perkebunan2

33
LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN HASIL PERKEBUNAN Oleh : Nama : Putri Rizqi Zulhiyati NRP : 123020169 Kelompok : H No. Meja : 3 (tiga) Assisten : Fajar Eka Prabawa Tanggal Percobaan : 21 Oktober 2014 LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

description

PBP

Transcript of perkebunan2

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

HASIL PERKEBUNAN

Oleh:

Nama

: Putri Rizqi ZulhiyatiNRP

: 123020169Kelompok

: HNo. Meja

: 3 (tiga)

Assisten

: Fajar Eka PrabawaTanggal Percobaan: 21 Oktober 2014

LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2014I. PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan

1.1 Latar Belakang PercobaanBahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang pemakainya, baik digunakan untuk merokok (furnitori), menyirih (mastikatori) ataupun dalam minuman. Yang termasuk bahan penyegar antara lain kopi, teh coklat, tembakau, sirih, kola, candu, dan ganja. Pada umumnya bahan-bahan tersebut mengandung zat perangsang yang termasuk golongan alkaloid (Muchtadi, 2014)

Dikenal 2 jenis kopi utama yaitu coffea robusta, dan coffea Arabica. Disamping itu ada jenis kopi lain yaitu coffea laberica. Jenis C. Robusta tahan terhadap serangan jamur karat.

Terdapat beberapa jenis coklat antara lain : criollo, forastero, calabacilio, angoleto, cundeamur, amelonado, dan trinitario.1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik perkebunan adalah untuk mengetahui struktur dan sifat dari berbagai hasil perkebunan

Tujuan dari percobaan analisis kafein adalah untuk mengetahui kadar kafein hasil perkebunan.

Tujuan dari percobaan penentuan kadar sari adalah untuk mengetahui jumlah kadar sari dalam bahan pangan sehingga dapat diketahui mutu organoleptic dari seduhan bahan pangan tersebut

Tujuan dari percobaan penentuan kadar tannin adalah untuk mengetahui kadar tannin dalam teh.

1.3 Prinsip PercobaanPrinsip dari percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik umbi-umbian adalah berdasarkan pada karakteristik fisik dari hasil perkebunan yang dilihat dari hasil perkebunan yang dilihat dari bentuk, warna, struktur, biji, dan aroma.

Prinsip dari percobaan analisis kafein adalah berdasarkan kafein yang bersifat basa monosidik yang dapat terpisah dengan penguapan air serta penambahan asam dan basa sehingga membentuk garam yang stabil.

Prinsip dari percobaan kadar sari adalah berdasarkan jumlah bahan yang larut apabila bahan tersebut diekstrak dengan air panas.

Prinsip dari percobaan kadar tanin adalah berdasarkan pengoksidasian tanin oleh KmnO4.

II. METODOLOGI PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan-bahan yang digunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode percobaan.

2.1. Bahan-bahan yang digunakanBahan-bahan yang digunakan dalam percobaan hasil perkebunan adalah buah kakao, teh hijau walini, cocoa windmolen, dan teh sariwangi, KOH 1%, H2SO4, kloroform, MgO, aquadest, gelatin, indigo, NaCl, dan KMnO4.2.2. Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan hasil perkebunan adalah jangka sorong, gelas kimia, talenan, pisau, baskom, mikroskop, parutan, oven, neraca digital, buret, oven, corong, labu takar, labu erlenmeyer dan cawan.

2.3. Metode Percobaan1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Hasil Perkebunan

Gambar 1. Pengamatan Sifat Fisik dan Struktur

Prosedur pengamatan sifat fisik dan struktur hasil perkebunan adalah hasil perkebunan diamati dari segi bentuk, ukuran, berat, warna, pencoklatan yang terjadi, dan struktur jaringannya (diamati bentuk irisan melintang dan membujur).2. Analisis Kafein

Gambar 2. Analisis kafein

Sampel yang telah ditambahkan MgO dan Aquadest direfluks selama 75 menit, kemudian didinginkan sebelum ditanda bataskan, setelah ditanda bataskan saring ampas dan ambil filtratnya sebanyak 150 mL dan tambahkan H2SO4 kemudian didihkan sampai volume menjadi 50 mL dan tambah kloroform dan KOH dikocok sampai tidak timbul gas dan cairan tepisah, kemudian ditampung di erlenmeyer dan di ekstrak kembali sebanyak 2 kali dan kemudian residunya diuapkan, kemudian keringkan dalam oven dan timbang kafein kering.3. Penentuan Kadar Sari

