan

    perlindungan hukum. !% /al tersebut senada dengan apa yang dinyatakan oleh lowe, yakni :

    ......rules of la s hich recognize the barganing eakness of the individual consumer and

    hich ensure that eakness is not unfairly e!ploited. "#

    +ecara umum terdapat empat hak dasar konsumen yaitu ! :

    !. /ak untuk mendapatkan keamanan yang megatur tentang perjanjian, tidak disebutkan tujuan

    mengadakan perjanjian sehingga pihak'pihak mengikatkan diri itu tidak jelas untuk apa,

    dirumuskan sebagai berikut, perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau

    leih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal mengenai harta kekayaan. ##

    0enurut @. trecht perjanjian adalah perbuatan hukum yang bersegi dua, artinya perjanjian

    itu diadakan oleh kehendak dua atau lebih. #%

    ntuk mengetahui keabsahan dalam perjanjian standar harus dikaji bagaimana hukum

    kontrak mengatur syarat'syarat keabsahan kontrak. Pasal !%#8 & /Perdata menentukan

    adanya (empat) syarat sahnya suatu perjanjian, yakni: (!). 9danya kata sepakat bagi mereka

    21 dm!n Makarim, Kom#ilasi Hukum elematika , P0 4aja =raAnd!

    Persada, Jakarta, 2%%&, hlm. 21).

    22 $bdul 6adir Muhammad, Hukum Perdata "nd!nesia, P0. 'itra

    $ditya #akti, #andung, 2%%%, hlm. 22*;22).

    2& . Utre ht dan M!h. Saleh 9jindang, Pengantar dalam Hukum

    !ndonesia , etakan ke;11, Pustaka Sinar Hara/an, Jakarta, 18 2,

    hlm. &%3.

    1&

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    14/24

    yang mengikatkan dirinya< (#) kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan< (%)

    harus ada suatu hal tertentu< dan ( ) harus ada suatu sebab (causa) yang halal.

    Persyaratan tersebut di atas berkenaan baik mengenai subjek maupun objek perjanjian.

    Persyaratan yang pertama dan kedua berkenaan dengan subjek perjanjian. Persyaratan yang

    ketiga dan keempat berkenaan dengan objek perjanjian. Pembedaan kedua persyaratan

    tersebut dikaitkan pula dengan masalah batal demi hukumnya $nieteg, null and void, void ab

    initio ) dan dapat dibatalkannya $vernietigbaar, voidable ) suatu perjanjian. Perjanjian yang

    batal demi hukum adalah perjanjian yang sejak semula sudah batal, hukum menganggap

    perjanjian tersebut tidak pernah ada. Perjanjian yang dapat dibatalkan adalah sepanjang

    perjanjian tersebut belum atau tidak dibatalkan pengadilan, maka perjanjian yang

    bersangkutan masih terus berlaku. #

    Pakar hukum $ndonesia umumnya berpendapat bahwa apabila persyaratan subjekti

    perjanjian (kata sepakat dan kecakapan untuk melakukan perikatan) tidak dipenuhi tidak

    mengakibatkan batalnya perjanjian, tetapi hanya dapat dibatalkan melalui putusan

    pengadilan. 9pabila persyaratan yang menyangkut objek perjanjian (suatu hal tertentu dan

    adanya causa hukum yang halal) tidak dipenuhi, maka perjanjian tersebut batal demi

    hukum. #

    &ata sepakat di dalam perjanjian pada dasarnya adalah pertemuan atau persesuaian

    kehendak antara para pihak di dalam perjanjian. +eseorang dikatakan memberikan

    2* 4.M Pangabean, o# cit, hlm 45.

    2) "bid

    1*

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    15/24

    persetujuannya atau kesepakatannya ( toestemming ) jika ia memang menghendaki apa yang

    disepakati. #- 0ariam Darus Badrul2aman melukiskan pengertian sepakat sebagai persyaratan

    kehendak yang disetujui ( overeenstemende ilsverklaring ) antar pihak'pihak. Pernyataan

    pihak yang menawarkan dinamakan tawaran ( offerte ). Pernyataan pihak yang menerima

    penawaran dinamakan akseptasi ( accceptatie ).#1 0engingat tidak adanya de inisi penawaran

    tersebut, 7utten mende inisikan penawaran sebagai suatu usul untuk menutup perjanjian yang

    ditujukan kepada pihak lawan janjinya, usul mana telah dirumuskan sedemikian rupa

    sehingga penerimaan usul itu langsung menimbulkan perjanjian .#3

    +uatu perjanjian dapat mengandung cacat kehendak atau kata sepakat dianggap tidak

    ada jika terjadi hal'hal yang disebut di bawah ini, yaitu adanya paksaan ( d ang ), adanya

    kesesatan atau kekeliruan ( d aling ), dan adanya penipuan ( bedrog )< dan dalam

    perkembangan lebih lanjut, dikenal pula cacat kehendak yang lain, yakni penyalahgunaan

    keadaan ( misbruik van omstandigheden ).#4 ?adi, sekarang ini dikenal adanya kelompok

    bentuk cacat kehendak :

