PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE...

24
169 PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN Irish Hening E-mail: [email protected] Abstrak Indonesia mempunyai bermacam-macam karya sastra, namun masih sedikit karya sastra Indonesia yang mendunia. Novelnya pun masih belum banyak diterjemahkan ke bahasa asing, khususnya bahasa Jerman. Meskipun demikian, penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman dari tahun 1980-an hingga 2000-an telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, hanya beberapa novel tertentu yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Pengarang Indonesia yang mendapatkan kesempatan ini antara lain, Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Ahmad Tohari, dan para pengarang yang mengikuti Frankfurt Book Fair 2015, seperti Laksmi Pamuntjak, Eka Kurniawan, Andrea Hirata, dll. Isu-isu yang diangkat dalam novel-novel mereka adalah permasalahan politik, kolonialisme, isu gender, dan psikologi. Keterlibatan para lembaga yang mengurus penerjemahan seperti Yayasan Lontar dan Komite Buku Nasional dari Kemendikbud serta penerbit lokal Jerman dan Swiss juga memiliki peranan yang penting dalam menyebarluaskan novel Indonesia ke negara berbahasa Jerman. Pada tahun 1980-an hingga awal tahun 2000, kurangnya pengetahuan warga negara berbahasa Jerman mengenai karya sastra Indonesia masih menjadi hambatan bagi novel Indonesia. Namun, keikutsertaan Indonesia sebagai tamu kehormatan di acara Frankfurt Book Fair 2015 telah membuka pintu masuk bagi novel-novel Indonesia untuk melebarkan sayapnya. Kata kunci: Bahasa Jerman; Frankfurt Book Fair; Novel; Penerjemahan; Pengarang Indonesia;

Transcript of PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE...

Page 1: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

169

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN

PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

Irish HeningE-mail: [email protected]

Abstrak

Indonesia mempunyai bermacam-macam karya sastra, namun masih sedikit karya sastra Indonesia yang mendunia. Novelnya pun masih belum banyak diterjemahkan ke bahasa asing, khususnya bahasa Jerman. Meskipun demikian, penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman dari tahun 1980-an hingga 2000-an telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, hanya beberapa novel tertentu yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Pengarang Indonesia yang mendapatkan kesempatan ini antara lain, Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Ahmad Tohari, dan para pengarang yang mengikuti Frankfurt Book Fair 2015, seperti Laksmi Pamuntjak, Eka Kurniawan, Andrea Hirata, dll. Isu-isu yang diangkat dalam novel-novel mereka adalah permasalahan politik, kolonialisme, isu gender, dan psikologi. Keterlibatan para lembaga yang mengurus penerjemahan seperti Yayasan Lontar dan Komite Buku Nasional dari Kemendikbud serta penerbit lokal Jerman dan Swiss juga memiliki peranan yang penting dalam menyebarluaskan novel Indonesia ke negara berbahasa Jerman. Pada tahun 1980-an hingga awal tahun 2000, kurangnya pengetahuan warga negara berbahasa Jerman mengenai karya sastra Indonesia masih menjadi hambatan bagi novel Indonesia. Namun, keikutsertaan Indonesia sebagai tamu kehormatan di acara Frankfurt Book Fair 2015 telah membuka pintu masuk bagi novel-novel Indonesia untuk melebarkan sayapnya. Kata kunci: Bahasa Jerman; Frankfurt Book Fair; Novel; Penerjemahan; Pengarang Indonesia;

Page 2: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING170

1. Pendahuluan

Indonesia mempunyai para penggiat sastra yang handal. Karya-karyanya pun sudah tak terhitung jumlahnya. Namun, karya-karya sastra Indonesia masih kurang peminatnya baik di dalam maupun luar negeri. Eksistensi sastra Indonesia di luar negeri pun masih tergolong sangat minim. Putu Wijaya (2018) dalam artikelnya mengatakan bahwa pengetahuan negara asing mengenai karya sastra Indonesia masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan ketika ia menghadiri festival Horizonte di Berlin. Di sana ia bertemu dengan tokoh sastra dari Amerika yang tidak mengetahui mengenai karya-karya sastra Indonesia, bahkan negara Indonesia secara geografis. Putu Wijaya juga menambahkan bahwa salah satu penerbit Jerman yang hadir di acara ini juga mengatakan bahwa minat para masyarakat Jerman terhadap karya sastra Indonesia masih sangat kurang, bukan karena isinya yang tidak bagus, melainkan karena kurangnya referensi karya sastra Indonesia di benak masyarakat Jerman. Negara Jerman sendiri merupakan negara yang karya-karya sastranya sudah banyak yang mendunia dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Namun, sebaliknya karya sastra Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Jerman masih sangat sedikit. Hal ini dipertegas oleh Bertoldt Dämhauser (2012) bahwa penerjemahan karya sastra Indonesia (dalam konteks penelitian ini novel) ke bahasa Jerman masing sangat minim.

Meskipun masih sedikit, beberapa novel Indonesia sudah menjadi karya sastra yang mendunia, yaitu novel-novel karya Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, dan Ahmad Tohari. Ketiganya merupakan angkatan tua, namun karya-karyanya sudah beredar di negara Jerman. Kemudian pada abad ke-21 ini, beberapa sastrawan sudah ikut berpartisipasi dalam acara-acara sastra di Jerman, seperti Frankfurt Book Fair, Horizonte. Novel-

Page 3: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

171

novel pengarang masa kini seperti Ayu Utami, Eka Kurniawan, Abidah El-Khalieqy, Nukila Amal, Andrea Hirata, dan Leila S. Chudori pun juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Partisipasi sastrawan dari negara Indonesia di ajang internasional dapat meningkatkan minat warga negara asing untuk mengetahui negara Indonesia melalui karya-karya sastranya yang syarat akan pengetahuan lokal, baik itu dari segi budaya maupun geografis. Dengan menerjemahkan novel Indonesia di negara-negara asing, tentunya akan semakin mempercepat penyebaran karya sastra Indonesia di dunia. Namun, kenyataannya walau novel-novel ini sudah ada di pangsa pasar dunia, masih belum terlalu banyak peminatnya dari kalangan warga asing.