Gambar 3. Penentuan Kadar Sari

Langkah awal sampel larutkan dengan aquadest kemudian setelah itu ditimbang dan dipanaskan dalam keadaan teerbuka selama 45 menit, selanjutnya pemanasan dilanjutkan dalam keadaan tertutup dengan waktu 5 menit setelah itu didinginkan dan ditambahkan aquadest sampai beratnya sama seperti sebelum dipanaskan kemudian saring ampas, dan panaskan 25 mL filtrat, kemudian dikeringkan dalam oven selama 1 jam , dan hitung hasil akhirnya.4. Penentuan Kadar Tanin

Gambar 4. Penentuan kadar Tanin

Sampel dilarutkan dalam 200 mL aquadest kemudian dipanaskan dan didinginkan untuk selanjutnya di tandabataskan, kemudian filtrate dilarutkan dengan gelatin, NaCl, dan Kaolin kemudian ditanda bataskan dan ampas disaring kembali dan diambil filtratnya sebanyak 10 mL dan ditambahkan aquadest dan indigo, kemudian di titrasi dengan KMnO4 0,01 N lihat titik akhir titrasi perubahan warna menjadi merah muda/kuning muda.III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan, (2) Pembahasan.

3.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan pengamatan struktur dan sifat fisik umbi-umbian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik

KeteranganHasil

SampelBuah Kakao

Bentuk

UkuranDiameter15725 mm

Panjang8007,5 mm

WarnaKulitKuning bercak coklat

DagingPutih

BijiUngu

StrukturMembujur

Melintang

Sumber : Kelompok H, Meja 3, (2014)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Analisis Kafein

KeteranganHasil

SampelTeh Sariwangi

Berat sampel2 gram

Berat cawan38,69 gram

Berat cawan + sampel38,70 gram

Berat kafein0,01 gram

Kadar kafein2,9%

Sumber : Kelompok H, Meja 3, (2014)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Analisis Kadar Sari

KeteranganHasil

SampelThe Hijau Walini

Berat sampel5 gram

Berat cawan konstan27,9 gram

Berat sampel + Aquadest + Erlenmeyer211,3 gram

Berat cawan + sampel (sebelum dikeringkan)47,2 gram

Berat Cawan + sampel (setelah dikeringkan)28,0 gram

Berat Residu0,1 gram

% kadar sari8%

Sumber : Kelompok H, Meja 3, (2014)

Tabel 4. Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Tanin

KeteranganHasil

SampelCocoa Windmolen

Berat sampel (Ws)3 gram

N KMnO40,01 N

V KMno4(a) 1,25 mL (b) 1,35 mL

% Kadar Tanin4,5%

Sumber : Kelompok H, Meja 3, (2014)

3.2. Pembahasan

Berdasarakan percobaan fisik dan struktur terhadap kakao didapatkan hasil memiliki warna kulit kuning dengan bercak cokelat dan warna daging putih serta biji yang berwarna ungu, bentuknya oval, ukuran (panjang 8007,5 mm dan diameter 15725 mm), aromanya memiliki aroma seperti sirsak.

Pada uji analisis kafein dengan sampel teh sariwangi didapatkan kadar kafein sebesar 2,9%, dengan sampel sebanyak 2 gram.

Berdasarkan percobaan penentuan kadar sari pada sampel teh hijau walini didapatkan kadar sari sebesar 8%.

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar tanin dengan sampel cocoa windmolen didapatkan hasil kadar tanin 4,5%.

Coklat (theobroma cacao L.) diperoleh dari buah tanaman coklat. Berdasarkan bentuk dari buahnya dibedakan atas jenis criollo, yang bentuknya agak memanjang dan jenis forastero yang bentuknya agak bulat. Selain dari bentuknya, jenis criollo dan forastero dibedakan berdasarkan pada warnanya dimana kriolo tidak berwarna sedangkan forastero berwarna berwarna ungu muda. Pada umumnya mutu coklat forastero lebih rendah daripada coklat crillio (Muchtadi, 2013).Taksonomi buah kakao yaitu:

Gambar 5. Taksonomi Buah Kakao

Mutu kakao berdasarkan bijinya :

UkuranJumlah Biji/100 Gram

AAMaks 85

AMaks 100

BMaks 110

CMaks 120

S>120

(Sumber: SNI 01-2323-1991)

Buah coklat biasanya mengandung 30-40 biji yang tertutup oleh pulp yang berlendir. Pulp segar umumnya berwarna putih susu, lunak, dan berlendir. Bagian pulp ini sebenarnya adalah bagian dinding buah yang melekat pada epidermis kulit biji (Muchtadi, 2013).Buah kakao yang sehat dan bentuknya normal dengan ciri-ciri: tidak mengkerut, tidak berbintik hitam serta masih utuh (Anonim, 2014).

