PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

25
PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA DIMENSI YANG DIPERGUNAKAN SEBAGAI MEREK (STUDI KASUS: PENGGUNAAN GAMBAR SKETSA CIPTAAN ALM. HENK NGANTUNG YANG DIPERGUNAKAN SEBAGAI MEREK) Oleh: Timothy Solomon Zebua (0906520521) ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai perlindungan yang diberikan hak cipta atas sebuah karya seni dua dimensi yang dipergunakan sebagai merek. Diawali dengan pembahasan mengenai karya seni dan pengklasifikasiannya kemudian dibahas mengenai perlindungan Hak Cipta atas karya seni tersebut. Dikarenakan sebuah karya seni telah dapat mendapatkan perlindungan Hak Cipta atasnya maka ketentuan mengenai Hak Cipta akan berlaku atasnya. Terkait dengan penggunaannya sebagai Merek maka perlu dilakukan pengalihan Hak Cipta terlebih dahulu dari Pencipta kepada pihak yang akan mempergunakan karya tersebut. Terkait dengan perlindungannya skripsi ini akan membahas teori yang dipaparkan yang nantinya akan dikaitkan dengan kasus Alm. Henk Ngantung. Alm. Henk Ngantung merupakan seorang seniman, pembuat sketsa patung selamat datang di bundaran Hotel Indonesia. Gambar sketsa Alm. dipergunakan sebagai Merek tanpa izin oleh salah satu pusat perbelanjaan ternama di Jakarta yang terletak di bundaran Hotel Indonesia. Kata Kunci: Karya Seni Dua Dimensi, Perlindungan Hak Cipta vs Perli ndungan Merek ABSTRACT This mini-thesis discusses about protection of two dimensional works of art which is used as a Trademark which is granted by Copyright. The discussion starts from artworks, classification and continues with the protection that granted by Copyright. Due to protection which is granted by Copyright to artworks, all provision on Copyright Law will apply on it. Related with the use of artworks as trademarks, before using it, the party who want to use it needs to transfer of Copyright from Creator. Regarding the protection of artworks, this mini-thesis will discuss theory which is provided in it and attributed to the Alm. Henk Ngantung case. Alm. Henk Ngantung, the Artist who is Sketcher of Patung Selamat Datang at Bundaran Hotel Indonesia. His sketch was used as a trademark by one of the leading shopping centers in Jakarta which is located at Bundaran Hotel Indonesia without any permission. Keywords: Two Dimensional Works of Art, Copyright Protection vs Trademarks Protection Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Transcript of PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

Page 1: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA DIMENSI

YANG DIPERGUNAKAN SEBAGAI MEREK (STUDI KASUS: PENGGUNAAN

GAMBAR SKETSA CIPTAAN ALM. HENK NGANTUNG YANG DIPERGUNAKAN

SEBAGAI MEREK)

Oleh: Timothy Solomon Zebua (0906520521)

ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai perlindungan yang diberikan hak cipta atas sebuah karya seni

dua dimensi yang dipergunakan sebagai merek. Diawali dengan pembahasan mengenai karya

seni dan pengklasifikasiannya kemudian dibahas mengenai perlindungan Hak Cipta atas karya

seni tersebut. Dikarenakan sebuah karya seni telah dapat mendapatkan perlindungan Hak Cipta

atasnya maka ketentuan mengenai Hak Cipta akan berlaku atasnya. Terkait dengan

penggunaannya sebagai Merek maka perlu dilakukan pengalihan Hak Cipta terlebih dahulu dari

Pencipta kepada pihak yang akan mempergunakan karya tersebut. Terkait dengan

perlindungannya skripsi ini akan membahas teori yang dipaparkan yang nantinya akan dikaitkan

dengan kasus Alm. Henk Ngantung. Alm. Henk Ngantung merupakan seorang seniman, pembuat

sketsa patung selamat datang di bundaran Hotel Indonesia. Gambar sketsa Alm. dipergunakan

sebagai Merek tanpa izin oleh salah satu pusat perbelanjaan ternama di Jakarta yang terletak di

bundaran Hotel Indonesia.

Kata Kunci: Karya Seni Dua Dimensi, Perlindungan Hak Cipta vs Perli

ndungan Merek

ABSTRACT

This mini-thesis discusses about protection of two dimensional works of art which is used as a

Trademark which is granted by Copyright. The discussion starts from artworks, classification

and continues with the protection that granted by Copyright. Due to protection which is granted

by Copyright to artworks, all provision on Copyright Law will apply on it. Related with the use

of artworks as trademarks, before using it, the party who want to use it needs to transfer of

Copyright from Creator. Regarding the protection of artworks, this mini-thesis will discuss

theory which is provided in it and attributed to the Alm. Henk Ngantung case. Alm. Henk

Ngantung, the Artist who is Sketcher of Patung Selamat Datang at Bundaran Hotel Indonesia.

His sketch was used as a trademark by one of the leading shopping centers in Jakarta which is

located at Bundaran Hotel Indonesia without any permission.

Keywords: Two Dimensional Works of Art, Copyright Protection vs Trademarks Protection

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 2: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Di dalam sebuah tayangan televisi, sedang dibahas kasus yang terkait dengan Hukum

Kekayaan Intelektual di bidang seni. Pada salah satu segmen tayangan tersebut digambarkan

seorang ibu yang merasa tidak mendapatkan pengakuan atas karya seni yang dibuat oleh

suaminya, yaitu seorag seniman bernama Henk Ngantung. Henk Ngantung adalah seorang

pelukis dan mantan Gubernur DKI Jakarta pada periode tahun 1964-1965. Henk Ngantung

merupakan pembuat sketsa dari Patung Selamat Datang. Patung tersebut terletak di bundaran

Hotel Indonesia dan menggambarkan sepasang pria dan wanita yang sedang melambaikan

tangan. Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Soekarno dan desain awalnya dikerjakan

oleh Henk Ngantung pada saat beliau menjabat menjadi wakil Gubernur DKI Jakarta. Selain

membuat sketsa patung selamat datang, beliau juga merupakan pembuat lambang DKI Jakarta.

Permasalahan Hukum Kekayaan Intelektual yang dibahas dalam acara tersebut menyangkut

karya dari Alm. Bapak Henk Ngantung. Permasalahannya yaitu adanya penggunaan karya dari

Alm. Bapak Henk Ngantung yang digunakan sebagai Merek oleh salah satu pusat perbelanjaan

di daerah Bundaran Hotel Indonesia tanpa seizin dari keluarga Alm. Bapak Henk Ngantung.

Setelah melihat dua masalah pada tayangan tersebut, muncul dalam pikiran peneliti beberapa

pertanyaan hukum terkait penggunaan gambar dari sketsa Patung Selamat Datang yang

dipergunakan sebagai Merek oleh pusat perbelanjaan tersebut. Apakah karya seni dapat

diterapkan sebagai Merek? Bagaimana dengan proses penerapannya? Bagaimana pengaturan

tentang hak dan kewajibannya? Berdasarkan beberapa pertanyaan yang muncul tersebut peneliti

akan meneliti kasus tersebut dan membahasnya dalam penelitian ini.

