PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian...

94
i PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING ATAS PEMBELIAN AKTIVA TETAP Studi kasus pada PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. pada tahun 1999 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Irwan Widiantoro NIM : 002114027 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA 2007 i

Transcript of PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian...

Page 1: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

i

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

ATAS

PEMBELIAN AKTIVA TETAP

Studi kasus pada PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. pada

tahun 1999

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Irwan Widiantoro

NIM : 002114027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERITAS SANATA DHARMA

JOGJAKARTA

2007

i

Page 2: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

ii

ii

Page 3: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

iii

iii

Page 4: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah), (HR. Ibnu Majah) Ilmu Dipelajari Karena Tiga Hal : “Suatu ilmu tidak dipelajari kecuali karena tiga hal. Pertama, Tidak dipelajari karena ingin pandai berdebat. Kedua, tidak pula untuk berbangga diri dan tidak juga untuk dilihat orang lain. Ketiga, tidak ditinggalkan karena malu menuntutnya, tidak juga karena berlaku zuhud, dan tidak pula karena ridha atas kebodohan,” (Umar bin Khattab).

MIKUL DHUWUR MENDHEM JERO (ORANG BIJAK)

Karya tulis ini kupersembahkan untuk: Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya. Rasulullah sebagai panutan dan teladan umat Islam, semoga sholawat dan salam tercurah selalu. Bapak dan Ibu yang tiada henti mengingatkan untuk selalu berusaha dan berdoa. Adekku yang sering membuatku jengkel. Para Kyai dan Ulama yang selalu memberikan pengetahuan yang sangat berharga. Keluarga besar kedua orang tuaku, anak-anak punk munggur, teman-teman di Pondok Pesantren dan anak-anak benteng van der burg thank’s ya atas semangat dan doanya.

iv

Page 5: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

v

v

Page 6: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

vi

ABSTRAK

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING ATAS

PEMBELIAN AKTIVA TETAP Studi kasus pada PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. pada

tahun 1999

Irwan Widiantoro Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi dan kebijakan yang dilakukan PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. terhadap mata uang asing atas pembelian aktiva tetap telah sesuai dengan PSAK No 10 dan untuk mengetahui apakah pengkapitalisasian selisih kurs yang terjadi dalam pembelian aktiva tetap telah sesuai dengan ISAK No 4.

Metoda penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metoda deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan riset secara langsung serta data skunder yang berasal dari peneltian kepustakaan, mempelajari buku-buku mengenai topik-topik yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Hasil analisa data tersebut adalah pada dasarnya, perusahaan telah mencatat dan mengungkapkan semua perkiraan yang berhubungan dengan transaksi di dalam mata uang asing. Perusahaan telah mengkapitalisasikan selisih kurs ke dalam nilai asset karena tahun 1999 masih dalam kondisi luar biasa dan tidak ekonomis atau praktis untuk dilakukannya hedging. Dikatakan depresiasi luar biasa apabila dalam periode tertentu terjadi kenaikan yang sama atau lebih besar dengan 133% dari rata-rata depresiasi tiga tahun takwin terakhir. Adapun tidak ekonomis atau tidak praktis dilakukan hedging (lindung nilai) apabila tingkat premi hedging mencapai 133% dari rata-rata premi hedging tiga tahun takwin terakhir.

vi

Page 7: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

vii

ABSTRACT

ACCOUNTING TREATMENT of FOREIGN CURRENCY TRANSACTION on FIXED ASSET PURCHASE

A Case study at PT. PUPUK KUJANG and PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. in the year 1999

Irwan Widiantoro University of Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

The purposes of this research were to know wether the treatment of accountancy and policy made by PT. PUPUK KUJANG and PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. to foreign currency on fixed asset purchase was already suitable to PSAK No 10 and to know wether the capitalizing of exchange rate difference that happened in purchasing fixed asset was already suitable to ISAK No 4.

The research method in the thesis was descriptive method. The data used were primary data from doing direct research and also secondary data literature from research, learning the books containing topic which relevant the research problem.

The result of the data analysis was that basically, the company had recorded and disclosed all the estimation related to the foreign currency transaction. The company had capitalized the exchange rate difference into asset value because the year of 1999 was still in an condition extraordinary and is was not economic or practical on doing hedging. It was said to be an extraordinary depreciation if in a certain period it happened an increase that was bigger or the same with 133% from the average of depreciation of the last three years. It was to be not economic or practical to do hedging (value covering) if the hedging premium rate reached 133% from the average hedging premium rate of the last three years.

vii

Page 8: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

viii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang indah dalam kata pengantar skripsi ini, selain kata syukur

atas segala rahmat dan ma’unah yang diberikan Allah swt. menjadi sebuah

anugerah tersendiri bagi penulis dalam mengerjakan dan meyelesaikan seluruh

proses penelitian ini tanpa suatu aral yang melintang.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari

berbagai pihak, maka skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Penulis,

tidak lupa terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak di bawah ini :

1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, Akt., M.Si., selaku Kepala Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. G. Anto Listianto, M.S.A., Akt., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skrisi ini.

4. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si.Akt, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selama

ini telah membantu penulis dalam proses penulisan sampai selesainya skripsi

ini.

6. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Seluruh karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

viii

Page 9: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

ix

8. Seluruh karyawan Pojok BEJ Universitas Sanata Dharma dan Universitas

Atma Jaya Yogyakarta.

9. Bapak dan Ibu, Eyang Kakung dan Putri, Paklek dan Bulek serta keluarga

yang selalu memberikan tempaan, dukungan, perhatian, kasih sayang dan

keikhlasannya dalam berdoa sehingga menjadikan aku seperti ini. Adikku

yang aku sayangi, kapan kita berdebat lagi.

10. Irny Syahrida Puteri, yang dengan setia selalu mendampingiku dalam suka

maupun duka.

11. Arif, Bagus, Gatot, Tian, Kuncoro selaku teman di Forum Keluarga Muslim

Universitas Sanata Dharma, jangan patah arang.

12. Guru ngajiku baik dilingkungan tempat tinggal maupun di pondok pesantren.

13. Teman-teman main dari aku kanak-kanak sampai sekarang ini.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih untuk

semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari

itu kepada semua pihak, penulis sangat terbuka untuk semua saran dan kritik yang

diberikan. Kepada Allah swt. semua ini kami kembalikan. Semoga Ia berkenan

melimpahkan jaza’-Nya dengan jazaan hasanan. Akhirnya, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta,

Irwan Widiantoro

ix

Page 10: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

ABSTRACT.................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ................................................................................viii

DAFTAR ISI.................................................................................................. x

DAFTAR TABEL.......................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

E. Sistematika Penulisan ............................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6

A. Konsep Aktiva........................................................................ 6

1. Pengertian Aktiva Tetap................................................... 6

2. Harga Perolehan............................................................... 6

B. Valuta Asing (Foreign Exchange).......................................... 6

1. Pengertian Valas, Kurs dan Nilai Tukar .......................... 6

2. Macam-macam Sistem Penetapan Kurs Valas................. 8

3. Faktor yang Mempengaruhi Valas ................................... 9

4. Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Nilai Tukar.........10

C. Hedging ................................................................................ 12

D. Pengertian Devaluasi ........................................................... 12

x

Page 11: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

xi

1. Pengertian Devaluasi...................................................... 12

2. Faktor Penyebab Devaluasi............................................ 13

3. Efek Devaluasi ............................................................... 13

E. Perlakuan akuntansi Atas Selisih Kurs ................................ 14

1. PSAK No 10................................................................... 16

2. Perlakuan Alternatif yang Diizinkan.............................. 20

3. ISAK No 4 ..................................................................... 22

F. Pengaruh Penggunaan Perlakuan Akuntansi

Terhadap Selisih Kurs .......................................................... 26

1. Pengaruh Terhadap Laporan Keuangan ......................... 26

2. Pengaruh Terhadap Laba Rugi....................................... 26

3. Pengaruh Terhadap Neraca ............................................ 28

G. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu.................................... 29

BAB III METODA PENELITIAN .......................................................... 31

A. Jenis Penelitian..................................................................... 31

B. Teknik Pengumpulan Data................................................... 31

C. Metode Analisa Data............................................................ 32

1. Perlakuan Akuntansi Menurut PSAK No 10

terhadap Transaksi Mata Uang Asing ........................... 32

a. PSAK No 10....................................................... 32

b. Perlakuan Akuntansi Selisih Kurs

Menurut PSAK No 10........................................ 32

2. ISAK No 4 ..................................................................... 33

a. ISAK No 4 ......................................................... 33

b. Perlakuan Akunatnsi Selisih Kurs

Menurut ISAK No 4........................................... 33

3. Mendeskripsikan Perelakuan Akuntansi

Menurut Perusahaan ...................................................... 34

a. PSAK No 10....................................................... 34

b. ISAK No 4 ......................................................... 35

c. Batasan-batasan Untuk Menerapkan

xi

Page 12: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

xii

ISAK No 4 ......................................................... 37

4. Membandingkan Perlakuan Akuntansi atas

Selisih Nilai Tukar Mata Uang antara Perusahaan

dengan PSAK No 10 dan ISAK no 4 ............................ 38

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................... 40

A. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan .......................... 40

B. Lokasi Perusahaan................................................................ 42

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN................................ 43

A. Perlakuan Akuntansi Menurut PSAK No 10

Terhadap Transaksi Mata Uang Asing................................. 43

B. ISAK No 4 ........................................................................... 44

C. Perlakuan Akuntansi Menurut Perusahaan ......................... 45

1. PSAK No 10................................................................... 45

2. ISAK No 4 ..................................................................... 50

3. Batasan-batasan Untuk Menerapkan ISAK No 4........... 55

D. Membandingkan Perlakuan Akuntansi

atas Selisih Kurs Nilai Tukar Mata Uang antara

Perusahaan dengan PSAK No 10 dan ISAK No 4............... 64

BAB VI PENUTUP.................................................................................. 68

A. Kesimpulan .......................................................................... 68

B. Keterbatasan Penelitian........................................................ 70

C. Saran..................................................................................... 70

xii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

xiii

DAFTAR TABEL Halaman

1. Tabel 5.1.............................................................................................. 50 2. Tabel 5.2.............................................................................................. 51 3. Tabel 5.3.............................................................................................. 52 4. Tabel 5.4.............................................................................................. 54 5. Tabel 5.5.a........................................................................................... 56 6. Tabel 5.5.b........................................................................................... 57 7. Tabel 5.6.a........................................................................................... 58 8. Tabel 5.6.b........................................................................................... 58

xiii

Page 14: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Petengahan tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang

masih berlangsung hingga saat ini. Penyebab krisis ekonomi yang terjadi di

Indonesia antara lain sistem perbankan yang rapuh, defisit neraca berjalan

terus-menerus, melemahnya nilai tukar mata uang, laju inflasi yang tak

terbendung, pendapatan dan produksi menurun, ekspor terganggu sehingga

penerimaan valas menurun terus dan ini menyebabkan struktur hutang luar

negeri semakin membesar.

Globalisasi dalam perdagangan ekonomi mengakibatkan berbagai

perubahan struktural dalam tata ekonomi dunia. Kebutuhan akan perlakuan

akuntansi khusus untuk transaksi mata uang asing semakin dirasakan.. Jika

kontrak perjanjian pembayaran disepakati dalam mata uang asing tentunya

pihak yang memiliki kewajiban harus menukarkan mata uangnya dengan mata

uang asing sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak perjanjian pembayaran

transaksi.

Fluktuasi besarnya nilai tukar uang akan menimbulkan resiko

terjadinya laba dan rugi (Machfoedz dan Suciwati, 2002). Permasalahan

tersebut disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar uang sebenarnya dapat

ditanggulangi dengan adanya fasilitas hedging. Tetapi saat ini hedging sudah

tidak dimungkinkan lagi karena tingkat kurs rupiah terhadap dollar yang

1

Page 15: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

2

belum relatif stabil. Apabila perusahaan mempunyai hutang dengan luar

negeri dan tidak melakukan hedging maka kewajiban perusahaan tersebut

untuk menyelesaikan hutang semakin meningkat akibatnya perusahaan akan

mengalami kerugian yang besar karena hutang atau kewajiban dalam mata

uang asing yang harus dibayar akan semakin besar.

Dari kinerja valuta asing perusahaan-perusahaan papan atas di

Indonesia, terlihat mayoritas perusahaan tidak melakukan lindung nilai

(hedging) yang selama ini dilihat sebagai beban. Berkaitan dengan adanya

fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus

mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan yang telah ditetapkan

oleh Bapepam. Khusus mengenai transaksi di dalam mata uang asing, diatur

dalam PSAK No 10, termasuk penjelasan mengenai pengakuan selisih kurs

dan perlakuan alternatif yang diizinkan. Interpretasi Standar Akuntansi

Keuangan (ISAK) No 4, yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi

Keuangan dari IAI pada tanggal 11 Oktober 1997. Interpretasi ini mengatur

Interpretasi atas paragraf 32 PSAK No 10 tentang alternatif perlakuan yang

diizinkan atas selisih kurs yang terjadi karena devaluasi atau depresiasi luar

biasa. Dalam kondisi normal, selisih kurs yng berasal dari transaksi, mata

uang asing harus diakui langsung pada laporan laba rugi pada periode

berjalan. Berdasarkan perlakuan alternatif yang diizinkan selisih kurs tersebut

dapat dikapitalisasi ke nilai tercatat aktiva yang bersangkutan (Widyastuti,

2001).

