perkiraan waktu kematian

12
PERKIRAAN WAKTU KEMATIAN Penentuan waktu kematian atau interval dari waktu kematian sampai tubuh ditemukan (postmortem interval) bisa sulit untuk dilakukan. 1 Banyak perubahan fisiokimia yang terjadi setelah kematian dimana akhirnya akan berujung pada hancurnya seluruh jaringan otot di tubuh. 2 Setiap perubahan yang terjadi memilki faktor waktu dan kecepatanya masing-masing. Tetapi kecepatan perkembangan dari perubahan post mortem sangat dipengaruhi oleh keadaan endogen dan faktor lingkungan. 3 Bukti-bukti untuk memperkirakan waktu kematian dapat ditemukan dari 3 sumber: 3 1. bukti corporal : bukti yang ada pada tubuh 2. bukti lingkungan : bukti yang ada di daerah sekitar tubuh 3. bukti anamnestik : berdasarkan dari kebiasaan korba, pergerakan, aktivitas sehari-hari Metode yang dapat digunakan untuk mempresiksikan waktu kematian ada 2 yaitu: 3 1. Rate method : perkiraan berdasarkan evaluasi ada atau tidaknya sebuah indikator tertentu 1. Swanson, Charles R. 2002. Criminal Investigation 10th Edition. United States: McGraw-Hill. hal. 274-314 2. Spit , Werner U. 2006. Spitz and Fisher’s Medicolegal Investigation of Death: Guidelines for the application of pathology to crime investigation. Illinois: Charles C Thomas Publisher, LTD 3. Pounder, Derrick J. 1995. Lecture Note: Time of Death. United Kingdom: Department of Forensic Medicine, University of Dundee

description

thanatology

Transcript of perkiraan waktu kematian

Page 1: perkiraan waktu kematian

PERKIRAAN WAKTU KEMATIAN

Penentuan waktu kematian atau interval dari waktu kematian sampai tubuh

ditemukan (postmortem interval) bisa sulit untuk dilakukan.1 Banyak perubahan

fisiokimia yang terjadi setelah kematian dimana akhirnya akan berujung pada

hancurnya seluruh jaringan otot di tubuh.2 Setiap perubahan yang terjadi memilki

faktor waktu dan kecepatanya masing-masing. Tetapi kecepatan perkembangan

dari perubahan post mortem sangat dipengaruhi oleh keadaan endogen dan faktor

lingkungan.3

Bukti-bukti untuk memperkirakan waktu kematian dapat ditemukan dari 3

sumber:3

1. bukti corporal : bukti yang ada pada tubuh

2. bukti lingkungan : bukti yang ada di daerah sekitar tubuh

3. bukti anamnestik : berdasarkan dari kebiasaan korba, pergerakan, aktivitas

sehari-hari

Metode yang dapat digunakan untuk mempresiksikan waktu kematian ada 2

yaitu:3

1. Rate method : perkiraan berdasarkan evaluasi ada atau tidaknya sebuah

indikator tertentu

2. Concurrence method : perkiraan berdasarkan evaluas kejadian yan terjadi

saat atau mendekati waktu kematian

Perkiraan waktu kematian umumnya berdasakan dari prinsip penggunaan urutan

perubahan seperti postmortem clock. Evaluasi yang dilihat antara lain:2

1. Bukti perubahan fisiokimia pada pemeriksaan langsung tubuh seperti

perubahan suhu tubuh, livor, rigor, dan pembusukan.

2. Perubahan komposisi kimia dari cairan tubuh dan jaringan (contoh:

konsentrasi potassium pada cairan vitreous postmortem).

