Perkemb. RTR Kota Malang.docx

36
DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………i DAFTAR ISI.....................................................1 BAB I PENDAHULUAN..............................................2 1.1 Latar Belakang........................................... 2 1.2 Rumusan Masalah..........................................3 1.3 Tujuan................................................... 3 1.4 Sistematika Penulisan....................................3 BAB II METODA SURVEI...........................................4 2.1. Studi Literatur.........................................4 2.2. Searching Internet......................................4 BAB III URAIAN HASIL SURVEI....................................5 3.1 Sejarah Perkembangan Perencanaan Kota Malang.............5 3.2 Produk Perencanaan Kota Malang...........................5 3.2.1 Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1914-19355 3.2.2 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode 1935-1940..................................................16 3.2.3 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1974-1984............................................17 3.2.4 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1984-1994............................................17 3.2.5 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1994-2000............................................18 3.2.6 Penyempurnaan RTRW Kabupaten Malang Tahun 2000-2010..19 3.3 Upaya Mempertahankan Kondisi yang Ada...................22 3.4 Revisi-revisi Rencana Tata Ruang di Kota Malang.........22 BAB IV KESIMPULAN.............................................24 DAFTAR PUSTAKA................................................25 1

Transcript of Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Page 1: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................2

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................3

1.3 Tujuan................................................................................................................................3

1.4 Sistematika Penulisan.........................................................................................................3

BAB II METODA SURVEI.........................................................................................................4

2.1. Studi Literatur....................................................................................................................4

2.2. Searching Internet.............................................................................................................4

BAB III URAIAN HASIL SURVEI............................................................................................5

3.1 Sejarah Perkembangan Perencanaan Kota Malang............................................................5

3.2 Produk Perencanaan Kota Malang.....................................................................................5

3.2.1 Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1914-1935....................................5

3.2.2 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode 1935-1940.....................16

3.2.3 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1974-1984..........17

3.2.4 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1984-1994..........17

3.2.5 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1994-2000..........18

3.2.6 Penyempurnaan RTRW Kabupaten Malang Tahun 2000-2010.................................19

3.3 Upaya Mempertahankan Kondisi yang Ada.....................................................................22

3.4 Revisi-revisi Rencana Tata Ruang di Kota Malang..........................................................22

BAB IV KESIMPULAN............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................25

1

Page 2: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan, yang mana beberapa pulau-pulau

tersebut dihuni oleh masyarakat, sejak nenek moyang hingga sekarang. Masyarakat-

masyarakat tersebut membuat peradabannya masing-masing sesuai dengan

karakteristik masyarakat yang mendiami tempat tersebut.

Peradaban-peradaban tersebut dimulai dari terbentuknya suku-suku, sampai

berdirinya kerajaan-kerajaan di seluruh Indonesia. Setiap kerajaan-kerajaan tersebut

membuat perencanaan dalam menata letak negara dan kotanya. Biasanya

menyesuaikan dengan hal-hal yang berbau mistis.

Perkembangan perencanaan terus berlanjut hingga beberapa kerajaan tersebut

ada yang hancur atau runtuh. Ketika itu, datang para orang asing dari benua Eropa

yang berniat untuk berdagang. Namun karena keinginannya, akhirnya mereka

menjajah Indonesia dan membuat sebuah pemerintahan baru. Pemerintahan baru itu

di bawah pimpinan Ratu Belanda, yang dilaksanakan oleh para perwiranya (pada

saat itu). Pemerintah Belanda membuat beberapa rencana-rencana perencanaan

wilayah, yang mana setelah Indonesia merdeka rencana-rencana tersebut masih tetap

digunakan. Meskipun hanya sampai berlaku pada periode tertentu.

Salah satunya adalah Kota Malang. Perkembangannya mengikuti aturan yang

diberikan oleh pemerintah pusat. Perkembangan-perkembangan rencana

perencanaan wilayah Kota Malang akan dijelaskan dalam bab-bab selanjutnya, yang

berisikan data-data hasil pencarian melalui berbagai literatur.

2

Page 3: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

1.2 Rumusan MasalahStudi ini mengambil topik tentang Perkembangan Produk Perencanaan di

Indonesia khususnya di kota Malang. Beberapa hal penting yang harus dipahami

dalam mempelajari permasalahan dari topik ini adalah :

• Bagaimana sejarah perkembangan perencanaan kota Malang?

• Bagaimana perkembangan produk perencanaan Kota Malang?

• Apa saja revisi-revisi yang dibuat/dilakukan dalam perkembangan produk

perencanaan Kota Malang?