Page 16: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

3

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dalam penyusunan skripsi,

penulis mengambil tema “Perlakuan Akuntansi Transaksi Dalam Mata

Uang Asing Atas Pembelian Aktiva Tetap”.

B. Rumusan Masalah

Pada era krisis moneter pertengahan tahun 1997 sampai sekarang banyak

perusahaan mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan yang dialami perusahaan

tersebut disebabkan karena adanya fluktuasi nilai tukar mata uang yang sulit

diprediksi dan tidak adanya fasilitas lindung nilai atau hedging. Berdasarkan latar

belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah yang diambil penulis:

1. Bagaimanakah perlakuan akuntansi mata uang asing atas pembelian aktiva

tetap telah sesuai dengan PSAK No 10 ?

2. Apakah pengkapitalisasian selisih kurs dalam aktiva tetap tersebut telah

sesuai dengan ISAK No 4 ?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi dan kebijakan yang dilakukan PT.

PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA Tbk terhadap mata uang

asing atas pembelian aktiva tetap telah sesuai dengan PSAK No 10.

2. Untuk mengetahui pengkapitalisasian selisih kurs yang terjadi dalam

pembelian aktiva tetap telah sesuai dengan ISAK No 4.

Page 17: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

berikut ini, yaitu:

1. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan diskusi bagi

mahasiswa di Universitas Sanata Dharma, khususya mengenai masalah

akuntansi selisih kurs.

2. Peneliti

Penelitian ini sebagai penerapan pengetahuan dan teori-teori

akuntansi yang diperoleh selama belajar dibangku kuliah.

3. Untuk umum

Memperoleh gambaran dan masukan tentang perlakuan akuntansi

yang benar dan yang seharusnya diterapkan sehubungan dengan rugi selish

kurs.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang permasalahan yang

menerangkan dasar dipilihnya masalah yang hendak diteliti,

rumusan masalah yang berisi masalah utama yang dihadapi, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Page 18: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang akan digunakan sebagai

dasar pembahasan permasalahan yang ada.

BAB III METODA PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sumber data yang digunakan,

teknik pengumpulan data, pemilihan sampel dan teknik analisa

data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini disajikan data mengenai perusahaan yang sedang di

teliti.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini hasil penelitian dianalisis berdasarkan teori untuk

menjawab masalah yang telah dikemukakan.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari

hasil analisis data yang diperoleh, keterbatasan penelitian beserta

saran mengenai hasil penelitian tersebut.

Page 19: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktiva

1. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk

siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan

normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

(PSAK No 16, 1999: 1).

2. Harga Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehan aktiva tetap adalah biaya yang dikeluarkan sampai

aktiva tersebut di tempat dan siap dipakai (Sinaga, 1992:283).

B. Valuta Asing (Foreign Exchange)

1. Pengertian Valas, Kurs dan Nilai Tukar

Valuta asing (valas) atau foreign exchange (forex) atau foreign

currentcy diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya

yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi

keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank

sentral (Hady, 1999: 15).

6

Page 20: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

7

Valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata

uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan suatu unit mata

uang asing (Sadono, 1996: 358).

Valuta asing (valas), dalam referensi keuangan internasional

disebut juga foreign exchange (forex) atau foreign currency, adalah mata

uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan dalam transaksi

ekonomi internasional berdasarkan kurs resmi yang ditetapkan oleh bank

sentral. Sedangkan mata uang itu sendiri dibedakan menjadi dua kelompok

(Khalwaty, 2000:173):

a. Hard currency

Mata uang yang termasuk dalam kelompok hard currency

adalah mata uang yang mempunyai nilai relatif stabil, tidak terlalu

sering mengalami apresiasi (kenaikan nilai) atau depresiasi (penurunan

nilai) jika dibandingkan dengan mata uang Negara lain. Hard currency

merupakan mata uang yang selalu digunakan dan dipilih untuk

digunakan sebagai alat pembayaran serta satuan hitung dalam transaksi

ekonomi dan keuangan internasional.

b. Soft currency

Soft currency adalah mata uang lemah yang kurang laku atau

jarang sekali digunakan sebagai alat pembayaran dan satuan hitung

dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional karena nilainya

relative kurang stabil (inconvertible currency) serta sering terdepresiasi

Page 21: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

8

jika dibandingkan dengan mata uang Negara lainnya. Soft currency

pada umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkebang.

Jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu

unit valuta asing disebut dengan nilai tukar mata uang (kurs) asing

(Sadono, 1976: 292). Nilai tukar mata uang adalah setara antara satu unit

mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara dengan mata uang

tersebut pada satu waktu (Yusuf, 2000: 468). Pengertian nilai tukar mata

uang menurut FASB adalah rasio antara suatu unit mata uang dengan

sejumlah mata uang lain yang bisa ditukar pada waktu tertentu. SFAS No.

8 tentang standar keseragaman untuk transaksi keuangan. SFAS No. 52

juga menjelaaskan bahwa tujuan dasar pertukaran mata uang asing adalah

untuk memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh

ekonomi yang diharapkan dari suatu perubahan nilai dalam arus kas dan

ekuitas perusahaan.

Perubahan atau penyesuaian kurs disebut dengan devaluasi.

Devaluasi adalah penurunan mata uang nasional dibandingkan dengan

valuta asing. Devaluasi disebabkan karena mata uang sediri dinilai terlalu

tinggi dibandingkan dengan mata uang asing. Konvertibilitas uang

(currency convertibility) adalah penggunaan mata uang (valuta asing) yang

dapat dengan mudah ditukarkan dengan mata uang Negara lain (Khalwaty,

2000:170).

Page 22: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

9

2. Macam-macam Sistem Penetapan Kurs Valas

Kurs valuta asing sangat mempengaruhi jumlah biaya yang harus

dikeluarkan serta besarnya manfaat yang akan diperoleh dalam transaksi

barang, jasa dan surat berharga yang berlangsung dibursa valas. Dalam

perkembangan ekonomi dan keuangan internasional terdapat tiga macam

sistem penerapan kurs valas, yaitu (Khalwaty, 2000:200):

a. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate system)

Penentuan nilai tukar mata uang dengan menggunakan emas

sebagai patokannya.

b. Kurs bebas (floating exchange rate system)

Nilai tukar suatu mata uang dapat berubah tergantung pada

permintaan dan penawaran valuta asing dipasar bebas, penentuan kurs

bebas lepas kaitannya dengan emas, sehingga kurs dapat naik turun

dengan bebas sesuai dengan permintaan dan penawaran.

c. Kurs dibuat stabil.

Nilai tukar mata uang ditentukan oleh pemerintah atau bank

sentral dengan menggunakan dollar atau emas sebagai patokannya.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas

Salah satu ciri globalisasi yang menonjol saat ini yaitu adanya kurs

uang dan modal dalam bentuk valas atau foreign currency antara berbagai

pusat keuangan di berbagai negara. Aliran valas yang besar dan cepat

untuk memenuhi ketentuan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu

tempat yang surplus ke tempat yang defisit dapat terjadi karena beberapa

Page 23: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

10

faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan menimbulkan

perbedaan kurs valas atau forex rate di masing-masing tempat. Beberapa

faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas di masing-

masing tempat tersebut antara lain sebagai berikut (Khalwaty, 2000:200):

a. Supply dan demand foreign currency

b. Posisi balance of payment

c. Tingkat inflasi

d. Tingkat bunga

e. Tingkat pendapatan

f. Pengawasan pemerintah

g. Ekspektasi, spekulasi dan isu atau rumor

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Nilai Tukar

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar suatu negara adalah

sebagai berikut (Madura, 2000: 100):

a. Tingkat inflasi

Perubahan dalam tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktivitas

perdagangan Internasional, sehingga dapat mempengaruhi permintaan

dan penawaran suatu negara. Jadi tingkat inflasi dapat mempengaruhi

nilai tukar.

b. Tingkat suku bunga

Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi tingkat investasi

pada surat berharga lain yang akan mempengaruhi permintaan dan

Page 24: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

11

penawaran mata uang negara tersebut, sehingga akan mempengaruhi

nilai mata uang suatu negara.

c. Tingkat pendapatan

Sehubungan dengan meningkatnya pendapatan penduduk disuatu

negara maka akan mengakibatkan permintaan terhadap mata uang

asing meningkat sebagai akibat dari banyaknya permintaan terhadap

mata uang asing tersebut maka fungsi pasar dimana dengan

meningkatnya permintaan dan tidak meningkatnya penawaran maka

nilai tukar mata uang asing tersebut akan meningkat.

d. Kontrol pemerintah

Suatu negara dapat mempengaruhi titik keseimbangan suatu mata

uang, dengan cara sebagai berikut:

i. Memberikan hambatan dalam transaksi mata uang asing.

ii. Memberikan hambatan dalam perdagangan.

iii. Dengan intervensi di dalam pasar mata uang.

iv. Mempengaruhi variabel-variabel makro, seperti tingkat inflasi,

suku bunga dan tingkat pendapatan.

e. Pengharapan

Nilai pasar suatu mata uang akan dipengaruhi oleh setiap berita atau

informasi yang mempunyai pengaruh dimasa datang. Seperti misalnya

berita akan meningkatnya tingkat inflasi suatu negara tertentu akan

menyebabkan para pedagang valas mencoba melepaskan mata uang

Page 25: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

12

negara tersebut sebagai antisipasi menurunnya nilai mata uang negara

tersebut di masa yang akan datang.

C. Hedging (Lindung Nilai)

Hedging adalah suatu tindakan memindahkan resiko keuangan yang

mereka hadapi kepada pihak lain yang mau menerimanya, dimana pihak

tersebut akan memperoleh balas jasa sebagai imbalan berupa premium.

Keuntungan dari transaksi hedging antara lain (Hady, 1998:98):

1. Mengurangi resiko harga yang mungkin terjadi dalam perdagangan

komoditi atau instrumen keuangan.

2. Hedging tidak mempengaruhi operasi normal (tanpa mengharuskan

perubahan dalam komitmen penjualan, kebijakan dalam persediaan).

3. Hedging mempunyai keleluasaan dalam perencanaan karena kontraknya

tersedia dalam berbagai jangka waktu.

4. Hedging memungkinkan pendanaan yang lebih mudah dan dalam jumlah

yang lebih besar.

D. Devaluasi

1. Pengertian Devaluasi

Pengertian devaluasi adalah mata uang suatu negara diturunkan

nilainya terhadap mata uang negara-negara lain (Sadono, 1996: 406).

Devaluasi selalu dianggap sebagai langkah terakhir yang perlu

dijalankan dalam mengatasi masalah di sektor luar negeri. Ini disebabkan

karena ia dapat menimbulkan beberapa efek buruk yang merugikan

Page 26: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

13

konsumen (harga barang impor akan naik) dan merugikan pihak-pihak

yang berhutang ke luar negeri. Disamping itu tindakan tersebut adalah

tindakan yang paling tidak disukai oleh negara-negara yang menjadi mitra

dagang negara yang melakukan devaluasi, karena tindakan tersebut akan

merugikan perekonomian mereka.

2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Devaluasi

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya devaluasi adalah

tingkat perekonomian suatu negara yang relatif tinggi apabila

dibandingkan dengan inflasi di negara-negara yang menjadi mitra

dagangnya. Tingkat inflasi yang tinggi ini dapat menyebabkan ekspor

tidak kompetitif dan akhirnya dapat mempengaruhi neraca perdagangan

dan neraca pembayaran (Sadono, 1996: 406).

3. Efek Devaluasi

Efek dari devaluasi adalah (Sadono, 1996: 406):

a. Efek jangka pendek

i. Kenaikan harga-harga dalam negeri.

ii. Dengan kenaikan harga maka konsumsi dapat menurun.

iii. Turunnya konsumsi dapat menyebabkan lesunya aktivitas ekonomi

yang dapat menjurus kepada deflasi dan akhirnya dapat

menyebabkan resesi ekonomi.

iv. Terjadi pergeseran pengeluaran dan konsumsi produk luar negeri

kepada konsumsi produk dalam negeri.

b. Efek jangka menengah

Page 27: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

14

i. Dapat terjadi perbaikan posisi Balance of Trade dan Balance of

payment melalui mekanisme elastisitas permintaan ekspor dan

impor sesuai dengan marshal lerner condition.

ii. Dapat terjadi perbaikan posisi BOP melalui mekanisme moneter.

c. Efek jangka panjang

Karena adanya perubahan harga produk dan terjadinya pergeseran

pengeluaran konsumen dalam jangka pendek serta adanya peningkatan

aliran modal atau devisa yang masuk dalam jangka menengah maka

dalam jangka panjang dapat terjadi pergeseran produksi baik yang

menyangkut tradeble goods maupun non tradeble goods sehingga

akhirnya dapat merubah struktur ekonomi nasional.