Lembaga-lembaga penerjemahan sastra Indonesia ke bahasa asing, seperti Lontar dan Komite Buku Nasional Kemendikbud telah membantu para sastrawan untuk menjadikan karyanya tersebar di seluruh dunia. Keduanya juga telah ikut serta menerjemahkan novel-novel Indonesia ke bahasa Jerman. Pada tahun 2015, Lontar telah membantu penerjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa Jerman. Di Jerman sendiri sudah ada beberapa penerbit yang mau menerbitkan karya-karya sastra Indonesia, seperti Horlemann dan Weidle, J. Frank. Penerbit Horlemann merupakan salah satu penerbit yang telah banyak menerbitkan novel-novel Indonesia terjemahan di Jerman. Oleh karena itu, peranan lembaga-lembaga penerjemahan dan penerbit sangat penting untuk membantu penyebaran novel Indonesia terjemahan di Jerman.

Sebelumnya, penelitian mengenai penerjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa asing sudah pernah dilakukan oleh Erna Zulaeni untuk karya disertasinya yang berjudul “Analisis Kritis Karya Terjemahan Max Lane atas Karya Pramoedya Ananta Toer Bumi Manusia”. Erna meneliti penerjemahan karya sastra Indonesia

Page 4: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING172

ke bahasa Inggris. Melalui disertasinya, dalam penerjemahan karya sastra beraliran roman bersejarah, pengetahuan mengenai sosio-kultural sangat diperlukan. Erna juga mengungkapkan bahwa penerjemah mempunyai peran ganda untuk memahami penulis dan menjadi penulis yang menyusun kembali dalam bahasa lain. Di akhir disertasinya, Erna bersedia membimbing mengenai cara menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris dengan lebih jelas dan rinci. Berbeda dengan penelitian Erna Zulaeni, penelitian ini mengambil korpus lain dengan meneliti penerjemahan ke bahasa Jerman. Selain itu, penulis tidak akan memaparkan penelitian ini dari sudut pandang linguistik, namun lebih pada perkembangan penerjemahannya secara historis.

Melalui penelitian ini, penulis ingin memaparkan perkembangan penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman dan menunjukkan tanggapan dari masyarakat Jerman terhadap novel-novel Indonesia yang diwakilkan oleh beberapa novel pengarang yang menonjol. Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk memajukan penerjemahan novel Indonesia masih wajib diperhatikan dengan tegas. Peran pemerintah masih perlu juga ditingkatkan untuk mendukung dan memfasilitasi para sastrawan beserta karyanya untuk bisa menjadi karya sastra yang harum di mancanegara. Dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah dan lembaga yang bergelut di dunia sastra untuk mendukung para penulis tanah air masih sangat diperlukan.

2. Pembahasan

2.1 Penerjemahan Novel Indonesia ke Bahasa Jerman

Indonesia mempunyai banyak karya sastra yang bagus. Namun, peminatnya masih sangat kurang, baik di dalam maupun di luar

Page 5: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

173

negeri. Pemikiran ini muncul karena nama-nama sastrawan Indonesia masih kurang dikenal di mancanegara dan masih minimnya sastrawan Indonesia yang memperoleh penghargaan karya sastra internasional. Hanya segelintir pengarang, seperti Pramoedya Ananta Toer yang pernah memperoleh nominasi penerima penghargaan Nobel dan Laksmi Pamuntjak sebagai penerima penghargaan Literaturpreis di Jerman. Damhäuser juga menambahkan (2012) bahwa penyebab kurangnya peminat di Jerman karena kurangnya penerjemahan sastra Indonesia ke bahasa Jerman yang baik. Hal ini berbeda dengan negara Jerman yang sudah mempunyai banyak pengarang peraih penghargaan Nobel, seperti Theodor Mommsen, Thomas Mann, Günter Grass, dan Herta Müller. Negara Jerman sendiri merupakan negara yang masih menjunjung tinggi estetika dari kesusastraan, bahkan dalam dunia pendidikan, setiap anak sangat penting untuk menelaah novel-novel Jerman klasik dengan baik, bukan hanya sekedar melihat dari faktor kebahasaan. Novel Jerman pun sudah banyak diterjemahkan ke bahasa asing lainnya, termasuk ke dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya, penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman pun masih tergolong sedikit.

Dalam tulisannya, Anggradinata (2018) menuliskan bahwa pada tahun 1975, H. B. Jassin mencatat tidak terlalu banyak karya sastra Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Dari hasil penelitian penulis, novel-novel Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Jerman pun juga tidak terlalu banyak dan puncaknya ada 17 novel yang telah diterjemahkan ke bahasa Jerman dan diterbitkan oleh para penerbit Jerman berkat Frankfurt Book Fair 2015. Indonesia telah menjadi tamu kehormatan (Guest of Honour) di Frankfurt Book Fair pada tahun ini. Damhäuser (2012)

Page 6: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING174

mengatakan bahwa “Frankfurt Book Fair merupakan pameran buku terbesar di dunia dan merupakan salah satu event budaya paling penting di Eropa”. Acara ini patutnya merupakan wadah yang sangat bermanfaat bagi kesusastraan Indonesia.

Namun, proses penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman juga bukan hal yang mudah karena penerjemahan tidak hanya berhubungan dengan bahasa, melainkan budaya dari pemilik bahasa sumber. Seperti yang diungkapkan oleh Bromley (2003), penerjemahan juga berhubungan dengan persoalan negosiasi identitas. Penerjemah dan pembaca dihadapkan pada suatu “perjumpaan kebudayaan” yang menjadi identitas dari karya sastra tersebut. Pada saat inilah terjadi permasalahan negosiasi identitas. Hal ini ditambahkan juga oleh Said (2001) bahwa teks memberikan semacam alternatif dan membujuk pada pembaca untuk mengikuti pola atau formula dalam mengidentifikasikan pembaca seperti dalam teks tersebut. Konstruksi identitas dapat dilakukan dalam strategi kultural “perjumpaan budaya” melalui penerjemahan.