1.3 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah:

• Mengetahui sejarah perkembangan perencanaan kota Malang

• Mengetahui perkembangan produk perencanaan Kota Malang

• Mengetahui revisi-revisi yang dibuat/dilakukan dalam perkembangan produk

perencanaan Kota Malang

1.4 Sistematika PenulisanPada makalah ini terdapat empat bab yang dapat memudahkan pembaca dalam

memahaimnya.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang pembuatan

makalah, tujuan, dan sistematika makalah itu sendiri.

Bab II adalah metoda survei. Berisi tentang metoda-metoda yang digunakan

dalam pencarian sumber data dalam penulisan makalah.

Bab III adalah uraian hasil pencarian tiap periode. Berisi tentang penjelasan

perkembangan perencanaan Kota Malang secara singkat dan jelas.

Bab IV adalah kesimpulan. Berisikan hasil gabungan dari periode-periode

dalam perkembangan perencanaan Kota Malang.

3

Page 4: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

BAB II METODA SURVEI

2.1. Studi LiteraturStudi literatur yang kami lakukan yaitu dengan meninjau data-data yang ada

pada beberapa buku sumber. Ada pun buku-buku tersebut yaitu Petunjuk “Wisata

Sejarah Kabupaten Malang”, Lingkaran Studi Kebudayaan Malang 2000, oleh

Agus Suntoyo; Tugas Akhir “Identifikasi Stadia Perkembangan Kota Malang”,

ditinjau dari sejarah Hindia Belanda sampai dengan masa setelah Indonesia

Merdeka, oleh Theodora Kusuma Wardhani; “Sejarah Arsitektur Kolonial Belanda

di Malang” oleh LPPM UNKRIS PETRA Surabaya; Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Malang Tahun 1993/1994 – 2003/2004; Revisi Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Malang Tahun 1998/1999 – 2008/2009; dan Ibukota Daerah

Tingkat II Kabupaten Malang.

2.2. Searching InternetMetoda survei yang kami gunakan adalah berupa studi literatur dan

searching internet. Adapun metoda survey melalui searching internet, menulis

mencoba mencari data-data dan fakta-fakta melalui media teknologi internet.

4

Page 5: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

BAB III URAIAN HASIL SURVEI

3.1 Sejarah Perkembangan Perencanaan Kota MalangBerdasarkan Algemeen jaarlijsch verslang 1823, dapat diketahui bahwa Kota

Malang saat itu merupakan bagian dari Karisidenan Pasuruan yang meliputi

Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Bangil dan Kabupaten Malang berdasarkan

Staadsblad 1819 nomor 16 (Widomoko, 1987: 49). Pemerintahan Kolonial pada

tahun 1882 membuat alun-alun sebagai pusat kekuasaan administrasi kolonial.

Selain itu, juga untuk kepentingan ekonomi kolonial, yaitu sebagai tujuan produksi

dan kontrol perkembangan ekonomi masa itu. Alun-alun kota Malang secara

tipologi sama dengan kota-kota kabupaten di Jawa pada umumnya.

Seiring dengan pertumbuhannya, pada tanggal 1 April 1914 pemerintah Hindia

Belanda memutuskan membentuk Kota Malang sebagai kotamadya (Gemeente).

Seperti umumnya kota di Jawa, pada tahun 1914 pola permukiman di Kota Malang

dibagi menjadi permukiman Eropa, Timur Asing dan pribumi. Perkembangan

penduduk Eropa yang cepat di Kota Malang menyebabkan permukiman orang Eropa

kian menjauhi pusat kota. Hal ini menyebabkan Kota Malang berbentuk seperti pita

memanjang (ribbon shaped cities).

3.2 Produk Perencanaan Kota MalangPerkembangan produk perencanaan di kota Malang dapat dibagi dalam beberapa

periode. Periode-periode perkembangan produk perencanaan di kota Malang, antara

lain adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang perkembangan produk perencana di

kota Malang sesuai dengan periode-periode di atas, dapat dilihat penjelasan dari

masing-masing periode di bawah ini.

3.2.1 Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun 1914-1935 Untuk mengendalikan perubahan bentuk kota yang cenderung mengarah utara-

selatan, Kotapraja Malang dari tahun 1917-1929 mengeluarkan 8 buah rencana

5

Page 6: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

perluasan kota (bouwplan). Pada tahun sebelumnya (1914-1916), perhatian

pemerintah lebih banyak diarahkan kepada peningkatan sarana dan prasarana kota,

seperti penyediaan air bersih, jaringan listrik, perbangkan dengan mendirikan

“Javasche Bank (kini Bank Indonesia)”, per-hotelan dengan membuka “Palace Hotel

(kini Hotel Pelangi)”, serta mendirikan perusahaan tanah guna meminimalkan ulah

para spekulan tanah. Berikut dapat dilihat perbandingan dari masing-masing

Bowplan dari I sampai VIII dari gambar berikut.