Setelah melihat permasalahan pada tayangan tersebut, muncul dalam pikiran peneliti

beberapa pertanyaan hukum terkait penggunaan gambar dari sketsa Patung Selamat Datang yang

dipergunakan sebagai Merek oleh pusat perbelanjaan tersebut. Apakah karya seni dapat

diterapkan sebagai Merek? Bagaimana dengan proses penerapannya? Bagaimana pengaturan

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 3: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

tentang hak dan kewajibannya? Berdasarkan beberapa pertanyaan yang muncul tersebut peneliti

akan meneliti kasus tersebut dan membahasnya dalam penelitian ini.

Sebuah karya seni merupakan perwujudan dari seni. Seni adalah aktivitas manusia untuk

mengungkapkan pengalaman estetis ke dalam wujud lahiriah dengan tata susunan unsur yang

indah sehingga dapat menimbulkan pengalaman baru bagi orang lain.1 Dengan demikian dapat

diartikan suatu karya seni merupakan hasil pemikiran atau aktivitas manusia yang berasal dari

jiwa emosi manusia yang dituangkan melalui garis cat dan bidang datar maupun bidang yang

tidak rata.

Karya seni dapat dibedakan dalam beberapa klasifikasi, salah satunya berdasarkan dimensi.

Berdasarkan dimensinya karya seni dapat dibagi menjadi karya seni rupa dua dimensi (dwi

matra) dan karya seni tiga dimensi (tri matra). Karya seni yang berbentuk dua dimensi

merupakan karya seni yang hanya dapat dilihat dari sudut pandang saja. Karya seni dua dimensi

hanya memiliki panjang dan lebar, dan hanya dapat terlihat dalam satu bidang datar saja. Contoh

dari karya seni dua dimensi adalah lukisan atau gambar, sedangkan karya seni yang berbentuk

tiga dimensi merupakan karya seni yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Karya seni

tiga dimensi memiliki tinggi atau tebal. Tinggi atau tebal pada karya seni yang berbentuk tiga

dimensi ini yang membedakan antara karya seni dua dimensi dengan karya seni tiga dimensi.

Contoh dari karya seni tiga dimensi adalah patung, ukiran dan anyaman.2

Apakah suatu gambar sketsa termasuk suatu karya seni atau tidak? Gambar sketsa (gambar

sket) adalah gambar yang digunakan untuk merekam keadaan, atau bantuan awal untuk

rancangan melukis dan mematung. Bentuk gambar sketsa ini sangat sederhana karena hanya

memunculkan goresan-goresan yang mewakili objek dalam bentuk garis sederhana.3 Walaupun

gambar sketsa ini dapat dikatakan sebagai sebuah karya sederhana karena berupa goresan-

goresan yang mewakili obyek, tetapi gambar sketsa termasuk sebuah karya seni. Hal tersebut

disebabkan gambar sketsa merupakan hasil dari suatu pemikiran manusia yang dituangkan dalam

1 “Bab V Seni Rupa,” http://www.docstoc.com/docs/128357540/BAB-V-Seni-Rupa (diakses pada 20

Oktober 2012 pukul 20:00) 2 Lukmanul Hakim, “Makalah Pendidikan Seni Rupa Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain

Universitas Negri Makasar,” http://edisukarman.blogspot.com/2012/06/makalah-seni-rupa-pendidikan-seni-

rupa.html (diakses pada 23 September pukul 21:50). 3 “Bab V Seni Rupa,” http://www.docstoc.com/docs/128357540/BAB-V-Seni-Rupa (diakses pada 20

Oktober 2012 pukul 20:00)

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 4: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

sebuah bidang datar dengan garis sebagai unsur utamanya . Gambar sketsa ini termasuk ke dalam

karya seni, berupa seni gambar. Berdasarkan dimensinya sebuah gambar sketsa merupakan

sebuah karya seni berbentuk dua dimensi karena gambar sketsa ini hanya dapat dilihat dari satu

sudut pandang saja dan hanya memiliki panjang dan lebar.

Sebuah karya seni mendapatkan perlindungan dari hukum melalui Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta atau Undang-Undang Hak Cipta. Dalam pasal 12 ayat (1)

Undang-Undang Hak Cipta diatur mengenai ciptaan yang dilindungi oleh undang-undang, yaitu

ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Pasal 12 ayat (1) angka 6 Undang-

Undang Hak Cipta mengatur secara rinci mengenai seni rupa yang diatur dalam Undang-

Undang, yaitu seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni pahat,

seni patung, kolase, dan seni terapan dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta .

Berdasarkan penjelasan di atas suatu karya seni mendapatkan perlindungan berdasarkan

hukum, selanjutnya bagaimana dengan pencipta dari sebuah karya tersebut? Apakah seorang

pencipta mendapatkan perlindungan atas karya yang telah diciptakan? Pasal 2 ayat (1) Undang-

Undang Hak Cipta mengatur hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang

hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis

setelah suatu cipataan dilahirkan. Melihat pada pasal tersebut seorang pencipta dari suatu karya

memiliki hak cipta atas karya yang diciptakan dan hak tersebut secara otomatis muncul setelah

suatu ciptaan tersebut dilahirkan. Otomatis berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki

pengertian yaitu dengan sendirinya.4 Dengan demikian, pencipta dengan sendirinya mendapatkan

perlindungan atas suatu karya atau ciptaan yang diciptakan saat ciptaan atau karyanya selesai

dibuat.

Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan

bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi penciptanya atau bagi pemegang hak cipta untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis setelah suatu

cipataan dilahirkan. Hak eksklusif yang dimaksud disini memiliki pengertian bahwa hak cipta

mengandung dua esensi hak, yaitu: hak ekonomi (economic right) dan hak moral (moral right).

Hak ekonomi meliputi hak untuk mengumumkan, memperbanyak ciptaannya, termasuk di

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia elektronik, arti karta otomatis

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 5: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

dalamnya hak dari seorang pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya.5 Hak moral

meliputi hak pencipta untuk dicantumkan namanya dalam ciptaannya dan hak pencipta untuk

melarang orang lain mengubah ciptaannya.6 Jadi, seorang pencipta suatu karya seni memiliki

hak ekonomi (economic right) dan hak moral (moral right) atas karya atau ciptaan mereka.7

Merujuk pada kasus, terdapat permasalahan terkait dengan hak eksklusif dari pencipta. Hak

eksklusif yang dipermasalahkan dalam kasus ini adalah hak ekonomi dan hak moral dari Alm.

Bapak Henk Ngantung. Permasalahan hak eksklusif dalam kasus dapat terlihat dari tidak adanya

izin atas penggunaan karya dari Alm. Bapak Henk Ngantung oleh pihak pusat perbelanjaan yang

menggunakan karya beliau sebagai Merek sehingga pihak keluarga Alm. Bapak Henk Ngantung

tidak dapat menikmati keuntungan atas pengunaan karya beliau.