Theobromin merupakan alkaloid pada coklat yang mempunyai efek merangsang. Dengan demikian kadar theobromin pada produk coklat merupakan parameter yang penting sebagai bahan penyegar. Disamping itu coklat juga mengandung kafein seperti pada teh dan kopi (Muchtadi, 2013).Jenis-jenis coklat dan perbedaannya :

1. Criollo: - Biji tidak berwarna Buah berwarna merah atau kuning Buah bertonjolan Bau dan rasanya lebih baik dari jenis lainnya

2. Forastero: - Biji berwarna ungu Ukuran lebih besar dari criollo Buah berwarna kuning Bau kurang baik Rasa agak pahit Kulit buah licin

3. Trinitario: - Cirinya hampir sama dengan criollo

(Muchtadi, 2013).

Aplikasi bidang pangan pada coklat adalah untuk makanan cemilan, dan juga sebagai bahan pelengkap dalam pembuatan kue, juga sebagai bahan pelengkap dari berbagai macam bentuk pastry.

Kafein merupakan alkaloid utama yang terdapat pada kopi dan teh. Adanya kafein inilah maka teh dan kopi digolongkan dalam bahan penyegar karena kafein memberikan efek merangsang pada jaringan tubuh manusia maupun hewan. Jadi kafein merupakan komponen penting pada produk kopi dan teh (Muchtadi, 2013).Kafein dapat larut dalam air, mempunyai aroma wangi tetapi rasanya sangat pahit. Kafein bersifat basa monoacidic yang lemah dan dapat memisah dengan penguapan air. Dengan asam, kafein akan bereaksi membentuk garam yang tidak stabil. Sedangkan reaksi kafein dengan basa akan membentuk garam yang stabil. Kafein mudah terurai dengan alkali panas membentuk kafeidin (Muchtadi, 2013).Kafein berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alcohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk obat-obatan. Senyawa ini dapat mempengaruhi system syaraf pusat otot dan ginjal. Pengaruhnya terhadap system syaraf pusat adalah membuat keadaan seperti mencegah rasa kantuk, menaikkan daya tangkap panca indera, mempercepat daya piker dan mengurangi rasa lelah. Contoh bahan pangan yang mengandung kafein diantaranya kopi dan teh (Muchtadi, 2013).Dalam analisis kafein yang kami lakukan sampel yang kami dapatkan adalah teh sariwangi. Teh wangi adalah teh yang merupakan hasil pengolahan pucuk dan muda teh yang diolah tanpa proses fermentasi serta diberi bahan pewangi yang disukai oleh konsumen. Kualitas teh wangi ditentukan oleh adanya unsur-unsur rasa pahit, sepet, mantap, dan harum (bunga) pada air seduhannya. Unsur-unsur ini dapat dipakai sebagai gambaran bahwa teh wangi berasal dari teh hijau mutu tinggi yang diwangikan dengan bunga yang cukup dan proses penyerapan aroma bunga berjalan secara sempurna (Setyamidjaja, 2000).

Syarat-syarat mutu teh wangi Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Mutu Superior

1. Bentuk: daun tergulung seragam

2. Warna: kehitam-hitaman

3. Aroma: wangi

4. Rasa air seduhan : strength (kepekatan dan kesegaran terasa)

b. Mutu I

1. Bentuk: campuran daun tergulung dan terbuka, dengan perbandingan daun yang tergulung lebih banyak

2. Warna: kehitam-hitaman

3. Aroma: cukup wangi

4. Rasa air seduhan : cukup strength

(Setyamidjaja, 2000).

Dalam proses banyak larutan yang diguakan, fungsi dari masing-masing bahan yaitu, MgO untuk membentuk garam yang stabil karena sifatnya yang basa. Kafein dicampurkan dengan basa akan membentuk garam yang stabil. Fungsi H2SO4 yaitu untuk menghidrolisis kafein., kemudian kloroform berfungsi untuk mengekstrak kafein, dan KOH berfungsi untuk membentuk kristal kafeinat.