Penerjemahan karya sastra juga merupakan penciptaan ulang dalam bahasa tujuan. Oleh karena itu, Berthold Damshäuser juga mengatakan bahwa penerjemah harus berbakat sastra, wajib berkemampuan menulis teks sastra serta mengusai bahasa teks yang akan diterjemahkan. Dalam kasus ini Berthold Damshäuser (2012) memberi contoh novel Pramoedya Ananta Toer “Bumi Manusia” yang diterjemahkan menjadi “Der Garten der Menschheit” (Taman Umat Manusia) yang dalam bahasa Jerman berkonotasi dengan “taman Firdaus” yang tentu tidak seperti yang dimaksudkan oleh Pramoedya. Apa yang diutarakan oleh Berthold Damshäuser adalah contoh kecil hasil penerjemahan sastra Indonesia ke dalam bahasa Jerman.

Page 7: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

175

Akan tetapi, tidak cukup hanya mengharapkan hasil kerja penerjemahan. Kita sendiri harus melakukan upaya-upaya lebih untuk memajukan novel-novel Indonesia. Kajian-kajian terhadap kompleksitas permasalahan dalam sastra, hasil-hasilnya perlu dijurnalkan secara internasional. Masih terbatasnya teks-teks sastra kita yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing menjadi tantangan tersendiri sehingga hal itu perlu juga dilakukan secara terprogram. Kita harus meningkatkan keterlibatan kita pada forum-forum sastra regional dan internasional.

2.2 Peran Lembaga-Lembaga Penerjemahan dan Penerbit

Untuk dapat menerbitkan novel Indonesia ke bahasa Jerman, diperlukan adanya lembaga yang bersedia menerjemahkan karya-karya sastra Indonesia ke bahasa asing. Di Indonesia, lembaga yang berperan adalah Yayasan Lontar dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dari Kemendikbud. Yayasan Lontar merupakan organisasi nonprofit yang berbasis di Jakarta, Indonesia dengan tujuan untuk mempromosikan sastra dan budaya Indonesia melalui penerjemahan karya-karya sastra Indonesia. Tujuan dari yayasan ini adalah untuk menstimulasi perkembangan sastra Indonesia, mempermudah akses sastra Indonesia untuk penikmat internasional, dan menjaga karya-karya sastra Indonesia untuk generasi selanjutnya. Sebelum Lontar didirikan pada tahun 1987, karya sastra yang diterjemahkan sangat sedikit dan tidak ada lembaga yang secara rutin menerjemahkan sastra Indonesia ke bahasa asing. Lontar juga ikut berpartisipasi menerjemahkan karya-karya sastra Indonesia ke bahasa Jerman, terutama ketika Indonesia menjadi tamu kehormatan di acara Frankfurt Book Fair.

Page 8: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING176

Satriati, salah seorang staf di Lontar mengatakan bahwa sebelum mengikuti ajang internasional Frankfurt Book Fair, kurang dari 100 novel Indonesia yang sudah diterjemahkan ke bahasa asing dan hanya terfokus pada penerbitan di dalam negeri. Namun, ketika ikut serta di Frankfurt Book Fair, secara signifikan banyak karya sastra Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Jerman dan diterbitkan di Jerman. Lontar sendiri turut andil dalam menerbitkan 25 versi ringkas dari karya sastra yang dikemas secara modern. Lontar menerbitkannya melalui seri BTW (By The Way) yang memang awalnya kehadirannya muncul untuk menyambut Frankfurt Book Fair 2015 untuk memperkenalkan karya-karya sastra Indonesia dalam versi ringkas. Dua di antaranya terdapat dua novel yang diambil satu hingga dua bab saja. Untuk menentukan karya-karya yang diterjemahkan ke bahasa Jerman pun, Lontar telah menentukan kriteria-kriteria tertentu. Pertama, ditujukan untuk pengarang yang masih muda (maks. 50 tahun). Kedua, karyanya layak untuk dipromosikan di tingkat internasional berdasarkan standar dari Lontar. Ketiga, pengarang mewakili representasi kalangan tertentu di Indonesia. Misal Abidah El-Khalieq sebagai representasi muslim di Indonesia. Lontar sendiri mengutamakan terjemahan yang berkualitas dengan menggunakan penerjemah dari negara asli (dalam konteks ini penerjemah Jerman) yang kemudian disunting ketat oleh tim dari universitas-universitas di Indonesia (Wawancara langsung dengan Satriati, 17 Oktober dan 14 November 2018).

Bukan hanya Yayasan Lontar, setiap tahunnya sesuai dengan program kerja pada tahun 2017, dalam rangka mengembangkan strategi dan diplomasi kebahasaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Page 9: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

177

melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan selalu menyelenggarakan penerjemahan karya sastra dan iptek ke bahasa-bahasa internasional, salah satunya juga Jerman. Proyek semacam itu juga muncul dari Komite Buku Nasional (KBN) yang juga berada di bawah naungan Kemendikbud. Untuk mendorong penerjemahan, baik dari bahasa asing ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya, KBN membuat program LitRI. Salah satu kerja yang dilakukan melalui program LitRI ialah penerjemahan bagian dari buku (bukan keseluruhan isi buku/sinopsis). Program ini ditujukan untuk penerbit Indonesia yang ingin menerjemahkan buku-bukunya ke dalam bahasa asing. Buku-buku yang telah diterjemahkan itu dibawa ke pameran buku internasional untuk dijual hak penerbitannya (Anggradinata, 2018).