Terkait dengan penggunaan sebuah karya seni sebagai Merek maka yang dimaksud dengan

penggunaan dalam penelitian ini adalah cara atau proses untuk menggunakaan sebuah karya seni

menjadi Merek. Agar sebuah karya seni dapat dipergunakan dan mendapatkan pengakuan

sebagai sebuah Merek maka perlu dilakukan sebuah pendaftaran. Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2001 tentang Merek atau Undang-Undang Merek mensyaratkan bahwa untuk

mendapatkan pengakuan atas suatu Merek harus dilakukan pendaftaran.8 Pendaftaran sebuah

Merek dapat dilakukan oleh siapa saja yang akan menggunakan Merek tersebut dalam kegiatan

perdagangan.9

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek menyatakan bahwa Hak atas

Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar

dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek

tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Dengan demikian,

seorang pemegang hak atas Merek yang telah mendaftarkan Merek barang atau jasa memiliki

hak secara eksklusif untuk menggunakan Merek tersebut.

5 Imam Sjahputra, S.H., LL.M., Hak atas Kekakayaan Intelektual (Suatu Pengantar), (Jakarta: Harvarindo,

2007), 118. 6 DR. Henry, Soelistyo, S.H., LL.M., Hak Cipta Tanpa Hak Moral (Yogyakarta: Rajawali Pers, 2011), 47.

7Lucky Setiawati, “Mungkinkah Transfer Pendaftaran HKI Antar-Negara?,”

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1821/mungkinkah-transfer-pendaftaran-hki-antar-negara (diakses pada

29 September 2012 pukul 22:05). 8 Hotma, “MEREK DAGANG DIJIPLAK TANPA IZIN,” http://www.lbhmawarsaron.or.id/bantuan-

hukum/Berita/Merek-dagang-dijiplak-tanpa-izin.html (diakses pada tanggal 29 September pukul 20:50). 9 Asian Law Group Pty Ltd, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar (Bandung:Alumni, 2006), 8.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 6: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

Setelah membahas mengenai perlindungan yang diberikan oleh undang-undang kepada

sebuah karya seni dan penciptanya serta pendaftaran Merek maka kemudian muncul pertanyaan

apakah perlindungan hak cipta tersebut masih dapat berlaku saat sebuah karya seni tersebut

dipergunakan sebagai Merek? Hal tersebut menjadi menarik karena seperti yang telah dijelaskan

di atas Merek telah memiliki peraturan yang mengatur Merek secara khusus yaitu dalam

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek atau Undang-Undang Merek.

Berdasarkan hal yang telah disebutkan diatas dan dikaitkan dengan kasus yang terdapat

dalam tayangan televisi tersebut maka peneliti menjadi tertarik untuk membahas perlindungan

atas hak cipta sebuah karya seni yang dipergunakan sebagai Merek. Dengan demikian untuk

penelitian ini peneliti akan memberikan judul Perlindungan Hak Cipta atas Pemanfaatan

Karya Seni Dua Dimensi yang Dipergunakan sebagai Merek (studi kasus: Kasus Henk

Ngantung seniman pembuat sketsa patung selamat datang di Bundaran Hotel Indonesia).

Pokok Permasalahan

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pokok

permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah ada perlindungan hak cipta

atas sebuah karya seni dua dimensi yang dipergunakan sebagai Merek?

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 7: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

PEMBAHASAN

Posisi Kasus Alm. Bapak Henk Ngantung

Seperti yang telah disebutkan pada bab pertama, bahwa kasus ini belum masuk ke dalam

ranah pengadilan, untuk itu peneliti akan membahas kasus ini berdasarkan keterangan yang

diberikan oleh pihak keluarga dari Alm. Bapak Henk Ngantung, yaitu Evy Ngantung (istri Alm.

Henk Ngantung). Meskipun kasus ini nyata, tetapi karena belum menjadi kasus hukum di

pengadilan, maka pengungkapan kasus ini bersifat hipotesis, sekadar supaya bisa ditelaah dalam

perspektif hukum kekayaan intelektual.

Sekadar awal informasi Henk Ngantung telah meninggal pada tahun 1991.

Alm. Henk Ngantung merupakan Pencipta dari gambar sketsa patung selamat datang yang

terletak di bundaran Hotel Indonesia. Gambar sketsa patung selamat datang tersebut telah dibuat

oleh Alm. Henk Ngantung sekitar awal tahun 1962 yang kemudian dijadikan patung pada tahun

yang sama oleh Edhi Sunarso. Patung tersebut diresmikan pada tahun yang sama oleh Presiden

Soekarno.

Kasus ini bermula dari adanya pemuda yang tinggal di rumah keluarga Alm. Henk Ngantung.

Pemuda tersebut sedang duduk di bundaran Hotel Indonesia (H.I.) kemudian dia melihat pada

gambar yang terdapat di pada logo sebuah pusat berbelanjaan yang terletak di depan bundaran

Hotel Indonesia (H.I.). Sambil bertanya-tanya dalam hatinya, pemuda tersebut kembali ke rumah

keluarga Alm. Henk Ngantung dan menanyakan kepada Evy Ngantung (istri dari Alm. Henk

Ngantung) „bu, tadi saya dari bundaran H.I. lalu saya lihat gambar bapak digunakan sebagai

logo oleh pusat perbelanjaan yang di depan bundaran tersebut, kenapa ibu tidak pernah cerita?‟

Mendengar hal tersebut Evy Ngantung terkejut dan kemudian menanyakan mengenai

penggunaan gambar tersebut kepada kakak pemuda tersebut yang merupakan seorang pengacara.

Lalu setelah menemui pengacara, pertama yang dilakukan oleh pihak keluarga dan pengacara

adalah mengumpulkan bukti-bukti bahwa memang benar gambar sketsa patung selamat datang

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 8: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

tersebut merupakan karya Alm. Henk Ngantung. Pertama yang dilakukan adalah melihat sketsa

yang dibuat Alm. Henk Ngantung kemudian melihat apakah memang benar gambar yang

dipergunakan oleh pusat perbelanjaan tersebut adalah benar gambar Alm. Henk Ngantung.

Kemudian yang dilakukan adalah mencari apakah pernah ada dokumen yang ditandatangi untuk

penggunaan Merek tersebut, karena tidak adanya dokumen dan pihak keluarga juga tidak merasa

memberi izin ataupun memberikan persetujuan dalam bentuk apapun terhadap penggunaan

tersebut maka tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah menemui pematung dari patung

tersebut. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah memastikan kepada pematung patung, bahwa

benar untuk membuat patung tersebut menggunakan sketsa Alm. Henk Ngantung, kemudian

pengacara dan Evy Ngantung meminta pernyataan bahwa benar Alm. Henk Ngantung yang

membuat sketsa patung tersebut.