E. Perlakuan Akuntansi Atas Selisih Kurs

Cara perlakuan akuntansi terhadap selisih kurs haruslah sangat berhati-

hati, karena cenderung untuk membebankan seluruh kerugian kurs valuta

asing dalam laporan laba rugi periode terjadinya devaluasi. Perlakuan

akuntansi ini didasarkan pada pendapat klasik dari teori two transaction

perspectif dimana transaksi yang menimbulkan utang piutang dipandang

terpisah dari kejadian moneter yang menimbulkan selisih kurs (Goedono,

1990 : 43). Perlakuan akuntansi terhadap selisih kurs dengan membebankan

langsung kerugian selisih kurs dibebankan langsung sekaligus sejalan Prinsip

Akuntansi Indonesia 1984. Menurutnya, kerugian selisih kurs akibat devaluasi

harus langsung diperhitungkan dalam laba rugi. Selisih kurs yang terjadi

Page 28: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

15

sebagai akibat devaluasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, diakui

saat direalisasikan.

Di dalam pencatatan dan penyajian pada laporan keuangan, perusahaan

telah mencatat dan mengungkapan semua perkiraan yang berhubungan dengan

transaksi di dalam mata uang asing sesuai dengan ketentuan dan dan standar

akuntansi keuangan yang berlaku.

Selisih kurs terjadi karena adanya perubahan kurs antara tanggal

transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi

dalam mata uang asing. Perlakuan akuntansi terhadap kerugian yang

ditimbulkan oleh transaksi dalam valuta asing harus disesuaikan dengan

peraturan-peraturan yang ada, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No 10 dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK No 4 dan

aturan-aturan lainnya.

Dalam perlakuan akuntansi terdapat empat masalah pokok yang harus

diselesaikan agar diperoleh informasi yang berguna (PSAK No 10):

a. Pengakuan awal transaksi.

b. Pengakuan akun-akun yang dicatat dalam mata uang asing pada tanggal

pelaporan.

c. Perlakuan terhadap keuntungan kerugian yang berasal dari selisih kurs

tersebut.

d. Pencatatan penyelesaian tagihan dan kewajiban yang dicatat dalam mata

uang asing itu.

Page 29: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

16

1. Perlakuan Akuntansi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No 10

Ikatan Akuntansi Indonesia menerbitkan PSAK No 10 tahun 1999

yang mengatur transaksi dalam valuta asing yang meliputi penentuan kurs

yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs

valuta asing dalam laporan keuangan. Untuk memasukkan transaksi dalam

valuta asing dalam laporan keuangan suatu perusahaan transaksi harus

dinyatakan dalam mata uang pelaporan perusahaan (mata uang yang

digunakan dalam menyajikan laporan keuangan).

Ketentuan yang tercantum dalam PSAK No 10 hanya diterapkan

untuk transaksi mata uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang

luar negeri. Untuk transaksi mata uang asing selain kontrak berjangka,

maka (Jusuf , 2000:472):

a. Pada tanggal transakaksi diakui, setiap aktiva, setiap kewajiban,

penerimaan, pengeluaran, keuntungan dan kerugian yang timbul dari

transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam mata uang fungsional

dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs

yang berlaku pada tanggal tersebut.

b. Pada setiap tanggal neraca, saldo yang tercatat dalam mata uang selain

mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus

disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.

c. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan

ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca.

Page 30: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

17

Apabila kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca maka dapat

digunakan kurs tengah Bank Indonesia.

d. Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs

tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs

tanggal transaksi.

e. Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang

asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada

saat nilai tersebut ditentukan.

Menurut paragraf 07 PSAK No 10 disebutkan bahwa pada saat

pengakuan awal transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan

menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Untuk alasan praktis

apabila kurs tidak berfluktuasi secara signifikan maka kurs rata-rata

selama seminggu atau sebulan dapat digunakan untuk seluruh transaksi

dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode tersebut. Pada

setiap tanggal neraca pos aktiva dan kewajiban (pasiva) moneter

dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal

neraca atau kurs tengah bank Indonesia.

Pelaporan pada saat tanggal neraca berikutnya menurut paragraf 09

PSAK No 10 adalah sebagai berikut:

a. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan

ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs neraca. Apabila

terdapat kesulitan dalam menentukan kurs pada tanggal neraca, maka

Page 31: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

18

dapat digunakan kurs tengah bank Indonesia sebagai indikator

obyektif.

b. Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs

tanggal neraca tetapi harus dilaporkan dengan menggunakan kurs

tanggal transaksi.

c. Pos non-moneter yang dinilai dengan wajar dalam mata uang asing

harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat

nilai tersebut ditentukan.

Dalam paragraf 13 PSAK No 10 disebutkan bahwa selisih

penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada

tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata

uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode

berjalan. Selisih kurs timbul apabila terjadi perubahan kurs antara tanggal

transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi

dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi

berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih

kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan

diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi,

maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan

memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Menurut PSAK No 10 paragraf 14 disebutkan bahwa selisih kurs

yang timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan

tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata

Page 32: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

19

uang asing, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi dalam

melakukan pencatatan selisih kurs, yaitu:

a. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu

periode yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui sebagai biaya

dalam periode tersebut.

b. Jika timbul dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa

periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui sebagai biaya untuk

setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs

untuk masing-masing periode.

Nilai aktiva yang disajikan di neraca adalah harga perolehan

historis. Untuk menyajikan nilai aktiva tersebut menurut nilai sekarang,

dengan pendekatan nilai uang yang konstan dengan menggunakan indeks

harga, diperlukan ssuatu proses menurut tahap-tahap berikut ini (Na’im,

1989 : 45):

a. Mendapatkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan harga

perolehan historis.

b. Mendapatkan dan menentukan indeks harga umum yang akan

digunakan untuk penyesuaian, terdiri dari indeks harga yang meliputi

umur aktiva dan pasiva yang paling lama.

c. Mengklasifikasikan pos-pos di laporan keuangan menurut pos-pos

moneter dan pos-pos non-moneter.

Page 33: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

20

d. Menyesuaikan pos-pos non-moneter dengan faktor konversi indeks

harga, untuk menyatakan nilai aktiva dengan nilai uang menurut harga

yang berlaku sekarang.

e. Menghitung laba atau rugi yang timbul karena memiliki pos-pos

moneter.

2. Perlakuan Alternatif Yang Diizinkan

Ada dua hal penting yang diatur dalam PSAK No 10 yaitu

mengenai pembukuan dan pelaporan serta pengakuan selisih kurs.

Penjelasan dari kedua hal di atas adalah sebagai berikut (PSAK NO 10):

a. Pembukuan dan pelaporan

Suatu transaksi dalam valuta asing dalam hal pembukuan dan

pelaporan transaksi tersebut dibukukan dengan menggunakan kurs

pada saat terjadinya transaksi. Untuk alasan praktis, jika kurs tidak

berfluktuasi secara signifikan maka kurs rata-rata selama seminggu

atau sebulan dapat digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap

mata uang asing yang terjadi selama periode tersebut PSAK No 10. Di

dalan penyusunan laporan keuangan pada setiap tanggal neraca pos

aktiva dan kewajiban moneter dilaporkan ke dalam mata uang rupiah

dengan menggunakan kurs tanggal neraca atau kurs tengah Bank

Indonesia. Perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya harus

mengungkapkan:

1. Jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba bersih atau

kerugian untuk periode tersebut.

Page 34: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

21

2. Selisih kurs bersih yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas

sebagai suatu unsur yang terpisah dan rekonsiliasi selisih kurs

tersebut pada awal dan akhir periode,

3. Jumlah selisih kurs yang timbul selama periode yang termasuk

dalam nilai tercatat suatu aktiva yang sesuai dengan perlakuan

alternatif yang diijinkan dalam paragrap 32 PSAK No 10.

b. Pengakuan selisih kurs

Selisih pos penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata

uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari

transaksi valas dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba atau rugi

periode berjalan. Apabila transaksi valas tersebut timbul dan

penyelesaiannya berada dalam suatu periode akuntansi yang sama,

maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun

apabila penyelesaian transaksi tersebut berada dalam beberapa periode

akuntansi, maka selisih kurs harus harus diakui untuk setiap periode

akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-

masing periode.

Dalam paragraf 20 PSAK No 10 disebutkan mengenai perlakuan

alternatif yang diizinkan. Perlakuan alternatif yang diizinkan ini dijelaskan

lebih lanjut dalam ISAK No 4 sebagai Interpretasi atas paragraf 32 PSAK

No 10. Paragraf 32 PSAK 10 menyebutkan bahwa:

Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang dimana tidak mungkin dilakukan hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat perolehan aktiva yang harus dibayar dalam

Page 35: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

22

suatu mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) aktiva yang bersangkutan dengan pengertian nilai tercatat yang disesuaikan tersebut tidak melampaui jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang mungkin diperoleh kembali (amount receivable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.

Ketentuan selisih kurs dapat dikapitalisasi adalah selisih kurs yang berasal

dari kewajiban valas untuk perolehan aktiva tetap dan persediaan yang

dibayar dengan mata uang asing. Pengkapitalisasian terhadap aktiva tetap

yang diperoleh dalam mata uang asing dapat dilakukan apabila matas

maksimum mana yang lebih rendah antara biaya pengganti (replacement

cost) dan amount recoverable. Biaya pengganti meerupakan jumlah biaya

(kas) yang harus dibayar saat ini untuk memperoleh aktiva yang sama

sedangkan amount recoverable adalah merupakan jumlah kas yang dapat

diperoleh dari penggunaan atau penjualan aktiva.

3. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No 4 tahun 1999

Dalam paragrap 32 PSAK No 10 terdapat dua syarat yang

keduanya harus terpenuhi bagi penerapan ISAK No 4, yaitu sebagai

berikut:

a. Terjadi depresiasi luar biasa

Yaitu apabila periode tertentu depresiasi rupiah disetahunkan lebih

besar atau sama dengan 133% dari rata-rata depresiasi tiga tahun

takwin terakhir.

Page 36: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

23

b. Tidak mungkin dilakukan hedging

Yaitu apabila pada periode tertentu tidak ekonomis atau tidak praktis

dilakukan hedging karena:

1. Tingkat hedging demikian tinggi yaitu lebih besar atau sama

dengan 133% dari rata-rata premi hedging tiga tahun takwin

terakhir.

2. Fasilitas hedging tidak tersedia, karena bank tidak dapat

menentukan premi hedging berhubungan fluktuasi rupiah yang

tinggi.

Dan berakhir sejak saat satu kondisi tersebut diatas tidak lagi dipenuhi.

Sedangkan selisih kurs setelah berakhirnya ”periode tertentu”

diperlakukan sebagai berikut:

1. Keuntungan selisih kurs dilakukan penyesuaian terhadap selisih kurs

yang telah dikapitalisasi, maksimum sejumlah selisih kurs yang telah

dikapitalisasi.

2. Kerugian selisih kurs dibebankan ke periode berjalan.

Alternatif perlakuan akuntansi bagi selisih kurs luar biasa menurut

ISAK No 4 yaitu dapat dikapitalisasi. Namun perlakuan merupakan hal

yang optimal, tidak merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan.

Tidak semua selisih kurs dapat dikapitalisasi dan hanya diperbolehkan

bagi:

1. Selisih kurs atas sisa kewajiban dalam mata uang asing.

Page 37: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

24

2. Realisasi selisih kurs atas pelunasan kewajiban valuta asing selama

periode tertentu.

Kewajiban valuta asing tersebut harus timbul akibat perolehan aktiva yang

baru dibayar dalam mata uang asing.

Kurs rupiah pada tahun 1999 menguat terhadap mata uang asing,

sehingga menimbulkan keuntungan selisih kurs pada tahun buku 1999.

Pada beberapa perusahaan mingkin masih ada beberapa hutang yang

timbul dari suatu pembelian aktiva dengan valas yang hingga tahun 1999

belum dilunasi. Padahal pada tahun sebelumnya kerugian selisih kurs yang

timbul dari hutang tersebut telah dikapitalisasi sesuai dengan ketentuan

ISAK No 4, dimana dijelaskan tentang alternatif perlakuan yang diizinkan

atas selisih kurs adalah sebagai berikut:

a. Akibat gejolak moneter, depresiasi rupiah terhadap suatu mata uang

asing yang terjadi pada periode tertentu dapat melampaui batas-batas

wajar bila diukur dari tingkat rata-rata depresiasi periode sebelumnya.

Depresiasi rupiah terhadap suatu mata uang asing dianggap melampau

batas-batas wajar dan merupakan depresiasi luar biasa apabila pada

periode tertentu depresiasi rupiah yang disetahunkan 133% dari rata-

rata depresiasi rupiah tiga tahun takwin terakhir.

b. Yang dimaksud tidak mungkin dilakukan hedging adalah apabila pada

suatu periode tertentu tidak ekonomis dan atau tidak praktis dilakukan

hedging, karena kondisi berikut:

Page 38: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

25

i. Tingkat premi hedging pada periode tertentu demikian tinggi

sehingga tidak ekonomis untuk melakukan hedging. Tingkat

premi hedging dianggap tinggi apabila mencapai 133% dari rata-

rata premi hedging tiga tahun takwin.

ii. Fasilitas hedging tidak tersedia karena bank tidak dapat

menentukan premi hedging berhubung fluktuasi rupiah yang

tinggi.

c. Selisih kurs yang terjadi sejak awal tahun buku sampai awal periode

tertentu tersebut harus dibebankan langsung keperhitungan laba rugi.