Dalam hal ini, KBN juga memiliki tanggung jawab dalam mempromosikan buku-buku Indonesia melalui beragam pameran yang rutin diikuti, misalnya Frankfurt Book Fair, London Book Fair, Bologna Childern’s book Fair, dan Beijing International Book Fair. Pencapaian dari berbagai pameran yang diikuti ialah terjualnya hak penerbitan buku. Sejauh ini, penjualan hak penerbitan semakin meningkat. Langkah-langkah tersebut merupakan langkah yang tepat untuk saat ini. Untuk menjadi bagian dari kesusastraan dunia, tentu saja pengarang Indonesia tidak hanya berinteraksi dengan karya-karya dunia atau pemikiran dunia, sebagaimana yang dikatakan H.B. Jassin, melainkan juga harus menjadi bagian dari kekayaan kesusastraan dunia itu sendiri. Caranya tak lain dengan meningkatkan kualitas karya dan kuantitas penerjemahan karya sastra Indonesia (Anggradinata, 2018).

Penerbit-penerbit Jerman juga turut serta membantu penyebarluasan novel Indonesia di Jerman. Justru para penerbit

Page 10: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING178

Jerman, seperti Horlemann yang sudah lama berkecimpung dalam penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman dan beberapa penerbit kecil seperti Weidle, Hanser Berlin, dan Ullstein merupakan pintu masuk novel-novel Indonesia untuk dapat berkiprah di negara Jerman.

Peranan lembaga-lembaga dan penerbit Jerman ini sangat dibutuhkan agar novel Indonesia dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa asing sehingga masyarakat dunia mengenal peradaban Indonesia dan kemudian tertarik membaca karya sastra Indonesia dari teks bahasa sumbernya. Untuk itulah, diperlukan penerjemah-penerjemah handal yang mampu menyampaikan pesan-pesan keindonesiaan ke masyarakat dunia dengan baik. Berthold Damshäuser (2017) juga menegaskan pentingnya keberadaan pusat penerjemahan karya sastra Indonesia guna mendukung upaya penginternasionalan bahasa dan sastra Indonesia. Dalam hal ini, keberadaan Yayasan Lontar dan PPSDK & KBN sangat diperlukan dan perlu terus diperkuat.

2.3 Karya-Karya Terjemahan ke Bahasa Jerman

2.3.1 Periode 1970-1990anPramoedya Ananta Toer merupakan pengarang paling

termahsyur di Indonesia. Selain itu, namanya juga sudah mendunia. Dia adalah satu-satunya pengarang Indonesia yang mendapat nominasi penerima penghargaan nobel dan karyanya sudah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Jerman. Novel Tetraloginya yang terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman.

Page 11: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

179

Novel Bumi Manusia sudah banyak diterjemahkan oleh beberapa penerbit di Jerman. Pada tahun 1984, novel ini diterjemahkan dengan judul Garten der Menschheit oleh Express Edition di Berlin oleh Brigitte Schneebeli. Di tahun yang sama ada juga penerbit lain yang menerjemahkan menjadi Im Garten der Menschheit. Lalu, pada tahun 1987, penerbit Rowohlt Taschenbuch menerjemahkannya menjadi Garten der Menschheit. Penerbit Verlag Volt und Welt pada tahun 1996 menerjemahkannya menjadi Erbe einer Versunkenen Welt. Kemudian, pada tahun 1998, novelnya yang berjudul Anak Semua Bangsa diterbitkan oleh Horlemann dan diterjemahkan menjadi Kind aller Völker oleh Brigitte Schneebeli. Pada abad 21 sekarang, novelnya yang berjudul Jejak Langkah diterbitkan oleh Horlemann dan diterjemahkan oleh Giok H. Gornik menjadi Spur der Schritte pada tahun 2002. Setahun kemudian, novel terakhir dari tetralogi ini yang berjudul Rumah Kaca diterbitkan dan diterjemahkan oleh orang yang sama menjadi Haus aus Glas.

Nurhadi mengatakan dari sekian nama pengarang Indonesia bisa jadi hanya Pramoedya Ananta Toerlah yang banyak dibicarakan orang asing. Pram sendiri karena pelarangan pada masa Orde Baru tidak begitu dikenal di Indonesia. Posisinya lebih dikenal setelah tahun ’98, masa akhir kekuasaan Orde Baru. Hal tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat kebetulan. Ia juga menambahkan sosok Pramoedya Ananta Toer yang kontroversial, semacam tokoh perlawanan bagi penguasa negerinya, dalam konteks ini Orde Baru. Dengan mengangkat Pramoedya dan karya-karyanya ke konstelasi sastra dunia, hal ini seolah melihat otoritarianisme yang berlangsung di Indonesia. Seperti telah diuraikan di atas, penghargaan semacam nobel tidak selalu bersih dari permasalah politik, khususnya bagi negara-negara yang secara

Page 12: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING180

politis berbeda dengan demokrasi Barat. Selain itu, Pramoedya sendiri menjadi simbol dari karya sastra perlawanan pada masa orde baru. Dia merupakan pengarang yang diakui dunia, tetapi mengalami penindasan selama Orde Baru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pengarang (Yudiono, 2010, hlm. 153). Karya-karya Pramoedya yang sarat akan perpaduan kualitas karya dan konteks perpolitikan menjadikannya sangat terkenal di kancah global.

Kemudian, novel Indonesia lainnya yang diterjemahkan adalah karya Mochtar Lubis. Novelnya Senja di Jakarta diterjemahkan menjadi Dämmerung in Jakarta pada tahun 1990 oleh penerbit Horlemann. Kemudian, novel tersebut diproduksi kembali pada tahun 1997 dan diterjemahkakan oleh Diethelm Hofstra. Novel ini bercerita mengenai kehidupan politik di kota Jakarta setelah masa kolonial. Kota Jakarta yang menyimpan arus-arus kemiskinan, korupsi, dan kejahatan. Selain itu, oleh penerjemah dan penerbit yang sama, novel lainnya yang berjudul Jalan Tanpa Ujung diterjemahkan menjadi Straße Ohne Ende. Novel-novel ini didiskusikan secara online di forum buechertreff.de pada tahun 2018. Kemudian novel Harimau! Harimau! diterjemahkan menjadi Tiger! Tiger! oleh Thomas Zimmer.