Fungsi dari refluks pada metode analisa kafein yaitu untuk mencegah hilangnya senyawa-senyawa volatile, sedangkan fungsi pendidihan hingga volume 50 mL yaitu untuk pemekatan kafein.

Penggunaan kloroform dilakukan secara bertahap karena proses ekstraksi yang dilakukan pada analisis kafein ini adalah ekstraksi bertahap. Ekstraksi bertahap dilakukan dengan selalu mengganti pelarut pada setiap tahap sampai proses ekstraksi selesai.Ekstraksi bertahapmerupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan (Phantasii, 2013).Ekstraksi cair-cair sangat berguna untuk memisahkan analit yang dituju dari pengganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut yang tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase yang lain adalah pelarut organic. Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan ditemukan di dalam fase air, sementara senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut organik. Analit yang terekstraksi ke dalam pelarut organik akan mudah diperoleh kembali dengan cara penguapan pelarut, sementara analit yang masuk ke dalam fase air seringkali diinjeksikan secara langsung ke dalam kolom (Anonim, 2010).Aplikasi analisis kafein dalam bidang pangan, untuk mengetahui kandungan kafein pada sebuah produk kopi atau teh, sehingga nantinya dapat dihasilkan produk teh dan kopi yang baik.Dalam analisis kadar sari yang kami lakukan sampel yang kami dapatkan adalah teh hijau walini. Teh hijau dalam prosesnya tidak diberi kesempatan fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia) biasanya pucuk teh diproses langsung dengan panas. Steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf (daun awalnya), karena itu selain warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin yang relative tinggi.

Proses pengolahan teh hijau yaitu dengan melayukan daun the dengan cara menjemurnya beberapa jam diatas tampah sampai daun tersebut layu, selanjutnya dilakukan pengguungan dengan cara menggilas daun the diatas tampah menggunakan tangan atau kaki sampai sebgian besar cairan sel terperas keluar. Lalu dikeringkan sampai kadarairnya cukup rendah (Muchtadi, 2013).Berikut taksonomi teh hijau :

Klasifikasi teh hijau (camellia sinensis)Regnum: Plantae

Division: Spermatophyta

Calss

: Angiospermae

Subclass: Dicotyledonae

Ordo

: Theales

Family

: Theaceae

Genus

: Camelia

Spesies: Camellia sinensis L

Kadar sari (water extract) atau kadar seduhan adalah jumlah bahan yang larut apabila bahan tersebut diekstrak dengan air panas. Kadar sari ini penting untuk produk bahan penyegar seperti kopi, the dan coklat yang dikonsumsi dalam bentuk seduhan. Kadar sari produk menentukan mutu organoleptik seduhan yang meliputi citarasa, warna, aroma dan kesegaran (Muchtadi, 2013).

Pada pemanasan 45 menit pertama tidak ditutup karena hanya berfungsi untuk mengeluarkan ekstrak kadar sari dari sampel. Sedangkan pada 5 menit kedua ditutup karena dikhawatirkan senyawa volatile dari kadar sari akan menguap.

Setelah proses penguapan harus ditambahkan aquadest sampai berat awal, fungsinya untuk mekarutkan lagi kadar sari yang teruapkan, selain itu untuk mempermudah pada saat penyaringan.

Aplikasi penentuan kadar sari dalam bidang pangan yaitu kita dapat menilai seberapa besar kadar sari yang terdapat pada produk kopi, teh, dan coklat seduhh, sehingga dapat diketahui mutu dari produk tersebut.

Pada penentuan kadar tanin, yang dimaksud dengan tanin adalah komponen penting pada teh dalam menentukan citarasa dan warna seduhan teh. Zat tanin yang banyak terdapat pada pucuk teh memegang peranan penting dalam menentukan warna, rasa, dan aroma teh. Contoh bahan pangan yang mengandung tanin yaitu teh (Muchtadi, 2013).Sampel yang digunakan dalam metode tanin adalah cocoa windmolen, cocoa adalah produk lanjut dari cacao. Cacao adalah buah yang dapat diolah menjadi sebuah produk, tetapi kemudian diolah dengan cara mereduksi ukuran dan dilakukan pengayakan sehingga menjadi cocoa, dan setelah menjadi produk jadi dinamakan coklat.

Buah coklat yang masak mempunyai kulit tebal dan berisi 30-40 biji yang dikelilingi oleh pulp yang berlendir. Biji coklat terdiri dari dua bagian utama yaitu biji (testa) dan keping biji (Muchtadi, 2013).

