Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

18
Sistem Reproduksi Tumbuhan Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan Valentina Kania Prameswara 9H/35 SMP PL BINTANG LAUT SURAKARTA

description

This file is written in Bahasa Indonesia.

Transcript of Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Page 1: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Sistem Reproduksi TumbuhanReproduksi Vegetatif pada Tumbuhan

Valentina Kania Prameswara 9H/35

SMP PL BINTANG LAUTSURAKARTA

Page 2: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

KULTUR JARINGAN

Pengertian Kultur Jaringan

Kultur dapat didefinisikan sebagai teknik membudidayakan jaringan agar menjadi organisme yang utuh dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas). 

Keuntungan Kultur Jaringan

Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. 

Dasar teknik kultur jaringan adalah bahwa sel tanaman mempunyai sifat totipotensi yaitu kemampuan sel untuk tumbuh dan berkembang membentuk tanaman lengkap dalam medium aseptik yang mengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai. 

Tahap - Tahap Kultur Jaringan

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah: 

1. Pembuatan media.

Page 3: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

2. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

3. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

4. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

5. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.

6. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. 

Prinsip Dasar Kultur Jaringan 

Kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yang jelas, yaitu : 

a. Bahan tanam yang totipotensi  Konsep dasar ini mutlak ada dalam pelaksanaan kegiatan kultur jaringan karena hanya dengan adanya sifat totipotensi ini sel jaringan organ yang digunakan akan mampu tumbuh dan berkembang sesuai arah dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan. Namun, sifat totipotensi lebih besar dimilki oleh bagian yang masih muda dan banyak dijumpai pada daerah meristem. Bahan tanam yang sementara ini digunakan dalam kegiatan kultur jaringan dan sering terbukti dapat tumbuh dan berkembang adalah: 

1. Sel, sel biasanya ditanam dalam bentuk suspensi dengan kepadatan yang telah ditentukan.

2. Protoplast, biasanya juga ditanam dalam bentuk yang telah ditentukan.

3. Jaringan meristem, jaringan yang ditanam biasanya dalam bentuk potongan organ yang terdapat pada derah-daerah pertumbuhan.

4. Kalus, kalus ditanam dalam bentuk massa sel yang belum terdeferensiasi dan biasanya ditanam daam media induksi untuk pertumbuhan kalus.

5. Organ, bahan yang paling umum dalam kegiatan kultur jaringan. 

Page 4: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

b. Budidaya yang terkendali Sifat bahan yang totipotensi saja tidak cukup untuk kesuksesan kegiatan kultur jaringan. Prinsip dasar budidaya yang terkendali ini meliputi : 

1. Keadaan media tempat tumbuh

2. Lingkungan yang mempengaruhi

3. Keharusan sterilisasi 

OKULASI TANAMAN

Pengertian Okulasi

Okulasi sering juga disebut menempel, budding (Inggris). Pembiakan tanaman dengan cara okulasi mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai kualitas lebih baik daripada tanaman induknya. Bisa demikian karena okulasi merupakan penggabungan dua tanaman yang masing-masing tanaman memiliki

keunggulan yang berbeda. Penggabungan kedua sifat unggul inilah menjadikan tanaman hasil okulasi akan memiliki keunggulan yang berbeda dari induknya. Sebagai contoh tanaman yang memiliki perakaran baik digunakan sebagai batang pokok (batang bawah). Sedangkan tanaman (batang atas) yang memiliki buah yang lezat diambil matanya untuk ditempel pada batang bawah.

Sama halnya dengan penyambungan okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu spesies atau dari satu varietas. Okulasi yang dilakukan antar spesies biasanya mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena antara batang atas dan batang bawah kadang-kadang terdapat perbedaan fisiologis.

Waktu untuk melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit pohon mudah dikelupas dari kayunya. Kulit mudah dikelupas dari kayunya ini terjadi pada waktu pembelahan sel pada kambium berjalan aktif. Setiap jenis tanaman mempunyai waktu pembelahan sel yang berbeda, ada yang aktif di musim kemarau ada pula yang aktif di musim penghujan.

Tahap-tahap okulasi

Secara umum pekerjaan okulasi ini terdiri  dari pengirisan batang pokok (membuat jendela okulasi), pengambilan dan penyisipan mata, pengikatan tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang

Page 5: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

bawah. Pelepasan ikatan dan pemotongan batang bawah sering juga disebut pemerliharaan okulasi.

a. Mengiris batang bawah (membuat jendela okulasi)

Bentuk irisan tergantung pada cara okulasi yang kita pilih. Misalnya kita lakukan irisan dengan bentuk huruf T, apabila kita melakukan okulasi cara huruf T.  Irisan ini dibuat pada bagian kulit yang halus, irisan tidak boleh terlalu dalam, dan kedalaman yang baik adalah setebal kulit batang. Jika irisan terlalu dalam dan melukai bagian kayunya dapat mengakibatkan kegagalan okulasi.