6

BOWPLAN I BOWPLAN III BOWPLAN IV

BOWPLAN VIBOWPLAN VII

BOWPLAN VIII

BOWPLAN V

Page 7: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Secara rinci perkembangan produk perencanaan ahunkota Malang periode

Tahun 1914-1935.

Produk

Perencanaan

Disusun

(Tahun)

Landasan

Hukum

Penyusunan Materi penyusunan

BOWPLAN

I – VIII

1914 - Pemerintah

Hindia Belanda

Pembentukan Kotamadya,

peningkatan prasarana Air

bersih dan Listrik

1935 - Karstein Membagi Lingkungan

dengan tujuan atau

peruntuka tertentu;

Gedung, Jalan, RTH,

Industri

1. Rencana Perluasan Pembangunan Kota I (BOWPLAN I)

Keputusan rapat Dewan Kota (Gemeenteraat) tanggal 13 April 1916,

namun baru dilaksanakan 18 Mei 1917. Tujuannya membangun daerah

perumahan baru untuk golongan orang Eropa di antara Celaket -

Rampal. Keputusan ini diambil untuk menanggulangi perkembangan kota yang

semakin menjurus ke arah utara sepanjang jalan menuju kota Surabaya. Daerah

perumahan baru untuk golongan Eropa tersebut dinamakan sebagai daerah

Oranjebuurt. Perluasan daerah perumahan baru tersebut merupakan babak baru

dalam perkembangan perluasan kota Malang. Sungai Brantas yang sebelumnya

merupakan batas sebelah timur kota Malang dalam program perluasan kota

justru akan menjadi bagian dari kota Malang itu sendiri karena sungai itu akan

mengalir dari arah utara menuju selatan di tengah kota bukan merupakan batas

kota. Rencana Perluasan Pembangunan Kota I (BOWPLAN I) mempunyai Luas

sekitar 12.939 meter².

7

Page 8: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

2. Rencana Perluasan Pembangunan Kota 2 (BOWPLAN 2)

Keputusan rapat Gemeenteraat 26 April 1920, namun baru dilaksanakan

tahun 1922 dengan tujuan membentuk daerah pusat pemerintahan yang baru,

yakni Kotapraja (Gemeente) Malang, yang dibentuk 1 April 1914. Berintikan

lapangan terbuka berbentuk bundar dengan bagian di tengah berupa kolam air

mancur, yang kemudian populer dengan sebutan “Alon-alon Bunder”. Di

sekitanya didirikan bangunan resmi dan monumental seperti Balai Kota, hotel

Splendid, sekolah HBS/AMS, stasiun kereta api, rumah tinggal panglima militer

dsb. Jalan-jalan diberi nama dengan nama para gubernur jendral terkenal masa

Hindia-Belanda sehingga dinamai “Gouverneur-Generaalbuurt”. Rencana

Perluasan Pembangunan Kota II (BOWPLAN II) mempunyai Luas sekitar

15.547 meter².

Lapangan bundar itu dinamai J.P. Coen Plein. Dibangun jalan bersumbu

timur-barat dari Stasiun KA melintasi Alon-alon Buder dan Kali Brantas,

memotong jalan poros Kayutangan hingga terbentuk perempatan jalan utama,

8

BOUWPLAN I

Page 9: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

dan seterusnya kearah barat hingga nantinya mencapai Jl. Besar Ijen. Luas

bowplan II: 15.574 m².

3. Rencana Perluasan Pembangunan Kota 3 (BOWPLAN III)

Keputusan rapat Gemeenteraat 26 Agustus 1919 dan 26 April 1920,

dengan maksud untuk membangun areal pemakamkam yang cukup luas guna

menampung kebutuhan akan makam bagi orang Eropa yang tinggal di Malang.

Lokasi terpilih adalah daerah Soekoen yang berada di tenggara kota,

yang kala itu belum padat penduduk. Kompleks makam ini sekaligus digunakan

untuk penampung pindahan makam orang-orang Eropa tertua di Klojen

Lor. Rencana Perluasan Pembangunan Kota III (BOWPLAN III) mempunyai

Luas sekitar 3.740meter2.