Pada tahun 1996, karya dari Ahmad Tohari yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya oleh Giok H. Gornik menjadi „die Tänzerin von Dukuh Paruk“ dengan penerbit Horlemann. Novel ini berkisah mengenai kehidupan kisah cinta seorang penari ronggeng, Srintil, dengan Rasus teman masa kecilnya. Srintil sebagai penari ronggeng bertugas untuk menari dan melayani para pria di desa Dukuh Paruk. Sebuah desa yang miskin, dipenuhi kelaparan dan kebodohan.

Page 13: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

181

Srintil sebagai penari ronggeng merupakan satu-satunya lambang kehidupan kota ini. Karya ini masih dicetak hingga tahun 2015 oleh penerbit Horlemann yang menandakan karya ini masih terus dinikmati hingga abad 21 di Jerman. Selain buku die Tänzerin von Dukuh Paruk, novel karya Ahmad Tohari, Lintang Kemukus Dini Hari juga diterjemahkan oleh Giok H. Gornik menjadi Komet in der Dämmerung oleh penerbit Horlemann. Novel ini merupakan kelanjutan dari cerita Srintil, sang penari ronggeng yang tidak ingin lagi menjalani pekerjaannya ini. Dalam disertasi yang ditulis oleh Katrin Bandel di Universitas Hamburg, ia melihat bahwa buku ini sarat akan warna lokal dengan cara menggambarkan tradisi lokal yang memunculkan rasa simpati dan sihir sebagai kekuatan (Bandel, 2004:155). Bahkan di Jerman, novel-novel ini juga pernah didiskusikan dalam seminar pada tahun 2015 oleh Literaturhaus München dengan judul Ahmad Tohari: Die Tänzerin von Dukuh Paruk. Afterwork-Lesung mit Sibylle Canonica. Selain itu di tahun yang sama, novel ini juga menjadi sebuah diskusi untuk para pelajar di sekolah kejuruan Anhald-Bitterfeld yang sedang berkunjung ke pameran buku Leipzig (Leipziger Buchmesse). Novel ini banyak didiskusikan menjelang kehadirannya sebagai salah satu novel yang juga dipamerkan pada acara Frankfurt Book Fair 2015.

Karya-karya ini telah mengupas permasalahan Indonesia sebagai negara bekas jajahan, negara baru yang sedang beranjak menuju masa modernitas dan menghadapi teror dari masa Orde Baru. Pada poin inilah karya-karya sastra Indonesia diterjemahkan guna mengetahui kondisi Indonesia dari kacamata pengarangnya. Nurhadi menambahkan bahwa para pengamat Indonesia (notabene orang asing) ingin melihat sekaligus mengkonstruksi Indonesia lewat karya-karya sastra. Penerjemahan ataupun pembahasan

Page 14: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING182

karya-karya sastra Indonesia tersebut tidaklah steril dari persoalan politis. Sastra dimanfaatkan sebagai sarana membaca persoalan bangsa.

Jika diperhatikan, karya-karya yang diterjemahkan pada tahun 1980–1990an cenderung merupakan karya-karya sastra kanon Indonesia. Pengarangnya juga didominasi oleh para kaum pria. Para pengarang ini pun juga merupakan pengarang-pengarang yang usianya sudah dianggap cukup tua pada masa karyanya diterjemahkan. Mereka sudah memproduksi banyak karya sastra yang diakui sebagai kanon Indonesia serta memperoleh penghargaan-penghargaan baik di dalam maupun di luar negeri.

2.3.2 Periode 2000-anPada tahun 2000-an, karya-karya dari para pengarang muda

telah diterjemahkan juga ke bahasa Jerman. Salah satunya pada tahun 2007, Ayu Utami dengan novelnya Saman diterbitkan oleh Horlemann. Lalu, novelnya Larung juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Novel Larung adalah kelanjutan dari novel Saman. Keduanya membahas isu-isu seksualitas dengan latar belakang masa Orde Baru. Tokoh-tokoh dalam novel ini harus bergulat dengan kondisi sosial, politik, dan budaya Indonesia pada masa itu.

Kemudian, pada tahun tahun 2013, Hanser Berlin menerbitkan dua buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi dari Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi diterjemahkan oleh Peter Sternagel dengan judul dalam bahasa Jermannya Regenbogentruppen. Pada bulan Mei 2015, buku kedua telah diterbitkan oleh penerbit yang sama untuk buku Sang Pemimpi, dengan judul dalam bahasa Jerman

Page 15: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

183

Der Träumer. Ketika mengikuti Franfurt Book Fair, novel Andrea Hirata yang dikemas melalui perjuangan 10 anak Belitung dalam memperoleh hak pendidikan dalam keterbatasan dan dikemas untuk memunculkan tawa dan rasa haru ini telah menarik juga perhatian dari penerbit Jerman Carl Hanser (Hanser Berlin) untuk diterbitkan kembali.

Ketika mengikuti Frankfurt Book Fair tahun 2015, Lontar juga berperan dalam menerbitkan versi ringkas dari 2 novel Indonesia melalui seri BTW. Novel pertama adalah Cala Ibi karya Nukila Amal yang juga diterjemahkan dengan judul yang sama oleh Gudrun Ingratubun. Novel ini mengambil tema identitas. Berhubungan psikologi yang juga dibumbui filsafat sehingga pembaca harus menelaah dengan lebih dalam untuk dapat memahami isi novel ini. Selain itu, Lontar juga menerjemahkan novel karya Abidah El-Khalieqy yang berjudul Geni Jora. Novel dengan latar belakang sastra Islami yang memperlihatkan perjuangan dan gugatan perlakuan tidak adil pada kaum perempuan.