Posisi atau letak jendela okulasi harus memperhatikan letak matahari, bila matahari berada di sebelah utara katulistiwa, maka letak jendela okulasi diusahakan di sebelah selatan. Begitu juga bila matahari berada di sebelah selatan katulistiwa maka letak jendela okulasi berada di sebelah utara. Hal ini untuk menghindari agar tempelan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Cara ini berlaku hanya pada bibit batang bawah yang disemaikan dalam bedengan. Bila batang bawah disemaikan pada polybag/pot letak jendela okulasi tidak menjadi masalah, karena bibit yang disemaikan dalam polybag mudah diatur letak/posisinya.

b. Mengambil mata tempel

Pengambilan mata dapat dilakukan dengan tiga cara. Dengan demikian dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai dengan cara okulasi yang digunakan.

Ketiga macam bentuk pengambilan mata yaitu :

1) Segi empat

Bentuk sayatan segi empat dapat diperoleh dengan mengiris secara horizontal ± 1,5 cm di atas dan di bawah mata tunas. Kemudian ujung-ujung irisan kita hubungkan sehingga membentuk segi empat. Selanjutnya mata tempel kita lepaskan dengan menggunakan pisau atau kuku. Cara ini dilakukan apabila keadaan/kondisi batang atas mudah di kelupas kulit kayunya.

2) Sayatan

Bila cara pengambilan mata bentuk segi empat sulit dilakukan dapat dilakukan pengambilan mata dengan bentuk sayatan. Penyayatan dapat dimulai dari atas atau dari bawah mata. Panjang sayatan ± 3 cm, dan mata tunas berada di tengah-tengah sayatan.

Dalam penyayatan ini dapat diikutsertakan sedikit kayunya. Setelah tersayat dengan pelan-pelan kayunya di lepaskan. Kemudian kita lihat dari balik mata tunas, apakah mata tunasnya berlubang atau tidak, bila mata tunasnya berlubang tidak dapat digunakan untuk okulasi karena mata tersebut telah rusak.

3) Bulatan/tempel

Pengambilan mata tunas yang bulat tidak menggunakan pisau okulasi, tetapi menggunakan pisau khusus yang berbentuk seperti stempel bulat. Pisau ini ditancapkan pada cabang tempat mata tunas, lalu di angkat sehingga mata tunas beserta kulitnya akan menempel pada pisau.

c. Penyisipan/penempelan mata tunas

Page 6: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Mata tunas yang diperoleh kemudian disisipkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah.

Penyisipan ini harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai merusak kambium. Pada saat penempelan mata tunas, jangan sampai ada kotoran yang menempel pada kambium karena dapat mengganggu menyatunya penempelan.

d. Mengikat tempelan

Untuk mengikat tempelan dapat menggunakan plastik polianil khlorida. Ukuran tali pengikat kira-kira panjang ± 20 cm lebar ± 1,5 cm, dan tebalnya 0,1 mm. Cara mengikat tempelan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan sistim genteng.

Perlu diperhatikan dalam pengikatan ini mata tunas jangan diikat terlalu erat. Hal tersebut dapat mengaki batkan kerusakan pada mata tunas, atau bila memungkin kan mata tunas tidak perlu diikat.     

e. Membuka ikatan

Setelah kurang lebih 1 bulan setelah pelaksanaan okulasi, ikatan dibuka untuk dilihat mata tempelnya.

Bila mata tempel masih kelihatan hijau segar dan sudah melekat dengan batang bawah pertanda okulasi ini berhasil. Bila mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi ini gagal.

f. Memotong batang bawah

Pemotongan batang bawah dilakukan bila okulasi tersebut sudah dipastikan hidup.  Pemotongan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

o Batang bawah langsung dipotong ± 1 cm di atas okulasi/ mata tempelan

dengan bentuk potongan miring kebelakang, sehingga air hujan/siraman dapat  jatuh dan tidak mengenai tempelan.

o Batang pokok ± 10 cm di atas mata tempel, dengan tujuan apabila tunas sudah

tumbuh tinggi dapat digunakan untuk mengikat tunas, agar tunas dapat tumbuh tegak lurus.  Apabila tunas sudah tumbuh mencapai ± 30 cm, maka batang bawah dipotong dengan ketinggian ± 10 cm di atas tempelan.

o Tinggi pemotongan batang bawah sangat tergantung pada jenis tanamann.

Misal tanaman alpukat, pemotongan batang bawah dilakukan pada ketinggian ± 30-40 cm di atas tempelan. Bila pemotongan dilakukan terlalu pendek,  tunas okulasi akan mati bersama batang di atasnya.