Setelah adanya bukti tersebut maka kemudian yang dilakukan adalah melihat pada Dirjen

HKI mengenai pendaftaran Merek dari pusat perbelanjaan tersebut. Dalam hal ini, peneliti

melihat sendiri mengenai pendaftaran Merek dari pusat perbelanjaan tersebut dari fasilitas on-

line data Merek yang disediakan oleh Direktorat Jendral HKI. Gambar yang dipergunakan oleh

pihak pusat perbelanjaan tersebut adalah gambar dari patung selamat datang tersebut yang

ditambahkan dengan nama dari pusat perbelanjaannya pada bagian bawah dari gambar tersebut.

Berdasarkan data tersebut maka ditemukan bahwa pihak pusat perbelanjaan tersebut telah

melakukan pendaftaran pada sekitar tahun 2004. Pada pendaftaran pertama tersebut tidak

terdapat adanya gambar dari patung selamat datang yang didaftarakan hanya merupakan tulisan

dari pusat perbelanjaan tersebut. Kemudian pada tahun 2008 pusat perbelanjaan tersebut

mendaftarkan kembali Mereknya tetapi dengan menambahkan gambar patung selamat datang

tersebut pada bagian atas Mereknya dan tetap mempertahankan nama pusat perbelanjaannya di

bawah gambar tersebut. (lampiran data Merek pusat perbelanjaan).

Setelah diketahui ternyata pihak pusat perbelanjaan tersebut telah melakukan pendaftaran

maka pihak keluarga Alm Henk Ngantung juga melakukan pendaftaran hak cipta atas gambar

sketsa patung selamat datang tersebut.

Setelah didapatkan bukti-bukti tersebut kemudian pihak pengacara dan pihak keluarga Alm.

Henk Ngantung menemui pihak pusat perbelanjaan tersebut untuk membahas mengenai

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 9: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

penggunaan karya Alm. Henk Ngantung yang dipergunakan sebagai Merek oleh pihak pusat

perbelanjaan tersebut. Berdasarkan cerita dari Evy Ngantung telah terjadi beberapa kali mediasi

terkait masalah penggunaan ini. Evy Ngantung mengatakan bahwa „pihak pusat perbelanjaan

sudah mau bayar ke kita sebesar sekian rupiah, tetapi ibu menolak karena mereka seperti tidak

menghargai sebuah karya seni.‟ Pihak keluarga menolak pembayaran yang ditawarkan oleh

pihak pusat perbelanjaan dengan alasan tersebut di atas.

Sampai sekarang kasus ini belum masuk ke dalam ranah pengadilan, tetapi karena peneliti

menemukan terdapat mengenai permasalahan pengggunaan gambar sketsa sebagai Merek tanpa

izin maka peneliti akan membahas kasus yang masih bergulir ini dengan menggunakan teori

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Implementasi perlindungan hak cipta atas sebuah karya seni berbentuk dua dimensi yang

dipergunakan sebagai Merek

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa karya seni merupakan hasil perbuatan manusia

untuk mengungkapkan pengalaman estesis ke dalam wujud lahiriah dengan tata susunan unsur

yang indah sehingga dapat menimbulkan pengalaman baru bagi orang lain. Karya seni dapat

dibedakan dalam beberapa klasifikasi dan salah satunya berdasarkan dimensinya. 10

Berdasarkan dimensinya karya seni dapat dibedakan menjadi karya seni dua dimensi dan tiga

dimensi. Karya seni dua dimensi merupakan sebuah karya seni yang hanya dapat dilihat dari satu

sudut pandang saja. Contoh dari karya seni dua dimensi adalah lukisan, gambar, dan

sebagainya. Karya seni tiga dimensi merupakan sebuah karya seni yang dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Contoh dari sebuah karya seni tiga dimensi adalah patung, ukiran, dan

anyaman.Tinggi atau tebal pada karya seni yang berbentuk tiga dimensi ini yang membedakan

antara karya seni dua dimensi dengan karya seni tiga dimensi. 11

10

“Materi Seni Rupa Kelas IX,” http://blog.guru-indonesia.net/artikel_detail-9909.html (diakses pada tanggal

29 November 2012 pukul 19:00). 11

“Bab V Seni Rupa,” http://www.docstoc.com/docs/128357540/BAB-V-Seni-Rupa (diakses pada 20 Oktober

2012 pukul 20:00).

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 10: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

Gambar merupakan salah satu dari contoh karya seni berbentuk dua dimensi dan merupakan

bentuk seni yang menggunakan medium garis sebagai unsur utamanya.12 Wujud gambar dapat

dihasilkan dengan menggunakan berbagai media dan teknik. Oleh karena itu gambar sketsa yang

merupakan seni yang menggunakan medium garis sebagai unsur utamanya dan dapat

dikategorikan sebagai salah satu bentuk gambar, yang juga merupakan contoh dari karya seni

berbentk dua dimensi.

Berdasarkan kasus, Alm. Henk Ngantung merupakan Pencipta dari gambar sketsa dari

patung selamat datang. Dinamakan gambar sketsa karena gambar tersebut dibuat sebagai bantuan

awal untuk merancang sebuah patung, yakni patung selamat datang. Hal ini berdasarkan posisi

kasus yang telah dijelaskan telah dibenarkan oleh pematung patung tersebut bahwa benar Alm.

Henk Ngantung yang menjadi pembuat gambar sketsa patung selamat datang tersebut. Dikaitkan

dengan penjelasan sebelumnya mengenai karya seni dan pembagiannya maka gambar sketsa

merupakan salah satu dari bentuk karya seni yang berbentuk dua dimensi.

Dapatkah sebuah gambar sketsa dipergunakan sebagai sebuah Merek? Berdasarkan

pengaturan yang terdapat Undang-Undang Merek, Undang-Undang tidak melarang adanya

penggunaan sebuah gambar sketsa sebagai Merek.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Merek menyatakan Merek adalah tanda yang berupa

gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan

barang atau jasa. Sehingga berdasarkan pasal tersebut tidak menjadi masalah apabila gambar

sketsa dipergunakan sebagai Merek.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa Undang-Undang tidak mempermasalahkan mengenai

penggunaan gambar sketsa sebagai Merek tetapi dalam penelitian ini yang ingin dibahas bukan

mengenai penggunaan gambar sketsa sebagai Merek tetapi lebih ke perlindungan hak cipta atas

gambar sketsa yang dipergunakan sebagai Merek.

12

Ibid.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 11: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

Hak Cipta telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang Hak Cipta. Dalam Undang-

Undang dinyatakan bahwa cipataan yang dilindungi adalah Ciptaan yang sudah merupakan suatu

bentuk kesatuan yang nyata (fixed)13, yang memungkinkan perbanyakan dari hasil karya tersebut.