Selain itu, di tahun yang sama, Weidle menerbitkan novel karya Leila S. Chudori yang berjudul Pulang yang diterjemahkan menjadi Heimkehr nach Jakarta. Novel yang menceritakan kehidupan seorang eksil politik yang harus menetap di Prancis karena paspornya dicabut dan ia mengalami kesulitan untuk kembali ke tanah air. Tema yang diangkat masih bertema politik dengan latar belakang tahun 1960-an. Novel dari pengarang Eka Kurniawan yang telah memenangkan penghargaan internasional World Readers Award juga telah diterjemahkan pada tahun 2015. Novelnya yang berjudul Lelaki Harimau diterjemahkan oleh Martina Heinschke dan diterbitkan oleh Ostasien Verlag. Novelnya yang paling terkenal adalah Cantik itu Luka. Novel

Page 16: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING184

ini pun sudah diterjemahkan ke lebih dari 25 bahasa. Novel ini kemudian pada tahun 2017 diterjemahkan menjadi Schönheit ist eine Wunde oleh Sabine Müller dan diterbitkan oleh Horlemann Unionsverlag dengan bantuan dari LitRI Komite Buku Nasional dari Kemendikbud (Anggradinata: 2018). Novel ini mendapatkan banyak komentar-komentar positif dari penggiat sastra di Jerman. Selain Eka Kurniawan, novel lainnya yang diterjemahkan adalah Tarian Bumi dari Oka Rusmini. Versi Jermannya berjudul Erdentanz : Roman aus Bali yang diterjemahkan oleh Birgit Lattenkamp pada tahun 2015. Kemudian novel-novel dari Laksmi Pamuntjak juga patut untuk diperhatikan. Berkat karyanya,mia pernah meraih Literaturprise 2016 melalui novelnya yang berjudul Amba (Anggradinata: 2018). Kemudian, pada tahun 2015, novel Amba diterjemahkan menjadi Alle Farben Rot oleh Martina Heinschke dan diterbitkan oleh penerbit Ullstein.

Berbeda dengan penerjemahan pada era 1980 dan 1990-an yang cenderung ditujukan pada karya sastra kanon, tahun 2000-an, karya sastra yang diterjemahkan cenderung karya sastra populer dengan tema yang lebih beragam. Karya-karya yang mengangkat permasalahan posmodernitas, identitas, psikologi, identitas gender, dan seksualitas. Dari segi kepengarangan pun, kebanyakan merupakan pengarang-pengarang perempuan. Secara tidak langsung, ini menunjukkan adanya perubahan dan pergerakan emansipasi wanita yang sudah masuk ke dalam ranah sastra. Karya-karya wanita pun sudah mulai diakui sebagai karya yang tidak kalah bagusnya dengan karya pengarang pria. Dari segi usia, para pengarang pada era ini juga merupakan pengarang yang usianya masih terbilang cukup muda dan pengalamannya di dunia sastra masih tergolong baru. Hal ini didukung dari pernyataan

Page 17: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

185

Lontar bahwa terdapat kriteria umur yang masih muda untuk memotivasi dan memperkenalkan kekayaan sastra Indonesia.

2.4 Tanggapan Masyarakat Jerman

Dalam melakukan penulisan sejarah sastra, sangat penting untuk melihat bagaimana resepsi masyarakat terhadap suatu karya sastra. Menurut Yudiono (2010), resepsi adalah penerimaan atau pemahaman pembaca terhadap karya sastra tertentu berdasarkan konsep atau pandangan yang berlaku. Perlu dicatat bahwa pembaca itu jamak dan tidak hanya sezaman dengan karya sastra tertentu. Pembaca mana pun terikat dengan norma atau pandangan yang berlaku pada zaman masing-masing. Oleh karena itu, wajar terjadi perubahan pandangan atau pemahaman pembaca terhadap karya sastra.

Putu Wijaya (2018) mengatakan bahwa karya-karya Pramoedya dan Mangunwijaya sudah diterjemahkan ke bahasa Jerman dan diterbitkan di sana, namun di sana kedua buku itu kurang laku. Bukan karena isinya yang tidak menarik, namun karena masyarakat Jerman belum mempunyai referensi sastra di Indonesia karena kurangnya publikasi khazanah sastra Indonesia di Jerman. Meskipun begitu, Anggradinata (2018) memaparkan bahwa karya-karya sastra sudah melakukan interaksi dengan pemikiran Barat, terutama Jerman. Misalnya, Mochtar Lubis dalam Jalan Tak Ada Ujung , karya-karya Utuy Tatang Sontani, dan Simponi-nya Subagio Sastrowardojo sangat terpengaruh dengan pemikiran Freud. Pengaruh pemikiran Karl Marx juga sangat nampak pada para pengarang Lekra. Hal inilah yang membuktikan bahwa pada saat itu sastra Indonesia telah melakukan interaksi dengan

Page 18: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING186

dunia luar. Bahkan di Jerman pada tahun 1970-an, Günter Grass, seorang tokoh sastrawan Jerman yang terkenal telah tertarik dan mendukung Pramoedya Ananta Toer. Penyataan Gras pernah dikutip bahwa karya Pramoedya telah membuka pengetahuan kita mengenai kekayaan pulau dan cerita-cerita penting di Indonesia (Schwarz, 2015).