Apabila pada suatu periode tertentu terjadi depresiasi luar biasa dan

tidak mungkin dilakukan hedging sebagaimana dijelaskan tadi diatas,

maka sesuai dengan paragraf 32 PSAK No 10, selisih kurs yang timbul

pada periode tersebut dapat dikapitalisasi. Kerugian selisih kurs yang

timbul atas saldo kewajiban dalam mata uang asing setelah periode

tertentu tersebut dibebankan keperhitungan laba rugi, sedangkan

keuntungan selisih kurs yang timbul harus diperlakukan sebagai

penyesuaian terhadap selisih kurs yang dikapitalisasi. Yang dimaksud

dengan periode tertentu adalah suatu periode yang merupakan bagian

tahun buku yang dimulaui sejak dipenuhinya kondisi yang

dipersyaratkan pada butir 1 dan 2 berakhir sejak kondisi tersebut tidak

lagi dipenuhi.

Dari ketentuan tersebut mengandung pengertian bahwa keuntungan

selisih kurs yang terjadi setelah periode tertentu berakhir (misalnya pada

Page 39: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

26

tahun 1999) diakui langsung dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan

1999 dan tidak dikompensasikan sebagai pengurang terhadap selisih kurs

yang tidak dikapitalisasi pada periode (tahun) sebelumnya. Kompensasi

keuntungan selisih kurs terhadap selisih kurs yang telah dikapitalisasi

hanya dapat dilakukan jika kapitalisasi kerugian dan keuntungan selisih

kurs terjadi pada periode (tahun buku) yang sama.

F. Pengaruh Penggunaan Perlakuan Akuntansi Terhadap Selisih Kurs

1. Pengaruh Terhadap Laporan Keuangan

Selisih kurs yang timbul akan dapat mempengaruhi perlakuan

akuntansi yang terapkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan PSAK No

10 dan ISAK No 4 memberikan keleluasaan manajemen untuk memilih

apakah membebankan kerugian itu pada tahun berjalan atau membebankan

secara bertahap (mengkapitalisasi) (Hady, 1998:25).

2. Pengaruh Terhadap Laporan Laba Rugi

Apabila perusahaan memiliki kebijaksanaan untuk membebankan

seluruh kerugian pada tahun berjalan akan sangat buruk bila dibandingkan

dengan mengkapitalisasikannya. Akan tetapi efek dari kerugian selisih

kurs tersebut hanya untuk satu tahun itu saja, sedangkan untuk tahun

berikutnya laporan laba rugi akan terlihat lebih bagus (Manulang, 1992).

Apabila perusahaan memiliki kebijaksanaan untuk

mengkapitalisasikan kerugian tersebut, maka jumlah kerugian yang

dibebankan pada tahun berjalan akan menjadi lebih kecil sehingga laba

Page 40: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

27

akan lebih besar. Akan tetapi pengaruh kerugian tersebut akan tetap

dirasakan untuk tahun-tahun berikutnya sehingga membebani penghasilan

masa yang akan datang sehingga laba bersihnya akan menjadi kurang baik

dan pada akhirnya akan berdampak negatif pada harga saham dalam

jangka panjang (Machfoedz dan Suciwati, 2002).

Krisis moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997

(nilai mata uang rupiah melemah terhadap dollar AS) membawa pengaruh

pada laba yang diperoleh perusahaan. Sangat labilnya kurs mata uang

asing dan tingkat bunga berdampak buruk terhadap biaya dana yang

nantinya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan dan kemampuan

perusahaan untuk melunasi hutang dalam bentuk dollar Amerika Serikat.

Hal ini disebabkan oleh adanya pos luar biasa akibat timbulnya rugi beban

usaha, ditambah atau dikurangi dengan penghasilan atau beban lain-lain

dan dikurangi dengan pos luar biasa (selisih kurs). Dengan demikian,

apabila melihat laporan laba rugi hanya sebatas pada laba operasional,

perusahaan memang untung, tetapi apabila melihat keseluruhan

perusahaan menderita rugi akibat adanya rugi dari pos luar biasa tersebut.

Jelas bahwa adanya fluktuasi valuta asing (dalam hal ini dollar Amerika

Serikat terhadap mata uang rupiah) akan berpengaruh terhadap laba yang

dihasilkan perusahaan terutama karena fluktuasi tersebut akan

menimbulkan rugi selisih kurs (Widyastuti, 2001).

Laporan laba rugi yang dinyatakan atas dasar harga perolehan

sekarang menyajikan tiga macam pendapatan (Naim, 1989 : 23), yaitu:

Page 41: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

28

a. Laba rugi operasi

Laba rugi operasi merupakan hasil penjualan dikurangi biaya menurut

harga perolehan sekarang.

b. Laba rugi yang terealisasi, dan

Laba rugi yang terealisasi merupakan laba rugi yang sudah terealisasi,

yaitu selisih dari harga perolehan sekarang dengan harga perolehan

historis pos yang sudah dijual atau yang sudah dikonsumsi selama

periode tertentu.

c. Laba rugi belum terealisasi

Laba rugi belum terealisasi berkaitan dengan asset yang masih dimiliki

perusahaan pada akhir periode.

3. Pengaruh Terhadap Neraca

Apabila manajemen memutuskan kerugian selisih kurs dibebankan

pada periode berjalan, maka kerugian itu akan mengurangi jumlah equitas

(saldo laba ditahan) secara material. Pada akhirnya akan mempengaruhi

rasio antara hutang dengan equitas dan rasio aktiva tetap (Widyastuti,

2001).

Pos-pos neraca disesuaikan atas dasar harga perolehan sekarang

(current entry price) dengan cara menggantikan nilai-nilai historis dengan

harga perolehan sekarang. Pos-pos moneter dinyatakan menurut nilai

nominal. Tidak ada penyesuaian menyangkut saldo awal karena pos-pos

tersebut tidak dinyatakan berdasarkan harga konstan, tetapi harga

perolehan sekarang. Sedangkan pos-pos non-moneter, seperti persediaan

Page 42: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

29

barang, peralatan, gedung, mesin dan aktiva tetap lainnya dinyatakan

menurut harga perolehan sekarang (saat pelaporan keuangan) (Na’im ,

1989 : 22).

Rekening moneter membutuhkan penyesuaian terhadap daya beli

baru. Pada pelaporan berdasarkan historical cost, rekening-rekening

tersebut dinyatakan di neraca sebesar daya beli saat perolehannya.

Penyesuaian rekening-rekening non-moneter secara tidak langsung

mempengaruhi laporan laba rugi, karena laba rugi merefleksikan angka-

angka yang dihitung dari jumlah yang disesuaikan (Munawir, 2002 : 316)

G. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Pada dasarnya, perusahaan telah mencatat dan mengungkapkan semua

perkiraan yang berhubungan dengan transaksi di dalam mata uang asing sesuai

dengan ketentuan Bapepam dan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Karena rugi selisih kurs tersebut harus diakui dan dibebankan pada operasi

tahun berjalan menjadi semakin besar sehingga kerugian perusahaan

bertambah besar. Selisih kurs dapat dikapitalisasi ke nilai aset apabila

memenuhi dua persyaratan yang ada di dalam ISAK No 4 , yaitu dalam

kondisi depresiasi luar biasa apabila dalam periode tertentu terjadi kenaikan

yang sama atau lebih besar dengan 133% dari rata-rata depresiasi tiga tahun

takwin terakhir, dan tidak ekonomis atau praktis dilakukan hedging. Adapun

yang dimaksud dengan tidak ekonomis atau tidak praktis dilakukan hedging

ialah tingkat premi hedging sedemikian tinggi, sama atau lebih besar dari

Page 43: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

30

133% dari rata-rata premi hedging tiga tahun takwin terakhir dan fasilitas

hedging tidak tersedia (Widyastuti, 2001).

Ikatan Akuntansi Indonesia mengeluarkan Interpretasi Standar

Akuntansi Keuangan Nomor 4 (ISAK No 4) tentang alternatif perlakuan

selisih kurs yang diakibatkan oleh adanya depresiasi yang luar biasa rupiah

terhadap US $. Salah satu alternatif yang diperbolehkan adalah

mengkapitalisasi selisih kurs ke nilai aktiva yang bersangkutan

(Windyatmoko, 2000).

Dalam kondisi normal, selisih kurs yang berasal dari transaksi mata

uang asing harus diakui langsung pada laporan laba rugi pada periode

berjalan. Berdasarkan perlakuan alternatif yang diizikan selisih kurs tersebut

dapat dikapitalisasi ke nilai tercatat aktiva yang bersangkutan atau dengan kata

lain perusahaan boleh memasukkan kerugian selisih kurs tersebut sebagai

bagian dari harga perolehan aktiva (NN, 1997).

Page 44: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

31

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan metode

penelitian secara deskriptif. Metode secara deskriptif mempunyai tujuan untuk

memberikan gambaran secara terinci tentang latar belakang dan karakter-

karakter yang khas dari obyek penelitian, menyelidiki kedudukan (status)

suatu fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara fenomena yang

diselidiki (Suryabrata, 2006:75).

B. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh penulis yaitu:

Sumber Data Skunder

Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder yang didapat dari

berbagai sumber, diantaranya adalah Internet, Bank Indonesia, BEJ

Universitas Sanata Dharma dan BEJ Universitas Atma Jaya, Bisnis Indonesia

dan Kompas. Adapun penggunaaan data sekunder dengan pertimbangan data

ini lebih mudah diperoleh, lebih murah dan punya rentang waktu yang luas.

Selain itu penggunaan data sekunder dalam penelitian sudah lazim digunakan

baik di luar negeri maupun di dalam negeri.

31

Page 45: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

32

Di sini penulis melakukan penelitian kepustakaan, mempelajari buku-buku

dan majalah-majalah ilmiah mengenai topik yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

C. Teknik Analisis Data

Setelah semua data yang berhubungan dengan permasalah yang

diperoleh maka penulis mencoba untuk menganalisa data tersebut dengan

metode sebagai berikut:

1. Perlakuan Akuntansi Menurut PSAK No 10 terhadap Transaksi Mata

Uang Asing.

a. PSAK No 10

Dalam PSAK No 10 mengatur mengenai transaksi di dalam mata

uang asing, termasuk penjelasan mengenai pengakuan selisih kurs dan

perlakuan alternatif yang diijinkan.

b. Perlakuan akuntansi selisih kurs menurut PSAK No 10

Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau

depresiasi luar biasa suatu mata uang dimana tidak mungkin dilakukan

hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat

perolehan aktiva yang harus dibayar dalam suatu mata uang asing. Selisih

kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount)

aktiva yang bersangkutan dengan pengertian nilai tercatat yang

disesuaikan tersebut tidak melampaui jumlah terendah antara biaya

pengganti (replacement cost) dan jumlah yang mungkin diperoleh kembali

Page 46: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

33

(amount receivable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut.

Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya

2. ISAK No 4

a. ISAK No 4

ISAK No 4 mengatur interprestasi atas paragraf 32 PSAK No 10.

b. Perlakuan Akuntansi selisih kurs menurut ISAK No 4

1. Terjadi depresiasi luar biasa

Yaitu apabila periode tertentu depresiasi rupiah disetahunkan lebih

besar atau sama dengan 133% dari rata-rata depresiasi tiga tahun takwin

terakhir.

2. Tidak mungkin dilakukan hedging

Yaitu apabila pada periode tertentu tidak ekonomis atau tidak

praktis dilakukan hedging karena:

a. Tingkat hedging demikian tinggi yaitu lebih besar atau sama

dengan 133% dari rata-rata premi hedging tiga tahun takwin

terakhir.

b. Fasilitas hedging tidak tersedia, karena bank tidak dapat

menentukan premi hedging berhubungan fluktuasi rupiah yang

tinggi.

Page 47: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

34

3. Mendeskripsikan perlakuan akuntansi menurut perusahaan.

a. PSAK No 10

Untuk mencatat transaksi pembelian aktiva tetap secara kredit dengan

mata uang asing agar sesuai dengan PSAK No 10 maka perusahaan harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Perusahaan harus mengakui nilai aktiva tetapnya sebesar harga perolehan

yang meliputi harga beli ditambah dengan biaya lain yang dikeluarkan

agar aktiva tersebut siap operasi.

2) Perusahaan harus mengakui kerugian selisih kurs yang terjadi dan

membebankannya ke perkiraan “kerugian selisih kurs” di sisi debet. Hal

ini sesuai dengan ketentuan yang ada pada PSAK No 10 yang

menghendaki kerugian selisih kurs yang telah terjadi dibebankan pada

periode berjalan.

3) Ayat jurnal penyesuaian untuk penyusutan juga harus sesuai dengan

PSAK, karena PSAK menghendaki perusahaan membuat penyesuaian

terhadap nilai aktivanya dengan mengakui adanya penyusutan.