Fungsi tiap larutan antara lain gelatin berfungsi untuk mengikat tanin, NaCl berfungsi untuk untuk mencegah pelarutan gelatin yang berlebih apabila pelarutan terus berlanjut maka gelatin akan terus mengikat tanin, kemudian fungsi serbuk kaolin adalah untuk mengikat zat selain tanin, larutan indigo berfungsi sebagai indicator. Larutan indigo ini boleh tidak ditambahkan apabila sampel jernih sehingga titik akhir titrasi akan berwarna merah muda. Serta fungsi KMnO4 adalah untuk mengoksidasi tanin.Permanganometrimerupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya (Hapsari, 2012).Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi (Fajrul,2014).Satu tetes 0,1 N permanat memberikan warna merah muda yang jelas pada volumen dari larutan yang biasa dipergunakan dalam titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengidentifikasi kelebihan reagen tersebut. Permanganat menjalani beragam reaksi kimia, karena mangan dapat hadir dalam kondisi-kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejulah MnO2 (Fajrul, 2014).IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan percobaan fisik dan struktur terhadap buah kakao yaitu memiliki warna kulit kuning bercak cokelat dan warna daging putih serta biji yang berwarna ungu, bentuknya oval, ukuran (panjang 8007,5 mm dan diameter 15725 mm), aromanya memiliki aroma khas seperti sirsak.

Kesimpulan pada uji analisis kafein dengan sampel teh sariwangi didapatkan kadar kafein sebesar 2,9%.

Kesimpulan percobaan penentuan kadar sari pada sampel coteh hijau walini didapatkan kadar sari sebesar 8%.

Kesimpulan penentuan kadar tanin dengan sampel cocoa windmolen didapatkan hasil kadar tanin sebesar 4,5%.

4.2. Saran

Sebaiknya sebelum praktikum dimulai praktikan memahami materi praktikum sehingga saat praktikum berjalan dengan baik, dan sebaiknya praktikan bekerja lebih gesit.V. DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. Ekstraksi cai-cair. Diakses tanggal 23 Oktober 2014. Lansida.blogspot.com/2010/08/ekstraksi-cair-cair.html.Anonim. 2014. Panen dan Pengolahan Benih Kakao. Diakses tanggal 23 Oktober 2014. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/panen-dan-pengolahan-benih-kakao.Fajrul. 2014. Permanganometri. Diakses tanggal 23 Oktober 2014. http://www.academia.edu/7838808/Permanganometri.Hapsari, Julialina., 2012. Titrasi Permanganometri. Diakses tanggal 23 Oktober 2014. julialinahapsari.wordpress.com/2012/06/12/titrasi-permanganometri/Muchtadi, T., R., Sugiyono., Ayustaningwarno, F., 2013. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta. Bandung.Phantasii. 2013. Ekstraksi. Diakses tanggal 23 Oktober 2014. http://phantasii.blogspot.com/2013/10/ekstraksi.html.Setyamidjaja, Djoehana., 2000. The Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Diakses tanggal 23 Oktober 2014. http://books.google.co.id/books?id=KGXjfmDxo28C&pg=PA151&lpg=PA151&dq=mutu+teh+wangi&source=bl&ots=q8T_YzvtSd&sig=V9aUergaiTaCZGnABM7fH1bNsEw&hl=en&sa=X&ei=3g9DVIymFILbmAXV64KgDQ&ved#v=onepage&q=mutu%20teh%20wangi&f=false.LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Analisis Kafein

Berat sampel

: 2 gram

Berat kafein

: 0,01 gram

Berat cawan

: 38,69 gram

Berat cawan + sampel : 38,70 gram

Kadar kafein

: X 100 %

: X 100 %

: 2,9%

2. Penentuan Kadar SariBerat Sampel

: 5 gram

Berat cawan konstan

: 27,9 gram

Berat cawan + Aquadest + Erlenmeyer: 211,3 gram

Berat cawan + sampel (sebelum dikeringkan): 47,2 gram

Berat cawan + sampel (setelah dikeringkan) : 28,0 gram

Berat residu : berat cawan+sampel (setelah dikeringkan) berat cawan konstan

: 28,0 gram 27,9 gram

: 0,1 gram

% Kadar Sari: X X 100 %

: X X 100 %

: 8%3. Penentuan Kadar TaninBerat sampel

: 3 gram

N KMnO4

: 0,01 N

V KMnO4

: (a) 1,25 mL (b) 1,35 mL

% Kadar Tanin: X 100 %

: X 100 %

: 4,5%