9

Page 10: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

4. Rencana Perluasan Pembangunan Kota 4 (BOWPLAN IV)

Rencana pembangunan perluasan kota 4 ini terutama diperuntukkan

bagi perumahan kelas kebawah. Perluasan ini direncanakan akan dilakukan

antara sungai Brantas dan jalan ke Surabaya yang pada awalnya merupakan

daerah kampung kecil yang terletak antara daerah kampung Tjelaket dan

Lowok Waru. Daerah ini di rencanakan untuk prkampungan yang ditata secara

teratur untuk perluasan selanjutnya di daerah ini. Sebenarnya telah

direncanakan jalur pembangunan dengan pemandangan sungai yang indah ke

jurusan barat laut sepanjang sungai Brantas. Harus diakui bahwa dalam

kenyataannya perluasan ini kurang menonjol dibandingkan dengan rencana

10

Page 11: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

perluasan yang lain. Rencana Perluasan Pembangunan Kota VI (BOWPLAN

IV) mempunyai luas sekitar 41.401meter2.

5. Rencana Perluasan Pembangunan Kota V (BOWPLAN V)

Rencana pembangunan perluasan kota ke-5 dimulai pada tahun

1924/1925. Antara tahun 1920 sampai tahun 1930 penduduk bangsa Eropa di

Malang meningkat sampai lebih dari 100% (tahun 1930 ada 3.504 jiwa dan pada

tahun 1930 menjadi 7.463 jiwa), sehingga perumahan bagi golongan Eropa di

Malang di rasakan sangat kurang. Perluasan kota tersebut memang

diperuntukkan bagi perumahan bangsa Eropa. Letaknya di sebelah Barat Kota

Malang. Perluasan ke arah barat tersebut bukan saja karena keadaan geografis

11

BOUWPLAN IV

Page 12: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

tanahnya yang relatif lebih tinggi, sehingga lebih disukai untuk pembangunan

perumahan, tetapi juga karena pengembangan kota ke arah lain memang sudah

tertutup. Jalur jalan utama direncanakan dari arah Timur-Barat dengan pusat

kota Alun-alun lama. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan

bentuk kota yang memanjang dan menjauhi pusat kota di sepanjang jalur Utara-

Selatan akibat dari pembangunan kawasan perumahan bagi golongan yang sudah

tidak mencukupi lagi pada rencana Bouwplan I. Rencana Perluasan

Pembangunan Kota V (BOWPLAN V) mempunyai luas sekitar 16.768 meter2.

6. Rencana Perluasan Pembangunan Kota VI (BOWPLAN VI)

Rencana perluasan kota yang telah terwujud seperti Bouwplan I, II, IV,

dan V, yang tidak merata dan mengarah ke berbagai arah kota sudah tentu

berpengaruh atas kedudukan pusat kota lama (Alun-alun Kota). Titik pusat kota

lama, yaitu alun-alun, sebenarnya bersandar pada daerah Pecinan di sebelah

Tenggara dan daerah Kajoetanganyang menjadi daerah pertokoan orang Eropa,

di sebelah Barat Daya. Dengan demikian kawasan terbukanya terletak pada

lintasan diagonal antara kedua titik yang ramai (daerah Pecinan dan pertokoan

12

Page 13: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Kajoetangan). Hal ini menjadi Alun-alun kota menjadi sangat penting. Tetapi

karena perluasan kota, sementara terjadi titik pusat baru di persilangan sumbu

Timur-Barat (dari daendels Boulevard menuju JL. Semeru), dengan Jl.

Kajoetangan. Di titik persimpangan tersebut kemudia muncul bangunan-

bangunan yang menjulang ke atas meskipun harga tanah di daerah ini cukup

mahal. Dari sudut pandang bisnis, daerah ini menjadi titik penting bagi Kota

Malang. Rencana Perluasan Pembangunan Kota VI (BOWPLAN VI)

mempunyai luas sekitar 220.901 meter2.

7. Rencana Perluasan Pembangunan Kota VII (BOWPLAN VII)

Rencana pembangunan kota ke7 di maksudkan sebagai lanjutan

perluasan bagian barat kota setelah Bowplan 5. Selain daerah perumahan elit, di

dearah ini juga didirikan sebuah arena pacuan kuda yang diperuntukkan bagi

orang-orang yang mempunyai hobi berkuda sekarang bangunan tersebut sudah

tidak ada. Perumahan daerah ini terutama disediakan untuk daerah vila. Yaitu

jenis perumahan dengan kavling ukuran besar, sama dengan daerah bowplan 5.

Rencana Perluasan Pembangunan Kota VII (BOWPLAN VII) mempunyai luas

sekitar 252.948 meter2.