Untuk menghindari terjadinya infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup.  Penutupan ini dapat dilakukan dengan menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar pertumbuhan tunas okulasi dapat tegak lurus

Tunas yang tumbuh segar diikat pada patok/tiang (bila dilakukan cara pemotongan yang pertama). Bila pemotongan batang bawah menggunakan cara yang kedua dan ketiga, maka langsung diikat pada batang bawahnya.     

Cara okulasi

Banyak cara okulasi yang bisa dilakukan diantaranya adalah:

Okulasi huruf T

Page 7: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Okulasi cara Forhert Okulasi segi empat Okulasi bulat

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan okulasi/tempelan

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penempelan dapat dibagi menjadi tiga golongan :

a. Faktor lingkungan Waktu penempelan

Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak hujan, dan tidak di bawah terik matahari.

Temperatur dan kelembaban

Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi pembentukan jaringan halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu tempelan.

Temperatur yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,20 C-320 C, bila temperatur kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih dari 320 C pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 250C-300C.

Penempelan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan mengalami kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada sambungan karena banyak sel-sel pada sambungan mati.

Cahaya

Cahaya matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penempelan berlangsung. Oleh karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya. Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah sambungan.

b. Faktor tanaman  Kompatibilitas dan inkompatibilitas

Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas yang sama akan menghasilkan tempelan yang kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan kuat.  Lawan dari kompatibel adalah inkompatibel.

Gejala-gejala inkompatibilitas antara dua tanaman yang di tempel antara lain :

1) Gabungan antara species, varietas atau klou-klou yang tidak pernah membentuk sambungan.

2) Gabungan antara dua tanaman dimana jumlah dari keberhasilan sambungan sangat kecil.

3) Setelah sambungan tumbuh, tetapi tanaman tiba-tiba mati.4) Adanya perbedaan antara batang atas dan batang bawah dalam

pertumbuhan vegetatif pada permulaan atau akhir musim.5) Adanya petumbuhan yang berlebihan di atas atau di bawah sambungan.

Page 8: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

6) Terjadi penghambatan tumbuh pada tanaman hasil sambungan (tanaman menjadi kerdil).

Keadaan fisiologi tanaman

Beberapa tanaman mengalami kesukaran untuk ditempelkan ke tanaman lain, karena jenis tanaman tersebut sulit membentuk kalus.

Pengelupasan kulit kayu

Pengelupasan kulit kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu mudah mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang akan diokulasi dapat dihindari.

Penyatuan kambium

Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi, maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir sama.

c. Faktor pelaksana Keahlian

Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi penyakit dan kerusakan pada kambium.

Kesempurnaan alat

Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali pengikat yang tipis dan lentur.

ENTEN

Pengertian Enten

Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.

Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah atau sering disebut stock.

Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping.

Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan

Page 9: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni (Mangifera odorata).

Manfaat enten pada tanaman

- Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah) serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya.

- Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo.

- Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total berlaku sebaliknya.

Syarat batang bawah untuk enten

Dapat menggunakan biji asalan atau "sapuan” untuk menghasilkan batang bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu menghasilkan sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar.

Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan. Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya

aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke batang bawah.

Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah). Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan. Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk kandang : sekam

padi (1:1:1). Gunakan polybag ukuran 15x20 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan

siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode tersebut polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke polybag 30x40 cm tergantung permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman maka ukuran polybag semakin besar. Kecuali untuk pengangkutan jarak jauh dalam jumlah banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari biasanya.

Syarat batang atas untuk enten

Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah diambil dari pohon induk yang sehat dan tidak terserang hama dan penyakit.

Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau silet yang tajam (agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami kerusakan) dan bersih (agar entres tidak terkontaminasi oleh penyakit).

Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman (istirahat) pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah berkayu).

Page 10: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya.

Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan terasa padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila dilengkungkan keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar.

Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari penuh (tidak ternaungi) sehingga memungkinkan cabang memiliki mata tunas yang tumbuh sehat dan subur.

Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh tunas baru (trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan bagian pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan sebagai entres.

Pada durian bila entres yang digunakan berasal dari cabang yang tumbuh tegak lurus, maka bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan percabangan ke semua arah atau simetris.

Namun bila diambil dari cabang yang lain,pertumbuhan bibitnya akan mengarah ke samping, berbentuk seperti kipas.Bentuk ini berangsur-angsur hilang bila tanaman menjelang dewasa.