3. Sisa reaktivasi dari otot dari ransang elektrik atau kimia ( contoh: stimulasi

elektrik pada m. Masseter dan reaksi iris terhadap bahan kimia

1. Swanson, Charles R. 2002. Criminal Investigation 10th Edition. United States: McGraw-Hill. hal. 274-3142. Spit , Werner U. 2006. Spitz and Fisher’s Medicolegal Investigation of Death: Guidelines for the application of

pathology to crime investigation. Illinois: Charles C Thomas Publisher, LTD3. Pounder, Derrick J. 1995. Lecture Note: Time of Death. United Kingdom: Department of Forensic Medicine,

University of Dundee

Page 2: perkiraan waktu kematian

4. Evaluasi proses fisiologi dengan menentukan waktu awal atau kecepatan

progres dan waktu berhentinya (contoh: wujud dari isi lambung

dipengaruhi oleh waktu pencernaan dan waktu pengosongan lambung)

5. Survival time after injuries, particularly whenthe time of infliction is

known. The nature,extent and severity of injuries as well as thequantitation

of associated complications (e.g. the amount of bleeding, early tissue

reactionto injury) are often useful in determining the time of death.

Algor Mortis

Algor mortis adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pendinginan

postmortem pada tubuh. Pada sebagian besar kasus segera setelah kematian

terjadi suhu tubuh akan mulai menurun dan akan terus terjadi sampai temperatur

internal sama dengan temperatur lingkungan sekitar. Kecepatan penurunan suhu

pada permukaan tubuh lebih cepat terjadi daripada penurunan suhu pada organ

dalam.2

Pengukuran suhu biasanya dilakukan pada mulut dan rektum. Suhu normal pada

mulut berada antara 35.9oC (96.7oF) dan 37.2oC (99oF). Suhu normal rektum

adalah dari 0.3-0.4oC (0.5o-0.75oF) lebih tinggi dari suhu mulut.3

Pada keadaan rata-rata, penurunan suhu tubuh terjadi dengan kecepatan 2.0° F-

2.5° F perjam pada 1 jam pertama dan kemudian melambat menjadi 1.5° F-2° F

selama 12 jam pertama dan 1° F untuk 12 sampai 18 jam berikutnya.2

Salah satu rumus yang digunakan untuk memperkirakan waktu kematian

berdasarkan suhu tubuh adalah rumus Glaister yaitu

98,4o F−Suhu rektal yangdiukur1,5

=lama waktusetelah kematian

Kecepatan penurunan suhu tubuh ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

suhu tubuh pada saat kematian, luas area tubuh dan berat, pakaian yang dikenakan

dan juga suhu lingkungan.

Page 3: perkiraan waktu kematian

Rigor Mortis

Pada umumnya setelah terjadi kematian, otot akan menjadi flaccid sehingga

rahang bawah dan ektrimitas dapat digerakan dengan pasif. Relaksasi otot ini akan

diikuti dengan mulai terjadinya kekakuan pada masa otot, yang mana akan

menyebabkan kekakuan pada sendi dan biasanya dikenal dengan kekakuan post

mortem atau rigor. Kekauan ini biasanya akan hilang perlahan dan tubuh akan

terjadi relaksasi lagi.2

Rigor akan terlihat pertama kali pada otot yang lebih kecil dan pendek daripada

otat yang panjang dan besar. Rigor terjadi lebih cepat pada otot yang berukuran

kecil tapi terjadi pada semua otot dengan kecepatan yang sama.

Pada sebagian besar orang yang meninggal pada lingkungan dengan temperatur

70oF, rigor mulai muncul dalam 2-4 jam, mencapai tahap maksimum dalam 6-12

jam. Perlu diingat bahwa sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, semakin

tinggi suhu makan semakin cepat rigor terbentuk. Ketika mulai terjadi

pembusukan, rigor akan berkurang secra perlahan, biasanya menghilang mulai

dari tempat yang sama dengan mulainya yaitu wajah, rahang dan leher kemudian

diikuti badan dan ekstrimitas. Pada lingkungan pada suhu 70oF rigor mulai

menghilang setelah 18 jam dan hilang total setelah 36 jam. Pada suhu yang sangan

dingin, tidak sampai membeku, rigor dapat bertahan selama beberapa hari.