13

BOUWPLAN VI

Page 14: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

8. Rencana Perluasan Pembangunan Kota VIII (BOWPLAN VIII)

Mengingat akan makin meningkatnya perkembangan industri di Malang,

maka dirasa perlu untuk penyediaan zoning di daerah industri. Zoning industri

tersebut diperuntukan bagi perusahaan besar. Oleh sebab itu diperlukan jalan

kereta api untuk menunjang kegiatan industri tersebut. Sehingga daerah industri

ini direncanakan untuk di tempatkan di dekat emplasemen kereta api dan term

uap di selatan kota. Perusahaan besar seperti BPM dan Faroka menempati

daerah ini. Pada rencana perluasan kota tahun 1935, daerah industri tersebut

diperluas juga di dekatnya di pakai untuk abatoir. Daerah industri tersebut juga

14

BOUWPLAN VII

Page 15: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

diperluas di daerah utara kota di dekat daerah Belimbing. Daerah industri yang

semula direncanakan seluas 440hektar kemudian diperluas menajdi 1000hektar.

Rencana Perluasan Pembangunan Kota VIII (BOWPLAN VIII) Mempunyai luas

sekitar 179.820 meter2.

Dengan perluasan kota I samapi VIII kota malang bertambah luas

744.064 meterpersegi dari luas semula. Pada tahun 1929 luas kotanya menjadi

1.882hektar. namun demikian luasan saja belum cukup untuk sebuah kota.

Pembangunan kota adalah pembentukan sebuah kota menjadi satu kesatuan

organis.tapi terutama adalah masalah organisasi.

15

BOUWPLAN VIII

Page 16: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

9. Perkembangan Arsitektur Tahun 1914 – 1940

Arsitektur kolonial yang dibangun antara th. 1920 sampai 1940 an dapat

disebutkan misalnya:

Zusterschool (Jl. Tjelaket- dibangun antara th. 1926 arsiteknya Hulswit,

Fermont & Ed.Cuypers)

Fraterschool (Jl. Tjelaket, dibangun antara tahun 1926, arsiteknya Hulswit,

Fermont & Ed.Cuypers)

Komplek pertokoan di perempatan Jl. Kayutangan (dibangun ahun 1936,

arsiteknya Karel Bos)

Balai Kota Malang (dibangun th. 1927-1929, arsiteknya H.F. Horn)

Gedung HBS/AMS di J.P. Coen Plein (alon-alon bunder, dibangun tahun

1931, arsiteknya Ir. W. Lemei)

16

BOUWPLAN

I - VIII

Page 17: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Theresiakerk (gereja Santa Theresia) di depan Boeringplein (taman

Buring) dibangun th. 1936, arsiteknya Rijksen en Estourgie.

Gedung Maconieke Lodge, di Tjerme plein (taman Cerme), dibangun th.

1935, arsiteknya Ir. W. Mulder.

Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) disebelah Utara alon-alon

dibangun th. 1915, arsiteknya adalah Hulswit, Fermont & Cuypers.

Palace Hotel (sekarang Hotel Pelangi), dibangun antara th. 1916, disebelah

Selatan alon-alon, arsiteknya tidak diketahui dengan jelas.

Kantor Pos dan Tilgram (sekarang sudah dibongkar) terletak di Jalan

Kayutangan (Basuki Rachmad) dibangun antara th. 1910 arsiteknya BOW

(Burgelijke Openbare Werken)

3.2.2 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode 1935-

1940

Untuk kepentingan itu, pihak Gemeente Malang menunjuk Thomas

Karsten sebagai penasihat (adviseur) resmi Kota Malang dari tahun 1929

hingga 1935. Terhitung dari tahun 1935 s.d. 1940 pihak Gemeente Malang

melakukan perluasan tambahan bagi kota Malang, yang di-beri sebutan

“Rencana Tambahan Global”, meliputi: rencana jaringan jalan utama, rencana

tanam dan ruang luar, serta rencana jaringan kereta api dan tram. Dengan

adana jaringan transportasi itu, ke arah utara wilayah kota Malang meluas

hingga mencapai Blimbing dan ke barat hingga mencapai daerah yang diberi

nama dengan nama kota-kota.

3.2.3 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun

1974-1984

Pada masa ini perkembangan Kota Malang mengikuti Rencana Induk

Kota. Rencana penggunaan lahan berdasarkan RIK sebagian besar adalah

kawasan pusat kota, kawasan pemerintahan, kawasan pendidikan, kawasan

17

Page 18: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

perdagangan dan jasa, kawasan industri, kawasan perumahan, (sebagian

kampung-kampung akan diremajakan Kampung Improvement Project).

Secara rinci perkembangan produk perencanaan kota Malang periode

Tahun 1974-1984.

Produk

Perencanaan

Disusun

(Tahun)

Landasan

Hukum

Penyusunan Materi penyusunan

RIK

(Rencana

Induk Kota)

1974-

1984

Perda Th.

