perkembangan pada akhir masa kanak-kanak

6
PERUBAHAN- PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN KELUARGA PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK Banyak kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga menjelang berakhirnya masa kanak-kanak. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari kondisi-kondisi sebelumnya dan beberapa lagi merupakan kondisi-kondisi baru yang timbul dari pelbagai situasi yang khas dari periode rentang kehidupan ini. Tentu saja ada saat-saat damai dan harmonis di dalam rumah. Dan ada juga saat-saat dimana anak yang lebih besar benar-benar menunjukkan rasa kasih sayang dan minat kepada adiknya, bahkan sampai mau membantu merawat adik-adik mereka dan mengikuti nasihat dan pola perilaku yang ditetapkan oleh kakaknya. Dan ada pula saat dimana terjadi hubungan yang baik antara anak dengan orang tua dan sanak saudaranya, namun ada pula anak yang lebih senang bermain dengan teman-teman sebayanya dan bersikap kritis serta membenci orang tuanya. Semakin menonjol sikap-sikap dan perilaku yang kurang baik, semakin merosot pula hubungan keluarga. Efek dari Hubungan Keluarga 1. Hubungan anak dan keluarga berpengaruh dalam berbagai bidang kehidupan. Yang terpenting diantaranya yaitu: 2. Pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga. Jika hubungan dengan keluarga baik, maka hal itu dapat mendorong anak untuk berprestasi, begitu

Transcript of perkembangan pada akhir masa kanak-kanak

PERUBAHAN- PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN KELUARGA

PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK

Banyak kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga

menjelang berakhirnya masa kanak-kanak. Beberapa diantaranya merupakan

kelanjutan dari kondisi-kondisi sebelumnya dan beberapa lagi merupakan

kondisi-kondisi baru yang timbul dari pelbagai situasi yang khas dari periode

rentang kehidupan ini. Tentu saja ada saat-saat damai dan harmonis di dalam

rumah. Dan ada juga saat-saat dimana anak yang lebih besar benar-benar

menunjukkan rasa kasih sayang dan minat kepada adiknya, bahkan sampai mau

membantu merawat adik-adik mereka dan mengikuti nasihat dan pola perilaku

yang ditetapkan oleh kakaknya. Dan ada pula saat dimana terjadi hubungan

yang baik antara anak dengan orang tua dan sanak saudaranya, namun ada

pula anak yang lebih senang bermain dengan teman-teman sebayanya dan

bersikap kritis serta membenci orang tuanya. Semakin menonjol sikap-sikap dan

perilaku yang kurang baik, semakin merosot pula hubungan keluarga.

Efek dari Hubungan Keluarga

1. Hubungan anak dan keluarga berpengaruh dalam berbagai bidang

kehidupan. Yang terpenting diantaranya yaitu:

2. Pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat

dipengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga. Jika hubungan

dengan keluarga baik, maka hal itu dapat mendorong anak untuk

berprestasi, begitu pula sebaliknya jika hubungan di keluarga tidak sehat,

maka berpengaruh pula pada prestasi belajar anak.

3. Hubungan di keluarga berpengaruh dengan penyesuaian diri secara

sosial di luar rumah.

4. Peran yang dimainkan dirumah menentukan pola peran diluar rumah.

5. Jenis metode pelatihan anak yang digunakan di rumah mempengaruhi

peran anak.

6. Pelatihan di rumah mempengaruhi peran seks.

7. Cita-cita dan prestasi anak di berbagai bidang sangat dipengaruhi oleh

sikap orang tua.

8. Apakah anak akan menjadi kreatif atau bersikap konformistis dalam

perilaku sangat dipengaruhi oleh pelatihan di rumah.

9. Hubungan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan

kepribadian anak-anak.