    23 J. Satri!, Hukum Perikatan, Perikatan ang imbul dari Perjanjian , #uku

    1,'itra $diyta #akti, #andung, 188),hlm. 13*.

    2(Mariam 9arus #adrul:aman, Aneka Hukum Bisnis , $lumni,

    #andung, 188*, hlm. 2*.

    2 J. Satri!, B/. 'it., hlm. 133.

    28 "bid, hlm. 23 .

    1)

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    16/24

    !. Paksaan (Pasal !%# & /Perdata) : kekerasan jasmani atau ancaman dengan sesuatu

    yang diperbolehkan hukum yang menimbulkan ketakutan sehingga ia membuat

    perjanjian. Di sini paksaan tersebut harus benar'benar menimbulkan suatu ketakutan

    bagi yang menerima paksaan. %8

    #. &ekeliruan atau &esesatan : &ekeliruan terjadi apabila salah satu pihak khila tentang

    hal'hal yang pokok dari para yang diperjanjikan atau tentang syarat yang penting dari

    barang yang menjadi objek perjanjian atau mengenai orang dengan siapa perjanjian

    itu dilakukan.&ekhilala an itu harus sedemikian rupa, hingga seandainya orang itu

    tidak khila mengenai hal tersebut, ia tidak akan memberikan persetujuannya. %!

    %. Penipuan : dengan sengaja mengajukan gambaran atau akta yang salah untuk

    memasuki hubungan kontrak. Aleh karena itu, pihak yang tidak bersalah harus

    bersandar pada gambaran yang salah tadi dan secara inansial pihak yang merugikan

    pihak lain itu wajib membayar ganti rugi. %#

    +yarat sahnya perjanjian yang kedua menurut Pasal !%#8 & /Perdata adalah

    kecakapan untuk membuat perikatan (om eene *erbintenis aan te gaan). Pasal !%#4

    & /Perdata menyatakan bahwa setiap orang adalah cakap untuk membuat perjanjian,

    kecuali apabila menurut undang'undang dinyatakan tidak cakap. &emudian Pasal !%%8

    menyatakan bahwa ada beberapa orang tidak cakap untuk membuat perjanjian, yakni: orang

    &% Mariam 9arus #adrul:aman, Kom#ilasi Hukum Perikatan , 'itra$ditya #akti, #andung, 2%%1, hlm. 3).

    &1 4. Subekti, Hukum Perjanjian , "ntermasa, Jakarta, 18 *, hlm. 2*.

    &2 Salim H.S, Hukum Kontrak , eori dan eknik Penyusunan Kontrak ,

    Sinar =raAka, Jakarta, 2%%&, hlm. 2(

    13

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    17/24

    yang belum dewasa< mereka yang ditaruh di bawah pengampuan< dan orang'orang

    perempuan, dalam hal'hal yang ditetapkan oleh undang'undang dan pada umumnya semua

    orang kepada siapa undang'undang telah melarang membuat perjanjian tertentu. +eseorang

    dikatakan belum dewasa menurut Pasal %%8 & /Perdata jika belum mencapai umur #!

    tahun. +eseorang dikatakan dewasa jika telah berumur #! tahun atau berumur kurang dari #!

    tahun, tetapi telah menikah. Dalam perkembangannya, berdasar Pasal 1 dan 8 5o. !

    =ahun !41 kedewasaan seseorang ditentukan bahwa anak berada di bawah kekuasaan orang

    tua atau wali sampai umur !3 tahun. +elanjutnya 0ahkamah 9gung melalui Putusan 5o.

    1"+ip"!41- tanggal !% Aktober !41- menyatakan bahwa dengan berlakunya 5o. !

    =ahun !41 , maka batas seseorang berada di bawah kekuasaan perwalian adalah !3 tahun,

    bukan #! tahun.