1974

Dep. PU dan

Pemda

Penyusunan rencana

penggunaan Lahan

adanya peremajaan

Kampung (KIP)

3.2.4 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun

1984-1994

Perkembangan Kota Malang pada masa ini perlu banyak melakukan

perluasan wilayah, karena perkembangan kawasan terbangun telah melebihi

batas wilayah. Dalam perluasan wilayah, Kota Malang mendapat tambahan 12

desa sehingga luasnya bertambah dari 78,42 Km2 menjadi 11.005,66 Ha. Secara

spatial, pola penggunaan lahan di Kota Malang dapat ditunjukkan berikut ini:

Sebagai pusat kegiatan dan orientasi utama kota Malang, pusat kota

berada pada alun-alun dan sekitarnya yang terdiri atas kegiatan

komersial (perdagangan dan jasa) pelayanan umum (perkantoran

dan jasa).

Sub-sub pusat pelayanan yang ada di Kota Malang tersebar cukup

merata, akan tetapi sub pusat masih didominasi oleh kegiatan

perdagangan dan jasa.

Pola penggunaan lahan lainnya ternyata menunjukkan bahwa

kawasan terbangun terutama perumahan mengalami perkembangan

yang pesat dan mapan yaitu pada bagian utara dan selatan Kota

Malang.

Secara rinci perkembangan produk perencanaan kota Malang periode

Tahun 1984-1994.

18

Page 19: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Produk

Perencanaan

Disusun

(Tahun)

Landasan

Hukum

Penyusunan Materi penyusunan

RIK Rev. 1 1984-

1990

Perda Th.

1984

Dep. PU dan

Pemda

Penambahan Luas Kota

Malang, pembagian tata

guna lahan dan pusat

kegiatan perdagangan dan

Jasa ada di Pusat Kota.

RUTRK 1990/1991 - - Arahan pengembangan

dan penataan kawasan

RTRW 1993/1994 UU no 24

tahun 1992

Bapeda Arahan pengembangan

dan penataan kawasan

3.2.5 Perkembangan Produk Perencanaan Kota Malang Periode Tahun

1994-2000

Pada tahun 1998, Pemerintah Kabupaten Malang merevisi Rencana Tata

Ruang Wilayah yang terdahulu karena sudah banyak perubahan fisik yang

terjadi terutama pola tata ruangnya. Untuk menyeimbangkan pertumbuhan

wilayah Kabupaten Malang, digunakan 7 jalur pengembangan tata ruang yang

sudah terangkai dalam lingkup Propinsi Jawa Timur, Satuan Wilayah Malang -

Pasuruan maupun Kabupaten Malang, diantaranya:

1. Jalur pemanfaatan fungsi lindung;

2. Jalur optimasi penggunaan sumber daya;

3. Jalur penyeimbangan wilayah;

4. Jalur upaya pemanfaatan sistem aksesbilitas;

5. Jalur upaya pemanfaatan fungsi kota dan permukiman;

6. Jalur upaya optimasi penggunaan unsur ruang;

7. Jalur upaya peningkatan efisiensi produksi dan pemanfatan produksi.

Berdasarkan UU No22 tahun 1999 tentang “Pemerintahan Daerah”,

status Kotamadya Malang berubah menjadi Kota Malang. Perkembangan Kota

Malang pada masa ini didominasi proyek lanjutan sebelumnya, seperti

19

Page 20: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

pembangunan rumah susun untuk golongan ekonomi lemah, perumahan wilis

yang dibangun di atas tanah Taman Indrokilo, eks Taman Beatrix dan

sebagainya. Kegiatan terakhir yang dilaksanakan dalam bidang perumahan

adalah proyek peremajaan kota dan lingkungan kumuh (resettlemen dan urban

renewal).

Secara rinci perkembangan produk perencanaan kota Malang periode

Tahun 1994-2000.

Produk

Perencanaan

Disusun

(Tahun)

Landasan

Hukum

Penyusunan Materi penyusunan

RTRW,

RDTRK,

RTRK

1994-

1998

UU no 24

tahun 1992,

UU no 22

tahun 1999

Bapeda Arahan pengembangan

dan penataan kawasan

Revisi

RTRW,

1998-

2000

UU no 24

tahun 1992

Bapeda,

Konsultan

Perbaikan karena banyak

perubahan fisik

3.2.6 Penyempurnaan RTRW Kabupaten Malang Tahun 2000-2010

Hierarki kota bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya keterkaitan suatu

kota dengan kota lainnya. Seiring dengan perkembangan yang ada di Kabupaten

Malang, Kepanjen akan berubah status dari ibukota kecamatan menjadi ibukota

kabupaten dan hal ini akan mengakibatkan hierarki kotanya naik dari orde IV

menjadi orde III. Ada pun hierarki/orde kota di Kabupaten Malang adalah:

Kota orde III adalah perkotaan Batu dan Kepanjen

Kota orde IV adalah perkotaan Ngantang, perkotaan Lawang, perkotaan

Kecamatan Tumpang dan perkotaan Kecamatan Dampit.