Prinsip fixation ini tidak memungkinkan ide untuk mendapatkan perlindungan Hak Cipta.14

Ciptaan itu haruslah sesuatu yang original. Ciptaan asli adalah Ciptaan yang merupakan bentuk

ekspresi ide sendiri, tanpa meniru Ciptaan orang lain serta tidak sama atau serupa dengan karya

yang telah dihasilkan sebelumnya.15

Undang-Undang Hak Cipta mengatur secara khusus mengenai ciptaan apa saja yang

mendapatkan perlindungan oleh Undang-Undang. Pertama, terdapat dalam pasal 10 Undang-

Undang Hak Cipta yang mengatur mengenai Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya tidak

diketahui. Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa Negara memegang Hak Cipta atas karya yang

tidak diketahui pemiliknya, seperti peninggalan prasejarah, folklor dan hasil kebudayaan

masyarakat yang menjadi milik bersama, dan benda budaya nasional lainnya.

Kedua, dalam pasal 12 Undang-Undang Hak Cipta juga memberikan perlindungan Hak Cipta

kepada Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup16:

a. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan

semua hasil karya tulis lain;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;

13

Lihat Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, kata “hasil” menunjukkan

bahwa sebuah Ciptaan haruslah dalam bentuk nyata (berwujud), dan Pasal 2 angka 1. 14

Prof. Dr. Agus Sardjono, S.H., M.H., 10. 15

M Zulfa Aulia, Rubik Konsultasi HKI, (Jogjakarta: Sekretariat Pusat HKI FH UII, 2006), dari

http://www.iprcentre.org/index.php?&hal=konsultasi&id=4; internet; diakses tanggal 7 November 2012, pukul

15:25. 16

Indonesia, Undang-Undang Hak Cipta. Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, LN No. 85, Tahun 2002, TLN

No. 4220, pasal 12 ayat (1) angka 6.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 12: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni

pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

g. arsitektur;

h. peta;

i. seni batik;

j. fotografi;

k. sinematografi;

l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil

pengalihwujudan.

Apabila dikaitkan dengan kasus maka gambar sketsa yang diciptakan oleh Alm. Henk

Ngantung merupakan ciptaan yang dilindungi oleh Undang-Undang karena Pertama, karya yang

diciptakan oleh Alm. Henk Ngantung merupakan Ciptaan yang original dan merupakan ide

sendiri. Kedua, berdasarkan pasal 12 ayat (1) huruf f yang menyatakan Ciptaan di bidang

kesenian yang mencakup seni gambar di dalamnya mendapatkan perlindungan Hak Cipta

atasnya.

Perlindungan atas Hak Cipta atas sebuah Ciptaan akan diperoleh secara otomatis. Maksudnya

secara otomatis ini adalah sejak proses fixation selesai dilakukan, sejak saat itu pula Penciptanya

menikmati perlindungan hukum, tanpa memerlukan registrasi atau pendaftaran.17

Sistem perlindungan otomatis ini juga dikenal dalam Undang-Undang Hak Cipta di

Indonesia. Pasal 2 angka 2 angka 1 Undang-Undang Hak Cipta menyebutkan bahwa Hak Cipta

merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau

memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu Ciptaan dilahirkan

tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sistem perlindungan otomatis ini juga terlihat dalam Undang-Undang Hak Cipta yang tidak

mewajibkan adanya pendaftaran. Pendaftaran hanyalah sarana yang disediakan bagi Pencipta

17

Muhammad Djumhana dan R. Djubaedilliah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori, dan Praktiknya di

Indonesia), 72.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 13: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

untuk membantu mempermudah proses pembuktian. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Hak Cipta “yang dianggap sebagai Pencipta adalah orang yang namanya terdaftar dalam

Daftar Umum Ciptaan. Kata dianggap merupakan kunci bahwa pendaftaran tidak melahirkan

hak bagi si pendaftar.”18 Pendaftaran ini tidak melahirkan hak tetapi akan memberikan manfaat

bagi si pendaftar. Manfaat yang didapatkan adalah pendaftar akan dianggap sebagai Pencipta

sampai ada pihak lain yang dapat membuktikan bahwa dia bukan merupakan Pencipta atas

Ciptaannya di pengadilan.

Kemudian mengenai jangka waktu perlindungan yang diberikan oleh Hak Cipta juga diatur

oleh Undang-Undang. Pasal 29 ayat (1) huruf c Undang-Undang Hak Cipta menyatakan bahwa

“Hak Cipta atas Ciptaan segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni

patung berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh)

tahun setelah Pencipta meninggal dunia.”

Penelitian ini membahas mengenai perlindungan Hak Cipta atas sebuah karya seni berbentuk

dua dimensi yang berupa gambar. Dalam rumusan pasal di atas tidak secara eksplisit dinyatakan

bahwa seni gambar termasuk ke dalam perlindungan yang diberikan. Undang-Undang juga tidak

memberikan penjelasan lebih lanjut atas pasal tersebut. Walaupun tidak secara eksplisit

dijelaskan, peneliti dalam penelitian ini mengartikan kata-kata segala bentuk seni rupa dan

cakupannya sama dengan ketentuan pada pasal 12 ayat (1) huruf f di atas. Dengan pengertian

tersebut maka menurut peneliti sebuah seni rupa berbentuk gambar mendapatkan jangka waktu

perlindungan Hak Cipta sebagaimana yang diatur dalam pasal 29 ayat (1) huruf c di atas.

Berdasarkan posisi kasus dari kasus yang diteliti oleh peneliti terlihat bahwa Alm. Henk

Ngantung tidak pernah mendaftarkan Hak Cipta atas gambar sketsa yang dibuat olehnya. Tetapi

setelah diketahui bahwa pihak pusat perbelanjaan telah memakai gambar tersebut sebagai Merek

mereka baru kemudian pihak keluarga Alm. Henk Ngantung mendaftarkan Hak Cipta atas

gambar sketsa tersebut.

Dikarenakan sistem perlindungan otomatis tersebut dianut dalam peraturan perundang-

undangan di Indonesia19 maka gambar sketsa yang merupakan Ciptaan dari Alm. Henk Ngantung

18

Prof. Dr. Agus Sardjono, S.H., M.H., C.N., 28. 19

Undang-Undang Hak Cipta, Pasal 2 angka 2 angka 1.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 14: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

tersebut langsung mendapatkan perlindungan Hak Cipta tanpa perlu adanya pendaftaran.

Telatnya proses pendaftaran juga tidak akan mengubah perlindungan yang akan didapatkan,

karena pendaftaran tersebut hanyalah sebagai bukti tambahan untuk mempermudah sebuah

proses pembuktian.

Kemudian mengenai jangka waktu perlindungan. Dalam posisi kasus telah dijelaskan bahwa

Alm. Henk Ngantung telah meninggal pada tahun 1991, apakah hal tersebut menjadi halangan

agar gambar sketsa yang dibuat atau digambar oleh Alm. Henk Ngantung tidak mendapatkan

perlindungan Hak Cipta? Tentu saja tidak.