    +yarat sahnya perjanjian yang ketiga adalah adanya suatu hal tertentu ( een bepaald

    onder erp ). Pasal !%%% & /Perdata menentukan bahwa suatu perjanjian harus mempunyai

    pokok suatu benda (2aak) yang paling sedikit dapat ditentukan jenisnya. ?. +atrio

    menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah

    objek prestasi perjanjian. $si prestasi tersebut harus tertentu atau paling sedikit dapat

    ditentukan jenisnya. %% & /Perdata menentukan bahwa barang yang dimaksud tidak harus

    disebutkan, asalkan nanti dapat dihitung atau ditentukan.

    +yarat sahnya perjanjian yang keempat adalah adanya kausa hukum yang halal.

    0enurut Pasal !%% jo !%%1 & /Perdata bahwa suatu kausa dinyatakan terlarang jika

    bertentangan dengan undang'undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. +uatu kausa

    dikatakan bertentangan dengan undang'undang, jika kausa di dalam perjanjian yang

    && J. Satri!, Hukum Perikatan ..., B/. 'it., hlm. *1.

    1(

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    18/24

    bersangkutan isinya bertentangan dengan undang'undang yang berlaku. &ausa hukum dalam

    perjanjian yang terlarang juga apabila bertentangan ketertiban umum. ?. +atrio memaknai

    ketertiban umum sebagai hal'hal yang berkaitan dengan masalah kepentingan umum,

    keamanan negara, keresahan dalam masyarakat, dan karenanya dapat dikatakan berkaitan

    masalah ketatanegaraan .% Dalam beberapa perkara yang terdapat klausul eksonerasi yang

    dimuat dalam kontrak. /oge 7aad dalam perkara memberikan pertimbangan bahwa dalam

    keadaan tertentu yang berbeda satu dengan lainnya, klausul eksonerasi tidak berlaku lagi,

    karena bertentangan dengan iktikad baik .%

    & /Perdata $ndonesia belum mengantisipasi hal tersebut, namun demikian berkaitan

    dengan hubungan antara produsen dan konsumen terdapat pula pengaturan tentang klausul

    baku ini dalam ndang' ndang 5omor 3 =ahun !444. Pasal !3 ayat (!) menentukan pelaku

    usaha dalam menawarkan barang dan"atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan

    dilarang membuat atau mencantumkan klausul baku di setiap dokumen dan"atau perjanjian

    apabila: a. 0enyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha< b. menyatakan bahwa

    pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang telah dibeli konsumen< c.

    0enyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan

    atas barang dan"atau jasa yang dibeli oleh konsumen< d. menyatakan pemberian kuasa dari

    konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

    melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen

    &* "bid, hlm.12(.

    &) Setia5an, Kontrak "tandar dalam eori dan Praktek , 7aria Peradilan,

    0ahun "C, N!.1%&, $/ril 188*, hlm. 1*8 D 1)%.

    1

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    19/24

    secara angsuran< e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau

    peman aatan jasa yang dibeli oleh konsumen< . memberi hak kepada pelaku usaha untuk

    mengurangi man aat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi yang

    menjadi objek jual beli jasa< g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan berupa

    aturan baru, tambahan, lanjutan dan"atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh

    pelaku usaha dalam masa konsumen meman aatkan jasa yang dibelinya< h. 0enyatakan

    bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan,

    hak gadai, atau hak jaminan teradap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.

    Dalam ayat (#) kemudian ditentukan pula bahwa pelaku usaha dilarang mencantum

    klausul baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau

    yang pengungkapannya sulit dimengerti. arangan tersebut di atas oleh ayat (%) pasal itu

    dikaitkan dengan kausa hukum yang halal dalam kontrak. ?ika kontrak memuat klausul yang

    dilarang tersebut, maka konsekuensinya, kontrak yang bersangkutan batal demi hukum.

    /oge 7aad telah memberikan rumus'rumus yang bagus sekali untuk pengujian syarat'

    syarat iktikad baik pada kontrak. 7umus'rumus beraneka ragam dan memperhitungkan

    keadaan yang ada hubungannya dengan pelaksanaan kontrak. Dengan demikian, hakim dalam

    suatu sengketa konkrit antara dua pihak yang mengadakan kontrak memiliki ukuran

    pengujian yang tajam, yang memenuhi hukum alam semua keadaan dari sengketa itu. %-

    0estinya sepanjang tidak memenuhi persayaratan yang dimaksud Pasal !%#8

    & /Perdata, maka kontrak dengan klausul baku tetap sah. &ontrak tersebut jika tidak

    &3 4id5an 6hairandy, !ktikad Baik dalam Kebebasan Berkontrak ,

    Pas asarjana Fakultas Hukum Uni ersitas "nd!nesia, Jakarta, 2%%*, hlm.