Kota orde V semua perkotaan yang berfungsi sebagai kecamatan selain

yang disebut di atas.

Pada masa ini juga telah ditetapkan sektor dan wilayah yang memerlukan

prioritas pengembangan dan perencanaan tata ruang detail teknisnya, yaitu:

20

Page 21: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Dengan adanya rencana pembangunan jalan tol Gempol Malang, perlu

diperhatikan daerah sekitar pintu tol dan daerah sekitarnya karena akan

banyak multiplier effect dari pembangunan jalan tol tersebut.

Wilayah yang tertinggal/terisolasi atau kurang berkembang dan

masyarakatnya relatif terbelakang yang terutama disebabkan kondisi alam

yang kurang menunjang.

Wilayah yang memiliki rawan baik rawan bencana ataupun rawan daya

dukung tanahnya.

Kawasan yang strategis dan memberikan prospek pengembangan yang baik.

Kawasan pelabuhan yang berlokasi di Sendang Biru di SSWP Malang Timur

Selatan (Sumbermanjing Wetan) akan dikembangkan pelabuhan sesuai

potensinya.

Kawasan pertambangan di SSWP Malang Selatan (Donomulyo) sebagai

pertambangan bahan galian jenis B yaitu emas.

Kawasan yang strategis lainnya yang memiliki prospek pengembangan baik

yaitu SSWP Malang Timur dimana merupakan kawasan yang

menghubungkan Kota Malang dengan sederetan pariwisata yang ada dan

berakhir di Gunung Bromo. Pada hasil revisi ini, satuan Sub Wilayah

Pengembangan Kabupaten Malang yang dulu dibagi menjadi 5 SSWP

direkomendasikan menjadi 9 SSWP agar penyebaran dan distribusi

kebutuhan serta fasilitas pelayanan masyarakat dapat lebih merata.

Ada pun SSWP tersebut adalah:

1. SSWP Ngantang dan sekitarnya

2. SSWP Batu

3. SSWP Malang dan sekitarnya

4. SSWP Lawang berpusat di Lawang

5. SSWP Tumpang dan sekitarnya

6. SSWP Kepanjen dan sekitarnya

7. SSWP Turen-Dampit dan sekitarnya

8. SSWP Donomulyo

9. SSWP Gondanglegi dan sekitarnya

21

Page 22: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Secara rinci perkembangan produk perencanaan kota Malang periode Tahun

2001-2010.

Produk

Perencanaan

Disusun

(Tahun)

Landasan

Hukum

Penyusunan Materi penyusunan

RTRW 2001-

2010

UU no 24

tahun 1999

Bapeda,

Konsultan

Arahan pengembangan,

pengelolaan dan

penatagunaan

3.3 Upaya Mempertahankan Kondisi yang AdaPemerintah Kabupaten Malang melalui Badan Perencanaan Kabupaten dan

Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah berwenang menangani Tata Ruang

sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Berdasarkan Kepmendagri No.8

tahun 1998 tentang “Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah” telah diatur batas

22

Page 23: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

kewenangan masing-masing instansi dalam menyusun rencana tata ruang. Ada pun

upaya untuk mengawasi perkembangan tata ruang Kabupaten Malang saat ini

adalah:

Penyusunan penataan ruang untuk Wilayah Kabupaten Malang (RTRW) yang

disahkan lewat Peraturan Daerah.

Penyusunan Penataan Ruang wilayah Kecamatan (RUTRK kedalaman

RDTRK), unit-unit lingkungan (RDTRK kedalaman RTRK) dan penyusunan

penataan ruang khusus (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan).

Adanya Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) pada masing-masing

penggunaan tanah sehingga dapat terawasi penggunaan tanah yang ada.

Pengawasan terhadap pemakaian tanah dan memberikan sanksi pada siapa saja

yang melanggar.

Penetapan strategi pemanfaatan ruang yang ada.

Pembentukan Tim Koordinasi Penataan ruang (TKPRD) yang bertugas sebagai

pemantau dan pengawas serta memberikan laporan/informasi perkembangan

penataan ruang di KabupatenMalang kepada Kepala Daerah secara berkala.

Preservasi dan konservasi bangunan Kolonial Belanda yang ada di Malang.

Undang-undang Republik Indonesia No.5 tahun 1992 tentang “Benda Cagar

Budaya” untuk pelaksanaannya telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No.10

tahun 1993 tentang “Benda Cagar Budaya” sebagai landasan pelestarian benda

cagar budaya di daerah ini.