Walaupun Alm. Henk Ngantung telah meninggal sejak tahun 1991 tidak membuat Hak Cipta

atas gambar sketsa menjadi hilang. Dengan adanya peraturan dalam pasal 29 ayat (1) huruf c

Undang- Undang hak Cipta, maka waktu perlindungannya tidak hanya selama hidup Pencipta

tetapi saat Pencipta telah meninggal perlindungan akan terus berlangsung sampai dengan 50

tahun setelahnya. Dengan demikian, gambar sketsa yang merupakan Ciptaan dari Alm. Henk

Ngantung yang masih dapat menikmati perlindungan yang diberikan oleh Undang-Undang Hak

Cipta sampai pada tahun 2041 (tahun Alm. Henk Ngantung meninggal yaitu 1991 ditambah

dengan 50 tahun).

Terkait dengan titik singgung perlindungan Hak Cipta dan Merek, dapat dilihat bahwa

terdapat titik singgung perlindungan yang diberikan untuk sebuah Ciptaan atau karya. Titik

singgung tersebut terletak pada niat awal dari Pencipta menciptakan sebuah karya seni. Apabila

sebuah gambar diciptakan dengan niat untuk dijadikan sebuah Merek maka gambar tersebut

mendapatkan perlindungan atas Merek apabila diikuti dengan pendaftaran Merek. Sedangkan

apabila niat dari Pencipta gambar tersebut untuk menghasilkan sebuah karya seni maka gambar

tersebut akan mendapatkan perlindungan hak cipta atas gambar tersebut.

Dapat dilihat dalam posisi kasus tidak ada niat dari Alm. Henk Ngantung sebagai Pencipta

gambar sketsa patung selamat datang tersebut untuk menjadikan gambar tersebut sebagai Merek.

Tujuan dari pembuatan gambar sketsa tersebut untuk tujuan menghasilkan sebuah karya seni

karena Alm. Henk Ngantung merupakan seorang seniman. Dikarenakan hal tersebut untuk

gambar sketsa yang telah dipergunakan oleh pihak pusat perbelanjaan tersebut berhak untuk

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 15: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

mendapatkan perlindungan hak cipta atasnya dengan jangka waktu sebagaimana yang telah

dijelaskan sebelumnya yaitu sampai dengan tahun 2041.

Selanjutnya yang akan dibahas adalah mengenai hak yang akan diterima oleh Pencipta atas

Ciptaannya. Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Penciptanya atau bagi pemegang Hak

Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak. Hak ekskusif yang dimaksudkan dalam pasal

tersebut memiliki pengertian bahwa Hak Cipta mengandung dua esensi hak, yaitu: hak moral

(moral rights) dan hak ekonomi (economic rights).20

Hak moral (moral rights) berasal dari istilah bahasa Perancis yaitu droit moral. Hak moral

adalah hak yang melekat pada diri Pencipta yang tidak dapat dihilangkan dan bertujuan

untuk melindungi kepentingan pribadi dari si Pencipta dan juga untuk melindungi karya yang

diciptakan.

Melindungi kepentingan pribadi Pencipta dapat terlihat dari tetap dicantumkannya nama

Pencipta pada Ciptaan yang diciptakan, walaupun Hak Cipta atas karya tersebut telah dialihkan.

Hak untuk dicantumkan nama Pencipta merupakan salah satu hak dari hak moral itu sendiri agar

Pencipta atas karya tersebut tetap merasa terlidungi dan merasa diakui atas karya yang telah

diciptakannya.

Melindungi karya yang diciptakan dapat terlihat dari dilarangnya mengubah karya yang telah

diciptakan. Hak ini juga merupakan salah satu hak dari hak moral itu sendiri, karena jika sebuah

karya diubah maka karya tersebut akan kehilangan originalitas untuk itu karya yang telah

diciptakan tidak dapat diubah dengan sembarangan dan jika harus diubah maka Pencipta dari

karya tersebutlah yang berhak melakukannya.

Hak moral ini juga diakui keberadaannya sebagai hak dari Pencipta oleh Undang-Undang

Hak Cipta. Ketentuan yang mengaturnya diatur dalam pasal 24 sampai pasal 26 Undang-Undang

Hak Cipta. Dalam pasal tersebut dapat dilihat bahwa terdapat dua hak moral utama di dalam

Undang-Undang Hak Cipta Indonesia. Hak tersebut adalah:21

20

DR. Henry, Soelistyo, S.H., LL.M., 47. 21

Indonesia Australia Specialised Training Project Phase II, Hak Kekayaan Intelektual Kursus Singkat Khusus

Hak Cipta, (2002), 66.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 16: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

1. Hak untuk memperoleh pengakuan, yaitu: Hak Cipta untuk memperoleh pengakuan

publik sebagai Pencipta suatu karya guna mencegah pihak lain mengklaim karya tersebut

sebagai hasil kerja mereka, atau untuk mencegah pihak lain untuk memberikan

pengakuan pengarang karya tersebut kepada pihak lain tanpa seizin Pencipta;

2. Hak integritas, yaitu hak untuk mengajukan keberatan atas perubahan yang dilakukan

terhadap suatu karya tanpa sepengetahuan si Pencipta.

Setelah membahas mengenai hak moral maka selanjutnya yang akan dibahas adalah hak

ekonomi Pencipta. Hak ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan pemanfaatan secara

komersial suatu Ciptaan22 atau bisa dikatakan sebagai hak untuk memperoleh keuntungan

ekonomi atas kekayaan intelektual. Hak ekonomi itu diperhitungkan karena HKI dapat

digunakan/dimanfaatkan oleh pihak lain dalam perindustrian atau perdagangan yang

mendatangkan keuntungan.23

Hak tersebut meliputi24:

1. Hak Reproduksi atau Penggandaan (Reproduction Right);

2. Hak Adaptasi (Adaptation Right);

3. Hak Pengumuman;25

4. Hak Distribusi (Distribution Right);

5. Hak Pertunjukan (Public Performance Right);

6. Hak Penyiaran (Broadcasting Right);

7. Droit de suite;26

22

Sanusi Bintang, M.L.I.S, Hukum Hak Cipta, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1998), 4. 23

Muhammad Abdulkodir, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, Cetakan, ke-1, 2001), 19. 24

Muhammad Djumhara, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), 72. 25

Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004), 87. 26

Droit de suite dalam konteks hak eksklusif Pencipta untuk mendistribusikan karya cipta ke public (distribute

to the public) adalah sebagai doktrin yang memberikan Pencipta kesempatan untuk memperoleh penghargaan berupa

nilai dari karyanya saat setelah dijual kembali oleh orang yang telah memperoleh penghargaan berupa nilai dari

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 17: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

8. Hak Pinjam Masyarakat (Public Lending Right).

Undang-Undang Hak Cipta juga mengatur hak ekonomi ini yaitu di dalam pasal 1 angka 5

dan 6 dan pasal 2 ayat (1). Yang diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta adalah hak untuk

mengumumkan dan memperbanyak.27 Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Hak mengatur mengenai

perlindungan hak ekonomi Pencipta atau pemegang Hak Cipta dalam hal mengumumkan dan

hak untuk memperbanyak Ciptaannya.