4) Pada ayat jurnal penyesuaian, untuk mengakui kerugian selisih kurs yang

masih unrealized atas sisa kewajiban valas. Hal ini sesuai dengan

ketentuan yang ada dalam PSAK No 10, yang menyatakan bahwa aktiva

atau kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan dalam mata

uang rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca atau kurs

tengah Bank Indonesia. Pernyataan ini juga mengandung arti bahwa suatu

Page 48: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

35

entitas harus mengakui selisih kurs yang masih unrealized atas sisa

kewajiban valasnya.

b. ISAK No 4

Kapitalisasi selisih kurs ke nilai aktiva yang dapat dilakukan menurut

ISAK No 4 bila dua syarat dibawah ini terpenuhi:

1. Terjadi depresiasi luar biasa.

Depresiasi luar biasa terjadi bila periode tertentu depresiasi rupiah

yang disetahunkan mencapai 133% dari rata-rata depresiasi rupiah tiga

tahun takwin periode tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan:

a. Menghitung depresiasi Rp terhadap US $

Rumus: Dt = [ ( et – eo ) : eo ] x 100%

Keterangan: eo = Kurs rupiah pada waktu eo

et = Kurs rupiah pada waktu et

Dt = Depresiasi rupiah pada waktu t

b. Menghitung rata-rata depresiasi 3 tahun terakhir

Rumus : Wd = ( D1 + D2 + D3 ) : 3

Keterangan: D1 = Depresiasi rupiah pada waktu tahun ke 1

D2 = Depresiasi rupiah pada waktu tahun ke 2

D3 = Depresiasi rupiah pada waktu tahun ke 3

Wd = Rata-rata depresiasi tiga tahun terakhir

c. Menghitung patokan angka depresaisi luar biasa

Rumus : Dpt ≥ 133% x Wd

Keterangan: Wd = Rata-rata depresiasi tiga tahun terakhir

Page 49: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

36

Dpt = Depresiasi luar biasa

Jika terjadi suatu peristiwa dimana depresiasi pada titik tertentu

mencapai angka Dpt atau diatasnya, maka dikatakan telah memenuhi

syarat depresiasi luar biasa.

2. Tidak mungkin dilakukan hedging

Kondisi ini muncul apabila tingkat premi hedging pada periode

tertentu demikian tinggi, yaitu mencapai 133% dari rata-rata premi

hedging 3 tahun takwin terakhir.

Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:

a. Menghitung rata-rata premi hedging 3 tahun takwin terakhir.

Rumus : Y = ( TPH1 + TPH2 + TPH3 ) : 3

Keterangan: Y = Rata-rata tingkat premi hedging tiga tahun

terakhir.

TPH1 = Tingkat premi hedging 1 tahun terakhir.

TPH2 = Tingkat premi hedging 2 tahun terakhir.

TPH3 = Tingkat premi hedging 3 tahun terakhir.

b. Menghitung tingkat premi hedging tidak ekonomis

Rumus : TPHpt ≥ ( 133% x Y )

Keterangan: TPHpt = Tingkat premi hedging tidak ekonomis.

Y = Rata-rata tingkat premi hedging tiga tahun

terakhir.

Dari kedua angka diatas dapat diketahui patokan kondisi tidak

ekonomis melakukan hedging bila premi SWAP sama atau lebih besar

Page 50: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

37

dari nilai TPHpt untuk jangka waktu 6 bulan dan untuk jangka waktu

12 bulan.

c. Batasan-batasan Untuk Menerapkan ISAK No 4

a. Selain kurs yang dapat dikapitalisasi merupakan selisih kurs atas

kewajiban (hutang) dalam mata uang asing baik realized maupun

unrealized. Yang dimaksud dengan realized adalah realisasi selisih

kurs atas pelunasan kewajiban valuta asing selama periode tertentu.

Sedangkan unrealized adalah sisa kewajiban yang masih ada. Hal ini

mengandung arti bahwa apabila suatu kewajiban telah dilunasi terlebih

dahulu sebelum periode tertentu maka selisih kurs tersebut tidak dapat

dikapitalisasi lagi.

b. Kewajiban valuta asing tersebut timbul dari perolehan aktiva tetap atau

persediaan tertentu yang dibayar dengan mata uang asing. Jika

kewajiban itu timbul bukan untuk memperoleh aktiva tetap tertentu

maka tidak boleh dikapitalisasi.

c. Kapitalisasi harus dilakukan terhadap aktiva yang diperoleh dalam

mata uang asing dengan batas minimum, yang mana yang lebih rendah

antara biaya pengganti (Replacement Cost) dengan Amount

Recoverable. Replacement Cost merupakan jumlah biaya (kas) yang

harus dibayar saat ini untuk memperoleh aktiva yang sama. Sedangkan

Amount Recoverable (jumlah yang dapat diperoleh kembali)

merupakan jumlah kas yang dapat diperoleh dari penggunaan atau

Page 51: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

38

penjualan aktiva. Pengukuran Amount Recoverable dapat dilakukan

dengan dua cara:

1. Value in use

Dengan menggunakan nilai sekarang dari arus kas masuk (present

value cash inflow) biasanya diterapkan untuk aktiva tetap yang

tidak akan segera dijual tetapi digunakan untuk operasi perusahaan.

2. Current market value

Digunakan jika aktiva tersebut akan segera dijual. Biasanya dipakai

untuk menilai persediaan yang akan dijual.

Nilai tercatat suatu aktiva setelah dikapitalisasi selisih kurs tidak boleh

melampui nilai terendah antara replacement cost dengan amount recoverable,

maka:

Amount Recoverable < Carrying Amount baru < Replacement Cost

4. Membandingkan perlakuan akuntansi atas selisih nilai tukar mata

uang antara perusahaan dengan PSAK No 10 dan ISAK No 4.

Selisih kurs yang timbul dari perolehan aktiva tetap dalam keadaan

sudah jadi dapat dikapitalisasi (ISAK No 4) atau dibebankan

keperhitungan laba/rugi periode berjalan (PSAK No 10). Perlakuan

akuntansi yang berbeda atas selisih kurs akan mempengaruhi laporan

keuangan perusahaan terutama laporan laba/rugi dan neraca.

a. Pengaruh terhadap laporan laba rugi

Page 52: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

39

Perbedaan perlakuan akuntansi selisih kurs pada laporan laba rugi akan

mempengaruhi saldo beban penyusutan aktiva tetap dan saldo rugi

kurs.

b. Pengaruh terhadap neraca

Perbedaan perlakuan akuntansi selisih kurs dalam neraca akan

mempengaruhi saldo nilai tercatat aktiva tetap serta akumulasi

penyusutan aktiva tetap.

Page 53: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

40

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan

1. PT. PUPUK KUJANG

Ditahun enam puluhan, pemerintah mencanangkan program

peningkatan produksi pertanian di dalam usaha swasembada pangan.

Demi suksesnya program pemerintah ini maka kebutuhan pupuk

mutlak harus dipenuhi, mengingat produksi PUSRI 1 pada waktu itu

diperkirakan tidak akan mencukupi. Menyusul ditemukannya beberapa

sumber gas alam dibagian Utara Jawa Barat, muncullah gagasan untuk

membuat pabrik urea lainnya di Jawa Barat.

Tanggal 9 Juni 1975, lahirlah PT. PUPUK KUJANG, sebuah BUMN

di lingkungan departemen perindustrian yang mengmban tugas untuk

membangun pabrik pupuk urea di Desa Dawuan, Cikampek Jawa Barat.

Bulan Juli 1976, pembangunan pabrik mulai dilakukan dengan

kontraktor utama Kellog Overseas Corporation (USA) dan Toyo Enginering

Corp (Japan) sebagai kontraktor pabrik urea. Pembangunan berjalan lancer

sehingga pada tanggal 7 November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi

dengan kapasitas 570.000 ton/tahun dan ini terjadi tiga bulan lebih awal dari

jadwal.

Page 54: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

41

Pada tanggal 12 Desember 1978, Presiden Soeharto berkenan

meresmikan pembukuan pabrik dan pada tanggal 1 April 1979, PT. PUPUK

KUJANG mulai dengan operasi komersial.

PT. PUPUK KUJANG merupakan pabrik pupuk yang memproduksi

urea sebagai produk utama dari amoniak sebagai ekses. Hasil produksi PT.

PUPUK KUJANG yakni, urea yang dipasarkan sebagai an besar di dalam

negeri yaitu ke pertanian oleh PT. PUPUK SRIWIJAYA sebagai distributor

tunggal, ke industri dan perkebunan serta ekspor dilakukan oleh PT. PUPUK

KUJANG sendiri.

2. PT. BUDI ACID JAYA, Tbk

PT Budi Acid Jaya Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 15

Januari 1979 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri

No. 6 tahun 1968 berdasarkan Akta Notaris Henk Limanow, S.H. No. 15

dengan nama PT North Aspac Chemical Industrial Company. Akta pendirian

ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. Y.A.5/279/11 tanggal 12 September 1979 dan diumumkan

dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 12, Tambahan No. 67,

tanggal 8 Februari 1980. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami

beberapa kali perubahan, terakhir diaktakan dengan Akta Notaris

Fauziah Sadeli, S.H., notaris pengganti Koesbiono

Sarmanhadi, S.H., M.H., No. 12 tanggal 13 Agustus 1999, sehubungan dengan

peningkatan modal dasar dan perubahan nilai nominal saham. Perubahan

anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

41

Page 55: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

42

Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-15905.HT.01.04.TH.99 tanggal

2 September 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik

Indonesia No. 94 Tambahan No. 7869 tanggal 23 November 1999 (lihat

Catatan 15b).

Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan terutama, akan tetapi

tidak terbatas, pada industri pengolahan bahan makanan dan bahan kimia,

beserta semua hasil derivatif (turunannya) yang diproses dari ketela pohon, ubi

manis, ubi jalar, kelapa sawit, kopra dan hasil bumi lainnya dan berbagai

macam industri terutama industri plastik. Aktivitas utama Perusahaan adalah

dalam bidang produksi dan penjualan tapioka, asam sitrat, karung plastik,

asam sulfat dan bahan-bahan kimia lainnya.

B. Lokasi

1. PT. PUPUK KUJANG

Kantor pusat PT. PUPUK KUJANG berlokasi di Jl. Jenderal A. Yani no

39 Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat.

Sedangkan kantor cabangnya terletak di Gedung Umawar Lantai II dan III,

Jl. Kapten P. Tendean kav 28 Jakarta Selatan.

2. PT. BUDI ACID JAYA, Tbk

Perusahaan berkantor pusat di Wisma Budi, Lt. 8-9 Jalan H.R. Rasuna

Said Kav. C-6, Jakarta, dan memiliki pabrik yang berlokasi di

Tangerang, Lampung dan Jambi.

Page 56: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

43

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Perlakuan akuntansi menurut PSAK No 10 terhadap transaksi mata

uang asing.

Dalam PSAK No 10 mengatur mengenai transaksi di dalam mata

uang asing, termasuk penjelasan mengenai pengakuan selisih kurs dan

perlakuan alternatif yang diijinkan.

1) Perusahaan harus mengakui nilai aktiva tetapnya sebesar harga

perolehan yang meliputi harga beli ditambah dengan biaya lain yang

dikeluarkan agar aktiva tersebut siap beroperasi.

2) Perusahaan harus mengakui kerugian selisih kurs yang terjadi dan

membebankannya ke perkiraan “kerugian selisih kurs” di sisi debet. Hal

ini sesuai dengan ketentuan yang ada pada PSAK No 10 yang

menghendaki kerugian selisih kurs yang telah terjadi dibebankan pada

periode berjalan.

3) Ayat jurnal penyesuaian untuk penyusutan juga harus sesuai dengan

PSAK, karena PSAK menghendaki perusahaan membuat penyesuaian

terhadap nilai aktivanya dengan mengakui adanya penyusutan.

4) Pada ayat jurnal penyesuaian, untuk mengakui kerugian selisih kurs

yang masih unrealized atas sisa kewajiban valas. Hal ini sesuai dengan

ketentuan yang ada dalam PSAK No 10, yang menyatakan bahwa aktiva

atau kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan dalam mata

43

Page 57: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

44

uang rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca atau kurs

tengah Bank Indonesia. Pernyataan ini juga mengandung arti bahwa

suatu entitas harus mengakui selisih kurs yang masih unrealized atas sisa

kewajiban valasnya.

C. ISAK No 4.

ISAK No 4 mengatur Interpretasi atas paragraf 32 PSAK No 10.