3.4 Revisi-revisi Rencana Tata Ruang di Kota MalangRencana – rencana yang terkandung didalam Revisi RTRW Kota Malang

ini dilaksanakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun setelah Revisi RTRW ini di

Perda-kan. Adapun tahapan waktu perencanaan Revisi RTRW Kota Malang ini

sebagai berikut :

Tahun 1998/1999 – 2001 adalah penyusunan Revisi RTRW Kota Malang

sampai penetapan RTRW dalam Peraturan Daerah.

Tahun 2001 - 2005 adalah program tahap I .

Tahun 2006 - 2010 adalah program tahap II

23

Page 24: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

Beberapa pertimbangan digunakan dalam merevisi tata ruang Kota Malang

antara lain:

1. Perkembangan kota yang pesat

Perkembangan kota terkadang luput dari perencanaan, sehingga menyebabkan

rencana terkadang luput dari perencanaan, sehingga menyebabkan rencana

terkadang luput dari perencanaan, sehingga menyebabkan rencana tata ruang

tidak mampu menangkap dinamika perkembangan kota.

2. Pelanggaran terhadap produk hukum

Sudah merupakan hal yang biasa bahwa produk perencanaan tata ruang sebagian

besar hanya menjadi acuan di atas kertas. Tak jarang, beberapa peruntukan tidak

sesuai dengan rencana.

3. Penyesuaian dengan UU yang ada

Penataan kota yang lebih otonom dipicu oleh adanya UU no. 22/1999 tentang

pemerintahan daerah dan UU No. 25/1999 tentang perimbangan keuangan Pusat.

Hal ini memberikan dampak berupa kemandirian kota, keterbatasan SDM, dan

kecenderungan pemekaran daerah.

24

Page 25: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

BAB IV KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari makalah ini antara lain;

1. Produk perencanaan atau dokumen perencanaan merupakan hasil dari proses

perencanaan yang diolah sedemikian rupa menjadi sebuah rencana.

2. Perkembangan produk perencanaan di kota Malang berawal dari RIK (Rencana

Induk Kota) (periode 1974-1990), terus berganti jadi RUTRK (1990-1991),

hingga menjadi RTRW, RDTRK, RTRK sampai saat ini (1993-2010).

3. Kota Malang berbentuk seperti pita memanjang (ribbon shaped cities), untuk

mengendalikan perubahan bentuk kota yang cenderung memanjang ke utara,

pihak kotamadya Malang antara tahun 1917 sampai 1929 mengeluarkan delapan

buah rencana perluasan kota. Antara tahun 1914-1916 perencanaan lebih pada

peningkatan sarana dan prasarana kota. Pihak kotamadya mengatur perencanaan

perluasan kota tersebut yang dibagi menjadi 8 bagian. Yang masing-masing

disebut sebagai BOUWPLAN.

4. Rencana – rencana yang terkandung didalam Revisi RTRW Kota Malang ini

dilaksanakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun setelah Revisi RTRW ini

di Perda-kan.

5. Beberapa pertimbangan digunakan dalam merevisi tata ruang Kota Malang

antara lain:

penyesuaian dengan UU yang ada, pelanggaran terhadap produk hukum, dan

perkembangan kota yang pesat.

25

Page 26: Perkemb. RTR Kota Malang.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Petunjuk “WISATA SEJARAH KABUPATEN MALANG”, Lingkaran Studi

Kebudayaan Malang 2000, Oleh : Agus Sunyoto.

2. Tugas Akhir “IDENTIFIKASI STADIA PERKEMBANGAN KOTA

MALANG, Ditinjau dari sejarah Hindia Belanda sampai dengan masa setelah

Indonesia Merdeka, Disusun oleh : Theodora Kusuma Wardhani, Tahun 2000,

Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Nasional Malang.

3. “Sejarah Arsitektur Kolonial Belanda di Malang”, 1996, LPPM UNKRIS

PETRA Surabaya dan Penerbit ANDI Yogjakarta, Ir. Handinoto, Ir. Paulus

Suhargo, M Arch.

4. “Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang Tahun 1993/1994 –

2003/1004”, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Daerah Tingkat II

Kabupaten Malang.

5. “Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang Tahun 1998/1999 –

2008/2009”, Badan Perencanaan Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Malang.

6. Ibukota Daerah Tingkat II Kabupaten Malang, Buku Suplemen Rencana Induk

(Master Plan) Pengembangan Daerah Tingkat II Kabupaten Malang kerjasama

antara Unibraw dengan Pemerintahan Daerah Tingkat II Kabupaten Malang,

1980.

26