KONDISI-KONDISI YANG MENYEBABKAN MEROSOTNYA HUBUNGAN

KELUARGA

Sikap terhadap peran orang tua

Harapan orang tua

Metode pelatihan anak

Status sosial ekonomi

Pekerjaan orang tua

Perubahan sikap kepada orang tua

Pertentangan antar saudara

Perubahan sikap kepada sanak keluarga

Orang tua tiri

PERUBAHAN-PERUBAHAN KEPRIBADIAN

Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk sekolah,

factor-faktor baru mulai mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

Akibatnya anak harus seringkali memperbaiki konsep diri. Perubahan tidak hanya

terjadi pada konsep diri, tetapi juga pada sifat-sifat orang lain yang dinilai dan

dikagumi dan juga sifat-sifat pada diri anak sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Kondisi fisik

Bentuk tubuh

Nama dan julukan

Status sosial ekonomi

Lingkungan sekolah

Dukungan sosial

Keberhasilan dan kegagalan

Seks

Inteligensi

Perkembangan Konsep Diri Ideal

Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai

mengagumi tokoh-tokoh dalam sejarah, dalam cerita khayal, film atau

tokoh nasional. Anak-anak kemudian membentuk konsep diri yang

ideal, anak ingin seperti tokoh yang dikaguminya itu. Pada awalnya,

konsep diri yang ideal mengikuti apa yang digambarkan oleh guru, orang

tua dan orang dilingkungannya. Kemudian, dengan meluasnya

pengetahuan anak-anak tersebut, juga mengikuti pola atau tokoh-tokoh

yang dibaca dan didengar. Dari sumber yang banyak inilah anak-anak

membangun ego-ideal.

Mencari Identitas

Pencarian identitas ini dimulai pada bagian akhir masa kanak-

kanak dan mencapai tahap kritis dalam masa remaja. Menurut Erikson,

“Identitas diri” berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seseorang yang

tersendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain.

Untuk memperoleh identitas diri, anak harus mempunyai

keyakinan bahwa ia harus dapat bertindak mandiri. Sebelum anak

memiliki keyakinan ini, ia masih merasa kurang aman.

BAHAYA PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK

Bahaya fisik

Penyakit

Kegemukan

Bentuk tubuh yang tidak sesuai

Kecelakaan

Ketidakmampuan Fisik

Kecanggungan

Kesederhanaan

Bahaya psikologis

Bahaya dalam berbicara

Bahaya emosi

Bahaya sosial

Bahaya bermain

Bahaya dalam konsep diri

Bahaya moral

Bahaya yang menyangkut minat

Bahaya dalam penggolongan peran seks

Bahaya hubungan keluarga

Bahaya dalam perkembangan kepribadian

Akibat dari bahaya Psikologis

Bagi anak yang merasa tidak begitu diterima oleh teman-teman

sebagaimana diharapkan, sering merasa tidak puas terhadap diri sendiri. Tanda-

tanda yang umum dari adanya kesulitan di masa depan yang disebabkan oleh

ketidakpuasan pribadi antara lain adalah kebiasaan menarik diri, sifat mudah

dirangsang yang berlebihan, sangat membenci otoritas, depresi yang kronis,

meninggikan diri sendiri dengan jalan merendahkan orang lain, hiperaktif,

egosentrisme yang berlebihan, dan kecemasan kronis atau emosi yang “mati”.

Usaha untuk Mengatasi Kurangnya Dukungan Sosial

Dengan bimbingan, anak-anak dapat mencapai pola-pola perilaku yang

dapat diterima secara sosial. Anak harus belajar bahwa apa yang disenangi

teman-teman pada saat ini belum menjamin bahwa hal itu juga disenangi teman-

teman nantinya. Akibatnya, anak harus mengubah pola perilakunya untuk

menyesuaikan diri dengan pola kelompok kalau anggota-anggota kelompok

secara sosial menjadi lebih matang.

KEBAHAGIAAN PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK

Akhir masa kanak-kanak dapat dan harus merupakan periode yang

bahagia dalam rentang kehidupan. Sekalipun kebahagiaan yang dialami dalam

periode ini tidak menjamin kebahagiaan seumur hidup, tetapi kondisi-kondisi

yang menimbulkan kebahagiaan akan terus memberikan kebahagiaan pada

tahun-tahun berikut, terutama bila tiga faktor kebahagiaan

-penerimaan/dukungan, kasih sayang dan prestasi –terpenuhi.