Kapitalisasi selisih kurs ke nilai aktiva yang dapat dilakukan menurut ISAK

No 4 bila dua syarat dibawah ini terpenuhi:

1. Terjadi depresiasi luar biasa.

Depresiasi luar biasa terjadi bila periode tertentu depresiasi rupiah

yang disetahunkan mencapai 133% dari rata-rata depresiasi rupiah tiga

tahun takwin periode tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan:

a. Menghitung depresiasi Rp terhadap US $

Rumus: Dt = [ ( et – eo ) : eo ] x 100%

Keterangan: eo = Kurs rupiah pada waktu eo

et = Kurs rupiah pada waktu et

Dt = Depresiasi rupiah pada waktu t

b. Menghitung rata-rata depresiasi 3 tahun terakhir

Rumus : Wd = ( D1 + D2 + D3 ) : 3

Keterangan : D1 = Depresiasi rupiah pada waktu tahun ke 1

D2 = Depresiasi rupiah pada waktu tahun ke 2

D3 = Depresiasi rupiah pada waktu tahun ke 3

Page 58: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

45

Wd = Rata-rata depresiasi tiga tahun terakhir

c. Menghitung patokan angka depresaisi luar biasa

Rumus : Dpt ≥ 133% x Wd

Keterangan : Wd = Rata-rata depresiasi tiga tahun terakhir

Dpt = Depresiasi luar biasa

Dpt ≥ 133% x Wd

D. Perlakuan akuntansi menurut perusahaan

1) Perlakuan akuntansi menurut PSAK No 10

Untuk mencatat transaksi pembelian aktiva tetap secara kredit dengan

mata uang asing agar sesuai dengan PSAK No 10 maka PT. PUPUK

KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

Untuk melihat apakah akuntansi selisih kurs terhadap pembelian aktiva

tetap yang diterapkan oleh PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID

JAYA, Tbk. sesuai dengan PSAK No 10, maka penulis memperoleh data

pembelian mesin sebagai berikut:

Pada tanggal 1 Juni 1999, PT. PUPUK KUJANG telah melakukan

pembelian 2 unit mesin Temperature Recorder dengan harga 1 unit

mesin sebesar US $1,250,000.00 pada saat kurs 1 US $=Rp 6.726

harga tersebut sudah termasuk ongkos kirim. Pada tanggal 2 Juni 1999,

dibayar biaya pemasangan mesin sebesar Rp 5.000.000. Perjanjian

pelunasan pinjaman adalah 40% tahun 1999 dan 60% tahun 2000.

Page 59: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

46

Pembayaran cicilan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Mesin tersebut

mempunyai masa manfaat 10 tahun. Tidak ada hedging yang dilakukan

untuk transaksi tersebut.

Pada tanggal 1 Juli 1999, PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. telah

melakukan pembelian mesin dengan harga US $ 6,500,000.00 pada

saat kurs US $= Rp 6.875. Perjanjian pelunasan pinjaman adalah 30%

tahun 1999, 30% tahun 2000, 40% tahun 2001. Pada tanggal 3 Juli

1999, dibayar biaya pemasangan mesin sebesar Rp 12.500.000,00.

Pembayaran cicilan dilakukan setiap 2 bulan sekali dengan umur

manfaat mesin 10 tahun. Dalam melakukan transaksi perusahaan tidak

melakukan hedging.

Jurnal yang dibuat oleh PT. PUPUK KUJANG untuk mencatat transaksi

tersebut adalah (Jusuf , 2000:473):

1. Jurnal pada saat transaksi pembelian mesin dengan kurs US $ 1=Rp 6.726

01/06/99 Mesin Rp 16.815.000.000

Hutang Jangka Panjang

Rp16.815.000.000

(2 x $ 1,250,000) x Rp 6.726 = 16.815.000.000

2. Jurnal untuk biaya pemasangan mesin temperature recorder :

02/06/99 Mesin Rp 5.000.000

Kas Rp 5.000.000

Page 60: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

47

3. Jurnal pembayaran cicilan pertama dengan kurs US $=Rp 8.345 :

01/09/99 Hutang Jangka Panjang Rp 3.363.000.000*

Kerugian Selisih Kurs Rp 809.500.000*

Kas Rp

4.172.500.000*

*($ 2,500,000 x 20%) x Rp 6.726 = Rp 3.363.000.000

*($ 2,500,000x20%) x (Rp 8.345 – Rp 6.726)=Rp

809.500.000

*($ 2,500,000 x 20%) x Rp 8.345=Rp 4.172.500.000

4. Jurnal pembayaran cicilan kedua:

01/12/99 Hutang Jangka Panjang Rp 3.363.000.000*

Kerugian Selisih Kurs Rp 187.000.000*

Kas Rp

3.550.000.000*

*($ 2,500,000 x 20%) x Rp 6.726 = Rp 3.363.000.000

*($ 2,500,000x20%) x (Rp 7.100 – Rp 6.726)=Rp

187.000.000

*($ 2,500,000 x 20%) x Rp 7.100=Rp 3.550.000.000

5. Jurnal penyesuaian untuk depresiasi

31/12/99 Beban Penyusutan Rp 1.682.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp

1.682.000.000

Page 61: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

48

[(Rp 16.815.000.000 + Rp 5.000.000) : 10]=Rp

1.682.000.000

6. Jurnal untuk pengakuan selisih kurs pada tanggal 31 Desember 1999

31/12/99 Kerugian Selisih Kurs Rp 561.000.000

Hutang Jangka Panjang Rp

561.000.000

[US $ 1,500,000 x ( Rp 7.100 – Rp 6.726)]=Rp

561.000.000

Jurnal yang dibuat oleh PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. untuk mencatat

transaksi tersebut adalah:

1. Jurnal pada saat transaksi pembelian mesin dengan kurs US $ 1=Rp 6.875

01/07/99 Mesin Rp 44.687.500.000

Hutang Jangka Panjang Rp

44.687.500.000

$ 6,500,000.00 x Rp 6.875 = Rp 44.687.500.000

2. Jurnal untuk biaya pemasangan mesin:

03/07/99 Mesin Rp 12.500.000

Kas Rp 12.500.000

3. Jurnal pembayaran cicilan pertama dengan kurs US $=Rp 8.685 :

01/09/99 Hutang Jangka Panjang Rp 6.703.125.000*

Kerugian Selisih Kurs Rp 1.764.750.000*

Kas Rp

8.136.375.000*

Page 62: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

49

*($ 6,500,000 x 15%) x Rp 6.875 = Rp 6.703.125.000

*($ 6,500,000x15%)x(Rp8.685– Rp 6.875)= Rp

1.764.750.000

*($ 6,500,000 x 15%) x Rp 8.685 =Rp 8.136.375.000

4. Jurnal pembayaran cicilan kedua:

01/11/99 Hutang Jangka Panjang Rp 6.703.125.000*

Kerugian Selisih Kurs Rp 536.250.000*

Kas Rp

7.239.375.000*

*($ 6,500,000 x 15%) x Rp 6.875 = Rp 6.703.125.000

*($ 6,500,000 x 15%) x (Rp 7.425–Rp 6.875)=Rp

536.250.000

*($ 6,500,000 x 15%) x Rp 7.425 = Rp 7.239.375.000

5. Jurnal penyesuaian untuk depresiasi

31/12/99 Beban Penyusutan Rp 4.470.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp

4.470.000.000

[(Rp 44.687.500.000+Rp 12.500.000) : 10]=Rp

4.470.000.000

6. Jurnal untuk pengakuan selisih kurs pada tanggal 31 Desember 1999

31/12/99 Kerugian Selisih Kurs Rp 1.023.750.000

Hutang Jangka Panjang Rp

1.023.750.000

Page 63: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

50

[US $ 4,550,000 x ( Rp 7.100 – Rp 6.875)]=Rp

1.023.750.000

Dengan melihat jurnal di atas dapat disimpulkan bahwa perlakuan

akuntansi yang diterapkan oleh PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID

JAYA, Tbk. telah sesuai dengan PSAK No 10, karena:

a. PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. mengakui nilai

aktiva tetapnya sebesar harga perolehan yang terdiri dari harga beli mesin,

ongkos kirim dan biaya pemasangan.

b. PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. telah mengakui

kerugian selisih kurs yang terjadi dan dibebankannya ke dalam rekening

atau perkiraan “Kerugian Selisih Kurs” di sisi debet.

c. PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk.membuat ayat

jurnal penyesuaian untuk penyusutan, karena PSAK menghendaki

perusahaan membuat penyesuaian terhadap nilai aktivanya dengan

mengakui adanya penyusutan.

d. PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. membuat ayat

jurnal penyesuaian untuk mengakui kerugian selisih kurs yang masih

unrealized atas sisa kewajiban valas. Berdaasarkan ketentuan yang ada

dalam PSAK No 10 yang menyatakan bahwa aktiva atau kewajiban

moneter dalam mata uang asing dilaporkan dalam mata uang rupiah

dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca atau kurs tengah Bank

Indonesia. Hal ini berarti bahwa kerugian selisih kurs yang masih

Page 64: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

51

unrealized atas sisa kewajiban valas telah diakui oleh PT. PUPUK

KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA Tbk.

2. ISAK No 4

a. Depresiasi luar biasa

Bila ingin mengetahui depresiasi pada tahun 1999, maka tiga tahun

takwin terakhir adalah 1996, 1997, 1998

Tabel 5.1

Perkembangan Kurs Tengah Rupiah (1996 – 1998)

Akhir Tahun 1995, 1996, 1997, dan 1998

Depresiasi Akhir tahun Kurs Tengah Rupiah %

30 Desember 1995 Rp 2.308 - - 1996 Rp 2.383 75 3,25 1997 Rp 4.650 2.267 95,13 1998 Rp 8.025 3.375 72,58

Rata-rata 3 tahun takwin terakhir 56,99 133% x 56,99 75,80

Sumber: Bank Indonesia

Dt = [ ( et – eo ) : eo ] x 100%

D96 = [(Rp 2.383 – Rp 2.308) : Rp 2.308] x 100% = 3,25%

D97 = [(Rp 4.650 – Rp 2.383) : Rp 2.383] x 100% = 95,13%

D98 = [(Rp 8.025 – Rp 4.650) : Rp 4.650] x 100% = 72.58%

Wd = ( D1 + D2 + D3 ) : 3

= (3,25% + 95,13% + 72,58%) : 3

= 56,99%

Dpt = 133% x 56,99% = 75,80%

Page 65: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

52

Jika terjadi suatu peristiwa dimana depresiasi pada titik tertentu mencapai

angka 75,80% atau diatasnya, maka dikatakan telah memenuhi syarat

depresiasi luar biasa.

Tabel 5.2

Nilai Rp Terhadap US $ Akhir Tahun 1998 dan 1999

Akhir Tahun Nilai Rp Terhadap US $ 1998 Rp 8.025 1999 Rp 7.100

Sumber: Bank Indonesia

Untuk periode 1 tahun (1998-1999)

Dt = [ ( et – eo ) : eo ] x 100%

D99 = [(Rp 7.100 – Rp 8.025) : Rp 8.025] x 100% = -11,53%

Dari pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa tahun 1999 sudah

tidak lagi mengalami depresiasi luar biasa karena persentase depresiasi

tahun 1999 di bawah patokan persentase depresiasi luar biasa dalam waktu

3 tahun terakhir.

b. Tidak mungkin dilakukannya Hedging (lindung nilai)

Kondisi ini muncul apabila tingkat premi hedging pada periode

tertentu demikian tinggi, yaitu mencapai 133% dari rata-rata premi

hedging 3 tahun takwin terakhir. Langkah-langkah yang akan dilakukan

adalah:

1. Menghitung rata-rata premi hedging 3 tahun takwin terakhir.

Rumus : Y = ( TPH1 + TPH2 + TPH3 ) : 3

Keterangan:

Page 66: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

53

Y = Rata-rata tingkat premi hedging tiga tahun

terakhir.

TPH1 = Tingkat premi hedging 1 tahun terakhir.

TPH2 = Tingkat premi hedging 2 tahun terakhir.

TPH3 = Tingkat premi hedging 3 tahun terakhir.

Bila kita mengetahui apakah tahun 1999 termasuk dalam kondisi

depresiasi luar biasa, maka 3 tahun takwin terakhir adalah 1996, 1997, dan

1998.

Tabel 5.3

Perkembangan Premi SWAP tahun 1996, 1997 dan 1998

Rata-rata Premi SWAP Untuk Jangka Waktu Tahun 6 bulan 12 bulan

1996 7,18 7,1 1997 5,25 5,6 1998 26,5 23,1

Rata-rata 3 tahun takwin terakhir

12,98 11,93

X 133% 17,26 15,87 Sumber: Bank Indonesia

Y = ( TPH1 + TPH2 + TPH3 ) : 3

Y6 bulan = (7,18 + 5,25 + 26,5) : 3 = 12,98

Y12 bulan = (7,1 + 5,6 + 23,1) :3 = 11,93

2. Menghitung tingkat premi hedging tidak ekonomis

Rumus : TPHpt ≥ ( 133% x Y )

Keterangan :

TPHpt = Tingkat premi hedging tidak ekonomis.

Page 67: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

54

Y = Rata-rata tingkat premi hedging tiga tahun terakhir.

TPHpt = ( 133% x Y )

TPHpt(6 bulan) = 133% x 12,98 = 17,26

TPHpt(12 bulan) = 133% x 11,93 = 15,87

Dari kedua angka diatas dapat diketahui patokan kondisi tidak

ekonomis melakukan hedging bila premi SWAP sama atau lebih besar dari

17, 26 untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih besar dari 15, 87 untuk

jangka waktu 12 bulan.

Pengujian apakah pada tahun 1999 dapat dikatakan tidak ekonomis

melakukan hedging

Tabel 5.4

Perkembangan Premi SWAP Tahun 1999

Rata-rata Premi SWAP Untuk Jangka Waktu Tahun 6 bulan 12 bulan

1999 17,78 16,39 Sumber: Bank Indonesia

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 1999 rata-rata

perkembangan premi SWAP jangka waktu 6 bulan dan 12 bulan melebihi

patokan tingkat premi hedging tidak ekonomis.

Sejak tanggal 14 Agustus 1997, Indonesia telah memasuki ”periode

tertentu” sehingga sejak tanggal 14 Agustus 1997 sampai dengan

berakhirnya periode tertentu, dimana tanggal akhir tahun buku PT.

PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. yaitu tanggal 31

Desember 1999, periode tertentu belum berakhir. Walaupun pada tahun

1999 tidak mengalami depresiasi luar biasa, akan tetapi pada tahun 1999

Page 68: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

55

ini merupakan tahun dimana ”tidak mungkin dilakukan hedging” karena

masih dalam periode tertentu yang tidak ekonomis atau tidak praktis

dilakukan hedging, karena kondisi sebagai berikut:

a. Tingkat premi hedging pada periode tertentu demikian tinggi sehingga

tidak ekonomis untuk melakukan hedging. Tingkat premi hedging

dianggap tinggi apabila mencapai 133% dari rata-rata premi hedging 3

(tiga) tahun takwin terakhir.

b. Fasilitas hedging tidak tersedia karena bank tidak dapat menentukan

premi hedging berhubung fluktuasi rupiah yang tinggi.

Berdasarkan kondisi di atas maka PT. PUPUK KUJANG dan PT.

BUDI ACID JAYA, Tbk. dapat menerapkan perlakuan alternatif yang

diizinkan atas selisih kurs sesuai dengan PSAK No 4 yang menyatakan

bahwa selisih kurs atas kewajiban valuta asing akibat perolehan aktiva

yang dibayar dalam mata uang asing dapat dikapitalisasi ke aktiva

tersebut.

3. Batasan-batasan Untuk Menerapkan ISAK No 4

Selain syarat-syarat yang telah dibahas diatas, masih ada batasan-

batasan untuk menerapkan ISAK No 4, batasan itu antara lain:

1. Selain kurs yang dapat dikapitalisasi merupakan selisih kurs atas

kewajiban (hutang) dalam mata uang asing baik realized maupun

unrealized.

Page 69: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

56

Selisih kurs realized adalah realisasi selisih kurs atas pelunasan

kewajiban valuta asing selama periode tertentu. Selisih kurs unrealized adalah

sisa kewajiban yang masih ada. Hal ini mengandung arti bahwa apabila suatu

kewajiban telah dilunasi terlebih dahulu sebelum periode tertentu maka selisih

kurs tersebut tidak dapat dikapitalisasi lagi.

Nilai tercatat suatu aktiva setelah dikapitalisasi selisih kurs tidak boleh

melampui nilai terendah antara replacement cost dengan amount recoverable.

Karena syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, maka perusahaan dapat

menerapkan ISAK No 4. Untuk menerapkan ISAK No 4 kelaporan keuangan

PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. diperlukan data-data

yang berkaitan dengan saldo hutang akibat pembelian aktiva tetap beserta

kerugian selisih kurs yang terjadi akibat pembelian aktiva tetap tersebut.

Tabel dibawah ini menggambarkan seluruh pembayaran hutang untuk

pembelian aktiva tetap dengan mata uang asing beserta seluruh kerugian yang

diakui oleh PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. mulai

dari 1 Juni 1999 sampai dengn 31 Desember 1999.

Tabel 5.5a PT. PUPUK KUJANG

Pembayaran Kerugian Selisih Kurs Atas Pembelian Aktiva Tetap Tahun 1999

Tanggal Keterangan Rp/US $ Jumlah (Rp) Selisih Kurs (Rp)

01/06/99 Pembelian 2 mesin = US $ 2,500,000

6.726

01/09/99 Cicilan I US $ 500,000 8.345 Rp 4.172.500.000 809.500.000 01/12/99 Cicilan II US $ 500,000 7.100 Rp 3.550.000.000 187.000.000

Jumlah kerugian selisih kurs pada 31 Desember 1999 996.500.000

Page 70: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

57

Tabel 5.5b PT. BUDI ACID JAYA Tbk

Pembayaran Kerugian Selisih Kurs Atas Pembelian Aktiva Tetap Tahun 1999

Tanggal Keterangan Rp/US $ Jumlah (Rp) Selisih Kurs (Rp)

01/07/99 Pembelian 2 mesin = US $ 6,500,000

6.875

01/09/99 Cicilan I US $ 975,000 8.685 8.467.875.000 1.764.750.000 01/11/99 Cicilan II US $ 975,000 7.425 7.239.375.000 536.250.000

Jumlah kerugian selisih kurs pada 31 Desember 1999 2.301.000.000

Berdasarkan perhitungan yang telah diuraikan pada bagian

sebelumnya, kriteria periode tertentu telah terpenuhi sejak tanggal 14 Agustus

1997 dan belum berakhir sampai dengan 31 Desember 1999. Berdasarkan

ketentuan yang ada pada PSAK No 4 bahwa selisih kurs yang terjdi akibat

transaksi pembelian aktiva tetap pada tanggal 1 Juni 1999 sampai dengan

berakhirnya periode tertentu dapat dikapitalisasi atau dibebankan keperiode

berjalan (optional).

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa PT. PUPUK KUJANG dan PT.

BUDI ACID JAYA, Tbk. pada tahun 1999 telah melakukan dua kali

pembayaran, masing-masing senilai US $ 500,000 dan US $ 975,000 sampai

dengan 31 Desember 1999. Pada tanggal 31 Desember 1999 hutang yang

masih harus dibayar PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk.

sebesar US $ 1,500,000 dan US $ 4.550.000. Nilai kewajiban dalam mata

uang asing yang outstanding tersebut akan muncul di neraca dengan

menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 1999

yaitu US $ 1 = Rp 7.100. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Page 71: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

58

Tabel 5.6a PT. PUPUK KUJANG

Perhitungan Sisa Kewajiban Dalam Mata Uang Asing Tahun 1999

Tanggal Keterangan Jumlah 01/06/99 Total kewajiban valas US $ 2,500,000 31/12/99 Jumlah yang telah dicicil (US $ 500,000 x

2) US $ 1,000,000

31/12/99 Sisa kewajiban valas US $ 1,500,000

Tabel 5.6b PT. BUDI ACID JAYA Tbk

Perhitungan Sisa Kewajiban Dalam Mata Uang Asing Tahun 1999

Tanggal Keterangan Jumlah 01/07/99 Total kewajiban valas US $ 6,500,000 31/12/99 Jumlah yang telah dicicil (US $ 975,000 x

2) US $ 1,950,000

31/12/99 Sisa kewajiban valas US $ 4,550,000

Akibatnya PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk.

akan melaporkan besarnya hutang pembelian aktiva tetap yang berasal dari

pembelian aktiva tetap sebesar Rp 10.650.000.000 (US $ 1,500,000 x Rp

7.100) dan Rp 32.305.000 ( US $ 4,550,000 x Rp 7.100).

Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat PT. PUPUK KUJANG dan PT.

BUDI ACID JAYA, Tbk untuk mengakui selisih kurs pada tanggal 31

Desember 1999 untuk sisa kewajiban valas adalah:

31/12/99 Kerugian Selisih Kurs Rp 561.000.000

Hutang Jangka Panjang Rp

561.000.000

[US $ 1,500,000 x ( Rp 7.100 – Rp 6.726)] = Rp

561.000.000]

Page 72: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

59

31/12/99 Kerugian Selisih Kurs Rp 1.023.750.000

Hutang Jangka Panjang Rp

1.023.750.000

[US $ 4,550,000 x ( Rp 7.100 – Rp 6.875)] = Rp 1.023.750.000]

2. Kewajiban valuta asing tersebut timbul dari perolehan aktiva tetap atau

persediaan tertentu yang dibayar dengan mata uang asing.

Untuk memenuhi syarat kapitalisasi kerugian selisih kurs yang telah

terjadi (Realized) dan masuk dalam periode tertentu akan ditambahkan dengan

kerugian selisih kurs yang masih unrealized yang berasal dari sisa kewajiban

valas. Perhitungannya sebagai berikut:

Kerugian selisih kurs (Realized) Rp

996.500.000

Kerugian selisih kurs (Unrealized)

US $ 1,500,000 x (Rp 7.100 – Rp 6.726) Rp

561.000.000

Total Kerugian Selisih Kurs 1999

PT. PUPUK KUJANG Rp

1.557.500.000

Kerugian selisih kurs (Realized) Rp

2.301.000.000

Kerugian selisih kurs (Unrealized)

Page 73: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

60

US $ 1,500,000 x (Rp 7.100 – Rp 6.726) Rp

1.023.750.000

Total Kerugian Selisih Kurs 1999

PT. BUDI ACID JAYA Tbk Rp

3.324.750.000

Dari jumlah di atas akan dihitung besar kerugian selisih kurs yang

dapat dikapitalisasi ke dalam nilai aktiva tetap yang bersangkutan.

3. Kapitalisasi harus dilakukan terhadap aktiva yang diperoleh dalam mata

uang asing dengan batas minimum, yang mana yang lebih rendah antara

biaya pengganti (Replacement Cost) dengan Amount Recoverable.

Replacement Cost merupakan jumlah biaya (kas) yang harus dibayar

saat ini untuk memperoleh aktiva yang sama. Sedangkan Amount Recoverable

(jumlah yang dapat diperoleh kembali) merupakan jumlah kas yang dapat

diperoleh dari penggunaan atau penjualan aktiva. Pengukuran Amount

Recoverable dapat dilakukan dengan dua cara:

a. Value in use

Dengan menggunakan nilai sekarang dari arus kas masuk (present value

cash inflow) biasanya diterapkan untuk aktiva tetap yang tidak akan segera

dijual tetapi digunakan untuk operasi perusahaan.

b. Current market value

Page 74: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

61

Jumlah yang dapat dikapitalisasi dibatasi sebesar jumlah terendah antara

Replacement Cost dengan Amount Recoverable. Untuk itu perlu diketahui

terlebih dahulu Replacement Cost dan Amount Recoverable tersebut:

1. Dari informasi diperoleh dapat diketahui bahwa untuk memperoleh mesin

yang sejenis pada tahun 1999, PT. PUPUK KUJANG harus membayar US

$ 1,500,000 untuk sebuah mesin temperature recorder sedangkan untuk

PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. harus membayar US $ 4,550,000. Kurs

rupiah yang terhadap US $ pada 31 Desember 1999 adalah Rp 7.100. Dari

informasi tersebut maka:

Replacement Cost kedua mesin temperature recorder dari PT. PUPUK

KUJANG tersebut adalah:

= 2 x US $ 1,500,000 x Rp 7.100

= Rp 21.300.000.000

Replacement Cost mesin dari PT BUDI ACID JAYA, Tbk. tersebut

adalah:

= US $ 4.550.000 x Rp 7.100

= Rp 32.305.000.000

2. Amount Recoverable

Amount Recoverable merupakan jumlah kas yang dapat diperoleh dari

penggunaan penjualan aktiva. Karena timbul kesulitan untuk

menghitung present value os cash inflow dari penggunaan mesin

temperature recorder tersebut, maka Amount Recoverable dihitung

dengan harga pasar jika mesin tersebut segera dijual. Dari informasi

Page 75: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

62

yang diperoleh menunjukkan harga pasar mesin yang sejenis adalah Rp

18.022.000.000, Rp 45.750.000.000.

3. Carrying Amount aktiva yang baru tidak boleh melampai jumlah

terendah antara Replacement Cost dengan Amount Recoverable. Oleh

karena itu harus dihitung terlebih dahulu Carrying Amount yang baru

dengan perhitungan sebagai berikut:

Carrying Amount aktiva tetap PT. PUPUK KUJANG sebelum

kapitalisasi:

= Rp 16.815.000.000 + Rp 5.000.000

= Rp 16.820.000.000

Carrying Amount aktiva tetap PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. sebelum

dikapitalisasi:

= Rp 44.687.500.000 + Rp 12.500.000

= Rp 44.700.000.000

Carrying Amount aktiva tetap setelah kapitalisasi:

Carring Amount lama + Total kerugian selisih kurs 1999

PT. PUPUK KUJANG = Rp 16.820.000.000 + Rp 1.557.500.000

= Rp 18.377.500.000

PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. = Rp 44.700.000.000 + Rp

3.324.750.000

= Rp 48.024.750.000

Replacement Cost dari kedua mesin tersebut Rp 21.300.000.000 dan

Rp 32.305.000.000 sedangkan Amount Recoverable sebesar Rp

Page 76: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

63

18.022.000.000 dan Rp 45.750.000.000 antara kedua angka tersebut yang

lebih rendah adalah Amount Recoverable sehingga yang menjadi patokan

adalah jumlah Amount Recoverable, maka:

Amount Recoverable < Carrying Amount baru < Replacement cost

Rp 18.022.000.000 < Rp 18.377.500.000 < Rp 21.300.000.000

Rp 45.750.000.000 < Rp 48.024.750.000 < Rp 32.305.000.000

Hal ini berarti PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk.

tidak dapat mengkapitalisasi seluruh kerugian selisih kursnya karena Carrying

Amount (nilai tercatat) yang baru melebihi jumlah Amount Recoverablenya.