Hak ekonomi ini berbeda dengan hak moral. Hak moral bersifat melekat dan tidak dapat

dipisahkan dengan Penciptanya. Sedangkan hak ekonomi dapat dipisahkan dari Penciptanya atau

dengan kata lain terhadap hak ekonomi tersebut dapat dilakukan eksploitasi maupun pengalihan.

Hal tersebut dikarenakan hak ekonomi ini merupakan hak Pencipta untuk memperoleh

keuntungan atas Ciptaannya.

Dalam kasus Alm. Henk Ngantung berhak untuk mendapatkan hak moral dan hak ekonomi

tersebut karena Alm. merupakan Pencipta dari patung selamat datang. Hak moral yang bisa

didapatkan adalah hak untuk pencantuman namanya pada Ciptaannya dan hak untuk tidak

dilakukan perubahan atas Ciptaannya. Hak ekonomi yang didapatkan adalah hak untuk

mengumumkan dan memperbanyak Ciptaannya.

Kemudian terkait dengan penggunaan sebuah Ciptaan sebagai Merek maka penggunaan

tersebut harus didahului dengan pengalihan Hak Cipta. Pengalihan Hak Cipta didasari dengan

motif ekonomi yang bermaksud untuk memperoleh keuntungan secara ekonomi atas hasil

pemanfaatan sebuah Ciptaan. Sehingga dengan adanya kewajiban pengalihan Hak Cipta

sebelum pemanfaaan Ciptaan membuat hak dari Pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas

Ciptaannya menjadi terlindungi.

Perlu diingat bahwa yang dapat dialihkan dari Hak Cipta hanya hak ekonomi dari Pencipta

dan bukan hak moral dari Pencipta, karena hak moral merupakan hak yang bersifat melekat dan

tidak dapat dipisahkan dari Penciptanya.

karyanya saat telah dijual kembali oleh orang yang telah memperoleh pengalihan Hak Cipta darinya. Jadi, Pencipta

boleh memperoleh berapa persen dari keuntungan penjualan tersebut. Doktrin ini dikenal di beberapa negara.

(Barret, Intellectual Property, 176). 27

Undang-Undang Hak Cipta, pasal 1 angka 5 dan 6, pasal 2 ayat (1).

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 18: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

Pengalihan Hak Cipta tersebut dapat dilakukan melalui pemberian izin (lisensi, baik itu

eksklusif maupun non eksklusif) atau penyerahan (assignment). Dalam Undang-Undang Hak

Cipta, lisensi diartikan sebagai izin yang diberikan dengan jangka waktu oleh pemegang Hak

Cipta atau pemegang hak terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau

memperbanyak. Sedangkan penyerahan (assignment) mengacu pada pengalihan yang berupa

pengalihan seluruh atau sebagian dari hak ekonomi yang dimiliki Pencipta kepada pihak lain.

Untuk dapat memanfaatkan sebuah Ciptaan sebagai sebuah Merek harus didahului dengan

pengalihan Hak Cipta atas Ciptaan tersebut. Pengalihan yang tepat untuk hal tersebut adalah

dengan penyerahan (assignment). Dengan dilakukannya penyerahan (assignment) maka Hak

Cipta atas Ciptaan menjadi beralih kepada pihak lain dan pihak tersebut dapat dengan bebas

menggunakan Ciptaan tersebut karena dia telah menjadi Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan

tersebut.

Terkait dengan kasus, peneliti menemukan dalam data Merek online yang diunggah oleh

Dirjen HKI dalam situsnya bahwa pihak pusat perbelanjaan tersebut telah mendaftarkan gambar

Alm. Henk Ngantung sebagai Merek untuk beberapa jenis jasa-jasa berikut:

Dibidang pengelolaan-penyewaan dan penjualan kantor (real estate), apartemen, pusat

perbelanjaan;

Dibidang asuransi, keuangan, moneter;

Dibidang pendidikan;

Hiburan;

Klub, diskotik, bar, karaoke;

Fasilitas olah raga, fitness center;

Bioskop, penyajian pertunjukan hidup;

Informasi hiburan;

Penerbitan buku dan majalah;

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 19: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

dan sebagainya.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pihak pusat perbelanjaan tersebut telah

memanfaatkan gambar sketsa tersebut sebagai Merek mereka. Dalam posisi kasus, pemanfaatan

tersebut dilakukan tanpa didahului pengalihan Hak Cipta dari pihak Alm. Sendiri maupun dari

pihak keluarga. Dengan tidak adanya pengalihan tersebut maka pihak pusat perbelanjaan tersebut

telah menggunakan gambar sebagai Merek tanpa alas hak yang sah karena pihak pusat

perbelanjaan tersebut bukanlah Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan tersebut.

Apabila pemanfaatan Hak Cipta dilakukan tanpa didahului pengalihan Hak Cipta (yang

dapat berbentuk lisensi maupun dalam bentuk penyerahan (assignment)) maka perbuatan

tersebut termasuk ke dalam pelanggaran Hak Cipta.

Berdasarkan posisi kasus dapat dilihat bahwa pihak pusat perbelanjaan tersebut telah

menggunakan gambar tersebut tanpa didahului dengan pengalihan Hak Cipta dari Alm. Henk

Ngantung terlebih dahulu. Dengan tidak adanya pengalihan (dalan bentuk penyerahan

(assignment)) tersebut, pihak pusat perbelanjaan telah melakukan pelanggaran Hak Cipta (baik

itu hak ekonomi maupun hak moral) yang dimiliki oleh Alm. Henk Ngantung.

Pihak pusat perbelanjaan telah melanggar hak ekonomi dan hak moral dari Alm. Henk

Ngantung. Pelanggaran hak ekonomi terjadi ketika pusat perbelanjaan menggunakan karya Alm.

Henk Ngantung tanpa persetujuan dari pihak Alm. maupun keluarga. Persetujuan yang dimaksud

adalah pengalihan Hak Cipta, dalam bentuk penyerahan (assignment). Pelanggaran hak moral

terjadi karena tidak adanya pengakuan dari pihak pusat perbelanjaan bahwa Alm. Henk

Ngantung sebagai Pencipta. Tidak adanya pengakuan disini dapat terlihat dari tidak adanya

permintaan izin terlebih dahulu dari pihak pusat perbelanjaan kepada Alm. maupun keluarga

untuk penggunaan gambar sketsa tersebut sebagai Merek. Meminta izin disini diterjemahkan

sebagai pengalihan Hak Cipta yang dalam penelitian ini, pengalihan yang tepat adalah dengan

melakukan penyerahan (assignment).

Apabila terjadi pelanggaran maka ada dua jalan yang dapat dipilih oleh para pihak untuk

menyelesaikan masalah tersebut, yaitu melalui pengadilan ataupun melalui alternatif

penyelesaian sengketa (negosiasi, mediasi, dan arbitrase). Jika memilih melalui pengadilan

maka dapat juga dipilih dua, yaitu melalui pengadilan niaga untuk meminta ganti rugi dan

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 20: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

pengadilan negri biasa apabila melanggar ketentuan pidana dan mendapatkan sanksi pidana

dari pelanggaran tersebut.