Tipe enten/sambungan dan langkah - langkahnya

Sambung pucuk (top grafting)

Sambung pucuk merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian atas atau pucuk dari batang bawah. Caranya sebagai berikut:

1) Memilih batang bawah yang diameter batangnya disesuaikan dengan besarnya batang atas. Tanaman durian, belimbing dan sirsak sudah bisa disambung bila besarnya batang bawah sudah sebesar ujung pangkal lidi. Alpukat, manggis dan mangga disambung bila batangnya sudah sebesar pensil. Umur batang bawah pada keadaan siap sambung ini bervariasi antara 1-24 bulan, tergantung jenis tanamannya.

2) Untuk durian umur 3-4 bulan, mangga dan alpukat umur 3-6 bulan. Manggis pada umur 24 bulan baru bisa disambung karena sifat pertumbuhannya lambat.

3) Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Gunakan silet, pisau okulasi atau gunting setek yang tajam agar bentuk irisan menjadi rapi. Batang bawah kemudian dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm.

4) Batang atas yang sudah disiapkan dipotong, sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm. bagian pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga bentuk irisannya seperti mata kampak. Selanjutnya batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah.

5) Pengikatan dengan tali plastik yang terbuat dari kantong plastik ½ kg selebar 1 cm.

6) Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula. Terbentuklah pita plastik yang tipis dan lemas.

7) Pada waktu memasukkan entres ke belahan batang bawah perlu diperhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah. Sambungan

Page 11: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

kemudian disungkup dengan kantong plastik bening.Agar sungkup plastik tidak lepas bagian bawahnya perlu diikat.Tujuan penyungkupan ini untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi.

8) Tanaman sambungan kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar matahari. Biasanya 2-3 minggu kemudian sambungan yang berhasil akan tumbuh tunas. Sambungan yang gagal akan berwarna hitam dan kering. Pada saat ini sungkup plastiknya sudah bisa dibuka.Namun, pita pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4 minggu kemudian. Untuk selanjutnya kita tinggal merawat sampai bibit siap dipindah ke kebun 

Sambung samping (side grafting)

Pada dasarnya, pelaksanaan sambung samping sama seperti pelaksanaan model sambung pucuk. Sambung samping merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian samping batang bawah. Caranya sebagai berikut:

1) Batang bawah dipilih yang baik. Ukuran batang atas tidak perlu sama dengan batang bawah, bahkan lebih baik dibuat lebih kecil.

2) Pada batang bawah dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit tanpa mengenai kayu atau dapat juga dengan sedikit menembus bagian kayunya. Irisan kulit batang bawah dibiarkan atau tidak dipotong.

3) Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang menempel pada batang bawah dibuat lebih panjang menyesuaikan irisan di batang bawah dari sisi luarnya.

4) Batang atas tersebut disisipkan pada irisan belah dari batang bawah. Dengan demikian, batang bawah dan batang atas akan saling berhimpitan. Kedua lapisan kambium harus diusahakan agar saling bersentuhan dan bertaut bersama.

5) Setelah selesai disambungkan, sambungan tersebut diikat dengan tali plastik. Untuk menjaga agar tidak terkontaminasi atau mengering, sambungan dan batang atas ditutup dengan kantong plastik.

6) Setelah batang atas menunjukkan pertumbuhan tunas, kurang lebih 2 minggu setelah penyambungan, kantong plastik serta tali plastik bagian atas sambungan dibuka lebih dulu, sedangkan tali plastik yang mengikat langsung tempelan batang atas dan kulit batang bawah dibiarkan, sampai tautan sambungan cukup kuat.

7) Bilamana sudah dipastikan bahwa batang atas dapat tumbuh dengan baik, bagian batang bawah di atas sambungan dipotong. Pemotongan perlu dilakukan supaya tidak terjadi kompetisi kebutuhan zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan lanjutan dari batang atas.

Page 12: Perkembangbiakan Vegetatif Buatan

Sumber referensi :

- http://baskara90.wordpress.com/2011/09/17/pembiakan-vegetatif-stek/- http://biology-community.blogspot.com/2011/08/kultur-jaringan-tumbuhan.html- http://vegetasi.blogspot.com/2012/01/okulasi-tanaman.html- http://andre4088.blogspot.com/2012/02/sambungan.html- http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/09/pembiakan-vegetatif-dengan-

menggunakan.html- http://geografinasron.blogspot.com/2012/09/okulasi.html- http://pembibitankaret.info/proses-okulasi-batang-bawah/- http://wan-soe.blogspot.com/2011/08/cara-perbanyak-bibit-durian-monthong.html- http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/index.php?

option=com_content&view=article&id=56:teknik-okulasi-karet- http://www.antarafoto.com/bisnis/v1282562701/pengembangan-okulasi- http://biologisma.com/biologi-kelas-xi/sifat-totipotensi-sebagai-dasar-teknik-kultur-

jaringan