Sebagian kerugian selisih kurs yang tidak dapat dikapitalisasi tersebut akan

dibebankan pada periode berjalan, dengan perhitungan sebagai berikut:

Kerugian selisih kurs dibebankan:

Rp 18.377.500.000 – Rp 18.022.000.000 = Rp 355.500.000

Rp 48.024.750.000 – Rp 45.750.000.000 = Rp 2.274.750.000

Kerugian kurs yang dikapitalisasi

PT. PUPUK KUJANG = Rp 1.557.500.000 – Rp 355.500.000

= Rp 1.202.000.000

PT BUDI ACID JAYA Tbk = Rp 3.324.750.000 – Rp 2.274.750.000

= Rp 1.050.000.000

Jurnal yang dibuat oleh PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA,

Tbk. untuk mengkapitalisasi tersebut adalah:

31/12/99 Mesin Rp 1.202.000.000

Page 77: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

64

Kerugian Selisih Kurs Rp

1.202.000.000

31/12/99 Mesin Rp 1.050.000.000

Kerugian Selisih Kurs Rp

1.050.000.000

Akibat dari adanya kapitalisasi tersebut maka harus ada penyesuaian

untuk penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan karena adanya kenaikan

nilai aktiva. PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk.

menggunakan metode garis lurus untuk menghitung penyusutannya.

Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk penyusutan mesin tersebut adalah:

31/12/99 Beban Penyusutan Rp 1.802.200.000

Akumulasi Depresiasi Rp

1.802.200.000

[(Rp 16.820.000.000 + Rp 1.202.000.000) : 10]

31/12/99 Beban Penyusutan Rp 4.575.000.000

Akumulasi Depresiasi Rp

4.575.000.000

[(Rp 44.700.000.000 + Rp 1.050.000.000) : 10]

E. Membandingkan perlakuan akuntansi atas selisih nilai tukar mata uang

antara perusahaan dengan PSAK No 10 dan ISAK No 4.

pada Laporan Keuangan Selisih kurs yang timbul dari perolehan aktiva

tetap dalam keadaan sudah jadi dapat dikapitalisasi (ISAK No 4) atau

Page 78: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

65

dibebankan keperhitungan laba/rugi periode berjalan (PSAK No 10).

Perlakuan akuntansi yang berbeda atas selisih kurs akan mempengaruhi

laporan keuangan perusahaan terutama laporan laba/rugi dan neraca.

1. Pengaruh terhadap laporan laba rugi

Perbedaan perlakuan akuntansi selisih kurs pada laporan laba rugi akan

mempengaruhi saldo beban pokok penjualan dan saldo rugi kurs.

a. Beban penyusutan aktiva tetap

Selisih yang terjadi pada Beban Pokok Penjualan PT. PUPUK

KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. Sebesar Rp 120.200.000

dan Rp 105.000.000. Perhitungannya adalah sebagai Berikut:

1. Jika dibebankan :

PT. PUPUK KUJANG = Rp 16.820.000.000 : 10

= Rp 1.682.000.000

PT. BUDI ACID JAYA Tbk = Rp 44.700.000.000 : 10

= Rp 4.470.000.000

2. Jika dikapitalisasi

a. PT. PUPUK KUJANG:

= [(Rp 16.820.000.000 + Rp 1.202.000.000) : 10]

= Rp 1.802.200.000

Maka beban penyusutan tambahan akibat kapitalisasi sebesar:

= Rp 1.802.200.000 – Rp 1.682.000.000

= Rp 120.200.000

b. PT. BUDI ACID JAYA, Tbk.

Page 79: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

66

= [(Rp 44.700.000.000 + Rp 1.050.000.000) : 10]

= Rp 4.575.000.000

Maka beban penyusutan tambahan akibat kapitalisasi sebesar:

= Rp 4.575.000.000 – Rp 4.470.000.000

= Rp 105.000.000

b. Rugi Kurs

Dari laporan keuangan PT. PUPUK KUJANG diketahui Rugi Kurs

yang dilaporkan adalah Rp 18.500.600.000 sedangkan jika selisih kurs

akibat perolehan aktiva tetap sebesar Rp 1.202.000.000 dikapitalisasi,

maka rugi kurs yang dilaporkan sebesar Rp 18.500.600.000 – Rp

1.202.000.000 = Rp 17.298.600.000.

Dari laporan keuangan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. diketahui Rugi

Kurs yang dilaporkan adalah Rp 116.847.828.966 sedangkan jika

selisih kurs akibat perolehan aktiva tetap sebesar Rp 1.050.000.000

dikapitalisasi, maka rugi kurs yang dilaporkan sebesar Rp

116.847.828.966 - Rp 1.050.000.000 = Rp 115.797.828.966

2. Pengaruh terhadap neraca

Perbedaan perlakuan akuntansi selisih kurs dalam neraca akan

mempengaruhi saldo nilai tercatat aktiva tetap serta akumulasi penyusutan

aktiva tetap.

a. Nilai tercatat aktiva tetap

Page 80: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

67

Dari laporan keuangan PT. PUPUK KUJANG diketahui nilai tercatat

aktiva tetap adalah Rp 204.754.082.000, sedangkan bila menggunakan

ISAK No 4 menjadi sebagai berikut:

Nilai tercatat aktiva + selisih kurs yang dikapitalisasi

= Rp 204.754.082.000 + Rp 1.202.000.000

= Rp 205.956.082.000

Dari laporan keuangan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. diketahui nilai

tercatat aktiva tetap adalah Rp 515.372.530.955, sedangkan bila

menggunakan ISAK No 4 menjadi sebagai berikut:

Nilai tercatat aktiva + selisih kurs yang dikapitalisasi

= Rp 515.372.530.955 + Rp 1.050.000.000

= Rp 515.422.530.955

b. Akumulasi penyusutan

Akumulasi penyusutan aktiva tetap menurut laporan keuangan PT

PUPUK KUJANG dan PT BUDI ACID JAYA, Tbk. adalah Rp

168.496.207.000 dan Rp 166.642.158.710 sedangkan selisih beban

penyusutan antara selisih kurs dikapitalisasi dengan dibebankan

sebesar Rp 120.200.000 dan Rp 105.000.000 maka akumulasi yang

diterapkan ISAK No 4 adalah:

= Rp 168.496.207.000 + Rp 120.200.000

= Rp 168.616.407.000

= Rp 166.642.158.710 + Rp 105.000.000

= Rp 166.747.158.710

Page 81: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

68

Apabila PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk.

menerapkan ISAK No 4 nilai tercatat aktiva tetap dan akumulasi

penyusutan dilaporkan akan lebih besar bila dibandingkan jika PT.

PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. menerapkan PSAK

No 10. Pada sisi modal, dengan penerapan ISAK No 4 menyebabkan

kenaikan laba tahun berjalan sehingga terjadi peningkatan modal.

Page 82: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

69

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisa data dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat

disimpulkan:

Selisih kurs yang disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar mata uang (dolar

Amerika Serikat dengan rupiah Indonesia) yang terjadi pada tahun 1999 telah

menyebabkan telah menyebabkan PT. Pupuk Kujang dan PT. Budi Acid Jaya,

Tbk. mengalami kerugian yang cukup besar.

1. PT. Pupuk Kujang

Rugi selisih kurs yang terjadi disebabkan oleh timbulnya kewajiban atas

transaksi untuk memperoleh aktiva tetap pada tahun 1999. Perusahaan

pada tahun 1999 mengalami kerugian selisih kurs yang sudah diakui

sebesar Rp 996.500.000,00 dan Rp 561.000.000,00 kerugian selisih kurs

yang belum diakui. Menurut kebijakan dari perusahaan kerugian selisih

kurs tersebut dikapitalisasikan ke dalam nilai asset. Perusahaan pada tahun

1999 mengakui beban penyusutan meningkat sebesar Rp 120.200.000

karena ada kapitalisasi dan melaporkan nilai aktiva tetap tersebut dalam

neraca sebesar Rp 205.956.082.000,00 dengan akumulasi penyusutan

sebesar Rp 168.616.407.000,00

69

Page 83: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

70

2. PT. Budi Acid Jaya, Tbk

Timbulnya Rugi selisih kurs yang terjadi disebabkan oleh kewajiban atas

transaksi untuk memperoleh aktiva tetap pada tahun 1999. Perusahaan

pada tahun 1999 mengalami kerugian selisih kurs yang sudah diakui

sebesar Rp 2.301.000.000,00 dan kerugian selisih kurs yang belum

terealisir sebesar Rp 1.023.750,00. Menurut kebijakan dari perusahaan

kerugian selisih kurs tersebut dikapitalisasikan ke dalam nilai asset.

Perusahaan pada tahun 1999 mengakui beban penyusutan meningkat

sebesar Rp 4.470.000.000,00 karena nilai tercatat akrtiva tetap lebih besar

dari amount recoverable akan tetapi nilai tercatat tersebut lebih besar dari

replacement cost maka perusahaan tidak melakukan kapitalisasi.

Perusahaan mengakui nilai aktiva tetap dalam neraca sebesar Rp

515.422.530.955,00 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp

166.747.158.710,00

Jadi, kedua perusahaan tersebut (PT. Pupuk Kujang dan PT. Budi Acid Jaya,

Tbk.) perlakuan akuntansinya telah sesuai dengan PSAK No 10 dan

mengkapitalisasikan dan membebankan seluruh kerugian selisih kurs ke nilai

assetnya berdasarkan ketentuan ISAK No 4 sebagai interprestasinya.

Page 84: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

71

B. Keterbatasan Penelitian

Pada proses pelayanan penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa

skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan yang

dihadapi pada saat pembuatan skripsi ini. Adapun keterbatasan itu sebagai

berikut:

1. Tidak tersedia data PREMI SWAP yang digunakan untuk melakukan

kontrak lindung nilai dari sebuah transaksi oleh perusahaan, sehingga

menyulitkan bagi pengguna laporan keuangan dari pihak eksternal.

2. Data PREMI SWAP tidak dipublikasikan secara umum oleh pihak bank,

sehingga perusahaan yang akan melakukan hedging mengalami kesulitan

dalam menentukan nilai SWAP tersebut.

3. Dalam menentukan nilai Amount Recoverable dan Replacement Cost

perusahaan mengacu bukan pada Appraisal Company melainkan pada

harga pasar, sehingga dalam penentuan nilai tersebut kurang bisa

dipertanggungjawabkan.

C. Saran

1. Apabila PT. PUPUK KUJANG dan PT. BUDI ACID JAYA, Tbk. sepakat

untuk menerapakan kapitalisasi atas selisih kurs, sebaiknya nilai Amount

Recoverable dan Replacement Costnya dikonsultasikan dengan Appraisal

Company agar nilai aktiava tersebut dapat dinyatakan secara wajar dan

dapat dipertanggungjawabkan.

Page 85: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

72

2. Perusahaan harus mengungkapkan perlakuan akuntansi selisih kurs yang

dilakukan, karena perlakuan akuntansi yang berbeda akan menghasilkan

laporan keuangan yang berbeda sehingga menyebabkan pengambilan

keputusan yang berbeda.

Page 86: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

73

DAFTAR PUSTAKA

Goedono. (1990). Teori Akuntansi : Isu-isu Kontemporer . Yogyakarta : Andi Offset.

Hady, Hamdy. (1999). Valas Untuk Manager. Jakarta: Ghalia Indonesia. Harahap, Sofyan Safri. (1995). Aktiva Tetap. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. __________________. (1994). Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. __________________. (1999). Analisa Kritis Atas Laporan Keuanga. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntansi Indonesia. (1999). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Buku satu. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia. (1999). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Buku dua. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (1999). ISAK No 4. Jakarta : Devisi Publikasi Ikatan

Akuntansi Indonesia, per September. Khalwaty, Tajul. (2000, Juli). Inflasi dan Solusinya. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. Madura, Jeff. (2000). International Financial Management. United State Of

America: South Western College Publising. Manullang, L. A. (1992). Pendekatan dan Aplikasi Inflation Accounting dalam

mengevaluasi kinerja riil perusahaan. Skripsi. Diakses dari www.google.co.id tanggal 22 Agustus 2004.

Munawir. (2002). Analisis Informasi Keuangan. Cetakan Keempat. Yogyakarta:

Liberty. Na’im, Ainun. (1989) Akuntansi Inflasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. NN. (1997). Selisih Kurs dalam Standar Akuntansi Keuangan. Media Akuntansi.

Edisi 29 Tahun IV, hal. 10-15 Sadono, Sukirno. (1980). Ilmu Ekonomi Makro. Cetakan Pertaman. Jakarta: PT.

Gramedia. Sinaga, Marianus. (1992). Prinsip-prinsip Akuntansi. Cetakan kedelapan.

Jakarta:Erlangga.

73

Page 87: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

74

Suciwati, D.P. dan Machfoedz, M. (2002). Pengaruh Risiko Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Return Saham: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No. 4, hal. 347 – 360.

Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta:PT. Raja Grafindo

Persada. Widyastuti. E. (2003). Pengaruh Selisih Kurs Terhadap Laba Perusahaan Dan

Perlakuan Akuntansinya: Studi Kasus Pada Sebuah Perusahaan Go Public. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 3, No. 1, hal. 67 – 80.

Widyatmoko, Rinto. Fx. (2000). Perlakuan Akuntansi Terhadap Selisih Kurs.

Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Yusuf, A.B. (2000).Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Jakarta : Salemba

Empat.

Page 88: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

1

Page 89: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

2

Page 90: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

3

Page 91: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

4

Page 92: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

5

Page 93: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

6

Page 94: PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING … · fluktuasi valuta asing, penyajian laporan keuangan bagi perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku dan ketentuan

7 7