Mekanisme Onset Mulai Maksimum Menghilang

Perubahan fisik Segera 1-6 jam 6-24 jam 12-36 jam

Tabel waktu onset dan durasi rigor5

Apabila onset terjadinya rigor cepat maka durasi terjadinya akan relatif pendek.

Dua faktor utama yang mempengaruhi onset dan durasi terjadinya rigor adalah3

1. Suhu lingkungan

2. Derajat aktivitas otot sebelum

Livor Mortis

Livor mortis adalah warna merah keunguan akibat terkumpulan darah dari

pembuluh darah kecil pada daerah tertentu pada tubuh yang dipengaruhi oleh

gravitasi. Lebam mayat sering salah dibedakan dengan memar oleh orang yang

Page 4: perkiraan waktu kematian

belum mengetahui fenomena ini. Livor mortis biasanya muncul dalam 30 menit –

2 jam setelah kematian. Pada orang yang meninggal akibat gagal jantung terminal,

livor mortis muncul antemortem (saat mati). Lvor mortis berkembang perlahan

dan mencapai tahap maksimum setelah 8-12 jam. Pada waktu ini,livor dikatakan

tela menetap. Sebelum dikatakan menetap, livor mortis dapat berpindah apabila

tubuh digerakan. Karena itu apabila korban berbaring telentang maka livor akan

terbentuk pada bagian posterior tubuh. Apabila seseorang membalikan tubuh

tersebut sehingga berbaring telungkup maka darah akan mengalir ke arah anterior

tubuh. Livor mortis dikatakan menetap apabila darah tidak lagi berpindah saat

tubuh digerakkan. Fiksasi dapat terjadi 8-12 jam jika pembusukan terjadi lebih

cepat dan 24-36 jam apabila pembusukan terhambat karena suhu yang dingin.1

Mekanisme Onset Mulai Maksimum Menghilang

Menetap Segera 2-4 jam 8-12 jam ----------------

Tabel onset dan durasi Livor Mortis

Pembusukan

Setelah melewati masa rigor, kulit akan mulai mengalami perubahanwarna

menjadi hijau pertama kali pada bagian abdomen. Perubahan warna ini akan

menyebar ke bagian badan lainnya, tubuh akan mulai mengembang akibat formasi

gas metana bakteri. Bakteri yang tinggal dalam tubuh akan berpoliferasi dan

berkembang dengan cepat dalam tubuh sehingga menghasilkan formasi gas yang

banyak.1

pembusukan terjadi tergantung pada suhu lingkungan dan status kesehatan

individu. Pembusukan akan terjadi akan terjadi lebih cepat pada suhu hangat dan

lebih lambat pada suhu dingin.3 hal ini dipengaruhi oleh ploriferasi dan

perkembangbiakkan bakteri dalam tubuh yang lebih cepat pada suhu hangat

daripada suhu dingin.1 Individu yang meninggal di area yang sama dapat

menunjukkan tahap dekomposisi yang berbeda. Tergantung dari derajat terekpos

sinar matahari atau jarak dengan sumber panas (contoh kompor, radiator dan lain-

lain)2

Page 5: perkiraan waktu kematian

Suhu badan setelah mati merupakan faktor penting dalam menentukan kecepatan

proses pembusukan. Jika suhu dipertahankan diatas 26oC setelah kematian maka

proses pembusukan dapat dilihat dalam 24 jam dan formasi gas dapat terlihat

dalam 2-4 hari.3

Perubahan Postmortem pada Mata

Kekeruhan kornea akan muncul dalam beberpa jam sampai 24 jam, tergantung

pada terbuka tau tertutupnya kelopak mata, suhu lingkungan, dan pergerakan

udara. Namun kekeruhan pada kornea ini tidak dianjurkan untuk digunakan dalam

memperkirakan waktu kematian karena banyaknya faktor yang

mempengaruhinya.4

Perubahan postmortem lain yang bisa ditemukan pada bola mata alaha

terbentuknya formasi area coklat,kuning, dan hitam berbentuk horizontal pada

sklera pada bagian lateral atau medial dari iris. Area perubahan warna ini disebut

dengan tache noire dan disebabkan karena efek pengeringan pada sklera akibat

gagal menutup sempurnanya kelopak mata setelah kematian.