    2*8.

    18

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    20/24

    memenuhi syarat subjekti dapat dibatalkan melalui gugatan pembatalan kontrak ke

    pengadilan. &emudian jika berkaitan dengan persyaratan objekti , maka kontrak batal demi

    hukum.

    +ekarang ini bukan dipersoalkan sah tidaknya kontrak klausul baku, tetapi apakah isi

    perjanjian itu ada yang memuat klausul yang dilarang oleh ndang' ndang Perlindungan

    &onsumen. Demikian juga apakah isi kontrak memuat klausul yang mengandung

    ketidakrasionalan dan ketidakpatutan.

    BAB III

    PENUTUP

    A. Si%)!l#n

    Perjanjian baku adalah perjanjian yang mengikat para pihak yang menandatanganinya,

    walaupun harus diakui bahwa klausula yang terdapat dalam perjanjian baku banyak

    mengalihkan beban tanggung gugat dari pihak perancang perjanjian baku kepada pihak

    lawannya, namun setiap kerugian yang timbul dikemudian hari akan tetap ditanggung oleh

    para pihak yang harus bertanggung gugat berdasarkan klausula perjanjian tersebut, kecuali

    jika klausula tersebut merupakan klausula yang dilarang berdasarkan Pasal !3 ndang'

    ndang 5o 3 =ahun !444 tentang Perlindungan &onsumen. 9danya perlindungan hukum

    2%

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    21/24

    bagi debitur (nasabah) selaku konsumen di bidang perbankan menjadi urgen , karena secara

    aktual kedudukan antara para pihak seringkali tidak seimbang. 9danya kondisi demikian,

    melatarbelakangi substansi ndang' ndang Perlindungan &onsumen untuk memberikan

    pengaturan mengenai ketentuan pencantuman klausula baku antara lain: pelaku usaha

    dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak

    dapat dibaca secara jelas atau yang pengungkapannya sulit dimengerti, pelaku usaha dilarang

    membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan"atau perjanjian yang

    menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha, serta hal'hal lain yang merugikan

    debitur (nasabah). Perlindungan hukum bagi debitur (nasabah) dalam pelaksanaan perjanjian

    kredit perbankan ditinjau dari ndang' ndang Perlindungan &onsumen terletak pada adanya

    kewajiban bagi pihak bank untuk mengindahkan tata cara pembuatan klausula baku baik

    bentuk maupun substansinya dalam hal pembuatan perjanjian kredit"pembiayaan untuk

    melindungi kepentingan'kepentingan debitur (nasabah).

    Perjanjian yang sepanjang tidak memenuhi persyaratan yang dimaksud Pasal !%#8

    & /Perdata, maka kontrak dengan klausul baku tetap sah. &ontrak tersebut jika tidak

    memenuhi syarat subjekti dapat dibatalkan melalui gugatan pembatalan kontrak ke

    pengadilan. &emudian jika berkaitan dengan persyaratan objekti , maka kontrak batal demi

    hukum. Dengan demikian, sekarang ini tidak lagi dipersoalkan sah tidaknya kontrak dengan

    klausul baku, tetapi apakah isi perjanjian itu ada yang memuat klausul yang dilarang oleh

    ndang' ndang Perlindungan &onsumen. Demikian juga apakah isi kontrak memuat klausul

    yang mengandung ketidakrasionalan dan ketidakpatutan.

    B. S#r#n

    21

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    22/24

    !. Bagi Bank agar lebih meningkatkan pelayanannya kepada nasabah khususnya dalam

    hal nasabah kredit terhadap klausula baku pada perjanjian kredit untuk memberikan

    perlindungan hukum nasabah.

    #. Bagi para nasabah khususnya nasabah kredit, untuk lebih cermat dan teliti dalam

    memahami dan mengerti isi perjanjian kredit dari pihak bank untuk menghindari

    adanya klausula baku yang memberatkan atau merugikan pihak nasabah sendiri.

    DAFTAR PUSTAKA

    B!$!-B!$!

    9bdul &adir 0uhammad, /ukum Perdata $ndonesia, P=. ;itra 9ditya Bakti, Bandung, #888.

    9hmadi 0iru C +utarman odo, %ukum Perlidungan Konsumen , P= 7aja Era indo Persada,

    ?akarta,#88 .

    22

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    23/24

    @dmon 0akarim, Kompilasi %ukum &elematika , P= 7aja Era indo Persada, ?akarta, #88%.