Kemudian pada tahun 2015, Indonesia menjadi tamu kehormatan acara sastra terbesar di Jerman. Saat itu Indonesia tidak terlalu dikenal oleh warga Jerman. Bukan hanya negaranya, namun juga karya-karya sastranya (Ebbighausen: 2015). Namun dengan partisipasinya di festival Frankfurt Book Fair tentunya akan memunculkan perubahan yang lebih signifikan. Seperti yang dikemukan oleh Lontar bahwa semenjak Indonesia mengikuti acara ini, banyak karya sastra Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Jerman dan diterbitkan oleh penerbit-penerbit Jerman. Selain itu, setelah Indonesia menjadi tuan tamu di acara Frankfurt Book Fair, mulai banyak warga Jerman yang melirik Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa kelas diskusi bedah buku karya-karya sastra Indonesia dan diskusi online yang dilakukan oleh masyarakat Jerman. Bahkan novel-novel Indonesia sudah ada di perpustakaan Jerman. Apalagi sekarang telah banyak bermunculan penulis-penulis muda yang membawa harum nama dunia sastra Indonesia (Cahayayati : 2015). Perkembangan teknologi komunikasi pun juga turut mengambil andil sehingga novel-novel Indonesia menjadi lebih terkenal di Jerman.

Namun, sayangnya minat masyarakat Jerman masih tergolong minim untuk mengetahui kekayaaan khasanah sastra Indonesia. Perbedaan budaya menjadi permasalahannya dan hasil terjemahan. Berdasarkan paparan di atas, terlihat bahwa hasil

Page 19: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

187

terjemahan memengaruhi pembaca/pengarang yang membaca hasil terjemahan itu. Namun, minat masyarakat Jerman terhadap novel-novel Indonesia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1998. Schwarz (2015) menyebutkan rumah penerbitan Horlemann juga telah menjadi pendukung paling kuat untuk penyebaran novel-novel Indonesia di Jerman. Kemudian penerbit-penerbit kecil seperti Weidle Verlag, Hanser Berlin, dan Ullstein juga telah ikut serta menerjemahkan novel-novel Indonesia. Namun, novel Andrea Hirata diterbitkan oleh penerbit Jerman Carl Hanser dengan dua novel dari Tetralogi Laskar Pelangi yang diterjemahkan menjadi Regebogentruppe dan Sang Pemimpi yang diterjemahkan menjadi der Träumer.

3. Kesimpulan

Perkembangan penerjemahan novel Indonesia ke bahasa Jerman dewasa ini sudah semakin meningkat. Sebelum tahun 2000, hanya novel-novel dari pengarang tertentu saja yang diterjemahkan ke bahasa Jerman. Mayoritas novel-novel didominasi oleh novel dari Pramoedya Ananta Toer, namun para pengarang lainnya seperti Ahmad Tohari dan Mochtar Lubis juga tak luput diterjemahkan ke bahasa Jerman. Novel-novel yang diterjemahkan ke bahasa Jerman ini merupakan novel-novel yang pada masanya dicekal dan dianggap mengkritik pemerintahan kolonial dan masa Orde Baru yang diktator. Tampaknya karya-karya yang sarat akan politik dan penindasanlah yang pada kala itu menarik perhatian para penerbit Jerman untuk menyebarkan novel-novel Indonesia ini. Novel-novel yang dilirik pun cenderung novel kanon dan dari pengarang pria yang sudah banyak pengalamannya di bidang sastra. Meskipun begitu, jumlah novel-novel ini masih dapat dikatakan tergolong

Page 20: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING188

sedikit jika dibandingkan novel Jerman yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Baru pada tahun 1998, setelah masa Orde Baru berakhir, banyak novel-novel Indonesia modern yang dilirik lagi oleh penerbit Jerman dan puncaknya Indonesia menjadi tamu kehormatan acara sastra terbesar di Jerman, Frankfurt Book Fair. Indonesia mengirim sastrawan dan novel-novelnya ke Jerman. Novel-novel ini didominasi juga oleh novel-novel yang membahas lebih beragam tema seperti permasalahan politik, isu pendidikan, masa Orde Baru, penindasan, kolonialisme, isu gender seksualitas dan identitas. Sebelum mengikuti acara tersebut, negara dan novel Indonesia masih merupakan hal yang asing bagi warga Jerman. Meskipun novel-novel karya Pramoedya, Tohari, dan Lubis sudah beredar di Jerman, namun pengetahuan negara Jerman mengenai kekayaan sastra Indonesia masih sangat minim sehingga karya sastra ini kurang terkenal di negara Jerman. Namun, setelah Indonesia menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair, di saat inilah Indonesia mulai memperkenalkan kekayaan budaya dan sastra Indonesia di mancanegara, khususnya di negara penyelenggara, yaitu Jerman. Novel-novel Indonesia kemudian mulai diterjemahkan ke bahasa Jerman. Pada masa ini, novel yang diterjemahkan cenderung merupakan novel populer dan didominasi oleh pengarang wanita. Warga Jerman pun mulai mengetahui bahwa Indonesia mempunyai khasanah sastra yang beragam. Antusias warga Jerman terhadap novel-novel Indonesia terlihat setelah acara tersebut, novel-novel Indonesia mulai dijadikan bahasan untuk diskusi sastra masyarakat Jerman dan jumlah buku-bukunya di perpustakaan serta toko buku di Jerman juga semakin meningkat.

Page 21: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

189

Para lembaga penerjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa asing, seperti Yayasan Lontar dan Lembaga Bahasa serta Komite Buku Nasional dari Kemendikbud turut mempunyai andil yang penting. Kehadiran mereka menjadi dukungan yang sangat berharga untuk para sastrawan Indonesia. Novel-novel Indonesia dari era tahun ’80-an hingga sekarang diterjemahkan dan diterbitkan secara masif. Penerbit-penerbit Jerman seperti Horlemann telah turut berjasa dalam menerbitkan novel-novel Indonesia di Jerman. Kemudian, mulai banyak juga penerbit-penerbit besar dan kecil lainnya seperti Ullstein, Weidle, dan Hanser Berlin yang juga ikut serta menerbitkan novel-novel Indonesia.