Perubahan lain yang digunakan juga untuk memperkirakan waktu kematian adalah

mencoba mengambil cairan vitreous dari bola mata. Apabila cairan vitreous

tidakbisa diambil maka dapat diperkirakan waktu kematian setidaknya 4 hari yang

lalu, dengan suhu temperatur lingkungan 70oF dan korban memiliki suhu tubuh

normal.

Pengukuran kadar komposisi potassium dalam cairan vitreous dapat digunakan

untuk memperkirakan waktu kematian. Setelah kematian dinding sel menjadi

semipermeable yang menyebabkan potassium dapat bocor kedalam sel untuk

mencapai equilibrium. Kebocoran potassium ini terjadi dengan kecepatan yang

stabil sehingga memberikan gambaran waktu kematian. Rumus yang

dikembangkan untuk memperkirakan waktu kematian berdasrkan kebocoran

potassium dengan kecepatan 0,14 mEq/L/hr adalah4

¿

4. Rajinderjit, et al, Role Of Vitreous Potassium Level In Estimating Postmortem Interval And The Factors Affecting It. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2011 Feb, Vol-5(1):13-15

Page 6: perkiraan waktu kematian

Isi Lambung

Isi lambung sangat penting untuk diperiksa dalam setiap otopsi. Hal ini dapat

memberikan informasi makanan apa yang terakhir dimakan dan kapan waktu

terakhir makan juga apakan makanan dalam lambung tersebut mempunyai

peranan dalam menyebabkan kematian.

Kecepatan pencernaan seseoran tergantung pada ukuran makanan, kandungan

kalori, padat atau cair, lemak atau pati, alkohol atau narkotik, status psikis, usia

korban, dan penyakit sistemik seperti diabetes.

Lester Adelson menyatakan untuk mencerna makanan ringan dibutuhkan 30

menit–2 jam, makanan sedang 3-4 jam, dan makanan berta 4-6 jam.

Manifestasi Serangga

Identifikasi perbedaan spesies dan tahap perkembangbiakan (telur, larva, pupa,

ulat, lalat dan kumbang) yang terdapat pada mayat dapat memberikan informasi

mengenai interval postmortem, pergerakkan dari korban dan kadang

memperkirakan keadaan saat kematian. Spesies penting dalam hal ini adalah lalat

(Diptera) dan kumbang (Coleoptera). Lalat biasanya meletakan telur mereka pada

tepi luka dan juga daerah yang lembab seperti bibir, kelopak mata, lubang

hidung, mulut, genital dan anus.1

Gambar Lokasi tempat ditemukannya serangga

4. Rajinderjit, et al, Role Of Vitreous Potassium Level In Estimating Postmortem Interval And The Factors Affecting It. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2011 Feb, Vol-5(1):13-15

Page 7: perkiraan waktu kematian

Perkiraan waktu kematian dapat dilihat dari tahap perkembangan serangga yang

terdapat pada tubuh. Salah satu contohnya adalah spesies Calliphoridae

Tahap Waktu Deskripsi Observasi

Telur 1 hari 2 mm Ditemukan pada

hidung, mata,

telinga, anus,

penis, vagina, dan

di luka

Larva – tahap 1 1,8 hari 5 mm

Larva – tahap 2 2,5 hari 10 mm

Larva - tahap 3 4-5 hari 17 mm

Prepupa 8-12 hari 12mm

Larva menjadi

bergerak-gerak

dari rubuh

mamsuk ke organ

dan pembuluh

darah

pupa 18-24 hari9 mm menghitam

sesuai usia

Adanya pupa yang

kosong

mengindikasikan

korban telah mati

selama kurang

lebih 20 hari

Tabel Tahapan hidup lalat Calliphoridae5

5. Travis, Jeremy. 1999. Death Investigation: A Guide for the Scene Investigator. Washington: U.S. Department of Justice