Dalam kasus yang terjadi untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara pihak keluarga

dan pihak pusat perbelanjaan tersebut sampai pada tahap mediasi dan belum memasuki

pengadilan. Alasan pihak keluarga memilih mediasi adalah pihak keluarga tidak ingin

permasalahan ini menjadi besar dan ingin menyelesaikan masalah ini secara baik-baik.

Penyelesaian sengketa lewat mediasi ini juga diperbolehkan oleh Undang-Undang yaitu di

dalam pasal 65, jadi sejauh ini tindakan yang dilakukan oleh pihak keluarga yang berusaha

untuk menyelesaikan persoalan ini melalui mediasi sudah sesuai dengan ketentuan yang

terdapat dalam Undang-Undang.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 21: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

1. Sebuah karya seni dapat dilindungi dengan Hak Cipta. Dalam sistem Hak Cipta,

perlindungan yang diberikan mencakup hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi dari

sebuah karya seni tersebut dapat dialihkan. Salah satu tujuan dari pengalihan tersebut

adalah untuk penggunaan karya seni tersebut sebagai Merek;

2. Pengalihan yang tepat untuk pemanfaatan karya seni sebagai Merek adalah dengan

penyerahan (assignment). Dengan dilakukannya penyerahan (assignment) tersebut maka

Hak Cipta atas Ciptaan menjadi beralih kepada pihak lain dan pihak tersebut dapat

dengan bebas menggunakan Ciptaan tersebut karena dia telah menjadi Pemegang Hak

Cipta atas Ciptaan tersebut;

3. Apabila pemanfaatan karya seni sebagai Merek tidak didahului dengan penyerahan

(assignment) Hak Cipta dari Pencipta kepada pihak lain maka perbuatan tersebut

termasuk ke dalam pelanggaran Hak Cipta;

4. Terkait dengan titik singgung perlindungan Hak Cipta dan Merek, maka karya seni dua

dimensi yang dipergunakan sebagai Merek masih dapat mendapatkan perlindungan Hak

Cipta atasnya. Perlindungan tersebut diberikan dengan syarat niat awal Pencipta karya

tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah karya seni dan apabila karya seni tersebut

dibuat untuk penggunaan Merek, maka dapat diikuti dengan pendafataran Merek;

5. Dalam kasus, gambar sketsa yang diciptakan oleh Alm. Henk Ngantung mendapatkan

perlindungan Hak Cipta Karena dilindungi oleh Hak Cipta tersebut maka penggunaan

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 22: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

gambar sketsa milik Alm. Henk Ngantung sebagai Merek harus didahului dengan

pengalihan Hak Cipta (dalam bentuk penyerahan (assignment)) dari Alm. Henk

Ngantung ataupun keluarga kepada pihak pusat perbelanjaan.

6. Dalam kasus pemanfaatan gambar sketsa sebagai Merek tersebut tidak didahului dengan

pengalihan Hak Cipta (dalam bentuk penyerahan (assignment)). Dengan tidak didahului

pengalihan Hak Cipta (dalam bentuk penyerahan (assignment)) maka perbuatan yang

dilakukan oleh pihak pusat perbelanjaan tersebut telah melanggar Hak Cipta yang

dimiliki oleh Alm. Henk Ngantung sebagai Pencipta gambar sketsa tersebut.

Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berdasarkan penelitian ini adalah:

1. Untuk pihak pusat perbelanjaan sebelum memanfaatkan gambar sketsa karya Alm Henk

Ngantung sebagai sebuah Merek seharusnya dapat mencari terlebih dahulu siapa Pencipta

dari karya tersebut. Setelah menemukan Penciptanya meminta untuk dilakukannya

pengalihan Hak Cipta atas gambar sketsa dari Alm. Henk Ngantung kepada pihak pusat

perbelanjaan dengan penyerahan (assignment) agar dapat dipergunakan sebagai Merek.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 23: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan:

Indonesia, Undang-Undang Hak Cipta. Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, LN No. 85, Tahun

2002, TLN No. 4220.

Indonesia, Undang-Undang Merek. UNDANG-UNDANG No. 15 Tahun 2001, LN No. 110,

Tahun 2001, TLN No. 4131.

Buku:

Abdulkodir, Muhammad. 2001. Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Asian Law Group Pty Ltd. 2006. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Bandung:Alumni.

Bintang, Sanusi dan Dahlan. 2000. Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Djumhana, Muhammad dan R. Djubaedilah. 1997. Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan

Prakteknya di Indonesia). Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Riswandi, Budi Agus dan M. Syamsudin. 2004. Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sjahputra, Imam S.H., LL.M.. 2007. Hak atas Kekakayaan Intelektual (Suatu Pengantar).

Jakarta: Harvarindo.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 24: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

Soelistyo, DR. Henry, S.H., LL.M.. 2011 Hak Cipta Tanpa Hak Moral. Yogyakarta: Rajawali

Pers.

Wawancara:

Evy Ngantung, Istri Alm. Henk Ngantung. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tatap

muka di tempat kediaman Ibu Evy Ngantung.

Kamus:

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Black Law Dictionary

Jurnal, Artikel, dan Sumber Lainnya:

Aulia, M Zulfa, Rubik Konsultasi HKI, (Jogjakarta: Sekretariat Pusat HKI FH UII, 2006),

diperoleh dari http://www.iprcentre.org/index.php?&hal=konsultasi&id=4; diakses tanggal 7

November 2012, pukul 15:25.

Hakim, Lukmanul, Makalah Pendidikan Seni Rupa Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan

Desain Universitas Negri Makasar, diperoleh dari

http://edisukarman.blogspot.com/2012/06/makalah-seni-rupa-pendidikan-seni-rupa.html;

diakses pada 23 September pukul 21:50.

Hotma, Merek Dagang Dijiplak Tanpa Izin, diperoleh dari

http://www.lbhmawarsaron.or.id/bantuan-hukum/Berita/Merek-dagang-dijiplak-tanpa-

izin.html; diakses pada tanggal 29 September pukul 20:50.

Setiawati, Lucky, Mungkinkah Transfer Pendaftaran HKI Antar-Negara?, diperoleh dari

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1821/mungkinkah-transfer-pendaftaran-hki-

antar-negara; diakses pada 29 September 2012 pukul 22:05.

Bab V Seni Rupa, diperoleh dari http://www.docstoc.com/docs/128357540/BAB-V-Seni-Rupa;

diakses pada 20 Oktober 2012 pukul 20:00.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013

Page 25: PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA SENI BERBENTUK DUA ...

Materi Seni Rupa Kelas IX, diperoleh dari http://blog.guru-indonesia.net/artikel_detail-

9909.html; diakses pada tanggal 29 November 2012 pukul 19:00.

Perlindungan hak ..., Timothy Solomon Zebua, FH UI, 2013