Akhir kata, untuk meningkatkan penyebarluasan novel Indonesia ke mancanegara. Indonesia perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas dari penerjemahan novel Indonesia. Indonesia juga masih harus lebih memanfaatkan teknologi dan memperbanyak kerjasama dalam acara-acara internasional. Karya tulis ini pun masih mempunyai banyak kekurangan, namun semoga karya ini dapat menjadi bahan acuan yang mendorong para peneliti berikutnya untuk lebih mengeksplorasi topik penerjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa asing.

Daftar Referensi

Abel, K. (2017). Literaturnobelpreis: Deutschsprachige Preisträger und Überraschungen à la Dylan. Diakses pada tanggal 1 November 2018 pukul 16.52 WIB dari https://www.dw.com/de/literaturnobelpreis-deutschsprachige-preistr%C3%A4ger-und-%C3%BCberraschungen-%C3%A0-la-dylan/a-40804967

Page 22: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING190

Anggradinata, L. P. (2018). Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 21.05 WIB dari https://jurnalruang.com/read/1532599415-sastra-indonesia-sebagai-warga-sastra-dunia

Bandel, K. (2004). Medizin und Magie in der Modernen Indonesischen Prosa. Norderstedt: Book on Demand GmbH.

Bromley, R. (2000). Narratives for a New Belonging. Edinburgh: Edinburgh University Press

Cahayayati, ACJP. (2015). Novel Indonesia Ada di Perpustakaan Kota Jerman. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018 pukul 20.07 WIB dari https://www.kompasiana.com/kritzel/558d119f5fafbd9c07e4a825/novel-indonesia-ada-di-perpustakaan-kota-jerman

Damhäuser, B. (2012). Teks, Susastra, dan Pertukaran Budaya. Di dalam Jurnal Kritik Teori & Kajian Sastra: Sejarah di Hadapan Sastra. Depok: The Intercultural Institute dan Komodo Books. Hlm. 79-91

DS. (2017). Ceramah Kebahasaan dan Kesastraan: Penginternasionalan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diakses pada tanggal 3 November 2018 pukul 19.02 WIB dari http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/2448/ceramah-kebahasaan-dan-kesastraan-penginternasionalan-bahasa-dan-sastra-indonesia

Ebbighausen, R. (2015). Damshäuser: „Indonesien ist eine literarische Schatzkammer“. Diakses pada tanggal 3 November 2018 pukul 22.15 WIB dari https://www.dw.com/de/damsh%C3%A4user-indonesien-ist-eine-literarische-schatzkammer/a-18772972

Garuda.a(2018) .aDidiskus ikanamela luiahttps : / /www.buechertreff.de/forum/thread/100554-mochtar-lubis-daemmerung-in-jakarta-senja-di-jakarta/ dan diakses pada tanggal 3 November 2018 pukul 20.11 WIB.

Page 23: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN

191

Handayani, E.V. (2016). Reading Each Other Across Regions. Diakses pada tanggal 1 November 2018 pukul 21.36 WIB dari https://www.intersastra.com/berita-news/reading-each-other-across-regions

Jassin, H.B. (1983). Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia. Jakarta: Gramedia.

K. S., Yudiono. (2010). Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Kemendikbud. (2017). Ceramah Kebahasaan dan Kesastraan Penginternasionalan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diakses pada tanggal 2 November 2018 pukul 15.00aWIBadariahttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/2448/ceramah-kebahasaan-dan-kesastraan-penginternasionalan-bahasa-dan-sastra-indonesia

Literaturhaus München. 2015. Ahmad Tohari: Die Tänzerin von Dukuh Paruk. Afterwork-Lesung mit Sibylle Canonica. Diakses pada tanggal 3 November 2018 pukul 19.20 WIB https://www.literaturhaus-muenchen.de/veranstaltung/ahmad-tohari-die-taenzerin-von-dukuh-paruk/

Lontar. About Us. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018 pukul 11.20 WIB dari www.lontar.org

Nurhadi. Bagaimana Sastra Indonesia dalam Konstelasi Sastra Dunia? Diakses pada tanggala15aOktobera2018adariahttp://staffnew.uny.ac.id/upload/132236129/penelit ian/BAGAIMANA+SASTRA+INDONESIA+DALAM+

KONSTELASI.pdf Prasojo, A. dan Susanto, D. (2014). Penerjemahan Sastra Eropa di

Indonesia era 1870-1920-an. Di dalam Prosiding Seminar Nasional PIBSI XXXVI: Membangun Citra Indonesia di Mata Internasional melalui Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan. Hlm. 146.

Page 24: PERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE … filePERKEMBANGAN PENERJEMAHAN NOVEL INDONESIA KE BAHASA JERMAN PERIODE 1980-AN SAMPAI 2000-AN 171 novel pengarang masa kini seperti

IRISH HENING192

Said, E.W. (2001).Orientalisme (Asep Hikmat, Penerjemah). Bandung: Mizan

Satriati, Wikan. (2018, 17 Oktober dan 14 November). Wawancara Langsung dengan Staf Editor Lontar.

Sayuti, S. A. (2014). Sastra Indonesia sebagai Sastra Dunia: Apa Urusan Kita? Di dalam Prosiding Seminar Nasional PIBSI XXXVI: Membangun Citra Indonesia di Mata Internasional melalui Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan. Hlm. 1-2

Schwarz, M. M. (2015). Frankfurter Buchmesse: Indonesische Literatur – Die Entdeckung einer Neuen Welt. Diakses pada tanggal 1 November 2018 pukul 21.58 WIB dari https://www.goethe.de/de/kul/lit/20615418.html

Walter, A. (2015). Leipzig wie immer eine Reise wert. Diakses pada tanggal 4 November 2018 pukul 21.00 WIB dari http://bbsabi.de/leipzig-wie-immer-eine-reise-wert/

Wijaya, P. (2000). Pram. Dalam E. Ulrich Kratz, Sumber Terpilih: Sejarah Sastra Indonesia Abad XX (hlm. 884-889). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Wijaya, P. (2018). Sastra Indonesia di Era Global. Kompas.