    @. trecht dan 0oh. +aleh Djindang, Pengantar dalam %ukum 'ndonesia , cetakan ke'!!,

    Pustaka +inar /arapan, ?akarta, !43#.

    $da +usanti C Bayu +eto (editor), #88%, (spek %ukum )ari Perdagangan *ebas+ enelaah

    Kesiapan %ukum 'ndonesia )alam elaksanakan Perdagangan *ebas , ;itra 9ditya

    Bakti, Bandung.

    ?ohannes $brahim, #88 , Cross )efault dan Cross Collateral Sebagai paya Penyelesaian

    Kredit *ermasalah , P=. 7e*ika 9ditama, Bandung.?. +atrio, %ukum Perikatan, Perikatan ang &imbul dari Perjanjian , Buku !,;itra 9diyta

    Bakti, Bandung, !44 .

    0ariam Darus Badrul2aman, (neka %ukum *isnis , 9lumni, Bandung, !44 , hlm. # .

    '''''''''', Kompilasi %ukum Perikatan , ;itra 9ditya Bakti, Bandung.

    0unir uady, #88%, %ukum Kontrak $)ari Sudut Pandang %ukum *isnis/ , ;itra 9ditya

    Bakti, Bandung.

    7idwan &hairandy, 'ktikad *aik dalam Kebebasan *erkontrak , Pascasarjana akultas /ukum

    ni*ersitas $ndonesia, ?akarta, #88 .

    7. +ubekti, %ukum Perjanjian , $ntermasa, ?akarta, !43 .

    +alim /.+, %ukum Kontrak , &eori dan &eknik Penyusunan Kontrak , +inar Era ika, ?akarta,

    #88%.+atjipto 7aharjo, 'lmu %ukum, cetakan ke'-, P=. ;itra 9ditya Bakti, Bandung, #88-.

    +hidarta, %ukum Perlindungan Konsumen 'ndonesia , P= Eramedia >idiasarana $ndonesia,#88-.

    +utan 7emy +jahdeini, Kebebasan *erkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para

    Pihak dalam Perjanjian Kredit *ank di 'ndonesia , $nstitut Bankir $ndonesia, ?akarta,

    !44%.

    Per!n #n"#n

    ndang' ndang 5o.3 =ahun !444 tentang Perlindungan &onsumenndang' ndang 5o. !8 =ahun #883 tentang Perbankan

    2&

  • 7/25/2019 perlindungan hukum nasabah terhadap klausuk eksonerasi

    24/24

    J!rn#l M#$#l#( Te'i'

    @ndar 9gustyan, Perlindungan &erhadap Konsumen dalam Perjanjian 0ual *eli 1umah di

    Ka asan 2indung *andung tara , ?urnal /ukum untuk manusia Pembangunan

    /ukum @konomi $ndonesia, 5$+B9, #8!#.$ntan +ahat +itompul, 3ksistensi Klausula 3ksonerasi )alam Kontrak *aku di )unia

    Perbankan dan 'mplikasinya *agi 4asabah $Studi Kasus Permata *ank edan/ , =esis

    Program Pascasarjana ni*ersitas +umatra tara 0edan, #88%.ina ?amilah, Kajian %ukum atas Perjanjian Kredit dengan 0aminan Pihak Ketiga $orang/ di

    'ndonesia , ?urnal /ukum untuk 0anusia Pembangunan /ukum @konomi 5asional,

    5$+B9, #8!#.

    5i uh Putu +ri +uryaningsih, Perlindungan %ukum *agi Pemohon Kredit )engan engacu

    Pada (sas Keseimbangan (ntara Pelaku saha $*ank/ )an Konsumennya $Pemohon

    Kredit/, jurnal / nud.

    7icardo +imanjuntak, (kibat dan &indakan-&indakan %ukum &erhadap Pencantuman

    Klausula *aku )alam Polis (suransi ang bertentangan dengan Pasal "5 ndang-

    ndang 4o. 5 &ahun "666 tentang Perlindungan Konsumen , ?urnal /ukum Bisnis,

    Folume ## 5omor # =ahun #88%.

    7idwan &hairandy, Keabsahan Perjanjian Standar Pasca *erlakunya ndang- ndang

    Perlindungan Konsumen , 0akalah, ?ogjakarta.

    7.0. Panggabean, Keabsahan Perjanjian dengan Klausul *aku 0urnal %ukum 4o. # 7ol. "8,

    9ktober :;";.+etiawan, Kontrak Standar dalam &eori dan Praktek , Faria Peradilan, =ahun $G, 5o.!8%,

    9pril !44 .